feminisme - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/feminisme Tue, 31 Oct 2023 07:51:03 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico feminisme - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/feminisme 32 32 6 Jenis Aliran Feminisme https://haloedukasi.com/jenis-aliran-feminisme Tue, 31 Oct 2023 07:51:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46285 Feminisme adalah suatu gerakan dan paham yang diperkenalkan pada akhir abad ke-18 agar kaum perempuan mendapatkan keadilan dan kesetaraan gender. Patriarki adalah akar dari masalah yang kemudian memunculkan gerakan feminisme; sebab dengan adanya sistem patriarki, kaum pria menjadi sangat dominan dalam berbagai aspek kehidupan. Ketentuan hukum yang berlaku di masyarakat pun lebih memihak kepada pria […]

The post 6 Jenis Aliran Feminisme appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Feminisme adalah suatu gerakan dan paham yang diperkenalkan pada akhir abad ke-18 agar kaum perempuan mendapatkan keadilan dan kesetaraan gender. Patriarki adalah akar dari masalah yang kemudian memunculkan gerakan feminisme; sebab dengan adanya sistem patriarki, kaum pria menjadi sangat dominan dalam berbagai aspek kehidupan.

Ketentuan hukum yang berlaku di masyarakat pun lebih memihak kepada pria karena status yang lebih tinggi, sedangkan perempuan selalu berada di bawah. Ketidakadilan akan penindasan maupun eksploitasi kaum perempuan oleh pihak yang berkuasa (kaum pria) menjadi alasan feminisme berkembang hingga abad ke-20.

Perjalanan dan perjuangan para feminis tidak selalu berjalan mulus dan bahkan cenderung terjal. Terdapat pihak-pihak yang pasti akan mengritik dan bahkan melawan feminisme, namun gerakan sosial sekaligus ideologi ini tetap maju.

Perkembangan feminisme dapat terlihat dari adanya berbagai aliran yang muncul sehingga membawa pandangan sekaligus gerakan feminis, yaitu sebagai berikut.

1. Feminisme Liberal

Feminisme liberal termasuk dalam feminisme gelombang pertama dari abad ke-19 yang memperkenalkan paham kebebasan bagi wanita untuk memiliki peran dan hak seimbang dengan pria. Pada aliran feminisme liberal, kaum perempuan berfokus pada perjuangan untuk mencapai kesetaraan pendidikan dengan pria, tak terkecuali dalam hal perlakuan dan hak.

Perempuan tidak seharusnya ditindas karena perempuan pada dasarnya diciptakan setara dan sama dengan para pria; Mary Wollstonecraft mengangkat pembahasan ini dalam bukunya yang berjudul Vindication of Right of Woman.

2. Feminisme Radikal

Masih pada abad ke-19, terutama pada masa pertengahan, feminisme radikal muncul mengusung ide penuntutan kesetaraan kedudukan antara perempuan dan pria. Gagasan utama feminisme radikal adalah memisahkan hak-hak perempuan dan menjadikan kedudukannya di dalam tatanan sosial sama dengan pria.

3. Feminisme Marxis

Aliran feminisme Marxis timbul dengan dasar ketidakadilan yang dialami kaum perempuan karena paham kapitalisme. Paham kapitalisme pada masa itu menyebabkan kaum perempuan dalam kehidupan sosial lebih tertinggal daripada pria karena kaum pria pun lebih mendominasi pada segala aspek.

Kedudukan pria pada zaman dulu tak dapat dipungkiri pun jauh lebih tinggi dan memegang kontrol dalam seluruh program daripada perempuan.

4. Feminisme Sosialis

Setelah feminisme Marxis, feminisme sosialis muncul dengan pandangan yang kontras terkait efek paham kapitalisme sebagai penyebab ketertinggalan kaum perempuan. Bagi penganut paham feminisme sosialis, kaum perempuan yang berkedudukan lebih rendah dan cenderung di bawah pria bukan disebabkan paham kapitalisme karena jauh dari sebelum paham ini ada, perempuan sudah dianggap rendah.

5. Feminisme Anarkis

Aliran feminisme anarkis dianggap sebagai feminisme dengan paham paling ekstrem karena tujuan utama gerakan ini adalah untuk menghancurkan kaum pria. Kaum feminisme anarkis meyakini bahwa kaum pria adalah sumber dan akar dari segala masalah (eksploitasi dan penindasan) kaum perempuan.

Oleh karena alasan tersebut, kaum feminisme anarkis berniat bahkan tidak hanya menghancurkan pria, tapi juga negara (dapat dikarenakan kaum pria selalu berkedudukan paling atas dan sebagai pemegang kendali dalam berbagai aspek).

Tujuan akhir dari feminisme anarkis adalah membuat kekuasaan utama jatuh pada kaum perempuan sehingga dalam tatanan sosial pria menjadi lebih rendah daripada perempuan.

6. Feminisme Post Modern

Feminisme post modern adalah aliran feminisme yang hingga kini eksis di tengah masyarakat kita dengan menjunjung pemikiran dan gerakan menolak kekuasaan dominasi dan hal-hal yang sifatnya mutlak. Perempuan masa kini yang memiliki kebebasan mengutarakan pendapat, tidak lagi terkungkung dalam pemikiran-pemikiran sempit, dan dapat menjadi apapun yang mereka inginkan adalah bentuk dari feminisme post modern.

The post 6 Jenis Aliran Feminisme appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Teori Feminisme Menurut Para Ahli https://haloedukasi.com/teori-feminisme-menurut-para-ahli Tue, 31 Oct 2023 07:31:41 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46338 Gerakan feminisme berawal dari posisi perempuan di tengah masyarakat yang dianggap rendah dan cenderung dipandang sebelah mata karena dominasi posisi dan kekuasaan pria. Elizabeth Cady Stanton dan Susan B. Anthony di New York pada tahun 1800-an adalah yang pertama kali membentuk gerakan sosial penuntutan penyamarataan hak perempuan dan laki-laki ini. Masyarakat kita lebih mengenal bentuk […]

The post 7 Teori Feminisme Menurut Para Ahli appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Gerakan feminisme berawal dari posisi perempuan di tengah masyarakat yang dianggap rendah dan cenderung dipandang sebelah mata karena dominasi posisi dan kekuasaan pria. Elizabeth Cady Stanton dan Susan B. Anthony di New York pada tahun 1800-an adalah yang pertama kali membentuk gerakan sosial penuntutan penyamarataan hak perempuan dan laki-laki ini.

Masyarakat kita lebih mengenal bentuk feminisme sebagai emansipasi wanita, yakni ketika peran dan hak antara wanita dan pria seimbang tanpa adanya diskriminasi dan penindasan lagi. Namun menurut satu ahli dan ahli lainnya, definisi feminisme pemahaman dan pemahamannya sedikit berbeda-beda seperti berikut.

1. Mary Wollstonecraff

Pada tahun 1972, Mary Wollstonecraff mempublikasikan bukunya yang berjudul Vindication of Right of Woman yang membahas tentang feminisme. Menurutnya dalam buku tersebut, gerakan emansipasi wanita adalah arti sesungguhnya dari feminisme.

Bertujuan untuk tidak lagi menerima perbedaan derajat antara perempuan dan pria. Gerakan feminisme adalah suatu upaya dalam memperbaiki kedudukan perempuan agar setara dengan pria di masyarakat.

2. Najmah dan Khatimah Sai’dah

Feminisme merupakan upaya menuntut agar hak antara kaum perempuan dan pria disamaratakan. Gerakan upaya tersebut merupakan hasil dari kesadaran perempuan yang mengalami eksploitasi hingga penindasan agar kondisi dapat diubah secara lebih adil.

Eksploitasi dan penindasan terhadap perempuan sendiri sering dijumpai tidak hanya di tengah masyarakat umum ataupun di tempat-tempat kerja, tapi juga bahkan di dalam keluarga.

3. June Hannam

Definisi feminisme oleh seorang dosen di University of the West of England bernama June Hannam adalah suatu pengakuan adanya peranan sekaligus kekuatan yang tidak seimbang antara perempuan dan pria. Namun, menurut Hannam perubahan dapat terjadi untuk perempuan dan pria memiliki kesetaraan posisi di kehidupan sosial dan perempuan juga bisa lebih mandiri.

Kaum perempuan yang kerap dieksploitasi dan didominasi oleh pria tidak lagi perlu khawatir karena gerakan feminisme mendukung kemandirian perempuan. Kondisi kebergantungan perempuan terhadap pria dalam segala aspek dapat berubah sehingga perempuan tidak lagi harus mengalami penindasan atau berada di posisi lebih rendah daripada pria.

4. Mansour Fakih

Feminisme merupakan gerakan sosial yang dibentuk karena adanya kesadaran akan eksploitasi, penindasan dan tindak kekerasan lainnya terhadap kaum perempuan. Tidak hanya merupakan sebuah kesadaran dan pemikiran untuk mengangkat hak perempuan, feminisme juga gerakan upaya untuk mengatasi eksploitasi dan penindasan perempuan tersebut.

5. Maggi Humin

Feminisme adalah kumpulan gagasan yang bertujuan melepaskan kaum perempuan dari kondisi yang membuat mereka terus berada di bawah pria. Gerakan feminisme adalah bentuk upaya membebaskan perempuan dari ketidakadilan yang mereka alami di masyarakat.

6. Yubahar Ilyas

Feminisme merupakan kesadaran kaum perempuan bahwa mereka mengalami ketidakseimbangan dalam pembagian hak dan peran di masyarakat dan bergerak untuk mewujudkan perubahan yang lebih baik. Ketidakseimbangan tersebut umum terjadi di dalam lingkungan sosial dan bahkan di dalam lingkup keluarga sendiri.

7. Vera Mackie

Feminisme menurut Vera Mackie melalui bukunya yang bertajuk “Feminism in Modern Japan” (2003) adalah sebuah kesadaran sekaligus perjuangan untuk penyamarataan hak antara kaum perempuan dan kaum pria. Perjuangan yang dilakukan kaum feminis di Jepang saat paham dan pengaruh feminisme menyebar di tahun 1870-an terdiri dari berbagai macam hal.

Setelah penyebaran feminisme di Jepang, sekitar 100 tahun kemudian feminisme lebih jauh berkembang melalui proses eksplorasi sejarah dan berbagai faktor penyebab kaum perempuan ada di posisi yang selalu dirugikan.

Jepang sendiri dikenal sebagai negara kapitalis dan industrialisasi modern, maka ketika modernisasi semakin berkembang di negara tersebut, kaum feminis mengubah situasi dan kondisi kaum perempuan melalui berbagai macam strategi sebagai bentuk perlawanan.

Perkembangan gerakan feminisme di Jepang dimulai pada tahun 1970-an dengan semakin aktifnya para kaum feminis. Upaya perjuangan emansipasi perempuan di sana adalah melalui berdirinya berbagai gerakan perempuan, penerbitan artikel terkait kesetaraan gender, hingga penyelenggaraan kongres perempuan agar penyuaraan pendapat sekaligus harapan para perempuan terealisasikan.

Paham, pengaruh, dan gerakan feminisme terus berkembang seiring waktu ditambah dengan kemunculan beberapa jenis aliran feminisme yang bermula dari abad ke-18 hingga saat ini.

The post 7 Teori Feminisme Menurut Para Ahli appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Teori Sosiologi Feminisme https://haloedukasi.com/teori-sosiologi-feminisme Thu, 26 Oct 2023 09:24:16 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46177 Istilah feminisme sangat identik dengan girl power atau kekuatan perempuan yang dianggap kesetaraan gender oleh para perempuan namun juga dianggap sebagai ketidakadilan oleh banyak pria. Feminisme sendiri adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Prancis, yakni feminin dan memiliki arti “bersifat kewanitaan/perempuan”. Memperjuangkan segala hak perempuan adalah tujuan utama dari gerakan feminisme, entah dalam hal ideologi, […]

The post 4 Teori Sosiologi Feminisme appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Istilah feminisme sangat identik dengan girl power atau kekuatan perempuan yang dianggap kesetaraan gender oleh para perempuan namun juga dianggap sebagai ketidakadilan oleh banyak pria. Feminisme sendiri adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Prancis, yakni feminin dan memiliki arti “bersifat kewanitaan/perempuan”.

Memperjuangkan segala hak perempuan adalah tujuan utama dari gerakan feminisme, entah dalam hal ideologi, bidang sosial,kehidupan ekonomi, maupun hal-hal berbau politik. Perjuangan tersebut merupakan bentuk penuntutan para perempuan agar mencapai emansipasi.

Adanya emansipasi membuat para perempuan dianggap sama, setara dan adil dengan hak-hak yang para pria miliki. Dengan adanya gerakan ini, pandangan serta perlakuan tidak adil dari para laki-laki terhadap perempuan diharapkan dapat memudar.

Oleh sebab itu, timbul kemudian beberapa teori sosiologis feminisme seperti :

1. Teori Fungsionalisme Sosial-Makro

Seperti namanya, teori ini tidak berfokus pada hal-hal kecil dan terlalu detail pada kehidupan sosial masyarakat, tapi melihat pada skala lebih besar dengan pembagian individu-individu menjadi banyak kelompok.

Sosial makro berkonsentrasi pada kajian level struktur dalam masyarakat alih-alih membahas peran dan perilaku individu atau kelompok kecil; terkait feminisme, teori ini berlaku untuk melihat sisi perempuan secara kelompok besar.

2. Teori Analisis Konflik

Teori analisis konflik mengedepankan kajian konflik nyata yang benar-benar terjadi di dalam masyarakat baik dalam kelompok kecil maupun besar. Tidak hanya melihat dan membahas, teori analisis konflik juga mencoba memahami menggunakan berbagai sudut pandang terhadap konflik-konflik tersebut untuk kemudian memutuskan sebuah tindakan pemecahan masalah.

Terkait feminisme, teori analisis konflik menyatakan adanya ketidakadilan antara perempuan dan pria. Penyebab utama ketidakadilan adalah penindasan kaum perempuan oleh kaum pria di mana kaum perempuan diposisikan sebagai kelas yang lebih rendah dan kaum pria adalah kaum yang lebih dominan dan berkuasa terkait hal produksi.

Bukan disebabkan oleh faktor biologis, ketidakadilan gender terjadi ketika kaum perempuan direndahkan dan selalu berada di posisi kurang menyenangkan. Contohnya, hubungan suami istri yang tidak menerapkan kerja sama dalam hubungan, tapi lebih kepada pemeras dan yang diperas atau tuan dan hambanya.

3. Teori Sistem Dunia Neo-Marxian

Teori Neo-Marxian atau Neo-Marxisme dalam kaitannya dengan feminisme memandang dari sisi produksi, di mana kaum perempuan tertindas karena diskriminasi, eksploitasi, dan opresi (melalui keberadaan kapitalisme) yang dilakukan oleh pihak yang berkuasa.

Menurut Sharon Smith di tahun 2013 sebagai salah seorang penganut feminisme Marxis, kaum perempuan perlu terlibat produktif dalam kegiatan ekonomi yang sistemnya terencana secara matang agar bebas dari ketertindasan.

4. Teori Interaksionisme Simbolik dan Etnometodologi

Keduanya merupakan teori sosial mikro di mana teori interaksionisme simbolik memandang gender sebagai peran penting untuk kehidupan sosial sehari-hari. Teori ini menggambarkan interaksi antar individu melalui simbol-simbol yang memanifestasikan gender.

Simbol-simbol yang dimaksud dapat memandu interaksi sehari-hari adalah gaya bicara, gestur tubuh, model pakaian, dan aroma tubuh. Sementara itu, etnometodologi lebih kepada pembahasan yang tidak hanya berfokus pada interaksi sosial, tapi juga realita sosial yang ada dan nampak sehari-hari di tengah masyarakat.

Etnometodologi melihat bagaimana individu atau suatu kelompok bertindak untuk mengungkapkan dan memberi penjelasan mengenai kehidupan mereka secara nyata. Teori ini kerap digunakan untuk mendukung penelitian tentang perubahan perilaku terkait gender, khususnya perlakuan terhadap perempuan dalam kehidupan sosial.

Feminisme diperkenalkan pertama kali oleh Elizabeth Cady Stanton dan Susan B. Anthony di tahun 1848 sebagai sebuah gerakan sosial. Gerakan ini terjadi di Seneca Falls, New York dengan tujuan menuntut hak-hak perempuan yang kala itu masih sangat sulit diperoleh karena ketidakadilan dan ketiadaan penyamarataan hak antara perempuan dan pria.

Dari sejak itu, teori feminisme terus berkembang hingga dibagi menjadi beberapa jenis seiring pula dengan kemunculan para ahli yang mengamati sekaligus terlibat dalam gerakan ini. Teori feminis bersifat mendasar karena meliputi pengamatan peran sosial para perempuan saja.

Namun kemudian teori tersebut semakin berkembang dengan teori berbagai disiplin ilmu yang juga terkait dengan teori sosiologi feminisme. Meski masyarakat awam memahami feminisme sebagai bentuk upaya penyamarataan peran dan hak antara perempuan dan laki-laki serta menghapus diskriminasi antar kedua gender.

Dalam ilmu sosiologi, feminisme pun tidak lepas dari pengkajian. Teori sosiologi feminisme dapat dikatakan sebagai hasil dari berkembangnya teori feminis berdasarkan pengalaman dan sudut pandang perempuan mengenai sistem patriarki (dominasi pria), khususnya tentang objektifikasi perempuan (peran perempuan baik sebagai objek maupun subjek).

Selama ini, perempuan memiliki posisi di bawah atau lebih rendah daripada pria, dominasi pria seperti ini nyatanya berlaku dan cenderung berpengaruh lebih besar dalam kehidupan sosial. Teori sosiologi feminisme merupakan teori pada cabang ilmu baru.

Teori tersebut menjadi wadah bagi perempuan untuk memberi dan menyuarakan gagasannya tentang peran perempuan di masyarakat, baik sebagai objek maupun subjek, sebagai pelaku maupun yang mengetahui, terutama bila dikaitkan dengan posisi pria.

Seiring gerakan feminis yang semakin berkembang hingga menjadi gerakan feminis kontemporer, ilmu sosiologi mendapat pengaruh dari paham ini. Sosiologi yang semula memelajari masyarakat dan perilaku sosial kini merambah pembahasan kehidupan perempuan hingga kaitannya dengan gender.

The post 4 Teori Sosiologi Feminisme appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Tokoh Feminisme Islam https://haloedukasi.com/tokoh-feminisme-islam Mon, 02 Jan 2023 07:15:23 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40461 Feminisme, biasa diartikan dengan perempuan atau menunjukkan sifat dari seorang perempuan. Feminisme adalah sebuah pergerakan atau upaya untuk memperjuangkan hak-hak perempuan secara adil. Islam menempatkan perempuan pada kedudukan yang sama dan setara dengan laki-laki, dan mengikis sejarah kegelapan perempuan pada sepanjang sejarah yang kelam tersebut. Dasar hukum yang sudah ada dan berpegang pada al-quran serta […]

The post 4 Tokoh Feminisme Islam appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Feminisme, biasa diartikan dengan perempuan atau menunjukkan sifat dari seorang perempuan. Feminisme adalah sebuah pergerakan atau upaya untuk memperjuangkan hak-hak perempuan secara adil.

Islam menempatkan perempuan pada kedudukan yang sama dan setara dengan laki-laki, dan mengikis sejarah kegelapan perempuan pada sepanjang sejarah yang kelam tersebut. Dasar hukum yang sudah ada dan berpegang pada al-quran serta hadis yang diperoleh dari prinsip-prinsip yang pasti pada kedudukan perempuan.

Berikut Tokoh-tokoh feminisme islam :

1. Qasim Amin

Qasim Amin merupakan tokoh feminisme pertama yang lahir di Tarah, Mesir pada tahun 1865. Karya-karya yang dimiliki Qasim Amin dan menggugah semangat perempuan untuk bangkit, yaitu : Tahrir al-Mar’ah dan al-Mar’ah al-Jadidah, karya inilah yang menginspirasi untuk membangkitkan semangat perempuan dalam memperjuangkan sebuah kebebasan hingga sampai saat ini.

Qasim Amin merupakan pelopor pertama yang memunculkan gagasan tentang emansipasi wanita melalui karya-karya yang dimilikinya. Karya-karya yang ditulis berdasarkan gagasan yang dilatarbelakangi oleh persepsi dan pemahaman yang keliru mengenai perempuan.

Gagasan yang diungkapkan Qasim Amin mengenai emansipasi memiliki tujuan untuk memberikan kebebasan kepada perempuan sehingga mereka memiliki keleluasaan dalam berpikir, berkehendak, dan beraktivitas sesuai dengan yang ditetapkan dan diajarkan dalam agama islam dan memiliki moral yang sesuai standart masyarakat.

Karena tidak ada seorangpun yang dapat menyerahkan kehendaknya kepada orang lain. Maka dari itu, perubahan merupakan saran yang tepat maenurut Qasim Amin karena dapat mencapai sebuah kemajuan. Selain kebebasan, Qasim Amin juga menegaskan dan mengecam pemingitan terhadap perempuan.

Perempuan tidak mengalami pemingitan, maka hal yang harus dilakukan ialah mendapatkan pendidikan layaknya seorang laki-laki tanpa membedakan satu sama lainnya. Karena separuh dari penduduk bumi merupakan perempuan, jika dibiarkan mereka sama saja membiarkan separuh penduduk bumi tidak bermanfaat dan menderita sebuah kebodohan.

Qasim Amin terpesona dengan penduduk barat yang pada saat itu sudah tidak membedakan pendidikan untuk laki-laki dan perempuan. Itulah gagasan Qasim Amin mengenai kebebasan perempuan yang kontroversial bagi kalangan ulama Al-Azhar (Mesir).

2. Amina Wadud Muhsin

Amina Wadud Muhsin merupakan tokoh feminisme yang lahir di Malaysia dan menamatkan sekolah sampai jenjang sarjana perguruan tinggi di Malaysia. Namun, untuk mendapatkan gelar Master, Amina menuju ke Amerika Serikat, dan untuk gelar doktornya di Harvad University.

Salah satu karya Amina Wadud mengenai feminisme yaitu Quran and woman‘. Dalam karyanya tersebut Amina mengawali pembahasannya dengan mengkritik pembahasan-pembahasan mengenai penafsiran tentang perempuan dalam islam. Amina Wadud membagi penafsiran itu menjadi tiga kategori yaitu tradisional, reaktif, dan juga holistik.

Amina berpendapat bahwa tafsir tradisional memberikan interpretasi-interpretasi yang sesuai dengan minat mufassirnya yang dapat bersifat secara hukum, tasauf, gramatik, retorika, dan juga historik. Selanjutnya, tafsir reaktif mengenai reaksi para pemikir modern terhadap hambatan yang dilalui perempuan dengan jumlah yang sangat besar yang dianggap dar Al-Quran.

Tafsir yang ketiga yaitu mencangkup tafsir yang menggunakan metode penafsiran yang memiliki kaitan dengan persoalan sosial, ekonomi, moral, politik, juga persoalan tentang isu-isu perempuan.

3. Fatima Mernissi

Fatima Mernissi merupakan seorang muslimah yang berasal dari Maroko. Beliau sekarang menjabat sebagai guru besar di lembaga universiter Maroko. Beliau memiliki banyak karya baik berbentuk buku ataupun artikel.

Salah satu bukunya yaitu The Veil and the Male Elite : A Feminist Interpretation of Women’s Right in Islam. Pada buku ini dijelaskan bahwa tersudutnya perempuan yang disebabkan oleh banyaknya hadits palsu yang bertentangan dengan semangat yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw.

Mernissi mengajak pembacanya untuk melihat kembali masalah-masalah yang berhubungan dengan perempuan yang selama ini sudah dianggap selesai, apalagi masalah tentang hijab. Lalu, Mernissi dalam bukunya juga mengkaji tentang kehidupan Nabi Muhammad Saw dengan istrinya juga perempuan yang lain. Melalui karyanya ini, Mernissi menekankan mengenai citra perempuan yang sangat tinggi dalam hadis Nabi Muhammad Saw.

4. Asghar Ali Engineer

Ashgar Ali Engineer, lahir di Rajasthan India pada tahun 1939. Beliau adalah seorang aktivis dari lembaga swadaya masyarakat yang memiliki perhatian besar terharap pembebasan yang berada dalam Al-Quran. Beliau mendapatkan pengetahuan tentang agama dari Payahnya yang Syi’ah.

Karyanya yang membahasa tentang feminisme yaitu The Right of Women in Islam, jika diterjemahkan dalam bahasa indonesia memiliki arti Hak-Hak perempuan dalam Islam. Pada awal tulisannya, Asghar menuliskan seperti ini Demi mengenalkan kekuasaan atas perempuan, masyarakat lebih banyak mengekang norma-norma adil yang berada dalam Al-Quran.

Dalam bukunya, Asghar juga mengatakan bahwa Al-Quran merupakan kitab suci pertama yang memberikan keadilan kepada kaum perempuan yang dilecehkan oleh peradaban besar pada saat itu. Menurut Asghar, Kitab suci ini memberikan hak kepada kaum perempuan seperti halnya warisan, perihal perceraian, pernikahan, juga kekayaan.

Sehubungan dengan perempuan, Asghar memberikan pendapatnya yang menganggap bahwa perempuan dimuliakan oleh Al-Quran setara dengan laki-laki, namun hal itu ditundukkan dengan semangat patriarkisme yang ada di masyarakat, termasuk kaum muslim sendiri yang berada didalamnya.

Dalam proses pembentukan syariah, ayat-ayat Al-Quran yang memiliki keterkaitan dengan permasalahan pada perempuan sering ditafsirkan sesuai dengan keadaan juga sudut pandang yang berada dalam bangsa Arab ataupun Non Arab sebelum adanya Islam. Berdasarkan hal tersebut, interpretasi yang diambil tergantung dengan sudut pandang yang diambil oleh penafsir.

Mengenai Ayat Al-Quran Surat An-Nisa (4:(34)) Asghar menguatkannya dengan mengutip dsri pendapat tokoh-tokoh seperti Parvez sebagai seorang penafsir Al-Quran terkemuka dari Pakistan, Maulana Azad sebagai pelopor hak perempuan, juga Maulana Umar Ahmad Usmani yang pada prinsipnya bahwa Allah tidak melebihkan antara laki-laki diatas perempuan.

Asghar ingin mengatakan dari penjelasan yang sudah dipaparkan diatas mengenai perempuan yaitu bahwa dalam Khazanah tafsir, yang berikatan dengan permasalahan tentang perempuan, sebetulnya terdapat pendapat yang empati dan juga pro terhadap perempuan.

The post 4 Tokoh Feminisme Islam appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Feminisme: Pengertian – Ciri dan Jenisnya https://haloedukasi.com/feminisme Sat, 19 Dec 2020 03:58:40 +0000 https://haloedukasi.com/?p=17154 Perkembangan dunia memfasilitasi munculnya banyak ideologi. Sudah banyak ideologi yang lahir dari pola pemikiran yang mulai berkembang dari masa ke masa. Ideologi sendiri merupakan paham atau keyakinan terhadap sebuah hal. Yang mana hal tersebut dijadikan pedoman untuk mengembangkan kekuasaannya. Penggunaan ideologi identik dengan berdirinya sebuah negara. Maka tak jarang kita menemukan berbagai ideologi ditiap negara. […]

The post Feminisme: Pengertian – Ciri dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Perkembangan dunia memfasilitasi munculnya banyak ideologi. Sudah banyak ideologi yang lahir dari pola pemikiran yang mulai berkembang dari masa ke masa. Ideologi sendiri merupakan paham atau keyakinan terhadap sebuah hal. Yang mana hal tersebut dijadikan pedoman untuk mengembangkan kekuasaannya.

Penggunaan ideologi identik dengan berdirinya sebuah negara. Maka tak jarang kita menemukan berbagai ideologi ditiap negara. Salah satu ideologi yang muncul seiring perkembangan pola pikir manusia adalah paham feminisme.

Paham ini lebih menekankan bahwa wanita memiliki kesetaraan hak dan kewajiban yang sama dengan pria. Paham ini mulai berkembang seiring dengan kemunculan, Betty Friedan, Germaine Greer selaku pelopor feminisme. Adapun beberapa penjelasan mendetail mengenai feminisme.

Pengertian Feminisme

Pengertian secara umum

Feminisme merupakan ideologi atau sebuah paham yang lebih cenderung meletakan wanita sama dengan pria perihal persamaan haknya. Yang mana dapat disebut dengan emansipasi wanita.

Paham feminisme memperjelas kembali bahwa laki laki dan perempuan kedudukannya setara, tidak ada yang lebih tinggi ataupun rendah.

Pengertian menurut para ahli

Adapun beberapa ahli yang mengutarakan pendapatnya mengenai pengertian dari feminisme.

  • Yubahar Ilyas
    Menurut Yubahar Ilyas, feminisme sebagai suatu kesadaran mengenai ketimpangan pembagian gender yang dialami oleh kaum perempuan, meliputi berbagai perspektif, baik dalam lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan sosial, sehingga mendorong kesadaran oleh perempuan maupun lelaki yang kemudian diwujudkan dalam tindakan dengan tujuan mengubah ketimpangan tersebut.
  • Maggi Humin
    Menurut Maggi Humin, feminisme sebagai sekumpulan ide dan pemikiran dalam pembebasan keadaan kaum perempuan yang mengalami ketidakadilan karena faktor jenis kelamin, kemudian dilakukan pengkajian dengan beragam pendekatan.
  • Mansour Fakih
    Menurut Mansour Fakih, Feminisme adalah kesatuan gerakan sosial dan kesadaran yang saling berkesinambungan, dengan berdasarkan pada beragam tindak kekerasan yang menimpa kaum perempuan, seperti penindasan dan pengeksploitasian. Selain itu juga disertai dengan usaha dalam mengatasi kasus penindasan dan pengeksploitasian kaum perempuan.

Sejarah Perkembangan Paham Feminisme

Gerakan perjuangan hak wanita ini mulai dipahami oleh warga dunia sejak perkembanganya pada abad 15-18 M tepatnya di Eropa.

Yang pertama kali berani untuk mengutarakan semua pendapatnya mengenai ketidakadilan yang dirasakan oleh semua wanita adalah Christine de Pizan. Ia menyampaikan semua pendapatnya ini melalui tulisannya.

Kemudian dalam perkembanganya muncul dua tokoh yang juga ingin memperjuangkan hak hak wanita. Kedua tokoh tersebut adalah Susan dan Elizabeth. Susan dan Elizabeth mempelopori berbagai pergerakan wanita pada abad ke 18. Usaha usahanya itu berhasil membuahkan hal yang manis.

Dengan pergerakan yang mereka buat itu, mereka mampu menghasilkan perubahan yang cukup signifikan dalamhal perkembangan emansipasi wanita.

Salah satu hal yang dapat diwujudkan oleh Susan dan Elizabeth adalah hak politik bagi semua wanita. Yang mana hak politik itu mencakup hak untuk memilih.

Perkembangan emansipasi wanita pun terus berlanjutpada abad ke 19, bukan Susan dan Elizabeth lagi yang mempeloporinya, melainkan Lady Mary Wortley Montagu dan Marquis de Condoracet.

Semenjak saat itu hak hak para wanita mulai diberikan dan diakui di mata dunia. Perkembangan paham feminisme dibagi menjadi tiga gelombang yakni.

  • Gelombang Pertama
    Gelombang pertama perjuangan gerakan wanita seringkali disebut dengan gelombang suara perempuan. Gelombang pertama ini dimulai pergerakan pada tahun 1837. Yang mana saat itu berdirinya dipelopori oleh seorang aktivis sosialis yang bernama Charles Fourier. Pada gelombang pertama ini,perjuangan kaum wanita menuntut untuk diadakannya revolusi sosial dan politik bagi wanita. Yang mana hal tersebut baru dapat diwujudkan pada tahun 1830-1840. Sejak saat itu juga perbudakan terhadap kaum kaum wanita mulai menyita perhatian umum.
  • Gelombang Kedua
    Perjuangan wanita pada gelombang kedua mulai dimulai setelah berakhirnya perang dunia kedua. Yang mana sejak itu banyak negara negara baru yang sudah mendapatkan kebebasannya. Dengan adanya hal itu, para pejuang feminisme tidak menyia nyiakannya. Feminisme mulai menyuarakan segala hak wanita kepada dunia, terutama haknya yang berhubungan dengan suara parlemen.
  • Gelombang Ketiga
    Pada gelombang tiga ini, para pejuang feminisme lebih berfokus untuk menyuarakan keinginannya. Keinginan tersebut dalam hal mendapatkan posisinya di ranah sistem pemerintahan negaranya. Mengenai itu, para feminisme beranggapan bahwa para wanita harus mendapat tempatnya di ranah pemerintahan. Hal tersebut bertujuan agar semua hak hak wanita yang sudah diperoleh dapat terus dijaga dan dipertahankan.

Ciri-ciri Feminisme

Adapun beberapa karakteristik khusus yang dimiliki oleh paham feminisme. Berikut merupakan ciri ciri dari paham feminisme sendiri.

  • Menyadari bahwa pria dan wanita memiliki persamaan dalam hal hak di semua bidang tanpa terkecuali.
  • Menolak keras adanya diskriminasi terhadap wanita
  • Perbedaan strata sosial antara wanita dan pria merupakan sebuah wujud ketidakadilan.
  • Gerakan yang dilakukan banyak didominasi oleh para wanita.
  • Semua gerakan yang dilakukan bertujuan untuk menyuarakan emansipasi wanita.

Penyebab Munculnya Feminisme

Adapun beberapa aspek yang menyebabkan paham feminisme terus menerus diperjuangkan.

  • Aspek politik
    Hal ini terlihat pada saat Amerika menyuarakan kemerdekaannya. Dalam hal itu Amerika sama sekali tidak menyebut peran wanita.
  • Aspek Agama
    Dalam pemahaman agama katolik maupun agama protestan, menempatkan kedudukan wanita jauh lebih rendah dari kedudukan pria.
  • Aspek konsep sosialisme dan marxisme
    Aspek ini berawal dari anggapan Fedderick Engels mengenai kedudukan suami dan istri dalam sebuah keluarga.

Jenis-jenis Feminisme

Untuk memahami lebih mendalam mengenai feminisme, kita perlu untuk mengetahui berbagai bentuk dari paham feminisme. Berikut merupakan jenis jenis paham feminisme yang ada di dunia.

Feminisme Liberal

Paham feminisme yang ini lebih cenderung untuk menuntut kebebasan. Para penganut feminisme beranggapan bahwa semua manusia baik laki laki ataupun perempuan diciptakan secara seimbang tidak unggul satu sama lain.

Sehingga perempuan dan laki laki harus diberikan kebebasan yang sama, sama sama terbebas dari perbudakan, penindasan serta kekerasan.

Semua memiliki persamaan hak pada hakekatnya. Tokoh yang sangat mendukung gerakan feminisme liberal ini adalah Mary Wolstonecraft. Beliau berpendapat bahwa pria dan wanita memiliki nalar yang sama.

Sehingga mereka harus diperlakukan dengan sama. Semua pendapatnya itu telah ia tuliskan dalam bukuya yang berjudul “Vindication of Right of Woman”.

Feminisme Marxis “Komunis”

Paham ini muncul karena adanya anggapa bahwa ketertinggalan perempuan lebih disebabkan oleh adanya paham kapitalisme disebuah negara.

Yang mana seperti yang kita tahu,paham kapitalisme lebih menekankan pada kekuasaan individu. Sebagai kaum feminisme yang beraliran komunisme hal tersebut menjadi sebuah ketidakadilan bagi para wanita.

Hal tersebut dikarenakan peran pria yang justru akan lebih condong mengontrol program pasar daripada dengan perempuan.

Feminisme Sosialis

Feminisme sosialis lebih menentang semua argumen yang telah dipaparkan oleh feminisme komunis. Yang mana para feminisme komunis berpendapat bahwa kapitalis yang menyebabkan adanya ketidakadilan.

Pendapat itu justru sangat berbanding terbalik dengan pendapat yang dikemukakan leh feminisme sosialis.

Feminisme sosialis beranggapan bahwa ketidakadilan itu memang sebelumnya sudah ada bahkan sebelum adanya paham kapitalisme.

Dengan ini, tujuan para sosialis hanya untuk menghapsukan sistem kepemilikan yang ada dalam struktur sosial.

Feminisme Radikal

Feminisme radikal lebih memfokuskan tujuannya untuk memperjuangkan semua hak yang dimiliki wanita, terutama dalam aspek biologis. Namun, dalam pelaksanaanya feminisme yang mereka lakukan ternyata sangatlah ekstrem.

Mereka tidak memberikan celah sekalipun terhadap kontribusi laki laki, mereka sangat mengutamakan hak wanita.

Feminisme Anarkis

Feminisme anarkis bertujuan untuk menghancurkan semua negara dan kaum laki laki guna mewujudkan mimpinya untuk meletakan perempuan pada kekuasaan tertinggi.

Tokoh Feminisme

Berikut merupakan tokoh tokoh yang berpartisipasi dalam menyuarakan emansipasi wanita dalam segala pergerakannya.

  • Betty Friedan
    Betty Friedan merupakan tokoh yang menyuarakan emansipasi wanita melalui buku bukunya. Salah satu bukunya yang mengangkat tema mengenai perempuan adalah The Feminine Mytique. Dalambuku tersebut ia mengeluarkan anggapannya bahwa perempuan merupakn kaum yang pasif atas kebudayaan yangtetap sebagaimana anggapan feminitas oleh kaum patriakhat.
  • Germaine Greer
    Dalam pendapatnya mengenai perjuangan wanita, Greer memperkirakan bahwa terjadi bentrokan dalam paham feminis, dan ramalan mengenai emansipasi perempuan akan selalu menjadi teoritis yang mudah dibaca dan dipahami.

Contoh Feminisme

Adapun beberapa tindakan yang mencerminkan paham feminisme.

  • Memberikan ruang yang luas bagi perempuan untuk ikut berpartisipasi
  • Lebih mengutamakan semua kepentingan wanita dan meminimalisir kontribusi laki laki.

Kelebihan dan Kekurangan Feminisme

Berikut merupakan kelebihan serta kekurangan dari paham feminisme.

Kelebihan Paham Feminisme

Adapun beberapa kelebihan dari paham feminisme.

  • Memiliki semangat yang tinggi untuk menentang ketidakadilan
  • Memiliki persatuan dan kesatuan yang kuat diantara para anggotanya.

Kekurangan Paham Feminisme

Adapun beberapa kekurangan dari paham feminisme.

  • Egois
  • Dalam perjuangannya cenderung melakukan hal hal yang ekstrem.

The post Feminisme: Pengertian – Ciri dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>