fermentasi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/fermentasi Mon, 06 Feb 2023 03:31:25 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico fermentasi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/fermentasi 32 32 Bioteknologi Konvensional: Pengertian, Manfaat dan Contoh https://haloedukasi.com/bioteknologi-konvensional Fri, 03 Feb 2023 01:50:17 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41171 Bioteknologi konvensional menjadi bidang keilmuan yang sangat melekat dan mendarah daging dengan kehidupan manusia. Bioteknologi berkontribusi terhadap kehidupan masyarakat agar menjadi lebih maju, baik, dan sejahtera. Ilmu bioteknologi sudah lahir dalam kehidupan manusia selama ribuan tahun. Bahkan Kementrian Lingkungan Hidup menyatakan bahwa bioteknologi sudah ada sejak 8000 SM oleh bangsa Babilonia, Romawi, hingga Mesir dalam […]

The post Bioteknologi Konvensional: Pengertian, Manfaat dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bioteknologi konvensional menjadi bidang keilmuan yang sangat melekat dan mendarah daging dengan kehidupan manusia. Bioteknologi berkontribusi terhadap kehidupan masyarakat agar menjadi lebih maju, baik, dan sejahtera.

Ilmu bioteknologi sudah lahir dalam kehidupan manusia selama ribuan tahun. Bahkan Kementrian Lingkungan Hidup menyatakan bahwa bioteknologi sudah ada sejak 8000 SM oleh bangsa Babilonia, Romawi, hingga Mesir dalam mengumpulkan benih yang nantinya ditanam kembali dengan kata lain mereka mempraktekkan pemuliaan selektif.

Belakangan ini bioteknologi semakin berkembang. Sejak 6000 SM, bioteknologi mulai dimanfaatkan dalam produksi bir, roti, fermentasi alkhol, hingga tempe. Diikuti oleh pembuatan yogurt dan keju dengan memanfaatkan bakteri asam laktat oleh bangsa China.

Seiring berkembangnya bioteknologi mulai berubah dari bioteknologi konvensional menjadi bioteknologi modern. Lantas apa itu bioteknologi konvensional? Mari simak pembahasan berikut ini!

Apa Itu Bioteknologi Konvensional

Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang dalam proses fermentasinya menghasilkan suatu produk barang maupun jasa menggunakan organisme secara langsung dengan tujuan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Dalam bioteknologi konvensional, mikroorganisme yang digunakan secara langsung antara lain bakteri hingga jamur. Adapun enzim yang diperoleh dari mikroorganisme itu sendiri dilibatkan dalam proses fermentasi atau peragian dalam menghasilkan sebuah produk maupun jasa.

Dengan adanya bakteri asam laktat, manusia tidak bisa dibilang memanipulasi hal tersebut. Dalam kondisi tersebut, manusia hanya menciptakan sebuah keadaan dan menyediakan makanan yang tepat untuk dapat menumbuhkan bakteri dengan optimal.

Biasanya bioteknologi konvensional hanya diperuntukkan untuk produksi dalam jumlah sedikit dan dilakukan dengan cara yang sederhana.

Di dalam bidang pangan, fermentasi merupakan aktivitas mikroorganisme yang ada di dalam sebuah makanan atau bahan makanan yang tujuannya untuk mendapatkan produk yang diinginkan.

Fermentasi itu sendiri merupakan suatu proses produksi energi dalam bentuk sel yang ada dalam keadaan tanpa oksigen atau kondisi anaerobik.

Perbedaan Bioteknologi Konvensional dan Modern

Bioteknologi konvensional memiliki fokus terhadap seleksi alam dari suatu mikroorganisme, sedangkan pada bioteknologi modern rekayasa genetika disisipkan dalam suatu proses.

Rekayasa genetika memerlukan keterampilan khusus dari seorang manusia dalam memanipulasi organisme hidup yang digunakan dalam proses menghasilkan suatu barang atau jasa yang diharapkan terutama dalam bidang produksi pangan, salah satunya adalah tanaman transgenik.

Bioteknologi konvensional dan juga modern memiliki tujuan yang sama yakni mengawetkan makanan. Namun, pada bioteknologi konvensional ditujukan untuk memperbaiki dan meningkatkan nilai gizi serta cita rasa dari sebuah bahan pangan. Dan pada bioteknologi modern ditujukan untuk menciptakan bahan pangan dalam kapasitas dan jumlah yang besar.

Ciri – Ciri tambahkan kata Bioteknologi Konvensional

Salah satu ciri utama dari bioteknologi konvensional merupakan macam bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme secara langsung untuk menciptakan produk makanan.

Berikut beberapa ciri – ciri bioteknologi konvensional.

  • Menggunakan Metode Fermentasi

Ciri pertama dari bioteknologi konvensional yakni menggunakan metode fermentasi. Menurut Science Learning Hub, fermentasi itu sendiri merupakan suatu proses perombakan gula menjadi energi dengan bantuan mikroorganisme.

Fermentasi ditemukan oleh manusia secara tidak sengaja dan dilakukan dalam waktu yang lama. Akan tetapi, hal tersebut baru disadari dan dipahami cara kerjanya sekitar tahun 1800 – an oleh Louis Pasteur.

  • Sudah Dilakukan Dalam Jangka Waktu yang Lama

Yang kedua ini merupakan salah satu ciri yang terpenting dari bioteknologi konvensional yakni sudah digunakan bahkan dikembangkan sejak lama oleh manusia, bahkan sejak sebelum adanya pembangunan peradaban modern.

Dalam buku History, Scope, and Development of Biotechnology (2018) yang ditulis oleh Saurabh Bhatia, bioteknologi telah lahir sejak 2000 SM saat manusia mulai mencoba memfermentasi untuk memproduksi makanan, obat – obatan, hingga produk lainnya.

  • Tidak Melakukan Modifikasi Secara Genetik

Ciri – ciri lain dari bioteknologi konvensional adalah tidak melakukan modifikasi genetik di dalam prosesnya. Tidak ada rekayasa genetika di dalam bioteknologi konvensional misalnya melakukan manipulasi gen dalam proses produksi produk.

  • Sebagian Besar Proses Bioteknologi Konvensional Diperuntukkan Untuk Produksi Makanan

Bioteknologi konvensional memiliki tujuan utama yakni memproduksi suatu makanan atau minuman. Beberapa makanan dan minuman yang diproduksi bioteknologi konvensional antara lain tahu, tempe, kecap, kimchi, keju, yogurt, mentega, tape, roti, bir, hingga nata de coco.

  • Menggunakan Mikroorganisme Secara Langsung

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa bioteknologi konvensional menggunakan mikooganisme secara langsung dan juga utuh. Yang dimaksud di sini adalah bakteri tidak melewati pra-manipulasi layaknya pada bioteknologi modern.

Manfaat tambahkan kata Bioteknologi Konvensional

Mengingat banyak sekali proses produksi pangan menggunakan bioteknologi, artinya bioteknologi memiliki banyak manfaat dalam kehidupan manusia yang berdampak baik pada berbagai bidang. Berikut beberapa manfaat dari bioteknologi konvensional.

  • Meningkatkan nutrisi dan berbagai kandungan gizi pada produk pangan baik makanan maupun minuman.
  • Meningkatkan jumlah lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan memberikan dampak positif pada pendapatan masyarakat.
  • Mendorong peningkatan proses industri pertanian yang berperan sebagai komoditas produksi dan juga industri perdagangan.
  • Mengenalkan dan menyebarluaskan produk – produk pangan dalam negeri.

Kelebihan dan Kekurangan tambahkan kata Bioteknologi Konvensional

Menerapkan bioteknologi konvensional dalam produksi pangan tentunya memiliki kelenihan dan kekurangan. Berikut kelebihan dari bioteknologi konvensional antara lain sebagai berikut.

  • Biaya produksi yang dikeluarkan relatif murah.
  • Metode yang digunakan relatif mudah.
  • Teknologi yang berperan cukup sederhana.
  • Dengan sistem yang sudah mapan, efek jangka panjangnya pasti sudah diketahui.

Namun, kita juga perlu mempertimbangkan beberapa kekurangan dari bioteknologi konvnsional.

  • Masalah inkompatibilitas genetik tidak terpecahkan.
  • Hasil yang didapatkan tidak bisa diprediksi.
  • Waktu yang digunakan dalam prosesnya cukup lama.
  • Terkadang ditemukan keterbatasan alami dalam mengatasi sistem tanaman, salah satunya hama.
  • Tidak terarahnya perbaikan sistem genetis.

Contoh tambahkan kata Bioteknologi Konvensional

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa bioteknologi memiliki banyak manfaat terhadap berbagai bidang dan segala aspek kehidupan manusia. Tidak hanya berperan penting dalam bidang pangan, bioteknologi juga memiliki peran pada bidang lainnya mulai dari bidang pertanian, peternakan, bahkan kesehatan.

Berikut beberapa contoh bioteknologi yang diterapkan pada berbagai bidang.

Comtoh Bioteknologi pada Bidang Pangan

Bioteknologi yang diterapkan pada bidang pangan sudah ada sejak zaman dahulu kala. Contoh bioteknologi konvensional pada bidang pangan antara lain.

  • Kecap

Dalam pembuatan kecap, jamur Aspergillus goesia berperan penting di dalamnya. Jamur ini tumbuh pada dedak gandum pertama kalinya. Tak hanya jamur ini, bakteri asam laktat juga juga berperan merombak campuran biji – bijian. Jika telah terombak dalam proses fermentasi karbohidrat jangka panjang, saat itu juga kecap oncom terproduksi.

  • Tempe

Siapa sih di sini yang belum pernah makan tempe? Tempe menjadi salah satu makanan tradisional di Indonesia yang bisa temui kapan saja dan dimana saja.

Salah satu hidangan favorit ini memiliki nilai gizi yang baik karena tinggi protein dan dapat dijadikan sebagai alternatif protein nabati, terutama bagi kalangan vegetarian.

Tempe mengandung sejumlah asam amino yang dapat memenuhi kebutuhan asam amino tubuh manusia. Tempe dibuat dengan melalui proses fermentasi yang dibantu oleh jamur Rhizopus oryzae dan juga Rhizopus oligosporus yang ada pada kedelai. Ketika jamur bertumbuh, filsmen yang disebut hifa itu akan terbentuk.

  • Yogurt

Yogurt merupakan minuman susu fermentasi yang sangat baik untuk pencernaan. Pembuatan yogurt menggunakan bakteri Streptococcus thermophillus dan juga Lactobacillus bulgaricus.

Kedua bakteri tersebut akan memecah laktosa menjadi asam laktat. Tak hanya itu, selama proses fermentasi berlangsung, protein susu juga akan terpecah dan susu akan mengental yang nantinya akan menghasilkan yogurt yang asam dan kental.

  • Roti

Tahukan kalian bahwa roti juga termasuk dalam produk bioteknologi. Dalam pembuatannya, diperlukan mikroorganisme Saccharomyces cerevisiae yang akan memecah gula dalam adonan roti menjadi karbondioksida dan alkohol dan roti akan mengembang.

Dalam proses tersebut, tepung pada adonan tidak akan terurai menjadi gula karena tidak ada enzim amilase hang dihasilkan. Selain membuat roti menjadi mengembang dan menambah cita rasa saat dipanggang, uap karbondioksida yang dihasilkan dari fermentasi akan memberikan tekstur khas dan menciptakan tekstur ringan pada roti.

  • Keju

Keju diproduksi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan juga Streptococcus thermophillus yang akan memisahkan padatan dari susu akibat adanya proses koagulasi yang menghasilkan penebalan.

Penambahan bakteri ini akan menghasilkan enzim renin yang akan menggumpalkan dan memecahkan susu susu menjadi sebuah padatan maupun dadih.

Enzim tersebut juga memecah laktosa yang ada pada susu menjadi asam dan protein yang ada dalam dadih. Nantinya dadih akan mengalami pematangan dan pengemasan untuk menghasilkan produk keju itu sendiri.

  • Nata de Coco

Nata de coco adalah salah satu bahan pangan yang banyak digemari masyarakat karena rasa yang segar dan teksturnya yang unik.

Nata de coco merupakan ekstrak kelapa atau air kelapa yang dihasilkan oleh bakteri Acetobacter xylinum yang akan menghasilkan serat hemiselulosa dan membentuk masa putih halus pada permukaan media cair tempat hidup bakteri itu sendiri.

  • Minuman Beralkohol

Tak hanya pada makanan, bioteknologi juga dapat diterapkan pada pembuatan minuman misalnya produk minuman beralkohol mulai dari sake, tuar, arak, anggur, hingga bir. Masing – masing minuman beralkohol dibuat oleh mikroorganisme dan bahan baku yang berbeda.

Anggur dan sake diproduksi dari hasil fermentasi beras ketan dengan Aspergillus oryzae. Wine dibuat dengan bahan baku anggur atau buah lainnya dengan ragi Saccharomyces cerevisiae dan juga Saccharomyces ayanus. Sedangkan bir terbuat dari butiran beras yang dipecah menjadi malt dengan kandungan enzim amilase.

Contoh Bioteknologi pada Bidang Pertanian

Dalam bidang pertanian, bioteknologi dapat diterapkan dalam hidroponik dan tumbuhan mustard alami. Berikut penjelasannya.

  • Hidroponik

Hidroponik merupakan salah satu metode pertanian yang saat ini sedang naik daun. Metode pertanian yang satu ini tidak memerlukan tanah melainkan menggunakan media lain seperti kerikil, sekam padi, batu apung, serbuk gergaji, hingga wol batu.

Menurut pengertian para ahli, teknik menanam hidroponik merupakan cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah, melainkan air yang menjadi media tumbuh sekaligus untuk meningkatkan kebutuhan nutrisi dari tanaman.

Teknik ini sering kali digunakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan yang tidak memiliki banyak lahan dan area seperti di pedesaan.

Biasanya penerapan teknik ini dilakukan dalam skala yang kecil mulai dari hanya hobi hingga skala bisnis menengah ke atas yang bisa berkembang menjadi bisnis yang besar dan menguntungkan.

Untuk dapat melakukan hidroponik dalam skala besar, banyak hal harus diperhatikan, salah satunya adalah pemilihan tanaman hidroponik. Selain itu, teknik ini memerlukan air sebagai kebutuhan pokok nutrisi tanaman tanpa menggunakan lahan.

  • Tumbuhan Mustard Alami

Tumbuhan mustard alami yang melalui proses seleksi manusia dalam menghasilkan beberapa tanaman seperti kembang kol, brokoli, maupun kubis.

Contoh Bioteknologi pada Bidang Peternakan

Tidak hanya pertanian, bioteknologi juga dapat diterapkan pada bidang peternakan.

  • Sapi Jersey

Sapi jersey yakni sapi yang menghasilkan susu dengan kandungan krim yang tinggi setelah mengalami mutasi yang dilakukukan oleh manusia.

  • Domba Ankon

Domba ankon merulakan domba yang kakinya pendek dan bengkok karena mutasi alami.

Contoh Bioteknologi pada Bidang Kesehatan

Bioteknologi yang diterapkan dalam bidang kesehatan menghasilkan antibiotik dan vaksin. Antibiotik dapat diproduksi dengan bantuan jamur dan bakteri contohnya penisilin dan streptomisin.

Sedangkan vaksin yang digunakan untuk meningkatkan kekebalan tubuh dengan adanya mikroorganisme atau bagian dari mikroorganisme yang sudah dimatikan terlebih dahulu. Vaksin yang dihasilkan dapat berisifat mencegah atau memperbaiki (profilaksis) maupun terapeutik.

The post Bioteknologi Konvensional: Pengertian, Manfaat dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Fermentasi: Pengertian – Proses dan Contohnya https://haloedukasi.com/fermentasi Fri, 08 May 2020 02:03:22 +0000 https://haloedukasi.com/?p=6305 Pernah mendengar tentang fermentasi? Lalu apa itu fermentasi? Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya. Pengertian Fermentasi Pengertian Secara Umum Fermentasi adalah cara pengolahan bahan pangan menggunakan mikroorganisme sehingga menjadi makanan yang siap dikonsumsi. Teknik fermentasi ini menyebabkan terjadinya perubahan sifat bahan pangan karena adanya pemecahan kandungan-kandungan pada bahan pangan tersebut. Pengertian Menurut Ahli Menurut Madigan (2011)Fermentasi […]

The post Fermentasi: Pengertian – Proses dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pernah mendengar tentang fermentasi? Lalu apa itu fermentasi? Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya.

Pengertian Fermentasi

Pengertian Secara Umum

Fermentasi adalah cara pengolahan bahan pangan menggunakan mikroorganisme sehingga menjadi makanan yang siap dikonsumsi.

Teknik fermentasi ini menyebabkan terjadinya perubahan sifat bahan pangan karena adanya pemecahan kandungan-kandungan pada bahan pangan tersebut.

Pengertian Menurut Ahli

  • Menurut Madigan (2011)
    Fermentasi berasal dari bahasa latin ferfere, artinya mendidihkan. Fermentasi adalah sebuah proses terjadinya penguraian pada senyawa-senyawa organik. Senyawa organik ini akan menghasilkan energi dan mengubah substrat menjadi produk yang baru oleh mikroba.
  • Menurut Muhiddin (2001)
  • Fermentasi adalah pengolahan substrat yang menggunakan mikroba, sehingga menghasilkan produk baru yang diinginkan. Produk fermentasi yang dihasilkan berupa biomassa sel, enzim, metabolit primer dan sekunder serta produk biokonversi.

Sejarah Fermentasi

1. Sejarah Fermentasi Kuno

Proses fermentasi sudah dikenal sejak 7000-6000 SM. Proses fermentasi tertua dilakukan untuk membuat minuman beralkohol yang menggunakan buah-buahan, beras dan madu.

Bangsa Irak juga membuat keju dari hasil fermentasi susu sapi dan susu kambing.

Sedangkan di pegunungan Zagros (Iran) ditemukan kendi berusia 7000 tahun yang berisi sisa minuman anggur.

Sebuah catatan sejarah lain menyebutkan bangsa Babilonia sudah melakukan fermentasi minuman sejak tahun 3000 SM dan bangsa Mesir Kuno di tahun 3150 SM.

Bangsa Meksiko kuno sudah mengenal fermentasi di tahun 2000 SM sedangkan di Sudan proses fermentasi sudah ada sejak 1500 SM.

Bangsa Mesir kuno sudah mengenal ragi yang dijadikan bahan untuk membuat roti di tahun 4000 SM.

Bangsa Sumeria di tahun 1750 SM membuat bir dari hasil fermentasi tumbuhan barley.

Di Asia, bangsa Cina yang mengawali proses fermentasi yang bertujuan sebagai pengobatan.

Bangsa Cina menggunakan dadih kacang kedelai yang berjamur dan menjadikannya sebagai antibiotik.

2. Sejarah Fermentasi Modern

Berawal dari kebutuhan pasar akan minuman beralkohol dan cuka, pada tahun 1700-an negara-negara di Arab memulai industri minuman fermentasi dalam jumlah besar.

Industri ini kemudian berkembang hingga di awal abad ke 19 orang sudah mengenal fungsi khamir atau yeast (mikroorganisme sejenis fungi) untuk proses fermentasi alkohol.

Di akhir abad ke 19, kultur murni khamir mulai dikenal pada pembuatan starter.

Pada tahun 1856, Louis Pasteur menemukan bahwa proses fermentasi didukung oleh adanya katalis yang dihasilkan oleh sel-sel yeast yang hidup.

Louis Pasteur
Louis Pasteur

Pasteur menemukan sebuah teori bahwa fermentasi dapat dilakukan jika mikroorganisme memiliki pertumbuhan yang sejalan dengan proses fermentasi.

Berawal dari teori tersebut, pada sekitar tahun 1860-an mulai dikembangkan proses pasteurisasi dilakukan untuk mematikan mikroorganisme pada bahan makanan.

Pada tahun 1897 seorang ahli kimia dari Jerman bernama Eduard Buchner melakukan sebuah penelitian yang menghasilkan fakta baru tentang fermentasi.

Penemuan Buchner mengungkap fakta bahwa proses fermentasi tidak memerlukan sel hidup pada yeast melainkan menggunakan enzim yang didapat dari hasil sekresi yeast tersebut. Enzim ini diberi nama Zymase.

Pada tahun 1901 penemuan fermentasi tanpa sel oleh Eduard Buchner mendapatkan nobel penghargaan di bidang kimia.

Eduard Buchner
Retuschread

Pada awal abad ke 20 industri fermentasi sudah menggunakan medium yang telah dipasteurisasi dengan tambahan 10% vinegar agar tidak terjadi kontaminasi.

Di awal abad ke 20 industri fermentasi bukan hanya untuk menghasilkan minuman beralkohol, tetapi juga massa sel khamir, asam laktat, asam asetat, asam sitrat, butanol, aseton dan glycerol.

Pada masa sekarang, industri fermentasi modern bukan hanya menghasilkan makanan dan minuman, tetapi sudah merambah ke kebutuhan medis.

Saat ini pengembangan fermentasi menggunakan rekayasa genetika dapat memproduksi protein sel tunggal, hormon insulin, antibiotik, enzim dan vitamin.

Fungsi Fermentasi

  • Fermentasi dapat memudahkan proses produksi makanan. Salah satu contoh yaitu pembuatan roti menggunakan ragi agar adonan dapat mengembang.
  • Menciptakan ragam pangan sehingga dapat mencukupi kebutuhan pangan. Salah satu contoh yaitu pakan ternak yang diproduksi melalui proses fermentasi sehingga ragam kebutuhan dan kuantitas produksi terpenuhi.
  • Membantu masa penyimpanan sehingga makanan dapat disimpan lebih lama. Sebagai contoh yaitu pembuatan tempe yang menggunakan bakteri Rhizopus Oligoporus sehingga tempe dapat lebih tahan lama.
  • Dengan adanya masa penyimpanan yang lebih panjang maka dapat membantu meminimalisir kerugian. Teknik fermentasi ini sangat bermanfaat di dunia perdagangan, manfaat yang diambil adalah masa penyimpanan yang panjang sehingga menguntungkan pedagang.
  • Dapat menambah kandungan gizi pada makanan. Dengan catatan jika dapat dimanfaatkan dengan baik dan melalui proses yang benar.

Manfaat Fermentasi

1. Manfaat Fermentasi Bagi Kesehatan

Cukup banyak makanan tradisional yang melalui proses fermentasi. Antara lain tempe, tape, asinan sayur, bekasam dan sejenisnya (produk fermentasi bakteri asam laktat).

Makanan hasil fermentasi aman dikonsumsi dan memiliki manfaat kesehatan.

Bahkan makanan hasil fermentasi memiliki senyawa spesifik yang dapat berfungsi sebagai senyawa fungsional dan dapat mengatur proses metabolisme senyawa lain sehingga proses pencernaan menjadi lebih baik.

Fermentasi bakteri asam laktat dapat berperan sebagai anti karsinogenik.

2. Manfaat Fermentasi Bagi Produksi Pakan Ternak

Fermentasi pada pakan ternak adalah proses amoniasi agar kandungan nutrisi pada pakan ternak hijau dapat disimpan untuk kurun waktu yang lama.

3. Manfaat Fermentasi Bagi Industri Makanan

Bicara tentang fermentasi saat ini bukan hanya menghasilkan produk minuman beralkohol, tetapi banyak sekali makanan yang sering kita konsumsi melalui proses fermentasi.

Proses fermentasi dapat menghasilkan ragam makanan dari satu jenis bahan pokok.

Sebagai contoh ketela yang dapat difermentasi menjadi tape, bir dan makanan khas jawa timur yaitu brem.

Ragam makanan ini membantu perkembangan industri makanan di Indonesia khsususnya.

Tujuan Fermentasi

Tujuan pada awalnya fermentasi hanya bertujuan untuk menghasilkan minuman beralkohol yang menggunakan buah-buahan sebagai bahan dasar.

Di era fermentasi modern semakin meningkat kebutuhan manusia akan bahan pangan dan industri membuat tujuan fermentasi sebagai solusi.

Selain tujuan untuk memudahkan produksi pangan, fermentasi juga memiliki tujuan bagi pengobatan medis yaitu memproduksi obat-obatan.

Tujuan secara umum fermentasi adalah memberikan berbagai manfaat yang menguntungkan kehidupan manusia.

Reaksi Kimia Fermentasi

Proses fermentasi pada dasarnya menggunakan bahan dasar gula. Reaksi kimia yang terjadi pada proses fermentasi berbeda-beda, tergantung jenis gula dan produk yang ingin dihasilkan.

Proses sederhana fermentasi:

Glukosa (C6H12O6) ---> Proses Fermentasi ---> Etanol (2C2H5OH)

Glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana, melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH).

Proses fermentasi ini dilakukan oleh ragi untuk membuat roti dan produksi makanan yang lain.

Persamaan reaksi kimia Fermentasi :

proses fermentasi

Persamaan di atas dapat dijabarkan sebagai berikut:

Gula (glukosa, fruktosa dan sukrosa) = Alkohol (Etanol) + Karbondioksida + energi (ATP)

Untuk mempermudah memahami proses terjadinya fermentasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

proses fermentasi 2

Fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktak adalah yang paling banyak digunakan.

Kedua fermentasi tersebut memiliki perbedaan pada produk yang dihasilkan.

Produk akhir fermentasi alkohol --> Etanol dan CO
Produk akhir fermentasi asam laktat --> Asam Laktat

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fermentasi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses fermentasi antara lain:

  • Keasaman (pH)

Jumlah oksigen pada makanan yang mengandung asam berpengaruh pada keawetan makanan. Tingkat keasaman sangat berpengaruh pada perkembangan bakteri.

Kondisi keasaman yang baik bagi bakteri yaitu pH 4,5-5,5.

  • Mikroba

Fermentasi dilakukan menggunakan kultur murni yang dihasilkan dari produk laboratorium. Kultur disimpan dalam keadaan kering atau dibekukan.

  • Suhu

Kondisi suhu sangat menentukan jenis mikroba yang dipakai untuk fermentasi.

Setiap mikroorganisme memiliki masing-masing suhu yang optimal bagi pertumbuhannya.

  • Oksigen

Pengaturan oksigen sangat diperlukan untuk memperbanyak atau menghambat pertumbuhan mikroba tertentu.

Jumlah oksigen yang dibutuhkan tiap mikroba berbeda-beda, misalnya pada ragi roti yang tumbuhlebih optimal jika dalam keadaan aerobik dan fermentasi terhadap gula lebih cepat dengan keadaan anaerobik.

  • Waktu

Waktu adalah faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya fermentasi.

Pada umumnya bakteri akan membelah sekali setiap 20 menit, tetapi pertumbuhan tiap bakteri berbeda sesuai jenisnya.

Jika sebuah bakteri memiliki waktu generasi 20 menit, sebuah sel dapat menghasilkan beberapa juta sel selama 7 jam.

Jenis-jenis Fermentasi

Berdasarkan Produk yang dihasilkan

Jenis fermentasi berdasarkan produk yang dihasilkan terbagi menjadi 2 jenis:

  • Homofermentatif
    Adalah fermentasi yang memiliki produk akhir berupa asam laktat. Contoh: Pembuatan yoghurt dari hasil fermentasi susu.
  • Heterofermentatif
    Adalah fermentasi yang memiliki produk akhir berupa asam laktat dan etanol dalam jumlah yang sama banyak. Contoh: proses fermentasi pembuatan tape menggunakan ketela.

Berdasarkan Penggunaan Oksigen

Berdasarkan penggunaan oksigen, fermentasi dibagi menjadi 2 yaitu:

  • Fermentasi Aerobik
    Fermentasi yang memerlukan oksigen dalam prosesnya. Contoh: Fermentasi cuka
  • Fermentasi Anaerobik
    Fermentasi ini tidak memerlukan oksigen. Contoh: Fermintasi minuman beralkohol.

Berdasarkan Mikroba Penghasil

Berdasarkan proses yang dihasilkan oleh mikroba, fermentasi dibagi menjadi 3 jenis:

  • Fermentasi yang memproduksi sel mikroba (biomass)

Hasil fermentasi dari biomass antara lain produk yeast untuk roti dan sel mikroba untuk menghasilkan produk pangan manusia dan ternak

  • Fermentasi yang menghasilkan enzim dari mikroba:

Enzim yang dihasilkan oleh mikroba memiliki keunggulan antara lain mampu menghasilkan dalam jumlah besar dan mudah untuk meningkatkan produktivitas.

Berdasarkan Metabolit Mikroba

Fermentasi yang menghasilkan metabolit mikroba dibedakan menjadi 2 yaitu:

  • Metabolit primer
    Produk metabolisme primer contohnya etanol, asam sitrat, polisakarida, aseton, butanol, dan vitamin.
  • Metabolit sekunder
    Merupakan fermentasi yang dihasilkan mikroba contohnya antibiotik, pemacu pertumbuhan, inhibitor enzim, dan lain-lain.

Proses Fermentasi

Berikut adalah tahapan proses fermentasi:

  • Mempersiapkan medium yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme.
  • Sterilisasi Medium, Fermentor dan Perlengkapannya
  • Menyiapkan produksi kultur murni atau campuran yang sesuai dengan jumlah yang dibutuhkanuntuk menginokulasi pada tahap produksi
  • Mengoptimalkan produksi pada tahap fermentasi produk dengan kondisi Optimal
  • Proses ekstraksi dan Purifikasi
  • Pembuangan limbah medium yang dihasilkan pada saat produksi.

Contoh Makanan dan Minuman Hasil Fermentasi

  • Bir

Minuman ini mengandung 5% alkohol, minuman ini adalah salah satu hasil fermentasi dari gandum, barley dan biji-bijian.

Cara fermentasinya dengan mengeringkan gandum lalu dihaluskan dan dicampur dengan air panas.

Cairan ini disimpan di dalam bejana fermentasi lalu ditambahkan ragi lalu dibiarkan beberapa minggu dengan kondisi anaerob.

Kondisi demikian akan membuat ragi memakan gula dan membentuk alkohol.

  • Anggur

Anggur adalah minuman beralkohol yang terbuat dari buah anggur yang difermentasi.

Anggur memiliki keseimbangan sifat alami yang menyebabkan buah tersebut dapat difermentasi tanpa menambahkan gula, asam, enzim, ataupun nutrisi lain.

Anggur dibuat dengan cara memfermentasi jus buah anggur menggunakan khamir dari tipe tertentu.

Ragi akan memakan kandungan gula yang ada pada buah anggur dan mengubahnya menjadi alkohol.

  • Tempe

Tempe adalah hasil fermentasi kacang kedelai. Pembuatan tempe diawali dengan sama dengan penanaman mikroba (Rhizopus) pada media kacang kedelai.

Perpaduan kacang kedelai dengan Rhizopus (ragi tempe) tersebut menimbulkan proses fermentasi.

Proses fermentasi melunakkan kacang kedelai dan mengurai protein. Terurainya protein kedelai menjadi lebih sederhana, lebih mudah dicerna sehingga khasiatnya bisa diserap lebih baik.

  • Yoghurt

Yoghurt adalah hasil fermentasi susu. Proses fermentasinya yaitu dengan menambahkan bakteri Bifidobacterium sp., Lactobacillus sp. atau bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus.

Bakteri-bakteri tersebut akan mengubah laktosa pada susu dan menghasilkan asam laktat.

Yoghurt memiliki manfaat yang baik bagi pencernaan.

Efek Samping Mengkonsumsi Makanan Fermentasi Berlebihan

Beberapa produk makanan hasil fermentasi memang memberikan manfaat yang baik bagi kesehatan, namun ada juga efek samping yang perlu diperhatikan.

Terutama jika mengkonsumsinya dalam jumlah yang berlebih.

  • Menyebabkan perut kembung

Gas yang berlebih setelah probiotik membunuh bakteri berbahaya seperti Salmonella dan E. Coli. di usus, inilah yang menyebabkan perut kembung.

  • Sakit kepala

Orang yang sensitif terhadap histamin dan tyramin bisa mengalami sakit kepala setelah mengonsumsi makanan fermentasi.

Kerena pengaruh senyawa amina yang menstimulasi sistem saraf pusat. Senyawa ini dapat menurunkan atau menaikkan aliran darah yang bisa menimbulkan sakit kepala.



The post Fermentasi: Pengertian – Proses dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>