Film - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/film Tue, 28 Feb 2023 04:26:54 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Film - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/film 32 32 Seni Film : Pengertian, Sejarah, Fungsi, Unsur, dan Jenis https://haloedukasi.com/seni-film Tue, 28 Feb 2023 04:26:48 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41674 Seni film memiliki definisi yang berbeda-beda, terdapat definisi seni film merupakan sesuatu yang dimulai dari gambaran hidup yang memiliki sebuah alur cerita sampai cerita tokoh tertentu dibuat oleh produser. Pengertian Seni Film Seni film merupakan sebuah rangkaian gambar hidup yang diputar sehingga dapat menghasilkan sebuah ilusi gambar yang bergerak dan disajikan dalam bentuk hiburan. Secara […]

The post Seni Film : Pengertian, Sejarah, Fungsi, Unsur, dan Jenis appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seni film memiliki definisi yang berbeda-beda, terdapat definisi seni film merupakan sesuatu yang dimulai dari gambaran hidup yang memiliki sebuah alur cerita sampai cerita tokoh tertentu dibuat oleh produser.

Pengertian Seni Film

Seni film merupakan sebuah rangkaian gambar hidup yang diputar sehingga dapat menghasilkan sebuah ilusi gambar yang bergerak dan disajikan dalam bentuk hiburan. Secara etimologi, film berasal dari kata cinematographe yakni sebuah cinema yang berarti gerak, tho atau phytos yang berarti cahaya dan graphie atau graph yang memiliki arti tulisan, gambar citra.

Dengan diambil sebuah kesimpulan, seni film ialah sebuah proses melukis sebuah gerak dengan cahaya yang menggunakan alat khusu berupa kamera. Terdapat pendapat lain, yang juga mengemukakan bahwa seni film ialah sebuah hasil karya yang mempunyai kelengkapan dari beberapa unsur seni untuk melengkapi kebutuhan yang memiliki sifat spiritual.

Unsur seni yang terdapat pada seni film, ialah

  • Seni rupa
  • Seni fotografi
  • Seni tari
  • Seni teater
  • Seni puisi
  • Seni musik
  • Seni arsitektur
  • Seni puisi sastra
  • Novel.

Pengertian seni film menurut para ahli

Seni film ini, juga dapat disimpulkan bahwa gabungan dari seni-seni yang tertera di kalimat sebelumnya. Berikut ini, Pengertian sseni film menurut beberapa ahli, diantaranya :

  • Effendi

Seni film, menurut Effendi adalah sebuah hasil budaya dan juga alat ekspresi kesenian, yang menurutnya film sebagai alat komunikasi yang menggabungkan berbagai teknologi, seperti halnnya fotografi, rekaman suara, dan juga kesenian.

  • Kridalaksana

Pengertian film menurut Kridalaksana, ialah lembaran tipis, bening, mudah lentur yang dilapisi dengan lapisan anthalo, yang digunakan untuk keperluan fotografi. Alat media massa yang mempunyai sifat lihat dengar atau yang biasa disebut dengan audio visual dan dapat mencapai massa yang banyak.

  • Susanto

Seni film adalah kombinasi antar usaha penyampaian pesan melalui gambar bergerak, pemanfaatan teknologi kamera, warna dan juga suara.

Sejarah Seni Film

Seni film pertama kali diciptakan dan juga diperkenalkan oleh Lumiere Brothers yaitu pada tahun 1805. Pada tahu 1899, film mengalami perkembangan dan dilanjutkan oleh George Mellies dengan memberikan gaya editing pada filmnya yang memiliki judul “Trip tp The Moon“. Pada tahun 1902, Edwin Peter hadir dengan kualitas produksi film yang lebih baik pendahuluannya yang diberi judul “Life of In America Fireman”.

Perkembangan seni film di Indonesia mengalami masa kejayaan pda 70 sampai dengan 80-an, di mana saat ini seni film di Indonesia mendapatkan banyak apresiasi dan juga respon positif dari masyarakat karena dianggap dapat memenuhi kebutuhan spiritual dan psikologi sebelum masuknya broadcast TV (RCTI) pada tahun 1988.

Sedangkan, bioskop muncul pertama kali di Indonesia yaitu pada tahun 1900 yang letaknya berada di Tanah Abang Kebon Jahe. Namun, hal ini disayangkan karena belum bisa dijadikan sebagai tonggak awal perkembangan film di Indonesia, sebab film yang diputar pun masih menggunakan film impor.

Sehingga, pada tahun 1926, tepatnya saat di kota Bandung, sebuah film yang digarao sekaligus dijadikan sebagai tonggak awal perkembangan film di Indonesia yang berjudul Loetoeng Kasaroeng. Suksesnya film ini, tidak bisa lepas dari peran serta Wiranatakusumah V yang kala itu menjabat sebagai Bupati Bandung.

Fungsi Seni Film

Fungsi seni film, selain sebagai sarana hiburan, juga memiliki fungsi yang lebih luas. Diantarannya,

Media Ekspresi

Bagi para pelaku seni, dengan adanya seni film ini dapat menjadi wadah untuk mereka menuangkan bentuk ekspresi. Banyak orang diluar sana yang memiliki bakat berakting dan mampu memerankan berbagai macam karakter tokoh yang berbeda, sehingga bakat yang dimiliki bisa diekspresikan dengan adanya seni film ini.

Berlaku juga untuk sutradara atau produser yang memiliki sebuah kemampuan dalam membuat plot ceita maka dapat ditulis dan juga diangkat sebagai sebuah film yang layak untuk ditonton oleh masyarakat luas.

Media Hiburan

Seni Film, memiliki identik yang dapat dijadikan sebagai sarana hiburan bagi mereka yang bosan atau penat dengan aktivitas yang dimiliki. Biasanya, mereka meluangkan waktu yang dimiliki untuk menonton film di bioskop.

Sekarang ini menonton film di gawai yang dimiliki juga laptop atau perangkat elektronik lainnya terkait dengan webseries juga film yang sudah tersedia di perangkat elektronik tersebut.

  • Media Komunikasi

Seni film juga sebagai media komunikasi yang baik terutama pada saat menyampaikan pesan-pesan kepada para penonton mengenai mana yang baik dan buruk, sehingga bisa diambil hikmahnya dari setiap kejadian yang disajikan.

  • Media Pendidikan

Seni Film, juga memiliki fungsi sebagai sarana pendidikan melalui sebuah film kita dapat mengangkat kisah-kisah inspiratif dalam dunia pendidikan sehingga bagi siapapun yang menonton film tersebut mendapatkan makna tersirat juga ilmu dari alur cerita pada film yang telah ditonton.

Unsur-Unsur Seni Film

Di dalam seni film terdapat unsur-unsur sebagai penyusunnya, yang saling memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya, dan tidak dapat dipisahkan begitu saja. Berikut ini, unsur-unsur dalam seni film,

Produser

Produser ialah seorang yang memiliki tugas sebagai penanggung jawab terhadap segala hal yang dibutuhkan dalam pembuatan film. Produser memiliki peran penting sekaligus juga memiliki posisi yang paling tinggi.

Sutradara

Unsur seni film selanjutnya ialah sutradara yang merupakan orang yang memiliki tanggung jawab terhadap pembuatan filmnya. Sutradara ini, hanya dapat bertanggung jawab terhadap prose pembuatannya bukan hal-hal yang berkaitan dengan pendaan juga properti.

Penulis Skenario

Penulis skenario dalam seni film ini merupakan orang yang memiliki tanggung jawab sebagai penulis naskah untuk cerita yang akan diangkat sebagai film. Naskah hasil karya penulis inilah yang akan diproduksi sebagai film untuk selanjutnya.

Kameraman

Kameraman ialah seorang penata kamera pada saat proses pembuatan film sedang berlangsung. Setiap adegan yang tertulis dalam naskah akan diperankan oleh aktor dan akan direkam oleh seorang kameraman yang telah dipercaya.

Penata Musik

Seni film akan menjadi sangat menarik, jika dengan adanya musik yang mendukung jalnnya film tersebut. Hal inilah yang menjadi tugas penata musik yaitu dalam hal pengisian suara dan juga musik dalam film.

Penata Artistik

Penata artistik, ialah orang yang bertanggung jawab dalam menampilkan sebuah kean dan cita rasa artistik pada suatu film yang sedang dikerjakan atau saat proses pembuatan.

Editor

Setelah proses perekaman, proses selanjutnya yaitu editing, hasil rekaman yang telah diselesaikan harus melalui proses editing supaya hasil yang didaptkan semenarik mungkin dan juga sesuai dengan kebutuhan jalan cerita film.

Pengisi Suara

Pengisi suara ini dilakukan karena tidak semua pemeran di dalam fil m menggunakan suaranya sendiri dalam melafalkan dialog yang sudah tertera di naskah. Terdapat juga yang disisipkan dengan suara yang diisi saat proses pengeditan berlangsung.

Pemeran

Pemeran ini, ialah orang yang sudah dipilih untuk memerankan tokoh tertentu untuk melakukan beberapa scene yang sesaui dengan alur cerita yang telah ditetapkan. Adapu pemeran pria disebut sebagai aktor, sedangkan pemeran wanita disebut sebagai aktris.

Jenis Seni Film

1. Film Cerita

Film cerita ialah salah satu jenis film yang memiliki cerita dan menjadi fokus utama untuk ditonjolkan baik dari segi cerita fiktif ataupun cerita nyata yang dimodifikasi. Adapun, film cerita ini dibagi menjadi dua bagian, meliputi:

Film Cerita Pendek

Jenis film pertama, ialah film cerita pendek atau disebut dengan cerita pendek. Jenis film ini memiliki durasi kurang lebih 60 menit. Biasanya jenis film ini ialah film uji coba yang dijadikan sebagai batu loncatan oleh sekelompok orang sebelum membuat film dengan durasi lebih panjang.

Umumnya, film ini berjenis cerita pendek ini dibuat oleh mahasiswa jurusan perfilman untuk memenuhi tugas. Atau, bisa juga diproduksi oleh sekelompok orang yang memiliki antusias dalam dunia perfilman, agar dapat memproduksi film dengan baik.

Film Cerita Panjang

Film cerita panjang ini biasannya ditayangkan di bioskop dengan durasi 90-100 menit. Alur cerita yang disajikan lebih kompleks dibandingkan dengan jenis film cerita pendek. Bahkan karena kompleksnya suatu cerita dalam film cerita panjang durasinya dapat dimuat sampai 120-180 menit.

2. Film Berita

Film Berita ini merupakan jenis film yang menceritakan tentang fakta ataupun peristiwa yang benar-benar terjadi, sehingga film ini memiliki nilai berita yang kuat untuk disampaikan kepada para penonton.

3. Film Dokumenter

Film dokumenter merupakan jenis film yang bercerita mengenai tentang kenyataan, jenis film inni berbeda dengan berita yang menyajikan rekaman kenyataan. Film dokumenter dibuat dari hasil interpretasi dari pembuat film tentang kenyataan yang dibuat film tersebut. Adapun tujuan dari pembuatan film dokumenter yaitu sebagai edukasi untuk tujuan penyebaran informasi.

4. Film Kartun

Film kartun dibuat khusus untuk anak-anak sebagai pasarnya. Tokohnya bukan dari pameran asli, melainkan sebagai karakter buatan dari proses animasi. Karena jenis film ini disebut juga dengan film animasi , film kartun ini tidak hanya dibuat untuk anak-anak tetapi juga untuk dewasa.

The post Seni Film : Pengertian, Sejarah, Fungsi, Unsur, dan Jenis appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Film: Pengertian – Sejarah dan Jenisnya https://haloedukasi.com/film Mon, 19 Dec 2022 16:43:33 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39927 Film menjadi salah satu bentuk media komunikasi massa yang cukup populer di masyarakat. Kefenomenalannya dalam menampilkan gambar yang berbeda dengan media cetak yang menjadi media pendahulunya, membuat publik takjub di awal kemunculannya. Melalui film, publik dapat melihat berbagai replika realitas dalam sebuah gambar hidup tentang kehidupan sehari-hari. Hal ini mengakibatkan pada dijadikannya film sebagai bahan […]

The post Film: Pengertian – Sejarah dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Film menjadi salah satu bentuk media komunikasi massa yang cukup populer di masyarakat. Kefenomenalannya dalam menampilkan gambar yang berbeda dengan media cetak yang menjadi media pendahulunya, membuat publik takjub di awal kemunculannya.

Melalui film, publik dapat melihat berbagai replika realitas dalam sebuah gambar hidup tentang kehidupan sehari-hari.

Hal ini mengakibatkan pada dijadikannya film sebagai bahan kajian dan perdebatan, khususnya ketika film tidak lagi dilihat sebagai replika atas realitas kehidupan yang mengundang decak kagum pemirsanya.

Terlebih ketika teknik dalam film mengalami perkembangan hingga menghasilkan film yang luar biasa. Pergeseran fungsi film sebagai media hiburan, telah berubah menjadi entitas perangkat komunikasi dalam konteks sosial masyarakatnya.

Pengertian Film

Film dianggap sebagai sebuah karya seni yang menampilkan berbagai aspek dalam realita kehidupan dengan berbagai dimensi kemasyarakatannya. Dimensi kemasyarakatan di sini berisikan tentang dimensi yang terkait dengan kehidupan masyarakat sebagai sebuah entitas, baik politik, ekonomi, sosial, maupun budaya.

Berdasarkan UU Nomor 33 tahun 2009, film adalah suatu karya seni budaya yang termasuk dalam pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara serta dipertunjukkan.

Namun, secara mendasar film diartikan sebagai rangkaian foto yang dihasilkan dari pita seluloid yang disejajarkan sedemikian rupa, kemudian diputer hingga menghasilkan gambar hidup atau bergerak. Rangkaian dari berbagai gambar atau foto dalam film disebut dengan frame. Sementara pergerakan frame foto dalam film dinamakan dengan intermitten movement.

Dalam satu intermitten movement dari suatu adegan atau gerakan normal, setiap detiknya diperlukan sebanyak dua puluh empat frame foto. Dengan demikian, dalam sebuah film iklan dengan durasi 30 detik, membutuhkan setidaknya 720 frame foto. Sedangkan untuk sebuah film dengan durasi satu hingga dua jam, tentunya memerlukan jauh lebih banyak frame foto.

Dalam keseharian, film juga sering disebut dengan sinema. Mungkin sinema adalah istilah paling tepat untuk menyebutkan rentetan gambar bergerak yang selama ini kita sebut dengan film. Hal ini dikarenakan, istilah ‘film’ sebenarnya merujuk pada lapisan bahan baku untuk fotografi (Jufry, 2008: 96), yang mana telah melalui proses kimiawi (cuci cetak), hingga akhirnya menjadi gambar statis (foto).

Sementara istilah ‘sinema’ digunakan untuk penyebutan dari cinematographe, yang merupakan nama dari sebuah kamera gambar bergerak dan proyektor hasil temuan dari Lumiere bersaudara. Cinematography merupakan gabungan dari kata Cinematik (gerak), phytos (cahaya), dan graphy (gambar atau lukisan), yang didefinisikan sebagai proses melukiskan gerak dengan bantuan cahaya.

Meski secara teknis film didefinisikan sebagai gambar bergerak, namun apabila dikaitkan dengan kehidupan sosial, film memiliki definisi tersendiri, yakni suatu media hiburan yang menggunakan cerita sebagai sarananya dan disajikan lewat suara dan rangkaian gambar dengan memberikan ilusi gerakan berkelanjutan. Hal ini akan berimplikasi pada kegiatan komersial terhadap sebuah film.

Dari seluruh rangkaian definisi dan pengertian tentang film di atas, dapat disimpulkan bahwa film pada dasarnya merupakan sebuah pranata sosial dari suatu karya seni dan budaya yang disajikan melalui berbagai media massa, dengan pemanfaatan panca indera berupa penglihatan dan pendengaran, berdasarkan kaidah sinematografi yang direkam dalam pita seluloid atau sejenisnya sebagai media hiburan yang dipertunjukkan.

Sejarah dan Perkembangan Film

Kamera Pertama di Dunia

Kemajuan produksi dari sebuah film sebagai media rekam gambar dan media komunikasi massa, tidak lepas dari sejarah ditemukannya alat perekam gambar pertama, yaitu kamera.

Bentuk pertama dari kamera adalah obscura, yaitu sebuah kotak hitam dengan lubang kecil di dalamnya. Sehingga dengan adanya seberkas cahaya yang masuk ke dalam lubang tersebut, mampu menghasilkan bayangan dari berbagai benda yang ada di depannya.

Pada 1826, Joseph Nicephone Niepce merupakan orang pertama yang menghasilkan gambar atau foto pertama di dunia dengan merekam sebuah objek melalui proses heliografi, sehingga foto pertama tersebut dinamakan dengan foto heliogrof.

Keberhasilan Niepce merekam gambar permanen tersebut mendorong lahirnya berbagai penemuan lain di bidang fotografi, seperti ‘Daguerreotype’ oleh Louis J.M Daguerre (1839), yaitu sebuah gambar permanen pada lembaran plat tembaga perak berlapis larutan iodin yang kemudian dipanaskan dengan merkuri (neon).

Pada 1841,  yaitu ditemukannya film positif/negatif oleh William Henry talbott, di mana prosesnya disebut dengan ‘Talbotype’. Dilanjutkan pada 1869 dengan penemuan seluloid oleh John Wesley Hyatt yang dipatenkan pada 1870.

Satu dekade selanjutnya, antara 1881-1900 ditemukannya rol fil. Kamera Kodak portable box, dan penyempurna film seluloid yang dikembangkan oleh George Eastman.

Ditemukannya Kinetograph

Berbagai penemuan di bidang fotografi tersebut mendorong berkembangnya motion picture (teknologi gambar bergerak). Diawali dengan upaya Thomas Ava Edison (1847-1931) dan asistennya William Kennedy Laurie Dickson (1860-19350) membangun sebuah perangkat untuk merekam gerakan pada film serta perangkat lain untuk melihat film.

Pada November 1890, keduanya berhasil merancang kamera bertenaga motor yang mampu memunculkan gambar foto bergerak yang disebut kinetograph (alat perekam gerak).

Pada 1891, Dickson berhasil merancang proyektor film (mesin optik lentera) yang disebut dengan kinetoscope (alat pemroyeksi gerak). Hingga pada 20 Mei 1891, telah dilaksanakan pemutaran film pertama dengan kinetoscope di laboratorium Edison dengan menampilkan rekaman film di mana Dickson sedang membungkuk, tersenyum, serta memberi salam dengan membuka topi di hadapan para hadirin. Meski pun durasinya singkat, namun telah membuahkan kekaguman luar biasa dari para hadirin.

Pada 1890, Edison Dickson merancang sebuah prototipe sistem suara film yang dinamai kinetophonograph atau kinetophone. Namun, suara yang dihasilkan tidak sinkron dengan gambar gerak filmnya. Pada 1893, film studio pertama karya Edison dibuat di studio miliknya ‘West Orange’ beserta kinetoscope-nya. Hingga pada 14 April 1894, oleh Edison Kinetoscope mulai dioperasikan secara komersil.

Penayangan Film Pertama di Dunia

Berbagai karya Edison Dickson mendorong Louis Lumiere dan Auguste Lumiere melakukan inovasi pada kamera portabel dan alat proyektor sehingga dapat memproyeksikan gambar film ke penonton.

Kamera tersebut diberi nama Cinematographe, yang dipatenkan pada februari 1895. Lumiere bersaudara juga menciptakan standar film 35 mm yang hingga sekarang masih digunakan.

Pada Maret 1895, demonstrasi pertama karya Lumiere bersaudara dengan Cinematographe dilaksanakan dengan menayangkan sebuah film tentang para pekerja pabrik yang meninggalkan pabrik guna beristirahat.

Mereka berdua pula yang memperkenalkan kegiatan pemutaran film di tempat tertutup, yang sekarang dikenal dengan bioskop. Pada 28 Desember 1895 merupakan awal pameran film komersial pertama dengan sepuluh film pendek berdurasi sekitar dua puluh menit di Salon Indie, Cafe Grand Boulevard des Paris Capucines Lumiere.

Pada 1897, pembukaan gedung pertunjukan khusus film oleh Lumiere bersaudara dengan dinamai Nickelodeon, yang berasal dari kata Nickel, merupakan sejumlah uang untuk membeli tiket setara lima sen, dan Odeon memiliki arti gedung pertunjukan kecil khusus musik dan drama.

Pada tahun-tahun yang hampir bersamaan namun di tempat berbeda, sekitar 1895, dua bersaudara asal Berlin Jerman Emil dan Max Skladanowsky juga telah mampu memproyeksikan film dengan proyektor temuan mereka sendiri.

Pada 1893, Thomas Armat dan Charles Francis Jenkins dari Amerika  melakukan pengembangan pula pada Phantascope yang merupakan perangkat proyektor film pada layar Woodville Latham asal Amerika juga, di mana ia melakukan pengembangan pada proyektor  populer yang disebut Eidoloscope atau Panoptikon Proyektor (1895). Pada 1896 di London, Birt Acres melakukan pengembangan pada mesin proyektor film, yang dinamai Lantern Kinetic.

Masih di tahun yang sama, 1895, Robert William Paulus asal Inggris mengembangkan sebuah proyektor populer, Theatrograph. Pada 1896, perusahaan Edison melakukan pembelian pada versi perbaikan mesin proyeksi film yang diciptakan oleh Thomas Armat dan Charles Francis Jenkins, yaitu Phantascope, lalu diubah menjadi Vitascope.

Perkembangan Film di Era Modern

Perkembangan film terus mengalami perkembangan sejalan dengan perkembangan teknologinya. Di mulai dari periode film bisu (1895-1903), dilanjutkan dengan masa film cerita yang bisu (1903-1927), kemudian berlanjut ke masa film bicara hitam putih (1927-1935), masa film berwarna (1935-1953), dan berlanjut ke masa film layar lebar (1953-sekarang).

Proses dan teknik dari pengambilan gambar film juga mengalami perkembangan dengan adanya kamera yang mampu melakukan pembesaran, mengatur fokus, ketajaman gambar dan fitur canggih lainnya sehingga kualitas gambar dan suara yang dihasilkan pun semakin baik.

Sementara itu, skenario, properti, alur, latar, dan berbagai komponen film lainnya juga mengalami perkembangan, hingga menghasilkan film dalam bentuk digital.

Jenis-Jenis Film

Film merupakan karya kolektif yang melibatkan banyak sumber daya di dalamnya. Selain itu, film juga menjadi media untuk menampung berbagai ekspresi dari berbagai seni dan budaya dalam sebuah masyarakat, dan merupakan media yang diserap lebih dari satu panca indera sehingga mampu membangkitkan berbagai emosi para audiensnya.

Dengan berbagai kapasitasnya tersebut, tidak mengherankan jika film menjadi salah satu wadah kreativitas berbagai ekspresi seni sehingga mampu menciptakan berbagai jenis atau genre.

Menurut David Bordwell (1997), pembagian jenis film tersebut dapat dibedakan menjadi empat jenis, diantaranya film fiksi, film non-fiksi, film animasi, dan film eksperimental. Berikut penjelasan dari ke empat jenis film tersebut.

Film Fiksi

Film fiksi merupakan sebuah film yang didasarkan pada suatu rekaan atau imajinasi dari pembuatnya. Umumnya, alur cerita dari film fiksi, baik dari peristiwa, kejadian, atau kisah tertentu yang dialami oleh para tokohnya merupakan hasil dari rekayasa atau imajinasi pembuat atau pengarangnya.

Karena film fiksi berisikan tentang sebuah narasi atau cerita, film fiksi disebut juga istilah film narasi (Narrative film or fictional film is a film that tells a fictional story or narrative). Film fiksi bisa dibuat dengan berbagai genre, seperti film horor, film perang, film komedi, film musik, film sejarah, film aksi, telenovela, film ilmiah, dan lain-lain.

Film Non-Fiksi

Film non-fiksi merupakan sebuah film di mana plot ceritanya bukan hasil rekayasa atau imajinasi pembuat atau pengarangnya, melainkan berdasarkan berbagai hal yang sifatnya nyata (faktual), dan benar-benar ada dalam kehidupan manusia.  Film fiksi bisa dibedakan menjadi dua jenis , yaitu faktual dan dokumenter.

Film faktual merupakan film yang secara umum hanya menampilkan berbagai fakta atau rekaman sebuah peristiwa yang disajikan secara apa adanya. Misalnya, sebuah film yang berisikan tentang operasi penyelamatan, yang sifatnya dokumentasi.

Sedangkan film dokumenter adalah sebuah film hasil rekonstruksi dari suatu peristiwa, kejadian atau kisah yang sifatnya faktual kemudian disajikan kembali dengan sebuah cerita yang disusun senyata mungkin dengan peristiwa aslinya.

Salah satu aliran yang berkembang dalam film dokumenter adalah dokudrama. Contoh dari film non-fiksi antara lain film pendidikan, film pariwisata, film instruksional, dan sebagainya.

Film Animasi

‘Animasi’ atau ‘Animation’ merupakan istilah yang berasal dari kata ‘to animate’, yang memiliki arti menghidupkan atau membuat seolah-olah hidup.

Jadi, definisi dari film animasi adalah sebuah film yang menggunakan lukisan, gambar, atau benda yang merupakan replika, baik dari suatu makhluk hidup maupun benda mati yang dihidupkan melalui teknik animasi, baik berupa film cerita maupun non-cerita.

Film fiksi, secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu animasi dua dimensi (flat animation/dwi matra), dan animasi tiga dimensi (object animation/trimatra).

Berdasarkan bahan pembuatannya, animasi dua dimensi dapat dibedakan menjadi dua, yakni animasi sel (cells animation) dan animasi seluloid (celluloid animation).

Sedangkan untuk animasi tiga dimensi (object animation/trimatra), bisa dibedakan menjadi tiga jenis, antara lain animasi boneka (puppet animation), animasi model (model animation), dan animasi piksilasi (pixilation animation).

Film Eksperimental

Film eksperimental merupakan jenis film di mana proses pembuatannya tidak menggunakan standar prosedur baku dari pembuatan sebuah film. Tujuan dari pembuatan film eksperimental adalah untuk membuat sesuatu yang baru atau berbeda dari film-film yang telah ada sebelumnya.

Film eksperimental disajikan dengan menampilkan serangkaian gambar, baik secara faktual maupun abstrak, serta tidak berbentuk sebuah cerita atau narasi yang sering kali memberikan penekanan pada ekspresi personal paling dalam dari pembuatnya.

Bentuk-bentuk dari film eksperimental bisa berwujud dalam film animasi, adegan langsung, olahan komputer, bisa juga kombinasi dari ketiganya.

Konteks Ideologi Film

Sebagai suatu sistem komunikasi, bisa dikatakan film merupakan sebuah bentuk pranata sosial dalam kehidupan bermasyarakat dengan berisikan seperangkat nilai atau ideologi yang menjadi dasar atau acuan masyarakat dalam menjalankan kehidupan bersama guna mencapai tujuan bersama.

Dengan adanya ideologi tersebut, sebuah film akan selalu membawa ideologinya dalam setiap peran beserta fungsinya dalam masyarakat.

Sistem Film di Negara Liberalis-Kapitalis

Di negara-negara liberalis-kapitalis, konteks ideologi perfilmannya bisa dikatakan tidak memiliki pertentangan yang sifatnya ideologis. Hal ini dikarenakan baik ideologi tradisional maupun ideologi organiknya berada pada satu garis konsonan.

Ideologi organik di negara-negara liberalis-kapitalis merupakan turunan dan cerminan dari ideologi tradisionalnya.

Maka dari itu, berbagai film di negara-negara liberalis-kapitalis umumnya banyak mencatat berbagai prestasi kemajuan yang tinggi pada skala industri yang masif. Mungkin Amerika bisa menjadi representasi dari negara-negara liberalis-kapitalis paling fenomenal dan maju dalam industri perfilmannya, contohnya Hollywood dengan segala kebesarannya.

Kemajuan industri perfilman di Amerika tersebut tentu saja tidak terlepas dari sistem komunikasinya yang bebas dan benar-benar mencerminkan ideologi yang dianut negara dan masyarakatnya.

Selain itu, negara-negara liberalis-kapitalis menjadikan industri perfilman sebagai bentuk komunikasi massa  dengan tujuan komersial guna merengkuh keuntungan sebanyak-banyaknya.

Sistem Film di Negara Sosialis-Komunis

Industri perfilman di negara-negara sosialis-komunis, proses produksi hingga distribusi pesan atau film dikuasai secara penuh oleh negara.

Film dijadikan sebuah alat komunikasi massa bagi pemerintah dengan peran serta fungsi yang krusial dan strategis dalam memengaruhi serta membangun kesadaran masyarakat akan ideologi sosialis-komunis.

Film juga menjadi media dalam membangun kohesivitas dan ketundukan masyarakat pada ideologi sosialis-komunis. Dengan demikian, jika di negara-negara liberalis-kapitalis film dimiliki dan diproduksi oleh pihak swasta, maka lain halnya dengan negara-negara sosialis-komunis di mana film dimiliki, dikuasai dan diproduksi oleh negara.

Berbicara tentang film di negara-negara sosialis-komunis, tentu tidak bisa lepas dari perkembangan film di era Uni Soviet dahulu. Film-film yang mereka produksi merupakan wujud negara pertama yang mengimplementasikan ide dan ideologi sosialis-komunis.

Salah satu ciri dari film Uni Soviet adalah adanya kebijakan dari tokoh pendiri dan pemegang kekuasaan awal Soviet , seperti pada masa kekuasaan Lenin (1917-1924), masa kekuasaan Stalin (1924-1953), dan masa-masa setelahnya (1953-hingga sekarang).

The post Film: Pengertian – Sejarah dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Negara Penghasil Film Terbaik di Dunia yang Perlu diketahui https://haloedukasi.com/negara-penghasil-film-terbaik-di-dunia Wed, 08 Jun 2022 01:57:35 +0000 https://haloedukasi.com/?p=35345 Film adalah sebuah karya seni yang sangat dinikmati oleh banyak orang. Selain menghibur, film dapat berfungsi sebagai media informasi dan edukasi sehingga penonton bisa mengambil makna dari film tersebut. Berbicara tentang film, industri film sendiri telah ada sejak 100 tahun yang lalu. Mungkin kamu pernah merasakan atau mendengar yang namanya film bisu dengan warna hitam […]

The post 7 Negara Penghasil Film Terbaik di Dunia yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Film adalah sebuah karya seni yang sangat dinikmati oleh banyak orang. Selain menghibur, film dapat berfungsi sebagai media informasi dan edukasi sehingga penonton bisa mengambil makna dari film tersebut.

Berbicara tentang film, industri film sendiri telah ada sejak 100 tahun yang lalu. Mungkin kamu pernah merasakan atau mendengar yang namanya film bisu dengan warna hitam putih saja. namun seiring perkembangan zaman, kini para sineas dunia telah mampu membuat film dengan berteknologi canggih seperti efek CGI.

Jika zaman dahulu film hanya berdurasi pendek dan tanpa suara serta properti yang seadanya, sekarang film dapat diproduksi dengan bantuan animasi komputer dan biaya yang tak murah pula. Oleh sebab itu, tidak heran jika film saat ini menjadi sangat diminati hampir di seluruh negara.

Tapi, apakah kamu tahu negara mana saja yang menjadi penghasil film terbaik di dunia? Nah berikut ini beberapa negara yang memiliki industry film terbaik dan tersukses di dunia.

1. Amerika Serikat

Jika mencari film-film yang berasal dari Amerika Serikat, tentunya tidak ada habisnya. Pasalnya ada banyak sekali film yang telah diproduksi di negara tersebut. film-film yang diproduksi tersebut dikenal dengan industri film Hollywood.

Sejak dahulu, film Hollywood memang selalu mendominasi dalam hal apapun di dunia perfilman. Bahkan mendengar kata film saja selalu bersinonim dengan Hollywood.

Amerika Serikat mampu menghasilkan beragam film box office tiap tahunnya. Jika mengingat prestasi dan reputasi yang dimilikinya, tidak heran bila film Hollywood akan terus menguasai industri film selama 10, 20 atau bahkan sampai 50 tahun ke depan.

Selain dikenal sebagai industri paling sukses dan tertua, film Hollywood juga memiliki keuntungan paling tinggi dibandingkan dengan film negara lainnya. pada tahun 2017, industri film ini telah menghasilkan keuntungan sebesar 10 miliar dolar AS atau setara Rp142,3 triliun.

Tercatat pada tahun 2019, ada sekitar 598 film yang telah mereka prouksi. Adapun distributor utama dari film mereka seperti Universal Studious, Paramount Pictures, Warner Bros, 20th Century Fox, Metro-Woldwyn-Mayer Inc, Columbia Pictures Industries Inc, Sony hingga Lions Gate Entertainment.

2. China

Negara selanjutnya yang menjadi penghasil film terbaik di dunia adalah China. Negara terpadat di dunia ini pula ternyata sukses juga dalam dunia perfilman, lho. Mayoritas industri film China memprioritaskan unsur kung fu atau dikenal dengan shaolin.

Adapun distribusi utama dari film-filma yang diproduksi China seperti Huazia dan Enlight, China Film, dan sebagainya. Mereka telah merilis sekitar 1.004 film pada tahun 2019.

Industri film ini juga didukung oleh industri perfilman Hong Kong. Yap, Hong Kong memang dikenal dengan negara yang mampu memproduksi ratusan film dalam kurun satu tahun. Bila bukan karena adanya film Hollywood, bisa dipastikan bahwa kebanyakan penonton akan lebih sering menonton film ini.

Dari film tersebut, China telah menghasilkan sebanyak 8,59 miliar dolar AS atau setara Rp122,2 triliun. Secara kuantitas film, China memang masih kalah dibandingken dengan India dan Amerika Serikat dengan berada di peringkat keempat.

3. India

Jika sebelumnya film Amerika Serikat dikenal dengan Hollywood, mungkin kamu tidak asing dengan kata Bollywood. Yap, Bollywood adalah sebutan untuk industri film India.

India telah menempati posisi pertama sebagai industri film dengan kuantitas paling banyak di dunia. Namun demikian, India juga berada di posisi ketiga dengan jumlah keuntungan tertinggi.

Pada tahun 2019, India telah sukses menayangkan sekitar 1.920 film dan salah satu produsen film terbesarnya berbasis di Kota Mumbai. Adapun distributor utama film India yaitu Eros Internasional, Reliance Big Pictures, UTV Motion Pictures, Yash Raj Film dan masih banyak lagi.

Salah satu keunikan dari film India adalah mengedepankan film-film bergenre musikal di mana diselingi oleh lagu dan tarian khas negaranya. Hal ini bukan berarti film India monoton, kini telah banyak film India yang modern dan dapat ditonton oleh seluruh kalangan. Dari industri film tersebut, India mampu meraup keuntungan hingga 2,39 miliar dolar atau Rp34 triliun.

4. Jepang

Pernah nonton film anime atau animasi? Yap, itulah ciri khas dari industri film Jepang. Film-film yang diproduksi adalah anime atau kartun khas Jepang dan banyak pula genre lain seperti romance, action, dan lain-lain.

Pada tahun 2019, tercatat negara matahari terbit ini telah menayangkan sebanyak 634 film dengan genre anime dan Jav yang mengambil peran besar terhadap angka tersebut. Jika dilihat dari jumlah pendapatan, Jepang berada di posisi keempat dengan pendapatan tertinggi di dunia.

Disebutkan, industri film Jepang dapat menghasilkan keuntungan mencapai 2 miliar dolar AS atau setara Rp28,4 triliun. Tidak hanya itu, industri film jepang juga berada di posisi kelima dengan kategori kuantitas film tertinggi di dunia, lho. Hebat banget kan?

5. Hong Kong

Negara penghasil film terbaik di dunia selanjutnya adalah Hong Kong. Negara ini sendiri mempunyai tingkat kebebasan politik dan ekonomi yang jauh lebih besar dibandingkan China dan Taiwan serta berkembang menjadi pusat perindustrian film untuk dunia dengan dominan berbahasa China.

Negara ini menjadi salah satu industri film terbesar dan terbaik di dunia dan eksportir terbesar kedua. Meskipun Hong Kong sempat mengalami krisis industri pada tahun 1090an, namun film-film mereka sudah mempertahankan banyak identitas khasnya dan terus menayangkannya di pangung sinema dunia.

Adapun distribusi utama dari film-film Hong Kong seperti Golden Harvest, Cinema City International, JCE Movies Limited, Media Asia dan banyak lagi.

6. Perancis

Perancis juga masuk dalam negara penghasil terbaik di dunia. Industri film di Perancis dikenal dengan Cinema of France. Bioskop-bioskop di negara ini biasanya terdiri dari seni film dan film-film kreatif yang diproduksi di Perancis ataupun luar negeri.

Perancis adalah salah satu industri film terbaik dan tersukses di Eropa dalam hal kuantitas film yang diproduksinya. Ada sekitar 300 film yang diproduksi pada tahun 2015. Sementara pada tahun 2019, Perancis mampu memproduksi sekitar 323 film.

Dalam sebuah penelitian, menunjukkan bahwa bioskop Perancis mampu mempertahankan citra positif di seluruh dunia dan menjadi sinema yang paling hargai setelah bioskop Amerika.  Adapun distributor utama dari film-film Perancis (Cinema of France) yakni Twentieth Century Fox, UGC dan Warner Bros.

7. Jerman

Cinema of Germany telah menjadikan Jerman sebagai negara penghasil film terbaik di dunia. Kebanyakan film yang diproduksi lebih mendominasi dua hal yaitu Perang Dunia II dan runtuhnya tembok Berlin.

Kedua hal tersebut seringkali dijadikan sebagai tema dari Cinema of Germany. Bahkan film-film yang diproduksi oleh Jerman juga memiliki kualitas yang sangat bagus baik itu dari segi alur cerita ataupun Teknik sinematografinya.  Adapun distributor utama dari film-film Jerman seperti Walt Disney, Sony Pictures, hingga Warner Bros.

The post 7 Negara Penghasil Film Terbaik di Dunia yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Tahapan Rehearsal Beserta Penjelasannya https://haloedukasi.com/tahapan-rehearsal Tue, 19 Oct 2021 02:28:40 +0000 https://haloedukasi.com/?p=27735 Proses produksi sebuah film ataupun sebuah program tidak bisa berjalan dengan lancar apabila dalam tahapan pra produksi tidak dilakukan latian. Atau yang seringkali disebut dengan rehearsal. Proses latihan ini adalah proses dimana setiap pengisi acara beserta dengan crew produksi melakukan setiap kegiatannya masing masing seperti pada hari H. Namun, sifatnya masih sangat kasar, beberapa hal […]

The post 6 Tahapan Rehearsal Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Proses produksi sebuah film ataupun sebuah program tidak bisa berjalan dengan lancar apabila dalam tahapan pra produksi tidak dilakukan latian. Atau yang seringkali disebut dengan rehearsal. Proses latihan ini adalah proses dimana setiap pengisi acara beserta dengan crew produksi melakukan setiap kegiatannya masing masing seperti pada hari H.

Namun, sifatnya masih sangat kasar, beberapa hal yang dirasa tidak tepat pada saat latihan bisa diperbaiki dengan segera, sehingga nanti pada waktu hari H produksi, tidak ditemukan lagi kesalahan lainnya. Adapun beberapa tahapan dari rehearsal atau latihan yang perlu dipahami.

1. Read Through

Pengisi acara melakukan latihan dengan membaca keseluruhan dari naskah yang mereka terima. Disini mereka mempelajari secara keseluruhan isi dari naskah tersebut. Tentunya dengan dampingan dari sang sutradara sebagai director dari program tersebut.

Dalam proses reading naskah ini, sutradara akan memberikan arahan kepada semua pengisi acara terkait dengan nada baca, vocal dan lain sebagainya yang harus para pengisi acara lakukan. Dari sini diharapkan para pengisi acara bisa menafsirkan bagaimana karakter serta peran mereka dalam program tersebut. Hal ini bisa mempermudah proses latihan yang selajutnya tentunya.

2. Walk Through

Dalam latihan walk through ini, para pengisi acara yang sebelumnya melakukan latihan dengan menggunakan naskah, pada tahap latihan kali ini naskah tidak diperlukan. Pengisi acara akan melakukan latihan dialog dengan pengisi acara lainnya tanpa menggunakan naskah sama sekali.

Sehingga kesannya mereka sudah berperan sebagai mana mestinya seperti yang terdapatd dalam naskah. Tidak hanya berlatih dialog, disini pengisi acara juga sudah mengimbanginya dengan menggunakan beberapa gerakan.

3. Bloking

Dalam tahapan ini, para pengisi acara beserta dengan crew produksi lainnya mulai menentukan tempat dan letak kamera. Yang mana memungkinkan tidak terjadi kesalahan pergerakan nantinya.

4. Dry Rehearsal

Tahapan latihan ini seringkali disebut dengan latihan kering. Dimana semua pengisi acara yang terkait melakukan keseluruhan adegan, acting, sesuai dengan perintah serta arahan dari sutradara. Namun, tidak disertai dengan penggunaan tata rias, busana, dan lain sebagainya yang menjadi pendukung dari penampilan mereka.

5. Camera Blocking

Tahapan latian ini sebenarnya masih berkaitan dengan proses dry rehearsal namun proses latihan ini cenderung lebih ditekankan pada gerakan kamera atau blocking dari kameranya dalam mengambil setiap detail gambar yang dibutuhkan nantinya.

Hal ini seringkali dilakukan apabila program yang akan ditampilkan merupakan program dengan jenis tayangan yang live. Dimana dalam proses pengambilannya tidak boleh terjadi kesalahan sama sekali, karena tayangan akan diterima langsung oleh para penonton tanpa melalui proses editing.

6. General Rehearsal

Pada tahapan ini, semua pengisi acara beserta dengan semua crew produksi yang terkait melakukan latihan yang hampir dalam tahapan akhir. Dimana blocking dari kamera sudah harus bisa sesuai dengan arahan dan naskah. Semua pengisi acara juga mengetahui semua bloking dan apa saja yang harus mereka lakukan.

Dalam tahap ini, pengisi acara berlatih dengan menggunakan tata rias, busana, dan acesoris pendukung lainnya. Sehingga bisa dikatakan bila proses latihan ini hampir mirip dengan hari H dilakukannya produksi.

The post 6 Tahapan Rehearsal Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
2 Unsur Dokumenter Beserta Penjelasannya https://haloedukasi.com/unsur-dokumenter Wed, 13 Oct 2021 03:30:20 +0000 https://haloedukasi.com/?p=27561 Dokumenter merupakan salah satu jenis program yang seringkali dipilih oleh seorang produser saat ingin mengangkat sebuah program yang lebih condong pada peristiwa peristiwa yang sifatnya kronologis. Secara umum, documenter sendiri diartikan sebagai suatu bentuk penyajian program yang disusun dengan merekonstruksi fakta atau sebuah peristiwa yang sangat penting. Tidak hanya menyajikan sebuah informasi yang berdasarkan aktualitas […]

The post 2 Unsur Dokumenter Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dokumenter merupakan salah satu jenis program yang seringkali dipilih oleh seorang produser saat ingin mengangkat sebuah program yang lebih condong pada peristiwa peristiwa yang sifatnya kronologis. Secara umum, documenter sendiri diartikan sebagai suatu bentuk penyajian program yang disusun dengan merekonstruksi fakta atau sebuah peristiwa yang sangat penting.

Tidak hanya menyajikan sebuah informasi yang berdasarkan aktualitas disini, documenter juga menghadirkan unsur dramatik di dalamnya. Adapun beberapa unsur dokumenter yang perlu diketahui. Berikut merupakan unsur unsur yang ada dalam sebuah penyajian program dokumenter.

1. Visual

Unsur visual ini tentunya merupakan sebuah unsur yang tidak bisa dielakkan lagi dalam sebuah program dokumenter, terlebih apabila jenis program ini ditayangkan di televisi yang notabennya merupakan media informasi yang sifatnya audio visual. Tentunya untuk bisa menambah kepahaman masyarakat mengenai informasi yang diangkat sebisa mungkin, visual yang ditampilkan bisa menunjang semua isi pesan dan naskah dokumenter yang ingin disampaikan.

Untuk bisa mencapai tahap itu, seorang produser yang hendak mengangkat jenis program dokumenter seperti ini bisa melakukan beberapa metode yang bisa menunjang bentuk visual dari dokumenternya. Berikut merupakan metode atau mode yang bisa digunakan.

  • Observasionalisme reaktif
    Dimana dalam metode observasi ini, semua data serta informasi yang dibutuhkan didapatkan dengan cara melakukan observasi secara langsung ke sumbernya. Seperti memperlihatkan keadaan dan situasi di tempat kejadian dan lain sebagainya. Sehingga penonton lebih mudah terbayang dengan situasi dan kondisi yang akan disampaikan melalui narasi.
  • Observasionalisme proaktif
    Metode observasi yang satu ini lebih ditekankan pada penyarian data dengan melakukan observasi pada hal hal yang sifatnya sudah terjadi sebelumnya atau beberapa tahun yang lalu. Pedoman yang digunakan untuk mengelolah semua informasi yang ada ditekankan pada peristiwa yang sudah terjadi sebelumnya.
  • Mode ilustratif
    Mode penjabaran informasi dan data yang dilakukan secara langsung. Semua kondisi, situasi, permasalahan yang akan diangkat digambarkan secara langsung oleh narrator dengan beberapa penjabaran yang detail untuk mempermudah penonton ataupun pendengar untuk memahaminya.
  • Mode asosiatif
    Penyusunan program dengan menggunakan symbol symbol tertentu.

2. Verbal

Selain terdapat unsur visual di dalamnya, sebuah documenter juga menekankan unsur verbalnya. Berikut merupakan unsur verbal dari program dokumenter.

  • Overhead exchane
    Rekaman atau audio documenter yang diambil dari suara dua orang narasumber ataupun lebih. Dimana suara atau rekaman tersebut diambil secara langsung saat proses tanya jawab atau wawancara.
  • Kesaksian
    Sedangkan verbal atau audio kesaksian ini semua informasi dan data yang dibutuhkan didasarkan pada rekaman dari sumber utama atau saksi mata yang melihat kejadian tersebut secara langsung. Sehingga yang disampaikannya cenderung nyata dan sesuai realitas.
  • Eksposisi
    Semua informasi dan data yang sifatnya dipaparkan secara audio ini berasal dari pemaparan dari narrator, atau bisa dibilang sifat audionya berasal dari penggunaan voice over. Hal ini seringkali ditambah dengan tampilan visual yang semakin mempermudah pemahaman penonton.

The post 2 Unsur Dokumenter Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Peran Sutradara dalam Produksi Film yang Perlu diketahui https://haloedukasi.com/peran-sutradara-dalam-produksi-film Tue, 12 Oct 2021 03:24:31 +0000 https://haloedukasi.com/?p=27551 Dalam sebuah produksi film ataupun program peran dari sutradara tidak bisa dielakkan. Dalam hal ini, sutradara sangat berperan penting dalam proses produksi. Bisa dikatakan jika seorang sutradara memegang kendali pada semua bagian dalam proses produksi di lapangan. Tugas utama dari sutradara ini sendiri adalah memvisualkan cerita atau naskah yang sudah diterimanya. Sebisa mungkin seorang sutradara […]

The post 4 Peran Sutradara dalam Produksi Film yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam sebuah produksi film ataupun program peran dari sutradara tidak bisa dielakkan. Dalam hal ini, sutradara sangat berperan penting dalam proses produksi. Bisa dikatakan jika seorang sutradara memegang kendali pada semua bagian dalam proses produksi di lapangan.

Tugas utama dari sutradara ini sendiri adalah memvisualkan cerita atau naskah yang sudah diterimanya. Sebisa mungkin seorang sutradara dituntut untuk memiliki pengetahuan yang lebih mengenai dunia broadcasting. Karena memang tugas dan perannya dalam sebuah proses produksi menuntutnya untuk mengetahui berbagai hal seperti tata letak kamera, tata artistic, pencahayaan dan lain sebagainya.

Selain itu masih terdapat beberapa tugas serta peran dari sutradara. Berikut merupakan peran serta tugas sutradara yang perlu diketahui.

1. Sutradara Sebagai Pemimpin

Untuk bisa mengendalikan semua proses produksi yang ada di lapangan, seorang sutradara dituntut untuk  memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi. Hal itu dikarenakan memang tugasnya yang hampir sebagian besar mengedalikan dan memimpin proses produksi, dari pra produksi, produksi hingga pasca produksi.

Tanpa seorang pemimpin, suatu produksi tidak bisa berjalan sesuai dengan rencana, karena seperti yang kita tahu bahwa sebuah proses produksi menuntut adanya kerja tim bukan kerja individu. Dimana antara satu rekan kerja dengan rekan kerja lainnya harus saling bersinergi stu sama lain.

2. Sutradara Sebagai Seniman

Dalam mengolah sebuah naskah menjadi bentuk visual tentunya seorang sutradara dituntut untuk memiliki serta memahami secara betul betul mengenai nilai keindahan, kebudayaan, nilai seni dan lain sebagainya yang menunjang proses pemvisualan sebuah program atau film.

Nilai estetika inilah yang nantinya membantu seorang sutradara merancang secara tepat proporsi peletakan kameranya, bloking dari pemain dan lain sebagainya. Sehingga tampilan visual bisa dinikmati dengan mudah.

3. Sutradara Sebagai Pengamat Program dan Pemasaran

Selain bertugas untuk mengolah sebuah naskah menjadi sebuah tampilan visual yang memiliki estetika, tugas seorang sutradara masih berlanjut. Sutradara juga dituntut untuk bisa memahami pasar serta kebutuhan yang ada di dalamnya.

Dalam melakukan produksi, seorang sutradara tidak hanya bisa mengandalkan nilai estetika saja, melainkan seorang sutradara juga harus tahu apa kebutuhan pasar dan apa keinginan masyarakat dalam mengonsumsi sebuah program. Oleh karenanya terdapat sebuah kata kata yang menjelaskan bahwa seorang sutradara harus bisa membuat program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat bukan program yang sesuai dengan keinginanya.

Dengan begitu proses pemasarannya dan peluang diterimanya program tersebutu oleh masyarakat akan semakin besar. Lebih tepatnya hal ini berkaitan dengan sisi komersial dari sebuah program.

4. Sutradara sebagai Penasehat Teknik

Untuk bisa mengendalikan dan memimpin semua proses produksi yang ada di lapangan dengan baik, seorang sutradara dituntut untuk mengetahui semua hal yang berkaitan dengan dunia broadcasting. Hal ini selain digunakan untuk bisa memimpin sebuah proses produksi, pengetahuan seorang sutradara mengenai dunia broadcasting juga akan menjadikannya sebagai seorang penasehat dari sisi teknik produksi, baik untuk penataan kamera, sumber pencahayaan, blocking pemain, tata dekorasi dan lain sebagainya.

Dalam proses pasca produksi pun peran sutradara sebagai penasehat teknik ini sangat diperlukan, terlebih untuk memantau proses editing.

The post 4 Peran Sutradara dalam Produksi Film yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Jenis Casting dalam Film yang Perlu diketahui https://haloedukasi.com/jenis-casting-dalam-film Tue, 12 Oct 2021 03:22:54 +0000 https://haloedukasi.com/?p=27508 Seperti yang kita tahu, dalam sebuah proses pembuatan film terdapat tiga proses dasar yakni pra produksi, produksi dan pasca produksi. Pra produksi merupakan tahap pertama dalam proses produksi, semua persiapan serta perencanaan yang berkaitan dengan proses produksi dilakukan dalam tahap pra produksi ini. Salah proses yang terjadi pada tahapan pra produksi ini adalah casting. Casting […]

The post 5 Jenis Casting dalam Film yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seperti yang kita tahu, dalam sebuah proses pembuatan film terdapat tiga proses dasar yakni pra produksi, produksi dan pasca produksi. Pra produksi merupakan tahap pertama dalam proses produksi, semua persiapan serta perencanaan yang berkaitan dengan proses produksi dilakukan dalam tahap pra produksi ini.

Salah proses yang terjadi pada tahapan pra produksi ini adalah casting. Casting merupakan proses penentuan pemain yang didasarkan pada analisis naskah untuk diproduksi. Mungkin istilah casting ini sendiri sudah sangat sering kita dengar, namun belum sepenuhnya bisa dipahami. Adapun beberapa jenis dari casting itu sendiri yang perlu diketahui.

1. Casting by Ability

Casting by ability ini merupakan proses penentuan pemain yang lebih ditekankan pada kecakapan atau kesesuaian kemahiran dengan tokoh yang akan diperankan. Sehingga nantinya tokoh yang dibawakan bisa diperankan secara natural dan pesan yang ingin disampaikan bisa tersampaikan lebih mudah pada penonton.

Tidak bisa dipungkiri, terkadang dalam proses casting, seorang sutradara mencari seseorang yang memiliki fisik serta psikologis yang hampir mirip dengan tokoh yang terdapat dalam naskah, namun di sisi lain, sutradara juga mempertimbangakn aspek abilty ini.

Hal itu bertujuan untuk menampilkan tokoh yang lebih nyata dan natural, sehingga perlu dipertimbangkan aspek kemahiran dan kecakapannya. Terlebih kecakapan, dalam hal menghafal naskah dengan cepat itu akan sangat membantu proses produksi berjalan dengan lancer tentunya.

2. Casting to Emosional Temprament

Selain berdasarkan dengan syarat fisik dan juga kemahiran yang dimiliki, dalam proses pemilihan peran ini juga diperlukan seseorang yang memiliki karakter atau watak yang hampir sama dengan tokoh yang akan dimainkan.

Sehingga dengan berbagai kesamaan emosi, tempramen, kebiasaan, hobi dan lain sebagainya , peran tokoh tersebut akan semakin mudah untuk dibawakan. Dan yang paling penting, seseorang yang akan memerankannya juga tidak akan merasa terbebani dalam proses produksi itu.

3. Casting to Tipe

Casting to tipe merupakan proses pemilihan tokoh dengan menyocokan atau menyesuaikan kondisi fisik dari pemain dengan tokoh yang akan diperankan. Tokoh seorang lelaki tua akan sangat terlihat natural dan sangat menjiwai saat dibawakan juga dengan seorang pemain yang sudah tua, begitupun dengan peran sebagai seorang pembecak, akan sangat terlihat natural apabila juga diperankan oleh tukang becak.

Namun, kendalanya adalah ekspresi yang ditampilkan bisa saja tidak sesuai dengan ekspektasi dari sutradara. Seorang actor yang memerankan tukang becak, dengan seorang tukang becak sesungguhnya akan memiliki perbedaan dalam menunjukkan ekspresinya saat berada di depan kamera.

4. Anti Type Casting

Selain dicari seorang pemain yang memiliki kondisi emosi, fisik serta temperamental yang sesuai dengan tokoh yang terdapat dalam naskah, terkadang untuk membuat suatu hal yang menarik dan berbeda seorang sutradara memilih jenis casting anti type ini dalam proses pemilihan pemainnya.

Seorang sutradara akan mencari seorang pemain dengan watak, psikologis, dan watak yang sangat bertentangan dengan peran tokoh yang akan dimainkan. Hal ini seringkali dimaksudkan sebagai educational casting.

Lebih mudahnya adalah jenis casting yang satu ini ditujukan untuk mendidik seorang pemain menjadi peran yang sangat berbeda dengan biasanya.

5. Therapeuctic Casting

Selain diperuntukan untuk mendidik seorang pemin, pemilihan pemain dengan kondisi fisik, temperamental, atau emosi yang sangat bertentangan ini juga bisa dimaksudkan untuk memberikan sebuah penyembuhan pada jiwa jiwa yang kurang stabil dari sisi psikologinya atau dalam kata lain bisa digunakan untuk mengurangi ketidakseimbangan jiwa pada pemain.

The post 5 Jenis Casting dalam Film yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Jenis-jenis Sutradara dalam Film yang Perlu diketahui https://haloedukasi.com/jenis-sutradara-dalam-film Tue, 12 Oct 2021 03:20:52 +0000 https://haloedukasi.com/?p=27512 Dalam sebuah proses pembuatan film, tentunya seorang sutradara memiliki peranan yang teramat penting disitu. Bisa dikatakan jika sutradara memegang kendali penuh dalam proses produksi di lapangan, dari segi penataan kamera, penataan artistic, dan lain sebagainya. Oleh karenanya untuk menjadi seorang sutradara sangatlah dibutuhkan seseorang yang memiliki pemahaman yang lebih mengenai dunia broadcasting, terlebih dunia perfilman. […]

The post Jenis-jenis Sutradara dalam Film yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam sebuah proses pembuatan film, tentunya seorang sutradara memiliki peranan yang teramat penting disitu. Bisa dikatakan jika sutradara memegang kendali penuh dalam proses produksi di lapangan, dari segi penataan kamera, penataan artistic, dan lain sebagainya.

Oleh karenanya untuk menjadi seorang sutradara sangatlah dibutuhkan seseorang yang memiliki pemahaman yang lebih mengenai dunia broadcasting, terlebih dunia perfilman. Tugas utama seorang sutradara dalam proses produksi ini adalah memegang kendali atas semua bagian yang ikut andil dalam proses produksi, seperti bagian kamera, artistic,make up suara dan lain sebagainya.

Namun, tugas utamanya adalah mengelolah sebuah naskah atau script menjadi bentuk visual yang memiliki nilai estetika dan penuh makna. Sehingga penyampaian pesan melalui media visual ini bisa dengan mudah dimengerti oleh penonton. Adapun beberapa jenis sutradara yang perlu kita ketahui.

Berdasarkan Cara Mempengaruhi Jiwa Para Pemainnya

Terdapat dua jenis sutradara yang dikelompokkan berdasarkan dengan caranya dalam mempengaruhi jiwa serta emosional dari para pemainnya ini. Berikut merupakan dua jenis sutradaranya, yakni

  • Sutradara teknikus
    Dalam mengelolah visual dari sebuah naskah yang diterima, seorang sutradara dengan tipe yang seperti ini lebih cenderung mementingkan sisi luarnya atau bisa dibilang lebih mementingkan tampilan luar yang nantinya dilihat oleh penonton. Hal tersebut mungkin bisa dilakukan dengan pembentukan karakter tokoh dengan bantuan make up, kostum dan lain sebagainya. Yang ditekankan oleh sutradara teknikus ini adalah untuk membangun suasana film atau tokoh perlu diperhatikan aspek Teknik penunjangnya, seperti make up, artistic dan lain sebagainya.
  • Sutradara Psikolog Dramatis
    Berbanding terbalik dengan tipe sutradara teknikus, dalam hal ini sutradara dengan tipe psikolog dramatis lebih cenderung menekankan gambaran watak atau suasana film dari segi psikologisnya. Untuk hal yang berkaitan dengan keindahan dari luar, artistic dan lain sebagainya tidak terlalu diperhatikan. Yang terpenting bagi sutradara dengan tipe ini adalah pemain bisa bermain secara psikologis dan menampilkan acting yang sangat menjiwai dan hidup.

Berdasarkan Caranya Melatih Pemain

Terdapat tiga tipe sutradara yang dikelompokkan berdasarkan dengan caranya saat melatih semua actor dan aktrisnya.

  • Sutradara interpretator
    Sutradara yang memiliki tipe intepretator ini lebih cenderung berpegang teguh pada naskah. Sutradara interpretator tidak berani untuk melakukan improvisasi dalam hal visual, karena patokannya pada naskah sudah sangat paten. Atau bisa dibilang sutradara dengan tipe ini sangatlah kaku, semua yang dilakukan harus bersesuaian dengan naskah.
  • Sutradara Kreator
    Berbeda dengan sutradara intepretator, sutradara creator ini lebih berani dalam hal melakukan pengembangan atau improvisasi untuk menciptakan bentuk visual dari naskah yang ada. Sehingga terkadang visual yang ditampilkan lebih cenderung kreatif dan sangat menarik.
  • Sutradara interpretator dan creator
    Sutradara dengan tipe ini lebih seimbang, pada bagian tertentu mungkin sutradara tidak akan melakukan improvisasi atau pengembangan terhadap apa yang sudah ada pada naskah, namun disisi lain pada bagian tertentu yang menurutnya kurang pas, seorang sutradara akan melakukan pengembangan visual, sehingga tampilan yang diciptakan bisa lebih sesuai.

Berdasarkan Cara Penyutradarannya

Berikut merupakan jenis sutradara berdasarkan dengan caranya saat melakukan penyutradaraan dalam sebuah film ataupun program televisi.

  • Diktator
    Sutradara dengan tipe ini lebih cenderung memegang semua kendali atas bagian produksinya, setiap hal kecil dan hal besar yang terjadi pada proses produksi haruslah mendapat persetujuan darinya.
  • Cara Laissez Faire
    Sutradara dengan tipe ini lebih cenderung fleksibel, dia membiarkan para pemainnya untuk mengembangkan setiap gerakan, improvisasinya dan lain sebagainya. Namun, tetap tidak diperbolehkan hingga bertentangan atau tidak bersesuaian dengan naskah dan ketentuan yang ada. Hal ini membuat pemain juga akan lebih nyaman dalam memerankan tokohnya.

The post Jenis-jenis Sutradara dalam Film yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
3 Unsur Formalis dalam Film yang Perlu diketahui https://haloedukasi.com/unsur-formalis-dalam-film Thu, 07 Oct 2021 01:57:41 +0000 https://haloedukasi.com/?p=27388 Terdapat beberapa teori seni yang dikemukakan oleh para ahli, salah satunya adalah teori seni yang dikemukakan oleh Clive Bell. Teori seni tersebut dikenal sebagai teori seni formalism atau seringkali disebut juga sebagai significant form. Dalam teori ini sebuah karya seni digambarkan sebagai suatu hal yang dibuat oleh manusia dengan berbagai bentuk signifikan yang menyusunnya. Sehingga […]

The post 3 Unsur Formalis dalam Film yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Terdapat beberapa teori seni yang dikemukakan oleh para ahli, salah satunya adalah teori seni yang dikemukakan oleh Clive Bell. Teori seni tersebut dikenal sebagai teori seni formalism atau seringkali disebut juga sebagai significant form. Dalam teori ini sebuah karya seni digambarkan sebagai suatu hal yang dibuat oleh manusia dengan berbagai bentuk signifikan yang menyusunnya.

Sehingga karya seni tersebut bisa menimbulkan suatu emosi estetik bagi setiap orang yang melihatnya. Atau lebih mudahnya teori formalism ini lebih ditekankan pada hal hal formal pembentuk atau komponen dasar dari sebuah karya seni. Tidak bisa dipungkiri, teori formalism ini juga seringkali digunakan oleh para ahli untuk melakukan sebuah apresiasi seni.

Apresiasi seni yang menggunakan patokan teori formalism ini lebih condong memahami dan memaknai sebuah karya dengan menelisik lebih detail semua komponen pembentuk dari sebuah karya seninya, seperti garis, warna, dan lain sebagainya. Tidak hanya bisa digunakan untuk mengapresiasi sebuah karya seni yang berbentuk lukisan dan patung, significant form ini bisa digunakan untuk menganalisis atau mengapresiasi sebuah film loh!

Berikut merupakan unsur unsur formalism yang diperhatikan dalam menganalisis atau memaknai lebih detail mengenai sebuah film.

1. Miss en Scene

Miss en scene merupakan bagian dari film yang bisa dilihat secara langsung oleh penonton. Miss en scene dalam film ini terdiri dari beberapa hal, seperti:

  • Setting
    Seperti yang kita tahu, setting dalam sebuah film berkaitan dengan penggunaan latarnya, baik latar suasana, tempat, dan waktu. Dengan penggambaran latar yang tepat suatu film bisa menyampaikan dengan baik pesannya kepada para penontonnya dan juga seperti karya seni pada umumnya yang memiliki nilai estetika. Sebisa mungkin dalam sebuah film, cerita yang akan divisualisasikan mirip dengan apa yang dibayangkan oleh sang penulis saat merangkai naskahnya
  • Tata Rias dan Kostum
    Tokoh tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan beraktingnya dalam menyampaikan karakternya, seorang tokoh juga akan dibantu dengan tata rias serta kostum yang semakin membuat karakter yang diperankan itu semakin hidup. Yang penting dalam hal ini adalah tata rias dan kostum bisa membawa sang tokoh memerankan karakternya dengan sangat sempurna.
  • Pencahayaan
    Selain setting, tata rias dan kostum dalam memproduksi sebuah film sangatlah dibutuhkan suatu tata cahaya atau pencahayaan yang sangat mewadahi. Pencahayaan ini yang nantinya bisa membantu visualisasi sebuah cerita dalam film yang lebih baik. Tanpa bantuan cahaya, dalam proses produksi film sangat dimungkinkan akan terjadi sebuah permasalahan tentunya, salah satu contohnya adalah munculnya noise pada video yang diambil. Bisa dikatakan jika suatu video sudah terdapat noise di dalamnya, video tersebut sudah bisa disebut rusak atau tidak bisa digunakan. Sehingga mau tidak mau, harus dilakukan shoting ulang. Untuk menghindari hal tersebut, oleh karenanya para pembuat film seringkali memperhatikan pencahayaan ini. Pencahayaan sendiri terbagi menjadi beberapa, diantaranya adalah key light, fill light, backlight, butterflylight dan chiaroscuro light.
  • Acting dan Blocking
    Sebuah cerita tidak akan bisa sampai pada penontonnya, apabila setiap karakter yang diperankan sangatlah kurang menjiwai. Disinilah pentingnya kualitas acting dari setiap tokoh. Dimana sebisa mungkin, si tokoh harus bisa merealisasikan naskah menjadi bentuk visual dengan sangat baik. Tidak hanya itu, blocking atau penempatan dari tokoh ini dalam frame kamera juga perlu diperhatian, sehingga nantinya gambar yang dihasilkan bisa lebih nyaman saat dilihat.

2. Sinematografi

Sinematografi merupakan unsur film yang terdiri atas type shot, angle camera, composition, dan juga lighting. Type shot adalah ukuran yang ditetapkan oleh sang sutradara dalam pengambilan gambar di setiap adegan, apakah itu medium shot ataupun close up.

Semuanya ditentukan oleh sutradara sehingga nantinya bisa dihasilkan visual yang sesuai dengan naskah. Sedangkan angle camera adalah cara pengambilan gambar oleh camera, apakah berasal dari bahwa (low angle), dari atas (high angle), atau justru setara dengan pandangan mata (eye level).

3. Suara

Visualisasi cerita yang baik dalam suatu gambar akan lebih berkualitas apabila dibarengi dengan kualitas audio yang baik. Seringkali untuk mendapatkan kualitas audio yang bagus, para penggiat film menggunakan mic bantuan seperti boom mic ataupun sejenisnya, sehingga mereka tidak hanya berpatok pada audio dari kamera yang cenderung kurang terdengar terkadang.

The post 3 Unsur Formalis dalam Film yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Skenario: Pengertian, Jenis, dan Langkah Penulisan https://haloedukasi.com/skenario Fri, 27 Nov 2020 09:07:08 +0000 https://haloedukasi.com/?p=15975 Pengertian Skenario Pengertian skenario dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu rencana lakon sandiwara atau film, berupa adegan demi adegan yang tertulis secara terperinci. Sebuah skenario dapat dihasilkan berdasarkan adaptasi dari penulisan sebuah sastra atau asli dari penulis skenario. Dapat dikatakan jika skenario merupakan acuan dasar atau blueprint dalam proses pembuatan film, sehingga proses penulisan […]

The post Skenario: Pengertian, Jenis, dan Langkah Penulisan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Skenario

Pengertian skenario dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu rencana lakon sandiwara atau film, berupa adegan demi adegan yang tertulis secara terperinci. Sebuah skenario dapat dihasilkan berdasarkan adaptasi dari penulisan sebuah sastra atau asli dari penulis skenario.

Dapat dikatakan jika skenario merupakan acuan dasar atau blueprint dalam proses pembuatan film, sehingga proses penulisan skenario bersifat teknis. Artinya dalam proses pembuatannya tentu berbeda dengan karya tulis lainnya seperti cerpen atau novel.

Perlu diketahui juga jika skenario bukanlah karya sastra dan tidak diperuntukan untuk dapat dibaca bebas oleh orang lain. Hanya orang-orang tertentu saja khususnya yang bekerja di industri perfilman yang boleh membacanya.

Orang-orang yang diperbolehkan membaca skenario adalah produser, sutradara, Director of Photography, Director of Art, divisi Wardrobe, Kepala Unit dan para pemain. Hal ini bertujuan agar mengetahui detail dan menyamakan pendapat atas kebutuhan yang diperlukan dalam pembuatan film.

Perbedaan Dengan Naskah Dan Script

Banyak orang mengira jika antara skenario, naskah dan script sama. Bahkan ada yang menganggap jika skenario dan script merupakan hal yang berbeda. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai ketiganya, mari disimak penjelasannya di bawah ini!

Skenario

Sebuah cetak biru atau blueprint yang ditulis khusus untuk film atau acara televisi. Terdapat format khusus dalam penulisannya, dan biasanya dalam 1 halaman menghabiskan waktu 1 menit.

Aturan penulisan skenario yakni Courier ukuran 12, dengan komponen utama dalam skenario berisi aksi dan dialog. Aksi memiliki arti “apa yang dilihat”, sedangkan dialog “apa yang dituturkan oleh tokoh.”

Dalam penulisan skenario harus menggunakan aplikasi khusus seperti Final Draft, Celtx, Trelby, dan Writer Duet. Di dalam skenario harus terdapat 5 elemen dasar yakni heading, action, character, parenthetical, dan dialogue.

Naskah

Naskah kurang lebih memiliki kesamaan struktur pada drama. Dalam sebuah naskah terdapat latar, plot, tema, dan penokohan. Hanya saja teknik penulisannya berbeda dengan drama.

Dalam sebuah naskah, tidak terlalu banyak monolog seperti yang biasa ditemukan pada drama. Bentuk penokohan banyak digambarkan dengan dialog-dialog antar tokoh di dalam naskah. Sehingga karakter tokoh bisa dilihat dari hasil visualisasi naskah.

Naskah untuk produksi film bisa menjadi bahan dasar dalam mempersatukan persepsi antara produser dan kru film mengenai film yang akan diproduksi. Tidak heran jika naskah menjadi tulisan yang paling sering mengalami revisi dalam proses produksi film.

Script

Script atau skrip (dalam bahasa Indonesia) merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk semua jenis media seperti pemprograman hingga produksi film. Bisa dikatakan jika skenario adalah jenis skrip.

Sebenarnya antara skenario dan script merupakan hal yang sama. Sebab di dalam dunia perfilman, sering digunakan istilah skenario daripada script.

Jenis-Jenis Skenario

Skenario terbagi menjadi dua jenis, antara lain:

Plot Driven

Plot driven merupakan skenario yang mengutamakan plot sebagai tujuan ceritanya. Penulis ingin membuat sebuah kejadian yang akan dialami tokoh utama dan menceritakan mengenai inti dari cerita tersebut.

Hal ini membuat para penonton dapat memahami hal-hal apa saja yang dimaksud dari sebuah film. Selain itu, penulis akan menyisipkan kejadian-kejadian utama yang membuat penonton ingat pada beberapa adegan.
Dengan begitu pesan dari penulis skenario dapat tersampaikan dengan baik tanpa adanya masalah.

Character Driven

Character Driven menggunakan karakter yang berada di dalam cerita untuk mengontrol alur cerita. Sehingga karakter yang berhasil dimunculkan pada sebuah film mempunyai kesan yang amat mudah untuk dapat diingat penonton.

Jenis skenario ini membuat keberadaan satu karakter sangat penting dan tidak dapat diganti oleh karakter lainnya. Berbeda dengan plot driven yang membuat peristiwa demi peristiwa datang menghampiri karakter utama demi jalan cerita.

Justru character driven lebih mengutamakan keberadaan satu karakter untuk membangun cerita. Oleh karena itu, setiap karakter terutama karakter utama harus memiliki deskripsi yang sangat jelas dan nantinya dapat menjadi acuan bagi munculnya peristiwa-peristiwa lainnya.

Langkah-Langkah Pembuatan Skenario

Menurut Aditya Gumay yang berprofesi sebagai seorang sutradara mengatakan, bahwa 3 langkah atau tahap dalam pembuatan skenario agar dapat menciptakan sebuah film yang baik. Langkah-langkah tersebut antara lain:

  • Menentukan Premis

Hal pertama yang harus dilakukan oleh seorang penulis skenario yakni menentukan premis terlebih dahulu. Premis merupakan gambaran cerita yang terangkum dalam satu atau dua kalimat saja dan harus memenuhi 3 unsur yaitu karakter, konflik, dan konklusi.

Di dalam premis ini juga bisa diketahui apakah film tersebut akan menarik atau tidak. Indikatornya terdapat pada konflik yang akan mengganggu perjalanan karakter dalam mencapai tujuannya.

Konflik harus dibuat lebih tangguh dari karakter utama agar terlihat ideal. Apabila karakter utama lebih tangguh daripada konflik, bisa dipastikan bahwa film tersebut nantinya tidak akan menarik untuk tonton.

  • Membuat Sinopsis

Tahap berikutnya adalah pembuatan sinopsis berdasarkan pada skrip film yang akan ditulis. Perlu diketahui sinopsis merupakan sebuah cerita pendek yang menggambarkan keseluruhan skenario cerita.

Usahakan dalam menulis sinopsis tidak bertele-tele. Sebab dalam konteks penulisan skrip terutama film harus dibuat secara profesional, hal ini penting untuk mempengaruhi minat produser apakah tertarik membeli naskah tersebut atau tidak.

  • Treatment

Selain itu di dalam pembuatan sinopsis terdapat treatment yaitu dokumen multi-halaman yang ditulis dalam bentuk prosa, menceritakan kisah yang terjadi pada skenario. Isinya berupa tindakan, dialog yang jarang, berfungsi sebagai peta bagi pembaca, produser, dan penulis.

Sebelum pembuatan treatment, penulis skenario membuat garis waktu dan menyisipkan jenis-jenis treatment di setiap titik garis waktu, seperti durasi film dan membuat suasana emosi yang naik-turun dalam alur cerita agar mudah menentukan treatment apa yang diperlukan selama film dibuat nantinya.

  • Membuat Skenario

Jika semua tahap sebelumnya telah dilakukan baru memasuki proses pembuatan skenario. Proses pembuatan skenario harus berurutan untuk setiap adegan.

Adegan-adegan yang ada perlu dibagi dengan menyesuaikannya pada latar tempat dan waktu. jika suatu kondisi terjadi pada satu waktu dan tempat, maka dihitung menjadi satu adegan.

Jika sudah mempunyai urutan cerita sesuai dengan latar tempat dan waktu, penulis tinggal membuat skenario berdasarkan pada format naskah.

Hal-Hal Penting Dalam Skenario

Adapun hal-hal penting yang harus ada dalam sebuah skenario antara lain:

  1. Cerita Dasar
    Penulis harus memiliki dasar cerita, mulai dari genre film, lokasi kejadian, waktu kejadian, tokoh atau karakter.
  2. Sinopsis
    Sinopsis penting dilakukan dalam proses pembuatan skenario. Usahakan cerita dibuat dengan ringkas namun tanpa menghilangkan unsur penokohan, waktu, tempat, konflik, perkembangan masalah, hingga penyelesaiannya.
    Sinopsis cukup setengah atau 1 halaman, sebab nantinya sinopsis digunakan untuk guidline dalam alur cerita.
  3. Alur Cerita (Storyline)
    Pada alur cerita harus sudah ditentukan karakter pemain, seting lokasi, seting waktu, dan seting pemain (kostum dan riasan).
  4. Karakter
    Penulis skenario harus menjelaskan setiap tokoh yang terlibat dalam suatu film secara tegas dan mendalam. Jika bisa masing-masing tokoh dibuat dan dilengkapi dengan data yang lengkap seperti nama lengkap, usia, keahlian, hubungan keluarga, dan lainnya.
  5. Lokasi
    Penentuan lokasi penting untuk diperhatikan sebab berhubungan dengan adegan apa yang sedang dilakukan, posisi, gerakan, arah pandang dan lainnya.
  6. Waktu
    Waktu juga menjadi unsur yang penting dalam pembuatan skenario. Suatu adegan pasti membutuhkan pengaturan waktu yang tepat agar menyesuaikan dengan unsur lainnya. Misal menggunakan properti sepeda ontel tua untuk menggambarkan kondisi tahun 50-an.
  7. Kostum dan Riasan
    Unsur ini juga harus diperhatikan sebab kostum dan riasan harus disesuaikan dengan adegan. Sebab jika keterangan ini dijelaskan dengan baik, hal ini tentu akan mempermudah bagian kostum dan riasan untuk membuat suatu karakter lebih hidup.

The post Skenario: Pengertian, Jenis, dan Langkah Penulisan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>