Filsafat pendidikan - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/filsafat-pendidikan Thu, 29 Dec 2022 10:16:03 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Filsafat pendidikan - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/filsafat-pendidikan 32 32 5 Tokoh Filsafat Pendidikan dan Pemikirannya https://haloedukasi.com/tokoh-filsafat-pendidikan Thu, 29 Dec 2022 09:49:40 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40211 Sebuah pendidikan yang membutuhkan filsafat dikarenakan masalah pendidikan tidaklah hanya menyangkut di dalam pelaksanaan pendidikan yang dibatasi oleh sebuah pengalaman, tetapi masalah-masalahnya diartikan lebih luas, lebih dalam, dan juga lebih kompleks. Aliran aliran filsafat pendidikan : Model Psikodinamika yang disebut dengan teori Psikoanalisis dengan kata lain analytic theory. Teori ini merupakan sebuah tingkah laku manusia […]

The post 5 Tokoh Filsafat Pendidikan dan Pemikirannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sebuah pendidikan yang membutuhkan filsafat dikarenakan masalah pendidikan tidaklah hanya menyangkut di dalam pelaksanaan pendidikan yang dibatasi oleh sebuah pengalaman, tetapi masalah-masalahnya diartikan lebih luas, lebih dalam, dan juga lebih kompleks.

Aliran aliran filsafat pendidikan :

  • Aliran progresivisme – Yang dapat kita artikan manusia harus selalu maju untuk sebuah progress bertindak konstruktif, dan mempunyai inovatif, reformatif, dinamis dan selalu aktif. Sebab seorang manusia selalu mempunyai naluri selalu menginginkan sebuah perubahan dan mempunyai tujuan agar orang dapat bertindak dengan intellegen sesuai dengan tuntutan di dalam lingkungan.
  • Aliran Konstruktivisme – Suatu aliran yang mempunyai pandangan bahwa belajar adalah hasil sebuah konstruksi pendidikan terhadap pengalaman suatu pelajaran yang dipelajari. Yang berpengalaman langsung dengan peserta didik sebagai kunci utama dalam pembelajaran melainkan sedangkan pengetahuan adalah sebagai hasil dari sebuah konstruksi atau bentukan dari manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuan yang diperoleh dengan interaksi dengan sebuah obyek, sebuah fenomena, pengalaman dan juga lingkungannya. Pengetahuan ini diperoleh dari hasil interpretasi dari pendidikan.
  • Aliran Humanistik – Arti yang dimaksud adalah salah suatu pendekatan ataupun aliran dari psikologi yang menitik beratkan berkehendak dalam kebebasan, pertumbuhan pribadi, dan kegembiraan, serta berkemampuan agar pulih kembali setelah melewatoi ketidakbahagiaan, serta keberhasilan dalam merealisasi sebuah potensi manusia. Aliran humanistik di dasari dari sebuah reaksi teori psikodinamika dan behavioristik. Teori Psikodinamika yang dipelopori oleh Sigmund Freud (1856-1939) yang berupaya menjelakan hakekat dan perkembangan tingkah laku kepribadian. 

Model Psikodinamika yang disebut dengan teori Psikoanalisis dengan kata lain analytic theory. Teori ini merupakan sebuah tingkah laku manusia yang merupakan sebuah hasil tenaga yang bekerja didalam sebuah pikiran.

Pemikiran ini terlalu sering dan tanpa disadari oleh individu yang ditentukan dan dikontrol oleh kekuatan psikologi dengan tanpa menyadarinya. Prilaku lebih ditentukan dan dikontrol oleh kekuatan psikologis dan naluri irasional, terutama sebuah naluri yang hendak menyerang atau naluri sexualitas yang sudah ada untuk setiap individu.

Berikut Tokoh- tokoh filsafat pendidikan dan pemikrannya.

1. Aristoteles (384 – 348 SM)

Dari logika Yunani, munculah logika Aristoteles. Beliau bertujuan agar dapat menjelaskan sebuah pengembangan pemikiran filsafat al-Farabi pada satu dasar logika aristoteles. Didasarkan pada logika aristoteles. Penelitian ini menggunakan sebuah metode untuk penelitian history dan metode sejarah. Dengan menggunakan Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebuah teknik kepustakaan dan dokumentasi.

Kemudian datanya dibuat secara teknis analisis data yang kualitatif. Logika Aristoteles adalah sebuah syarat Kesatuan yang delapan untuk sebuah pembentukan hubungan kontradiksi, selain itu menolak syarat arus balik dalam sebuah proposisi di dalam hubungan kausal yang ternyata hanyalah berlaku jika suatu kebetulan dapat menggantinya melalui merumuskan tiga bentuk kepastian yang mutlak.

Diantaranya :

  • Hukum – hukum logika klasik

Misalnya bernalar dengan benar tanpa mencampur adukkan hal lainnya, agar tidak terjadi di dalam kekacauan suatu pikiran. Sesat pikir secara material yang membuat penalaran yang diakibatkan bukan berdasarkan sebuah argumen dan bukti-bukti.

Akan tetapi, hanyalah semata berdasarkan personalitas argumentasi. Contohnya bentuk penghinaan, meminta belas kasih dari seseorang, menggunakan kharisma tokoh, mengancam, dan sebagainya.

  • Hukum Identitas ( Law of Identity )

Yang dimaksud adalah sebuah hukum dengan suatu hal yang disama dengankan oleh hal itu sendiri, disimbolkan yang berbunyi huruf A adalah huruf A, tidak mungkin menjadi huruf B. Arti suatu benda yand dibicarakan dan dipikirkan secara sama tanpa mengubah atribut atribut adalah sebuah konsep dari sebuah benda dari benda tersebut akan berubah.

  • Hukum Kontradiksi (Law of Contradiction)

Bahwa dua sifat berlawanan tidaklah mungkin ada pada suatu benda atau hal pada sebuah waktu dan juga tempat yang sama. Menurut analoginya, contohnya “meja itu berwarna hijau dan tetap berwarna hijau”, tidaklah mungkin untuk mengeluarkan suara“. Contoh dari sebuah kesalahan seperti, meja itu berwarna hijau dan tidak berwarna hijau”, atau contoh lainnya, “benda itu berbentuk besar dan kecil”.

  • Hukum Jalan Tengah (Law of Ecluded Middle)

Terlihat sama, hukum jalan tengah yang merupakan dari dua sifat berlawanan yang tidak dimiliki dalam sebuah benda, jadi kesimpulanya benda hanya mempunya satu sifat. Contoh, Huruf A harus ada huruf B, atau “bukan huruf “B”.

Pada hukum jalan tengah, dua sifat berbeda tak mungkin bernilai salah pada sebuah benda, salah satu sifatnya harus bernilai benar. Kedua prinsip ini digabungkan dengan sebuah kebenaran dan kesalahan yang salah satu adalah dari dua hal yang mempunyai kontradiksi yang menunjukan kesalahan kepada lainya dan satunya meliputi sebuah kesalahan menunjukan kebenaran yang lainya.

  • Hukum Cukup Alasan

Merupakan hukum bagian dari hukum identitas yang berbunyi “Jika ada terjadi sesuatu akan suatu benda, hal itu akan mendapatkan alasan cukup” serta jika ada perubahan pada benda. Contohnya, “air membeku” yang mempunyai suhu di bawah titik beku di sekitaran air.

Mempunyai ketahanan waktu lama untuk mengeraskan pola air tersebut. Karena hukum ini menyatakan benda untuk bersifat tetap dan tidak berubah, harus ada alasan mendahului untuk menyebabkan perubahan tersebut.

  • Hukum tentang sesat dalam berpikir (LOGICAL FALLACY)

Didefinisikan secara akademis adalah kerancuan berpikir diakibatkan ketidak disiplin seseorang bernalar di dalam menyusun data dan konsep, dengan sengaja maupun tidak sengaja. Umumnya seseorang yang ber-fallacy adalah orang menyimpan tendensi pribadi.

Sedangkan seseorang yang berpikir tidak benar adalah seseorang yang tidak menyadari akan kekurangan dirinya sendiri dan mempunyai rasa tanggung jawab yang kurang untuk berpendapat yang di keluarkanya atau disebut istilah paralogisme.

2. Plato (428-348 SM)

Plato adalah filosofi yunani aktif dalam mengembangkan filsafat yang mendirikan sekolah khusus academia yang mempunyai pandangan sebuah konsep ide pandangan akan terdapat suatu dunia di balik suatu alam kenyataan, sebagai hakikat dari segala yang ada.

Artinya yang diamati keseharian adalah sebuah ide sebagai sumber untuk segala yang ada, contohnya adalah suatu perbuatan kebaikan dan kejahatan. Ide merupakan suatu hal yang sangat objektif yang ada didalamnya memusatkan dan dikendalikan pada puncak ide yang digambarkan sebagai sebuah ide tentang kebaikan yang dapat di formulasikan sebagai Tuhan.

Pandangan Plato tentang ide meliputi dunia ide dan dunia inderawi yang mempunyai sebuah pandangan mengenai ide-ide yang dipengaruhi oleh sebuah pandangan Sokrates tentang definisi ide. Bukanlah ide modern, menurut Plato sebuah ide tidak diciptakan dari pemikiran manusia.

Melainkan melampaui dunia manusia jadi tidak tergantung kepada pola pikir manusia, melainkan sebuah pikiran manusia yang bergantung pada dunia ide yang mempunyai citra pokok dan perdana realitas, non material, abadi, dan tidak akan berubah.

Ide berdiri sendiri di luar pemikiran kita yang berkaitan satu dengan yang lainnya. contohnya sebuah ide tentang dua buah lukisan tidak dapat dilepaskan dari ide dua, ide dua tidak dapat terpisah dengan ide genap.

Definisi Filsafat Plato :

  • Dunia indrawi

Dunia nyata yang meliputi sebuah benda jasmani yang konkret dapat dirasakan oleh panca indra kita. Dunia indrawi ini tiada lain hanyalah sebuah refleksi atau sebuah bayangan daripada dunia ideal yang akan melakukan suatu perubahan di dalam dunia indrawi ini. Dan segala di dunia jasmani ini adalah fana, dapat di rusak, dan dapat berakhir.

  • Dunia ide

Merupakan dunia bagi rasio kita. DIumpamakan dengan dalam dunia ini tidak ada perubahan, semuanya ide bersifat abadi dan tidak dapat dirubah. Mengenai sebuah konsep pikiran, dan sebuah hasil intelektual. Contohnya saja perbuatan”kebajikan” dan “kebenaran”.

  • Ide tentang karya seni

Bukunya politea, Plato memandang negatif dengan karya seni dengan menilai karya seni adalah mimesis mimesos. Menurut beliau karya seni adalah sebuah tiruan dari realita. Sebuah realita yang ada adalah tiruan atau bisa disebut “mimesis” ,yang asli itu adalah yang terdapat dalam mempunyai sebuah ide ide yang jauh lebih unggul, lebih bertumbuh baik dan lebih indah daripada yang tiruan ini.

  • Pandangan Plato tentang Keindahan

Pemahamannya Philebus berpendapat bahwa keindahan yang sesungguhnya pada dunia ide. Ia mempunyai Kesederhanaan merupakan ciri khas dari keindahan, baik di alam semesta maupun di dalam karya seni. Keindahan di dalam alam semesta ini hanyalah keindahan yang hanya bersifat sementara dan mempunyai tingkatan yang rendah.

3. Johan Amos Comenius

Beliau merupakan seorang Filsuf yang pertama untuk memperhatikan dan selalu memberikan sebuah konsidensi terhadap akan orientasi pemikiran sebuah filsafat pendidikan adalah Johan Amos Comenius seorang pendeta. 

FIlosofinya dari Johan mempunyai pandangan bahwa manusia itu diciptakan oleh Tuhan dan untuk kepada Tuhan. Manusia diposisikan dan diciptakan dan ditempatkan untuk semua makhluk, karena beliau mempunyai kemampuannya dalam berpikir.

Dan dari percikan sebuah pemikiran Comenius mempunyai pengaruh kepada teori-teori pendidikannya. Salah satunya adalah seorang yang harus dipersiapkan kepadanya dan untuk Tuhan. Comenius mempunyai pendapat tentang prosedur di dalam bidang pendidikan, bahwa darinya pada membuat sebuah kerusakan di dalam proses alam, lebih baik kebersamaan dalam bersahabat dengan proses alam tersebut.

Menurutnya pendapatnya ini adalah yang merupakan implikasi kepada pelaksanaan sebuah pendidikan dengan keharusannya dan tidakahlah merusak alam dan meniru perkembangan alam. Artinya proses pendidikan tidaklah dilakukan dengan secara ketergesa-gesaan, melainkan dilakukannya secara berencana.

Dan juga yang bertahap dengan sesuai melalui tahapan sebuah perkembangan fisik dan psikis peserta didik. Hal tersebut awal dari pemikiran filsafat pendidikan naturalisme yang lahir pada abad 17 dan mengalami perkembangan pada abad 18.

4. Ibnu Khaldun (1332 -1406 M)

Filosofi Islam yang berpendapat bahwa ilmu pengetahuan merupakan kemampuan manusia untuk membuat analisis dan strategis sebagai hasil dari proses berfikir. Pendidikan merupakan transformasi nilai-nilai yang diperoleh dari pengalaman untuk mempertahankan eksistensi manusia dalam peradaban masyarakat. 

Pendidikan juga merupakan upaya melestarikan dan mewariskan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat agar masyarakat tersebut bisa tetap berjalan. Oleh karena itu, Ibnu Khaldun juga banyak sekali mencermati dan menganalogikan sebuah peristiwa sejarah yang dilalui pandangan sebuah filosofi.

Hal inilah yang akan membuat Ibnu Khaldun untuk mendapatkan sebuah panggilan bapak filsafat sejarah. Analisisnya di atas tiga buah karya sejarah Pendidikan Islam menyebutnya sebagai seorang sejarawan filsuf ialah sebagai seseorang yang menghubungkan sejarah dengan melalui filsafat.

kecemerlangan karyanya tidak diragukan, buah pemikiran dan karya-karyanya telah menjadi sumber rujukan bagi seorang ilmuwan muslim lainnya. Dengan melalui salah satu karyanya tentang sejarah, ilmu sosial, dan kebudayaan.

Kategori Isi Al-Muqaddimah:

  • Ilmu sejarah kritis merupakan sebuah reaksi kepada sejarahwan yang cenderung untuk mencampur aduk sebuah legenda atau mitos yang tidak masuk di akal melalui sebuah fakta historis dalam kerangka sejarah.
  • Sosiologi merupakan tujuan beliau dalam menginterpretasikan sebuah fenomena di dalam kemsyarakatan pada umumnya.
  • Ilmu politik yang berusaha mengkaji hukum-hukum perkembangan masyarakat dan kekuasaan negara dengan mempunyai tokoh tokoh seorang filsuf, kebesaran namanya sepanjang masa sejarahwan klasik. Beliau merupakan ahli teori di dalam sejarah dengan mempunyai pengalaman dari manusia, tidak hanya pada disaat mulainya abad pertengahan, tetapi disanalah sebuah periode yang telah membentang dari masa sejarahwan klasik dengan Machiavelli, Bodin, dan Vico.

5. Abduh Ibnu Hasan Khairullah (1849 M)

Seorang filosofi yang bertujuan sebuah pendidikan dengan akal sehat dan sebuah jiwa serta melakukan pengembangan dengan batas-batas yang membuat menjadi untuk mencapai sebuah tujuan kebahagian di dalam hidupnya di dunia akhirat. 

Proses sebuah pendidikan yang di dapat untuk pembentukan seorang kepribadian muslim untuk menjadi seimbang, pendidikannya tidak hanya untuk mengembangkan aspek Aspek kognitif yang bisa dilihat semata, tapi untuk menyeleraskan sebuah aspek afektif bermoral dan psikomotorik yang dimaksud dengan ketrampilan.

Dalam melakukan suatu pembaharuan, beliau memandang bahwa sesuatu perbaikan yang bukanlah datang dengan sebuah revolusi ataupun cara yang serupa. Perubahan akan sesuatu pembaharuan yang dilakukan secara flexibel akan satu hal.

Melaui pendidikan, pembelajaran, dan memperbaiki sebuah akhlaq itu merupakan suatu pembentukan masyarakat yang punya budaya dan cara berpikir yang bisa melakukan suatu pembaharuan di dalam agamanya.

Terciptanya rasa aman dan keteguhan dalam menjalankan sebuah agama islam yang dinilai bahwa cara ini akan membuat waktu menjadi lebih rumit. Akan tetapi memberikan sebuah dampak perubahan menjadi baik dibandingkan dengan melakukan melalui politik dan melakukan suatu perubahan secara besar-besaran untuk mewujudkan kebangkitan dan kemajuan.

Kebangkitan merupakan sebuah kehidupan kembali yang di visualisasikan di dalam sebuah bidang keilmuan agama islam dan bagaimana cara mengaplikasikannya agar mencegah akan kehilangan sebuah hal terlupakan bahkan dapat terhapus dari tubuh umat islam.

Metode perubahannya beliau membagi umat agama islam dengan 2 bagian:

  • Metode yang digunakan untuk perubahan agar sebuah agama islam untuk menjadi condong yang bertujuan menjadi sebuah ilmu agama yang berkembang dan dari semua yang berhubungan dapat dirangkum dengan sebutan al-muqallid.
  • Ilmu-ilmu dunia yang berdisiplin dengan dimiliki yang bertujuan atas kemajuan materi mengggunakan metode untuk pembaharuan serta untuk mengambil jalan tengah antara 2 kelompok untuk menyelaraskan keseimbangan antara ke 2 jalan tersebut. digunakan oleh Muhammad Abduh adalah mengambil jalan tengah antara kedua kelompok diatas.

Menyeimbangkan antara kedua jalan tersebut. Pendekatan antara dua kelompok tradisionalis dan modenis untuk menghadapi fenomena konflik dua aliran dengan menjadi pemikiran yang positif. Mengajak intelektual umat agama Islam untuk menyelidiki sains akan berkembang dan modeniti agar menjadi dunia berkembang.

6. Muhammad Iqbal (1877 – 1938M)

Filosofi yang mempunyai pandangan jika sebuah pendidikan merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari peradaban manusia, bahkan jika pendidikan adalah subtansi dari sebuah kondisi peradaban seorang manusia. Pendidikan idealisme adalah pendidikan yang dapat dikategorikan mampu dalam memadukan dualisme, yang dimaksud adalah aspek dunia dan aspek akhirat secara sama dan seimbang.

Dalam pandangan filsafatnya yang berjudul Lectures on Metaphysics, mengatakan bahwa dunia ini bukanlah sesuatu yang dapat untuk diketahui dan dapat dilihat melalui konsep-konsep, tetapi lebih merupakan sesuatu yang dibuat kembali.

Daya kekuatan manusia yang diutamakan adalah kemauan sehingga senantiasa dapat mengarahkan kepada sebuah tahapan kemanusiaan yang mulia dan lebih tinggi berwujud cinta, kasih dan sayang dalam hidup manusia.

Bahwa keindahan merupakan sebuah hakikat dunia, Daya kemauan dan keinginan mengarah kepada suatu perubahan realitas berubah melalui suatu evolusi yang secara terus-menerus mewujudkan di dalam bentuk-bentuk baru.

Setiap realita bersifat organis merupakan kehidupan yang berpusat pada suatu kepribadian yang kosmis yaitu Tuhan (Allah). Pusat kehidupan terdapat dalam diri manusia yaitu perorangan atau pribadi tersebut.

Secara esensial bersifat empiris dan berhasil memperoleh pendekatan sebuah motivasi yang beranggapan bahwa dunia adalah suatu fakta dan selalu menganggap penting di sebuah pengalaman sebagai sumber pengetahuan dan memiliki tujuan yang sama.

Ilmu pengetahuan filsafat mengutamakan pengalaman inderawi, sesuatu yang penting, namun ketika memiliki kecenderungan dan menganggap bahwa hanya ada dunia inderawi serta menolak realitas lain dalam dunia-dunia materi, sedangkan Islam mengakui adanya suatu realitas yang transendental.

Wahyu tidak dapat dicapai melalui panca indera dan rasio, karena harus berlindung pada suatu pengalaman yang memiliki ciri khusus yang dimaksud intuisi, seseorang dengan intuisi dapat menangkap dan memahami realitas mutlak intuisi sama dengan kemampuan untuk memperoleh pengetahuan lain, karena hal ini berhubungan dengan masalah perasaan, tetapi tidak sampai kepada subjektivisme .

Perasaan pada dasarnya mempunyai ciri khas yang bersifat kognitif yang disebabkan oleh sebab sama objektif dengan penglihatan yang mempunyai pemahaman realitas tertinggi dan cenderung memberi batas fungsi intuisi kepada diri sendiri lebih dekat dan pengalaman biasa dan dari intuisi tentang diri sendiri yang bergerak kepada intuisi mengenai realitas mutlak.

Intuisi sebagai ego yang bersifat fokus, petunjuk langsung bersifat realitas yang sesungguhnya. Faktor pengalaman membuahkan hasil sebuah kesimpulan bahwa kodrat realitas yang sebenarnya adalah spiritual dan dapat diibaratkan sebagai sebuah ego.

Filsafat adalah pemikiran intelektual mengenai benda suatu konsep dengan segala sesuatunya mempunyai berbagai suatu keragaman pengalaman ke dalam sebuah sistem. Filsafat melihat realitas dari sebuah kejauhanan agama dalam mencari sebuah hubungan yang lebih dekat dengan realitas.

7. Ahmad Dahlan (1869 – 1923M)

Beliau mempunyai pandangan bahwa pendidikan yang bertujuan menciptakan manusia yang berbudi baik yaitu benar dalam agama dan luas dalam berpandangan dengan alam dalam ilmu-ilmu umum serta bersedia untuk berjuang untuk sebuah kemajuan bermasyarakat yang dipadukan secara selaras dan berpegang kepada sebuah Al-Qur’an dan Al-Sunnah.

Semangat bangsa atas jasa-jasanya dalam membangkitkan kesadaran bangsa ini melalui pembaharuan agama islam dan pendidikannya, maka beliau ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Dasar-dasar penetapan itu ialah sebagai berikut:

  • Mempelopori sebuah kebangkitan umat agama Islam untuk dapat menyadari nasibnya sebagai bangsa yang terjajah dan masih harus belajar dan berbuat suatu hal.
  • Organisasi Muhammadiyah yang didirikannya terus memberikan sebuah ajaran Islam yang murni kepada bangsanya. Dan beramal bagi banyaknya ajaran yang menuntut suatu kemajuan dan kecerdasan masyarakat serta dengan dasar beriman dan mempunyai keyakinan beragama islam.
  • Melalui organisasi muhammadiyah al dan pendidikan yang diperlukan bagi amal usaha sosial dan berpendidikannya yang sangat diperlukan bagi kebangkitan dan suatu kemajuan bangsa, dengan jiwa ajaran agama Islam.
  • Organisasi muhammadiyah yang dibagian perempuan telah mempelopori sebuah kebangkitan perempuan Indonesia untuk mengecap sebuah pendidikan.

The post 5 Tokoh Filsafat Pendidikan dan Pemikirannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Filsafat Pendidikan: Pengertian – Tujuan dan Ruang Lingkup https://haloedukasi.com/filsafat-pendidikan Sat, 12 Dec 2020 23:21:32 +0000 https://haloedukasi.com/?p=16817 Dan membahas pelajaran PPKN mengenai filsafat pendidikan, dari pengertian, tujuan, fungsi, manfaat, ruang lingkup, serta aliran filsafat pendidikan. Yuk simak pembahasan berikut ini. Pengertian Filsafat Pendidikan Secara umum filsafat pendidikan merupakan ide dari berbagai kebutuhan utama pendidikan seperti model pembelajaran dan berbagai aspek lain yang dibutuhkan untuk melanjutkan saga keilmuan pendidikan. Filsafat pendidikan tidak dapat […]

The post Filsafat Pendidikan: Pengertian – Tujuan dan Ruang Lingkup appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dan membahas pelajaran PPKN mengenai filsafat pendidikan, dari pengertian, tujuan, fungsi, manfaat, ruang lingkup, serta aliran filsafat pendidikan. Yuk simak pembahasan berikut ini.

Pengertian Filsafat Pendidikan

Secara umum filsafat pendidikan merupakan ide dari berbagai kebutuhan utama pendidikan seperti model pembelajaran dan berbagai aspek lain yang dibutuhkan untuk melanjutkan saga keilmuan pendidikan.

Filsafat pendidikan tidak dapat dipisahkan dari ilmu filsafat secara umum. Filsafat pendidikan memandang kegiatan pendidikan sebagai objek yang dikaji, baik secara Ontologis, Epistemologis, maupun Aksiologis.

Tujuan Filsafat Pendidikan

Tujuan filsafat pendidikan dapat ditinjau dari tujuan filsafat dan pendidikan itu sendiri.

Filsafat diantaranya memiliki tujuan untuk mengkritisi suatu kepercayaan dan sikap yang telah dijunjung tinggi,  mendapatkan gambaran keseluruhan, analisis logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan konsep.

Fungsi Filsafat Pendidikan

Berikut adalah fungsi dari filsafat pendidikan:

  • Fungsi integratif
    Yang didasarkan atas pemahaman bahwa filsafat pendidikan sebagai asas kerohanian atau rohnya pendidikan. Dengan arti lain, filsafat pendidikan sebagai pemadu fungsional semua nilai dan asas normatif dalam ilmu kependidikan.
  • Fungsi Normatif
    Fungsi filsafat pendidikan ialah sebagai penentu arah, pedoman untuk merealisasikan pendidikan. Asas ini tersimpul dalam tujuan pendidikan, yakni membina masyarakat ideal dan membentuk norma-norma yang dicita-citakan. Filsafat pendidikan memberikan norma-norma dan pertimbangan bagi kenyataan-kenyataan normatif dan kenyataan-kenyataan ilmiah untuk membentuk kebudayaan.
  • Fungsi pendidikan
    Berusaha mengerti seluruh persoalan pendidikan dan mencoba merumuskannya dalam satu gambaran pokok sebagai pelengkap data-data ilmiah. Filsafat pendidikan juga berusaha mengerti seluruh persoalan pendidikan dan hubungannya dengan faktor-faktor lain yang memengaruhi pendidikan.

Manfaat Filsafat Pendidikan

Adapun manfaat dari filsafat pendidikan:

  • Menjadi salah satu landasan dalam perkembangan ilmu pendidikan
  • Menjadi landasan dari kebijakan mengenai program pendidikan
  • Menjadi landasan untuk berkarya dan juga mengabdi di bidang pendidikan
  • Menentukan kurikulum dan juga materi yang harus diajarkan dalam bidang pendidikan

Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan

  • Merumuskan sifat hakikat manusia sebagai subjek dan objek pendidikan (The Nature Of Man).
  • Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama, dan kebudayaan.
  • Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, dan teori pendidikan.
  • Merumuskan hubungan antara negara (ideologi), filsafat pendidikan, dan politik pendidikan (sistem pendidikan).

The post Filsafat Pendidikan: Pengertian – Tujuan dan Ruang Lingkup appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>