frasa - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/frasa Thu, 13 Oct 2022 06:41:19 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico frasa - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/frasa 32 32 25 Contoh Kalimat Frasa Nomina Koordinatif https://haloedukasi.com/contoh-frasa-nomina-koordinatif Thu, 13 Oct 2022 06:41:17 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38955 Frasa nomina adalah frasa yang unsur pusatnya berupa nomina dan dapat digunakan sebagai pengganti kata benda dalam sebuah kalimat. Ada tiga jenis frasa nomina, yaitu frasa nomina modifikasi, frasa nomina koordinatif, dan frasa nomina apositif. Frasa nomina koordinatif merupakan dua verba yang dipadukan dan menjadi satu, dengan cara menyisipkan konjungsi seperti ‘dan’ & ‘atau’. Frasa […]

The post 25 Contoh Kalimat Frasa Nomina Koordinatif appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Frasa nomina adalah frasa yang unsur pusatnya berupa nomina dan dapat digunakan sebagai pengganti kata benda dalam sebuah kalimat. Ada tiga jenis frasa nomina, yaitu frasa nomina modifikasi, frasa nomina koordinatif, dan frasa nomina apositif.

Frasa nomina koordinatif merupakan dua verba yang dipadukan dan menjadi satu, dengan cara menyisipkan konjungsi seperti ‘dan’ & ‘atau’. Frasa ini berisi sekelompok nomina yang memiliki kedudukan setara sebagai inti dalam kalimat, akan tetapi tidak saling menerangkan.

Jenis frasa nomina yang satu ini memiliki antarkata yang dihubungkan dengan konjungsi koordinatif, baik secara eksplisit maupun eksplisit. Berbeda dengan jenis frasa lainya yang memiliki unsur yang menerangkan unsur inti, frasa koordinatif terdiri dari dua unsur yang sama-sama berfungsi sebagai unsur inti.

Contoh kalimat dalam frasa nomina koordinatif adalah sebagai berikut :

  1. Kamu pilih uang atau barang?.
  2. Ayah bekerja pagi hingga petang untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan.
  3. Ayah dan ibu lusa akan pergi ke Bandung.
  4. Kakak dan adiknya kini tinggal dengan pamannya.
  5. Kehidupan di desa dan kota tak terlalu berbeda jauh.
  6. Roni sedang mempertimbangkan dan merencanakan hal yang akan dilakukan.
  7. Tio sedang mendengarkan atau melihat video musik yang ada di computer.
  8. Hujan deras semalam disertai juga dengan petir dan kilat yang saling menyambar.
  9. Rumah barunya sekarang telah terisi meja dan kursi.
  10. Aku selalu mendoakan seluruh anggota keluargaku semoga selamat dunia dan akhirat.
  11. Negara tersebut terkenal sebagai negara penghasil emas dan perak terbesar di dunia.
  12. Sandang dan pangan adalah kebutuhan utama manusia.
  13. Semua prajurit sudah siap lahir dan batin untuk ditugaskan di daerah manapun termasuk di daerah konflik.
  14. Ada baiknya sebelum menerima pekerjaan itu kamu mengetahui dulu apa hak dan kewajibanmu.
  15. Kekayaannya bisa terlihat dari banyaknya intan dan berlian yang ia punya.
  16. Anak-anak akan lebih senang jika ibu mereka menemani dan menonton saat mereka bermain.
  17. Dian mengajakku pergi ke salon dan ke perpustakaan nanti sore.
  18. Dia tidak pernah melewatkan atau menyia-nyiakan kesempatan yang datang kepadanya.
  19. Lebih baik aku gagal daripada aku harus meminta atau memohon bantuan orang yang sombong itu.
  20. Pintu canggih itu dapat membuka dan menutup dengan sendirinya.
  21. Kau berhak untuk maju atau mundur dalam acara bakti sosial minggu depan.
  22. Untuk menjaga keamanan lingkungan, setiap warga harus menjaga dan melaporkan keadaan lingkungan sekitar rumah mereka.
  23. Meski sudah 10 tahun berlalu ia masih saja menangisi dan meratapi kepergian anak semata wayangnya.
  24. Mencuci dan memasak adalah pekerjaan yang tidak disukai Ria karena menghabiskan banyak waktu.
  25. Petugas Satpol PP ditugaskan untuk membongkar dan menghancurkan bangunan yang berada di zona hijau.

The post 25 Contoh Kalimat Frasa Nomina Koordinatif appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Contoh Frasa Nomina Modifikatif https://haloedukasi.com/contoh-frasa-nomina-modifikatif Thu, 13 Oct 2022 06:37:54 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38954 Frasa nomina adalah frasa yang unsur pusatnya berupa nomina dan dapat digunakan sebagai pengganti kata benda dalam sebuah kalimat. Ada tiga jenis frasa nomina, yaitu frasa nomina modifikasi, frasa nomina koordinatif, dan frasa nomina apositif. Frasa nomina modifikatif merupakan gabungan kata kerja yang didalamnya terdapat dua kata atau lebih. Salah satu dari kata yang ada, […]

The post Contoh Frasa Nomina Modifikatif appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Frasa nomina adalah frasa yang unsur pusatnya berupa nomina dan dapat digunakan sebagai pengganti kata benda dalam sebuah kalimat. Ada tiga jenis frasa nomina, yaitu frasa nomina modifikasi, frasa nomina koordinatif, dan frasa nomina apositif.

Frasa nomina modifikatif merupakan gabungan kata kerja yang didalamnya terdapat dua kata atau lebih. Salah satu dari kata yang ada, digunakan untuk pembatas yang berfungsi sebagai penjelas tambahan atau keterangan. Frasa nomina modifikatif juga dapat diartikan gabungan dua kata atau lebih, dimana salah satu dari dua kata tersebut merupakan pembatas yang berfungsi sebagai keterangan atau pelengkap.

Berikut Contoh frasa nomina modifikatif dalam kalimat adalah sebagai berikut :

  • Bulan pertama kerja adalah masa adaptasi dan perkenalan dengan rekan kerja.
  • Semua keluarganya tinggal di rumah mungil itu.
  • Acara seminar itu dimulai hari kamis.
  • Pada pertandingan itu Rendi menjadi bintang lapangan.
  • Semua siswa baru mengenakan baju olahraga.
  • Ayah menyimpan lemari besi di dalam Gudang.
  • Semua siswa dilarang menggunakan jam tangan.
  • Ayahnya kini sedang dirawat di rumah sakit.
  • Tak habis aku dengan jalan pikirannya.
  • Kasus pencurian itu harus segera dibawa ke meja hijau.
  • Said yakin mendapat nilai bagus dalam pelajaran matematika.
  • Rudi tertawa terbahak-bahak setelah melihat film di bioskop.
  • Doni membaca buku ‘Ketika Cinta Bertasbih’ sebanyak tiga kali.
  • Bayu memenangkan lomba senam sehat.
  • Roni membayar lunas pekerjaan yang telah dia tunda selama satu minggu.
  • Gadis mungil itu sedang bermain di taman bermain.
  • Ayah akan kembali dari berlayar pada bulan kedua di tahun depan.
  • Aku rela melakukan apapun asalkan kamu memaafkan kesalahan saya di masa lalu.
  • Remaja Masjid At-Taqwa terpaksa membatalkan acara baksi sosial karena cuaca buruk.
  • Adik menangis terisak-isak ketika bapak berangkat kerja.
  • Pemerintah membangun kembali rumah warga yang rusak akibat gempa bumi.
  • Aku membayar lunas semua hutang ku di bank dengan melakukan kerja keras.
  • Pagi ini aku memeriksa ulang hasil pekerjaan rumahku tadi malam.
  • Ibu selalu memberikan makanan dan asupan bergizi kepada kami.
  • Budi berani mengejar pencuri yang baru saja melancarkan aksinya dirumah kosong itu.

The post Contoh Frasa Nomina Modifikatif appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Jenis-jenis Frasa Beserta Contohnya https://haloedukasi.com/jenis-jenis-frasa Fri, 05 Feb 2021 01:46:53 +0000 https://haloedukasi.com/?p=19955 Frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif atau tidak berkaitan dengan predikat. Frasa hanya terdiri dari satu fungsi saja, bisa hanya predikat, bisa juga hanya subjek, atau dapat juga sebuah objek. Frasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif (misalnya gunung tinggi disebut frasa karena merupakan […]

The post Jenis-jenis Frasa Beserta Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif atau tidak berkaitan dengan predikat. Frasa hanya terdiri dari satu fungsi saja, bisa hanya predikat, bisa juga hanya subjek, atau dapat juga sebuah objek.

Frasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif (misalnya gunung tinggi disebut frasa karena merupakan konstruksi nonpredikatif).

Pada kesempatan kali ini kita akan secara khusus membahas mengenai jenis-jenis frasa dalam bahasa Indonesia. Simak pembahasan berikut ini.

Jenis Frasa Berdasarkan Persamaan Distribusi dengan Unsurnya

Berdasarkan persamaan distribusi dengan unsurnya, frasa dibedakan menjadi frasa endosentris dan frasa eksosentris. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan berikut.

Frasa Endosentris

Frasa endosentris menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan frasa yang keseluruhannya mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan salah satu konstituennya.

Frasa endosentris memiliki unsur inti yang dapat menggantikan konstituen lain. Unsur inti tersebut dapat disebut dengan unsur pusat. Misalnya pada frasa sedang menulis, menulis dapat disebut sebagai unsur pusat karena dengan ada atau tidaknya kata sedang kata menulis dapat menggantikan unsur tersebut.

Frasa endosentris terbagi menjadi tiga jenis, yaitu frasa endosentris atributif, frasa endosentris koordinatif, dan frasa endosentris apositif. Berikut pembahasannya.

Frasa Endosentris Atributif

Frasa endosentris atributif merupakan frasa yang terdiri atas unsur pusat dan atribut. Atribut dalam ilmu linguistik dapat berarti penjelas, adjektiva yang menerangkan nomina dalam frasa nominal, kata berkelas tertentu yang mempunyai fungsi menerangkan nomina dalam frasa nominal, atau kategori variabel kualitatif (seperti laki-laki atau perempuan menunjukkan jenis kelamin).

Atribut dalam hal ini merupakan unsur yang menerangkan unsur pusat. Berikut ini contoh frasa endosentris atributif:

  • Kami sekeluarga sedang makan di meja makan.
  • Ibu membelikan kami baju baru.
  • Adik Ani sangat cantik.
  • Ibu dan ayah sedang pergi mengunjungi nenek.
  • Bulan ini kakak tidak pulang.
  • Anak itu adalah anak yang paling rajin di kelas ini.
  • Inah sangat pandai menjahit.
  • Orang itu akan menempati rumah baru di samping rumahku.

Kata yang bercetak miring merupakan frasa endosentris dan yang bercetak tebal merupakanunsur pusat, sedangkan kata yang mendampingi unsur pusat disebut atribut.

Frasa Endosentris Koordinatif

Frasa endosentris koordinatif merupakan frasa yang unsur-unsurnya merupakan unsur pusat. Frasa koordinatif dapat disisipi dengan kata dan atau atau. Contoh frasa endosentris koordinatif antara lain:

  • Ayah ibu
  • Kakak adik
  • Paman bibi
  • Bermain atau belajar
  • Pengembangan dan pembinaan
  • Lanjut atau berhenti
  • Maju atau mundur
  • Memasak dan menjahit
  • Menanam dan memanen
  • Siang atau malam
  • Menunggu atau pergi
  • Pulang pergi
  • Keluar masuk

Frasa Endosentris Apositif

Frasa endosentris apositif merupakan frasa yang semua unsur pembentuknya merupakan unsur pusat yang menunjuk hal yang sama. Oleh karena itu, unsur pusat dalam frasa endosentris apositif merupakan aposisi dari unsur pusat lainnya. Contoh frasa endosentris apositif antara lain:

  • Joko Widodo, presiden Republik Indonesia…….
  • Pancasila, dasar negara Indonesia…………..
  • Bandung, kota kelahiranku…………..
  • Pak Budi, ayah Nino………
  • Bu Inah, pemilik warung………….

Frasa Eksosentris

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) frasa eksosentris merupakan frasa yang keseluruhannya tidak mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan salah satu konstituennya. Dengan kata lain, frasa eksosentris tidak memiliki unsur pusat. Oleh karena itu, unsur-unsur dalam frasa eksosentris tidak dapat saling menggantikan. Frasa eksosentris umumnya tersusun atas preposisi, konjungsi, dan nomina.

Frasa eksosentris terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

Frasa Eksosentris Direktif

Frasa eksosentris direktif merupakan frasa eksosentris yang tersusun atas preposisi dan nomina. Simak contoh dalam kalimat berikut ini.

  • Ibu pergi ke pasar.
  • Kami bertemu di toko buku.
  • Ibu sedang memasak di dapur.
  • Kami baru saja dari rumah nenek.

Frasa Eksosentris Nondirektif

Frasa eksosentris nondirektif merupakan frasa yang unsur pertamanya adalah partikel si, sang, para, yang, atau kata yang mewakili sesuatu seperti kaum, sedangkan unsur keduanya berupa kata atau kelompok kata berkategori nomina, adjektiva, atau verba. Simak contoh frasa eksosentrik di dalam kalimat berikut ini.

  • Para hadirin dipersilahkan memasuki ruangan dan duduk di tempat yang telah disediakan.
  • Si Budi sedang menangis ditinggal pergi ibunya.
  • Dongeng Sang Kancil adalah dongeng yang paling disukai adik.
  • Yang cantik itu adalah adikku.
  • Generasi muda harus menjadi kaum terpelajar.

Frasa Eksosentris Konektif

Frasa eksosentris konektif merupakan frasa yang salah satu unsur atau konstituennya berfungsi sebagai penghubung atau konektor. Perhatikan contoh berikut.

  • Kami medoakan agar kamu lekas sembuh dan kita bisa pergi ke sekolah bersama lagi.
  • Ayah mengirim pesan agar kami lekas pulang.
  • Ibu menyuruh kami agar segera makan sebelum makannya dingin.
  • Kami berharap pandemi corona segera pergi
  • Kakak hendak pergi ke rumah temannya.
  • Adikku yang masih bayi sering menangis ketika lapar.
  • Tidur ketika lapar dapat berdampak buruk terhadap tubuh.

Jenis Frasa Berdasarkan Kategori Unsur Pusatnya

Berdasarkan kategori kata unsur pusatnya, frasa dibedakan menjadi frasa verbal, frasa nominal, frasa adjektival, frasa pronominal, frasa numeralia, dan frasa preposisional.

Frasa Verbal

Frasa verbal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki pengertian (1) Frasa endosentris berinduk satu yang induknya verba dan modifikatornya berupa partikel modal, (2) Bagian dari kalimat yang berupa verba dengan atau tanpa objek dan/atau keterangan dalam kaidah struktur frasa dan yang berfungsi sebagai predikat.

Secara sederhana, frasa verbal merupakan frasa yang intinya atau unsur pusatnya adalah verba.

Kridalaksana (2005:125-126) membagi frasa verbal menjadi tiga jenis, yaitu frasa verbal apositif, frasa verbal modifikatif, frasa verbal koordinatif. Lebih jelasnya, simak penjelasan berikut ini.

Frasa Verbal Apositif

Frasa verbal apositif merupakan frasa verbal yang terdiri atas gabungan kata yang menyatakan suatu pekerjaan atau tindakan, di mana kata yang satu menjelaskan kata yang lainnya. Contohnya:

  • Kami mendengar seseorang menangis – bukan menjerit keras sekali di sebelah rumah itu.
  • Dia menolak-katakanlah membangkang, perjodohan yang diatur orang tuanya.

Frasa Verbal Modifikatif

Frasa verbal modifikatif merupakan frasa verba yang terdiri dari gabungan kata, di mana kata yang satu membatasi kata yang lainnya sehingga salah satu kata berfungsi sebagai keterangan. Contoh:

  • Kami sedang membantu ibu memasak untuk acara nanti malam.
  • Kami berjalan cepat menyusul ibu.

Frasa Verbal Koordinatif

Frasa verbal koordinatif merupakan frasa verbal yang terdiri dari dua kata yang menjadi unsur pusat. Contohnya:

  • Hanya karyawan yang dapat keluar masuk gedung ini dengan bebas.
  • Kami pulang pergi menggunakan bus.

Frasa Nominal

Frasa nominal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) frasa endosentris berinduk satu yang induknya nomina dan modifikatornya dapat berupa nomina, verba, adjektiva, adverbia, pronomina, atau numeralia. Secara sederhana frasa nominal dapat dipahami dengan frasa yang unsur pusatnya berkategori nomina.

Frasa nominal menurut Kridalaksana (2005: 126) terbagi menjadi tiga jenis yaitu frasa nominal apositif, frasa nominal modifikatif, dan frasa nominal koordinatif. Simak penjelasan di bawah ini.

Frasa Nominal Apostif

Frasa nominal apositif merupakan frasa nominal yang terdiri atas gabungan kata, di mana kata yang satu menjelaskan kata yang lainnya atau menambah keterangan kata lainnya. Cotohnya:

  • Joko Widodo, presiden ke-7 Indonesia, lahir di Surakarta 21 Juni 1961.
  • Pak Rudi, ayah Ani, memberi kami beberapa baju untuk disumbangkan ke korban banjir.

Frasa Nominal Modifikatif

Frasa nominal modifikatif merupakan frasa nominal yang unsurnya berfungsi membatasi unsur lain. Contohnya:

  • Kami sepakat akan pergi menjenguk Ani pada hari Minggu.
  • Banyak remaja yang mengalami banyak kesulitan dalam belajar.

Frasa Nominal Koordinatif

frasa nominal koordinatif merupakan frasa nominal yang terdiri dari dua kata yang menjadi unsur pusat dan umumnya dihubungkan oleh kata dan atau atau. Contohnya:

  • Hak dan kewajiban harus seimbang.
  • Meja kursi di ruangan ini perlu dibersihkan.

Frasa Adjektival

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) frasa adjektival merupakan frasa endosentris berinduk satu yang induknya adjektiva dan modifikatornya adverbia. Secara sederhana dapat dipahami bahwa frasa adjektival merupakan frasa yang unsur pusatnya berkategori adjektiva.

Sama seperti frasa nominal dan frasa verbal, frasa adjektival terdiri dari tiga jenis yaitu frasa adjektival apositif, frasa adjektival modifikatif, dan frasa adjektival koordinatif.

Frasa Adjektival Apositif

Frasa adjektival apositif merupakan frasa adjketival yang salah satu unsurnya menjelaskan unsur lainnya. Contohnya:

  • Orang itu masih gagah – katakanlah perkasa meski usianya sudah tidak muda lagi.
  • Dia jujurkatakanlah tulus kepada siapa pun.

Frasa Adjektival Modifikatif

Frasa adjektival modifikatif merupakan frasa adjektival yang salah satu unsurnya berfungsi membatasi unsur lainnya. Contohnya:

  • Adiknya sangat cantik.
  • Rumah diujung jalan ini sangat besar.

Frasa Adjektival Koordinatif

Frasa adjektival koordinatif merupakan frasa adjektival yang unsur-unsurnya saling melengkapi. Contohnya:

  • Agar pekerjaan selesai tepat waktu, kita harus bekerja secara efektif dan efisien.
  • Lingkungan rumahnya terlihat aman dan tentram.

Frasa Pronominal

Frasa pronominal merupakan frasa yang unsur pusatnya berkategori pronomina. Frasa pronominal juga terdiri atas frasa pronominal apositif, frasa pronominal modifikatif, dan frasa pronominal koordinatif. Simak penjelasan berikut.

Frasa Pronominal Apositif

Frasa pronominal apositif merupakan frasa pronominal yang salah satu unsurnya berfungsi sebagai aposisi. Aposisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan ungkapan yang berfungsi menambah atau menjelaskan ungkapan sebelumnya dalam kalimat yang bersangkutan. Contohnya:

  • Aku, eh bukan, dia yang akan menemanimu membeli keperluan acara nanti malam.
  • Kami, bukan mereka yang menemanimu disaaat susah seperti ini.
  • Kami, segenap tim yang bertugas mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu kelancaraan acara ini.

Frasa Pronominal Modifikatif

Frasa pronominal modifikatif merupakan frasa pronominal yang unsurnya membatasi unsur lainnya. Contohnya:

  • Mereka semua adalah sahabatku.
  • Kami akan membimbing Anda sekalian sampai mahir berbisnis.

Frasa Pronominal Koordinatif

Merupakan frasa pronominal yang unsurnya saling melengkapi. Contohnya:

  • Aku dan dia adalah saudara kandung.
  • Kami dan dia sudah lama tidak bertemu.

Frasa Numeralia

Frasa numeralia merupakan frasa yang unsur pusatnya berkategori numeralia. Frasa numeralia juga memiliki tiga jenis frasa, yaitu frasa numeralia apositif, frasa numeralia modifikatif, dan frasa numeralia koordinatif. Berikut penjelasannya.

Frasa Numeralia Apositif

Frasa numeralian apositif merupakan frasa numeralia yang salah satu unsurnya berfungsi sebagai aposisi atau menambah keterangan kata sebelumnya. Contohnya:

  • Sepuluh – eh bukan sembilan
  • dua – bukan tiga

Frasa Numeralia Modifikatif

Frasa numeralia modifikatif merupakan frasa numeralia yang salah satu unsurnya berfungsi membatasi usur lainnya. Contohnya:

  • Adik memakan dua buah pisang.
  • Ibu membeli dua kilogram rambutan.

Frasa Numeralia Koordinatif

Frasa numeralia koordinatif merupakan frasa numeralia yang unsurnya saling melengkapi dan pada umumnya terhubung oleh kata dan atau atau. Contohnya:

  • Sekitar tiga atau empat ayam saja yang dipotong hari ini.
  • Ada tujuh atau delapan orang yang hadir rapat tadi.

Selain frasa yang telah disebutkan di atas, Kridalaksana (2005: 127) juga menambahkan frasa adverbia koordinatif, frasa interogativa koordinatif, frasa demonstrativa koordinatif, dan frasa preposisional koordinatif. Untuk lebih jelasnya, simak pembahasan berikut.

Frasa Adverbia Koordinatif

Frasa adverbial koordinatif merupakan frasa yang unsur pusatnya berkategori adverbia serta kedua unsurnya saling melengkapi dan umumnya dihubungkan dengan kata dan atau atau. Contohnya: lebih kurang

Frasa Interogativa Koordinatif

Frasa interogativa koordinatif merupakan frasa yang unsur pusatnya merupakan gabungan kata tanya. Contohnya: kapan dan dimana, apa dan siapa

Frasa Demonsrativa Koordinatif

Frasa demonstrativa koordinatif merupakan frasa yang unsur pusatnya merupakan demonstrativa dan kedua unsurnya saling melengkapi serta umumnya dihubungan oleh kata dan atau atau. Demonstrativa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan kata yang berfungsi untuk menunjuk atau menandai secara khusus orang atau benda, misalnya ini dan itu.

Contohn frasa demonstrativa koordinatif:

  • Ini atau itu
  • Sana atau sini

Frasa Preposisional Koordinatif

Frasa preposisional koordinatif merupakan frasa yang tersusun atas gabungan preposisi. Contohnya: Bus ini dari dan ke Solo.

Jenis Frasa Berdasarkan Kedudukannya

Frasa berdasarkan kedudukannya dibagi menjadi dua jenis yaitu frasa setara dan frasa setara bertingkat.

Frasa Setara

Frasa setara merupakan frasa yang kedudukan antarunsurnya setara. Contohnya:

  • Ayah ibu
  • Suami istri
  • Keluar masuk
  • Pulang pergi
  • Maju mundur

Frasa Setara Bertingkat

Frasa setara bertingkat merupakan frasa yang kedudukan unsur-unsurnya tidak setara atau bertingkat. Contohnya:

  • Sedang bekerja
  • Dari sekolah
  • Dari Jakarta
  • Sedang membaca
  • Beberapa baju

Jenis Frasa Berdasarkan Makna yang Dikandungnya

Frasa berdasarkan makna yang dikandungnya dibedakan menjadi frasa biasa, frasa idiomatik, dan frasa ambigu.

Frasa Biasa

Frasa biasa merupakan frasa yang mengandung makna denotatif atau lugas. Makna yang terkandung di dalam frasa biasa dapat dengan mudah dipahami oleh pembacanya karena merupakan makna yang sbenearnya. Contohnya:

  • Aku membeli buku baru.
  • Ibu membelikan adik sepeda baru.
  • Ibu sedang memasak ayam goreng.
  • Kami membeli buah mangga.

Frasa Idiomatik

Frasa idiomatik merupakan frasa yang mengandung makna bukan sebenarnya. Contohnya:

  • Kami diajarkan untuk selalu bermurah hati kepada orang lain.
  • Dia merupakan tulang punggung keluarganya.

Frasa Ambigu

Frasa ambigu merupakan frasa yang mengandung lebih dari satu makna, tergantung penggunaan frasa tersebut di dalam sebuah kalimat. Contohnya: panjang tangan dan keras kepala, kedua contoh frasa tersebut mengandung dua makna tergantung dari penggunaannya di dalam kalimat.

The post Jenis-jenis Frasa Beserta Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Frasa Verbal: Pengertian, Fungsi dan Jenisnya https://haloedukasi.com/frasa-verbal Thu, 28 Jan 2021 02:05:04 +0000 https://haloedukasi.com/?p=20171 Verba dapat diperluas menjadi frasa verbal. Perluasan tersebut dilakukan dengan menambahkan unsur-unsur tertentu pada verba. Pengertian Frasa Verbal Frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif atau tidak berkaitan dengan predikat. Frasa hanya terdiri dari satu fungsi saja, bisa hanya predikat, bisa juga hanya subjek, atau dapat juga sebuah objek. Sementara verbal artinya […]

The post Frasa Verbal: Pengertian, Fungsi dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Verba dapat diperluas menjadi frasa verbal. Perluasan tersebut dilakukan dengan menambahkan unsur-unsur tertentu pada verba.

Pengertian Frasa Verbal

Frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif atau tidak berkaitan dengan predikat. Frasa hanya terdiri dari satu fungsi saja, bisa hanya predikat, bisa juga hanya subjek, atau dapat juga sebuah objek.

Sementara verbal artinya bersifat verba, sehingga dapat dipahami bahwa dalam frasa verbal yang menjadi inti adalah verba (kata kerja).

Menurut Alwi, Hasan dkk (1998:163) frasa verbal merupakan satuan bahasa yang terbentuk dari dua kata atau lebih dengan verba sebagai intinya tetapi bentuk tersebut bukan merupakan klausa.

Frasa verbal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki pengertian (1) Frasa endosentris berinduk satu yang induknya verba dan modifikatornya berupa partikel modal, (2) Bagian dari kalimat yang berupa verba dengan atau tanpa objek dan/atau keterangan dalam kaidah struktur frasa dan yang berfungsi sebagai predikat.

Secara sederhana, frasa verbal merupakan frasa yang intinya adalah verba. Selain berinti verba, frasa verbal juga tersusun atas kata lain yang mendampingi verba. Posisi kata pendamping tersebut tidak dapat dipindah-pindahkan secara bebas ke posisi lainnya.

Frasa verbal merupakan jenis frasa endosentrik. Frasa endosentrik merupakan frasa yang salah satu konstituennya dianggap penting dan disebut sebagai inti. Inti tersebut dapat mewakili seluruh konstruksi frasa dan menentukan perilaku sintaktik atau semantik frasa tersebut di dalam kalimat.

Fungsi Frasa Verbal

  • Sebagai predikat. Frasa verbal dapat menduduki fungsi predikat. Hal tersebut dapat dilihat di contoh berikut ini:
    • Kami sedang mengumpulkan sumbangan untuk korban banjir.
    • Adik akan bermain layangan bersama teman-temannya.
    • Kami bisa menemani temanmu berkeliling desa ini.
    • Mereka sedang mengerjakan tugas matematika.
    • Dia harus mau mengerjakan semua tugas-tugas ini.
    • Kami sudah mengumpulkan tugas tersebut kemarin siang.
    • Kami harus membeli beberapa buah dan makanan ringan untuk acara nanti malam.
    • Dia tidak pergi ke rumah neneknya bulan ini.
    • Kami belum menyelesaikan semua masalah yang disebabkan olehnya.
    • Dia makan dan minum lalu pulang.
    • Kami pulang pergi ke sekolah naik bus.
  • Sebagai subjek. Frasa verbal juga dapat menduduki fungsi subjek. Hal tersebut dapat dilihat pada contoh berikut:
    • Berolahraga setiap pagi membuat tubuh sehat dan bugar.
    • Membaca dengan teratur dapat menambah kosakata baru.
    • Mengkonsumsi susu di pagi hari dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
  • Sebagai objek. Selain menduduki fungsi predikat dan subjek, frasa verbal juga dapat menduduki fungsi objek, seperti pada contoh berikut:
    • Dia sedang mencoba mengerjakan lagi tugas itu.
    • Kami melihatnya menangis lagi di kamarnya.
    • Dia mencoba tidur lagi di kamar yang berbeda.
    • Ayah terbiasa membaca koran di pagi hari.
  • Sebagai pelengkap. Frasa verbal dapat menduduki fungsi pelengkap. Simak contoh berikut.
    • Dia baru mulai memahami masalah ini.
    • Kakaknya merasa tidak enak badan.
    • Dia merasa tidak bersalah.
    • Dia merasa tidak harus meminta maaf.
    • Dia berpikir tidak pergi karena langit mulai mendung.
  • Sebagai keterangan. Frasa verbal dapat menduduki fungsi sebagai keterangan dalam kalimat. Simak contoh berikut.
    • Nenek datang untuk berkunjung minggu yang lalu.
    • Ibu sudah pergi untuk membeli sayur.
    • Baru bangun, anak itu sudah menangis lagi.
    • Baru makan, anak itu sedang makan lagi.
    • Paman memotong rumput dengan menggunakan gunting.

Jenis-Jenis Frasa Verbal

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa frasa verbal termasuk jenis frasa endosentrik.

Menurut Alwi Hasan

Alwi, Hasan dkk. (1998: 163) membagi frasa verbal berdasarkan konstruksinya menjadi frasa endosentrik atributif dan frasa endosentrik koordinatif.

Frasa Endosentrik Atributif

Frasa verbal endosentrik atributif tersusun atas inti yang berupa verba dan pewatas (modifier) yang berada di depan atau di belakang verba inti. Kata yang di depan disebut pewatas depan, sedangkan yang di belakang disebut pewatas belakang.

Kata yang dapat berfungsi sebagai pewatas depan dalam frasa verbal antara lain:

  • Akan
  • Harus
  • Bisa
  • Dapat
  • Ingin
  • Mau
  • Suka
  • Boleh
  • Sudah
  • Sedang
  • Tidak
  • Belum

Perhatikan contoh-contoh berikut ini:

  • Kami akan berangkat ke luar kota minggu depan.
  • Kami akan pergi setelah pekerjaan ini selesai.
  • Kami harus mengerjakan tugas ini secepatnya.
  • Kami bisa menyelesaikan permasalahan ini dengan baik.
  • Dia selalu mau mendengarkan keluh kesah teman-temannya.
  • Kita harus dapat menyelesaikan permasalahan ini secepatnya.
  • Dia harus mau melengkapi tugas ini.
  • Dia sudah berangkat sekolah lima menit yang lalu.
  • Mereka sedang menonton televisi di ruang tamu.
  • Kami sedang membantu ayah menanam bunga di halaman.
  • Kakek sudah boleh pulang ke rumah.
  • Kami sudah dapat buah pesanan ibu.
  • Dia tidak harus pergi.
  • Dia tidak pandai menyanyi.
  • Dia belum pergi dari rumah itu.
  • Orang itu tidak akan datang.

Kata yang dapat berfungsi sebagai pewatas belakang yaitu lagi dan kembali. Simak contoh berikut ini.

  • Lagi
    • Dia sedang membaca lagi novel kesukaanya itu.
    • Kami melihatnya menangis lagi.
    • Dia sepertinya tidak akan berkunjung lagi.
  • Kembali
    • Kami harus mempresentasikan kembali tugas itu.
    • Kami harus mengerjakan kembali semua tugas ini.
    • Dia harus mengulang kembali semua pekerjaan ini.

Frasa Endosentrik Koordinatif

Frasa verbal endosentrik koordinatif merupakan frasa verbal yang tersusun dari dua verba yang digabungkan dengan kata dan atau atau. Pada verba ini juga dapat didahului atau diikuti kata tambahan atau pewatas.

Contohnya:

  • Mereka sedang menanam dan menyiram bunga di halaman.
  • Dia sedang menangis dan meratapi nasibnya.
  • Aku harus menunggu atau pergi dari sini?
  • Kami harus mengerjakan dan mengumpulkan tugas ini secepatnya.
  • Dia tidak mungkin menipu atau mengelabui kita kan?
  • Kami akan bersantai dan berbaring sebentar di ruangan ini.

Menurut Kridalaksana

Kridalaksana (2005:125-126) membagi frasa verbal menjadi tiga jenis, yaitu frasa verbal apositif, frasa verbal modifikatif, frasa verbal koordinatif. Lebih jelasnya, simak penjelasan berikut ini.

Frasa Verbal Apositif

Frasa verbal apositif merupakan frasa verbal yang terdiri atas gabungan kata yang menyatakan suatu pekerjaan atau tindakan, di mana kata yang satu menjelaskan kata yang lainnya. Contohnya:

  • Kami melihat Inah, anak bu Rima di pasar tadi pagi.
  • Aku akan berlibur ke Bandung, tempat lahir saya.
  • Pak Budi, ayah Dino, sedang sakit dan dirawat di rumah sakit.
  • Rumah itu, rumah milik pak Usman, kemarin kemalingan.

Frasa Verbal Modifikatif

Frasa verbal modifikatif merupakan frasa verba yang terdiri dari gabungan kata, di mana kata yang satu membatasi kata yang lainnya sehingga salah satu kata berfungsi sebagai keterangan. Contoh:

  • Kami harus mengerjakan ulang semua tugas-tugas ini.
  • Dia sedang membeli sayuran di pasar.
  • Para pengunjung sering membuang sampah sembarangan.
  • Dia pantas mendapatkan beasiswa itu.
  • Kami pasti menemukan jalan keluar untuk semua permasalahan ini.
  • Kami banyak mengumpulkan sumbangan berupa selimut, pakaian, dan makanan.
  • Ayah membelikan lagi mobil-mobilan untuk adik.
  • Kami harus mempersiapkan segala keperluan untuk acara nanti malam.

Frasa Verbal Koordinatif

Frasa verbal koordinatif merupakan frasa yang terdiri dari dua kata yang menjadi inti, sehingga kedua kata tersebut saling melengkapi. Contohnya:

  • Kami sedang membantu ibu membersihkan dan merapikan rumah.
  • Kami pulang pergi ke sekolah menggunakan bus.
  • Dia sedang menangis dan meratapi nasibnya.
  • Kami sedang membantu ayah menanam dan menyiram tanaman di halaman rumah.
  • Tidak semua orang bisa keluar masuk gedung ini.

The post Frasa Verbal: Pengertian, Fungsi dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Frasa: Pengertian – Ciri dan Contohnya https://haloedukasi.com/frasa Mon, 16 Nov 2020 02:58:06 +0000 https://haloedukasi.com/?p=14906 Kata tidak hanya sebuah kata, begitu juga dengan kalimat. Kalimat tersusun dari beberapa bagian atau sering disebut kata. Setiap kalimat terdiri dari fungsi fungsinya tersendiri, yaitu Subjek, Predikat, Objek, Pelengkap dan juga Keterangan. Fungsi ini sering disebut S+P+O+K. Fungsi tersebut boleh ada atau tidak di dalam suatu kalimat. Namun, ada dua fungsi yang wajib ada […]

The post Frasa: Pengertian – Ciri dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kata tidak hanya sebuah kata, begitu juga dengan kalimat. Kalimat tersusun dari beberapa bagian atau sering disebut kata.

Setiap kalimat terdiri dari fungsi fungsinya tersendiri, yaitu Subjek, Predikat, Objek, Pelengkap dan juga Keterangan. Fungsi ini sering disebut S+P+O+K.

Fungsi tersebut boleh ada atau tidak di dalam suatu kalimat. Namun, ada dua fungsi yang wajib ada di dalam sebuah kalimat, yaitu Subjek dan Predikat. Fungsi kalimat bisa saja tersusun dari kata, frasa dan juga klausa. Berikut ini pembahasan mengenai frasa.

Pengertian Frasa

Pengertian Secara Umum

Frasa yaitu suatu kalimat yang terdiri dari dua kata atau lebih dan menduduki satu fungsi kalimat. Frasa tidak memiliki predikat maka dari itu frasa tidak bisa membentuk suatu kalimat yang sempurna.

Pengertian Menurut KBBI

Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonprediktif (misal gunung tinggi disebut frasa karena merupakan konstruksi nonpredikatif).

Pengertian Menurut Para Ahli

  • Menurut Putrayasa
    Pengertian frasa adalah kelompok kata yang memiliki kedudukan sebagai suatu fungsi dalam kalimatyang tidak semua dari frase itu teriri dari kelompok kata.
  • Menurut Ramlan
    Frasa adalah satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata ataupun lebih yang tidak melampui dari suatu batas fungsi yang terdapat dalam unsur klausa.
  • Menurut Tarmini
    Frasa adalah suatu konstruksi yang terdiri dari dua konstituen atau lebih yang mampu mengisi fungsi sintaksis tertentu yang terdapat dalam kalimat akan tetapi tidak melampaui dari batas-batas dikatakan sebagai frasa itu nonpredikatif.
  • Menurut Kridalaksana
    Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang memiliki sifat tidak predikatif, gabungan itu dapat rapat dan dapat renggang.
  • Menurut Lyons
    Frasa adalah satu kelompok kata yang secara grmatikal sepadan dengan satu kata dan tidak memiliki subjek dan predikat sendiri.

Ciri-ciri Frasa

  • Frasa memiliki sifat nonpredikatif
  • Frasa minimal terdiri dari dua kata
  • Frasa harus menduduki fungsi kalimat
  • Frasa harus memiliki satu makna gramatikal
  • Memiliki fungsi gramatikal dalam kalimatnya

Kontruksi Frasa

Frasa memiliki dua konstruksi yaitu konstruksi endosentrik dan konstruksi eksosentrik, berikut pembahasannya.

Frasa Endosentrik

  • Frasa endosentrik yang atributif. Frasa jenis ini tersusun oleh unsur-unsur yang tidak setara.
    Contoh: Lapangan luas yang akan didirikan rumah itu milik Pak Ahmad.
  • Frasa Endosentrik yang apositif. Frasa jenis ini sama dengan frasa yang lainnya, namun pada frasa jenis ini dipentingkan yaitu unsur pusatnya.
    Contoh: Jio, putra Ibu Rani, berhasil menjadi juara kelas.
  • Frasa endosentrik yang koordinatif. Frasa jenis ini dihubungkan dengna kata “atau” dan “dan”.
    Contoh: Mobil dan motor sedang dicuci.

Frasa Eksosentik

Frasa Eksosentik yaitu frasa yang distribusinya tidak sama dengan semua unsurnya.

Kelas Frasa

Frasa terbagi menjadi 6 jenis kelas, yaitu:

  • Frasa kerja
    Frasa yang pendistribusiannya sama dengan kata kerja itu sendiri. Contoh: Rani akan menyapu dengan sapu baru. Frasa akan menyapu adalah kata kerja yang distribusinya sama dengan kata kerja yaitu menyapu.
  • Frasa Kata benda
    Frasa yang pendistribusiannya sama dengan kata benda itu sendiri. Contoh: Rani mendapat buku tulis. Rani mendapat buku. Frasa buku tulis pada kalimat diatas sama dengan kata benda yaitu buku.
  • Frasa sifat
    Frasa yang pendistribusiannya sama dengan kata sifat. Contoh: Rumah yang diperjual belikan itu memang bagus-bagus. Rumah yang diperjual belikan itu bagus-bagus.
  • Frasa keterangan
    Frasa yang pendistribusiannya sama dengan kata keterangan. Frasa keterangan pada suatu kalimat bisa saja berubah-ubah atau berpindah-pindah karena fungsinya sebagai keterangan. Bisa saja frasa keterangan ini terletak di depan ataupun belakang subjek. Contoh: Rani tidak biasanya pulang pagi. Tidak biasanya Rani pulang pagi. Rani pulang pagi tidak biasanya
  • Frasa bilangan
    Frasa yang pendistribusiannya sama dengan kata bilangan. Frasa bilangan dibentuk dengan hanya menambahkan kata bantu bilangan saja. Contoh: Lima orang penjahat mengikutinya di jalan pulang tadi.
  • Frasa Depan
    Frasa yang terdiri dari kata depan dan kata lain sebagai unsur penjelas. Contoh: Perempuan berambut pirang itu sedang meminum minuman keras.

Contoh Frasa

contoh frasa

The post Frasa: Pengertian – Ciri dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Klausa: Pengertian, Jenis dan Contohnya https://haloedukasi.com/klausa Mon, 27 Apr 2020 02:26:10 +0000 https://haloedukasi.com/?p=6002 Sepintas klausa dan frasa termasuk dua hal sama, yaitu gabungan kata yang mengisi sebuah kalimat. Apabila frasa dapat menjadi klausa, namun klausa tidak dapat terdiri dari satu frasa atau lebih. Pengertian Klausa Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), klausa adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata, sekurang-kurangnya tersusun atas subjek dan predikat serta berpotensi menjadi kalimat. […]

The post Klausa: Pengertian, Jenis dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sepintas klausa dan frasa termasuk dua hal sama, yaitu gabungan kata yang mengisi sebuah kalimat. Apabila frasa dapat menjadi klausa, namun klausa tidak dapat terdiri dari satu frasa atau lebih.

Pengertian Klausa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), klausa adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata, sekurang-kurangnya tersusun atas subjek dan predikat serta berpotensi menjadi kalimat.

Klausa merupakan satuan yang terdapat pada bahasa dan terdiri atas beberapa kata yang mengandung subjek atau predikat dan mempunyai potensi untuk menjadi sebuah kalimat.

Sekilas antara klausa dengan kalimat memang tidak jauh berbeda, namun perbedaan keduanya dapat terlihat dari intonasi dan juga tanda baca yang ada di dalam klausa.

Di dalam sebuah klausa terdapat subjek (S) dan predikat (P) sebagai unsur utamanya, akan tetapi dalam beberapa kasus terkadang unsur subjek hilang dan tidak ditulis namun masih dapat ditemukan secara eksplisit.

Jenis-Jenis Klausa

Di dalam suatu teks bacaan atau kalimat, klausa terbagi menjadi beberapa jenis. Dan berikut beberapa jenis klausa yang perlu diketahui:

Berdasarkan Struktur

  • Klausa Bebas. Klausa bebas merupakan sebuah klausa yang berpotensi untuk menjadi sebuah kalimat. Contohnya yaitu:
    • Ayah pergi
    • Dia sangat sedih
    • Adik harus makan
  • Klausa Terikat. Klausa terikat merupakan sebuah klausa yang tidak memiliki potensi untuk berubah menjadi sebuah kalimat, meskipun pada penulisannya diawali dengan huruf besar atau kapital dan diakhiri dengan tanda baca. Contohnya seperti:
    • Saat ibu tertidur.
    • Jauh dari panti asuhan.
    • Agar mereka tahu.

Berdasarkan Kelengkapan Unsur

  • Klausa Lengkap. Klausa lengkap adalah klausa yang terdapat unsur subjek (S) dan unsur predikat (P). Contoh dari klausa lengkap sebagai berikut:
    • Adik sekolah
    • Ayah sedang membaca
    • Rosi bernyanyi
  • Klausa Tidak Lengkap. Klausa tidak lengkap merupakan jenis klausa yang hanya memiliki satu unsur saja yakni predikat tanpa adanya unsur objek. Contohnya yakni:
    • Pergi meninggalkan rumahnya
    • Sedang menangis di kamar
    • Tidak ingin meninggalkannya

Berdasarkan Fungsi

  • Klausa Subjek. Klausa subjek adalah sebuah klausa yang mempunyai kedudukan sebagai subjek di dalam sebuah kalimat. Contoh dari klausa subjek yakni: Ternyata dia sedang tertidur di perpustakaan itu.
  • Klausa Objek. Klausa objek merupakan sebuah klausa yang memiliki kedudukan sebagai objek pada suatu kalimat. Contoh dari klausa objek yakni: Pak Guru sedang menjelaskan bab pertumbuhan tanaman.
  • Klausa Keterangan. Klausa keterangan merupakan sebuah klausa yang mempunyai kedudukan sebagai keterangan pada suatu kalimat. Contoh dari klausa keterangan yaitu: Karena malu, Ana tidak ingin keluar rumah.
  • Klausa Pelengkap. Klausa pelengkap merupakan sebuah klausa yang memiliki kedudukan sebagai di dalam suatu kalimat. Contoh dari klausa pelengkap sebagai berikut: Doni dianggap telah pergi.

Berdasarkan Fungsi Predikat

  • Klausa Verbal. Klausa verbal adalah klausa di mana predikatnya berupa kata karja. Contoh klausa verbal yaitu:
    • Adik menangis
    • Kakak berenang
  • Klausa Nominal. Klausa nominal adalah klausa yang memiliki predikat berwujud kata benda. Contoh klausa nominal yaitu:
    • Andi seorang polisi
    • Ridwan mahasiswa
  • Klausa Adjektival. Klausa adjektival adalah sebuah klausa yang tersusun dari kata sifat. Contoh klausa adjektival yaitu:
    • Mahal sekali
    • Mobil yang mewah
  • Klausa Numeral. Klausa numeral merupakan klausa mempunyai predikat berwujud kata atau frasa numeral (bilangan). Contoh klausa numeral yakni:
    • Tiga kali sehari
    • Seratus juta sebulan
  • Klausa Preposisional. Klausa preposisional yakni sebuah klausa di mana predikatnya merupakan frasa dari kata depan (preposisi). Contoh klausa preposisional yaitu:
    • dari rumah Bibi.
    • menuju ke taman bermain.

Berdasarkan Kata Negatif

  • Klausa Positif. Klausa positif adalah klausa yang tidak memiliki kata negatif di dalamnya, sehingga predikatnya memiliki sifat positif. Contoh klausa positif yaitu:
    • Dia berhasil menyelesaikannya
    • Semua telah lulus
  • Klausa Negatif. Klausa negatif merupakan klausa yang terdapat kata negatif seperti “bukan”, “jangan”, “tidak” dan lainnya. Sehingga nanti predikatnya mempunyai sifat negatif. Contoh klausa negatif yakni:
    • Adik belum makan
    • Jangan beri tahu Dian

Ciri-Ciri Klausa

Adapun ciri-ciri dari klausa adalah sebagai berikut:

  • Tersusun atas dua kata atau lebih.
  • Memiliki fungsi gramatikal di dalam kalimat.
  • Terdapat unsur subjek yang dapat ditemukan secara tertulis maupun tidak tertulis.
  • Terdapat unsur predikat.
  • Tidak memiliki intonasi di dalam serta tidak juga diakhiri oleh tanda baca apapun.

Struktur Klausa

Berdasarkan strukturnya, klausa bisa dilihat dari unsur-unsur penyusunnya antara lain:

  • Subjek
  • Predikat
  • Objek
  • Keterangan

Dari semua unsur di atas, masih dikelompokkan lagi menjadi unsur inti dan unsur tidak ini.

  • Unsur inti, klausa menggunakan subjek (S) dan predikat (P).
  • Unsur bukan inti, klausa menggunakan objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (K).

Subjek dan Predikat

Subjek merupakan bagian dari klausa, berupa nomina atau frase nominal, menandai apa yang diungkapkan oleh seorang pembicara.

Sedangkan predikat yakni bagian yang terdapat di dalam klausa, menandai apa yang diungkapkan oleh pembicara mengenai subjek tersebut. Dalam hal ini subjek dalam bentuk ajektiva, nomina, numeralia, pronominal, frase preposisional dan verba.

Pada klausa subjek, biasanya mendahului atau di depan predikat. Untuk predikat dicirikan dengan terletak di belakang subjek, ditandai dengan afiks ber-, me-, seperti yang ada di dalam predikat verbal.

Contoh: Umar Pendongeng

Dalam hal ini Umar sebagai subjek dan Pendongeng adalah predikatnya. Jika dilihat urutannya, S berada di bagian depan P atau dengan kata lain S mendahului P. Di sini subjek klausa yakni Umar termasuk leksem yang takrif.

Namun apabila dibalik menjadi Pendongeng Umar, bukan lagi menjadi klausa. Kata Pendongeng bukan nomina takrif untuk menduduki fungsi S. Oleh karena itu, kata Pendongeng harus diikuti oleh demonstrativa itu, dan menjadi Pendongeng itu Umar.

Objek

Objek merupakan bagian yang berada di dalam klausa berupa nomina atau frasa nomina, yang melengkapi verba transitif. Untuk objek yang dikenai perbuatan disebutkan pada predikat verbal. Untuk objek dapat terbagi menjadi objek langsung atau objek tidak langsung.

Objek langsung merupakan objek yang langsung dikenai perbuatan dan telah disebutkan pada predikat verbal. Untuk objek tidak langsung adalah objek yang menjadi penerimaan ataupun yang diuntungkan dengan perbuatan di dalam predikat verbal.

Contoh objek langsung:

  • Wina sedang naik sepeda
  • Bintang membeli sepatu

Pada contoh di atas, sepeda merupakan objek bagi verba naik dan sepatu adalah objek bagi verba membeli.

Contoh objek tidak langsung:

  • Ibu sedang memotong mangga untuk adik
  • Rina membuat kueh untuk bibi

Pada contoh di atas, kata adik adalah objek tidak langsung bagi verba memotong. Untuk kata bibi merupakan objek tidak langsung untuk verba membuat.

Pelengkap

Klausa pelengkap merupakan klausa yang terdiri dari nomina, frasa nominal, ajektiva atau frasa adjektival, di mana menjadi bagian dari predikat verbal, dan contohnya seperti:

  • Ayahku menjadi pilot
  • Bambang berjualan ikan
  • Dia dianggap patung
  • Ibu membeli jeruk bali

Keterangan

Keterangan menjadi bagian dari luar inti, berfungsi untuk meluaskan atau membatasi makna subjek ataupun makna predikat. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat mengenai keterangan yang terdapat di Bahasa Indonesia, antara lain:

  • Keterangan sebab: karena hujan, ibu tidak jadi menjemur baju.
  • Keterangan akibat: penipu itu dihukum seumur hidup.
  • Keterangan alat: dipotong dengan mesin pemotong.
  • Keterangan cara: disambut dengan baik.
  • Keterangan jumlah: seperti pinang dibelah dua.
  • Keterangan subjek: orang yang baik, murid yang pintar, baju yang bersih.
  • Keterangan objek: menjadi anak yang berbakti.
  • Keterangan tempat: datang dari Surabaya, pergi ke Manado.
  • Keterangan tujuan: olahraga demi kesehatan.
  • Keterangan waktu: ditunggu hingga besok siang, pergi masih malam.
  • Keterangan syarat: bantulah jika kamu bisa, bawalah bila mampu.
  • Keterangan kualitas: berlari seperti kuda, cantik bagai bunga mawar.
  • Keterangan perlawanan: meskipun lambat, selesai juga kegiatannya.
  • Keterangan pewatas: keterangan lebih lanjut.
  • Keterangan modalitas: tidak mungkin dia berbohong, tidak mungkin hal itu terjadi.

Perbedaannya dengan Kalimat

Klausa menggunakan salah satu bagian dari suatu kalimat. Hal ini juga pernah diungkapkan oleh pendapat lain yang menyatakan jika klausa adalah suatu kumpulan kata yang setidaknya atau sedikitnya mempunyai satu objek dan satu predikat.

Tidak hanya itu saja, yang membedakannya dengan kalimat yaitu, pada klausa tidak terkandung jeda, intonasi, tempo, dan nada seperti yang terdapat pada kalimat.

Klausa tersusun dari dua bagian, yakni klausa utama dan klausa bawahan. Klausa utama yakni suatu klausa yang dapat berdiri sendiri dan berisi dari klausa dapat dipahami. Sedangkan pada klausa bawahan adalah suatu klausa yang tidak dapat berdiri sendiri serta isi klausa belum lengkap.

Contoh dari klausa utama dan klausa bawahan sebagai berikut:

Saat matahari bersinar terik, para petani menjemur gabahnya dengan baik. Di sini “saat matahari bersinar terik” adalah klausa bawahan. “Para petani menjemur gabahnya dengan baik” merupakan klausa utama.

Antara klausa utama atau klausa bawahan dapat juga menjadi kalimat majemuk bertingkat dan majemuk campuran. Untuk kalimat majemuk, klausa utama disebut sebagai induk kalimat atau klausa atas.

Klausa bawahan juga demikian dapat dijadikan sebagai kalimat majemuk. Di sini klausa bawahan adalah bentuk perluasan dari satu fungsi yang terdapat di dalam kalimat yakni sebagai anak kalimat. Bahkan klausa bawahan dapat diketahui dari adanya kata sambung.

Meskipun begitu, antara klausa utama atau klausa bawahan bisa menempati posisi di awal sebuah kalimat. Apabila klausa utama berada di bagian awal kalimat, maka perlu ditambahkan tanda koma.

Tanda koma berfungsi untuk memisahkan antara klausa utama dan klausa bawahan. Dan apabila klausa bawahan berada di bagian awal sebuah kalimat, maka tanda baca koma berfungsi sebagai pemisah klausa bawahan dengan klausa utama.

Contoh Klausa

  • Joni melanjutkan pendidikan ke luar negeri agar mendapat pekerjaan lebih baik.

Klausa I: Joni melanjutkan pendidikan ke luar negeri

Klausa II: Joni mendapat pekerjaan lebih baik

  • Nona berusaha untuk mengerjakannya sendiri dan tidak membebani orang lain.

Klausa I: Nona berusaha untuk mengerjakannya sendiri

Klausa II: Nona berusaha untuk tidak membebani orang lain.

  • Dia pantas mendapatkan bantuan setelah kehilangan tempat tinggal.

Klausa I: Dia pantas mendapatkan bantuan

Klausa II: Dia telah kehilangan tempat tinggal

  • Ibu memanfaatkan jasa pengiriman barang untuk mengirim barang ke luar kota.

Klausa I: Ibu memanfaatkan jasa pengiriman barang

Klausa II: Ibu mengirim barang ke luar kota

  • Ahmad batal pergi ke Malaysia karena kehilangan pasport.

Klausa I: Ahmad batal pergi ke Malaysia

Klausa II: Ahmad kehilangan pasport

  • Adik masuk sekolah tiga bulan lalu dan telah mempunyai banyak teman.

Klausa I: Adik masuk sekolah tiga bulan lalu

Klausa II: Adik mempunyai banyak teman

  • Mereka selalu pergi bersama karena memiliki hobi yang sama.

Klausa I: Mereka selalu pergi bersama

Klausa II: Mereka memiliki hobi yang sama

The post Klausa: Pengertian, Jenis dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>