Fungsi saraf - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/fungsi-saraf Fri, 22 Dec 2023 04:03:12 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Fungsi saraf - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/fungsi-saraf 32 32 2 Fungsi Saraf Parasimpatik Kelenjar Ludah https://haloedukasi.com/fungsi-saraf-parasimpatik-kelenjar-ludah Fri, 22 Dec 2023 04:03:09 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47154 sistem saraf otomatis atau bisa disebut dengan otonom terbagi menjadi dua yaitu saraf simpatik dan parasimpatik. Saraf simpatik berfungsi untuk mengatur respon tubuh saat terjadi tekanan. Sedangkan saraf parasimpatik berfungsi untuk merespon tubuh dalam keadaan rileks atau santai. Fungsi saraf parasimpatik tidak hanya mengecilkan pupil, meningkatkan kadar urin, melambatkan detak jantung, meningkatkan produksi mukosa hidung, […]

The post 2 Fungsi Saraf Parasimpatik Kelenjar Ludah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

sistem saraf otomatis atau bisa disebut dengan otonom terbagi menjadi dua yaitu saraf simpatik dan parasimpatik. Saraf simpatik berfungsi untuk mengatur respon tubuh saat terjadi tekanan. Sedangkan saraf parasimpatik berfungsi untuk merespon tubuh dalam keadaan rileks atau santai.

Fungsi saraf parasimpatik tidak hanya mengecilkan pupil, meningkatkan kadar urin, melambatkan detak jantung, meningkatkan produksi mukosa hidung, dan melebarkan arteri. Saraf parasimpatik juga bekerja menyarafi kelenjar ludah dengan fungsi berkebalikan dari saraf simpatik.

Berikut ini adalah dua fungsi utama dari saraf parasimpatik kelenjar ludah yang perlu diketahui.

1. Merangsang Produksi Air Liur

Jika saraf simpatik bekerja untuk mengurangi sekresi ludah, maka saraf parasimpatik berfungsi sebaliknya. Fungsi saraf parasimpatik kelenjar ludah adalah merangsang kelenjar ludah agar dapat memroduksi air ludah atau air liur lebih banyak atau setidaknya dalam kadar normal.

Contoh kinerja saraf parasimpatik dalam meningkatkan produksi air liur adalah saat kita mengunyah makanan atau setidaknya mengunyah permen karet. Hal ini disebut sebagai rangsangan mekanis pada lidah yang kemudian membuat kelenjar ludah menghasilkan air liur lebih banyak.

Contoh lain pengaruh saraf parasimpatik yang menyarafi kelenjar ludah adalah saat kita mengonsumsi makanan pedas, asin, dan asam. Meskipun rasa pahit dan manis pun turut dapat merangsang produksi air liur lebih banyak namun ketiga rangsangan kimiawi tadi (rasa pedas, asin dan asam) biasanya paling berpengaruh.

Dalam kedua hal tersebut, sinyal listrik akan dikirimkan oleh sistem parasimpatik ke nukleus salivarius. Nukleus salivarius ini terdiri dari dua, yakni nukleus salivarius superior dan nukleus salivarius inferior dengan tugas yang berbeda.

Nukleus salivarius superior berperan melanjutkan sinyal rangsangan yang diterima sistem parasimpatik ke kelenjar submandibular dan kelenjar sublingual. Belum selesai, rangsang saraf tadi harus sampai ke kelenjar parotis, dan ini merupakan tugas nukleus salivarius inferior sebagai pengirimnya.

Untuk menyempurnakan sekresi kelenjar ludah, terdapat pula saraf fasial (asal dari serabut jaringan parasimpatik) yang menyarafi kelenjar ludah/saliva minor.

2. Meningkatkan Kadar Enzim Ptialin

Saraf parasimpatik tidak sekadar membantu agar air liur terproduksi secara normal atau meningkat. Ketika produksi air liur meningkat, maka enzim ptialin yang merupakan kandungan air liur ikut bertambah di mana enzim ini turut memengaruhi pencernaan dan berperan menjadi indikator kanker.

Ketika kelenjar ludah terangsang dengan baik oleh saraf parasimpatik untuk menghasilkan air liur lebih banyak, enzim ptialin yang mendukung proses pencernaan pada mulut ikut bekerja secara maksimal. Enzim ptialin pada dasarnya memiliki beberapa fungsi, salah satunya adalah mendukung proses pencernaan.

Kandungan zat pati serta berbagai nutrisi yang terdapat di dalam makanan yang kita makan bisa dicerna dan diserap oleh usus dengan baik berkat enzim ptialin. Dengan kelenjar ludah berfungsi seperti seharusnya dan menghasilkan air liur dalam kadar normal dan meningkat.

Enzim ptialin pada air liur turut berperan dalam mengindikasikan adanya risiko kanker. Kadar air liur meningkat artinya kadar enzim ptialin juga lebih tinggi dan hal ini dapat menjadi tanda tubuh sedang merespon timbulnya kanker.

The post 2 Fungsi Saraf Parasimpatik Kelenjar Ludah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
2 Fungsi Saraf Parasimpatik Pembuluh Darah https://haloedukasi.com/fungsi-saraf-parasimpatik-pembuluh-darah Fri, 22 Dec 2023 03:55:28 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47156 Saraf parasimpatik adalah saraf yang merupakan bagian dari sistem saraf otonom. Selain dari saraf simpatik, ada pula saraf parasimpatik di mana keduanya disebut juga adrenergik dan kolinergik, dengan cara kerja keduanya yang disebut bersifat antagonis. Ketika satu sistem menghambat fungsi organ tertentu, maka sistem lainnya justru berperan menjadi stimulator atau bertugas merangsang. Seperti ketika saraf […]

The post 2 Fungsi Saraf Parasimpatik Pembuluh Darah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Saraf parasimpatik adalah saraf yang merupakan bagian dari sistem saraf otonom. Selain dari saraf simpatik, ada pula saraf parasimpatik di mana keduanya disebut juga adrenergik dan kolinergik, dengan cara kerja keduanya yang disebut bersifat antagonis.

Ketika satu sistem menghambat fungsi organ tertentu, maka sistem lainnya justru berperan menjadi stimulator atau bertugas merangsang. Seperti ketika saraf simpatik pencernaan membuat kinerja pencernaan melambat, namun saraf parasimpatik justru mempercepat.

Contoh lainnya dari perbedaan kedua saraf yang saling melengkapi adalah saraf simpatik pada organ reproduksi pria. Jika saraf simpatik menghambat ereksi, maka fungsi saraf parasimpatik akan memberikan rangsangan.

Tidak hanya sistem pencernaan dan reproduksi yang diatur oleh saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Pembuluh darah adalah bagian dari tubuh yang juga disarafi oleh keduanya. Untuk lebih mengenal fungsi saraf parasimpatik pembuluh darah, berikut penjelasannya.

Jika saraf simpatik berkaitan dengan respon fight or flight, maka saraf parasimpatik bekerja usai adanya ketegangan pada tubuh. Saraf parasimpatik dan pengaturannya terhadap respon tubuh untuk beristirahat juga terjadi pada pembuluh darah dengan fungsi di bawah ini.

1. Melebarkan Diameter Pembuluh Darah/Pembuluh Arteri

Jika saraf simpatik berfungsi utama memperkecil atau menyempitkan pembuluh darah, maka saraf parasimpatik berfungsi kebalikannya. Parasimpatik adalah saraf yang akan memperlebar diameter pembuluh darah, khususnya arteri yang biasanya difaktori oleh kadar oksigen rendah atau peningkatan suhu tubuh.

Kadar oksigen rendah biasanya terjadi ketika seseorang terpapar udara di dataran tinggi. Sementara itu, peningkatan suhu tubuh bisa disebabkan oleh perubahan suhu lingkungan atau efek sehabis beraktivitas fisik seperti olahraga.

Istilah untuk proses pelebaran pembuluh darah ini adalah vasodilatasi. Vasodilatasi pembuluh darah memengaruhi peredaran darah yang semakin lancar dan maksimal ke beberapa organ tubuh yang perlu berfungsi dengan baik, seperti mata (badan siliaris) dan jantung.

2. Meningkatkan Peredaran Darah dan Penyuplaian Oksigen

Ketika diameter pembuluh darah lebih besar, otomatis aliran atau peredaran darah semakin lancar. Hal ini juga yang menjadi tujuan atau fungsi vasodilatasi, yakni meningkatkan peredaran darah dan membuat penyuplaian oksigen (yang dibawa oleh darah) menuju organ-organ tubuh tertentu yang memerlukannya lebih baik.

The post 2 Fungsi Saraf Parasimpatik Pembuluh Darah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
2 Fungsi Dendrit pada Sistem Saraf https://haloedukasi.com/fungsi-dendrit-pada-sistem-saraf Fri, 22 Dec 2023 03:38:55 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47092 Di dalam sistem saraf terdiri dari dua komponen yakni sel saraf dan sel glial. Sel saraf memiliki peranan untuk mengirim impuls dari panca indera ke otak dan kemudian dari otak akan dikirim ke otot. Sel saraf atau neuro memiliki tanggung jawab dalam pemberian informasi yang terjadi pada sistem saraf. Setiap satu sel saraf terdiri dari […]

The post 2 Fungsi Dendrit pada Sistem Saraf appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Di dalam sistem saraf terdiri dari dua komponen yakni sel saraf dan sel glial. Sel saraf memiliki peranan untuk mengirim impuls dari panca indera ke otak dan kemudian dari otak akan dikirim ke otot. Sel saraf atau neuro memiliki tanggung jawab dalam pemberian informasi yang terjadi pada sistem saraf.

Setiap satu sel saraf terdiri dari tiga bagian yakni dendrit, akson dan badan sel. Dendrit merupakan akar kata yang berasal dari bahasa Yunani yakni dendron yang memiliki arti pohon. Dendrit merupakan cabang dari sel saraf.

Fungsi dendrit pada sistem saraf

Dendrit memiliki bentuk seperti serabut sel yang berukuran pendek dan bercabang. Dendrit ini merupakan cabang dari badan sel atau soma. Setiap satu sel saraf hanya terdiri dari minimal satu dendrit dan akson.

Dendrit memiliki peranan yang penting dalam sistem saraf. Bersamaan dengan akson, dendrit akan menerima rangsangan yang berasal dari luar. Rangsangan Kemudian rangsangan tersebut akan disalurkan menuju bagian yang dibutuhkan.

Rangsangan ini selanjutnya akan diproses di dalam otak untuk diterjemahkan dan kemudian baru disalurkan menuju otot. Setelah itu, barulah terjadi pergerakan sebagai reaksi dari rangsangan yang diterima.

Berikut ini fungsi dendrit pada sistem saraf.

1. Menerima Rangsangan dari Luar

Dendrit merupakan salah satu bagian utama dari sel saraf. Dendrit memiliki fungsi untuk menerima impuls dari luar. Sistem saraf merupakan bagian dari tubuh yang memiliki peranan untuk mengatur dan merespons semua aktivitas yang terjadi di sekitar.

Tidak hanya itu, sistem saraf berfungsi untuk mengirim dan menerima seluruh informasi dari bagian tubuh. Secara sederhana, sistem saraf ini bekerja untuk melakukan pengawasan dan melakukan koordinasi atas aktivitas yang berjalan secara otomatis.

Contohnya seperti kegiatan yang tidak sadari yakni pernapasan dan pencernaan. Kegiatan ini secara tidak sadar akan berlangsung secara otomatis. Setiap hari organ di dalam tubuh menjalankan fungsi nyaa sesuai dengan tugas yang diembannya.

Sinyal saraf akan dikirim melalui sel saraf dalam bentuk impuls. Impuls saraf adalah sinyal listrik yang berjalan sepanjang akson. Kemudian sinyal ini akan bergerak dengan cepat melalui sel saraf bermula dari ujung dendrit hingga ke badan sel.

Selanjutnya sel saraf ini akan diteruskan menuju akson. Saat impuls ini telah mencapai ujung akson neurotransmiter akan dikeluarkan lewat celah sinapsis. Pengeluaran neurotransmiter memungkinkan untuk terjadinya perpindahan impuls menuju ke sel saraf lainnya.

Sinapsis sendiri adalah wilayah kontak antara dua sel saraf. Sinapsis ini berada di ujung neuron dan menjadi titik pertemuan antara sel saraf lainnya. Akibat adanya rangsangan akan mengakibatkan membran sel terjadi depolarisasi serta hiperpilarisasi.

Tahap depolarisasi merupakan tahapan ketika sel saraf dilewati oleh impuls. Ketika terjadinya tahapan ini maka akan terjadi perubahan muatan listrik. Di mana bagian luar akan bermuatan negatif, sedangkan bagian dalam akan bermuatan positif.

Hal ini akan membuat adanya potensial kerja. Potensial kerja adalah terjadinya perubahan potensial membran akibat adanya rangsangan. Saat terjadinya potensial kerja, akan terjadi depolarisasi pada membran sel dari potensial istirahat yakni (-70 mV) menjadi +40 mV.

Semua ini akan berlangsung hingga impuls diantarkan menuju otak yang akan membuat impuls ini untuk diproses. Setelah diproses di otak, impuls ini akan dikirimkan menuju indera ataupun organ yang menjadi bagian dari tugasnya.

Pengiriman kembali impuls ke organ guna mendapatkan reaksi dari hasil terjemahan impuls di otak. Otak akan memerintahkan organ untuk merespons informasi yang diberikannya. Kemudian organ akan bereaksi dengan mengeluarkan gerakan.

2. Meneruskan Rangsangan ke Badan Sel

Selain menerima rangsangan, dendrit juga memiliki fungsi untuk melanjutkan rangsangan menuju badan sel. Dendrit adalah sel menyerupai seperti jari yang terletak di ujung sel saraf. Dendrit memiliki bentuk seperti serat pendek bercabang yang memanjang dari badan sel sel saraf.

Serat ini meningkatkan luas permukaan yang tersedia untuk dapat menerima informasi yang masuk. Pada sel saraf, dendrit seperti sebuah pohon atau cabang pohon, yang memanjang dari badan sel sel saraf. Sitoplasma dalam dendrit mengandung badan Nissl, mitokondria serta organel lainnya.

Dendrit menyediakan peningkatan luas permukaan untuk dapat penerimaan rangsangan dari dunia luar menuju sel saraf lainnya. Dendrit adalah serat terpendek yang membentang dari badan sel neuron. Dendrit tumbuh dari neuron ketika kita mendengarkan, menulis, berbicara, mempraktikkan sesuatu, dll.

Dendrit baru memerlukan waktu untuk berkembang, karena diperlukan banyak latihan agar dendrit baru dapat tumbuh. Ketika beberapa dendrit tumbuh bersama, titik kontak terbentuk dengan celah kecil dan yang namanya sinapsis mengetahui titik ini.

Pesan dikirim dari satu neuron ke neuron lain sebagai sinyal listrik, yang berjalan melintasi sinapsis. Dendrit menerima data atau sinyal dari neuron lain. Dendrit mengumpulkan dan menyimpan semua informasi yang masuk dari terminal akson.

Dendrit adalah struktur sel saraf yang menghantarkan impuls listrik menuju badan sel sel saraf. Kemudian dendrit mengumpulkan pesan lewat sel saraf lainnya. Informasi ini dilanjutkan melalui sistem saraf ke otak, dimana otak akan mengirimkan perintah kembali ke berbagai bagian tubuh sehingga suatu reaksi dapat terjadi.

Menurut studi dan penelitian, semakin sering berlatih, maka ukuran dendrit akan semakin menebal. Dendrit akan menebal dengan lapisan lemak atau mielin. Maka dari itu, semakin tebal lapisan dendritnya, akan semakin cepat pula sinyal dihantarkan. Dengan latihan yang cukup, dendrit dapat membangun koneksi ganda.

Koneksi dendrit yang lebih cepat, lebih kuat, dan ganda bertahan lebih lama yakni saat seseorang mengingat apa yang telah dipelajarinya. Jadi, dendrit hanya tumbuh ketika kita aktif berlatih atau melakukan sesuatu secara berulang-ulang.

The post 2 Fungsi Dendrit pada Sistem Saraf appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
2 Fungsi Badan Sel pada Sistem Saraf Manusia https://haloedukasi.com/fungsi-badan-sel Fri, 22 Dec 2023 03:35:15 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47095 Sistem saraf merupakan bagian yang tersusun dari struktur sel saraf. Sistem saraf pada manusia memiliki fungsi untuk mengkoodinir seluruh aktivitas manusia. Di mana sistem saraf ini akan menerima banyak rangsangan yang berasal dari banyak organ tubuh. Semua rangsangan tersebut akan berkumpul agar dapat ditentukan respons yang sesuai dengan rangsangan yang diterima. Sel saraf atau neuron […]

The post 2 Fungsi Badan Sel pada Sistem Saraf Manusia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sistem saraf merupakan bagian yang tersusun dari struktur sel saraf. Sistem saraf pada manusia memiliki fungsi untuk mengkoodinir seluruh aktivitas manusia. Di mana sistem saraf ini akan menerima banyak rangsangan yang berasal dari banyak organ tubuh. Semua rangsangan tersebut akan berkumpul agar dapat ditentukan respons yang sesuai dengan rangsangan yang diterima.

Sel saraf atau neuron merupakan bagian dari sistem saraf. Sel saraf merupakan struktur yang kompleks. Semua sel saraf, pada umumnya memiliki badan sel. Namun, diameter badan sel memiliki ukuran yang berbeda yakni berkisar antara 5 sampai 140 µm.

Fungsi badan sel pada sistem saraf manusia

Setiap sel saraf hanya memiliki satu inti sel yang disekitarnya terdapat sitoplasma. Badan sel adalah salah satu penyusunan atau bagian dari sel saraf. Badan sel banyak berada di sistem saraf pusat. Badan sel menjadi tempat diterimanya impuls oleh ujung-ujung saraf.

Ada pula badan sel yang dinamakan dengan ganglia yang terletak di sistem saraf tepi. Badan sel merupakan bagian neutron yang memiliki ukuran besar. Badan sel dinamakan pula dengan soma inti neutron. Di mana badan sel ini akan membawa informasi genetik serta menyediakan energi agar dapat mendorong terjadinya aktivitas. Badan sel memiliki sejumlah fungsi penting pada sistem saraf manusia.

Berikut ini fungsi badan sel pada sistem saraf manusia.

1. Menerima Impuls dari Dendrit

Badan sel memiliki fungsi untuk menerima impuls yang berasal dari dendrit. Di dalam terdapat saraf sensorik yang berfungsi untuk menerima rangsangan. Saraf sensorik ini terdapat di sejumlah organ tubuh manusia. Salah satunya adalah kulit.

Kulit memiliki saraf sensorik untuk menerima rangsangan suhu yang berasal dari luar. Rangsangan ini kemudian akan diubah menjadi impuls listrik agar dapat diteruskan oleh struktur sistem saraf lainnya. Dendrit akan menerima impuls saraf yang kemudian dilanjutkan menuju badan sel.

Impuls ini selanjutnya diterima oleh badan sel kemudian diteruskan menuju ke akson. Badan sel memiliki neurofibril, yaitu serta serabut halus pada badan neuron yang berfungsi meneruskan jalannya impuls (rangsangan).

Impuls listrik ini akan ditransmisikan oleh sel saraf yang dinamakan dengan potensial aksi. Impuls listrik selanjutnya akan diantarkan menuju sistem saraf pusat atau dalam hal ini adalah otak. Untuk dapat melanjutkan perjalanan, impuls listrik harus melalui celah sinaptik.

Proses melewati celah sinaptik dibantu dengan senyawa kimia neurotransmiter. Di mana selama proses tranmisi sinaptik, impuls listrik akan memicu vesikel sinaptik yang berasal dari neuron presinaptik. Akibatnya, vesikel sinaptik akan mengeluarkan neurotransmiter.

Selanjutnya, neurotransmiter akan melewati celah sinaptik yakni celah antara neuron pre serta pasca sinaptik. Saat melewati celah ini, neurotransmiter akan terikat dengan sebuah reseptor khusus yang terdapat pada neuro pasca sinaptik. Akibat dari neurotransmiter yang terikat akan memicu terjadinya impuls listriknya yang berdekatan.

Impuls listrik ini selanjutnya dibawa menuju ke sistem saraf pusat yakni otak. Di dalam otak impuls listrik akan diterjemahkan menjadi sebuah perintah agar organ dapat melakukan reaksi. Selanjutnya, otak akan memerintahkan organ terkait untuk melakukan reaksi. Tidak hanya itu, otak juga akan menggerakkan otot agar dapat bergerak sesuai dengan perintah.

2. Meneruskan Impuls Listrik Menuju Akson

Selain menerima impuls dari dendrit, badan sel juga berfungsi untuk melanjutkan impuls menuju akson. Badan sel atau soma tertutup oleh sebuah membran. Di mana membran ini berfungsi untuk melindungi serta memungkinkan terjadinya interaksi dengan sekitar.

Di dalam badan sel mengandung organel yang memiliki peranan untuk menghasilkan energi serta enzim. Di dalam badan sel terdapat nukleus atau inti sel. Di mana di sekeliling inti sel terdapat perikarion. Biasanya badan sel memiliki banyak cabang dari dendrit.

Dendrit akan menerima impuls listrik yang berasal dari rangsangan pada saraf sensorik. Kemudian impuls ini akan dilanjutkan menuju struktur sel saraf lainnya yakni badan sel. Badan sel akan menerima impuls yang berasal dari dendrit.

Selanjutnya, impuls tersebut akan diteruskan oleh badan sel menuju akson. Akson akan berusaha membawa keluar impuls ini dari badan sel. Di dalam akson terdapat mielin yakni lapisan padat berupa lemak yang berfungsi untuk melindungi saraf. Selain itu, mielin juga memiliki peranan untuk membawa impuls cepat keluar.

Di dalam saraf tepi, mielin dihasilkan oleh sel schwann. Akson akan membawa impuls keluar dan melewati celah sinaptik. Awal mulanya neuron atau sel saraf akan mengirimkan sinyal atau impuls listrik menggunakan potensial aksi.

Potensial aksi merupakan pergeseran energi listrik potensial sel saraf yang disebabkan oleh adanya aliran partikel bermuatan yang masuk dan keluar melalui membran neuron. Saat potensial aksi dihasilkan, maka potensial aksi dibawa sepanjang akson menuju akhir pra sinaps.

Potensi aksi akan dapat menyebabkan adanya sinapsis kimia dan listrik. Sinapsis adalah tempat di mana sel saraf dapat melanjutkan pesan-pesan listrik dan kimia yang terjadi di antara mereka. Sinapsis ini terdiri dari 3 bagian yakni akhir pra sinaps, celah sinaptik, dan akhir pasca sinaps.

Dalam sinapsis kimia, neuron akan melepaskan pembawa pesan kimia yang dinamakan dengan neurotransmitter. Molekul-molekul ini kemudian akan melewati celah sinaptik. Selanjutnya molekul ini akan berikatan dengan reseptor yang berada di ujung pascasinaps dendrit.

Neurotransmiter dapat memicu respons yang terjadi pada neuron pasca sinaps atau impuls listrik yang berdekatan. Hal ini dapat menyebabkan menghasilkan potensial aksi sendiri. Alternatifnya, hal ini dapat mencegah aktivitas pada neuron pasca sinaps. Dalam hal ini, neuron pasca sinaps tidak menghasilkan potensial aksi.

Proses selanjutnya rangsangan akan dihantarkan menuju otak. Otak akan mengirimkan informasi ke otot, kelenjar serta organ tubuh lainnya untuk dapat melakukan respons. Di dalam otak, terdapat sekitar 100 miliar sel saraf.

Di mana sel saraf ini termasuk di dalamnya ada sel saraf kranial serta 31 saraf tulang belakang. Sel saraf dapat dijumpai pada seluruh tubuh. Sel saraf akan melakukan interaksi dengan satu sama lainnya agar dapat menghasilkan respons serta tindakan yang berupa fisik.

Respons ini dapat berupa gerakan tubuh yang dihasilkan dari interaksi dengan otot. Pada proses ini, otak akan bekerja sama dengan saraf motorik untuk menghasilkan gerakan sebagai respons dari informasi yang diterima.

The post 2 Fungsi Badan Sel pada Sistem Saraf Manusia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
3 Fungsi Saraf Simpatik Hidung https://haloedukasi.com/fungsi-saraf-simpatik-hidung Sat, 16 Dec 2023 01:58:16 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47078 Di dalam tubuh terdapat sistem saraf yang mempunyai sebagai alat untuk mengatur seluruh kinerja tubuh. Sistem saraf ini akan bekerja dengan cepat menanggapi serta menerima rangsangan ke seluruh tubuh. Di dalam sistem saraf terdapat jenis saraf otonom. Saraf otonom adalah saraf yang mengatur kinerja tubuh secara tidak sadar. Cara kerja sistem saraf ini akan terus […]

The post 3 Fungsi Saraf Simpatik Hidung appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Di dalam tubuh terdapat sistem saraf yang mempunyai sebagai alat untuk mengatur seluruh kinerja tubuh. Sistem saraf ini akan bekerja dengan cepat menanggapi serta menerima rangsangan ke seluruh tubuh.

Di dalam sistem saraf terdapat jenis saraf otonom. Saraf otonom adalah saraf yang mengatur kinerja tubuh secara tidak sadar. Cara kerja sistem saraf ini akan terus aktif melakukan berbagai kegiatan.

Fungsi saraf simpatik hidung

Saraf otonom terbagi menjadi dua jenis yakni saraf simpatik serta saraf parasimpatik. Saraf saraf simpatik akan merespons saat tubuh menerima rangsangan. Secara sederhana, cara kinerja sistem saraf ini dengan mengeluarkan energi dan menanggapi berbagai ancaman.

Sistem saraf simpatik berada di sumsum tulang belakang dan lumbar. Di mana sistem saraf ini terdiri atas 25 pasangan saraf. Sistem saraf simpatik termasuk ke dalam bagian dari sistem saraf motorik yang memiliki tugas untuk hemosotik.

Sistem saraf simpatik berlainan dengan cara kerja sistem parasimpatik. Di mana sistem saraf simpatik mengaktifkan kinerja organ-organ tubuh. Namun ada pula saraf simpatik yang bertugas untuk menghambat kinerja tubuh. Salah satu sistem saraf simpatik dalam tubuh adalah hidung.

Berikut ini fungsi sistem saraf simpatik pada hidung.

1. Adanya Pertukaran Oksigen yang Lebih Besar

Salah satu fungsi dari saraf simpatik pada hidung adalah memungkinkan terjadinya pertukaran oksigen alveolar dengan volume yang jauh lebih besar. Untuk menghirup oksgen yang lebih besar, tubuh akan melebarkan bronkiolus.

Hidung merupakan salah satu organ tempat keluar masuknya udara di dalam tubuh. Oksigen akan masuk dari luar ke dalam sementara tubuh akan mengeluarkan karbondioksida. Untuk mendukung sistem pernapasan, terdapat beberapa organ lain seperti alveolus.

Alveolus merupakan salah satu organ penting dalam sistem pernapasan. Jika tidak ada alveolus maka tidak akan dapat menghirup serta mengeleuarkan udara dengan baik. Alveolus adalah sekumpulan kantong udara yang memiliki bentuk seperti gelombang kecil dan terletak di ujung saluran pernapasan.

Bentuk Alveolus seperti buah anggur yang saling menempel satu sama lain. Kantong udara pada alveolus ini terbuat dari serat yang lentur sehingga bisa bergerak seperti balon. Alveolus memiliki bentuk yang kecil bahkan salah satu struktur yang paling kecil di dalam tubuh.

Meskipun begitu, alveolus memiliki peranan yang penting dalam sistem pernapasan. Udara akan masuk lewat hidung dan mulut yang kemudian turun menuju batang tenggorokan atau trakea. Melalui saluran udara, udara akan bergerak menuju ke saluran yang lebih kecil yakni bronkiolus.

Kemudian, alveolus akan mengambil oksigen yang masuk dan mengeluarkan zat karbondioksida. Selama proses menghirup oksigen serta mengeluarkan zat karbondioksida, alveolus menjadi tempat bertukarnya kedua zat ini.

Untuk dapat mendorong udara masuk dan keluar dari alveolus, otot dada serta diafragma akan menghasilkan tekanan di dada. Ketika manusia mengambil napas, maka diafragma yang terlteka di antara perut serta rongga dada akan melakukan kontraksi.

Kemudian alveolus akan mengambil dengan cara mengembangkan kantong udara. Alveolus akan menangkap oksigen sebanyak-banyaknya. Lain halnya ketika manusia menghembuskan napas, maka alveolus akan menyusut dan mendorong karbondioksida untuk keluar lewat hidung maupun mulut.

2. Membantu Membersihkan Udara

Hidung selain memiliki fungsi sebagai indera penciuman juga berperan dalam sistem pernapasan. Di dalam hidung terdapat silia atau rambut hidung yang memiliki fungsi untuk menyaring udara yang masuk.

Udara yang masuk dan hirup datang bersama dengan kotoran-kotoran. Oleh karena itu, kotoran-kotoran tersebut perlu disaring dan dibersihkan. Di dalam rongga hidung juga terdapat lapisan lendir yang memiliki peranan untuk menangkap kotoran yang masuk bersamaan dengan udara.

Lapisan lendir ini dinamakan pula dengan membran mukosa. Di mana membran mukosa ini dipersarafi oleh banyak sistem saraf seperti saraf simpatik. Keberadaan saraf simpatik membantu kinerja membran mukosa untuk membersihkan udara yang masuk.

Sel kemoreseptor yang terdapat dalam hidung adalah sel yang memiliki rambut dan berada du bawah mukus hidung. Sel ini memiliki peranan yang penting dalam mengidentifikasi senyawa kimia yang masuk ke dalam hidung.

Sel kimia yang masuk kemudian akan berdifusi dengan lendir dan akan menempel pada sel kemoreseptor. Di dalam sel kemoreseptor terdapat reseptor yang memiliki fungsi untuk mengikat senyawa kimia yang masuk dan berdifusi dengan lendir.

Akibat dari pengikatan senyawa kimia akan membuat adanya impuls yang diedarkan dari sel saraf menuju ke otak. Impuls ini kemudian akan berubah menjadi sensasi baru tertentu di dalam otak. Otak dapat mendeteksi berbagai macam jenis bau.

Proses penyaringan udara yang ada di rongga hidung memiliki peranan yang penting dalam menjaga kesehatan paru-paru. Maka dari itu, bernafas menggunakan hidung lebih disarankan dibandingkan dengan bernafas melalui mulut.

Hal ini dikarenakan di dalam rongga hidung terdapat silia serta lendir yang dapat menangkap kotoran udara. Berbeda halnya dengan mulut, yang tidak memiliki silia serta lendir sehingga udara akan masuk begitu saja.

3. Membantu Melembabkan Udara

Membran mukosa hidung selain berfungsi untuk membersihkan udara juga memiliki peranan untuk melembabkan udara. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa sel saraf simpatik terdapat di dalam membran mukosa hidung.

Keberadaan sel saraf simpatik, membantuk kinerja mukosa untuk melembabkan udara. Bahkan tidak hanya melembabkan, mukosa hidung juga membantu untuk menghangatkan hingga mendinginkan zat sampai sama dengan suhu tubuh.

Udara yang masuk dari luar melalui hidung tentunya memiliki suhu yang berbeda dengan hidung. Suhu ini perlu disesuaikan dengan suhu tubuh dan mukosa hidung yang memiliki peranan tersebut. Di dalam mukosa hidung memiliki lapisan sel epitel kolumnar pseudostratifikasi luas.

Di mana sel epitel ini mengandung sel berambut dan sel goblet yang mensekresi mukus di daerah non-olfaktori. Sel epitel pada mukosa hidung terdiri dari dua jenis yakni epitel pernapasan dan penciuman. Di daerah pernapasan, sel epitel memiliki bentuk kolom dan berambut atau silia.

Di mana sel tersebut diselingi antara sel kolom atau sel musin. Sementara itu, di antara basanya memiliki sel yang lebih kecil yakni sel penciuman. Di mana masing-masing terdiri dari sejumlah kecil sel granular dan saluran pernapasan. Sel ini berperan dalam menjaga suhu agar tetap sama dengan suhu tubuh.

Rongga hidung memiliki volume yang cukup rendah yakni berkisar antara volume 15-20 cm3. Namun, luas permukaan penyerapan pada rongga hidung relatif besar yakni sampai 150 cm. Hal ini dikarenakan banyaknya mikrovili epitel.

Selain itu, mukosa terdiri dari membran basal endotel berpori yang kaya akan pembuluh darah dari arteri karotis eksternal dan internal. Keberadaan mukosa hidung akan melapisi rongga hidung. Mukosa hidung termasuk bagian dari mukosa pernapasan yang melapisi lendir di dalam hidung.

Mukosa hidung sering kali terjangkit infeksi baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Adanya peradangan pada mukosa hidung akan mengakibatkan hidung tersumbat, sakit kepala hingga sinus. Mukosa hidung juga dapat mengeluarkan lendir yang biasa kenal dengan ingus.

The post 3 Fungsi Saraf Simpatik Hidung appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Fungsi Saraf Parasimpatik Mata https://haloedukasi.com/fungsi-saraf-parasimpatik-mata Fri, 15 Dec 2023 08:53:44 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47056 Saraf parasimpatik merupakan salah satu sistem saraf otonom selain saraf simpatik yang meskipun memiliki fungsi berbeda, keduanya memiliki peran sebagai pengendali kondisi internal tubuh manusia. Saraf parasimpatik bekerja sama dengan saraf simpatik, terutama sebagai pengembali fungsi tubuh usai efek dari aktivasi saraf simpatik. Bila fungsi saraf simpatik adalah menyebabkan tubuh mengeluarkan respon fight or flight […]

The post 4 Fungsi Saraf Parasimpatik Mata appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Saraf parasimpatik merupakan salah satu sistem saraf otonom selain saraf simpatik yang meskipun memiliki fungsi berbeda, keduanya memiliki peran sebagai pengendali kondisi internal tubuh manusia. Saraf parasimpatik bekerja sama dengan saraf simpatik, terutama sebagai pengembali fungsi tubuh usai efek dari aktivasi saraf simpatik.

Bila fungsi saraf simpatik adalah menyebabkan tubuh mengeluarkan respon fight or flight (melawan atau lari) dalam kondisi tertentu (khususnya dalam sebuah tekanan atau bahaya, tubuh kita sedang jauh dari fungsi homeostasis.

Sedangkan homeostasis sendiri adalah mekanisme atau cara tubuh mempertahankan kestabilan diri secara otomatis dan cenderung tanpa diri manusia sadari. Agar tubuh dapat kembali dari respon fight or flight ke kondisi homeostasis, ini merupakan fungsi saraf parasimpatik.

Saraf ini mengendalikan banyak bagian atau organ tubuh, namun kali ini kita akan lebih memahami apa saja fungsi saraf parasimpatik mata.

1. Memperkecil Pupil Mata

Jika fungsi saraf simpatik mata adalah membuat pupil mata membesar atau melebar, maka fungsi saraf parasimpatik adalah membuat pupil mata mengecil atau menyempit. Istilah untuk mengecil atau menyempitnya pupil mata ini adalah efek miosis.

Mata manusia memiliki banyak bagian, seperti sklera, retina, iris, konjungtiva, makula, lensa, kornea, dan termasuk juga pupil (lingkaran hitam di bagian tengah bola mata). Saat pupil mata mengalami pengecilan sampai dengan kurang dari 2 mm, maka hal ini disebut dengan proses miosis, baik terjadi pada salah satu ataupun kedua mata.

2. Meningkatkan Aliran Darah

Karena fungsi saraf parasimpatik adalah sebagai pelebar pembuluh darah, termasuk arteri, maka aliran darah dapat berjalan dengan lancar berkat saraf ini. Mata dapat berfungsi dengan baik karena suplai darah dari arteri oftalmikus mengalir dengan baik dan normal.

3. Meregulasi Tekanan Intraokular

Fungsi lain saraf parasimpatik pada mata adalah meregulasi tekanan intraokular. Bola mata manusia dapat mengeluarkan cairan dan sirkulasi atau produksi cairan ini terkadang sedikit tidak normal. Ketika produksi cairan tersebut berlebihan, maka tekanan intraokular atau tekanan pada bagian dalam bola mata bisa terjadi.

Tekanan tersebut bisa terus meningkat entah karena humor aquous pada mata terhambat atau cairan humor aquous tidak terkendali.

4. Meningkatkan Produksi Air Mata

Jika fungsi saraf simpatik mata adalah menekan produksi air mata, maka fungsi saraf parasimpatik mata adalah sebaliknya. Cara kerja saraf ini adalah dengan melalui neurotransmitter asetilkolin lewat reseptor muskarinik maupun nikotinik untuk mengendalikan dan merangsang kelenjar air mata.

Maka ketika reseptor tersebut dalam keadaan aktif, air mata siap keluar dari kelenjar air mata. Ini dikarenakan kelenjar air mata telah mendapat stimulus dan dalam hal ini hipotalamus dari sistem limbik juga turut menjalankan perannya untuk memengaruhi sistem saraf parasimpatik.

The post 4 Fungsi Saraf Parasimpatik Mata appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Fungsi Saraf Parasimpatik Hidung https://haloedukasi.com/fungsi-saraf-parasimpatik-hidung Fri, 15 Dec 2023 08:45:04 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47066 Tubuh manusia tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa sistem saraf otonom, yakni saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Karena keduanya saling melengkapi, bila dalam kondisi stres atau tertekan saraf simpatik bekerja menimbulkan respon fight or flight, maka saraf parasimpatik menjadi pengatur aktivitas tubuh saat tubuh kita sedang beristirahat. Tugas saraf parasimpatik adalah mengembalikan kondisi tubuh usai […]

The post Fungsi Saraf Parasimpatik Hidung appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Tubuh manusia tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa sistem saraf otonom, yakni saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Karena keduanya saling melengkapi, bila dalam kondisi stres atau tertekan saraf simpatik bekerja menimbulkan respon fight or flight, maka saraf parasimpatik menjadi pengatur aktivitas tubuh saat tubuh kita sedang beristirahat.

Tugas saraf parasimpatik adalah mengembalikan kondisi tubuh usai mengalami pengaruh dari kinerja saraf simpatik. Tidak hanya pencernaan dan metabolisme, saraf parasimpatik juga bekerja mengatur kondisi organ tubuh lainnya, salah satunya adalah hidung.

Saraf parasimpatik bekerja secara tanpa disadari oleh diri kita ketika dalam kondisi rileks, berlawanan dari fungsi saraf simpatik yang bekerja tanpa kita sadari di kala berada dalam tekanan. Kali ini, kita perlu mengetahui fungsi utama saraf parasimpatik hidung sebagai berikut.

Fungsi Saraf Parasimpatik Hidung Sebagai Merangsang Kelenjar dalam Rongga Hidung

Hidung yang sehat adalah hidung yang bagian dalamnya terjaga kelembapannya. Bila bagian dalam hidung tetap lembap, maka artinya hidung dalam kondisi sehat dan bersih. Kelembapan hidung tak lepas dari peran saraf parasimpatik serta bagaimana cara seseorang dalam merawat hidungnya.

Hidung bisa tetap dalam keadaan lembap karena memiliki membran mukosa hidung, yakni lapisan yang menyeluruh di bagian dalam anatomi hidung dalam bentuk jaringan tipis. Membran mukosa tidak hanya ada pada bibir, telinga, anus, dan area kemaluan.

Membran mukosa yang menyatu dengan kulit ini juga ada pada bagian hidung; selain menjaga kelembapan, membran mukosa berperan sebagai pengatur suhu udara yang masuk ke dalam hidung. Hidung dapat mengeluarkan cairan berupa lendir atau yang kita sering sebut sebagai ingus juga karena berkat membran mukosa yang menghasilkannya.

Fungsi saraf parasimpatik hidung paling utama adalah mensarafi dan merangsang kelenjar yang ada di dalam rongga hidung. Dengan kelenjar tersebut mendapat stimulasi, maka terjadi sekresi mukosa rongga hidung, yakni terproduksinya lendir atau cairan (cair atau lebih kental yang disebut ingus).

Karena hidung dalam kondisi lembap yang normal dan memiliki lendir yang terproduksi secara lancar, benda-benda asing yang sempat terhirup tidak akan langsung masuk ke dalam tubuh. Setiap mengambil napas, akan selalu ada benda-benda asing bahkan yang berpartikel sangat kecil masuk ke dalam hidung.

Lendir terproduksi dengan baik berkat saraf parasimpatik agar bisa menjebak benda-benda atau partikel-partikel yang masuk ke dalam hidung. Maka benda asing dari lingkungan eksternal dapat tersaring dengan baik supaya tidak masuk lebih jauh ke dalam tubuh lewat hidung.

The post Fungsi Saraf Parasimpatik Hidung appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
3 Fungsi Saraf Parasimpatik Lambung https://haloedukasi.com/fungsi-saraf-parasimpatik-lambung Sat, 09 Dec 2023 03:27:12 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47001 Sistem saraf otonom merupakan sistem saraf yang memiliki peranan untuk mengatur kinerja tubuh yang tidak disadari. Contohnya seperti tekanan darah dan detak jantung. Sistem saraf otonom termasuk bagian dari sistem saraf motorik. Di dalam sistem saraf otonom terbagi menjadi 3 yakni sistem saraf parasimpatik, simpatik dan entrik. Di mana ketiga sistem saraf ini memiliki peranan […]

The post 3 Fungsi Saraf Parasimpatik Lambung appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sistem saraf otonom merupakan sistem saraf yang memiliki peranan untuk mengatur kinerja tubuh yang tidak disadari. Contohnya seperti tekanan darah dan detak jantung. Sistem saraf otonom termasuk bagian dari sistem saraf motorik.

Di dalam sistem saraf otonom terbagi menjadi 3 yakni sistem saraf parasimpatik, simpatik dan entrik. Di mana ketiga sistem saraf ini memiliki peranan yang berbeda di dalam tubuh. Sistem parasimpatik banyak yang menganggap bahwa berlawanan dengan kinerja sistem saraf simpatik.

fungsi saraf parasimpatik lambung

Hal ini dikarenakan sistem saraf parasimpatik membuat tubuh menjadi lebih rileks. Adapun fungsi utama dari sistem saraf patasimpatik adalah mengatur berbagai aktivitas tubuh ketika sedang istirahat. Sistem saraf parasimpatik ini bekerja setelah saraf simpatik mengaktifkan organ-organ dalam tubuh.

Ketika organ-organ tubuh telah melakukan kerjanya, maka secara otomatis saraf parasimpatik akan bekerja agar membuat organ lebih rileks. Oleh karena itu, cara kerja saraf parasimpatik ini berlainan dengan cara kerja saraf simpatik.

Sebab, cara kerja saraf simpatik membuat organ menjadi tegang sedangkan saraf parasimpatik sebaliknya. Selain itu, sistem saraf parasimpatik ini juga memiliki peranan dalam mengatur metabolisme dan pencernaan.

Salah satu organ yang memiliki fungsi dalam mengatur pencernaan adalah lambung. Lambung memiliki sistem saraf parasimpatik yang akan membantu kinerja dalam pencernaan.

Berikut ini fungsi sistem saraf parasimpatik.

1. Membantu Menstimulasi Gerak Peristaltik

Gerak peristaltik merupakan gerakan otot pada dinding pencernaan yang dilakukan secara berulang untuk membantu mendorong makanan menuju anus. Keberadaan saraf parasimpatik lambung membantu untuk menstimulasi adanya gerakan peristaltik sehingga proses pencernaan lebih cepat dilakukan.

Dengan adanya gerakan peristaltik ini akan membuat makanan menjadi terpecah sehingga penyerapan nutrisi lebih mudah dilakukan. Dengan begitu, tugas lambung untuk mengolah makanan akan lebih cepat dilakukan.

Tidak hanya itu, keberadaan gerakan peristaltik juga memiliki peranan untuk membuang sisa makanan yang tidak dicerna oleh anus. Saat makanan masuk ke dalam saluran pencernaan maka otot akan menstimulasi untuk terjadinya kontraksi yang kemudian menimbulkan gerakan peristaltik.

Gerakan peristaltik ini dilakukan secara tidak sadar. Gerakan peristaltik ini akan membantu mendorong makanan agar sampai menuju usus besar. Tidak hanya dilakukan di organ lambung, melainkan gerakan ini bermula dari kerongkongan sampai ke anus.

Keberadaan gerakan peristaltik merupakan hal yang normal terjadi dan bukanlah suatu kelainan atau penyakit justru membantu kinerja lambung. Gerakan ini bisa terjadi karena adanya pergerakan pada otot polos seperti sebuah gelombang.

Gerakan otot inilah yang mendorong makanan serta cairan yang masuk menuju lambung dan kemudian dikeluarkan melalui uretra atau anus. Gerakan peristaltik di lambung menyebabkan adanya proses segmentasi menjadi terlambat.

Segmentasi merupakan proses pencampuran makanan dengan cairan yang berada di lambung sehingga dapat memecah makanan menjadi partikel yang lebih kecil. Perubahan makanan dari ukuran besar menjadi partikel yang lebih kecil membantu penyerpaan nutrisi sehingga kerja lambung akan sedikit lebih ringan.

2. Membantu Proses Sekresi

Lambung selain memiliki fungsi untuk menyimpan dan mengolah makanan, namun juga berfungsi sebagai alat sekresi. Sekresi adalah proses melepaskan sisa-sisa zat di dalam tubuh yang berbentuk caira. Di dalam lambung terjadi proses sekresi cairan lambung.

Sekresi cairan lambung atau asam lambung terjadi pada lapisan lambung. Proses sekresi lambung dibagi menjadi tiga fase yakni sefalik, lambung, dan usus yang bergantung pada fase primer mekanisme yang mengakibatkan mukosa lambung mengeluarkan cairan lambung.

Fase sekresi lambung mengalami tumpang tindih sehingga terjadilah keterkaitan dan saling ketergantungan antara jalur saraf dan humoral. Fase sefalik sekresi lambung terjadi karena reaksi atas rangsangan yang diterima oleh indera seperti rasa, penciuman, penglihatan, hingga suara.

Fase sekresi lambung ini berasal dari refleks yang kemudian dimediasi oleh saraf vagus (kranial ke-10) . Getah lambung disekresikan sebagai reaksi atas rangsangan vagal, baik yang terjadk secara langsung lewat impuls listrik ataupun secara tidak langsung lewat respons yang diterima melalui indera.

Senentara itu, fase lambung dilakukan oleh saraf vagus serta gastrin yang dilepaskan. Keasaman pada isi lambung setelah makanan disangga oleh protein, secara keseluruhan akan tetap berada pada kisaran pH3 (asam).

Hal ini terjadi selama kurang lebih 90 menit. Asam terus dilakukan sekresi selama fase lambung terjadi sebagai reaksi atas distensi dan peptida serta asam amino yang terbebas dari protein ketika proses pencernaan sedang terjadi.

3. Mengatur Metabolisme Pencernaan

Sistem parasimpatik lambung akan mengatur kinerja metabolisme tubuh. Lambung memiliki peranan untuk menyimpan dan menyerap makanan. Fungsi ini dibantu oleh keberadaan saraf parasimpatik lambung.

Ketika makanan dan minuman masuk, lambung akan mengeluarkan asam lambung serta enzim yang membantu proses pencernaan. Makanan yang masuk ini akan diolah menjadi cairan yang pekat kemudian didorong ke usus halus.

Proses pendorongan makanan menuju usus halus dibantu oleh gerakan peristaltik. Gerakan peristaltik ini distimulasi oleh kinerja saraf parasimpatik lambung. Proses pencernaan di dalam lambung dilakukan melalui dua cara yakni kimiawi dan mekanik. Gerakan peristaltik ini termasuk ke dalam proses mekanik.

Proses pencernaan makanan secara mekanik dilakukan dengan menggerakkan otot lambung yang akan meremas dan mengaduk makanan. Sementara itu, proses pencernaan secara kimiawi dilakukan oleh kelenjar getah lambung.

Kelenjar getah lambung akan mengeluarkan getah lambung. Di mana getah lambung ini memiliki 3 enzim yang berfungsi untuk pencernaa yakni enzim pepsin, renin dan klorida. Ketiga enzim ini memiliki peranan untuk mengubah makanan menjadi senyawa penting yang dibutuhkan tubuh.

Contohnya pada enzim pepsin memiliki fungsi untuk mengubah protein menjadi pepton. Enzim renin berfungsi untuk mengendapkan protein susu menjadi kasein. Sementara itu, asam klorida berfungsi untuk mengasamkan makanan dan membunuh kuman yang masuk bersamaan dengan makanan.

The post 3 Fungsi Saraf Parasimpatik Lambung appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Fungsi Saraf Kranium https://haloedukasi.com/fungsi-saraf-kranium Fri, 08 Dec 2023 08:53:55 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46802 Saraf kranium atau juga dikenal dengan istilah saraf kranial adalah saraf yang memampukan tubuh manusia bekerja secara optimal dan sempurna. Memiliki 12 pasang saraf dengan fungsinya masing-masing, saraf kranium yang termasuk sistem saraf di dalam otak ini membuat gerakan otot tubuh dan fungsi pancaindra lancar. Saraf kranium adalah saraf yang berperan sebagai penghubung antara otak […]

The post 10 Fungsi Saraf Kranium appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Saraf kranium atau juga dikenal dengan istilah saraf kranial adalah saraf yang memampukan tubuh manusia bekerja secara optimal dan sempurna. Memiliki 12 pasang saraf dengan fungsinya masing-masing, saraf kranium yang termasuk sistem saraf di dalam otak ini membuat gerakan otot tubuh dan fungsi pancaindra lancar.

Saraf kranium adalah saraf yang berperan sebagai penghubung antara otak dengan berbagai organ tubuh dengan tidak melalui sumsum tulang belakang. Jadi ketika otak terhubung dengan baik pada pancaindra manusia serta otot-otot tubuh, khususnya kepala, leher dan dada dan bisa kesemuanya berfungsi dengan baik, maka ini terjadi berkat saraf kranium.

Tidak sekadar otot maupun pancaindra, otak yang terhubung dengan kelenjar yang berkaitan dengan area kepala, leher serta dada juga tersambung karena saraf kranium.

Berikut fungsi saraf kranium

1. Mendukung Kemampuan Mencium Bau

Dari keduabelas pasang saraf kranium, jenis saraf kranium I atau olfaktori memampukan manusia untuk memiliki kemampuan mencium bau secara normal. Indra penciuman didukung utamanya oleh saraf kranium I karena saraf ini menerima rangsangan melalui hidung lalu dikirim ke otak supaya diolah menjadi sensasi aroma atau bau.

2. Mendukung Kemampuan Penglihatan

Saraf kranium II atau optik berperan penting dalam mendukung kemampuan penglihatan seseorang. Saraf optik adalah jenis saraf kranium yang mengatur atau mengendalikan indra penglihatan dengan menangkap rangsangan melalui mata untuk dikirim ke otak. Otak lalu mengolahnya sebagai sensasi penglihatan atau persepsi visual dari suatu objek yang dilihat mata.

3. Menggerakkan Otot Mata

Saraf kranium III atau okulomotor dan saraf kranium IV atau troklear berperan besar dalam pergerakan otot mata. Saraf kranium jenis ini mendukung otot mata agar dapat bergerak mengikuti objek tertentu yang ditangkap mata.

Tidak hanya menggerakkan otot mata, okulomotor serta troklear adalah saraf yang berfungsi mengendalikan respon pupil mata; pupil mata membesar saat menerima cahaya tinggi dan mengecil saat menerima cahaya rendah. Saraf abdusen atau saraf kranium VI juga mengendalikan gerakan mata, khususnya memampukan gerakan melihat ke samping.

4. Menggerakkan Rahang

Saraf kranium V atau saraf trigeminal berperan dalam pergerakan rahang. Manusia dapat menggerakan mulut, mengunyah, dan mengatupkan gigi karena saraf kranium paling besar ini. Selain itu, saraf trigeminal sebagai saraf kranium juga memberi sensasi di bagian otot membran timpani telinga serta memampukan bagian wajah lainnya merasakan sesuatu.

5. Mengendalikan Otot Wajah

Fungsi saraf kranium lainnya adalah sebagai pengendali otot wajah, yakni lebih kepada peran saraf kranium VII atau saraf fasialis. Ekspresi wajah manusia sangat beragam, seperti saat merengut, tersenyum, marah, sedih, dan lainnya. Gerakan wajah agar berekspresi secara tepat pada dasarnya didukung oleh saraf kranium fasialis.

6. Menghasilkan Air Mata dan Air Liur

Masih dengan saraf kranium yang sama, yakni saraf kranium VII atau fasialis, produksi air mata dan air liur terstimulasi dengan normal bila saraf tersebut juga berkondisi baik. Karena berperan merangsang produksi air mata dan air liur, maka ketika saraf ini bermasalah, kadar air mata dan air liur bisa menurun.

7. Mengendalikan Keseimbangan Tubuh dan Mendukung Indra Pendengaran

Saraf kranium VIII atau vestibulocochlear adalah jenis saraf kranium yang berperan besar agar manusia dapat mendengar. Selain itu, keseimbangan tubuh dapat terjaga dengan baik dan normal juga berkat keberadaan saraf kranium vestibulocochlear.

8. Mengendalikan Organ-organ Internal

Saraf kranium IX (glosofaringeus) dan saraf kranium X (vagus) adalah dua saraf kranium yang berfungsi mengatur atau mengendalikan organ-organ internal tubuh. Saraf glosofaringeus tidak hanya mengatur organ dalam, tapi juga bertugas menangkap stimulus atau rangsangan dari posterior.

Lidah juga untuk mendukung kemampuan indra pengecap. Sedangkan saraf kranium vagus menangkap stimulus atau rangsangan dari organ dalam dan mengendalikannya.

9. Mengatur Gerakan Kepala

Saraf kranium XI atau aksesorius berperan penting dalam pergerakan otot leher yang juga berkaitan dengan pergerakan kepala. Leher dan kepala yang bisa diputar, dimiringkan dan digerakkan dengan bebas dan normal adalah berkat saraf kranium satu ini. Selain bagian kepala dan leher, bahu juga dapat bergerak dengan baik karena saraf aksesorius.

10. Mengatur Gerakan Lidah dan Mendukung Indra Pengecap

Saraf kranium XII atau hipoglossus adalah saraf kranium yang bertanggung jawab menggerakkan lidah. Selain itu, saraf kranium yang berhubungan dengan lidah agar dapat mengecap dengan baik adalah saraf kranium IX (glosofaringeal) dan VII (fasialis).

The post 10 Fungsi Saraf Kranium appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Fungsi Saraf Epinefrin dalam Tubuh Manusia https://haloedukasi.com/fungsi-saraf-epinefrin Fri, 08 Dec 2023 04:10:30 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46786 Saraf epinefrin, atau yang lebih dikenal dengan nama epinefrin, adalah hormon dan neurotransmiter yang memainkan peran kunci dalam respons “fight or flight” tubuh manusia. Dengan pengaruhnya yang luas terhadap berbagai sistem fisiologis, epinefrin menjadi elemen penting dalam menjaga keseimbangan tubuh dan memberikan respons terhadap situasi stres. Berikut fungsi dan dampak saraf epinefrin dalam tubuh manusia. […]

The post 10 Fungsi Saraf Epinefrin dalam Tubuh Manusia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Saraf epinefrin, atau yang lebih dikenal dengan nama epinefrin, adalah hormon dan neurotransmiter yang memainkan peran kunci dalam respons “fight or flight” tubuh manusia. Dengan pengaruhnya yang luas terhadap berbagai sistem fisiologis, epinefrin menjadi elemen penting dalam menjaga keseimbangan tubuh dan memberikan respons terhadap situasi stres.

Berikut fungsi dan dampak saraf epinefrin dalam tubuh manusia.

1. Produksi dan Sumber Epinefrin

Epinefrin diproduksi di kelenjar adrenal, yang terletak di atas ginjal. Respons yang merangsang pelepasan epinefrin dapat berasal dari situasi stres, ancaman, atau kebutuhan untuk meningkatkan energi dan kewaspadaan.

Produksi epinefrin terjadi sebagai respons terhadap stres atau situasi berbahaya. Proses ini dimulai dengan sinyal dari sistem saraf simpatis yang merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan epinefrin ke dalam darah.

Epinefrin memiliki peran penting dalam meningkatkan denyut jantung, memperlebar saluran udara, dan meningkatkan aliran darah ke otot. Selain itu, epinefrin juga dapat dihasilkan sintetis dan digunakan dalam pengobatan, terutama untuk mengatasi reaksi alergi dan kondisi medis yang memerlukan stimulasi cepat pada sistem kardiovaskular.

2. Respon “Fight or Flight”

Fungsi utama epinefrin terletak pada pemicu respons “fight or flight” (berkelahi atau melarikan diri). Ketika seseorang mengalami situasi stres atau bahaya, kelenjar adrenal merespons dengan memompa epinefrin ke dalam aliran darah. Ini menyebabkan sejumlah perubahan fisik untuk meningkatkan kemampuan tubuh dalam menghadapi tantangan.

Ketika individu menghadapi ancaman atau tekanan, kelenjar adrenal melepaskan epinefrin ke dalam darah. Hormon ini meningkatkan denyut jantung, memperlebar saluran udara, dan meningkatkan aliran darah ke otot.

Selain itu, epinefrin memobilisasi cadangan energi dengan meningkatkan pemecahan glikogen menjadi glukosa, memberikan dorongan energi ekstra untuk tindakan fisik. Respons “fight or flight” ini mempersiapkan tubuh untuk bertindak dengan cepat dan efektif dalam menghadapi tantangan atau ancaman mendesak.

3. Peningkatan Detak Jantung dan Tekanan Darah

Epinefrin meningkatkan denyut jantung dengan mempercepat aliran darah. Ini memberikan tambahan oksigen dan nutrisi ke otot untuk meningkatkan kesiapan tubuh bergerak cepat atau melawan ancaman. Epinefrin, dikenal sebagai hormon stres, memainkan peran penting dalam meningkatkan detak jantung dan tekanan darah.

Ketika tubuh mengalami situasi stres atau bahaya, saraf simpatis merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan epinefrin ke dalam darah. Hormon ini langsung mempengaruhi jantung dan pembuluh darah. Epinefrin merangsang jantung untuk berkontraksi lebih cepat dan kuat, meningkatkan denyut jantung.

Selain itu, epinefrin menyebabkan pembuluh darah menyempit atau vasokonstriksi, yang meningkatkan tekanan darah. Peningkatan detak jantung dan tekanan darah ini adalah respons tubuh untuk mempersiapkan energi ekstra dan aliran darah selama situasi “fight or flight,” memungkinkan respons tubuh yang cepat dan efektif.

4. Pengalihan Aliran Darah

Saraf epinefrin mempengaruhi pembuluh darah dengan menyebabkan vasokonstriksi atau pelebaran. Pada saat yang sama, aliran darah dialihkan dari area yang kurang kritis, seperti sistem pencernaan, ke otot-otot dan organ yang esensial untuk bertahan hidup.

Epinefrin memainkan peran kunci dalam pengalihan aliran darah sebagai respons terhadap situasi stres atau bahaya. Ketika terpapar epinefrin, pembuluh darah mengalami vasokonstriksi atau pelebaran, tergantung pada jenis reseptor adrenergik yang terlibat. Di otot rangka, epinefrin menyebabkan vasodilatasi, meningkatkan aliran darah untuk mendukung tindakan fisik.

Di sisi lain, di organ vital seperti jantung dan otak, terjadi vasokonstriksi untuk meningkatkan tekanan darah dan memastikan suplai darah yang optimal. Fungsi ini memungkinkan tubuh menyesuaikan aliran darah sesuai kebutuhan spesifik dalam respons “fight or flight,” memastikan distribusi darah yang efisien selama kondisi stres.

5. Peningkatan Kadar Gula Darah

Epinefrin merangsang pelepasan glukosa dari hati ke dalam darah. Hal ini memberikan sumber energi tambahan untuk mendukung respons cepat dan tingkat kecergasan tubuh yang diperlukan dalam situasi stres.

Epinefrin memiliki peran signifikan dalam peningkatan kadar gula darah. Saat tubuh mengalami stres atau situasi darurat, kelenjar adrenal melepaskan epinefrin ke dalam darah. Hormon ini memicu pelepasan glukosa dari hati dan otot, serta meningkatkan pemecahan glikogen menjadi glukosa. Proses ini disebut glukoneogenesis, yang menghasilkan peningkatan kadar gula darah.

Peningkatan gula darah ini memberikan sumber energi ekstra yang dibutuhkan untuk respons “fight or flight.” Selain itu, epinefrin juga mengurangi sensitivitas insulin, memastikan ketersediaan glukosa untuk mendukung fungsi fisik dan mental selama kondisi stres.

6. Peningkatan Kewaspadaan dan Fokus

Epinefrin mempengaruhi sistem saraf pusat, meningkatkan tingkat kewaspadaan dan meningkatkan fokus. Ini memungkinkan seseorang untuk merespons situasi dengan lebih cepat dan efektif. Epinefrin, dikenal sebagai hormon stres, berperan penting dalam peningkatan kewaspadaan dan fokus selama situasi stres atau bahaya.

Ketika terpapar epinefrin, hormon ini merangsang sistem saraf pusat, meningkatkan tingkat kewaspadaan dan respons mental. Epinefrin juga berinteraksi dengan reseptor adrenergik di otak, memfasilitasi pelepasan neurotransmiter seperti dopamine yang terkait dengan konsentrasi dan fokus.

Pada tingkat fisiologis, epinefrin meningkatkan sirkulasi darah ke otak, meningkatkan pasokan oksigen dan nutrisi, yang mendukung fungsi kognitif optimal. Peningkatan kewaspadaan dan fokus ini merupakan mekanisme adaptasi tubuh untuk merespons tantangan dengan efisien selama kondisi stres.

7. Relaksasi Otot-otot Saluran Udara

Saraf epinefrin juga mempengaruhi saluran udara dengan merelaksasi otot-otot di sekitarnya. Ini memfasilitasi aliran udara yang lebih baik, memperkuat kemampuan tubuh untuk mengambil oksigen ekstra yang dibutuhkan untuk bertindak.

Epinefrin memiliki peran dalam relaksasi otot-otot saluran udara, terutama pada situasi stres atau anafilaksis. Ketika terpapar epinefrin, hormon ini berinteraksi dengan reseptor beta-2 di otot polos saluran udara, menyebabkan relaksasi. Relaksasi ini mengakibatkan pelebaran saluran udara, meningkatkan aliran udara ke paru-paru, dan mengatasi gejala sesak napas.

Oleh karena itu, epinefrin digunakan sebagai obat bronkodilator dalam pengobatan kondisi seperti asma. Melalui mekanisme ini, epinefrin berkontribusi pada perbaikan fungsi pernapasan dan memberikan efek relaksasi otot-otot saluran udara selama kondisi medis yang memerlukan peningkatan aliran udara.

8. Penurunan Aktivitas Sistem Pencernaan

Dalam situasi stres, aktivitas sistem pencernaan dapat berkurang untuk menghemat energi. Epinefrin berkontribusi pada penurunan aktivitas ini dengan mengalihkan sumber daya ke area tubuh yang membutuhkan lebih banyak dukungan selama respons “fight or flight.”

Epinefrin, dalam situasi stres atau respons “fight or flight,” dapat menyebabkan penurunan aktivitas sistem pencernaan. Hormon ini berinteraksi dengan reseptor adrenergik di saluran pencernaan, terutama di otot polos dan kelenjar pencernaan.

Hal ini mengarah pada vasokonstriksi pembuluh darah ke sistem pencernaan, mengurangi aliran darah ke organ-organ pencernaan. Selain itu, epinefrin dapat menghambat aktivitas peristaltik usus, memperlambat proses pencernaan.

Penurunan aktivitas sistem pencernaan merupakan respons tubuh untuk mengalihkan energi dan sumber daya ke area yang dianggap lebih penting selama kondisi stres atau berbahaya, memungkinkan fokus pada tindakan fisik atau mental yang mendesak.

9. Pemulihan Setelah Respons Stress

Setelah situasi stres berakhir, sistem tubuh bekerja untuk mengembalikan keseimbangan. Epinefrin yang dilepaskan akan dihancurkan atau dihilangkan dari darah, dan tubuh kembali ke kondisi normalnya. Epinefrin juga memainkan peran penting dalam fase pemulihan setelah respons stres.

Setelah situasi stres atau “fight or flight,” epinefrin merosot kembali ke tingkat normal. Hormon ini bekerja bersama dengan hormon lain, seperti kortisol, untuk mengembalikan tubuh ke keadaan istirahat. Fungsi Epinefrin yaitu :

  • Membantu menghentikan respons stres dengan merangsang sistem parasimpatik yang memperlambat denyut jantung
  • Menurunkan tekanan darah
  • Memulihkan aktivitas sistem pencernaan.

Fungsi ini memungkinkan tubuh untuk kembali ke keadaan istirahat dan pemulihan, mendukung keseimbangan fisiologis setelah menghadapi tantangan atau situasi stres yang sebelumnya dihadapi.

10. Pengaruh pada Kesehatan Mental

Peningkatan tingkat epinefrin dapat menyebabkan perasaan cemas atau gelisah, sementara penurunannya dapat memicu perasaan kelelahan atau kelesuan. Epinefrin memiliki dampak pada kesehatan mental melalui pengaruhnya terhadap sistem saraf.

Dalam situasi stres, epinefrin merangsang respons “fight or flight,” meningkatkan kewaspadaan dan fokus. Namun, tingkat epinefrin yang terus-menerus tinggi dapat berkontribusi pada kecemasan dan gangguan tidur.

Epinefrin juga mempengaruhi neurotransmitter seperti dopamine, yang berperan dalam mood dan motivasi. Peningkatan kadar epinefrin dapat terkait dengan gejala depresi dan kecemasan.

Oleh karena itu, regulasi seimbang epinefrin penting untuk kesehatan mental yang optimal, sementara ketidakseimbangannya dapat berperan dalam gangguan kesehatan mental seperti stres, kecemasan, atau depresi.

Saraf epinefrin memainkan peran integral dalam menjaga respons tubuh terhadap stres dan ancaman. Sebagai respons evolusioner yang penting, kemampuan tubuh untuk merespons dengan cepat dan efektif adalah kunci untuk bertahan hidup.

Namun, seiring dengan keuntungan adaptasi ini, ketidakseimbangan atau pelepasan epinefrin yang terlalu sering dapat berkontribusi pada masalah kesehatan, termasuk gangguan kecemasan atau penyakit jantung. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang fungsi saraf epinefrin dapat membantu dalam menjaga keseimbangan dan kesehatan tubuh manusia.

The post 10 Fungsi Saraf Epinefrin dalam Tubuh Manusia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>