gejala sosial - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/gejala-sosial Mon, 13 Feb 2023 08:24:31 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico gejala sosial - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/gejala-sosial 32 32 7 Bentuk Gejala Sosial akibat Perkembangan Zaman https://haloedukasi.com/bentuk-gejala-sosial-akibat-perkembangan-zaman Mon, 13 Feb 2023 08:24:22 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41353 Gejala sosial merupakan fenomena atau kejadian yang timbul disebabkan oleh berbagai faktor, seperti heterogenitas sosial, perubahan sosial, globalisasi, dan perkembangan zaman. Aspek yang mendorong terjadinya gejala sosial yaitu adanya pengaruh dari pola perilaku dan tindakan individu atau kelompok. Gejala sosial tidak dapat diprediksi kapan terjadinya dan bagaimana wujudnya. Gejala sosial dapat bersifat positif maupun negatif […]

The post 7 Bentuk Gejala Sosial akibat Perkembangan Zaman appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Gejala sosial merupakan fenomena atau kejadian yang timbul disebabkan oleh berbagai faktor, seperti heterogenitas sosial, perubahan sosial, globalisasi, dan perkembangan zaman. Aspek yang mendorong terjadinya gejala sosial yaitu adanya pengaruh dari pola perilaku dan tindakan individu atau kelompok.

Gejala sosial tidak dapat diprediksi kapan terjadinya dan bagaimana wujudnya. Gejala sosial dapat bersifat positif maupun negatif bagi masyarakat, tergantung pada situasi yang sedang dihadapi oleh masyarakat.

Berikut adalah penjelasan mengenai enam contoh gejala sosial yang disebabkan oleh perkembangan zaman.

1. Perkembangan Pendidikan

Perkembangan sistem pendidikan dapat dilihat dari berbagai macam aspek, seperti kurikulum yang diterapkan, metode pengajaran guru, dan metode belajar siswa.

Saat ini, sekolah-sekolah di Indonesia sedang menerapkan kurikulum 2013 yang menekankan siswa agar lebih kritis, selalu bertanya, mampu menganalisis, dan senang berdiskusi.

Metode atau cara mengajar guru di kelas juga mengalami perubahan. Pada awalnya, metode yang diaplikasikan selama mengajar yaitu dengan metode konvensional seperti ceramah. Namun, cara tersebut dirasa tidak efektif untuk menumbuhkan minat siswa dalam belajar.

Oleh karena itu, saat ini guru diharapkan dapat mempraktikkan metode mengajar modern dengan bantuan teknologi, misalnya metode diskusi dan problem solving (pemecahan masalah).

Tidak hanya dilihat dari aspek metode mengajar saja, perkembangan pendidikan juga dapat dilihat dari berbagai jenis lembaga pendidikan yang saat ini berdiri.

Contohnya, boarding school, sekolah nasional plus, sekolah nasional, sekolah internasional, sekolah alam, madrasah, dan homeschooling.

2. Industrialisasi

Industrialisasi dapat diartikan sebagai perubahan sistem pencarian masyarakat yang sebelumnya di bidang agraris menjadi masyarakat industri. Salah satu karakteristik industrialisasi adalah berdirinya berbagai pabrik untuk memproduksi barang-barang yang berguna bagi kehidupan masyarakat.

Selain terdapat pabrik-pabrik sebagai tempat produksi, ciri industrialisasi lainnya yaitu adanya teknologi yang berkembang pesat. Teknologi sangat berperan penting terhadap jalannya proses industri khususnya pada tahap produksi. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan industri, tenaga manusia tidak lagi dibutuhkan, sebab telah tergantikan oleh tenaga mesin.

Industri merupakan suatu kegiatan untuk memproses atau mengolah berbagai jenis barang dengan menggunakan alat bantuan mesin. Oleh karena itu, dalam waktu yang singkat, pabrik dapat menghasilkan barang dengan jumlah besar dan beranekaragam.

Kehadiran industrialisasi membawa manfaat dan keuntungan bagi masyarakat, misalnya membuka lapangan pekerjaan dan terciptanya berbagai inovasi.

Namun di sisi lain, industrialisasi juga membawa dampak negatif, seperti anggota masyarakat menjadi semakin konsumtif (boros), rusaknya lingkungan dan ekosistem alam, serta terjadinya pergeseran sosialisasi dalam keluarga.

3. Perkembangan Teknologi dan Penemuan Baru

Di era modern seperti saat ini, banyak sekali penemuan-penemuan baru di bidang teknologi yang selalu dinantikan oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan dengan adanya penemuan baru di bidang teknologi dapat membantu dan meringankan pekerjaan masyarakat.

Hadirnya teknologi di bidang telekomunikasi juga memberi dampak yang positif, seperti semakin efektif dan efesien dalam menukar informasi.

Perkembangan teknologi dapat dikategorikan menajdi dua jenis, yaitu pertama di bidang nonfisik, seperti software (perangkat lunak/program) pada komputer dan media sosial. dan fisik. Kedua, di bidang fisik/benda, misalnya otomotif, elektornik, dan gadget (telepon seluler, tablet, laptop, dan komputer).

4. Penanaman Nilai Kearifan Lokal

Salah satu dampak akibat adanya perkembangan zaman adalah tergerusnya nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang telah dijunjung tinggi oleh anggota masyarakat sejak generasi terdahulu.

S. Swarsi mendefinisikan kearifan lokal sebagai kebijaksanaan manusia yang bersandar pada filosofi nilai-nilai, etika, cara-cara, dan perilaku yang melembaga secara tradisional.

Kearifan lokal merupakan nilai yang dianggap baik dan benar oleh masyarakat setempat. Dengan demikian, nilai-nilai tersebut dapat bertahan dalam waktu yang lama hingga menjadi suatu kebiasaan yang tidak pernah ditinggalkan oleh seluruh anggota masyarakat.

Kearifan lokal memiliki beberapa karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut:

  • Mampu bertahan terhadap gempuran budaya asing.
  • Memiliki kemampuan untuk mengontrol anggota masyarakat.
  • Mampu memberikan petunjuk terhadap perkembangan budaya.
  • Memiliki keahlian untuk mengakomodasi segal unsur yang dibawa oleh budaya asing.
  • Mampu menyatukan unsur budaya luar dalam budaya asli masyarakat.

Agar budaya dan kearifan lokal tidak memudar dan kemudian hilang, diperlukan berbagai upaya untuk mengatasinya. Berbagai upaya tersebut adalah dengan cara menanamkan, memahami, dan mempraktikkan nilai kearifan lokal agar tetap mempertahankan eksistensinya di tengah-tengah perkembangan masyarakat yang semakin modern.

5. Kemiskinan

Soerjono Soekanto berpendapat bahwa kemiskinan merupakan suatu keadaan ketika seseorang tidak mampu memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok. Selain itu, kemiskianan juga diartikan sebagai ketidakmampuan seseorang untuk memanfaatkan tenaga, mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.

Salah satu indikator yang termasuk dalam kemiskinan yaitu ketidaksanggupan seseorang mencukupi kebutuhan dasar (primer), seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Kemiskinan merupakan salah satu contoh permasalahan sosial yang sampai saat ini masih dapat dijumpai dan belum ada solusi yang tepat untuk menyelesaikannya.

Berdasarkan situs resmi Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin di Indonesia pada September 2022 menyentuh angka 9.57 persen. Angka kemiskinan yang semakin meningkat tersebut turut menjadi faktor semakin tingginya angka kriminalitas, seperti   pencurian, perampokan, penculikan, dan begal motor.

5. Pengangguran

Pengangguran merupakan istilah yang dipakai untuk orang yang tidak memiliki pekerjaaan atau sedang berusaha mencari pekerjaan yang layak.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Indonesia pada bulan Agustus 2022 sebesar 143,74 juta orang. Dengan hasil tersebut, Indonesia menduduki peringkat ke-58 dunia dengan angka pengangguran mencapai 5.5 persen pada tahun 2022.

Banyak sekali faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran, salah satunya yaitu jumlah lapangan pekerjaan yang tidak sebanding dengan pencari kerja. Selain itu, rendahnya keterampilan yang dimiliki masyarakat dalam menggunakan teknologi juga menjadi penyebab terjadinya pengangguran.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengurangi angka pengangguran, misalnya dengan cara melaksanakan bimbingan dan sosialisasi menganai keterampilan kerja, mendirikan Badan Latihan Kerja (BLK), membuka lapangan kerja, melakukan pemberdayaan masyarakat, dan memperbaiki kualitas sistem pendidikan.

7. Ketimpangan Sosial

Ketimpangan sosial atau juga lebih dikenal dengan istilah kesenjangan sosial merupakan suatu kondisi yang menunjukkan adanya ketidaksetaraan/ketidakadilan dalam masyarakat. Salah satu bentuk ketimpangan sosial yaitu ketimpangan di bidang pendidikan desa kota.

Di desa, perkembangan pendidikan berlangsung lambat karena sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar mangajar dinilai masih belum cukup layak. Selain itu, minimnya guru dengan kemampuan yang profesional dan mumpuni juga menjadi faktor rendahnya kualitas pendidikan di desa.

Sementara itu, kondisi pendidikan di kota besar sangat berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyak jenis dan jumlah sekolah dengan kualitas yang memadai, mulai dari sekolah negeri, swasta, keagamaan, hingga internasional.

Adanya ketimpangan sosial dalam masyarakat menimbulkan berbagai dampak atau akibat. Dampak tersebut dapat bersifat menguntungkan maupun merugikan.

Berikut adalah beberapa dampak negatif yang dirasakan akibat adanya ketimpangan sosial yaitu;

  • Muncul ketidakadilan dalam masyarakat yang sangat merugikan golongan terterntu.
  • Menimbulkan kecemburuan sosial.
  • Melemahkan stabilitas sosial dan solidaritas.
  • Hubungan sosial antaranggota masyarakat menjadi terbatas dikarenakan adanya perbedaan status sosial dalam masyarakat.

Dalam mengatasi ketimpangan sosial diperlukan peran seluruh pihak, seperti pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat. Berikut adalah beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi ketimpangan sosial, yaitu:

  • Meningkatkan kualitas pendidikan terutama di daerah tiga T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
  • Memperbaiki kualitas layanan kesehatan, agar setiap golongan masyarakat dapat
  • Melaksanakan pemberdayaan kelompok secara merata.
  • Menciptakan lapangan pekerjaan.
  • Mengoptimalkan peran ZIS (Zakat, Infaq, dan Sadaqah).
  • Melaksanakan perpindahan pendudukan (mobilitas georafis) seperti transmigrasi, migrasi, dan urbanisasi.

The post 7 Bentuk Gejala Sosial akibat Perkembangan Zaman appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
3 Bentuk Gejala Sosial akibat Pengaruh Heterogenitas Sosial https://haloedukasi.com/bentuk-gejala-sosial-akibat-pengaruh-heterogenitas-sosial Mon, 13 Feb 2023 07:18:10 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41352 Heterogenitas sosial atau yang lebih dikenal sebagai keanekaragaman sosial merupakan situasi yang ditandai oleh berbagai jenis identitas yang ada dalam masyarakat, seperti budaya, ras, etnis, suku bangsa, agama, profesi, jenjang pendidikan, dan lain-lain. Heterogenitas sosial dapat memengaruhi kehidupan masyarakat dan mendorong terjadinya berbagai gejala sosial. Berikut adalah tiga contoh bentuk gejala sosial yang timbul dalam […]

The post 3 Bentuk Gejala Sosial akibat Pengaruh Heterogenitas Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Heterogenitas sosial atau yang lebih dikenal sebagai keanekaragaman sosial merupakan situasi yang ditandai oleh berbagai jenis identitas yang ada dalam masyarakat, seperti budaya, ras, etnis, suku bangsa, agama, profesi, jenjang pendidikan, dan lain-lain.

Heterogenitas sosial dapat memengaruhi kehidupan masyarakat dan mendorong terjadinya berbagai gejala sosial. Berikut adalah tiga contoh bentuk gejala sosial yang timbul dalam masyarakat, yaitu:

1. Ketidaksetaraan Gender

Banyak orang yang berpikir bahwa gender dan seks (jenis kelamin) memiliki pengertian yang sama. Namun pada kenyataannya, kedua istilah tersebut mempunyai makna yang berbeda.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seks (jenis kelamin) adalah perbedaan biologis dan fisiologis antara laki-laki dan perempuan, seperti organ reproduksi, kromosom, hormonal, dan lain-lain.

Sementara itu, gender diartikan sebagai konstruksi masyarakat tentang ciri-ciri perempuan dan laki-laki, seperti norma, peran, serta hubungan antara perempuan dengan laki-laki.

Mansour Fakih dalam bukunya Analisis Gender dan Transformasi Sosial mendefinisikan seks (jenis kelamin) sebagai pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Sementara itu, gender merupakan sifat yang melekat pada kaum lakai-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural.

Dapat disimpulkan bahwa gender merupakan perbedaan standar perilaku dan tindakan yang ideal bagi laki-laki maupun perempuan. Contohnya dalam masyarakat, perempuan dipandang harus bertingkah laku lemah lembut, penyabar, dan memiliki tutur kata yang halus (feminim). Sedangkan laki-laki mempunyai ciri khas maskulin yaitu harus tangguh dan kuat.

Konstruksi masyarakat mengenai perbedaan peran dan perilaku antara perempuan dan laki-laki tersebut menimbulkan berbagai dampak, salah satunya yaitu muncul ketidaksetaan gender di berbagai bidang kehidupan.

Menurut Mansour Fakih dalam buku yang sama, ketidaksetaraan gender merupakan ketidakadilan bagi perempuan maupun laki-laki berdasarkan sistem dan struktur yang ada, seperti manifestasi yaitu marjinalisasi, subordinasi, stereotip, kekerasan, dan beban kerja. Hal tersebut dikarenakan perempuan tidak memperoleh akses, partisipasi, dan kontrol yang setara dengan laki-laki untuk mencapai sumber daya.

2. Stratifikasi Sosial

Soerjono Soekanto mengartikan stratifikasi sosial sebagai pembedaan posisi atau kedudukan individu atau kelompok secara vertiKal (bertingkat). Menurut Max Weber, stratifikasi sosial adalah suatu penggolongan masyarakat dalam sistem sosial pada tingkatan menurut privilese (hak istimewa), prestise (kehormatan), dan kekuasaan.

Berdasarkan dua pendapat ahli di atas, statifikasi sosial atau juga biasa disebut dengan struktur sosial vertikal merupakan penggolongan anggota masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara berjenjang atau bertingkat.

Tingkatan-tingkatan tersebut pada umunya didasarkan pada kritreria kekayaan, kehormatan, kekuasaan, dan ilmu pengetahuan (jenjang pendidikan). Berikut adalah penjelasan lengkapnya.

  • Kekayaan

Individu atau kelompok yang bergelimang kekayaan menempati lapisan atau kelas sosial paling atas. Patokan kekayaan individu dapat diamati dari kepemilikan harta benda, penghasilan yang didapatkan, bentuk rumah, luas tanah, gaya hidup, dan cara berpakaian.

Contohnya pada masyarakat kapitalis yang terbagi menjadi dua kelas sosial, yaitu kelas borjuis sebagai pemilik modal mendiami tingkatan sosial teratas. Sementara itu, kelas proletar sebagai pekerja/buruh mendiami tingkatan sosial paling bawah.

  • Kekuasaan

Individu atau kelompok dapat menduduki lapisan sosial teratas apabila memiliki kekuasaan atau wewenang yang besar dalam sebuah organisasi. Kekuasaan selalu identik dengan politik, sehingga individu memiliki status dan peran penting di dalamnya dapat menduduki strata paling atas.

Contoh stratifikasi sosial berdasarkan kekuasaan yaitu, Presiden, ketua DPR, Kapolri, pemimpin partai politik, pemimpin daerah, dan pemimpin organisasi besar.

  • Kehormatan

Anggota masyarakat yang dianggap memiliki status sosial yang lebih terhormat, disegani, dan dihargai oleh masyarakat setempat menduduki lapisan sosial tertinggi dalam masyarakat.

Kehormatan dapat diperoleh melalui berbagai cara, misalnya keturunan, kelahiran, atau jasa yang telah dilakukan demi kepentingan bersama.

  • Ilmu Pengetahuan

Kriteria ilmu pengetahuan merupakan salah satu kriteria atau dasar pelapisan masyarakat secara vertikal yang dinilai dari kepemilikan gelar akademik atau profesi yang digeluti. Jadi, bukan dinilai dari kualitas ilmu pengetahuan atau bidang studi yang dipelajari pada saat mengeyam pendidikan.

Semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditempuh individu atau kelompok, maka semakin tinggi pula posisi yang ditempatinya dalam lapisan sosial.

3. Diferensiasi Sosial

George Ritzer berpendapat bahwa diferensiasi sosial adalah proses penempatan individu ke dalam berbagai kategori yang berbeda dan mengacu pada kehidupan sosialnya.

Sementara itu, menurut Soerjono Soekanto, diferensiasi sosial diartikan sebagai variasi pekerjaan dan kekuasaan kelompok dalam masyarakat yang berkaitan dengan interaksi sosial.

Dengan demikian, diferensiasi sosial adalah penggolongan individu atau kelompok ke dalam struktur sosial yang bersifat horizontal. Artinya, penggolongan tersebut bersifat setara atau dengan kata lain tidak ada yang lebih tinggi dan tidak ada yang lebih rendah semuanya berada dikedudukan yang sama.

Beberapa contoh bentuk diferensiasi sosial antara lain, agama, ras, profesi, adat istiadat, dan gender. Berikut adalah penjelasannya.

  • Diferensiasi Profesi

Bentuk diferensiasi sosial ini berhubungan dengan perbedaan mata pencarian yang dilakukan oleh anggota masyarakat.

Pekerjaan atau profesi dalam masyarakat memiliki jenis yang beranekaragam, seperti pedagang, peternak, petani, pegawai, buruh, nelayan, pejabat pemerintah dan pengusaha.

  • Diferensiasi Gender

Diferensiasi gender merupakan bentuk penggolongan anggota masyarakat yang berlandaskan peran dalam  lingkungan sosial dan budaya. Baik perempuan maupun laki-laki mempunyai kedudukan dan peran yang setara.

Selain itu, laki-laki dan perempuan juga memiliki kualifikasi, kemampuan, serta keahlian yang tidak dapat dibandingkan sehingga bersifat seimbang.

  • Diferensiasi Agama

Diferensiasi agama dialami dalam masyarakat yang memiliki agama atau keyakinan yang berbeda. Setiap agama mengajarkan tentang kebaikan dan memberikan pedoman hidup kepada umatnya.

Oleh sebab itu, agama memiliki sifat setara atau sama. Dalam kehidupan masyarakat, setiap individu diharuskan untuk saling menghargai dan menghormati satu sama lain.

  • Diferensiasi Budaya

Ciri budaya yaitu berdasarkan ciri budaya yang terjadi karena adanya perbedaan pandangan hidup, tradisi, dan kebiasaan yang ada dalam masyarakat. Contohnya seperti bahasa dan adat istiadat.

  • Diferensiasi Ras

Bentuk diferensiasi ini didasarkan pada perbedaan ciri-ciri fisik yang dimiliki oleh individu atau kelompok dalam masyarakat. Berbagai ciri fisik tersebut seperti warna kulit, bentuk tengkorak, hidung, dan rambut.

The post 3 Bentuk Gejala Sosial akibat Pengaruh Heterogenitas Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
8 Contoh Gejala Sosial Akibat Perubahan Sosial https://haloedukasi.com/contoh-gejala-sosial-akibat-perubahan-sosial Wed, 04 Jan 2023 08:24:53 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40496 Ketimpangan atau kesenjangan sosial merupakan salah satu contoh gejala sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Ketimpangan sosial dapat menyebabkan berbagai permasalah sosial, seperti meningkatnya angka kemiskinan, tindak kriminalitas semakin merajalela, timbulnya pemukiman kumuh (slum area), dan pengangguran. Gejala sosial dapat diartikan sebagai sebuah fenomena atau kejadian yang menjadi faktor penyebab terjadinya masalah-masalah sosial di masyarakat. […]

The post 8 Contoh Gejala Sosial Akibat Perubahan Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ketimpangan atau kesenjangan sosial merupakan salah satu contoh gejala sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Ketimpangan sosial dapat menyebabkan berbagai permasalah sosial, seperti meningkatnya angka kemiskinan, tindak kriminalitas semakin merajalela, timbulnya pemukiman kumuh (slum area), dan pengangguran.

Gejala sosial dapat diartikan sebagai sebuah fenomena atau kejadian yang menjadi faktor penyebab terjadinya masalah-masalah sosial di masyarakat. Aspek yang menimbulkan terjadinya gejala sosial yaitu adanya pengaruh dari pola perilaku dan tindakan individu atau kelompok.

Gejala sosial dapat muncul secara tiba-tiba, tidak direncanakan, dan terkadang tidak dikehendaki oleh masyarakat. Salah satu faktor lahirnya berbagai gejala sosial yaitu akibat pengaruh perubahan sosial.

Menurut Kingsley Davis, perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.  Kingsley Davis juga mengemukakan bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan yang mencakup semua bagiannya, seperti kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, ideologi, dan filsafat.

Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat didorong oleh berbagai faktor, seperti masyarakat memiliki sikap yang terbuka untuk menerima unsur budaya lain dan sistem pendidikan yang maju.

Berikut adalah delapan contoh gejala sosial yang timbul akibat pengaruh perubahan sosial.

1. Pergeseran Sosialisasi

Robert M. Z. Lawang mengartikan sosialisasi sebagai suatu proses belajar norma, nilai, peran, dan semua persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan partisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial.

Sementara itu menurut M. Sitorus, sosialisasi adalah proses individu mempelajari pola-pola hidup dalam masyarakat sesuai dengan nilai-nilai, norma, dan kebiasaan yang berlaku untuk berkembang sebagai anggota masyarakat dan sebagai individu.

Salah satu bentuk sosialisasi yang berkembang dalam masyarakat yaitu sosialisasi primer. Bentuk sosialisasi ini dapat diartikan sebagai suatu proses belajar untuk menghayati pola perilaku, sistem nilai, serta norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Proses sosialisasi ini dilakukan oleh keluarga khususnya orang tua sebagai tempat pertama anak tumbuh dan mengenal berbagai kebiasaan, nilai, serta norma sosial.

Namun seiring dengan perkembangan masyarakat, sosialisasi primer mengalami pergeseran. Orang tua yang memiliki kewajiban untuk melakukan proses sosialisasi primer justru digantikan oleh pihak-pihak lain.

Banyak sekali aspek yang menjadi pemicu terjadinya hal tersebut, salah satu contohnya yaitu disebabkan oleh kesibukan kedua orang tua yang bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga. Oleh karena itu, pengasuhan diserahkan kepada pihak ketiga seperti nenek, kakek, asisten rumah tangga, pengasuh, atau tempat penitipan anak.

2. Konsumerisme

Konsumerisme merupakan suatu paham atau pandangan yang merujuk pada pola perilaku boros (konsumtif). Hal ini ditandai dengan membeli barang atau jasa secara berlebihan dan cenderung lebih mendahulukan keinginan daripada kebutuhan.

Perilaku konsumtif tidak luput dari pengaruh globalisasi dan gaya hidup kebarat-baratan (westernisasi). Selain itu, konsumerisme dalam masyarakat juga diakibatkan dari adanya trend gaya hidup yang sedang berkembang.

Konsumerisme merupakan sikap yang tidak baik, tetapi konsumerisme juga dapat membawa efek positif bagi kehidupan masyarakat. Misalnya, dengan adanya daya beli/konsumsi masyarakat yang semakin tinggi banyak perusahaan asing yang beroperasi di dalam negeri sehingga bisa menyerap tenaga kerja lokal.

3. Globalisasi

Definisi globalisasi menurut Anthony Giddens adalah suatu proses radikalisasi dan universalisasi nilai-nilai modernitas peradaban Barat ke seluruh penjuru dunia. Hal ini ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan terhadap hal yang sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi.

Globalisasi dapat menimbulkan berbagai dampak negatif khususnya di bidang sosial budaya, seperti munculnya pandangan etnosentrisme. Pandangan ini tumbuh dan melekat pada diri individu atau kelompok dengan menilai kebudayaan kelompok lain tidak lebih baik daripada budaya sendiri.

Dampak negatif lainnya dari globalisasi yaitu terkikisnya nilai-nilai agama, berkurangnya penjiwaan terhadap kepercayaan, berkembangnya aliran sesat, dan sekularisasi agama. Seiring dengan berjalannya waktu, peran agama akan digantikan oleh lembaga-lembaga sosial yang dibentuk masyarakat dengan dalih kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Hilangnya Rasa Nasionalisme

Secara sederhana, nasionalisme dapat diartikan sebagai pandangan cinta terhadap tanah air dan bangsa yang diwujudkan dalam pikiran, perilaku, dan tindakan.

Derasnya arus budaya asing yang masuk ke dalam negeri sebagai dampak adanya globalisasi dan perubahan sosial dapat menjadi penyebab lunturnya atau bahkan hilangnya rasa nasionalisme dalam diri individu.

Perkembangnya budaya populer juga dapat melunturkan rasa cinta terhadap budaya sendiri. Generasi muda saat ini cenderung lebih menyukai budaya populer yang berasal dari luar negeri, seperti musik K-pop dan film Hollywood. Hal tersebut dapat menyebabkan budaya lokal semakin terpuruk dan terpinggirkan.

Upaya yang bisa dilakukan oleh semua pihak untuk mengatasi tantangan tersebut adalah menjaga, melestarikan, dan mengukuhkan eksistensi budaya lokal di era globalisasi. Pihak-pihak yang memiliki kewajiban melakukan upaya tersebut yaitu pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan setiap warga negara.

5. Hedonisme

Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hedonisme merupakan pandangan yang menganggap kesenangan atau kenikmatan materi merupakan tujuan utama dalam hidup.

Contoh hedonisme yaitu gemar berbelanja, judi, gemar minum minuman beralkohol, serta, mengoleksi barang-barang mewah seperti mobil, jam tangan, tas, sepatu, dan sebagainya.

Pandangan ini dapat membuat individu tidak taat terhadap nilai dan norma sosial, karena dianggap menjadi penghalang untuk memuaskan rasa senang. Hedonisme adalah sikap yang tidak baik dan sebaiknya dihindari oleh semua kalangan masyarakat.

Ciri-ciri individu yang terpengaruh paham hedonisme yakni sebagai berikut;

  • Memiliki sifat egois, yaitu mengutamakan diri sendiri dan tidak peduli dengan orang-orang di sekitarnya, khususnya orang yang membutuhkan.
  • Selalu menganggap dirinya paling mengerti dan memiliki segalanya.
  • Boros atau konsumtif, ditandai dengan membeli barang hanya berdasarkan keinginan semata bukan kebutuhan.
  • Tidak mempunyai perencanaan atau tujuan hidup yang pasti dan hanya fokus menghabiskan uang.

6. Westernisasi

Westernisasi merupakan sikap meniru dan mengadaptasi unsur kebudayaan Barat, tanpa adanya seleksi atau penyaringan. Westernisasi dapat berdampak positif maupun negatif bagi kehidupan masyarakat.

Berikut adalah dampak negatif westernasasi bagi kehidupan masyarakat, yaitu:

  • Menghargai orang lain hanya karena faktor ekonomi (kekayaan dan kemapanan).
  • Timbul sikap sombong dalam diri individu.
  • Memiliki pola kehidupan boros (konsumtif).
  • Berkembangnya sifat individualisme dan materialistik.
  • Timbul sikap hedonisme (mengutamakan kesenangan pribadi).

Sementara itu, dampak positif atau sikap-sikap orang Barat yang bisa terapkan yaitu, budaya tepat waktu, disiplin, pekerja keras, menghargai waktu, berorientasi terhadap masa depan, selalu berpikir optimis dan rasional, serta memiliki etos kerja tinggi.

7. Modernisasi

Soerjono Soekanto mendefinisikan modernisasi sebagai suatu bentuk dari perubahan sosial dan biasanya merupakan perubahan sosial yang terarah dan didasarkan pada suatu perencanaan.

Secara umum, karakteristik masyarakat modern adalah sebagai berikut:

  • Memiliki pemikiran maju dan rasional.
  • Terbuka terhadap berbagai perubahan baru.
  • Memiliki sikap individualis yang tinggi.
  • Memiliki keyakinan yang besar terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • Dapat memahami masalah yang terjadi di sekitarnya.
  • Terbuka terhadap berbagai kritikan yang bersifat membangun.

8. Dekadensi Moral

Apabila berbicara mengenai moral, maka berhubungan erat dengan sikap, perilaku, kepribadian, dan tindakan yang positif atau sesuai dengan nilai serta norma sosial yang ada dalam masyarakat.

Sementara itu, dekadensi dapat dimaknai sebagai kemerosotan atau kemunduran yang biasanya ditujukan untuk menyatakan moral, akhlak, sikap, seni, dan sastra.

Dengan demikian, dekadensi moral merupakan penurunan sikap dan perilaku dari mulanya baik/positif berubah menjadi buruk yakni menyimpang dari aturan yang berlaku.

Moral harus diajarkan kepada individu sejak usia kanak-kanak. Hal tersebut dilakukan agar anak mengetahui dan mengerti perilaku-perilaku apa saja yang boleh/tidak boleh dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi, ketika dewasa anak tidak akan melakukan perilaku yang menyimpang dan selalu patuh terhadap norma sosial.

Contoh dekadensi moral yang saat ini marak terjadi adalah kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang disebabkan oleh memudarnya rasa kasih sayang antaranggota keluarga.

The post 8 Contoh Gejala Sosial Akibat Perubahan Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ketahui 5 Jenis Fenomena Sosial dan Contohnya https://haloedukasi.com/jenis-fenomena-sosial Mon, 02 Jan 2023 07:49:58 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40554 Jika Anda mengamati segala peristiwa yang terjadi di sekitar Anda dengan beragam kejadian unik yang berbeda itulah fenomena sosial. Sebagian orang mungkin belum mengetahui arti dari fenomena sosial dan jarang menggunakan istilah ini untuk menyebutkan setiap kejadian atau peristiwa yang ada di lingkungan masyarakat. Fenomena sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat umumnya akan mempengaruhi kehidupan […]

The post Ketahui 5 Jenis Fenomena Sosial dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Jika Anda mengamati segala peristiwa yang terjadi di sekitar Anda dengan beragam kejadian unik yang berbeda itulah fenomena sosial.

Sebagian orang mungkin belum mengetahui arti dari fenomena sosial dan jarang menggunakan istilah ini untuk menyebutkan setiap kejadian atau peristiwa yang ada di lingkungan masyarakat.

Fenomena sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat umumnya akan mempengaruhi kehidupan masyarakat yang ada bahkan menimbulkan suatu perubahan.

Istilah fenomena sosial ini kurang dipahami oleh masyarakat secara menyeluruh, sehingga penggunaan istilah ini hanya digunakan oleh akademisi atau mereka yang terjun

Apa itu Fenomena Sosial?

Fenomena sisual merupakan gabungan dari dua suku kata, yakni fenomena dan sosial. Fenomena berasal dari bahasa Yunani yaitu “phainomenon” yang memiliki arti “apa yang kamu lihat”.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fenomena adalah segala sesuatu yang dapat dilihat dan disaksikan oleh pancaindra serta dapat dinilai secara ilmiah. Dalam artian semua fakta sosial yang terjadi di masyarakat disebut dengan fenomena.

Dengan begitu, istilah fenomena sosial dapat diartikan dengan semua peristiwa atau kejadian yang terjadi dan dapat diamati, serta dikaji dalam kehidupan sosial bermasyarakat.

Fenomena sosial juga sering disebut dengan gejala sosial, dimana semua peristiwa yang terjadi diakibatkan karena adanya perbedaan mulai dari agama, budaya, tradisi, pendidikan, ekonomi dan lain sebagainya yang menyebabkan permasalahan dalam lingkungan sosial.

Jenis Fenomena Sosial

Adanya latar belakang atau faktor di atas menyebabkan fenomena terbagi menjadi beberapa jenis. Adapun jenis fenomena sosial yang ada di masyarakat antara lain:

  • Fenomena Sosial Ekonomi

Jenis fenomena sosial ekonomi menjadi fenomena yang marak terjadi serta memiliki pengaruh terbesar di lingkungan masyarakat. Fenomena sosial ekonomi adalah fenomena sosial yang dilatar belakangi oleh permasalahan di bidang ekonomi. Hal ini dikarenakan permasalahan ekonomi menjadi salah satu masalah paling krusial dalam kehidupan.

Apabila fenomena sosial ini terjadi maka dampak atau pengaruhnya akan dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Contoh dari fenomena sosial ekonomi ini ialah kemiskinan, pengangguran, inflasi, deflasi, kelangkaan barang, persaingan bisnis dan masih banyak lagi lainnya.

Jika suatu negara atau daerah terdapat fenomena sosial ekonomi semacam ini maka masyarakat yang tinggal akan terkena dampaknya sehingga berpengaruh pada kualitas hidupnya.

  • Fenomena Sosial Biologis

Di awal tahun 2019, seluruh negara didunia tak terkecuali Indonesia dilanda wabah virus menular yakni Covid-19. Wabah penyakit menular ini menjadi salah satu contoh fenomena sosial biologis karena penyebaran dan infeksi yang di alami oleh semua masyarakat tanpa memandang apapun.

Virus Covid-19 ini juga membuat semua aspek kehidupan sosial masyarakat dari perekonomian, pendidikan, pembangunan hingga kesehatan terganggu.

Munculnya virus Corona yang mematikan, dimana semua orang yang terinfeksi akan menularkan virusnya kepada orang lain mulai dari anak kecil hingga orang dewasa. Mereka yang terinfeksi jika tidak memiliki kekebalan tubuh yang tinggi kemungkinan besar tidak dapat bertahan.

Namun, fenomena ini memang menjadi wabah mematikan hingga ratusan ribu jiwa meninggal karena virus ini. Oleh karena itu, wabah virus Corona menjadi contoh dari fenomena sosial biologis.

  • Fenomena Sosial Psikologis

Fenomena sosial selanjutnya adalah fenomena sosial psikologis. Fenomena sosial psikologi merupakan suatu peristiwa yang dilatar belakangi oleh faktor psikologis seseorang. Timbulnya fenomena ini menandakan adanya hubungan antara lingkungan sosial dengan psikologis atau kejiwaan seseorang sehingga tercipta masalah sosial.

Tak jarang fenomena sosial psikologis mengakibatkan trauma dalam diri seseorang hingga masyarakat secara luas ketika terus terjadi berulang-ulang.

Fenomena sosial psikologis ini dicontohkan dengan tingginya anak jalanan yang mencari uang, prostitusi wanita, hingga terjadinya perang secara besar-besaran. Beberapa contoh ini bisa Anda temukan di perkotaan atau kota metropolitan.

Fenomena ini mengakibatkan timbulnya trauma serta menunjukkan adanya keterkaitan dengan individu dan lingkungan sosialnya. Lingkungan sosial yang tidak mendukung, memaksa mereka untuk melakukan tindakan yang negatif atau berdampak buruk pada diri mereka sendiri.

  • Fenomena Sosial Lingkungan Alam

Fenomena sosial lingkungan alam bisa Anda pahami dengan segala peristiwa atau fenomena sosial yang diakibatkan oleh kondisi alam. Fenomena ini termasuk fenomena sosial yang tidak dapat dicegah apalagi dihindari namun manusia dapat meminimalisir dampak yang diakibatkan.

Termasuk dari fenomena sosial lingkungan alam adalah ketika bencana alam terjadi seperti erupsi gunung berapi, tsunami, gempa bumi, dan lain sebagainya.

Ketika bencana alam melanda suatu daerah, maka kehidupan dan interaksi sosial di daerah tersebut akan terhenti. Tidak hanya bentuk interaksi sosial yang terhambat, bencana alam juga mengakibatkan timbulnya korban jiwa karena bencana alam apapun tidak dapat dikendalikan oleh manusia.

  • Fenomena Sosial Budaya

Jenis fenomena sosial yang terakhir adalah fenomena sosial budaya. Fenomena sosial budaya adalah fenomena sosial atau masalah sosial yang timbul karena adanya perbedaan budaya.

Fenomena ini juga termasuk fenomena yang paling banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini dikarenakan negara Indonesia yang kaya akan keberagaman budaya dan tradisi. Mak tak heran, fenomena ini marak terjadi di lingkungan masyarakat kita.

Bentuk dari fenomena ini ialah adanya perselisihan antar kedua suku dengan budaya berbeda yang pada akhirnya menyebabkan timbulnya konflik.

Di Indonesia sendiri, fenomena ini bahkan menyebabkan pertikaian hingga perang antar suku karena faktor primordialisme, perbedaan nilai budaya, diskriminasi hingga prejudice yang berlebihan antar suku.

Fenomena sosial budaya ini juga dicontohkan dengan perselisihan tentang pengakuan budaya Reog Ponorogo dan Wayang Kulit oleh Malaysia, padahal budaya ini sudah ditetapkan oleh UNICEF sebagai budaya Indonesia. Fenomena sosial budaya ini juga dapat menimbulkan konflik dan perpecahan hingga mengancam persatuan negara.

Nah, inilah jenis-jenis fenomena sosial yang perlu Anda ketahui. Namun, masih ada banyak lagi jenis dan contoh fenomena sosial yang mungkin kamu temui di kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitarmu. Semoga bermanfaat.

The post Ketahui 5 Jenis Fenomena Sosial dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Cara Mengatasi Dampak Gejala Sosial https://haloedukasi.com/cara-mengatasi-dampak-gejala-sosial Mon, 12 Sep 2022 04:41:56 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38583 Gejala sosial merupakan sebuah peristiwa yang muncul di masyarakat sebagai tindakan yang dilakukan oleh manusia baik secara individu maupun dalam kelompok sosial dimana proses gejala sosial itu terjadi karena perilaku yang dilakukan di dalamnya melibatkan untuk saling keterkaitan. Gejala sosial juga bisa diartikan sebagai adanya fenomena sosial yang ditandai dengan adanya permasalahan sosial yang timbul […]

The post 10 Cara Mengatasi Dampak Gejala Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Gejala sosial merupakan sebuah peristiwa yang muncul di masyarakat sebagai tindakan yang dilakukan oleh manusia baik secara individu maupun dalam kelompok sosial dimana proses gejala sosial itu terjadi karena perilaku yang dilakukan di dalamnya melibatkan untuk saling keterkaitan.

Gejala sosial juga bisa diartikan sebagai adanya fenomena sosial yang ditandai dengan adanya permasalahan sosial yang timbul untuk saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh tingkah laku setiap orang di dalam lingkungan kehidupannya. 

Berdasar definisinya dalam kajian sosiologi, penjelasan mengenai gejala sosial adalah sebuah masalah sosial yang dapat saling mempengaruhi oleh perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat sehingga banyak yang berpendapat jika itu termasuk ke fenomena sosial.

Ia dapat disebut sebagai fenomena sosial sebab dapat mewujudkannya sebagai gejala dalam kehidupan masyarakat yang dapat diamati dan dirasakan. Segala hal yang menunjukkan gejala sosial harus segera dapat diatasi dan dipikirkan solusinya agar gejala itu tak akan bertambah parah menjadi permasalahan sosial. 

Adanya fenomena sosial di dalam masyarakat itu terjadi karena perubahan sosial yang dialami dalam kehidupan sehari hari dimana gejala sosial dan masalah sosial merupakan dua hal yang sangat berkaitan dan ketika gejala sosial selalu terjadi secara terus menerus maka akan cenderung menimbulkan sebuah masalah sosial yang ada dalam masyarakat.

Pemberitaan yang kita dapatkan seringkali menampilkan pemberitaan yang menunjukkan jika gejala sosial sangatlah berbahaya bagi keberadaan suatu bangsa, seperti korupsi, kolusi, nepotisme, pencurian, pelecehan, diskriminasi, dan lainnya yang harus segera diatasi.

Cara Mengatasi Dampak Gejala Sosial

  • Mengembangkan Industri Kecil di Pedesaan

Langkah yang tepat untuk mencegah kemiskinan masyarakat desa adalah dengan memeratakan pembangunan dan mencegah terjadinya arus urbanisasi masyarakat desa ke kota.

Pengembangan industri kecil juga merupakan salah satu langkah yang tepat dengan memulainya dari sosialisasi, penanaman motivasi dan mindset, seleksi, pembinaan, bantuan modal, bantuan pemasaran, hingga manajemen usaha.

Dengan adanya langkah yang pelan tapi pasti, bisa dibayangkan jika banyak industri yang akan beroperasi di pedesaan sehingga masyarakat desa bisa memiliki penghasilan tambahan yang akan mengurangi permasalahan sosial yang ada.

  • Mobilitas Tenaga Kerja dan Stabilitas Modal untuk Pemerataan Kerja 

Tenaga kerja yang sudah diberikan pembinaan yang lebih intens dan lebih bermutu skill yang dikuasainya kemudian akan dipindahkan ke wilayah yang lapangan kerjanya lebih luas, sehingga mereka bisa memiliki daya saing dengan tenaga kerja lainnya.

Stabilitas modal juga menjadi solusi untuk memindahkan industri dari tempat yang sudah banyak lapangan kerjanya ke tempat yang lebih banyak penganggurannya agar tercapai pemerataan lapangan kerja.

  • Menanamkan Bekal Nilai-nilai Moral dan Agama 

Dengan memberikan seorang individu ajaran agama dan nilai-nilai moral yang ada dalam masyarakat dapat menjadi bekal untuk berpikir dan bertindak sesuai dengan norma masyarakat, sehingga dapat  mengurangi risiko terjadinya permasalahan sosial. Bukan hanya itu saja, nilai-nilai moral dan agama juga dapat memperkuat iman seseorang sehingga dapat menjauhi tindak kejahatan.

  • Memberikan Bantuan Asuransi dan Kemudahan Akses Fasilitas Kesehatan

Kesehatan masyarakat tentu perlu untuk diperhatikan mengingat masyarakat adalah aset yang sangat penting dalam pembangunan suatu negara. Selain itu, masyarakat yang sehat telah menggambarkan bahwa negara itu jauh dari permasalahan sosial dan mampu untuk memberikan kesejahteraan kesehatan kepada rakyatnya tanpa pandang bulu.

  • Memberikan Dana Bantuan Sekolah Kepada Siswa

Bantuan sekolah kepada para siswa dapat memberikan keringanan dan kemudahan kepada para siswa yang ingin mengenyam bangku sekolahan tapi tidak mampu untuk bersekolah.

Semakin banyaknya siswa yang bisa bersekolah, maka kualitas pendidikan negara Indonesia semakin baik, sehingga pendidikan sangat perlu diperhatikan terutama bagi negara berkembang karena dapat membantu negara ini menjadi negara maju seperti negara maju yang lainnya.

  • Program Beasiswa Bagi Pelajar Berprestasi

Tidak sedikit orang yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, namun tidak mempunyai biaya karena faktor ekonominya yang buruk sehingga orang tersebut tak bisa merasakan bangku perkuliahan yang sudah diidam-idamkan.

Sehingga pemerintah bisa memberikan program beasiswa bagi seseorang yang memiliki keahlian khusus untuk meningkatkan kualitas SDM dan gejala sosial dapat diatasi.

  • Memberikan Bantuan Langsung Tunai 

Masyarakat yang mempunyai kesulitan secara ekonomi merupakan salah satu tanda munculnya permasalahan sosial. Maka, dengan adanya pemberian bantuan BLT masyarakat yang kesulitan secara ekonomi akan merasa sedikit terbantu untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya.

  • Pengendalian Sosial di Masyarakat 

Pengendalian sosial merupakan salah satu cara atau suatu proses yang dilakukan oleh individu maupun kelompok sosial dengan tujuan agar anggota atau masyarakat dapat bertindak sesuai dengan harapan dan nilai yang sudah disepakati bersama serta tak akan melanggar norma.

Selanjutnya, norma yang telah menjadi aturan dapat mendorong individu dan kelompok agar bisa mencapai nilai-nilai sosial yang telah disepakati. 

  • Mengatasi Kenakalan Remaja 

Mengatasi kenakalan remaja bisa dilakukan dengan menanamkan kesadaran akan tanggung jawab sosial, hukum untuk anak, dan ketaatan beragama serta perlunya dilakukan pendekatan secara pribadi terhadap anak dengan memberikan rasa cinta kasih sehingga anak merasa nyaman dan dekat dengan orang tuanya.

Dengan demikian anak akan merasa jika ia melakukan tindak kejahatan dan kenakalan remaja lainnya akan menghancurkan hati orang tuanya.

  • Mengatasi Kesenjangan Sosial Masyarakat

Kesenjangan sosial diantara lapisan masyarakat menjadi masalah utama di masyarakat Indonesia. Kesenjangan sosial yang terjadi di berbagai bidang dalam kehidupan sosial sehari-hari seperti ekonomi dan keadilan hukum dapat diatasi dengan peningkatan pemerataan infrastruktur pada daerah yang tertinggal, kemudahan akses pelayanan pendidikan dan kesehatan yang memadai untuk masyarakat, dan bantuan modal dari pemerintah untuk warga miskin. 

The post 10 Cara Mengatasi Dampak Gejala Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ketahui 7 Bentuk Realitas Sosial serta Penjelasannya https://haloedukasi.com/bentuk-realitas-sosial Mon, 29 Aug 2022 04:50:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38286 Sudah tahu belum dengan realitas sosial? Tidak semuanya paham dengan maksud realitas sosial. Sebelum mengetahui bentuk-bentuk realitas sosial. Ada sedikit gambaran pengertian mengenai realitas sosial. Membahas realitas, realitas sendiri adalah kenyataan. Hal ini berkaitan dengan kondisi masyarakat yang terjadi secara nyata, baik itu normal maupun tidak normal. Kondisi ini tidak jauh-jauh dari suatu pola berhubungan […]

The post Ketahui 7 Bentuk Realitas Sosial serta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sudah tahu belum dengan realitas sosial? Tidak semuanya paham dengan maksud realitas sosial. Sebelum mengetahui bentuk-bentuk realitas sosial. Ada sedikit gambaran pengertian mengenai realitas sosial.

Membahas realitas, realitas sendiri adalah kenyataan. Hal ini berkaitan dengan kondisi masyarakat yang terjadi secara nyata, baik itu normal maupun tidak normal. Kondisi ini tidak jauh-jauh dari suatu pola berhubungan diantara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya.

Perkembangan realitas sosial sendiri saat ini berkembang lebih jauh, mengikuti pola pikir masyarakat masa kini. Sudah tidak heran lagi, apabila banyak pengertian lain yang berkeliaran mengenai realitas sosial.

Setelah tahu perihal pengertian realitas sosial, ada beberapa bentuk dari realitas sosial, diantaranya sebagai berikut:

Keluarga

salah satu bentuk realitas sosial yang ada saat ini adalah keluarga. Sudah tahu bukan dengan keluarga? Keluarga merupakan kesatuan kelompok yang dibentuk berlandas kasih sayang satu sama lain, tidak ada yang ingin menyakiti.

Bagaimana bentuk keluarga itu sendiri? Bentuk keluarga ini bisa berbentuk; kakek, nenek, ayah, ibu, anak, dan sanak saudara lainnya.

Keluarga sebenarnya merupakan bagian yang universal. Keluarga ini terbentuk karena adanya ikatan pernikahan sehingga membuat keturunan disatu garis darah. Maka dari itu, sudah tidak mengherankan lagi jika di dalam keluarga terdapat beberapa gejala sosial maupun interaksi.

Sebenarnya, ada fungsi tersendiri di dalam keluarga hal ini telah dipaparkan oleh ahli (Paul & Chester, 1996), sebagai berikut:

  • Seksual, usaha untuk menyalurkan hasrat-hasrat seksual yang mana hal ini berkaitan dengan hubungan badan diantara pasangan pernikahan.
  • Reproduksi, usaha untuk menghasilkan keturunan yang disesuaikan dengan harapan suami istri.
  • Sosialisasi, usaha untuk menanamkan nilai sosialisasi yang sesuai dengan norma berlaku.
  • Afeksi, usaha untuk menyalurkan rasa kasih dan sayang ke sesama anggota keluarga.
  • Status, usaha untuk menentukan status masing-masing anggota kedudukan atau status, misalnya ayah sebagai kepala keluarga.
  • Perlindungan, usaha untuk melindungi keluarga dari ancaman apapun itu.
  • Ekonomis, usaha untuk menghasilkan segala sesuatu yang dirasa penting di dalam keluarga.

Masyarakat

Bentuk realitas sosial adalah masyarakat. Masyarakat sendiri memiliki arti sebagai bersama-sama. Apakah sudah mendapatkan gambaran mengenai pengertian masyarakat?

Masyarakat adalah sekumpulan orang yang berada disuatu tempat, dimana mereka menjunjung suatu nilai yang telah tertanam sedari dulu. Sebenarnya, masyarakat ini mempunyai beberapa tafsiran lain yang seharusnya diketahui.

Tafsiran lain dari masyarakat adalah sekelompo manusia yang mana telah lama hidup dan sudah banyak melakukan kerja sama sehingga mampu mengorganisasikan sesuatu (Soerjono Soekamto, 1989).

Dalam penafsiran dan pengertian mengenai masyarakat, dapat ditarik sebuah kesimpulan mengenai unsur-unsur masyarakat, sebagai berikut:

  • Kelompok yang dibuat oleh masyarakat kebanyakan tetap.
  • Masyarakat hidup dalam waktu yang cukup lama dan telah menempati suatu tempat.
  • Peraturan di dalam kehidupan masyarakat berlaku.

Komunitas

Siapa yang tidak tahu dengan komunitas? Sebagian besar sudah paham dengan pemahaman mengenai komunitas.

Apakah sudah tahu terbentuknya suatu komunitas? Komunitas ini terbentuk karena kesamaan dalam tempat tinggal serta hubungan yang ada di dalam masyarakat, hubungan atas rasa solidaritas, Perasaan yang tertanam dalam masyarakat (Solidaritas) ini dinamakan sebagai community sentiment.

Apakah sudah tahu dengan beberapa unsur dari community sentiment? Inilah unsur-unsur yang berlaku, sebagai berikut:

  • Satu perasaan, ada banyak kelompok yang mempunyai satu rasa. Rasa yang sudah dipupuk dalam waktu lama ini menimbulkan rasa solidaritas yang tinggi.
  • Satu tanggungan, setiap anggota komunitas mempunyai perannya masing-masing. Sehingga, setiap anggota di dalam komunitas sudah ada kedudukan dan peran yang harus dijalankan. Misalnya, dalam komunitas bola ada satu orang yang menjadi ketua penanggung jawab.
  • Saling membutuhkan satu sama lain, manusia tidak dapat bisa hidup sendiri. Maka dari itu, perlu interaksi. Dalam komunitas ini setiap anggotanya mempunyai kelebihan dan kekurangan satu sama lain, sehingga apabila kekurangan tersebut tidak dapat diatasi maka anggota lain akan membantu.

Asosiasi

Asosiasi adalah bentuk realitas sosial yang mana menunjukkan kesamaan dalam menggapai tujuan atau kepentingan tertentu. Misalnya, kesamaan dalam hobi, pekerjaan, ideologi, pola pikir, dan sebagainya.

Dalam bentuk realitas ini ada yang namanya kepemimpinan. Ada sistem kepemimpinan di dalam asosiasi diantaranya yaitu dilihat dari wibawa dan kharisma serta menjunjung tinggi asas wewenang serta hukum.

Tetangga

Bentuk realitas ini sudah banyak diketahui, bentuk realitas yang mengarah pada tetangga. Sudah tahu bukan dengan tetangga?

Kurang lebihnya tetangga adalah seseorang yang menempati suatu wilayah dimana berdekatan dengan kondisi kita saat ini. Tetangga biasanya ini saling bahu-membahu apabila ada yang membutuhkan bantuan. Bahkan, ada kalanya tetangga saling berbagai sesuatu kepada orang yang ada didalam cakupannya.

Suku

Sudah tahu dengan pengertian suku? Suku adalah gabungan sosialitas yang mana terdapat perbedaan di dalam kondisi sosial lainnya. Misalnya, ada perbedaan diantara masyarakat suku Jawa dengan suku Betawi.

Kerabat

Bentuk realitas sosial terakhir ada kerabat. Kerabat adalah seseorang yang berkelompok karena adanya hubungan darah, seperti halnya keluarga jauh.

Itulah tujuh bentuk realitas sosial yang seharusnya diketahui semua orang. Hidup di dunia tidak bisa terlepas dari sosialisasi dan realitas sosial yang berlaku disuatu tempat.

The post Ketahui 7 Bentuk Realitas Sosial serta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dampak Positif dan Negatif Gejala Sosial yang Perlu Diketahui https://haloedukasi.com/dampak-positif-dan-negatif-gejala-sosial Mon, 15 Aug 2022 04:07:12 +0000 https://haloedukasi.com/?p=37825 Manusia merupakan makhluk sosial. Yang mana masih memerlukan bantuan dari orang lain untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Namun seringkali interaksi yang tercipta menimbulkan permasalahan sosial yang dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti adanya perbedaan pendapat, perbedaan norma dan lain sebagainya. Permasalahan permaaslahan seperti itulah yang disebut sebagai gejala sosial. Secara umum, gejala sosial merupakan suatu peristiwa […]

The post Dampak Positif dan Negatif Gejala Sosial yang Perlu Diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Manusia merupakan makhluk sosial. Yang mana masih memerlukan bantuan dari orang lain untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Namun seringkali interaksi yang tercipta menimbulkan permasalahan sosial yang dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti adanya perbedaan pendapat, perbedaan norma dan lain sebagainya.

Permasalahan permaaslahan seperti itulah yang disebut sebagai gejala sosial. Secara umum, gejala sosial merupakan suatu peristiwa yang ditandai dengan munculnya permasalahan permasalahan di masyarakat yang menyangkut nilai sosial ataupun moral. Gejala sosial bisa menciptakan adanya gesekan gesekan diantara masyarakat yang bisa menimbulkan perubahan sosial.

Gejala sosial yang terjadi apabila tidak diselesaikan segera akan menimbulkan kekacauan besar yang berdampak pada masyarakat pula. Walaupun begitu, gejala sosial yang terjadi masih memiliki beberapa dampak positif bagi masyarakat. Berikut dampak positif dan dampak negatif gejala sosial yang perlu diketahui.

Dampak Positif Gejala Sosial

Berikut dampak positif dari terjadinya gejala sosial yang perlu diketahui.

  • Menciptakan Norma Baru

Seringkali tanpa disadari terjadinya gejala gejala sosial ini lebih dikarenakan aturan atau norma yang ada sudah tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman. Yang mana tingkah laku serta kebutuhan masyarakat sudah berubah drastis dibandingkan dengan sebelumnya.

Semua aturan dan norma yang ada tidak lagi sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat sehingga adanya tidak lagi efektif untuk diterapkan dan dijadikan sebagai pedoman.

Permasalahan atau gejala sosial yang muncul terkait dengan perbedaan yang ada bisa menjadi dorongan untuk masyarakat menciptakan dan memperbarui kembali norma dan aturan sosialnya.

Sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat kini. Karena nyatanya aturan ataupun nomra sifatnya mengikuti perkembangan zaman bukan.

  • Munculnya Diferensisasi Struktural

Semakin banyak gejala sosial yang muncul akibat kurangnya kompetensi suatu lembaga menangani kelompok masyarakat tertentu menjadi pukulan tersendiri bagi masyarakat.

Perkembangan zaman yang ada membuat tingkatan struktural yang ada di masyarakat menjadi lebih kompleks dibandingkan dengan sebelumnya. Untuk mengendalikan itu lembaga penanganannya pun perlu dibagi lagi menjadi lebih spesifik.

Dibagi sesuai dengan kebutuhan dan struktur masyarakatnya. Sehingga semuanya menjadi lebih terstrukturisasi secara sistematis dan menciptakan kenyamanan bagi semua masyarakatnya.

  • Meningkatnya Kesadaran Akan Pentingnya Pendidikan

Gejala sosial yang ada tak jarang disebabkan oleh kurang pahamnya masyarakat terhadap suatu hal. Hal itu menjadi dorongan bagi mereka untuk bisa terus mengembangkan pengetahuannya agar tidak menimbulkan permasalahan nantinya.

Semakin sadar masyarakat akan pentingnya pendidikan akan berdampak pada perkembangan dari pola pikir masyarakatnya pula. Masyarakat yang cerdas tidak akan membuat masalah masalah yang berdampak pada kekacauan bukan?

  • Tingginya Kesadaran Terhadap Dunia Politik

Segala gejala sosial yang muncul haruslah diselesaikan dengan pikiran terbuka dan musyawarah yang demokratis. Hal ini akan menciptakan keputusan dan kesepakatan yang bisa diterima baik oleh semua kalangan.

Masyarakat yang berpikiran luas dan terdidik tentunya sadar akan hal ini bahwa semua gejala sosial yang ada tidak perlu diselesaikan dengan kekerasan.

Masyarakat hanya perlu menyadari bahwa demokrasi dalam praktik politik sangatlah penting untuk keberlangsungan hidup bermasyarakat, terlebih untuk memutuskan permasalahan yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak.

  • Mendukung Perkembangan Indutrialisasi

Kesadaran masyarakat untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi, tentunya akan sangat berdampak pada perkembangan zaman. Dengan perlahan namun pasti zaman akan berubah ke masa industrialisasi dengan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang dari waktu ke waktu.

Akan banyak sekali ide dan gagasan yang muncul terkait dengan pengembangan alat produksi, pengembangan produk dan lain sebagainya. Yang mana akan membawa perubahan sosial yang cukup besar di masyarakat. Namun dengan begitu semua kebutuhan dan keinginan masyarakat akan mudah saja untuk direalisasikan.

  • Perlindungan Terhadap Kebebasan

Yang terpenting dalam hidup bermasyarakat adalah adanya rasa saling menghargai dan menghormati antara satu dengan yang lainnya. Prinsip bahwa semua orang pasti memiliki ide dan gagasannya masing masing harus benar benar ditanamkan dalam dalam.

Dengan kesadaran yang tinggi akan hal tersebut kehidupan masyarakat akan jauh sekali dari permasalahan dan gejala sosial lainnya. Namun yang perlu diingat ialah walaupun setiap individu memiliki haknya masing masing, tetaplah untuk bisa membatasi diri dengan tidak mendominasi dari yang lainya atau bahkan melanggar hak dari pihak lainnya.

Dampak Negatif Gejala Sosial

Adapun beberapa dampak negatif dari gejala sosial yang harus dihindari adanya.

  • Menimbulkan Penyimpangan Sosial di Masyarakat

Berbagai bentuk gejala sosial yang tidak ditangani akan berdampak pada terjadinya berbagai kekacauan hingga penyimpangan sosial di masyarakat.

Baik gejala sosial yang remeh hingga gejala sosial yang besar haruslah ditanagi dengan segera agar tidak menimbulkan kekacauan seperti tingginya angka kemiskinan masyarakat yang diimbangi dengan tingginya angka kriminalitas, kenakalan remaja dan tindakan merugikan lainnya.

  • Meningkatkan Kekerasan di Kalangan Masyarakat

Gejala sosial yang terjadi tak jarang berkembang menjadi konflik sosial yang mengarah pada kekerasan. Bahkan tak jarang masyarakat menyelesaikan berbagai permasalahannya tersebut dengan kekerasan, seperti tawuran antar warga, adu bacok satu sama lain, dan bentuk kekerasan lainnya.

Oleh karenanya sangat penting bagi masyarakat untuk menanamkan mindset musyawarah yang baik dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang ada.

  • Terjadinya Kesenjangan Sosial

Tingginya angka kemiskinan yang terjadi akibat gejala sosial yang tidak bisa tertangani dengan baik menyebabkan kesenjangan sosial yang terjadi pada masyarakat semakin tinggi.

Belum lagi apabila pemerintah masih tidak bisa mengendalikan dengan baik berbagai akibat dari gejala sosial yang ada, kekacauan akan terjadi dimana mana dan berdampak pada ketahanan dan keamanan negara.

  • Menyebabkan Kerusakan Alam di Berbagai Wilayah

Seperti yang kita tahu saat terjadi kekacauan di masyarakat atau gesekan gesekan kecil yang menimbulkan permasalahan bisa memancing adanya pengerusakan massal terhadap beberapa sumber daya yang ada di sekitarnya.

Dengan emosi yang terus dipelihara masyarakat bisa melakukan pembakaran dan pengrusakan terhadap segala sesuatu yang ada di dekatnya tanpa pandang bulu.

Rumah rumah dibakar, pohon pohon ditebang, beberapa tanaman dihancurkan tanpa berpikir sama sekali.

Hal ini tentunya sangat berdampak pada ekosistem yang ada disekitar. Hanya karena permasalahan sepele yang tidak bisa diselesaikan dengan baik bisa berdampak segitu besarnya bagi kelestarian lingkungan.

The post Dampak Positif dan Negatif Gejala Sosial yang Perlu Diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Karakteristik Gejala Sosial dan Penjelasannya https://haloedukasi.com/karakteristik-gejala-sosial Mon, 31 May 2021 04:36:37 +0000 https://haloedukasi.com/?p=23437 Gejala sosial merupakan sebuah fenomena yang terjadi karena adanya interaksi antarindividu dalam masyarakat. Gejala sosial akan terus ada seiring dengan perkembangan masyarakat. Contoh gejala sosial yaitu, kemiskinan, kriminalitas, ketimpangan sosial, kekerasan dan kenakalan remaja. Gejala sosial memiliki berbagai karakteristik yang perlu dipahami dan dimengerti, yakni sebagai berikut: 1. Sangat Kompleks Gejala sosial bersifat sangat kompleks […]

The post 5 Karakteristik Gejala Sosial dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Gejala sosial merupakan sebuah fenomena yang terjadi karena adanya interaksi antarindividu dalam masyarakat. Gejala sosial akan terus ada seiring dengan perkembangan masyarakat. Contoh gejala sosial yaitu, kemiskinan, kriminalitas, ketimpangan sosial, kekerasan dan kenakalan remaja. Gejala sosial memiliki berbagai karakteristik yang perlu dipahami dan dimengerti, yakni sebagai berikut:

1. Sangat Kompleks

Gejala sosial bersifat sangat kompleks dikarenakan hubungan dan perilaku manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti ekonomi, sosial, politik, agama, budaya, geografis, dan psikologis. Faktor-faktor tersebut bersifat dinamis, tidak dapat dikontrol dengan mudah, dan tidak universal (umum). Hal tersebut menyebabkan perilaku individu sangat bergama dan kompleks.

2. Beranekaragam

Berbeda dengan gejala alam yang dapat dikelompokkan dengan mudah, gejala sosial memiliki bentuk beranekaragam karena menunjukkan berbagai sifat dan karakteristik yang berbeda. Contohnya yaitu gejala ekonomi, sosial, budaya, politik, dan agama. Keberagaman tersebut menyebabkan gejala sosial menjadi sangat kompleks.

3. Tidak Bersifat Universal

Gejala sosial tidak bersifat universal dikarenakan hubungan antarindividu dalam masyarakat mayoritas diatur dan dipengaruhi oleh kondisi budaya suatu masyarakat. Setiap kebudayaan memiliki berbagai macam sifat dan ciri-ciri yang berbeda.

4. Bersifat Dinamis

Perilaku dan tindakan individu dalam masyarakat cenderung berubah dengan sangat cepat. Contohnya tren makanan dan minuman yang setiap tahun berubah.

5. Tidak Mudah Dimengerti

Berbeda dengan gejala alam yang mudah dipahami, gejala sosial sangat sulit dipahami. Hal tersebut dikarenakan wujud perilaku dan hubungan antarindividu bersifat abstrak, yang artinya tidak berwujud, dirasakan, dilihat, dan diukur.

The post 5 Karakteristik Gejala Sosial dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
3 Bentuk Gejala Sosial Berdasarkan Penyebabnya yang Perlu dipahami https://haloedukasi.com/bentuk-gejala-sosial-berdasarkan-penyebabnya Wed, 07 Apr 2021 04:56:05 +0000 https://haloedukasi.com/?p=23696 Gejala sosial merupakan fenomena yang timbul akibat adanya interaksi sosial antarindividu dalam masyarakat. Gejala sosial yang terjadi dapat menimbulkan berbagai permasalahan sosial yang mengganggu, merugikan, dan membahayakan orang lain. Berdasarkan penyebabnya, gejala sosial dibagi menjadi tiga bentuk yaitu gejala sosial akibat pengaruh penyimpangan sosial, heterogenitas sosial, dan perubahan sosial.   1. Gejala Sosial akibat Pengaruh […]

The post 3 Bentuk Gejala Sosial Berdasarkan Penyebabnya yang Perlu dipahami appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Gejala sosial merupakan fenomena yang timbul akibat adanya interaksi sosial antarindividu dalam masyarakat. Gejala sosial yang terjadi dapat menimbulkan berbagai permasalahan sosial yang mengganggu, merugikan, dan membahayakan orang lain.

Berdasarkan penyebabnya, gejala sosial dibagi menjadi tiga bentuk yaitu gejala sosial akibat pengaruh penyimpangan sosial, heterogenitas sosial, dan perubahan sosial.  

1. Gejala Sosial akibat Pengaruh Penyimpangan Sosial

Menurut Robert M. Z. Lawang, penyimpangan sosial adalah semua tindakan yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial. Perilaku menyimpang dapat menimbulkan berbagai gejala sosial, baik yang bersifat positif atau negatif.

Penyimpangan sosial positif dapat memicu pergeseran peran, misalnya perempuan identik dengan hanya memiliki peran di ranah domestik saja, seperti mencuci, memasak, dan mengasuh anak. Namun, seiring dengan perkembangan masyarakat, perempuan saat ini juga dapat memiliki karir di sektor publik seperti halnya laki-laki. Sementara itu, penyimpangan sosial negatif dapat menyebabkan berbagai bentuk gejala sosial, misalnya ketimpangan sosial yang dapat menimbulkan masalah sosial kriminalitas, kekerasan, dan kemiskinan.

2. Gejala Sosial akibat Heterogenitas Sosial

Heterogenitas sosial merupakan keanekaragaman anggota masyarakat yang terdiri dari berbagai latar belakang yang berbeda. Segala bentuk aktivitas dan interaksi antaranggota masyarakat di tengah-tengah perbedaan menimbulkan gejala sosial, yaitu stratifikasi sosial dan diferensiasi sosial.

Stratifikasi sosial merupakan mengelompokkan atau pembedaan anggota masyarakat ke dalam kelompok-kelompok tertentu secara bertingkat, menurut ukuran kekayaan (ekonomi), kehormatan, kekuasaan, dan ilmu pengetahuan. Sementara itu, diferensiasi sosial merupakan penggolongan anggota masyarakat secara horizontal, artinya memiliki kedudukan yang setara dan sejajar. Misalnya, diferensiasi berdasarkan ras, agama, jenis kelamin, suku bangsa, dan profesi.

3. Gejala Sosial akibat Perubahan Sosial

Perubahan sosial menurut Selo Soemardjan adalah perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan yang memengaruhi sistem sosial, termasuk nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Perubahan sosial dapat memengaruhi kondisi masyarakat sehingga menimbulkan gejala sosial. Contoh gejala sosial akibat perubahan sosial yaitu globalisasi, modernisasi, idustrialisasi, westernisasi, kosumerisme, dekandensi moral, culture shock, culture lag, dan hedonisme.

Perubahan sosial dapat terjadi ketika unsur memberikan pengaruh pada unsur imateriel. Contohnya, berkembangnya budaya Kpop ke seluruh penjuru dunia, merupakan unsur material. Sementara itu, bentuk imaterial menekankan pada sikap dan perilaku anggota masyarakat akibat masuknya budaya populer tersebut ke dalam negeri. Oleh sebab itu, masyarakat harus bersikap bijak dalam menyikapi segala bentuk perubahan sosial yang terjadi.  

The post 3 Bentuk Gejala Sosial Berdasarkan Penyebabnya yang Perlu dipahami appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Gejala Sosial: Pengertian dan Contohnya https://haloedukasi.com/gejala-sosial Thu, 16 Jan 2020 09:17:26 +0000 https://haloedukasi.com/?p=3152 Pengertian Gejala Sosial Gejala sosial itu sendiri bermakna sebagai semua jenis permasalahan yang terjadi di masyarakat. Dengan kata lain, gejala sosial adalah hubungan timbal balik antara gejala sosial dan gejala non-sosial akibat adanya interaksi dalam masyarakat. Faktor terbentuknya gejala sosial dipengaruhi oleh dua hal, yaitu faktor kultural dan faktor struktural. Faktor kultural merupakan sebuah nilai […]

The post Gejala Sosial: Pengertian dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Gejala Sosial

Gejala sosial itu sendiri bermakna sebagai semua jenis permasalahan yang terjadi di masyarakat.

Dengan kata lain, gejala sosial adalah hubungan timbal balik antara gejala sosial dan gejala non-sosial akibat adanya interaksi dalam masyarakat.

Faktor terbentuknya gejala sosial dipengaruhi oleh dua hal, yaitu faktor kultural dan faktor struktural.

  • Faktor kultural merupakan sebuah nilai yang telah berkembang dalam masyarakat.
  • Faktor struktural merupakan keadaan yang dapat memengaruhi segala proses yang terjadi dalam interaksi manusia dengan lingkungan sosial.

Kedua faktor inilah yang akhirnya dapat diteliti menggunakan ilmu sosiologi. Gejala sosial itu sendiri terdapat beberapa macam, antara lain gejala ekonomi, budaya, politik, psikologi, lingkungan alam dan demografis.

Untuk masing-masing gejala sosial di atas, sosiologi akan menerapkan cara yang berbeda-beda dalam penelitiannya.

Sosiologi akan tetap melihat bagaimana setiap gejala itu timbul serta bagaimana perilaku manusia yang melakukannya.

Pada dasarnya, sosiologi berporos pada studi tentang perilaku manusia dalam masyarakat.

Para sosiolog akan melihat setiap objek sosiologi dengan berbagai pendekatan yang berbeda-beda. Hal ini bertujuan untuk mendatangkan kesimpulan yang lebih objektif.

Ada sosiolog yang memilih sosiologi kriminal, dimana perilaku penyimpangan manusia menjadi topik bahasannya.

Ada sosiolog yang lebih berminat mengupas tentang kehidupan politik yang terjadi di masyarakat atau lebih menekankan pada bidang sosiologi politik, dan lain sebagainya.

Perbedaan bidang penelitian inilah yang membuat bervariasinya sub-ilmu sosiologi.

Contoh Gejala Sosial

Uraian di atas memberikan gambaran tentang gejala sosial. Banyak gejala sosial yang telah, sedang dan mungkin akan terjadi di kehidupan masyarakat Indonesia.

Gejala sosial sebenarnya tak hanya berupa benturan nilai yang menimbulkan kekacauan dan hal-hal negatif, namun bisa juga dilihat bahwa gejala sosial juga dapat memberikan dampak positif di masyarakat.

Contoh Gejala Sosial yang Bersifat Positif:

  1. Membantu orangtua membersihkan rumah pada saat libur sekolah;
  2. Semakin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan;
  3. Penguasaan teknologi yang semakin meningkat, bahkan di kalangan orang tua;
  4. Timbulnya lembaga-lembaga sosial baru untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang makin beragam;
  5. Meningkatnya kesadaran politik;
  6. Hilangnya kebiasaan buruk politik yang tidak sesuai dengan Pancasila;
  7. Semakin terbuka jalan untuk menjadi pengusaha atau enterpreneur, walau masih dalam sekala kecil;
  8. Banyaknya kegiatan olahraga yang diadakan oleh berbagai pihak, seperti turnamen sepakbola, bulu tangkis, dsb;
  9. Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk mulai mengurangi penggunaan plastik;
  10. Munculnya nilai dan norma yang baru di masyarakat disesuaikan dengan perkembangan zaman.

Contoh Gejala Sosial yang Bersifat Negatif:

  1. Munculnya raja dan ratu baru di daerah Purworejo sebagai akibat munculnya keinginan untuk membuat nilai dan norma baru sesuai keinginan mereka;
  2. Timbulnya demo di Jakarta untuk menuntut pelengseran gubernur DKI Jakarta;
  3. Kebiasaan membuang sampah di sungai sehingga timbul banjir saat hujan deras;
  4. Munculnya kelompok ISIS sebagai dampak radikalisme yang dapat meresahkan masyarakat;
  5. Anak-anak harus bekerja mencari uang untuk membantu orangtua mencari nafkah;
  6. Kepadatan penduduk di perkotaan menyebabkan sulitnya mencari pekerjaan dan berimbas pada banyaknya pengangguran;
  7. Tawuran antar pelajar di kota Jakarta;
  8. Korupsi telah mendarah daging bahkan dikalangan siswa, seperti datang terlambat ke sekolah;
  9. Kurangnya semangat juang para pelajar sehingga masih ada yang menyontek saat ujian;
  10. Gagalnya fungsi keluarga yang ditandai dengan hamil diluar nikah atau buruknya komunikasi dalam keluarga.

Manfaat Hubungan Sosiologi dengan Gejala Sosial

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hubungan ilmu sosiologi dan ilmu lainnya yang berhubungan dengan gejala sosial. Manfaat tersebut antara lain:

  • Memampukan kita untuk memahami keragaman budaya masyarakat, Menumbuhkan jiwa dan semangat sosial yang tinggi,
  • Mendorong terciptanya interaksi sosial antar sesama, dan
  • Membangkitkan kemampuan berpikir kritis dalam urusan kehidupan dengan sesama manusia yang lain.

Secara singkat, hubungan antara sosiologi dengan gejala sosial membangkitkan semangat kemanusiaan dalam kehidupan serta menolong kita untuk hidup lebih manusia dalam berinteraksi dengan sesama.

Setiap keuntungan atau manfaat yang didapat dari hubungan antara ilmu sosial dan gejala sosial itu tergantung pada sub-ilmu sosiologi yang dipelajari atau diterapkan.

Maka pentinglah untuk dipelajari hubungan dari keduanya agar manfaat yang diperoleh dalam kehidupan sehari-sehari bisa berguna dan diterapkan.

The post Gejala Sosial: Pengertian dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>