geografi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/geografi Tue, 06 Feb 2024 02:55:32 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico geografi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/geografi 32 32 Geografi : Pengertian, Sejarah, Objek, Cabang Ilmu, Konsep, dan Contohnya https://haloedukasi.com/geografi Tue, 06 Feb 2024 02:55:26 +0000 https://haloedukasi.com/?p=48039 Geografi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari dan menganalisis aspek keruangan di Bumi serta interaksi antara manusia dan lingkungan. Dengan akar kata yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu “geo” yang berarti Bumi dan “grapho” yang berarti menulis atau menggambarkan. Geografi berfokus pada pemahaman dan pemaparan tentang ruang dan tempat. Artikel ini akan menjelaskan pengertian, sejarah, […]

The post Geografi : Pengertian, Sejarah, Objek, Cabang Ilmu, Konsep, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Geografi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari dan menganalisis aspek keruangan di Bumi serta interaksi antara manusia dan lingkungan. Dengan akar kata yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu “geo” yang berarti Bumi dan “grapho” yang berarti menulis atau menggambarkan.

Geografi berfokus pada pemahaman dan pemaparan tentang ruang dan tempat. Artikel ini akan menjelaskan pengertian, sejarah, objek, cabang ilmu, konsep, dan memberikan contoh-contoh geografi yang mencerminkan kekayaan dan kompleksitas ilmu ini.

Geografi, sebagai disiplin ilmu, tidak hanya berbicara tentang tempat-tempat tertentu di Bumi, tetapi juga melibatkan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana manusia dan lingkungan berinteraksi dalam ruang dan waktu.

Dengan kata lain, geografi mencakup studi tentang lokasi, distribusi, dan interaksi unsur-unsur fisik dan manusiawi di Bumi. Ini mencakup analisis segala sesuatu mulai dari struktur bumi hingga pola migrasi manusia.

Sejarah Perkembangan Geografi

1. Era Klasik

Geografi telah ada sejak zaman kuno, terutama di kalangan peradaban Yunani dan Romawi. Tokoh-tokoh seperti Eratosthenes dan Strabo membentuk dasar-dasar pemikiran geografi klasik. Mereka memetakan wilayah-wilayah yang dikenal pada waktu itu dan mengembangkan konsep-konsep dasar tentang bentuk Bumi dan koordinat geografis.

Perkembangan geografi pada era klasik, yang umumnya merujuk pada periode sebelum Abad Pertengahan (sekitar 800 SM hingga 500 M), sangat dipengaruhi oleh pemikiran dan kontribusi dari tokoh-tokoh penting dalam sejarah ilmu pengetahuan dan peradaban klasik. Berikut adalah gambaran umum tentang perkembangan geografi pada era klasik:

  • Periode Yunani Kuno

Pada abad ke-6 SM, tokoh-tokoh seperti Thales dari Miletus dan Pythagoras mulai memperkenalkan konsep-konsep awal dalam geografi matematika dan astronomi. Pada abad ke-5 SM, Herodotus dikenal sebagai “Bapak Sejarah” dan sering dianggap sebagai salah satu tokoh awal dalam bidang geografi. Dia menulis karya monumentalnya “Historia” yang mencakup deskripsi peradaban dan geografi dunia Yunani dan sekitarnya.

  • Pemetaan dan Pengukuran

Pada abad ke-3 SM, Eratosthenes dari Aleksandria mengembangkan teknik-teknik pemetaan dan pengukuran yang mengesankan. Dia dikenal karena menghitung lingkaran bumi dengan akurasi yang luar biasa menggunakan bayangan dari dua tiang di Alexandria dan Syene (sekarang Aswan).

  • Pengamatan Astronomi dan Geografi

Tokoh-tokoh seperti Hipparchus dan Ptolemy, yang aktif pada abad ke-2 SM hingga abad ke-2 M, melakukan observasi astronomi yang mendalam dan menyusun katalog bintang yang menggambarkan posisi bintang-bintang di langit. Ptolemy juga dikenal karena karyanya “Geographia” yang menyajikan pemetaan dan deskripsi geografis yang luas dari dunia yang diketahui pada masanya.

  • Periode Romawi Kuno

Romawi Kuno mewarisi dan mengembangkan warisan geografis Yunani kuno. Para penjelajah dan penulis Romawi seperti Strabo dan Pliny the Elder memberikan kontribusi penting dalam deskripsi geografis dan etnografis wilayah-wilayah yang diketahui pada masa itu.

  • Pengembangan Pengetahuan tentang Peta dan Topografi

Pada masa itu, pengetahuan tentang pembuatan peta dan topografi terus berkembang. Peta-peta Yunani dan Romawi kuno, meskipun belum sekompleks peta modern, memberikan gambaran yang cukup akurat tentang dunia mereka pada masa itu.

Perkembangan geografi pada era klasik memainkan peran penting dalam mengembangkan pemahaman manusia tentang dunia mereka. Pemikiran dan kontribusi para tokoh tersebut menjadi dasar bagi pengembangan ilmu geografi yang lebih maju pada masa berikutnya.

2. Abad Pertengahan

Pada Abad Pertengahan, pengetahuan geografi terpusat di kalangan ilmuwan Muslim dan ahli geografi Arab seperti Ibn Battuta dan Ibn Khaldun. Mereka menciptakan karya-karya monumental tentang perjalanan dan pengaruh lingkungan terhadap kehidupan manusia.

Perkembangan geografi pada Abad Pertengahan (sekitar 500 M hingga 1500 M) dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk penemuan baru, pertukaran budaya, dan perkembangan intelektual di berbagai wilayah di dunia. Berikut adalah gambaran umum tentang perkembangan geografi pada Abad Pertengahan:

  • Pertumbuhan dan Penyebaran Islam

Perkembangan geografi pada Abad Pertengahan sangat dipengaruhi oleh ekspansi Islam. Ilmuwan Muslim seperti Al-Idrisi, Ibn Battuta, dan Ibn Khaldun melakukan perjalanan luas dan membuat catatan yang mendalam tentang geografi dan budaya di berbagai wilayah di seluruh dunia Islam.

  • Pusat Pembelajaran di Dunia Islam

Pusat-pusat pembelajaran seperti Baghdad, Cordoba, dan Timbuktu menjadi tempat penting bagi pertukaran pengetahuan geografis, ilmiah, dan budaya. Universitas dan perpustakaan di kota-kota ini menjadi pusat pemikiran dan penelitian yang memajukan pemahaman tentang geografi.

  • Pemeliharaan Karya-Karya Klasik

Selama Abad Pertengahan, karya-karya klasik dari masa Yunani dan Romawi Kuno, seperti karya Ptolemy, dipelajari dan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, Latin, dan bahasa-bahasa lainnya. Hal ini membantu dalam penyebaran dan pengembangan pengetahuan geografi di dunia Islam dan Eropa.

  • Penjelajahan dan Penemuan Baru

Pada akhir Abad Pertengahan, penjelajahan dan penemuan baru, seperti perjalanan Marco Polo ke Asia dan penjelajahan bangsa-bangsa Eropa ke Amerika, membawa pengetahuan baru tentang geografi dunia. Ini memperluas pemahaman manusia tentang wilayah-wilayah yang sebelumnya belum terjangkau.

  • Karya-Karya Geografi Eropa

Di Eropa, karya-karya seperti “Geographia” oleh Claudius Ptolemaeus (Ptolemy) dan “The Travels of Sir John Mandeville” memberikan informasi penting tentang geografi dunia pada Abad Pertengahan.

  • Perkembangan Kartografi

Kartografi, atau ilmu pembuatan peta, berkembang pesat selama Abad Pertengahan. Peta-peta yang lebih akurat dan rinci mulai dibuat, meskipun masih menggunakan proyeksi yang belum sempurna.

Perkembangan geografi pada Abad Pertengahan mencerminkan pertukaran budaya dan pengetahuan antara berbagai peradaban di dunia Islam, Eropa, dan wilayah lainnya. Ini memainkan peran penting dalam pembentukan pemahaman manusia tentang dunia mereka dan membuka jalan bagi penemuan dan penjelajahan yang lebih lanjut pada masa berikutnya.

3. Renaissance

Perkembangan geografi pada masa Renaissance, yang merupakan periode kebangkitan budaya dan intelektual di Eropa pada kira-kira abad ke-14 hingga abad ke-17, membawa dampak signifikan pada pemahaman manusia tentang dunia mereka. Berikut adalah beberapa poin penting dalam perkembangan geografi selama masa Renaissance:

  • Pemulihan Karya Klasik

Selama Renaissance, karya-karya klasik dari masa Yunani dan Romawi Kuno kembali dipelajari dan dipopulerkan di Eropa. Karya-karya geografi Ptolemy dan penjelajahan sebelumnya, seperti catatan Marco Polo tentang perjalanannya ke Asia, menjadi sumber penting pengetahuan geografis bagi para ilmuwan Renaissance.

  • Penemuan Baru dan Ekspansi Eropa

Penemuan-penemuan baru dan ekspansi Eropa ke dunia baru, termasuk penjelajahan Christopher Columbus ke Amerika pada tahun 1492, membawa perubahan dramatis dalam pemahaman geografi. Informasi baru tentang benua-benua dan lautan yang sebelumnya tidak diketahui membuka jalan bagi perubahan mendasar dalam pemetaan dan pemahaman tentang bentuk bumi.

  • Pemetaan dan Kartografi

Pada masa Renaissance, teknik-teknik baru dalam pembuatan peta mulai dikembangkan. Ilmuwan seperti Gerardus Mercator mengembangkan proyeksi peta yang baru, yang memungkinkan representasi yang lebih akurat dari permukaan bumi pada peta-peta mereka. Peta-peta dari masa Renaissance menjadi lebih rinci dan lebih terperinci daripada sebelumnya.

  • Pusat Pembelajaran dan Perpustakaan

Pusat-pusat pembelajaran seperti Universitas Oxford, Universitas Paris, dan Universitas Bologna di Eropa menjadi tempat penting bagi pertukaran ide dan pengetahuan geografis. Perpustakaan di kota-kota seperti Firenze dan Venesia juga menjadi tempat penyimpanan karya-karya geografis yang penting.

  • Perkembangan Pengetahuan Tentang Anatomi Bumi

Ilmuwan Renaissance seperti Leonardo da Vinci dan Galileo Galilei memainkan peran penting dalam perkembangan pemahaman tentang struktur dan sifat fisik bumi. Observasi mereka tentang alam semesta, termasuk pergerakan planet-planet dan penelitian tentang fenomena alam, membawa kontribusi penting dalam pemahaman tentang geografi fisik.

  • Catatan Perjalanan dan Jurnal

Para penjelajah dan peneliti pada masa Renaissance sering kali mencatat catatan perjalanan mereka dan menyusun jurnal yang mendetail tentang tempat-tempat yang mereka jelajahi. Catatan-catatan ini memberikan informasi penting tentang geografi regional dan budaya di wilayah-wilayah yang baru dieksplorasi.

Perkembangan geografi pada masa Renaissance membawa perubahan yang signifikan dalam cara manusia memahami dan memetakan dunia mereka. Pemulihan karya-karya klasik, penemuan baru, dan pengembangan teknik pemetaan membawa geografi Eropa ke tingkat baru yang penting dalam sejarah ilmu pengetahuan.

Periode Renaissance membawa kebangkitan kembali pemikiran geografis di Eropa. Tokoh seperti Gerardus Mercator dan Martin Waldseemüller memberikan kontribusi besar dengan pembuatan peta-peta yang lebih akurat. Selama masa ini, penemuan-penemuan baru dan eksplorasi juga memainkan peran penting dalam pengembangan geografi.

  • Abad Ke-19 dan Ke-20

Perkembangan geografi pada abad ke-19 dan ke-20 mengalami transformasi besar akibat industrialisasi, kolonialisme, perkembangan teknologi, globalisasi, serta perubahan sosial dan politik yang signifikan di seluruh dunia.

Berikut adalah gambaran umum tentang perkembangan geografi pada periode tersebut:

  • Abad ke-19
    • Pemetaan Kolonial. Pada abad ke-19, pemetaan kolonial menjadi fokus utama bagi banyak negara Eropa yang sedang mengalami ekspansi ke wilayah-wilayah baru di Asia, Afrika, dan Amerika. Pemetaan ini tidak hanya melibatkan survei dan pemetaan fisik wilayah-wilayah baru, tetapi juga pembuatan peta administratif dan politik yang membagi wilayah-wilayah tersebut sesuai kepentingan kolonial.
    • Ekspedisi Ilmiah. Abad ke-19 menyaksikan berbagai ekspedisi ilmiah yang dilakukan oleh negara-negara Eropa dan Amerika Utara untuk menjelajahi dan memetakan wilayah-wilayah yang belum terjamah, seperti wilayah Arktik, Afrika, dan Pasifik Selatan. Contohnya adalah ekspedisi penelitian geografi Alexander von Humboldt di Amerika Selatan dan ekspedisi penjelajahan David Livingstone di Afrika.
    • Pemikiran Geografi Modern. Abad ke-19 menjadi periode penting dalam perkembangan pemikiran geografi modern. Para ahli geografi seperti Friedrich Ratzel dan Sir Halford John Mackinder mulai mengembangkan teori-teori tentang pengaruh lingkungan fisik terhadap pembentukan masyarakat dan peradaban, serta teori-teori tentang geopolitik dan kekuatan geopolitik.
  • Abad ke-20
    • Perkembangan Teknologi. Abad ke-20 ditandai oleh kemajuan teknologi yang mengubah cara geografi dipelajari dan dipahami. Penggunaan teknologi baru seperti fotografi udara, satelit, dan sistem informasi geografis (SIG) memungkinkan pembuatan peta yang lebih akurat, analisis spasial yang lebih mendalam, dan pemahaman yang lebih baik tentang fenomena geografis.
    • Globalisasi. Proses globalisasi yang semakin berkembang di abad ke-20 membawa dampak besar pada studi geografi. Perubahan dalam perdagangan, migrasi manusia, transportasi, dan interaksi antarbangsa memicu studi tentang globalisasi spasial, ekonomi global, dan pengaruh geografis dalam politik dan budaya global.
    • Penelitian Lapangan dan Eksplorasi Antariksa. Abad ke-20 juga menjadi masa di mana penelitian lapangan dalam geografi semakin ditekankan, dengan penelitian yang lebih dalam tentang lingkungan alam, sumber daya alam, dan pemahaman tentang interaksi manusia dengan lingkungannya. Selain itu, penjelajahan antariksa dan penelitian tentang planet lain di tata surya membawa kontribusi penting dalam pemahaman kita tentang geografi luar angkasa.
    • Pemikiran Geografis Modern. Di abad ke-20, pemikiran geografis semakin berkembang dengan munculnya berbagai paradigma dan pendekatan baru, termasuk humanisme geografis, teori pemikiran kritis, feminisme geografis, dan ekologi politik. Ini membawa keragaman dan kompleksitas dalam studi geografi modern.

Perkembangan geografi pada abad ke-19 dan ke-20 mencerminkan kompleksitas dan transformasi yang terjadi dalam studi tentang bumi dan manusia di atasnya. Dengan pengaruh dari berbagai faktor seperti teknologi, globalisasi, dan perubahan sosial-politik, disiplin geografi terus berkembang untuk menghadapi tantangan dan kesempatan baru di era modern.

Abad ke-19 dan ke-20 melihat perkembangan cepat dalam metode dan konsep geografi. Pemetaan topografi, survei, dan teknologi baru seperti fotografi udara menjadi bagian integral dari penelitian geografis. Ilmuwan-ilmuwan seperti Alfred Wegener dengan teori pergeseran benua dan Halford Mackinder dengan teori “Pivot of History” juga memberikan kontribusi besar pada pemahaman geografi global.

Objek Kajian Geografi

Geografi sebagai ilmu multidisiplin memiliki berbagai objek kajian yang mencakup aspek-aspek berikut:

1. Fisik (Geografi Fisik)

  • Iklim dan Cuaca: Mempelajari pola iklim dan perubahan cuaca di berbagai wilayah.
  • Geomorfologi: Menyelidiki bentuk lahan, seperti gunung, lembah, dan dataran.
  • Hidrografi: Memahami distribusi dan pergerakan air di Bumi, termasuk sungai dan danau.

2. Manusia (Geografi Manusia)

  • Pemukiman dan Urbanisasi: Meneliti pola pemukiman manusia dan pertumbuhan kota.
  • Ekonomi dan Pembangunan: Menganalisis distribusi sumber daya dan faktor ekonomi di berbagai daerah.
  • Sosiokultural: Menyelidiki hubungan antara manusia dan budaya mereka serta dampaknya terhadap lingkungan.

3. Regional (Geografi Regional)

  • Pengkajian Regional: Meneliti karakteristik dan pola geografis di suatu wilayah tertentu.
  • Pembangunan Regional: Menganalisis ketidaksetaraan dan upaya pembangunan di tingkat regional.

Cabang-cabang Ilmu Geografi

Geografi terbagi menjadi beberapa cabang ilmu yang lebih spesifik, yang membantu mendalami berbagai aspeknya:

1. Geografi Fisik

  • Geomorfologi: Studi tentang bentuk dan struktur permukaan Bumi.
  • Klimatologi: Pemahaman tentang iklim dan cuaca.
  • Hidrografi: Kajian tentang perairan di Bumi, termasuk sungai dan laut.

2. Geografi Manusia

  • Ekonomi Geografi: Analisis tentang distribusi dan pemanfaatan sumber daya ekonomi.
  • Geografi Perkotaan: Meneliti pola kota dan pengaruh urbanisasi.
  • Migrasi dan Mobilitas: Mempelajari pergerakan manusia dari satu tempat ke tempat lain.

3. Geografi Regional

  • Pengkajian Regional: Meneliti karakteristik dan perbedaan antar wilayah.
  • Pembangunan Regional: Menganalisis upaya pembangunan di tingkat regional.
  • Geopolitik: Memahami hubungan antara ruang dan politik.

4. Geografi Sosial

  • Sosiologi Lingkungan: Menyelidiki interaksi manusia dengan lingkungan.
  • Geografi Kesehatan: Analisis dampak lingkungan terhadap kesehatan manusia.
  • Kajian Tempat dan Identitas: Pemahaman tentang bagaimana manusia memberikan makna pada tempat dan ruang.

5. Geografi Teknis

  • Sistem Informasi Geografis (SIG): Pemanfaatan teknologi untuk menganalisis dan memetakan data geografis.
  • Penginderaan Jauh: Penggunaan teknologi satelit dan pesawat udara untuk memahami dan memetakan permukaan Bumi.
  • Pemetaan: Pembuatan peta yang akurat dan representatif.

Konsep-konsep Utama dalam Geografi

1. Lokasi

Lokasi adalah konsep pokok dalam geografi yang merujuk pada posisi suatu tempat di Bumi. Lokasi dapat diidentifikasi melalui koordinat geografis atau dengan menggambarkan hubungan spasialnya dengan tempat lain.

2. Interaksi Manusia-Lingkungan

Konsep ini menyoroti hubungan dinamis antara manusia dan lingkungan tempat mereka tinggal. Interaksi manusia-lingkungan mencakup adaptasi, modifikasi, dan dampak lingkungan terhadap manusia.

3. Persebaran dan Pemusatan

Merujuk pada distribusi unsur-unsur geografis di suatu wilayah. Persebaran dapat bersifat merata, acak, atau terpusat, dan pemusatan berkaitan dengan fokus atau titik sentral dalam suatu wilayah.

4. Keterkaitan Regional

Menyoroti hubungan dan interaksi antar wilayah. Keterkaitan regional menggambarkan bagaimana suatu wilayah dapat memengaruhi wilayah lain melalui perdagangan, migrasi, atau pertukaran informasi.

5. Globalisasi

Konsep ini mencerminkan interkoneksi dunia yang semakin erat melalui pertukaran ekonomi, teknologi, dan budaya. Globalisasi memiliki dampak signifikan terhadap dinamika geografis di berbagai belahan dunia.

Contoh-contoh Penerapan Konsep Geografi

  • Pemanfaatan SIG dalam Pengelolaan Bencana: Sistem Informasi Geografis digunakan untuk memetakan dan menganalisis potensi risiko bencana serta mengembangkan strategi pengurangan risiko bencana.
  • Analisis Persebaran Populasi: Studi tentang bagaimana populasi manusia tersebar di seluruh dunia, termasuk pertumbuhan penduduk, urbanisasi, dan migrasi.
  • Pemetaan Iklim dan Zonasi Tanaman: Pemetaan pola iklim dan penentuan zona tanaman membantu dalam perencanaan pertanian dan pengelolaan sumber daya alam.
  • Studi Pengaruh Perubahan Iklim pada Lingkungan Pesisir: Geografer mempelajari dampak perubahan iklim, seperti kenaikan permukaan laut, terhadap lingkungan pesisir dan masyarakat yang tinggal di sana.
  • Analisis Urbanisasi dan Pertumbuhan Kota: Penelitian mengenai pertumbuhan kota, perubahan tata guna lahan, dan dampaknya terhadap kualitas hidup penduduk perkotaan.

Geografi adalah ilmu yang mencakup berbagai aspek kehidupan di Bumi, dari fenomena fisik hingga interaksi manusia-lingkungan. Dengan sejarah perkembangannya yang panjang, geografi terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan penemuan baru.

Konsep-konsep utama dalam geografi membantu kita memahami ruang dan tempat dengan cara yang lebih mendalam. Melalui penerapan konsep-konsep ini, geografi memberikan kontribusi besar dalam pemahaman dunia yang kompleks di sekitar kita.

Dengan terus mempelajari dan menerapkan prinsip-prinsip geografi, kita dapat lebih baik menghargai keberagaman dan kompleksitas planet ini serta berkontribusi pada pemahaman dan pemecahan masalah global.

The post Geografi : Pengertian, Sejarah, Objek, Cabang Ilmu, Konsep, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Dampak Positif Letak Geologis Indonesia https://haloedukasi.com/dampak-positif-letak-geologis-indonesia Tue, 03 Oct 2023 09:41:01 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45730 Indonesia, sebagai negara kepulauan yang terletak di antara dua samudra dan di atas sejumlah lempeng tektonik, memiliki letak geologis yang unik dan sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan di dalam negeri. Meskipun sering kali berita tentang bencana alam seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami menjadi sorotan utama, sebenarnya, letak geologis Indonesia juga memiliki […]

The post 5 Dampak Positif Letak Geologis Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Indonesia, sebagai negara kepulauan yang terletak di antara dua samudra dan di atas sejumlah lempeng tektonik, memiliki letak geologis yang unik dan sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan di dalam negeri.

Meskipun sering kali berita tentang bencana alam seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami menjadi sorotan utama, sebenarnya, letak geologis Indonesia juga memiliki dampak positif yang signifikan. Artikel ini akan mengulas beberapa dampak positif dari letak geologis Indonesia yang mungkin kurang dikenal oleh banyak orang.

1. Keanekaragaman Hayati di Seluruh Nusantara

Salah satu dampak positif dari letak geologis Indonesia adalah keanekaragaman hayati yang luar biasa. Hayati sendiri adalah Biodiversitas yang merujuk pada beragam spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme yang ada dalam suatu ekosistem atau wilayah tertentu.

Indonesia adalah salah satu negara megadiversitas di dunia, yang berarti negara ini memiliki beragam spesies tumbuhan dan hewan yang sangat kaya. Letak geologisnya yang terdiri dari berbagai pulau-pulau dan zona ekologi yang berbeda, menciptakan beragam habitat untuk berbagai makhluk hidup.

Misalnya, hutan hujan tropis Indonesia adalah rumah bagi spesies-spesies unik seperti orangutan, harimau Sumatra, dan badak Jawa. Keanekaragaman hayati ini menjadi aset penting dalam menjaga ekosistem global dan mendukung penelitian ilmiah.

2. Sumber Daya Alam yang Melimpah

Letak geologis Indonesia juga memberikan negara ini kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Negara ini dikenal dengan sumber daya tambang seperti minyak, gas alam, batubara, bijih nikel, timah, dan banyak lagi. Kehadiran sumber daya alam ini telah menjadi sumber pendapatan yang signifikan bagi perekonomian Indonesia.

Selain itu, Indonesia juga memiliki lahan pertanian yang subur dan iklim tropis yang mendukung pertanian sepanjang tahun. Ini membuat negara ini menjadi salah satu produsen terkemuka dalam berbagai produk pertanian seperti kelapa sawit, kopi, cokelat, dan rempah-rempah.

Dan Indonesia adalah salah satu eksportir utama dunia untuk produk-produk seperti kelapa sawit, kopi, dan rempah-rempah. Biasanya diekspor secara reguler sepanjang tahun ke berbagai negara, termasuk Tiongkok, India, Uni Eropa, dan negara-negara lainnya.

3. Energi Terbarukan Potensial

Letak geologis Indonesia memberikan potensi besar untuk pengembangan energi terbarukan, terutama panas bumi dan energi surya. Aktivitas vulkanik yang tinggi di Indonesia menciptakan peluang untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).

Saat ini, Indonesia telah menjadi salah satu produsen listrik tenaga panas bumi terbesar di dunia. Dan membawa dampak positif ke ekonomi, lingkungan, maupun sosial. Antara lain sebagai sumber energi bersih, diversifikasi energi, pendapatan negara, pemacu pertumbuhan ekonomi, sampai akses negeri di daerah terpencil.

Selain itu, Indonesia memiliki cuaca tropis sepanjang tahun, yang berarti potensi energi surya yang sangat besar. Dengan investasi yang tepat, penggunaan energi surya dapat meningkat secara signifikan dan membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

4. Pariwisata yang Menarik

dampak positif dari letak geologis Indonesia selanjutnya yaitu pariwisata yang menarik. Indonesia memiliki letak geologis yang memukau, dengan ribuan pulau, gunung berapi, dan pantai yang indah. Hal ini menjadikan negara ini sebagai salah satu tujuan pariwisata terpopuler di dunia.

Wisata alam seperti snorkeling di Pulau Bali, pendakian Gunung Rinjani di Lombok, atau berkunjung ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur semuanya menarik wisatawan dari seluruh dunia. Pariwisata adalah salah satu sektor ekonomi yang tumbuh pesat di Indonesia, menciptakan lapangan kerja dan pendapatan yang signifikan untuk masyarakat lokal.

Selain itu, pariwisata juga membantu dalam pelestarian alam dan budaya, karena meningkatkan kesadaran tentang pentingnya melestarikan lingkungan dan warisan budaya Indonesia.

5. Posisi Strategis dalam Perdagangan Global

Letak geologis Indonesia yang strategis juga memiliki dampak positif dalam perdagangan global. Negara ini berada di persimpangan antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, menjadikannya sebagai jalur perdagangan utama. Pelabuhan-pelabuhan besar seperti Tanjung Priok di Jakarta dan Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya menjadi pintu gerbang perdagangan utama bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Posisi strategis ini memberikan Indonesia keuntungan dalam mengembangkan hub logistik dan distribusi, yang mendukung pertumbuhan ekonomi negara ini dan meningkatkan konektivitas dengan pasar global.

The post 5 Dampak Positif Letak Geologis Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Pengaruh Letak Geomorfologis terhadap Indonesia https://haloedukasi.com/pengaruh-letak-geomorfologis-terhadap-indonesia Tue, 03 Oct 2023 06:24:32 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45725 Indonesia, dengan kekayaan alamnya yang melimpah, adalah salah satu negara yang paling unik di dunia. Faktor utama yang memengaruhi karakteristik geografis dan sosial Indonesia adalah letak geomorfologisnya yang sangat khas. Geomorfologi merujuk pada studi tentang bentuk fisik permukaan bumi dan karakteristiknya, seperti gunung, lembah, dan pulau-pulau. Ini mencakup analisis tentang bagaimana berbagai faktor seperti erosi, […]

The post 7 Pengaruh Letak Geomorfologis terhadap Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Indonesia, dengan kekayaan alamnya yang melimpah, adalah salah satu negara yang paling unik di dunia. Faktor utama yang memengaruhi karakteristik geografis dan sosial Indonesia adalah letak geomorfologisnya yang sangat khas.

Geomorfologi merujuk pada studi tentang bentuk fisik permukaan bumi dan karakteristiknya, seperti gunung, lembah, dan pulau-pulau. Ini mencakup analisis tentang bagaimana berbagai faktor seperti erosi, endapan, dan aktivitas geologi memengaruhi bentuk daratan, gunung, lembah, sungai, dan lainnya.

Dalam kasus Indonesia, letak geomorfologisnya memiliki dampak yang signifikan pada iklim, keanekaragaman hayati, dan kehidupan sehari-hari penduduknya.Indonesia, dengan kekayaan alamnya yang melimpah, adalah salah satu negara yang paling unik di dunia.

Geomorfologi sangat penting untuk Indonesia karena negara ini terletak di zona tumbukan antara lempeng tektonik Eurasia, Pasifik, dan Indo-Australia Faktor utama yang memengaruhi karakteristik geografis dan sosial Indonesia adalah letak geomorfologisnya yang sangat khas.

1. Iklim yang Beragam

Salah satu pengaruh utama dari letak geomorfologis Indonesia seperti yang di jelaskan di paragraf sebelumnya adalah iklim yang beragam di seluruh wilayahnya. Negara ini terletak di antara dua samudra besar, yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, serta garis khatulistiwa. Hal ini menyebabkan Indonesia terkena berbagai pengaruh iklim, termasuk musim hujan dan musim kemarau yang ekstrem.

Di wilayah barat seperti Sumatera dan Jawa, curah hujan tinggi sering terjadi, sementara di wilayah timur seperti Papua, iklimnya lebih kering. Letaknya yang strategis di Samudra Pasifik juga membuat Indonesia rentan terhadap bencana alam, seperti gempa bumi dan tsunami.

2. Keragaman Pulau dan Pegunungan

Salah satu aspek paling mencolok dari geomorfologi Indonesia adalah kehadiran lebih dari 17.000 pulau, yang membentang sepanjang 5.120 km dari Sabang hingga Merauke. Pulau-pulau ini terbentuk akibat aktivitas tektonik, dan mereka memiliki dampak besar terhadap iklim, flora, fauna, dan budaya negara ini.

Pulau-pulau besar seperti Sumatra, Jawa, dan Kalimantan didominasi oleh pegunungan yang menjulang tinggi. Pegunungan ini menciptakan kondisi iklim yang beragam, mulai dari hutan hujan tropis hingga daerah pegunungan yang dingin. Keberadaan pegunungan juga memengaruhi pola curah hujan, yang penting untuk pertanian dan sumber daya air.

3. Vulkanisme dan Kemungkinan Bencana Alam

Indonesia terletak di sepanjang Cincin Api Pasifik, sebuah zona di mana lempeng tektonik bertemu, menciptakan banyak gunung berapi aktif. Letusan gunung berapi seperti Gunung Merapi dan Gunung Agung seringkali terjadi, mengancam keselamatan penduduk setempat dan lingkungan. Namun, vulkanisme juga memberikan keuntungan dalam bentuk tanah yang subur dan lahan pertanian yang subur.

4. Pantai yang Tak Terbatas

Dengan lebih dari 54.000 km garis pantai, Indonesia adalah salah satu negara dengan pantai terpanjang di dunia. Garis pantai yang panjang ini menciptakan potensi besar untuk sektor pariwisata, namun juga meningkatkan risiko dari banjir, erosi pantai, dan dampak perubahan iklim lainnya. Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk menjaga dan melindungi ekosistem pantai yang rentan ini.

5. Keanekaragaman Hayati yang Luar Biasa

Negara ini terdiri dari ribuan pulau dengan berbagai tipe ekosistem, mulai dari hutan hujan tropis, savana, hingga terumbu karang bawah laut. Ini membuat Indonesia menjadi salah satu negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia.

Hutan hujan tropisnya adalah rumah bagi berbagai jenis flora dan fauna endemik, seperti orangutan, harimau Sumatera, dan komodo. Terumbu karangnya juga merupakan tempat tinggal bagi berbagai spesies ikan yang indah. Letak geomorfologis yang kaya ini membuat Indonesia menjadi tujuan utama bagi peneliti dan pecinta alam.

6. Terumbu Karang yang Menakjubkan

Indonesia adalah rumah bagi terumbu karang terbesar kedua di dunia setelah Australia. Terumbu karang ini tidak hanya memperkaya keanekaragaman hayati laut, tetapi juga menjadi daya tarik utama bagi penyelam dan wisatawan yang ingin mengeksplorasi keindahan bawah laut Indonesia. Dan menjadi salah satu keuntungan letak geografis Indonesia hingga saat ini.

7. Transportasi dan Konektivitas

Letak geomorfologis juga berdampak pada infrastruktur dan konektivitas di Indonesia. Dengan sejumlah besar pulau yang harus dihubungkan, transportasi laut menjadi sangat penting. Pelabuhan-pelabuhan besar seperti Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta menjadi pusat ekonomi karena peran mereka dalam menghubungkan pulau-pulau yang berbeda.

Letak geomorfologis yang unik dari Indonesia memainkan peran besar dalam membentuk karakteristik geografis, iklim, flora, fauna, dan budayanya. Meskipun menimbulkan tantangan seperti bencana alam, kekayaan alam seperti gunung berapi, pantai, dan terumbu karang juga memberikan potensi ekonomi dan ekologi yang besar.

Memahami pengaruh letak geomorfologis terhadap Indonesia ini adalah kunci untuk menghargai keragaman dan kekayaan alam Indonesia serta mengelola sumber daya ini secara berkelanjutan. Penting bagi Indonesia untuk terus melindungi dan mengolah sumber daya alamnya dengan bijak agar bisa meraih potensinya sebagai negara yang kaya akan keindahan alam dan keanekaragaman hayati.

The post 7 Pengaruh Letak Geomorfologis terhadap Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Rumah Adat Bengkulu: Struktur, Ciri & Filosofi https://haloedukasi.com/rumah-adat-bengkulu Sun, 01 May 2022 01:42:52 +0000 https://haloedukasi.com/?p=34196 Rumah adat Bengkulu merupakan sebuah rumah tradisional yang berasal dari Provinsi Bengkulu. Rumah adat Bengkulu dikenal dengan nama rumah adat Bubungan Lima. Hal ini merujuk pada atap rumah yang terdapat sebanyak 5 buah. Rumah adat Bengkulu merupakan rumah tradisional berbentuk panggung. Rumah ini terdapat di wilayah yang dahulunya berada di bawah pengaruh Kerajaan Inderapura dan […]

The post Rumah Adat Bengkulu: Struktur, Ciri & Filosofi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Rumah adat Bengkulu merupakan sebuah rumah tradisional yang berasal dari Provinsi Bengkulu. Rumah adat Bengkulu dikenal dengan nama rumah adat Bubungan Lima. Hal ini merujuk pada atap rumah yang terdapat sebanyak 5 buah.

Rumah adat Bengkulu merupakan rumah tradisional berbentuk panggung. Rumah ini terdapat di wilayah yang dahulunya berada di bawah pengaruh Kerajaan Inderapura dan Kesultanan Banten yang kemudian dikuasai Inggris lalu diserahkan ke Belanda.

Rumah adat Bengkulu begitu terkenal dan menjadi salah satu objek wisata di Provinsi Bengkulu. Sebutan lain untuk rumah adat Bengkulu adalah Bubungan Tinggi, Bubungan Haji, Bubungan Limas, dan Bubungan Jembatan.

Rumah Adat Bengkulu

Rumah adat Bengkulu disesuaikan dengan kondisi yang dialami oleh penduduk yang tinggal di wilayah tersebut.

Bengkulu merupakan wilayah yang dilalui jalur gempa sehingga menjadikan Bengkulu sebagai daerah rawan gempa. Oleh karena itu, struktur bangunan yang dibuat bersifat tahan gempa.

Rumah adat Bengkulu Bubungan Lima
Rumah Adat Bengkulu

Rumah adat Bengkulu tidak digunakan sebagai tempat tinggal. Rumah adat ini hanya difungsikan sebagai tempat mengadakan upacara adat tertentu. Rumah adat Bengkulu memiliki ketinggian atap sampai dengan 3,5 meter dan bentuknya limas.

Rumah adat Bengkulu mempunyai banyak tiang. Fungsi tiang ini adalah untuk menyangga bangunan rumah dan meredam guncangan akibat gempa yang sering terjadi di daerah ini.

Filosopi Rumah Adat Bengkulu

Rumah adat Bengkulu seperti rumah adat lainnya memiliki filosopi bagi masyarakatnya. Tidak hanya ditampilkan dari arsitekturnya saja namun jug pada bagian ornamen rumah. Rumah adat Bengkulu secara vertikal dibagi menjadi 3 bagian yakni bagian atas, bagian tengah, dan bagian bawah.

  • Filosopi Rumah Bagian Atas

Bagian atas rumah adat Bengkulu menggambarkan hubungan manusia dengan Tuhan. Hal ini dicirikan dengan ukiran yang terdapat di ujung atap rumah.

Ukiran ini seperti selembayung. Menurut masyarakat setempat, selembayung melambangkan ucapan syukur dan penghormatan tinggi terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

  • Filosopi Rumah Bagian Tengah

Bagian tengah rumah adat Bengkulu melambangkan keharmonisan antar umat manusia. Di bagian inilah terdapat berbagai macam ruang misalnya Berendo, Bilik Gedang, dan Bilik Gadis. Di ruangan ini terjadi berbagai interaksi sesama manusia.

Interaksi sosial terjadi antara sesama penghuni rumah maupun tamu. Selain itu, adanya Bilik Gadis yakni ruangan yang diperuntukkan khusus anak gadis menggambarkan menjaga kehormatan anak gadis dengan sebaik-baiknya.

  • Filosopi Rumah Bagian Bawah

Bagian bawah rumah adat Bengkulu mewakili hubungan baik antara rumah dengan lingkungan sekitarnya. Selain itu, bagian ini juga memperlihatkan hubungan baik dengan tumbuhan dan hewan.

Bagian bawah rumah terdiri dari tiang penyangga rumah. Di bagian ini, hewan ternak tidur di dalamnya. Selain tidur, hewan ternak juga diberi makan di bagian rumah ini.

Tidak hanya hewan ternak, terdapat juga hasil panen, bibit tanaman, maupun alat-alat pertanian yang disimpan di bagian bawah. Ini menunjukkan adanya rasa menghargai terhadap mahluk hidup lain seperti hewan dan tumbuhan.

Ciri Rumah Adat Bengkulu dan Keunikannya

Rumah adat Bengkulu memiliki ciri dan keunikan tersendiri. Berikut ini beberapa ciri dan keunikan dari rumah adat Bengkulu:

  • Rumah Panggung

Rumah adat Bengkulu termasuk tipe rumah panggung. Rumah tipe ini dapat melindungi penghuninya dari serangan hewan buas dan banjir.

Karena berbentuk panggung, rumah adat Bengkulu mempunyai kolong. Bagian ini digunakan untuk menyimpan alat pertanian, kayu bakar, gerobak, hasil panen, dan kandang hewan ternak.

  • Anak Tangga Ganjil

Karena rumah adat Bengkulu berbentuk panggung maka dibutuhkan tangga untuk memasukinya. Anak tangga yang terdapat di rumah adat Bengkulu berjumlah ganjil.

  • Gambar Buraq di Pintu Masuk

Di bagian pintu masuk rumah adat Bengkulu ini terdapat gambar Buraq. Gambar ini melambangkan keteguhan hati masyarakat Bengkulu dalam menjalankan ajaran Islam.

  • Terbuat dari Kayu

Rumah adat Bengkulu dibangun menggunakan kayu. Adapau kayu yang dipilih adalah kayu medang kemuning. Pemilihan ini agar bagunan rumah kokoh dan tahan lama.

Untuk menyambungkan antar bagiannya tidak digunakan paku melainkan pasak kayu. Bagian lantai dibuat berlapis papan dan pelupuh. Bagian atap ijuk dari enau dan surian.

  • Ukiran

Ukiran yang biasa terdapat di rumah adat pada rumah adat Bengkulu tersemat di bagian tertentu. Ukiran-ukiran ini terdapat di bagian tangga, ujung kungkung dinding, jendela pintu, kasau, ventilasi, dan tebeng layar.

  • Struktur Rumah

Rumah adat Bengkulu terdiri atas beberapa bagian seperti Penigo atau ruang tamu, panduhuak atau tempat menyimpan barang dan pakaian, serta dapur.

  • Bentuk Rumah

Rumah adat Bengkulu memiliki bentuk segi empat dengan tingkatan. Penigo memiliki tingkat yang lebih rendah dibandingkan panduhuak. Jendela dibuat dengan bentuk bulat panjang dan berjumlah 2. Jendela depan berukuran 30×60 cm sedangkan jendela belakang berukuran 20×20 cm.

Struktur Pembagian Ruang Rumah Adat Bengkulu

Menurut Badan Bahasa Kemdikbud, bagian tengah dari rumah adat Bengkulu terdiri atas beberapa bagian. Bagian-bagian ini mempunyai fungsi tersendiri seperti menerima tamu, tempat beristirahat, tempat mengaji, dan lainnya.

  • Berendo

Berendo merupakan bagian untuk menerima tamu. Kategori tamu yang diterima di tempat ini yang belum dikenal. Biasanya bertamu dalam waktu singkat. Selain menerima tamu, bagian ini difungsikan juga sebagai tempat bermain anak-anak.

  • Hall

Hall mempunyai fungsi yang sama dengan berendo. Akan tetapi, tamu yang diterima bagian ini adalah yang sudah dikenal oleh pemilik rumah. Tamu dan pemilik rumah bercengkerama di bagian ini dan biasanya terjadi di malam hari.

Bila terjadi upacara adat misalnya pernikahan, ruangan ini difungsikan untuk acara meminang. Selain itu, acara selamatan juga dilakukan di bagian ini.

  • Bilik Gedang

Bagian rumah ini digunakan sebagai tempat beristirahat oleh pemilik rumah. Anak-anak yang masih kecil juga beristirahat di ruangan ini.

  • Bilik Gadis

Bilik Gadis merupakan tempat beristirahat yang diperuntukkan bagi anak gadis. Letaknya di sebelah Bilik Gedang. Tujuannya adalah untuk memudahkan orang tua dalam mengawasi anak gadis.

  • Ruang Tengah

Ruang ini digunakan untuk beristirahat tamu perempuan baik ibu-ibu atau anak gadis. Ruang ini juga digunakan sebagai tempat mengaji. Kadang-kadang, ruang ini digunakan oleh anak bujang pemilik rumah untuk beristirahat.

  • Ruang Makan

Ruang ini berfungsi sebagai tempat berkumpul keluarga untuk menikmati sajian. Selain makan, mereka juga bercengkerama.

  • Garang

Sebelum memasuki rumah, terlebih dahulu mencuci tangan dan kaki di tempat penyimpanan air. Tempat ini disebut sebagai gerigik atau garang.

  • Dapur

Dapur merupakan jantung dari rumah adat Bengkulu. Fungsinya adalah tempat untuk memasak makanan yang akan disajikan.

  • Berendo Belakang

Bagian ini terletak di bagian belakang rumah. Tempat ini digunakan para wanita untuk bersantai atau mengobrol saat siang dan sore hari.

The post Rumah Adat Bengkulu: Struktur, Ciri & Filosofi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bioma Stepa: Pengertian, Ciri dan Penyebarannya https://haloedukasi.com/bioma-stepa Mon, 07 Mar 2022 06:54:41 +0000 https://haloedukasi.com/?p=31966 Pengertian Bioma Stepa Bioma Stepa adalah bioma yang terletak di daerah dataran padang rumput tanpa pepohonan selain yang berada di dekat sungai dan danau. Bioma stepa terdiri dari padang rumput, pegunungan, semak belukar. Proses Terbentuknya Bioma Stepa Bioma Stepa terbentuk secara alamiah dengan didukung oleh faktor iklim. Lingkungan stepa memiliki cuaca penghujan dengan curah yang […]

The post Bioma Stepa: Pengertian, Ciri dan Penyebarannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Bioma Stepa

Bioma Stepa adalah bioma yang terletak di daerah dataran padang rumput tanpa pepohonan selain yang berada di dekat sungai dan danau. Bioma stepa terdiri dari padang rumput, pegunungan, semak belukar.

Proses Terbentuknya Bioma Stepa

Bioma Stepa terbentuk secara alamiah dengan didukung oleh faktor iklim. Lingkungan stepa memiliki cuaca penghujan dengan curah yang rendah, yaitu hanya sekitar 30 mm/tahun.

Hal ini mengakibatkan tumbuhan kesulitan untuk menyerap air untuk bertahan sehingga tanaman yang hidup di sana harus beradaptasi dengan lingkungan yang ada, contoh tanaman yang hidup di stepa adalah rerumputan kering. Tumbuhan ini mampu bertahan hidup dengan minimnya air dan tanah yang kering.

Ciri-ciri Bioma Stepa

Adapun ciri-ciri atau karakteristik bioma stepa adalah sebagai berikut:

1. Curah Hujan Yang tak Menentu

Hujan yang turun di wilayah stepa tidak menentu. Berbeda dengan bioma yang lainnya yang curah hujan yang turun tinggi maupun rendah setiap saat. Di bioma stepa terkadang hujan turun dan tidak bisa berlangsung sepanjang tahun. Tingkat curah hujan bioma stepa adalah 0 sampai dengan 300 mm per tahunnya.

2. Tingkat Suhu Yang Tidak Terlalu Ekstrim

Suhu yang ada di bioma stepa umumnya terletak di angka 19ºC – 30ºC saat musim panas, serta 12ºC – 20ºC saat musim dingin. Dengan kata lain dataran bioma stepa tetap konsisten kering sepanjang tahun. Suhunya tidak pernah tinggi dan tidak pernah rendah dari pengukuran.

3. Tingkat Kelembapan Udara

Di wilayah stepa tingkat kelembapan udara di tempat itu cukup rendah, hal ini dikarenakan oleh curah hujan yang tidak menentu. Faktor lain dari rendahnya kelembapan udara di bioma stepa adalah tingkat evaporasi atau penguapan yang tinggi serta tidak diimbangi dengan presipitasi atau Kondensasi Uap Air di Atmosfer.

4. Tanah

Lapisan tanah pada bioma stepa memiliki tingkat kesuburan yang rendah. Tanah di wilayah stepa cenderung tandus, hanya sedikit tanaman yang mampu bertahan hidup di tempat itu. Porositas tanah di bioma stepa memiliki sistem penyaluran air yang buruk.

5. Vegetasi

Meskipun penyerapan air di daerah stepa terbilang rendah, namun karena pancaran sinar matahari yang berlangsung sepanjang tahun menyebabkan rerumputan di wilayah stepa dengan mudah bertahan hidup.

Rumput yang hidup di dataran stepa dapat tumbuh hingga berukuran 3 meter. Faktor yang menyebabkan rumput di wilayah stepa dapat bertahan adalah karena tumbuhan itu bersifat organisme autotrof, yaitu tanaman yang dapat mencari makanan sendiri melalui bantuan cahaya matahari.

Selain rumput, tumbuhan yang dapat hidup di bioma stepa ialah pohon akasia. Sama seperti rerumputan di sana, pohon akasia juga memiliki sifat autotrof. yakni tumbuhan yang dapat bertahan hidup dengan bantuan cahaya matahari. Meskipun begitu di daerah stepa tidak terdapat tumbuhan kaktus.

Penyebaran Bioma Stepa

Bioma stepa tersebar di seluruh penjuru bumi, stepa dapat ditemukan di beberapa wilayah di Afrika, Amerika Selatan, Amerika Serikat bagian barat, Asia tengah dan sebagian Asia selatan, serta Australia. di Indonesia bioma stepa dapat kita temukan di daerah Nusa Tenggara Timur.

Seperti yang kita ketahui sebelumnya, bioma stepa terdapat pada daerah yang memiliki curah hujan antara 250-500 mm/tahun. tetapi ada daerah stepa yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi hingga mencapai 1.000 mm. Hanya saja curah hujannya tetap tidak teratur.

Faktor Penyebaran

Persebaran bioma stepa di muka bumi di dorong oleh beberapa faktor, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Populasi

Semakin penuhnya suatu populasi maka kebutuhan akan ketersediaan bahan makanan semakin berkurang. Hal ini mengakibatkan persediaan makanan pada suatu daerah menjadi semakin sulit didapat dan terpaksa bermigrasi ke wilayah stepa lainnya.

2. Habitat

Akibat dari berubahnya lingkungan hidup selama beribu ribu tahun, mengakibatkan ketidakmampuan organisme dalam beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Sehingga terjadi perpindahan bioma ke tempat yang sesuai dengan habitatnya.

3. Aktifitas Manusia yang Memakai Hewan untuk Berpindah Tempat

Mungkin kita pernah bertanya, bagaimana fauna seperti sapi, rusa, kuda dan serigala dapat berada di daratan stepa?. Jawabannya adalah stepa merupakan tempat dengan ladang rumput yang luas. bison, rusa, kuda adalah hewan herbivora atau pemakan tumbuh tumbuhan.

Sejak zaman dahulu, manusia menggunakan kuda untuk bepergian ke tempat satu ke tempat lainnya. orang orang pada masa itu juga memiliki sapi ternak. Rumput yang melimpah membuat orang rang lebih memilih melepaskan ternaknya untuk mencari makan sendiri.

Selain itu melihat faktor wilayah stepa yang begitu luas membuat sapi dan kuda lebih leluasa berkembang biak sebanyak banyaknya, hal ini mengundang predator seperti serigala untuk pergi ke tempat yang memiliki persediaan “daging” yang melimpah.

Hambatan Penyebaran Bioma Stepa

Selain adanya faktor faktor penyebaran bioma stepa, tentunya ada juga hambatan yang terjadi saat penyebaran bioma berlangsung, diantara hambatan itu antara lain:

1. Iklim

Curah hujan yang turun tidak menentu menyebabkan organisme sulit untuk beradaptasi, sehingga akan menghambat penyebaran bioma

2. Hambatan Edafik (Tanah)

Tanah sangat mempengaruhi perkembangan hidup suatu organisme, karena di dalam tanah terdapat unsur-unsur penunjang kehidupan seperti hara, udara, serta kandungan air yang cukup. Lapisan tanah yang kering di daerah stepa menyulitkan organisme untuk bertahan hidup.

The post Bioma Stepa: Pengertian, Ciri dan Penyebarannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Perbedaan Lembah dan Ngarai https://haloedukasi.com/perbedaan-lembah-dan-ngarai Mon, 07 Mar 2022 06:52:11 +0000 https://haloedukasi.com/?p=31928 Bumi selalu menyajikan keindahan alamnya dengan bentuk “penyajian” yang menarik bagi kita, manusia. Setiap relief saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain akibat proses alamiah yang terjadi selama jutaan tahun. Proses alamiah yang terjadi menghasilkan banyak relief, mulai dari gunung, danau, sungai, gurun, lembah, dan ngarai. Pengertian Lembah & Ngarai Lembah adalah daerah rendah […]

The post 5 Perbedaan Lembah dan Ngarai appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bumi selalu menyajikan keindahan alamnya dengan bentuk “penyajian” yang menarik bagi kita, manusia. Setiap relief saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain akibat proses alamiah yang terjadi selama jutaan tahun. Proses alamiah yang terjadi menghasilkan banyak relief, mulai dari gunung, danau, sungai, gurun, lembah, dan ngarai.

Pengertian Lembah & Ngarai

Lembah adalah daerah rendah yang memanjang seiring di antara bukit-bukit atau pegunungan, lembah biasannya diisi oleh aliran sungai yang mengalir dari satu hulu ke hilir lainnya.

Sebagian besar lembah terbentuk oleh erosi permukaan tanah oleh air hujan atau aliran sungai dalam jangka waktu yang sangat lama hingga jutaan tahun, namun ada beberapa lembah terbentuk melalui erosi oleh es glasial pasca berakhirnya zaman es puluhan ribu tahun lalu.

Ngarai adalah celah yang dalam antara lereng curam atau tebing yang dihasilkan dari pelapukan dan aktivitas erosif sungai selama skala waktu geologis. Sungai memiliki kecenderungan alami untuk mencapai elevasi dasar, yang merupakan elevasi yang sama dengan badan air yang pada akhirnya akan mengalir ke dalamnya dan membentuk sebuah ngarai.

Perbedaan Lembah & Ngarai

Seperti yang kita tahu, perbedaan antara gunung dan bukit cukup mudah untuk kita bedakan, namun bagaimana kita membedakan antara lembah dan ngarai?. Jika kita lihat, kedua struktur alam ini memang mempunyai bentuk yang sekilas mirip. Namun, bila diperhatikan secara detil maka keduanya mempunyai perbedaan yang sangat mencolok.

berikut beberapa perbedaan antara lembah dan ngarai yang harus kamu ketahui!

1. Luas Daerah

Baik lembah maupun ngarai dapat kita temukan di daerah dataran rendah atau di dataran tinggi. Perbedaannya adalah kedua struktur alam ini pun mempunyai luasan yang berbeda jauh, bila menghitung jumlah luas antara keduanya. Jika diukur dengan seksama, dikatakan bahwa cakupan wilayah lembah akan mempunyai ukuran yang jauh lebih lebar ketimbang ngarai.

Beberapa lembah yang ada di belahan bumi ini terkadang bisa membentang sampai beberapa puluh kilometer bahkan ratusan hingga ribuan kilometer. Lembah terbesar yang ada di muka bumi terbentang antara Negara Suriah hingga Mozambik tengah di Afrika timur. Rentang lembah ini adalah 6.000 Kilometer.

Panjangnya rentang lembah dikarenakan adanya cabang lembah yang menyatu dari satu lembah ke lembah yang lainnya. Ada lembah yang memiliki beberapa area percabangan yang masih terhubung dalam cakupan area lembah utama. Sedangkan ngarai mempunyai cakupan wilayah yang tidak terlalu lebar. Luasannya terkadang hanya dibatasi dengan sejauh imbas pengikisan yang terjadi.

2. Pembentukan

Jika membicarakan mengenai proses bentukan awal, maka lembah bisa dibilang lebih tua prosesnya dibanding ngarai. Sebuah ngarai dibuat oleh pengikisan sungai yang terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama. Hal ini bisa kita buktikan dengan beberapa lembah yang terkadang masih mempunyai sisa-sisa aliran sungai purba yang pernah mengalir di daerah tersebut.

Sedangkan pada ngarai terbentuk dari fenomena geologis yang umum terjadi. Ngarai bisa terbentuk dari adanya proses pemisahan dan pergerakan bumi. Dari pemisahan itu kemudian terbentuklah sebuah ngarai yang mempunyai jarak dan luasan yang cukup lebar.

3. Dinding sisi Pembatas

Baik lembah dan ngarai memang mempunyai dinding pembatas yang bisa dikatakan hampir sama dan mirip antara satu sama lain. Namun perlu diingat lembah merupakan sebuah lanskap permukaan bumi yang di batasi oleh kenampakan alam lain, seperti halnya perbukitan atau pegunungan.

Lembah memiliki sisi pembatas yang cenderung lebih terjal bila dibandingkan dengan ngarai. Ngarai merupakan struktur alam yang biasanya terbentuk dari adanya pengikisan atau erosi yang terjadi di masa lampau. tetapi beberapa ngarai juga memiliki sisi dinding yang terjal di beberapa ketinggian tertentu.

4. Tingkat Kesuburan

Perbedaan antara lembah dan ngarai bisa kita cermati dari tingkat kesuburan tanah keduannya. Sebuah lembah pada umumnya merupakan daerah yang cukup subur. Hal ini disebabkan adanya imbas dari bekas sungai yang dulu eksis di sana. Banyak peradaban pada zaman dahulu yang juga memanfaatkan area disekitar lembah untuk tinggal karena faktor kesuburannya itu, seperti orang orang bangsa Dravida yang menghuni sungai Indus antara 2800 sampai 1800 Sebelum Masehi.

Berbeda dengan lembah, ngarai memiliki tingkat kesuburan yang sangat relatif. Tidak semua ngarai mempunyai tanah yang subur. Beberapa ngarai terkadang hanya berupa bentukan formasi batuan dan tanah kering, bila dibandingkan dengan lembah yang hijau dan lebih hidup.

5. Faktor Iklim

Perbedaan selanjutnya dari lembah dan ngarai adalah iklim masing masing tempat. Pada dasarnya lembah dan ngarai sangat dipengaruhi oleh faktor dinamika atmosfer. Pada lembah, iklim yang didapat lebih cenderung berupa iklim basah, yang artinya daerah itu mempunyai tingkat curah hujan yang tinggi. Ngarai sendiri, mempunyai iklim yang tak menentu.

Beberapa ngarai yang ada terkadang mempunyai iklim kering yang berlangsung lama. Namun, bila dilihat dari tingginya curah hujan dan suhu pada kedua tempat. Maka lembah merupakan sebuah daerah yang jauh lebih tinggi tingkat curah hujannya apabila dibandingkan dengan ngarai.

The post 5 Perbedaan Lembah dan Ngarai appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Benua di Dunia, Kamu Harus Tahu https://haloedukasi.com/benua-di-dunia Sat, 19 Feb 2022 01:50:04 +0000 https://haloedukasi.com/?p=31425 Permukaan bumi yang kita huni ini sejatinya merupakan suatu kumpulan dari berbagai macam jenis daratan dan juga wilayah perairan yang karena suatu hal baik dari efek lingkungan maupun bumi itu sendiri membentuk penampang daratan dan juga lautan yang berbeda-beda. Dalam artikel ini kita akan membahas mengenai benua. Benua merupakan suatu daratan dana tau pun juga […]

The post 7 Benua di Dunia, Kamu Harus Tahu appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Permukaan bumi yang kita huni ini sejatinya merupakan suatu kumpulan dari berbagai macam jenis daratan dan juga wilayah perairan yang karena suatu hal baik dari efek lingkungan maupun bumi itu sendiri membentuk penampang daratan dan juga lautan yang berbeda-beda.

Dalam artikel ini kita akan membahas mengenai benua.

Benua merupakan suatu daratan dana tau pun juga bagian dari bumi yang berupa tanah, dimana wilayah cangkupan daratan dan atau pun juga tanah tersebut memiliki luas yang sangat besar.

Saking luasnya cangkupan wilayah dari daratan dan atau pun juga tanah ini, mengakibatkan bagian tengah dari benua itu sendiri tidak mendapat pengaruh dari air laut itu sendiri.

1. Benua Asia

Peta Benua Asia

Benua Asia merupakan benua terbesar yang ada pada permukaan bumi ini. Benua Asia ini memiliki cangkupan kisaran luas penampang daratan yang mencapai kurang lebih luas sebesar 44,5 juta km persegi.

Benua Asia ini merupakan suatu bentuk daratan yang memiliki pembagian klasifikasi dari daerahnya masing-masing berdasarkan letak dan atau pun juga posisi dari pembagian wilayah dan daerah tersebut.

Pembagian wilayah dan daerah tersebut antara lain adalah sebagai Benua Asia bagian tengah, Benua Asia bagian timur, Benua Asian bagian tenggara, Benua Asia bagian selatan, dan juga Benua Asia bagian barat.

Pembagian dari wilayah dan juga daerah ini tentu saja mengakibatkan perbedaan dari zona waktu dan pengaruh atas iklim daerah yang berlangsung secara berkala pada daratan dana tau luasan penampang benua itu sendiri yang termasuk di dalamnya.

Perbedaan dari pembagian wilayah dan daerah atas iklim tadi juga memiliki dampak dan atau pun juga efek yang besar dalam pembentukan populasi dari jenis dan keberagaman flora dan juga fauna di dalamnya.

Pada Benua Asia ini sendiri, terdapat pula pembagian dari flora dan fauna misalkan pada iklim yang cenderung bersifat tropis basah.

Pada wilayah dan juga daerah yang terpengaruh oleh iklim tropis basah ini, tipikal khususnya flora memiliki kecenderungan dipenuhi oleh habitat dari pohon hutan tropis yang memiliki karakteristik pada morfologi tipe daun yang memiliki ukuran daun yang lebar dan juga memiliki sifat heterogen di dalamnya tersebut.

Fauna pada Benua Asia yang dipengaruhi oleh iklim basah tropis ini juga mayoritas terdiri dari hewan dan juga binatang yang antara lain berupa kera, kemudian terdapat pula badak, serta tidak ketinggalan adanya banteng.

Pada Benua Asia juga terdapat iklim kering yang menaungi sebagian dari wilayah dan atau pun juga daerah di dalamnya. Iklim kering ini biasanya terdapat di dalam cakupan wilayah gurun yang jenis flora dan juga fauna nya pun memiliki ciri khas tersendiri.

Ciri khas dari flora yang ada pada wilayah dengan cakupan iklim kering adalah flora dengan masa umur tanaman yang biasanya cenderung singkat.

Kemudian untuk ciri khas dari fauna yang ada pada wilayah dengan cangkupan kering tersebut atau wilayah dan daerah gurun tersebut biasanya merupakan hewan yang sudah memiliki kemampuan untuk dapat beradaptasi pada daerah dan wilayah gurun itu sendiri.

Benua Asia juga memiliki iklim pada sekitaran daerah dana tau pun juga wilayah yang bersifat dingin atau biasa disebut dengan wilayah sekitaran kutub.

Jenis flora yang terdapat dalam Benua Asia dimana sangat dipengaruhi oleh iklim kutub tersebut adalah biasanya berbentuk tumbuhan lumut dan atau pun juga lebih dikenal dengan tumbuhan daerah tundra.

Pada Benua Asia yang dipengaruhi oleh cakupan wilayah dengan iklim kutub ini sendiri terdiri dari berbagai macam fauna terdiri dari jenis hewan rusa, kemudian beruang, dan juga serigala.

2. Benua Afrika

Peta Benua Afrika

Benua Afrika merupakan benua terbesar nomor dua yang ada pada permukaan bumi ini. Benua Afrika memiliki cangkupan kisaran luas penampang daratan yang mencapai kurang lebih luas sebesar 30,3 juta km persegi.

Pada dataran dan atau pun juga cakupan wilayah yang ada pada Benua Afrika terdapat beberapa macam objek geografis yang terkenal di dalamnya.

Objek geografis tersebut antara lain adalah berupa Sungai Nil, kemudian terdapat pula Gurun Pasir Sahara, dan juga tidak ketinggalan ada pula Pegunungan Kilimanjaro.

Sungai Nil merupakan suatu sungai yang dijuluki sebagai sungai terpanjang di dunia. Sungai Nil ini memiliki muara pada Laut Mediterania pada wilayah bagian timur laut dari Afrika itu sendiri.

Kemudian terdapat pula Gurun Pasir Sahara yang merupakan suatu bentuk gurun pasir terbesar yang ada di dunia. Gurun Pasir Sahara ini terletak pada wilayah dan juga daerah pada Afrika Utara. Gurun Pasir Sahara ini sendiri ditengarai merupakan besaran dari seperempat dari besar luasan daratan dari Benua Afrika itu sendiri yang ada di dalamnya.

Gurun Pasir Sahara itu sendiri terbentang dari kawasan dan atau daerah sekitar Samudera Atlantik pada wilayah barat hingga membentang ke wilayah Laut Merah pada sisi wilayah sebelah timur. Kemudian Pegunungan Kilimanjaro sendiri yang memiliki julukan sebagai suatu pegunungan yang dapat dikatakan tertinggi di dunia.

Pada Benua Afrika itu sendiri terdapat pengelompokkan dari jenis kelompok orang Afrika masing-masing. Pengelompokkan ini dilakukan dengan cara sederhana yaitu kelompok orang Afrika yang memiliki tempat tinggal pada wilayah di sisi utara dari Gurun Pasir Sahara atau kerap kali dijuluki dengan julukan orang Afrika Utara.

Terdapat pula kelompok orang Afrika yang tinggal pada sisi selatan dari Gurun Pasir Sahara itu sendiri, yang kerap kali dipanggil dengan sebutan orang Afrika Sub Sahara. Mayoritas orang yang berada pada Benua Afrika tersebut memiliki atau pun juga menganut agama Kristen.

Kemudian mayoritas agama Islam menempati posisi kedua dari jumlah banyaknya penganut yang ada pada Benua Afrika itu sendiri. Sisanya merupakan penganut dari agama asli Benua Afrika, kemudian terdapat pula pemeluk Yudaisme yang ada di dalam Benua Afrika itu sendiri.

3. Benua Amerika Utara

Peta Benua Amerika Utara

Benua Amerika Utara merupakan benua terbesar nomor tiga yang ada pada permukaan bumi ini. Benua Amerika Utara ini memiliki cangkupan kisaran luas penampang daratan yang mencapai kurang lebih luas sebesar 24,7 juta km persegi.

Benua Amerika Utara memiliki jalur penghubung dana tau daratan penghubung dari Benua Amerika Utara menuju kepada Benua Amerika Selatan melalui suatu daratan yang disebut juga dengan sebutan Tanah Genting Panama.

Benua Amerika Utara ini sendiri adalah sebuah benua yang terletak pada belahan bumi utara. Pada bagian utara dari Benua Amerika Utara ini sendiri berbatasan langsung dengan Lautan Arktik. Kemudian untuk sisi timur dari Benua Amerika Utara ini sendiri langsung berbatasan dengan Samudera Atlantik Utara.

Lalu untuk sisi selatan dari Benua Amerika Utara ini sendiri langsung berbatasan dengan Laut Karibia. Serta untuk sisi barat dari Benua Amerika Utara ini sendiri langsung berbatasan dengan Samudera Pasifik Utara.

4. Benua Amerika Selatan

Peta Benua Amerika Selatan

Benua Amerika Selatan merupakan benua terbesar nomor empat yang ada pada permukaan bumi ini. Benua Amerika Selatan ini memiliki cangkupan kisaran luas penampang daratan yang mencapai kurang lebih luas sebesar 17,8 juta km persegi.

Benua Amerika Selatan ini dilalui oleh garis Khatulistiwa. Pada penampang bumi, Benua Amerika Selatan sebagian besar cakupan daratannya berada pada belahan bumi sebelah selatan.

Pada sisi barat dari Benua Amerika Selatan ini sendiri berupa penampang dari barisan pegunungan Andes yang membentang dari sisi utara hingga ke arah sisi selatan.

Sedangkan untuk bagian timur dari Benua Amerika Selatan itu sendiri secara sebagian besar berupa penampang dari Basin Sungai Amazon dan disekitarnya juga terdapat hutan tropis yang sangat lebat sekali.

Tingkat pengangguran dari Benua Amerika Selatan itu sendiri cenderung tinggi, kemudian terjadi pula inflasi yang mencangkup pada hamper keseluruhan negara-negara yang ada pada Benua Amerika Selatan tersebut.

5. Benua Antartika

Peta Benua Antartika

Benuar Antartika merupakan benua dengan urutan nomor lima berdasarkan ukuran dan luas dari wilayah cangkupannya itu sendiri pada bumi ini. Benua Antartika ini memiliki cangkupan kisaran luas penampang daratan yang mencapai kurang lebih luas sebesar 14,2 juta km persegi.

Benua Antartika itu sendiri merupakan suatu benua yang meliputi kutub selatan dari bumi tersebut. Hampir secara keseluruhan dari Benua Antartika tersebut berada pada letak wilayah dan atau pun juga berlokasi pada Lingkar Antartika yang secara geografis dikelilingi secara langsung oleh Samudera Pasifik, Samudera Atlantik, dan juga Samudera Hindia.

Dikarenakan hamper secara keseluruhan meliputi kutub selatan dari bumi itu sendiri, sekitar 98% dari Benua Antartika tersebut ditutupi oleh lapisan es yang memiliki ketebalan kurang lebih sebesar 1,9 km.

Benua Antartika itu sendiri merupakan suatu tempat dan atau pun juga wilayah dengan suhu terdingin yang ada pada bumi. Suhu dari Benua Antartika itu sendiri dapat mencapai -85 dan juga -90 derajat Celcius pada musim dingin, dan hanya meningkat 30 derajat lebih tinggi apabila terjadi musim panas.

Pada bagian wilayah daerah pertengah dari Benua Antartika tersebut juga memiliki kondisi yang kering dan juga dingin serta memiliki tidak banyak curah hujan. Salju juga turun pada daerah sekitar pesisi dari Benua Antartika itu sendiri.

6. Benua Eropa

Peta Benua Eropa

Benua Eropa merupakan benua dengan urutan nomor enam berdasarkan ukuran dan luas dari wilayah cangkupannya itu sendiri pada bumi ini. Benua Eropa ini memiliki cangkupan kisaran luas penampang daratan yang mencapai kurang lebih luas sebesar 10,1 juta km persegi.

Melihat dari segi cakupan wilayah geografis, Benua Eropa itu sendiri merupakan suatu semenanjung dan atau pun juga disebut sebagai anak benua. Perbatasan utara dari Benua Eropa itu sendiri merupakan Samudera Arktik, kemudian perbatasan baratnya adalah Samudera Atlantik, serta perbatasan selatan adalah Laut Tengah.

7. Benua Australia

Peta Benua Australia

Benua Australia merupakan benua dengan urutan nomor tujuh berdasarkan ukuran dan luas dari wilayah cangkupannya itu sendiri pada bumi ini.

Benua Australia ini memiliki cangkupan kisaran luas penampang daratan yang mencapai kurang lebih luas sebesar 7,6 juta km persegi. Benua Australia itu sendiri terletak pada bagian timur dan juga bagian selatan dari negara Indonesia. Benua Australia ini deketemukan oleh James Cook dari Inggris pada tahun 1770.

The post 7 Benua di Dunia, Kamu Harus Tahu appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Hutan Sabana: Pengertian, Ciri, Flora dan Fauna https://haloedukasi.com/hutan-sabana Mon, 31 Jan 2022 01:58:42 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30919 Terdapat berbagai macam jenis hutan yang ditumbuhi berbagai macam tanaman. Hutan pada umumnya didominasi oleh pohon pada sebagian areanya. Hutan Sabana memiliki ciri khas tersendiri dari flora dan fauna yang tumbuh di dalamnya. Hutan Sabana juga menjadi tujuan wisata karena keindahan dan pesonanya. Sabana terletak di berbagai wilayah seperti Afrika, Amerika Selatan, Australia dan Asia […]

The post Hutan Sabana: Pengertian, Ciri, Flora dan Fauna appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Terdapat berbagai macam jenis hutan yang ditumbuhi berbagai macam tanaman. Hutan pada umumnya didominasi oleh pohon pada sebagian areanya. Hutan Sabana memiliki ciri khas tersendiri dari flora dan fauna yang tumbuh di dalamnya. Hutan Sabana juga menjadi tujuan wisata karena keindahan dan pesonanya. Sabana terletak di berbagai wilayah seperti Afrika, Amerika Selatan, Australia dan Asia termasuk Indonesia.

Pengertian Hutan Sabana

Hutan Sabana adalah padang rumput yang juga ditumbuhi semak perdu dan diselingi beberapa jenis pohon. Beberapa pohon yang tumbuh di sabana seperti palem dan akasia. Sabana atau Savana terdapat di daerah dengan curah hujan rendah seperti di antara kawasan tropis dan subtropis. Tidak beriklim terlalu basah sehingga tidak disebut sebagai hutan murni dan tidak terlalu kering seperti di gurun.

Sabana dibagi menjadi 3 kategori yaitu basah, kering dan semak berduri. Hal tersebut bergantung pada panjangnya musim kemarau. Di sabana basah musim kemarau biasanya berlangsung sekitar 3 hingga 5 bulan. Sementara di sabana kering musim kemarau berlangsung selama 5 hingga 7 bulan dan di sabana semak duri lebih lama dari sabana basah dan kering. Sabana memiliki dua musim yang berbeda yaitu musim basah dan musim kering.

Hutan sabana juga dibagi berdasarkan selingan pohon yang tumbuh di dalamnya yaitu, sabana murni dan sabana campuran. Sabana murni yaitu hanya terdapat satu jenis pohon yang tumbuh menyelingi pada rumput. Sedangkan savana campuran, pepohon yang menyelingi terdapat beberapa jenis.

Ciri-ciri Hutan Sabana

  • Didominasi rumput sebagai tanaman utama

Hutan sabana lebih sering dikenal sebagai padang rumput tropis. Wilayahnya sebagian besar adalah padang rumput dan terdapat semak serta diselingi pohon. Jadi, pohon bukan tanaman utama di hutan sabana. Hal ini berbeda dengan jenis hutan lainnya. Rumput yang tumbuh biasanya memiliki daun yang kasar dan kaku.

  • Terdapat di daerah Khatulistiwa

Pada umumnya hutan sabana tumbuh di daerah tropis pada letak 8 sampai 20 derajat dari garis khatulistiwa. Sabana berada di antara kawasan tropis dan subtropis.

Wilyah tropis umumnya memiliki curah hujan tidak terlalu tinggi. Curah hujan menjadi faktor pembentuk jenis sabana. Dengan kata lain, sabana merupakan padang rumput yang terbentuk di wilayah dengan karakteristik daerah khatulistiwa yaitu panas.

  • Memiliki suhu hangat sepanjang tahun

Sabana merupakan hutan yang tidak memiliki pohon-pohon sebagai kanopi sehingga sinar matahari langsung mencapai permukaan tanah. Hal tersebut menjadikan hutan sabana menjadi memiliki suhu hangat.

Suhu sabana mendingin pada musim kemarau selama beberapa waktu namun hangat dan lembab selama musim hujan. Seperti sabana di Afrika merupakan padang rumput tropis dengan suhu hangat sepanjang tahun dan curah hujan musiman tertinggi di musim panas.

  • Memiliki curah hujan musiman

Sabana memiliki curah hujan rendah hingga sedang dan tidak teratur sehingga areanya cenderung kering. Curah hujan kawasan hutan sabana berkisar antara 100 hingga 150 mm per tahun. Hujan di kawasan hutan sabana terjadi secara musiman. Curah hujan menentukan terbentuknya jenis sabana yaitu kering dan basah.

  • Porositas air yang terdapat tanah dan drainase yang cukup baik

Hutan sabana memiliki porositas air dan drainase yang cukup baik. Lapisan tanah yang terbuka menjadi daerah resapan air yang mampu menampung air ketika curah hujan tinggi.

Sabana basah terbentuk pada kawasan dengan curah hujan lebih tinggi dari sabana kering. Pada umumnya sabana dapat menyerap air dengan baik hingga daerahnya tidak becek.

  • Kesuburan tanah yang agak rendah

Kesuburan tanah di hutan sabana rendah dikarenakan proporsi bahan organik yang membentuk tanah subur dari guguran daun dan serasah pohon lainnya tidak sebanyak hutan murni. Tanah subur di Sabana umumnya tanah di sekitar pohon. Faktor daerah yang lembab juga mempengaruhi kondisi ini.

Faktor tanah sangat penting di daerah Padang sabana yang relatif lembab seperti di Amerika Selatan dan Afrika. Jika kondisi tanahnya buruk menyebabkan pertumbuhan pohon tidak cukup kuat untuk mengembangkan hutan tertutup. Tanah yang keras di dekat permukaan air dapat menyebabkan akar tidak dapat menembusnya.

  • Mengalami kekeringan

Pada sabana kering yaitu sabana dengan curah hujan rendah, biasanya mengalami kekeringan yang cukup panjang setiap tahun. Suhu yang cenderung panas juga menjadi faktor yang berkontribusi pada kekeringan di sabana. Meski demkian, sabana merupakan daerah resapan air yang baik jadi tanahnya masih memiliki sumber air.

  • Ditumbuhi semak belukar

Pada savana kering semak belukar akan tumbuh secara cepat dan mengiringi rumput dan pohon. Semak belukar tumbuh karena sabana mengalami kekeringan setiap tahun. Kekeringan di sana disebabkan oleh curah hujan dengan intensitas rendah.

Manfaat Hutan Sabana

1. Menjadi Habitat Flora dan Fauna

Sama seperti jenis hutan lainnya, hutan sabana juga menjadi habitat dari flora dan fauna untuk menyeimbangkan ekosistem. Beberapa jenis biota yang tinggal di hutan sabana seperti zebra, jerapah, singa dan hyena. Hutan sabana juga menjadi habitat bagi lebih dari ratusan spesies burung seperti burung warbler kuning.

2. Menjadi Hutan Pariwisata dan Edukasi

Keberadaan hutan sabana menjadi pariwisata yang dikelola menjadi taman nasional. Taman Nasional merupakan kawasan yang dikelola untuk kepentingan penelitian budidaya pendidikan pariwisata dan juga untuk menjaga flora dan fauna.

Beberapa sabana di Indonesia dijadikan tempat rekreasi atau pariwisata seperti Taman Nasional Baluran yang bisa dikunjungi dengan tetap mematuhi tata tertib taman nasional tersebut.

Sabana di Afrika seperti Serengeti menjadi tujuan populer wisatawan dari berbagai dunia untuk mendapatkan pengalaman Safari. Sedangkan di Indonesia terdapat sabana yang menjadi Taman Nasional salah satunya yaiti taman Nasional Baluran di Banyuwangi, Jawa Timur.

3. Menjadi Lahan Peternakan

Hutan sabana memiliki padang rumput yang sangat luas sehingga dapat dimanfaatkan sebagai area peternakan. Contohnya di Sabana Sumba Timur yang areanya banyak ditemukan hewan ternak penduduk sekitarnya. Banyak hewan seperti kuda sumba, kerbau dan sapi ditemukan di hutan sabana.

Jenis Flora dan Fauna Padang Sabana

Biota sabana sehingga biodata setiap daerah memiliki spesies yang bervariasi. Sabana di Asia dan Amerika dengan kawasan tropis, biota yang ada tidak sama dengan sabana di Afrika dan Australia. Pohon-pohon di sabana biasanya daunnya berguguran pada musim kemarau.

Flora di Sabana

Mayoritas hutan sabana ditumbuhi berbagai jenis rumput dan ada juga beberapa jenis pohon. Pohon yang tumbuh di sabana merupakan pohon yang mampu beradaptasi pada musim kemarau dan kekeringan di sabana. Berikut jenis flora yang tumbuh di Sabana:

  • Rumput

Sabana merupakan padang rumput tropis. Rumput menjadi tanaman yang mampu bertahan hidup atau beradaptasi di hutan Sabana. Rumput merupakan tanaman yang tidak memerlukan curah hujan yang tinggi. Rumput yang tumbuh di sabana termasuk jenis rumput potong atau disebut Leersia dan rumput bahia atau disebut Paspalum. Di sabana yang lebih basah bisanya ditumbuhi rumput gajah.

Jenis rumput yang merupakan tanaman herbal yaitu serai juga tumbuh di sabana. Rumput rhodes, rumput bintang dan rumput bermuda menjadi jenis rumput yang tumbuh di sabana yang sesuai dengan kebutuhan airnya.

  • Pohon berdaun lebar

Sebagian besar sabana diselingi beberapa jenis pohon dengan karakter daun yang lebar seperti pohon palem dan akasia. Pohon akasia sering ditemukan di daerah yang lebih kering seperti sabana di Afrika timur. Pohon palem tergolong jenis tanaman yang mampu beradaptasi dengan kondisi hutan sabana yaitu iklim yang kering dan curah hujan yang rendah.

Pohon palem dapat bertahan hidup dan tumbuh tanpa memerlukan banyak air setiap hari. Sementara pohon akasia, dapat tumbuh di lahan tanah yang mengandung banyak unsur hara meskipun dengan curah hujan yang rendah seperti di hutan sabana. Jumlah pohon palem dan akasia tidak banyak dan hanya menyelingi di antara rumput yang sangat luas di hutan sabana.

Pepohonan tumbuh menyelingi atau berselang-seling dan tumbuh menyebar. Banyak ditemukan pohon yang memiliki jarak yang jauh antara satu pohon dengan pohon yang lainnya. Seperti pohon baobab dan pohon jackalberry.

Fauna di Sabana

Fauna yang hidup di hutan sabana adalah jenis fauna yang mampu beradaptasi dan bertahan di kawasan tersebut. Tidak semua fauna mampu hidup di daerah dengan kekeringan dan curah hujan yang rendah. Fauna yang terdapat di hutan sabana biasanya hidup secara berkelompok dan menggunakan sumber air yang sama untuk bertahan hidup.

Berikut beberapa contoh fauna yang terdapat di hutan sabana:

  • Burung
  • Jerapah
  • Zebra
  • Singa
  • Macan Tutul
  • Hyena
  • Buaya
  • Unta
  • Wildebeest
  • Gajah Afrika
  • Rusa
  • Serangga

Contoh Wisata Hutan Sabana

Are hutan sabana terbesar ditemukan di Afrika, Amerika Selatan, ya, India, Myanmar, Thailand dan Madagaskar. Di Indonesia juga terdapat hutan Savana.

Berikut contoh wisata hutan sabana di mancanegara:

1. Serengeti National Park, Tanzania, Afrika

Taman Nasional Serengeti terkenal dengan sabana terbuka yang memiliki padang rumput luas tidak berujung. Serengeti menjadi tempat tinggal beragam jenis fauna seperti cheetah, hyena dan singa.

2. Carpentaria Tropical Savanna, Australia

Sabana Carpentaria ini memiliki luas area hingga 365,042 km2 yang terletak di wilayah timur laut dan Queensland, Australia.

Berikut ini wisata hutan sabana di Indonesia:

1. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur

Taman Nasional Baluran merupakan hutan sabana yang terletak di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Di Baluran terdapat beberapa fauna seperti macan tutul, banteng, kijang dan hewan liar lainnya. Ketika musim hujan, Baluran akan nampak lebih hijau karena rumput mengalami pertumbuhan dengan cepat.

2. Taman Nasional Gunung Merbabu

Sabana Gunung Merbabu termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu. Terdapat lembah dan hamparan padang rumput yang indah meski areanya tidak cukup luas.

3. Sabana Kepulauan Komodo, Nusa Tenggara Timur

Di sabana ini terdapat rumput dan padang ilalang dengan padang rumput yang luas. Pulau Komodo terkenal dengan fauna khasnya yaitu komodo.

4. Sabana Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur

Hutan Sabana Sumba Timur terkenal dengan keindahannya. Sabana ini terletak do wilayah Indonesia bagian timur yaitu Nusa Tenggara Timur dan menjadi wilayah sabana terluar. Banyak hewan ternak seperti kuda sumbawa, sapi, kerbau dan satwa lainnya karena warga sekitar sabana menjadikannya lahan peternakan.

5. Sabana Sembalun, Gunung Rinjani

Ketika mendaki Gunung Rinjani akan melewati hutan sabana karena merupakan jalur pendakian. Sembalun memiliki luas kurang lebih 6 KM yang terletak di sisi timur jalur pendakian Sembalun. Sabana Sembalun ditumbuhi rumput yang tergolong tinggi.

The post Hutan Sabana: Pengertian, Ciri, Flora dan Fauna appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Apa Perbedaan Orogenesa dan Epirogenesa? https://haloedukasi.com/perbedaan-orogenesa-dan-epirogenesa Wed, 29 Dec 2021 06:37:12 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30142 Pengertian Orogenesa Orogenesa ini merupakan suatu peristiwa dalam bidang geografis yang sudah sangat sering terjadi. Sesuai dengan asal muasal kata yang membentuk nama orogenesa yang artinya adalah pembentuk gunung dalam bahasa latin, Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki banyak barisan pegunungan tentu sudah sangat terbiasa sekali terjadi peristiwa dari orogenesa itu sendiri. Dalam sisi teknikal […]

The post Apa Perbedaan Orogenesa dan Epirogenesa? appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Orogenesa

Orogenesa ini merupakan suatu peristiwa dalam bidang geografis yang sudah sangat sering terjadi.

Sesuai dengan asal muasal kata yang membentuk nama orogenesa yang artinya adalah pembentuk gunung dalam bahasa latin, Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki banyak barisan pegunungan tentu sudah sangat terbiasa sekali terjadi peristiwa dari orogenesa itu sendiri.

Dalam sisi teknikal geografisnya itu sendiri orogenesa merupakan suatu peristiwa gerak pada permukaan bumi ini baik gerakan yang horizontal maupun gerakan yang vertikal.

Gerak yang terjadi tersebut biasanya adalah merupakan gerakan yang berasal dari lempeng bumi itu sendiri yang dapat berupa kenaikan ataupun juga penurunan daripada permukaan bumi yang terjadi dalam tempo waktu yang sangat cepat dan pada daerah yang sempit.

Patahan Orogenesa

Patahan merupakan salah satu dari hasil kejadian alam dalam bidang geografis yang sangat wajar, khususnya dalam hal orogenesa ini.

Patahan yang terjadi dalam peristiwa orogenesa ini terjadi akibat batas kekuatan daripada titik patah batuan tersebut telah melampaui ambang batas, sehingga menyebabkan kondisi atau situasi pada kulit bumi yang menjadi retak dan juga menjadi rapuh.

Berikut ini adalah beberapa peristiwa yang terjadi akibat adanya patahan yang bersifat orogenesa itu, antara lain:

  • Kenaikan Tanah

Kondisi tanah ini adalah kondisi yang muncul ketika terjadi patahan pada sekeliling daerah yang terkait. Mengakibatkan kenaikan pada ketinggian tanah yang lebih tinggi daripada tanah yang lain, yang ada pada sekitar daerah tanah tersebut.

Kenaikan tanah ini terjadi akibat adanya aktivitas atau peristiwa gerakan horizontal yang melibatkan beberapa arah tekanan sehingga mengakibatkan kenaikan tanah tersebut. Peristiwa ini terjadi dengan kecepatan yang dahsyat dan mencakup luasan daerah yang tidak terlalu luas.

  • Penurunan Tanah

Kondisi tanah ini adalah kondisi yang muncul ketika terjadi patahan pada sekeliling daerah yang terkait. Mengakibatkan penuruann pada ketinggian tanah yang lebih rendah daripada tanah yang lain, yang ada pada sekitar daerah tanah tersebut.

Penurunan tanah ini terjadi akibat adanya aktivitas atau peristiwa gerakan horizontal yang melibatkan beberapa arah tekanan sehingga mengakibatkan penurunan tanah tersebut. Peristiwa ini terjadi dengan kecepatan yang dahsyat dan mencakup luasan daerah yang tidak terlalu luas.

  • Sesar

Sesar atau patahan dan atau juga retakan merupakan salah satu peristiwa alam yang juga ditimbulkan akibat pergeseran lempeng pada permukaan bumi. Sesar dapat berupa rekahan pada tanah yang memiliki kedalaman dan juga luasan yang bervariasi.

  • Mountain Block

Mountain Block merupakan barisan pegunungan yang timbul akibat aktivitas pada permukaan bumi. Lempeng bumi satu sama lain saling berinteraksi sehingga menghasilkan pembentukan barisan pegunungan.

Lipatan Orogenesa

Lipatan Orogenesa hampir sama dengan patahan orogenesa tersebut terjadi akibat batas kekuatan daripada titik patah batuan tersebut telah melampaui ambang batas, sehingga menyebabkan kondisi atau situasi pada kulit bumi yang menjadi retak dan juga menjadi rapuh. Proses tersebut secara tidak langsung akan menghasilkan lipatan orogenesa.

Bentang Alam Hasil Proses Orogenesa

Peristiwa dari orogenesa yang berlangsung sangat cepat dan dalam tempo waktu yang singkat tersebut dapat menghasilkan beberapa macam bentang alam. Bentang alam yang dihasilkan oleh peristiwa orogenesa itu sendiri antara lain adalah sebagai berikut:

  • Pegunungan
  • Dataran Tinggi
  • Plato
  • Depresi
  • Palung Laut
  • Lubuk Laut
  • Punggung Laut
  • Ambang Laut

Pengertian Epirogenesa

Epirogenesa sendiri adalah suatu kejadian pada permukaan bumi yang melibatkan perubahan pada permukaan bumi oleh karena adanya daya dan juga tekanan yang secara vertikal.

Gaya dan tekanan secara vertikal tersebut dapat berupa gaya dan tekanan yang mengarah ke atas atau bisa juga gaya dan tekanan yang mengarah ke bawah. Gerakan dan atau gaya dalam proses pembentukan epirogenesa ini dapat berlangsung pada jangka waktu yang sangat lama.

Daerah yang terdampak pada proses epirogenesa ini juga sangat luas dibandingkan dengan daerah yang terdampak oleh peristiwa orogenesa.

Lipatan Epirogenesa

Lipatan Epirogenesa sendiri merupakan suatu bentuk dari lipatan geografis pada skala besar yang terjadi akibat peristiwa yang melibatkan adanya gaya dan tekanan pada permukaan bumi ini. Gaya dan tekanan yang sangat besar pada permukaan bumi ini berinteraksi satu sama lain.

Gaya dan tekanan pada permukaan bumi ini dapat berinteraksi secara vertikal dan juga horizontal. Akibat daripada interaksi tekanan pada permukaan bumi ini, menghasilkan lipatan yang terjadi akibat munculnya kerutan dan atau lipatan pada permukaan mantel bumi.

Jangka waktu dari lipatan epirogenesa ini untuk terjadi sangat panjang dan lama. Cangkupan daerah yang terjadi juga tergolong sangat luas.

Patahan Epirogenesa

Patahan Epirogenesa sendiri merupakan suatu bentuk dari patahan geografis pada skala besar yang terjadi akibat peristiwa yang melibatkan adanya gaya dan tekanan pada permukaan bumi ini. Gaya dan tekanan yang sangat besar pada permukaan bumi ini berinteraksi satu sama lain.

Gaya dan tekanan pada permukaan bumi ini dapat berinteraksi secara vertikal dan juga horizontal.Akibat daripada interaksi tekanan pada permukaan bumi ini, menghasilkan patahan yang terjadi akibat munculnya retakan dan atau patahan pada permukaan mantel bumi.

Jangka waktu dari patahan epirogenesa ini untuk terjadi sangat panjang dan lama.Cangkupan daerah yang terjadi juga tergolong sangat luas dibandingkan dengan peristiwa geografis lain.

The post Apa Perbedaan Orogenesa dan Epirogenesa? appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Jenis Tanaman Pantai https://haloedukasi.com/jenis-tanaman-pantai Sat, 25 Dec 2021 07:43:39 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29993 Di dunia ini terdapat banyak sekali jenis tanaman yang telah teridentifikasi. Diketahui bahwa ada lebih dari 300 ribu jenis tanaman yang masih eksis dan itu belum termasuk tanaman yang sudah punah. Beragam jenis tanaman tersebut diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, misalnya berdasarkan pemanfaatannya, umur pertumbuhannya, serta habitatnya. Masing-masing tanaman memiliki struktur morfologi dan fisiologi tersendiri yang […]

The post 7 Jenis Tanaman Pantai appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Di dunia ini terdapat banyak sekali jenis tanaman yang telah teridentifikasi. Diketahui bahwa ada lebih dari 300 ribu jenis tanaman yang masih eksis dan itu belum termasuk tanaman yang sudah punah.

Beragam jenis tanaman tersebut diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, misalnya berdasarkan pemanfaatannya, umur pertumbuhannya, serta habitatnya. Masing-masing tanaman memiliki struktur morfologi dan fisiologi tersendiri yang menjadikannya dapat hidup di habitat tertentu.

Salah satu jenis tanaman berdasarkan habitatnya yaitu tanaman pantai. Berikut penjelasan mengenai tanaman pantai beserta contohnya.

Apa Itu Tanaman Pantai?

Tanaman pantai adalah jenis tanaman yang dapat hidup di kawasan pantai. Secara umum kondisi pantai adalah berpasir, memiliki suhu tinggi karena terik sinar matahari, udara yang cenderung asin dan angin kencang. Kondisi ini menyebabkan adanya perbedaan antara jenis tanaman yang dapat hidup di area pantai dan pegunungan.

Tanaman pantai terdiri atas beberapa jenis. Berikut di antaranya.

Jenis Tanaman Pantai

1. Kelapa (Cocos nucifera)

Pohon Kelapa

Tanaman satu ini tentu tidak asing lagi bagi kita, karena sangat sering ditemui di kawasan pesisir atau pantai. Pohon ini sudah sejak lama dibudidayakan di daerah-daerah tropis dunia.

Menurut data dari situs University of Florida IFAS Extennsion, diperkirakan pohon kepala berasal dari Kepulauan Melayu yang terletak di kawasan Pasifik Selatan. Ada juga yang menyebutkan bahwa pohon kelapa berasal dari pesisir Samudera Hindia di wilayah Asia. Kini kita dapat menjumpai tanaman ini tumbuh di berbagai daerah pesisir yang beriklim tropis.

Ciri khas dari pohon kelapa yaitu memiliki struktur batang yang tinggi yang dapat mencapai 30 meter. Pohon kelapa dapat bertahan hidup di ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut meskipun pertumbuhannya tetap lebih baik jika berada di daerah pesisir.

Pohon kelapa dianggap sebagai salah satu tanaman favorit sebab semua bagiannya memberikan manfaat.

2. Pohon Bakau / Mangrove (Rhizopora racemosa)

pohon bakau

Pohon bakau atau mangrove merupakan jenis tanaman semak atau pohon kecil yang tumbuh di air asin atau air payau. Istilah mangrove juga dipakai untuk vegetasi pantai tropis yang terdiri dari spesies tersebut.

Mangrove dikenal dapat melindungi pantau dari erosi serta abrasi. Maka tak heran jika tanaman ini menjadi tanaman yang paling banyak ditanam dan dibudidayakan di wilayah pesisir. Bahkan di beberapa tempat hutan mangrove dijadikan sebagai tempat wisata dan rekreasi.

Tanaman bakau memiliki akar tunjang yang bercabang. Daunnya berbentuk oval, tebal, licin, serta lancip pada bagian ujungnya.

3. Ketapang (Terminalia catappa)

ketapang

Ketapang adalah salah satu tanaman yang dapat hidup di area pesisir. Bentuk tajuknya yang bertingkat-tingkat seperti pagoda serta daunnya yang lebar menjadikan pohon ketapang dapat difungsikan sebagai tanaman peneduh.

Ketapang merupakan tanaman berkayu yang tingginya dapat mencapai 30-35 m dan gemang batangnya bisa mencapai ukuran 1,5 m. Pohon ketapang memiliki karakter pohon yang cabangnya melebar ke samping. Lebar cabang pohon ini bisa mencapai 20 meter.

Bentuk daun ketapang menyerupai telur terbalik dan beruada di ujung ranting dengan tangkai yang pendek dan bagian ujung yang melebar. Pohon ketapang banyak tumbuh di negara-negara tropis seperti Infoneisa, Malaysia, Australia, India, dan Thailand.

4. Cemara laut (Casuarina equisetifolia)

cemara laut

Cemara laut adalah salah satu tanaman yang juga sering dibudidayakan di area pantai karena dapat mencegah terjadinya abrasi dan menahan gelombang tsunami. Cemara laut masih berkerabat dengan jenis cemara lainnya yang juga cukup populer yaitu cemara sumatera dan cemara gunung.

Tanaman ini dapat tumbuh hingga 50 meter dengan diameter 100 cm. rantingnya berbentuk jarum dengan panjang mencapai 30 cm. daun cemara laut berbentuk sisik dan tersusun melingkat dengan jumlah 6 hingga 10 helai pada setiap bukunya.

Selain mencegah abrasi dan menahan gelombang tsunami, tanaman sering disebut cemara udang ini juga dapat meningkatkan agregasi tanah dengan cara memperbesar granulasi dan porositas tanah, serta dapat memperbaiki unsur hara di sekitarnya. Selain itu, cemara lau juga bisa menjadi habitat bagi satwa-satwa tertentu.

5. Pandan Pantai (Pandanus utilis)

pandan pantai

Pandan pantai atau pandan laut merupakan sejenis pandan yang sering dijumpai di daerah pantai yang berpasir atau berkarang. Pandan pantai merupakan tanaman perdu yang tumbuh tegak dan tinggi hingga mencapai 15 m dan memiliki akar yang cukup besar. Pandan pantai memiliki bentuk daun yang lebih panjang daripada pandan biasa, serta memiliki duri pada tepian daunnya.

Pandan pantau dapat ditemukan di berbagai wilayah tropis seperti Indonesia, Filipina, India, Sri Lanka, Maladewa, hingga ke Tiongkok.

6. Waru Laut (Thespesia populnea)

waru laut

Waru laut atau biasa juga disebut baru laut merupakan tanaman sejenis pohon tepi yang tergolong ke dalam suku kapas-kapasan atau Malvaceae. Tanaman yang berupa perdu ini menyebar luas di wilayah pesisir di kawasan tropis di seluruh dunia. Konon tanaman ini berasal dari India. Beberapa sumber juga menyebutkan waru lau berasal dari Asia, Afrika, dan Eropa.

Struktur tanaman ini berupa pohon kecil yang memilik tinggi 2—10 m. daunnya bertangkai panjang, berbentuk bundar telur atau bentuk jantung dengan tepi rata. Waru laut tumbuh di pantai berpasir atau di bagian belakang dari hutan pasang yang tidak berawa.

7. Pohon Stigi (Pemphis acidula)

pohon stigi

Pohon stigi adalah salah satu tanaman yang banyak ditemukan di kawasan pantai atau di sekitar hutan bakau. Pohon stigi tumbuh dengan baik di daerah yang beriklim tropis dan dapat ditemukan di wilayah Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Australia bagian utara.

Pohon stigi merupakan tanaman perdu yang dapat tumbuh di daerah berpasir. Tanaman ini dapat dijadikan bonsai karena memiliki daya tahan yang kuat. Sayangnya, kini pohon stigi semakin sulit dijumpai di habitat aslinya karena semakin maraknya penebangan liar.

The post 7 Jenis Tanaman Pantai appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>