Geologi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/geologi Sat, 07 Oct 2023 01:56:40 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Geologi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/geologi 32 32 8 Perbedaan Geologi dan Geomorfologi https://haloedukasi.com/perbedaan-geologi-dan-geomorfologi Sat, 07 Oct 2023 01:56:38 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45757 Geologi adalah ilmu yang mempelajari bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur internalnya, serta proses-proses yang terjadi di dalamnya. Ini mencakup penelitian tentang batuan, mineral, fosil, sejarah geologis, dan proses seperti tektonik lempeng, erosi, dan sedimentasi. Sementara Geomorfologi adalah cabang ilmu geografi yang mempelajari bentuk permukaan bumi, termasuk fitur-fitur seperti pegunungan, lembah, sungai, dan dataran. Ilmu ini […]

The post 8 Perbedaan Geologi dan Geomorfologi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Geologi adalah ilmu yang mempelajari bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur internalnya, serta proses-proses yang terjadi di dalamnya. Ini mencakup penelitian tentang batuan, mineral, fosil, sejarah geologis, dan proses seperti tektonik lempeng, erosi, dan sedimentasi.

Sementara Geomorfologi adalah cabang ilmu geografi yang mempelajari bentuk permukaan bumi, termasuk fitur-fitur seperti pegunungan, lembah, sungai, dan dataran. Ilmu ini fokus pada pembentukan, perubahan, dan evolusi fitur-fitur ini serta proses-proses geologis dan atmosfer yang memengaruhinya.

Apa pengaruhnya letak geologi dan geomorfologi bagi wilayah Indonesia?

Letak geologi Indonesia sangat berpengaruh terhadap geografi negara ini. Karena berada di zona pertemuan tiga lempeng tektonik utama (Lempeng Pasifik, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Eurasia), Indonesia memiliki banyak gunung berapi, gunung, dan zona gempa. Ini berdampak pada topografi, sejarah geologis, serta potensi bencana seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi.

Dan letak geomorfologi Indonesia sangat berpengaruh terhadap geografi negara ini. Keanekaragaman bentuk permukaan bumi di Indonesia mencakup pegunungan tinggi, lembah sungai, dataran rendah, dan pantai yang panjang.

Hal ini memengaruhi iklim, flora, fauna, serta aktivitas manusia seperti pertanian, transportasi, dan pemukiman. Studi geomorfologi penting untuk perencanaan tata guna lahan dan pemahaman potensi bencana alam di Indonesia, seperti banjir dan longsor.

Berikut perbedaan dari letak geologi dan geomorfologi

1. Fokus Penelitian

Geologi berfokus pada studi komposisi bumi, struktur batuan, dan sejarah geologis, termasuk pembentukan gunung berapi dan pelat tektonik. Sementara, Geomorfologi lebih berorientasi pada bentuk permukaan bumi, bagaimana mereka terbentuk, dan bagaimana mereka berubah seiring waktu.

2. Waktu dalam Studi

Geologi dan Geomorfologi memiliki perbedaan waktu dalam Studi. Geologi melibatkan perhitungan waktu geologis dalam jutaan tahun, seperti Zaman Prasejarah, Mesozoikum, dan lain-lain. Geomorfologi sering kali fokus pada perubahan bentuk permukaan bumi dalam skala yang lebih pendek, dalam ribuan hingga jutaan tahun.

3. Objek Kajian

Geologi mempelajari batuan, mineral, fosil, dan proses geologis seperti tektonik lempeng. Beda dengan Geomorfologi yang mempelajari fitur fisik permukaan bumi seperti pegunungan, lembah, perbukitan, sungai, dan dataran banjir.

4. Alat dan Teknik

Geologi menggunakan teknik seperti pengeboran, analisis petrografi, dan penanggalan radiometrik. Sementara Geomorfologi menggunakan pemetaan topografi, analisis sedimentasi, dan pemodelan proses aliran air.

5. Kaitan dengan Lingkungan:

Dalam kaitannya dengan lingkungan, Geologi membantu memahami asal-usul sumber daya alam seperti minyak bumi, gas alam, dan mineral. Sementara Geomorfologi berkaitan dengan pemahaman lingkungan fisik dan potensi bencana seperti banjir dan tanah longsor.

6. Contoh Penelitian

Contoh penelitian Geologi fokus pada studi tentang pembentukan gunung berapi dan erupsi. Serta Penelitian tentang pembentukan dan pergerakan lempeng tektonik.

Sementara contoh penelitian Geomorfologi yaitu pemahaman tentang pembentukan lembah sungai dan pola aliran air. Dan juga analisis perkembangan bentuk pantai dan pengaruhnya terhadap ekosistem laut.

8. Keberlanjutan

Di era sekarang Geologi penting dalam mengidentifikasi sumber daya alam terbarukan dan non-terbarukan. Sementara Geomorfologi membantu merencanakan penggunaan lahan yang berkelanjutan dan manajemen bencana alam.

Meskipun berhubungan erat dan sering saling melengkapi, geologi dan geomorfologi memiliki fokus yang berbeda dalam studi tentang bumi. Geologi berfokus pada komposisi dan sejarah bumi, sedangkan geomorfologi lebih menekankan pada bentuk permukaan bumi dan proses yang membentuknya.

Keduanya merupakan disiplin ilmu yang penting untuk pemahaman dan perlindungan lingkungan serta sumber daya alam di planet kita yang indah ini.

The post 8 Perbedaan Geologi dan Geomorfologi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Klasifikasi Barang Tambang yang Perlu Kamu Ketahui https://haloedukasi.com/klasifikasi-barang-tambang Wed, 21 Sep 2022 07:55:25 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38764 Barang tambang adalah jenis sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, tetap barang tambang ini membawa banyak manfaat yang sangat amat menguntungkan bagi kehidupan manusia, seperti sebagai pembangkit listrik hingga bermanfaat juga untuk industri rumah tangga. Barang tambang itu sendiri dapat diklasifikasikan menjadi enam jenis yaitu yang pertama ada jenis barang tambang berdasarkan cara terbentuknya, […]

The post 6 Klasifikasi Barang Tambang yang Perlu Kamu Ketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Barang tambang adalah jenis sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, tetap barang tambang ini membawa banyak manfaat yang sangat amat menguntungkan bagi kehidupan manusia, seperti sebagai pembangkit listrik hingga bermanfaat juga untuk industri rumah tangga.

Barang tambang itu sendiri dapat diklasifikasikan menjadi enam jenis yaitu yang pertama ada jenis barang tambang berdasarkan cara terbentuknya, kedua barang tambang berdasarkan PP no 27 Pada 1980.

Ketiga barang tambang yang diklasifikasikan berdasarkan cara penggunaannya, klasifikasi yang keempat yaitu pada kedudukan industrinya, kelima berdasarkan wujudnya dan yang terakhir ada barang tambang yang diklasifikasikan berdasarkan daya pakai. Untuk lebih jelasnya lagi silakan simak pembahasan di bawah ini :

1. Barang Tambang Berdasarkan Cara Terbentuknya

  • Barang tambang magnetik adalah bahan galian yang berasal dari magma dan letaknya dekat dengan magma. Contohnya seperti mineral logam, batubara, batuan hingga gas bumi.
  • Barang tambang pematit adalah bahan galian yang berasal dari dalam diatrema dan intrusi.
  • Barang tambang hasil pengendapan adalah bahan galian yang berasal dari hasil pengendapan di dasar sungai dan juga dapat terjadi pada pelarutan genangan air.
  • Barang tambang hasil pengayaan sekunder adalah bahan galian yang berasal dari hasil proses pelapukan. Contohnya seperti besi dan nikel.
  • Barang tambang metamorfosis kontak adalah batuan yang letakna ada di sekitar magma itu dapat terbentuk karena adanya sentuhan pada magma itu sendiri.
  • Barang tambang hidrotermal adalah batuan yang berasal dari resapan magma cair dan mengalami pembekuan karena suhu yang dimilikinya relatif rendah. Contohnya seperti aluminium, nikel hingga tembaga.

2. Barang Tambang Berdasarkan PP No. 27 Tahun 1980

Barang tambang berdasarkan PP No. 27 tahun 1980, dibagi menjadi tiga, yaitu:

  • Barang tambang golongan A adalah bahan galian yang sangat berguna untuk pertahanan serta keamanan negara. Contoh barang tambang golongan A yaitu seperti gas, minyak bumi, tembaga, baru bara dan lain lain.
  • Barang tambang golongan B adalah bahan galian vital yang cukup berguna untuk kehidupan manusia, dan biasanya dikelola oleh masyarakat. Contoh barang tambang golongan B adalah perak, emas, intan, hingga batu permata.
  • Barang tambang golongan C adalah bahan galian yang dikelola oleh masyarakat tetapi tidak dianggap sebagai pemenuh kebutuhan masyarakat. Contohnya seperti pasir, batu kapur, kerikil hingga marmer.

3. Barang Tambang yang Diklasifikasikan Berdasarkan Penggunaannya

  • Barang tambang non mineral adalah barang tambang yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi, contohnya seperti batu bara, minyak bumi dan gas.
  • Barang tambang mineral logam yang memiliki kegunaan untuk keperluan industri ini berasal dari wujud mineral yang padat dan keras
  • Barang tambang mineral bukan logam, maksudnya adalah material yang tidak memiliki unsur logam tetapi mempunyai wujud yang sama dengan mineral logam. Contohnya seperti marmer, intan, pasir hingga belerang.

4. Barang Tambang yang Diklasifikasikan Berdasarkan Industrinya

  • Mineral bahan bakar ini berasal secara alami karena adanya proses pembusukan organisme. contoh dari mineral bahan bakar yaitu seperti minyak bumi, batu bara, dan radioaktif.
  • Mineral industri ini dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan Industri, contoh dari mineral industri yaitu fosfat, pasir kurasa dan kaolin.
  • Mineral bijih logam ini terbentuk dari berbagai proses geologis dan juga memiliki kandungan logam yang relatif besar. contoh dari mineral bijih logam yaitu bijih besi, bijih emas dan bijih tembaga.

5. Barang Tambang Berdasarkan Wujudnya

  • Barang tambang padat adalah barang tambang yang memiliki tekstur padat contoh seperti bijih besi, bijih emas dan bijih tembaga.
  • Barang tambang cair adalah barang tambang yang memiliki tekstur cair, contohnya seperti minyak bumi, kromium dan bromine.
  • Barang tambang gas, contoh dari barang tambang gas ini yaitu seperti LPG dan LNG.

6. Barang Tambang Berdasarkan Daya Pakai dan Penggunaanya

  • Barang tambang cepat habis dapat terjadi karena memiliki nilai konsumsi yang tinggi dan hanya bisa digunakan sekali pakai saja, seperti minyak bumi dan gas LPG.
  • barang tambang tidak cepat habis ini kebalikannya dari barang tambang yang cepat habis yaitu memiliki nilai konsumsi yang rendah dan juga bisa dipakai berulang ulang kali, seperti besi dan emas.

The post 6 Klasifikasi Barang Tambang yang Perlu Kamu Ketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Pembagian Zaman Prasejarah Berdasarkan Geologi https://haloedukasi.com/pembagian-zaman-prasejarah-berdasarkan-geologi Mon, 12 Sep 2022 06:50:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38508 Anda hidup di dunia saat ini, masih sebentar bukan? Mengingat bahwasannya bumi sudah ada miliaran tahun lamanya. Sebelum hadir manusia modern, masih ada manusia lainnya. Manusia yang mana hidup diperbedaan zaman, kentara. Dengan kondisi bumi yang masih saja penuh gejolak, zaman itu disebut dengan zaman prasejarah. Zaman ini berbeda jauh dengan zaman yang serba IT […]

The post 4 Pembagian Zaman Prasejarah Berdasarkan Geologi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Anda hidup di dunia saat ini, masih sebentar bukan? Mengingat bahwasannya bumi sudah ada miliaran tahun lamanya. Sebelum hadir manusia modern, masih ada manusia lainnya. Manusia yang mana hidup diperbedaan zaman, kentara.

Dengan kondisi bumi yang masih saja penuh gejolak, zaman itu disebut dengan zaman prasejarah. Zaman ini berbeda jauh dengan zaman yang serba IT dan modern, namun dalam geologi termasuk ke dalam zaman perubahan.

Apakah sudah tahu dengan kondisi zaman prasejarah? Mari membahas lebih lanjut mengenai zaman prasejarah menurut geologi.

Pengertian Zaman Prasejarah

Sudah tahu belum dengan pengertian zaman prasejarah? Prasejarah adalah zaman yang mana belum adanya tulisan dan manusia belum terkenal sama sekali kehidupannya.

Pada zaman yang satu ini tidak ada yang namanya para ahli dan tidak ada tulisan yang memberikan suatu petunjuk.

Pembagian Zaman Prasejarah

Sebenarnya, dalam posisi pembagian zaman-zaman prasejarah ini bisa dibagi berdasarkan dua hal yaitu geologi dan arkeolog. Namun pada artikel kali ini akan mengulik mengenai pembagian zaman prasejarah berdasarkan geologi.

Geologi adalah hal yang mempelajari perihal bumi, struktur dan fisik. Maka dari itulah, berikut ini penjelasan mengenai pembagian zaman berdasarkan sisi geologi, terbagi menjadi 4 bagian, diantaranya sebagai berikut:

Zaman Tertua (Arkaekum)

Zaman yang paling tua adalah zaman arkaekum. Zaman yang satu ini telah berlangsung dalam kurun waktu 2,5 milliar tahun.

Kondisi bumi masih mempunyai kulit panas, sehingga tidak ada sedikitpun kehidupan yang tumbuh dan berkembang. Bahkan udara juga dalam bentuk panas.

Zaman Hidup Tua (Paleozoikum)

Zaman yang satu ini berbeda dengan arkaekum. Suhu yang ada di bumi mulai menurun, tidak sepanas di zaman arkaekum. Di bumi sudah ada yang namanya oksigen. Kehidupan mulai ada di zaman hidup tua. Ada berbagai macam flora dan fauna.

Asal muasal zaman hidup tua ini berada di perairan. Kelahiran prokaroit mulai ada di bumi. Kehidupan yang mana ada kehidupan tanpa tulang. Namun sudah mulai berevolusi menjadi ikan bertulang. Keberlangsungan zaman hidup tua ini sekitar 542 juta tahun.

Inilah periode yang ada di zaman hidup tua, diantaranya sebagai berikut:

  • Kambrium – Nama periode yang klasik, wilayah asal batuan.
  • Ordovisum – Nama diambil dari salah satu suku Wales, wilayah dengan lapisan batuan kedua dan fosil-fosil fauna telah ditemukan tentunya berbeda satu sama lain.
  • Silur – Awal mula periode peristiwa besar terjadi.
  • Devon – Masa kejayaan karena adanya ikan tidak berahang, pipih dan bulat.
  • Karbon – Nama periode ini diambil dari lapisan tebal kapur, bisa disebut dengan mississippian dan subperiode. Berakhirnya periode ini ditandai dengan zaman es.
  • Perm – Periode paling terakhir yang ada di zaman paleozikum. Tiga periode yang terbagi di antaranya yaitu Lopongian, Guadalupian, dan Cisuarian.

Zaman Hidup Pertengahan (Mesozoikum)

Periode ini berlangsung pada 250 – 66 juta tahun yang lampau. Pada periode ini banyak sekali reptil-reptil berukuran besar. Pada periode atau zaman yang satu ini terbagi menjadi tiga waktu, di antaranya sebagai berikut:

  • Triasic – Berlalu dengan rentan waktu 250-200 juta lamanya. Pada periode ini menunjukkan pemulihan atas suatu kehancuran. Bahkan, semakin terlihat besarnya pertumbuhan dan perkembangan reptil yang besar. Namun pada periode yang akan berakhir ini ditandai dengan evolusi reptil darat, dinosaurus.
  • Jurrasic – Pada periode ini kondisi jauh lebih baik, terutama pada iklim. Iklim jauh lebih lembab dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Lalu, pada periode ini terdapat perkembangan diplodocus serta brachiosaurus. Hutan yang ada di periode jurrasic adalah hutan konifer. Lalu, pada periode ini ada momen kepunahan besar. Namun, ada mamalia yang berkembang lebih baik dan ukurannya sangatlah kecil.
  • Cretacous – Periode yang satu ini disebut dengan kapur.

Zaman Hidup Baru (Neozoikum)

Zaman yang satu ini disebut dengan zaman kehidupan baru. Zaman yang satu ini sudah berlangsung dalam kurun waktu 60 juta tahun bahkan masih bertahan hingga sekarang. Kondisi di zaman yang satu ini lebih baik dibandingkan sebelumnya dan berlangsung stabil.

Sudah tahu zaman-zaman yang ada di neozoikum? Inilah penjelasan lebih lanjut mengenai zaman hidup baru, diantaranya sebagai berikut:

  • Tertier – Binatang-binatang berukuran besar seperti zaman dahulu berkurang kuantitasnya. Bahkan, pada kondisi ini banyak sekali bermunculan binatang menyusui (Mamalia) dan jenis-jenis kera.
  • Kuartier – Pada periode ini sudah terlihat kehidupan manusia. Bahkan sudah berlangsung pada kurun waktu 2 juta tahun yang lampau. Periode ini terbagi pada dua zaman yaitu diluvium atau pleitosen. Tidak sampai disitu saja, ada pembagian lainnya. Pembagian tersebut adalah zaman alluvium atau banjir.

Sudah tahu dengan pembagian zaman-zaman prasejarah bukan? Ada 4 zaman yang dilalui, diantaranya yaitu zaman tertua, zaman hidup tua, zaman hidup pertengahan, dan zaman hidup baru.

Setiap zaman memiliki pertumbuhan dan perkembangannya masing-masing tidak bisa disamaratakan. Maka dari itu, Anda harus memahaminya lebih lanjut. Tidak sampai disitu saja, masing-masing zaman prasejarah mempunyai kelebihan dan kekurangan yang berbeda.

Itulah pembahasan mengenai zaman-zaman prasejarah berdasarkan sisi geologi. Anda dapat memahaminya sekarang mengenai periode zaman satu dengan periode lainnya.

The post 4 Pembagian Zaman Prasejarah Berdasarkan Geologi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
11 Negara yang Dilewati Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) https://haloedukasi.com/negara-yang-dilewati-cincin-api-pasifik Mon, 18 Jul 2022 02:25:20 +0000 https://haloedukasi.com/?p=36907 Cincin Api atau dikenal sebagai Ring of Fire adalah daerah yang paling rawan terkena gempa bumi dan gunung meletus. Sebab di kawasan ini lah berjajar sekumpulan gunung-gunung berapi yang aktif dan tidak aktif. Total gunung yang ada di Cincin Api Pasifik mencapai 450 gunung.  Daerah yang memiliki nama lain Sabuk Gempa Pasifik ini adalah daerah […]

The post 11 Negara yang Dilewati Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Cincin Api atau dikenal sebagai Ring of Fire adalah daerah yang paling rawan terkena gempa bumi dan gunung meletus. Sebab di kawasan ini lah berjajar sekumpulan gunung-gunung berapi yang aktif dan tidak aktif. Total gunung yang ada di Cincin Api Pasifik mencapai 450 gunung. 

Daerah yang memiliki nama lain Sabuk Gempa Pasifik ini adalah daerah yang membentuk menyerupai tapal kuda sepanjang 40.550 km. Dengan panjangnya ini, Cincin Api Pasifik melalui berbagai negara yakni sebagai berikut. 

1. Indonesia

Indonesia menjadi salah satu negara yang berada di kawasan the Pacific Ring of Fire bahkan menjadi satu dari tiga negara yang seluruh kawasannya di lintasi oleh cincin ini.

Karena berada di kawasan ini Indonesia memiliki banyak sekali gunung-gunung api baik yang aktif maupun yang tidak aktif.

Total gunung yang dimiliki oleh Indonesia adalah 139 gunung dan 127 di antaranya merupakan gunung aktif. Jumlah tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara dengan gunung terbanyak ketiga di dunia. 

Berkat gunung-gunung ini juga Indonesia memiliki tanah yang subur juga menjadi yang paling rawan dilanda bencana alam gunung meletus dan gempa bumi. 

2. Jepang

Seluruh wilayah Jepang juga berada di dalam kawasan Cincin Api Pasifik. Sama dengan Indonesia, Jepang juga menjadi negara yang banyak memiliki gunung berapi.

Total gunung api di negeri Sakura ini mencapai 160 gunung dan 111 diantaranya berstatus aktif. Angka tersebut menjadikan Jepang sebagai negara dengan gunung api terbanyak kedua di dunia.

Cincin Api Pasifik yang ada di Jepang adalah pertemuan antara lempengan Amerika Utara, Pasifik, Eurasia, dan Filipina. Jepang juga menjadi negara yang paling rawan gempa dan gunung meletus.

Tercatat ada 1.500 gempa yang melanda Jepang dalam setiap tahunnya. Dampak lainnya adalah di sana terdapat banyak sungai-sungai pendek dan curam yang membawa sedimen dan membentuk dataran aluvial. 

3. Selandia Baru 

Selandia Baru adalah sebuah negara kepulauan yang berada di sebelah tenggara dari Benua Australia. Negara yang berjulukan “kiwi” ini berada di ujung barat daya dari Sabuk Gempa Pasifik. Di sini lah tepian lempeng Pasifik bertemu dengan lempengan Australia. 

Oleh sebab itu di Selandia Baru terdapat deretan gunung api bawah laut yakni Punggungan Kermadec yang membentang di bagian timur laut negara. Saat ini ada 12 gunung api aktif di New Zealand yang terus dipantau oleh peneliti.

4. Papua Nugini

Papua Nugini adalah negara yang yang lokasinya berdekatan dengan pulau paling timur dari Indonesia yakni Papua. Negara ini juga dilalui oleh Cincin Api Pasifik jadi jangan heran jika negara ini memiliki banyak gunung api. 

Total gunung api di Papua Nugini mencapai 180 dan 40 diantaranya merupakan gunung api holosen (aktif selama 11.700 tahun. Papua Nugini menjadi kawasan paling banyak memiliki Pasifik Barat Daya. 

5. Filipina 

Indonesia bukan lah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang berada di kawasan Cincin Api Pasifik melainkan juga Filipina. Sehingga negara dengan ibukota Manila ini memiliki sekitar 300 gunung api di sepanjang kepulauan Filipina dan 27 diantaranya berstatus aktif. 

Namun karena berada di sabuk topan Pasifik ini juga lah Filipina sering terkena bencana alam. Beberapa bencana alam yang sering melanda negara ini adalah angin topan, gempa bumi dan gunung meletus. Dalam satu tahun sedikitnya ada 20 topan yang menerjang negara ini.

6. Amerika Serikat 

Negara dengan ekonomi terkuat saat ini yaitu Amerika Serikat juga menjadi salah satu negara yang dilalui oleh Ring Of Fire. Wilayah Amerika yang dilalui oleh sabuk ini antara lain Pasifik Amerika Selatan, Amerika Utara. 

Amerika juga menjadi negara dengan gunung api holosen terbanyak di dunia yakni 161 gunung. Sebanyak 42 gunung tercatat aktif setelah tahun 1950 M. Gunung-gunung api di Amerika tersebar ke seluruh negara bagiannya. Negara bagian Amerika Serikat yang paling banyak memiliki gunung api adalah Alaska yakni ada 141 gunung. 

7. Rusia

Sebagian wilayah negara terluas di dunia yakni Rusia dilalui oleh the Ring of Fire. Wilayah tersebut adalah Semenanjung Kamchatka yang merupakan bagian dari Oblast Kamchatka dan Okrug Otonomi Koryaki. Di semenanjung ini terdapat 300 gunung api dengan karakteristik gunung vulkanik Pasifik yang lengkap. 

Dari 300 tersebut 29 diantaranya adalah gunung aktif yang eksplosif dan memiliki bentuk piramida yang sempurna Sejak tahun 1690 tercatat telah terjadi 200 letusan di semenanjung ini. Bahkan 39 gunung di sini ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya. 

8. Kanada 

Kanada adalah negara di Amerika Serikat dan bukan merupakan bagian dari Amerika Serikat. Namun negara ini juga dilalui oleh Cincin Api Pasifik tepatnya di wilayah Ontario. Kawasan ini dikelilingi oleh Cincin Api Pasifik sepanjang 500 km ke arah timur laut. 

Oleh sebab itu lah disana terdapat beberapa gunung api. Totalnya yakni ada 32 gunung dan 21 diantaranya berstatus sebagai gunung api aktif.

Keberadaan Cincin Api Pasifik di Ontario baru ditemukan pada tahun 2007. Akibat adanya sabuk ini Ontario memiliki sumber mineral yang berlimpah diantaranya adalah kromit kobalt, nikel, tembaga, dan platinum.

9. Nikaragua

Ring of Fire juga melintasi negara di Amerika Tengah yakni Nikaragua. Negara terbesar dan terendah di Amerika Tengah ini memiliki 40 gunung api dengan 19 diantaranya terpantau aktif. Salah satu gunung di Nikaragua pernah meletus secara dahsyat yakni gunung Momotombo pada Januari 1835. Berkat sabuk gempa ini lah Nikaragua memiliki tanah yang begitu subur terutama di wilayah Chinandega dan León. 

10. Ekuador

Cincin Api Pasifik juga melintas di beberapa negara di Amerika Selatan salah satunya adalah negara Ekuador. Sabuk Gempa Pasifik di Ekuador melintas di kepulauan Galapagos. Seperti negara-negara yang dilalui Cincin Api Pasifik lainnya, Ekuador juga dipenuhi oleh gunung-gunung api. 

Total ada 47 gunung baik yang aktif maupun tidak aktif. Sebanyak 15 diantaranya berada di Galapagos dan merupakan rangkaian dari Ring of Fire. Salah satu gunung api paling aktif di dunia juga ada di Ekuador yakni gunung Sangay yang berdiri setinggi 5.286 meter di atas permukaan laut. 

11. Chili 

Negara lainnya di Amerika Selatan yang dilintasi oleh Cincin Api Pasifik adalah negara Chili tepatnya di bagian selatan. Bersama dengan Ekuador, Chili menjadi bagian dari negara yang dilalui oleh Pegunungan Andes . Wilayah Chili yang dilalui oleh Ring of Fire ada di kawasan Santiago. Chili diperkirakan memiliki lebih dari 500 gunung yang memiliki status aktif. 

The post 11 Negara yang Dilewati Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Proses Pembentukan Tanah yang Penting untuk Diketahui https://haloedukasi.com/proses-pembentukan-tanah Sat, 16 Jul 2022 03:05:53 +0000 https://haloedukasi.com/?p=36911 Tanah yang kita pijak ternyata terbentuk melalui proses yang sangat panjang. Setidaknya ada 4 tahapan utama yang membentuk lapisan terluar dari bumi ini. Mulai dari pelapukan batuan, pelunakan struktur tanah, tumbuhnya tanaman perintis, dan yang terakhir adalah proses penyuburan tanah. Ternyata proses yang harus dilalui sampai dengan terbentuk tanah yang subur itu memakan waktu yang […]

The post 4 Proses Pembentukan Tanah yang Penting untuk Diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tanah yang kita pijak ternyata terbentuk melalui proses yang sangat panjang. Setidaknya ada 4 tahapan utama yang membentuk lapisan terluar dari bumi ini. Mulai dari pelapukan batuan, pelunakan struktur tanah, tumbuhnya tanaman perintis, dan yang terakhir adalah proses penyuburan tanah.

Ternyata proses yang harus dilalui sampai dengan terbentuk tanah yang subur itu memakan waktu yang sangat lama. Tak heran jika tanah ini mempunyai segudang manfaat bagi kehidupan.

Bagi tumbuhan misalnya, tanah ini dapat menyediakan unsur hara dan air yang sangat bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman. Begitupun bagi organisme, tanah bisa menjadi habitat tumbuh kembangnya berbagai macam organisme.

Lalu seperti apa sih proses pembentukan tanah dari awal hingga bisa seperti sekarang ini? Penjelasan selengkapnya dapat dipelajari pada tulisan di bawah ini.

Proses dan Tahapan Pembentukan Tanah

Di Awal sudah disinggung bahwa setidaknya ada 4 tahapan utama yang menyebabkan sampai tanah bisa terbentuk seperti sekarang ini. Jika dilihat lebihh detail, di setiap tahapan tersebut terdapat proses-proses lainnya. Daripada penasaran, yuk langsung simak saja penjelasannya.

Pelapukan Batuan

Proses pertama dari pembentukan tanah yaitu pelapukan batuan. Proses ini memakan waktu yang cukup lama dan terjadi secara fisik, kimia dan juga biologis.

Ketiga proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu, cuaca, serta tekanan yang ada di dalam batuan itu sendiri. Berikut ini penjelasan terkait berbagai proses pelapukan batuan dari berbagai sisi.

  • Pelapukan Fisik

Sebagaimana namanya, pelapukan fisik ini membuat  batuan menjadi hancur dan mengubah ukurannya menjadi partikel yang lebih kecil. Belum ada perubahan kimia pada proses ini. Adapun faktor yang mempengaruhi proses pelapukan fisik ini yaitu cuaca dan iklim yang sangat ekstrim

  • Pelapukan Kimia

Pelapukan yang menyebabkan struktur kimia suatu batuan berubah dinamakan pelapukan kimia. Penyebab dari terjadinya pelapukan ini adalah hujan asam. Hal ini dikarenakan hujan asam akan menciptakan efek korosif yang diakibatkan dari kondensasi sulfur dan juga metan.

  • Pelapukan Biologis

Proses penyempurnaan dari pelapukan batuan ini yaitu pelapukan biologis. Pelapukan jenis ini diakibatkan secara alami dan atas bantuan atas pengaruh aktivitas makhluk hidup. Proses ini menyempurnakan proses pelapukan sebelumnya dan membuat butiran batu berubah menjadi seperti sifat tanah seperti sekarang ini.

Pelunakan Struktur Tanah

Proses pembentukan tanah yang kedua yaitu pelunakan struktur tanah. Setelah sebelumnya batuan mengalami pelapukan hingga membuat partikelnya menjadi semakin kecil. Maka pada tahapan ini batuan akan mulai terkikis sampai dengan mengalami sifat yang lebih lunak daripada sebelumnya.

Ada dua unsur utama yang berperan sangat penting dalam proses pelunakan struktur tanah ini. Kedua unsur tersebut yakni air dan juga udara. Kedua unsur ini akan melewati celah-celah batuan kecil sampai dengan batuan tersebut menjadi terkikis.

Rongga-rongga pada batuan akan terbentuk selama proses ini berlangsung. Setelah itu, rongga-rongga ini akan menjadi tempat tinggal mikroorganisme seperti lumut ataupun mikroba. Seperti itulah proses pelunakan struktur tanah berlangsung dalam pembentukan tanah. 

Tumbuhnya Tanaman Perintis

Setelah mengalami pelunakan pada proses sebelumnya, maka batuan-batuan ini akan ditumbuhi oleh tanaman perintis. Berbeda dengan lumut, tanaman perintis ini ukurannya jauh lebih besar. Selain itu juga tanaman yang satu ini pun sudah mempunyai akar yang akan masuk melalui celah-celah batuan.

Penyebab dari tumbuhnya tanaman perintis ini yaitu karena pada tahapan ini unsur air yang terdapat dalam batuan lunak sangat melimpah. Hal ini menyebabkan tanaman ini tumbuh subur. Akibat dari banyaknya tanaman perintis maka akan dihasilkan suatu asam yang bernama asam humus.

 Asam humus ini selanjutnya akan mengalir melalui celah-celah bebatuan. Dikarenakan sifatnya yang korosif, maka akan humus ini akan menyebabkan batuan yang sebelumnya sudah lunak menjadi lapuk sempurna sampai akhirnya menjadi tanah. Proses tersebut biasanya disebut juga sebagai pelapukan biologis. 

Penyuburan Tanah

Tahapan proses pembentukan tanah yang terakhir adalah penyuburan tanah. Setelah melalui proses sebelumnya yang sangat panjang, maka sebetulnya tanah sudah terbentuk. Hanya saja prosesnya tidak berhenti sampai disitu saja.

Berbagai organisme akan tumbuh diatas tanah tersebut. Hal ini menyebabkan batuan yang sebelum nya sudah lapuk sempurna ini akan mendapatkan bahan-bahan organik yang dihasilkan dari berbagai organisme yang tumbuh di atasnya. 

Setelah itu tanah akan mengalami suatu fase yang dinamakan penggemburan. Pada tahapan ini tanah sudah dapat menghasilkan air beserta unsur hara yang sangat bermanfaat untuk tumbuhan. Dikarenakan unsur hara dan air sudah terbentuk, maka tanah akan menjadi subur yang artinya dapat ditumbuhi oleh berbagai macam organisme.

Sebagai informasi bahwa untuk mengubah batuan menjadi tanah yang subur itu memerlukan waktu sampai dengan ratusan tahun. Sebuah waktu yang sangat lama tentunya. Hal ini menyadarkan kita bahwa tanah itu sangat berharga dan seharusnya bisa menjaganya agar tetap subur bukan malah merusaknya.

Itulah 4 proses tahapan bagaimana terbentuknya tanah. Proses-proses tersebut saling berkesinambungan sebagaimana dijelaskan diatas.

Artinya satu proses ke proses selanjutnya tidak terpisahkan. Setelah membaca artikel ini tentu saja pengetahuan kita semakin meningkat dan tidak akan bingung lagi jika ada yang bertanya mengenai bagaimana proses tanah terbentuk.

The post 4 Proses Pembentukan Tanah yang Penting untuk Diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Skala Waktu Geologi https://haloedukasi.com/skala-waktu-geologi Sat, 12 Mar 2022 09:36:30 +0000 https://haloedukasi.com/?p=32279 Geologi masih dalam ruang lingkup geografi yang fokus tentang bumi beserta dengan struktur lapisannya. Sebagai makhluk yang tinggal di bumi, kita perlu mempelajari bumi dan juga usianya. Usia bumi biasanya dihubungkan dengan berbagai kejadian dan fenomena alam yang terjadi. Usia bumi yang semakin menua, dianggap menjadi semakin lemah dan semakin banyak kejadian yang terjadi seperti […]

The post Skala Waktu Geologi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Geologi masih dalam ruang lingkup geografi yang fokus tentang bumi beserta dengan struktur lapisannya. Sebagai makhluk yang tinggal di bumi, kita perlu mempelajari bumi dan juga usianya. Usia bumi biasanya dihubungkan dengan berbagai kejadian dan fenomena alam yang terjadi.

Usia bumi yang semakin menua, dianggap menjadi semakin lemah dan semakin banyak kejadian yang terjadi seperti bencana alam. Dengan berbagai cara para ilmuwan berusaha untuk memperkirakan usia bumi, yang pastinya tak lepas dengan skala waktu geologi.

Pada kesempatan kali ini kami akan membahas mengenai skala waktu geologi. Berikut penjelasannya.

Pengertian Skala Waktu Geologi

Skala waktu geologi adalah skala yang membantu para ahli geologi beserta ilmuwan dalam menjelaskan sebuah hubungan maupun keterikatan terjadinya sebuah peristiwa yang tercatat dalam sejarah bumi.

Adanya skala waktu geologi memudahkan para ahli dan ilmuwan dalam mengubungkan kejadian masa lampau dan menghubungkannya dengan kejadian atau fenomena yang terjadi pada masa sekarang ini.

Perlu kita ketahui bahwa bumi mengalami adanya pergerakan maupun perubahan. Hal tersebut dapat dilihat dengan terjadinya pergerakan lapisan yang ada pada batuan maupun lempeng bumi seperti gempa bumi.

Secara sederhana, skala waktu geologi adalah penanggalan yang berfungsi untuk mempelajari sejarah bumi kita ini dari waktu ke waktu, bukan hanya hari, tahun, atau abad, melainkan jutaan tahun.

Skala waktu geologi sangat penting dan membantu manusia ketika sedang mengukur maupun menentukan umur bumi serta mengaitkan sebab akibat dari sebuah peristiwa maupun fenomena yang ada dalam sejarah bumi.

Skala waktu geologi terbagi menjadi dua jenis antara lain skala waktu relatif dan juga skala waktu absolut. Keduanya memiliki beberapa perbedaan. Berikut penjelasan mengenai kedua jenis skala waktu ini.

Skala Waktu Geologi

  • Skala Waktu Relatif

Skala waktu yang pertama adalah skala waktu relatif yang merupakan skala waktu yang berguna dalam menentukan urutan lapisan – lapisan pada batuan yang ada di bumi lengkap dengan evolusi yang terjadi dalam kehidupan organisme yang ada di masa lampau.

Skala waktu relatif terbentuk berdasarkan terjadinya peristiwa – peristiwa yang terjadi seiring berjalannya perkembangan ilmu geologi itu sendiri. Pada abad ke – 18 hingga abad ke – 19 di Eropa, skala waktu relatif ini mulai dikembangkan untuk pertama kalinya.

Menurut skala waktu relatif, bumi dikelompokkan menjadi Eon atau dapat disebut juga dengan Masa. Kemudian Eon atau Masa dibagi lagi menjadi Era atau kurun. Setelah itu, era dibagi dikelompokkan menjadi Period atau zaman. Dan yang terakhir, Period dibagi lagi menjadi Epoch atau Kala.

Oleh karena itu, perlu kita tegaskan bahwa beberapa istilah nama seperti Paleozoikum atau Kenozoikum merupakan nama yang memiliki artinya sendiri – sendiri, dan bukan hanya sebuah kata tanpa makna.

Di dalam skala ini, fosil dari makhluk hidup purba digunakan menjadi dasar dan patokan dari skala waktu geologi. Semua nama yang ada pada Eon dan Era yang diakhiri dengan ‘zoikum’ merupakan penanda bahwa kala itu sedang pada kisaran waktu tersebut yang masih sangat erat dengan kehidupan binatang.

  • Skala Waktu Absolut

Skala waktu yang kedua adalah skala waktu absolut atau yang dapat disebut juga dengan radiometrik. Skala waktu absolut merupakan skala yang ditetapkan sesuai dengan pelarikan radioaktif yang didapatkan dari beberapa unsur kimia yang ada dalam berbagai jenis batuan.

Skala ini mulai berkembang menjadi ilmu pengetahuan fisika dalam menjawab dan memecahkan berbaagai macam permasalahan yang muncul dalam bidang geologi. Penemuan unsur radioaktif membantu ilmuwan dan ahli geologi dalam menentukan umur batuan baik ribuan hingga milyaran tahun.

Mineral yang mengandung berbagai macam unsur radioaktif secara alami membantu para ahli geologi beserta ilmuwan dalam menghitung umur sebuah batuan secara absolut dalam rentang ukuran waktu tahunan.

Sekarang kita sudah mengetahui dua jenis skala waktu geologi yang menjadi dasar atau pijakan bagi para ahli geologi dan ilmuwan dalam mengaitkan waktu, usia bumi, serta fenomena apa saja yang pernah terjadi dan tercetak di dalam sejarah.

Kedua skala memiliki perbedaan yang telah diuraikan di atas yang dapat digunakan untuk memperkirakan usia bumi. Adapun beberapa cara dalam memperkirakan usia bumi antara lain dengan menggunakan fosil dari makhluk purba dan juga dengan menggunakan isotop radioaktif dari kandungan kimia dalam batuan.

Ketika menggunakan fosil untuk menentukan usia bumi, pengukuran skala waktu relatif dijadikan sebagai dasar. Fosil – fosil tersebut dapat diambil dari berbagai makhluk purba baik binatang hingga bakteri sekalipun.

Sedangkan ketika menggunakan isotop radioaktif pada kandungan kimia yang terdapat di dalam batuan, akan memperkecil resiko kesalahan hasil penentuan.

Skala waktu geologi membantu pembagian skala besar hingga kecil dalam sejarah bumi mulai dari kurun, masa, zaman, dan kala.

Kurun sendiri terbagi menjadi dua jenis. Kurun prakrambium merupakan zaman ketika belum ada kehidupan yang secara nyata, sedangkan kurun fanerozoikum didasarkan pada kurun dengan sudah adanya kehidupan yang nyata.

Pada kurun prakrambium sendiri dibagi menjadi tiga antara lain hadean, Arkeozoikum, dan juga Proterozoikum. Sedangkan dalam kurun fanerozoikum dibagi menjadi beberapa zaman yakni zaman paleozoikum, zaman mesozoikum, zaman kenozoikum yang masing – masing terbagi menjadi beberapa kala.

The post Skala Waktu Geologi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Batuan Beku: Struktur – Proses Pembentukan dan Jenisnya https://haloedukasi.com/batuan-beku Tue, 01 Sep 2020 02:43:24 +0000 https://haloedukasi.com/?p=9873 Setelah membahas tentang batuan sedimen, sekarang akan kami bahas tentang batuan beku. Seperti yang diketahui, bahwa batuan adalah salah satu unsur alam yang banyak kita temui di sekitar kita. Namun, kita sering tidak mengetahui batuan tersebut masuk ke dalam batuan sedimen atau batuan beku. Salah satu jenis batuan yang ada di alam adalah batuan beku. […]

The post Batuan Beku: Struktur – Proses Pembentukan dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Setelah membahas tentang batuan sedimen, sekarang akan kami bahas tentang batuan beku.

Seperti yang diketahui, bahwa batuan adalah salah satu unsur alam yang banyak kita temui di sekitar kita.

Namun, kita sering tidak mengetahui batuan tersebut masuk ke dalam batuan sedimen atau batuan beku.

Salah satu jenis batuan yang ada di alam adalah batuan beku. Batuan ini terbuat dari magma yang dingin dan keras, baik melewati proses kristalisasi ataupun tidak.

Nama lain dari batuan beku dalam bahasa latin adalah igneus, dibaca menjadi ignis yang bermakna api.

Pengertian Batuan Beku

Pengertian Secara Umum

Sesuai namanya, batuan beku berasal dari magma yang mengalami pembekuan.

Magma yang berbentuk cair akan berubah menjadi padat sehingga dinamakan batuan beku.

Batuan intrusif yaitu jenis batuan beku yang mengalami proses kristalisasi magma di bawah permukaan bumi. Magma tersebut meleleh lalu menjadi keras seperti batu.

Sedangkan batuan vulkanik atau ekstrusif ditemukan saat magma yang keluar menuju atas permukaan bumi.

Magma dari batuan ini berisiko meledak dahsyat di atas atmosfer, kemudian terjatuh karena gravitasi dan menjadi batu di Bumi.

Pengertian Menurut Para Ahli

Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500–2.500 °C dan bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah.

Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan terlarut yang bersifat volatil (air, karbon dioksida, klorin, fluorin, besi, belerang, dan lain-lain) yang merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatil (non-gas) yang merupakan pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku.

Ciri Khusus Batuan Beku

Agar dapat membedakan batuan yang satu dengan batuan lain dibutuhkan ciri khusus batuan tersebut.

Batuan beku memiliki ciri yang mudah dikenali dan berbeda dengan batuan lain. berikut adalah ciri khusus batuan beku:

1. Warna

Warna merupakan ciri paling mudah membedakan bermacam-macam batuan. Batuan beku memiliki banyak warna yang disebabkan oleh penyusun batuan ini.

2. Tekstur

Batuan beku memiliki tekstur yang beragam juga. Seperti pada warna, tekstur batuan beku juga bergantung pada kandungan komposisi mineralnya.

Mineral dan jenisnya memiliki hubungan erat dengan kristalinitas, granularitas, dan bentuk kristal. Ketiganya dibahas lebih lengkap pada poin selanjutnya.

3. Tingkat Kristalisasi (Kristalinitas)

Arti dari kristalinitas adalah derajat pada proses kristalisasi suatu batuan bekupada saat proses pembentukan terjadi.

Fungsinya yaitu menjelaskan bentuk partikel penyusun batu yang berbentuk kristal dan tidak.

Kristanilitas juga berguna untuk mendapat informasi mengenai kecepatan pembekuan magma agar menjadi batuan beku.

Kristalinitas memberikan pernyataan berikut; apabila batuan beku mengalami perlambatan magma yang ada, maka kristal kemungkinan besar berbentuk kasar.

Sebaliknya, jika magma mempercepat prosesnya dalam pembuatan batuan beku, maka dapat disimpulkan bahwa kristal pembentuknya dalam keadaan halus.

Tingkat kristalisasi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

  • Holokristalin
    Adalah penyusun batuan beku kesemuanya berasal dari kristal. Batuan plutonik (intrusif) merupakan tekstur dari tingkat kristalisasi ini. Batuan tersebut antara lain mikrokristalin yang sudah membeku di dekat permukaan bumi.
  • Hipokristalin
    Yakni sebagian dari penyusun batuan beku berasal dari massa gelas dan massa kristal. Keduanya mendapatkan porsi masing-masing yang sama dan saling melengkapi.
  • Holohialin
    Adalah susunan batuan beku dari massa gelas. Kesemuanya bisa saja terbuat dari kaca atau gelas. Teksturnya seperti lava (obsidian), sill and dike, dan fasies yang sedikit lebih kecil dari batuan.

4. Visualisasi Granularitas

Granularitas adalah ukuran pada batuan beku. Sesuai dengan pengamatan yang dilakukan dengan mata biasa dan melalui kaca pembesar, ada dua jenis granularitas, yaitu :

  • Fanerik
    Atau bisa disebut dengan fanerokristalin. Granularitas ini terbuat dari batuan beku yang bisa diamati penyusun mineralnya. Bisa dalam bentuk kristal, ukuran butir, dan hubungan yang terjadi antar butir. Besar kristal dari golongan ini dapat diteliti menggunakan metode megaskopis dengan mata telanjang. Kristal pada jenis fanerik ada beberapa macam, yaitu halus (diameter butir maksimal 1 mm), sedang (ukurang diameter butir 1-5 mm), kasar (diameter butir berukuran antara 5-30 mm), dan sangat kasar (diameter butir minimal berukuran 30 mm).
  • Afanitik
    Adalah batuan beku yang memiliki struktur butiran sangat halus sehingga mineralnya tidak bisa diamati dengan mata telanjang. Mikroskop dibutuhkan apabila penelitian terhadap batuan afanitik dilakukan. Tekstur afanitik dalam suatu batuan dapat disusun dari gelas, kristal, bahkan keduanya. Ada tiga macam analisis mikroskopis afanitik, yaitu mikrokristalin (mineral bisa diamati melalui mikroskop dengan ukuran butir antara 0.1-0.01 mm), kriptokristalin (ukuran batuan berkisar antara 0.01-0,002 mm), dan hyaline / glassy / amrf yang mineralnya tersususn dari tekstur gelas.

5. Bentuk Kristal

Kristalisasi bukan sifat menyeluruh dari suatu batuan, hanya sebagian kecil dari batuan tersebut.

Ditemukan tiga bentuk kristal apabila diamati dari pandangan dua dimensi yaitu, euhedral (bentuk asli bidang kristal dan menjadi batas mineral), subhedral (batas dari kristal sebagian sudah tidak terlihat), dan anhedral ( tidak adal kristal asli dalam batuan).

Sedangkan dari tinjauan tiga dimensi ada empat kristal, antara lain equidimensional (ketiga dimensi kristal sama panjang), tabular (dua dimensi lebih panjang dari lainya), prismitik (satu bentuk kristal lebih panjang dari tiga lainnya), dan irregular (kristal tidak memiliki bentuk yang teratur).

Proses Pembentukan Batuan Beku

Dalam hal keterbentukannya, batuan beku dibagi menjadi tiga: Intrusif (Plutonik), Ekstrusif ( Vulkanik) dan Hipabisal.

1. Intrusif

Magma mendingin secara perlahan, dan sebagai hasilnya, batuan beku ini berbutir kasar. Butiran mineral di batuan ini dapat dengan mudah diidentifikasi dengan mata telanjang.

Batuan intrusi juga dapat diklasifikasikan sesuai dengan bentuk dan ukuran tubuh intrusi dan hubungannya dengan formasi lainyang diintrusinya.

Formasi intrusi yang khas adalah batolit, stok, lakolit, sill dan dike. Ketika magma membeku di dalam kerak bumi, magma mendingin perlahan membentuk batuan bertekstur kasar, seperti granit, gabro, atau diorit.

2. Ekstrusif

Batuan beku ekstrusif, juga dikenal sebagai batuan vulkanik, terbentuk di permukaan kerak sebagai akibat dari pencairan sebagian batuan dalam mantel dan kerak.

Batuan beku ekstrusif dingin dan mengeras lebih cepat daripada batuan beku intrusif.

Mereka dibentuk oleh pendinginan magma cair di permukaan bumi. Magma, yang dibawa ke permukaan melalui celah atau letusan gunung berapi, membeku pada tingkat yang lebih cepat.

Oleh karena batu batuan jenis ini halus, kristalin dan berbutir halus.

Basalt adalah batuan beku ekstrusif umum dan membentuk aliran lava (lava flow), lembar lava (sheeting lava) dan dataran tinggi lava (Lava plateau).

Beberapa jenis basalt membantu membentuk kolom poligonal lama. Giant’s Causeway di Antrim, Irlandia Utara adalah salah satu contohnya.

3. Hipabisal

Batuan beku hipabisal terbentuk pada kedalaman di antara batuan plutonik dan vulkanik.

Batuan ini terbentuk karena pendinginan dan pembekuan yang dihasilkan dari naiknya magma di bawah permukaan bumi.

Batuan hipabisal kurang umum dibandingkan batuan plutonik atau vulkanik dan sering membentuk dike, sill, lakolit, lopolit atau pakolit.

Struktur Batuan Beku

Struktur adalah kenampakan batuan secara makro yang meliputi kedudukan lapisan yang jelas/umum dari lapisan batuan.

Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat dilapangan saja, misalnya:

  • Pillow lava atau lava bantal
    Yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah laut, membentuk struktur seperti bantal.
  • Joint struktur
    Merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun secara teratur tegak lurus arah aliran. Sedangkan struktur yang dapat dilihat pada contoh-contoh batuan (hand speciment sample), yaitu:
  • Masif
    Yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku.
  • Vesikuler
    Yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut menunjukkan arah yang teratur.
  • Skoria
    Yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-lubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur.
  • Amigdaloidal
    Yaitu struktur di mana lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat.
  • Xenolitis
    Yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.
    Pada umumnya batuan beku tanpa struktur (masif), sedangkan struktur-struktur yang ada pada batuan beku dibentuk oleh kekar (joint) atau rekahan (fracture) dan pembekuan magma, misalnya: columnar joint (kekar tiang), dan sheeting joint (kekar berlembar).

Jenis Batuan Beku

Ada beberapa batuan beku dengan jenis yang mudah dikenal. Berikut jenis-jenis batuan beku beserta ciri khas masing-masing:

1. Batu Apung

batu apung

Batu apung berwarna coklat dengan sedikit campuran abu-abu muda. Batu ini memiliki bentuk berongga dengan warna khas tersebut.

Kegunaan batu apung yakni dipakai untuk mengampelas kayu dan dilanjutkan sebagai alat penggosok pada bangunan.

2. Batu Obsidian

batu obisidan

Warna dari batu obsidian adalah hitam atau berwarna coklat tua. Batuan ini biasa disebut dengan batuan kaca.

Permukaan batu obsidian mengkilap dan halus. Fungsi yang sering dimanfaatkan dari batu ini adalah menjadi alat pemotong atau tombak serta bahan pengrajin dalam industri kreatif.

3. Batu Granit

batu granit

Struktur dari batu granit adalah butiran kasar yang sedikit berwarna-warni.

Ada warna putih sampai keabu-abuan, ada juga yang berwarna jingga. Batu granit bisa ditemukan di pinggir dan dasar sungai atau pantai.

Batuan ini dipakai dalam beberapa bahan bangunan. Batuan granit termasuk dalam jenis batuan beku dalam.

4. Batu Basal

batu basal

Batu basal disebut juga dengan batu lava. Batu ini berwarna hijau sedikit keabu-abuan dan tersusun dari butiran kecil.

Batu basal juga berfungsi sebagai bahan bangunan. Batu basal termasuk dalam jenis batuan beku efusit atau batuan beku luar.

5. Batu Andesit

batu andesit

Warna dari batu andesit adalah putih dengan sedikit campuran abu-abu.

Struktur batuan andesit adalah butiran kecil dan hampir sama dengan batuan basal.

Fungsi dari batu andesit adalah digunakan dalam pembuatan arca dan beberapa bangunan semacam candi. Batu andesit termasuk dalam batuan beku luar atau efusit.

6. Gabbro

batu gabro

Gabbro adalah jenis plutonik gelap dari batuan beku yang dianggap setara plutonik dari basal.

Tidak seperti granit, gabro rendah silika dan tidak memiliki kuarsa, juga gabro tidak memiliki feldspar alkali, hanya plagioklas, yang memiliki kandungan kalsium tinggi.

Mineral gelap lainnya mungkin termasuk amfibol, piroksen dan terkadang biotit, olivin, magnetit, ilmenit, dan apatit. Gabro sejati adalah bagian kecil dari batuan plutonik gelap.

Gabbro membentuk sebagian besar bagian dalam kerak samudera, di mana melelehnya komposisi basaltik mendingin sangat lambat untuk menciptakan butiran mineral yang besar.

Itu membuat gabro menjadi tanda dari sebuah Ofiolit, sebuah kumpulan besar kerak samudera yang berakhir di darat.

7. Granodiorit

grnodiorit

Granodiorit adalah batuan plutonik yang terdiri dari biotit hitam, hornblende abu-gelap, plagioklas putih, dan kuarsa abu-abu tembus cahaya. Dominasi plagioklas lebih dari feldspar alkali membedakannya dari granit.

Granodiorit adalah salah satu batu granitoid yang Warnanya mencerminkan pelapukan butiran pirit langka melepaskan zat besi.

8. Kimberlite

kimberlite

Kimberlite adalah batuan vulkanik ultrabasa, cukup langka tetapi banyak dicari karena merupakan biji berlian.

Batuan ini sebagian besar terdiri dari kristal olivin dalam suatu tanah yang terdiri dari berbagai campuran mineral serpentine, karbonat, diopside dan phlogopite.

9. Felsite

fellsite

Felsite adalah nama umum untuk batuan beku ekstrusif berwarna terang.

Felsite berbutir halus tetapi tidak berkaca-kaca yang biasanya terdiri dari mineral kuarsa, feldspar plagioklas dan feldspar alkali. Felsite biasanya disebut ekuivalen ekstrusif dengan granit.

10. Komatiite

komatit

Komatiite (ko-MOTTY-ite) adalah Batuan lava ultramafik yang langka dan purba, termasuk peridotit ekstrusif.

Sebagian besar batu ini terbentuk dari olivin, menjadikannya komposisi yang sama dengan peridotit.

Diperkirakan bahwa hanya suhu yang sangat tinggi yang dapat mencairkan komposisi tersebut, dan sebagian besar komatiite diperkirakan dari zaman Arkeozoikum, sejalan dengan asumsi bahwa mantel Bumi jauh lebih panas 3 miliar tahun yang lalu daripada saat ini. 

Komatiite diketahui sangat kaya akan kandungan magnesium dan rendah silika. Salah satu ciri khas dari beberapa komatiites adalah tekstur spinifex, di mana batuan tersebut saling silang dengan kristal olivin yang panjang dan tipis.

11. Latite

latite

Latite biasa disebut ekuivalen ekstrusif dari monzonit, tetapi lebih rumit. Seperti basalt, latite tidak memiliki atau hampir tidak ada kuarsa tetapi lebih banyak feldspar alkali.

Dalam pengamatan, tidak mungkin membedakan latit dari basal atau andesit secara langsung.

Spesimen ini memiliki kristal besar (fenokris) dari plagioklas dan fenokris piroksen yang lebih kecil.

12. Tuff

tuff

Tuff secara teknis adalah batuan sedimen yang terbentuk oleh akumulasi abu vulkanik ditambah batu apung atau scoria.

Tuff adalah batu yang sangat beragam dan mampu memberi informasi ahli geologi banyak hal tentang kondisi selama letusan terjadi. 

Bangunan kota Roma, baik kuno dan modern, umumnya terbuat dari blok tuff dari batuan dasar lokal.

Di wilayah lain, tuf mungkin rapuh dan harus dipadatkan dengan hati-hati sebelum bisa digunakan.

13. Anorthosite

anorthosite

Anorthosite adalah batuan beku dalam (plutonic) yang jarang ditemui karena hampir seluruhnya terdiri dari plagioclase feldspar.

Anortosit di muka bumi dapat dibagi menjadi dua: Anortosit proterozoikum (disebut juga tipe masif anortosit) dan juga Anortosit tipe arkean.

Kedua tipe ini memiliki keterjadian yang berbeda, dan muncul di periode-periode yang berbeda di sejarah bumi, dan diperkirakan memiliki asal yang berbeda.

14. Dunite

dunite

Dunite adalah batuan langka, peridotit yang setidaknya 90 persen olivin.

Masih banyak jenis batuan beku lainnya yang berada di bumi ini. Beberapa batuan beku sangat mudah ditemui dan sering dimanfaatkan oleh manusia dalam kehidupan, sementara jenis batuan beku yang lain bisanya jarang ditemui.

The post Batuan Beku: Struktur – Proses Pembentukan dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Batuan Sedimen: Proses Pembentukan – Struktur dan Jenisnya https://haloedukasi.com/batuan-sedimen Tue, 01 Sep 2020 01:59:31 +0000 https://haloedukasi.com/?p=9834 Bumi terdiri dari tiga unsur yang sangat berpengaruh bagi penduduknya. Tiga unsur tersebut adalah tanah, air, dan udara. Tanah menjadi komponen penting bagi manusia dalam pelaksanaan kehidupannya. Tanah memiliki senyawa tertentu yang bermanfaat bagi manusia. Senyawa tanah bisa saja berbentuk seperti batu, humus, dan pasir. Batu adalah komponen yang memiliki struktur kompleks dan menarik dipelajari.  Salah […]

The post Batuan Sedimen: Proses Pembentukan – Struktur dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bumi terdiri dari tiga unsur yang sangat berpengaruh bagi penduduknya. Tiga unsur tersebut adalah tanah, air, dan udara.

Tanah menjadi komponen penting bagi manusia dalam pelaksanaan kehidupannya. Tanah memiliki senyawa tertentu yang bermanfaat bagi manusia.

Senyawa tanah bisa saja berbentuk seperti batu, humus, dan pasir. Batu adalah komponen yang memiliki struktur kompleks dan menarik dipelajari. 

Salah satu batuan yang sering ditemui adalah batuan sedimen. Batuan sedimen memiliki ciri dan perbedaan dengan batuan lain. Berikut pembahasannya.

Pengertian Batuan Sedimen

Pengertian Secara Umum

Batuan yang terbentuk dari proses litifikasi atau pembatuan disebut dengan batuan sedimen.

Batuan ini adalah hasil dari proses erosi dan pelapukan yang terbawa arus dan kemudian diendapkan.

Proses pembentukan batuan sedimen diawali dari pengikisan pada batuan beku. Gerakan tersebut bisa disebabkan pengaruh air, es, angin, atau aktivitas manusia, hewan, serta tumbuhan.

Batuan sedimen biasanya tersusun secara berlapis-lapis dan mendatar. Secara kimiawi, batuan sedimen tersusun dari penguapan larutan kalsium karbonat, garam, silika dan material lainnya.

Pengertian Menurut KBBI

se·di·men /sédimén/ n 1 Kim benda padat berupa serbuk yang terpisah dari cairan dan mengendap di dasar bejana; 2 Geo benda padat yang diendapkan oleh air atau es.

Pengertian Menurut Para Ahli

  • Menurut (Pettijohn, 1975)
    Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan.
  • Menurut Tucker (1991)
    70% batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis. Volume batuan sedimen dan termasuk batuan metasedimen hanya mengandung 5% yang diketahui di litosfer dengan ketebalan 10 mil di luar tepian benua, dimana batuan beku metabeku mengandung 95%. Sementara itu, kenampakan di permukaan bumi, batuan-batuan sedimen menempati luas bumi sebesar 75%, sedangkan singkapa dari batuan beku sebesar 25% saja. Batuan sedimen dimulai dari lapisan yang tipis sekali sampai yang tebal sekali.
  • Menurut (Endarto, 2005)
    Di dasar lautan dipenuhim oleh sedimen dari pantai ke pantai. Ketebalan dari lapisan itu selalu tidak pasti karena setiap saat selalu bertambah ketebalannya. Ketebalan yang dimiliki bervariasi dari yang lebih tipis dari 0,2 kilometer sampai lebih dari 3 kilometer, sedangkan ketebalan rata-rata sekitar 1 kilometer.
  • Menurut Pettijohn (1975)
    O’Dunn & Sill (1986) membagi batuan sedimen berdasar teksturnya menjadi dua kelompok besar, yaitu batuan sedimen klastika dan batuan sedimen non-klastika.
  • Sanders (1981) dan Tucker (1991), membagi batuan sedimen menjadi:
    • Batuan sedimen detritus (klastika)
    • Batuan sedimen kimia
    • Batuan sedimen organik
    • Batuan sedimen klastika gunung api.
  • Graha (1987) membagi batuan sedimen menjadi 4 kelompok juga, yaitu:
    • Batuan sedimen detritus (klastika/mekanis)
    • Batuan sedimen batubara (organik/tumbuh-tumbuhan)
    • Batuan sedimen silika
    • Batuan sedimen karbonat.

Proses Pembentukan Batuan Sedimen

Pengikisan yang terjadi oleh pengaruh air, es, angin dan aktivitas makhluk hidup diatas mengawali pembentukan pada batuan sedimen.

Partikel yang terkikis kemudian begerak sesuai dengan media yang mengikutinya.

Pada satu titik tertentu berhenti dan menggerombol pada tempat tersebut. Selanjutnya, partikel yang berkumpul mengalami proses pengendapan atau disebut sedimentasi. Ada tiga proses sedimentasi pada batuan, yaitu :

1. Proses Sedimentasi Kimiawi

Proses ini merupakan proses pengendapan yang melalui perubahan komposisi pada mineral-mineral dalam suatu batuan secara kimiawi.

Proses sedimentasi kimiawi diakibatkan komponen kimia berasal dari luar masuk menembus pori-pori dan kemudian menjadi bagian dari batuan tersebut.

Setelah mineral tersebut masuk dalam batuan, reaksi kimia akan terjadi pada mineral baru dengan mineral yang sudah lama menetap dalam batu.

Setelah terjadi pencampuran akan dilanjutkan dengan kristalisasi yang menjadi proses akhir dalam pembentukan batuan sedimen.

2. Proses Sedimentasi Mekanik

Proses sedimentasi mekanik adalah proses pengendapan disebabkan oleh aktivitas mekanik atau pergerakan banyak hal.

Penyebabnya bisa dari air, gravitasi, es, angin atau bahkan pergerakan makhluk hidup dari manusia, tumbuhan dan hewan.

3. Proses Sedimentasi Biologis (Organik)

Proses sedimentasi biologis atau diakibatkan oleh makhluk hidup adalah karena proses hancurnya bebatuan karena tingkah laku manusia, hewan dan tumbuhan.

Sesudah hancur, batuan tersebut menjadi partikel kecil dan terbawa menuju tempat baru sehingga akan beradaptasi dengan lingkungan baru tersebut.

Batuan sedimen juga mengalami proses pengompakan dan pemadatan dari endapan hingga menjadi batuan sedimen utuh. Proses pemadatan disebut dengan proses diagenesa.

Proses ini terjadi diatara suhu 300oC dan tekanan atmosfer antara 1-2 kilobar atau 300MPa.

Proses diagnesa berlangsung mulai dari penguburan sedimen sampai terangkat di atas permukaan Bumi.

Berdasarkan proses diagenesa dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

  • Diagnesa Eogenik
    Adalah proses awal pembentukan batuan sedimen yang terletak di bawah permukaan air.
  • Diagnesa Mesogenik
    Adalah proses diagnesa pada saat penguburan batuan sedimen yang berada dalam posisi semakin dalam dari tanah.
  • Diagnesa Telogenik
    Adalah diagnesa yang ada pada batuan sedimen terungkap kembali diatas permukaan bumi diakibatkan oleh erosi dan pengaruh pengangkatan tanah karena gaya tertentu.

Struktur Batuan Sedimen

Tekstur batuan sedimen ada berbagai macam dan berbeda-beda. Batuan sedimen dapat memiliki tekstur klastika atau non-klastika.

Batuan sedimen bisa juga bertekstur kristalin jika batuan sedimen dalam satu kelompok kompak dan bersama-sama terjadi rekristalisasi atau proses pengkristalan kembali.

Batuan sedimen kristalin ini biasanya jenis batu gamping dan batuan yang kaya silika.

Batuan sedimen dengan tekstur klastik adalah batuan yang dibentuk dari penghancuran batuan lain.

Pecahan tersebut kemudian dibawa menuju tempat lain dan terdeposisi (terbiasa dengan lingkungan) sampai pada tahan diagenesa. 

Sedangkan batuan sedimen bertekstur non-klastik yaitu masuk dalam batuan sedimen kimiawi dan organik.

Jenis Batuan Sedimen

Apakah anda tahu bahwa batuan sedimen juga ada dalam berbagai jenis ? Batuan sedimen bisa dibagi dalam beberapa jenis klasifikasi seperti berikut

1. Batu Konglomerat

batu konglomerat

Batu yang terdiri dari material kerikil bulat, batu-batu dan pasir yang terikat satu sama lain adalah batu konglomerat.

Batu konglomerat disusun dari bahan-bahan yang terlepas karena pengaruh gaya berat batu.

Kemudian bahan tersebut memadat dan saling terikat dengan baik. Fungsi dari batu ini adalah untuk bahan pendukung bangunan.

2. Batu Pasir

batu pasir

Seperti namanya, batu pasir terdiri atas susunan butiran-butiran pasir. Biasanya batu pasir berwarna merah, kuning, atau abu-abu.

Batu ini terbuat dari bahan-bahan lepas dikarenakan padatnya gaya berat sehingga satu partikel dengan yang lain saling terikat.

Batu pasir dipakai untuk material penyusun kaca atau gelas dan dapat digunakan sebagai konstruksi bangunan.

3. Batu Gamping

batu gamping

Batu dengan bentuk sedikit lunak dengan warna putih bercampur abu-abu disebut dengan batu gamping.

Batu ini mampu membentuk gas karbondioksida jika mendapat sedikit tetesan asam.

Batu gamping tersusun dari cangkang binatang lunak yang sudah mati, seperti kerang, siput, dan binatang laut lain. Batu gamping dapat digunakan sebagai bahan baku semen.

4. Batu Serpih

batu serpih

Batu serpih terbuat dari bahan yang halus dan lepas disebabkan karena gaya berat batu padat dan saling terikat satu sama lain.

Batu ini merupakan batu yang memiliki bau khas, seperti tanah liat dan memiliki butiran halus serta memiliki warna beragam.

Ada warna abu-abu, hitam, hijau, merah, dan kuning. Batu ini berguna sebagai bahan bangunan.

5. Stalaktit dan Stalagmit

stalaktit

Endapan-endapan pada gua yang berwarna-warni, mulai dari coklat, keemasan, krem, kuning, atau putih disebut dengan stalaktit dan stalagmit.

Keduanya terbentuk dari larutan air yang turun ke gua yang berasal dari tetesan atap gua menuju dasarnya.

Air yang menetes tersebut memiliki kandungan kapur semakin lama membeku dan menumpuk menjadi batuan kapur.

Batuan kapur pada gua berbentuk runcing-runcing dengan warna-warni yang indah menjadi daya tarik pada gua tersebut.

Stalaktit dan stalagmit berfungsi sebagai pemandangan yang jarang ditemui bagi pengunjung.

Karena keajaiban tersebut hanya bisa dilihat di dalam gua sehingga tidak stalaktit dan stalagmit tidak bisa ditemukan di luar gua.

6. Batu Breksi

batu breksi

Batu breksi terdiri dari batuan yang terpecah menjadi beberapa bagian dan kemudian menjadi satu.

Pecahan tersebut berasal dari letusan gunung berapi. Batu breksi juga terbentuk dari elemen yang dilemparkan ke udara dalam jarak tinggi lalu akhirnya mengalami pengendapan di suatu tempat. Fungsi batu breksi adalah bahan kerajinan dan bangunan.

7. Batu Lempung

batu lempung

Warna dari batu lempung biasanya berwarna keemasan, coklat, abu-abu, atau merah.

Batu lempung terbuat dari proses pelapukan batuan beku yang membentuk material lempung di sekitar batuan induk.

Lalu batu induk akan masuk dalam proses pengendapan dan menjadi batu lempung. Fungsi dari batu lempung adalah sebagai bahan dari kerajinan.

The post Batuan Sedimen: Proses Pembentukan – Struktur dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>