golongan muda - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/golongan-muda Wed, 26 Oct 2022 06:23:55 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico golongan muda - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/golongan-muda 32 32 Tokoh Golongan Tua dan Golongan Muda dalam Proklamasi https://haloedukasi.com/tokoh-golongan-tua-dan-golongan-muda-dalam-proklamasi Wed, 26 Oct 2022 06:23:48 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39149 Di balik kemerdekaan Indonesia terdapat para tokoh hebat yang memperjuangkannya. Mereka terdiri dari golongan tua dan golongan muda. Keduanya sama-sama memberikan kontribusi bagi kemerdekaan. Meskipun pernah terjadi ketegangan, namun akhirnya keduanya dapat rukun kembali dan bahu membahu memproklamirkan kemerdekaan. Berikut ini sejumlah tokoh golongan tua dan muda yang terlibat dalam proklamasi. Tokoh golongan tua terdiri […]

The post Tokoh Golongan Tua dan Golongan Muda dalam Proklamasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Di balik kemerdekaan Indonesia terdapat para tokoh hebat yang memperjuangkannya. Mereka terdiri dari golongan tua dan golongan muda. Keduanya sama-sama memberikan kontribusi bagi kemerdekaan.

Meskipun pernah terjadi ketegangan, namun akhirnya keduanya dapat rukun kembali dan bahu membahu memproklamirkan kemerdekaan. Berikut ini sejumlah tokoh golongan tua dan muda yang terlibat dalam proklamasi.

Tokoh golongan tua terdiri dari Ir Soekarno, Mohammad Hatta, Achmad Soebarjo, Muhamad Yamin Iwa Kusuma. Sedangkan tokoh golongan muda terdiri dari Sukarni, Wikana, Darwis, Adam Malik, Sayuti Melik dan Chaerul Saleh.

Golongan Tua

Ir Soekarno

Ir Soekarno, Golongan Tua dalam Proklamasi

Ir Soekarno merupakan sosok pemuda kelahiran Blitar. Dalam sejarah Indonesia namanya sudah pasti tidak asing lagi. Ia menjadi salah satu pemimpin dalam berjuang merebutkan kemerdekaan RI dari penjajahan.

Kepandaiannya melakukan negoisiasi, membuat dirinya mendapatkan kursi penting di pemerintahan. Ia bahkan yang menjadi penyambung lidah rakyat kepada para penguasa saat itu.  Bersama keluarga kecilnya, Soekarno diculik dalam sebuah peristiwa bernama Rengasdengklok.

Dalam penculikan tersebut ia diminta untuk segera menyelenggarakan kemerdekaan Indonesia dan tanpa bantuan jepang. Setelah melewati diskusi dan musyawarah, akhirnya kemerdekaan Indonesia dapat dilaksanakan.

Kemudian ia terlibat langsung dalam pembuatan naskah proklamasi. Tidak hanya itu, ia juga yang menjadi perwakilan bangsa Indonesia dalam proklamasi bersama bung Hatta. Pada saat upacara kemerdekaan, Soekarno bertugas untuk membacakan teks proklamasi yang telah disusun berdasarkan keputusan bersama.

Mohammad Hatta

Moh Hatta, Golongan Tua dalam Proklamasi

Muhammad Hatta merupakan sosok yang lekat dengan julukan Bapak Proklamator. Bersama Bung Karno, beliau terlibat dalam pembuatan dan pembacaan naskah proklamasi. Laki-laki kelahiran Bukit Tinggi, Sumatera Barat ini merupakan salah satu tokoh golongan tua dalam peristiwa Rengasdengklok.

Ia diculik ke sebuah desa di Karawang demgan tujuan untuk mempercepat proses kemerdekaan Indonesia. Namun, berkat penculikan tersebut, kemerdekaan Indonesia dapat dilaksanakan dengan waktu yang singkat dan tanpa bantuan serta campur tangan Jepang.

Bung Hatta begitu panggilaan akrabnya merupakan seorang pejuang kemerdekaan, konseptor pancasila dan UUD 1845 serta proklamator kemerdekaan RI. Bersama dengan para pejuang lainnya, ia terlibat dalam perumusan naskah. Namanya juga mewakili Indonesia pada naskah proklamasi.

Kontribusinya tentu saja sudah bisa diragukan lagi. Mengingat begitu banyak perjuangan yang telah dilakukan bagi bangsa Indonesia. Tidak hanya terlibat dalam perumusan naskah proklamasi, melainkan juga pada perumusan dokumen penting negara seperti pancasila serta undang-undang dasar 1945.

Ahmad Soebardjo

Achmad Soebardjo, Golongan Tua dalam Proklamasi

Raden Achmad Soebardjo merupakan sosok yang lahir pada tanggal 23 Maret 1896 di Teluk Jambe, Karawang. Desa Teluk Jambe sendiri merupakan desa kecil yang ada di tepian sungai citarum dan menjadi daerah penghasil beras di provinsi Jawa Barat.

Acjmad Soebardjo merupakan sosok yang terlibat dalam pembuatan naskah proklamasi. Ia juga menjadi anggota BPUPKI. Ia pernah menyumbangkan pemikirannya saat menyusun dasar negara. Saat sidang BPUPKI pertama ia pernah mengusulkan saran yakni dalam merancang sebuah konstitusi bagi indonesia merupakan kesalahan besar jika kira hanha meniru konstitusi dari negara lain.

Apa yang baik bagi negara lain belum tentu baik dari pada falsafah hidup yang asing bagi pikiran dan pandangan kehidupan dan dunia. Usulan ini menjadi bahan pertimbangan BPUPKI dalam menyusun dasar negara.

Berkat usulannha ia juga dilibatkan dalam panitia sembilan untuk membantu merumuskan pembukaan UUS 1945. Ia mengusulkan gagasan terkait pembukaan UUD 1945. Gagasan yang disampaikannya menjadi paragraf pertama pembukaan UUD 1945.

Muhammad Yamin

Moh Yamin, Golongan Tua dalam Proklamasi

Muhamad Yamin merupakan laki-laki kelahiran Talawi, Sawahlunto. Ia lahir pada tanggal 24 Agustus 1903. Sejak pemerintahan Belanda, Muhammad Yamin telah akitf terlibat dalam perjuangann kemerdekaan. Ia bahkan pernah mengikuti kongres pemuda II pada tahun 1928 yang saat itu membahas persatuan.

Sama seperti hal nya Muhammad Hatta, Muhammad Yamin juga terlibat dalam perumusan naskah proklamasi. Ia merupakan tokoh golongan tua dalam peristiwa Rengasdengklok. Tidak hanya itu, ia juga yang memberikan usulan pada Pancasila dan UUD 1945.

Di luar kenegaraan ia adalah seorang penggali sejarah, sastrawan dan ahli bahasa. Tidak heran jika ia turut memberikan saran pada naskah-naskah penting Indonesia. Setelah merdeka, ia semakin eksis di kursi pemerintahan. Ia sempat menjabat sebagai menteri di beberapa departemen.

Iwa Kusuma

Iwa Kusuma, Golongan Tua dalam Proklamasi

Iwa Koesoemasoemantri merupakan tokoh hukum penggagas proklamasi dan pengarang Indonesia. Ia lahir pada tanggal 30 mei 1899. pernah menjabat sebagai menteri pada era pemerintahan Soekarno. Iwa pernah mengusuljan naskah proklamasi yang semula bernama maklumat kemerdekaan  diganti dengan proklamasi.

Golongan Muda

Sukarni

Sukarni, Golongan Muda dalam Proklamasi

Sukarni merupakan pemimpin Asrama Pemuda yang ada di Jalan Menteng No. 31. Bersama Chaerul Saleh, ia memerintah asrama tersebut. Asrama Pemuda merupakan asrama untuk melatih para pemuda yang berjuang demi kemerdekaan.

Para pemuda inilah yang kemudian menjadi tokoh rengasdengklok dan proklamasi. Pada saat proklamaai, ia memikul peranan yang berat. Ia beserta para pemuda lainnya bertanggung jawab untuk menyiarkan berita kemerdekaan Indonesia.

Untuk melaksanakan tugasnya, pada tanggal 18 Agustus 1945 membentuk Comite Van Aksi. Comiter tersebut memiliki tugas untuk menyebarluaskan berita kemerdekaan ke seluruh Indonesia.

Wikana

Wikana, Tokoh Golongan Muda dalam Proklamasi

Wikana merupakan sosok laki-laki asal Sumedang yang lahir pada tanggal 18 Oktober 1914. Saat peristiwa Rengasdengklok, ia bersama Sukarni dan Chaerul Saleh menculik dua tokoh penting bangsa yakni Soekarno-Hatta.

Peristiwa Rengasdengklok sendiri merupakan peristiwa penting yang mengantar Indonesia pada proklamasi. Berkat kejadian tersebut, proklamasi kemerdekaan dapat diselenggarakan pada 17 Agustus 1945.

Selain terlibat dalam peristiwa Rengasdengklok, Wikana juga berperan penting saat pembacaan teks proklamasi. Ia yang menjadi jembatan perumusan naskah proklamasi dilakukan di rumah dinas Laksamana Maeda.

Saat proses penyusunan teks, para tokoh baik golongan tua maupun muda mencari tempat yang aman dan tempat yang menurut mereka aman adalah di rumah dinas Laksamana Maeda. Tidak hanya mengatur tempat penyusunan naskah proklamasi saja.

Wikana juga mengatur berbagai keperluan saat teks proklamasi dibacakan. Wikana yang mengatur keamanan saat proklamasi. Ada peristiwa genting yang membuat Wikana cemas saat itu. Menjelang proklamasi dibacakan, Bung Karno mendadak sakit malaria.

Namun, teks proklamasi tetap dapat dibacakan dengan khidmat. Bahkan saat pembacaan tidak ada satupun tentara Jepang yang membubarkan agenda tersebut. Hal ini akibat dari negoisasi yang dilakukan oleh Wikana dengan kalangan militer Jepang.

Adam Malik

Adam Malik, Tokoh Golongan muda dalam Proklamasi

Haji Adam Malik berasal dari daerah Pematang Siantar, Sumatera Utara. Ia lahir pada tanggal 22 juli 1917. Namanya dikenal sebagai sosok diplomat yang ulung karena kepandaiannya melakukan diplomasi. Adam Malik juga mengambil peran dalam penyusunan proklamasi.

Ia merupakan tokoh golongan muda bersama wikana, darwis, Chaerul Saleh dan lainnya. Setelah kemerdekaan ia dipercaya untuk memegang kursi menteri seperti Menteri Luar Negeri. Pemilihan ini tentu saja bukan sembarangan namun sudah sesuai dengan kemampuan Adam Malik dalam berdiplomasi.

Tidak hanya itu, ia juga pernah menjadi Ketua Majelis Umum PBB ke 26. Ia adalah sosok pertama dari Indonesia yang berhasil duduk di kursi PBB dan memiliki peranan yang penting.

Chaerul Saleh

Chaerul Saleh, Tokoh Golongan Muda dalam Proklamasi

Chaerul Saleh merupakan pemuda kelahiran Sawahlunto, Sumatera Barat. Ia lahir pada tanggal 13 September 1916. Ayahnya bernama Achmas Saleh dan Ibunya bernama Zubaidah. Chaerul Saleh pernah bersekolah di ELS Bukit Tinggi dan HBS yang ada di Medan.

Kemudian, setelah menikah dengan seorang bernama Yohana, ia melanjutkan sekolah di Koning Willemdrie dan Recht School. Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia kemudian ikut dalam sebuah pergerakan nasional dan menjadi ketua persatuan pemuda pelajar Indonesia.

Pada saat kependudukan Jepang, ia pernah menjadi anggora panitia Seinendan dan anggota putera. Namun, setelah melihat penderitaan yang disebabkan oleh Jepang, ia membenci Jepang. Chaerul Saleh juga terlibat dalam proklamasi. Bahkan sebelum itu, ia terlibat dalam peristiwa Rengasdengklok.

Saat proklamasi ia menentang usulan bung karno yang meminta semua peserta yang hadir untuk menandatangani naslah proklamasi. Sebab, saat perumusan itu, tidak hanya ada bangsa Indonesia saja melainkan ada para pegawai Jepang.

Hal inilah yang kemudian menjadi hal yang ditentang oleh Chaerul Saleh. Ia berpendapat bahwa para pegawai Jepang tidak berhak untuk menandatangani naskah bersejarah sebab mereka tidak memberikan kontrubusi apa-apa.

Darwis

Darwis merupakan salah satu tokoh pemuda yang terlibat dalam rengasdengklok dan proklamasi. Ia merupakan pemuda kelahiran Sumedang. Namanya kerapa disatukan dengan Wikana. Darwis termasuk ke dalam Barisan Pemuda yang ada di jalan Menteng 31.

Bersama dengan pasukan barisan lain, ia turut serta dalam peserta Rengasdengklok Tidak hanya itu, ia juga terlibat dalam perumusan naskah Proklamasi yang dibacakan oleh presiden Soekarno.

Sayuti Melik

Sayuti Melik, Tokoh Golongan Muda dalam proklamasi

Sayuti Melik termasuk ke dalam tokoh golongan muda. Saat perumusan naskah proklamasi, ia turut hadir mendampingi Soekarno, Hatta, Achmad Soebardjo, dan Sukarni. Setelah naskah proklamasi disusun, ia yang mengetik kembali naskah hasil tulisan Soekarno. Kemudian naskah asli dibuangnya ke dalam tempat sampah dan ditemukan oleh BM Diah yang selanjutnya disimpan dan diberikan kepada Ir Soekarno.

The post Tokoh Golongan Tua dan Golongan Muda dalam Proklamasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Peran Golongan Muda dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia https://haloedukasi.com/peran-golongan-muda-dalam-proklamasi Wed, 05 Oct 2022 04:36:42 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38975 Golongan muda merupakan sosok yang ikut andil baik dalam peristiwa rengasdengklok, perumusan naskah proklamasi hingga kemerdekaan. Golongan muda mempunyai ciri khas yang bergerak cepat. Makanya, hal ini bertentangan dengan para golongan tua yang cenderung memikirkan semua hal dengan matang-matang. Golongan muda terdiri dari para pemuda menteng 31. Mereka dididik di asrama tersebut untuk menjadi seorang […]

The post 5 Peran Golongan Muda dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Golongan muda merupakan sosok yang ikut andil baik dalam peristiwa rengasdengklok, perumusan naskah proklamasi hingga kemerdekaan. Golongan muda mempunyai ciri khas yang bergerak cepat. Makanya, hal ini bertentangan dengan para golongan tua yang cenderung memikirkan semua hal dengan matang-matang.

Golongan muda terdiri dari para pemuda menteng 31. Mereka dididik di asrama tersebut untuk menjadi seorang pejuang. Hal inilah yang kemudian tercermin dalam keterlibatan mereka dalam memperjuangkan kemerdekaan.

Lalu bagaimana peranan mereka dalam merumuskan proklamasi? Selengkapnya akan dibahas berikut ini.

1. Pendorong Kemerdekaan

Berita kekalahan Jepang sudah didengar oleh rakyat Indonesia pada saat itu termasuk para pemuda Menteng 31. Sebab, media telah mengabarkan tanda-tanda kekalahan Jepang atas sekutu misalnya media surat kabar Asia Raya.

Mendengar hal ini, tentu saja membuat para golongan muda terutama kelompok Menteng 31 melihatnya sebagai sebuah peluang untuk melaksanakan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Mereka mendesak para tokoh dari golongan tua untuk segera memproklamirkan kemerdekaan.

Namun, hal ini bertentangan dengan pendirian Soekarno dan Hatta. Mereka tetap pendirian untuk membicarakan kemerdekaan pada sidang PPKI. Keputusan ini tentu saja berdasarkan pertimbangan bahwa Jepang telah kalah maka dengan atau tanpa adanya jepang, kemerdekaan akan tetap terlaksana.

Hal inilah yang kemudian menimbulkan perdebatan di kedua golongan. Terlebih lagi setelah salah satu dari mereka yakni Sukarni telah mendengar kabar mengenai kekalahan Jepang lewat radio militer dan radio Domei.

Maka dari itu, ketika Soekarno dan Hatta baru saja turun dari pesawat, para golongan muda khususnya Sayuti Melik, Asrama Hadi, Chairul Saleh segera memberikan kabar mengenai itu. Mereka mendesak agar kemerdekaan segera dilaksanakan dengan cepat. Namun, hal ini ditanggapi lain oleh Soekarno-Hatta. Usaha untuk mendesak proklamasi tidak berhenti sampai di situ.

Kemudian, pada tanggal 15 Agustus 1945, melalui sebuah pertemuan, Sultan Sjahrir kembali mendesak hal yang sama. Dari penolakan inilah yang kemudian menjadi bibit terjadinya peristiwa rengasdengklok. Penolakan yang dilakukan oleh kedua golongan tua tentu saja bukan tanpa pertimbangan.

Mereka tidak menginginkan adanya pertikaian sehingga menyebabkan pertumpahan darah. Namun, berbeda halnya dengan pandangan para golongan muda. Mereka menganggap bahaa pertumpahan darah adalah sebuah risiko yang harus dihadapi untuk mendapatkan sebuah kemerdekaan.

2. Pelopor Peristiwa Rengasdengklok

Pada tanggal 15 Agustus 1945, para kelompok Menteng 31 mengadakan rapat dk Lembaga Bakteriologi, Pegangsaan Timur, Jakarta. Dari rapat tersebut diputuskan bahwa kemerdekaan harus dilaksanakan tanpa adanya pengaruh Jepang.

Seiring dengan pernyataan Soekarno yang menginginkan kemerdekaan dirumuskan di dalam sidang PPKI, namun menurut mereka PPKI masih ada di bawah pengaruh Jepang. Sebab, pembentukan panitia itu berdasarkan atas keputusan Jepang.

Meskipun Jepang pernah menjanjikan kemerdekaan namun mereka tidak percaya akan hal tersebut. Hasil dari keputusan rapat kemudian disampaikan kepada Bung Karno di rumahnya yang berada di jl Pegangsaan Timur 56.

Keputusan rapat disampaikan oleh Wikana dan Darwis. Mereka juga mengancam jika proklamasi tidak diumumkan besok lagi, maka akan ada pertumpahan darah. Tentu saja ancaman ini membuat Soekarno marah karena dari awal ia tidak menginginkan adanya pertumpahan darah.

Hasil pertemuan Wikana dan Darwis dengan Soekarno disampaikan pada pertemuan yang dilaksanakan pada rabu malam di Asrama Cikini 71. Kemudian rapat memutuskan untuk membawa Soekarno Hatta keluar dari rumahnya masing-masing sebagaimana yang diusulkan oleh Djohan Nur. Dari sinilah ide mengenai peristiwa Rengasdengklok muncul.

Kemudian rencana penculokan dipercayakan kepada Shudanco Singgih dengan bantuan perlengkapan tentara dari Shudanco Latief. Soekarno Hatta kemudian dibawa ke Rengasdengklok sebuah desa yang ada di karawang.

Alasan pemilihan tempat ini karena di sana ada Surjoputro yang dapat membantu perjuangan kemerdekaan. Selain itu, daerah ini jauh dari jangkauan Jepang. Di Rengasdengklok, Soekarno Hatta dibawa ke kantor PETA untuk membahas waktu pelaksanaan proklamasi Kemudian, Soekarni mendesak Soekarno dan Hatta untuk melakukan proklamasi secepat-cepatnya.

Menurutnya, kondisi seperti ini merupakan kondisi yang menguntungkan bagi Indonesia karena Jepang telah kalah oleh Sekutu pada peristiwa Hiroshima dan Nagasaki. Dengan adanya vacum of power seharusnya dapat digunakan untuk melaksanakan proklamasi kemerdekaan.

Namun, Soekarno dan Hatta masih ragu dengan kabar bahwa Jepang telah kalah. Kemudian, Sukarni meyakinkan bahwa pasukan PETA siap melindungi jika nanti terjadi hal yang tidak diinginkan. Sayangnya, meskipun sudah seharian berada di Rengasdengklok, keduanya tetap tidak setuju dengan pelaksanaan proklamasi esok hari.

Sukarni tak lagi menekan karena segan dengan keduanya sehingga rencana proklamasi pada tanggal 16 Agustus 1945 batal dilaksanakan. Selain karena tidak adanya persetujuan, belum adanya kabar lanjutan lagi daei Jakarta sehingga Sukarni belum dapat memutuskan.

Kemudian, karena tak kunjung mendapatkan kabar, Sukarni memerintahkan Jusuf Kunto untuk melaporkan segala hal yang terjadi di Rengasdengklok kepada kelompok yang ada di Jakarta. Tiba di Jakarta Jusuf Kunto bertemu dengan Wikana dan Achmad Subarjo dan terjadi perundingan.

Berdasarkan perundingan dengan salah satu wakil dari kedua golongan maka diputuskan proklamasi akan dilakukan di Jakarta. Sslain itu, Laksamana Maeda mau membanru mengatur agar tidak adanya intervensi dari jepang asalkan Soekarno dan Hatta dipulangkan dengan keadaan selamat.

Ia juga mengusulkan tempatnya menjadi tempat untuk merumuskan teks proklamasi. Setelah adanya keputusan tersebut, maka Jusuf Kunto kembali ke Rengasdengklok bersama dengan Achmad Soebarjo dan Sudiro untuk melakukan penjemputan pada Soekarno Hatta.

Setibanya di Rengasdengklok mereka mengadakan rapat dengan Sukarni, Soebeno dan Sutarjo. Disimpulkan bahwa proklamasi akan dilaksanakan paling lambat pada tanggal 17 Agustus 1944 pukul 12.00 WIB. Setelah rapat tersebut kemudian mereka menjemput Soekarno Hatta dan Soekarno bersedia mengadakan proklamasi begitu tiba di Jakarta.

3. Membantu Perumusan Naskah Proklamasi

Sekembalinya dari Rengasdengklok, mereka segera menuju rumah Laksamana Maeda. Mereka datang untuk bertemu dengan Nishumura untuk menanyakan status Indonesia. Sayangnya, hasil yang didapatkan kurang memuaskan sehingga diputuskan kemerdekaan akan dilaksanakan tanpa adanya Jepang.

Kemudian, mereka segera berembuk untuk merumuskan teks proklamasi. Soekarno Hatta beserra Achmad Soebarjo, Sukarni dan Sayuti Melik kenhdian menuju ruang tamu kecil yang ada di rumah Laksamana Maeda. Mereka merumuskan kemerdekaan dan ditulis langsung oleh Soekarno.

Setelah naskah berhasil ditulis, Soekarno membacakannya di depan para tokoh-tokoh. Lalu, ia meminta untutk menandatangani naskah tersebut. Atas keputusan tersebut menimbulkan beberapa respons tak setuju dari para pemuda.

Dengan lantang Sukarni menegaskan bahwa hanya dua orang saja yang menandatangani naskah dengan atas nama bangsa Indonesia. Setelah mendapatkan persetujuan semua pihak kemudian naskah tersebut diketik oleh Sayuti Melik.

4. Membantu Kelancaran Proklamasi

Proklamasi kemudian digelar di rumah Soekarni yakni di Jalan Pegangsaan Timur no 56. B.M Diah bertugas untuk menyebarkan teks proklamasi yang telah diketik. Semua dipersipkan dengan baik. Ada salah satu peristiwa yang membuat tegang yakni Soekaeno yang tiba-tiba sakit.

Sementara, ia ditugaskan untuk membacakan proklamasi. Untung saja, ia dapat membacakan proklamasi dengan baik. Melalui kegiatan tersebur juga Soekarno menyampaikan pidatonya. Dari sinilah kemerdekaan Indonesia dimulai.

5. Menyebarkan Berita Kemerdekaan

Para pemuda menteng 31 yang dikepalai oleh Sukarnu mengadakan rapat di Kemayoran untuk membahas berita penyiaran proklamasi. Mereka mengerahkan semua alat baik kurir, pamphle, alat pengeras suara, bahkan mobil-mobil ke penjuru kota demi tersebarnya berita mengenai proklamasi.

Setelah proklamasi, kantor berita domei yang semula menjadi pemancar berita dilakukan penyegelan oleh Jepang. Kemudian, berkat bamtuan teknisi radio, Sukarman, Sutamto, dan kawan-kawan mereka berhasil membuat pemancar yang alatnya diambil dari Kantor Berita Domei. Kemudian terciptalah radio pemancar baru dengan kode panggilan DJK 1.

The post 5 Peran Golongan Muda dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Peran Sukarni dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia https://haloedukasi.com/peran-sukarni-dalam-proklamasi-kemerdekaan Wed, 05 Oct 2022 04:08:26 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38973 Sukarni Kartodiwirjo adalah seorang pejuang kemerdekaan indonesia yang ikut serta dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sukarni lahir di desa Sumberdiran, Kabupaten Blitar, Jawa Timur pada tanggal 14 Juli 1916. Ketika usianya 14 tahun, beliau sudah bergabung dalam Perhimpunan Indonesia untuk memperjuangkan dan menggapai kemerdekaan Indonesia. Sukarni menjadi salah satu tokoh penting yang berperan besar dalam pelaksanaan […]

The post 4 Peran Sukarni dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Peran Sukarni dalam Proklamasi Kemerdekaan

Sukarni Kartodiwirjo adalah seorang pejuang kemerdekaan indonesia yang ikut serta dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sukarni lahir di desa Sumberdiran, Kabupaten Blitar, Jawa Timur pada tanggal 14 Juli 1916. Ketika usianya 14 tahun, beliau sudah bergabung dalam Perhimpunan Indonesia untuk memperjuangkan dan menggapai kemerdekaan Indonesia.

Sukarni menjadi salah satu tokoh penting yang berperan besar dalam pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia dan beliau juga bagian dalam peristiwa Rengasdengklok dan salah satu perintis perjuangan kemerdekaan sampai sesudah kemerdekaan dengan mengabdi dan membangun bangsa Indonesia. Oleh karena itu, berikut ini peran Sukarni dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Menculik Ir. Soekarno dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok

Setelah mendengar berita Jepang menyerah terhadap sekutu, para anggota golongan muda segera meminta Soekarno dan Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sayangnya, Soekarno dan Hatta menolak. Akhirnya muncul konflik antara golongan muda dan golongan tua.

Pada 15 Agustus 1945, tepatnya di Penggasan Timur para pemuda memutuskan untuk rapat yang diketuai oleh Chaerul Saleh untuk mendesak Soekarno dan Hatta supaya proklamasi kemerdekaan segera dilaksanakan. Namun, usulan mereka masih saja ditolak.

Sehingga para golongan muda memutuskan untuk menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok supaya tidak terpengaruh oleh Jepang. Sukarni yang merupakan salah satu anggota golongan muda ikut berperan dalam upaya penculikan soekarno dan hatta ke Rengasdengklok.

Wakil Golongan muda sebagai pembantu Hatta

Peran Sukarni dalam proklamasi kemerdekaan adalah menjadi wakil dari golongan muda sebagai pembantu Hatta dalam proses perumusan naskah proklamasi di kediaman Laksamana Maeda. Sukarni melakukannya bersama dengan Sayuti Melik yang menjadi wakil dari golongan tua sebagai pembantu Soekarno dalam proses perumusan naskah proklamasi.

Mengusulkan Naskah Proklamasi ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Moh. Hatta

Peran Sukarni berikutnya yaitu mengusulkan naskah proklamasi ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta serta dituliskan atas nama bangsa indonesia. Setelah diculik oleh golongan muda, Soekarno dan Hatta terus didesak untuk segera memproklamasikan kemerdekaan bangsa indonesia, selambat-lambatnya tanggal 17 Agustus 1945.

Akhirnya karena terus didesak, Soekarno dan Hatta menyetujui hal tersebut dan kembali dibawa ke Jakarta untuk melakukan persiapan proklamasi kemerdekaan dengan menyusun naskah proklamasi. Naskah proklamasi yang diketik oleh Sayuti Melik akhirnya selesai dibuat, Soekarno dan Hatta mengusulkan supaya teks tersebut ditandatangani oleh semua yang hadir di dalam rapat tersebut.

Namun, sukarni mengusulkan supaya naskah proklamasi ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta saja dan Sukarni juga mengusulkan agar naskah proklamasi ditulis atas nama bangsa Indonesia.

Membentuk Komite Van Aksi

Peran sukarni selanjutnya dalam proklamasi kemerdekaan yaitu membentuk Komite Van Aksi. Komite Van Aksi merupakan badan yang dibentuk oleh Sukarni dan adam malik. Komite van aksi berperan dalam upaya mendukung proklamasi kemerdekaan dengan menyebarkan kabar kemerdekaan dan aksi pendudukan terhadap jawatan kereta api.

Selain Komite Van Aksi, Sukarni juga membentuk Angkatan Pemuda Indonesia dan Barisan Buruh Indonesia. Ketiga organisasi yang dibentuk oleh Sukarni tersebut merupakan gerakan yang bertugas untuk melucuti senjata yang dimiliki serdadu Jepang dan merebut kantor-kantor yang masih diduduki oleh Jepang.

The post 4 Peran Sukarni dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>