Grosir - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/grosir Wed, 05 Apr 2023 00:32:12 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Grosir - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/grosir 32 32 Perusahaan Dagang: Pengertian, Jenis, Ciri dan Contoh https://haloedukasi.com/perusahaan-dagang Mon, 03 Apr 2023 05:08:59 +0000 https://haloedukasi.com/?p=42366 Apa itu Perusahaan Dagang Perusahaan dagang adalah perusahaan yang berorientasi dalam bidang perdagangan, melakukan penjualan dan pembelian barang menjadi kegiatan utamanya. Keuntungan kotor dari kegiatan tersebut diperoleh dari selisih antara harga jual dengan harga pokok penjualan barang. Sementara itu, keuntungan bersih dari kegiatan perusahaan dagang didapatkan dari keuntungan kotor dikurangi dengan beban operasi dari barang […]

The post Perusahaan Dagang: Pengertian, Jenis, Ciri dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Apa itu Perusahaan Dagang

Perusahaan dagang adalah perusahaan yang berorientasi dalam bidang perdagangan, melakukan penjualan dan pembelian barang menjadi kegiatan utamanya. Keuntungan kotor dari kegiatan tersebut diperoleh dari selisih antara harga jual dengan harga pokok penjualan barang.

Sementara itu, keuntungan bersih dari kegiatan perusahaan dagang didapatkan dari keuntungan kotor dikurangi dengan beban operasi dari barang tersebut. Perusahaan dagang juga dapat dipahami sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan barang.

Perusahaan dagang berbeda dengan perusahaan jasa,. Perusahaan dagang berfokus pada penjualan kembali barang yang sudah diambil dari pemasok dan memperoleh keuntungan dari selisih harga jual dengan harga beli.

Perusahaan dagang merupakan industri yang menjual produk yang tersedia kepada konsumen. Perusahaan ini tidak memproduksi produk dagangnya sendiri, namun mengambil dan membeli dari supplier tanpa melakukan perubahan pada produk dari segala aspek.

Perusahaan grosir membeli produk dari pemasok dan menjual produk tersebut dalam jumlah yang besar sehingga dapat memasang harga yang lebih murah dalam setiap unit produk. Secara umum, usaha ini menjual produk kepada retail, kemudian dijual kembali.

Perusahaan retail akan menawarkan produk dagangannya secara eceran langsung kepada pelanggan. Produk dagang ini diperoleh dari perusahaan grosir atau langsung dari perusahaan pemasok yang bertindak sebagai produsen.

Jenis Perusahaan Dagang

Terdapat dua jenis perusahaan dagang yang perlu diketahui, berikut diantaranya:

1. Perusahaan Dagang Sesuai Jenis Produk

Jenis perusahaan dagang yang pertama adalah perusahaan dagang sesuai jenis produk. Perusahaan dagang ini terbagi menjadi dua klasifikasi yaitu perusahaan barang produksi atau mentah dan perusahaan barang sudah jadi.

  • Perusahaan barang produksi atau mentah

Jenis perusahaan yang satu ini mengadakan aktivitas jual beli produk berupa bahan baku atau mentah yang umumnya digunakan sebagai bahan dasar dalam membuat suatu produk atau alat-alat produksi.

Dari bahan baku tersebut maka dapat menghasilkan produk-produk lainnya. Adapun sasaran konsumen dari perusahaan ini adalah sektor bisnis dan industri yang memerlukan bahan mentah. Misalnya perusahaan mesin pencacah, perusahaan mesin bubut, perusahaan serat kapas, dan perusahaan lainnya.

  • Perusahaan barang sudah jadi

Pada perusahaan kali ini memiliki aktivitas jual beli barang berupa barang jadi. Barang jari merupakan produk final yang dapat langsung dikonsumsi atau digunakan oleh pembeli. 

Adapun target konsumen perusahaan ini datang mulai dari masyarakat umum, bisnis, pemerintahan, bahkan ke perusahaan-perusahaan lain yang membutuhkan barang jadi. Misalnya perusahaan elektronik, perusahaan makanan dan minuman instan, perusahaan tekstil, dan perusahaan lainnya.

2. Perusahaan Dagang Sesuai dengan Jenis Konsumen

Jenis perusahaan dagang yang kedua adalah perusahaan dagang sesuai dengan jenis konsumen. Perusahaan dagang jenis ini terbagi menjadi tiga macam, diantaranya sebagai berikut:

  • Perusahaan pengecer

Jenis perusahaan dagang sesuai dengan jenis konsumen yang pertama adalah perusahaan pengecer atau retailer. Perusahaan pengecer adalah perusahaan yang langsung mengadakan aktivitas penjualan produk kepada pelanggan dengan skala yang kecil atau dalam satuan ecer.

Perusahaan pengecer menjadi perusahaan yang paling sering dijumpai oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi perusahaan yang paling sering berinteraksi dengan konsumen tingkat akhir, misalnya toko kelontong, warung, ruko, toko, swalayan, dan lainnya.

  • Perusahaan dagang perantara

Jenis perusahaan ini berada di antara wholesaler dan perusahan ecer sehingga dapat disebut juga dengan perusahaan dagang middleman. Jenis perusahaan ini menjadi perusahaan yang memiliki aktivitas pembelian dalam jumlah yang besar untuk kemudian dijual kembali.

Mekanisme kerja perusahaan dagang perantara adalah memberi produk dalam jumlah yang besar, kemudian dijual kembali ke dalam skala sedang kepada penjual eceran, hanya sebagai perantara dan bukan dijual langsung kepada konsumen tingkat akhir, contohnya subgrosir.

  • Perusahaan dagang besar

Perusahaan dagang besar merupakan jenis perusahaan yang melakukan aktivitas pembelian barang langsung dari pabrik dalam jumlah besar. Barang tersebut akan dijual kembali dalam jumlah yang besar dan perusahaannya memiliki gudang untuk mengelola stok barang tersebut.

Contoh perusahaan dagang besar adalah pedagang grosir. Konsumen dapat secara langsung berinteraksi dengan pedagang grosir dan membeli bermacam jenis barang dalam jumlah besar dengan harga yang lebih mudah dibandingkan melakukan pembelian secara eceran.

Barang tersebut juga dapat dijual kembali kepada pihak perantara yang memerlukan persediaan dalam jumlah yang besar, dengan begitu semua hal yang berhubungan dengan proses ini disebut dengan supply chain management.

Karakteristik Perusahaan Dagang

Karakteristik perusahaan dagang sama seperti perusahaan pada umumnya, namun dalam beberapa hal terdapat karakteristik khusus yang hanya dimiliki oleh perusahaan dagang, diantaranya sebagai berikut:

1. Modal

Perusahaan dagang mendapatkan modal dari harga pokok barang atau produk yang telah dijual. Dengan demikian, apabila produk belum terjual maka kemungkinan besar produk selanjutnya tidak akan terbeli karena tidak ada modal atau dapat disebut sebagai modal mandek. 

Ketika perusahaan sedang mengalami hal tersebut maka langkah terbaik yang dapat dilakukan adalah mencari alternatif lain guna menutupi kredit maupun kekurangan kas perusahaan.

2. Perhitungan Keuntungan

Karakteristik perusahaan dagang selanjutnya adalah keuntungan yang diperoleh dengan cara menjual produk dengan harga yang lebih tinggi dari harga beli. Total keuntungan biasanya dapat diperoleh melalui perhitungan selisih antara total hasil penjualan dengan total harga pembelian dan dana operasional.

3. Aktivitas Utama

Aktivitas utama dari suatu perusahaan dagang adalah penjualan produk, pembelian produk, pengelolaan dan pemeliharaan stok, serta pengeluaran biaya operasional. Adapun karakteristik khas yang ada dalam perusahaan dagang yakni tidak mengubah ataupun mengelola produk yang akan dijual kepada pembeli.

4. Pendapatan

Karakteristik perusahaan dagang yang terakhir adalah pendapatan utama yang diperoleh berasal dari hasil murni dari aktivitas penjualan. Secara mekanisme, perusahaan dagang tidak menyiapkan bahan baku lain maupun mesin operasional.

Dengan demikian perusahaan dagang tidak sama dengan perusahaan manufaktur yang dapat menjadi tambahan pendapatan terhadap perusahaan. Apabila terjadi penurunan penjualan, maka akan berdampak pada penurunan pendapatan.

Begitu pula sebaliknya, apabila terjadi peningkatan penjualan, maka pendapatan yang diperoleh dapat jumlah keuntungan dapat jauh lebih besar. Hal tersebut menjadi latar belakang bahwa aktivitas penjualan menjadi bagian yang paling penting untuk diupayakan setiap perusahaan dagang.

Selain dapat meningkatkan pendapatan, manajemen penjualan diperlukan dan terarah sehingga dapat meningkatkan omset penjualan dan terjadi perputaran modal yang sehat.

Ciri – Ciri Perusahaan Dagang

Adapun ciri-ciri dari perusahaan dagang yang penting diketahui oleh pengusaha, berikut diantaranya:

  • Dapat melakukan transaksi pembelian barang dagang dengan tunai maupun kredit.
  • Melakukan pembayaran utang perusahaan yang terjadi akibat adanya bermacam aktivitas transaksi.
  • Menerima pembayaran piutang usaha yang terjadi akibat adanya aktivitas transaksi perusahaan.
  • Tidak dapat melakukan proses produksi baik berupa mengelola atau mengubah nilai dan wujud produk.
  • Memiliki persediaan barang dagang yang tercatat sehingga dapat mencegah barang tidak sampai kehabisan persediaan.
  • Barang dagang memiliki wujud yang konkrit, dapat disimpan, dan dapat dipisahkan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
  • Sebelum barang terjual dan diberikan kepada konsumen maka perusahaan dagang dapat melakukan penyimpanan barang dagang.
  • Perhitungan total keuntungan yang berdasarkan pada selisih antara total hasil penjualan dengan total harga pembelian dan anggaran operasional.
  • Memiliki aktivitas utama yang berupa penjualan produk, pembelian produk, pengeluaran biaya operasional, penyimpanan, dan pemeliharaan persediaan.
  • Pendapatan pokok dalam perusahaan dagang disebut dengan pendapatan penjualan, sedangkan dalam perusahaan jasa disebut dengan pendapatan jasa.
  • Terdapat pencatatan kegiatan akuntansi seperti perhitungan HPP, neraca, dan laporan laba rugi yang digunakan perusahaan untuk akun inventaris barang dagangannya.
  • Metode pencatatan persediaan barang dagang dalam perusahaan dagang terbagi menjadi metode fisik atau physical inventory system dan metode perpetual atau perpetual inventory system.

Kegiatan Perusahaan Dagang

Berikut terdapat penjelasan mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dagang.

1. Pembelian

Dalam aktivitas pembelian, perusahaan melakukan pembelian produk dari berbagai jenis kebutuhan yang diperlukan. Seperti aset dan produk yang akan dijual.

2. Pengeluaran biaya

Pengeluaran biaya merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan dagang setelah melakukan pembelian. Kegiatan ini meliputi bermacam pengeluaran biaya terkait pemberian produk maupun jasa, seperti hutang, tenaga ahli, bajak, dan kebutuhan lain yang berhubungan dengan kegiatan usaha.

3. Penjualan

Setelah melakukan aktivitas pembelian dan pengeluaran biaya, maka perusahaan dagang dapat melakukan aktivitas penjualan, perusahaan akan mendapatkan keuntungan apabila kegiatan tersebut diputar kembali untuk menjadi modal, lalu membeli persediaan produk, dan memelihara persediaan produk.

4. Penerimaan Uang

Kegiatan terakhir yang dilakukan oleh perusahaan dagang adalah penerimaan uang setelah melakukan penjualan. Kegiatan penerimaan uang menjadi kegiatan inti perusahaan. Perusahaan akan menerima sejumlah uang dari hasil melakukan penjualan atau pelunasan oleh pelanggan.

Hal Penting Yang Harus Diperhatikan Oleh Perusahaan Dagang

Terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan dagang, berikut diantaranya:

1. Rekening Akuntansi yang Digunakan

Menggunakan program akuntansi dapat membantu perusahaan untuk mengelola akun-akun yang bervariatif. Akuntansi merupakan bagian penting dalam perusahaan karena dapat memperlancar siklus operasi usaha, untuk itu penting untuk memperhatikan akuntansi yang digunakan.

2. Kelancaran Utang-Piutang

Utang dapat mendorong kelancaran dalam memelihara stok persediaan persediaan barang pada perusahaan dagang. Begitu pula dengan piutang dari konsumen yang dapat membantu menjaga kestabilitasan kas perusahaan dagang.

3. Profit Perusahaan

Guna menjaga bisnis perusahaan tetap berkembang maka profit menjadi jawabannya. Profit dapat mendorong perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dan perkembangan. Tanpa profit maka perusahaan dapat gagal bersaing dengan kompetitor dan membuat perusahaan dapat gulung tikar.

Contoh Perusahaan Dagang

UMKM dan korporasi multinasional merupakan bentuk dari perusahaan dagang. Berikut beberapa contoh perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang retail yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

  • Department store, seperti Ramayana dan Matahari.
  • Toko kelontong atau warung yang sering ditemui di pinggiran jalan.
  • Minimarket, seperti 7 eleven, Alfamidi, Indomaret, Alfamart, Circle K, dan lain-lain.
  • Supermarket, seperti Superindo, Yogya, Hero, Hypermart, Lottemart, Foodhall, Tip Top, Carrefour, dan lain sebagainya.
  • Retail speciality, seperti toko buku Gramedia, toko obat Guardian, Sport Station, ACE Hardware, dan retail lain yang menjual produk khusus.
  • Retail warehouse, menawarkan produk baik dalam bentuk eceran maupun grosir namun harga grosir lebih murah dibandingkan harga eceran, contohnya Indogrosir.

Sementara itu, contoh perusahaan dagang grosir dapat dilihat pada area pasar di kota besar atau kawasan industri yang menawarkan produk usahanya dalam jumlah yang besar, seperti toko sepatu di pasar yang hanya menerima pembelian secara grosir atau toko retail sepatu.

The post Perusahaan Dagang: Pengertian, Jenis, Ciri dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Grosir https://haloedukasi.com/grosir Sat, 11 Dec 2021 02:05:21 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29330 Dalam kegiatan distribusi dikenal beberapa jenis atau tingkatan distributor yang menyalurkan barang dari produsen hingga sampai ke tangan konsumen. Tingkatan-tingkatan distributor ini memiliki peran yang berbeda satu dengan lainnya. Diantara jenis atau tingkatan distributor itu adalah Wholesale atau yang dikenal dengan istilah grosir. Dalam pembahasan kali ini, akan dibahas mengenai pengertian, tujuan, dan jenis-jenis grosir. […]

The post Grosir appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam kegiatan distribusi dikenal beberapa jenis atau tingkatan distributor yang menyalurkan barang dari produsen hingga sampai ke tangan konsumen. Tingkatan-tingkatan distributor ini memiliki peran yang berbeda satu dengan lainnya.

Diantara jenis atau tingkatan distributor itu adalah Wholesale atau yang dikenal dengan istilah grosir. Dalam pembahasan kali ini, akan dibahas mengenai pengertian, tujuan, dan jenis-jenis grosir. Selain itu, juga akan dibahan perbedaan antara grosir dengan eceran atau retail.

Pengertian Grosir

Sebagaimana disinggung sebelumnya bahwa grosir disebut juga dengan wholesale. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) grosir didefinisikan sebagai pedagang yang menjual barang dalam jumlah besar.

Pengertian grosir juga disebutkan oleh beberapa ahli sebagai berikut:

  • Basu Swastha Dharmmesta
    Dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Pemasaran Modern“, Basu menyebutkan pengertian grosir sebagai sebuah unit usaha yang membeli dan menjual kembali barang-barang kepada pengecer dan pedagang lain atau kepada pemakai industri, pemakai lembaga, dan pemakai komersial yang tidak menjual dalam volume yang sama kepada konsumen akhir.
  • Irma Nilasari dan Sri Wilujeng
    Dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Bisnis“, Irma Nlasari dan Sri Wilujeng menyatakan bahwa grosir adalah perantara pedagang yang terikat perdagangan dalam jumlah besar dan tidak melayani penjualan ke konsumen akhir. Grosir membeli barang untuk dijual kembali pada pedagang lainnya. 

Dari beberapa pengertian tersebut diatas, maka secara umum grosir bisa diartikan sebagai unit usaha yang kegiatannya membeli dan menjual produk dalam jumlah besar kepada yang bukan konsumen akhir untuk dijual kembali maupun digunakan sebagai keperluan bisnis.

Tujuan Grosir

Adanya pedagang grosir memiliki tujuan sebagai berikut:

  • Memberikan kemudahan bagi produsen atau pedagang lain untuk mendapatkan produk dengan harga murah dalam jumlah sesuai yang dibutuhkan
  • Untuk membantu dalam mengatur stok barang serta mengurangi resiko pada pemasok/distributor dan konsumen.
  • Membantu memberikan informasi terkait produk kepada konsumen

Fungsi Grosir

Beberapa fungsi dari grosir adalah:

  • Selling and Promoting.
    Grosir berfungsi untuk menyediakan pemasok bagi produsen untuk bisa menjangkau konsumen dengan biaya terjangkau.
  • Bulk Breaking.
    Grosir berfungsi untuk membeli produk dari produsen dalam jumlah besar untuk kemudian membaginya ke dalam unit-unit yang lebih kecil.
  • Buying and Assortment Building.
    grosir berfungsi untuk memilih dan menentukan keanekaragaman produk yang dibutuhkan oleh konsumen.
  • Warehousing.
    Grosir berfungsi menyediakan tempat untuk penyimpanan produk guna menjaga pasokan. 
  • Financing.
    Grosir berfungsi membantu konsumen dalam hal keuangan dengan cara menjual secara cicilan atau dengan cara lain yang mudah bagi konsumen.
  • Transportation.
    Grosir berfungsi untuk menyalurkan barang dalam waktu lebih cepat dibandingkan pengiriman langsung dari produsen.
  • Market Information.
    Grosir berfungsi memberi informasi mengenai aktivitas grosir kepada konsumen dan produsen.
  • Risk Bearing.
    Grosir berfungsi menanggung berbagai risiko yang mungkin terjadi, terutama bila terjadi kerusakan produk.
  • Management Service and Counseling.
    Grosir berfungsi membantu retailer dalam menjalankan usahanya, termasuk pelatihan dan jasa teknis. 

Jenis-Jenis Grosir

Secara umum, grosir dibagi menjadi 3 macam, yaitu:

  • Merchant Wholesaler.
    Merchant wholesaler merupakan jenis grosir yang  melakukan pembelian produk secara besar-besaran melalui distributor resmi, langsung ke perusahaan manufaktur, maupun ke grosir  yang lain dengan harga yang jauh lebih murah. Kemudian, barang-barang yang telah dibeli tersebut akan dibagi-bagi dan dikemas ulang menjadi unit-unit yang lebih kecil untuk dijual kembali untuk mendapat keuntungan yang lebih besar.
  • Agen Atau Broker.
    Agen atau broker adalah jenis grosir  yang berfungsi sebagai perantara untuk mempermudah transaksi antara penjual dan pembeli. Pada umumnya produk yang dijual bukan milik broker atau agen itu sendiri. Agen merupakan pihak yang ditujuk untuk menjadi wakil dari penjual maupun pembeli, sementara broker merupakan perantara untuk mempertemukan pihak penjual dan pembeli.
  • Kantor Pusat dan Kantor Cabang (Produsen).
    Produsen yang menjadi kantor pusat biasanya juga akan berperan sebagai grosir secara mandiri jika tidak menggunakan perantara. Grosir jenis ini terdiri dari kantor pusat dan cabang penjualan dan kantor pembelian.

Pembagian jenis-jenis grosir juga bisa dibedakan menurut beberapa kriteria tertentu, yakni sebagai berikut:

A. Barang yang diperdagangkan.
Berdasarkan barang yang diperdagangkan, grosir dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

  • The Specialty Wholesale (Grosir Barang Khusus)
    Yaitu jenis grosir yang hanya menjual barang-barang tertentu saja. Contohnya grosir alat tulis, grosir obat-obatan, dan lain sebagainya.
  • The General Line Wholesale (Grosir Barang Umum)
    Yaitu jenis grosir yang menjual berbagai jenis barang. Misalnya grosir aneka jenis sembako.

B. Luas daerah usaha.

Berdasarkan luas daerah usahanya, grosir dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

  • The Local Wholesale (Grosir Lokal)
    Merupakan jenis grosir yang lingkup pemasarannya meliputi suatu wilayah tertentu, seperti kota atau kabupaten tertentu.
  • The Regional Wholesale (Grosir Wilayah Atau Provinsi)
    Merupakan jenis grosir yang lingkup pemasarannya mencakup satu wilayah provinsi.
  • The National Wholesale (Grosir Nasional)
    Merupakan jenis grosir yang lingkup pemasarannya adalah seluruh wilayah  negara.

C. Lapangan Kegiatan.

Berdasarkan lapangan kegiatannya, grosir dibagi menjadi delapan jenis, yaitu:

  • The Service Wholesale (Grosir Penuh)
    Merupakan jenis grosir yang melakukan kegiatan pembelian dan penjualan sebagaimana yang secara umum dilakukan oleh grosir.
  • The Whole Collector (Grosir Pengumpul)
    Merupakan jenis grosir yang kegiatannya mengumpulkan barang-barang tertentu, baik itu untuk kebutuhannya sendiri maupun untuk memenuhi pesanan pihak lain.
  • The Limited Function Wholesale (Grosir Terbatas)
    Merupakan jenis grosir yang kegiatannya adalah menjalankan sebagian pelayanan dari yang biasanya dilaksanakan oleh grosir secara penuh.
  • Truck Wholesale (Grosir Truk)
    Merupakan jenis grosir yang kegiatannya menjual barang sekaligus memberi jasa pelayanan pengiriman. Grosir jenis ini biasanya melakukan penjualan secara rutin kepada konsumennya, seperti supermarket, hotel, rumah makan, dan lain sebagainya.
  • Cash Carry Wholesale (Grosir Tunai)
    Merupakan jenis grosir yang kegiatannya melakukan penjualan barang secara tunai saja dan tanpa memberikan jasa pelayanan untuk mengantarkan barang yang dibeli oleh konsumen.
  • Drop Shipment Wholesale (Grosir Pengiriman)
    Merupakan jenis grosir  yang kegiatannya adalah melakukan penjualan dan pengiriman barang langsung dari produsen kepada konsumen. Jenis grosir ini hanya menjadi perantara jual beli, sedangkan pengiriman barang dilakukan oleh produsen secara langsung kepada pembeli.
  • Mail Order Wholesale (Grosir Pesanan Melalui Pos)
    Merupakan jenis grosir yang melakukan penjualan barang dagangan dengan pesanan melalui pos.
  • Manufacture Wholesale (Grosir Pabrik)
    Merupakan jenis grosir yang kegiatannya memasok barang untuk kebutuhan industri atau pabrik. 

Perbedaan Grosir dan Eceran

Kita sudah mengetahui pengertian grosir dari yang telah disebutkan diatas. Adapun eceran atau yang juga dikenal sebagai retail merupakan unit usaha yang melakukan kegiatan pemasaran suatu produk, baik berupa barang maupun jasa, secara satuan atau eceran langsung kepada konsumen akhir bukan untuk dijual kembali melainkan untuk konsumsi pribadi.

Ada banyak perbedaan antara grosir dan receran. Perbedaan tersebut bisa dilihat dari beberapa aspek berikut:

  • Hubungan yang terjadi
    Grosir menjadi perantara antara produsen dan retailer atau eceran, sedangkan retail menjadi perantara hubungan antara grosir dengan konsumen akhir.
  • Modal yang dibutuhkan
    Grosir membutuhkan modal yang lebih besar dibandingkan eceran/retail.
  • Volume transaksi
    Volume transaksi dalam kegiatan grosir memiliki jumlah besar, sedangkan dalam retail volume transaksinya lebih kecil.
  • Harga barang.
    Harga barang grosir selalu lebih rendah atau lebih murah jika dibandingkan harga retail.
  • Persaingan bisnis.
    Persaingan dalam bisnis grosir tidak seketat persaingan dalam bisnis retail.
  • Area operasi.
    Area operasi bisnis grosir lebih luas daripada area operasi bisnis retail.
  • Lokasi bisnis.
    Grosir tidak membutuhkan lokasi usaha yang strategis, sementara bisnis retail membutuhkan dan perlu memperhitungkan lokasi usaha yang strategis, dekat dengan keramaian, serta mudah dijangkau oleh konsumen.
  • Produk yang ditawarkan.
    Produk yang ditawarkan dalam grosir lebih terbatas jenisnya dibandingkan produk yang ditawarkan dalam retail.
  • Seni menjual.
    Dalam bisnis grosir  tidak dibutuhkan seni atau strategi dalam menjual, sedangkan dalam retail sangat membutuhkan seni dan strategi dalam menjual.
  • Iklan.
    Bisnis grosir tidak mementingkan iklan, sementara retail sangat mementingkan iklan.

Kesimpulan Pembahasan

Grosir dalam ilmu ekonomi adalah salah satu jenis pelaku kegiatan ekonomi distribusi, yakni kegiatan penyaluran produk dari produsen kepada konsumen. Secara umum, yang dimaksud dengan grosir adalah  unit usaha yang kegiatannya membeli dan menjual produk dalam jumlah besar kepada yang bukan konsumen akhir untuk dijual kembali maupun digunakan sebagai keperluan bisnis.

Tujuan utama dari adanya grosir adalah untuk memberikan kemudahan bagi pedagang lain atau produsen lain untuk bisa mendapatkan barang dalam jumlah tertentu dengan harga murah. Selain itu, grosir juga bertujuan untuk membantu dalam pengaturan stok barang dan mengurangi resiko kerusakan barang di tingkat distributor.

Ada beberapa jenis grosir yang dibedakan menurut kriterian tertentu. Berdasarkan jenis barang yang diperdagangnya, grosir dibedakan menjadi grosir barang khusus dan grosir barang umum. Berdasarkan luas usahanya grosir dibedakan menjadi 3, yaitu grosir wilayah/provinsi, grosir lokal, dan grosir nassional. Sementara dari jenis lapangan kegiatannya, ada 8 jenis grosir, yakni grosir penuh, grosir pengumpul, grosir terbatas, grosir truk, grosir tunai, grosir pengiriman, grosir melalui pos, dan grosir pabrik.

The post Grosir appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>