gunung api - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/gunung-api Mon, 09 Oct 2023 09:18:23 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico gunung api - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/gunung-api 32 32 5 Gunung yang Sering Meletus di Daerah Jawa https://haloedukasi.com/gunung-yang-sering-meletus-di-daerah-jawa Mon, 09 Oct 2023 09:18:20 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45890 Di dunia ini kita dapat menemukan berbagai macam fenomena alam, salah satu yang paling familiar bagi masyarakat Indonesia adalah gunung meletus. Peristiwa gunung meletus hanya akan terjadi pada gunung-gunung api yang aktif. Gunung meletus adalah kondisi saat terjadi tekanan magma kuat dari dalam gunung yang mendorong dan mengeluarkan material vulkanik diikuti dengan suara yang keras […]

The post 5 Gunung yang Sering Meletus di Daerah Jawa appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Di dunia ini kita dapat menemukan berbagai macam fenomena alam, salah satu yang paling familiar bagi masyarakat Indonesia adalah gunung meletus. Peristiwa gunung meletus hanya akan terjadi pada gunung-gunung api yang aktif.

Gunung meletus adalah kondisi saat terjadi tekanan magma kuat dari dalam gunung yang mendorong dan mengeluarkan material vulkanik diikuti dengan suara yang keras dan gempa bumi. Batu, lava, abu dan gas adalah material-material vulkanik yang terlepaskan dari dalam keluar disertai bunyi ledakan.

Indonesia termasuk di dalam daftar negara dengan banyak gunung api yang aktif, khususnya di daerah Jawa. Sebagian gunung memiliki riwayat letusan namun kini termasuk sebagai gunung yang tidak pernah meletus lagi setelah sekian lama. Namun sebagian gunung lainnya masih sering erupsi dan meletus, berikut ini adalah daftar gunung yang sering meletus khususnya di daerah Jawa.

1. Gunung Merapi

Terletak di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Gunung Merapi menjadi salah satu gunung api paling aktif dan sering terjadi letusan. Disebut demikian karena setiap 2-5 tahun sekali gunung satu ini dapat bererupsi yang terhitung sudah sampai 68 kali meletus sejak tahun 1548.

Gunung setinggi 2.930 mdpl dan padat pemukiman di sekitarnya ini bahkan di tahun 2023 aktivitas erupsinya masih tinggi dengan adanya kejadian awan panas. Warga Yogyakarta dan Jawa Tengah dapat mengalami hujan abu ketika awan panas berguguran dari Gunung Merapi.

2. Gunung Semeru

Gunung api dengan bentuk kerucut setinggi 3.676 mdpl ini telah mengalami aktivitas letusan sejak tahun 1800-an. Tercatat sebagai gunung paling tinggi di Pulau Jawa, Gunung Semeru pernah memiliki aktivitas vulkanik cukup lama di tahun 1900-an di mana letusan beruntun ini pernah memakan korban pada masanya.

Terletak di Jawa Timur, Indonesia, Gunung Semeru yang masih termasuk di dalam wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ini juga sempat meletus dan mengeluarkan awan panas di tahun 2021. Tidak lama dari itu, PVMBG memberi status Siaga dan mengubahnya menjadi level Awas di tahun 2022.

Dari rentetan letusan dan guguran awan panas yang terjadi dari sejak tahun 1800-an hingga baru-baru ini, maka Gunung Semeru dapat dianggap sebagai salah satu gunung berapi di Jawa yang sering meletus.

3. Gunung Raung

Gunung Raung terletak di Jawa Timur, Indonesia dan merupakan gunung paling tinggi ketiga di daerah ini. Dianggap termasuk sebagai gunung api paling aktif dan sering meletus, nyatanya Gunung Raung memang tercatat sering mengalami letusan, mulai dari letusan awalnya di tahun 1586 sampai dengan tahun 2022.

Gunung setinggi 3.344 mdpl yang juga merupakan gunung paling tinggi keempat di Pulau Jawa ini mengalami erupsi tepatnya pada tanggal 27 Juli 2022. Erupsi terakhir Gunung Raung diikuti pula dengan ubungan abu dan awan panas sekitar 1.500 meter di atas puncak gunung.

4. Gunung Bromo

Gunung di Jawa lainnya yang juga terhitung sering meletus adalah Gunung Bromo yang terletak di Jawa Timur, Indonesia. Gunung Bromo adalah salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia, khususnya di daerah Jawa sekalipun gunung ini terbuka untuk wisatawan.

Menjadi obyek wisata di Jawa Timur, Gunung Bromo faktanya sudah pernah meletus berkali-kali selama abad ke-20 dan ke-21. Walau jarak antara peristiwa letusan satu dengan lainnya adalah 30 tahun, frekuensi letusan tetap dianggap sering. Letusan terakhir gunung setinggi 2.329 mdpl ini  adalah pada tahun 2019, sedangkan peristiwa letusan paling hebat tercatat pada tahun 1974.

5. Gunung Kelud

Gunung Kelud yang terletak di Jawa Timur dan merupakan salah satu gunung api paling aktif di Indonesia ini terhitung telah mengalami letusan 30 kali lebih sejak tahun 1000 M. Memiliki letusan eksplosif sebagai karakteristiknya, gunung setinggi 1.731 mdpl ini memiliki interval letusan relatif pendek.

Gunung Kelud berpotensi meletus setiap 7-25 tahun sekali sehingga warga di sekitarnya perlu mewaspadai kondisi aktif gunung ini. Pada tahun 2007, letusan freatik terjadi dan kemudian pada tahun 2014 terjadi lagi letusan yang termasuk besar. Peristiwa letusan besar pada tahun 2014 tercatat sebagai yang terakhir dalam riwayat letusan Gunung Kelud karena sejak saat itu belum terjadi lagi hingga kini.

The post 5 Gunung yang Sering Meletus di Daerah Jawa appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Gunung yang Tidak Pernah Meletus di Indonesia https://haloedukasi.com/gunung-yang-tidak-pernah-meletus Sat, 07 Oct 2023 02:42:11 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45821 Indonesia termasuk “kaya” akan gunung api yang terhitung mencapai 127 gunung. Dari total jumlah gunung api di Indonesia tersebut, yang terpantau oleh PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) hanya 69 gunung api saja. Gunung yang tidak pernah meletus lagi walaupun berstatus sebagai gunung berapi artinya gunung tersebut sudah termasuk di dalam jenis gunung berapi […]

The post 4 Gunung yang Tidak Pernah Meletus di Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Indonesia termasuk “kaya” akan gunung api yang terhitung mencapai 127 gunung. Dari total jumlah gunung api di Indonesia tersebut, yang terpantau oleh PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) hanya 69 gunung api saja.

Gunung yang tidak pernah meletus lagi walaupun berstatus sebagai gunung berapi artinya gunung tersebut sudah termasuk di dalam jenis gunung berapi mati, padam, istirahat atau tertidur. Artinya, dulu gunung-gunung tersebut pernah tercatat sebagai gunung yang bererupsi terlepas dari sering tidaknya frekuensi meletusnya.

Namun karena suplai magma habis dan gunung-gunung api tersebut sudah tidak memilikinya lagi, mereka akan mengalami ketidakaktifan dalam waktu lama; tidak berisiko erupsi atau meletus sama sekali. Gunung api dorman adalah sebutan lain bagi gunung-gunung berapi yang tidak pernah meletus lagi setelah sangat lama tidak menunjukkan aktivitasnya.

Berikut ini adalah daftar gunung yang tidak pernah meletus di Indonesia walau tergolong sebagai gunung berapi.

1. Gunung Telomoyo

Walau terklasifikasi sebagai gunung api, Gunung Telomoyo yang berada di Jawa Tengah, Indonesia (tepatnya di antara daerah Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang) ini tidak memiliki riwayat pernah meletus.

Gunung yang juga termasuk gunung strato (berbentuk kerucut) ini pun hingga kini sangat aman menjadi tempat wisata. Dengan ketinggian 1.894 mdpl, Gunung Telomoyo memiliki jalur menuju puncak gunung yang sudah diaspal.

Maka untuk melewati dan mencapai puncak gunung ini bisa dilakukan dengan mulus baik berjalan kaki maupun menggunakan kendaraan. Pemandangan di area gunung ini pun semakin indah dengan keberadaan air terjun kecil yang terletak di tengah jalur pendakian.

2. Gunung Sumbing

Gunung Sumbing termasuk sebagai salah satu gunung yang tidak pernah meletus setelah meletus untuk pertama dan terakhir kalinya pada tahun 1730. Letusan gunung setinggi 3.371 mdpl tersebut memicu pembentukan kubah lava. Karena kawah puncak menjadi tempat letusan terjadi, lava yang berasal dari kubah lava tadi kemudian mengalir ke kawah paling bawah.

Gunung berbentuk kerucut dan disebut sebagai gunung paling tinggi kedua di Jawa Tengah ini terletak di tiga kabupaten (Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Temanggung, dan Kabupaten Temanggung) ini sudah terlalu lama beristirahat, namun tidak menutup kemungkinan untuk dapat meletus di masa depan.

Gunung setinggi 3.371 mdpl ini dinamai Gunung Sumbing karena berkaitan dengan legenda gunung kembar pada daerah tempat gunung ini berada. Menurut mitos yang dipercaya warga setempat, dahulu terdapat sepasang anak kembar yang diketahui sering bertengkar.

Ketidakakuran keduanya membuat sang ayah marah besar dan memukul salah satu anaknya. Akibat pemukulan tersebut bibir anak menjadi sumbing dan mendapat julukan Si Sumbing. Sementara itu, anak lainnya yang tidak dipukul sang ayah dikenal dengan panggilan Si Ndoro. Bila memerhatikannya secara seksama, bubur kawah Gunung Sumbing menyerupai bibir sumbing manusia karena agak terbelah.

3. Gunung Lawu

Gunung Lawu adalah salah satu gunung yang tidak pernah meletus lagi sejak letusan terakhirnya pada 28 November 1885. Terletak di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah, Gunung Lawu berstatus lama tidak aktif sehingga dianggap sedang “istirahat”.

Meski begitu, gunung setinggi 3.265 mdpl ini dilaporkan masih terhitung aktif hingga kini oleh sebuah studi tentang geothermal heat flow sekalipun puncak gunung telah mengalami erosi dan vegetasi tampak merapat.

Walau tidak meletus, beberapa kali gempa bumi sempat terjadi di tahun 1978 yang dilaporkan berasal dari area Gunung Lawu. Saat gempa bumi tersebut terjadi, terdengar pula suara dentuman di saat bersamaan dari gunung.

4. Gunung Merbabu

Terletak di provinsi Jawa Tengah, gunung yang memiliki tinggi 3.145 mdpl ini pernah meletus pada tahun 1560 dan 1797. Meski diketahui hanya dua kali meletus, menurut sebuah laporan, Gunung Merbabu juga meletus di tahun 1570. Namun hingga kini, belum ada laporan lanjutan mengenai penelitian akan hal tersebut untuk mengonfirmasi kebenarannya.

Gunung Merbabu berada di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Semarang, Kabupaten Magelang, dan Kabupaten Boyolali dengan tiga titik akses ke gunung ini (Magelang, Boyolali, dan Salatiga). Gunung ini aman untuk kegiatan mendaki dan bahkan populer akan pemandangan sabananya apabila pendaki atau pengunjung melewati jalur Selo.

The post 4 Gunung yang Tidak Pernah Meletus di Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
3 Ciri Gunung Api Level Siaga https://haloedukasi.com/3-ciri-gunung-api-level-siaga Sat, 07 Oct 2023 02:34:09 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45848 Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki banyak gunung api aktif mau tidak mau warganya harus waspada terhadap risiko erupsi. Terutama ketika tempat tinggal sebagian warga ada di area lereng gunung berapi akan sangat berbahaya. Oleh karena risiko bahaya tersebut, BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) menciptakan dan memberlakukan empat status gunung api yang perlu menjadi […]

The post 3 Ciri Gunung Api Level Siaga appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki banyak gunung api aktif mau tidak mau warganya harus waspada terhadap risiko erupsi. Terutama ketika tempat tinggal sebagian warga ada di area lereng gunung berapi akan sangat berbahaya.

Oleh karena risiko bahaya tersebut, BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) menciptakan dan memberlakukan empat status gunung api yang perlu menjadi pengetahuan masyarakat. Setiap negara yang memiliki gunung berapi memberlakukan sistem dan mempunyai status peringatan yang tidak sama.

Di Indonesia, terdapat empat tingkatan/level status gunung api, mulai dari tingkatan normal, waspada, siaga dan awas.

  • Level normal. Ditandai dengan riwayat letusan terakhir yang sudah cukup lama terjadi. Selain itu, gunung api yang normal bersifat kondusif tanpa ada perubahan aktivitas vulkanik, seismik, maupun visual.
  • Level waspada. Ditandai dengan munculnya sedikit perubahan visual, khususnya jika mengamati pada daerah kawah gunung. Tingkat status gunung api yang kedua ini juga menunjukkan adanya gangguan secara tektonik, magmatik, maupun hidrotermal. Hanya saja, biasanya erupsi belum terjadi dan sudah cukup lama tidak timbul.
  • Level awas. level ini yang paling mengerikan dan ditandai dengan letusan serta semburan uap maupun abu diikuti dengan kemungkinan erupsi lebih besar berturut-turut ke depannya.

Sementara itu, di atas level waspada dan sebelum memasuki level awas, terdapat level siaga. Level siaga adalah status yang perlu diwaspadai karena adanya perubahan pada aktivitas gunung api secara intensif. Berikut ini adalah beberapa ciri gunung api level siaga yang masyarakat perlu ketahui.

1. Peningkatan Aktivitas Seismik

Tingkatan ketiga status aktivitas gunung api ditandai salah satunya dengan aktivitas seismik yang meningkat karena adanya tekanan dari batuan-batuan di sekitar gunung api. Tekanan tersebut timbul sebagai akibat dari naiknya magma yang berasal dari dalam perut bumi.

Gempa vulkanik dapat terjadi sebagai tanda peningkatan aktivitas seismik karena tekanan yang begitu besar dan batuan tidak lagi mampu menahannya. Pengaruh dari naiknya magma membuat permukaan gunung api dan area sekelilingnya akan mengalami retakan.

2. Perubahan Visual dan Aktivitas Kawah

Pada status siaga, pemantauan aktivitas gunung api dilakukan lebih intens karena perubahan visual dan aktivitas kawah yang nampak lebih jelas daripada saat status waspada. Aktivitas gunung api pada status siaga biasanya lebih terpantau nyata dengan perubahan warna pada area gunung yang tampak kemerahan dan dapat diikuti dengan letusan utama.

3. Erupsi Besar

Gunung api level siaga juga bercirikan aktivitas gunung yang terus meningkat setelah letusan utama terjadi. Walau tidak selalu berlanjut ke level awas, status siaga tetap berpotensi mengarah kepada kondisi yang lebih hebat.

Perubahan visual dan aktivitas kawah umumnya disusul letusan dan peluang erupsi besar. Dua minggu adalah kurun waktu untuk peluang terjadinya erupsi besar sejak perubahan status kondisi gunung api ke level siaga.

The post 3 Ciri Gunung Api Level Siaga appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kenali 5 Tanda Gunung Api Akan Meletus https://haloedukasi.com/tanda-gunung-api-akan-meletus Mon, 01 Aug 2022 06:58:43 +0000 https://haloedukasi.com/?p=37590 Indonesia dikenal dengan sebutan Ring of Fire atau Cincin Api Pasifik, karena Indonesia berada di pusat wilayah berbentuk tapal kuda atau disebut juga sabuk gempa pasifik yang sering mengalami letusan gunung berapi dan gempa bumi. Gempa bumi yang terjadi di bumi ini 81% bersumber di sepanjang wilayah cincin api sedangkan 17% gampa terbesar terjadi di […]

The post Kenali 5 Tanda Gunung Api Akan Meletus appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Indonesia dikenal dengan sebutan Ring of Fire atau Cincin Api Pasifik, karena Indonesia berada di pusat wilayah berbentuk tapal kuda atau disebut juga sabuk gempa pasifik yang sering mengalami letusan gunung berapi dan gempa bumi.

Gempa bumi yang terjadi di bumi ini 81% bersumber di sepanjang wilayah cincin api sedangkan 17% gampa terbesar terjadi di sabuk Alpide yang membentang dari pulau Jawa hingga Sumatra. Indonesia sendiri memiliki jumlah gunung api aktif terbanyak di dunia, yaitu 127 gunung, namun menurut data hanya 69 gunung aktif yang aktif dipantau.

Indonesia memiliki banyak keuntungan karena memiliki banyak gunung berapi, tanah yang subur dengan kondisi tanah yang dapat dijadikan pertanian dan perkebunan, memiliki sumber daya alam mineral yang melimpah danjuga objek wisata alam.

Namun tinggal di wilayah yang dikelilingi oleh banyak gunung berapi juga memiliki kerugian bagi masyarakat, kerugian tersebut terutama dialami masyarakat sekitar saat gunung berapi meletus. Itulah mengapa pengetahuan tentang vulkanisme penting diketahui oleh masyarakat.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) adalah lembaga di bidang vulkanologi serta mitigasi bencana geologi, tugasnya memberikan informasi terkait dengan status gunung berapi dan juga gempa bumi. PVMBG biasanya bekerjas sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mengantisipasi bencana alam

Kedua lembaga tersebut bertugas memberikan informasi yang terkait dengan aktivitas dan status gunung berapi di Indonesia. Tingkat aktivitas gunung api Indonesia terbagi menjadi 4 level, hal ini diatur di dalam Peraturan Menteri ESDM No. 15 Tahun 2011.

Tingkat aktivitas gunung berapi tersebut antara lain Level 1 artinya status gunung normal, level 2 artinya waspaday, level 3 berarti siaga dan level 4 adalah status paling berbahaya yaitu awas.

Status level gunung ini diinfokan dengan tujuan keselamatan masyarakat di wilayah gunung berapi, aparat berwajib akan mengambil tindakan yang diperlukan sesuai dengan aktivitas gunung. Tindakan tersebut disebut juga mitigasi bencana.

Sebelum sebuah gunung berapi meletus gunung akan memunculkan gejala-gejala tertentu, gejala ini disebut juga gejala pravulkanik. Meskipun pravulkanik ini secara detail lebih diketahui oleh PVBMG, namun masyarakat perlu juga mengetahui tanda umum gunung berapi akan meletus.

Berikut tanda-tanda gunung berapi akan meletus:

Suhu Meningkat Drastis

Akibat adanya aktivitas magma di lapisan bawah meningkat dan posisi magma mendekat ke permukaan bumi, maka hawa panas lebih banyak yang keluar dari gunung. Suhu di lereng dan sekitar kawah otomatis akan semakin tinggi jauh di batas ambang suhu normal.

Sumber Mata Air Kering

Panas yang dihasilkan dari aktivitas magma yang meningkat dan letak magma semakin mendekati permukaan bumi membuat mata air di sekitar gunung mengering. Cadangan air tanah akan menguap karena panas magma dan juga beberapa aktivitas vulkanis lain seperti gempa kecil.

Gempa Tremor

Gempa tremor juga mungkin akan dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di sekitar gunung, gempa tremor terjadi karena meningkatnya aktivitas gerakan magma ke segala arah.

Adanya tekanan endogen yang besar dapat membuat lapisan batuan bergerak tak beraturan sehingga menghasilkan gerakan vulkank atau gempa. Adanya peningkatan aktivitas gempa tersebut menjadi tanda penting yang menandakan akan terjadinya erupsi.

Jika gempa sudah disertai dengan gemuruh dan abu vulkanis sudah dikeluarkan dari gunung, biasanya status gunung tersebut berada di status level 3 atau siaga.

Hewan Turun Gunung

Satwa liar yang habitatnya di hutan lereng gunung memiliki kepekaan yang lebih terhadap perubahan aktivitas alam. Meningkatnya suhu di area lereng gunung serta gempa tremor yang terjadi membuat insting hewan-hewan tersebut untuk meninggalkan habitatnya dan biasanya hingga ke pemukiman warga.

Terdengar Suara Gemuruh

Suara gemuruh yang berasal dari gunung adalah aktivitas magma yang sedang bergerak menuju ke permukaan bumi. Suara gemuruh ini juga disertai terjadinya gempa. Jika suara gemuruh dan gempa menunjukkan frekuensi yang lebih sering, artinya gunung tersebut sudah di status level 4.

Gemuruh ini menandakan gunung di status “Awas” yang artinya segera meletus atau sedang mengalami letusan. Level 4 atau status awas adalah tahap akhir di mana gunung api meletus, ditandai dengan keluarnya gas, asap dan debu vulkanik dalam jumlah sangat banyak dan disusul letusan di 24 jam berikutnya.

Tanda-tanda yang muncul ketika gunung berapi akan meletus ini biasanya sudah dipahami oleh penduduk di sekitar gunung berapi, sangat penting bagi kita semua untuk memiliki pengetahuan tentang mitigasi bencana alam mengingat tempat tinggal kita berada di wilayah cincin api.

The post Kenali 5 Tanda Gunung Api Akan Meletus appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Gunung Api Bawah Laut: Proses Terbentuk – Karakteristik dan Contoh https://haloedukasi.com/gunung-api-bawah-laut Thu, 20 Jan 2022 02:47:49 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30776 Akhir-akhir ini dunia dikejutkan dengan kejadian gunung meletus Tonga yaitu sebuah gunung api bawah laut. Lalu apa sebenarnya gunung api bawah laut itu? Simak penjelasannya di bawah ini. Apa yang dimaksud Gunung Api Bawah Laut? Sesuai dengan namanya gunung api bawah laut adalah sebuah gunung yang terbentuk di bawah permukaan air laut. Gunung ini merupakan […]

The post Gunung Api Bawah Laut: Proses Terbentuk – Karakteristik dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Akhir-akhir ini dunia dikejutkan dengan kejadian gunung meletus Tonga yaitu sebuah gunung api bawah laut. Lalu apa sebenarnya gunung api bawah laut itu? Simak penjelasannya di bawah ini.

Apa yang dimaksud Gunung Api Bawah Laut?

Sesuai dengan namanya gunung api bawah laut adalah sebuah gunung yang terbentuk di bawah permukaan air laut. Gunung ini merupakan celah bumi atau ventilasi dimana  sebagian besar berada di daerah tektonik pergerakan lempeng yang disebut sebagai mid-ocean ridges. Di wilayah ini lah lempengan bumi saling bergerak menjauhi sepanjang tahun.

Pada umumnya gunung api bawah laut berada di kedalaman laut dan juga samudra namun tidak memungkinkan untuk terbentuk di wilayah perairan dangkal. 

Ukuran dan bentuk gunung berapi sangat bervariasi mulai dari yang pendek hingga tinggi dan berdiri tunggal maupun bergugus-gugus. Biasanya gunung api bawah laut yang tinggi maka puncaknya akan terlihat sampai ke permukaan air laut. 

Proses Terbentuknya Gunung Api Bawah Laut

Planet yang kita bumi terdiri dari wilayah perairan dan daratan. Wilayah perairan yang luas disebut dengan samudera sedangkan daratan luas disebut benua. Sama halnya dengan wilayah daratan, samudera juga memiliki struktur lapisannya tersendiri.

Namun kerak samudera tidak setebal kerak benua di mana hanya memiliki ketebalan sekitar 5-10 km saja. 

Kerak samudera juga tersusun dari bermacam-macam lapisan batuan. Namun karena bentuknya yang tipis itulah batuan ini tidak mampu menahan magma dari perut bumi hingga mudah ditembus. 

Magma tersebut akan mengumpul dan menciptakan Sea Floor Spreading yakni sebuah aktivitas pemekaran lantai dasar samudera yang baru. Cairan magma akan terus keluar melalui lapisan ini dan membeku menjadi sebuah batuan ketika terkena air laut.

Proses ini terjadi secara terus menerus hingga batuan tersebut semakin tinggi dan membentuk gunung api di bawah lautan.

Ketinggian gunung api bawah laut adalah tak terbatas bahkan bisa menembus permukaan air dan membentuk pulau seperti anak gunung krakatau. 

Karakteristik Gunung Api Bawah Laut

Karakteristik gunung api bawah laut dengan gunung api di daratan tidaklah jauh berbeda. Adapun karakteristik gunung api bawah laut adalah sebagai berikut. 

  • Tetap Melakukan Erupsi

Meskipun berada di antara perairan namun gunung api bawah laut tetap melakukan erupsi seperti gunung berapi di daratan pada umumnya. Magmanya pun berasal dari sumber yang sama yaitu dari dalam perut Bumi. 

  • Lava Akan Membeku Ketika Erupsi 

Magma gunung berapi bawah laut akan berubah menjadi lava setelah melewati kepundan gunung berapi ketika terjadi erupsi. Lava ini akan segera membeku ketika bercampur dengan air laut dan tertahan oleh tekanan hidrostatis. 

Peristiwa ini menghasilkan lava bantal di bawah laut yang berbentuk bulat ataupun lonjong,berwarna hitam, keras, serta memiliki tekstur afanitik. Namun ada juga lava yang hancur seketika dengan ukuran kecil seperti pasir.

  • Material Gunung Api Bawah Laut 

Hasil terbaru dari penelitian menunjukkan bahwa selain sama-sama mengeluarkan lava ketika erupsi, gunung api bawah laut juga mengeluarkan material vulkanik yang serupa dengan gunung api daratan. 

Material vulkanik tersebut seperti gas vulkanik, hidrogen sulfida, H2S, karbon dioksida, dan belerang. 

Jenis Letusan Gunung Api Bawah Laut

Berdasarkan sumbernya, letusan gunung api bawah laut dibedakan menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut:

  • Letusan Lava

Jenis yang pertama adalah letusan yang berasal dari magma dan kemudian menjadi lava.Biasanya letusan ini terjadi secara lambat dan akan mempengaruhi ekosistem di bawah air laut. 

  • Letusan Gas

Jenis kedua adalah letusan yang berasal dari gelembung gas. Berbeda dengan letusan jenis pertama letusan gas terjadi secara cepat. Namun kesamaannya adalah sama sama berpengaruh bagi kehidupan bawah laut. 

Bahaya Gunung Api Bawah Laut

Sebagian dari kalian mungkin sudah pernah membaca tentang bahaya gunung api daratan ketika meletus. Namun bagaimanakah dengan gunung api bawah laut? apakah berbahaya atau tidak? ternyata gunung api bawah laut jauh lebih berbahaya dari gunung api biasa. Berikut bahaya yang ditimbulkan oleh gunung api bawah laut. 

  • Menyebabkan Tsunami

Seperti yang kita ketahui bahwa tsunami terjadi ketika adanya gempa di dasar laut. Namun hal itu bukanlah satu-satunya faktor penyebab bencana alam tersebut. Erupsi gunung api bawah laut berpotensi menghasilkan gel9ombang tsunami karena adanya kontak langsung antara magma dengan air laut.

Apabila hal tersebut terjadi maka akan mengakibatkan evaporasi dengan volume kecepatan besar sehingga badan air laut bergerak dan menciptakan gelombang tsunami. 

  • Mengancam Makhluk Hidup Bawah Laut

Makhluk yang berdampak secara langsung ketika gunung api bawah laut adalah biota yang ada di dekatnya seperti terumbu karang, ikan dan sebagainya. 

Lava pijar hasil dari erupsi gunung ini memiliki suhu yang sangat panas sehingga akan menyebabkan makhluk hidup yang tinggal disekitarnya mati. secara bersamaan.

Biota yang banyak menjadi korban dari letusan gunung ini adalah terumbu karang karena mereka tidak bisa bergerak untuk menyelamatkan diri

  • Menenggelamkan Kapal yang Melintas

Gunung berapi tidak hanya berbahaya ketika erupsi saja. Gunung api bawah laut akan tetap mengeluarkan gelembung gas meski dalam keadaan tidak erupsi. Gelembung gas ini berbahaya karena akan menyebabkan turunnya kepadatan air laut. 

Akibatnya adalah gaya apung kapal akan menurun sehingga kapal tersebut kehilangan keseimbangannya bahkan bisa tenggelam. 

  • Mengandung Gas Beracun 

Lava yang dikeluarkan oleh gunung api bawah laut ketika erupsi membawa berbagai macam gas berbahaya. Salah satu gas tersebut adalah emisi sulfur dioksida yang menyebabkan lapisan ozon semakin tipis. 

Selain itu  gunung ini juga menyebabkan meningkatnya hujan asam karena dapat mengeluarkan hidrogen halida. 

Daftar Gunung Api Bawah Laut 

Jumlah gunung api bawah laut hingga saat ini belum dapat dipastikan. Namun para ahli memprediksi totalnya sekitar ribuan di seluruh dunia. Berikut ini adalah daftar gunung api bawah laut dari berbagai penjuru bumi.

  • Gunung Piton de la Fournaise

Piton de la fournaise adalah sebuah gunung api bawah laut di pulau Réunion, Samudera Hindia. Gunung ini diyakini sebagai gunung api bawah laut paling kuat dan paling aktif di dunia. Berdiri menjulang setinggi 6.600 meter dan berdiameter 220 km sehingga menjadikannya sebagai gunung api bawah laut paling besar.

  • Gunung Lōʻihi

Gunung ini berada di wilayah perairan Amerika Serikat tepatnya di Hawaii. Gunung ini diperkirakan sudah muncul sejak 10.000-100.000 tahun silam. Berada di wilayah Samudera Pasifik. Gunung Lōʻihi berdiri setinggi 900 meter pada kedalaman 914,4 meter. 

Gunung yang masih aktif ini ditemukan pada tahun 1952. Lōʻihi sempat beberapa kali meletus dan yang terakhir terjadi pada tahun 1996 disertai dengan gempa bumi.

  • Gunung Banua Wuhu

Di Indonesia juga memiliki gunung api bawah laut yang berada di Kepulauan Sangihe, Sulawesi. Gunung tersebut adalah gunung Banua Wuhu yang memiliki tinggi 400 meter dengan puncaknya berada 5 meter di bawah permukaan laut. 

  • Gunung berapi West Mata

Gunung ini berada di Samudra Pasifik yakni diantara Kepulauan Fiji dan Samoa di NE Lau Basin. Gunung setinggi 1.100 meter ini berada di kedalaman 200 km dan luas 6 km.

  • Gunung Kick Jenny

Kick Jenny atau disebut juga sebagai Kick ‘Em Jenny juga merupakan gunung api bawah laut paling aktif di dunia. Berada di utara pulau Grenada di Laut Caribbean, gunung ini berdiri setinggi 1300 meter. Gunung ini masih aktif hingga sekarang dan terakhir kali meletus yaitu pada tanggal 23 Juli 2015 lalu. 

The post Gunung Api Bawah Laut: Proses Terbentuk – Karakteristik dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
15 Gunung Api Paling Berbahaya di Dunia Beserta Sejarahnya https://haloedukasi.com/gunung-api-paling-berbahaya-di-dunia Mon, 26 Apr 2021 04:04:16 +0000 https://haloedukasi.com/?p=24379 Masyarakat Indonesia tentu sudah tidak asing dengan keberadaan gunung berapi. Gunung berapi sebenarnya tersebar di seluruh negara di dunia terutama di negara-negara yang dilalui pleh cincin api Pasifik. Berikut ini adalah daftar gunung-gunung berapi di seluruh dunia yang masih aktif hingga saat ini.  1. Gunung Api Taal, Filipina  Gunung berapi Taal adalah salah satu gunung […]

The post 15 Gunung Api Paling Berbahaya di Dunia Beserta Sejarahnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Masyarakat Indonesia tentu sudah tidak asing dengan keberadaan gunung berapi. Gunung berapi sebenarnya tersebar di seluruh negara di dunia terutama di negara-negara yang dilalui pleh cincin api Pasifik. Berikut ini adalah daftar gunung-gunung berapi di seluruh dunia yang masih aktif hingga saat ini. 

1. Gunung Api Taal, Filipina 

Gunung Api Taal, Filipina

Gunung berapi Taal adalah salah satu gunung berapi yang berada di negara Filipina bahkan merupakan yang paling aktif di sana. Lokasi gunung api Taal yaitu di Provinsi Batangas, Pulau Luzon atau 50 kilometer dari Manila. Gunung ini tidak terlalu tinggi yakni hanya 400 meter. Meski tidak tinggi namun letusan gunung ini tergolong yang paling berbahaya di dunia. 

Gunung yang dikelilingi oleh Danau serta menjadi tempat tinggal bagi 20 juta jiwa pernah meletus sebanyak 34 kali sejak tahun 1572. Keenam letusan gunung api Taal ini berhasil meluluhlantakkan sekitarnya dan menewaskan tsunami. Gunung yang terbentuk pada 500 ribu tahun ini terakhir meletus pada tahun 2020 dan menewaskan sekitar 6000 jiwa. Penyebab letusannya berbagai macam yaitu adanya interaksi magma dengan air dan juga karena peningkatan gelembung yang terbentuk akibat fusi gas di dalam gunung berapi. 

2. Gunung Mauna Loa, Hawaii

Gunung Mauna Loa, Hawaii

Pulau Hawaii merupakan sebuah pulau yang sudah diragukan lagi keindahannya. Ternyata sejarah pulau ini berasal dari letusan gunung berapi dimana salah satunya adalah letusan gunung Mauna Loa. Gunung Mauna Loa bersama dengan 4 gunung api lainnya meletus dan membentuk Pulau Hawaii pada 10 juta tahun lalu. Gunung Mauna Loa tercatat meletus terakhir kali pada tahun 1984 tepatnya pada 24 Maret hingga 15 April. 

Meski sudah lama tidak meletus namun pemerintah setempat terus melakukan pemantauan kegiatan gunung ini. Gunung setinggi 4.169 meter ini bahkan disebut-sebut sebagai pemilik letusan terbesar jika dilihat berdasarkan volume dan luas dampaknya. Erupsi dari gunung ini yang terjadi pada tahun 1926 dan 1950 sukses menghancurkan sebagian kota Hilo. 

3. Gunung Merapi, Indonesia

 Gunung Merapi, Indonesia

Gunung merapi menjadi gunung yang paling aktif di Indonesia. Gunung yang berdiri setinggi 2.698 meter ini berada di wilayah Jawa Tengah dan DIY. Berdasarkan United States Geological Survey (USGS), gunung merapi masuk ke dalam daftar 16 gunung api di dunia dalam proyek decade volcano. Gunung ini teratur mengalami mengalami siklus letusan sejak tahun 1548. Gunung Merapi terakhir kali meletus pada tahun 2010 dengan korban jiwa sebanyak 353 jiwa. 

Letusan gunung merapi yang paling menyita perhatian dunia yaitu terjadi pada tahun 1006. Letusan kala itu konon katanya merubah peradaban di Pulau Jawa. Letusan tersebut berdampak buruk bagi kehidupan masyarakat bahkan pemerintahan Kerajaan Mataram dipindahkan akibat dari peristiwa ini.

Sedikit berbeda dengan gunung api pada umumnya, gunung merapi memuntahkan lahar dingin, awan pana, dan longsoran tanah. Longsoran tanah tersebut bahkan membentuk perbukitan gendol yang berada di bagian barat gunung. 

4. Gunung Tambora, Indonesia

Gunung Tambora, Indonesia

Masih berasal dari Indonesia, gunung tambora menjadi salah satu gunung berapi yang masih aktif hingga saat ini. Gunung ini terletak di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Gunung ini menjulang setinggi 4.300 meter ini mencakup du kabupaten yakni Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima. Letusan terdahsyat gunung ini terjadi pada bulan April 1815. Akibat dari letusan tersebut adalah musnahnya kerajaan-kerajaan yang berkuasa di sekitar gunung Tambora pada saat itu. 

Letusan Tambora 1815 bahkan menjadi yang paling mematikan di dunia. Dampaknya tak hanya dirasakan oleh warga NTB melainkan hingga ke Eropa dan Amerika. Bahkan korban lebih banyak di wilayah lain daripada di Indonesia. Korban jiwa di Indonesia mencapai 90.000 sedangkan di Amerika dan Eropa menyentuh angka 100,000 korban jiwa. Letusan tersebut menyemburkan awan panas yang juga menutupi atmosfer bumi hingga mengalami penurunan suhu. 

Penurunan suhu mencapai 0,4 hingga 0,7 derajat celcius menyebabkan gagal panen massal dan kelaparan. Tak heran jika letusan gunung Tambora menjadi yang paling berbahaya di dunia. 

5. Gunung Vesuvius, Italia 

Gunung Vesuvius, Italia

Gunung Vesuvius merupakan satu-satunya gunung berapi yang aktif di Italia. Gunung setinggi 1.281 meter di atas permukaan laut ini merupakan  salah satu gunung paling bahaya di dunia. Salah satu letusannya disebut-sebut menjadi penyebab kepunahan peradaban Pompeii. Letusan tersebut terjadi tahun 79 Masehi. Gunung yang berdiri di Kota Campania ini meluluntuhkan kota pompeii dengan hujan vulkanik, abu, serta awan panas selama berhari-berhari. 

Abu vulkanik dari letusan gunung vesuvius kala itu mengubur kota pompeii da baru ditemukan kembali 1600 tahun kemudian. Gunung ini kembali meletus 16 tahun kemudian. Semburan batu dan awan panasnya dapat dilihat bahkan dari jarak ratusan kilometer dari Campania. 

6. Nevado del Ruiz, Kolombia

Nevado del Ruiz, Kolombia

Gunung ini berdiri setinggi 5.311 meter di atas permukaan laut di Villamaría, Departemen Caldas, Colombia. Gunung ini sempat dinyatakan tidak aktif selama 150 tahun. Namun gunung ini kembali meletus pada November 1985. Oleh sebab itu gunung yang berada di paling utara sabuk vulkanis Andes ini diberi julukan “singa tidur”. Akibat dari letusan tersebut gletser di sekitarnya mencair dan membanjiri lembah sungai. 

Akibat dari letusan ini yakni tewasnya 23 ribu nyawa dan ribuan orang lainnya mengalami luka-luka. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan  nama tragedi Armero sebab kota tersebut lah yang paling terdampak. 

7. Aira Caldera, Jepang

Aira Caldera, Jepang

Kaldera Aira adalah salah satu gunung yang paling aktif di negeri Sakura. Letak gunung ini berada di paling selatan yaitu di Kyushu dengan tinggi 1117 meter di atas permukaan laut. Kaldera supervolcano ini diperkirakan terbentuk sekitar 22.000 tahun silam. Di kaldera Aira terdapat gunung bernama Sakurajima yang terbentuk 16.000 tahun yang lalu akibat dari letusan kaldera ini. Letusan gunung Sakurajima terakhir kali terjadi pada tahun 1914 dan menjadi bencana gunung meletus paling mematikan dalam sejarah Jepang sepanjang abad 20. 

Pemerintah Jepang telah mencatat aktifitas kaldera ini. Hasilnya adalah 14 juta kubik magma berhasil dikumpulkan dari kerak dangkal yang berada di bawah gunung. Peneliti memperkirakan letusan gunung ini berpotensi untuk menghancurkan Bumi. Hal tersebut karena gunung ini dapat memicu terjadinya musim dingin vulkanik. 

8. Gunung Kelud, Indonesia

Gunung Kelud, Indonesia

Indonesia lagi-lagi mempunyai catatan letusan gunung terdahsyat dalam sejarah. Gunung kelud yaitu gunung berapi aktif yang berdiri Jawa Timur tepatnya di Kabupaten Kediri. Gunung ini berdiri menjulang setinggi 1.731 mdpl. Gunung ini cukup sering erupsi diantaranya yaitu pada tahun 1991, 1919, 1951, 1966, 1990, 2007, dan terakhir 2014 dengan korban jiwa mencapai ratusan hingga ribuan  jiwa. 

Letusan terdahsyat gunung kelud terjadi pada abad ke 15 dengan korban jiwa sebanyak 15.000 orang. Peristiwa ini bahkan digambarkan oleh Mpu Prapanca yang berasal dari Majapahit dalam kitab Negarakertagama. Aktivitasnya yang kerap kali menyapu segala sesuatu yang ada di sekitarnya menjadikan gunung ini diberi nama “kelud” yang artinya “sapu”. 

9. Gunung Mayon, Filipina

Gunung Mayon, Filipina

Selain gunung Taal, Filipina masih menyimpan satu lagi gunung berapi aktif yang masuk dalam kategori gunung api paling berbahaya yaitu gunung mayon. Gunung Mayon berdiri dengan kokoh di Provinsi Albay, Bicol dengan tinggi 2.463 mdpl. Gunung ini sering disebut sebagai “Fujinya” Filipina dikarenakan bentuk gunung Mayon mengerucut mirip seperti gunung Fuji di Jepang. Jika dihitung dari tahun 1814, maka gunung sudah memperlihatkan aktivitas “batuk” nya sebanyak 47 kali. 

Dalam kurun waktu 400 tahun gunung ini meletus sebanyak 50 kali dengan letusan  pertama terjadi pada tahun 1616. Sedangkan letusan terdahsyatnya terjadi pada 1 Februari 1814 dengan korban jiwa sebanyak 1200 orang dan meluluhlantakkan kota Cagaswa. Gunung ini disebut sebagai gunung paling berbahaya karena jika meletus lavanya bisa menyembur hingga setinggi 500 m dan meluas sejauh 160 km hingga menyebabkan kegelapan bagi wilayah sekitarnya. 

10. Gunung Pinatubo, Filipina

Gunung Pinatubo, Filipina

Masih berasal dari Filipina, Gunung Pinatubo merupakan gunung api aktif yang berlokasi di Pulau Luzon dengan tinggi 1.486 mdpl. Gunung yang masih merupakan rangkaian dari gunung komposit di busur Luzon ini tertidur selama lebih dari 400 tahun. Secara mengejutkan gunung ini menunjukkan aktivitasnya kembali pada Maret 1991 dan meletus pada tanggal 15 Juni 1991.

Beruntung para warga yang tinggal di sekitar gunung ini berhasil dievakuasi oleh pemerintah Filipina. Letusan gunung Pinatubo tahun 1991 mengakibatkan gempa besar dahsyat dan runtuhnya puncak gunung sehingga tinggi gunung saat ini hanya 1.486 yang semula 1.745 mdpl. 

11. Gunung St. Helens, Amerika Serikat

Gunung St. Helens, Amerika Serikat

Gunung St. Helens adalah gunung stratovolcano aktif yang berada di Washington, Amerika Serikat dan memiliki tinggi 2.550 m. Serupa dengan gunung Mayon, St. Helens juga diberi julukan “Gunung Fuji Amerika” karena puncaknya yang selalu diselimuti salju seperti gunung Fuji. Letusannya yang terjadi pada tahun 1980 sempat menyita perhatian dunia karena menyebabkan seluruh Amerika Serikat gelap gulita dan dan terhentinya kegiatan ekonomi secara total. 

Namun letusan tersebut bukanlah yang terdahsyat melainkan pada 3.500 tahun lalu yang menyebabkan penduduk asli Amerika Serikat meninggalkan wilayah tersebut. Para ahli mencatat letusan purba gunung st.helens empat kali lebih dahsyat dari letusan tahun 1980. Pada tahun 1875 gunung ini juga meletus dan menghasilkan kubah lava great rocks. 

12. Gunung Pelee, Perancis

Gunung Pelee, Perancis

Gunung Pelee merupakan salah satu gunung berapi aktif yang terletak di pulau Martinique, Perancis dengan puncak tertingginya 1379 m. Gunung ini mendunia setelah meletus pada tahun 1902 dan merupakan letusan terdahsyat sepanjang sejarah abad 20. Akibat dari letusan tersebut sebanyak 30.000 nyawa melayang dan rusaknya kota saint-pierre. Sebenarnya gunung ini sudah menunjukkan gejalanya sejak satu  bulan sebelum puncak letusan. 

Sayangnya banyak warga yang menghiraukan peringatan tersebut sehingga banyak yang tidak sempat menyelamatkan diri. Konon katanya hanya ada dua orang yang selamat yaitu seorang pembuat sepatu dan satu lainnya adalah seorang tahanan. 

13. Gunung Huaynaputina, Peru

 Gunung Huaynaputina, Peru

Saat ini gunung ini sudah tidak memiliki kaki maupun badan gunung melainkan hanyalah sebuah kawah. Kawah tersebut merupakan jejak dari peristiwa dahsyat yang terjadi pada 19 Februari 1600. Letusan gunung yang berada di Amerika Selatan ini bahkan lebih besar dari letusan krakatau. Gunung ini meletus secara tiba-tiba dan menyebabkan Bumi tertutup dengan asap tebal selama berbulan-bulan. Sama seperti peristiwa krakatau, letusan gunung ini juga menyebabkan pendinginan global hingga menyebabkan gagal panen hingga kelaparan. 

Korban jiwa secara langsung akibat letusan ini tidak sebanyak krakatau yaitu hanya 1.600 korban jiwa. Namun korban pasca letusan lebih banyak bahkan hingga jutaan jiwa. Gunung memuntahkan abu vulkanik setinggi 12 km kubik ke angkasa dan suaranya terdengar sejauh 800 km. 

14. Michoacán-Guanajuato, Meksiko

 Michoacán-Guanajuato, Meksiko

Gunung ini berdiri setinggi 3.860 meter di atas permukaan laut menjadi gunung berapi paling berbahaya yang ada di Meksiko Tengah. Gunung ini pertama kali meletus pada tahun 1756. Gunung ini memang tidak menyemburkan abu ke atas namu lava yang mengalir mampu membakar habis seluruh desa di sekitarnya. 

Letusan terpanjang dari gunung ini terjadi pada tahun 1943 hingga 1952. Pada saat itu lahar panas dari gunung ini mengancam 5,8 juta penduduk yang ada di sekitarnya. 

15. Gunung Thera, Yunani

Gunung Thera, Yunani

Gunung Thera merupakan gunung yang berada di Pulau Santorini, Yunani. Letusannya yang terjadi sekitar 3600 tahun lalu disebut-sebut sebagai letusan terdahsyat yang pernah terjadi di muka Bumi. Akibat dari letusan tersebut adalah menghancurkan zaman perunggu dan menyebabkan berubahnya suhu di dunia. Letusan gunung Thera terjadi pada tahun 1610 an. Letusan ini menjadi cikal bakal munculnya kisah tentang negeri Atlantis yang merupakan peradaban paling maju kala itu. 

The post 15 Gunung Api Paling Berbahaya di Dunia Beserta Sejarahnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>