Gunung berapi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/gunung-berapi Tue, 21 Nov 2023 09:25:52 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Gunung berapi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/gunung-berapi 32 32 15 Gunung di Daerah Jawa Timur https://haloedukasi.com/gunung-di-daerah-jawa-timur Tue, 21 Nov 2023 09:25:46 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46332 Jawa Timur merupakan provinsi yang berada di sebelah timur pulau Jawa dengan ibu kota Provinsinya Surabaya. Jawa Timur menjadi provinsi dengan wilayah terluas yang ada di Pulau Jawa dan penduduk terbanyak kedua. Di sebelah utara, Jawa Timur berbatasan langsung dengan laut jawa sedangkan di sebelah timur berbatasan dengan selat Bali. Di sebelah selatan terdapat Samudera […]

The post 15 Gunung di Daerah Jawa Timur appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Jawa Timur merupakan provinsi yang berada di sebelah timur pulau Jawa dengan ibu kota Provinsinya Surabaya. Jawa Timur menjadi provinsi dengan wilayah terluas yang ada di Pulau Jawa dan penduduk terbanyak kedua.

Di sebelah utara, Jawa Timur berbatasan langsung dengan laut jawa sedangkan di sebelah timur berbatasan dengan selat Bali. Di sebelah selatan terdapat Samudera Hindia dan di sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah.

Wilayah provinsi Jawa Timur terbagi menjadi tiga wilayah yakni wilayah selatan berupa plato, wilayah tengah berupa gunung berapi dan wilayah utara yakni lipatan. Pada bagian tengah, terdapat banyak rangkaian pegunungan berapi yang ada di Jawa Timur. Seemntara itu, di bagian selatan Jawa Timur terdpaat banyak rangkaian perbukitan.

Jawa Timur termasuk ke dalam iklim tropis basah dengan curah hujan rata-rata 1.900 mm per tahunnya. Jawa Timur termasuk daerah yang memiliki curah hujan sedikit dibandingkan wilayah Indonesia lainnya. Adapun suhu rata-rata di daerah sekitar 21–34 °C.

Namun, untuk suhu di sekitar pegunungan jauh lebih rendah. Seperti di Ranu Pani suhunya dapat mencapai minus 4 °C sehingga menyebabkan salju turun. Jawa Timur termasuk provinsi yang dikelilingi oleh rangkaian pegunungan.

Berikut gunung-gunung yang terdapat di Jawa Timur.

1. Gunung Bromo

Gunung Bromo. gunung di Jawa Timur

Gunung Bromo merupakan Gunung yang berada di Provinsi Jawa Timur atau lebih tepatnya ada 4 kabupaten yakni Ponorogo, Malang, Lumajang dan Pasuruan. Gunung ini memiliki ketinggian yang mencapai 2.329 meter di atas permukaan laut.

Secara geografis, Gunung Bromo berada di antara 7° 56′ 30″ LS dan 112° 57′ BT. Gunung Bromo masih terdapat dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Nama Gunung Bromo berasal dari agama Hindu yakni Brahma salah satu dewa yang ada di agama Hindu.

Gunung Bromo dinamakan pula dengan kaldera tengger dan termasuk gunung berapi yang aktif. Adapun bentuk Gunung Bromo berada di antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir. Gunung Bromo termasuk ke dalam iklim hutan hujan tropis.

Curah hujan rata-rata di Gunung Bromo berkisar 6.600 mm per tahunnya. Pada siang hari, suhu udara sangat sejuk sedangkan ketika malam suhu udara begitu dingin. Bahkan suhu bisa mendekati 0 derajat saat musim panas dan ketika musim dingin tidak pernah lewat dari 5 derajat.

Ketika siang hari, suhu udara di sini tidak pernah lewat dari 20 derajat Celcius. Di daratan rendah terdapat lembah hijau yang tumbuh subur dengan berbagai flora khas hutan hujan tropis. Sementara itu, di daratan tinggi terdapat banyak pohon cemara.

2. Gunung Semeru

Gunung Semeru, gunung di Jawa Timur

Gunung ini menjadi salah satu gunung tertinggi yang ada di Pulau Jawa. Gunung Semeru memiliki ketinggian yang mencapai 3.676 meter di atas permukaan laut. Secara geografis, Gunung Semeru berada di antara 8°06′ Lintang Selatan dan 112°55′ Bujur Timur.

Secara administratif, Gunung Semeru berada di 2 kabupaten yakni Malang dan Lumajang. Seperti Gunung Bromo, Gunung Semeru masih berada dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Gunung Semeru termasuk ke dalam iklim tipe B berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson.

Curah hujan di Gunung Semeru sekitar 27 mm – 5.498 mm per tahunnya. Di mana lamanya waktu hujan selama satu tahun yakni 136 hari. Di atas puncak Gunung Semeru memiliki suhu sekitar 0 hingga 4 derajat Celcius.

Namun, suhu di sekitar gunung pada malam hari rata-rata berkisar antara 3 °C – 8 °C  dan pada siang hari sekitar 15 °C – 21 °C. Flora yang ada di Gunung Semeru yakni berupa pohon cemara, pinus, akasia dan sejenis jamuju. Sementara itu, di bagian bawah dihuni oleh tumbuhan alang-alang, edelweis, harendong dan krinyuh.

Selain itu, di Gunung Semeru ditemukan sekitar 25 tanaman non asli. Sedangkan untuk jenis fauna yang menghuni Gunung Semeru adalah kancil, kijang, budeng, macan kumbang, luwak dan lainnya. Gunung Semeru memiliki kawah yang dinamakan Jonggring Saloko.

3. Gunung Kawi

Gunung Kawi, gunung di Jawa Timur

Gunung Kawi berada di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Gunung ini memiliki ketinggian hingga 2.551 meter di atas permukaan laut. Gunung Kawi termasuk gunung berapi yang sudah lama tidak aktif. Gunung Kawi memiliki tipe iklim C dan D dengan suhu pada malam hari kurang lebih 0˚C – 10˚C.

Secara geografis, gunung ini berada di antara  7°55′S 112°27′E atau 7.92°S 112.45°E. Satwa di Gunung Kawi saat banyak dilakukan perburuan liar sehingga jumlahnya semakin berkurang. Di Gunung ini terkenal dengan berbagai jenis primata dan macan tutul.

Adapun primata yang ada di Gunung Kawi adalah lutung Jawa dan monyet ekor panjang. Gunung Kawi terkenal sebagai gunung pesugihan dan terdapat dua tempat sakral yakni Pesarean Gunung Kawi dan keraton Gunung Kawi.

4. Gunung Panderman

Gunung Panderman, gunung di Jawa Timur

Gunung Panderman merupakan salah satu gunung di Jawa Timur atau lebih tepatnya di Kota Batu. Gunung ini memiliki ketinggian sekitar 2.045 meter di atas permukaan laut. Nama Gunung Panderman berasal dari Bahasa Jawa yakni dermo yang artinya sekedar. Hal ini dikarenakan dulunya gunung ini dijadikan tempat untuk bertapa.

Namun, ada pula yang menyebut bahwa nama gunung ini berasal dari nama seorang Belanda yakni Van Der Man. Gunung Panderman memiliki iklim yang sama dengan Gunung Buthak karena lokasinya yang berdekatan. Adapun iklim di Gunung ini adalah masuk ke dalam jenis Iklim C dan D.

Gunung Panderman dihuni oleh satwa liar seperti ayam hutan, elang Jawa, monyet ekor panjang serta babi hutan. Selain itu, di gunung ini terdapat pula tanaman langka yakni edelweis. Hanya saja, keberadaan edelweis ini semakin berkurang jumlahnya. Ada banyak jenis pohon pinus dan semak belukar yang memenuhi sekitar gunung ini.

5. Gunung Kelud

Gunung Kelud, gunung di Jawa Timur

Gunung Kelud merupakan gunung berapi yang masih aktif di Jawa Timur. Gunung ini memiliiki ketinggian hingga 1.731 meter di atas permukaan laut. Secara administratif, Gunung Kelud berada di 3 Kabupaten di Jawa Timur yakni Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar dan juga Malang.

Gunung Kelud berada di antara 70 56’ 00 LS dan 1120 18’ 30 BT. Gunung Kelud termasuk ke dalam iklim tropis dengan mengalami dua musim yakni musim panas dan hujan. Gunung ini dilewati oleh garis khatulistiwa.

Gunung Kelud memiliki danau kawah yang volume airnya mencapai 40 juta meter kubik. Di mana suhu airnya mencapai 35 derajat Celcius. Gunung Kelud menjadi tempat tinggal bagi satwa liar seperti babi hutan, kijang, kancil, rusa. monyet ekor panjang dan berbagai jenis burung.

Sementara itu, di bawah kaki Gunung Kelud terdpaat cagar alam manggis gadungan. Di mana banyak ditemui sejumlah flora seperti kemiri, bendo, bayur, nyampoh, baduh dan lainnya.

6. Gunung Penanggungan

Gunung Penanggungan, Gunung di Jawa Timur

Gunung Penanggungan merupakan salah satu gunung kecil yang berada di Trawas, Mojokerto, Jawa Timur. Bahkan gunung ini sangat terkenal bagi kalangan pendaki dan wisatawan. Gunung Penanggungan dikenal pula dengan gunung api yang masih aktif.

Secara administratif Gunung Penanggungan berada di perbatasan dua kabupaten yakni Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan. Gunung Penanggungan memiliki ketinggian sekitar 1653 meter di atas permukaan laut.

Gunung Penanggungan masih satu kluster dengan Gunung Arjuno dan Gunung Welirang. Salah satu keunikan dari gunung ini adalah di sekitar permukaannya terdapat situs purbakala peninggalan kerajaan Hindu Buddha.

7. Gunung Watu Jangger

Gunung Watu Jengger, Gunung di Mojokerto

Gunung Watu Jangger adalah bagian dari gunung yang berada di Provinsi Jawa Timur. Secara administratif, Gunung Watu Jengger berada di Dusun Nawangan, Desa Jabung, Kecamatan Jatirejo, Jawa Timur. Ketinggian dari Gunung Watu Jengger yakni mencapai sekitar 1100 meter di atas permukaan laut.

Seperti Gunung Pundak, Gunung Watu Jengger masih berada di dalam kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soeryo. Akses menuju ke Gunung Watu Jengger dapat melalui jalan Trowulan kemudian Jatirejo, Wonosalam. Serelah itu, akan ada persimpangan ke Desa Lebak, kemudian ikuti jalan tersebut sampai tiba di ujung Desa Nawangan.

Sekilas bentuk dari gunung ini memiliki kesamaan dengan pemandangan Gunung Piramid yang berada di Bondowoso. Dari atas puncak, kita dapat melihat pemandangan Gunung Anjasmoro. Akses menuju ke Gunung Watu Jangger cukup curam karena terdapat tebing di sisi kanan dan kiri.

8. Gunung Anjasmoro

Gunung Anjasmoro, Gunung di Mojokerto

Gunung Anjasmoro merupakan bagian dari gunung yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Secara administratif, Gunung ini berada di tiga daerah di Jawa Timur yakni Mojokerto, Kota Batu Malang dan Jombang. Ketinggian dari Gunung Anjasmoro mencapai 2282 meter di atas permukaan laut. Nama gunung ini berasal dari bahasa Sanskerta yakni terdiri dari dua suku kata, Anjas dan moro yang memiliki arti benteng cinta.

Gunung Anjasmoro memiliki banyak puncak yakni terdpaat 40 puncak gunung di Gunung Anjasmoor. Adapun puncak Gunung Anjasmoro banyak dikenal dengan nama Cemoro Sewu. Gunung Anjasmoro masih satu deretan dengan Gunung Argowayang dan tidak jauh dari keberadaan Gunung Arjuno Welirang.

Gunung Anjasmoro tidak memiliki kawah seperti gunung lain. Meskipun begitu, di lereng gunung ini masih bisa ditemukan sumber air panas. Selain terdapat air panas, di lereng ini juga terdapat banyak pohon durian. Jenis durian yang terdapat di lereng ini adalah durian bido wonosalam berbentuk lonjong dan memiliki warna cokelat hijau dan abu-abu.

9. Gunung Welirang dan Arjuno

Gunung Welirang dan Arjuno, Gunung di Mojokerto

Gunung Welirang dan Arjuno merupakan gunung yang berada di Mojokerto, Jawa Timur. Nama Welirang dalam bahasa Jawa memiliki arti belerang. Secara administratif, Gunung Welirang berada di perbatasan Kota Batu, Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan. Gunung Welirang berada dekat dengan Gunung Arjuno, Gunung Kembar I dan Gunung Kembar II.

Nama kedua gunung ini kerap disandingkan karena Puncak Gunung Welirang berada dekat dengan Gunung Arjuno. Di mana kawasan kedua gunung ini masih berada di dua gunung api tua yakni Gunung Ringgit dan Gunung Rincing. Adapun ketinggian dari Gunung Welirang yakni sekitar 3156 meter di atas permukaan laut.

Sementara itu, ketinggian Gunung Arjuno sedikit lebih tinggi dibandingkan Gunung Welirang yakni sekitar 3339 meter di atas permukaan laut. Untuk dapat mendaki kedua puncak gunung ini dibutuhkan waktu sekitar 5 hingga 6 hari.

10. Gunung Puthuk Siwur

Gunung Puthuk Siwur, Gunung di Mojokerto

Gunung Puthuk Siwur adalah gunung yang ada di Mojokerto dan tidak kalah indah dengan gunung lainnya. Gunung ini berada di Claket, Pacet, Mojokerto. Gunung ini memiliki ketinggian hingga 1429 meter di atas permukaan laut.

Gunung Puthuk Siwur termasuk memiliki topografi yang cukup landai. Di Gunung Puthuk Siwur akan ditemukan banyak pohon pinus serta hutan pegunungan. Bahkan beberapa potongan dari pohon pinus seperti membentuk susunan anak tangga.

Ilalang tumbuh subur di sekitar Gunung Puthuk Siwur. Selain itu, saat menuju ke Gunung Puthuk Siwur akan menemukan goa yang bernama goa bebek. Di sekitar goa ini juga dapat ditemukan pemandian air panas serta tempat yang biasa dijadikan untuk kegiatan camping.

11. Gunung Pundak

Gunung Pundak, Gunung di Mojokerto

Gunung Pundak memiliki ketinggian sekitar 1585 meter di atas permukaan laut. Gunung Pundak berada di Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Dari puncak gunung Pundak, dapat terlihat pemandangan gunung lainnya seperti Gunung Welirang dan Gunung Penanggungan.

Gunung Pundak termasuk ke dalam kawasan taman hutan raya (Tahura) raden soerjo. Oleh karena itu, akses menuju ke puncak Gunung Pundak dapat melewati OWA Tahura R.A Soerjo. Selain itu, dapat pula melalui jalur pendakian Puthuk Siwur. Di mana jalur pendakian ini menjadi jalur pendakian yang paling banyak dilalui oleh pendaki.

12. Gunung Butak

Gunung Butak, Gunung di Mojokerto

Gunung termasuk salah satu gunung di Jawa Timur, atau lebih tepatnya ada di Dusun Blentreng, Desa Ngengat, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto. Lokasi Gunung Butak berdekatan dengan keberadaan Gunung Kawi.

Adapun ketinggian dari Gunung Butak yakni sekitar 2.868 meter di atas permukaan laut. Gunung Butak termasuk gunung yang disarankan bagi para pendaki pemula karena medannya tidak begitu terjal.

Nama Gunung Butak diambil dari persamaan kata Sabana. Hal ini dikarenakan di sekitar Gunung Butak terdapat banyak penampakan sabana yang luas. Ketika musim kemarau tiba, Sabana tersebut akan berubah warna menjadi kecoklatan sehingga menambah keindahan Gunung Butak.

Gunung Butak memiliki jenis iklim C dan D di mana suhu udara sekitar gunung yang mencapai 0˚C – 10˚C saat malam hari. Sementara itu, saat siang hari suhu udara di sekitar gunung mencaoai 15˚C . Gunung Butak termasuk ke dalam hutan hujan tropis dan hutan lumut.

13. Gunung Krapyak

Gunung Krapyak, Gunung di Mojokerto

Gunung Krapyak adalah salah satu gunung yang berada di Jawa Timur, lebih tepatnya Mojokerto. Secara administratif, Gunung Krapyak berlokasi di Desa Padusan, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Adapun ketinggian Gunung Krapyak yakni mencapai 1300 meter di atas permukaan laut.

Tidak jauh dari lokasi Gunung Krapyak, terdapat makam salah satu tokoh yakni Sunan Pangkat. Makam Sunan Pangkat selalu dikunjungi oleh para peziarah sehingga tidak pernah sepi. Pada awalnya, jalan menuju Gunung Krapyak hanya dibuka bagi para peziarah Makam Sunan Pangkat saja.

Namun, saat ini akses tersebut telah dibuka bagi para pendaki. Jalur yang dapat dilalui menuju ke Gunung Krapyak dapat melalui dua jalur yakni Kawasan Wisata Pemandian Air Panas dan Sidi Barat Bukit. Hanya saja, Jalur Sidi Barat Bukit menjadi jalur yang favorit bagi pendaki karena menda jalannya yang mudah dilewati.

14. Gunung Semar Gondang

Gunung Semar Gondang, Gunung di Mojokerto

Gunung Semar Gondang berada di Desa Dilem, Gondang, Mojokerto. Lokasi Gunung Semar Gondang berada di dekat Gunung Anjasmoro. Gunung ini memiliki ketinggian hanya 933 meter di atas permukaan laut. Gunung Semar Gondang terdaapat tumbuhan randu kapuk, dan di bawahnya terdapat hamparan persawahan. 

Gunung ini dinamakan dengan Gunung Semar karena menyerupai semar turu yang berarti tidur. Di Gunung Semar Gondang terdapat pula mata air yang berada di Sendang Nambi. Di mana mata air tersebut dapat langsung diminum tanpa direbus. Bahkan mata air tersebut sudah dites dan layak dikonsumsi.

15. Gunung Bekel

Gunung Bekel, Gunung di Mojokerto

Gunung Bekel merupakan gunung yang ada di Jawa Timur. Lebih tepatnya, gunung ini berada dk dua Kabupaten yakni Mojokerto dan Pasuruan. Gunung ini memiliki ketinggian sekitar 1.238 meter di atas permukaan laut.

Gunung Bekel dikenal sebagai anak dari Gunung Penanggungan. Lokasi gunung ini berada di sebelah barat Gunung Penanggungan. Gunung Bekel tidak memiliki kawah seperti gunung pada umumnya. Di atas puncak Gunung Bekel dapat terlihat Gunung Penanggungan yang indah.

Tidak hanya itu, dapat terlihat pula pemandangan Gunung Arjuno dan Welirang. Untuk dapat sampai ke Gunung Bekel dapat melalui jalur pentirtaan Jolotundo. Hanya membutuhkan waktu 1 hingga 2 hari saja untuk tiba di puncak gunung Bekel. Di sepanjang jalan menuju Gunung Bekel terdapat banyak situs sejarah seperti Candi Pura, Candi Bayi, dan Candi Naga I.

The post 15 Gunung di Daerah Jawa Timur appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Gunung di Daerah Istimewa Yogyakarta https://haloedukasi.com/gunung-di-daerah-istimewa-yogyakarta Tue, 31 Oct 2023 08:29:58 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46378 Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah peleburan dari dua Kesultanan. Daerah Istimewa Yogyakarta berada di Pulau Jawa bagian Selatan dan berbatasan langsung dengan Jawa Tengah serta Samudera Hindia. Secara geografis, Daerah Istimewa Yogyakarta berada di antara 8°30′-7°20′ Lintang Selatan dan 109°40′-111°0′ Bujur Timur. Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dibedakan menjadi 4 wilayah yakni Pegunungan Merapi, […]

The post 6 Gunung di Daerah Istimewa Yogyakarta appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah peleburan dari dua Kesultanan. Daerah Istimewa Yogyakarta berada di Pulau Jawa bagian Selatan dan berbatasan langsung dengan Jawa Tengah serta Samudera Hindia.

Secara geografis, Daerah Istimewa Yogyakarta berada di antara 8°30′-7°20′ Lintang Selatan dan 109°40′-111°0′ Bujur Timur. Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dibedakan menjadi 4 wilayah yakni Pegunungan Merapi, Pegunungan Sewu, Pegunungan Kulon Progo dan Dataran Rendah.

Daerah Istimewa Yogyakarta termasuk ke dalam iklim tropis dengan jenis iklim muson tropis. Rata-rata curah hujan yang ada di Kota DIY yakni sekitar 2012 milimeter per tahunnya dengan jumlah curah hujan per harinya mencapai 100 hingga 150 milimeter.

Seperti daerah lainnya, DIY memiliki sejumlah gunung-gunung yang menjulang tinggi. Di mana gunung-gunung tersebut dapat memberikan keindahan bagi sekitar. Berikut ini gunung-gunung yang ada di daerah istimewa Yogyakarta.

1. Gunung Merapi

Gunung Merapi, Gunung di DIY

Gunung merapi adalah gunung berapi teraktif yang ada di Indonesia. Gunung sudah mengalami beberapa kali letusan. Gunung Berapi berada di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hanya saja, beberapa bagian dari gunung ini terdapat di beberapa kabupaten yang ada di Jawa Tengah yakni Boyolali, Klaten dan Magelang. Secara geografis, Gunung Merapi berada di antara 10º15’13” sampai 110º33’00” Bujur Timur dan 7º34’51” sampai dengan 7 º 47’03” Lintang Selatan.

Sekitar Gunung Merapi memiliki iklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan 296 milimeter per tahun. Di mana rata-rata suhu sekitar 22°C hingga 31°C. Keberadaan Gunung Merapi dikarenakan adanya aktivitas di wilayah subduksi lempeng Indo Australia yang menuju bawah lempeng Eurasia. Hal ini kemudian menyebabkan adanya aktivitas vulkanik di sekitar bagian wilayah tengah Pulau Jawa.

Gunung Merapi memiliki kawasan hutan yang termasuk di wilayah Taman Nasional Gunung Merapi. Di mana kawasan hutan ini berada di sekitar puncak Gunung Merapi. Gunung Merapi termasuk ke dalam bagian rangkain pegunungan berapi yang menghadap ke bagian selatan dari beberapa pegunungan lain seperti Gunung Merbabu dan Gunung Ungaran.

Pada bagian puncak gunung Merapi tidak ditumbuhi oleh berbagai tumbuhan. Adapun hewan yang menjadi ciri khas di gunung ini adalah Wedhus gembel. Di mana hewan ini layaknya seperti domba yang memiliki tanduk serta berbulu lebat. Hal ini dikarenakan adanya aktivitas vulkanik yang tinggi.

2. Gunung Api Purba Nglanggeran

Gunung Api Purba Nglanggeran. gunung di DIY

Gunung Api Purba Nglanggeran termasuk salah satu gunung yang berada di kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta. Gunung ini termasuk gunung berapi yang sudah ada sejak beberapa juta tahun lalu. Gunung Api Purba Nglanggeran berada di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Gunung Kidul, DIY. Gunung ini memiliki ketinggian yang mencapai 700 meter di atas permukaan laut. Secara geografis, daerah sekitar Gunung Api Purba Nglanggeran berada di UTM zona 49.

Gunung Api Purba Nglanggeran memiliki berbatuan yang banyak dihuni oleh aglomerat dan breksi gunung berapi. Keberadaan gunung ini berasal dari gunung api yang letaknya ada di dasar laut kemudian terangkat dan terbentuklah daratan dalam kurun waktu jutaan tahun yang lalu.

Gunung Api Purba Nglanggeran memiliki curah hujan tahunan sekitar 125 – 5.521 ml per tahun. Di mana rata-rata curah hujan tersebut yakni 3.024 ml/tahun. Berdasarkan klasifikasi Koppen, daerah di sekitar Gunung Nglanggeran memiliki iklim awa. Sedangkan menurut Schmidt-Fergusson termasuk ke dalam tipe curah hujan C-B.

Puncak Gunung Api Purba Nglanggeran dinamakan dengan Puncak Gede. Di mana memiliki luas sekitar 48 hektar. Pada Gunung ini terdapat bebatuan yang berukuran besar dan tinggi. Bebatuan ini kemudian dijadikan sebagai tempat untuk bertapa dan jalur pendakian oleh warga sekitar.

3. Gunung Gentong

Gunung Gentong merupakan Gunung yang berada di Desa Ngalang, Gedang Sari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Gunung ini kerap kali disingkat menjadi Gunung 4G karena letaknya yang berada di daerah yang semua berawalan dari G. Secara geografis, Gunung Gentong berada di antara 7°51’17″S 110°34’25″E. Gunung Gentong termasuk ke dalam iklik hutan hujan tropis. Di mana rata-rata curah hujan berkisar 3.024 ml per tahunnya.

Adapun rata-rata suhu di sekitar Gunung Gentong berkisar antara 25 derajat Celcius hingga 34 derajat Celcius. Nama gunung ini berasal dari cerita warga sekitar yang di mana di gunung ini terdapat sebuah gentong. Dulu, Prabu Brawijaya melarikan diri dari kejaran anaknya yakni Raden Patah kemudian bersemedi di Gunung ini.

Raden Patah mengejar ayahnya agar mau masuk islam. Dalam pengejarannya, ia melemparkan sebuah gentong ke tempat bersemedinya Prabu Brawijaya. Gentong tersebut akhirnya mengenai kepala Prabu Brawijaya namun gentongnya tidak hancur. Gentong inilah yang ditemukan oleh warga di sekitar gunung. Namun, sayangnya saat ini keadaan gentong dalam keadaan remuk pada bagian bawahnya.

4. Gunung Jaran

Gunung Jaran, gunung di DIY

Gunung Jaran berada di Desa Nglinggo, Kecamatan Samigaluh, Kulon Progo, DIY. Ketinggian dari gunung ini 900 meter di atas permukaan laut. Namun, rata-rata ketinggian di sekitar gunung hanya 534 meter di atas permukaan laut. Secara geografis, gunung ini berada di antara 7°33’41” lintang selatan dan 109°59’42” Bujur timur.

Dalam bahasa Indonesia, Jaran memiliki arti kuda sehingga gunung ini kerap disebut dengan Gunung Kuda. Gunung ini berada di sekitar kebun teh Nglinggo. Pada bagian puncak gunung Jaran terdapat lereng yang cukup curam. Iklim di gunung ini termasuk ke dalam hutan hujan tropis menurut pembagian iklim Koppen. Di sekitar gunung terdapat kebun teh milik warga.

Ketika akan menuju ke Gunung Jaran akan melewati berbagai anak tangga dari kayu. Selain itu, tumbuh pula banyak pohon-pohon pinus sehingga di sekitar gunung Jaran dijadikan sebagai kawasan hutan pinus. Hal inilah yang membuat udara di sekitar Gunung Jaran begitu sejuk. Dari atas puncak Gunung Jaran dapat terlihat kenampakan salah satu warisan budaya UNESCO yakni Candi Borobudur.

5. Gunung Ireng

Gunung Ireng, gunung di DIY

Gunung Ireng berada di daerah Pengkok, Patuk, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Gunung Ireng termasuk gunung berapi yang sudah berumur puluhan tahun yakni sekitar 5 sampai 23 tahun. Gunung Ireng adalah gunung yang berada pada masa miocene.

Secara geografis, Gunung Ireng berada di titik koordinat antara 7°52’57″S 110°29’23″E. Di sekitar Gunung Iklim termasuk ke dalam iklim awa berdasarkan klasifikasi Koppen. Suhu di sekitar Gunung Ireng berkisar antara 19°-22° pada malam hari.

Diperkirakan, dahulunya gunung api ini pernah mengalami letusan hanya saja sisa-sisa dari letusan tersebut masih dapat terlihat hingga sekarang. Gunung Ireng hanya memiliki ketinggian 650 meter di atas permukaan laut. Hal inilah yang kemudian membuat gunung ini termasuk ke dalam bagian bukit.

Pada bagian puncak gunung Ireng tidak dihuni oleh vegetasi apapun alias gundul. Dari atas gunung ini dapat terlihat pemandangan kota-kota yang berada di Jawa Tengah seperti Solo, Klaten dan Sukoharjo. Selain itu, terlihat pula pegunungan lain seperti Gunung Merapi dan gunung Merbabu.

Gunung ini memiliki bebatuan yang berwarna gelap akibat dari aktivitas vulkanis. Oleh karena itulah, gunung ini dinamakan dengan gunung Ireng karena warnanya yang gelap. Gunung Ireng juga memiliki hutan gunung.

6. Gunung Turgo

Gunung Turgo, gunung di DIY

Gunung Turgo termasuk salah satu Gunung yang ada di DIY atau lebih tepatnya berada di Dusun Turgo, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman. Gunung ini termasuk ke dalam gunung vulkanik. Gunung ini memiliki ketinggian mencapai 1000 meter di atas permukaan laut. Secara geografis, Gunung Turgo berada di antara titik koordinat 7°35′02″N 110°25′26″E.

Gunung Turgo termasuk ke dalam iklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan 296 milimeter per tahun. Di mana rata-rata suhu sekitar 22°C hingga 31°C. Di sekitar gunung akan ditemukan bekantan dan tanaman anggrek. Ada yang menyebut nama gunung ini dengan istilah bukit. Diperkirakan Gunung Turgo termasuk ke dalam bekas letusan Gunung Merapi Purba.

Pada tahun 2006, Gunung ini pernah terkena dampak dari awan panas Gunung Merapi yang mengakibatkan pepohonan di sekitar gunung habis. Pada bagian puncak, akan ditemukan sebuah makam Kiai Turgo yang berwarna merah muda dengan alas lantai berwarna hitam. Sementara itu, di sekitar gunung akan ditemukan sabana hijau dan jurang kali Boyong.

The post 6 Gunung di Daerah Istimewa Yogyakarta appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Gunung di Daerah Trawas Beserta Penjelasan Topografinya https://haloedukasi.com/gunung-di-daerah-trawas Mon, 23 Oct 2023 04:53:32 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46218 Trawas merupakan Kecamatan yang berada di kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Trawas memiliki ketinggian sekitar 700 meter diatas permukaan. Trawas merupakan Kecamatan yang memiliki luas 29,4 km² ini terdapat 13 desa dengan 29 dusun. Trawas merupakan salah satu daerah di Mojokerto yang menjadi daerah wisata pegunungan. Dari Surabaya, Trawas berada sekitar 65 km sebelah selatan ibu […]

The post 4 Gunung di Daerah Trawas Beserta Penjelasan Topografinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Trawas merupakan Kecamatan yang berada di kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Trawas memiliki ketinggian sekitar 700 meter diatas permukaan. Trawas merupakan Kecamatan yang memiliki luas 29,4 km² ini terdapat 13 desa dengan 29 dusun. Trawas merupakan salah satu daerah di Mojokerto yang menjadi daerah wisata pegunungan. Dari Surabaya, Trawas berada sekitar 65 km sebelah selatan ibu kota Provinsi Jawa Timur ini.

Trawas terkenal sebagai daerah wisata pegunungan, di mana posisi Trawas berada di kaki dua pegunungan terkenal di Mojokerto yakni pegunungan Arjuno, Welirang dan Penanggungan. Adapun suhu rata-rata di Trawas mencapai 18 hingga 12 derakat Celcius. Sebagai daerah yang berada di bawah kaki gunung, terdapat sejumlah gunung yang mengelilingi Trawas.

Berikut ini gunung-gunung yang berada di Trawas.

1. Gunung Penanggungan

Gunung Penanggungan merupakan salah satu gunung kecil yang berada di Kecamatan, Trawas Mojokerto. Bahkan gunung ini sangat terkenal bagi kalangan pendaki dan wisatawan. Gunung Penanggungan dikenal pula dengan gunung api yang masih aktif.

Secara administratif Gunung Penanggungan berada di perbatasan dua kabupaten yakni Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan. Sebelum dikenal dengan nama Gunung Penanggungan, gunung ini dinamakan dengan Gunung Pawitra.

Gunung Penanggungan memiliki ketinggian sekitar 1653 meter di atas permukaan laut. Gunung Penanggungan masih satu kluster dengan Gunung Arjuno dan Gunung Welirang. Salah satu keunikan dari gunung ini adalah di sekitar permukaannya terdapat situs purbakala peninggalan kerajaan Hindu Buddha.

Dari atas puncak gunung ini dapat terlihat penampakan gunung lain seperti gunung Bromo, Gunung Anjasmoro, Gunung Semeru dan Gunung Arjuno Welirang. Gunung Penanggungan memiliki dua jalur pendakian yakni melalui Jalur Tamiajeng dan Jalur Jolotundo.

Puncak Gunung Penanggungan kerap dianggap sebagai miniatur dari Gunung Semeru karena memiliki topografi yang sama yakni berupa pasir serta hamparan batu yang luas. Puncak Gunung Penanggungan berbentuk kerucut piroklastik yang memiliki kubah lava. Di mana terdapat 4 puncak lainnya yang dikelilingi oleh bukit.

Gunung Penanggungan dihuni oleh berbagai kawasan hutan seperti kawasan Hutan Dipterokarp Atas, Hutan Montane, Hutan Dipterokarp Bukit, dan Hutan Ericaceous atau Hutan Gunung. Pada bagian kerucut menuju puncak gunung terdapat stepa atau padang rerumputan yang didominasi oleh gelagah dan alang-alang serta pohon kaliandra.

2. Gunung Bekel

Gunung Bekel, Gunung di Trawas

Gunung Bekel merupakan gunung yang ada di Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Lebih tepatnya, gunung ini berada di dua Kabupaten di Jawa Timur yakni Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan. Gunung ini memiliki ketinggian sekitar 1.238 meter di atas permukaan laut.

Gunung Bekel dikenal sebagai anak dari Gunung Penanggungan. Lokasi gunung ini berada di sebelah barat Gunung Penanggungan. Gunung Bekel tidak memiliki kawah seperti gunung pada umumnya. Di atas puncak Gunung Bekel dapat terlihat Gunung Penanggungan yang indah.

Tidak hanya itu, dapat terlihat pula pemandangan Gunung Arjuno dan Welirang. Untuk dapat sampai ke Gunung Bekel dapat melalui jalur pentirtaan Jolotundo. Hanya membutuhkan waktu 1 hingga 2 hari saja untuk tiba di puncak gunung Bekel. Di sepanjang jalan menuju Gunung Bekel terdapat banyak situs sejarah seperti Candi Pura, Candi Bayi, dan Candi Naga I.

Jalan menuju puncak Gunung Bekel, terdapat beberapa pohon besar yang sudah berusia puluhan tahun. Terdapat pula beberapa tanaman petai gunung. Hewan yang hidup di sekitar hutan Gunung Bekel ada kera Jawa yang tinggal di tanaman petai gunung.

Terdapat pula beberapa bunga edelweis yang sudah berbunga. Di atas puncak Gunung Bekel terdapat sisa bangunan tugu dan petunjuk ke beberapa situs sejarah.

3. Gunung Welirang

Gunung Welirang, Gunung di Trawas

Gunung Welirang merupakan Gunung yang ada di Trawas, Mojokerto. Nama Welirang dalam bahasa Jawa memiliki arti belerang. Gunung Welirang berada di perbatasan Kota Batu, Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan. Gunung Welirang berada dekat dengan Gunung Arjuno, Gunung Kembar I dan Gunung Kembar II.

Puncak Gunung Welirang berada satu punggungan dengan Gunung Arjuno sehingga nama kedua gunung ini kerap disandingkan. Kompleks dua gunung ini berada di dua gunung api tua yakni Gunung Ringgit dan Gunung Rincing. Gunung Welirang memiliki ketinggian sekitar 3156 meter di atas permukaan laut.

Gunung Welirang termasuk ke dalam Taman Hutan Raya Raden Soeryo. Di mana kawasan Taman Hutan Raya ini terbagi menjadi dua daerah yakni kawasan hutan lindung dan kawasan pegunungan Welirang dan Arjuno. Kawasan Hutan Lindung memiliki luas sekitar 22.908,3 Ha dan kawasan pegunungan sekitar 4.960 Ha.

Di sekitar gunung terdapat pemandian air panas dan hutan hijau yang rimbun. Selain itu, terdapat pula beberapa satwa seperti kera dan burung. Seperti namanya, di sekitar pegunungan masih terdapat penambangan belerang yang aktif sehingga dapat terlihat beberapa asap sekitar Gunung Welirang.

4. Gunung Arjuno

Gunung Arjuno, Gunung di Trawas

Gunung Arjuno merupakan salah satu gunung berapi yang memiliki bentuk kerucut dan berjenis tipe A. Gunung ini termasuk Gunung yang berada di Trawas, Mojokerto, Jawa Timur. Secara administrasi, Gunung Arjuno berada di perbatasan 3 wilayah yakni Kota Batu Kabupaten Malang, Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan. Gunung Arjuno memiliki ketinggian hingga 3.339 meter diatas permukaan laut.

Berkat ketinggiannya inilah menjadikan gunung Arjuno sebagai Gunung tertinggi kedua yang ada di Jawa Timur dan tertinggi ke-empat di Pulau Jawa. Adapun puncak tertinggi Gunung Arjuno dinamakan dengan Puncak Ogal Agil. Nama Gunung Arjuno diambil dari salah satu tokoh pewayangan Mahabrata yakni Arjuna sehingga gunung ini kerap disebut dengan Gunung Arjuna.

Gunung Arjuno berada di sebelah Gunung Kembar I, Gunung Kembar II dan Gunung Welirang. Bahkan puncak Gunung Arjuno berada satu punggung dengan Gunung Welirang sehingga nama kedua gunung ini kerap disandingkan yakni Arjuno Welirang.

Di sekitar lereng Gunung Arjuno terdapat sungai Berantas di mana aliran sungainya berasal dari mata air Gunung Arjuno. Selain itu, saat menuju puncak terdapat pula air terjun kakek Bodo yang menjadi salah satu jalur pendakian Gunung Arjuno.

Gunung Arjuno dihuni oleh berbagai kawasan hutan seperti kawasan Hutan Dipterokarp Atas, Hutan Montane, Hutan Dipterokarp Bukit, dan Hutan Ericaceous atau Hutan Gunung. Gunung Arjuno tidak memiliki kawah dan asap putih yang biasa terlihat, melainkan berasal dari Gunung Welirang yang berada di sebelahnya.

The post 4 Gunung di Daerah Trawas Beserta Penjelasan Topografinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
3 Ciri Gunung Api Level Siaga https://haloedukasi.com/3-ciri-gunung-api-level-siaga Sat, 07 Oct 2023 02:34:09 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45848 Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki banyak gunung api aktif mau tidak mau warganya harus waspada terhadap risiko erupsi. Terutama ketika tempat tinggal sebagian warga ada di area lereng gunung berapi akan sangat berbahaya. Oleh karena risiko bahaya tersebut, BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) menciptakan dan memberlakukan empat status gunung api yang perlu menjadi […]

The post 3 Ciri Gunung Api Level Siaga appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki banyak gunung api aktif mau tidak mau warganya harus waspada terhadap risiko erupsi. Terutama ketika tempat tinggal sebagian warga ada di area lereng gunung berapi akan sangat berbahaya.

Oleh karena risiko bahaya tersebut, BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) menciptakan dan memberlakukan empat status gunung api yang perlu menjadi pengetahuan masyarakat. Setiap negara yang memiliki gunung berapi memberlakukan sistem dan mempunyai status peringatan yang tidak sama.

Di Indonesia, terdapat empat tingkatan/level status gunung api, mulai dari tingkatan normal, waspada, siaga dan awas.

  • Level normal. Ditandai dengan riwayat letusan terakhir yang sudah cukup lama terjadi. Selain itu, gunung api yang normal bersifat kondusif tanpa ada perubahan aktivitas vulkanik, seismik, maupun visual.
  • Level waspada. Ditandai dengan munculnya sedikit perubahan visual, khususnya jika mengamati pada daerah kawah gunung. Tingkat status gunung api yang kedua ini juga menunjukkan adanya gangguan secara tektonik, magmatik, maupun hidrotermal. Hanya saja, biasanya erupsi belum terjadi dan sudah cukup lama tidak timbul.
  • Level awas. level ini yang paling mengerikan dan ditandai dengan letusan serta semburan uap maupun abu diikuti dengan kemungkinan erupsi lebih besar berturut-turut ke depannya.

Sementara itu, di atas level waspada dan sebelum memasuki level awas, terdapat level siaga. Level siaga adalah status yang perlu diwaspadai karena adanya perubahan pada aktivitas gunung api secara intensif. Berikut ini adalah beberapa ciri gunung api level siaga yang masyarakat perlu ketahui.

1. Peningkatan Aktivitas Seismik

Tingkatan ketiga status aktivitas gunung api ditandai salah satunya dengan aktivitas seismik yang meningkat karena adanya tekanan dari batuan-batuan di sekitar gunung api. Tekanan tersebut timbul sebagai akibat dari naiknya magma yang berasal dari dalam perut bumi.

Gempa vulkanik dapat terjadi sebagai tanda peningkatan aktivitas seismik karena tekanan yang begitu besar dan batuan tidak lagi mampu menahannya. Pengaruh dari naiknya magma membuat permukaan gunung api dan area sekelilingnya akan mengalami retakan.

2. Perubahan Visual dan Aktivitas Kawah

Pada status siaga, pemantauan aktivitas gunung api dilakukan lebih intens karena perubahan visual dan aktivitas kawah yang nampak lebih jelas daripada saat status waspada. Aktivitas gunung api pada status siaga biasanya lebih terpantau nyata dengan perubahan warna pada area gunung yang tampak kemerahan dan dapat diikuti dengan letusan utama.

3. Erupsi Besar

Gunung api level siaga juga bercirikan aktivitas gunung yang terus meningkat setelah letusan utama terjadi. Walau tidak selalu berlanjut ke level awas, status siaga tetap berpotensi mengarah kepada kondisi yang lebih hebat.

Perubahan visual dan aktivitas kawah umumnya disusul letusan dan peluang erupsi besar. Dua minggu adalah kurun waktu untuk peluang terjadinya erupsi besar sejak perubahan status kondisi gunung api ke level siaga.

The post 3 Ciri Gunung Api Level Siaga appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ketahui 8 Bentuk Gerakan Magma https://haloedukasi.com/bentuk-gerakan-magma Thu, 08 Dec 2022 03:54:12 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39955 Berada di garis “Ring of Fire” menjadikan Indonesia memiliki sangat banyak gunung berapi yang tersebar di berbagai wilayah, termasuk juga gunung api yang berada di tengah lautan. Beberapa tahun belakangan, beberapa gunung berapi di Indonesia mengalami erupsi, erupsi yang terjadi juga dapat memuntahkan magma dari dalam perut bumi. Magma merupakan batuan cair yang letaknya berada […]

The post Ketahui 8 Bentuk Gerakan Magma appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Berada di garis “Ring of Fire” menjadikan Indonesia memiliki sangat banyak gunung berapi yang tersebar di berbagai wilayah, termasuk juga gunung api yang berada di tengah lautan. Beberapa tahun belakangan, beberapa gunung berapi di Indonesia mengalami erupsi, erupsi yang terjadi juga dapat memuntahkan magma dari dalam perut bumi.

Magma merupakan batuan cair yang letaknya berada di dalam dapur magma, dapur magma adalah tempat mengumpulnya magma, biasanya disebut juga kamar magma. Dapur magma terdiri dari banyak lapisan magma yang memiliki kerapatan yang berbeda-beda. Magma memiliki suhu yang sangat tinggi, yaitu antara 700-1300 derajat celcius.

Magma memiliki arti yang berbeda dengan lava, lava adalah magma yang sudah mencapai permukaan bumi, mengalir keluar dari permukaan bumi melalui letusan gunung berapi. Lava biasanya berbentuk cair dan akan mengalir seperti sungai, kemudian akan membeku dan menjadi batuan (Lava block).

Lava atau lahar yang mengalir berisi material vulkanik yang biasanya campuran batu, pasir , kerikil. Biasanya aliran lahar akan bertambah kencang ketika curah hujan tinggi. Lahar dingin dapat mpendengalir dengan kecepatan puluhan meter per detik, itulah mengapa ketika gunung baru saja mengalami erupsi, penduduk di sekitar gunung harus mewaspadai aliran lahar tersebut.

Magma terbentuk akibat adanya gerakan pada lempeng litosfer, ada beberapa cara sehingga magma dapat terbentuk, magma yang berada di antara lapisan mantel dan kerak bumi ini aktivitasnya juga dipengaruhi aktivitas geologi yang terjadi pada lapisan mantel bumi yang berada di bawahnya.

Tiga proses berbeda terbentuknya magma tersebut dipengaruhi oleh adanya perbedaan struktur, suhu dan tekanan yang ada di antara lapisan mantel dan kerak bumi. Berikut 3 proses pembentukan magma:

  • Decompression melting, yaitu material di atas mantel bumi yang meleleh karena adanya material panas yang naik dari perut bumi.
  • Transfer panas, yaitu melelehnya kerak bumi yang dingin akibat energi panas magma yang menyebar ke material di sekitarnya.
  • Flux melting, yaitu pelelehan yang terjadi akibat air dan karbondioksida bercampur dengan batuan . Dua senyawa tersebut melelehkan batuan dan menciptakan magma baru.

Dilihat dari material yang membentuknya, magma dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis, antar lain magma basa yang mengandung 50% SiO2 dan memiliki suhu 9000-12000 derajat celcius, sifat magma ini mengalir.

Jenis magma yang ke-2 yaitu magma Intermediet memiliki kandungan SiO2 sebanyak 50%-60%, dan yang ke3 adalah magma asam yang memiliki komposisi SiO2 sebanyak 60%-70% dan memiliki suhu 8000 derajat celsius.

Karena magma merupakan material yang berupa material cair atau semi padat, maka sifatnya dinamis atau dapat bergerak. Ada dua bentuk gerakan pada magma, yaitu instrusi dan ekstruksi. Berikut penjelasan lengkap tentang bentuk gerakan magma.

Instrusi Magma

Instrusi magma merupakan gerakan pada magma yang melewati celah atau retakan di lapisan permukaan litosfer, namun magma tersebut tidak mencapai ke permukaan bumi. Instrusi magma terjadi karena adanya peningkatan tekanan dari gas penyusun magma tersebut.

Instrusi magma ada beberapa jenis, antara lain:

  • Penetrasi Dangkal

Penetrasi dangkal atau pelat penetrasi merupakan magma yang mendesak di antara dua laoisan batuan secara horisontal serta sejajar dengan lapisan batu.

  • Lakolit

Lakolit merupakan magma yang sudah menembus lapisan atas bumi dan bentuknya mirip dengan lensa cembung.

  • Korok

Korok atau gang merupakan hasil dari instrusi magma yang menerobos kemudian membeku di antara korok.

  • Diathermis

Diathermis merupakan lubang yang terdapat di antara dapur magma dan kawah gunung berapi, bentuk lubang tersebut silinder dan memanjang.

Ekstrusi Magma

Ekstrusi magma merupakan keluarnya magma dari dalam perut bumi ke permukaan bumi, gerakan magma ini terjadi akibat adanya lubang atau retak yang ada di prmukaan bumi dan gerakannya diakibatkan adanya peningkatan komponen gas magma.

Ekstruksi magma ini adalag gerakan magma yang umumnya lebih dikenal dengan proses letusan gunung berapi. Ada beberapa jenis ekstruksi magma, antara lain;

  • Ekstrusi Linier

Ekstrusi linier terjadi akibat magma menyusup melalui retakan yang berkembang menjadi gunung berapi, ekstruksi jenis ini banyak terjadi di wilayah Jawa dan sudah menjadi gunung berapi aktif saat ini.

  • Ekstruksi Areal

Esktruksi areal terjadi pada magma yang letaknya sudah dekat dengan permukaan bumi, sehingga magma akan meleleh di tempat-tempat pada aera tertentu.

  • Ekstruksi Sentral

Ekstrusi sentral terjadi karena magma keluar melalui saluran magma, kemudian membentuk pegunungan yang terpisah. Contoh gunung yang terbentuk dari gerakan magma jenis ini adalah gunung Krakatau.

  • Berdasarkan Material

Sedangkan berdasarkan material yang dikeluarkannya, ekstruksi magma dikategorikan menjadi 3, antara lain:

  1. Erupsi Eksplosif: Keluarnya magma dengan cara terlontarkan yang juga di dalamnya banyak materi padat.
  2. Erupsi Effusif: Magma yang keluar dengan cara meleleh serta bentuk magmanya merupakan materi cair.
  3. Erupsi Campuran: Magma yang berupa materi padat dan cair yang keluar secara bergantian.

The post Ketahui 8 Bentuk Gerakan Magma appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
3 Letusan Gunung Api Paling Dahsyat di Indonesia https://haloedukasi.com/letusan-gunung-api-paling-dahsyat-di-indonesia Mon, 14 Nov 2022 06:27:20 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39410 Salah satu keajaiban yang dimiliki Indonesia adalah gunung berapi yang masih aktif dengan dahsyatnya. Gunung berapi di Indonesia bisa dibilang cukuplah banyak. Indonesia memiliki sebanyak 127 gunung berapi yang masih aktif. Tetapi yang terpantau oleh PVMBG hanyalah sebanyak 69 gunung api saja. Pada dasarnya gunung berapi memanglah perlu erupsi karena mengalami tekanan dari bawah yang […]

The post 3 Letusan Gunung Api Paling Dahsyat di Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Salah satu keajaiban yang dimiliki Indonesia adalah gunung berapi yang masih aktif dengan dahsyatnya. Gunung berapi di Indonesia bisa dibilang cukuplah banyak. Indonesia memiliki sebanyak 127 gunung berapi yang masih aktif. Tetapi yang terpantau oleh PVMBG hanyalah sebanyak 69 gunung api saja.

Pada dasarnya gunung berapi memanglah perlu erupsi karena mengalami tekanan dari bawah yang menyebabkan gunung mengeluarkan isi yang ada di dalamnya. Kemudian, keluarlah material panas yang mampu menyapu segala yang ada di dekat mereka.

Indonesia pernah mengalami beberapa letusan gunung berapi yang cukup dahsyat bahkan hingga mengambil nyawa puluhan ribu orang. Sudah tahukah kalian kira-kira gunung apa yang mampu mengambil banyak jiwa karena letusannya?

Kali ini akan kita bahas 3 letusan gunung berapi yang paling dahsyat yang pernah menjadi sejarah di negara kita dan menjadi bencana yang akan selalu dikenang oleh para wargasetempat serta menjadi hal yang masih menjadi pelajaran berharga dalam berwaspada terhadap gunung berapi, terlebih bagi mereka yang tinggal dekat di daerah kawasan gunung berapi. Yuk langsung saja kita bahas, disimak, ya!

3 Letusan Gunung Berapi Paling Dahsyat yang Terjadi di Indonesia

Dari banyaknya gunung api di Indonesia, kita hanya akan membahas sejarah dengan letusan-letusan gunung api paling dahsyat yang pernah terjadi di negara kita yang bahkan memberikan dampak luar biasa bagi kehidupan banyak manusia. 3 letusannya adalah sebagai berikut:

  • Letusan Gunung Api Tambora, NTB pada tahun 1815

Dilansir dari CNN Indonesia berdasarkan data yang dilaporkan oleh Oregon State University, peristiwa gunung api yang paling mematikan, yang paling luar biasa dahsyatnya dipegang oleh gunung api Tambora yang terletak di pulau Sumbawa tepatnya di provinsi Nusa Tenggara Barat.

Letusan gunung Tambora adalah letsan yang mampu mengambil ratusan ribu nyawa. Letusan gunung ini skalanya mencapai 7 VEI (Volcanic Explosivity Index). Skala tersebut ternyata lebih tinggi bahkan 6 kali lipatnya lebih kuat dan membahayakan dari letusan gunung Krakatau. Dentuman letusan gunung ini mampu didengar oleh warga di daerah Maluku, Makassar, Batavia, hingga Sumatera Selatan.

Gunung ini saat meletus menghilangkan ¾ bagiannya sehingga kerajaan-kerajaan yang berada sangat dekat di gunung api Tambora ini hancur dan lenyap. Yang lebih parahnya lagi, akibat dari letusan gunung api Tambora tidak hanya di Indonesia.

Bukan hanya negara Indonesia yang merasakan dampaknya melainkan negara-negara lain juga seperti Eropa dan juga Amerika Utara yang mengalami musim dingin yang lebih panjang dan juga hampir seluruh negara di dunia yang mengalami cuaca ekstrem dan membuat banyak manusia yang kelaaran dan meninggal dunia.  

  • Letusan Gunung Api Krakatau pada tahun 1883

Gunung yang berada di antara pulau Sumatera dan Jawa ini masih aktif bahkan sampai hari ini. Kita tidak pernah bisa tahu dan menebak kapan gunung itu akan memuntahkan lahar nya yang dapat membuat banyak daerah mengalami akibatnya.

Pada tahun 1833 tepatnya tanggal 26-27 April gunung ini meletus dan bunyinya terdengar ke negara-negara tertangga yang berjarak 4.653 KM. Akibat dari peristiwa letusan gunung api Krakatau, kondisi dunia berubah menjadi hitam, gelap karena selama dua hari lamanya abu debu vulkanik itu menutupi atmosfer.

Gunung ini memiliki daya ledak hingga mencapai 30 ribu atom yang setara dengan peristiwa perang dunia ke-2. Pada saat letusannya di tahun 1883 ini juga ledakannya menyebabkan tsunami besar yang memiliki ketinggian hingga 40 meter. 

  • Letusan Gunung Api Gunung Toba

Gunung api yang menjadi sejarah dalam letusan terdahsyatnya di Indonesia adalah Gunung Toba. Gunung Toba merupakan gunung api yang seperti raksasa. Gunung ini adalah gunung aktif dengan kategori yang sangat besar. Gunung ini terletak di provinsi Sumatera Utara.

Gunung Toba pernah meletus sebanyak 3 kali dengan letusan terakhir yang kira-kira telah terjadi sekitar 74.000 tahun silam. Letusan ini yang menghasilkan kaldera di selatan danau toba yang terdiri dari prapat dan posea. Letusan kedua gunung dengan hasil yang sama tetapi kaldera yag terbentuk berada di utara Danau Toba tepatnya di Haranggaol dan Silalahi.

Kemudian letusan ketiga yang bisa dibilang cukup dahsyat bahkan sangat dahsyat disbanding 2 letusan  sebelumnya karena mampu menghasilkan kaldera dan menjadikan danau toba dengan pulau Samosir di tengahnya saat ini.

The post 3 Letusan Gunung Api Paling Dahsyat di Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Jenis Erupsi Gunung Api disertai Penjelasannya https://haloedukasi.com/jenis-erupsi-gunung-api Thu, 03 Nov 2022 02:22:39 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39386 Berada di wilayah Ring Of Fire, Indonesia mendapatkan keuntungan dari hasil bumi serta keindahan bentang alamnya, namun karena memiliki banyak sekali gunung berapi maka kehidupan penduduk Indonesia berisiko tinggi mengalami bencana alam, khususnya yang tinggal di sekitar wilayah gunung berapi. Tentu kita sudah tidak asing dengan “erupsi gunung berapi”, Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber […]

The post 5 Jenis Erupsi Gunung Api disertai Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Berada di wilayah Ring Of Fire, Indonesia mendapatkan keuntungan dari hasil bumi serta keindahan bentang alamnya, namun karena memiliki banyak sekali gunung berapi maka kehidupan penduduk Indonesia berisiko tinggi mengalami bencana alam, khususnya yang tinggal di sekitar wilayah gunung berapi.

Tentu kita sudah tidak asing dengan “erupsi gunung berapi”, Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebutkan ada 11 gunung api di Indonesia yang mengalami erupsi di tahun 2022, namun status tiap-tiap gunung berbeda-beda.

Salah satunya yang baru saja mengalami erupsi adalah gunung Semeru, salah satu gunung tertinggi di pulau Jawa. Gunung Semeru mengalami erupsi pada tanggal 1 Mei 2022, selanjutnya gunung yang berada di wilayah Lumajang ini mengalami 13 kali gempa letusan di tanggal 4 Juli 2022 dan mengeluarkan material vulkanik dari dalam bumi.

Sebelum erupsi terjadi, ada beberapa tanda-tanda yang ditunjukkan oleh gunung berapi, antara lain:

  • Meningkatnya frekuensi dan intensitas gempa yang dapat dirasakan oleh penduduk di wilayah gunung berapi.
  • Tanah semakin panas dan ada aktivitas fumarolik yang terlihat.
  • Suhu di sekitar meningkat disertai perubahan aliran panas.
  • Adanya perubahan komposisi gas fumarolik.

Erupsi yang terjadi pada gunung berapi akan berdampak bagi penduduk yang tinggal di sekitarnya, mitigasi bencana sangat penting diterapkan agar penduduk sekitar terhindar dari bencana erupsi. Namun ada juga dampak positif bagi lingkungan, dalam jangka waktu panjang debu vulkanik yang menyebar akan menjadikan tanah menjadi subur.

Erupsi merupakan aktivitas atau proses keluarnya lava dan gas serta material padat dari dalam gunung berapi. Erupsi dibedakan menjadi dua, yaitu erupsi letusan (explosive explotion) dan erupsi non letusan (non-explosive eruption), erupsi non letusan mengeluarkan magma dalam bentuk laca atau pancuran lava serta gas atau uap air.

Ada beberapa tipe erupsi vulkanik dan tiap-tiap gunung berapi tipe dan ciri erupsinya dapat berbeda-beda. Jenis-jenis erupsi yang dikategorikan berdasarkan sumbernya, antara lain:

  • Erupsi pusat
  • Erupsi samping
  • Erupsi celah
  • Erupsi eksentrik

Jenis-jenis erupsi gunung api juga dapat dikaetgorikan berdasarkan kekuatan erupsinya, berikut macam-macam tipe erupsi beserta penjelasannya.

1. Tipe Hawaiian

Tipe erupsi hawaian memiliki ciri-ciri gunung yang bentuknya seperti perisai, erupsi ini mengeluarkan lava cair yang telah lama berada di dalam kawah dan lava tersebit adalah jenis basalt. Lava keluar dan mengalir lewat puncak gunung berapi dan celah-celahnya.

Tipe erupsi ini diambil dari nama sebuah pulau vulkanis di Samudera Pasifik, gunung dengan tipe erupsi hawaian memiliki ukuran yang besar dan memiliki lereng yang landai.

2. Tipe Strombolian

Tipe strombolian terinspirasi dari sebuah nama gunung berapi di Italia di pulau Stromboli yang letaknya di laut Thyrene, Mediterania. Erupsi strombolian memiliki ciri-ciri yaitu terjadi erupsi-erupsi kecil atau semburannya memiliki intensitas sedang berupa gas dan serpihan magma. Semburan strombolian terjadi secara terus menerus.

Material yang dikeluarkan oleh gunung ketika erupsi akan jatuh ke dalam kawah atau di sekitar bibir kawah gunung tersebut. Jika erupsi strobolian terjadi lebih kuat, lava akan mengalir ke lereng-lereng gunung.

Gunung api yang memiliki tipe erupsi strombolian biasanya memiliki kawah yang berbentuk lingkaran, erupsinya mengeluarkan material padat yang jumlahnya setara dengan material cair atau lava. Gunung tipe ini badan dan lerengnya tersusun dari batuan skoria yang merupakan material yang dilontarkan saat erupsi.

3. Tipe Vulkanian

Erupsi tipe vulkanian memiliki tingkat letusan mulai dari eksplosivitas lemah hingga katastropik. Diambil dari nama gunung Vulcano di kepulauan Lipar di Italia, tipe erupsi vulkanian memiliki magma yang sifatnya antara basa dan asam atau andesit ke dasit.

Erupsi vulkanian terjadi karena adanya sumbatan lava atau magma yang membeku di saluran magma setelah erupsi. Erupsi ini didorong oleh akumulasi tekanan yang besar sehingga dapat membuka lubang yang tersumbat tersebut.

Setelah sumbatan magma yang membeku hancur, erupsi tipe vulkanian akan menyemburkan material yang membeku di puncak gunung kemudian diikuti semburan magma. Ciri-ciri erupsi vulkanian yaitu mengeluarkan asap yang membumbung tinggi kemudian asap tersebut bergerak melebar seperti cendawan.

Erupsi tipe ini akan menimbulkan banyak ledakan gas yang mengandung abu vulkanis, kemudian asapnya akan membawa material abu dan pasir. Hujan abu dan pasir akan turun di sekitar gunung dan wilayah di sekitarnya yang dilewati oleh asap. Namun tipe vulkanian tidak menimbulkan aliran lava.

4. Tipe Pelean

Selanjutnya adalah erupsi tipe pelean, semburan erupsi tipe ini menghasilkan ledakan aliran piroklastik, yaitu campuran material padat gunung berapi dan mengandung gas. Tipe ini diambil dari salah satu gunung yang memiliki ciri-ciri tersebut, yaitu gunung Pelee di Karibia, letusannya yang dahsyat yaitu di tahun 1902.

5. Tipe Plinian

Tipe plinian adalah tipe erupsi gunung berapi yang letusannya sangat besar karena gas yang mendidih pada magma, semburannya terus menerus keluar dari inti saluran magma hingga mengoyak salurannya. Gas yang keluar dan meluap, beserta fragmen vulkaniknya seperti ledakan roket raksasa yang mengarah vertikal ke langit.

Salah satu gunung yang memiliki erupsi tipe plinian adalah gunung Vesuvius di Italia, gunung ini megalami letusan besar di tahun 79 Masehi.

The post 5 Jenis Erupsi Gunung Api disertai Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
9 Dampak Letusan Gunung Berapi Bawah Laut https://haloedukasi.com/dampak-letusan-gunung-berapi-bawah-laut Thu, 29 Sep 2022 02:40:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38870 Indonesia memiliki kawasan yang dekat dengan lingkaran cincin api Pasifik yang mana termasuk ke dalam jalur gunung berapi. Gunung berapi di Indonesia tidak hanya ada di darat melainkan juga di laut. Apakah sudah tahu dengan gunung berapi bawah laut? Gunung berapi bawah laut adalah celah yang ada di permukaan bumi, kondisinya magma bisa saja meletus […]

The post 9 Dampak Letusan Gunung Berapi Bawah Laut appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Indonesia memiliki kawasan yang dekat dengan lingkaran cincin api Pasifik yang mana termasuk ke dalam jalur gunung berapi. Gunung berapi di Indonesia tidak hanya ada di darat melainkan juga di laut. Apakah sudah tahu dengan gunung berapi bawah laut?

Gunung berapi bawah laut adalah celah yang ada di permukaan bumi, kondisinya magma bisa saja meletus kapan-kapan waktu. Bagaimana dengan letak gunung berapi bawah laut? Letaknya ada di mid-ocean ridges.

Membahas tentang gunung berapi bawah laut, ada dampak yang diberikan saat gunung tersebut meletus. Sudah tahu dengan dampak-dampaknya? Inilah dampak dari letusan gunung berapi bawah laut, diantaranya sebagai berikut:

Kerusakan Biota Laut

Ketika gunung berapi meletus di daerah daratan tentu ada kerusakan, baik dari tumbuhan dan kepunahan beberapa hewan.

Hal ini juga terjadi pada biota laut. Saat gunung berapi bawah laut meletus, kerusakan biota laut terlihat masif. Mengingat bahwasannya di dalam laut terhadap kehidupan yang begitu beragam.

Sebagian ikan mengalami kematian dan kerusakan biota laut seperti tgerumbu karang tercetak jelas. Dengan adanya hal ini, tentu ikan-ikan yang selamat harus kehilangan tempat tinggalnya di dalam laut. Dalam memulihkan kondisi laut sendiri butuh waktu yang cukup lama, tidak bisa langsung instan muncul.

Potensi Terjadinya Tsunami

Gunung berapi di bawah laut sangatlah berbahaya bagi kondisi disekitarnya. Jadi, dampak dari adanya letusan gunung berapi di bawah laut adalah berpotensi menimbulkan tsunami.

Tsunami ini berpotensi sebagai dampak lanjutan adanya letusan gunung berapi bawah laut. Keseimbangan di dalam laut terpecah sehingga memunculkan gelombang-gelombang di dalam laut yang mana akan meninggi dan mencapai ke garis-garis pantai.

Hal ini sebenarnya perlu diwaspadai oleh orang-orang yang tinggal di pesisir pantai. Tsunami merupakan hal yang dapat menyapu bersih benda-benda disekitarnya, bisa menimbulkan kerugian bagi warga-warga sekitar.

Memakan Korban Jiwa

Letusan gunung berapi di bawah laut memakan banyak korban jiwa, sehingga tidak hanya letusan gunung berapi daratan yang memakan banyak korban.

Sebenarnya untuk letusan gunung berapi di bawah laut sangat sulit sekali prediksinya. Maka dari itu, apabila ada gerakan tsunami juga kurang diketahui. Apabila tsunami terjadi maka banyak memakan korban.

Masyarakat yang banyak terdampak adalah masyarakat pesisir pantai. Maka dari itu, masyarakat yang ada di sekitar pesisir pantai harus ekstra mengetatkan kewaspadaan.

Ada beberapa kerugian yang diakibatkan oleh tsunami, tidak hanya hilangnya nyawa seseorang, melainkan juga kerusakan bangunan dan kehilangan harta benda.

Potensi Hujan Asam

Para ilmuwan menyampaikan sebuah keprihatinan dan selalu memperingatkan kepada seluruh masyarakat untuk berhati-hati ketika ada letusan gunung berapi di bawah laut.

Jadi, saat terjadi letusan gunung berapi di bawah laut melepaskan yang namanya oksida belerang. Tidak hanya itu, ada juga nitrogen oksida. Kedua komponen itu akan menimbulkan hujan asam dikarenakan oksigen dan hujan bertemu di atmosfer.

Apa dampak dari adanya hujan asam? Jadi, dampak dari adanya hujan asam adalah kerusakan kondisi ekosistem.

Apa saja contoh dampak hujan asam? Contohnya adalah gangguan kesehatan manusia, menimbulkan korosif, dan merusak tumbuhan.

Pencemaran Air

Efek yang didapatkan setelah terjadi letusan gunung berapi di bawah laut adalah pencemaran air. Endapan yang terjadi akibat letusan masih ada di laut, dengan begitu kondisi ini mencemari air. Sehingga, air yang ada di laut tidak layak untuk tumbuhan, hewan, dan manusia.

Penyebab Kelangkaan SDA

Adanya letusan gunung berapi di bawah laut menjadi penyebab kematian biota-biota laut. Dari kondisi ini bisa menyebabkan kelangkaan sumber daya alam laut.

Dengan begini, manusia kekurangan asupan makanan dan minuman yang didapatkan dari pengelolaan biota laut.

Mempengaruhi Kondisi Perekonomian

Laut menjadi sumber mata pencaharian para nelayan dan masyarakat pesisir. Dengan adanya letusan gunung berapi bawah laut, tentu berdampak signifikan terhadap kondisi perekonomian.

Letusan gunung berapi di bawah laut mampu menghentikan beberapa pekerjaan, seperti nelayan yang seharusnya menghentikan aktivitasnya untuk mencari mata pencaharian.

Cuaca yang Berubah Mendadak

Dampak adanya letusan gunung berapi di bawah laut adalah perubahan cuaca yang mendadak. Hal ini termasuk ke dalam efek utama letusan gunung berapi, baik darat maupun laut.

Cuaca-cuaca tidak terduga akan terlihat, bisa jadi cuaca yang muncul diantaranya yaitu guntur, kilat, badai, maupun terik matahari yang tidak berkesudahan.

Hal seperti ini bisa terjadi pada jangka waktu pendek maupun jangka waktu panjang. Tidak ada yang tahu dengan kondisi seperti ini. Maka dari itu, masyarakat disuruh untuk berhati-hati dan lebih waspada setelah letusan gunung berapi bawah laut.

Kelangkaan Pangan

Letusan gunung berapi tidak hanya merusak biota laut, apabila berpotensi terjadinya tsunami maka akan merusak kondisi di daratan.

Adanya kondisi ini, dampak dari letusan gunung berapi di bawah laut adalah kelangkaan pangan. Kelangkaan pangan ini mengakibatkan kelaparan dan membunuh makhluk hidup disekitarnya satu-persatu.

Itulah sembilan dampak negatif adanya letusan gunung berapi di bawah laut. Makhluk hidup yang ada disekitarnya harus lebih berhati-hati dan berwaspada, agar dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

The post 9 Dampak Letusan Gunung Berapi Bawah Laut appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kenali 5 Faktor Penyebab Gunung Meletus https://haloedukasi.com/faktor-penyebab-gunung-meletus Wed, 21 Sep 2022 07:29:50 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38763 Gunung meletus adalah sebuah peristiwa yang disebabkan karena adanya tekanan atau dorongan dari magma yang berasal dari dalam perut bumi dan mengandung gas yang bertekanan tinggi. Pada saat terjadinya peristiwa gunung meletus tersebut menyebabkan keluarnya material material antara lain seperti lava, gas vulkanik, abu, awan panas, hingga lahar. Selain dari itu ada beberapa faktor lain […]

The post Kenali 5 Faktor Penyebab Gunung Meletus appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Gunung meletus adalah sebuah peristiwa yang disebabkan karena adanya tekanan atau dorongan dari magma yang berasal dari dalam perut bumi dan mengandung gas yang bertekanan tinggi. Pada saat terjadinya peristiwa gunung meletus tersebut menyebabkan keluarnya material material antara lain seperti lava, gas vulkanik, abu, awan panas, hingga lahar.

Selain dari itu ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya gunung meletus, untuk lebih jelas nya lagi silakan simak pembahasan di bawah ini dengan teliti agar kamu bisa memahami tentang penyebab terjadinya gunung meletus lebih dalam lagi.

Faktor Penyebab Terjadinya Gunung Meletus

  • Tekanan yang Sangat Kuat

Terdapatnya tekanan yang sangat kuat menjadi salah satu penyebab terjadinya gunung meletus yang letaknya ada di dalam perut bumi kemudian berusaha keluar dengan mendorong magma dan itu terjadi secara terusmenerus dan terjadilah peristiwa gunung meletus yang dapat mengeluarkan berbagai jenis gas seperti Hidrogen Sulfide (H2S), Sulfurdioksida (S02),Karbonmonoksida (CO), dan gas gas lainnya yang sangat berbahaya hingga dapat mengancam nyawa manusia.

Selain dari gas gas yang telah disebutkan tadi ada juga berbagai jenis materi yang keluar pada saat terjadinya gunung meletus yaitu terbagai menjadi tiga yaitu yang pertama ada material cair terdiri dari lava hingga lahar, yang kedua ada material gas terdiri dari bom, lapili, dan juga tuff, kemudian yang terakhir ada material gas yaitu mofet, fumarol, solfan dan juga awan panas.

Dari jenis jenis material yang telah disebutkan tadi memiliki kesamaan dengan gas yang keluar pada saat terjadinya peristiwa gunung meletus yakni berbahaya dan dapat mengancam nyawa manusia.

  • Terjadinya Gempa Vulkanik

Gempa vulkanik adalah sebuah gempa yang terjadi akibat adanya aktivitas letusan gunung merapi. Apabila terjadinya gunung meletus di suatu daerah dengan tekanan yang cukup tinggi maka akan menyebabkan gempa vulkanik yang berasal dari aktivitas pada gesekan magma yang terjadi di dalam perut bumi.

Gempa vulkanik ini juga dibagi menjadi tiga jenis yakni yang pertama yaitu terjadi pada saat sebelum gunung meletus tersebut berlangsung, yang kedua terjadi pada saat peristiwa gunung meletus itu berlangsung, hingga yang ketiga yaitu sesudah terjadinya gunung meletus.

Ketiga kemungkinan tersebut dapat saja terjadi pada berbagai jenis gunung gunung yang berbeda pada saat terjadinya letusan. Apabila gunung meletus itu terjadi disuatu daerah maka akan menyebabkan terjadinya gempa vulkanik menjadi lebih sering berlangsung pada hari di mana terjadinya gunung merapi bahkan bisa sampai puluhan kali di hari yang sama.

  • Deformasi Badan Gunung

Deformasi badan gunung adalah suatu perubahan baik itu pada bentuk ataupun posisi yang terjadi pada sebuah gunung, dan hal ini dapat terjadi karena adanya tekanan yang berasal dari magma. Deformasi ini dapat terjadi pada saat sebelum terjadinya letusan gunung merapi tetapi ada juga deformasi yang terjadi setelah gunung meletus itu berlangsung.

Pada peristiwa deformasi gunung ini dapat menyebabkan pergeseran pada badan gunung sehingga posisi gunung akan sedikit mengalami perubahan dari sebelumnya. Hal ini juga menjadi salah satu penyebab terjadinya gunung meletus karena adanya deformasi atau bisa disebut juga sebagai perubahan posisi yang terjadi pada gunung itu sendiri.

  • Adanya Pergerakan Tektonik

Pergerakan tektonik menjadi salah satu penyebab terjadinya gunung meletus karena adanya peningkatan tekanan yang berasal dari dapur magma sehingga mengakibatkan magma terdorong ke permukaan luar. Gerakan tektonik ini dapat menimbulkan terjadinya lipatan, patahan, hingga retakan yang dapat terjadi pada permukaan bumi.

Gerakan tektonik ini dibagi menjadi dua, yang pertama ada gerakan epirogenetik yaitu suatu gerakan yang menunjukkan pada naik ataupun turunnya kulit bumi dan gerakan ini terbilang cukup lambat, kemudian yang kedua ada gerakan orogenetik adalah proses terbentuknya suatu pegunungan dapat berupa lipatan atau bahkan patahan.

Gerakan orogenetik ini kebalikannya dari gerakan sebelumnya (gerakan epirogenetik) yakni memiliki gerakan yang cepat sehingga gerakan ini dapat mengalahkan gerakan epirogenetik karena kecepatannya yang dimilikinya.

Perlu kita ketahui bahwa dengan terjadinya pergerakan tektonik ini tidak hanya dapat menyebabkan gunung meletus saja, tetapi bisa juga menyebabkan gempa bumi hingga terjadinya tsunami jadi kita sebagai manusia harus lebih berhati hati lagi atas semua bencana alam yang bisa kapan saja dan di mana saja menimpa pada kehidupan ini.

Di samping dampak negatif yang dimiliki pergerakan tektonik ini juga memiliki dampak positif yang cukup baik untuk kehidupan manusia yakni bisa dimanfaatkan sebagai lahan pertanian hingga rekreasi yang sangat menguntungkan bagi manusia itu sendiri.

  • Lempeng Bumi yang Berdesakan

Lempeng bumi berasal dari kerak bumi dan mantel bumi yang terletak dibagian atas pada bumi. Setiap lempeng pasti mengalami pergerakan antara lempeng yang satu dengan lempeng yang lain, nah dari pergerakan inilah yang dapat menimbulkan gesekan-gesekan sehingga akan membuat lempeng-lempeng saling menjauh maka hal ini dapat memicu dampak negatif bagi kehidupan di bumi yaitu menyebabkan terjadinya letusan gunung merapi, gempa bumi, erupsi, tsunami hingga longsor.

The post Kenali 5 Faktor Penyebab Gunung Meletus appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
9 Gunung Berapi Paling Aktif di Jawa https://haloedukasi.com/gunung-berapi-paling-aktif-di-jawa Thu, 04 Aug 2022 04:11:17 +0000 https://haloedukasi.com/?p=37681 Indonesia terkenal dengan kekayaan dan keindahan alamnya, sumber daya alam mineral baik di daratan maupun lautan, pemandangan pegunungan indah serta tanahnya yang subur beserta iklim yang mendukung sehingga dengan mudah masyarakatnya dapat bercocok tanam. Di balik semua kekayaan alam Indonesia ada sebuah fakta geologi yang membuat Indonesia sangat beruntung sekaligus memiliki risiko tinggi tinggal di […]

The post 9 Gunung Berapi Paling Aktif di Jawa appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Indonesia terkenal dengan kekayaan dan keindahan alamnya, sumber daya alam mineral baik di daratan maupun lautan, pemandangan pegunungan indah serta tanahnya yang subur beserta iklim yang mendukung sehingga dengan mudah masyarakatnya dapat bercocok tanam.

Di balik semua kekayaan alam Indonesia ada sebuah fakta geologi yang membuat Indonesia sangat beruntung sekaligus memiliki risiko tinggi tinggal di Indonesia, begitu ujar beberapa orang-orang yang tinggal di Eropa.

Hal ini karena letak geografis Indonesia berada di ring of fire atau wilayah cincin api. Ring of fire adalah wilayah di mana serangkaian gunung berapi membentang sepanjang 40.250 km di wilayah Samudra Pasifik, ada sekitar 850 hingga 1000 gunung berapi di wilayah tersebut.

Dikenal juga dengan sebutan Cincin Api Pasifik, bentuknya seperti tapal kuda dan terbentang dari selatan Amerika Selatan hingga ke sepanjang pantai barat Amerika Utara sampai melintasi selat Bering, Jepang, Indonesia dan menuju ke Selandia Baru.

Wilayah Cincin Api ini mulanya terbentuk akibat aktivitas lempeng tektonik, yaitu tabrakan yang menghancurkan lempeng litosfer di bawah samudera Pasifik. Akibat dari aktivitas itu, gempa bumi secara terus menerus terjadi dan terbentuklah gunung berapi, gempa bumi di bumi 81% berasal dari wilayah cincin api.

Indonesia sendiri berada di wilayah ring of fire, tepatnya di daerah sabuk alpide sekaligus pusat bertemunya 3 benua yaitu Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Negara kita memiliki banyak gunung berapi yang masih, data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG) sebanyak 127 gunung masih aktif di Indonesia.

Sedangkan di Pulau Jawa ada kurang lebih 19 gunung api yang masih aktif. Berikut adalah beberapa gunung berapi yang masih menunjukkan aktivitas vulkanisnya.

1. Gunung Merapi

Ingatkah dengan bapak Marijan? Sedikit mengingatkan bapak Marijan adalah juru kunci atau kuncen gunung Merapi yang cukup terkenal di masanya. Mbah Marijan meninggal karena di tahun 2010 terjadi letusan dahsyat, bersama 32 orang lainnya yang menjadi korban.

Gunung Merapi yang terletak di wilayah Yogyakarta adalah gunung berapi di Jawa yang masih aktif, letusan di tahun 2010 adalah letusan terbesar mengalahkan letusan di tahun 1872.

Erupsi Merapi di tahun 2010 tersebut membentuk kolom letusan setinggi 10km dari puncaknya, awan panas mengalir ke arah kali Gendol sampai 15km dari arah puncak.

Merapi bisa dikatakan sebagai gunung yang paling aktif di pulau Jawa, dan beberapa kali setelah tahun 2010 masih mengalami erupsi. Gunung yang memiliki ketinggian 2.930 Mdpl ini masih aktif hingga saat ini.

2. Gunung Tangkuban Parahu

Gunung Tangkuban Perahu yang dikenal dengan legenda Sangkuriang merupakan gunung berapi yang masih aktif, meskipun hingga saat ini juga menjadi destinasi wisata. Gunung Tangkuban Parahu atau Tangkuban Perahu memiliki ketinggian 2.084 Mdpl dan terakhir mengalami erupsi cukup besar di tahun 2015 yang lalu.

3. Gunung Arjuno

Gunung Arjuno terletak di provinsi Jawa Timur, letak gunung Arjuno bersebelahan dengan gunung Welirang, karena menjadi satu komplek seringkali disebut Arjuno-Welirang. Puncak Arjuno letaknya satu punggungan dengan Welirang.

Gunung berapi yang masih aktif ini menjadi tujuan pendakian yang cukup populer di Jawa Timur meskipun medan dan hutannya cukup menantang. Gunung Arjuno dengan tinggi 3.339 Mdpl terbentang dari wilayah Lawang, Batu dan Karangploso.

4. Gunung Raung

Gunung Raung adalah salah satu gunung berapi di Jawa yang berada di ujung timur Jawa Timur. Letaknya di antara Banyuwangi dan Bondowoso. Gunung Raung termasuk gunung berapi yang memiliki kaldera paling besar di pulau Jawa.

Gunung Raung juga sering dijadikan tujuan pendakian, namun mengingat medan menuju puncaknya memiliki jalur yang ekstrim, hanya pendaki-pendaki yang memiliki pengalaman yang memilih melakukan ke gunung Raung. Gunung Raung memiliki ketinggian 3.334 Mdpl.

5. Gunung Kelud

Gunung Kelud termasuk gunung berapi yang cukup aktif di pulau Jawa, bahkan beberapa tahun belakangan sering mengalami erupsi. Dahulu, Kelud memiliki kawah kaldera yang menyerupai danau kecil, hingga saat ini Kelud telah mengalami 30 kali letusan dan letusan terkuat terjadi di tahun 2014.

Erupsi Kelud bahkan membawa abu vulkaniknya hingga ke wilayah Jawa Tengah dan sebagian Jawa Barat. Gunung Kelud berada di ketinggian 1.731 Mdpl.

6. Gunung Semeru

Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, lokasinya berada di wilayah pegununggan Tengger bersama gunung BromoG (Taman Nasional Gunung Bromo). Gunung Semeru merupakan gunung berapi yang masih aktif hingga saat ini, bahkan baru saja mengalami erupsi yang cukup besar di tahun 2021 sehingga laharnya mencapai ke pemukiman penduduk di Lumajang.

Puncak Semeru dikenal juga dengan sebutan Mahameru, dari ketinggian 3.676 Mdpl nampak jelas batas pulau Jawa hingga Laut Jawa. Semeru dikenal juga sebagai gunung berapi yang mengeluarkan asap berbahaya di jam tertentu yang disebut juga Wedhus Gembel.

7. Gunung Sumbing

Beralih ke Jawa Tengah, selain Merapi ada juga gunung Sumbing yang masih tergolong memiliki aktivitas vulkanik. Gunung Sumbing merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah dengan ketinggian 3.371 Mdpl dan berada di wilayah Wonosobo dan Temanggung.

Gunung Sumbing memiliki pesona pemandangan yang sangat indah, bagi pendaki-pendaki Gunung Sumbing-Sindoro-Slamet dikenal dengan sebutan triple S yang menjadi tujuan pendakian menarik karena letaknya yang unik.

8. Gunung Salak

Gunung Salak adalah gunung berapi yang masih aktif yang letaknya paling dekat dengan Ibukota Jakarta, gunung Salak banyak menjadi tujuan pendakian bagi pendaki dari Jakarta.

Gunung Salak memiliki ketinggian 2.211 Mdpl, gunung Salak juga memiliki pesona hutan yang masih alami di sepanjang jalur pendakiannya.

9. Gunung Anak Krakatau

Gunung Anak Krakatau adalah sisa letusan dahsyat Gunung Krakatau di tahun 1883 yang menyebabkan korban meninggal mencapai lebih dari 30 ribu dan akibat erupsinya wilayah yang mengalami kegelapan total sangat luas, bahkan dikatakan hampir seluruh bumi merasakan goncangannya.

Gunung anak krakatau terletak di Selat Sunda, di antara pulau Jawa dan Sumatera, meskipun memiliki ketinggian hanya 110 Mdpl, namun merupakan gunung berapi aktif satu-satunya yang berada di dasar laut.

The post 9 Gunung Berapi Paling Aktif di Jawa appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>