gunung - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/gunung Mon, 19 Feb 2024 06:55:11 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico gunung - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/gunung 32 32 9 Fakta Menarik Gunung Bromo yang Jarang Diketahui https://haloedukasi.com/fakta-menarik-gunung-bromo Mon, 19 Feb 2024 06:55:06 +0000 https://haloedukasi.com/?p=48227 Gunung Bromo adalah salah satu gunung yang ada di Jawa Timur, Indonesia yang berstatus sebagai gunung berapi aktif. Terletak pada 7° 56′ 35″ Lintang Selatan dan 112° 57′ 13″ Bujur Timur, Gunung Bromo juga memiliki sebutan lain, yakni Kaldera Tengger yang dihuni dan sangat dihormati oleh penduduk suku Tengger. Berada di dalam 4 wilayah kabupaten, […]

The post 9 Fakta Menarik Gunung Bromo yang Jarang Diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Gunung Bromo adalah salah satu gunung yang ada di Jawa Timur, Indonesia yang berstatus sebagai gunung berapi aktif. Terletak pada 7° 56′ 35″ Lintang Selatan dan 112° 57′ 13″ Bujur Timur, Gunung Bromo juga memiliki sebutan lain, yakni Kaldera Tengger yang dihuni dan sangat dihormati oleh penduduk suku Tengger.

Berada di dalam 4 wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggi, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Lumajang, gunung yang terkenal sebagai obyek wisata ini menyimpan berbagai fakta menarik.

Berikut adalah fakta-fakta menarik Gunung Bromo yang jarang diketahui, mulai dari adanya Pasir Berbisik hingga penyelenggaraan Yadnya Kasada.

1. Dulunya Lautan Pasir

Tidak banyak yang tahu bahwa Gunung Bromo menurut sejarahnya dahulu adalah lautan pasir. Gunung api aktif yang berada di Jawa Timur, Indonesia ini dulunya terbentuk sebagai lautan pasir yang berasal dari dua gunung saling berhimpitan.

Namun gunung tipe kerucut bara ini pembentukannya juga terjadi sebagai akibat letusan eksplosif, khususnya dari bara basal serta abu vulkanik piroklastik. Dua buah gunung berhimpitan tadi adalah Gunung Tengger yang kemudian meletus dan menjadi penyebab terbentuknya lembah besar dan dalam.

2. Fenomena Embun Menjadi Es

Keberadaan fenomena embun menjadi es yang terjadi setiap pergantian musim hujan ke musim kemarau. Gunung setinggi 2.329 mdpl (meter di atas permukaan laut) ini termasuk keunggulan yang membuat wisatawan tertarik berkunjung.

Ketika peralihan dari musim hujan ke musim kemarau, biasanya suhu udara akan turun cukup drastis dan terbilang ekstrem. Suhu di Gunung Bromo yang normalnya di antara 3 sampai 20 derajat Celsius terkadang bisa sampai di bawah 0 derajat celsius sehingga terjadi penurunan suhu udara yang drastis dan membuat embun bisa berubah menjadi es.

3. Pernah Menjadi Lokasi Syuting Film

Adanya kawasan bernama Segara Wedi (begitu sebutan oleh penduduk Tengger). Bentangan lautan pasir sepanjang 10 kilometer ini pernah menjadi tempat syuting sebuah film berjudul Pasir Berbisik. Tidak heran jika kawasan ini kemudian dinamai Pasir Berbisik.

Dinamai pasir berbisik karena riwayat sebagai lokasi syuting film tersebut. Uniknya kawasan yang berada di gunung dengan letusan terbesar pada tahun 1974 ini adalah ketika pasir-pasir beterbangan dan berembus, akan terdengar suara mirip bisikan manusia dari embusan tersebut.

4. Ada Sekitar 250 Anak Tangga Menuju Puncak

Memiliki sekitar 250 anak tangga. Dapat dikatakan bahwa hal ini merupakan suatu kekhasan dari Gunung Bromo karena tidak seperti gunung lainnya. Keberadaan anak-anak tangga tersebut adalah agar pengunjung bisa mendaki lebih mudah menuju puncak Gunung Bromo. Tidak hanya mempermudah wisatawan, para warga suku Tengger juga bisa sampai ke area kawah Bromo melalui anak-anak tangga yang tersedia ini.

5. Ada Pura Hindu di Kaki Gunung

Tidak banyak yang tahu pula bahwa di kaki Gunung Bromo berdiri Pura Luhur Poten Bromo Ngadisari, yakni nama untuk Pura Hindu yang dibangun di sana. Pura ini juga dikenal dengan nama lain, yakni Sanggar Agung Poten dengan letak ketinggian kurang lebih 2.200 mdpl.

Pura yang sudah ada sejak tahun 2000 ini merupakan tempat beribadah umat Hindu suku Tengger. Tidak hanya Gunung Bromo, Gunung Semeru dan Gunung Batok adalah gunung lain yang turut mengelilingi pura yang didirikan untuk suku Tengger penganut Hindu agar bisa menyembah Dewa Brahma ini.

6. Memiliki Bukit Teletubbies

Keberadaaan si Permadani Hijau, yakni sebuah bukit yang dinamai Bukit Teletubbies. Jika pernah menonton atau setidaknya melihat bukit yang ada dalam tontonan Teletubbies, maka bukit di Gunung Bromo ini memiliki penampakan yang sangat mirip.

Oleh sebab itu, pemberian julukan sebagai Bukit Teletubbies dilakukan dan kini semakin populer. Bukit savana ini menjadi kawasan wisata di Gunung Bromo yang juga cukup terkenal, termasuk kerap dijadikan lokasi para pasangan untuk berfoto prewedding.

Belum lama ini sempat geger sebuah berita di mana pasangan prewedding menggunakan flare dan membakar salah satu area Gunung Bromo. Bukit Teletubbies ini adalah lokasi tempat kebakaran tersebut terjadi dan menurut laporan pun api menyebar sampai ke Malang.

7. Menyediakan Tur Bromo untuk Melihat Matahari Terbit

Gunung Bromo juga menawarkan adanya tur melihat matahari terbit di mana kegiatan ini hanya ada di Gunung Bromo. Acara tur ini meliputi melihat matahari terbit yang cukup banyak dinikmati orang-orang; caranya adalah dengan berada di Gunung Penanjakan sebagai titik paling tepat.

Selain itu, kegiatan melihat matahari terbit bisa dilanjutkan dengan trekking ke bawah. Umumnya akan ada kendaraan khusus untuk mengangkut penumpang dan menurunkannya di area pintu masuk dekat dengan lokasi untuk melihat matahari terbit.

Hanya saja, masih memerlukan aksi jalan kaki bagi penumpang untuk mencapai titik pengamatan yang biasanya sudah sangat penuh dengan pengunjung lainnya. Transportasi yang tersedia adalah berupa mobil biasa atau Jeep yang akan terlihat di tiap sisi jalan.

8. Penyelenggaraan Upacara Adat Secara Rutin

Adanya penyelenggaraan upacara adat yang biasanya dilakukan oleh warga suku Tengger beragama Hindu. Upacara ini disebut dengan Yadnya Kasada, yakni sebuah upacara sesembahan untuk memberi persembahan sesajen kepada Sang Hyang Widhi.

Penyelenggaraan upacara ini dilakukan secara rutin setahun sekali, yakni setiap tengah malam sampai dini hari pada bulan purnama tanggal 14 atau 15 bulan kesepuluh didasarkan pada penanggalan Jawa. Pura Luhur Poten adalah pura yang dimaksud menjadi lokasi dilaksanakannya upacara adat ini yang dilanjutkan sampai ke puncak gunung.

Persembahan sesajen pada upacara adat ini adalah berupa hasil bumi yang warga lemparkan ke dalam kawah Gunung Bromo. Persembahan syukur atas hasil bumi dengan memberikan kembali hasil bumi kepada Sang Hyang Widhi adalah inti dari acara ini.

9. Nama Gunung Berasal dari Nawa Dewa dalam Agama Hindu

Jika pernah mendengar nama Dewa Brahma dalam agama Hindu, maka Brahma adalah Dewa Pencipta dan disebut dengan swayambu karena Brahma menciptakan dirinya sendiri. Oleh sebab itu, Brahma menurut filsafat Adwaita dikenal termasuk sebagai manifestasi Brahman, yakni sebutan Tuhan dalam Hindu.

Nama Bromo pada Gunung Bromo berasal dari Dewa Brahma, yakni dewa utama di dalam agama Hindu dan merupakan salah satu dari tiga dewa utama. Merupakan sebuah kepercayaan suku Tengger sejak dulu pula bahwa Gunung Bromo adalah gunung suci dan oleh sebab itu gunung ini sekaligus menjadi lokasi upacara Yadnya Kasada.

The post 9 Fakta Menarik Gunung Bromo yang Jarang Diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Fakta Menarik Gunung Merapi yang Paling Aktif di Indonesia https://haloedukasi.com/fakta-menarik-gunung-merapi Tue, 13 Feb 2024 07:56:18 +0000 https://haloedukasi.com/?p=48195 Gunung Merapi adalah salah satu gunung paling terkenal dan paling aktif di Jawa yang tidak hanya menarik dari segi riwayat letusan atau erupsinya. Asal nama gunung ini, lokasi, hingga mitos-mitos yang beredar dan hingga kini dipercayai oleh masyarakat setempat juga tergolong unik. Berikut di bawah ini adalah fakta-fakta menarik Gunung Merapi yang berpotensi kebencanaan tinggi […]

The post 10 Fakta Menarik Gunung Merapi yang Paling Aktif di Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Gunung Merapi adalah salah satu gunung paling terkenal dan paling aktif di Jawa yang tidak hanya menarik dari segi riwayat letusan atau erupsinya. Asal nama gunung ini, lokasi, hingga mitos-mitos yang beredar dan hingga kini dipercayai oleh masyarakat setempat juga tergolong unik.

Berikut di bawah ini adalah fakta-fakta menarik Gunung Merapi yang berpotensi kebencanaan tinggi walau dibuka sebagai tempat wisata dan tercatat sering erupsi, bahkan setiap 2-5 tahun sekali.

1. Lokasi di antara Dua Provinsi

Banyak orang hanya tahu bahwa lokasi Gunung Merapi ada di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Padahal, lokasi sebenarnya dari gunung tanpa vegetasi karena aktivitas tingginya ini adalah ada di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta dan dalam administrasi tercatat ada di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Letak gunung yang disakralkan dan bahkan mempunyai seorang juru kunci ini tepatnya ada di empat kabupaten, selain Kabupaten Sleman, Gunung Merapi juga berbatasan dengan Kabupaten Klaten (tenggara), Kabupaten Boyolali (timur dan utara), serta Kabupaten Magelang (barat).

Dari jajaran gunung api di Jawa Tengah, posisi Gunung Merapi ada di selatan dengan urutan utara ke selatan ada Gunung Ungaran, Gunung Telomoyo, Gunung Merbabu, lalu baru Gunung Merapi. Oleh karena hal ini juga, rute pendakian Gunung Merapi termasuk mudah karena umum dan memiliki banyak sisi untuk ditempuh.

2. Gunung Paling Muda di Selatan Jawa

Gunung Merapi sebagai gunung paling muda dari seluruh gunung berapi di selatan Jawa adalah fakta yang tidak banyak diketahui. Terbentuk sekitar 400.000 tahun yang lalu di masa pleistosen, gunung kerucut ini adalah hasil dari letusan vulkanik berkelanjutan.

Gunung Merapi juga disebut sebagai gunung paling muda dari gunung-gunung berapi yang mengarah ke selatan dari Gunung Ungaran karena bahkan letusan besar pertamanya terjadi di tahun 1006 Masehi. Dari hasil letusan hebat tersebut, 1.000 orang menjadi korban meninggal dunia.

Letusan pada tahun 1006 Masehi memang menjadi yang paling besar, namun letusan di tahun 1930 memakan lebih banyak korban, yakni sebanyak 1.300 jiwa tewas dan desa-desa di sekitar gunung ini terkena dampak dari banjir aliran lava. Sementara itu, letusan tahun 1994, 2006, dan 2010 walau tidak sampai menewaskan terlalu banyak orang, terdapat ribuan warga sekitar yang harus mengungsi.

3. Lebih dari 80 Kali Letusan

Sudah terjadi lebih dari 80 kali letusan Gunung Merapi sejak tahun 1768 dan letusan hebat tak luput dari kejadian-kejadian tersebut. Letusan yang terbilang besar memiliki sifat eksplosif dan awan panas menyebar lebih jauh dengan dampak mencapai 15 kilometer.

Letusan atau erupsi pada abad ke-19 adalah letusan besar dan hebat pada masanya, sebab jangkauan awan panas dari letusan tersebut bisa sampai 20 kilometer dari puncak. Sementara itu, letusan-letusan di abad ke-20 jauh lebih sering namun tak sebesar, sehebat, dan seberbahaya letusan di abad ke-19.

4. Gunung Merapi sebagai Taman Nasional

Kawasan ini pada tahun 2004 telah ditetapkan oleh Kementerian Kehutanan sebagai taman nasional. Selain dari penetapan ini, usai letusan besar pada tahun 2006, pemerintah juga membangun Pusat Museum Merapi.

Walau sempat mendapatkan tentangan dari Forum Lingkungan Hidup Indonesia di pengadilan mengenai keputusan penetapan taman nasional karena pemerintah kurang melakukan konsultasi dengan warga lokal, kawasan gunung api aktif yang letaknya di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta seluas 6.410 hektar ini tetap akhirnya dijadikan taman nasional.

Sementara itu, museum yang telah dibangun bisa dijumpai di Jalan Kaliurang Km. 25,7, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Di museum ini terdapat replika letusan Merapi Pasca 2010 dan masih banyak pengetahuan lainnya yang bisa diperoleh para pelajar Indonesia yang datang berkunjung ke museum ini.

5. Ada Wedhus Gembel

Istilah wedhus gembel berasal dari bahasa Jawa dan hanya untuk Gunung Merapi, walaupun sebenarnya wedhus gembel adalah nama khusus untuk penyebutan awan panas. Awan panas sendiri selalu keluar dari gunung api aktif, namun hanya awan panas Gunung Merapi yang disebut berbeda.

Wedhus  gembel sendiri adalah bahasa Jawa yang bila diartikan benar-benar ke bahasa Indonesia adalah “kambing berbulu lebat”. Perumpamaan bentuk awan panas yang menyerupai bulu lebat kambing inilah yang kemudian membuat masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah dan Yogyakarta menyebut wedhus gembel.

6. Nama Gunung Berasal dari Bahasa Sansekerta

Nama Merapi berasal dari kombinasi bahasa Sansekerta (Meru yang artinya “gunung”) dan bahasa Jawa (Api yang artinya “api”). Gunung setinggi 2.910 meter di atas permukaan laut yang meletus terakhir kali pada tahun 2020 ini otomatis memiliki arti nama “Gunung Api” bila Meru dan Api disatukan menjadi Merapi.

7. Sempat Menjadi Penyebab Hilangnya Candi Sambisari

Pada tahun 1006 Masehi, Gunung Merapi yang meletus menjadi penyebab Candi Sambisari sempat menghilang. Letusan dahsyat Gunung Merapi rupanya berdampak terlalu serius pada Candi Sambisari dan candi-candi lain yang berada tak jauh dari gunung ini.

8. Gunung dengan Banyak Mitos

Banyaknya mitos serta kepercayaan yang beredar sejak dulu dan masih diyakini oleh masyarakat sekitar turun-temurun. Salah satu mitos tersebut adalah bahwa di dalam Gunung Merapi ada salah satu istana (dalam Keraton Jawa) yang digunakan penguasa kerajaan roh.

Empu Permadi dan Empu Rama adalah pemerintah di istana tersebut di mana kepercayaan ini sudah melekat di desa-desa sekitar Merapi. Konon diyakini bahwa istana ini menjadi tempat tinggal bagi arwah para leluhur yang dulunya orang-orang shaleh dan telahmeninggal selain dari penguasa roh tersebut.

Arwah-arwah lelulur tersebut tinggal di keraton menjadi abdi dalem dan biasanya hadir di dalam mimpi setiap keturunannya sebagai pemberi peringatan atau ramalan. Selain itu, istana tersebut adalah pendamping spiritual Kesultanan Yogyakarta, hadir secara lengkap dengan pangeran, kendaraan, jalan, hewan peliharaan, hingga para pasukan tentara.

Mitos lainnya yang diketahui dari Gunung Merapi adalah adanya penghuni makhluk-makhluk halus lainnya dan kepercayaan ini pun sudah lama dipegang oleh warga setempat. Gunung keramat ini juga diketahui memiliki sosok Nyai Gadung Melati sebagai penjaga hewan ternak di kerajaan gaib tadi.

9. Menjadi Patokan Arah

Gunung Merapi dijadikan warga lokal sebagai patokan arah utara. Ketika dalam kondisi aman dan normal dan dalam cuaca cerah, maka biasanya puncak Gunung Merapi mudah terlihat karena gunung ini menjulang tinggi.

Hal tersebut dijadikan sebagai sebuah keuntungan bagi orang-orang yang tersesat dan ingin mengetahui di sebelah mana arah utara. Bila bertanya arah utara kepada warga Yogyakarta khususnya, maka seseorang akan diberi petunjuk berupa pemandangan Gunung Merapi sebagai patokan arah utara.

10. Ada Stasiun Pemantauan

Stasiun pemantauan Gunung Merapi sudah ada dan prosesnya dilakukan sejak tahun 1924, terutama untuk pemantauan seismik. Pemasangan sebuah kamera dilakukan di Observatorium Ngepos yang jaraknya 12 km dari Gunung Merapi dan pemantauan terhadap perpindahan kubah sampai kurang lebih 0,2 meter dapat terus berjalan.

Peralatan-peralatan yang mendukung di stasiun pemantauan Plawangan, Selo (ada di antara Merapi dan Merbabu), dan Babadan (ada di barat laut) pun sudah melalui proses pembaruan agar semakin optimal dalam penggunaannya. Sebab pada letusan di tahun 1930, sejumlah pos pemantauan sempat mengalami kerusakan dan kehancuran.

Proyek Degassing Karbon Dalam Bumi memiliki peran sebagai pemantau Gunung Merapi dan sejumlah gunung aktif lainnya di Pulau Jawa. Jenis pemantauan melingkupi pengamatan terhadap pergerakan tanah, gempa bumi, kimia air, gas vulkanik, analisa satelit jarak jauh, dan kimia batuan.

The post 10 Fakta Menarik Gunung Merapi yang Paling Aktif di Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Gunung di Kota Belud Beserta Penjelasan Topografi dan Geografisnya https://haloedukasi.com/gunung-di-kota-belud Tue, 02 Jan 2024 09:26:01 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46632 Kota Belud di Malaysia memiliki keadaan geografis yang unik dengan pemandangan geologis dan astronomis menarik. Wilayah ini dipengaruhi oleh pegunungan dan lembah yang membentuk lanskap geologis yang beragam. Posisi geografisnya menciptakan kondisi ideal untuk pengamatan astronomis dengan langit yang gelap dan minim polusi cahaya. Kota ini juga dikelilingi oleh keindahan alam tropis yang memikat para […]

The post 5 Gunung di Kota Belud Beserta Penjelasan Topografi dan Geografisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kota Belud di Malaysia memiliki keadaan geografis yang unik dengan pemandangan geologis dan astronomis menarik. Wilayah ini dipengaruhi oleh pegunungan dan lembah yang membentuk lanskap geologis yang beragam.

Posisi geografisnya menciptakan kondisi ideal untuk pengamatan astronomis dengan langit yang gelap dan minim polusi cahaya. Kota ini juga dikelilingi oleh keindahan alam tropis yang memikat para peneliti geologi. Keberagaman geologis, terbentuknya pegunungan, dan kemungkinan observasi astronomis di Kota Belud menunjukkan daya tariknya sebagai destinasi yang menyatukan pesona alam dan pengetahuan ilmiah.

Kota Belud, yang terletak di Sabah, Malaysia, dikelilingi oleh gunung-gunung megah yang tidak hanya memperindah panorama alam, tetapi juga menawarkan misteri dan keindahan yang patut dijelajahi dari sudut pandang astronomi, geologi, dan aktivitas gunung.

1. Gunung Kinabalu

Gunung Kinabalu, yang juga dikenal sebagai “Puncak Borneo,” memegang gelar sebagai gunung tertinggi di Malaysia dan Asia Tenggara. Dengan ketinggian mencapai 4.095 meter di atas permukaan laut. Dari perspektif geologis, gunung Kinabalu adalah hasil dari proses tektonik dan vulkanik yang kompleks selama puluhan juta tahun. Batuan granit yang membentuk gunung ini adalah salah satu yang tertua di dunia.

Dengan penelitian lebih lanjut terhadap struktur dan komposisi batuan, geologis dapat memetakan sejarah geologis wilayah ini dan memahami evolusi bumi yang terkandung di dalamnya. Aktivitas gunung Kinabalu saat ini, meskipun bukan gunung berapi yang aktif, masih menunjukkan tanda-tanda perubahan morfologi dan geodinamika yang terjadi sepanjang waktu.

Pengukuran aktivitas seismik dan survei topografi membantu dalam pemantauan aktivitas gunung ini untuk memahami lebih baik potensi risiko geologis dan menjaga keamanan pendaki serta masyarakat sekitarnya.

Gunung ini adalah puncak tertinggi di Pulau Kalimantan dan peringkat kelima tertinggi di Asia Tenggara. Gunung Kinabalu terbagi menjadi empat zona, yakni hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

2. Gunung Tambuyukon

Gunung Tambuyukon, dengan ketinggian 2.579 meter, adalah gunung tertinggi kedua di Sabah. Dari segi geologi, gunung Tambuyukon adalah bagian dari jajaran pegunungan Crocker Range yang membentang melalui Sabah.

Batuan di wilayah ini mencakup formasi batuan sedimen dan bebatuan yang telah mengalami proses metamorfosis sepanjang sejarah geologisnya. Pemahaman lebih lanjut tentang sejarah geologis ini dapat membantu memahami evolusi pegunungan di wilayah ini dan proses geodinamika yang terlibat.

Aktivitas gunung Tambuyukon tidak hanya melibatkan pendakian, tetapi juga penyelidikan geologi lanjutan dan pemantauan terhadap perubahan bentuk lahan yang mungkin terjadi seiring waktu. Hal ini penting untuk mengidentifikasi potensi bahaya geologis dan melindungi lingkungan sekitarnya.

Gunung Tambuyukon termasuk dalam rangkaian gunung yang terbentuk di atas banjaran Crocker, yang merupakan rangkaian tanah tinggi yang menjadi tulang punggung seluruh wilayah besar di negeri Sabah. Jika kita memandang posisi geografisnya, banjaran Crocker berasal dari Gunung Kinabalu dan membentang ke arah timur laut di bagian pedalaman utara.

Menjadikan puncak Gunung Tambuyukon berdekatan dengan perbatasan tiga daerah, yaitu Daerah Ranau, Kota Marudu, dan Kota Belud. Meskipun demikian, seluruh kawasan dan puncak tertinggi Gunung Tambuyukon berada di wilayah Daerah Ranau dan termasuk dalam kawasan hutan simpan Taman Negara Kinabalu, yaitu Kinabalu Park.

Gunung Tambuyukon memiliki beragam zona hutan, antara lain hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung. Gunung ini juga kaya akan flora, sebagian besar termasuk dalam kategori tanaman herbal yang memiliki nilai tinggi dalam pengobatan tradisional serta berpotensi sebagai kontributor penting dalam penelitian medis modern.

3. Gunung Nungkok

Gunung Nungkok, meskipun mungkin tidak sepopuler Kinabalu, menawarkan keindahan alam tropis yang mempesona dan menjadi surga bagi para pencinta alam dan peneliti geologi. Puncak gunung ini memungkinkan pengamat alam untuk menikmati keanekaragaman flora dan fauna di hutan hujan tropis yang melimpah di sekitarnya. Gunung Nungkok memiliki ketinggian 1652 meter diatas permukaan laut

Dari perspektif geologi, gunung Nungkok mungkin menyimpan rahasia tentang evolusi geologis kawasan tersebut. Formasi batuan dan struktur tanah di sekitar gunung ini bisa memberikan wawasan lebih lanjut tentang perkembangan geologi wilayah ini selama puluhan hingga ratusan juta tahun.

Survei geologi dan pemantauan terhadap potensi risiko geologis akan membantu memahami kondisi gunung ini secara keseluruhan. Aktivitas yang ramah lingkungan dan pemeliharaan kelestarian alam merupakan aspek penting dalam menjaga keberlanjutan gunung Nungkok sebagai destinasi wisata dan sumber kekayaan geologi.

4. Gunung Magdalena

Dari sudut pandang astronomi, keberadaan hutan yang lebat di sekitar gunung Magdalena menciptakan kondisi yang ideal untuk mengamati bintang di malam hari. Gunung ini memiliki ketinggian sekitar 1.310 meter (4.298 ft).

Geologis gunung Magdalena mungkin memberikan pengetahuan tentang sejarah geologis wilayah tersebut dan interaksi kompleks antara berbagai elemen ekosistem. Penelitian geologi dapat mengungkapkan sejarah perubahan lingkungan dan evolusi geologis gunung ini.

Aktivitas gunung Magdalena tidak hanya mencakup pendakian tetapi juga upaya pelestarian dan penelitian. Partisipasi aktif dari masyarakat lokal dalam melibatkan diri dalam ekspedisi penelitian dan pemeliharaan ekosistem gunung ini merupakan langkah positif untuk menjaga keberlanjutan alam.

5. Gunung Maragang

Gunung Maragang, yang berlokasi di daerah pesisir Kota Belud dengan ketinggian 2,232 meter. Dari perspektif geologi, keberadaan gunung Maragang di dekat pesisir dapat menyimpan cerita unik tentang interaksi antara proses geologis darat dan bawah laut.

Formasi batuan dan struktur geologi di sekitar gunung ini dapat membuka pemahaman lebih lanjut tentang dinamika geologis wilayah ini dan bagaimana interaksi ini memengaruhi ekosistem laut. Aktivitas gunung Maragang mencakup penelitian ekologi laut dan pemantauan terhadap kondisi pegunungan dan laut di sekitarnya.

Ini melibatkan kolaborasi antara ilmuwan, peneliti, dan komunitas lokal untuk menjaga keberlanjutan ekosistem yang unik dan memastikan bahwa pesona alam gunung Maragang dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

The post 5 Gunung di Kota Belud Beserta Penjelasan Topografi dan Geografisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Gunung di Daerah Padang Beserta Geografis dan Topografisnya https://haloedukasi.com/gunung-di-daerah-padang Sat, 30 Dec 2023 05:14:28 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47068 Kota Padang merupakan ibu kota provinsi Sumatra Barat dengan jumlah populasi mencapai sekitar hampir 930 ribu jiwa per tahun 2023. Luas wilayah kota ini secara menyeluruh adalah 1.415 kilometer persegi dengan wilayah perbukitan yang mendominasi. Wilayah perkotaan di Padang hanya seluas 205 kilometer persegi dan selebihnya adalah perbukitan yang ditutupi hutan lindung. Berada di pantai […]

The post 10 Gunung di Daerah Padang Beserta Geografis dan Topografisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kota Padang merupakan ibu kota provinsi Sumatra Barat dengan jumlah populasi mencapai sekitar hampir 930 ribu jiwa per tahun 2023. Luas wilayah kota ini secara menyeluruh adalah 1.415 kilometer persegi dengan wilayah perbukitan yang mendominasi.

Wilayah perkotaan di Padang hanya seluas 205 kilometer persegi dan selebihnya adalah perbukitan yang ditutupi hutan lindung. Berada di pantai barat pulau Sumatra, Kota Padang memiliki area perbukitan yang beberapa diantaranya disebut “gunung” terbentang pada sisi selatan dan timur kota di mana salah satu yang terkenal adalah Gunung Padang.

Kota Padang yang saat ini diperindah dengan adanya kawasan pariwisata pada area perbukitannya rupanya memiliki gunung-gunung yang jarang terdengar dan diulas.

Beberapa bukit di kota Padang disebut gunung, dan berikut adalah daftar pendek gunung di daerah Padang.

1. Gunung Gadut

Salah satu gunung yang masih terletak di area Kota Padang adalah Gunung Gadut, walaupun keterangan mengenai gunung ini masih sangat terbatas. Gunung Gadut yang memiliki ketinggian 1.859 mdpl ini berada tidak jauh dari Bukit Lambung dan terletak dekat dengan Desa Limaumanis.

Gunung dengan tinggi 5.876 kaki ini juga diketahui berada pada 0° 53′ 49″ Lintang Selatan dan 100° 32′ 3″ Bujur Timur. Gunung Gadut juga dikenal sebagai gunung yang beriklim hutan hujan tropis.

2. Gunung Padang

Gunung Padang pada dasarnya bukan sebuah gunung seperti pada umumnya, bahkan juga bukan gunung berapi. Gunung Padang dikenal juga sebagai Bukit Sitti Nurbaya, artinya gunung ini berupa perbukitan kecil yang telah dijadikan kawasan objek wisata oleh pemerintah kota Padang.

Dengan ketinggian 80 mdpl, gunung yang sebenarnya adalah bukit kecil ini dinamai Gunung Padang oleh masyarakat Kota Padang karena merupakan tempat paling tinggi di kota ini. Gunung ini terletak di 0° 58′ 15″ Lintang Selatan dan 100° 21′ 57″ Bujur Timur. Gunung Padang berada di bagian seberang selatan muara Batang Arau dengan luas wilayah 180 meter.

Gunung ini masuk ke dalam kecamatan Padang Selatan di pulau Sumatera memiliki iklim hujan tropis. Karena kini merupakan kawasan wisata, jalur menuju gunung atau puncak perbukitan Padang ini tidak berbahaya karena terdapat jalan setapak menanjak. Pada jalur yang hampir mencapai puncak, di sisi kanan terdapat sebuah celah batu dengan tangga menurun dan puncak Gunung Padang juga menyuguhkan panorama yang indah.

3. Gunung Pangilun

Gunung lainnya yang masih berada di wilayah Kota Padang, tepatnya bisa dijumpai di Kecamatan Padang Utara adalah Gunung Pangilun. Gunung dengan luas 25 kilometer ini diketahui sebagai kawasan pertahanan Jepang dan bila berkunjung ke kawasan ini, kita akan melihat tinggalan bangunan pertahanan Jepang tersebut di perbukitan dalam bentuk bunker.

Sama pula halnya dengan Gunung Padang yang merupakan bukit kecil, Gunung Pangilun dengan jumlah penduduk 25.000 jiwa ini juga sebenarnya bukit yang tingginya lebih rendah daripada Gunung Padang. Memiliki ketinggian 70 mdpl, bukit yang disebut gunung ini kini menjadi kawasan wisata sejarah, khususnya Lubang Jepang di Kecamatan Nanggalo, Padang.

4. Bukit Taratak

Bukit Taratak merupakan gunung di kota Padang yang berada pada 0° 58′ 59″ Lintang Selatan dan 100° 25′ 39″ Bujur Timur. Di sebelah barat laut dari gunung ini terdapat Bukit Nobita dan cukup jauh di sisi timur terdapat Bukit Batutarjarang.

Bukit Taratak dengan ketinggian 198 meter di atas permukaan laut ini dapat dijumpai di Desa Tarantang, Kecamatan Lubuk Kilangan. Masih berada di Kabupaten Padang, bukit ini berada di sisi utara tak jauh dari Air Terjun Timbulun.

5. Bukit Batutarjarang

Bukit Batutarjarang merupakan sebuah gunung yang bisa dijumpai di Desa Batu Gadang, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kabupaten Padang. Posisinya berada cukup jauh di utara dari Gunung Gantang dan di timur dari Bukit Taratak.

Memiliki ketinggian 900 meter di atas permukaan laut, Bukit Batutarjarang berada pada 0° 59′ 21″ Lintang Selatan dan 100° 29′ 0″ Bujur Timur dengan iklim hutan hujan tropis. Di sisi utara gunung ini terdapat kawasan wisata bernama Kapalo Banda.

6. Gunung Kambut

Gunung Kambut adalah gunung yang termasuk di dalam wilayah Desa Lambung Bukit, Kecamatan Pauh, Kabupaten Padang. Letaknya ada di sisi selatan tak jauh dari Puncak Koto Tinggi (wilayah untuk pendakian) dan bangunan bersejarah yang disebut Gunuang Radjo.

Gunung Kambut memiliki ketinggian sekitar 334 meter di atas permukaan laut atau 1.096 kaki dengan iklim hutan hujan tropis dan berlereng curam. Gunung ini berada pada 0° 54′ 34″ Lintang Selatan dan 100° 26′ 0″ Bujur Timur.

7. Gunung Ngaiaugadang

Gunung Ngaiaugadang adalah salah satu gunung dengan ketinggian rendah di kota Padang. Gunung setinggi 97 meter di atas permukaan laut ini tepatnya berada di Desa Teluk Kabung Selatan, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kabupaten Padang.

Gunung Ngaiaugadang berada pada 1° 7′ 55″ Lintang Selatan dan 100° 22′ 13″ Bujur Timur. Di sisi utara gunung ini terdapat Dermaga Sungai Pisang yang merupakan kawasan wisata terdekat. Di sebelah barat daya atau selatan, terdapat Pantai Pamutusan dan di sisi barat terdapat Pulau Sirandah.

8. Gunung Airhilang

Gunung Airhilang merupakan sebuah gunung yang bisa dijumpai di Desa Siguntur, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan. Gunung Airhilang berada di sebelah selatan dari Gunung Gantang dan cukup jauh di sisi timur dari Gunung Gunung Cindakir Bungus Teluk Kabung dan Air Terjun Lubuk HItam.

Gunung Airhilang terletak pada 1° 2′ 49″ Lintang Selatan dan 100° 27′ 51″ Bujur Timur dengan ketinggian tidak diketahui secara pasti. Di sebelah barat dari gunung ini, terdapat kawasan wisata seperti Pantai Carolina Bungus dan Pulau Sunrise.

9. Gunung Gantang

Gunung Gantang terletak di Desa Taratak Sungai Lundang, Kecamatan Koto XI Tarusan. Beriklim hutan hujan tropis, gunung yang tidak diketahui ketinggiannya ini memiliki area puncak yang tidak terlalu luas dan berlereng curam.

Gunung Gantang yang berada pada 1° 0′ 39″ Lintang Selatan dan 100° 28′ 30″ Bujur Timur memiliki posisi di sisi barat dari Cagar Alam Air Tarusan. Di sebelah selatan gunung ini, terdapat Gunung Batutarjarang yang dikenal sebagai area perbukitan.

10. Bukit Bulat

Bukit Bulat adalah gunung di kota Padang yang letak persisnya ada di Desa Limau Manis, Kecamatan Pauh, Kabupaten Padang. Posisi gunung ini ada di sebelah barat Gunung Gadut dengan jarak yang tidak begitu jauh dan ada di sebelah selatan dari Air Terjun Sarasah Ambun Suri.

Berada pada 0° 53′ 23″ Lintang Selatan dan 100° 28′ 30″ Bujur Timur, Bukit Bulat juga terletak di sisi timur laut dari Gunung Kambut, Universitas Andalas, dan Politeknik Negeri Padang. Gunung setinggi 687 meter di atas permukaan laut ini pun diketahui beriklim hutan hujan tropis.

The post 10 Gunung di Daerah Padang Beserta Geografis dan Topografisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
28 Gunung di Daerah Pemalang Beserta Geografis dan Topografisnya https://haloedukasi.com/gunung-di-daerah-pemalang Sat, 30 Dec 2023 05:02:36 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47121 Provinsi Jawa Tengah memiliki banyak Kabupaten, salah satunya adalah Pemalang dengan ibu kota kabupaten dengan nama yang sama, yakni Kota Pemalang. Kabupaten Pemalang berbatasan dengan Kabupaten Tegal di sisi barat dan Kabupaten Pekalongan di sebelah timurnya. Sedangkan perbatasan di sisi selatan dari Kabupaten Pemalang adalah Kabupaten Banyumas (termasuk Gunung Slamet) dan Kabupaten Purbalingga, sementara bagian […]

The post 28 Gunung di Daerah Pemalang Beserta Geografis dan Topografisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Provinsi Jawa Tengah memiliki banyak Kabupaten, salah satunya adalah Pemalang dengan ibu kota kabupaten dengan nama yang sama, yakni Kota Pemalang. Kabupaten Pemalang berbatasan dengan Kabupaten Tegal di sisi barat dan Kabupaten Pekalongan di sebelah timurnya.

Sedangkan perbatasan di sisi selatan dari Kabupaten Pemalang adalah Kabupaten Banyumas (termasuk Gunung Slamet) dan Kabupaten Purbalingga, sementara bagian utara berbatasan dengan Laut Jawa. Kabupaten Pemalang berada pada 6° 52′ 30″ – 7° 20′ 11″ Lintang Selatan dan 109° 17′ 30″ – 109° 40′ 30″ Bujur Timur dengan jumlah populasi mencapai 1,5 juta jiwa lebih.

Dengan luas wilayah 1.137 kilometer persegi, Kabupaten Pemalang yang berjarak sekitar 135 kilometer dari kota Semarang ini memiliki banyak gunung yang bahkan terbuka bagi umum sebagai kawasan wisata, baik berstatus gunung berapi aktif maupun gunung berupa perbukitan.

Berikut ini adalah daftar gunung di daerah Pemalang mulai dari yang populer hingga jarang diketahui.

1. Gunung Slamet

Gunung Slamet sebagai gunung paling tinggi di Jawa Tengah bukan hanya berada dalam daftar gunung di Purwokerto atau Kabupaten Banyumas. Gunung yang terletak pada 7° 14′ 129″ Lintang Selatan dan 109° 12′ 51″ Bujur Timur ini juga masih termasuk di dalam wilayah Kabupaten Pemalang.

Gunung Slamet yang diyakini memiliki “Gerbang Gaib” ini faktanya berada di dalam wilayah lima kabupaten selain Banyumas dan Pemalang. Gunung keramat dengan tipe letusan stromboli ini berada pula di Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Purbalingga.

Dengan ketinggiannya 3.428 meter di atas permukaan laut, Gunung Slamet dinamai demikian karena memiliki arti “selamat” dan “sumber keamanan” yang diperuntukkan bagi warga lokal. Gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa ini dilaporkan meletus terakhir kali pada 2014 namun tidak mengalami letusan yang terlalu hebat.

Gunung Slamet adalah gunung berapi yang dikenal bersuhu dingin serta basah dengan curah hujan tertinggi di Indonesia (8.134,00 mm per tahun). Beberapa kawasan hutan juga terletak di gunung ini dan medan untuk proses pendakian juga tidak terlalu mulus karena perubahan kondisi kepekatan kabut.

2. Gunung Banowati

Gunung Banowati yang merupakan sebuah bukit ini merupakan kawasan wisata terbuka yang terletak di Desa Majalangu, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang. Gunung yang penuh dengan hutan ini berikim hutan hujan tropis dengan ketinggian sekitar 730 meter di atas permukaan laut.

Di sisi timur tak jauh dari Gunung Banowati, terdapat perkebunan kopi dan letak gunung ini juga berdekatan dengan Kali Tambra. Gunung Banowati berada pada 7° 10′ 8″ Lintang Selatan dan 109° 26′ 11″ Bujur Timur serta memiliki area puncak yang kecil dan lereng curam.

3. Gunung Candi

Gunung Candi berada tidak jauh dari Gunung Mendelem/Gunung Jimat serta Gunung Pulosari, yakni berlokasi di Desa Mendelem, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang. Gunung dengan area hutan serta sawah ini terletak di sisi tenggara tak jauh dari Bukit Jimat yang dibuka untuk pendakian.

Gunung Candi berada di sisi timur tak jauh dari Gunung Mendelem dan di sisi tenggara dari Gunung Pulosari yang kerap dijadikan area perkemahan dengan pemandangan ala di Swiss. Ketinggian gunung ini adalah 788 meter di atas permukaan laut, terletak pada 7° 10′ 36″ Lintang Selatan dan 109° 20′ 48″ Bujur Timur, dan beriklim hutan hujan tropis.

4. Gunung Mendelem / Gunung Jimat

Berlokasi di desa dan kecamatan yang sama dengan Gunung Pulosari dan Gunung Candi, yakni di Desa Mendelem, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang, Gunung Mendelem juga tak jauh dari Bukit Jimat maupun Bukit Mendelem dan kawasan wisata Taman Rancah. Gunung yang merupakan area perbukitan ini memiliki julukan “Gunung Jimat” dan dari puncaknya akan terlihat penampakan Gunung Slamet yang menjulang.

“Gunung Jimat” setinggi 1.064 meter di atas permukaan laut ini dinamai demikian karena menjadi situs makam keturunan raja dan petilasan para wali. Gunung Mendelem berada pada 7° 10′ 27″ Lintang Selatan dan 109° 20′ 2″ Bujur Timur dengan iklim hutan hujan tropis.

Medan atau jalur menuju Bukit Mendelem sendiri tidak sempurna, namun dianggap menantang oleh para pengendara kendaraan roda dua, khususnya oleh para pesepeda. Gunung Mendelem nampak kehijauan dengan adanya pepohonan dan ini menjadi salah satu alasan mengapa kemudian area ini dijadikan kawasan wisata alam.

5. Gunung Kandanggotong

Gunung Kandanggotong adalah gunung yang berada di area persawahan, tepatnya di wilayah Desa Clekatakan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang. Di sisi selatan gunung ini terdapat tempat wisata bernama Wisata Alam Igir Kandang.

Memiliki ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut, gunung beriklim hutan hujan tropis ini berada pada 7° 12′ 42″ Lintang Selatan dan 109° 17′ 9″ Bujur Timur. Gunung ini ada di sisi barat daya dari Gunung Pulosari, Gunung Mendelem dan Gunung Candi serta di sisi timur laut dari Gunung Slamet.

6. Gunung Kembang

Gunung Kembang adalah gunung di daerah Pemalang yang letaknya di wilayah Desa Gombong, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang. Di sisi selatan atau tenggara dari gunung ini akan nampak Gunung Gombong, Bukit Gombong, Kebun Teh Gombong, dan Bukit Sibatok.

Gunung Kembang berada pada 7° 11′ 2″ Lintang Selatan dan 109° 17′ 31″ Bujur Timur dengan ketinggian 1.259 meter di atas permukaan laut. Tidak hanya dekat dengan perbukitan, gunung ini ada di utara Gunung Lubangwarak dan juga tidak jauh dari Balai Desa Siremeng, beberapa sekolah, serta masjid.

7. Gunung Tangkeban

Gunung Tangkeban adalah gunung di daerah Pemalang yang lokasinya berada di Desa Nyalembeng, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang. Situasi di area gunung ini penuh dengan sawah dan kebun di mana pada sisi selatan terdapat Bukit Tangkeban, Taman Tangkeban, dan Wisata Taman Langit Tangkeban. Setinggi 912 meter di atas permukaan laut, gunung hutan hujan tropis ini berada pada 7° 9′ 37″ Lintang Selatan dan 109° 13′ 55″ Bujur Timur.

8. Gunung Tipis

Gunung Tipis adalah salah satu gunung di daerah Pemalang yang berada di sisi timur. Gunung yang tepatnya terletak di Desa Tlagasana, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang ini berada tak jauh di sisi selatan dari Bukit Lemah Gerang dan sebelah utara dari Bukit Pawuluhan.

Gunung Tipis terletak pada 7° 12′ 5″ Lintang Selatan dan 109° 30′ 38″ Bujur Timur yang di sisi baratnya terdapat Kali Kuang dan Curug Batur. Beriklim hutan hujan tropis, ketinggian gunung yang berada di sisi tenggara Gunung So ini memiliki ketinggian 888 meter di atas permukaan laut (mdpl).

9. Gunung Singa

Gunung Singa berada tepat di tengah antara Gunung Tugel yang ada di sisi barat dan Gunung Krikil di sisi timur. Gunung yang dipenuhi ladang dan hutan ini dapat dijumpai di Desa Gapura, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang.

Titik koordinat posisi Gunung Singa berada pada 7° 7′ 49″ Lintang Selatan dan 109° 25′ 13″ Bujur Timur. Memiliki iklim hutan hujan tropis, gunung setinggi 580 meter di atas permukaan laut ini juga terletak di sisi selatan dari Wisata Alam Bukit Gadog, Bendungan Cocok, dan Kedung Bening Watukumpul.

10. Gunung Wadasgumantung

Gunung Wadasgumantung berada di sisi barat laut cukup jauh dari Gunung Celelng dan berlokasi tepatnya di Desa Wisnu, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang. Gunung yang dipenuhi ladang dan hutan ini juga berada di sisi tenggara tak jauh dari area pendakian Igir Gemantung Via Aspatala.

Ketinggian Gunung Wadasgumantung hanya sekitar 730 meter di atas permukaan laut dan diketahui beriklim hutan hujan tropis. Sedangkan titik koordinat gunung ini ada pada 7° 7′ 57″ Lintang Selatan dan 109° 23′ 0″ Bujur Timur.

11. Gunung Gombong

Gunung Gombong adalah sebuah gunung di Kabupaten Pemalang yang diliputi hutan serta sawah. Gunung yang bisa dijumpai di Desa Beluk, Kecamatan Belik ini tak jauh dari Bukit Gombong dan di bagian selatan terdapat Kebun Teh Gombong.

Sementara itu, di arah barat laut dari Gunung Gombong, Bukit Sibatok dan Gunung Bukit Cibatok sangat nampak. Gunung dengan area perbukitan ini memiliki ketinggian 1.275 meter di atas permukaan laut dan berada pada 7° 11′ 27″ Lintang Selatan dan 109° 18′ 7″ Bujur Timur.

12. Gunung Penyawungan

Gunung Penyawungan adalah sebuah gunung yang diliputi hutan dan sawah dengan letak tepatnya di Desa Mendelem, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang. Gunung ini dilewati oleh Sungai Comal yang juga berkaitan dengan kawasan wisata bernama Wisata Curug Barong.

Gunung Penyawungan dengan ketinggian 606 meter di atas permukaan laut ini beriklim hutan hujan tropis dan terletak pada 7° 9′ 42″ Lintang Selatan dan 109° 21′ 29″ Bujur Timur. Di sisi barat daya dari perbukitan ini terdapat tiga gunung lainnya, yakni Gunung Pulosari, Gunung Mendelem, dan Gunung Candi.

13. Gunung Kepetek

Gunung Kepetek terletak di Desa Kepetek, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang. Lokasinya berada di tenggara tak jauh dari Gunung Gombong, Gunung Lubangwarak, dan Gunung Kembang. Ketinggiannya hampir mencapai 1000 mdpl, lebih tepatnya adlaah 947 mdpl.

Di sisi utara dari Gunung Kepetek terdapat Gunung Candi, Gunung Mendelem, Gunung Pulosari, Gunung Lempungan, dan Gunung Tugel. Titik koordinat gunung ini ada pada 7° 12′ 20″ Lintang Selatan dan 109° 19′ 46″ Bujur Timur dengan iklim hutan hujan tropis.

14. Gunung Krikil

Gunung Krikil merupakan salah satu gunung berupa perbukitan di daerah Pemalang yang letak tepatnya ada di Desa Bodas, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang. Di sisi timurnya terdapat kawasan wisata Kali Petung, di sisi selatan terdapat Telaga Rengganis, dan di sisi barat terdapat Candi Watu Gapura.

Beriklim hutan hujan tropis, Gunung Krikil berada pada 7° 7′ 50″ Lintang Selatan dan 109° 26′ 26″ Bujur Timur. Gunung Krikil berada di sisi timur Gunung Singa dan memiliki ketinggian sekitar 590 meter di atas permukaan laut.

15. Gunung Tugel

Gunung Tugel merupakan salah satu gunung di daerah Pemalang dalam bentuk perkebunan dan ada dalam area persawahan. Gunung ini berada di sisi barat dari Gunung Singa dan Gunung Krikil, tepatnya berada di Desa Wanarata, Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang.

Gunung Tugel memiliki ketinggian 605 meter di atas permukaan laut dan berada pada 7° 8′ 52″ Lintang Selatan dan 109° 19′ 18″ Bujur Timur. Gunung ini berada di sisi selatan tak jauh dari kawasan wisata Watu Banteng.

16. Gunung Putri

Gunung Putri merupakan sebuah area bukit yang dipenuhi hutan yang berlokasi di Desa Majalangu, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang. Gunung beriklim hutan hujan tropis ini berada di sisi timur yang cukup jauh dari Gunung Celeleng.

Gunung Putri terletak pada 7° 9′ 6″ Lintang Selatan dan 109° 25′ 27″ Bujur Timur dengan ketinggian sekitar hampir 500 meter di atas permukaan laut. Posisi gunung ini dilewati oleh sungai yang bernama Kali Pucang dan di sisi barat tak jauh dari lokasi gunung ini terdapat Lapangan Watu Candi dan Lapangan Olahraga Desa Watukumpul.

17. Gunung Celeleng

Gunung Celeleng masih termasuk di dalam wilayah Dusun Kumitir, Desa Majakerta, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang. Lokasinya berada di sisi timur cukup jauh dari Gunung Putri dan di sisi tenggara dari Gunung Wadasgumantung.

Titik koordinat dari Gunung Celeleng adalah pada 7° 8′ 56″ Lintang Selatan dan 109° 24′ 10″ Bujur Timur. Gunung hutan hujan tropis setinggi 757 meter di atas permukaan laut ini tidak jauh dari Balai Desa Majakerta yang terletak di sebelah tenggara gunung ini.

18. Gunung Pulosari

Gunung Pulosari adalah gunung yang diliputi hutan dan persawahan yang letaknya ada di utara Gunung Mendelem. Lokasi tepatnya dari gunung ini adalah di Desa Mendelem, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang, sama seperti Gunung Mendelem dan Gunung Mendelem dan Gunung Candi.

Gunung Pulosari berada pada 7° 10′ 9″ Lintang Selatan dan 109° 19′ 47″ Bujur Timur dengan ketinggian 851 meter di atas permukaan laut dan iklim hutan hujan tropis. Di sebelah selatan gunung ini akan nampak Bukit Mendelem dan kawasan wisata Taman Rancah.

19. Gunung Lubangwarak

Gunung Lubang warak berada di sisi barat tak jauh dari Gunung Gombong, namun berada di desa berbeda, yakni Desa Gombong, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang. Gunung yang berada di area persawahan ini memiliki tinggi 1.239 meter di atas permukaan laut, iklim hutan hujan tropis, dan titik koordinat pada 7° 11′ 48″ Lintang Selatan dan 109° 17′ 5″ Bujur Timur.

20. Gunung Karangemplak

Gunung Karangemplak adalah gunung lainnya yang bisa di Kabupaten Pemalang, tepatnya di Dusun Karangmulyo, Desa Sikasur, Kecamatan Belik. Berada pada 7° 7′ 32″ Lintang Selatan dan 109° 17′ 36″ Bujur Timur, Gunung Karangemplak beriklim hutan hujan tropis dengan ketinggian sekitar 607 meter di atas permukaan laut.

21. Gunung Gegerwatukelir

Gunung Gegerwatukelir merupakan sebuah bukit yang tingginya hanya sekitar 101 meter di atas permukaan laut. Terletak di Desa Purana, Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang, gunung ini berada dekat dari aliran Sungai Comal dan tepat berada di sisi utara dari Purana Farmland Agrowisata Edukatif.

Gunung Gegerwatukelir berada pada 7° 2′ 25″ Lintang Selatan dan 109° 24′ 12″ Bujur Timur dengan iklim hutan hujan tropis. Di sisi selatan yang jaraknya cukup jauh dari gunung ini, terdapat Gunung Wadasgumantung, Gunung Celeleng, dan Gunung Putri, sementara di sisi timur laut terdapat Gunung Prahu.

22. Gunung Prahu

Gunung Prahu adalah sebuah bukit yang diliputi hutan dan sawah. Lokasi tepatnya adalah di Desa Parunggalih, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang. Gunung ini juga menjadi wilayah yang dilewati aliran Sungai Comal.

Gunung Prahu memiliki ketinggian 66 meter di atas permukaan laut karena merupakan area perbukitan. Titik koordinatnya ada pada 7° 0′ 45″ Lintang Selatan dan 109° 27′ 12″ Bujur Timur serta berada di sisi timur laut dari Gunung Gegerwatukelir.

23. Gunung Gegerkepuh

Gunung Gegerkepuh adalah bukit lainnya yang ada di Kabupaten Pemalang dengan letak tak jauh dari Gunung Gegerwatukelir dan Gunung Prahu. Tingginya hanya sampai 83 meter di atas permukaan laut dan posisinya juga dekat dengan Gunung Gegersirayak serta Gunung Gegertameng. Titik koordinat gunung beriklim hutan hujan tropis ini ada pada 7° 0′ 31″ Lintang Selatan dan 109° 25′ 52″ Bujur Timur.

24. Gunung Gegersirayak

Gunung Gegersirayak merupakan bukit lainnya di Kabupaten Pemalang yang dipenuhi hutan serta sawah. Posisi tepatnya ada di Desa Parunggalih, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang. Gunung ini adalah wilayah yang termasuk dilewati aliran Sungai Comal dan di sisi barat laut, terdapat Gunung Prahu.

Gunung Gegersirayak terletak pada 7° 0′ 56″ Lintang Selatan dan 109° 27′ 23″ Bujur Timur. Memiliki ketinggian 76 meter di atas permukaan laut, gunung ini berada di sisi barat tak jauh pula dari Gunung Gegertameng dan Gunung Gegerkepuh.

25. Gunung Gegertameng

Gunung Gegertameng merupakan gunung yang berada di Desa Sarwodadi, Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang. Lokasinya tidak jauh di sisi selatan dari Gunung Gegerkepuh dan ada di sisi barat dari Gunung Prahu serta Gunung Gegersirayak.

Gunung Gegertameng adalah sebuah bukit dengan ketinggian 74 meter di atas permukaan laut yang dilewati oleh Sungai Comal. Terletak pada 7° 1′ 0″ Lintang Selatan dan 109° 25′ 22″ Bujur Timur, gunung ini juga diketahui berada di sisi timur laut tak jauh dari Gunung Gegerwatukelir.

26. Gunung Sembung

Gunung Sembung berada tidak jauh di sisi barat dari Gunung Tangkeban. Terletak di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, di sisi utara gunung ini terdapat Desa Wisata Gambuhan, sementara di area selatan terdapat sebuah kebun stroberi.

Gunung Sembung terletak pada 7° 9′ 38″ Lintang Selatan dan 109° 12′ 41″ Bujur Timur dengan ketinggian 968 meter di atas permukaan laut. Beriklim hutan hujan tropis, gunung ini terletak cukup strategis di area kawasan wisata, seperti kolam renang, tempat pemancingan, hingga perkemahan (glamping).

27. Gunung Lempungan

Gunung Lempungan masih termasuk di dalam wilayah Dusun Bodas, Desa Mendelem, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang. Gunung ini berada di sisi utara dari Gunung Pulosari, Gunung Mendelem, dan Gunung Candi serta berada di sisi selatan dekat dengan Lapangan Desa Bodas maupun Lapangan Sepak Bola Wasasuta.

Gunung Lempungan terletak pada 7° 9′ 11″ Lintang Selatan dan 109° 20′ 13″ Bujur Timur dan memiliki tinggi sekitar 677 meter di atas permukaan laut dengan iklim hutan hujan tropis. Gunung yang ada di sisi timur dari Gunung Tugel ini juga masih di area pemukiman warga.

28. Gunung Mompong

Gunung Mompong adalah gunung berupa perbukitan yang diliputi sawah dan hutan. Letaknya berada di Desa Parunggalih, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang dan ada di sisi tenggara tak jauh dari Gunung Prahu serta Gunung Gegersirayak.

Gunung setinggi 108 meter di atas permukaan laut ini berada pada 7° 1′ 38″ Lintang Selatan dan 109° 127′ 59″ Bujur Timur. Di bagian selatan gunung ini terdapat kawasan wisata air terjun bernama Curug Gemplang.

The post 28 Gunung di Daerah Pemalang Beserta Geografis dan Topografisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
22 Gunung di Daerah Pekalongan Beserta Geografis dan Topografis https://haloedukasi.com/gunung-di-daerah-pekalongan Tue, 26 Dec 2023 03:05:01 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47018 Pekalongan merupakan sebuah kota kecil yang berada di provinsi Jawa Tengah, Indonesia dengan total populasi menurut data per tahun 2023 adalah sekitar 317 ribu jiwa. Kota ini pun diketahui berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan di sebelah selatan dan barat, Kabupaten Batang di sebelah timur dan barat, serta Laut Jawa di sisi utaranya. Kota yang berdiri tahun […]

The post 22 Gunung di Daerah Pekalongan Beserta Geografis dan Topografis appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pekalongan merupakan sebuah kota kecil yang berada di provinsi Jawa Tengah, Indonesia dengan total populasi menurut data per tahun 2023 adalah sekitar 317 ribu jiwa. Kota ini pun diketahui berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan di sebelah selatan dan barat, Kabupaten Batang di sebelah timur dan barat, serta Laut Jawa di sisi utaranya.

Kota yang berdiri tahun 1950 ini terletak sejauh 417 kilometer dari sebelah barat kota Surabaya dan 384 kilometer sisi timur dari Jakarta dengan suhu rata-rata 17-35 derajat Celsius setiap tahun tanpa ada perubahan signifikan. Pekalongan dengan pemandangan mengagumkannya juga dikenal dengan curah hujan sekitar 40-300 mm setiap bulan.

Beriklim tropis, Pekalongan hanya memiliki satu gunung yang nampaknya belum terlalu familiar bagi masyarakat Indonesia sendiri, yakni Gunung Argojambangan atau dikenal juga dengan Gunung Rogojembangan.

1. Gunung Argojambangan / Rogojembangan

Satu-satunya gunung yang terletak di daerah Pekalongan adalah Gunung Argojambangan atau Gunung Rogojembangan karena berada di perbatasan antara Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Banjarnegara. Gunung setinggi 2.117 mdpl ini memiliki puncak tanpa adanya tumbuhan.

Gunung Argojembangan sendiri juga masih termasuk puncak dari Pegunungan Serayu Utara di sisi barat Dataran Tinggi Dieng. Terletak di 7° 10′ 35″ Lintang Selatan dan 109° 42′ 46″ Bujur Timur, sisi utara kaki gunung ini memiliki tebing curam.

Bukan tergolong gunung berapi sekalipun dahulunya pernah mengalami aktivitas vulkanik, Gunung Argojambangan pada bagian puncak hanya selebar lapangan bulu tangkis. Beriklim hutan hujan tropis, gunung ini juga memiliki beberapa air terjun, seperti Curug Muncar yang paling populer di bagian lerengnya.

Selain itu, Gunung Argojambangan yang bertanah datar ini di kawasannya menawarkan pemandangan Curug Watugajah, Curug Cinde, dan Curug Bajing yang ada di Desa Tlogopakis, Kecamatan Petungkriono. Jika berhasil mencapai puncaknya, pengunjung dapat melihat adanya sebuah sumur kecil yang sudah kering.

Berlokasi di perbatasan Banjarnegara dan Pekalongan, Jawa Tengah, bagian puncak Gunung Argojambangan ini juga diketahui terdapat sebuah sumur kecil yang sudah kering.

2. Gunung Ori

Gunung Ori juga merupakan gunung di wilayah Pekalongan yang lokasinya tepat di Desa Timbangsari (kini dikenal sebagai sebuah desa wisata), Kecamatan Lebakbarang. Berada di Kabupaten Pekalongan, gunung yang selalu dibuka untuk para pendaki sempat ditutup dan menjadi pasif pada masa pandemi Covid-19.

Memiliki ketinggian 1.084 mdpl, jarak antara Gunung Ori dari Kota Pekalongan adalah sekitar 30 kilometer. Pegunungan berlekuk-lekuk ini menyuguhkan pemandangan indah yang kerap dijadikan pengunjung sebagai tempat hiking dan camping (berkemah).

Gunung yang terletak di 7° 8′ 48″ Lintang Selatan dan 109° 40’ 46” Bujur Timur dan beriklim hutan hujan tropis ini memiliki puncak bernama Triangulasi. Di bagian puncak tersebut dulunya terdapat peninggalan zaman Belanda berupa Tugu Triangulasi yang digunakan untuk pemetaan.

Namun menurut laporan, tugu tersebut kini sudah tidak berbentuk karena hanya tinggal puing akibat ulah sejumlah warga lokal tidak bertanggung jawab. Dari puncak Gunung Ori akan dapat dengan mudah menikmati matahari terbit maupun terbenam.

3. Gunung Pawuluhan

Gunung Pawuluhan adalah gunung di Pekalongan berupa perbukitan yang terletak di Desa Gembong. Gunung yang berada di Kecamatan Kandangserang, Kabupaten Pekalongan ini menjadi kawasan wisata yang populer karena kerap dijadikan tempat untuk berkemah para pendaki atau wisatawan.

Setinggi 1.176 mdpl, Gunung Pawuluhan menyajikan pemandangan hamparan rumput dan berbagai tanaman berwarna hijau dengan tempat yang luas. Beriklim hutan hujan tropis, untuk mencapai puncak perbukitan bisa melewati jalur persawahan menanjak tapi tidak terjal.

Hanya saja seperti gunung pada umumnya, Gunung Pawuluhan juga memiliki jalur berkelok-kelok yang jika hujan jalanannya akan menjadi licin. Gunung yang terletak di 7° 13′ 15″ Lintang Selatan dan 109° 31′ 49″ Bujur Timur ini tanahnya juga akan lunak berair pada waktu hujan.

4. Gunung Cilik

Gunung Cilik adalah gunung lainnya di Pekalongan yang juga terbuka bagi umum. Berada di Desa Songgodadi, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Gunung Cilik berbatasan dengan Desa Curugmuncar di sisi timur, Desa Wonosido pada sisi baratnya, Desa Simego pada sisi selatan, dan Desa Tlogopakis di sisi utara.

Jarak Gunung Cilik dari Semarang, Jawa Tengah adalah 182 kilometer, sedangkan dari Kabupaten Pekalongan/Kajen adalah sekitar 40 kilometer. Gunung yang beriklim hutan hujan tropis ini jika dari Kecamatan Petungkriyono juga cukup harus menempuh jarak yang jauh, yakni 9 kilometer.

Gunung Cilik juga diketahui terletak pada 7° 9′ 48″ Lintang Selatan dan 109° 42′ 19″ Bujur Timur. Ketinggian gunung ini hanya sekitar 1.120 meter dari permukaan laut (mdpl) dengan jarak dari tempat ini ke Jakarta adalah sekitar 412 kilometer.

5. Gunung Watu Payung

Gunung lain di daerah Pekalongan yang tidak sepopuler lainnya adalah Gunung Watu Payung yang ada di Kecamatan Kesesi. Karena berada di sebuah desa yang bernama Desa Watupayung, maka gunung ini disebut dengan nama yang sama dan terletak di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Terdapat area untuk hiking yang dinamakan Tempat Seroto yang tak jauh dari gunung ini.

6. Gunung Kendalisodo

Gunung Kendalisodo yang berada di Desa Tlogohendro ini terbuka bagi umum dan merupakan kawasan wisata yang rapi dan telah dilengkapi Gardu Pandang pada jalur menuju puncaknya. Terletak di Kecamatan Petungkriyongo, Kabupaten Pekalongan, gunung ini bisa didaki dan dikunjungi oleh siapa saja setelah menempuh proses perizinan.

Gunung dengan jalur menuju puncak yang ramah bagi pendaki telah disediakan juga rumah pohon serta shelter setelah berhasil memperoleh izin dari pos pendakian di Dusun Glidigan. Memiliki ketinggian 1.699 meter di atas permukaan laut, Gunung Kendalisodo dikenal beriklim hutan hujan tropis.

Bagian puncak dari gunung ini juga tampak begitu rapi dengan medan yang mudah dilalui. Gunung Kendalisodo terletak di 7° 8′ 44″ Lintang Selatan dan 109° 45′ 43″  Bujur Timur dengan puncak yang memiliki area pertapaan karena. Warga desa setempat diketahui menggunakan area tersebut sampai sekarang sebagai tempat bertapa.

Selain terdapat situs pertapaan, puncak Gunung Kendalisodo juga memiliki tugu trianggulasi hasil peninggalan zaman kolonial Belanda. Bagian puncak gunung yang biasa menjadi area perkemahan juga memiliki bebatuan lempeng dengan bentuk menyerupai kursi dan meja.

7. Gunung Kukusan

Gunung Kukusan juga merupakan gunung yang bisa dijumpai saat seseorang melakukan perjalanan baik ke Pekalongan atau Semarang. Gunung yang terletak di 7° 6′ 55″ Lintang Selatan dan 109° 45′ 27″ Bujur Timur ini menyajikan keindahan alam serba hijau.

Beriklim hutan hujan tropis, Gunung Kukusan juga merupakan gunung yang teduh. Gunung setinggi 1.488 meter di atas permukaan laut ini juga memiliki jalur atau medan yang tidak terlalu sulit untuk dilewati untuk sampai ke puncaknya.

8. Gunung Bucu

Gunung Bucu merupakan gunung di daerah Pekalongan yang terletak di Desa Timbangsari, Kecamatan Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan. Gunung ini memiliki ketinggian yang rendah, yakni hanya sekitar 603 mdpl dan berada pada 7° 8′ 35″ Lintang Selatan dan 109° 41′ 17″ Bujur Timur dengan iklim hutan hujan tropis.

9. Gunung Lumbung

Gunung Lumbung adalah gunung di Pekalongan yang ada di Desa Curugmuncar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan. Tak jauh dari Balai Desa Curugmuncar, lokasi Gunung Lumbung juga termasuk berdekatan dengan Curug Bajing dan Bumi Perkemahan Karangsrity.

Gunung Lumbung hanya saja bukan tipe gunung tinggi menjulang, sebab ketinggiannya hanya sekitar 988 mdpl. Beriklim hutan hujan tropis, gunung ini terletak pada 7° 10′ 3″ Lintang Selatan dan 109° 43′ 8″ Bujur Timur.

10. Gunung Candra

Gunung Candra adalah salah satu gunung di Pekalongan yang tidak banyak diketahui dengan keterbatasan informasinya. Dengan letak berada dekat dari Desa Notogiwang (sisi utara) dan Desa Sawit (sisi selatan), gunung yang memiliki ketinggian hanya sekitar 514 meter ini bisa juga menjadi lokasi terbuka untuk kunjungan umum.

Terletak di 7° 9′ 6″ Lintang Selatan dan 109° 32′ 47″ Bujur Timur, gunung dengan ketinggian yang cukup rendah ini berbatasan juga dengan Desa Pajarakan di sisi timur dan Desa Binangun di sisi baratnya.

11. Gunung Geni

Gunung Geni juga merupakan bagian dari kota Pekalongan yang letaknya berdekatan dengan Dusun Igirgede dan Desa Tundangan. Dusun Igirgeda adalah perbatasan Gunung Geni sebelah utara dan Desa Tundangan di sisi timur. Memiliki ketinggian 1.947 meter, gunung ini terletak pada 7° 11′ 38″ Lintang Selatan dan 109° 42′ 32″ Bujur Timur dan beriklim hutan hujan tropis.

12. Gunung Putih

Gunung Putih adalah gunung setinggi 1.411 meter di atas permukaan laut yang berada di Kecamatan Kandangserang, Kabupaten Pekalongan. Beriklim hutan hujan tropis, gunung yang bisa dijumpai di Desa Bodas ini terletak pada 7° 12′ 50″ Lintang Selatan dan 109° 35′ 12″ Bujur Timur.

13. Gunung Kenceng

Gunung Kenceng merupakan salah satu gunung di Pekalongan yang berada di Desa Tenogo, Kecamatan Paninggaran. Gunung setinggi 993 meter di atas permukaan laut ini beriklim hutan hujan tropis yang bisa dijumpai di Kabupaten Pekalongan. Letak gunung ini adalah pada 7° 8′ 30″ Lintang Selatan dan 109° 35′ 437″  Bujur Timur.

14. Gunung Silangit

Gunung Silangit ada di Kabupaten Pekalongan, tepatnya di Kecamatan Doro dengan tinggi 830 meter dari permukaan laut. Luas puncak gunung ini tergolong kecil dengan lereng yang cukup curam. Gunung Silangit juga beriklim hutan hujan tropis dengan letak pada 7° 5′ 40″ Lintang Selatan dan 109° 41′ 14″ Bujur Timur.

15. Gunung Igirtameng

Gunung Igirtameng adalah gunung lain di Pekalongan yang bisa dikunjungi oleh siapa saja dan bisa ditemukan di dekat Balai Desa Wonosido. Beriklim hutan hujan tropis, gunung dengan puncak setinggi 953 mdpl yang tidak seberapa luas dan lereng curam ini terletak pada 7° 9′ 20″ Lintang Selatan dan 109° 41′ 44″ Bujur Timur.

16. Gunung Kemuning

Gunung Kemuning adalah salah satu gunung yang bisa ditemukan di Desa Pungagan, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan. Setinggi 973 meter di atas permukaan laut, gunung ini memiliki lereng curam dan puncak yang lebih kecil. Beriklim hutan hujan tropis, Gunung Kemuning berada pada 7° 6′ 46″ Lintang Selatan dan 109° 40′ 29″ Bujur Timur.

17. Gunung Sakti

Gunung Sakti adalah gunung lainnya di Pekalongan yang memiliki ketinggian cukup rendah, yakni 780 meter di atas permukaan laut. Terletak pada 7° 9′ 20″ Lintang Selatan dan 7° 9′ 20″ Bujur Timur, gunung beriklim hutan hujan tropis ini dapat ditemukan di Desa Domiyang, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan.

18. Gunung Jaha

Gunung Jaha adalah gunung yang berada di Dusun Jaha yang ada di Pekalongan Timur. Lokasi gunung yang ada di Desa Bedagung, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan ini tidak jauh dari Curug Kali Temu dan Lereng Sipuring. Memiliki ketinggian 903 mdpl, gunung dengan puncak kecil ini terletak pada 7° 9′ 2″ Lintang Selatan dan 109° 36′ 30″ Bujur Timur.

19. Gunung Sigemyang

Gunung Sigemyang diketahui sebagai kawasan wisata karena berdekatan dengan area Watu Bale yang bisa dijumpai di Desa Sidomulyo, Kecamatan Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan. Gunung yang memiliki ketinggian 1.222 mdpl ini terletak pada 7° 8′ 48″ Lintang Selatan dan 109° 38′ 40″ Bujur Timur serta beriklim hutan hujan tropis.

20. Gunung Mronggo

Masih di Kabupaten Pekalongan, ada pula Gunung Mronggo yang lokasinya tak jauh dari Gunung Grebeg. Gunung Mronggo terletak pada 7° 9′ 20″ Lintang Selatan dan 7° 9′ 20″ Bujur Timur dengan ketinggian 1.185 mdpl dan iklim hutan hujan tropis. Gunung ini bisa ditemukan di Desa Kapundutan, Kecamatan Lebakbarang.

21. Gunung Pulosari

Gunung Pulosari tepatnya ada di sisi selatan dari Gunung Bucu serta berada di desa yang sama, yakni Desa Timbangsari, Kecamatan Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan. Terletak pada 7° 8′ 58″ Lintang Selatan dan 109° 41′ 15″ Bujur Timur, gunung ini beriklim hutan hujan tropis dan memiliki ketinggian 824 meter di atas permukaan laut.

22. Gunung Grebeg

Gunung Grebeg walau tak jauh dari Gunung Mronggo, letaknya sama seperti Gunung Kemuning, yakni di Desa Pungagan, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan. Terletak pada 7° 7′ 4″ Lintang Selatan dan 109° 41′ 0″ Bujur Timur, gunung ini beriklim hutan hujan tropis dan memiliki ketinggian sekitar 1.051 meter di atas permukaan laut.

The post 22 Gunung di Daerah Pekalongan Beserta Geografis dan Topografis appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Gunung di Danau Toba https://haloedukasi.com/gunung-di-danau-toba Sat, 23 Dec 2023 03:31:15 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47087 Danau Toba adalah salah satu ciri khas dari Pulau Sumatra dan letaknya pun persis di tengah-tengah pulau ini. Danau ini merupakan kaldera hasil letusan Gunung Toba puluhan ribu tahun lalu di mana dua buah setengah kubah kebangkitan juga timbul (masyarakat menyebutnya Pulau Samosir dan Blok Uluan). Danau yang ada di Sumatra Utara dan terbentang dari […]

The post 10 Gunung di Danau Toba appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Danau Toba adalah salah satu ciri khas dari Pulau Sumatra dan letaknya pun persis di tengah-tengah pulau ini. Danau ini merupakan kaldera hasil letusan Gunung Toba puluhan ribu tahun lalu di mana dua buah setengah kubah kebangkitan juga timbul (masyarakat menyebutnya Pulau Samosir dan Blok Uluan).

Danau yang ada di Sumatra Utara dan terbentang dari 2.88°N 98.52°E sampai 2.35°N 99.1°E walau merupakan kaldera berisikan air, tepat di wilayah ini terdapat tiga gunung yang perlu diketahui. Satu adalah gunung berapi yang sudah lama ada dan bahkan diketahui membentuk Danau Toba. Dua lainnya adalah perbukitan yang disebut “gunung”.

1. Gunung Toba

Gunung Toba merupakan gunung berapi yang ada di Danau Toba, provinsi Sumatra Utara. Namun sebenarnya, Gunung Toba sendiri kini juga dikenal sebagai Danau Toba itu sendiri dengan lokasi tepatnya berada di dalam Bukit Barisan.

Danau Toba sendiri adalah kaldera yang terbentuk oleh letusan Gunung Toba sejak 74.000 tahun lalu. Karena terdapat air di dalam kaldera yang luas dan besar ini, maka kaldera tersebut disebut danau. Ditemukan pertama kali oleh van Bemmelen, yakni seorang geolog asal Belanda, Gunung Toba memiliki ketebalan kerak 24-40 kilometer.

Walau menemukan kaldera yang mirip danau, van Bemmelen menetapkan bahwa Toba merupakan gunung berapi melihat dari ukuran danau 100 x 30 kilometer (panjang x lebar) di mana terdapat batu apung di sekitarnya sebagai hasil dari letusan gunung puluhan ribu tahun lalu.

Gunung Toba pun hingga sekarang dikenal sebagai gunung supervulkan (gunung berapi raksasa/super) karena letusan yang paling hebat dalam sejarah letusan gunung api. Tidak hanya itu, Indonesia hanya memiliki satu supervulkan dan itu adalah Gunung Toba yang wilayahnya dilalui Zona Sesar Besar Sumatra.

Walau letusan telah terjadi berpuluh-puluh ribu tahun lalu, jejak letusan Gunung Toba (disebut sebagai letusan Pleistosen) masih nampak jelas, seperti pembentukan depresi (disebut Tuf Toba). Depresi ini terisi lebih dari setengah oleh air yang kini dinamakan Danau Toba yang dalamnya 530 meter dan ketinggian 900 mdpl.

Penelitian mengenai magma Gunung Toba pun menunjukkan bahwa akumulasi laju mininum adalah 4,2 kilometer kubik per milenium sejak gunung ini meletus terakhir kali. Terdapat juga ~50.000 kilometer kubik volume volatil magma yang berpotensi diletuskan di bagian kantung magma dari gunung yang hampir mengakibatkan kepunahan manusia karena kedahsyatan letusannya.

Besaran volume volatil magma tersebut merupakan hasil dari magma yang tersubduksi dan dari penumpukan sedalam ~150 kilometer di bawah kerak benua Pulau Sumatra. Gunung Toba bahkan pada masanya sempat menjadi penyebab masalah iklim yang sangat serius di mana dampaknya dirasakan oleh banyak wilayah di dunia akibat letusan raksasanya.

2. Gunung Dolok Tolong

Gunung Dolok Tolong juga merupakan gunung yang berada di Danau Toba, namun juga bukan sepenuhnya gunung. Berada di Kabupaten Toba Samosir, Dolok Tolong merupakan sebuah area perbukitan namun disebut dengan “gunung” alih-alih “bukit”.

Jalur menuju perbukitan ini begitu berkelok-kelok namun sudah ada rute beraspal yang lebar untuk para pendaki bisa menuju bagian puncaknya. Gunung Dolok Tolong memiliki puncak yang tingginya 1.624 mdpl, beriklim hutan hujan tropis, dan lokasinya adalah 6-7 kilometer dari barat kota Balige, Sumatra Utara.

Dari puncak perbukitan ini, penampakan Danau Toba akan sangat jelas dan di bagian puncak bukit akan terlihat bahwa tanaman kurang terawat ditandai dengan banyaknya rerumputan dan ilalang meskipun jalur menuju ke sana cukup lancar.

Gunung Dolok Tolong yang juga menawarkan hawa sejuk atau adem ini di sisi baratnya terdapat penampakan sawah luas di Kecamatan Tampahanyang serta jalan lintas Sumatra. Sementara itu di sisi tenggara Gunung yang terletak di 2° 40′ 47″ Lintang Utara dan 98° 53′ 13″ Bujur Timur ini ada dataran tinggi Sibodiala.

Gunung yang tepatnya berada di Desa Gurgur Aek Raja ini tidak jauh dari lokasi Makam Raja Marinus Simanjuntak di sisi utaranya. Sementara itu, di arah barat Gunung Dolok Tolong terdapat Desa Meat serta Pantai Meat yang dikenal sebagai kawasan wisata.

3. Gunung Pusuk Buhit

Gunung Pusuk Buhit merupakan sebuah gunung yang terletak di pinggir barat Danau Toba dan masih berada di wilayah Pulau Samosir. Gunung yang juga berada tak jauh dari Tugu Oppu Bokkot Raja Sitanggang Upar ini masih menjadi bagian dari wilayah Desa Pardugul, Kecamatan Pangururan.

Gunung Pusuk Buhit dikenal sebagai daerah sakral sebagaimana masyarakat Batak yang telah menyakralkannya berkaitan mitologi warganya. Gunung yang berada di sisi timur dari perbukitan Sianggo Ihurna ini terdiri dari bebatuan berukuran besar-besar yang hingga kini belum diketahui bagaimana proses pembentukannya.

Gunung Pusuk Buhit pun merupakan sebuah perbukitan yang alih-alih disebut “bukit” justru disebut “gunung”. Ketinggian perbukitan ini adalah 1.972 mdpl (meter di atas permukaan laut) dan berada di Kabupaten Samosir.

Nama Pusuk Buhit sendiri memiliki arti “puncak bukit” dan menjadi wilayah sakral karena dipercaya sebagai tempat “kelahiran” suku Batak. Di sisi barat daya dari Gunung Pusuk Buhit dapat dijumpai Pengrajin Ulos Samosir.

4. Gunung Dolok Sipalihutu

Berada cukup dekat dengan Gunung Dolok Tolong, Gunung Dolok Sipalihutu terdapat di area selatan Danau Toba. Terletak pada 2° 19′ 46″ Lintang Utara dan 99° 0′ 28″ Bujur Timur, gunung ini dekat dengan Desa Meat dan Bukit Doa (di sisi barat dayanya).

Oleh karena itu, Gunung Dolok Sipalihutu juga masih berada dalam wilayah Desa Meat, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba. Terbuka bagi siapapun untuk melakukan pendakian, jalur atau medan menuju puncaknya tidak semulus yang diperkirakan.

Ketinggian gunung ini mencapai 1.235 meter di atas permukaan laut dengan iklim hutan hujan tropis. Dan meski merupakan wilayah asri sehingga lingkungannya ramah untuk perkemahan, Gunung Dolok Sipalihutu terkenal dengan area pemakamannya.

5. Gunung Dolok Batumardinding

Gunung di dekat Danau Toba lainnya adalah Gunung Dolok Batumardinding berupa perbukitan yang menawarkan suasana segar dan sejuk ala pegunungan. Gunung yang berada pada 2° 35′ 27″ Lintang Utara dan 99° 0′ 48″ Bujur Timur ini berada tak jauh di sisi timur dari Pantai La Repa.

Gunung Dolok Batumardinding bisa dijumpai di Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba. Beriklim hutan hujan tropis dan berketinggian kurang lebih 1.338 meter di atas permukaan laut, gunung menjulang ini banyak dikunjungi oleh wisatawan yang membutuhkan kenyamanan dan ketenangan.

6. Gunung Dolok Simarhambing

Gunung Dolok Simarhambing dengan ketinggiannya yang mencapai 1.752 meter di atas permukaan laut terletak di Desa Girsang, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun. Di sisi barat laut dari gunung ini terdapat Air Terjun Halambingan dan Ekowisata Harangan Girsang Paradise.

Berada pada 2° 38′ 36″ Lintang Utara dan 99° 0′ 29″ Bujur Timur, Gunung Dolok Simarhambing terbuka untuk jalur pendakian yang bisa memakan waktu sekitar 1 jam. Beriklim hutan hujan tropis, gunung ini berada di sisi selatan cukup jauh dari Air Terjun 5 Tingkat Pondok Buluh.

7. Gunung Dolok Surungan

Gunung Dolok Surungan yang berada di sisi timur tak jauh dari Air Terjun Gulangan, berlokasi di Desa Sibuntuon, Kecamatan Habinsaran, Kabupaten Toba. Gunung ini terletak pada 2° 28′ 0″ Lintang Utara dan 99° 22′ 0″ Bujur Timur dengan iklim hutan hujan tropis.

Memiliki luas wilayah 23.800 hektar, Gunung Dolok Surungan terbuka bagi para pelancong. Namun karena warga setempat terkadang mengadakan upacara adat atau ritual agama yang dipeluk mereka (agama Parmalim), jalur pendakian akan dialihkan agar tidak mengganggu jalannya acara.

8. Gunung Dolok Sipiso-piso

Gunung Dolok Sipiso-piso bertitik koordinat pada 2° 55′ 33″ Lintang Utara dan 98° 32′ 4″ Bujur Timur dengan iklim hutan hujan tropis. Salah satu keunggulan dari kawasan yang terbuka untuk wisatawan ini adalah Air Terjun Sipiso-pisonya.

Setinggi 1.900 meter di atas permukaan laut dengan di sisi selatannya terdapat Sabana Bukit Gundul, Gunung Dolok Sipiso-piso terbuka bagi siapa saja yang ingin mengunjungi puncaknya. Jalurnya tergolong baik dan lancar karena minibus dapat melewatinya dengan baik dengan waktu tempuh sekitar 40 menit rata-rata.

Terletak di Desa Naga Mariah, Kecamatan Pamatang Silima Huta, Kabupaten Simalungun, Gunung Dolok Sipiso-piso berada di sisi utara tak jauh dari Taman Bunga, Sapo Juma dan Juma Pohon Hoppoan yang merupakan kawasan taman penuh bunga.

9. Gunung Dolok Pinapan

Gunung Dolok Pinapan ada di Desa Parnapa, Kecamatan Onan Ganjang, Kabupaten Humbang Hasundutan yang terletak di sisi utara tak jauh dari kawasan pendakian Battoan Panatapan. Tak jauh dari gunung ini di sisi barat terdapat pula Air Terjun Sijojr.

Gunung Dolok Pinapan dengan ketinggian mencapai 2.037 meter di atas permukaan laut ini beriklim hutan hujan tropis. Titik koordinat dari gunung yang ada di sisi selatan dari Danau Marsait ini ada pada 2° 11′ 42″ Lintang Utara dan 98° 35′ 49″ Bujur Timur.

Walau terbuka untuk pendakian dan kunjungan dari para pelancong, medannya tidak semudah itu. Jalur tergolong sulit dan berpotensi bahaya apabila tidak profesional dan tidak berpengalaman, sekalipun usai mencapai puncak pengunjung bisa melihat kawasan persawahan.

10. Gunung Dolok Simanukmanuk

Dolok Simanukmanuk yang letak tepatnya ada di Desa Tomuan Holbung, Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan. Gunung setinggi 2.130 meter di atas permukaan laut ini beriklim hutan hujan tropis.

Titik koordinat dari Gunung Dolok Simanukmanuk adalah pada 2° 34′ 32″ Lintang Utara dan 99° 6′ 33″ Bujur Timur. Tak jauh di sisi barat daya gunung yang diyakini penuh hal magis dan misteri ini akan terlihat Tugu Pomparan Op Lusi Butarbutar.

The post 10 Gunung di Danau Toba appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Gunung di Purwokerto, Jawa Tengah https://haloedukasi.com/gunung-di-purwokerto Sat, 23 Dec 2023 03:26:21 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47111 Purwokerto merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang meskipun berstatus ibu kota dari Kabupaten Banyumas yang kerap dianggap sebagai kota kecil. Namun sekalipun dianggap kota kecil, kota asal dari makanan mendoan ini terkenal sebagai kota kelahiran banyak public figure. Kota yang terkenal akan Kebun Raya Baturraden-nya ini adalah tempat kelahiran sejumlah selebriti seperti Titiek […]

The post 4 Gunung di Purwokerto, Jawa Tengah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Purwokerto merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang meskipun berstatus ibu kota dari Kabupaten Banyumas yang kerap dianggap sebagai kota kecil. Namun sekalipun dianggap kota kecil, kota asal dari makanan mendoan ini terkenal sebagai kota kelahiran banyak public figure.

Kota yang terkenal akan Kebun Raya Baturraden-nya ini adalah tempat kelahiran sejumlah selebriti seperti Titiek Sandora, Pangky Suwito dan Mayangsari; pahlawan nasional Jenderal Gatot Subroto (pencetus gagasan AKABRI/Akademi Angkatan Bersenjata RI); sastrawan Ahmad Tohari; hingga atlet pebulutangkis, Christian Hadinata, dan masih banyak lagi.

Purwokerto adalah wilayah yang luas seluruhnya adalah sekitar 42,62 kilometer persegi dengan total penduduk sekitar hampir 250 ribu jiwa. Titik koordinat kota ini adalah pada 7° 25′ 17″ Lintang Selatan dan 109° 14′ 33″ Bujur Timur dengan ketinggian 71-286 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Berbatasan dengan Sokaraja yang ada di Kali Pelus, Purwokerto adalah ibu kota kabupaten yang tidak hanya memiliki satu gunung. Jika sebagian besar orang tahu bahwa Gunung Slamet adalah satu-satunya gunung di kota yang penduduknya menggunakan bahasa Jawa dialek Banyumasan ini, rupanya masih ada beberapa gunung lain yang patut dipelajari sebagai berikut.

1. Gunung Slamet

Pada dasarnya, lokasi Purwokerto ada di sebelah selatan Gunung Slamet dan gunung tunggal berbentuk kerucut dan berstatus berapi aktif tipe A ini tidak hanya ada di Kabupaten Purwokerto. Berada di posisi 7° 14′ 29″ Lintang Selatan dan 109° 12′ 51″ Bujur Timur, Gunung Slamet merupakan gunung paling tinggi di Jawa Tengah.

Gunung Slamet juga diketahui memiliki luas vegetasi kurang lebih 312 kilometer persegi, beriklim hutan hujan tropis dengan luas wilayah gunung total sekitar 560 kilometer persegi. Jika melewati atau berkunjung ke salah satu dari kelima kabupaten (Kabupaten Banyumas, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Brebes, Kabupaten Purbalingga, dan Kabupaten Tegal), gunung ini akan dapat ditemukan dengan mudah.

Terletak di lima kabupaten tersebut, Gunung Slamet yang dikenal memiliki jalur pendakian yang tidak gampang ini tidak jauh dari Kota Purwokerto dengan jarak tempuh sekitar 15 kilometer. Dengan ketinggian mencapai 3.432 mdpl, gunung ini juga menjadi gunung paling tinggi kedua di Pulau Jawa di belakang Gunung Semeru.

Gunung Slamet yang pembentukannya terjadi sebagai hasil subduksi Lempeng Indo-Australia di Lempeng Eurasia yang ada di bagian selatan Pulau Jawa ini dikenal bersuhu dingin dan selalu dalam kondisi basah. Letusan terakhirnya terjadi pada tahun 2014 yang menyebabkan gempa letusan sampai 228 kali.

2. Gunung Cendana

Gunung Cendana adalah gunung di Purwokerto yang merupakan area perbukitan dengan bebatuan yang mendominasi. Jika berkunjung ke sebuah dusun bernama Dusun III, Desa Melung, Kecamatan Kedungbanteng, maka gunung ini akan langsung nampak begitu jelas.

Gunung yang masih termasuk di dalam wilayah Kabupaten Banyumas ini sekalipun penuh batu tapi juga terdapat pepohonan di sekitarnya sehingga memiliki iklim hutan hujan tropis. Ketinggian gunung diketahui sekitar 934 meter di atas permukaan laut hingga puncaknya.

Bertitik koordinat pada 7° 19′ 36″ Lintang Selatan dan 109° 12′ 17″ Bujur Timur, di sisi timur dan timur laut dari gunung ini terdapat Bukit Cengkeh, Bukit Rajawali, Puncak Bukit Rajawali, serta Curug Bayan. Sementara itu jauh di utara dari gunung ini, Curug Ciangin dapat diakses sebagai tempat pendakian.

Di sisi selatan dari Gunung Cendana, terdapat kawasan wisata lainnya yang disebut Wisata Pagubugan Melung. Jalur atau medan menuju puncak bukit satu ini tergolong lancar dan mulus meski terdapat beberapa tanjakan. Gunung Slamet akan terlihat dari area persawahan yang ada di bawah Gunung Cendana.

3. Gunung Gaber

Gunung Gaber adalah gunung di Purwokerto lainnya yang masih termasuk dalam wilayah Dusun II yang ada di Desa Banjarsari Wetan. Gunung yang berada di Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas ini berada sekitar 11,6 kilometer di selatan Gunung Slamet.

Gunung yang titik koordinatnya ada pada 7° 20′ 13″ Lintang Selatan dan 109° 15′ 25″ Bujur Timur ini memiliki kepadatan penduduk yang termasuk tinggi. Di area Gunung Gaber, per kilometer perseginya terdapat kurang lebih 2.000 jiwa yang merupakan penduduk lokal.

Gunung Gaber beriklim hutan hujan tropis dengan ketinggian 470 meter di atas permukaan laut dan suhu rata-rata 24 derajat Celsius. Gunung ini terletak 9,7 kilometer di sebelah utara dari kota Purwokerto dan bercurah hujan rata-rata 4.094 mm per tahunnya.

4. Gunung Sangkur

Gunung Sangkur adalah wilayah perbukitan yang dipenuhi dengan sawah dan kebun. Letaknya berada di sisi selatan kota Purwokerto, tepatnya di Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas. Di sebelah utara gunung ini terdapat tiga kawasan wisata yang terkenal, yakni Curug Loning, Bukit Binangun Indah, dan Jati Siji.

Pada area sebelah barat dan barat daya dari Gunung Sangkur juga dapat dijumpai adanya taman bernama Wit Siji dan wilayah pendakian yang disebut Pride. Gunung beriklim hutan hujan tropis ini memiliki ketinggian 449 meter di atas permukaan laut dan terletak pada 7° 31′ 27″ Lintang Selatan dan 109° 14′ 2″ Bujur Timur.

The post 4 Gunung di Purwokerto, Jawa Tengah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
17 Gunung di Nusa Tenggara Timur https://haloedukasi.com/gunung-di-nusa-tenggara-timur Fri, 22 Dec 2023 06:05:17 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47031 Kepulauan Nusa Tenggara yang dahulu diberi nama Kepulauan Sunda Kecil terdiri dari tiga provinsi, yakni Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Nusa Tenggara Timur adalah bagian timur dari Kepulauan Nusa Tenggara dan Nusa Tenggara Barat adalah di sisi baratnya. Berbatasan dengan Nusa Tenggara Barat di sebelah barat, lalu Pulau Sulawesi dan Laut Flores […]

The post 17 Gunung di Nusa Tenggara Timur appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Kepulauan Nusa Tenggara yang dahulu diberi nama Kepulauan Sunda Kecil terdiri dari tiga provinsi, yakni Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Nusa Tenggara Timur adalah bagian timur dari Kepulauan Nusa Tenggara dan Nusa Tenggara Barat adalah di sisi baratnya.

Berbatasan dengan Nusa Tenggara Barat di sebelah barat, lalu Pulau Sulawesi dan Laut Flores di sebelah utara, Australia dan Samudra Hindia di sebelah selatan, dan Laut Banda, Maluku, serta Timor Leste di sebelah timur, Nusa Tenggara Timur adalah provinsi yang kaya akan keindahan alam.

Namun, tak banyak pula yang tahu bahwa provinsi ini memiliki banyak gunung (khususnya gunung api) sebagai berikut.

1. Gunung Batutara

Gunung Batutara dapat ditemukan di Laut Flores dan berjarak sekitar 70 kilometer di sisi utara Pulau Lembata. Gunung stratovulkano yang tercatat mengalami letusan pertama pada tahun 1847 dan 1852 ini ada di Pulau Komba dan membuka akses bagi para wisatawan yang ingin dan suka mendaki.

Memiliki tinggi 748 meter di atas permukaan laut (mdpl), gunung ini terletak pada 7° 47′ 27″ Lintang Selatan dan 123° 35′ 5″ Bujur Timur. Gunung berbentuk kerucut dengan keberadaan kawah pada puncaknya ini tidak berpenghuni dan sempat dianggap misterius.

Setelah terakhir kali meletus pada tahun 1952, 2006 adalah tahun di mana gunung ini meletus kembali yang bahkan kini disebut-sebut sebagai gunung yang unik dan semburan lava aktifnya menjadi sebuah atraksi istimewa di Pulau Komba.

2. Gunung Ebulobo

Gunung Ebulobo adalah gunung setinggi 2.124 meter yang memiliki sebutan lain, yakni Puncak Nage Keo atau Emburombu. Gunung stratovulkano yang letusan pertamanya terjadi pada tahun 1830 ini dapat dijumpai di Kabupaten Nagekeo di Pulau Flores.

Terletak pada 8° 49′ 1″ Lintang Selatan dan 121° 11′ 25″ Bujur Timur, Gunung Ebulobo beriklim sabana tropis dan basah. Berbentuk simetris dengan bentuk datar pada bagian atas kubah lavanya, Gunung Ebulobo semula membuka akses bagi para warga setempat maupun wisatawan namun kemudian ditutup pada masa pandemi Covid-19.

3. Gunung Egon

Nusa Tenggara Timur kaya akan gunung api, salah satunya adalah Gunung Egon yang berada di Pulau Flores, tepatnya di Kabupaten Sikka. Perjalanan dari Maumere dapat menempuh perjalanan selama 1 jam untuk mencapai Gunung Egon.

Gunung bertipe strato dengan lanskap mirip perbukitan ini rupanya dianggap keramat oleh warga lokal yang tinggal di dekat sana. Memiliki ketinggian 1.703 mdpl, Gunung Egon pernah mengalami letusan terhebatnya pada tahun 1925.

Terletak pada 8° 40′ 31″ Lintang Selatan dan 122° 27′ 14″ Bujur Timur, Gunung Egon di bagian kakinya menawarkan air panas segar. Namun karena masih berstatus aktif, gunung beriklim sabana tropis dan basah ini tidak dapat dikunjungi sewaktu-waktu secara aman.

4. Gunung Fatuleu

Walau disebut “gunung”, pada dasarnya Gunung Fatuleu yang kaya akan keindahan alam dan terletak di Kupang (ibukota Nusa Tenggara Timur) ini adalah bukit. Penampakan warna hijau segar pada batuan setinggi 1.111 mdpl ini menjadi kebanggaan warga Kupang.

Salah satu fakta unik dari gunung yang berada di Desa Nunsaen, Kecamatan Fatuleu tengah ini adalah bahwa pembentukannya terjadi dari bongkahan batu hitam. Fakta lainnya adalah bahwa gunung ini memiliki sisi misteri yang warga lokal telah percayai sejak lama, yakni adanya batu penunggu di tempat ini.

Terletak pada 9° 57′ 12″ Lintang Selatan dan 123° 51′ 44″ Bujur Timur, Gunung Fatuleu berjarak 60 kilometer dari kota Kupang. Gunung ini menjadi kawasan wisata yang menyediakan berbagai kelengkapan hiburan, seperti pendakian hingga area perkemahan dan panjat tebing.

5. Gunung Ile Ape

Gunung Ile Ape atau juga dikenal dengan sebutan Gunung Lewotolok juga merupakan gunung stratovulkano di Nusa Tenggara Timur. Dengan ketinggian 1.423 mdpl, Gunung Ile Ape memiliki puncak dengan kawah besar di mana lubang kawahnya berstatus aktif dan mengeluarkan uap solfatara.

Terletak di sisi utara Pulau Lembata di Kabupaten Lembata, gunung yang tidak terlalu tinggi ini meletus pertama kali pada tahun 1660. Nama “ile ape” sendiri bermakna gunung api, sedangkan istilah “ile lewo tolok” memiliki arti gunung kampung/negeri runtuh”.

Gunung yang terletak pada 8° 16′ 26″ Lintang Selatan dan 123° 30′ 28″ Bujur Timur ini sempat kembali meletus di tahun 1819 dan 1849, kemudian disusul dengan letusan hebat pada tahun 1852. Disebut dengan letusan hebat karena letusan ini cukup besar sampai merusak wilayah di sekitar gunung ini hingga menyebabkan pembentukan kawah baru.

Status letusan terakhir itu pun dinyatakan masih berlanjut karena letusan-letusan lanjutan masih berpotensi besar. Meski aktif dan masyarakat setempat maupun wisatawan diimbau untuk membatasi aktivitas di radius 4 kilometer dari gunung ini.

6. Gunung Ile Werung

Gunung Ile Werung atau Iliwerung adalah salah satu gunung api di Nusa Tenggara Timur dengan ketinggian 1.018 mdpl. Gunung yang terletak pada 8° 31′ 56″ Lintang Selatan dan 123° 34′ 29″ Bujur Timur ini sempat meletus beberapa kali di tahun berbeda-beda, yakni 1870, 1910, 1928, 1948, 1949, 1950, 1951, 1999, dan letusan terakhir dilaporkan terjadi pada tahun 2013.

Berada di sisi selatan Pulau Lembata di Kabupaten Lembata, Gunung Ile Werung setinggi 1.018 mdpl ini diketahui pula merupakan hasil bentukan dari letusan Gunung Ile Adowajo. Pada tahun 1870, di kawasan yang sama di NTT ini terdapat Gunung Ile Adowajo yang mengalami letusan hebat.

Sisa reruntuhan dari sebagian sisi gunung tersebut kemudian membentuk kubah yang kita kini kenal sebagai Gunung Ile Werung. Pada November 2021 silam pun terdapat laporan adanya erupsi Gunung Ile Werung yang menjadi penyebab kenaikan air muka laut.

7. Gunung Ili Boleng

Gunung api tipe A lainnya di Nusa Tenggara Timur adalah Gunung Ili Boleng. Gunung setinggi 1.659 mdpl yang terletak pada 8° 20′ 34″ Lintang Selatan dan 123° 15′ 10″ Bujur Timur ini menyajikan keindahan alam walau tidak begitu populer dibandingkan gunung lain di Nusa Tenggara Timur.

Terletak di sisi tenggara Pulau Adonara di daerah Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Gunung Ili Boleng dibuka bagi siapa saja yang ingin melakukan pendakian. Gunung dengan puncak kecil dan lereng curam ini memiliki riwayat letusan terakhir pada tahun 1888 ini masih berstatus aktif hingga sekarang.

8. Gunung Inerie

Gunung Inerie adalah tipe gunung stratovulkano atau gunung berapi tinggi dengan bentuk kerucut serupa piramida. Gunung yang membuka akses untuk pendakian ini tidak memiliki jalur atau medan yang mulus untuk dilalui.

Gunung kebanggaan warga Kabupaten Ngada yang terletak di Desa Inerie di Nusa Tenggara Timur ini terletak pada 8° 53′ 51″ Lintang Selatan dan 120° 55′ 29″ Bujur Timur. Gunung Inerie sebagai gunung paling tinggi di Pulau Flores memiliki akses menuju puncak yang penuh dengan bebatuan cadas serta kerikil.

Terletak di Kecamatan Aimere, letusan terakhir Gunung Inerie adalah pada tahun 1970. Meski sudah lama dari terakhir erupsi dan mudah diakses oleh pendaki, status gunung ini masih tergolong aktif. Berlokasi sekitar 15 kilometer dari Bajawa, Gunung Inerie walau berstatus gunung berapi aktif tetap menjadi kawasan wisata.

9. Gunung Inielika

Gunung Inielika atau juga disebut Ine Lika adalah gunung berapi lainnya yang ada di Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Memiliki ketinggian 1.559 mdpl, gunung ini pernah membuat masyarakat sekitarnya mengungsi akibat letusan yang cukup besar pada tahun 2001.

Terdapat 6 desa di dekat Gunung Inielika yang terkena dampak letusan sehingga harus ke pengungsian. Gunung yang terletak pada 8° 43′ 9″ Lintang Selatan dan 120° 58′ 27″ Bujur Timur ini masih di bawah pemantauan. Meski telah cukup lama dari terakhir kali erupsi, para warga lokal maupun wisatawan tidak dianjurkan mendekati dan beraktivitas di area gunung ini, khususnya bagian kawah.

10. Gunung Iya

Gunung berapi bernama Iya yang jarang terdengar ini masih menjadi bagian dari Nusa Tenggara Timur karena berada di sebelah selatan Pulau Flores dan Kabupaten Ende. Gunung Iya berada pada 8° 52′ 59″ Lintang Selatan dan 121° 37′ 59″ Bujur Timur. Berbentuk kerucut, Gunung Iya memang tidak begitu tinggi bila dibandingkan dengan gunung-gunung lainnya, sebab ketinggiannya hanya sekitar 2.090 kaki atau 637 meter.

11. Gunung Kelimutu

Salah satu gunung paling terkenal di Nusa Tenggara Timur adalah Gunung Kelimutu yang berlokasi di Pulau Flores. Gunung berapi yang bisa dijumpai di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende Lio ini diketahui memiliki tiga danau dengan luas kurang lebih 1.051.000 meter persegi.

Memiliki tinggi 1.639 mdpl, Gunung Kelimutu berasal dari dua kata, yakni “keli” dan “mutu”. “Keli” artinya “gunung” dan “mutu” adalah “mendidih”; ditambah dengan Danau Tiga Warna-nya yang bisa selalu berubah walau warna dasarnya adalah merah, putih dan biru menjadikan gunung ini semakin menarik.

Gunung Kelimutu berada pada 8° 45′ 58″ Lintang Selatan dan 121° 48′ 50″ Bujur Timur dan ketiga danau yang terletak di area yang sama ini dapat berubah warna pada waktu tertentu. Meletus terakhir kali pada tahun 1968, gunung ini masih berstatus gunung berapi aktif namun juga dibuka sebagai tempat wisata.

12. Gunung Lewotobi Laki-laki

Gunung Lewotobi sebagai gunung berapi kembar artinya memiliki dua sisi, yang satu dinamakan Gunung Lewotobi Laki-laki dan sisi lainnya adalah Gunung Lewotobi Perempuan. Lokasi Gunung Lewotobi Laki-laki adalah di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Barat dengan ketinggian 1.584 mdpl, lebih rendah daripada Gunung Lewotobi Perempuan.

Terbentuk lebih akhir daripada Gunung Lewotobi Perempuan, erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki menurut pengamatan sejak tahun 1675 terjadi paling kuat. Menurut laporan pengamatan kala itu, erupsi tersebut mencapai skala VEI 3 (volcanic explosivity index).

Gunung Lewotobi Laki-laki terletak pada 8° 32′ 18″ Lintang Selatan dan 122° 46′ 0″ Bujur Timur dengan total jumlah erupsinya adalah 22 kali sampai dengan yang terakhir kali, yakni tahun 2014.

13. Gunung Lereboleng

Gunung Lereboleng merupakan gunung berapi lainnya yang dimiliki provinsi Nusa Tenggara Timur. Letak Gunung setinggi 1.095 mdpl ini adalah di Kabupaten Flores Timur dan masyarakat setempat memiliki beberapa sebutan lain untuk gunung ini.

Gunung yang juga tergolong sebagai gunung tipe A di Indonesia ini memiliki nama lain, seperti Gunung Ili Burak, Gunung Leworoh, Gunung Lewono, Gunung Lewero, atau Gunung Leweno. Sejak tahun 1600 Masehi, letusan sudah terjadi berulang kali pada gunung ini dan saat ini statusnya adalah Level I atau Normal.

Walau area ini terbuka bagi orang-orang yang ingin berkunjung ke pos pengamatan agar dapat melihat kondisi kawah gunung. Gunung yang puncaknya bisa dicapai dari pos pengamatan selama 1,5 jam ini direkomendasikan untuk tidak dijadikan tempat beraktivitas terlalu lama agar gas beracunnya tidak membahayakan.

14. Gunung Lewotobi Perempuan

Gunung Lewotobi Perempuan adalah “pasangan” dari Gunung Lewotobi Laki-laki dan memang dari segi lokasi letak keduanya tampak berdampingan. Gunung Lewotobi adalah gunung berapi kembar, maka satu dinamakan Gunung Laki-laki dan lainnya disebut sebagai Gunung Perempuan.

Gunung dengan tinggi 1.703 mdpl ini berada di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur dan kini memiliki status stabil pada Level I atau Normal. Gunung Lewotobi Perempuan yang terletak pada 8° 33′ 1″ Lintang Selatan dan 122° 46′ 40″ Bujur Timur ini terbentuk lebih dulu di bawah lereng sisi tenggara dari Gunung Lewotobi Laki-laki.

Gunung yang lebih tua dari Gunung Lewotobi Laki-laki ini memiliki jumlah total erupsi sebanyak 2 kali (tahun 1921 dan 1935). Di wilayah gunung ini memiliki lembah sungai dengan medan dan puncak yang tampak lebih kasar. Area Gunung Lewotobi Perempuan juga tidak dibuka untuk umum, khususnya aktivitas perkemahan.

15. Gunung Ranakah

Gunung Ranakah atau Gunung Ranaka atau juga disebut dengan Gunung Anak Ranakah adalah gunung berapi lainnya yang bisa dijumpai di Nusa Tenggara Timur. Memiliki ketinggian 2.169 mdpl, gunung ini terbentuk pada tahun 1987 dengan letusan pertamanya di tahun yang sama sampai Januari 1988.

Terlepas dari status aktifnya, gunung yang terletak di Kabupaten Manggarai ini memiliki bentuk kerucut. Lokasinya pun berdekatan dengan pemukiman penduduk dan bahkan tak jauh dari gunung ini pun terdapat lahan pertanian di bagian lereng bawah sehingga masyarakat setempat tetap produktif.

Berada di Pulau Flores, Gunung Ranakah mengalami erupsi terakhirnya pada tahun 1991. Gunung ini juga terletak pada 8° 38′ 0″ Lintang Selatan dan 120° 31′ 57″ Bujur Timur.

16. Gunung Rokatenda

Gunung Rokatenda adalah gunung berapi yang ada di sisi utara Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Namun untuk lokasi persis dari gunung yang pernah meletus paling hebat pada tahun 1928 ini adalah di Pulau Palu’e. Gunung setinggi 875 meter ini juga berstatus strato dan merupakan gunung paling tinggi yang ada di Pulau Palu’e.

Gunung Rokatenda berada pada 8° 19′ 42″ Lintang Selatan dan 121° 42′ 42″ Bujur Timur dengan sejarah letusan terhebat di tahun 1928 dan menewaskan 266 jiwa. Letusan tersebut memicu gempa vulkanik dan tsunami, namun letusan keduanya tercatat aman, yakni di tahun 1985.

17. Gunung Sirung

Gunung Sirung merupakan gunung berapi yang ada di sisi timur provinsi Nusa Tenggara Timur. Lokasi tepatnya dari gunung yang meletus pertama kali pada tahun 1904 ini adalah di Pulau Pantar, yakni sebuah pulau yang menjadi bagian dari Kepulauan Alor.

Gunung setinggi 862 mdpl dan terletak pada 8° 29′ 41″ Lintang Selatan dan 124° 7′ 42″ Bujur Timur ini bagian lerengnya bisa dicapai dari sebuah desa di Kampung Kakamauta, Desa Mauta yang berada di Kecamatan Pantar Tengah, Kabupaten Alor.

The post 17 Gunung di Nusa Tenggara Timur appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Gunung di Daerah Magetan Jawa Timur https://haloedukasi.com/gunung-di-daerah-magetan Sat, 09 Dec 2023 03:09:13 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46924 Magetan adalah salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Timur. Secara geografis, Kabupaten Magetan ini berada di antara titik koordinat 7°38’30” Lintang Selatan dan 111°20’30” Bujur Timur. Di sisi Utara, Magetan bersebelahan dengan Kabupaten Ngawi. Di sisi timur, Magetan bersebelahan dengan Kabupaten Probolinggo. Sementara itu, di bagian selatan dan barat, Magetan berbatasan dengan Kabupaten […]

The post 7 Gunung di Daerah Magetan Jawa Timur appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Magetan adalah salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Timur. Secara geografis, Kabupaten Magetan ini berada di antara titik koordinat 7°38’30” Lintang Selatan dan 111°20’30” Bujur Timur. Di sisi Utara, Magetan bersebelahan dengan Kabupaten Ngawi.

Di sisi timur, Magetan bersebelahan dengan Kabupaten Probolinggo. Sementara itu, di bagian selatan dan barat, Magetan berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo, Karanganyar dan Wonogiri. Kabupaten Magetan memiliki luas wilayah Kabupaten Magetan sekitar 688,85 km² yang terdiri atas lebih dari 200 Desa dan kurang dari 20 kecamatan.

Adapun jenis iklim pada Kabupaten Magetan yakni iklim muson timur. Hal ini membuat wilayah ini memiliki dua musim yakni musim hujan dan kemarau. Suhu udara di Kabupaten Magetan memiliki perbedaan antara daratan tinggi dan daratan rendah.

Di daratan tinggi, suhu udara mencapai antara 16–20°C. Sementara itu, suhu udara di dataran rendah lebih panas yaknimencapai 22–26 °C. Kabupaten Magetan memiliki curah hujan tahunan yang tinggi yakni berkisar antara 1500 sampai 2000 mm.

Curah hujan ini mencapai puncaknya pada bulan juni dengan angka curah hujan yang mencapai 290 mm per bulannya. Kabupaten Magetan memiliki sederet gunung-gunung yang indah dan tinggi menjulang.

Berikut ini gunung-gunung di Magetan.

1. Gunung Lawu

Gunung Lawu, gunung di Magetan

Gunung Lawu merupakan salah satu berapi aktif yang ada di Pulau Jawa. Letaknya berada di antara perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur yakni berada di antara 3 Kabupaten, Magetan, Karanganyar dan Ngawi. Meskipun merupakan gunung berapi, status Gunung Lawu saat ini dalam keadaan istirahat. Terakhir kali gunung ini meletus di tahun 1885.

Sama seperti Gunung Slamet dan Semeru, Gunung Lawu menjadi salah satu Gunung Api Terdingin. Adapun ketinggian dari Gunung Lawu yakni sekitar 3.265 meter di atas permukaan laut. Di lereng Gunung Lawu ditemukan kepundan yang memiliki ukuran kecil.

Di mana kepundan ini dapat mengeluarkan belerang serta uap air. Gunung Lawu memiliki puncak tertinggi bernama Hargo Dumilah. Sementara itu, dua puncak lainnya bernama Hargo Dalam dan Hargo Dumilang.

Secara geografis, Gunung Lawu berada di antara titik koordinat 11o11’39”E dan 07o37’37”S. Gunung Lawu memiliki iklim tropis pegunungan dengan hawa sejuk di bagian puncak. Di lereng Gunung Lawu akan ditemukan dua situs sejarah peninggalan Kerajaan Majapahit yakni Candi Cetho dan Candi Sukuh. Selain itu, flora yang menghuni gunung ini adalah akasia, edelweis dan pinus.

2. Gunung Sidoramping

Gunung Sidoramping, gunung di Magetan

Gunung Sidoramping terletak di antara perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah. Namun, sebagian besar Gunung Sidoramping masuk ke Kabupaten Magetan. Gunung Sidoramping memiliki ketinggian sekitar 1.900 meter di atas permukaan laut. Secara geografis, Gunung Sidoramping berada di antara titik koordinat 111o11’40” E dan 07o38’13” S.

Suhu udara di sekitar Gunung Sidoramping mencapai 18 hingga 22 derajat Celcius. Di dekat gunung ini terdapat sebuah telaga yakni telaga sarangan. Gunung Sidoramping dihuni oleh berbagai pohon pinus dan cemara. Selain itu, terdapat pula hutan-hutan yang menjadi tempat tinggal para monyet. Beberapa tahun lalu, hutan di sekitar gunung berubah menjadi gundul.

Hal ini dikarenakan adanya pembakaran penebangan liar. Letak Gunung Sidoramping berdekatan dengan Gunung Lawu. Oleh karena itu, iklim di sekitar Gunung Sidoramping termasuk ke dalam iklim tropis pegunungan.

3. Gunung Bancak

Gunung bancak, gunung di Magetan

Gunung Bancak memiliki ketinggian sekitar 1000 meter di atas permukaan laut. Dengan tingginya yang relatif rendah dibandingkan gunung lain di Magetan membuat gunung ini kerap disebut dengan Bukit Bancak. Gunung Bancak berada di sebelah timur Magetan atau lebih tepatnya ada di 3 kecamatan yakni Kawedenan, Parang dan Lambeyan.

Secara geografis, Gunung Bancak berada di antara titik koordinat 27,43.01.28 Lintang Selatan dan 111,23.29.73 Bujur Timur. Konon, menurut cerita masyarakat sekitar, Gunung Bancak merupakan puncak dari Gunung Lawu yang terdampar ke arah timur karena tendangan dari Hanoman.

Hanoman merupakan salah satu tokoh pewayangan yang terkenal di daerah Jawa dan memiliki wujud yakni kera putih. Ketika itu, Hanoman marah lalu menendang puncak Gunung Lawu yang kemudian disebut Gunung Bancak. Selain itu, Gunung Bancak juga kerap disebut dengan Gunung Mas atau Gunung Kencono. Hal ini dikarenakan jika dilihat dari arah Timur, maka gunung ini akan terlihat berkilau seperti emas.

4. Gunung Blego

Gunung Blego, gunung di Magetan

Gunung Blego berada di antara perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur yakni di Kabupaten Magetan dan Kabupaten Wonogiri. Gunung Blego memiliki ketinggian sekitar 996 meter di atas permukaan laut. Secara geografis, Gunung Blego terdapat di antara titik koordinat 7°45′32″ S dan 111°17′39″ E.

Di bagian puncak Gunung Blego terdapat cekungan mirip kawah karena konon dulunya Gunung Blego pernah mengalami aktivitas vulkanik. Gunung Blego tidak jauh dari Gunung Lawu karena berada di kaki Gunung Lawu sebelah timur. Di puncak gunung Blego terdapat telaga yang sering disebut dengan Tlogowurung.

Hal ini dikarenakan di telaga ini tidak ditemukan air seperti pada umumnya. Telaga ini memiliki diameter sekitar 800 meter. Saat ini, telaga ini dijadikan sebagai area persawahan dan perkebunan. Selain itu, gunung ini dihuni oleh beragam flora seperti pohon petai, pohon alpukat, pohon jati, bahkan hingga terdapat pohon duren.

5. Gunung Kukusan

Gunung Kukusan, gunung di Magetan

Gunung Kukusan berada di perbatasan antara Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah yakni Kabupaten Magetan dan Kabupaten Wonogiri. Gunung ini memiliki ketinggian sekitar 780 meter di atas permukaan laut.

Gunung Kukusan berada di Desa wisata Wonomulyo, Kecamatan Poncol, Magetan, Jawa Timur. Gunung Kukusan memiliki bentuk yang runcing seperti kukusan yang terbuat dari adang. Oleh karena itu, gunung ini dinamakan dengan Gunung Kukusan.

Secara geografis, Gunung Kukusan berada di titik koordinat 8°12’44″S dan 113°0’27″E. Dari atas puncak Gunung Kukusan, dapat terlihat jelas waduk gongang. Selain itu, di kaki Gunung Kukusan ditemukan reruntungan bangunan candi. Hanya saja, dari rentuhan ini tidak ditemukan arca yang diperkirakan telah hilang atau dicuri.

6. Gunung Bungkuk

Gunung Bungkuk, gunung di Magetan

Gunung Bungkuk merupakan Gunung yang berada di Kabupaten Magetan. Gunung ini terletak di Dukuh Gangsiran, Desa Mategal, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan. Adapun ketinggian dari gunung ini adalah sekitar 510 meter di atas permukaan laut.

Dengan tinggi sekitar itu membuat gunung ini kerap disebut dengan bukit. Secara geografis, Gunung Bungkuk berada di antara titik koordinat 7°45’52″S 111°20’8″E. Di kaki Gunung Bungkuk akan ditemukan beberapa sisa peninggalan arkeolog seperti patung, prasasti dan beberapa alat di zaman purba lainnya.

Konon, batuan yang mengisi di Gunung Bungkuk sama dengan Gunung Bancak yakni lava andesit basal dengan breksi vulkanik. Konon endapan batu tersebut telah berusia 23 hingga 16 juta tahun yang lalu. Puncak Gunung Bungkuk biasa dijadikan sebagai area paralayang.

Di tengah-tengah Gunung Bungkuk, terdapat dua bangunan khas Jawa yang biasa dijadikan sebagai tempat ibadah agama Buddha.

7. Gunung Kendil

Gunung kendil, gunung di Magetan

Letak gunung ini ada di Dusun Wonomulyo, Desa Genilangit, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan. Gunung ini berada di sebelah selatan Magetan atau sekitar 35 km dari Kabupaten Magetan. Gunung Kendil memiliki ketinggian sekitar 1.800 meter di atas permukaan laut.

Dari atas Gunung Kendil dapat terlihat pedesaan Wonomulyo dan deretan pegunungan lain yang berada di Magetan. Selain itu, telaga sarangan dan rumah adat Wonomulto dapat terlihat di atas puncak gunung ini. Gunung Kendil memiliki iklim tropis pegunungan dengan suhu sekitar 16 sampai 23 derajat celcius.

Hal inilah yang membuat Desa Wonomulyo kerap diselimuti dengan kabut tebal. Gunung Kendil berdekatan dengan lokasi Gunung Argo Tengah dan Argo Cupu. Di gunung ini ditemukan flora dan fauna yang berasal dari Asia Tenggara dan Australia. Hal itulah yang membuat Gunung Kendil kaya akan keanekaragaman hayati.

The post 7 Gunung di Daerah Magetan Jawa Timur appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>