guru - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/guru Mon, 09 Oct 2023 06:26:55 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico guru - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/guru 32 32 10 Negara dengan Gaji Guru Tertinggi https://haloedukasi.com/negara-dengan-gaji-guru-tertinggi Mon, 09 Oct 2023 06:26:51 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45912 Guru merupakan seorang yang memberikan pengajaran kepada siswa atau peserta didik. Profesi guru kerap kali dianggap remeh oleh sebagian kalangan. Istilah pahlawan tanpa tanda jasa, justru diartikan sebagai profesi yang dipaksa tanpa imbalan. Berikut ini sejumlah negara yang membayar guru dengan gaji tertinggi. 1. Swiss Swiss menjadi negara yang berani membayarkan guru dengan gaji tinggi. […]

The post 10 Negara dengan Gaji Guru Tertinggi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Guru merupakan seorang yang memberikan pengajaran kepada siswa atau peserta didik. Profesi guru kerap kali dianggap remeh oleh sebagian kalangan. Istilah pahlawan tanpa tanda jasa, justru diartikan sebagai profesi yang dipaksa tanpa imbalan.

Berikut ini sejumlah negara yang membayar guru dengan gaji tertinggi.

1. Swiss

Swiss menjadi negara yang berani membayarkan guru dengan gaji tinggi. Sistem pendidikan negara ini diatur oleh pemerintah daerah langsung. Tidak seperti di Indonesia yang di mana sistem pendidikannya diatur oleh pemerintah pusat. Tentunya hal ini akan jauh berbeda dari segi kebijakan.

Sistem pendidikan yang diserahkan kepada pemerintah daerah akan mengalami keberagaman kebijakan. Namun dampak positifnya, kebijakan yang diterapkan akan tepat sasaran karena pemerintah daerah jelas lebih tau bagaimana keadaan pendidikan di daerahnya.

Pada masa awal karier, seorang guru akan mendapatkan gaji sebesar Rp1,1 miliar per tahun sudah termasuk dengan bonus, tunjangan dan benefit lainnya. Gaji ini akan terus naik jika guru tersebut sudah memiliki pengalaman mengajar bertahun-tahun.

Gaji guru yang sudah berpengalaman selama 10 hingga 19 tahun akan mendapatkan sebesar Rp1,46 miliar per tahunnya. Hal ini tentu berbeda jika guru tersebut sudah mengajar lebih dari 20 tahun. Ia akan menerima gaji sebesar Rp1,47 miliar per tahun. Nilai yang pantas diberikan kepada seorang guru karena jasanya dalam mendidik.

2. Luksemburg

Menurut laporan dari OECD, Luksemburg merupakan negara dengan gaji guru tertinggi di dunia. Negara ini mampu menggaji gurunya yang baru lulus mendapatkan sarjana sebesar Rp1 miliar per tahunnya. Sama seperti Swiss, semakin memiliki banyak pengalaman maka gaji guru yang diberikan pun akan semakin meningkat.

Jika guru tersebut sudah memiliki pengalaman selama 10 hingga 15 tahun maka gaji yang akan diterimanya sekitar Rp1,4 sampai Rp1,5 miliar per tahunnya. Gaji ini akan terus meningkat jika guru tersebut semakin lama mengajarnya. Seperti guru yang sudah memiliki pengalaman mengajar selama 30 tahun akan digaji sebesar Rp1,9 miliar per tahun.

3. Jerman

Di negara ini guru akan digaji sesuai dengan pengalaman atau lama mengajarnya. Untuk guru yang masih pemula atau dengan pengalaman mengajar kurang dari 2 tahun, maka gaji yang akan diberikan sebesar Rp24,1 juta per bulannya.

Guru dengan tingkat pengalaman yang sudah banyak akan diberikan gaji sebesar Rp73,4 juta per bulannya. Hal ini menandakan semakin lama pengalaman guru tersebut maka akan semakin besar pula gaji yang diberikan. Tidak bisa dibohongi jam terbang seorang guru memang sangat penting.

Semakin lama mengajar akan semakin terasah kemampuan memberikan pemahaman kepada siswa. Pemberian gaji guru yang tinggi sejalan dengan kualitas pendidikan yang baik di Jerman. Rata-rata anak-anak di Jerman akan mulai mengenyam pendidikan ketika mereka berusia 6 tahun.

Kemudian mereka akan menyelesaikan pendidikan dasarnya pada usia 12 atau 13 tahun. Pendidikan di Jerman melarang adanya homeschooling bagi para warganya. Tentunya hal ini berbeda dengan kebiasaan di negara-negara Eropa lainnya. Meskipun begitu, kualitas pendidikan di Jerman tidak bisa diragukan lagi.

4. Kanada

Kanada merupakan negara yang terkenal dengan kualitas pendidikannya. Negara ini bahkan dikenal sebagai negara yang berhasil mencetak siswa-siswanya. Sistem pendidikan yang diterapkan di Kanada menggunakan konsep desentralisasi. Artinya sistem pendidikan ini tidak atur oleh pemerintah pusat.

Sistem pendidikan ini membuat sistem pendidikan yang beragam. Penggunaan sistem pendidikan ini agar nantinya dapat mencetak masyarakat yang multikultural dan mendapatkan kualitas pendidikan yang baik. Berdasarkan laporan dari OECD, kualitas sekolah menengah di Kanada dinobatkan sebagai kedua terbaik di dunia.

Sebagai negara dengan kualitas pendidikan yang baik, tentunya Kanada juga memperhatikan kualitas gurunya. Kualitas guru-guru di Kanada sangat mumpuni dan digaji dengan sangat baik. Di sana mereka akan mendapatkan gaji sebesar Rp1 miliar per tahunnya. Angka ini tidak jauh dengan gaji yang diberikan oleh pemerintah Swiss dan Luksemburg.

5. Belanda

Sebagai negara dengan kualitas pendidikan yang baik, Belanda memberikan gaji kepada guru sekitar US$ 67.000 per tahunnya. Angka ini setara dengan Rp958 juta. Tinggi rendahnya gaji guru di Belanda ditentukan berdasarkan daerah tempat mengajar serta tingkat satuan pendidikannya

Oleh karena itu, pada tahun 2017 sempat terjadi kesenjangan antara guru-guru sekolah dasar dengan guru sekolah menengah. Bahkan kesenjangan gaji tersebut mencapai 21%.

6. Amerika Serikat

Negara ini pun mampu memberikan gaji kepada guru sebesar USD 60.000 per tahunnya atau sama dengan Rp858 juta. Jika di beberapa negara gaji guru ditentukan dari lamanya pengalaman mengajar, lain halnya dengan Amerika Serikat.

Gaji guru di negara ini tergantung juga dengan lokasi di mana guru tersebut mengajar. Gaji guru yang mengajar di New York akan lebih tinggi bayarannya yakni sekitar USD 80.000 per tahun atau sama dengan Rp1,1 miliar. Sementara itu, untuk guru yang mengajar di wilayah South Dakota akan mendapatkan gaji yang lebih rendah yakni USD 42.450 atau sama dengan Rp607 juta per tahunnya.

Gaji guru terendah di Amerika Serikat berada di negara bagian Hawaii yakni sebesar US$ 33.000. Namun, terdapat desakan peraturan yang menetapkan gaji minimum guru di Amerika Serikat sebesar US$ 60.000. Penggajian guru ini akan diberikan bantuan dari dana dinas pendidikan.

Australia

Australia menjadi salah satu tujuan pendidikan yang paling favorit di dunia. Hal ini dikarenakan sistem pendidikan di Australia menyediakan sekolah terbaik melalui pemikiran-pemikiran yang inovatif. Bahkan pemerintah Australia begitu mempertahankan sistem pendidikannya dengan terus memperkuat dan mengusahakan yang terbaik bagi dunia pendidikan.

Tak heran jika banyak orang Indonesia yang menginginkan untuk melanjutkan studinya ke negara kangguru ini.Australia juga menjadi salah satu negara yang memberikan gaji tertinggi kepada guru. Guru-guru di Australia berhak mendapatkan gaji sebesar Rp1 miliar per tahunnya.

Sama seperti negara lainnya, sistem gaji guru di Australia didasarkan pada lamanya pengalaman mengajar. Untuk guru-guru yang baru terjun mengajar berhak mendapatkan gaji sebesar Rp624 juta per tahunnya. Angka ini akan terus meningkat seiring dengan lamanya waktu mengajar.

8. Irlandia

Sistem pendidikan di Irlandia mewajibkan sisanya untuk bersekolah mulai dari usia 6 hingga 16 tahu. Sudah dari tahun 1980-an negara ini menerapkan konsep pendidikan dengan penekanan terhadap beberapa elemen.

Contohnya pendidikan dijadikan sebagai alat untuk menyeimbangkan kehidupan seperti kesenjangan sosial. Negara ini juga memberikan makanan sekolah secara gratis dan dibersamai dengan peningkatan fasilitas pada layanan kesehatan.

Tidak hanya kesehatan fisik saja yang diperhatikan, kesehatan pula diperhatikan dengan disediakan konseling serta bantuan-bantuan lainnya. Hal itu semua dilakukan guna mewujudkan pendidikan yang berkualitas.

Sejalan dengan itu, pemerintah pun memberikan gaji kepada guru dengan layak. Guru-guru di Irlandia diberikan gaji sebesar Rp53 dolar atau sama dengan Rp757 juta per tahunnya.

9. Denmark

Denmark mampu memberikan gaji guru sebesar 52.500 US Dollar per tahunnya atau sama dengan Rp750 juta. Sama seperti negara-negara lainnya, peningkatan gaji guru sejalan dengan kenaikan pengalaman dalam mengajar.

Semakin lama guru tersebut mengajar, maka akan semakin tinggi gaji guru yang diberikan. Pengalaman mengajar menjadi modal utama bagi peningkatan gaji guru di Denmark. Hal ini dikarenakan pengalaman merupakan suatu yang penting dalam dunia pekerjaan.

Bahkan di dalam sebuah istilah diungkapkan pengalaman adalah guru terbaik. Dengan berpengalaman akan membuat guru semakin terlatih terutama dalam mengatur kondisi kelas dan kemampuan mengajar.

10. Austria

Austria mampu mengganti guru sebesar 50 USD per tahunnya atau sama dengan 715 juta. Meskipun jika dibanding dengan negara sebelumnya Austria menjadi dengan gaji guru terendah.

Jika dibandingkan dengan negara-negara di luar ini tentu saja gaji guru di Austria tertinggi. Berdasarkan data dari Salary Explorer, guru di Austria akan mendapatkan gaji sebesar 2.410 euro sampai 3.620 euro per bulannya.

Sebagian besar guru di Austria akan mendapat gaji sebese 4.020 euro per bulannya. Gaji guru terendah di negara ini diberikan sebesar 1.930 per bulannya. Namun angka ini akan meningkat seiring dengan pengalaman mengajar seorang guru tersebut. Guru dengan pengalaman mengajar yang sudah lama akan diberikan gaji hingga mencapai 7.330 euro per bulannya.

The post 10 Negara dengan Gaji Guru Tertinggi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sejarah Sekolah Pendidikan Guru Terlengkap https://haloedukasi.com/sejarah-sekolah-pendidikan-guru Mon, 14 Mar 2022 02:25:51 +0000 https://haloedukasi.com/?p=32346 Membahas tentang sejarah pendidikan guru, maka kita akan mundur ke zaman penjajahan belanda, karena pada zaman itu indonesia sudah memiliki sekolah pendidikan guru yang bernama Kweekschool. Sekolah ini merupakan satu satu nya sekolah pendidikan resmi untuk menjadi guru pada zaman belanda. Kweekschool berdiri karena ada nya penyebaran agama kristen di Ambon pada tahun 1934.Didasari atas […]

The post Sejarah Sekolah Pendidikan Guru Terlengkap appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Membahas tentang sejarah pendidikan guru, maka kita akan mundur ke zaman penjajahan belanda, karena pada zaman itu indonesia sudah memiliki sekolah pendidikan guru yang bernama Kweekschool.

Sekolah ini merupakan satu satu nya sekolah pendidikan resmi untuk menjadi guru pada zaman belanda. Kweekschool berdiri karena ada nya penyebaran agama kristen di Ambon pada tahun 1934.Didasari atas keputusan pemerintah pada tahun 1851, kweekschool pertama didirikan pemerintah belanda tahun 1852 di Surakarta.

Kweekschool mulai muncul sebagai sekolah pendidikan guru dikarenakan adanya peraturan pada tahun 1871 yang menyatakan bahwa pengadaan sekolah dasar harus didahului oleh pengadaan tenaga guru. Kweekschool didirikan di beberapa kota diantara nya: Ambon pada tahun 1874, Tondano pada tahun 1873, Magelang, Probolinggo, Banjarmasin pada tahun 1875, Makassar pada tahun 1876 dan Padang sidempuan pada tahun 1879.

Selain Kweekschool muncul beberapa sekolah pendidikan, diantaranya: HKS atau hogere kweekschool yang pada tahun 1927 berganti nama menjadi Hollands Inlandsche Kweekschool atau HIK, Cursus Voor Volkschool Onderwijzers (CVO) yang kemudian berganti nama menjadi Opleiding Voor Volkschool Onderwijzers (OVVO), dan yang terakhir yaitu Noormalschools.

Pada tahun 1942-1945 dibawah pemerintahan jepang, sistem sekolah guru sedikit berubah. Pada zaman ini terjadi pemisahan antara siswa laki-laki dan perempuan. SGL adalah sekolah guru yang ditempati laki-laki, sedangkan SGP adalah sekolah guru yang ditempati oleh siswa perempuan.Siswa-siswi yang bertempat di SGL dan SGP merupakan lulusan sekolah dasar yang mengikuti pendidikan selama 4 tahuun di Asrama.

Pasca kemerdekaan

Pada awal kemerdekaan, terjadi krisis tenaga kerja guru setelah pengakuan kedaulatan 1949, maka dikerahkan nya tenaga mahasiswa sebagai guru di indonesia.

Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) di ciptakan oleh Mohamad Yamin selaku mentri P&K pada tahun 1954. PTPG dibangun di beberapa kota, yaitu:

  • PTPG Manado (Manado)
  • PTPG Malang (Malang)
  • PTPG Bandung (Bandung)
  • PTPG Batu sangkar (Batu sangkar, Sumatera Barat).

Pada tahun 1960 terjadi konflik tentang nama PTPG, yang akhirnya diubah menjadi Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan FKIP. Ada perbedaan pendapat antara kubu “kiri” dan “kanan”. Kubu “kiri” menginginkan nama PTPG diubah menjadi IPG (Institut Pendidikan Guru), sedangkan kubu “kanan” tetap pada nama FKIP. Sampai akhirnya Pada Tahun 1960 Presiden Soekarno mengadakan musyawarah dan memutuskan untuk mengubah PTPG menjadi IKIP (institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan).

Pada tahun 1960 IKIP tersebar hampir ke seluruh indonesia yang total 10 buah, berlokasi di kota: Manado, Malang, Bandung, dan batusangkar, Jakarta, Makassar, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Padang, Medan.

Karena kekurangan jumlah guru, maka setip Universitas PTS/PTN dibangun FKIP sebagai Fakultas yang bersangkutan dengan PTS/PTN.

Pada tahun 1994 atas desakan-desaan kelompok yang memandang rendah IKIP, dan dari Bank dunia yag selalu menyesatkan negara berkembang, maka diubah nama IKIP menjadi Universitas.Alasan yang menjadi latar belakang desakan ini adalah agar lembaga ini dapat melakukan apa yang mereka sebut “wider mandate” yang berarti pemberian mandat yang diperluas dalam misi di samping.Namun yang terjadi justru berbanding terbalik dengan misi-misi tersebut.

Status Guru di Kalangan Masyarakat

Paradigma yang tersebar di kalangan masyarakat karena adanya nya sikap dan persepsi masyrakat terhadap pemberian imbalan atas prestasi kerja kepada guru yang membuat guru memiliki status dan posisi tertentu. Ungkapan tersebut yang memanifestasikan posisi guru membuat terjadinya manifestasi terhadap guru di kalangan masyarakat.

Pandangan baku masyarakat yang disebabkan oleh kondisi objektif yang terbentuk dari lingkungan alam, sosial dan budaya tersebut membuat posisi guru memiliki objektif lain baik itu sosial maupun posisi dikalangan masyarakat.

Tetapi situasi ini tentu dapat berlalu dengan cepat jika masyarakat lebih menyadari dan memprioritaskan pembangunan yang berfokus pada : pembangunan mutu sumber daya, peningkatan mutu kesehatan, pembangunan sarana dan prasarana.

Terutama pembangunan mutu sumber daya yang berarti pendidikan akan semakin kuat posisi nya dalam masyarakat.

Pendidikan Guru

Pre-service Teacher Education (Pendidikan guru pra-jabatan) resmi ditetapkan dengan tujuan untuk mempersiapkan guru secara profesional dan bertanggung jawab, yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan masyarakat Indonesia, agar mencapai tujuan pendidikan guru dengan penilaian objektif yang telah ditetapkan, yang berarti setiap guru harus mampu mendemonstrasikan dirinya sebagai guru profesional.

Syarat yang harus dipenuhi unttuk menjadi guru profesional adalah sehat secara fisik dan mental.

LPTK adalah lembaga pendidikan guru pra jabata yang sudah berkembang di indonesia.Program yang dibangun oleh LPTK ini memprioritaskan mahasiswa yang memiliki idealisme dan mengembangkan dirinya dalam karir guru profesional.

Pembelajaran di lembaga pendidikan guru (LPTK) adalah proses pencapaian dimana peserta didik memahami dan menguasai apa-apa yang diharapkan dan mereka harus memotivasi diri untuk mencapai dan menguasai tugas teori mupun praktek yang diberikan kepada peserta didik melalui keterlibatan langsung dalam pengalaman sebagai guru.

Perkembangan dan Tantangan Guru di Masa Depan

Saat Indonesia masih kekurangan jumlah guru profesional, kekurangan ini tentu harus di penuhi agar peran guru dalam masyrakat akan meningkat dan juga akan meningkatkan status guru dan posisi guru dalam masyarakat.

Seiring perkembangan zaman, maka manusia akan menghadapi berbagai situasi, maka guru harus lah mengikuti perkembangan zaman dan mampu melakukan perubahan baik itu secara pribadi, sosial, dan perkembangan akademik.

The post Sejarah Sekolah Pendidikan Guru Terlengkap appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Penilaian Sikap: Fungsi, Contoh dan Langkah-Langkahnya https://haloedukasi.com/penilaian-sikap Tue, 04 Jan 2022 05:18:50 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30117 Selama ini penilaian kerap diidentikkan dengan pengetahuan saja. Namun, penilaian dalam proses pembelajaran lebih luas cakupannya. Salah satu aspek yang menjadi penilaian dalam proses pembelajaran adalah aspek sikap. Sikap merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Sebuah institusi pendidikan yang baik adalah yang mampu melahirkan lulusan yang memiliki pengetahuan yang luas serta sikap yang baik. […]

The post Penilaian Sikap: Fungsi, Contoh dan Langkah-Langkahnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Selama ini penilaian kerap diidentikkan dengan pengetahuan saja. Namun, penilaian dalam proses pembelajaran lebih luas cakupannya. Salah satu aspek yang menjadi penilaian dalam proses pembelajaran adalah aspek sikap. Sikap merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan.

Sebuah institusi pendidikan yang baik adalah yang mampu melahirkan lulusan yang memiliki pengetahuan yang luas serta sikap yang baik. Maka dari itu, sekolah seharusnya menjadi wadah bagi membentuk sikap atau karakter siswa menjadi manusia yang baik.

Untuk melahirkan siswa yang memiliki sikap yang baik, perlu dilakukan adanya penilaian. Apakah siswa ini sudah tergolong menjadi siswa yang berperilaku baik atau tidak.

Dengan penilaian, sekolah dapat mengukur sudah sejauh mana pengembangan ranah atau sikap ini diperhatikan. Sehingga nantinya, sekolah dapat berbenah diri untuk terus memperbaiki kualitas dan mutu lulusan.

Lalu, apa itu penilaian sikap dan bagaimana praktiknya di lapangan? Selengkapnya akan dibahas di bawah ini.

Pengertian Penilaian Sikap

Sikap merupakan hasil dari perasaan seseorang untuk merespon atau memberikan timbal balik pada suatu objek atau lainnya. Sikap ini dapat dikatakan pula sebagai bentuk ekspresi yang dimiliki setiap orang.

Sikap biasanya terbentuk karena perilaku yang sedang terjadi relevan dengan tindakan yang diinginkannya. Sehingga dalam hal ini tidak ada manusia yang dari lahir memiliki sikap yang baik. Sebab, sikap itu terbentuk dari pengetahuan serta kebiasaan sehari-hari.

Penilaian sikap adalah suatu aktivitas yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakter siswa baik di kelas maupun di luar kelas secara sosial dan spiritualnya. Penilaian sikap ini menjadi salah satu upaya sekolah untuk mengontrol dan membimbing perkembangan sikap siswanya selama belajar di sekolah.

Penilaian sikap yang dilakukan oleh guru kepada siswa merupakan rangkaian dari kegiatan atau usaha untuk mengukur sikap siswa selama dirinya berada di kelas sebagai bentuk dari hasil program pembelajaran.

Penilaian sikap memiliki peranan penting di sekolah, sama halnya seperti penilaian pada asoke pengetahuan siswa. Penilaian ini menjadi salah satu indikator tercapainya tujuan pembelajaran. Jika secara akademik atau pengetahuan siswa memiliki nilainya yang memuaskan, namun jika penilaian sikapnya buruk maka dapat dikatakan tujuan pembelajaran belum tercapai.

Tujuan Penilaian Sikap

Penilaian sikap memiliki tujuan utama adalah untuk mendapatkan umpan balik atau feedback dari pembelajaran. Umpan balik ini memiliki kegunaan untuk perbaikan pada proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru sehingga guru dapat melakukan program perbaikan pada proses pembelajaran.

Namun, di samping itu, penilaian sikap juga memiliki tujuan untuk melihat tingkah laku yang ada di dalam diri siswa. Penilaian pada sikap ini juga bertujuan untuk menentukan penempatan pada peserta didik sehingga mereka dapat belajar dengan kondisi yang tepat. Hasilnya, diharapkan terjadinya peningkatan dalam proses pembelajaran.

Fungsi Penilaian Sikap

  1. Sebagai Bahan Evaluasi

Setiap pembelajaran yang dilakukan tentunya memiliki tujuan akhir yang akan dicapai yakni tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan sejumlah usaha yang harus dilakukan oleh guru.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengamatan. Dengan melakukan pengamatan atau observasi, dapat menjadi bahan rujukan untuk dilakukannya penilaian.

Penilaian inilah yang nantinya akan menjadi bahan evaluasi bagi guru maupun sekolah untuk terus meningkatkan mutu kehidupan.

  1. Untuk Meningkatkan Motivasi serta Minat Belajar

Setiap siswa tentunya memiliki minat dan motivasi belajar yang berbeda. Perbedaan inilah yang kemudian menyebabkan keragaman di dalam kelas. Bahkan perbedaan minat belajar ini yang akan memengaruhi hasil belajar siswa.

Jika siswanya memiliki minat belajar yang tinggi, maka hasil yang di dapatkan juga akan tinggi. Dengan diadakannya penilaian pada sikap, siswa akan menjadi terpacu untuk lebih baik lagi ke depannya. Sehingga mereka akan bersungguh-sungguh dalam menjalankan proses pembelajaran.

  1. Membentuk Integritas Siswa

Dengan adanya penilaian pada sikap, maka akan membangun atau membentuk integritas pada diri setiap siswa. Integritas sendiri adalah sikap atau perilaku yang dapat dipercaya dalam tindakan, perkataan serta perbuatan.

Di dalam dunia pendidikan, siswa dituntut untuk memiliki nilai integritas yang tinggi. Nilai integritas ini tercermin dalam berbagai sikap siswa sehari-hari. Dengan melakukan penilaian, maka siswa akan terbiasa untuk menjaga integritasnya.

Contoh Penilaian Sikap

Contoh penilaian sikap yang dilakukan oleh seorang guru adalah saat adanya mata pelajaran bimbingan konseling atau BK. Secara tidak langsung, guru sedang menilai bagaimana perilaku atau sikap siswa tersebut. Penilaian sikap ini bukan hanya dilakukan oleh seorang guru saja melainkan juga oleh wali kelas.

Wali kelas kerap mengunjungi anak didiknya untuk sekadar menyapa atau mengetahui perkembangan mereka. Biasanya wali kelas saat mengadakan kunjungan sembari melakukan penilaian sikap siswa.

Ia mencatat bagaimana perilaku siswa baik itu yang baik atau tidak dalam jurnal. Aspek yang biasanya dinilai adalah sikap sosial dan spiritualitas. Hasil dari penilaian ini akan menjadi bahan evaluasi untuk diadakannya bimbingan.

Langkah-langkah Penilaian Sikap

Penilaian sikap dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik seperti teknik observasi, penilaian diri serta penilaian antar teman. Saat melakukan penilaian pada salah satu teknik ini, guru akan mencatat hal apa saja yang ditemukannya saat mengamati sikap siswa.

Secara lebih rinci terkait langkah menerapkan penilaian sikap ini dapat kita dari jenis teknik apa yang digunakannya. Untuk itu, simak penjelasan berikut ini.

  1. Teknik Observasi

Teknik penilaian menggunakan observasi merupakan teknik yang memakai instrumen berupa lembar observasi atau yang kerap dinamakan dengan buku jurnal. Lembar observasi adalah instrumen yang dapat dipakai agar memudahkan guru dalam menyusun laporan perilaku siswa.

Sikap yang biasanya diamati adalah sikap yang ada dalam pencapaian kompetensi pada KD. Lembar observasi yang digunakan bisa berupa lembar observasi tertutup maupun terbuka.

  1. Penilaian Diri

Penilaian diri merupakan teknik penilaian terhadap diri sendiri dengan menganalisis atau identifikasi kelebihan serta kekurangan sikap pada dirinya. Hasil dari penilaian ini dapat dipakai sebagai data pada perkembangan sikap peserta didik.

Penilaian diri ini dapat menumbuhkan sikap jujur pada diri siswa. Instrumen pada penilaian diri adalah berupa lembar penilaian diri yang berisi sikap positif yang diajukan dengan pilihan jawaban ya atau tidak.

  1. Penilaian Antar Teman

Penilaian antar teman adalah teknik penilaian yang dilakukan antar peserta didik untuk menilai perilaku temannya. Dengan melakukan penilaian ini, siswa diajarkan untuk menilai perilaku teman sebayanya.

Itulah informasi seputar penilaian sikap yang dilakukan guru pada siswa. Penilaian sikap dilakukan agar dapat melahirkan lulusan yang tidak hanya memiliki kecerdasan pengetahuan melainkan juga berbudi pekerti yang tinggi.

The post Penilaian Sikap: Fungsi, Contoh dan Langkah-Langkahnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pembelajaran Berbasis Proyek: Karakteristik – Tujuan dan Prinsip https://haloedukasi.com/pembelajaran-berbasis-proyek Tue, 28 Dec 2021 04:24:17 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30006 Selama ini proyek sering diidentikan dengan SMK. Namun, pada kenyataannya, hal tersebut dapat berlaku di sekolah umum lainnya. Salah satu hal yang mendukungnya adalah adanya pembelajaran berbasis proyek. Apa itu pembelajaran berbasis proyek? Selengkapnya di bawah ini. Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek Menurut Stoller, pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang menggunakan menggunakan proyek sebagai media dalam […]

The post Pembelajaran Berbasis Proyek: Karakteristik – Tujuan dan Prinsip appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Selama ini proyek sering diidentikan dengan SMK. Namun, pada kenyataannya, hal tersebut dapat berlaku di sekolah umum lainnya. Salah satu hal yang mendukungnya adalah adanya pembelajaran berbasis proyek. Apa itu pembelajaran berbasis proyek? Selengkapnya di bawah ini.

Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek

Menurut Stoller, pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang menggunakan menggunakan proyek sebagai media dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan serta keterampilan.

Pembelajaran berbasis proyek atau project based learning (PBL) adalah model atau metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru atas pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran ini dirancang untuk dipakai pada permasalahan kompleks yang dibutuhkan peserta didik dalam menginvestigasi dan memahaminya.

Pembelajaran berbasis proyek menekankan pada kegiatan siswa dalam menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis hingga menampilkan produk pembelajaran atas pengalaman nyata. Produk yang disebut merupakan hasil dari proyek yang berupa barang/jasa dalam berbagai bentuk seperti desain, skema, serta karya tulis dan karya seni lainnya.

Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek

  1. Siswa menentukan keputusan mengenai kerangka kerja.
  2. Terdapat permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada siswa saat berlangsungnya pembelajaran.
  3. Siswa menentukan dan menemukan solusi dari permasalahan yang telah diajukan.
  4. Siswa bertanggung jawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan masalah.
  5. Proses evaluasi dilaksanakan secara berlanjut.
  6. Secara berkala, siswa melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
  7. Hasil atau produk yang dihasilkan dari aktivitas belajar akan dilakukan evaluasi secara kualitatif.
  8. Suasana pembelajaran yang dilaksanakan sangat pengertian terhadap kesalahan serta perubahan yang terjadi.

Tujuan Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang menekankan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan proyek serta tugas-tugas lainnya. Pelaksanaan pembelajaran memberikan siswa peluang untuk mengkontruksikan tugas yang telah diberikan guru dengan hasil akhirnya berupa sebuah produk.

Adapun tujuan dari pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mendapatkan pengetahuan serta keterampilan baru dalam pembelajaran.
  2. Adanya peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah proyek.
  3. Siswa menjadi lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek yang kompleks dengan hasil akhir berupa produk yang nyata.
  4. Dapat mengembangkan serta meningkatkan keterampilan yang dimiliki siswa dalam mengelola sumber bahan atau alat dalam menyelesaikan tugas.
  5. Dapat meningkatkan kolaborasi siswa dalam pembelajaran yang bersifat kelompok.

Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek

Berikut ini prinsip-prinsip pembelajaran berbasis proyek.

  1. Pembelajaran ini berpusat pada siswa dengan menggunakan tugas berupa proyek di kehidupan nyata untuk dapat memperkaya pembelajaran.
  2. Tugas pada proyek yang diberikan pada penyelesaian proyek berdasarkan pada suatu tema yang sebelumnya telah ditentukan.
  3. Tema atau topik yang diangkat dalam pembelajaran dapat dikembangkan dari kompetensi dasar atau gabungan beberapa kompetensi dasar dalam suatu mata pelajaran. Oleh sebab itu, tugas proyek dalam satu semester hanya diperbolehkan hanya terdapat satu penugasan.
  4. Penyelidikan atau eksperimen yang dilakukan secara otentik dapat menghasilkan produk nyata. Produk tersebut nantinya akan mendapatkan tanggapan baik berupa saran maupun kritik yang dapat memperbaiki produk tersebut.
  5. Pembelajaran yang dirancang dilakukan dalam tatap muka dan penugasan mandiri yang difasilitasi dan diawasi oleh guru. Pertemuan yang dilaksanakan secara tatap muka dilakukan pada saat awal pertemuan ketika menentukan proyek serta di akhir pembelajaran saat menyusun laporan serta presentasi hasil dari proyek.

Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek

  1. Menentukan pertanyaan mendasar

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan berupa esensial. Pertanyaan esensial merupakan pertanyaan yang dapat memberikan penugasan pada peserta didik dalam melakukan aktivitas. Pengambilan topik sesuai dengan kenyataan pada dunia nyata dengan dimulai dari sebuah investigasi yang mendalam.

  1. Melakukan desain perencanaan proyek

Perencanaan yang dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan demikian, peserta didik akan lebih aktif dalam kegiatan proyek. Perencanaan dapat berisi mengenai aturan main, pemilihan kegiatan yang mendukung dalam menjawab pertanyaan, serta mengetahui alat dan bahan yang akan digunakan dalam menyelesaikan proyek.

  1. Penyusunan Jadwal

Pengajar beserta peserta didik berkolaborasi untuk menyusun jadwal aktivitas dalam penyelesaian proyek. Adapun tahapan dalam proses ini adalah membuat timeline, membuat deadline untuk penyelesaian, merencanakan cara baru bersama peserta didik, pebimbingan peserta didik saat melakukan proyek, dan peserta didik melakukan penjelasan dengan cara memilih satu cara.

  1. Pengawasan peserta didik terhadap kemajuan proyek

Guru memiliki tanggung jawab untuk melakukan pengawasan terhadap kegiatan yang dilakukan peserta didik. Pengawasan yang dilakukan oleh guru dilaksanakan dengan cara guru memberikan fasilitas kepada peserta didik atau dengan kata lain guru berperan sebagai mentor.

  1. Pengujian Hasil

Penilaian dilakukan untuk membantu seorang pengajar dalam mengukur tercapainya standar, mengevaluasi kemajuan peserta didik, untuk memberikan umpan balik atas pemahaman siswa dan membantu penyusunan strategi pembelajaran selanjutnya.

  1. Pengevaluasiaan Pengalaman

Pada tahap akhir proses pembelajaran, guru serta siswa akan melakukan kegiatan refeleksi terhadap aktivitas serta hasil proyek yang telah dijalankan. Proses ini dilaksanakan secara individu maupun kelompok.

Pengajar serta sisa mengembangkan diskusi dalam rangka perbaikan kinerja selama pembelajaran berlangsung sehingga akhir akan menemukan sebuah temuan baru yang dapat menjawab permasalahan yang terjadi.

Contoh Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek dapat dimulai dengan memunculkan pertanyaan umum dan peserta didik dibimbing untuk melakukan sebuah proyek yang telah diintegrasikan dengan kurikulum yang telah ada PBP ini merupakan investigasi yang mendalam mengenai sebuah topik di dunia nyata.

Setiap peserta didik memiliki perbedaan dengan model pembelajaran ini para peserta didik diberikan kesempatan untuk menggali materi sesuai dengan cara masing-masing. Sejatinya, pembelajaran ini bisa dikatakan sebagai realisasi dari konsep pendidikan berbasis produksi yang ada di SMK.

Kelebihan Pembelajaran Berbasis Proyek

  1. Dapat meningkatkan motivasi belajar yang ada dalam diri siswa serta mendorong kemampuan mereka untuk dapat melakukan pekerjaan penting.
  2. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan permasalahan.
  3. Dapat membuat peserta didik lebih aktif dan berhasil dalam memecahkan permasalahan yang dinilai kompleks.
  4. Dapat meningkatkan kolaborasi sebab di dalam pembelajaran siswa dan guru dituntut untuk melakukan kolaborasi.
  5. Dapat meningkatkan keterampilan peserta dalam mengelola sumber belajar.
  6. Dapat memberikan peserta didik pengalaman dalam pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasikan proyek.

Kekurangan Pembelajaran Berbasis Proyek

  1. Membutuhkan biaya yang relatif tinggi sebab memerlukan banyak peralatan yang harus disediakan untuk mendukung jalannya pembelajaran.
  2. Terdapat beberapa siswa yang akan mengalami kesulitan dalam pembelajaran terutama bagi siswa yang memiliki kelemahan dalam mengumpulkan informasi.
  3. Terdapat peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok. Sehingga, peserta didik tidak sepenuhnya aktif dalam pembelajaran.
  4. Saat kelompok diberikan topik yang berbeda, ditakutkan ada beberapa siswa yang tak paham akan topik tersebut.

The post Pembelajaran Berbasis Proyek: Karakteristik – Tujuan dan Prinsip appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Discovery Learning: Tujuan, Jenis dan Contoh Penerapan https://haloedukasi.com/discovery-learning Sat, 25 Dec 2021 04:17:18 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29961 Discovery learning merupakan salah satu model pembelajaran yang kerap kita dengar. Model pembelajaran ini mengajarkan siswa untuk mandiri dan terlibat aktif dalam pembelajaran. Lalu, bagaimana penjelasan lebih lengkap terkait model pembelajaran ini? Selengkapnya di bawah ini. Pengertian Discovery Learning Discovery learning merupakan model pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Hal ini juga […]

The post Discovery Learning: Tujuan, Jenis dan Contoh Penerapan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Discovery learning merupakan salah satu model pembelajaran yang kerap kita dengar. Model pembelajaran ini mengajarkan siswa untuk mandiri dan terlibat aktif dalam pembelajaran.

Lalu, bagaimana penjelasan lebih lengkap terkait model pembelajaran ini? Selengkapnya di bawah ini.

Pengertian Discovery Learning

Discovery learning merupakan model pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk menemukan pengetahuannya sendiri.

Hal ini juga senada dengan apa yang disampaikan Hanafi yakni model pembelajaran discovery learning merupakan serangkaian aktivitas pembelajaran yang melibatkan peranan peserta didik secara optimal yaitu dengan mencari, menyelidiki secara sistematis serta logis sehingga siswa akan menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilannya.

Ada beberapa ahli juga yang memberikan pendapat terkait pengertian ini. Seperti Rusman yang mendefinisikan pembelajaran discovery learning merupakan sebuah model pembelajaran yang memberikan dukungan kepada individu maupun kelompok untuk menemukan pengetahuan mereka sendiri sesuai dengan pengalaman yang didapatkan.

Sedangkan Saefudin dan Berdiati mengatakan bahwa discovery learning adalah proses pembelajaran yang tidak disajikan dalam bentuk final merupakan dalam prosesnya.

Dari beberapa pendapat, dapat kita simpulkan bahwa discovery learning merupakan model pembelajaran yang di mana siswa menemukan sendiri pengetahuannya dengan jalan menemukan dan menyelidikinya sesuai dengan pengalaman yang telah dimilikinya.

Model pembelajaran discovery learning ini lebih menekankan pada pengalaman dan proses belajar siswa. Sehingga pembelajaran menjadi lebih terkesan dan bermakna. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Syah (2017).

Perbedaan Discovery Learning dan Inquiry Learning

Pada discovery learning terdapat pengalaman yang disebut ahaa experience. Sementara itu, pada inquiry learning tidak selalu sampai pada tahapan ini. Hal ini dikarenakan pada proses akhir discovery learning adalah penemuan, sedangkan inquiry learning proses akhirnya terletak pada kepuasan kegiatan meneliti.

Selain itu, discovery learning menekankan pada pengalaman seperti yang dialami oleh peneliti ketika melakukan penemuan suatu temuan. Inquiry berarti guru harus menyediakan situasi sedemikian rupa sehingga siswa didorong untuk melakukan prosedur yang digunakan oleh penelitian. 

Karakteristik Discovery Learning

Discovery learning memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang membedakan model ini dengan jenis model pembelajaran lainnya. Menurut Hosnan (2014) terdapat beberapa ciri-ciri utama model pembelajaran ini yakni sebagai berikut:

  • Pembelajaran berpusat pada peserta didik. Kontrol pembelajaran sepenuhnya ada di atas kendali siswa.
  • Model jenis ini menggabungkan serta memecahkan masalah untuk kemudian menciptakan serta menggeneralisasi masalah tersebut menjadi sebuah pengetahuan.
  • Kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mengkolaborasikan pengetahuan yang baru dan yang sudah mapan.

Tujuan Discovery Learning

Model pembelajaran discovery learning memiliki tujuan untuk siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Hal ini terbukti berhasil sebab kenyataan di lapangan menyatakan bahwa keikutsertaan siswa dalam pembelajaran menjadi meningkat saat menggunakan model ini.

Lewat model ini, siswa belajar untuk menemukan pola yang abstrak dan konkret yang nantinya akan membentuk sebuah pengetahuan. Model pembelajaran ini membentuk siswa untuk saling berbagi informasi, kerja sama yang efektif serta pengaplikasian ide-ide.

Jenis-Jenis Discovery Learning

Secara umum, discovery learning terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • Free Discovery Learning

Proses pembelajaran yang tidak disertai petunjuk atau arahan. Artinya, peserta didik harus memiliki kepekaan terhadap materi yang sedang dipelajari.

  • Guided Discovery Learning

Pembelajaran yang melibatkan peran guru sebagai fasilitator untuk menunjang terlaksananya pembelajaran.

Contoh Penerapan Discovery Learning

Berikut ini contoh penerapan discovery learning dalam pembelajaran.

  1. Pembelajaran dimulai dengan cara guru mengajukan pertanyaan, contoh, atau penjelasan singkat yang dapat mengarah pada permasalahan. Hal ini bertujuan agar siswa berada dalam kondisi siap belajar.
  2. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk memberikan pandangan atau pendapat terkait topik pembahasan.
  3. Siswa diberikan waktu untuk mengumpulkan data yang relevan. Data ini akan dibutuhkan untuk penunjang jawaban yang akan disampaikan.
  4. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk mengolah data yang telah dikumpulkan. Data tersebut kemudian siswa tafsirkan ke dalam topik yang dibahas.
  5. Siswa mempresentasikan hasil pengolahan data yang telah didiskusikan dengan kelompoknya. Siswa menyampaikan pandangan, kritik, saran serta pertanyaan akan topik tersebut.
  6. Guru membimbing siswa untuk dapat menarik kesimpulan yang telah dipresentasikan sehingga dapat diperoleh gambaran atas permasalahan atau topik yang diangkat.
  7. Guru memberikan ulasan kembali terkait hal-hal yang telah dipelajari hari itu. Tidak hanya itu, guru juga meluruskan hal yang keliru atau kurang dalam proses pembelajaran.

Langkah-Langkah Discovery Learning

Menurut Syah (2017) berikut ini langkah-langkah pelaksanaan discovery learning.

  1. Stimulus

Pada tahap ini siswa diberikan stimulus berupa pertanyaan, ajakan membaca buku, maupun aktivitas belajar lainnya yang dapat memicu stimulus siswa.

  1. Identifikasi Masalah

Pada tahapan ini siswa diberi kesempatan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang sesuai dengan bahan ajar. Kemudian salah satu dari permasalahan tadi dipilih dan dirumuskan ke dalam hipotesis.

  1. Pengumpulan Data

Siswa diperintahkan untuk mengumpulkan data-data yang dapat mendukung dan membuktikan benar tidaknya hipotesis tadi.

  1. Mengolah Data

Data yang telah dikumpulkan melalui kegiatan wawancara, observasi maupun kegiatan lainnya diolah. Cara mengolahnya dengan menafsirkan data tersebut ke dalam hipotesis tadi.

  1. Pembuktian

Setelah data diolah, maka pada tahapan selanjutnya adalah pembuktian. Pada tahapan ini siswa diminta untuk menguji hipotesis. Apakah hipotesis tersebut benar atau tidak.

  1. Generalisasi

Setelah mendapatkan hasil pembuktian, maka dapat ditarik sebuah simpulan. Penarikan simpulan ini dinamakan dengan generalisasi. Simpulan yang didapatkan bisa dijadikan sebagai prinsip umum dan berlaku pada setiap masalah yang memiliki kesamaan dengan yang telah diuji .

Kelebihan Discovery Learning

  • Membantu peserta didik dalam mengembangkan, kesiapan serta penguasaan keterampilan saat proses kognitif.
  • Peserta didik mendapatkan pengetahuan secara individual sehingga pengetahuan tersebut dan dipahami dan bertahan lama.
  • Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa agar lebih semangat lagi menuntut ilmu.
  • Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan kemampuan serta minatnya masing-masing.
  • Meningkatkan rasa percaya diri siswa sebab proses belajar terpusat pada siswa.

Kelemahan Discovery Learning

  • Tidak semua siswa memiliki kesiapan mental untuk mengetahui lingkungan sekitarnya. Padahal pada model ini memerlukan keberanian dalam diri siswa.
  • Metode ini sulit mencapai hasil yang maksimal pada kelas yang cenderung gemuk. Sebab, guru kesulitan mengkontrol dan memperhatikan setiap siswanya yang berjumlah banyak.
  • Siswa terbiasa menggunakan PBM model lama, sehingga model ini dianggap mengecewakan.
  • Ada kritik yang menyatakan bahwa discovery learning hanya memerhatikan pada pemahaman siswa saja. Perkembangan siswa serta keterampilannya tidak terlalu diperhatikan.

Discovery learning merupakan salah satu dari sekian banyak jenis model pembelajaran. Model jenis ini tentunya baik jika diterapkan. Namun, perlu memerhatikan beberapa hal sehingga kekurangan pada model ini bisa teratasi.

The post Discovery Learning: Tujuan, Jenis dan Contoh Penerapan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pembelajaran Kolaboratif: Tujuan – Langkah dan Contoh Penerapan https://haloedukasi.com/pembelajaran-kolaboratif Sat, 25 Dec 2021 03:44:56 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29917 Pembelajaran kolaboratif dan kooperatif merupakan dua hal yang berbeda. Namun, kedua model ini kerap kali disandingkan bersamaan. Lalu, bagaimana perbedaan keduanya? Selengkapnya akan kita ulas di bawah ini. Pengertian Pembelajaran Kolaboratif Pembelajaran kolaboratif merupakan filsafat pembelajaran yang dapat memudahkan siswa untuk bekerja sama, saling membina belajar serta maju dan berubah bersama. Pembelajaran kolaboratif kerap disandingkan […]

The post Pembelajaran Kolaboratif: Tujuan – Langkah dan Contoh Penerapan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pembelajaran kolaboratif dan kooperatif merupakan dua hal yang berbeda. Namun, kedua model ini kerap kali disandingkan bersamaan. Lalu, bagaimana perbedaan keduanya? Selengkapnya akan kita ulas di bawah ini.

Pengertian Pembelajaran Kolaboratif

Pembelajaran kolaboratif merupakan filsafat pembelajaran yang dapat memudahkan siswa untuk bekerja sama, saling membina belajar serta maju dan berubah bersama. Pembelajaran kolaboratif kerap disandingkan dengan pembelajaran kooperatif.

Namun, kenyataannya pembelajaran ini lebih mencakup seluruh proses pembelajaran. Dalam pembelajaran ini, seluruh aspek berkolaborasi, siswa mengajar teman sebayanya.

Bahkan, tak menutup kemungkinan siswa mengajarkan gurunya. Sebab, yang terpenting dalam pembelajaran ini adalah adanya kerja sama dari setiap individu untuk menciptakan pembelajaran.

Perbedaan Pembelajaran Kolaboratif dan Pembelajaran Kooperatif

  1. Pada pembelajaran kooperatif siswa mendapatkan latihan untuk bekerja sama. Sedangkan pada kolaboratif, siswa sudah memiliki kemampuan tersebut.
  2. Pada pembelajaran kooperatif aktivitas belajar sudah dirumuskan. Siswa tinggal memainkan peranan sesuai yang telah dirumuskan. Namun, dalam pembelajaran kolaboratif guru hanya bertugas memantau dan mendengarkan.
  3. Pada kooperatif hasil belajar siswa akan dinilai oleh guru. Sedangkan pada kolaboratif, siswa menilai sendiri prestasi individu maupun kelompok dengan bimbingan guru tentunya.

Ciri-Ciri Pembelajaran Kolaboratif

Terdapat beberapa ciri-ciri dalam pembelajaran kolaboratif yakni sebagai berikut:

  1. Para siswa atau peserta didik berkumpul untuk saling mengumpulkan ide, pengalaman dan data. Dengan begitu, akan terjadi transfer pengetahuan dari teman sebaya.
  2. Siswa berdiskusi bersama untuk menyelesaikan masalah. Setiap masalah yang diberikan akan didiskusikan oleh siswa. Mereka saling mengeluarkan pendapat masing-masing untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan tersebut. Dengan begitu, siswa akan terbiasa untuk bekerja sama dan menghargai pendapat temannya.
  3. Saling membantu satu sama lain untuk mencapai prestasi akademik yang baik. Tidak ada egoisme dalam pembelajaran ini. Siswa diajarkan untuk saling tolong menolong. Jika ada yang tak paham, maka siswa lain berkewajiban membantunya agar hasil belajar dapat dicapai dengan baik.

Tujuan Pembelajaran Kolaboratif

Pembelajaran kolaboratif memiliki tujuan untuk mengembangkan sikap sosial yang ada dalam diri siswa. Pengembangan sikap sosial ini diwujudkan dalam kegiatan berbagi tugas, bertanya, berdiskusi, menghargai pendapat orang lain, tolong menolong dan bekerja sama dengan kelompok.

Pengembangan sikap sosial adalah salah satu ranah yang harus dicapai dalam pembelajaran. Selama ini, banyak guru yang mengabaikan akan hal ini. Padahal, pengembangan sikap inilah yang akan menjadi bahan siswa untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Pembelajaran kolaboratif mengajarkan siswa akan makna keberagaman. Perbedaan latar belakang siswa seperti suku, agama, tingkat sosial, akademik. Dengan adanya model pembelajaran ini siswa diajarkan untuk menghargai temannya meskipun memiliki perbedaan dari segi agama, akademik dan lainnya.

Pentingnya toleransi juga merupakan hal penting yang perlu ditanamkan dalam diri siswa. Sehingga, saat di masyarakat siswa tidak menjadi anak yang membedakan teman atau lingkungan sekitarnya.

Langkah-Langkah Pembelajaran Kolaboratif

  1. Guru memberikan pengantar materi yang akan didiskusikan siswa. Guru dapat memberikan pandangan umum terkait pokok bahasan atau dengan memberikan apersepsi dan stimulus dengan menggunakan media pembelajaran. Hal ini berguna agar siswa tidak terlalu buta akan topik yang akan dipelajari
  2. Setelah itu, guru membagi peserta didik ke dalam kelompok. Formasi kelompok ditentukan sesuai dengan jumlah siswa di kelas. Jangan terlalu banyak ataupun sedikit.
  3. Setelah kelompok diskusi terbentuk, siswa memperoleh tiga bandel kartu. Misalnya pada kartu pertama berisi nama-nama organ pencernaan manusia. Sementara itu, kartu kedua berisi fungsi dari setiap organ tersebut. Terakhir, kartu ketiga berisi soal-soal pengembangan sistem pencernaan manusia.
  4. Selanjutnya siswa diminta menjodohkan kartu yang dapat digabung dalam satu kelompok. Bersamaan dengan itu, siswa juga menjawab setiap butir soal yang telah tersedia.
  5. Hasil diskusi ditempelkan pada styrofoam dan kemudian siswa maju untuk mempresentasikannya.
  6. Terakhir, guru memeriksa hasil pekerjaan siswa.

Contoh Penerapan Pembelajaran Kolaboratif

Pembelajaran kolaboratif dapat digunakan dalam mata pelajaran apapun dengan catatan guru dapat mengkreasikannya. Contohnya pada mata pelajaran sejarah. Selama ini sejarah sering kali hanya dibawakan dengan metode ceramah yang terkesan kaku dan membosankan.

Padahal, mata pelajaran ini dapat menggunakan model pembelajaran kolaboratif. Caranya yakni dengan memilih salah satu pokok bahasan kemudian guru membagi siswa dalam kelompok. Namun, terlebih dahulu guru merumuskan tugas apa yang sekiranya menarik.

Misalnya, siswa diminta menjodohkan nama dan gambar tokoh kemerdekaan Republik Indonesia. Atau bisa juga dengan memasukan potongan sejarah seperti nama peristiwa dan tanggal peristiwa.

Nantinya, siswa diminta untuk menjodohkan keduanya. Dengan begitu, siswa akan merasa lebih tertantang dan mereka akan lebih paham. Sebab, materi yang diberikan tidak bertele-tele.

Kelebihan Pembelajaran Kolaboratif

  • Siswa diajak untuk bekerja sama, saling bertukar pikiran dan pengalaman. Dengan bertukar pengalaman siswa menjadi lebih banyak berinteraksi dengan temannya.
  • Pencapaian hasil belajar dapat dicapai dengan 2 cara yakni individu dan kelompok. Dengan begitu, guru tak perlu bersusah payah melakukan tes kembali.
  • Dapat saling mengajarkan. Tutor teman sebaya sangat berperan penting dalam pembelajaran. Siswa cenderung akan mudah paham jika dijelaskan temannya.

Kekurangan Pembelajaran Kolaboratif

  • Proses pembelajaran memerlukan waktu yang lama. Dengan begitu, pembelajaran menjadi tidak efisien sehingga tujuan pembelajaran dikhawatirkan tidak tercapai.
  • Dapat menimbulkan permasalahan kecil. Dengan membentuk sebuah kelompok, tidak menutup kemungkinan akan terjadi kelompok pada setiap siswa.
  • Capaian pembelajaran dapat tidak terpenuhi jika anggota kelompok hanya diam saja. Namun, hal ini dapat diatasi saat guru memilih kelompok.

Model pembelajaran kolaboratif sangat baik jika diterapkan. Model ini dapat mencapai beberapa aspek atau tujuan pembelajaran.

Sayangnya, model jenis ini memerlukan waktu yang lama dalam penerapannya. Sehingga, pembelajaran berpotensi menjadi tidak efektif.

Namun, jika model ini dipersiapkan dengan baik, maka alokasi waktu dapat teratasi. Dengan begitu, pembelajaran akan tetap berjalan efektif.

The post Pembelajaran Kolaboratif: Tujuan – Langkah dan Contoh Penerapan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tugas dan Tanggung Jawab Guru yang Harus dipahami https://haloedukasi.com/tugas-dan-tanggung-jawab-guru Fri, 02 Jul 2021 04:12:05 +0000 https://haloedukasi.com/?p=25571 Pengertian dari seorang Guru yang selama ini kita ketahui adalah orang yang mendidik, mengadakan pengajaran, memberi bimbingan, menambahkan pelatihan fisik atau non fisik, memberikan penilaian, dan melakukan evaluasi berkala berkaitan dengan satu ilmu atau lebih kepada seluruh peserta didik. Jika menurut para Ahli, Guru merupakan tenaga pendidik atau pengajar profesional di bidangnya yang memiliki tugas […]

The post Tugas dan Tanggung Jawab Guru yang Harus dipahami appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian dari seorang Guru yang selama ini kita ketahui adalah orang yang mendidik, mengadakan pengajaran, memberi bimbingan, menambahkan pelatihan fisik atau non fisik, memberikan penilaian, dan melakukan evaluasi berkala berkaitan dengan satu ilmu atau lebih kepada seluruh peserta didik.

Jika menurut para Ahli, Guru merupakan tenaga pendidik atau pengajar profesional di bidangnya yang memiliki tugas utama dalam mendidik, mengajar, membimbing, memberi arahan, memberi pelatihan, memberi penilaian, dan mengadakan evaluasi kepada peserta didik yang menempuh pendidikannya sejak usia dini melalui jalur formal pemerintahan berupa Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah. (Undang Undang No 14 Tahun 2005).

Heri Jauhari Muchtar seorang ahli lainnya juga menyatakan bahwa, ”Pendidik merupakan orang kedua yang harus dihormati dan dimuliakan setelah orang tua”. Mereka menggantikan peran orang tua dalam mendidik anak-anak atau peserta didik keteka berada di lembaga pendidikan adalah tepat apabila ada pepatah mengatakan “orang tua adalah di rumah dan Guru adalah orang tuaku di sekolah.”

Seorang guru memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Dipundaknya terpikul tanggung jawab utama keefektifan seluruh usaha kependidikan dalam rangka membentuk manusia yang terampil dan berbudi luhur.

Sekalipun banyak Negara maju media elektronik sebagai alat pengajaran sudah dipergunakan dan kemampuannya untuk membawa bahan pengajaran kepada para pelajar telah dibuktikan. Namun keberadaannya tetap tidak dapat sepenuhnya menggantikan kedudukan guru, sebagai subjek yang paling berperan dalam proses pembentukan kepribadian seseorang.

Dari penjelasan tersebut di atas, guru merupakan subjek yang paling memegang peranan utama dalam membentuk kepribadian seseorang. Walaupun wujud pengakuan ini berbeda-berbeda antara satu masyarakat dan masyarakat lain.

Dan berikut ini adalah tugas dan tanggung jawab dari seorang Guru :

  1. Menciptakan suasana KBM atau Kegiatan Belajar Mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk senantiasa terlecut semangat belajarnya.
  2. Guru berprofesi sebagai pendidik. Dalam artian meneruskanpembelajaran dan mengembangkan tentang filosofi kehidupan atau nilai-nilai tentang kehidupan.
  3. Guru juga bertugas mengajar yang berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  4. Gurupun bertugas untuk melatih yang mana berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
  5. Sebagai pembimbing, yang membantu siswa mengatasi kesulitan dalam proses belajar
  6. Sebagai komunikator, yang melakukan komunikasi dengan siswa dan masyarakat
  7. Sebagai model, yang mampu memberikan contoh yang baik kepada siswanya agar berprilaku yang baik
  8. Sebagai evaluator, yang melakukan penilaian terhadap kemajuan belajar siswa.

The post Tugas dan Tanggung Jawab Guru yang Harus dipahami appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Perbedaan Guru dan Dosen dalam Berbagai Aspek https://haloedukasi.com/perbedaan-guru-dan-dosen Tue, 25 Aug 2020 23:20:08 +0000 https://haloedukasi.com/?p=9784 Ketika kita bersekolah sejak TK hingga SMA, kita diajar dan dididik oleh guru. Sedangkan, ketika kita kuliah di perguruan tinggi, kita diajar dan dididik oleh dosen. Baik guru maupun dosen, merupakan  tenaga pendidik profesional. Meskipun begitu, keduanya berbeda dalam beberapa aspek. Berikut adalah ulasan singkatnya. 1. Berdasarkan Pengertian Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun […]

The post 4 Perbedaan Guru dan Dosen dalam Berbagai Aspek appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ketika kita bersekolah sejak TK hingga SMA, kita diajar dan dididik oleh guru. Sedangkan, ketika kita kuliah di perguruan tinggi, kita diajar dan dididik oleh dosen.

Baik guru maupun dosen, merupakan  tenaga pendidik profesional. Meskipun begitu, keduanya berbeda dalam beberapa aspek. Berikut adalah ulasan singkatnya.

1. Berdasarkan Pengertian

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang dimaksud dengan guru adalah sebagai berikut.

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Sedangkan, yang dimaksud dengan dosen menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah sebagai berikut.

Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

2. Berdasarkan Fungsi

Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat guru serta perannya sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Sedangkan kedudukan dosen sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat dosen serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

3. Berdasarkan Kualifikasi Akademik

Yang dimaksud dengan kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan yang harus dimiliki oleh guru maupun dosen sesuai dengan jenis,jenjang, dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan.  

Kualifikasi akademik untuk seorang guru adalah lulusan program sarjana atau program diploma empat.

Kualifikasi akademik ini diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat pada perguruan  tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan tenaga kependidikan dan/atau program pendidikan nonkependidikan.

Adapun kualifikasi akademik minimum untuk seorang dosen adalah lulusan program magister untuk program diploma atau program sarjana dan lulusan program doktor untuk program pascasarjana.

Kualifikasi akademik ini diperoleh melalui pendidikan tinggi program pascasarjana yang terakreditasi sesuai dengan bidang keahlian.

4. Berdasarkan Syarat Sertifikasi Pendidik

Yang dimaksud dengan sertifikasi pendidik adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru maupun dosen.

Syarat sertifikasi untuk guru antara lain sebagai berikut.

  • Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D- IV)
  • Belum memenuhi kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D- IV) namun sudah mencapai usia 50 tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20 tahun sebagai guru
  • Belum memenuhi kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D- IV) namun mempunyai golongan IV/a, atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/a.

Adapun syarat sertifikasi pendidik untuk dosen antara lain sebagai berikut.

  • Memiliki pengalaman kerja sebagai pendidik pada perguruan tinggi sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun
  • Memiliki jabatan akademik sekurang-kurangnya asisten ahli, dan
  • Lulus sertifikasi yang dilakukan oleh perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan pada perguruan tinggi yang ditetapkan oleh Pemerintah.

The post 4 Perbedaan Guru dan Dosen dalam Berbagai Aspek appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>