hewan bertulang belakang - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/hewan-bertulang-belakang Mon, 05 Feb 2024 08:49:28 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico hewan bertulang belakang - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/hewan-bertulang-belakang 32 32 17 Contoh Hewan Bertulang Belakang https://haloedukasi.com/contoh-hewan-bertulang-belakang Tue, 30 Jan 2024 04:16:52 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47999 Hewan bertulang belakang atau vertebrata adalah kelompok hewan yang memiliki tulang belakang atau sumsum tulang belakang sebagai bagian dari kerangka tubuhnya. Tulang belakang tersebut memberikan dukungan struktural dan melindungi sumsum tulang belakang, yang merupakan pusat pengendalian saraf. Vertebrata terbagi menjadi lima kelas utama yaitu mamalia, burung, reptil, amfibi, dan ikan. Keberadaan tulang belakang memberikan struktur […]

The post 17 Contoh Hewan Bertulang Belakang appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Hewan bertulang belakang atau vertebrata adalah kelompok hewan yang memiliki tulang belakang atau sumsum tulang belakang sebagai bagian dari kerangka tubuhnya. Tulang belakang tersebut memberikan dukungan struktural dan melindungi sumsum tulang belakang, yang merupakan pusat pengendalian saraf.

Vertebrata terbagi menjadi lima kelas utama yaitu mamalia, burung, reptil, amfibi, dan ikan. Keberadaan tulang belakang memberikan struktur dan fleksibilitas, memungkinkan vertebrata untuk beradaptasi dan berkembang dalam berbagai lingkungan.

Beberapa hewan yang memiliki tulang belakang antara lain sebagai berikut.

1. Singa

Sebagai vertebrata, singa memiliki tulang belakang yang membentang sepanjang tubuhnya. Tulang belakangnya berfungsi sebagai poros utama yang mendukung tubuh singa, memungkinkannya untuk bergerak dan beraktivitas.

Selain itu, tulang belakang melindungi sumsum tulang belakang, bagian sentral sistem saraf yang mengontrol berbagai fungsi tubuh. Keanggotaan singa dalam kelompok vertebrata juga mencakup ciri-ciri lain yang umum di antara hewan-hewan tersebut.

Seperti adanya tengkorak dan kerangka internal yang memberikan bentuk dan kekuatan pada tubuh. Ini adalah sifat-sifat khas vertebrata yang membedakannya dari hewan invertebrata.

2. Gajah

Gajah adalah hewan vertebrata atau bertulang belakang serta termasuk dalam kelas Mammalia dan ordo Proboscidea. Seperti hewan vertebrata lainnya, gajah memiliki tulang belakang yang membentuk kerangka tubuhnya.

Tulang belakang pada gajah memiliki peran penting dalam mendukung bentuk tubuh mereka, memberi kemudahan untuk kaki-kaki besarnya dan membentuk bagian dari sistem kerangka tubuh yang membantu aktivitas sehari-hari.

Kemudahan tersebut termasuk berjalan, makan, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Selain itu, tulang belakang juga melindungi sumsum tulang belakang, bagian sentral sistem saraf, yang mengontrol berbagai fungsi tubuh gajah.

3. Ikan Paus

Ikan paus termasuk dalam kelompok vertebrata atau hewan bertulang belakang. Meskipun istilah ikan sering kali merujuk pada makhluk hidup yang hidup di dalam air dan biasanya memiliki sisik, paus adalah mamalia laut yang memiliki ciri-ciri vertebrata.

Ikan paus memiliki tulang belakang, dapat menyusui anak-anaknya, dan memiliki sistem saraf pusat yang terlindungi oleh tulang belakang. Sebagai mamalia, paus memiliki kesamaan struktural dengan hewan bertulang belakang lainnya seperti manusia, meskipun telah beradaptasi untuk hidup sepenuhnya di dalam air.

Tulang belakang tersebut memberikan struktur dan dukungan utama bagi tubuh ikan paus, hal itu dapat memungkinkan tubuhnya tetap dalam bentuk yang memungkinkan pergerakan dan aktivitas dalam air. Selain itu memberikan tempat untuk organ-organ internal ikan paus, seperti jantung, paru-paru, dan organ-organ pencernaan serta membantu dalam fungsi organ dan pemeliharaan keseimbangan internal.

4. Burung Elang

Tulang belakang memainkan peran penting dalam kemampuan burung elang untuk melakukan manuver udara dan terbang dengan kecepatan tinggi. Fleksibilitas tulang belakang memungkinkannya untuk menyesuaikan sayap dan ekor untuk mengendalikan arah dan ketinggian penerbangan.

Kemudian, melindungi sumsum tulang belakang, bagian sistem saraf yang mengirimkan sinyal saraf untuk mengendalikan berbagai fungsi tubuh, termasuk pergerakan dan reaksi terhadap lingkungan. Tulang belakang juga memberikan tempat untuk melekatnya otot dan struktur tubuh lainnya.

Serta memungkinkan burung elang untuk memiliki kekuatan dan kestabilan yang diperlukan untuk berburu dan bertahan hidup. Dengan berbagai fungsi itu, tulang belakang pada burung elang mendukung kehidupan dan adaptasi mereka dalam lingkungan mereka, terutama dalam konteks terbang dan berburu mangsa.

5. Kuda

Kuda adalah hewan vertebrata dan kuda termasuk dalam kelas Mammalia dan ordo Perissodactyla. Sebagai hewan vertebrata, kuda memiliki tulang belakang yang membentuk tubuh serta sebagai pelindung dari organ vitalnya.

Dengan adanya tulang belakang, kuda bisa melakukan berbagai gerakan seperti berlari, berjalan, dan berdiri. Selain itu, tulang belakang juga melindungi sumsum tulang belakang, sebagai tempat melekatnya otot atau sistem saraf, yang mengontrol berbagai fungsi tubuh kuda.

6. Kucing

Kucing memiliki kerangka internal yang mencakup tulang-tulang, termasuk tengkorak dan tulang-tulang ekstremitas, yang memberikan bentuk pada tubuhnya. Sama seperti yang lainnya, tulang belakang melindungi sumsum tulang belakang, bagian sentral sistem saraf yang mengendalikan fungsi tubuh dan respons terhadap lingkungan.

Salah satu alasannya kucing memiliki kerangka utama yang mencakup tulang-tulang, termasuk tengkorak dan tulang-tulang ekstremitas, yang memberikan bentuk dan dukungan pada tubuh. Dengan memiliki tulang belakang, kucing dapat menjalankan fungsi tubuh, bergerak dengan fleksibel, dan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

7. Kura-kura

Tulang belakang pada kura-kura adalah bagian integral dari kerangka internal dan berperan dalam memberikan dukungan struktural serta melindungi sistem saraf pusat. Meskipun kerangka kura-kura umumnya lebih kaku daripada vertebrata lainnya, tulang belakang pada kura-kura memiliki tingkat fleksibilitas yang memungkinkan gerakan tubuh, terutama di bagian ekor.

Tulang belakang berhubungan dengan cangkang kura-kura, yang memberikan perlindungan tambahan dan membentuk struktur pelindung untuk organ-organ vital kura-kura. Dengan demikian, tulang belakang kura-kura adalah komponen penting dalam kerangka tubuh mereka, mendukung mobilitas dan melindungi organ-organ internal.

8. Ular

Ular juga termasuk dalam kelompok vertebrata atau hewan bertulang belakang. Seperti halnya kura-kura, manusia, dan banyak hewan lainnya, ular memiliki tulang belakang atau vertebrata sebagai bagian dari kerangka tubuh mereka.

Tulang belakang tersebut memberikan kemudahan bergerak untuk tubuhnya dan melindungi sumsum tulang belakang, yang merupakan bagian sentral sistem saraf hewan vertebrata. Kemudian struktur tulang belakang ular mendukung kemampuannya untuk merayap di permukaan berbagai jenis tanah.

Baik di daratan atau di dalam air serta kerangka rusuk yang fleksibel dan otot yang dikembangkan membantu ular dalam gerakan dan pengambilan mangsa. Oleh karena itu, tulang belakang yang dimiliki ular dapat mempermudah kehidupannya dalam berbagai lingkungan dan beradaptasi dengan kebutuhan khusus gerakannya yang unik.

9. Kambing

Kambing memiliki tulang belakang sebagai bagian dari kerangka tubuhnya. Tulang belakangnya tersebut sangat membantu struktur tubuh kambing dan melindungi sumsum tulang belakang, yang merupakan bagian sentral sistem sarafnya.

Tulang belakang membentuk sumbu utama tubuh, yang membantu dalam penyusunan organ-organ internal dan mempertahankan keseimbangan tubuh kambing. Meskipun tidak sefleksibel tulang belakang pada beberapa hewan lain, pada kambing memungkinkan gerakan tubuhnya yang diperlukan untuk beradaptasi dengan berbagai kegiatan sehari-hari.

Sebagai vertebrata, kambing termasuk dalam kategori hewan yang memiliki tulang belakang, bersama dengan sebagian besar hewan lainnya seperti manusia, mamalia, burung, reptil, dan ikan.

10. Anjing

Anjing memiliki tulang belakang yang sangat penting dalam kelangsungan hidup dan fungsionalitas tubuhnya. Tulang belakang membentuk sumbu utama tubuh, mendukung kaki-kaki anjing dan kepala. Hal itu akan memberikan fungsi tubuh yang diperlukan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari, termasuk berburu, bermain, dan berinteraksi dengan lingkungan.

Selain itu, menjadi bagian dari sistem kerangka yang terhubung dengan otak dan organ-organ lain di dalam tubuh anjing, berperan dalam koordinasi gerakan dan fungsi tubuh. Melalui peran-peran tersebut, tulang belakang pada anjing sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup dan kualitas hidupnya.

11. Harimau

Harimau termasuk dalam kategori vertebrata, yang mencakup hewan-hewan yang memiliki tulang belakang. Hewan-hewan tersebut memiliki karakteristik khusus, termasuk keberadaan tulang belakang yang membedakannya dari hewan invertebrata.

Harimau memiliki kerangka utama yang melibatkan tulang belakang bersama dengan tulang-tulang lainnya, seperti tengkorak dan tulang kaki yang membentuk tubuh. Tulang belakang memberikan fleksibilitas yang diperlukan untuk harimau bergerak dengan lincah dan efisien di lingkungan yang beragam.

Fleksibilitas itu yang akan memungkinkan harimau untuk melacak, merayap, dan mengejar mangsa dengan kecepatan dan ketangkasan.

Bagian terpenting yaitu dapat membantu harimau beradaptasi dengan medan yang berubah-ubah selama proses berburu. Kemampuan untuk merespon secara cepat terhadap kontur tanah dan rintangan yang dihadapinya.

12. Monyet

Monyet yang memiliki tulang belakang yang membantu dalam kelangsungan hidupnya. Tulang belakang membantu dalam menjaga keseimbangan tubuh monyet,.Terutama selama monyet melakukan aktivitas di pohon atau bergerak di antara cabang-cabang.

Serta berjalan atau berlari, tulang belakang membantu dalam menyusun tubuh monyet sehingga dapat melakukan gerakan. Selain itu, tulang belakang mendukung gerakan dan tindakan monyet saat mereka berburu, mencari makanan, atau berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

13. Sapi

Sebagai hewan vertebrata, tulang belakang pada sapi memberikan tempat untuk melekatnya otot-otot sapi, yang mendukung gerakan tubuh, termasuk aktivitas seperti berjalan, berlari, dan berdiri.

Meskipun tulang belakang sapi kurang fleksibel dibandingkan dengan beberapa hewan lain seperti kucing atau monyet, namun tetap mendukung gerakan tubuh yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, fungsi tulang belakang yang dimilikinya dapat melindungi sumsum tulang belakang, dan memberikan penopang untuk otot dan bentuk tubuhnya.

14. Burung Camar

Pada burung camar, tulang belakng yang dimilikinya memberikan fleksibilitas yang diperlukan untuk melakukan gerakan terbang serta memungkinkan burung camar untuk membungkuk dan meluruskan tubuhnya dengan cepat, memungkinkan manuver yang diperlukan selama penerbangan.

Tulang belakang juga berperan dalam memberikan stabilitas saat burung camar mendarat dan berjalan di permukaan, seperti pantai atau perairan. Adaptasi tersebut mendukung kehidupan burung camar di berbagai habitat, termasuk garis pantai dan daerah air.

Selain itu seperti yang dilakukan burung pada umumnya, tulang belakang tersebut dapat memungkinkannya untuk melakukan manuver yang diperlukan untuk menghindari bahaya atau mengejar mangsa.

15. Ikan Pari

Ikan pari memiliki tulang belakang yang berbeda dengan vertebrata darat, ikan pari termasuk dalam kelompok hewan yang disebut chondrichthyes atau ikan bertulang rawan. Tulang belakang pada ikan pari lebih lentur dan terbuat dari tulang rawan, berbeda dengan vertebrata darat yang memiliki tulang belakang yang terbuat dari tulang yang keras.

Keberadaan tulang rawan membantu mengurangi bobot tubuh ikan pari. Hal itu juga memungkinkan ikan pari untuk tetap mengapung di dalam air dengan lebih mudah. Selain itu, mendukung gerakan sirip dan ekor ikan pari.

Sirip dan ekor berperan dalam mengarahkan pergerakan ikan pari, dan fleksibilitas tulang rawan memungkinkannya menggerakkan bagian tubuh tersebut dengan leluasa. Dengan struktur tulang belakang yang disesuaikan dengan kebutuhan hidup di laut, ikan pari dapat bergerak dengan efisien dan lebih cepat dalam mengejar mangsa, menghindari pemangsa, serta beradaptasi dengan lingkungan laut yang dinamis.

16. Katak

Katak adalah contoh amfibi yang memiliki tulang belakang atau vertebrae. Mereka merupakan kelompok hewan yang mengalami metamorfosis, di mana tahap awal mereka adalah bentuk larva yang hidup di air, dan kemudian berubah menjadi bentuk dewasa yang dapat hidup di daratan.

Proses metamorfosis pada katak melibatkan perubahan struktural dan fungsional tubuh, termasuk adaptasi pada sistem pernapasan dan perubahan morfologi kaki untuk mendukung kehidupan di daratan. Dalam tahap awal, katak berenang dan bernapas dengan insang.

Sementara dalam tahap dewasa mereka menggunakan paru-paru untuk bernapas dan memiliki kaki yang lebih berkembang untuk bergerak di daratan. Tulang belakang pada katak berperan penting dalam mendukung struktur tubuh dan gerakan selama proses metamorfosis serta dalam kehidupan dewasa mereka di daratan.

17. Salamander

Salamander memiliki tulang belakang serta dapat hidup di berbagai habitat, termasuk air dan daratan. Salamander memiliki sifat amfibi, yang berarti mengalami siklus hidup yang melibatkan metamorfosis. Sebagian besar salamander memiliki tahap awal hidup sebagai larva air yang bernapas dengan insang, dan kemudian berubah menjadi bentuk dewasa yang dapat hidup di daratan dan bernapas dengan paru-paru.

Tulang belakang pada salamander mendukung bentuk tubuh mereka dan memainkan peran penting dalam mobilitas dan kehidupan sehari-hari. Dengan perubahan morfologis yang terjadi selama metamorfosis, tulang belakang salamander membantu menyesuaikan tubuhnya agar sesuai dengan kebutuhan lingkungan hidup yang beragam.

Pengetahuan tentang hewan vertebrata menjadi bagian dari kurikulum pendidikan biologi. Sehingga dapat membantu pelajar dalam memahami dasar-dasar biologi, keanekaragaman hayati, dan ekologi.

The post 17 Contoh Hewan Bertulang Belakang appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Avertebrata : Ciri, Klasifikasi, dan Contohnya https://haloedukasi.com/avertebrata Thu, 20 Jul 2023 08:16:08 +0000 https://haloedukasi.com/?p=44303 Avertebrata adalah kelompok hewan yang memiliki sejumlah ciri khas yang membedakannya dari vertebrata. Dalam dunia hewan, terdapat dua kelompok besar, yaitu vertebrata (hewan bertulang belakang) dan avertebrata (hewan tak bertulang belakang). Pada kesempatan ini, kita akan membahas tentang avertebrata, kelompok hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Mari kita jelajahi ciri-ciri, klasifikasi, dan beberapa contoh avertebrata […]

The post Avertebrata : Ciri, Klasifikasi, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Avertebrata adalah kelompok hewan yang memiliki sejumlah ciri khas yang membedakannya dari vertebrata. Dalam dunia hewan, terdapat dua kelompok besar, yaitu vertebrata (hewan bertulang belakang) dan avertebrata (hewan tak bertulang belakang).

Pada kesempatan ini, kita akan membahas tentang avertebrata, kelompok hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Mari kita jelajahi ciri-ciri, klasifikasi, dan beberapa contoh avertebrata yang menarik.

Ciri Avertebrata

Berikut adalah beberapa ciri-ciri umum avertebrata:

1. Tidak Memiliki Tulang Belakang

Salah satu ciri utama avertebrata adalah tidak memiliki tulang belakang. Perbedaan ini menyebabkan avertebrata mengembangkan struktur tubuh yang berbeda untuk mendukung kehidupan mereka. Sebagai gantinya, avertebrata memiliki struktur yaitu tubuh yang beragam, seperti rangka luar atau eksoskeleton, yang terbuat dari bahan-bahan seperti cangkang, kulit, atau kitin.

Contohnya, hewan seperti serangga, kepiting, dan laba-laba memiliki eksoskeleton yang keras dan melindungi tubuh mereka. Eksoskeleton ini memberikan dukungan struktural dan melindungi organ-organ internal avertebrata.

Karena tidak adanya tulang belakang, avertebrata memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi dalam bentuk dan gerakan tubuh mereka. Beberapa avertebrata, seperti cacing, memiliki tubuh yang lunak dan dapat meliuk-liuk secara bebas.

Sementara itu, avertebrata lainnya, seperti ubur-ubur, memiliki tubuh yang lebih transparan dan elastis, memungkinkan mereka bergerak dengan leluasa di dalam air. Kehilangan tulang belakang juga memungkinkan avertebrata untuk tumbuh dan berubah bentuk seiring pertumbuhan mereka, seperti pada hewan yang mengalami metamorfosis seperti kupu-kupu atau kepompong.

Tidak adanya tulang belakang juga berdampak pada sistem peredaran darah avertebrata. Alih-alih menggunakan sumsum tulang belakang untuk memproduksi sel darah, avertebrata mengandalkan sistem sirkulasi yang berbeda.

Beberapa avertebrata memiliki sistem peredaran darah terbuka, seperti pada artropoda, di mana darah mengalir bebas di dalam tubuh mereka. Sementara itu, avertebrata lainnya memiliki sistem peredaran darah tertutup, di mana darah mengalir dalam pembuluh darah tertentu.

Meskipun tidak memiliki tulang belakang, avertebrata telah mengembangkan solusi yang efektif untuk mempertahankan fungsi tubuh mereka dan bertahan hidup di berbagai lingkungan.

2. Keragaman Struktur Tubuh

Avertebrata menunjukkan keragaman yang luar biasa dalam hal struktur tubuh. Mereka memiliki bentuk tubuh yang beragam dan penyesuaian yang unik tergantung pada lingkungan hidup mereka. Sebagai contoh, ada avertebrata yang memiliki tubuh lunak, seperti siput atau cacing tanah.

Yang memungkinkan mereka untuk bergerak di dalam tanah atau lingkungan yang lembab. Kelembutan tubuh ini juga memberikan fleksibilitas yang diperlukan untuk menjelajahi celah dan lubang sempit. Beberapa avertebrata juga memiliki struktur tubuh khusus yang berkembang secara khusus untuk fungsinya tertentu.

Misalnya, gurita memiliki tentakel yang panjang dan fleksibel yang digunakan untuk mencari mangsa dan merasakan lingkungan sekitar. Laba-laba memiliki kaki beruas yang membantu mereka berjalan, memanjat, dan membuat jaring yang rumit.

Kepiting memiliki capit yang kuat untuk melindungi diri dan membantu mereka dalam mencari makanan. Keragaman struktur tubuh ini memungkinkan avertebrata untuk menjalankan peran dan fungsinya di dalam ekosistem mereka dengan efisiensi.

Selain itu, avertebrata juga menunjukkan variasi dalam penampilan dan pola warna tubuh mereka. Ada avertebrata yang memiliki warna cerah dan pola yang mencolok, seperti pada kupu-kupu dan serangga bunga, yang berfungsi untuk memikat pasangan atau mengelabui predator.

Sementara itu, ada avertebrata yang memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar mereka, seperti kelabang daun yang dapat meniru bentuk dan warna daun untuk bersembunyi dari predator.

Keragaman ini mencerminkan adaptasi avertebrata terhadap berbagai situasi dan peran penting mereka dalam ekosistem global. Dengan keragaman struktur tubuh yang menakjubkan ini, avertebrata telah menunjukkan kemampuan mereka untuk beradaptasi dan bertahan hidup di berbagai habitat dan kondisi lingkungan.

Setiap spesies avertebrata memiliki keunikan dan keindahan tersendiri dalam penampilan dan fungsinya, mengilustrasikan betapa luar biasanya keragaman kehidupan di planet kita ini.

3. Keanekaragaman Habitat

Avertebrata menunjukkan keanekaragaman yang luar biasa dalam hal habitat yang mereka huni. Mereka dapat ditemukan di berbagai lingkungan, baik di darat maupun di air. Beberapa avertebrata hidup di perairan laut, seperti terumbu karang, lautan dalam, atau perairan dangkal.

Contohnya adalah ubur-ubur dan berbagai jenis hewan terumbu karang. Avertebrata air tawar, seperti kepiting air tawar dan berbagai jenis serangga air, juga hidup di sungai, danau, dan rawa-rawa. Selain itu, avertebrata juga menemukan tempat tinggal mereka di daratan.

Beberapa avertebrata hidup di hutan tropis, seperti serangga dan laba-laba yang beraneka ragam. Di padang rumput dan padang pasir, terdapat avertebrata seperti serangga penghisap darah seperti nyamuk dan lalat.

Ada juga avertebrata yang hidup di tanah, seperti cacing tanah dan kumbang. Keanekaragaman habitat ini mencerminkan adaptasi avertebrata terhadap berbagai kondisi lingkungan dan memainkan peran penting dalam keseimbangan ekosistem.

Tidak hanya itu, avertebrata juga dapat beradaptasi dengan habitat manusia. Misalnya, beberapa spesies serangga, seperti semut dan kecoa, telah sukses beradaptasi dengan lingkungan perkotaan. Mereka ditemukan di sekitar pemukiman manusia, di rumah, restoran, atau area perkotaan lainnya.

Avertebrata yang hidup di lingkungan perkotaan ini menunjukkan kemampuan mereka untuk bertahan hidup dan menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia.

Dengan keanekaragaman habitat yang luas ini, avertebrata menduduki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem di berbagai ekosistem. Mereka berkontribusi pada rantai makanan, penyerbukan tanaman, dan pengurai materi organik yang mempengaruhi ekosistem secara keseluruhan.

Keanekaragaman habitat avertebrata menjadi bukti betapa luasnya cakupan adaptasi hewan-hewan ini dan pentingnya perlindungan dan pelestarian habitat-habitat alam mereka.

4. Reproduksi yang Beragam

Avertebrata menunjukkan keberagaman yang menarik dalam hal reproduksi. Mereka memiliki berbagai metode reproduksi, baik secara seksual maupun aseksual, tergantung pada spesiesnya. Beberapa avertebrata berkembang biak secara seksual, di mana pembuahan terjadi antara sel telur dan sel sperma.

Proses ini melibatkan pertemuan individu jantan dan betina, baik secara internal maupun eksternal. Contoh avertebrata yang berkembang biak secara seksual termasuk serangga, kepiting, dan beberapa spesies ubur-ubur.

Di sisi lain, ada avertebrata yang berkembang biak secara aseksual, di mana keturunan baru terbentuk tanpa adanya pertemuan sel reproduksi. Beberapa avertebrata dapat mereproduksi diri sendiri melalui proses yang disebut reproduksi vegetatif, seperti pembentukan tunas atau pemisahan diri.

Contoh avertebrata yang berkembang biak secara aseksual termasuk beberapa spesies cacing dan hewan spons. Selain itu, ada avertebrata yang mengalami metamorfosis selama siklus hidup mereka. Metamorfosis adalah perubahan bentuk dan struktur tubuh yang signifikan saat hewan berpindah dari tahap kehidupan satu ke tahap berikutnya.

Contohnya adalah kupu-kupu yang mengalami metamorfosis lengkap, dimulai dari telur, larva (ulat), kepompong, hingga akhirnya menjadi kupu-kupu dewasa. Metamorfosis ini memungkinkan avertebrata untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan memenuhi kebutuhan mereka pada setiap tahap perkembangan.

Reproduksi yang beragam ini memungkinkan avertebrata untuk memperluas populasi mereka dengan berbagai cara. Seksualitas memungkinkan variasi genetik baru muncul dalam populasi, yang dapat meningkatkan adaptabilitas dan kelangsungan hidup dalam perubahan lingkungan.

Di sisi lain, reproduksi aseksual memungkinkan avertebrata untuk bereproduksi dengan cepat dan menghasilkan banyak keturunan dalam waktu singkat. Metamorfosis juga merupakan strategi adaptasi yang mengubah avertebrata seiring dengan perubahan lingkungan dan kebutuhan biologis mereka.

Reproduksi yang beragam ini menunjukkan keajaiban dan keunikan dunia avertebrata. Avertebrata mencakup sejumlah besar hewan yang termasuk dalam beberapa filum atau kelompok utama.

Klasifikasi avertebrata

1. Filum Porifera (Hewan Spons)

Filum Porifera, atau yang dikenal juga sebagai hewan spons, adalah kelompok avertebrata yang terdiri dari berbagai spesies spons laut. Spons adalah hewan yang unik karena mereka adalah satu-satunya kelompok hewan yang tidak memiliki jaringan atau organ yang terorganisir dengan baik.

Mereka terdiri dari sel-sel yang disebut choanosit yang membentuk struktur seperti pori-pori di tubuh mereka. Hewan spons ditemukan di perairan laut di seluruh dunia. Mereka dapat hidup di berbagai habitat seperti terumbu karang, dasar laut, atau karang mati. Hewan ini biasanya menempel pada substrat seperti batu, karang, atau pasir.

Struktur tubuh mereka yang berpori memungkinkan mereka untuk menangkap partikel makanan dari air dan memprosesnya dengan bantuan sel-sel choanosit. Hewan spons memiliki peran penting dalam ekosistem laut.

Mereka berperan sebagai filter feeder, membersihkan air laut dari partikel makanan, sisa-sisa organik, dan plankton kecil. Selain itu, spons juga memberikan tempat perlindungan dan habitat bagi berbagai organisme laut lainnya.

Beberapa spons bahkan memiliki keragaman kimia yang menarik, di mana senyawa-senyawa yang diproduksi oleh spons dapat memiliki potensi farmasi dan dapat digunakan dalam penelitian medis. Filum Porifera atau hewan spons menunjukkan adaptasi yang unik dan peran ekologis yang penting dalam ekosistem laut.

Meskipun mereka mungkin tidak menarik perhatian seperti hewan-hewan lain yang lebih besar, hewan spons memiliki keunikan dan kepentingan mereka sendiri. Kajian lebih lanjut terhadap filum Porifera akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang keanekaragaman hayati di dalam laut dan potensi pentingnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan industri.

2. Filum Cnidaria (Hewan Berongga)

Filum Cnidaria, atau yang dikenal juga sebagai hewan berongga, adalah kelompok avertebrata yang terdiri dari berbagai spesies seperti ubur-ubur, anemon laut, dan karang. Hewan-hewan dalam filum ini memiliki tubuh yang berongga dan berbentuk simetris radial.

Mereka memiliki tentakel yang dilengkapi dengan sel-sel khusus yang disebut nematosista, yang digunakan untuk memangsa mangsa dan pertahanan. Hewan berongga ditemukan di lingkungan air, terutama di perairan laut.

Mereka dapat hidup di berbagai habitat laut, mulai dari perairan dangkal hingga lautan dalam. Beberapa spesies, seperti ubur-ubur, dapat bergerak secara pasif dengan mengikuti arus laut, sementara yang lain, seperti anemon laut, menempel pada substrat di dasar laut atau batu karang.

Mereka juga dapat ditemukan di terumbu karang yang indah, memberikan kontribusi penting dalam pembentukan dan kelangsungan terumbu karang. Filum Cnidaria memainkan peran penting dalam ekosistem laut.

Mereka adalah pemangsa aktif yang memangsa berbagai jenis plankton dan hewan kecil lainnya. Beberapa spesies juga hidup dalam asosiasi mutualistik dengan organisme lain, seperti ikan karang yang menghuni anemon laut.

Selain itu, hewan berongga juga berperan dalam rantai makanan, sebagai mangsa bagi hewan lain seperti penyu laut dan ikan predator. Filum Cnidaria, atau hewan berongga, menunjukkan keindahan dan keunikan dalam bentuk dan perilaku mereka.

Dengan tentakel yang beragam, mereka mampu menangkap mangsa dan melindungi diri dari predator. Keberadaan mereka memberikan warna dan kehidupan pada terumbu karang dan habitat laut lainnya. Pentingnya pemahaman tentang filum Cnidaria adalah untuk melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati laut serta keindahan ekosistem yang mereka tinggali.

3. Filum Platyhelminthes (Cacing Pipih)

Filum Platyhelminthes, atau yang dikenal juga sebagai cacing pipih, adalah kelompok avertebrata yang mencakup berbagai spesies seperti cacing pita. Cacing pipih memiliki tubuh yang pipih dan tidak memiliki rongga tubuh sejati.

Mereka dapat ditemukan di berbagai lingkungan, baik di air tawar maupun di lingkungan darat, seperti di tanah atau dalam organisme inang mereka. Cacing pipih memiliki beberapa ciri khas, salah satunya adalah tubuh yang pipih dan simetri bilateral.

Tubuh mereka terdiri dari lapisan epidermis yang sel-selnya memproduksi lendir sebagai pelumas dan perlindungan. Beberapa spesies cacing pipih memiliki alat penjepit atau pengisap yang memungkinkan mereka untuk menempel pada substrat atau inang mereka.

Beberapa spesies juga memiliki kemampuan regenerasi yang luar biasa, di mana mereka dapat memperbaharui bagian tubuh yang hilang. Cacing pipih memiliki peran penting dalam ekosistem. Beberapa spesies menjadi parasit dan hidup di dalam organisme inang mereka, seperti cacing pita pada manusia atau hewan lainnya.

Mereka dapat menyebabkan penyakit dan gangguan pada inangnya. Namun, ada juga cacing pipih yang hidup bebas di lingkungan tanah atau air dan berperan dalam penguraian bahan organik yang membusuk.

Sebagai pengurai, mereka membantu menjaga keseimbangan ekosistem dengan membantu dalam daur ulang nutrisi. Filum Platyhelminthes atau cacing pipih adalah kelompok avertebrata yang menarik dengan berbagai jenis dan peran dalam ekosistem.

Keberagaman dan adaptasi mereka memungkinkan mereka untuk menghuni berbagai lingkungan dan memenuhi peran ekologis yang penting. Pemahaman tentang cacing pipih penting untuk pemeliharaan kesehatan manusia, perlindungan terhadap hama tanaman, dan pelestarian keanekaragaman hayati di lingkungan air dan darat.

4. Filum Annelida (Cacing Gelang)

Filum Annelida (Cacing Gelang) adalah filum hewan yang memiliki tubuh bersegmen. Annelida berasal dari bahasa Latin yang berarti “cacing gelang”. Annelida memiliki tubuh yang simetri bilateral, artinya tubuh mereka memiliki dua sisi yang sama. Tubuh Annelida juga memiliki rongga tubuh sejati yang berisi cairan. Cairan ini membantu Annelida untuk bergerak dan untuk melindungi organ-organ internalnya.

Annelida memiliki sistem pencernaan yang lengkap, mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Annelida juga memiliki sistem peredaran darah yang terbuka, artinya darah mengalir di dalam rongga tubuh dan tidak berada di dalam pembuluh darah. Sistem peredaran darah Annelida membantu untuk mengedarkan oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh.

Annelida memiliki sistem saraf yang terpusat yang terletak di kepala. Sistem saraf Annelida membantu untuk mengkoordinasikan gerakan dan fungsi tubuh lainnya. Annelida juga memiliki sistem ekskresi yang terdiri dari sepasang ginjal yang berfungsi untuk membuang limbah dari tubuh.

Annelida memiliki sistem reproduksi yang kompleks. Beberapa jenis Annelida bersifat hermafrodit, yaitu memiliki organ reproduksi jantan dan betina. Jenis Annelida lainnya bersifat dioecious, yaitu memiliki organ reproduksi jantan dan betina yang terpisah. Annelida berkembang biak dengan cara bertelur.

5. Filum Arthropoda (Hewan Berkaki Sendi)

Filum Arthropoda, atau yang dikenal juga sebagai hewan berkaki sendi, adalah kelompok avertebrata yang paling beragam dan meliputi berbagai spesies seperti serangga, laba-laba, kepiting, dan seribu kaki. Hewan-hewan dalam filum ini memiliki tubuh yang dilindungi oleh eksoskeleton yang keras.

Mereka juga memiliki anggota tubuh yang beruas, seperti kaki atau antena, yang memungkinkan mereka bergerak dan melakukan berbagai aktivitas. Kelompok hewan berkaki sendi ini memiliki adaptasi yang luar biasa yang memungkinkan mereka untuk hidup di berbagai habitat.

Serangga, misalnya, merupakan kelompok hewan berkaki sendi terbesar dan dapat ditemukan di hampir semua habitat di bumi. Mereka ada di udara, di dalam tanah, di air, dan bahkan di tempat-tempat yang ekstrem seperti gurun atau pegunungan.

Kepiting, di sisi lain, ditemukan di lingkungan air, seperti di laut atau sungai, sementara seribu kaki hidup di lantai hutan atau tanah yang lembab. Anggota kelompok hewan berkaki sendi ini memiliki peranan penting dalam ekosistem.

Serangga berperan dalam penyerbukan tanaman dan sebagai sumber makanan bagi hewan lain. Beberapa serangga juga membantu dalam penguraian bahan organik. Kepiting dan seribu kaki adalah pemangsa yang berperan dalam rantai makanan dan menjaga keseimbangan populasi hewan di lingkungan air dan darat.

Kelompok ini juga memiliki nilai ekonomi yang signifikan, seperti kepiting yang dikonsumsi sebagai makanan manusia dan serangga yang berperan dalam pengendalian hama pertanian. Filum Arthropoda atau hewan berkaki sendi adalah kelompok avertebrata yang luar biasa dalam hal keanekaragaman dan adaptasi.

Mereka merupakan kelompok hewan yang dominan dan penting dalam ekosistem. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering berinteraksi dengan anggota-anggota kelompok ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kepahaman tentang kelompok hewan berkaki sendi ini penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem, pelestarian sumber daya hayati, serta pengendalian dan pengelolaan hama dan penyakit. Dalam dunia avertebrata, terdapat banyak contoh hewan yang menarik dan bervariasi.

Contoh avertebrata

1. Lalat Buah (Drosophila melanogaster)

Lalat buah adalah serangga kecil yang banyak digunakan dalam penelitian genetika karena siklus hidupnya yang pendek.

2. Kepiting (Cancer pagurus)

Kepiting adalah hewan laut yang memiliki cangkang keras dan sepasang capit yang kuat.

3. Laba-laba (Araneae)

Laba-laba adalah hewan yang sering ditemukan di seluruh dunia. Mereka memiliki kemampuan membuat jaring dan memangsa mangsanya.

4. Belatung (Maggot)

Belatung adalah larva lalat yang sering ditemukan di bahan organik yang membusuk. Mereka juga memiliki peran dalam bidang medis sebagai agen terapi dalam membersihkan luka bernanah.

5. Ubur-ubur (Scyphozoa)

Ubur-ubur adalah hewan yang hidup di perairan laut dan memiliki struktur tubuh yang khas dan menarik.

Meskipun tidak memiliki tulang belakang, avertebrata tetaplah hewan yang sangat beragam dan menarik. Dengan ciri-ciri dan klasifikasi yang berbeda, mereka memainkan peran penting dalam ekosistem kita.

The post Avertebrata : Ciri, Klasifikasi, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Hewan Berumur Panjang Beserta Penjelasannya https://haloedukasi.com/hewan-berumur-panjang Tue, 05 Jan 2021 08:02:38 +0000 https://haloedukasi.com/?p=18355 Manusia bukanlah satu-satunya makhluk  yang tinggal di Bumi. Kita hidup bersama dengan makhluk lainnya seperti tumbuhan, hewan, mikro organisme, dan sebagainya. Tentu saja sebagai makhluk hidup mempunyai masa hidup di dunia. Umumnya binatang mempunyai masa hidup yang lebih pendek dari manusia. Namun bukan berarti tidak ada binatang yang berumur panjang. Beberapa hewan di bawah ini […]

The post 5 Hewan Berumur Panjang Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Manusia bukanlah satu-satunya makhluk  yang tinggal di Bumi. Kita hidup bersama dengan makhluk lainnya seperti tumbuhan, hewan, mikro organisme, dan sebagainya. Tentu saja sebagai makhluk hidup mempunyai masa hidup di dunia.

Umumnya binatang mempunyai masa hidup yang lebih pendek dari manusia. Namun bukan berarti tidak ada binatang yang berumur panjang. Beberapa hewan di bawah ini bahkan memiliki umur hingga ratusan bahkan ribuan tahun.

1. Kura-kura Galapagos (Chelonoidis nigra)

Kura-kura Galapagos

Kura-kura terbesar ini pertama kali ditemukan di Spanyol pada tahun 1535. Ilmuan mengatakan kura-kura ini memiliki usia hingga 150 tahun. Panjang Galapagos mencapai 1,87 meter dan bobot hingga lebih dari 400 kg.

Habitat  raja kura-kura ini yaitu di Pulau Galapagos, Spanyol. Jika biasanya binatang diberi nama sesuai dengan lokasi penemuannya, maka tidak dengan Pulau Galapagos.

Kura-kura Galapagos lebih dulu ditemukan dan diberi nama “Galapagos” barulah nama itu juga diberikan kepada Pulau tersebut. Galapagos berasal dari bahasa Spanyol yaitu “Galapago” yang artinya “pelana”. 

Rahasia Galapagos mampu bertahan hidup hingga ratusan tahun yaitu terdapat varian genetik yang berkaitan dengan perbaikan DNA, respons kekebalan, dan penindasan kanker.  Penemuan ini didapatkan setelah mengurutkan genom dari dua ekor Galapagos.

Selain memiliki masa hidup yang panjang kehebatan Galapagos yaitu mampu bertahan hingga satu tahun penuh tanpa makan ataupun minum. Untuk bertahan selama itu mereka memeca lemak yang tersimpan dalam tubuhnya. Pecahan lemak tersebut akan mengeluarkan air yang membantunya bertahan selama satu tahun.

Cara bertarung merekapun cukup unik yaitu dengan melotot dan menjulurkan lehernya. Kura-kura yang mampu menjulurkan lehernya paling tinggi maka dialah pemenangnya.

2. Paus Kepala Busur atau Bowhead Whale (Balaena mysticetus)

Paus Kepala Busur atau Bowhead Whale

Hewan mamalia terbesar ke lima ini mampu hidup hingga 200 tahun. Dengan masa hidupnya tersebut Paus ini merupakan spesies mamalia dengan usai terpanjang.  Penghuni perairan Arktik (Kutub Utara) ini mempunyai panjang tubuh mencapai 18 meter dan bobot tubuh hingga 100 ton.

Paus Busur bahkan tidak memilki penyakit selama hidupnya. Hal yang dapat membunuhnya yaitu Paus Orca dan perburuan oleh Manusia.

Meski tubuhnya sangat besar namun Paus ini tidak memiliki sirip punggung. Sepertiga dari tubuhnya adalah kepala.  Kepala yang besar dan lebar inilah yang berfungsi untuk memecah lapisan es. Bahkan Paus ini mampu memecah es yang ketebalannya mencapai 18 cm.

Dengan berat tubuhnya yang luar biasa tidak menjadikan Paus terbesar kedua ini menjadi malas bergerak atau kesulitan bergerak. Paus Kepala Busur bahkan mampu melakukan lompatan keudara dengan membawa seluruh tubuhnya.

Paus Busur mampu bertahan di laut Arktik yang merupakan tempat terdingin di dunia karena mereka memiliki lapisan lemak yang sangat tebal. Ketebelannya mencapai 50 cm. Hal ini yang membuat mereka tetap hangat meski berada di suhu yang sangat dingin.

3. Hiu Greenland (Somniosus microcephalus)

Hiu Greenland

Salah satu spesies hiu terbesar ini memiliki masa hidup hingga 270 tahun. Namun ilmuwan berhasil menemukan ikan jenis ini dengan usia menakjubkan yaitu lebih dari 500 tahun. Hiu ini pun dinobatkan sebagai ikan paling tua di dunia.

Panjang tubuh Hiu ini mencapai 6 meter dan berat tubuh 1000 kg. Meski begitu pertumbuhan Hiu Greenland tergolong lambat yaitu hanya 1 cm selama satu tahun.

Begitu juga dengan perkembangbiakkan mereka. Mereka baru akan bereprodiksi ketika usainya 150 tahun. Inilah yang menyebabkan populasi hiu ini sedikit dan perlu dilestarikan.

Hiu ini juga merupakan perenang yang lamban yaitu hanya 0,3 meter perdetik. Oleh sebab itu mereka tergolong sebagai sleeper shark dan pergerakannya seringkali tidak terlihat.

Struktur mata hiu yang berhabitat  di samudra Atlantika dan Antartika ini sangat unik. Setiap bertambah usia makan lensa mereka juga akan bertambah. Struktur mata ini yang membantu para peneliti untuk mengetahui usia mereka.

Mereka sangat menyukai tempat yang bersuhu dingin. Diketahui semakin dingin suhu airnya maka mereka semakin menyukainya. Mereka merupakan makhluk yang tidak merasa terganggu dengan perubahan suhu ekstrim.

Selain suhu dingin mereka juga sangat menyukai kedalaman. Meraka merupakan penyelam yang handal. Kememampuan menyelamnya mampu mencapai kedalaman 2000 meter.

Ini yang menyebabkan Hiu Greenland sulit untuk ditemui. Meski mangsa utama mereka adalan ikan kecil dan udang, tak jarang mereka akan menyerang sejenisnya. Ya mereka merupakan hewan kanibal.

Tidak seperti hiu lain yang siripnya menjadi menu favorite, hiu greenland seluruh tubuhnya beracun dan tidak dapat dikonsumsi manusia.

4. Cacing Tabung (Lamellibrachia luymesi)

Cacing Tabung

Makhluk yang mendiami Teluk Utara Meksiko ini berbeda dengan jenis cacing lainnya. Jika cacing pada umumnya memiliki rentang usia 2-3 tahun, cacing tabung memiliki panjang hidup hingga 250 tahun. Cacing ini hidup di kedalaman 500-800 meter.

Cacing ini dinamakan cacing tabung karena mereka hidup di dalam tabung putih yang terbentuk dari kritis. Tabung ini menempel di dasar perairan sehingga cacing pun hidup dengan tidak bergerak alias menetap permanen.

Uniknya cacing yang hanya bisa ditemukan di Samudera Pasifik ini tidak mempunyai mata, mulut maupun perut. Lantas bagaimana mereka bertahan hidup?

Cacing yang panjang tubuhnya mampu mencapai 3 meter ini memiliki cara hidup yang unik dan berbeda dari makhluk hidup biasanya. Mereka menyerap hidrogen sulfida sebagai sumber energi mereka.

Bagi makhluk lainnya hidrogen sulfida merupakan zat yang beracun dan dapat mengancam keselamatan mereka. Kemampuan cacing tabung ini membantu menetralkan zat beracun dari perairan tersebut. 

Mereka merubah hidrogen sulfide menjadi karbohidrat. Karena itulah hidup mereka sangat bergantung dengan ketersediaan sulfida.

5. Paus Biru (Balaenoptera musculus)

Paus Biru

Binatang terbesar yang ada di muka Bumi ini memiliki ukuran serba menakjubkan ini memiliki panjang usia hingga 110 tahun. Ukuran tubuhnya mencapai panjang lebih dari 30 meter dan bobot tubuh 130.000 kg. Diketahui lidah paus biru beratnya sama dengan seekor gajah, hati seberat mobil berukuran sedang, dan pembuluh darah yang bisa dilewati manusia.

Selain bertubuh besar, suaranya pun merupakan yang paling keras di bumi. Mereka mampu menghasilkan suara lebih besar dari pesawat jet yaitu 188 desibel. Paus Biru juga mempunyai pendengaran yang sangat baik, mereka mampu mendengar suara dengan frekuensi rendah dari jarak 1.600 km.

Kemampuan berenang mereka patut dibanggakan, dengan tubuh besarnya paus biru mampu berenang hingga kecepatan 50 km per jam dan menyelam hingga 500 meter. 

Paus ini di hampir semua perairan kecuali samudra arktik Mereka akan berenang baik secara sendiri maupun kelompok. Dalam satu kelompok biasanya terdapat 2-4 paus.

Namun pada kasus perairan yang memiliki banyak makanan jumlah mereka bisa mencapai 60 ekor dalam satu kelompok. Uniknya mereka tidak memiliki gigi melainkan baleen.

Baleen merupakan serabut kecil yang berfungdi menyaring udang yang mereka makan sebelum mereka telan. Dalam sehari paus biru mampu melahap 40 juta ekor udang dan bayi mereka meminum 250 liter susu yang berasal dari induknya.

Ketika musim kawin tiba mereka akan bermigrasi ke perairan tropis yang hangat dan bermigrasi lagi ke Kutub untuk mencari makanan.

Paus Biru sangat jarang muncul ke permukaan. Bahkan kemunculannya hanya tiga kali dalam 100 tahun. Namun baru-baru ini paus biru terlihat di perairan Sydney pada bulan April 2020. Ini merupakan momen yang sangat langka.

The post 5 Hewan Berumur Panjang Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Alat Gerak pada Hewan Bertulang Belakang Beserta Penjelasannya https://haloedukasi.com/alat-gerak-pada-hewan-bertulang-belakang Mon, 02 Nov 2020 04:43:05 +0000 https://haloedukasi.com/?p=13279 Hewan bertulang belakang disebut juga Vertebrata. Alat gerak pada vertebrata meliputi tulang dan otot. Tulang-tulang bergabung membentuk rangka dalam yang berguna untuk menyangga berat tubuhnya. Bentuk rangka dalam setiap hewan berbeda sesuai tempat hidup, fungsi, dan cara hidupnya. Alat gerak dan cara gerak hewan yang hidup di air seperti ikan, mempunyai bentuk tubuh seperti torpedodan […]

The post Alat Gerak pada Hewan Bertulang Belakang Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Hewan bertulang belakang disebut juga Vertebrata. Alat gerak pada vertebrata meliputi tulang dan otot. Tulang-tulang bergabung membentuk rangka dalam yang berguna untuk menyangga berat tubuhnya.

Bentuk rangka dalam setiap hewan berbeda sesuai tempat hidup, fungsi, dan cara hidupnya.

Alat gerak dan cara gerak hewan yang hidup di air seperti ikan, mempunyai bentuk tubuh seperti torpedodan anggota geraknya berupa sirip. Sedangkan hewan yang hidup di darat memiliki tulang belakang yang melengkung. Berikut pembahasannya.

1. Alat Gerak Pada Kelinci

kelinci

Merupakan contoh hewan yang hidup di darat. Kelinci mempunyai rangka untuk menyokong tubuhnya juga memiliki tukai belakang yang lebih besar dan panjang dari tukai depan.

Hal ini menyebabkan kelinci bergerak dengan cara melompat. Tungkai belakang berguna untuk memberikan tumpuan ketika melompat dan berjalan cepat. Tungkai depan yang berukuran pendek berfungsi untuk memberikan tumpuan terhadap badan saat mendarat di tanah.

2. Alat Gerak Pada Katak

GERAK PADA KATAK

Memiliki rangka yang terdiri dari tulang anggota gerak, tulang badan, dan tulang kepala atau tengkorak. katak mempunyai tungkai belakang yang panjang dan otot yang kuat sehingga bergerak dengan cara melompat.

Pada tungkai katak terdapat selaput renang yang berguna untuk memberi tekanan pada air. Selaput renang mempermudah katak saat berenang.

3. Alat Gerak Pada Burung

gerak pada burung

Merupakan hewan yang bergerak dengan cara mengepakkan sayapnya sehingga dapat terbang di udara. Sayap burung memiliki susunan rangka yang ringan dan otot yang kuat.

Otot-otot tersebut melekat pada tulang dada dan berguna untuk mengendalikan sayap pada tulang dada dan berguna untuk mengendalikan sayap dari atas ke bawah sehingga tubuh burung akan terdorong ke atas dan terbang di udara.

4. Alat Gerak Pada Reptil

gerak pada reptil

Reptil seperti kadal bergerak dengan cara menyerap. Alat gerak berupa empat kaki yang terletak di samping tubuh.

Keempat kaki tersebut berguna untuk menopang seluruh tubuh kadal. Hal itu menyebabkan kadal memiliki keseimbangan yang lebih stabil dibandingkan mamalia.

5. Alat Gerak Pada Ikan

gerak pada ikan

Alat gerak aktif ikan berupa otot bersegmen yang disebut miotom. Ikan juga memiliki sirip untuk berenang. Siripnya ada yang berpasangan maupun tunggal.

Sirip ekor pada ikan berfungsi sebagai alat kemudi. Pada sirip ikan juga terdapat tulang rangka yang disebut radialia (jari-jari sirip).

The post Alat Gerak pada Hewan Bertulang Belakang Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>