Hutang - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/hutang Thu, 25 May 2023 01:31:07 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Hutang - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/hutang 32 32 7 Surat Perjanjian Pelunasan Hutang https://haloedukasi.com/surat-perjanjian-pelunasan-hutang Thu, 25 May 2023 01:31:01 +0000 https://haloedukasi.com/?p=43148 Apa Itu Surat Perjanjian Pelunasan Hutang Dalam kegiatan hutang piutang terdapat surat perjanjian pelunasan hutang yang penting untuk dibuat dalam kondisi tertentu. Secara umum surat perjanjian pelunasan hutang ini dibuat oleh organisasi atau perusahaan, namun tak jarang surat ini dapat ditulis oleh individu mengingat surat ini bermanfaat dalam kegiatan hutang piutang. Surat perjanjian pelunasan hutang […]

The post 7 Surat Perjanjian Pelunasan Hutang appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Apa Itu Surat Perjanjian Pelunasan Hutang

Dalam kegiatan hutang piutang terdapat surat perjanjian pelunasan hutang yang penting untuk dibuat dalam kondisi tertentu. Secara umum surat perjanjian pelunasan hutang ini dibuat oleh organisasi atau perusahaan, namun tak jarang surat ini dapat ditulis oleh individu mengingat surat ini bermanfaat dalam kegiatan hutang piutang.

Surat perjanjian pelunasan hutang merupakan bukti tertulis terkait adanya kegiatan hutang piutang yang mana didalamnya terdapat keterangan detail mengenai kegiatan hutang piutang tersebut. Hal ini diperlukan agar pada masa yang akan datang tidak terjadi masalah antar kedua belah pihak terkait hutang piutang yang sudah dilakukan sebelumnya.

Beberapa hal yang mungkin terjadi seperti penerima pinjaman melewati batas waktu pembayaran, atau lupa nominal hutang yang dipinjamkan dan sebagainya. Melalui dokumen ini tentunya akan memudahkan para pihak terkait karena akan tercantum informasi yang relevan dengan hutang piutang tersebut.

Fungsi Surat Perjanjian Pelunasan Hutang

Surat perjanjian pelunasan hutang memiliki fungsi yang cukup bermanfaat baik itu dari pihak penerima pinjaman atau pemberi pinjaman. Dengan adanya surat ini para pihak dinilai menjadi lebih aman dalam kegiatan hutang piutang ini. Beberapa fungsi dari surat perjanjian pelunasan hutang antara lain

  • Mengkonfirmasi Bebagai Pihak Terkait

Pada surat perjanjian pelunasan hutang akan dicantumkan data diri dari pihak yang terlibat kegiatan hutang piutang. Hal ini diperlukan agar dapat menghindari kesalahpahaman di kemudian hari.

  • Mengetahui Nominal Dengan Jelas

Dalam surat perjanjian pelunasan hutang juga tercantum nominal hutang yang dipinjamkan. Dengan mencantumkan nominal hutang maka dapat menghindari kesesuaian pembayaran yang harus dilakukan.

Biasanya nominal dalam dokumen ini dituliskan dalam bentuk angka dan juga huruf untuk menghindari kesalahan penulisan.

  • Jangka Waktu dan Cara Pembayaran

Selain nominal, jangka waktu dan juga cara pembayaran perlu dicantumkan dalam surat perjanjian pelunasan hutang. Cara pembayaran yang bisa dicantumkan misalkan dengan tunai atau kredit. Selain itu jangka waktu pembayaran perlu dicantumkan agar peminjam dapat mengetahui batas akhir pembayaran hutang terkait.

  • Menghindari Perselisihan

Perselisihan antar pihak pemberi pinjaman ataupun peminjam bisa saja terjadi. Untuk menghindari perselisihan tersebut maka diperlukan surat perjanjian pelunasan hutang ini yang mana dapat dijadikan landasan jika terjadi perselisihan.

  • Mengurangi Resiko

Dalam kegiatan hutang piutang umumnya terdapat banyak resiko yang mungkin terjadi. Beberapa resiko yang mungkin terjadi seperti keterlambatan pembayaran, peminjam meninggal dunia atau peminjam kabur. Untuk meminimalisir terjadinya resiko tersebut diperlukan surat perjanjian pelunasan hutang.

Komponen Surat Perjanjian Pelunasan Hutang

Dalam surat perjanjian pelunasan hutang terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan agar dokumen ini memenuhi informasi penting yang diperlukan. Berikut komponen dalam surat perjanjian pelunasan hutang yang perlu untuk dipelajari

  • Biodata

Biodata para pihak terkait hutang piutang harus dituliskan secara lengkap. Penulisan biodata ini digunakan untuk mempermudah dalam mencari informasi dari pihak terkait. Biodata yang dimasukkan dalam dokumen ini berupa nama, umur, pekerjaan, no identitas dan lainnya.

  • Nominal Pinjaman

Nominal hutang juga harus dituliskan secara rinci dan untuk menghindari kesalahan dalam penulisan angka, nominal hutang juga perlu dituliskan dengan huruf. Selain nominal dapat juga ditambahkan tujuan dalam berhutang agar pemberi pinjaman mengetahui tujuan digunakannya uang yang akan dipinjamkan.

  • Mekanisme Pembayaran

Dengan menambahkan detail cara pembayaran seperti pembayaran tunai atau kredit akan meminimalisir kesalahpahaman penerima pinjaman terkait hal tersebut. Penerima pinjaman juga dapat mengetahui lebih jelas mekanisme pembayaran yang diberikan.

  • Jaminan Hutang

Jaminan hutang berfungsi sebagai barang penjamin atau pengganti jika dikemudian hari peminjam tidak dapat mengembalikan atau melakukan pembayaran sesuai jangka waktu yang telah disepakati. Untuk itu sangat penting untuk menyertakan jaminan pada surat perjanjian pelunasan hutang.

  • Sanksi dan Penyelesaian Masalah

Sanksi merupakan konsekuensi jika pihak terkait tidak dapat melaksanakan hak dan kewajibannya terkait kegiatan hutang piutang yang telah disetujui. Selain itu penting untuk mencantumkan cara penyelesaian masalah atas kegiatan hutang piutang dengan harapan penyelesaian masalah tersebut dapat menjadi solusi tanpa merugikan kedua belah pihak.

Cara Membuat Surat Perjanjian Pelunasan Hutang

Terdapat beberapa cara yang perlu diperhatikan dalam membuat surat perjanjian pelunasan hutang. Dengan mengetahui cara membuat surat perjanjian pelunasan hutang diharapkan kita dapat membuat surat ini dengan lebih jelas dan informatif.

Berikut beberapa cara dalam membuat surat perjanjian pelunasan hutang.

  1. Buat judul sesuai dengan singkat dan jelas, namun tetap menggambarkan isi dari surat perjanjian.
  2. Cantumkan tanggal pembuatan surat perjanjian tersebut sebagai pengingat kepada pihak terkait.
  3. Tulis identitas para pihak terkait dengan jelas dan lengkap
  4. Tambahkan poin – poin penting sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui kedua belah pihak.
  5. Buat penutup surat perjanjian dengan menggambarkan tujuan dari dibuatnya surat perjanjian tersebut.
  6. Surat perjanjian dapat disahkan dengan tanda tangan di atas materai dari kedua belah pihak. 

Contoh Surat Perjanjian Pelunasan Hutang

Berikut ini terdapat beberapa contoh surat perjanjian pelunasan hutang, agar mendapatkan gambaran lebih jelas terkait pembuatan surat perjanjian ini.

1. Contoh Surat Perjanjian Pelunasan Hutang 1

contoh 1

2. Contoh Surat Perjanjian Pelunasan Hutang 2

contoh 2

3. Contoh Surat Perjanjian Pelunasan Hutang 3

contoh 3

4. Contoh Surat Perjanjian Pelunasan Hutang 4

contoh 4

5. Contoh Surat Perjanjian Pelunasan Hutang 5

contoh 5

6. Contoh Surat Perjanjian Pelunasan Hutang 6

contoh 6

7. Contoh Surat Perjanjian Pelunasan Hutang 7

contoh 7

The post 7 Surat Perjanjian Pelunasan Hutang appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pasiva: Pengertian, Jenis dan Rumusnya https://haloedukasi.com/pasiva Fri, 18 Mar 2022 01:04:52 +0000 https://haloedukasi.com/?p=32697 Suatu perusahaan terkadang membutuhkan dana yang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan operasional atau untuk pengembangan usaha. Berhutang adalah solusi cepat untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan melalui pihak ketiga sebagai penyedia dana. Pengertian Pasiva Pasiva adalah suatu pengorbanan finansial yang dilakukan perusahaan di waktu mendatang dengan pihak ketiga karena adanya kegiatan usaha. Pasiva dilakukan dengan sengaja […]

The post Pasiva: Pengertian, Jenis dan Rumusnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Suatu perusahaan terkadang membutuhkan dana yang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan operasional atau untuk pengembangan usaha. Berhutang adalah solusi cepat untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan melalui pihak ketiga sebagai penyedia dana.

Pengertian Pasiva

Pasiva adalah suatu pengorbanan finansial yang dilakukan perusahaan di waktu mendatang dengan pihak ketiga karena adanya kegiatan usaha. Pasiva dilakukan dengan sengaja untuk meningkatkan kegiatan usaha dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Pelunasan dapat berupa uang, jasa atau barang.

Jenis Pasiva

Jenis pasiva berdasarkan jangka waktu dibagi menjadi hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang

  • Hutang Jangka Pendek (Current Liabilities)

Hutang jangka pendek adalah hutang yang diharapkan dapat dilunasi kurang dari satu siklus operasional normal perusahaan yakni satu tahun. Pembayaran hutang dilakukan secara lunas dan tidak menggunakan jaminan.

Dalam sistem perpajakan di Indonesia, periode pembukuan akuntansi yang digunakan dimulai dari bulan Januari dan ditutup pada bulan Desember. Mari kita simak jenis-jenis  hutang jangka pendek

1. Hutang Dagang (Account Payable)

Hutang ini muncul dalam kegiatan normal operasional perusahaan seperti pembelian barang-barang produksi. Saat membeli, perusahaan tidak membayar secara langsung namun dibayar dengan sistem kredit.

2. Hutang Pajak (Tax Payable)

Ketika perusahaan menjual barang atau jasa kepada konsumen maka pajak pertambahan nilai atas barang dan jasa yang dijual (PPN Keluaran) akan dipungut dari konsumen. Sebelum PPN Keluaran disetorkan maka dana yang terkumpul disebut sebagai hutang pajak.

3. Hutang Biaya yang Harus Dibayar (Accrued Interest Payable)

Beban yang telah telah terjadi namun belum dibayarkan sehingga menjadi hutang perusahaan yang akan segera dilunasi. Contohnya beban gaji.

4. Hutang Wesel Bayar Jangka Pendek (Short Term Notes Payable)

Hutang ini muncul ketika perusahaan membeli barang dagangan atau aset lainnya, meminjam dana atau mengganti hutang dagang yang telah jatuh tempo tetapi tidak dapat dibayarkan.

Hutang ini melibatkan suatu bukti yang tertulis. Terdapat istilah wesel bayar diskonto dimana wesel bayar ini tidak menyebutkan besarnya bunga secara eksplisit.

5. Hutang Gaji (Salaries Payable)

Terdapat kewajiban perusahaan untuk memberikan gaji kepada karyawan namun perusahaan belum bisa membayar sehingga menjadi hutang perusahaan.

6. Pendapatan Diterima di Muka (Unearned Revenue)

Pendapatan yang diterima walaupun belum terjadi transaksi penyerahan barang atau jasa.  Contohnya ketika seorang montir bengkel yang belum bekerja tetapi sudah dibayar oleh pelanggan yang ingin memperbaiki motornya. Nantinya hutang ini akan diakui sebagai pendapatan setelah realisasi kerja terjadi.

7. Kewajiban Kontingensi (Contingent Liabilities)

Kewajiban yang muncul jika suatu peristiwa akan terjadi di masa depan. Contonya adalah garansi produk.

8. Hutang Dividen (Dividens Payable)

Perusahaan yang menawarkan saham secara terbuka akan membagikan dividen kepada para pemegang saham secara rutin. Dividen dibagikan setidaknya setahun sekali atau tergantung keuntungan yang diperoleh. Sebelum dibagikan, dividen tergolong sebagai hutang jangka pendek.

  • Hutang Jangka Panjang (Long Term Liabilities)

Hutang jangka panjang adalah kewajiban yang harus dibayar dan dilunasi dalam tempo waktu yang relatif lama atau ebih dari satu tahun.

Terdapat aset atau harta yang dijadikan jaminan. Pembayaran hutang dilakukan secara cicilan atau berjangka dengan bunga yang disepakati bersama. Uang yang dipinjam berasal dari lembaga keuangan atau penyedia hutang jangka panjang.

1. Hutang Bank

Hutang yang dilakukan oleh perusahaan yang dananya didapatkan dari suatu bank sebagai pinjaman modal usaha.  

2. Hutang Wesel Bayar Jangka Panjang                                              

Konsep hutang ini tidak berbeda dengan wesel jangka pendek hanya memiliki jangka waktu lebih panjang. Nilai angsuran terdiri dari angsuran bunga dan pokok pinjaman dengan nilai yang tidak sama.

3. Hutang Obligasi (Bond Payable)

Hutang yang pinjamannya diberikan menggunakan surat-surat berharga obligasi. Nominal dan perjanjian hutang dituliskan dalam surat obligasi.

4. Hutang Hipotik (Mortgages Payable)

Hutang dengan jaminan berupa aset tetap dan barang berharga tidak bergerak. Aset tersebut dapat berwujud tanah, bangunan, mesin, hak cipta dan sertifikat tanah.

Apabila peminjam tidak dapat melunasi hutangnya maka penyedia dana dapat menyita aset tersebut. Aset akan dilelang dan hasil penjualannya digunakan untuk melunasi hutang tersebut.

5. Hutan Sewa Dana (Payable Lease)

Hutang dari perusahaan milik asing yang digunakan untuk pembelian aset. Pembayaran dilakukan dengan mengangsur dalam jangka waktu yang panjang.

6. Hutang Berdurasi (Subordinated Loan)

Hutang yang diberikan oleh pemegang saham untuk operasional perusahaan induk yang tidak memilki bunga.

7. Hutang Pemegang Saham (Holding Company Loan)

Hutang yang diberikan oleh perusahaan induk ke perusahaan afiliasi atau anak perusahaan sebagai modal usaha.

8. Pasca Pensiun

Hutang ini dilakukan oleh pemberi kerja yang memiliki kewajiban untuk membayarkan uang pensiun yang diberikan secara berkala. Iuran yang harus disetorkan ke dana pensiun membuat hutang ini termasuk jangka panjang.

9. Perjanjian dengan Pembayaran Angsuran

Periode pembayaran angsuran yang lama membuat perjanjian ini menjadi hutang jangka panjang. Contohnya, cicilan motor yang angsurannya dilakukan lebih dari satu tahun.

Rumus Pasiva

Aktiva = Pasiva

Harta = utang + modal

Pasiva lancar (current liabilities) = penjumlahan seluruh hutang jangka pendek

Pasiva tetap (long term laibilities) = surat utang + pinjaman + kewajiban pajak tertunda

The post Pasiva: Pengertian, Jenis dan Rumusnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Rasio Cepat https://haloedukasi.com/rasio-cepat Thu, 16 Dec 2021 04:45:59 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29614 Bagaimana jika perusahaan membutuhkan akses cepat ke lebih banyak uang tunai daripada yang ada untuk memenuhi kewajiban keuangan? Mungkin saja ada salah satu faktor alam yaitu badai yang mematikan listrik selama beberapa hari, memaksa bisnis untuk menutup usahanya dan kehilangan kontrol penjualan, atau mungkin pelanggan terlambat melakukan pembayaran besar – tetapi penggajian masih perlu dijalankan, […]

The post Rasio Cepat appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bagaimana jika perusahaan membutuhkan akses cepat ke lebih banyak uang tunai daripada yang ada untuk memenuhi kewajiban keuangan? Mungkin saja ada salah satu faktor alam yaitu badai yang mematikan listrik selama beberapa hari, memaksa bisnis untuk menutup usahanya dan kehilangan kontrol penjualan, atau mungkin pelanggan terlambat melakukan pembayaran besar – tetapi penggajian masih perlu dijalankan, dan faktur terus mengalir masuk.

Maka dari itu, biasanya perusahaan menggunakan Rasio Cepat untuk menanggulangi masalah-masalah tersebut.

Pengertian Rasio Cepat

Rasio Cepat, juga dikenal sebagai rasio Uji Asam atau Likuiditas, mengukur kemampuan bisnis untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan memiliki aset yang siap dikonversi menjadi uang tunai.

Aset tersebut adalah, yaitu, kas, surat berharga, dan piutang. Aset ini dikenal sebagai aset “cepat” karena dapat dengan cepat diubah menjadi uang tunai.

Contoh Rasio Cepat

Sebagai contoh, mari kita asumsikan sebuah perusahaan memiliki:

  • Tunai: Rp. 10 Juta
  • Sekuritas yang Dapat Dipasarkan: Rp. 20 Juta
  • Piutang Usaha: Rp. 25 Juta
  • Hutang Usaha: Rp. 10 Juta

Perusahaan ini memiliki rasio likuiditas 5,5, yang berarti dapat membayar kewajiban lancarnya 5,5 kali lipat menggunakan asetnya yang paling likuid. Rasio di atas 1 menunjukkan bahwa bisnis memiliki cukup kas atau setara kas untuk menutupi kewajiban keuangan jangka pendek dan mempertahankan operasinya.

Rumus ini mengambil uang tunai, ditambah sekuritas, ditambah Piutang Usaha, dan kemudian membagi total itu dengan Hutang Usaha (satu-satunya kewajiban dalam contoh ini).

Hasilnya adalah 5,5.

Rumus Rasio Cepat

Rasio Cepat =  [C ash & setara + surat berharga + piutang] /  Kewajiban lancar

Atau, sebagai alternatif,

Rasio Cepat = [Aset Lancar – Persediaan – Biaya dibayar di muka] / Kewajiban Lancar

Kelebihan dan Kekurangan Rasio Cepat

Kelebihan Rasio Cepat :

  • Rasio uji asam menghilangkan persediaan dari perhitungan, yang mungkin tidak selalu dianggap likuid, sehingga memberikan gambaran yang lebih tepat tentang posisi likuiditas perusahaan.
  • Karena inventaris dikeluarkan dari aset lancar; cerukan bank dan kredit tunai dikeluarkan dari kewajiban lancar karena biasanya dijamin dengan persediaan sehingga membuat rasio lebih berarti dalam mencapai posisi likuiditas perusahaan.
  • Penilaian persediaan bisa menjadi rumit dan mungkin tidak selalu pada nilai yang dapat dipasarkan. Dengan demikian, rasio uji asam tidak cacat karena tidak perlu untuk penilaian persediaan.
  • Persediaan dapat bersifat sangat musiman dan dapat bervariasi dalam jumlah selama periode tahunan. Jika dipertimbangkan, mungkin akan mengempis atau menggelembungkan posisi likuiditas. Dengan menghindari inventaris dari perhitungan, rasio uji asam menghilangkan masalah ini.
  • Dalam industri yang sekarat, yang biasanya memiliki tingkat persediaan yang sangat tinggi; Rasio ini akan memberikan kemampuan pembayaran kembali perusahaan yang lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan rasio lancar yang meliputi persediaan.
  • Karena basis persediaan yang besar, kekuatan keuangan jangka pendek perusahaan mungkin dilebih-lebihkan jika rasio lancar digunakan. Dengan menggunakan rasio uji asam situasi ini dapat ditangani dan akan membatasi perusahaan mendapatkan pinjaman tambahan; yang pelayanannya mungkin tidak semudah yang dinyatakan oleh rasio lancar.

Kekurangan Rasio Cepat :

  • Menggunakan rasio ini secara mandiri mungkin tidak cukup untuk menganalisis posisi likuiditas perusahaan. Sebuah analisis komparatif dengan rekan-rekan dan standar industri mungkin diperlukan untuk analisis yang efektif.
  • Rasio ini menghilangkan inventaris dari perhitungan, yang mungkin tidak sesuai untuk bisnis di mana inventaris dapat dinilai dengan harga yang dapat dipasarkan dengan mudah. Ini lebih baik dimasukkan daripada dikecualikan untuk sampai pada posisi likuiditas perusahaan.
  • Rasio ini mungkin bukan indikator yang baik untuk semua model bisnis untuk menunjukkan solvabilitas jangka pendek karena jika perusahaan dengan persediaan yang biasanya lebih tinggi, seperti supermarket mengecualikan persediaan untuk mencapai posisi likuiditas, mungkin tidak benar untuk melakukannya.
  • Rasio uji asam mengabaikan tingkat dan waktu arus kas yang sebenarnya akan menjadi parameter utama yang menentukan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban pada saat jatuh tempo.
  • Rasio menganggap piutang sebagai likuid dan dapat dengan mudah dikonversi menjadi uang tunai yang mungkin tidak selalu demikian.

Contoh Soal dan Pembahasan Rasio Cepat

Contoh Soal 1

butik pakaian mengajukan pinjaman kepada lembaga keuangan untuk merombak tokonya. Pemberi pinjaman perlu menghitung rasio cepat dan meminta neraca dari pemilik toko. Neraca diilustrasikan di bawah ini.

Uang tunai Rp. 10.000
Inventaris Rp. 5.000
Piutang Rp. 5.000
Investasi di saham Rp. 1000
Pajak dibayar dimuka Rp. 500
Kewajiban lancarRp. 15.000
Rasio cepat = (10.000 + 1000 + 5000) / 15000

        = 16000 / 15000

        = 1,07

Rasio cepat bisnis adalah 1,07, yang menunjukkan bahwa pemilik dapat melunasi semua kewajiban lancar dengan aset likuid yang ada dan masih tersisa dengan beberapa aset. 

Contoh Soal 2

Masters Co. Ltd memiliki rincian sebagai berikut:

Aset lancar:

  • Uang Tunai = Rp. 200.000.000
  • Uang Muka = ​​Rp. 30.000.000
  • Surat Berharga = Rp. 60.000.000
  • Piutang Usaha = Rp. 40.000.000
  • Persediaan = Rp. 80.000.000

Total Aset Lancar = Rp. 410,000.000

Kewajiban Lancar:

  • Akun hutang = Rp. 260.000.000
  • Beban Akrual = Rp. 30.000.000
  • Hutang Jangka Pendek = Rp. 90.000.000
  • Hutang bunga = Rp. 60.000.0000

Total Kewajiban Lancar = Rp. 440,000.000

Rasio cepat tahun sebelumnya adalah 1,4 dan rata-rata industri adalah 1,7

Perhitungan rasio uji asam rumus:

Rumus rasio cepat = (Uang Tunai + Surat Berharga Jangka Pendek + Piutang AC) / Kewajiban Lancar

= (Rp. 200,000,000 + Rp. 60,000,000 + Rp. 40,000,000) / (Rp. 440,000,000)

= (Rp. 300.000.0000) / (Rp. 440.000.000)

= 0,68

Jadi rasio cepat Masters Co, Ltd adalah 0,68.

Kesimpulan Pembahasan

Melacak rasio Cepat membantu manajemen untuk menentukan apakah mereka mempertahankan tingkat optimal aset Cepat untuk menjaga kewajiban jangka pendeknya di neraca mereka. Ini menunjukkan siklus keuangan jangka pendek yang berfungsi dengan baik dari sebuah perusahaan.

Hal ini meningkatkan kredibilitas perusahaan dengan investor dengan mendapatkan dan mempertahankan kepercayaan mereka pada nilai investasi mereka. Dan juga, kreditur perusahaan tahu bahwa pembayaran mereka akan dilakukan tepat waktu.

The post Rasio Cepat appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Rasio Solvabilitas: Pengertian – Rumus dan Contoh Soal https://haloedukasi.com/rasio-solvabilitas Fri, 15 May 2020 03:54:15 +0000 https://haloedukasi.com/?p=6531 Setelah mempelajari rasio likuiditas, maka salah satu jenis rasio keuangan lainnya yaitu, rasio solvabilitas. Pengertian Rasio Solvabilitas Pengertian Secara Umum Rasio solvabilitas atau biasa disebut leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang atau kewajibannya dengan jaminan modal atau aktiva yang dimiliki baik dalam jangka pendek maupun panjang. Pengertian Menurut […]

The post Rasio Solvabilitas: Pengertian – Rumus dan Contoh Soal appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Setelah mempelajari rasio likuiditas, maka salah satu jenis rasio keuangan lainnya yaitu, rasio solvabilitas.

Pengertian Rasio Solvabilitas

Pengertian Secara Umum

Rasio solvabilitas atau biasa disebut leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang atau kewajibannya dengan jaminan modal atau aktiva yang dimiliki baik dalam jangka pendek maupun panjang.

Pengertian Menurut Para Ahli

  • Menurut Conant et al
    Rasio solvabilitas merupakan kemampuan dari organisasi bisnis dalam memenuhi semua kewajiban keuangannya tepat pada waktu.
  • Menurut Syafri
    Rasio solvabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau yang lain apabila perusahaan di likuidasi.
  • Menurut Sugiarso
    Rasio solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Rasio solvabilitas dilakukan dengan membandingkan secara keseluruhan beban hutang perusahaan terhadap aset atau ekuitasnya.

Biasanya pembandingan tersebut akan dibandingkan dengan aset yang dimiliki oleh kreditor atau pemberi hutang.

Dimana jika aset perusahaan banyak dimiliki oleh pemberi hutang maka tingkat rasio solvabilitas perusahaan nya tinggi.

Sebaliknya, jika aset perusahaan banyak dimiliki pemegang, maka tingkat rasio solvabilitasnya rendah.

Tujuan Rasio Solvabilitas

Tujuan dari rasio solvabilitas, yaitu:

  • Untuk mendeskripsikan kewajiban kepada pihak kreditor posisi perusahaan.
  • Untuk menilai suatu jenis perusahaan terhadap kemampuannya dalam membayar semua kewajiban tetap dengan bunganya.
  • Untuk dapat mengetahui keseimbangan nilai aktiva tetap terhadap modal.
  • Untuk menilai perusahaan terhadap aktiva yang dibiayai oleh hutang.
  • Untuk menilai besaran pengaruh hutang terhadap pengelolaan aktiva dan aset perusahaan.
  • Untuk menilai besaran dana pinjaman yang dimiliki perusahaan ketika ditagih atau jatuh tempo terhadap modal yang dimiliki.
  • Untuk menilai besaran jaminan hutang jangka panjang dari modal rupiah sendiri.

Manfaat Rasio Solvabilitas

Pada umumnya rasio solvabilitas bermanfaat untuk mengetahui dan melihat dari hutang suatu perusahaan terhadap seberapa besar solvable atau insolvablenya.

Dan seberapa besar modal sendiri yang dijadikan sebagai penjamin untuk membayar hutang.

Bagi perusahaan, sebuah hutang dianggap penting ketika akan melakukan ekspansi sebagai tambahan modal.

Maka dari itu rasio solvabilitas juga bermanfaat untuk mengetahui besaran pengaruh hutang perusahaan terhadap pengelolaan aktivita yang ada.

Jenis-jenis Rasio Solvabilitas

Jenis- jenis dari rasio solvabilitas, yaitu:

Debt to Equity Ratio

Debt to equity ratio merupakan rasio utang terhadap ekuitas. Rasio ini digunakan untuk membandingkan liabilitas dan ekuitas.

Dimana hutang tidak boleh lebih besar dari modal agar beban dalam perusahaan tidak bertambah.

Sehingga semakin kecil rasio menunjukan kondisi perusahaan sedang baik karena modal untuk menjamin hutang lancar masih besar.

Debt Ratio

Debt ratio atau rasio utang merupakan rasio yang menilai besaran perusahaan sesuai dengan utang untuk membiayai asetnya.

Rasio ini akan membandingkan total uang dengan total aset yang dimiliki.

Dalam rasio ini juga dapat menunjukan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap perusahaan sebagai tambahan modal.

Dimana jika tingkat rasio ini semakin tinggi maka jaminan yang diberikan oleh kreditor dalam jangka panjang semakin terjamin.

Namun biasanya kreditor akan memilih debt ratio rendah karena berarti kondisi perusahaan aman dan tidak berpeluang untuk bangkrut.

Times Interest Earned Ratio

Times interest earned ratio dapat disebut juga sebagai interest coverage ratio.

Times interest earned ratio merupakan rasio yang menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi beban bunga pada masa yang akan datang.

Rasio ini akan membandingkan laba sebelum pajak dan bunga terhadap biaya bunga.

Dimana jika semakin tinggi nilai dari rasio ini, maka kemampuan perusahaan untuk membayar bunga hutang semakin besar.

Dan sebalikbya, jika nilai rasio ini semakin rendah, maka kemampuan perusahaan untuk membayar hutang semakin rendah.

Hal ini bisa dijadikan sebagai tolak ukur kredit untuk memberikan tambahan pinjaman.

Rumus Rasio Solvabilitas

Rumus yang digunakan dalam rasio solvabilitas, yaitu:

  • Rumus debt to equity ratio
Debt to Equity Ratio (DER) = Total Utang / Ekuitas (Modal) x 100%
  • Rumus debt ratio atau rasio hutang
Rasio Utang = Total Utang / Total Aset x 100%
  • Rumus times interest earned ratio
Times Interest Earned Ratio = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / Beban Bunga x 100%

Contoh Soal dan Pembahasan

Soal 1

Jika perusahaan ABC memiliki nerasa seperti berikut:

• Saham : Rp.420.000.000
• Laba ditahan: Rp.145.000.000
• Kas: Rp.25.000.000
• Piutang Dagang: Rp.75.000.000
• Barang dagangan: Rp. 200.000.000
• Mesin: Rp.250.000.000
• Bangunan: Rp.350.000.000
• Tanah: Rp.100.000.000
• Obligasi: Rp.180.000.000

Maka berapa solvabilitas perusahaan memakai Rasio Modal dengan Aktiva?

Diketahui:
Modal sendiri: Saham + Laba ditahan = 420.000.000 + 145.000.000 = 565.000.000
Total altiva : Kas + Piutang dagang + Barang dagangan + Mesin + Bangunan + Tanah = 25.000.000 + 75.000.000 + 200.000.000 + 250.000.000 + 350.000.000 + 100.000.000 = 1.000.000.000

Ditanya: Rasio modal dengan aktiva?

Dijawab:

Rasio modal dengan aktiva = (Modal Sendiri/ Total Aktiva) x 100%
Rasio modal dengan aktiva = (565.000.000/1.000.000.000) x 100%
Rasio modal dengan aktiva = 56,5%

Soal 2

Perusahaan DEF memiliki total aktiva sebesar Rp. 8.000.000, hutang lancar sebesar Rp. 15.000.000 dan hutang jangka panjang sebesar 23.000.000. Maka berapa rasio hutang terhadap ekuitas nya?

Diketahui:
Total aktiva : Rp. 8.000.000
Total hutang : hutang lancar + hutang jangka panjang = 15.000.000 + 23.000.000 = 38.000.000

Ditanya: Rasio hutang terhadap ekuitas?

Dijawab:

Rasio hutang terhadap ekuitas = (Total hutang / Total aktiva) x 100%
Rasio hutang terhadap ekuitas = (38.000.000 / 8.000.000) x 100%
Rasio hutang terhadap ekuitas = 47,5 %.

Hubungan Rasio Solvabilitas dengan Rasio Likuiditas

Hubungan rasio solvabilitas dan rasio likuiditas yang memungkinkan dialami oleh perusahaan, yaitu selain untuk mendeskripsikan kemampuan jangka panjang perusahaan, diperlukan juga likuiditas yang mendeskripsikan kemampuan untuk membayar kewajiban jangka pendek.

Selain itu, apabila perusahaan memiliki nilai solvabilitas yang rendah dapat menyebabkan perusahaan mengalami kebangkrutan.

Sedangkan jika nilai solvabilitasnya tinggi tapi nilai likuiditasnya rendah tidak menutup kemungkinan perusahaan tersebut juga mengalami kebangkrutan.

Sehingga bisa disimpulkan jika perusahaan yang solvable belum tentu likuid dan yang insolvable belum tentu tidak likuid, begitupun sebaliknya.

The post Rasio Solvabilitas: Pengertian – Rumus dan Contoh Soal appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Rasio Likuiditas: Pengertian – Rumus dan Contoh Soal https://haloedukasi.com/rasio-likuiditas Fri, 15 May 2020 03:34:26 +0000 https://haloedukasi.com/?p=6517 Dalam menganalisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja perusahaan diperlukan suatu rasio keuangan. Rasio keuangan terdiri dari berbagai macam jenis, salah satunya yaitu rasio likuiditas. Pengertian Rasio Likuiditas Pengertian Secara Umum Rasio likuiditas atau rasio modal kerja merupakan sebuah perbandingan aktiva lancar dengan kewajiban atau utang lancar. Rasio likuiditas sering dipakai perusahaan untuk menganalisis suatu laporan […]

The post Rasio Likuiditas: Pengertian – Rumus dan Contoh Soal appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam menganalisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja perusahaan diperlukan suatu rasio keuangan.

Rasio keuangan terdiri dari berbagai macam jenis, salah satunya yaitu rasio likuiditas.

Pengertian Rasio Likuiditas

Pengertian Secara Umum

Rasio likuiditas atau rasio modal kerja merupakan sebuah perbandingan aktiva lancar dengan kewajiban atau utang lancar.

Rasio likuiditas sering dipakai perusahaan untuk menganalisis suatu laporan keuangan jika tidak ingin perusahaannya likuid.

Perusahaan likuid dapat berbahaya karena bisa menyebabkan kebangkrutan.

Pengertian Menurut Para Ahli

  • Menurut Kasmir
    Rasio likuiditas merupakan gambaran mengenai kemampuan perusahaan dalam membayar utang atau liabilitas jangka pendeknya.
  • Menurut Bambang Riyanto
    Rasio likuiditas merupakan masalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi.
  • Menurut Syafrida Hani
    Rasio likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan yang bisa dibayar atau yang sudah jatuh tempo.

Rasio likuiditas dapat digunakan untuk menganalisis perkembangan terkini, membandingkan dengan perusahaan kompetitor dan mengukur percapaian target serta membuat performa perusahaan terlihat bagus dimata investor.

Tujuan Rasio Likuiditas

Tujuan utama dari rasio likuiditas, yaitu:

  • Untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya yang dilihat ketika jatuh tempo, aktiva lancar milik perusahaan secara keseluruhan, serta tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang perusahaan.
  • Untuk dapat mengukur uang kas yang tersedia untuk membayar hutang perusahaan dan membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.
  • Untuk alat perencana yang berhubungan dengan kas dan kewajiban dimasa yang akan datang.
  • Untuk menggambarkan kelemahan perusahaan dari semua komponen yang terdapat di aktiva lancar dan kewajiban lancar.
  • Untuk memacu pihak internal perusahaan agar dapat memperbaiki atau meningkatkan kinerjanya.

Manfaat Rasio Likuiditas

Manfaat mengetahui rasio likuiditas yang dimiliki perusahaan, yaitu:

  • Agar dapat menyiapkan dan mengantisipasi dana yang diperlukan bila ada kebutuhan yang mendesak.
  • Agar dapat memudahkan melakukan penarikan dana oleh nasabah baik dari lembaga keuangan atau pun jenis bank.
  • Agar mendapatkan persetujuan investasi atau bisnis lain yang dapat menguntungkan bagi suatu perusahaan.

Faktor Mempengaruhi Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Cost of External Financing

Cost of external financing merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan apabila perusahaannya memakai beberapa hal, seperti pendanaan dari luar perusahaan.

Biasanya cost of external financing perusahaan kecil lebih besar dari perusahaan besar.

Karena biasanya perusahaan besar bisa lebih mencapai economic of scale terutama jika dihubungkan dengan biaya tetap ketika melakukan emisi oleh beberapa jenis saham.

2. Current and Future Investment Opportunities

Current and future investment opportunities merupakan faktor yang bisa mempengaruhi manajemen dalam menentukan kebijakan likuiditasnya, baik sekarang atau di masa yang akan datang.

Apabila berhubungan dengan faktor ini pihak manajemen akan mempertimbangkan investasi kedalam bentuk aset tetap atau lancar.

3. Transactions Demand for Liquidity

Transaction demand for liquidity merupakan faktor yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam menetapkan likuiditas perusahaan.

Biasanya faktor ini akan berhubungan dengan kas yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk melakukan transaksi.

4. Cash Flow Uncertainty

Cash flow uncertainty atau ketidakpastian arus kas merupakan faktor yang menentukan kebijakan manajer dalam menetapkan tingkat likuiditas perusahaan.

Biasanya perusahaan yang memiliki ketidakpastian arus kas yang tinggi akan cenderung melakukan dengan jumlah yang besar dalam aktiva likuid atau lancar.

Selain keempat faktor tersebut, ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi risiko likuiditas, yaitu:

  • Dari jenis perusahaan.
  • Jumlah modal yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan perusahaan.
  • Perubahan persediaan yang berhubungan dengan volume penjualan saat ini dan dimasa yang akan datang.
  • Terdapat perubahan nilai sesungguhnya dari aktiva lancar.

Jenis-jenis Rasio Likuiditas

Jenis–jenis dari rasio likuiditas, yaitu:

Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar atau current ratio merupakan rasio yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan seberapa banyak aktiva lancar yang ada untuk menutup utang lancar-nya yang akan jatuh tempo ketika ditagih secara keseluruhan.

Atau bisa dikatakan bahwa rasio lancar merupakan alat untuk mengukur tingkat keamanan margin perusahaan.

Dimana jika semakin besar perbandingan dari aktiva lancar dengan utang lancar, maka akan semakin tinggi juga kemampuan perusahaan menutupi kewajiban utang lancarnya.

Sedangkan jika rasio lancar rendah atau dibawah sektor industri maka sedang terjadi masalah likuidasi karena banyaknya dana menganggur yang dapat mengurangi kemampuan perusahaan.

Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio cepat atau quick ratio merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek dalam perhitungannya mengabaikan persediaan dengan cara mengurangi dari aktiva lancar.

Hal tersebut dikarenakan membutuhkan waktu yang lama untuk dicairkan dibandingkan beberapa aset lainnya yang ada.

Umumnya rasio cepat terdiri dari terdiri dari piutang dan surat-surat berharga.

Jadi jika semakin besar rasio, maka semakin baik juga posisi keuangan perusahaan.

Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio kas atau cash ratio merupakan rasio yang dapat dipakai ketika mengukur seberapa banyak kas yang ada untuk membayar kewajiban jangka pendek.

Kas yang ada tersebut dapat berupa kas ditangan, rekening giro atau tabungan di bank yang dapat diambil kapan saja.

Rasio kas tidak jauh berbeda dengan rasio cepat, dimana jika hasil rasio menunjukkan 1:1 maka akan semakin besar pula perbandingan kas dengan utang.

Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover)

Rasio perputaran kas atau cash turnover merupakan rasio yang menjadi suatu ukuran sampai sejauh mana efisiensi pemakaian kas dapat diusahakan oleh perusahaan.

Sehingga perputaran kas dapat dijadikan sebagai dasar dari tolak ukur kecepatan arus kas dengan kembalinya kas yang sudah diinvestasikan di dalam modal kerja.

Apabila kas perusahaan dapat terjaga, maka perusahaan bisa menghindari kebangkrutan akibat faktor kas yang buruk.

Standar Industri Rasio Likuiditas

Standar industri dari rasio likuiditas, yaitu:

  • Rasio lancar, standar industrinya sekitar 200% atau 2 kali.
  • Rasio cepat, standar industrinya sekitar 150% atau 1,5 kali.
  • Rasio kas, standar industrinya sekitar 100% atau 1 kali.
  • Rasio perputaran cash, standar industrinya sekitar 1000% atau 10 kali.

Rumus Rasio Likuiditas

Rumus dari rasio likuiditas, yaitu:

  • Rumus rasio lancar
Rasio lancar = Aktiva lancar / utang lancar
  • Rumus rasio cepat
Rasio cepat = Current assets – inventory / utang lancar
  • Rumus rasio kas
Rasio kas = kas atau setara kas/ utang lancar
  • Rumus rasio perputaran cash
Rasio perputaran cash = Penjualan bersih / Modal kerja bersih.

Contoh Soal dan Pembahasan

Soal 1

PT. ABC memiliki aktiva lancar sebesar Rp. 100 juta yang terdiri dari bentuk uang tunai Rp. 30 juta dan dalam bentuk rekening giro di bank Rp. 20 juta. Selain itu utang lancar perusahaan sebesar Rp. 70 juta. Berapakah rasio kas perusahaan PT ABC?

Diketahui:
Kas atau setara kas = Rp. 30 juta + Rp. 20 juta = Rp. 50 juta
Utang lancar = Rp. 70 juta

Ditanya: Rasio kas?

Dijawab:

Rasio kas = Kas atau setara kas/ utang Lancar
Rasio kas = 50 / 70
Rasio kas = 0,71 kali.

Soal 2

PT. DEF mempunyai utang usaha sebesar Rp. 400 juta, namun PT.DEF memiliki aktiva lancar yang terdiri dari kas sebesar Rp. 300 juta, surat berharga yang dapat dipasarkan sebesar Rp. 100 juta, persedian sebesar Rp. 200 juta dan piutang usaha sebesar Rp. 200 juta. Berapakah rasio lancar dari perusahaan PT. Def?

Diketahui:
Kas = Rp. 300 juta
Surat berharga yang dapat dipasarkan = Rp. 100 juta
Piutang usaha = Rp. 200 juta
Persediaan = Rp. 200 juta
Utang lancar = Rp. 400 juta

Ditanya : rasio lancar?

Dijawab:

Rasio lancar = aktiva lancar/utang lancar
Rasio lancar = ( kas + surat berharga + piutang usaha + persediaan) / utang lancar
Rasio lancar = (300 + 100 + 200 + 200) / 400
Rasio lancar = 800 / 400
Rasio lancar = 2.

Soal 3

PT. GHJ memiliki aktiva lancar sebesar Rp. 70 juta dan utang lancar sebesar Rp. 110 juta. Maka berapa perhitungan ratio kas?

Diketahui:
Kas : Rp. 70 Juta
Utang lancar : Rp. 110 juta

Ditanya: ratio kas?

Dijawab:

Rasio kas = Kas atau setara kas/ utang Lancar
Rasio kas = 70 / 110
Rasio kas = 0,64.

The post Rasio Likuiditas: Pengertian – Rumus dan Contoh Soal appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>