ilmu linguistik - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/ilmu-linguistik Thu, 24 Feb 2022 02:34:47 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico ilmu linguistik - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/ilmu-linguistik 32 32 Pengertian Fakta dan Opini: Ciri, Perbedaan dan Contoh https://haloedukasi.com/fakta-dan-opini Thu, 24 Feb 2022 02:33:27 +0000 https://haloedukasi.com/?p=31556 Dalam kehidupan seharo-hari, pasti manusia berinteraksi antara satu dengan yang lain. Kemudian mereka mengatakan beberapa komentar. Entah sebagai satu hal untuk menanggapi suatu kejadian, atau hal lain. Ada yang langsung setuju, namun ada juga yang tidak. Hal tersebut bisa berdasarkan beberapa alasan, salah satunya adalah apakah komentar tersebut berupa fakta atau opini. Apalagi di era […]

The post Pengertian Fakta dan Opini: Ciri, Perbedaan dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam kehidupan seharo-hari, pasti manusia berinteraksi antara satu dengan yang lain. Kemudian mereka mengatakan beberapa komentar.

Entah sebagai satu hal untuk menanggapi suatu kejadian, atau hal lain. Ada yang langsung setuju, namun ada juga yang tidak.

Hal tersebut bisa berdasarkan beberapa alasan, salah satunya adalah apakah komentar tersebut berupa fakta atau opini. Apalagi di era sekarang, yang mana banyak orang.

Mudah untuk mengutarakan suatu hal entah dalam bentuk perkataan atau tulisan. Yang kemudian mereka share ke sircle lingkungan sosial mereka. Tapi, apa sebenarnya fakta dan opini itu?

Pengertian Fakta

Fakta pada umumnya, adalah suatu pernyataan dari suatu kejadian, yang ditangkap oleh indera manusia dengan bentuk data.

Dari sebuah kejadian yang mereka temui di lapangan. Serta kejadian tersebut memang benar adanya.

Adapun menurut para ahli seperti Kosasih dalam bukunya yang terbit tahun 2007, halaman 4. Dimana ia menyatakan.

Bahwa fakta adalah sebuah kejadian, fenomena, peristiwa, dll. Yang benar-benar terjadi, atau memang benar-benar ada.

Dalam sebuah fakta, terdapat sebuah catatan yang menjadi bukti valid atas kebenarannya, terkumpul menjadi satu. Disebut dengan data.

Ciri-ciri Fakta

Adapun ciri-ciri dari fakta, yang mana fakta tersebut menjadi satu hal penting ketika akan menuntaskan sebuah permasalahan. Yakni:

  • Kejadian Nyata

Yang pertama ada kejadian nyata. Dimana kejadian tersebut memang benar-benar terjadi. Tanpa adanya unsur rekayasa.

Oleh karenanya dalam sebuah fakta bukti di TKP adalah salah satu unsur krusial, yang bisa menyatakan bahwa hal tersebut, memang benar adanya.

  • Terdapat Sumber Kejadian

Yang kedua adad sumber kejadiannya. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya. Bahwa dalam fakta pasti ada sumbernya.

Dan sumber ini berbentuk data. Yang terkumpul dari TKP oleh beberapa pihak berwenang. Dengan tujuan agar menjadi petunjuk untuk menyelesaikan permasalahan dalam peristiwa/kejadian tersebut.

  • Kebenaran yang Bisa Dipertanggungjawabkan

Sebuah fakta, pasti bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Karena tidak ada sama sekali unsur rekayasa.

Dalam peristiwa yang ditemui. Benar-benar real dan ada data yang menjawabnya. Data tersebut bisa berupa barang, tempat kejadian, jejak peristiwa, dan sebagainya.

  • Mengedepankan Hasil Temuan

Temuan adalah data. Jadi tidak heran jika semua peristiwa yang terjadi, harus ada temuan terlebih dahulu.

Dengan tujuan agar tidak adanya kesalahpahaman, yang berujung penghakiman atau main hakim sendiri.

  • Penilaian yang Objektif

Fakta bersifat objektif. Tidak pernah ada, fakta yang bersifat subjektif. Karena kembali lagi. Fakta mengedepankan temuan-temuan atau data.

Baik itu data utama atau pendukung, guna menyelesaikan permasalahan dari kejadian atau peristiwa tertentu. Seperti misalnya pembunuhan, pencurian, dan sebagainya.

  • Kejadiannya Sudah Terjadi

Suatu peristiwa tertentu yang di dapati oleh beberapa orang, pasti sudah terjadi, dan ada ujung dari hasil kejadian tersebut.

Seperti ada tersangka dan korban, terduga, dan sebagainya. Karena kejadian tersebut pasti ada, serta memiliki ujung yang menjadi tombak permasalahan awal.

  • Pengungkapan yang Lebih ke Data

Pengungkapan yang biasanya kita lihat dalam bentuk pernyataan, biasanya muncul karena orang yang menyatakan.

Telah meneliti serta membaca beberapa data yang ada. Sehingga mereka akan menyimpulkan dari hasil temuan data.

Kemudian mereka sampaikan ke pihak yang terkait dan sejenisnya, dalam bentuk pernyataan.

Pengertian Opini

Selanjutnya adalah pengertian opini. Menurut beberapa literatur yang ada, opini adalah kata serapan dari bahasa Inggris, yakni opinion.

Memiliki arti “tanggapan, atau pendapat”. Karena pendapat, biasanya bentuk dari hal tersebut berupa tulisan, atau pernyataan.

Tapi kadang rata-rata dalam bentuk tulisan, yang dibagikan ke beberapa kanal medial sosial, atau blog, buku, dan sebagainya.

Ciri-ciri Opini

Adapun ciri-ciri daripada opini. Hal tersebut juga yang membedakan antara opini dengan fakta. Poin tersebut antara lain:

  • Subjektif

Opini bersifat objektif. Hal ini dilihat dari tanggapan seseorang akan suatu peristiwa, namun kadang tidak memandangnya secara keseluruhan.

Bisa karena orang tersebut memiliki karakter yang mudah menyimpulkan suatu peristiwa, atau lainnya.

  • Mengarah ke Opini Diri

Perlu diketahui terlebih dahulu. Opini adalah suatu tanggapan yang berasal dari seseorang, sebagai satu reaksi mereka.

Terhadap suatu peristiwa. Dan hal tersebut sifatnya adalah opini pribadi. Bisa dalam bentuk positif, atau negative.

Semua, tergantung dari orang yang melontarkan opini tersebut.

  • Hanya Beberapa Poin Saja

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya. Opini terlontar, karena orang yang menyatakan atau menulis opini tersebut.

Hanya atau baru melihat dari satu sisi. Jadi penyampaiannya juga hanya beberapa poin saja. Dan poin tersebut.

Belum bisa 100% menjadi pernyataan yang dapat mewakili secara keseluruhan kejadian yang terjadi.

Karena dalam sebuah opini, tidak ada yang namanya data, yang menjadi satu poin untuk menyatakan bahwa opini tersebut benar adanya.

  • Kebenarannya Belum Pasti

Karena kembali lagi, dalam suatu opini tidak ada yang namanya data pendukung, data utama, dan jenis data-data lainnya.

Sebagai penguat suatu statement seseorang. Jadi, hal tersebutlah kemudian, kenapa seseorang tidak boleh 100% percaya terhadap suatu opini tertentu, dari orang tertentu.

Pasalnya bisa saja opini tersebut benar, tapi besar kemungkinannya opini tersebut salah. Bahkan mengundang persepsi yang keliru.

Perbedaan Opini dan Fakta

Kemudian ada perbedaan dari keduanya. Dimana beberapa poin biasanya menjadi satu penilaian beberapa orang.

Apakah pernyataan orang tertentu tergolong dalam opini, atau fakta. Jadi, berikut beberapa perbedaannya:

  • Kalimat Pernyataan

Dari fakta, kalimat pernyataan adalah berbentuk sebuah “perkataan” dengan dilandasi pada suatu data.

Sebagai acuan bahwa pernyataan tersebut benar adanya. Sedangkan untuk opini, adalah pernyataan yang berbentuk tulisan, namun bisa juga dengan perkataan.

Yang mana pernyataan tersebut belum bisa di percaya 100%.

  • Pendukung Data

Selanjutnya adalah masalah pendukung data. Dalam pernyataan fakta, pasti ada yang namanya pendukung data.

Entah data primer, sekunder, atau lainnya. Dengan tujuan untuk mengukuhkan kebenaran dari pernyataan yang terlontar.

Sementara untuk opini sendiri, biasanya jarang menggunakan data. Ada yang menggunakan data, tapi biasanya kurang update.

Mengingat opini adalah sebuah pendapat dari diri sendiri. Jadi tidak heran jika banyak orang yang mengatakan untuk tidak boleh percaya 100% dengan opini.

  • Sudut Pandang

Kemudian ada masalah sudut pandang. Fakta, mengambil sudut pandang secara keseluruhan.

Makanya rata-rata, sebuah pernyataan fakta adalah bersifat objektif. Karena menilai dari keseluruhan peristiwa.

Bukan sepenggal, setengah, atau lainnya. Dan pasti didukung dengan data-data yang ada. Untuk mengukuhkan pernyataan tersebut.

Berbeda lagi jika opini. Opini akan muncul ketika seseorang berpendapat terhadap suatu peristiwa yang terjadi, atau suatu hal.

Dengan melihat sisi tertentu. Makanya dalam opini, akan terbentuk satu sudut pandang, apakah sudut pandang yang setuju, atau tidak.

Mengenai suatu fenomena, kejadian, atau hal yang serupa.

  • Sifat Pernyataan

Lalu ada sifat pernyataan. Pernyataan fakta biasanya bersifat objektif. Karena kembali lagi. Fakta ketika dilontarkan.

Berarti sudah ada data yang mengarah kepada kebenaran yang ada. Bisa dibilang fakta adalah sebuah kesimpulan.

Atas hasil pencarian yang di dapat, terkait dengan peristiwa, kejadian, ataupun fenomena yang terkait.

Data tersebut bisa berbentuk data secara umum, pendukung, dan lainnya. Biasanya data yang disertakan berjenis dokumen, foto, dan sebagainya.

Sedangkan untuk opini, lebih bersifat pernyataan yang subjektif. Hal ini merujuk dengan beberapa pembahasan sebelumnya.

Yang menyatakan bahwa opini, sebagian besar berasal dari pendapat seseorang akan suatu hal, fenomena, kejadian, peristiwa tertentu, dan lainnya.

Dimana kebenarannya masih perlu dipertanyakan. Dengan tujuan agar tidak menimbulkan pemahaman yang salah, persepsi negative, dan sebagainya.

Contoh Fakta dan Opini

Untuk lebih gamblang lagi, berikut beberapa contoh pernyataan terkait dengan fakta atau opini. Berikut ulasannya:

  • Fakta
  1. Pemilu Presiden akan terlaksana pada tahun 2024 mendatang
  2. Kejadian tabrak lari di jalan A menewaskan 4 korban jiwa
  3. Suho EXO telah selesai wamil pada tanggal 14 Februari 2022 kemarin
  4. Tsunami terjadi di kota A, dan terdapat korban hingga 100 orang
  5. Matematika adalah mata pelajaran yang termasuk ilmu pasti
  6. Fisika, kimia, biologi, termasuk ke dalam penjurusan IPA di SMA
  7. Setelah hari sabtu, adalah hari minggu
  8. Berdasarkan data sensus penduduk, populasi laki-laki di Indonesia, masih sangat banyak jumlahnya
  9. Ibukota Indonesia telah berganti nama menjadi “Nusantara”
  10. Setiap tanggal 25 Desember, menjadi peringatan hari Natal bagi ummat Kristiani
  • Opini
  1. Harimau menjadi salah satu kelompok hewan yang hampir punah
  2. Rata-rata wanita Indonesia pasti memiliki hidung yang pesek
  3. Hampir sikap pria ketika sedang jatuh cinta, adalah salting sendiri
  4. Penerbitan secara pribadi pasti harganya akan mahal
  5. Laptop keluaran terbaru biasanya akan mahal di awal launching
  6. Setiap orang di desa A, pasti mempunyai sifat yang egois
  7. Peristiwa tsunami tersebut menewaskan beberapa korban jiwa
  8. Orang Korea hampir secara keseluruhan seperti di drama-drama
  9. Orang A seperti sedang terlihat murung
  10. Saya lebih suka pakai air dingin ketika mandi pagi ataupun sore

Jenis-jenis Fakta dan Opini

Selanjutnya ada jenis-jenis fakta dan opini. Dimana keduanya mempunyai jenis pernyataan yang dapat digolongkan.

Untuk jenis-jenis dari fakta antara lain:

  • Fakta Umum

Fakta umum adalah sebuah fakta, dimana pernyataan yang terlontar memiliki rentan waktu berlaku yang cukup lama.

Seperti misalnya fakta sejarah, catatan dokumentasi suatu kegiatan tertentu, dan sebagainya.

  • Fakta Khusus

Jenis ini berbanding terbalik dengan sebelumnya. Dimana untuk rentan kebenaran daripada pernyataan yang terlontar.

Sangat sedikit atau pendek. Sehingga untuk mempercayai pernyataan tersebut, hanya berlaku ketika kejadian tersebut memang benar terjadi, saat itu juga.

Kemudian ada jenis-jenis dari Opini, antara lain:

  • Opini Pribadi / Perorangan

Adalah sebuah opini yang memang pyur berasal dari diri pribadi. Pernyataan tersebut terlontar bisa secara langsung saat itu juga, atau sejenisnya.

Dan untuk tingkat kebenarannya masih perlu dipertanyakan.

  • Opini Umum

Untuk jenis ini, biasanya opini tersebut berasal dari kelompok yang lebih besar. Seperti contohnya adalah masyarakat umum.

Yang menanggapi tentang suatu fenomena tertentu. Contohnya adalah opini masyarakat yang makin memanas, sebaga respon akan fenomena kelangkaan minyak goreng.

Itulah beberapa pembahasan mengenai fakta dan opini, yang bisa menjadi referensi untuk anda.

The post Pengertian Fakta dan Opini: Ciri, Perbedaan dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Kajian Linguistik Beserta Pengertiannya https://haloedukasi.com/kajian-linguistik Mon, 30 Aug 2021 02:05:45 +0000 https://haloedukasi.com/?p=26498 Linguistik berasal dari bahasa Latin, Lingu yang artinya adalah Bahasa. Linguistik merupakan ilmu yang mempelajari tentang bahasa, atau ilmu yang menggunakan bahasa sebagai objek yang dikajinya. Bahasa yang dikaji dalam lingusitik bukanlah seperti bahasa Indonesia, Inggris, Arab, Korea ataupun bahasa-bahasa lainnya di dunia. Namun linguistik membahas bahasa secara keseluruhan mulai dari struktur, cara pengucapan dan […]

The post 4 Kajian Linguistik Beserta Pengertiannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Linguistik berasal dari bahasa Latin, Lingu yang artinya adalah Bahasa. Linguistik merupakan ilmu yang mempelajari tentang bahasa, atau ilmu yang menggunakan bahasa sebagai objek yang dikajinya. Bahasa yang dikaji dalam lingusitik bukanlah seperti bahasa Indonesia, Inggris, Arab, Korea ataupun bahasa-bahasa lainnya di dunia. Namun linguistik membahas bahasa secara keseluruhan mulai dari struktur, cara pengucapan dan masih banyak lagi.

Fungsi linguistik adalah untuk memahami bagaimana cara memilih kata, membentuk frase serta menyusun kalimat yang baik sesuai dengan metode-metode yang ada. Untuk pembelajar, terutama yang sedang mempelajari bahasa Asing, linguistik berfungsi untuk membantu pembelajar memahami bahasa dan metode-metode yang ada didalamnya serta bagaimana menggunakannya kedalam kehidupan sehari-hari.

Linguistik juga berfungsi sebagai bahan rujukan materi dan pedoman bahan ajar bagi para pendidik bahasa seperti guru. Mempelajari linguistik mampu menambah pengetahuan mengenai perkembangan bahasa dari dulu hingga masa sekarang. Sehingga penting untuk mempelajari linguistik terutama bagi pembelajar bahasa.

Terdapat 4 kajian bahasa secara linguistik yang membahas berbagai aspek dan tataran seperti kata, frase dan aspek bunyi pada bahasa yang perlu diketahui:

1. Fonologi

Kajian bahasa secara linguistik yang pertama adalah fonologi. Fonologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bunyi bahasa. Pada fonologi membahas tentang bagaimana satu bunyi dapat memiliki makna yang berbeda dengan lainnya. Contohnya, kata lupa dan rupa, kedua bunyi ini memiliki bunyi yang hampir mirip namun memiliki makna yang jauh berbeda.

Bunyi bahasa dibagi menjadi dua yaitu bunyi vokal dan konsonan. Bunyi vokal biasanya lebih mudah dan jelas untuk didengar. Sedangkan bunyi konsonan cenderung kurang jelas didengar.

2. Morfologi

Kajian bahasa secara linguistik yang kedua adalah morfologi. Morfologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang unsur-unsur pembentuk. Morfologi umumnya membahas tiga hal yaitu bentuk, kata, perubahan bentuk kata dan makna yang muncul dalam kata tersebut.

Contohnya adalah imbuhan ter- dan di-. Imbuhan ini merupakan salah satu struktur internal kata yang dapat menimbulkan perubahan kata maupun makna. Terbaca dan dibaca memiliki kata dasar yang sama yaitu baca. Namun saat diberikan imbuhan menjadi dua kata yang berbeda makna.

3. Sintaksis

Kajian bahasa secara linguistik yang ketiga adalah sintaksis. Sintaksisi adalah ilmu yang mengkaji hubungan antarkata dalam kalimat. Sintaksis membahasa tiga hal yaitu frasa, klausa dan kalimat. Suatu bahasa biasanya memiliki aturan-aturan tersendiri dalam pembentukan frase dan kalimat. Sintaksis nantinya akan menguaraikan aturan tersebut sehingga sebuah kata dapat menjadi frase dan kalimat yang tepat.

Contoh fungsi sintaksis adalah memastikan adanya subjek predikat, objek dan keterangan dalam suatu kalimat. Membedakan kalimat menjadi kalimat yang aktif maupun pasif juga merupakan fungsi sintaksis.

4. Semantik

Kajian bahasa secara linguistik yang terakhir adalah semantik. Semantik adalah ilmu mengenia arti atau makna dalam suatu kata dan kalimat. Ilmu semantik dinilao sebagai puncak studi pada ilmu linguistik, ini dikarenakan pembelajaran pada semantik mencakup bunyi (fonologi), unsur pembentuk kata (morfologi), gramatika, ilmu perkamusan dan juga sintaksis.

Contoh ilmu semantik adalah kata jatuh dapat memiliki makna yang berbeda tergantung pada kalimat.

Ani jatuh dari tangga,
Kamu jatuh cinta,
Dia marah karena harga dirinya jatuh.

Meskipun sama-sama menggunakan kata jatuh, namun terdapat perbedaan makna. Tidak hanya itu, perbedaan cara pengucapan seperti kata diucapakna secara lambat, cepat maupun tinggi juga dapat menyebabkan perbedaan makna. Inilah yang dibahas pada semantik.

The post 4 Kajian Linguistik Beserta Pengertiannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ilmu Linguistik: Pengertian – Sejarah dan Cabangnya https://haloedukasi.com/ilmu-linguistik Tue, 11 Aug 2020 02:53:07 +0000 https://haloedukasi.com/?p=9453 Kali ini kita akan membahas tentang ilmu linguistik, pengertian, sejarah, cabang, fungsi, tujuan, sampai contoh penerapan ilmu linguistik dalam kehidupan sehari hari. Lebih jelasnya, simak penjelasan berikut ini. Pengertian Ilmu Linguistik Pengertian Secara umum Ilmu linguistik adalah ilmu yang berfokus pada bahasa dan penggunaannya sebagai alat komunikasi. Linguistik akan membawamu mempelajari struktur bahasa dan segala […]

The post Ilmu Linguistik: Pengertian – Sejarah dan Cabangnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kali ini kita akan membahas tentang ilmu linguistik, pengertian, sejarah, cabang, fungsi, tujuan, sampai contoh penerapan ilmu linguistik dalam kehidupan sehari hari. Lebih jelasnya, simak penjelasan berikut ini.

Pengertian Ilmu Linguistik

Pengertian Secara umum

Ilmu linguistik adalah ilmu yang berfokus pada bahasa dan penggunaannya sebagai alat komunikasi.

Linguistik akan membawamu mempelajari struktur bahasa dan segala aspek yang melingkupinya, termasuk psikologi dan sosiologi.

Istilah Linguistik ini berasal dari bahasa latin diantaranya lingua merupakan bahasa.

Sedangkan untuk istilah dari prancis nya linguistik ini adalah linguistique, sedangkan dari bahasa inggris ini ialah linguistics. Untuk Pakar linguistic ini di sebut juga dengan sebutan Linguis .

Pengertian Menurut KBBI

Ilmu linguistik adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan telah dibahas secara ilmiah.

Pengertian Menurut Para Ahli

Menurut Martinet (1987: 19), Ilmu linguistik yaitu suatu ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya.

Menurut Matthews, Ilmu linguistik adalah suatu studi ilmiah atau ilmu bahasa yang mempelajari tentang bahasa.

Menurut Harimuti Kridalaksana, Ilmu linguistik didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang tata bahasa.

Menurut Dubois, Jean, Ilmu linguistik yaitu suatu kajian ilmiah tentang bahasa.

Sejarah Perkembangan Ilmu Linguistik

Sebagai ilmu yang mengkaji bahasa, linguistic tentu sudah mengalami perkembangan sesuai dengan kerangka yang digunakan oleh para peneliti dalam memahami sekaligus meneliti realitas bahasa yang digunakan manusia.

Perthatian terhadap kajian bahasa senantiasa menjadi tuntunan dalam sejarah kehidupan manusia khususnya bagi bangsa-bangsa yang bahasanya terkait langsung dengan penulisan kitab-kitab suci.

Seperti halnya bahasa Arab yang bahasanya terkait erat dengan kitab suci Al-quran, bahasa sansekerta terkait langsung dengan kitab suci agama hindu.

Begitu juga Yunani dan bahasa latin Eropa dianggap sebagai bahasa suci karena kitab suci mereka ditulis dengan bahasa sansekerta.

Perhatian mengenai kajian bahasa pada masa ini cenderung kepada pembahasan yang bersifat umum yaitu pembahasan mengenai asal-usul dan perkembangan bahasa,

Pembahasan tentang bahasa mana yang paling utama dan pembahasan mengenai lafadz-lafadz.

Fase awal, pada fase ini kajian dipusatkan pada kajian Grammar. Kajian ini bertujuan untuk membedakan antara bentuk-bentuk yang benar dan yang salah dalam bahasa. Dengan demikian kajian ini bersifat normative (mi’yari).

Fase kedua, munculnya istilah Filologi (fiqh lughah) yang berpusat di sekolah Iskandariyah.

Istilah Filologi ini adalah kajian yang berangkat secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang peneliti bahasa yaitu Friedrich August Wolf tahun 1777 M sampai sekarang.

Tetapi dalam kajiannya Filologi ini juga mengkaji bahasa secara mendasar atau dengan kata lain objek kajiannya bukan bahasa secara mendasar tetapi lagi-lagi pembahasannya lebih cenderung pada penjelasan bentuk-bentuk yang baik dari sebuah tulisan,

Dengan demikian kajiannya memberi manfaat kepada sejarah sastra dan kebiasan-kebiasaan berbahasa karena disinilah mereka menetapkan prinsip-prinsip dalam kritik sastra, cara-cara dan tujuan-tujuannya.

Fase ketiga, peneliti bahasa mulai membuka perbandingan antara bahasa-bahasa yang ada.

Hal inilah yang menjadi tonggak lahirnya Comparativ philology (fiqh al-muqaran).

Franzz Bopp telah menulis hasil kajiannya tentang sistem bentuk dalam bahasa sansekerta dan dibandingkan dengan bahasa Yunani, latin, Persia dan Jerman.

Cabang Ilmu Linguistik

Berikut Adalah beberapa cabang dari ilmu linguistik.

Mikrolinguistik

Mikrolinguistik adalah bidang linguistik yang mempelajari bahasa dalam arti sempit, yaitu bahasa dalam kedudukannya sebagai fenomena alam yang berdiri sendiri.

Mikrolinguistik mempelajari bahan bahasa secara langsung tentang sifat-sifat, struktur, cara kerja, dan sebagainya.

Mikrolinguistik dibagi menjadi dua, yaitu mikrolinguistik bersifat umum dan mikrolinguistik untuk bahasa-bahasa tertentu.

1. Umum

  • Fonologi
    Merupakan cabang mikro linguistik yang ruang lingkupnya membahas tentang bunyi bahasa ditinjau dari fungsinya.
  • Morfologi
    Merupakan anak cabang dari mikro linguistik yang cakupan pembahasannya tentang kata dan kelompok kata. Morfologi juga termasuk menyelidiki struktur kata, bagian-bagiannya dan cara pembentukannya.
  • Semantik
    Menyelidiki makna bahasa baik yang bersifat leksikal, gramatikal ataupun kontekstual.
  • Sintaksis
    Menyelidiki satuan-satuan kata dan satuan-satuan lain di atas kata, hubungan satu dengan lainnya dan cara penyesuaiannya.

2. Bahasa tertentu

  • Linguistik deskriptif (Descriptive linguistics)
    Adalah pendekatan linguistik dengan menggunakan teknik penelitian lapangan dan tata istilah yang sesuai untuk bahasa yang diselidiki. Metode kerjanya adalah metode deskriptif, yaitu memberikan atau menggambarkan struktur dan system bahasa yang dipelajari sebagaimana adanya.
  • Linguistik struktural (Structural linguistics)
    Adalah pendekatan dalam penyelidikan bahasa yang menganggap bahasa sebagai system yang bebas.
  • Linguistik historis (Historical linguistics)
    Adalah cabang linguistik yang menyelidiki perubahan-perubahan jangka pendek dan jangka panjang dalam system bunyi, gramatika, dan kosakata suatu bahasa atau lebih.
  • Linguistik komperatif (Comparative linguistics)
    Adalah cabang linguistik yang mempelajari kesepadanan fonologis, gramatikal, dan leksikal dari bahasa-bahasa yang berkerabat atau dari periode-periode historis dari suatu bahasa.
  • Linguistik historis komperatif (Historical and comparative linguistics)
    Adalah bidang linguistik yang menyelidiki perkembangan bahasa dari satu masa ke masa yang lain, serta menyelidiki perbandingan satu bahasa dengan bahasa yang lain.

Makrolinguistik

Makrolinguistik adalah bidang linguistik yang mempelajari bahasa dalam hubungannya dengan faktor-faktor di luar bahasa, seperti dari segi kejiwaan, social, pengajaran, pengobatan, dan filsafat.

Kajian secara eksternal itu dibagi menjadi dua bidang, yaitu bidang interdisiplinier dan bidang terapan.

Bidang Interdisiplinier merupakan kajian gabungan dua disiplin ilmu, yakni kajian bahasa dan kajian yang lain.

1. Bidang linguistik interdisipliner

  • Linguistik Etnografi (Ethnographic linguistics)
    Adalah penyelidikan mengenai lingkungan alam dan budaya suatu masyarakat bahasa dengan mempergunakan teknik penelitian lapangan untuk mendeskripsikan konteks situasi suatu penuturan.
  • Linguistik sosiologi (sociological linguistics)
    Adalah penyelidikan bahasa yang berpegang pada pandangan bahwa bahasa tidak dapat dipisahkan dari konteks social manusia, dan yang menghubungkan analisis bahasa dengan gaya pengungkapan orang atau kelompok. Sebagai contoh dapat dikemukakan pemakaian ragam bahasa jawa (kasar = ngoko, halus = kromo) yang disebabkan oleh sifat hubungan (perbedaan tingkat sosial, tingkat ekonomi, tingkat keakraban, dan sebagainya) antara pembicara dan pendengar.
  • Epigrafi
    Merupakan cabang ilmu linguistik yang menelaah isi tulisan pada prasasti. Pada umumnya epigrafi dipelajari leh seorang arkeologi.
  • Paleografi
    Adalah cabang yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan pendeskripsian tulisan – tulisan kuno terutama yang berasal dari abad pertengahan (penafsiran tulisan kuno).

2. Bidang linguistik terapan

  • Bidang terapan
    Adalah kajian yang berusaha mengkaji bahasa untuk diterapkan pada dunia lain. Yang termasuk dalam bidang terapan adalah
  • Linguistik Medis (Language Pathology)
    Adalah bidang linguistik terapan yang mencakup cacat bahasa, dan sebagainya. Linguistik medis disebut juga patologi bahasa.
  • Linguistik Edukasional (Linguistik pedagogis)
    Adalah cabang linguistik terapan yang bersangkutan dengan peningkatan efesiensi pengajaran bahasa dengan menyediakan deskripsi yang komprehensif mengenai proses-proses dasar dan dengan mempergunakan metode pengajaran yang memadai.
  • Linguistik forensik (Forensic Linguistics)
    Adalah salah suatu cabang linguistic terapan yang berkaitan dengan hukum. Linguistik forensik digunakan untuk menyidik kejahatan yang sebagian pembuktiannya berupa data bahasa.
  • Leksikografi
    Adalah cabang ilmu linguistik terapan yang mencakup metode dan teknik penyusunan kamus.
  • Penerjemahan (translation)
    Adalah bidang linguistik terapan yang mencakup metode dan teknik pengalihan amanat dari suatu bahasa ke bahasa yang lain. Tujuan utama penerjemahan adalah menghasilkan terjemahan yang semirip mungkin dengan naskah aslinya.

Tokoh Ilmu Linguistik

Charles Adrian Van Ophuysen

charles adrian

Siapa yang tidak mengenal ejaan lama atau ejaan van Ophuysen yang pernah berlaku pada zaman dahulu?

Ch. A. van Ophuysen adalah seorang Belanda yang lahir di Solok Sumatera Barat pada 1856 dan meninggal di Leiden pada tahun 1917.

Bersama dua orang tokoh pribumi, yakni Engku Nawawi dan Moehammad Taib Sutan Ibrahim, ia menyusun ejaan van Ophuysen yang menggantikan ejaan bahasa Melayu pada tahun 1896

Jasanya tidak hanya terbatas pada pemberlakuan ejaan bahasa Indonesia saja, ia juga terkenal atas pembagian kelas kata yang didasarkan pada makna kata dan fungsinya dalam kalimat.

Koewatin Sasrasoeganda

Sasrasoeganda atau lebih tepatnya Raden Sasrasoeganda merupakan tokoh penting dalam dunia perkamusan di Indonesia.

Tokoh ini adalah orang pribumi pertama yang menulis tata bahasa Mealyu dalam bahasa Melayu dalam tradisi Yunani-Latin-Belanda.

Karyanya yang terkenal adalah “Kitab jang Menjatakan Djalan Bahasa Melajoe”, yang menjadi pedoman pengajaran bahasa Melayu di Indonesia pada zamannya.

Ia memperkenalkan konsepsi pembagian kelas kata dalam bahasa Melayu, yaitu:

  • Perkataan pekerjaan
  • Perkataan nama benda
  • Perkataan nama sifat
  • Perkataan bilangan
  • Perkataan pengganti nama
  • Perkataan tambahan
  • Perkataan pengantar
  • Perkataan penghubung.

Harimurti Kridalaksana

Harimurti

Para pembelajar linguistik bahasa Indonesia pada saat ini pasti tidak asing dengan nama Harimurti Kridalaksana.

Beliau adalah ahli bahasa yang bukunya banyak dijadikan landasan teori berbagai macam penelitian bahasa.

Hubert Emmanuel Harimurti Kridalaksana Martanegara lahir di Semarang pada 23 Desember 1939.

Hingga usianya yang ke-77 tahun ini, beliau merupakan salah satu guru besar di Universitas Indonesia.

Buku yang ditulisnya tidak kurang dari 20 judul, antara lain Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia (1989), Kamus Sinonim Bahasa Indonesia (1974), dan masih banyak lagi.

Fungsi Ilmu Linguistik

Berikut ini fungsi dari ilmu linguistik:

  • Bagi Linguistik
    Pertama, bagi linguis sendiri pengetahuan yang luas bagi linguistik tentu akan sangat membantu dalam menyelesaikan dan melaksanakan tugasnya. Bagi peneliti, politikus, dan peminat sastra linguistik akan membantunya dalam memahami karya-karya sastra dengan lebih baik. Sebab bahasa, yang menjadi objek penelitian linguistik itu, merupakan wadah pelahiran karya sastra.
  • Bagi guru
    Terutama guru bahasa, pengetahuan linguistik sangat penting, mulai dari subdisiplin fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, leksikologi, sampai dengan pengetahuan mengenai hubung bahasa dengan kemasyarakatan dan kebudayaan.
  • Bagi penerjemah
    Pengetahuan linguistik mutlak diperlukan bukan hanya yang berkenaan dengan morfologi, sintaksis, dan semantik saja, tetapi juga dengan yang berkenaan dengan sosiolinguistik dan kontrastif linguistik. Seorang penerjemah bahasa Inggris-Indonesia harus bisa memilih terjemahan. Misalnya, my brother itu menjadi “kakak saya”, “adik saya”, atau cukup “saudara saya’ saja. Juga bagaimana struktur kalimat Tanya what is your name? harus diterjemahkan menjadi “siapa namamu?” dan bukan menjadi “apa namamu?”, padahal what berarti “apa”.
  • Bagi penyusun kamus atau leksikografer
    Menguasai aspek linguistik mutlak diperlukan, sebab semua pengetahuan linguistik akan memberi manfaat dalam menyelesaikan tugasnya. Untuk bisa menyusun kamus dia harus mulai dengan menentukan fonem-fonem bahasa yang akan dikamuskannya, menentukan ejaan atau grafemfonem-fonem tersebut. Memahami seluk beluk bentuk dan pembentukan kata, struktur frase, stuktur kalimat, makna leksikal, makna gramatikal, makna kontekstual, dan makna idiomatik, serta latar belakang sosial bahasa tersebut.

Tujuan Mempelajari Ilmu Linguistik

1. Tujuan praktis

Tujuan praktis dari studi bahasa artinya mempelajari bahasa dengan tujuan agar pembelajar bahasa mampu menggunakanya untuk berkomunikkasi secara baik, benar, dan lancar.

Tujuan ini dekat kaitanya dengan pengajaran bahasa seperti yang ada di sekolah dan lembaga kursus. Siswa diajarkan untuk dapat menguasai empat skill berbahasa yaitu listening, speaking, reading, dan writing.

2. Tujuan estetis

Tujuan estesi berarti bagaimana seorang dapat memahami dan menggunakan bahasa secara indah dan menarik.

Bahasa dikemas dalam gaya tertentu lalu diungkapkan baik lisan maupun tulis sehingga ada kesan estetika yang muncul dari bahasa tersebut.

Orientasi dari tujuan pemahaman dan penggunaan bahasa ini adalah “estetika”. Teks – teks dengan orientasi estika dapat dengan mudah ditemukan dalam puisi, novel, pantun, dan jenis karya sastra lainya.

3. Tujuan filologis

Bahasa sangat berkaitan dengan budaya, bahkan dapat dikatakan bahasa merupakan salah satu produk budaya.

Pengungkapan nilai – nilai bahasa dari segi kebudayaan masa lampau inilah yang disebut dengan studi bahasa dengan tujuan filologis.

Penelitian filologis dapat dilakukan dengan mengkaji naskah-naskah lama (manuscirpts).

Misalkan dengan meneliti naskah-naskah Jawa kuno  maka dapat diungkapkan nilai-nilai bahasa yang termuat didalamnya yang bisa saja berbeda atau bersifat baru dari yang ada sekarang.

The post Ilmu Linguistik: Pengertian – Sejarah dan Cabangnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>