Imperialisme - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/imperialisme Wed, 15 Feb 2023 03:26:51 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Imperialisme - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/imperialisme 32 32 Imperialisme Media: Pengertian – Sejarah dan Asumsi https://haloedukasi.com/imperialisme-media Wed, 15 Feb 2023 03:26:42 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41367 Media menjadi alat vital bagi suatu negara untuk mengomunikasikan berbagai isu penting, seperti politik, budaya, lingkungan, dan ekonomi. Namun, apa jadinya bila sistem penyiaran negara-negara di seluruh dunia, terutama negara dunia ketiga atau berkembang, dikuasai oleh sistem media negara kuat. Maka yang akan terjadi adalah imperialisme media, di mana negara kuat akan memberikan pengaruh dan […]

The post Imperialisme Media: Pengertian – Sejarah dan Asumsi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Media menjadi alat vital bagi suatu negara untuk mengomunikasikan berbagai isu penting, seperti politik, budaya, lingkungan, dan ekonomi. Namun, apa jadinya bila sistem penyiaran negara-negara di seluruh dunia, terutama negara dunia ketiga atau berkembang, dikuasai oleh sistem media negara kuat.

Maka yang akan terjadi adalah imperialisme media, di mana negara kuat akan memberikan pengaruh dan dominasi nya melalui media mereka yang telah tersebar di seluruh penjuru dunia.

Pengertian

Imperialisme media adalah konsentrasi atau pemusatan media massa secara berlebihan dari negara-negara besar dan kuat, yang berdampak terhadap hilangnya identitas, menciptakan aliran media satu arah dan bahkan memperluas struktur kelas di negara-negara yang lebih miskin. Fenomena ini bisa dianalogikan dengan toko komunitas kecil yang tutup karena masuknya superstore besar, mengambil alih dan memonopoli.

Menurut Oliver Boyd-Barrett (1977), imperialisme media didefinisikan sebagai proses di mana kepemilikan, struktur, distribusi, atau konten media di suatu negara mana pun, baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama, tunduk pada tekanan eksternal yang substansial dari kepentingan media negara atau negara lain. Serta tidak adanya timbal balik proporsional dari pengaruh negara yang terkena dampaknya.

Pada intinya, dalam imperialisme media tidak terdapat hubungan yang seimbang antara kekuatan ekonomi, geopolitik, militer, dan budaya antara pihak imperialis dan pihak penerima. Sementara pengaruh-pengaruh yang diterima cenderung diekspresikan dan dilanggengakan oleh media massa dan industri budaya.

Sejarah Singkat

Konsep mengenai imperialisme media pertama kali muncul pada 1970-an, ketika para pemimpin politik, produsen media, dan beberapa masyarakat di negara-negara pasca-kolonial mulai mengkritik kepemilikan dan praktik konglomerasi media Barat dan Amerika, yang telah menguasai sebagian besar sistem komunikasi dan media global.

Perwakilan dari negara-negara pasca-kolonial mengusulkan pada UNESCO tentang pembentukan Tatanan Informasi dan Komunikasi Dunia Baru (NWICO) guna menentang dan mengimbangi dominasi sistem komunikasi dan media global dari negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat dan Britania Raya.

Asumsinya adalah perusahaan media dari Amerika dan Barat beserta output produk mereka berpotensi merusak bahkan menumbangkan proses pembangunan nasional negara-negara pasca-kolonial, apabila melembagakan berbagai model media, praktik bisnis, dan konten yang tidak tepat.

Sementara pada abad ke-21, penelitian mengenai imperialisme media difokuskan pada keseluruhan media. Seperti bagaimana ekspansi dan legitimasi ekonomi, militer, dan budaya global Kekaisaran didukung oleh konten berita, telekomunikasi, periklanan dan humas, film dan TV, musik, game interaktif, serta platform internet dan sosial media.

Teori Imperialisme Media

Terdapat beberapa asumsi dari para ahli yang membangun terciptanya teori imperialisme media, diantaranya:

  • Herbert I. Schiller

Menurut Herbert I. Schiller pentingnya media massa dan industri budaya bagi imperialisme Amerika. Dengan alasan bahwa setiap perkembangan elektronik baru akan memperluas batas pengaruh Amerika di dunia. Selain itu, perluasan kekuatan Amerika juga didukung oleh dominasi industri, militer dan budaya mereka.

Schiller mendefinisikan imperialisme media sebagai sejumlah proses yang dengannya suatu masyarakat dibawa ke dalam sistem modern (berpusat di AS) dan bagi mereka yang mendominasi akan ditarik, ditekan, dipaksa, terkadang disuap agar membentuk institusi sosial sesuai dengan nilai dan struktur dari pusat yang mendominasi sistem.

Media massa adalah alat utama dari operasi yang digunakan dalam proses penetrasi. Melalui media massa, konteks historis, literasi, kompleksitas, sistem ekonomi dan politik disebarkan untuk memberikan pengaruh mereka ke seluruh dunia.

  • Oliver Boyd-Barrett

Pada 1977, Boyd-Barrett menggambarkan imperialisme media sebagai hubungan kekuasaan yang tidak setara dan asimetris antara berbagai negara dan sistem penyiaran mereka.

Barrett menyatakan bahwa imperialisme media adalah suatu proses di mana kepemilikan, struktur, distribusi, atau konten media suatu negara secara mandiri atau bersama-sama tunduk pada tekanan substansial dari kepentingan media negara mereka sendiri atau negara lain, tanpa adanya pembalasan pengaruh yang proporsional ileh negara yang terpengaruh.

Ia juga menekankan bahwa perusahaan yang memiliki media massa di negara-negara imperialis, seperti Amerika Serikat, juga mengerahkan kepemilikan atas media massa di negara-negara kecil serta membentuk model bisnis media mereka, sesuai standar dan format yang mereka miliki.

  • John Downing dan Annabelle Sreberny-Mohammadi

Pada 1995, John Downing dan Annabelle Sreberny-Mohammadi menyatakan bahwa imperialisme media adalah penguasaan atau penaklukan suatu negara lemah oleh negara kuat. Imperialisme media merupakan tanda dari dimensi proses yang melampaui eksploitasi ekonomi, atau bahkan kekuatan militer.

Dalam sejarah kolonialisme, di mana bentuk imperialisme langsung dijalankan langsung oleh bangsa asing, sistem pendidikan dan media di banyak negara dunia ketiga juga dibentuk sebagai replika dari yang telah ada di negara Inggris, Prancis, atau Amerika Serikat, dengan mengajarkan nilai-nilai mereka.

Negara-negara barat juga telah membuat terobosan lebih lanjut untuk promosi budaya mereka, seperti gaya arsitektur. Promosi tersebut disampaikan secara halus namun lembut, yang mengandung pesan bahwa budaya Barat lebih unggul dari budaya negara-negara dunia ketiga.

Tanpa perlu dikatakan, semua peneliti studi komunikasi dan media internasional, bahkan orang awam pun juga setuju bahwa imperialisme budaya banyak dilakukan oleh negara-negara imperialis yang dominan melalui sarana komunikasi dan media massa, yang seringkali merugikan negara-negara penerima.

  • Tanner Mirrlees

Pada 2016, Tanner Mirrlees mendefinisikan ulang tentang imperialisme media, yakni suatu studi sejarah mengenai cara bagaimana keamanan negara nasional Amerika Serikat bermitra dengan perusahaan media (berbasis di AS) bisa mengglobal dan menyebarkan produk media berupa budaya, yang bertujuan mengatur persetujuan transaksional terhadap kebijakan luar negeri AS.

Dibangun berdasar atas komunikasi ekonomi politik Herbert I. Schiller, Mirrlees beranggapan bahwa meski pemerintah AS dan perusahaan media mengejar kepentingan yang berbeda di panggung dunia, seperti keamanan nasional dan keuntungan finansial, mereka saling berkolaborasi guna mendukung produksi bersama dalam pameran distribusi global media yang mempromosikan kekuatan dan budaya populer AS.

Terdapat 4 dimensi imperialisme media menurut Mirrlees. Pertama, adanya aliansi struktural dan hubungan mutual antar berbagai negara-bangsa Amerika Serikat. Kedua, adanya dukungan geo-politik negara-bangsa AS dalam mendominasi ekonomi, budaya, dan media di dunia.

Ketiga, terdapat dukungan industri media dan budaya AS dalam menyebarkan propaganda internasional. Terakhir, pemerintah AS sengaja membuat produk media dan budaya yang mengagung-agungkan dan melegitimasi kekuasaan AS di dunia.

  • Dal Yong Jin

Dal Yong Jin berpendapat bahwa segelintir perusahaan yang berbasis di negara-negara Barat adalah pemilik dan operator digital paling dominan di dunia, sebaliknya sejumlah besar negara non-barat adalah pengguna platform digital.

Jin mengonsepkan imperialisme platform sebagai hubungan asimetris di mana terdapat relasi saling ketergantungan antara negara Barat, terutama Amerika Serikat, dan banyak negara dunia ketiga.

Hubungan asimetris tersebut dicirikan oleh adanya pertukaran teknologi dan arus modal yang tidak setara, serta adanya dominasi teknologi secara simbolis dari berbagai platform yang berbasis di Amerika Serikat, yang mana sangat memengaruhi mayoritas orang dan negara.

Contoh Imperialisme Media

Salah satu contoh nyata dari imperialisme adalah terjadinya pemaksaan dan penyebaran secara luas saluran berita dari suatu negara kuat, khususnya dari Barat, pada negara-negara miskin dan berkembang.

  • British Broadcasting Corporation BBC)

British Broadcasting Corporation atau yang sering disebut dengan BBC adalah salah satu saluran berita atau media di Britania Raya yang menjalankan bentuk imperialisme media. BBC didirikan oleh Royal Charter, namun beroperasi secara mandiri atau lepas dari pemerintah.  

BBC memiliki lisensi televisi tahunan yang harus dibeli oleh semua pemilik televisi, terlepas dari apakah pemilik televisi tersebut menonton BBC atau tidak. Selama bertahun-tahun, biaya lisensi BBC telah menuai banyak kontroversi karena dianggap terlalu mahal. Selain itu, ketidakmampuan dalam membayar lisensi juga akan mendatangkan denda bagi pemiliknya.

  • Industri Film Hollywood

Hollywood menjadi salah satu produsen dan distributor film terbesar dan terpopuler di dunia. Mereka merupakan produsen utama dari film-film dengan kualitas tinggi yang dirilis secara internasional.

Kesuksesan Hollywood tidak terlepas dari 4 strategi kapitalis yang mampu menarik dan mengintegrasikan produser, aktor dan aktris, serta penonton film non-Amerika ke dalam lingkupnya, antara lain kepemilikan, produksi lintas batas dengan penyedia layanan bawahan, perjanjian lisensi konten dengan para aktor/aktris, dan blockbuster yang dirancang untuk menjelajahi dunia.

The post Imperialisme Media: Pengertian – Sejarah dan Asumsi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kolonialisme dan Imperialisme: Pengertian, Perbedaan dan Persamaannya https://haloedukasi.com/kolonialisme-dan-imperialisme Mon, 23 Nov 2020 02:18:17 +0000 https://haloedukasi.com/?p=15533 Abad ke 15, merupakan titik balik dari perkembangan benua Eropa. Benua Eropa sangat berkembang pesat dengan bangkitnya berbagai ilmu pengetahuan di Eropa. Munculnya teori heliosentris adalah wujud yang paling besar dari perkembangan ilmu pengetahuan saat itu. Paham heliosentris inilah yang menjadi faktor pendorong bangsa Eropa untuk melakukan penjelajahan di seluruh dunia. Selain itu, adanya kepercayaan […]

The post Kolonialisme dan Imperialisme: Pengertian, Perbedaan dan Persamaannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Abad ke 15, merupakan titik balik dari perkembangan benua Eropa. Benua Eropa sangat berkembang pesat dengan bangkitnya berbagai ilmu pengetahuan di Eropa. Munculnya teori heliosentris adalah wujud yang paling besar dari perkembangan ilmu pengetahuan saat itu.

Paham heliosentris inilah yang menjadi faktor pendorong bangsa Eropa untuk melakukan penjelajahan di seluruh dunia. Selain itu, adanya kepercayaan mengenai bentuk bumi yang bulat juga menjadi faktor pendorong lainnya.

Namun, dalam penjelajahannya itu bangsa Eropa tak luput melakukan berbagai penjajahan di negara bagian timur yang dikenal sangat berpotensi. Praktik  penjajahan yang dilakukan oleh bangsa barat dapat dibedakan menjadi dua macam, kolonialisme dan imperialisme.

Berikut pemaparan mengenai kolonialisme dan imperialisme beserta dengan perbedaannya.

Pengertian Kolonialisme

Kata kolonialisme berasal dari kata colonus yang memiliki arti sebagai sebuah usaha yang bertujuan untuk mengembangkan kekuasaan suatu negara yang berada di luar wilayah negara tersebut. Dalam pelaksanaannya, kolonialisme bertujuan untuk dapat mencapai dominasi ekonomi.

Yang mana dominasi ekonomi terbatas pada sumber daya alam, sumber daya manusia beserta dengan sistem perdagangan di suatu wilayah. Wilayah yang dijadikan sebagai sasaran praktik kolonialisme biasanya disebut dengan wilayah koloni. Bangsa barat menunjuk wilayah koloni yang pada umumnya sangat berpotensi.

Baik berpontesi akan bahan bahan mentah yang nantinya diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dalam praktik ini. Namun, secara etimologi kolonialisme berasal dari kata colonus. Colonus memiliki arti menguasai.

Dengan ini, makna kolonialisme secara keseluruhan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh suatu bangsa dalam rangka menguasai bangsa yang lain dari luar wilayah negaranya sendiri. Ada banyak hal yang melatarbelakangi bangsa bangsa barat untuk melakukan kolonialisme.

Salah satu hal yang menjadi latarbelakangnya adalah adanya keinginan untuk mencari dominasi kekuatan. Baik dari segi perekonomian, sumber daya alam, sumber daya manusia dan politik.

Hal itu mengindikasikan bahwa bangsa eropa memiliki tingkatan yang lebih tinggi daripada wilayah koloninya.

Pengertian Imperialisme

Praktik imperialisme merupakan sebuah usaha perluasan kekuasaan suatu negara yang ditujukan untuk dapat menguasai negara lain. Dalam pelaksanaannya imperialisme dapat dibedakan menjadi dua, yakni imperialisme kuno dan imperialisme modern.

Imperialisme kuno telah terjadi sejak sebelum revolusi industri terjadi. Pada saat itu imperialisme kuno bertujuan untuk dapat memiliki mencapai kekayaan (gold), kejayaan (glory), serta untuk menyebarkan sebuah agama (gospel). Sedangkan, secara etimologi imperialisme berasal dari kata imperare.

Imperae memiliki sebuah arti yaitu memerintah. Oleh karenanya, secara umum imperialisme merupakan sebuah usaha yang dilakukan oleh suatu bangsa. Yang mana usaha tersebut bertujuan untuk memerintah bangsa lain yang berada di luar dari wilayahnya sendiri.

Pelaksanaan praktik imperialisme dijalankan dengan penuh paksaan untuk dapat mencapai tujuan bangsa yang melakukannya.

Secara umum, dalam pelaksanaannya kolonialisme dan imperialisme yang dilakukan bangsa Barat dilatarbelakangi dengan adanya ambisi. Bangsa barat berambisi untuk dapat mencari kekayaan yang banyak (gold), menyebarkan suatu paham keagamaan (gospel), serta untuk mencari sebuah kekayaan (glory).

Perbedaan Kolonialisme dan Imperialisme

Dalam praktik pelakasanaannya kolonialisme dan imperialisme didasari oleh dua tujuan yang berbeda. Praktik kolonialisme dalam pelaksanaanya ditujukan untuk menguasai sumber daya alam dan segala kekayaan yang terdapat dalam wilayah koloni. Mereka menginginkan adanya dominasi ekonomi dalam penjajahannya.

Sehingga dengan tujuan tersebut, mereka berupaya untuk mengeksploitasi segala potensi sumber daya dan menguasai sistem perdagangan daerah koloni tersebut. Sedangkan, dalam praktik imperialisme, Bangsa Barat hanya menginginkan untuk memperluas daerah kekuasaannya.

Untuk dapat memperluas kekuasaannya, mereka menyebarkan sebuah paham pada masyarakat yang hidup di wilayah koloni. Penyebaran paham tersebut dilakukan secara paksa oleh bangsa barat. Sehingga dalam kata lain, pelaksanaan praktik imperialisme dirasa lebih kejam daripada praktik kolonialisme.

Persamaan Kolonialisme dan Imperialisme

Dalam pelaksanaannya kolonialisme dan imperialisme sama sama mengakibatkan kesengsaraan pada masyarakat wilayah koloni. Dengan ambisi Bangsa Barat yang ingin menguasai segala wilayah koloni, bangsa barat mampu menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya.

Salah satunya adalah dengan pelaksanaan tanam paksa yang sangat menyengsarakan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia menjadi objek tenaga kerja bangsa bangsa Barat untuk mencapai tujuannya, memperluas kekuasaan serta mengeksploitasi semua sumber daya alam.

The post Kolonialisme dan Imperialisme: Pengertian, Perbedaan dan Persamaannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Imperialisme: Pengertian – Macam dan Dampaknya https://haloedukasi.com/imperialisme Tue, 05 May 2020 03:31:01 +0000 https://haloedukasi.com/?p=6270 Pada zaman dahulu, seorang raja dapat dikatakan besar apabila kerajaannya mempunyai daerah kekuasaan yang luas sehingga adanya keinginan untuk merebut daerah kekuasaan kerajaan lain, hal inilah dinamakan dengan imperialisme. Pengertian Imperialisme Pengertian Secara Etimologi Imperialisme berasal dari bahasa latin yaitu imperare yang memiliki arti dan makna memerintah. Hak untuk memerintah itu disebut dengan imperium sedangkan […]

The post Imperialisme: Pengertian – Macam dan Dampaknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pada zaman dahulu, seorang raja dapat dikatakan besar apabila kerajaannya mempunyai daerah kekuasaan yang luas sehingga adanya keinginan untuk merebut daerah kekuasaan kerajaan lain, hal inilah dinamakan dengan imperialisme.

Pengertian Imperialisme

Pengertian Secara Etimologi

Imperialisme berasal dari bahasa latin yaitu imperare yang memiliki arti dan makna memerintah.

Hak untuk memerintah itu disebut dengan imperium sedangkan orang yang diberikan hak tersebut disebut dengan imperator.

Jadi dapat dikatakan imperialisme merupakan suatu kebijakan dimana satu negara berkuasa untuk memerintah negara lain.

Pengertian Menurut KBBI

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, imperialisme merupakan sistem politik yang bertujuan untuk menjajah negara lain agar mendapatkan kekuasaan dan keuntungan yang lebih besar.

Pengertian Secara Terminologi

Secara terminologi, imperialisme merupakan suatu kebijakan pada negara besar untuk memegang kendali pemerintahan terhadap daerah lain agar dapat dipelihara dan juga bisa berkembang.

Pengertian Menurut Para Ahli

Namun menurut para ahli imperialisme, yaitu:

  • Menurut Alan Bullock
    Imperialisme merupakan penaklukkan daerah satu kepada daerah lain dengan menetapkan hukum melalui kekuasaan dan eksploitasi terhadap ekonomi dan finansial.
  • Menurut Henry Pratt Fairchild
    Imperialisme merupakan kebijakan perluasan pada satu negara kepada negara lain dengan mengambil wilayah perbatasan secara paksa atau dengan cara menjajah daerah perlindungan yang dimiliki oleh negara lain.
  • Menurut Lenin
    Imperialisme merupakan suatu sistem ekonomi politik, dimana proses ekonomi tersebut mempunyai dan memiliki perwujudan terhadap keputusan politik.
  • Menurut Soekarno
    Imperialisme merupakan sistem yang dapat menguasai ekonomi negara lain atau merupakan sebuah kapitalisme dengan usaha untuk menguasai negara lain.

Imperialisme selalu dipandang sebagai sebuah sistem yang negatif, karena imperialisme dapat memberikan efek menderita kepada yang terjajah dengan merendahkan mereka dan penjajah menganggap diri mereka sebagai superior.

Sejarah Imperialisme

Pada abad XIX, imperialisme pertama kali muncul dari kerajaan Inggris. Ketika itu perdana menteri Inggris menjalankan ekspansi dengan tujuan meluaskan daerah kerajaan Inggris.

Kerajaan Inggris menganggap paling berkuasa karena telah berhasil menguasai negara di Asia dan Afrika dengan penjajahan.

Penjajahan dilakukan pada wilayah yang tertinggal dengan tujuan untuk membangun wilayah yang dijajah demi kebaikan dunia.

Namun sebenarnya penjajahan dilakukan untuk mengeksploitasi sumber-sumber daya yang ada di wilayah tersebut agar penjajah bisa menambah kekayaan dan kekuasaan.

Selain bangsa Inggris, Jepang juga melakukan imperialisme dengan dasar bahwa ingin menjadi bangsa yang besar sehingga dapat memerintah dunia.

Jerman dan Italia juga menjadi contoh dari imperialisme dengan adanya kepercayaan dimana satu negara lebih mulia atau lebih baik dari negaranya sendiri.

Pada abad 1500 M, imperialisme modern mulai berkembang sehingga terjadinya perang dunia ke dua. Perang dunia kedua sendiri berakhir sekitar tahun 1942.

Imperialisme baik zaman dulu maupun imperialisme modern selalu menganggap bahwa mereka yang menyebarkan tatanan, moralitas maupun agama serta peradaban dengan benar karena adanya aspek otoritas.

Imperialisme akan selalu ada dan melibatkan penggunaan kekuasaan militer atau kekuasaan lain, namun caranya lebih diperhalus seiring dengan berkembangnya jaman.

Tujuan Imperialisme

Tujuan dari adanya imperialisme, yaitu:

  • Untuk memperluas wilayah kekuasaan, tujuan ini berlangsung pada zaman kuno sampai zaman pertengahan.
  • Untuk menguasai dunia secara politis.
  • Untuk menyebarkan budaya barat ke seluruh dunia.
  • Untuk mengembangkan perekonomian.
  • Untuk menekankan pada penguasaan mental, ideologi dan psikologi.
  • Untuk memberikan pengaruh yang lebih besar dari kekuatan yang dilokalisir.

Penyebab Imperialisme

Penyebab dilakukannya imperialisme, yaitu:

  • Adanya keinginan untuk menjadi negara yang terbesar di dunia dengan memperluas daerah.
  • Merasa memiliki kekuatan terbesar di dunia dari berbagai aspek, seperti ekonomi, sosial dan pemerintahan.
  • Adanya perasaan bahwa bangsanya merupakan bangsa yang istimewa di dunia dan berhak menguasai atau memimpin bangsa lain.
  • Adanya keinginan untuk menyebarkan agama atau ideologi kepada negara lain agar dapat mendunia.
  • Selalu menganggap letak negaranya secara geografis tidak menguntungkan sehingga perbatasan antar bangsa menjadi faktor penting bagi negaranya.
  • Merasa negaranya kurang mampu sehingga membutuhkan kekayaan lingkungan hidup dari negara lain.
  • Adanya keinginan untuk ikut dan menguasai perdagangan dunia.
  • Karena terjadinya industri secara besar sehingga perlu adanya jaminan kestabilan bahan baku tersebut.

Macam-macam Imperialisme

Imperialisme terdiri dari berbagai macam sehingga dapat dibedakan berdasarkan secara umum dan berdasarkan sektor atau bidangnya.

Secara Umum

Berdasarkan secara umum, imperialisme terdiri dari dua macam, yaitu:

1. Imperialisme Kuno

Imperialisme kuno merupakan jaman awal munculnya imperialisme namun sebelum revolusi industri inggris.

Imperialisme kuno memiliki semboyan, yaitu gold atau kekayaan, gospel atau penyebaran, dan glory atau kejayaan.

Sehingga tujuan dari imperialisme kuno untuk dapat menyebarkan agama, mendapat kekayaan serta menambah kejayaan. Imperialisme kuno ini dipelopori oleh Spanyol dan Portugis.

2. Imperialisme Modern

Imperialisme modern muncul setelah revolusi industri dan berdasarkan kemajuan ekonomi.

Setelah terjadinya industri secara besar-besaran, bahan-bahan mentah banyak diperlukan dan dicari sehingga mulai melakukan penjajahan.

Penjajahan dilakukan agar mereka mempunyai sumber bahan mentah dan menjadikan pasar bagi hasil industri.

Berdasarkan Sektor atau Bidang

Berdasarkan sektor atau bidangnya, imperialisme terdiri dari empat macam, yaitu:

1. Imperialisme Politik

Imperialisme politik merupakan gerakan yang dilakukan agar dapat menguasai politik.

Biasanya imperialisme politik terjadi saat pesta demokrasi dan saat legislatif.

Salah satu contoh saat terjadinya perebutan kursi. Kursi terbanyak dapat menang terhadap suatu pengambilan dan perumusan kebijakan.

2. Imperialisme Ekonomi

Imperialisme ekonomi merupakan gerakan yang dilakukan agar dapat menguasai pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Contoh dari imperialisme ekonomi, yaitu perputaran pasar modal, saham, maupun sektor industri.

3. Imperialisme Kebudayaan

Imperialisme kebudayaan merupakan gerakan yang dilakukan agar dapat menguasai kebudayaan dan jiwa terhadap negara lain.

Maksud dari jiwa tersebut seperti, ide, gagasan dan pikiran. Jika imperialisme pada satu negara berhasil, maka kebudayaan pada negara tersebut akan hilang dan akan diganti dengan kebudayaan dari imperialisme.

4. Imperialisme Militer

Imperialisme militer merupakan gerakan yang dilakukan agar dapat menguasai suatu wilayah dengan sebuah ancaman atau tindakan militer.

Contoh dari imperialisme militer, yaitu pangkalan militer Amerika Serikat yang berada di setiap negara dapat memberikan ancaman terhadap kebijakan pada negara yang melawan.

Dampak Imperialisme

Imperialisme dapat memberi dampak dari berbagai bidang, seperti:

1. Dampak Politik

Dampak imperialisme dalam bidang politik, yaitu:

  • Dapat menimbulkan politik dunia
  • Dapat menambahkan rasa nasionalisme
  • Dapat menciptakan suatu tanah jajahan.
  • Terjadinya politik pemerasan.
  • Dapat menyebabkan berkibarnya perang kolonial.

2. Dampak Ekonomi

Dampak imperialisme dalam bidang ekonomi, yaitu:

  • Negara penjajah menjadi negara yang kaya, sedangkan yang dijajah menjadi negara yang miskin.
  • Sektor industri penjajah semakin besar karena dapat pasokan bahan baku yang murah dari negara yang dijajah, sedangkan sektor industri negara yang dijajah akan lenyap.
  • Dapat menyebabkan meluasnya sektor perdagangan dunia.
  • Menyebabkan adanya lalu lintas dunia, seperti bepergian dari satu negara ke negara lain.
  • Dapat menyebabkan hilangnya kekuatan ekonomi pada negara yang dijajah.
  • Terjadinya kapital surplus dan penanaman modal.

3. Dampak Sosial

Dampak imperialisme dalam bidang sosial, yaitu:

  • Kehidupan negara penjajah menjadi mewah dan berlebihan, sedangkan negara yang dijajah serba kekurangan.
  • Negara penjajah akan selalu maju, sedangkan yang dijajah akan mengalami kemunduran.
  • Dapat menyebabkan lebihnya rasa harga diri pada negara penjajah, sedangkan yang dijajah memiliki rasa harga dirinya kurang.
  • Negara penjajah memiliki segala hak yang ada, sedangkan yang dijajah tidak memiliki hak apapun.
  • Dapat menyebabkan timbulnya budaya kebaratan (globalisasi) pada negara yang dijajah.

Cara Mengatasi Imperialisme

Untuk mengatasi imperialisme dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:

  • Sebuah negara perlu memperkuat ketahanan dan keamanan negara agar negara-negara lain tidak dapat masuk dan menjajah.
  • Negara perlu menjalankan politik kontra pecah belah atau persatuan. Bila semua bersatu dalam menjalankan politik, para penjajah akan susah masuk dan memecah belah bangsa.
  • Negara harus aktif memberikan edukasi-edukasi dengan mendirikan sekolah yang banyak hingga ke pelosok agar rakyatnya tidak gampang dipengaruhi oleh pendatang dari negara lain.
  • Negara tidak boleh mempunyai mental inferior atau perasaan rendah diri, karena negara-negara lain yang merasa negara besar akan mudah menjajah.
  • Negara yang pernah terjajah harus menentang semua bentuk pada asosiasi-politik antara negara penjajah.

The post Imperialisme: Pengertian – Macam dan Dampaknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>