inflasi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/inflasi Thu, 19 Oct 2023 04:27:05 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico inflasi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/inflasi 32 32 10 Negara dengan Inflasi Tertinggi 2023 https://haloedukasi.com/negara-dengan-inflasi-tertinggi-2023 Thu, 19 Oct 2023 04:27:02 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46083 Inflasi merupakan kenaikan harga-harga barang secara bersamaan dan terus menerus. Inflasi menjadi salah satu masalah ekonomi yang harus diwaspadai. Hal ini dikarenakan inflasi dapat menyebabkan kemorosotan ekonomi suatu negara. Inflasi dapat disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya karena inflasi yang terjadi pada negara lain. Beberapa negara berusaha untuk menekan inflasi agar tidak semakin tinggi. Mereka […]

The post 10 Negara dengan Inflasi Tertinggi 2023 appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Inflasi merupakan kenaikan harga-harga barang secara bersamaan dan terus menerus. Inflasi menjadi salah satu masalah ekonomi yang harus diwaspadai. Hal ini dikarenakan inflasi dapat menyebabkan kemorosotan ekonomi suatu negara. Inflasi dapat disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya karena inflasi yang terjadi pada negara lain.

Beberapa negara berusaha untuk menekan inflasi agar tidak semakin tinggi. Mereka terus bekerja sama dengan mewujudkan ekonomi hijau. Tren inflasi yang tinggi di sejumlah negara rupanya terbawa hingga tahun 2023.

Berikut ini sejumlah negara dengan inflasi tertinggi pada tahun 2023.

1. Argentina

Negara yang mengalami inflasi tertinggi di tahun inu adalah argentina. Bahkan pada bulan Mei 2023, inflasi di negara ini mencapai 114,2%. Di bulan selanjutnya, Argentina kembali mengalami kenaikkan yakni sekitar 115,6%.

Angka ini naik sekitar dua kali lipat jauh dibandingkan tahun sebelumnya. Di tahun sebelumnya argentina mengalami inflasi sekitar 71%. Namun, inflasi di Argentina kembali mengalami kenaikan di bulan Agustus yang mencapai 124,4%.

Tercatat, dalam satu tahun angka inflasi di Argentina hanya mengalami satu kali penurunan. Akibatnya, kemiskinan di Argentina terus meningkat bahkan lebih dari 40%. Inflasi di Argentina disebabkan karena negara ini mengalami krisis ekonomi yang terus menerus terjadi.

Mulai dari hilangnya kepercayaaan pada mata uang setempat, cadangan bank sentral yang negatif, depresi ekonomi, dan lesunya perekonomian. Kondisi ini semakin diperparah dengan kekeringan yang melanda pada sektor pertanian. Dengan kondisi yang demikian, Argentina berada di ambang kebangkrutan dengan sejumlah hutang yang mengintai.

2. Turki

Turki menjadi negara dengan tingkat inflasi tertinggi di dunia pada tahun 2023. Inflasi yang terjadi pada Turki yakni sekitar 47,83% pada bulan Juni 2023. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya mencapai 38,21%. Pada bulan Mei 2023, tingkat inflasi di Turki sekitar 39,58%.

Meskipun tingkat inflasi di Turki lebih rendah dibandingkan Argentina, tetap saja negara ini menjadi negara dengan tingkat inflasi tertinggi di dunia. Namun, angka inflasi di Turki mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 80,20% pada bulan Agustus 2022.

Pada bulan september, Turki mengalami kenaikan inflasi hingga 61,53%. Hal ini dikarenakan kenaikan pajak dan mata uang lira yang terus melemah. Para ahli ekonomi memperkirakan, Turki akan terus mengalami kenaikan hingga akhir tahun hingga mencapai 70%.

Bahkan jika belum mampu diatasi, inflasi ini akan terus meningkat hingga tahun depan. Untuk menekan laju inflasi, pemerintah Turki melakukan sejumlah kebijakan seperti kenaikan suku bunga bank sentral hingga 2.150 poin.

3. Suriah

Suriah merupakan negara yang terus terlibat perang. Peperangan ini tentunya berdampak negatif bagi kondisi keuangan Suriah. Akibatnya, negara ini menjadi negara dengan tingkat inflasi tertinggi pada tahun 2023. Berdasarkan data dari Trading Economics, tingkat inflasi di Suriah pada bulan Maret 2023 mencapai 139%.

Tidak hanya disebabkan karena pwrang yang tidak kunjung selesai, bobroknya pemerintahan Suriah juga semakin memperparah perekonomian negara ini. Salah satunya, banyaknya terjadi kasus korulsi di mana-mana. Sejak tahun 2019, perekonomian Suriah memang mengalami guncangan karena runtungnya keuangan Lebanon.

Kedekatan perekonomian di antara keduanya membuat perekonomian Suriah menjadi terguncang. Runtuhnya mata uang Lebanon telah mengakibatkan devaluasi dan harga-harga melambung tinggi di pasar Suriah.

Keadaan perekonomian Suriah semakin diperparah setelah adanya covid-19. Covid-19 yang membuat manusia tidak bisa beraktivitas secara bebas mengakibatkan gangguan pada perekonomian. Tidak hanya itu, perang yang terjadi antara Rusia dan Ukriana juga membuat harga bahan bakar secara global meningkat.

4. Lebanon

Lebanon memiliki tingkat inflasi yang tinggi yakni sekitar 124% pada awal tahun 2023. Akibatnya, bank sentrak yang ada di Lebanin terpaksa harus melakukan devaluasi mata uang hingga 90% pada bulan kedua.

Dengan adanya hal tersebut membuat sejumlah supermarket mencantumkan harga dengan menggunakan dolar. Lebanon termasuk negara yang mengalami krisis ekononi yang berkepanjangan. Bahkan krisis ekonominya menjadi salah satu krisis ekonomi terburuk dalam kurun waktu 150 tahun.

Akibatnya, negara ini sulit melakukan pemulihan ekonomi dan fungsi pemerintahan menjadi terganggu. Keadaan ini juga diperparah dengan adanga usulan mengenai kebijakan pajak. Mata uang lebanon mulai tenggelam dan gagal melakukan bayar utang pada Amerika Serikat. Semakin lama, rasio utang Lebanon terus meningkat hingga 170 persen dari jumlah PDB.

5. Sri Lanka

Sri Lanka merupakan negara yang berada di kawasan Asia Selatan. Negara ini menjadi salah satu negara dengan tingkat inflasi tertinggi pada tahun ini. Tingkat inflasi yang menimpa Sri Lanka yakni sekitar 50,6% pada bulan Februari 2023. Angka jnj mengalami penurunan dari beberapa bulan sebelumnya. Di bulan sebelumnya, Sri Lanka memiliki tingkat inflasi sekitar 51,7% dan 59,2% di akhir tahun 2022.

Inflasi di Sri Lanka diakibatkan karena gagal bayar utang yang terjadi di tahun sebelumnya yakni tahun 2022. Selama berbulan-bulan negara ini mengalami krisis ekonomi. Akibatnya, sejumlah protes besar-besaran dilayangkan di mana-mana.

Sri Lanka mengalami krisis bahan bakar dan barang-barang pokok lainnya. Krisis ekonomi dan kelangkaan barang membuat harga barang-barang melambung tinggi. Hal ini yang menyebabkan Sri Lanka mengalami inflasi yang tinggi.

6. Iran

Iran merupakan negara yang terkenal dengan sumber daya minyak yang melimpah. Akibatnya, pada tahun 2021, negara ini memiliki PDB yang mencalai US$ 1,6 triliun dengan pendapatan per kapita yang mencapai US$ 11.556,9. Namun, ternyata negara dengan penghasil minyak bumi terbanyak ini mengakami inflasi di tahun ini.

Pada awal tahun 2023, inflasi di Iran mencapai 46,3%. Tentunya angka ini dapat menyebabkan Iran menjadi negara yang mengalami hiperinflasi. Lonjakan inflasi di Iran disebabkan karena penghapusan subsidi yang dilakukan oleh pemerintah untuk barang-barang impor. Akibatnya, harga-harga barang menjadi naik dan mengakibatkan inflasi.

7. Laos

Laos merupakan negara di kawasan Asia Tenggara dan menjadi bagian dari ASEAN. Laos menjadi negara terkecil di dunia dalam junlah penduduk dan PDB. PDB yang dihasilkan negara ini sekitar US$ 68 miliar. Tidak hanya itu, Negara ini ternyata mengalami tingkat inflasi yang tinggi di tahun 2023.

Inflasi di Laos mengalami puncaknya pada bulan Februari 2023. Inflasi di negara ini mencapai 41,26%. Untuk menekan laju inflasi pemerintah Laos melakukan stabilisasi nilai tukar dan menangguhkan dealer valuta asing yang berkaitan dengan bank komersial.

8. Venezuela

Venezuela termasuk negara dengan inflasi tertinggi pada tahun 2023. Tingkat inflasi negara ini mencapai 317,60% pada bulan September 2023. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapak 394,80%.

Venezuela memang kerap mengalami inflasi yang tinggi bahkan pada tahun 2021 tingkat inflasi negara ini mencapai 686%. Namun, tingkat inflasi di Venezuela terus mengalami penurunan seiring dengan perbaikan kebijakan ekonomi.

Inflasi yang terjadi di Venezuela diakibatkan harga yang dikendalikan pemerintah dan anjloknya harga minyak. Akibatnya, banyak perusahaan minyak yang bangkrut. Akibatnya, pemerintah melakukan pencetakan uang baru untuk mengatasi hal tersebut.

Dampaknya harga-harga mengalami kenaikan dan pengangguran di mana-mana serta PDB menjadi ambruk. Kenaikan barang yang begitu cepat menyebabkan melemahnya nilai mata uang dan akan terjadi kelangkaan barang. Jika hal ini terus terjadi, Venezuela akan mengalami hiperinflasi pada tahun 2024.

9. Zimbabwe

Nilai mata uang di Zimbabwe semakin tidak berharga hal ini dikarenakan tingginya tingkat inflasi yang terjadi pada negara ini. Untuk membiayai keperluan negara pemerintah terus mencetak uang. Akibatnya, jumlah uang menjadi lebuh banyak beredar di mana-mana.

Dengan begitu harga-harga barang di pasar menjadi tinggi sehingga terjadi inflasi. Pada tahun 2008, negara ini pernah mengalami hiperinflasi yang mencapai 500 miliar persen. Kondisi perekonomian Zimbabwe semakin diperparah dengab adanya korupsi dan tumpukan hutang.

Namun, secara perlahan negara ini mulai berbenah. Pada bulan September 2023 tingkat inflasi di Zimbabwe mencapai 18,4%. Penurunan inflasi ini dikarenakan adanya perubahan metodologi inflasi konsumen tahunan yang mengalami kenaikan pada bulan September.

Bahkan inflasi konsumen tahunan Zimbabwe mengalami penurunan selama dua bulan menjadi 77,2% pada bulan Agustus. Penurunan ini diakibatkan adanya penguatan dolar Zimbabwe.

10. Suriname

Suriname menjadi negara yang memiliki inflasi tinggi di tahun ini. Pada tahun sebelumnya, tingkat inflasi di Suriname mencapai 59,8%. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan inflasi pada bulan Maret 2022 yang mencapai 62,20%. Inflasi di Suriname disebabkan karena kenaikan harga pada makanan dan minuman.

Kenaikan harga pada makanan dan minunan menyebabkan Suriname mengalami inflasi karena kedua hal tsrsebur menjadi faktor penting bagi indeks harga konsumen. Sebab, keduanya menyumbangkan sekitar 40,4 persen pada indeks harga konsumen sehingga akan sangat berpengaruh terhadap laju inflasi.

Pada bukan Mei 2023, Negara ini mengalami inflasi yang mencapai 71%. Laju inflasi di Suriname diperkirakan akan mengalami penurunan sampai tahun 2028 dengan total 48,3 poin. Diperkirakan pada tahun 2028, rata-rata inflasi akan menurun menjadi lima persen. Hal ini dikarenakan adanya perubahan indeks harga konsumen dari tahun ke tahun.

The post 10 Negara dengan Inflasi Tertinggi 2023 appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
28 Pengertian Inflasi Menurut Para Ahli https://haloedukasi.com/pengertian-inflasi-menurut-para-ahli Mon, 05 Sep 2022 04:06:57 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38430 Mungkin anda sering mendengar kata “inflasi”. Setiap orang memiliki pandangannya sendiri mengenai inflasi. Untuk memahami inflasi secara mendalam, berikut adalah beberapa pengertian inflasi menurut para ahli. 1. Investoword Inflasi adalah suatu kondisi kenaikan harga umum secara menyeluruh pada barang dan jasa di suatu perekonomian. Kadar inflasi umumnya diukur dengan indeks harga konsumen dan indeks harga […]

The post 28 Pengertian Inflasi Menurut Para Ahli appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Mungkin anda sering mendengar kata “inflasi”. Setiap orang memiliki pandangannya sendiri mengenai inflasi. Untuk memahami inflasi secara mendalam, berikut adalah beberapa pengertian inflasi menurut para ahli.

1. Investoword

Inflasi adalah suatu kondisi kenaikan harga umum secara menyeluruh pada barang dan jasa di suatu perekonomian. Kadar inflasi umumnya diukur dengan indeks harga konsumen dan indeks harga produsen.

2. Dwi Eko Waluyo

Inflasi adalah wujud penyakit-penyakit ekonomi yang terjadi dan dialami hampir di seluruh negara. Inflasi menyebabkan kenaikan harga-harga pada umumnya dan terjadi secara kontinyu.

3. Nopirin

Inflasi adalah proses kenaikan harga secara umum dan bergerak secara terus menerus pada periode tertentu.

4. Marcus

Inflasi adalah suatu nilai saat tingkat sebuah harga barang ataupun jasa tengah mengalami kenaikan.

5. A. P. Lahnerinflasi

Inflasi adalah suatu kondisi berlangsung, dimana adanya kelebihan permintaan atas berbagai barang di kegiatan perekonomian secara menyeluruh.

6. Rahardja

Inflasi adalah kecenderungan harga yang bergerak secara meningkat dan berlangsung secara terus-menerus dalam harga pada umumnya. Kondisi inflasi terjadi saat harga sebagian besar barang sedang mengalami kenaikan.

7. Parkin dan Bade

Inflasi adalah pergeseran tingkatan harga keatas. Kondisi inflasi berkaitan dengan harga, atau berapa banyak uang yang diperlukan untuk mendapatkan barang tersebut.

8. Nanga

Inflasi adalah gejala yang terjadi saat tingkat 1 harga sedang mengalami kenaikan secara terus menerus. Jika kenaikan harga berlansung dalam suatu masa saja, kondisi tersebut tidak dapat disebut dengan inflasi.

9. Sadono Sukimo

Inflasi adalah proses terjadinya kenaikan harga yang berlaku pada suatu kediatan perekonomian.

10. Bambang dan Aristanti

Inflasi adalah proses kenaikan beberapa harga umum secara terus menerus. Inflasi akan menyebabkan penurunan daya beli di masyarakat karena keberlangsungannya juga mempengaruhi tingkat pendapatan setiap individu.

11. Mc. Eachern

Inflasi adalah kondisi kenaikan harga secara terus menerus dalam rata tingkat suatu harga secara umum. Jika tingkat harga bersifat fluktuatif, maka kondisi tersebut tidak dapat disebut dengan inflasi.

12. Weston dan Sopeland

Inflasi adalah kondisi perekonomian yang sedang mengalami kenaikan tingkat harga paling tinggi. Inflasi tidak dapat dicegah maupun dikendalikan kembali.

13. Rimsky K. Judisseno

Inflasi adalah salah satu peristiwa saat kondisi keuangan negara melemah, sehingga nilai mata uang menurun dan harga barang mengalami kenaikan. Jika terjadi inflasi, maka suatu negara tengah mengalami penurunan tingkat mata nilai mata uang.

14. Sukwiaty dan Kawan-Kawan

Inflasi merupakan proses atau kejadian yang tidak berhubungan dengan tinggi rendahnya tingkar harga. Jika tingkat harga suatu barang tinggi, maka belum tentu inflasi sedang tinggi juga. Kondisi inflasi berlangsung saat proses kenaikan harga berjalan secara terus menerus dan saling mempengaruhi.

15. Gerald J. Thuesen dan W. J. Fabrycky

Inflasi adalah keadaan yang menunjukan perubahan tingkat harga dalam suatu kegiatan perekonomian.

16. Samuelson dan Nordhaus

Inflasi adalah suatu kenaikan harga secara umum.

17. Winardi

Inflasi adalah suatu waktu di masa tertentu, dimana berlangsung suatu kekuatan dalam membeli kesatuan moneter menurun. Inflasi dapat terjadi apabila nilai uang yang didepositokan beredar lebih banyak daripada jumlah barang atau jasa yang ditawarkan.

18. Karim

Inflasi adalah kenaikan tingkat harga secara umum dari barang, komoditas, atau jasa selama periode waktu tertentu.

19. Case dan Fair

Inflasi merupakan kenaikan tingkatan harga secara menyeluruh yang terjadi saat harga naik secara serempak atau bersamaan.

20. Boediono

Inflasi merupakan kecenderungan harga-harga barang untuk meningkat secara umum, terjadis secara terus menerus, dan berlangsung dalam waktu yang lama.

21. Economicshelp.org

Inflasi adalah peningkatan berkelanjutan pada tingkat harga keseluruhan atau umum di suatu perekonomian. Inflasi dapat juga diartikan sebagai peningkatan biaya hidup.

22. Badan Pusat Statistik (BPS)

Inflasi merupakan peningkatan nilai tingkar harga yang berlaku dalam suatu bidang ekonomi. Indikator dalam kestabilan perekonomian suatu wilayah dapat dilihat dari perkembangan harga jasa dan barang melalui indeks harga para konsumen. Angka inflasi sangat mempengaruhi jumlah produksi suatu barang.

23. Bank Indonesia

Inflasi adalah Inflation Targeting Framework dimana adanya kecenderungan peningkatan hagra0harga secara umum dan terus menerus.

24. Wordnet

Inflasi merupakan peningkatan harga umum yang berlangsung progresif. Saat inflasi terjadi, semua akan semakin bernilai kecuali uang.

25. Kamus Lengkap Webster’s New Universal

Inflasi merupakan peningkatan jumlah mata uang yang beredar di suatu negara sehingga menyebabkan penurunan nilai mata uang tajam yang disertai dengan kenaikan harga secara tiba-tiba. Inflasi dapat terjadi saat adanya peningkatan jumlah uang kertas yang beredat, emas yang ditambangkan, dan/atau peningkatan pengeluaran relatif.

26. Kamus Bahasa Inggris American Heritage edisi Ke-IV

Inflasi adalah peningkatan harga secara terus menerus pada suatu tingkatan tertinggi. Hal ini akan membuat konsumen mengalami penurunan dalam daya beli uang.

27. KBBI

Inflasi adalah suatu keadaan kemerosotan nilai uang kertas sebab banyaknya dan cepatnya uang kertas yang beredar di masyarakat. Inflasi menyebabkan naiknya harga barang-barang secara umum.

28. Wikipedia

Inflasi merupakan suatu proses peningkatan harga-harga secara umum dan berlangsung secara terus menerus. Inflasi berhubungan dengan mekanisme pasar dan bisa terjadi akibat beragam faktor.

The post 28 Pengertian Inflasi Menurut Para Ahli appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ketahui 4 Jenis Inflasi dan Pengertiannya https://haloedukasi.com/jenis-inflasi Tue, 26 Jul 2022 03:34:56 +0000 https://haloedukasi.com/?p=37458 Secara sederhana inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang atau jasa yang terjadi secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu, inflasi sendiri memilki lawan yaitu deflasi yang artinya adalah kebalikan dari inflasi. Inflasi sendiri dapat diukur berdasarkan tujuh pengelompokan yaitu, bahan makanan, makanan jadi minuman dan tembakau, perumahan, sandang, pendidikan dan olahraga, serta trnasportasi dan […]

The post Ketahui 4 Jenis Inflasi dan Pengertiannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Secara sederhana inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang atau jasa yang terjadi secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu, inflasi sendiri memilki lawan yaitu deflasi yang artinya adalah kebalikan dari inflasi.

Inflasi sendiri dapat diukur berdasarkan tujuh pengelompokan yaitu, bahan makanan, makanan jadi minuman dan tembakau, perumahan, sandang, pendidikan dan olahraga, serta trnasportasi dan komunikasi.

Pengukuran ini di lakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang menangani serta memperhitungkan seluruh aspek kenaikan harga yang meluas sehingga bedampak terhadap munculnya insflasi atau deflasi dari suatu barang atau jasa.

 Inflasi sendiri memiliki target dan sasaran, inilah yang menjadi tingkatan yang harus di capai oleh Bank Indonesia, dengan melakukan koordinasi bersama pemerintah, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) atau PMK No.124/PMK 010/2017 tepatnya tanggal 18 September 2017 tentang sasaran inflasi tahun 2019, tahun 2020, dan tahun 2021.

Sasaran inflasi ditetapkan sebesar 3,5% tahun 2019, 3% tahun 2020, dan 3% tahun 2021 dengan devias imasing masing lebih kurang 1 %. Target inflasi tersebut diharapkan dapat menjadi acuan bagi pelaku usaha dan masyarakat dalam melakukan dan menggerakan perekonomian agar tetap rendah dan stabil.

Inflasi sendiri dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, simak penjelasannya di bawah ini.

Inflasi berdasarkan Tingkatannya

Inflasi memiliki jenis yang dikelompokan berdasarkan tingkatannya, yaitu:

  • Inflasi Ringan : memiliki nilai yang rendah yaitu dibawah 10 % Pertahunnya.
  • Inflasi Sedang : memiliki nilai diantara 10% sampai 30% pertahunnya.
  • Inflasi Berat : memiliki nilai diantara 30% sampai 100% pertahunnya.
  • Hiperinflasi : memiliki nilai yang tidak terkendali yaitu 100% pertahunnya.

Inflasi Berdasarkan Penyebabnya

  • Demand Pull Inflasion

Inflasi ini terjadi karena munculnya permintaan masyarakat yang tinggi terhadap suatu barang atau jasa, mengacu kepada hukum permintaan apabila kebutuhan atau permintaan banyak sedangkan jumlah barang stabil, maka harga barang bisa mengalami kenaikan yang drastis.

  • Cost Push Inflation

Meningkatnya jumlah biaya produksi dari suatu barang atau jasa, maka secara otomatis dapat memicu terjadinya inflasi yang tinggi.

  • Bottle Neck Inflation

Inflasi ini disebabkan oleh banyaknya permintaan dan penawaran suatu barang dan jasa, dalam faktor penawaran apabila kapasitas yang ada sudah terpakai keseluruhan sementara permintaan masih banyak, maka ini memicu terjadinya inflasi.

Inflasi Berdasarkan Sumbernya

  • Domestic Inflation

Kesalahan pengelolaan perekonomian dari sektor riil maupun sektor moneter yang terjadi di dalam negeri merupakan penyebab ternyadinya inflasi ini. Kesalahan pengelolaan ekonomi ini sering di lakukan oleh pelaku ekonomi dan masyarakat itu sendiri.

  • Imported Inflation

Kenaikan harga barang di luar negri yang menjadi kebutahan impor bagi masyarakat indonesia merupakan faktor utama terjadinya inflasi ini, tentunya hal ini terjadi bagi negara negara yang menganut sistem perekonomian terbuka.

Inflasi Berdasarkan Sifatnya

  • Inflasi Merayap (Creeping Inflation)

Inflasi ini terjadi ditandai dengan perjalanan inflasi yang lambat dengan persentase yang bergerak dengan lambat dan ditambah dengan jumlah atau nilai inflasi yang cenderung rendah.

  • Inflasi Menengah (Galloping Inflation)

Kenaikan harga dalam inflasi ini tergolong tinggi namun terkadang dalam waktu yang pendek serta memiliki sifat akselerasi, di mana harga barang mingguan/bulanan akan lebih tinggi dari pada harga belanja mingguan/bulanan yang terjadi sebelumnya.

  • Inflasi Tinggi (Hyper Inflation)

Inflasi ini terjadi apabila pemerintah mulai mengalami defisit anggaran belanja yang dibelanjai, sehingga uang berjalan begitu cepat dengan harga yang sangat tinggi, dampaknya masyarakat mengalami kemiskinan. Inflasi tentunya berdampak terhadap perekonomian nasional.

Di antaranya dapat mendorong penanaman modal yang spekulatif, berkurangnya investasi, menyebabkan daya saing terhadap produk produk di indonesia yang menyebabkan penjualan dan pembelian menjadi terganggu, dan faktor yang menjadi sorotan adalah sulit memperkirakan perekonomian di masa mendatang.                                                                                                                                                              

The post Ketahui 4 Jenis Inflasi dan Pengertiannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Penyebab Krisis Moneter 1998 https://haloedukasi.com/penyebab-krisis-moneter-1998 Fri, 18 Mar 2022 01:29:28 +0000 https://haloedukasi.com/?p=32588 Tahun 1998 akan terkenang menjadi suatu tahun kelabu bagi masyarakat negara Indonesia ini. Hal ini dikarenakan pada tahun 1998 tersebut, terjadi suatu peristiwa yang tidak menyenangkan dan berlangsung selama beberapa waktu. Peristiwa yang terjadi pada masa itu adalah adanya suatu krisis moneter atau yang kerap dipanggil dengan sebutan Krismon. 1. Penurunan Nilai Rupiah terhadap Dollar […]

The post 5 Penyebab Krisis Moneter 1998 appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tahun 1998 akan terkenang menjadi suatu tahun kelabu bagi masyarakat negara Indonesia ini. Hal ini dikarenakan pada tahun 1998 tersebut, terjadi suatu peristiwa yang tidak menyenangkan dan berlangsung selama beberapa waktu.

Peristiwa yang terjadi pada masa itu adalah adanya suatu krisis moneter atau yang kerap dipanggil dengan sebutan Krismon.

1. Penurunan Nilai Rupiah terhadap Dollar Amerika

Salah satu penyebab yang utama terjadinya suatu peristiwa krisis moneter itu sendiri adalah adanya suatu penurunan dan atau disebut juga dengan devaluasi dari mata uang negara Indonesia ini yaitu Rupiah terhadap mata uang dari negara Amerika yaitu Dollar.

Mata uang negara Amerika tersebut atau Dollar tadi, dijadikan sebagai suatu mata uang acuan dunia, sehingga fluktuasi dari penguatan dan atau pun juga penurunan dari suatu mata uang yang ada pada suatu negara tertentu dapat dilihat dengan berpatokan dari Dollar Amerika itu sendiri.

2. Hutang Swasta Luar Negeri yang Terlampau Tinggi

Besaran dan juga akumulasi dari hutang luar negeri yang sifatnya swasta tadi rupanya juga memperburuk dari keadaan secara perekonomian itu sendiri. Hutang yang terjadi sudah barang tentu akan menghasilkan beban bunga yang berkali-kali lipat.

Hal ini lah yang kemudian ditengarai, secara prinsip bola salju, akan semakin menggerus dari kemampuan ekonomi negara Indonesia dan memperburuk keadaan dan juga situasi yang ada pada negara Indonesia saat itu.

3. Pengelolaan Krisis Moneter

Pengelolaan terhadap krisis moneter itu sendiri rupanya masih belum mampu untuk menunjukkan hasil yang diharapkan terkait dengan krisis moneter yang ada saat itu.

Hal ini dikarenakan terkait dengan krisis moneter dan atau disebut juga dengan krismon tadi, merupakan hal yang luar biasa, sehingga membutuhkan ketepatan dan juga keakuratan dari pengelolaan terhadap krisis moneter tersebut, supaya tidak terjadi kekeliruan yang sifatnya krusial.

4. Kegagalan Solusi yang Diberikan oleh International Monetary Fund (IMF)

IMF yang saat itu berlaku dan juga turut bercampur tangan terhadap kondisi perekonomian dari negara Indonesia itu sendiri rupanya tidak berhasil juga dalam melakukan penanganan terhadap krisis moneter yang terjadi.

Hal ini dibuktikan dengan masih berlanjutnya krisis moneter itu sendiri dalam kurun waktu beberapa lama. Dikarenakan oleh hal tersebut sehingga krisis moneter itu sendiri rupanya harus dapat ditangani dengan cara yang presisi dan tepat.

5. Ketidakstabilan dari Sisi Ekonomi dan Bisnis

Pada tahun 1998 tersebut juga rupanya terdapat suatu ketidakstabilan dari sisi ekonomi yang juga memicu perburukkan dari para penyebab krisis moneter yang utama itu sendiri.

Benih-benih inflasi yang muncul juga mengancam dari segala lini perekonomian yang ada dan menyebar hingga ke seluruh masyarakat luas di negara Indonesia itu sendiri.

Dampak Krisis Moneter 1998

• Kebangkrutan pada hampir seluruh Lini Perusahaan di Indonesia

Dengan terjadi sistem perekonomian yang porak poranda, hal tersebut akhirnya menggerus terhadap sistem dari perusahaan yang ada di negara Indonesia itu sendiri. Segala macam sistem usaha yang ada menjadi mangkrak dan tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Tidak adanya pemasukan dari penggerak roda perusahaan tersebut menjadikan hampir keseluruhan dari perusahaan yang ada di negara Indonesia menjadi gulung tingkar atau pun bangkrut.

Perusahaan yang dapat bertahan hanya perusahaan yang memang mendapatkan bantuan atau sokongan dana dari pemiliknya tersebut untuk dapat bertahan hidup selama masa krisis moneter itu terjadi.

• Terjadinya Kredit Macet pada Bank di Indonesia

Tidak bergeraknya roda perekonomian dan juga sumber pemasukan dari berbagai pihak, mengakibatkan kemampuan bayar untuk pelunasan terhadap hutang yang ada menjadi nihil. Hal tersebut akhirnya memicu terjadinya kredit macet yang terjadi dimana-mana.

• Peningkatan Harga Barang Kebutuhan Pokok

Dampak dari krisis moneter tersebut diantaranya juga adalah peningkatan dari harga barang kebutuhan pokok yang terjadi. Kemampuan membeli masyarakat pun akhirnya mengalami penurunan yang signifikan dan harga barang semuanya melambung dengan sangat tinggi.

• Kepercayaan dari Negara Luar yang Mengalami Penurunan

Tidak terbendungnya krisis moneter yang terjadi saat itu rupanya juga berdampak terhadap kepercayaan dari negara-negara luar yang ada saat itu.

• Demo Besar-Besaran yang Terjadi Dimana-mana

Pada masa krisis moneter tersebut telah terjadi demo besar-besaran yang terjadi di berbagai lokasi yang ada. Hal ini menciptakan disrupsi terhadap sistem yang ada dan menimbulkan banyak kerugian.

• Kerusuhan yang Memakan Korban

Krisis moneter 1998 tersebut tentu saja meninmbulkan banyak sekali dampak negative. Salah satunya yang berkaitan erat dengan dampak sosial itu sendiri adalah dengan adanya kerusuhan yang memakan korban itu sendiri.

Keresahan yang merebak kepada masyarakat luas itu rupanya menyulut terjadinya kerusuhan itu sendiri. Terjadi aksi kerusuhan yang tidak terbendung lagi dan juga akhirnya berujung pada masyarakat luas tersebut.

• Peningkatan yang Sangat Tajam terkait Penjarahan dan Isu Rasisme

Munculnya isu rasismen dan juga terjadinya penjarahan masal menjadikan suatu hal yang mengerikan dari dampak terkait dengan krisis moneter itu sendiri. Kemunculannya yang secara bersamaan dan dalam jumlah yang besar mampu menebarkan teror pada hati masyarakat luas yang ada pada saat itu.

The post 5 Penyebab Krisis Moneter 1998 appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kebijakan Moneter: Pengertian, Jenis dan Tujuan https://haloedukasi.com/kebijakan-moneter Wed, 16 Mar 2022 05:47:11 +0000 https://haloedukasi.com/?p=32450 Krisis 1998 adalah suatu kondisi dimana stabilitas ekonomi Negara Indonesia melemah di level terendah. Hal ini ditandai dengan menurunnya nilai tukar mata uang rupiah hingga mencapai 16 ribu per dolar AS. Ada sebuah otoritas bernama bank sentral/ Bank Indonesia yang berperan menjaga kestabilan ekonomi dan mencegah munculnya kasus serupa. Tugasnya adalah mengatur berapa jumlah uang […]

The post Kebijakan Moneter: Pengertian, Jenis dan Tujuan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Krisis 1998 adalah suatu kondisi dimana stabilitas ekonomi Negara Indonesia melemah di level terendah. Hal ini ditandai dengan menurunnya nilai tukar mata uang rupiah hingga mencapai 16 ribu per dolar AS.

Ada sebuah otoritas bernama bank sentral/ Bank Indonesia yang berperan menjaga kestabilan ekonomi dan mencegah munculnya kasus serupa. Tugasnya adalah mengatur berapa jumlah uang yang beredar sekaligus mengatur perputarannya. Dalam dunia ekonomi, hal ini disebut sebagai salah satu kebijakan moneter.

Pengertian Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah suatu kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang berlandaskan analisis ekonomi untuk mengontrol jumlah uang yang beredar dan menetapkan suku bunga. Kebijakan tersebut berpengaruh terhadap ekonomi secara makro.

Kebijakan moneter bersifat dinamis karena selalu disesuaikan dengan kebutuhan perekonomian negara pada suatu waktu. Kebijakan moneter diambil berdasarkan siklus kegiatan ekonomi, sifat perekonomian negara (terbuka atau tertutup), kenaikan inflasi, dll.

Jenis Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter yang diambil oleh Bank Indonesia terbagi menjadi dua jenis yakni kebijakan ekspansi dan kebijakan kontraksi.

1. Kebijakan Ekspansi

Ekspansi adalah kebijakan dimana negara akan meningkatkan jumlah uang yang beredar di pasaran dengan tujuan meningkatkan kegiatan ekonomi yang sedang lesu. Harapannya, akan tercipta banyak investasi, konsumsi dan penyerapan tenaga kerja yang dapat menurunkan pengangguran.

Contoh dari kebijakan ini adalah pembelian sekuritas negara oleh Bank Indonesia, penurunan suku bunga dan kemudahan persyaratan cadangan untuk bank umum. Namun, kebijakan ini dapat menyebabkan inflasi naik.

2. Kebijakan Kontraksi

Kontraksi adalah kebijakan yang diambil negara saat kondisi ekonomi sedang stabil atau inflasi sedang tinggi dengan mengurangi jumlah uang yang beredar. Akibatnya inflasi berkurang namun pengangguran akan naik.

Contoh dari kebijakan ini adalah penjualan obligasi pemerintah, peningkatan suku bunga dan peningkatan persyaratan cadangan untuk bank umum.

Tujuan Kebijakan Moneter

Berdasarkan UU No. 3 Tahun 2004, tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Beberapa tujuan kebijakan moneter adalah sebagai berikut:

1. Mengendalikan Perekonomian Makro

Bank Indonesia mengatur jumlah uang yang beredar agar tercipta kestabilan ekonomi.

2. Menurunkan Inflasi

Apabila Bank Indonesia mengurangi uang yang beredar di masyarakat dan menjaga ketersediaannya maka inflasi dapat dikendalikan.

3. Menstabilkan Harga Barang

Apabila harga stabil maka masyarakat memiliki kepercayaan terhadap pasar sehingga kegiatan jual beli pun menjadi stabil. Kestabilan harga dapat dicapai dengan berbagai upaya seperti pengendalian peredaran uang, permintaan dan produksi barang.

4. Menstabilkan Nilai Tukar Mata Uang (Exchange Rate)

Apabila bank Indonesia meningkatkan jumlah uang beredar dengan mengeluarkan lebih banyak uang cetak maka mata uang rupiah menjadi lebih murah dibandingkan dengan mata uang negara lain. Oleh karena itu pencetakan uang harus dikendalikan.

5. Menstabilkan Neraca Perdagangan Internasional 

Kebijakan moneter tidak hanya berlaku dan berpengaruh terhadap ekonomi dalam negeri  saja melainkan juga berpengaruh terhadap ekonomi luar negeri. Negara dapat meningkatkan ekspor dan mengurangi impor untuk meningkatkan daya saing produk dalam negeri agar mampu tampil di pasar global.

6. Menurunkan Angka Pengangguran

Apabila peredaran uang stabil maka produktivitas masyarakat akan meningkat. Dengan meningkatnya produksi maka sumber daya manusia yang dibutuhkan juga meningkat. Kondisi tersebut memperluas ketersediaan lapangan pekerjaan.

Instrumen Kebijakan Moneter

Berikut ini adalah beberapa instrumen kebijakan moneter:

1. Suku Bunga atau Tingkat Diskonto

Tingkat diskonto adalah suku bunga yang dikenakan oleh Bank Indonesia kepada bank umum dalam pinjaman jangka pendek. Perubahan pada suku bunga akan mempengaruhi tingkat konsumsi dan investasi. Apabila terjadi inflasi maka suku bunga akan naik. Apabila suku bunga naik masyarakat akan cenderung menabung dan mengurangi investasi.

2. Giro Wajib Minimum atau Cash Ratio

Bank Indonesia memiliki aturan mengenai penetapan batas minimum uang yang harus dicadangkan untuk bank umum. Cadangan tersebut tidak bisa digunakan untuk pinjaman. Apabila terjadi inflasi maka cash ratio akan naik.

3. Operasi Pasar Terbuka  

Apabila terjadi inflasi maka Bank Indonesia akan menjual surat-surat berharga bersertifikat Bank Indonesia atau surat berharga yang dijual di pasar modal sehingga masyarakat akan memegang surat tersebut dan akan mengurangi jumlah uang yang mereka pegang.

4. Kredit

Apabila terjadi inflasi maka kebijakan yang diambil adalah uang ketat (tight money policy). Sebaliknya apabila terjadi deflasi maka kredit akan dimudahkan atau disebut dengan kredit longgar (easy money policy).

Contoh Kebijakan Moneter

Beberapa contoh kebijakan moneter adalah sebagai berikut:

1. Menurunkan Inflasi

Apabila ingin mengurangi jumlah uang beredar  maka Bank Indonesia menaikkan suku bunga biaya pinjaman terhadap bank umum. Kemudian bank umum akan meningkatkan suku bunganya kepada nasabah. Dengan demikian biaya pinjaman meningkat dan masyarakat akan cenderung menahan untuk melakukan pinjaman.

2. Pelaksanaan Kredit Langsung

Pelaksanaan kredit ini dilakukan oleh Bank Indonesia. Pembiayaan dilakukan untuk kegiatan ekonomi yang pendanaannya bersifat mendesak dan segera. Kondisi tersebut membuat jumlah uang yang beredar meningkat

3. Penerbitan Surat Utang Negara

Negara menghimpun dana dari masyarakat agar jumlah uang yang beredar mengalami penurunan.

4. Penyediaan Fasilitas Overdraft

Bank Indonesia membantu bank umum dalam mengatasi kesulitan likuiditas jangka pendek. Bantuan berupa pinjaman jangka pendek dengan suku bunga yang tinggi.

The post Kebijakan Moneter: Pengertian, Jenis dan Tujuan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Resesi Ekonomi: Pengertian, Penyebab dan Dampak https://haloedukasi.com/resesi-ekonomi Sat, 12 Mar 2022 09:00:39 +0000 https://haloedukasi.com/?p=32284 Dalam mengukur perkembangan dan kemajuan suatu negara, tentu yang menjadi acuan atau indikator utama adalah seberapa besar pertumbuhan ekonominya. Sementara itu, tinggi-rendahnya pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari seberapa besar nilai Produk Domestik Bruto (PDB) yang ada di negara tersebut. Jika PDB-nya rendah dan terus mengalami penurunan selama berbulan-bulan, maka hal tersebut dapat memicu terjadinya resesi […]

The post Resesi Ekonomi: Pengertian, Penyebab dan Dampak appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam mengukur perkembangan dan kemajuan suatu negara, tentu yang menjadi acuan atau indikator utama adalah seberapa besar pertumbuhan ekonominya.

Sementara itu, tinggi-rendahnya pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari seberapa besar nilai Produk Domestik Bruto (PDB) yang ada di negara tersebut.

Jika PDB-nya rendah dan terus mengalami penurunan selama berbulan-bulan, maka hal tersebut dapat memicu terjadinya resesi ekonomi. Apa itu resesi ekonomi?

Pengertian Resesi Ekonomi

Resesi atau kemerosotan adalah kondisi yang ditandai dengan penurunan roda perekonomian karena melemahnya nilai Produk Domestik Bruto (PDB) selama enam bulan berturut-turut di 1 tahun yang sama.

Resesi ditandai dengan adanya penurunan kegiatan ekonomi secara signifikan yang berlangsung dalam beberapa bulan. Resesi ekonomi juga dapat diartikan sebagai perlambatan atau kontraksi besar dalam kegiatan ekonomi.

Resesi ditandai dengan nilai pertumbuhan ekonomi yang mencapai 0% bahkan bisa mencapai minus dalam kondisi terburuknya. Kondisi ini tentu dapat membuat sistem ekonomi terganggu dan kelangsungan hidup masyarakat terancam.

Resesi dapat ditandai dengan tingginya angka pengangguran, penuruan penjualan ritel, dan adanya kontraksi di pendapatan manufaktur dalam waktu yang lama.

Ciri-Ciri Resesi Ekonomi

Musibah ekonomi ini tentu memiliki karakteristik tertentu, berikut ciri-cirinya:

  1. Produk Domestik Bruto (PDB) terus mengalami penurunan.
  2. Pendapatan riil masyarakat semakin berkurang.
  3. Penurunan penjualan dan produksi manufaktur, barang-barang banyak yang tidak laku terjual dan menumpuk di pabrik.
  4. Tingkat pengangguran semakin tinggi, sementara lapangan kerja semakin sedikit.
  5. Daya beli atau konsumsi masyarakat rendah.
  6. Pertumbuhan ekonomi kian merosot selama dua kuartal berturut-turut.

Penyebab Resesi Ekonomi

Penurunan kondisi ekonomi dan PDB ini tentunya disebabkan oleh banyak faktor, antara lain:

1. Inflasi

Inflasi adalah kondisi dim mana harga barang mengalami kenaikan secara terus menerus. Hal ini sebenarnya bukan sesuatu yang buruk, namun jika kenaikan harga ini terjadi secara berlebihan atau signifikan, maka tentunya akan berdampak bagi masyarakat dan menimbulkan resesi.

Jika harga barang kebutuhan masyarakat terus melambung tinggi hingga tahap masyarakat tidak mampu melakukan kegiatan konsumsi dan tidak dapat memenuhi kebutuhannya, maka hal ini dapat menjadi bencana bagi negara.

2. Deflasi

Keterbalikan dari inflasi, deflasi adalah kondisi di mana harga barang terus mengalami penurunan secara signifikan. Hal ini akan menimbulkan dampak yang serupa, karena jika harga produksi turun, maka upah juga ikut turun dan menekan kestabilan harga pasar.

Deflasi lebih berdampak pada pemilik usaha. Jika kondisi ini terus terjadi, maka tentu akan banyak perusahaan yang tak sanggup melanjutkan bisnisnya dan berujung pada kebangkrutan. Hal ini terntu akan berdampak pada rusaknya sistem ekonomi.

3. Gelembung Aset

Gelembung aset adalah situasi yang dampaknya bisa besar sekali. Kondisi ini terjadi karena ada banyak investor yang berlomba-lomba membeli saham ketika nilainya sedang tinggi, dan berlomba menjualnya ketika ekonomi sedang berantakan.

Sebutan lain dari situasi ini adalah kegembiraan irasional. Rasa senang ini didapat ketika para investor membuat keputusan untuk membeli saham dan real estate ketika ekonomi sedang baik. Kesenangan itu yang menggembungkan pasar saham dan aset hunian.

Hingga pada akhirnya gelembung itu pecah karena ekonomi sedang berada di bawah, maka mereka akan menghancurkan pasar dengan menjual semua aset yang dipunya. Hal inilah yang kemudian memicu terjadinya resesi.

4. Guncangan Ekonomi

Kondisi ini bisa berupa banyak hal. Mulai dari tumpukan hutang individu, hingga perusahaan. Semakin banyak hutang yang dimiliki, maka biaya pelunasannya juga akan semakin tinggi. Bahkan, hal ini bisa sampai ke keadaan di mana si pemilik hutang tidak dapat melunasi hutangnya.

Guncangan ekonomi juga dapat terjadi karena bencana alam, ketidakstabilan politik dan sosial, terorisme, perang, atau di masa pandemi seperti yang terjadi sejak 2020 hingga saat ini.

5. Suku Bunga yang Tinggi

Suku bunga yang tinggi juga dapat menyebabkan masalah ekonomi yang berkepanjangan. Nominal yang tinggi memang dapat melindungi nilai mata uang, namun hal ini juga bisa membebani debitur dan menyebabkan kredit tersendat. Jika masalah ini terjadi terus menerus, tak heran jika banyak perbankan tutup dan kolaps.

6. Kehilangan Kepercayaan Investor

Dalam perkembangan ekonomi, investasi merupakan kunci utamanya. Maka dari itu, perlu adanya iklim yang kondusif dan aman agar investor tertarik dan percaya untuk menggelontorkan uangnya.

Jika banyak investor kehilangan kepercayaan dan menarik investasinya, maka ekonomi akan lemah, produksi menurun, pengangguran meningkat dan pastinya negara akan mengalami resesi ekonomi.

7. Lebih Besar Impor daripada Ekspor

Ketika negara lebih banyak mendatangkan kebutuhan pokoknya dari luar negeri dan tidak diimbangi dengan penjualan produk dalam negeri ke luar, maka hal ini akan memicu terjadinya resesi.

Sudah jelas, pengeluaran untuk mendapatkan barang impor lebih besar daripada pendapatan dari penjualan produk lokal ke luar. Hal ini tentu akan menyebabkan defisitnya anggaran negara.

Dampak Resesi Ekonomi

Resesi ekonomi tentu akan memberi dampak yang besar bagi semuanya. Setidaknya dampak ini akan dikelompokkan menjadi 3 kalangan, yaitu:

1. Pemerintah

Resesi ekonomi dapat menyebabkan berkurangnya anggaran negara yang berasal dari pajak dan non pajak. Hal tersebut dikarenakan penghasilan masyarakat dan harga properti mengalami penurunan.

Tak hanya itu, resesi juga menyebabkan tingkat pengangguran yang tinggi. Pemerintah tentu harus mencari cara agar dapat membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya bagi yang membutuhkan.

Tak heran, kondisi ini dapat membuat negara mengajukan pinjaman ke bank luar negeri dan membuat jumlah hutang negara menjadi bertambah.

2. Perusahaan

Resesi merupakan salah satu aspek yang dapat menyebabkan kebangkrutan bisnis. Ketika perusahaan tidak kuat menghadapi kerugian dan masalah-masalah ekonomi yang melanda pasar, maka jalan keluarnya ialah gulung tikar.

Tentu, itu bukan jalan keluar yang bagus. Karena hal ini menyebabkan terjadinya PHK besar-besaran yang berujung pada rendahnya aktivitas ekonomi di masyarakat karena kemiskinan.

3. Pekerja

Kalangan ini terkena dampak paling buruk jika terjadi resesi. Pekerja akan terancam kehilangan pekerjaan dan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jika pendapatan mereka nihil karena PHK, maka dampaknya tak lagi hanya pada ekonomi, tetapi juga merembet ke masalah sosial dan sebagainya.

Contoh Resesi Ekonomi

Resesi ekonomi pernah terjadi di Indonesia pada baru-baru ini. Hal tersebut terjadi karena pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia dan negara-negara dunia pada awal 2020 lalu.

Virus corona yang masuk ke Indonesia pada Maret 2020 lalu, menyebabkan pemerintah harus membuat kebijakan lockdown atau PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), untuk mengurangi mobilitas warga dan meminimalisir tingginya angka terinfeksi covid di Indonesia.

Resesi ini ditandai dengan jumlah pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada kuartal I dan kuartal II di tahun 2020 mencapai minus 3,1%.

Pemberlakuan kebijakan ini juga menyebabkan banyak perusahaan mengalami kerugian dan gulung tikar, melemahnya aktivitas ekonomi di masyarakat dan banyaknya pekerja yang dirumahkan atau mengalami pengangguran.

Perbedaan Resesi dan Depresi Ekonomi

Selain resesi ekonomi yang mengancam keberlangsungan hidup masyarakat, ada pula istilah depresi ekonomi. Berikut perbedaannya:

  • Skala. Terjadinya resesi biasanya terbatas pada 1 negara, sementara depresi ekonomi dampaknya hingga ekonomi global. Depresi ekonomi adalah kondisi ekonomi yang jauh lebih parah dan dampaknya lebih buruk dari resesi.
  • Level PDB. Level yang menandai terjadinya resesi adalah PDB-nya turun di kisaran minus 0,3-5,1%. Sementara depresi, PDB-nya berada di minus 14,7%-38,1%.

Jangka Waktu. Suatu negara dianggap mengalami resesi ketika ekonominya memburuk selama 6 bulan hingga 18 bulan berturut-turut. Pada depresi, efeknya jauh lebih parah dan lama. Anjloknya kondisi ekonomi pada depresi ekonomi dapat berlangsung hingga lebih dari 18 bulan lamanya.

The post Resesi Ekonomi: Pengertian, Penyebab dan Dampak appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Siklus Ekonomi: Pengertian, Anatomi dan Penyebab https://haloedukasi.com/siklus-ekonomi Wed, 02 Mar 2022 02:13:14 +0000 https://haloedukasi.com/?p=31858 Pengertian Siklus Ekonomi Siklus ekonomi adalah suatu kondisi perekonomian dari suatu negara yang mengalami pola perubahan secara berkesinambungan ditentukan oleh aspek-aspek yang terkait di dalamnya. Pola perubahan dari siklus ekonomi ini secara tidak langsung menggambarkan keterkaitan dan dampak dari aspek yang ada di dalamnya, antara lain dari proses intervensi pasar yang ada pada suatu negara […]

The post Siklus Ekonomi: Pengertian, Anatomi dan Penyebab appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Siklus Ekonomi

Siklus ekonomi adalah suatu kondisi perekonomian dari suatu negara yang mengalami pola perubahan secara berkesinambungan ditentukan oleh aspek-aspek yang terkait di dalamnya.

Pola perubahan dari siklus ekonomi ini secara tidak langsung menggambarkan keterkaitan dan dampak dari aspek yang ada di dalamnya, antara lain dari proses intervensi pasar yang ada pada suatu negara tersebut.

Kemudian aspek lainnya yaitu intervensi dan atau pun juga peranan dari kebijakan pemerintah.

Anatomi Siklus Ekonomi

Siklus ekonomi sejatinya terdiri dari beberapa bagian yang saling terhubung satu dan yang lainnya. Bagian atau disebut juga dengan komponen dari anatomi siklus ekonomi yang memiliki keterkaitan secara langsung baik dari sisi keuangan dan juga dampak sosial yang ditimbulkan.

Secara garis besar terdapat dua komponen yang dominan dalam anatomi siklus ekonomi yang ada pada seantero belahan dunia antara lain yang pertama adalah masa pertumbuhan dan atau disebut juga dengan ekspansi serta komponen yang satu adalah masa pelemahan dan atau disebut juga dengan resesi.

Kedua komponen dari siklus ekonomi tersebut sangatlah berkaitan satu dengan yang lainnya. Mirip dengan bentuk dan juga pergerakan dari gelombang yang terkadang bisa menunjukkan pergerakan yang mengarah ke atas dan juga pergerakan yang mengarah ke bawah itu sendiri.

Pada anatomi pergerakan siklus ekonomi itu sendiri terdapat pergerakan yang mengarah ke arah atas atau yang kita sebut juga sebagai ekspansi dan atau pun juga pertumbuhan dari kondisi dan atau pun juga situasi ekonomi pada suatu negara.

Kemudian pada anatomi pergerakan siklus ekonomi itu sendiri juga terdapat pergerakan lain yang mengarah ke arah bawah atau yang kita sebut juga sebagai resesi dan atau pun juga pelemahan dari kondisi dan atau pun juga situasi ekonomi pada suatu negara.

Pola dan juga pergerakan dari siklus ini terjadi secara terus menerus dan berlaku secara berkesinambungan pada suatu negara tertentu.

Pergerakan antara resesi dan atau pun juga pelemahan dari kondisi perekonomian suatu negara akan diikuti oleh penguatan kondisi perekonomian suatu negara dan atau pun juga ekspansi.

Durasi dan Faktor yang Mempengaruhi Siklus Ekonomi

Siklus ekonomi terjadi pada jangka waktu yang lumayan sedang pada tiap negara. Meskipun realita pada tiap negara tersebut memiliki jangka waktu dan atau pun juga durasi dari siklus ekonomi yang berbeda satu sama lain dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu di dalamnya.

Faktor yang mempengaruhi dari siklus ekonomi tersebut antara lain adalah tingkat dan atau pun juga daya beli dari masyarakat luas dan atau pun jua khalayak ramai.

Kemudian faktor selanjutnya adalah jumlah uang yang beredar luas di masyarakat itu sendiri. Faktor lainnya adalah rendahnya suku bunga bank yang ditetapkan oleh bank sentral pada suatu negara itu sendiri.

Kemudian faktor lainnya adalah tingkat harga dari komoditas dan atau pun juga barang serta jasa yang diperjualbelikan di pasar secara umum.

Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Inflasi

Inflasi sejatinya adalah suatu kondisi perekonomian yang ada pada suatu negeri tertentu dimana pada kondisi secara keuangan dan sosial, terjadi peningkatan harga terkait dengan harga komoditas dan atau pun juga kebutuhan masyarakat dan juga khalayak umum.

Terjadinya peningkatan dan atau pun juga kenaikan harga pada komoditas dan juga barang kebutuhan dari khalayak umum tersebut berlangsung dengan jangka waktu yang relatif panjang dan secara terus menerus.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dari penyebab timbulnya kondisi dan atau pun juga situasi inflasi itu sendiri.

Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah kondisi dan atau pun juga situasi persebaran dari uang yang beredar di masyarakat dan atau pun juga khalayak umum di dalamnya.

Hal ini akan berdampak dari berkurangnya efektifitas dari mata uang di suatu negara tersebut akibat terlampau banyaknya jumlah uang yang beredar itu tadi.

Faktor dari penyebab inflasi yang lainnya tersebut adalah kenaikan dari tingginya jumlah permintaan atas barang dan atau pun jasa yang ada di dalamnya itu sendiri. Terdapat keterkaitan dari faktor-faktor penyebab timbulnya inflasi tersebut.

Pada kondisi dan atau pun juga situasi dimana terdapat persebaran uang yang terlampau banyak di masyarakat menunjukkan tingkat dan atau pun juga daya beli dari masyarakat itu sendiri yang mengalami peningkatan yang tinggi pula.

Terjadinya peningkatan dari daya beli dan atau pun juga kemampuan untuk membeli barang dan atau pun juga jasa tersebut mengakibatkan terjadinya peningkatan dari tingginya jumlah permintaan terhadap barang dan atau pun juga jasa yang terjadi secara signifikan tersebut.

Pengelolaan Siklus Ekonomi

Pengelolaan dari siklus ekonomi ini sendiri secara normatif berkaitan erat dengan adanya intervensi dari pihak ketiga yang ada di dalamnya itu sendiri.

Pengelolaan terhadap siklus ekonomi tersebut penting untuk dapat dilakukan secara berkesinambungan untuk dapat mempertahankan pola dan juga kestabilan dari ekonomi pada suatu negara itu sendiri.

Hal ini dikarenakan terdapat suatu unsur dan juga keterkaitan yang sangat erat dari komponen siklus ekonomi tersebut dan juga dampaknya terhadap pola aspek dari berbagai macam kepentingan yang ada pada suatu negara.

Sebagai contohnya adalah adanya pola keterkaitan yang erat dari aspek ekonomi suatu negara terhadap aspek sosialnya itu sendiri.

Hal ini lah yang mengakibatkan pentingnya untuk dapat dilakukan suatu tindak lindung terkait dengan aspek keamanan atas stabilan suatu negara yang berakar dari perubahan pola dan arah yang ada pada siklus ekonomi itu sendiri.

Intervensi yang dimaksud di awal tadi adalah terkait dengan suatu intervensi tidak kasat mata yang lebih dikenal dengan sebutan intervensi pasar. Intervensi ini berkaitan erat dengan pola sebab akibat dari hukum permintaan dan juga hukum penawaran yang ada tersebut.

Sebagai contoh misalkan pada kondisi inflasi di suatu negara dimana tingginya tingkat permintaan atas suatu barang dan atau pun juga jasa yang ada di dalamnya.

Hal ini akan mengakibatkan timbulnya kelangkaan dari barang dan atau pun juga jasa yang terkait tersebut di harga yang wajar. Keberadaan dari barang dan atau pun juga jasa yang ada pada harga wajar tersebut akan tergilas dikarenakan tingginya permintaan tersebut.

Para penjual barang dan atau pun juga jasa tadi akan lebih bersemangat untuk dapat menaikkan harga barang dan jasa yang dimilikinya tersebut.

Dengan timbulnya kenaikan dari barang dan jasa yang terlampu drastis dan juga sangat signifikan tersebut, menjadikan daya beli dan atau pun juga kemampuan dari masyarakat dan atau pun juga khalayak ramai tadi menjadi menurun.

Hal ini lah yang menjadikan jumlah permintaan dari barang dan atau pun juga jasa tersebut menjadi menurun. Penurunan dari tingkat permintaan barang dan atau pun juga jasa tersebut berimbas kepada banyaknya barang dan atau pun juga jasa yang tidak dapat terbeli atau tidak laku.

Penjual pun kemudian, setelah mengalami penurunan penjualan tadi, berbondong-bondong untuk dapat menurunkan harga dari komoditas barang dan atau pun juga jasa yang diperjualbelikan tersebut.

Sehingga timbulah yang dinamakan dengan intervensi pasar yang bersifat tidak langsung itu sendiri.

Intervensi secara langsung yang juga memiliki peranan dalam melakukan proses pengelolaan terhadap siklus ekonomi dari suatu negara tersebut dinamakan dengan intervensi dari para pemerintah yang ada tersebut.

Ketika terjadi suatu kondisi dimana terdapat kecenderungan untuk dapat terjadinya suatu kondisi dan atau pun juga situasi inflasi yang ada, pemerintah pun menjadi tidak tinggal diam saja.

Inflasi yang ditimbulkan dari peredaran jumlah uang yang sangat banyak menjadi momok penyebab inflasi yang sepatutnya untuk dapat dikelola dengan bijak.

Salah satu kebijakan untuk dapat mengurangi peredaran uang tersebut agar tidak terjadi lonjakan dari daya beli masyarakat dan atau pun juga khalayak ramai itu tadi adalah dengan menaikkan suku bunga yang ada.

Peningkatan suku bunga dari suatu negara biasanya dilakukan oleh bank sentral dari suatu negara itu sendiri.

Terjadinya kebijakan dari peningkatan suku bunga tersebut diharapkan mampu dan efektif untuk dapat meredakan jumlah uang yang beredar di masyarakat luas secara berkesinambungan dan atau pun juga terus menerus.

Hal ini dapat terjadi dan juga dimungkinkan akibat dari adanya dua buah dampak kenaikan suku bunga yang terjadi oleh bank sentral itu sendiri.

Hal pertama yang terjadi akibat adanya kenaikan suku bunga oleh bank sentral adalah pada sudut pandang penyimpanan.

Pada sudut pandang penyimpanan, masyarakat dan atau pun juga khalayak ramai diiming-imingi dengan suku bunga yang tinggi untuk dapat menyimpan uang mereka di bank, sehingga harapannya dapat turut serta menekan peredaran uang yang ada pada masyarakat luas.

Hal kedua yang juga terjadi akibat adanya kebijakan peningkatan suku bunga dari bank sentral adalah pada sudut pandang suku bunga pinjaman.

Pada sudut pandang suku bunga pinjaman, terjadi suatu tuntutan secaran tidak langsung untuk mengurangi keinginan dari para peminjam uang dan atau pun untuk dapat melakukan pelunasan uang pinjaman yang ada di bank akibat adanya kenaikan suku bunga tersebut.

Diharapkan pula pada perihal kedua atas akibat dari kebijakan peningkatan suku bunga pinjaman tersebut untuk dapat turut serta menekan angka peredaran dari uang yang ada pada masyarakat luas tersebut.

Siklus Ekonomi Indonesia

Sesuai dengan pernyataan dari Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan bahwasanya di negara Indonesia itu sendiri tengah berada pada masa siklus ekonomi yang cenderung mengarah ke atas atau pun juga disebut dengan ekspansi hingga tahun 2024 dan 2025.

Hal ini ditandai dengan kondisi sosial dan juga ekonomi yang saling berkaitan satu sama lain. Negara Indonesia saat ini tengah berada dalam tahap pemulihan akibat berdampak dari pandemic virus Covid-19 yang ada dan merebak di seluruh negara di dunia saat ini.

Saat artikel ini ditulis, varian dari virus Covid-19 paling akhir yang ada dan sedang merebak secara luas adalah varian Omicron yang memiliki daya sebar dan menular yang cukup tinggi.

Dengan adanya pemulihan dan juga penerapan protokol kesehatan dari pemerintah, diharapkan mampu mempercepat proses pemulihan sosial dan juga ekonomi dari negara Indonesia itu sendiri.

The post Siklus Ekonomi: Pengertian, Anatomi dan Penyebab appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Inflasi dan Deflasi: Pengertian, Penyebab dan Dampak https://haloedukasi.com/inflasi-dan-deflasi Thu, 24 Feb 2022 12:46:18 +0000 https://haloedukasi.com/?p=31614 Pengertian Inflasi dan Deflasi Inflansi adalah suatu kondisi perekonomian pada suatu negara dengan sebuah kecenderungan terjadinya kenaikan harga barang ataupun jasa secara umum untuk waktu berkepanjangan (kontinu). Sedangkan deflasi adalah sebaliknya, suatu kondisi perekonomian pada suatu negara dengan kecenderungan terjadinya penurunan harga secara terus menerus pada satu priode. Keadaan inflasi dan deflasi menjadi masalah perekonomian […]

The post Inflasi dan Deflasi: Pengertian, Penyebab dan Dampak appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Inflasi dan Deflasi

Inflansi adalah suatu kondisi perekonomian pada suatu negara dengan sebuah kecenderungan terjadinya kenaikan harga barang ataupun jasa secara umum untuk waktu berkepanjangan (kontinu).

Sedangkan deflasi adalah sebaliknya, suatu kondisi perekonomian pada suatu negara dengan kecenderungan terjadinya penurunan harga secara terus menerus pada satu priode.

Keadaan inflasi dan deflasi menjadi masalah perekonomian sebuah negara dan harus segera mendapatkan penanganan. Mengingat inflasi dan deflasi akan berpengarih besar terhadap bisnis yang dijalankan.

Penyebab Inflasi dan Deflasi

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan terjadinya inflansi dan deflasi. Berikut beberapa penyebab terjadinya inflasi dan deflasi pada suatu negara :

Penyebab Inflasi

Inflasi disebabkan beragam faktor sebagai berikut :

1. Kelebihan Mata Uang

Terjadinya kelebihan mata uang (uang) pada suatu perekonomian menjadi salah satu faktor utama inflasi. Hal ini dikarenakan saat jumlah uang yang beredar pada suatu negara. Mengakibatkan tumbuh di atas perkembangan ekonomi, serta mengurangi nilai dari mata uang.

2. Utang Nasional

Beragam faktor bisa mempengaruhi utang nasional, mulai dari pinjaman hingga pengeluaran negara. Ketika utang sebuah negara meningkat, setiap negara akan memiliki dua pilihan, yaitu:

  • Pajak ikut dinaikkan dengan cara internal.
  • Uang tambahan akan dicetak guna melunasi hutang.

3. Efek Tarikan Permintaan

Efek tarikan permintaan adalah kondisi ekonomi yang berkembang ketika upah naik pada suatu perekonomian, sehingga akan lebih banyak uang yang dikeluarkan untuk membeli barang ataupun jasa. 

Hal ini meningkatan permintaan terhadap barang atau jasa sehingga perusahaan ikut menaikkan harga dan menjadi tanggungan konsumen agar menyeimbangkan permintaan dan penawaran.

4. Efek Cost-Push

Kondisi ini disebabkan saat suatu perusahaan menghadapi kenaikan biaya input terhadap bahan baku ataupun upah saat memproduksi barang konsumen. Sehingga mempertahankan profitabilitas dengan cara memberikan kenaikan biaya produksi kepada konsumen dalam bentuk kenaikan harga.

5. Nilai Tukar

Menggunakan eksposur kepada pasar asing yang berfungsi menurut nilai dolar. Pada ekonomi global perdagangan, kondisi nilai tukar menjadi faktor utama untuk menentukan tingkat inflasi.

Penyebab Deflasi

Deflasi disebabkan oleh beberapa faktor berikut :

1. Perubahan Pada Pasar Modal

Saat perusahaan yang berbeda menjual barang dan jasa yang serupa serta bersaing. Sehingga terjadi kecenderungan buat menurunkan harga supaya lebih unggul dalam persaingan.

2. Meningkatnya Produktivitas

Inovasi ataupun teknologi akan meningkatan efisiensi suatu produksi sehingga membuat harga barang atau jasa menjadi lebih rendah. Bahkan inovasi juga bisa mempengaruhi produktivitas suatu industri yang berdampak ke seluruh perekonomian.

3. Penurunan Jumlah Mata Uang

Terjadinya penurunan pasokan mata uang juga menyebabkan turunnya harga barang atau jasa supaya lebih terjangkau oleh masyarakat.

Dampak Inflasi Terhadap Bisnis

Ada banyak dampak inflasi terhadap bisnis bahkan bisa memberikan keuntungan sampai maksimal. Ini disebabkan jumlah pendapatan menjadi lebih tinggi daripada kenaikan suatu biaya produksi. Terjadinya inflasi juga akan menaikkan perekonomian negara ke arah yang lebih baik.

Tetapi saat inflasi terus menerus mengalami peningkatan melebihi 30% bahkan mencapai 100%, tentu perekonomian bisnis malah menjadi kacau. Ini disebabkan rakyat kecil tidak bisa membeli kebutuhan pangan, terutama karyawan dengan jumlah pendapatan bulanan yang tetap.

Tentu hal ini akan menyulitkan karyawa dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena gaji yang diperoleh masih sama tapi keperluan menjadi semakin tinggi akibat inflasi.

Sehingga saat inflasi melebihi angka 100%, bisa dipastikan akan menimbulkan beragam hal mulai dari penurunan investasi saham, terjadinya kenaikan suku bunga, pertumbuhan ekonomi melambat, ketidakstabilan perekonomian, sampai menurunkan kesejahteraan masyarakat.

Dampak Deflasi Terhadap Bisnis

Dampak dari deflasi salah satunya adalah menyebabkan pembisnis berusaha menekan harga jual untuk menarik konsumen. Tapi kalau kondisi ini sengaja dibiarkan akan membuat menurunnya keuntungan bisnis

Saat kondisi ini tidak segera ditangani yang terjadi adalah banyaknya bisnis yang bangkrut akibat tidak adanya biaya produksi dan tidak mampu membaya gaji karyawannya.

Tidak hanya dampak negatif yang bisa dirasakan para pelaku bisnis, dampak positif juga bisa dirasakan, kalau kondisi deflasi tidak menyentuh angka 10% setiap tahunnya, sehingga perekonomian negara akan membaik.

Ini disebabkan, deflasi akan membantu memperkuat nilai tukar mata uang sebuah negara. Sehingga masyarakat menjadi sadar betapa pentingnya kegiatan menabung agar bisa memenuhi kebutuhan untuk masa depan. Jadi tidak akan terlalu khawatir ketika kondisi seperti ini terjadi lagi.

Cara Mengatasi Inflasi dan Deflasi

Saat inflasi dan deflasi terjadi pada sistem perekonomian sebuah negara tentu tidak boleh dianggap sepele. Tidak cuma perekonomian saja, keuangan negara bisa ikut terpengaruh secara langsung terutama kehidupan berbisnis dan kebutuhan masyarakat. Berikut beberapa cara mengatasi inflasi dan deflasi :

  1. Kebijakan moneter kontraktif, menjadi salah satu kebijakan yang dipakai buat mengurangi pasokan mata uang yang beredar sehingga bisa mengatasi terjadinya inflasi.
  2. Kebijakan moneter ekspansif, menjadi kebijakan yang bisa dilakukan untuk menaikan pasokan mata uang yang beredar. Kebijakan ini akan membantu mengatasi pengangguran serta menaikan daya beli masyarakat.
  3. Kebijakan fiskal kontraktif, kebijakan yang bisa digunakan buat mengurangi output suatu perekonomian.
  4. Kebijakan fiskal ekspansif, merupakan kebijakan yang bisa gunakan untuk menaikkan output perekonomian.

Itulah beberapa hal mengenai inflasi dan deflsi mulai dari pengertian, penyebab, dampak hingga cara mengatasinya karena bisa berdampak bagi bisnis dan negara. Buat mencegahnya ada banyak hal yang dapat dilakukan mulai dari efisiensi biaya internal hingga inovasi serta variasi produk guna menarik daya beli konsumen.

The post Inflasi dan Deflasi: Pengertian, Penyebab dan Dampak appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Contoh Permasalahan Ekonomi dan Dampaknya https://haloedukasi.com/contoh-permasalahan-ekonomi Fri, 10 Dec 2021 01:41:30 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29302 Permasalahan ekonomi merupakan masalah yang dapat terjadi oleh individu, masyarakat, negara, sampai lingkup dunia. Pada umumnya masalah ekonomi seringkali ditandai oleh welfare state masyarakat tidak tercukupi. Welfare state merupakan suatu konsep pemerintahan yang berperan penting dalam hal melindungi dan juga memperjuangkan kesejahteraan sosial dan ekonomi setiap masyarakat yang ada di dalamnya.  Jika welfare state dalam […]

The post 10 Contoh Permasalahan Ekonomi dan Dampaknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Permasalahan ekonomi merupakan masalah yang dapat terjadi oleh individu, masyarakat, negara, sampai lingkup dunia. Pada umumnya masalah ekonomi seringkali ditandai oleh welfare state masyarakat tidak tercukupi.

Welfare state merupakan suatu konsep pemerintahan yang berperan penting dalam hal melindungi dan juga memperjuangkan kesejahteraan sosial dan ekonomi setiap masyarakat yang ada di dalamnya. 

Jika welfare state dalam suatu negara mengalami peningkatan dan mencapai tingkat yang stabil maka akan menekan permasalahan ekonomi di suatu negara, yang mana dirasakan oleh banyak orang atau warga negara.

Menurut para ahli ekonomi konvensional menyebutkan bahwa permasalahan ekonomi merupakan masalah kelangkaan. Kelangkaan ini dapat terjadi akibat dari ketidakseimbangan antara kebutuhan masyarakat dengan ketersediaan sumber daya yang ada.

Dalam istilah lain masalah ekonomi yaitu fenomena realitas kebutuhan manusia yang tidak terbatas namun alat dan sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan sangat terbatas. Permasalahan ekonomi dapat dibedakan menjadi dua yaitu klasik dan modern.

Permasalahan pokok ekonomi klasik terdiri dari tiga, yaitu:

  • Produksi, terkait kegiatan mengelola, menghasilkan, ataupun menambah kegunaan suatu benda, orang yang menciptakan barang disebut dengan produsen.
  • Konsumsi, terkait dengan kegiatan untuk menghabiskan maupun mengurangi kegunaan suatu benda, orang yang mengurangi nilai dari benda ekonomi disebut dengan konsumen.
  • Distribusi, terkait kegiatan menyalurkan barang atau benda dari produsen kepada konsumen.

Permasalahan pokok ekonomi modern terdiri dari tiga, yaitu:

  • What, satu kata yang mewakili pertanyaan yang dibutuhkan seperti komoditas yang harus diproduksi dan jumlah komoditas yang harus diperjualbelikan.
  • How, satu kata yang mewakili pertanyaan untuk menyebut komoditas yang harus dipertimbangkan seperti faktor-faktor produksi, dan teknik yang akan digunakan dalam proses produksi.
  • For Whom, kata-kata yang mewakilkan pertanyaan lanjutan bahwa pertimbangan untuk siapa suatu produk atau komoditas diciptakan. Permasalahan untuk siapa tidak hanya merujuk pada salah seorang atau kelompok saja melainkan manfaat dari suatu produk dan manfaat untuk pelaku produksi.

Berikut ini contoh-contoh permasalahan ekonomi:

1. Inflasi

Inflasi merupakan meningkatnya harga produksi karena tidak seimbangnya pengadaan barang produksi dengan tingkat pendapatan masyarakat. Inflasi dapat ditangani melalui dua kebijakan, yakni kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.

Kebijakan fiskal merupakan suatu perencanaan yang disusun untuk mempengaruhi penerimaan serta pengeluaran pemerintah. Sedangkan kebijakan moneter merupakan perencanaan yang disusun untuk menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar.

Contoh kebijakan fiskal yaitu menaikkan tarif pajak, melakukan pinjaman, menghemat pengeluaran pemerintah, dan lain-lain. Contoh kebijakan moneter yaitu implementasi kebijakan suku bunga dan kebijakan operasi pasar terbuka.

2. Pengangguran

Pengangguran merupakan salah satu permasalahan ekonomi dalam lingkup makro. Pengangguran dapat menghambat pembangunan daerah karena akan mengakibatkan dampak sosial. Menurut Yanuar (2009) pengangguran merupakan kelompok usia produktif yang ingin bekerja namun yang belum mendapatkan pekerjaan.

Bentuk upaya pemerintah dalam menangani masalah pengangguran adalah dengan mendorong investasi dan ekspor yang bertujuan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan, memberikan sosialisasi dan pelatihan guna meningkatkan keahlian tenaga kerja, dan lain-lain.

3. Kemiskinan

Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan ekonomi makro yang dialami oleh banyak negara. Kemiskinan dibedakan menjadi empat jenis, yakni kemiskinan absolut, kemiskinan struktural, kemiskinan kultural, dan kemiskinan relatif.

  • Kemiskinan absolut menggambarkan kondisi ketidakmampuan individu dalam mencukupi kebutuhan pokok minimum seperti pangan, sandang, dan papan dikarenakan berada pada tingkat pendapatan di bawah garis kemiskinan. Individu tersebut tidak dapat mencukupi maupun memenuhi kebutuhan primernya.
  • Kemiskinan struktural merupakan kemiskinan yang berasal dari struktur sosial masyarakat, serta mereka yang termasuk golongan ini tidak dapat leluasa menggunakan sumber daya yang tersedia. Contohnya masyarakat Papua yang memiliki hasil tambang melimpah namun mereka tidak merasakan hasilnya.
  • Kemiskinan  kultural merupakan kemiskinan yang terbentuk dari adanya kebudayaan atau kebiasaan masyarakat. Contohnya sikap konsumtif dan suka berfoya-foya.
  • Kemiskinan relatif merupakan kemiskinan yang diakibatkan oleh pembangunan yang tidak merata sehingga terjadi ketimpangan sosial dalam masyarakat. Kemiskinan jenis ini bisa diartikan sebagai perbandingan antara penduduk dan lingkungannya.

4. Resesi Ekonomi

Resesi merupakan fenomena penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dalam waktu yang lama, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Resesi juga memiliki pengertian bahwa terjadinya kontradiksi besar-besaran dalam hal kegiatan ekonomi.

Menurut para ahli resesi akan terjadi disebabkan oleh ketika keadaan ekonomi suatu negara mengalami peningkatan dalam jumlah pengangguran, penurunan rital, produk domestik bruto (PDB) yang negatif.

Selain itu juga terdapat kontradiksi pendapatan dan manufaktur untuk jangka waktu yang lama dan pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.

5. Kegiatan Ekonomi yang Tidak Stabil

Ketidakstabilan kegiatan ekonomi dalam hal produksi dapat mengakibatkan banyak permasalahan. Salah satunya kebutuhan konsumsi masyarakat yang tidak terpenuhi.

Hal tersebut akan mengakibatkan dampak lain yaitu pertumbuhan ekonomi menjadi terganggu. Maka dari itu, upaya untuk menangani ketidakstabilan kegiatan ekonomi adalah dengan meningkatkan kegiatan produksi barang dan jasa, serta menjamin ketersediaan sumber daya alam dan manusia.

6.Persaingan Bisnis yang Tidak Sehat

Persaingan bisnis disebabkan oleh kesalahan strategi pelaku bisnis kemudian dari kesalahan tersebut oleh pelaku bisnis lain dimanfaatkan sebagai peluang untuk mencuri perhatian konsumen.

Telah diatur dalam Undang-Undang Anti Monopoli untuk menyikapi persaingan usaha di Indonesia mengenai tindakan-tindakan dari kelompok pelaku ekonomi yang menguasai pasar. Pelaku ekonomi yang mendominasi pasar akan menggunakan kekuatannya untuk melancarkan kepentingan bisnis mereka.

7. Kemampuan Pajak Rendah

Besar ataupun kecilnya setoran pajak sangat tergantung dari kemampuan ekonomi, termasuk pendapatan dan kemampuan daya beli, terutama dalam membayar pajak. Pada tahun 2020 penerimaan pajak mengalami penurunan hingga minus 19,7% dan meninggalkan defisit fiskal sebesar 6,09% dari yang seharusnya 3% jumlah PDB.

Menurut Sri Mulyani (Menkeu) pembangunan dan kualitas layanan masyarakat sangat tergantung pada dana yang terkumpul salah satu sumber tersebut adalah pajak. Maka dari itu, kemampuan pajak yang rendah akan mengakibatkan masalah ekonomi yang besar atau dalam lingkup makro.

8. Permasalahan Ekspor dan Impor

Kegiatan ekonomi ekspor dan impor menjadi komponen yang penting bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan jika ekspor yang lebih rendah dari impor maka akan mengakibatkan neraca perdagangan di suatu negara mengalami defisit sepanjang tahun.

Hal itu mencerminkan kinerja perekonomian yang kurang ditangani dengan baik sebab produktivitas mengalami penurunan dan ketergantungan terhadap impor mengalami peningkatan yang tinggi.

9. Krisis Nilai Tukar Uang

Penyebab melemahnya nilai tukar mata uang disebabkan oleh permintaan dan penawaran dari mata uang tersebut. Jika permintaan meningkat dan penawarannya tetap ataupun menurun maka nilai tukar mata uang akan mengalami kenaikkan.

Begitu pula sebaliknya jika penawaran meningkat namun permintaan menurun maka nilai tukar mata uang akan mengalami penurunan. Selain itu krisis nilai tukar uang juga disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal yang mempengaruhi nilai tukar mata uang seperti utang luar negeri, besarnya investasi portofolio asing di dalam suatu negara, dan total impor barang lebih besar daripada ekspor barang sehingga mengalami transaksi yang defisit.

10. Ketidaksiapan Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Menurut para ekonom implementasi revolusi industri 4.0 dapat mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional. Maka perlu kesiapan dalam menghadapi revolusi industri 4.0.

Berdasarkan hasil analisa Ekonom Centre for Strategic and International Studies (CSIS) kesiapan tersebut yakni infrastruktur digital dan literasi digital. Tanpa dua hal tersebut maka suatu negara akan dianggap belum memiliki kesiapan untuk menghadapi revolusi industri 4.0.

Ketika negara dalam keadaan ketidaksiapan maka akan menimbulkan permasalahan ekonomi lain, seperti ketertinggalan dalam kemajuan dan pengembangan infrastruktur ekonomi dan mutu pelayanan masyarakat menjadi rendah.

Dampak Permasalahan Ekonomi

Permasalahan ekonomi dapat menyebabkan dampak domino dalam suatu sistem. Berdasarkan contoh-contoh permasalahan ekonomi yang sudah dijelaskan berikut dampak permasalahan ekonomi.

  1. Ketika resesi ekonomi terjadi akibat dari investasi yang mengalami signifikansi penurunan maka akan berdampak pada penurunan jumlah lapangan pekerjaan bahkan hingga membuat peningkatan yang signifikan pada angka pemutusan hubungan kerja (PHK).
  2. Produksi barang dan jasa akan mengalami penurunan secara signifikan sehingga mengakibatkan penurunan PDB nasional. Jika permasalahan ini tidak dapat ditangani segera maka akan mengakibatkan dampak permasalahan ekonomi lain, yakni resesi di berbagai sektor.
  3. Inflasi akan menjadi sangat sulit dikendalikan. Ini akan menyebabkan banyak orang akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup karena kebutuhan mengalami peningkatan biaya konsumsi, banyak orang yang akan kehilangan rumah karena tidak sanggup membayar cicilan, dan banyak bisnis yang harus gulung tikar.
  4. Pengangguran merupakan dampak dari rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan individu, sehingga terjadi peningkatan persaingan kualitas pekerja, serta individu yang kalah saing menjadi sulit untuk berkembang dan mencari pekerjaan yang layak untuk memenuhi kebutuhan hidup.
  5. Mortalitas akan meningkat akibat dari masalah ekonomi seperti kelaparan bahkan melakukan tindakan bunuh diri karena tidak kuat menahan penderitaan yang dialami. 
  6. Akibat dari masalah ekonomi banyak anak menjadi putus sekolah sehingga akan menambah indeks tingkat pendidikan rendah dalam suatu wilayah. Dampak lanjutan dari hal ini alah banyak orang yang tidak memiliki ilmu yang cukup untuk memperoleh pekerjaan.
  7. Tingkat kejahatan dan kriminalitas meningkat akibat banyak masyarakat yang membutuhkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup, namun karena keterbatasan lapangan kerja dan persaingan pekerjaan semakin tinggi maka orang akan bertindak berbagai cara untuk dapat memenuhi kebutuhan primernya. 

The post 10 Contoh Permasalahan Ekonomi dan Dampaknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Cara Mengatasi Inflasi dan Penjelasannya https://haloedukasi.com/cara-mengatasi-inflasi Tue, 15 Jun 2021 03:09:54 +0000 https://haloedukasi.com/?p=25280 Diantara masalah ekonomi yang bisa dialami oleh negara adalah inflasi. Inflasi merupakan suatu keadaan dimana terjadi kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terjadi secara terus menerus dalam waktu lama yang disebabkan berbagai faktor. Diantara faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi adalah adanya peningkatan jumlah uang yang beredar yang diakibatkan oleh naiknya permintaan total, turunnya […]

The post 6 Cara Mengatasi Inflasi dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Diantara masalah ekonomi yang bisa dialami oleh negara adalah inflasi. Inflasi merupakan suatu keadaan dimana terjadi kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terjadi secara terus menerus dalam waktu lama yang disebabkan berbagai faktor.

Diantara faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi adalah adanya peningkatan jumlah uang yang beredar yang diakibatkan oleh naiknya permintaan total, turunnya penawaran total, dan juga kombinasi dari keduanya yang terjadi secara bersamaan.

Inflasi yang dialami oleh suatu negara tentunya akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Oleh karena itu, inflasi harus segera diatasi agar tidak menimbulkan dampak lanjutan yang lebih besar. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi inflasi:

1. Menerapkan kebijakan fiskal

Kebijakan fiskal adalah berbagai kebijakan yang terkait dengan anggaran penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Beberapa cara yang dilakukan untuk menekan laju inflasi terkait dengan kebijakan fiskal antara lain meningkatkan pendapatan pajak dan mengurangi pengeluaran pemerintah.

2. Menerapkan kebijakan monoter untuk mengurangi jumlah uang yang beredar

Diantara cara yang bisa dilakukan adalah :

  • Kebijakan diskonto, yakni dengan menaikkan suku bunga sehingga bisa meningkatkan tabungan masyarakat.
  • Kebijakan pasar terbuka, yaitu dengan melakukan penjualan Surat Bank Indonesia (SBI)
  • Kebijakan cadangan kas, yaitu dengan meningkatan cadangan kas minimum sehingga bank umum harus menahan lebih banyak uang di kasnya
  • Membatasi pencetakan uang baru
  • Menarik dan memusnahkan uang lama.

3. Meningkatkan hasil produksi

Cara berikutnya yang bisa dilakukan untuk menekan laju inflasi adalah dengan meningkatkan produksi di dalam negeri. Dengan penn peningkatan produksi maka jumlah barang yang bisa ditawarkan akan bertambah sehingga diharapkan permintaan akan meningkat dan jumlah uang yang beredar juga akan kembali pada keseimbangan.

4. Memudahkan masuknya barang impor

Masuknya barang impor juga bisa menjadi alternatif untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Untuk meningkatkan masuknya barang impor, pemerintah bisa menerapkan kebijakan penurunan besa impor atau membuat regulasi yang mempermudah impor.

5. Menjaga kestabilan tingkat upah

Tingkat upah yang stabil akan membantu menekan biaya produksi sehingga harga barang bisa lebih murah. Harga barang yang murah akan meningkatan permintaan dan secara otomatis akan mengurangi jumlah uang yang beredar.

6. Menetapkan harga maksimum

Penetapan harga maksimum oleh pemerintah akan membantu untuk mestabilkan harga sehingga harga barang maupun jasa tidak naik terus menerus karena sudah dibatasi sampai pada titik tertentu.

The post 6 Cara Mengatasi Inflasi dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>