jenis makna kata - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/jenis-makna-kata Thu, 13 Oct 2022 06:46:38 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico jenis makna kata - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/jenis-makna-kata 32 32 Denotatif : Pengertian, Ciri, dan Contohnya https://haloedukasi.com/denotatif Tue, 27 Sep 2022 06:33:32 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38863 Denotatif adalah makna yang sifat umum. Denotaif merupakan makna yang tidak menggunakan pikiran dan perasaan tertentu. Denotatif lebih mengarah pada objektivitas. Itu artinya tidak dipengaruhi oleh kepentingan pribadi dan pasti apa adanya. Denotatif juga merupakan sebuah kata yang memiliki arti yang sebenarnya. Selain itu, makna denotatif juga sering dilakukan seperti yang sehari-hari dilakukan. Makna denotatif […]

The post Denotatif : Pengertian, Ciri, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Denotatif adalah makna yang sifat umum. Denotaif merupakan makna yang tidak menggunakan pikiran dan perasaan tertentu. Denotatif lebih mengarah pada objektivitas. Itu artinya tidak dipengaruhi oleh kepentingan pribadi dan pasti apa adanya.

Denotatif juga merupakan sebuah kata yang memiliki arti yang sebenarnya. Selain itu, makna denotatif juga sering dilakukan seperti yang sehari-hari dilakukan. Makna denotatif merupakan makna kata yang objektif tanpa ada embel-embel perasaan tertentu dan murni dan bersifat umum.

Pengertian Makna Denotatif

Makna denotatif adalah makna yang menunjukkan adanya hubungan antara konsep dengan dunia kenyataan. Makna denotatif ini memiliki arti yang sebenarnya atau sesuai yang dilihat, tidak mengandung makna yang tersembunyi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), makna denotatif berarti makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas penunjukan yang lugas pada suatu di luar bahasa atau yang didasarkan atas konvensi tertentu dan bersifat objektif.

Denotatif adalah adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif. Dikatakan objektif sebab makna denotatif itu bersifat umum.

Makna denotatif bersifat langsung dan dapat disebut sebagai gambaran dari suatu petanda. Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual, makna denotasional, atau kognitif. Makna denotatif ini lazim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainnya.

Denotatif adalah makna yang menunjukkan adanya hubungan antara konsep dengan dunia kenyataan. Makna denotatif ini memiliki arti yang sebenarnya atau sesuai dengan yang dilihat, tidak mengandung makna yang tersebunyi.

Ciri Makna Denotatif

Makna denotatif memiliki beberapa ciri sebagai berikut :

  • Makna denotatif memiliki nama lain yaitu makna lugas, karena sifatnya yang lugas atau literal.
  • Makna denotatif biasanya merupakan hasil observasi dari panca indra yaitu penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaaan, atau pengalaman fisik lainnya.
  • Makna kata sesuai dengan apa adanya.
  • Makna yang menunjukkan langsung pada acuan atau makna dasarnya.

Contoh Denotatif Dalam Kalimat

  • Ian menjual kambing hitam di pasar hewan.

‘kambing hitam’ bermakna sebenarnya, yaitu kambing berwarna hitam.

  • Tini menyukai buah manggis.

‘menyukai’ bermakna suka atau senang dengan bua manggis.

  • Sungai yang berada di belakang rumah Ani meluap akibat hujan tadi malam.

‘meluap’ bermakna melimpah dengan banyak.

  • Bapak mendapat meja hijau gratis saat membeli beberapa barang elektronik.

‘meja hijau’ bermakna sebenarnya yaitu meja yang berwarna hijau.

  • Adik kecilku suka menggigit jari.

‘menggigit jari’ bermakna memasukkan jari ke mulut dan menggigitnya.

  • Adik duduk di kursi empuk yang terbuat dari busa.

‘duduk’ bermakna sebenarnya, yaitu meletakkan tubuh atau terletak tubuhnya dengan bertumpu pada pantat.

  • Bau sampah dari masakan itu begitu pekat tercium hidung.

‘bau’ bermakna sebenarnya, yaitu aroma tidak sedap.

  • Panci ibu memanas setelah tiga menit diletakkan di ats kompor.

‘memanas’ bermakna sebenarnya, yaitu mulai menjadi panas.

  • Saya membantu ibu menggulung tikar usai pertemuan keluarga selesai.

‘menggulung tikar’ bermakna sebenarnya, yaitu melakukan gulungan pada tikar.

  • Marina mengangkat tangan ketiga dipanggil ibu guru.

‘mengangkat tangan’ bermakna sebenarnya, yaitu melakukan angkat tangan.

The post Denotatif : Pengertian, Ciri, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Denotasi : Pengertian, Ciri, dan Contohnya https://haloedukasi.com/denotasi Mon, 26 Sep 2022 02:31:19 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38831 Denotasi adalah suatu sifat pada kata, frasa, atau kalimat. Denotasi adalah kebalikan dari konotasi. Menggunakan ungkapan konotasi dan denotasi adalah bagian dari pemilihan kata. Menentukan pemilihan kata yang tepat dapat membantu mempengaruhi dan menyakinkan pembaca. Denotasi adalah sifat yangberkaitan dengan makna sebuah pertanyaan. Denotasi adalah makna objektif. Kata atau kalimat denotasi sering digunakan dalam penulisan […]

The post Denotasi : Pengertian, Ciri, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Denotasi adalah suatu sifat pada kata, frasa, atau kalimat. Denotasi adalah kebalikan dari konotasi. Menggunakan ungkapan konotasi dan denotasi adalah bagian dari pemilihan kata. Menentukan pemilihan kata yang tepat dapat membantu mempengaruhi dan menyakinkan pembaca.

Denotasi adalah sifat yangberkaitan dengan makna sebuah pertanyaan. Denotasi adalah makna objektif. Kata atau kalimat denotasi sering digunakan dalam penulisan yang bersifat faktual seperti ilmu pengetahuan, hukum, dan bentuk ilmiah lainnya.

Pengertian Makna Denotasi

Makna denotasi merupakan makna yang sesuai dengan makna sebenarnya. Makna ini juga memiliki nama lain, yaitu makna lugas, karena sifatnya yang lugas atau literal. Makna denotasi ini biasanya merupakan hasil dari obeservasi panca indra yaitu pengelihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman fisik lainnya.

Menurut KBBI, arti denotasi adalah makna kata atau kalimat kata yang didasarkan pada penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar Bahasa atau yang didasarkan atas konvensi tertentu dan bersifat objektif. Denotasi berarti arti harfiah dari sebuah kata.

Makna denotasi adalah makna yang tidak mengalami perubahan, sesuai dengan konsep asalnya saja. Denotasi arti harfiah dari sebuah kata, isyarat, atau tanda apapun, tanpa emosi.

Denotasi berarti setiap arti sebuah kata yang didefinisikan dalam kamus. Setiap kata memiliki denotasi. Tidak peduli Bahasa atau bagian dari pidato, setiap kata memiliki definisi kamus.

Ciri – Ciri Denotasi

Ciri-ciri kata atau kalimat yang bermakna denotasi adalah sebagai berikut :

  • Makna kata sesuai apa adanya
  • Makna kata sesuai hasil observasi
  • Makna menunjukkan langsung pada makna acuan dasarnya

Contoh Makna Denotasi Dalam Kalimat

  • Tangan kanan Ari sakit karena dipukul adiknya.

Tangan kanan : tangan disebelah kanan

  • Andi sedang makan nasi dengan lauk ayam goreng.

Makan : memasukkan makanan pokok kedalam mulut serta mengunyah dan menelannya

  • Gadis-gadis di Desa Wonogiri biasanya merupakan pekerja keras

Gadis : perempuan yang belum bersuami

  • Anak-anak sedang belajar untuk persiapan ujian.

Anak : keturunan yang kedua atau manusia yang masih kecil

  • Ani membeli sepasang sepatu berwarna merah.

Merah : warna dasar yang serupa dengan warna darah

  • Jonan membawakan Mira setangkai bunga Mawar di hari wisudanya.

Mawar : bunga yang memiliki banyak kelopak, tangkainya berduri dan memiliki wangi yang unik

  • Pak Danang sedang makan hati hasil masakan istrinya.

Makan hati : menyantap salah satu organ hewan yaitu hati yang biasanya sudah dimasak

  • Jeni menggulung tikar-tikar setelah digunakan untuk acara syukuran ulang tahun adiknya.

Menggulung tikar : merapikan tikar dengan cara menekuknya kedalam dan membentuk spiral

Kelebihan dari kata atau frasa yang bermakna denotasi adalah kata atau frasa tersebut tidak bisa menimbulkan kesalahpahaman. Hal ini karena makna denotasi selalu literal atau lugas sehingga tidak memerlukan konteks nilai atau fungsi sosial.

The post Denotasi : Pengertian, Ciri, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Jenis – Jenis Makna Dalam Semantik dan Contohnya https://haloedukasi.com/jenis-jenis-makna-dalam-semantik Thu, 22 Sep 2022 08:44:02 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38770 Dalam linguistik ada dua cabang utama yang khusu menyangkut kata, yaitu etomologi (studi tentang asal usul kata) dan semantik (ilmu makna, studi tentang makna). Diantara kedua ilmu itu, etimologi sudah merupakan disiplin ilmu yang mapan, sedangkan semantik relatif merupakan ilmu yang baru. Kata semantik digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari tentang tanda-tanda linguistik dengan hal-hal […]

The post Jenis – Jenis Makna Dalam Semantik dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam linguistik ada dua cabang utama yang khusu menyangkut kata, yaitu etomologi (studi tentang asal usul kata) dan semantik (ilmu makna, studi tentang makna). Diantara kedua ilmu itu, etimologi sudah merupakan disiplin ilmu yang mapan, sedangkan semantik relatif merupakan ilmu yang baru.

Kata semantik digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari tentang tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya. Semantik adalah cabang linguistik yang mempelajari arti/makna yang terkandung pada suatu bahasa, kode, atau jenis representasi lain.

Singkatnya, semantik adalah pembelajaran tentang makna. Semantik biasanya dikaitkan dengan dua aspek lain, yaitu sintaksis (pembentukan simbol kompleks dari symbol yang lebih sederhana) dan pragmatik (penggunaan praktis simbol oleh komunitas pada konteks tertentu).

Makna dalam ujaran bahasa sebenarnya sama dengan makna yang dalam dalam sistem lambang atau sistem tanda lainnya karena bahasa sesungguhnya juga merupkan suatu sistem lambang. Hanya bedanya makna dalam bahasa diwujudkan dengan lambang-lambang yang berupa satuan-satuan bahasa.

Makna dapat dibedakan beberapa kriteria dan sudut pandang. Berdasarkan jenis semantiknya, dapat dibedakan antara makna leksikal dan makna gramatikal. Berdasarkan ada atau tidaknya referen pada suatu kata atau laksem dapat dibedakan antara makna referensial dan makna non referensial.

Sedangkan, berdasarkan ada atau tidaknya nilai rasa pada sebuah kata/laksem dapat dibedakan antara makna denotatif dan makna konotatif. Selain itu, berdasarkan ketetapan maknanya dikenal makna kata dan makna istilah atau makna umum dan makna khusus.

Lalu berdasarkan kriteria lain atau sudut pandang lain dapat disebutkan adanya makna-makna asosiatif, kolokatif, reflektif, idiomatik, dan sebagainya.

Berikut akan di jelaskan Jenis dan makna dalam semantik beserta dengan contohnya

1. Makna Leksikal

Kata leksikal adalah bentuk adjektif dari leksikon. Leksikon adalah kata leksem, yaitu satuan Bahasa yang mempunyai makna tertentu. Makna Leksikal dapat diartikan sebagai makna yang bersifat leksikon, bersifat leksem, atau bersifat kata.

Dapat dikatakan pula makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan hasil observasi panca indera, makna yang sungguh-sungguh nyata dalam hidup kita, atau makna yang ada dalam kamus.

Contohnya, kata ‘rumah’ dalam kalimat ‘Hasan telah membeli sebuah rumah yang dia beli dari hasil uang tabungannya selama ini”. Kata ‘rumah’ dalam kalimat ini berarti sebagai bangunan yang digunakan untuk tempat tinggal.

2. Makna Gramatikal

Makna leksikal biasanya dipertentangkan dengan makna gramatikal. Jika makna leksikal berkenaan dengan makna dalam kamus, maka makna gramatikal adalah makna yang hadir akibat adanya proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi.

Makna gramatikal merupakan konsep yang muncul setelah adanya proses tertentu dalam rangkaian kata, klausa, atau pun kalimat. Perbedaannya jika makna leksikal adalah makna dasar atau makna per kata, sedangkan makna gramatikal adalah makna baru yang muncul Ketika kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat.

Contohnya dalam kalimat-kalimat berikut :

  • Saya membawa buku
  • Buku saya dibawa Andi
  • Buku saya terbawa mahasiswa tadi siang
  • Bawaan saya berat sekali
  • Bisakah kamu membawakan buku ini?
  • Bawalah buku saya besok ya!

Setiap afiks pada kalimat tersebut diatas bergabung dengan kata bawa memiliki arti yang berbeda. Sebagai contoh makna bawaan mengacu paka barang yang dibawa. Makna tersebut berbeda dengan bawalah yang memiliki makna perintah untuk membawa sesuatu. Begitu seterusnya.

3. Makna Konseptual

Makna konseptual adalah makna sebuah laksem atau kata yang berada di dalam konteks. Makna konteks juga dapat berkenaan dengan situasinya yakni tempat, waktu dan lingkungan penggunaan leksem tersebut.

Makna konseptual muncul akibat hubungan antara ujaran dan situasi pada waktu ujaran dipakai. Misalnya, makna konseptual pada kata ‘kaki’ pada kalimat-kalimat berikut :

  • Kaki ibu terluka karena tidak sengaja menginjak pecahan gelas
  • Ketika baru sampai di kaki Gunung Merapi, Andi memutuskan untuk pulang
  • Ayah memotong kaki meja di ruang belajar karena terlalu tinggi

Terlihat jelas bahwa penggunaan kata yang sama akan menimbukan arti yang berbeda jika konteks penggunaannya dalam kalimat berbeda pula.

4. Makna Referensial

Makna referensial sebagai makna yang secara langsung memnunjuk pada sesuatu, dapat berupa benda, gejala, kenyataan, peristiwa, proses, dan sifat. Makna referensial adalah makna yang berhubungan dengan kenyataan, maka referensial disebut juga magkan kognitif karena memiliki acuan.

Contohnya pada kalimat ‘Tubuh anak itu tidak tahan terhadap serangan virus dan bakteri karena tidak mempunyai antibodi’. Kata ‘antibodi’ termasuk ke dalam kata bermakna referensial. Arti kata ‘antibodi’ adalah zat yang dibentuk dalam darah dan berfungsi untuk memusnahkan virus dan bakteri.

5. Makna Nonreferensial

Pada kata-kata yang termasuk preposisi dan konjungsi, juga kata tugas lainnya, tidak mempunyai referen, maka banyak orang yang menyatakan kata tersebut tidak memiliki makna. Lalu, karena hanya memiliki fungsi atau tugas, maka kata-kata tersebut dinamai dengan nama kata fungsi atau kata tugas.

Sebenarnya kata-kata ini memiliki makna namun tidak referen. Dalam semantic, kata-kata ini bermakna nonreferensial. Mempunyai makna tapi tidak memiliki referen.

Seperti pada kalimat ‘Di sini, di Pulau Jawa, tempat ribuan orang mengadu nasib untuk memperbaiki kehidupannya’. Kata ‘di sini’ termasuk dalam kata bermakna nonreferensial. Kata tersebut mengacu pada ‘Pulau Jawa’, akan tetapi artinya akan berbeda jika diletakkan pada kalimat yang berbeda pula.

6. Makna Denotatif

Makna denotatif memiliki makna yang sebenarnya, makna yang bersifat umum, tradisional, dan presedensial. Makna denotatif merupakan makna yang wajar, yang asli atau makna yang sesuai dengan kenyataan.

Umpamanya kata ‘panas’ bermakna denotatif yang artinya suhu air yang tinggi. Kata ‘meluap’ bermakna denotatif yang artinya melimpah yang banyak.

7. Makna Konotatif

Makna konotatif merupakan makna yang tidak sesuai dengan makna leksikalnya. Kata yang mengandung makna kias atau bukan yang sebenarnya. Makna konotatif biasanya sering dijumpai pada sebuah pantun, cerpen, dan beberapa karya seni sastra lainnya.

Seperti kalimat ‘Fadlan tak ingin sombong, meski berada di kursi empuk pada kantornya’. Makna ‘kursi empuk’ pada kalimat ini adalah jabatan yang bagus.

8. Makna Konseptual

Makna konseptual adalah makna yang sesuai dengan referennya dan makna yang bebas dari asosiasi atau hubungan apa pun. Makna konseptual sama dengan makna referensial, makna leksikal, dan makna denotatif.

Kata ‘kuda’ memiliki makna konseptual ‘sejenis binatang berkaki empat yang biasa dikendarai’ dan kata ‘rumah’ memiliki makna konseptual ‘bangunan tempat tinggal manusia’.

9. Makna Asosiatif

Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan keadaan luar bahasa. Makna asosiatif ini bersifat kontekstual kultural. Di beberapa tempat, ada perbedaan makna pada suatu kata. oleh sebab itu, interpretasi makna asosiatif bisa dilakukan dengan pendekatan kultural.

Sebagai contoh kata ‘merpati’ secara konseptual mengacu pada burung kelas aves, memiliki dua sayap, berparuh, bercakar, berdarah panas, dan memiliki kantong udara. Namun, kata ‘merpati’ memiliki makna kesetiaan seumur hidup.

10. Makna Kata

Makna kata mengacu pada kata secara umum digunakan. Makna kata sama dengan makna leksikal, makna referensial, makna konseptual, dan makna denotatif. Seperti contoh berikut :

  • Tangannya luka kena pecahan kaca
  • Lengannya luka kena pecahan kaca

Kata tangan dan kata lengan pada kedua kalimat diatas adalah bersinonim atau bermakna sama.

11. Makna Istilah

Makna istilah digunakan dalam kajian khusus yang memiliki makna khusus, biasanya berhubungan dengan penggunaan dalam kajian ilmu tertentu. Makna istilah sama dengan makna konseptual. Seperti pada kata ‘tangan’ dan ‘lengan’ pada contoh kalimat diatas.

Pada bidang kedokteran dua kata tersebut tidak bersinonim dan memiliki arti yang berbeda. ‘Tangan’ bermakna bagian dari pergelangan sampai ke jari tangan. Sedangkan ‘lengan’ bermakna bagian dari pergelangan tangan sampai ke pangkal bahu.

12. Makna Idiom

Makna idiom adalah makna yang menyimpang dari makna leksikal atau makna gramatikal unsu-unsur pembentuknya.

Contoh, secara makna gramatikal bentuk kata ‘menjual rumah’ bermakna yang menjual yang mendapatkan uang dan yang membeli menerima rumahnya, tetapi dalam Bahasa Indonesia bentuk ‘menjual gigi’ tidak memiliki makna seperti itu melainkan tertawa keras-keras.

13. Makna Peribahasa

Makna peribahasa masih bisa ditelusuri melalui makna asosiasi pada peribahasa tersebut. Peribahasa memiliki makna yang masih dapat ditelusuri atau dilacak dari makna unsur-unsurnya.

Umpanyanya, peribahasa ‘Seperti anjing dan kucing’ yang bermakna ihwal dua orang yang tidak pernah akur.  Makna ini memiliki asosiasi bahwa binatang yan Namanya anjing dan kucing jika bersuara memang selalu berkelahi dan tidak pernah damai.

The post Jenis – Jenis Makna Dalam Semantik dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
12 Jenis Makna Kata dan Contohnya https://haloedukasi.com/jenis-makna-kata Tue, 19 Jul 2022 02:03:22 +0000 https://haloedukasi.com/?p=37182 Menurut Ferdinand de Saussure (Chaer, Abdul, 2007:287),  menjelas bahwa makna merupakan “pengertian” atau “konsep” yang dimiliki atau terdapat pada sebuah tanda linguistik. Kalau tanda linguistik itu disamakan identitasnya dengan kata atau leksem, maka itu artinya makna adalah pengertian atau konsep yang dimiliki oleh setiap kata atau leksem. Jik tanda linguistik itu disamakan identitasnya dengan morfem, […]

The post 12 Jenis Makna Kata dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Menurut Ferdinand de Saussure (Chaer, Abdul, 2007:287),  menjelas bahwa makna merupakan “pengertian” atau “konsep” yang dimiliki atau terdapat pada sebuah tanda linguistik.

Kalau tanda linguistik itu disamakan identitasnya dengan kata atau leksem, maka itu artinya makna adalah pengertian atau konsep yang dimiliki oleh setiap kata atau leksem.

Jik tanda linguistik itu disamakan identitasnya dengan morfem, maka itu artinya makna adalah pengertian atau konsep yang dimiliki oleh setiap morfem baik yang disebut morfem dasar maupun morfem afiks.

1. Makna Leksikal

Makna leksikal merupakan makna yang dimiliki atau ada pada leksem meski tanpa konteks apapun.

Contoh:

  • Leksem kuda memiliki makna leksikal “sejenis binatang berkaki empat yang biasa dikendarai
  • Leksem pensil bermakna leksikal “sejenis alat tulis yang terbuat dari kayu dan arang
  • Leksem air bermakna leksikal “sejenis barang cair yang biasa digunakan untuk keperluan sehari-hari”.

2. Makna Gramatikal

Makna Gramatikal merupakan makna yang baru ada kalau terjadi proses gramatikal seperti afiksasi, reduplikasi, komposisi, atau kalimatisasi.

Contoh:

  • Proses afiksasi prefiks ber
    • Dasar baju melahirkan makna gramatikal “mengenakan atau memakai baju
    • Dasar kuda melahirkan makna gramatikal “mengendarai kuda
    • Dasar rekreasi melahirkan makna gramatikal “melakukan rekreasi
  • Proses Komposisi
    • Dasar sate dan ayam melahirkan makna gramatikal “bahan
    • Dasar madura melahirkan makna gramatikal “ asal
    • Dasar lontong melahirkan makna gramatikal “bercampur
    • Dasar Pak Kumis (nama pedagang sate yang terkenal di Jakarta) melahirkan makna gramatikal “buatan
  • Proses Sintaktisasi
    • Sintaktisasi kata adik, menendang, dan bola menjadi kalimat Adik menendang bola melahirkan makna gramatikal adik bermakna “pelaku”, menendang bermakna “aktif” dan bola bermakna “sasaran
    • Sintaktisasi adik, menulis, dan surat melahirkan makna gramatikal adik bermakna “pelaku”, menulis bermakna “aktif”, dan surat bermakna “hasil

3. Makna Kontekstual

Makna kontekstual merupakan makna sebuah leksem atau kata yang berada di dalam satu konteks.

Contoh:

  • Makna konteks kata kepala pada kalimat-kalimat berikut ini.
    • Rambut di kepala nenek belum ada yang putih.
    • Sebagai kepala sekolah dia harus menegur murid itu.
    • Nomor teleponnya ada pada kepala surat itu.
    • Beras kepala harganya lebih mahal dari beras biasa.
    • Kepala paku dan kepala jarum tidak sama bentuknya.

4. Makna Referensial

Sebuah kata disebut makna referensial kalau ada referensnya atau acuannya. Kata-kata seperti kuda, merah, dan gambar adalah termasuk kata-kata yang bermakna referensial karena ada acuannya dalam dunia nyata. Seperti kata-kata dan, atau dan karena adalah termasuk kata-kata yang tidak bermakna referensial karena kata-kata itu tidak mempunyai referens.

Contoh:

  • “Tadi pagi saya bertemu dengan pak Ahmad”, kata Ani kepada Ali

Kata saya mengacu pada Ani

  • “O, ya? Sahut Ali, “Saya juga bertemu beliau tadi pagi”

Kata saya mengacu pada Ali

  • “Di mana kalian bertemu beliau?” tanya Amin, “Saya sudah lama tidak berjumpa dengan beliau”

Kata saya mengacu pada Amin

5. Makna Denotatif

Makna denotatif merupakan makna asli, makna asal, atau makna sebenarnya yang dimiliki oleh sebuah leksem.

Contoh:

  • Kata babi bermakna denotatif “sejenis binatang yang biasa diternakkan untuk dimanfaatkan dagingnya”
  • Kata kurus bermakna denotatif “keadaan tubuh seseorang yang lebih kecil dari ukuran yang normal”
  • Kata rombongan bermakna denotatif “sekumpulan orang yang mengelompok menjadi satu kesatuan”

6. Makna Konotatif

Makna konotatif merupakan makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif yang berhubungan dengan nilai rasa dari orang atau kelompok orang yang menggunakan kata tersebut.

Contoh:

  • Kata babi pada orang yang beragama Islam atau di dalam masyarakat Islam mempunyai konotasi yang negatif, ada rasa atau perasaan yang tidak enak bila mendengar kata itu.
  • Kata kurus berkonotasi netral artinya tidak memiliki nilai rasa yang mengenakkan.
  • Kata ramping yang sebenarnya bersinonim dengan kata kurus memiliki konotasi positif nilai rasa yang mengenakkan, orang akan senang kalau dikatakan ramping.
  • Kata kerempeng yang sebenarnya juga bersinonim dengan kata kurus dan ramping mempunyai konotasi negatif nilai rasa yang tidak mengenakkan, orang akan merasa tidak enak kalau dikatakan tubuhnya kerempeng.

7. Makna Konseptual

Makna konseptual merupakan makna yang dimliki sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apapun.

Contoh:

  • Kata kuda memiliki makna konseptual “sejenis binatang berkaki empat yang biasa dikendarai”
  • Kata rumah memiliki makna konseptual “bangunan tempat tinggal manusia”

8. Makna Asosiatif

Makna asosiatif merupakan makna yang dimiliki sebuah leksem atau kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada di luar bahasa.

Contoh:

  • Kata melati berasosiasi dengan sesuatu yang suci atau kesucian
  • Kata merah berasosiasi dengan “berani” atau juga “paham komunis”
  • Kata buaya berasosiasi dengan “jahat” atau juga “kejahatan”

9. Makna Kata

Makna kata merupakan makna yang sudah jelas kalau kata itu sudah berada di dalam konteks kalimatnya atau konteks situasinya.

Contoh:

  • Tangannya luka kena pecahan kaca.
  • Lengannya luka kena pecahan kaca.

Kata tangan dan lengan sebagai kata, maknanya lazim dianggap sama atau bermakna sama.

10. Makna Istilah

Makna istilah merupakan makna yang pasti, yang jelas, yang tidak meragukan, meskipun tanpa konteks kalimat.

Contoh:

  • Tangannya luka karena pecahan kaca.

Tangan bermakna bagian dari pergelangan sampai ke jari tangan.

  • Lengannya luka karena pecahan kaca.

Lengan bermakna bagian dari pergelangan sampai ke pangkal bahu.

Jadi, kata tangan dan lengan sebagai istilah dalam ilmu kedokteran tidak bersinonim       karena maknanya berbeda.

11. Makna Idiom

Idiom merupakan ujaran yang maknanya tidak dapat diramalkan dari makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun secara gramatikal.

Contoh:

  • Bentuk “menjual gigi” memiliki makna “tertawa keras-keras”
  • Bentuk “membanting tulang” memiliki makna “bekerja keras”
  • Bentuk “meja hijau” memiliki makna “pengadilan”
  • Bentuk “sudah beratap seng” memiliki makna “sudah tua”

12. Makna Pribahasa

Berbeda dengan idiom yang maknanya tidak dapat diramalkan secara leksikal maupun gramatikal, maka yang disebut pribahasa memiliki makna yang masih dapat ditelusuri atau dilacak dari makna unsur-unsurnya karena adanya asosiasi antara makna asli dengan maknanya sebagai pribahasa.

Contoh:

  • Pribahasa “seperti anjing dengan kucing” yang bermakna “ihwal dua orang tidak pernah akut”
  • Pribahasa “tong kosong nyaring bunyinya” yang bermakna “orang yang banyak cakapnya biasanya tidak berilmu”

The post 12 Jenis Makna Kata dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>