jenis puisi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/jenis-puisi Thu, 29 Sep 2022 07:22:03 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico jenis puisi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/jenis-puisi 32 32 2 Puisi Karya Agnes Sri Hartini Arswendo dan Maknanya https://haloedukasi.com/puisi-karya-agnes-sri-hartini-arswendo Thu, 29 Sep 2022 07:22:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38902 Agnes Sri Hartini yang lebih dikenal dengan nama Agnes Arswendo lahir di Surakarta tahun 1950. Pendidikan SD, SMP, dan SMA ditempuh Agnes di kota kelahirannya. Dia pernah kuliah di IKIP Surakarta. Agnes adalah istri dari Arswendo Atmowiloto. Mereka menikah pada tahun 1971. Dari pernikahannya itu, mereka memperoleh tiga anak, yaitu Albertus Wibisono, Pramudha Wardhana, dan […]

The post 2 Puisi Karya Agnes Sri Hartini Arswendo dan Maknanya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Agnes Sri Hartini yang lebih dikenal dengan nama Agnes Arswendo lahir di Surakarta tahun 1950. Pendidikan SD, SMP, dan SMA ditempuh Agnes di kota kelahirannya. Dia pernah kuliah di IKIP Surakarta.

Agnes adalah istri dari Arswendo Atmowiloto. Mereka menikah pada tahun 1971. Dari pernikahannya itu, mereka memperoleh tiga anak, yaitu Albertus Wibisono, Pramudha Wardhana, dan Cicilia Tiara. Pertemuannya dengan Arswendo terjadi Ketika bekerja di Kantor Pusat Kesenian Jawa Tengah di Baluwati, Keraton Surakarta.

Sebagian puisinya dimuat dalam Seserpih Pinang Sepucuk Sirih dan Tonggak 4. Puisinya yang berjudul “Sajak Di Sembarang Kampung” memenangi sayembara Penulisan Puisi yang diselenggarakan BBC London seksi Indonesia tahun 1996. Sebagian puisinya diilhami oleh kematian anaknya.

Sajak Di Sembarang Kampung’

Di sebuah kampung di kota metropolitan

tak diperlukan sajak, karena anak-anak

bagai ayam. Dilepas waktu dini

dan baru larut makam nanti dipaksa tidur dengan tangis

setelah sepanjang siang mengais dan melengking

Di sebuah kampung itu, tidak ada batas-batas

ruang tidak ialah tempat makan dan marah

kamar mandi milik Bersama, dan bau pesing

disumbangkan beramai-ramai

desas-desus berlalu Lalang dengan deras

kau tak mengenal lagi

apakah yang tergantung itu boneka atau bayi

Tak ada ejek-mengejek, tapi semua merasa tersindir

tak ada pekerjaan, tapi semua kelelahan, pusing

bahkan hamper pingsan, katanya karena penyakit jantung

perut selalu lapar, meskipun hutang semakin menggunung

Sepuluh tikus dalam kotak sabun

tak membayangkan bakal rukun

Di seberang kampung, di kota metropolitan dan bukan

harapan telah lama dibunuh oleh mimpi, lewat badai iklan

Harga diri telah terbeli, diantaranya secara resmi

adakah kau  masih menulis puisi

pada saat harusnya menyusui?

(Tonggak IV, 1987)

Makna Puisi ‘Sajak Di Sembarang Kampung’

Puisi ini memiliki tema kritik sosial tentang kehidupan kumuh kota metropolitan Jakarta. Bagi orang Solo yang baru tiba di Jakarta (saat itu) dan tinggal di perkampungan kumuh, penyair merasa tidak nyaman hidup di lingkungan tersebut.

Ia mengungkapkan bahwa di sana tidak diperlukan sajak, karena anak-anak bagai ayam, dilepas dan baru larut malam nanti dipaksa tidur dengan tangis atau setelah sepanjang hari mengais dan melengking.

Di kampung yang sempit dan tak  ada batas-batas, ruang tidur ialah tempat makan dan marah. Kekumuhan juga muncul karena kamar mandi milik Bersama, dan bau pesing disumbangkan beramai-ramai.

Di rumah yang saling berdempetan berpetak-petak, maka desas-desus berlalu Lalang dengan deras. Bayi pun diletakkan di sembarang tempat, sehingga tidak tahu yang tergantung itu boneka atau bayi.

Kebanyakan dari mereka adalah orang miskin yang hidupnya serba susah, maka meskipun taka da yang mengejek-ejek, namun semua merasa tersindir. Bahkan kerana hidup yang pengap, tanpa bekerja pun mereka sudah merasa kelelahan, pusing dan hamper pingsan karena penyakit jantung.

Mereka adalah orang-orang miskin, perut selalu lapar, walaupun hutang terus menggunung. Penghuni pemukiman itu diumpamakan penyair sebagai sepuluh tikus dalam kotak sabun yang tidak mungkin hidup rukun.

Di daerah kumuh, orang miskin itu tidak punya harapan lagi akan masa depan. Harapan telah lama dibunuh oleh mimpi dua hal yang tak hanya bertetangga, bahkan tinggal serumah. Mereka sudah bosan dengan iklan gemerlapan yang penuh tipu muslihat, yang menyebabkan harga diri telah terbeli, diantaranya secara resmi.

Penyair meragukan apakah di tempat yang seperti itu masih lahir puisi?. Ia menyangsikan adakah kau masih menulis puisi atau seharusnya meyusui?.

Dari Jendela

Dari jendela kaca kereta Senja kusaksikan

anakku berlali mererobos sawah dan kali

berjalan di atas batang padi

dengan longdress putih dan sayap bidadari

Hujan turun dan kabut tebal sekali

itu semua tak menahan penglihatanku lewat kaca

itu semua tidak menahan kemauannya menari

ia tak menoleh ke arahku

tapi aku pasti

ia tampak girang sekali

bermain-main di tempat tanpa batas

Dari jendela kaca kereta Senja kusaksikan

wajah sendiri

tergeletak diantara sawah, kali dan batang padi

Makna Puisi ‘Dari Jendela’

Puisi karya Agnes Arswendo diatas bertema kedukaan hati karena anaknya yang baru meninggal dunia. Begitu besar duka penyair itu, sehingga ia naik kereta api Senja dari Sole ke Jakarta, dari jendela seolah-olah ia melihat anaknya berlari menerobos sawah dan kali, berjalan di atas batang padi, dengan longdress putih dan sayap bidadari.

Saat itu hujan turun dan kabut tebal sekali. Akan tetapi itu semua tak menahan penglihatan sang ibu yang begitu sedih karena baru kehilangan anaknya. Bahkan itu semua tak menahan kemauannya untuk menari.

Penyair menyadari bahwa bayangan putrinya (yang telah meninggal dunia) tidak menoleh kepadanya. Penyair hanya dapat melihat anaknya yang nampak girang sekali bermain-main di tempat tanpa batas (larik tempat tanpa batas dapat diinterpretasikan sebagai dunia arwah).

Akhirnya penyair yang sedari tadi seolah-olah menyaksikan bayangan anaknya tersadar. Dari tempat yang sama (dari jendela kaca kereta Senja) akhirnya ia hanya melihat wajah sendiri yang tergeletak di antara sawah, kali dan batang padi.

The post 2 Puisi Karya Agnes Sri Hartini Arswendo dan Maknanya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Puisi : Pengertian, Jenis, Ciri, Makna, dan Contohnya https://haloedukasi.com/puisi Sat, 24 Sep 2022 05:57:05 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38810 Karya sastra terdiri dari dua jenis sastra (genre), yaitu prosa dan puisi. Biasanya prosa disebut dengan karangan bebas, sedangkan puisi disebut dengan karangan terikat. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang disukai karena disajikan dalam Bahasa yang indah dan imajinatif. Puisi dianggap juga sebagai rangkaian kata-kata yang menggambarkan perasaan penulisnya. Dalam khazanah Sastra Indonesia, […]

The post Puisi : Pengertian, Jenis, Ciri, Makna, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Karya sastra terdiri dari dua jenis sastra (genre), yaitu prosa dan puisi. Biasanya prosa disebut dengan karangan bebas, sedangkan puisi disebut dengan karangan terikat. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang disukai karena disajikan dalam Bahasa yang indah dan imajinatif. Puisi dianggap juga sebagai rangkaian kata-kata yang menggambarkan perasaan penulisnya.

Dalam khazanah Sastra Indonesia, puisi memberi sumbangsih yang sukup besar dalam kekayaannya. Perannya dalam menjaga eksistensi Bahasa Indonesia, membuat setiap bait dan rimanya tidak bisa dipandang sebelah mata.

Pengertian Puisi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima serta penyusunan larik dan bait. Biasanya puisi berisi unggapan penulis mengenai emosi, pengenalan maupun kesan yang kemudian dituliskan dengan Bahasa yang baik sehingga dapat diterima dan enak untuk dibaca.

Para penyair baru (modern) menulis puisi tanpa memperdulikan ikatan-ikatan formal tersebut. Hal ini disebabkan pada pemahaman bahwa bentuk-bentuk formal itu hanya merupakan sarana kepuitisan saja, bukan hakikat puisi.

Puisi dapat disimpulkan sebagai ucapan atau ekspresi tidak langsung. Disamping itu juga, puisi adalah ucapan ke inti masalah, peristiwa ataupun narasi (cerita, pencitraan). Dapat disimpulkan bahwa puisi adalah karya sastra yang berisi tanggapan serta pendapat penyair mengenai berbagai hal.

Pemikiran penyair ini kemudian dituangkan dengan menggunakan Bahasa-bahasa yang apik serta memiliki struktur batin dan fisik yang khas penyair. Puisi memiliki nilai estetika yang berbeda-beda bergantung penulis puisi. Setiap penyair biasanya memiliki kekhasan dalam menulis puisinya.

Jenis – Jenis Puisi

Secara umum puisi memiliki dua jenis, yaitu puisi lama dan puisi modern.

Puisi Lama

Puisi lama adalah jenis karya sastra puisi yang diciptakan nenek moyang sejak zaman dahulu. Dalam puisi lama biasanya terikat oleh kaidah-kaidah penulisan puisi, seperti baris, bait, rima, irama, dan belum terpengaruh budaya asing.

Oleh karena itu, penulisan puisi lama terikat oleh berbagai aturan. Aturan-aturan tersebut adalah sebagai berikut :

  • Terdapat persajakan atau rima. Rima adalah pengulangan bunyi yang terdapat dalam larik sajak.
  • Jumlah kata dalam satu baris.
  • Jumlah baris dalam satu bait. Bait adalah satu kesatuan puisi yang terdiri atas beberapa baris.
  • Banyak suku kata dalam setiap barisnya.
  • Adanya irama (pergantian kesatuan bunyi).

Jenis-jenis puisi lama berupa pantun, syair, talibun, mantra, dan gurindam. Mantra merupakan jenis puisi yang diciptakan dalam kepercayaan animisme, biasanya dibacakan dalam ritual kebudayaan serta biasanya menggunakan kata yang menimbulkan efek magis.

Pantun merupakan jenis puisi lama yang bersajak a b a b dengan setiap baris terdiri dari empat baris, dua baris sampiran dan dua baris isi. Sedangkan talibun terdiri dari sampiran dan isi lebih dari empat dan selalu genap.

Syair memiliki larik empat bait dan bersajak a a a a. Isinya mengisahkan suatu hal. Sedangkan gurindam terdiri dari dua baris, berirama sama. Isi baris pertama adalah sebab sedangkan isi baris kedua adalah akibat.

Puisi Baru (Modern)

Puisi jenis ini merupakan puisi yang tidak memiliki ikatan yang cukup kuat dengan aturan. Puisi baru ini memiliki bentuk yang lebih bebas dibandingkan puisi lama. Meskipun tidak terikat aturan, pusi baru tetap menganut beberapa aturan penting dalam karya sastra, yaitu ritme, rima, dan musikalitas.

Puisi baru harus tetap sesuai dengan ekspresi seorang penyair sehingga pembaca bisa mendapatkan kesan tentang karya puisi tersebut. Secara garis besar, puisi baru dibagi menjadi dua jenis, yaitu puisi baru berdasarkan isinya dan pusi baru berdasarkan bentuknya.

Puisi Baru Berdasarkan Isinya

  • Balada, memuat tentang suatu cerita atau kisah tertentu. Terdiri dari 3 bait, yang mana setiap bait terdapat 8 larik.
  • Elegi, mengandung kesedihan atau tangisan.
  • Epigram, memuat tentang ajaran atau tuntutan terkait hidup.
  • Himne, berisi pujaan atau pujian. Biasanya berbentuk sebuah lagu.
  • Ode, memiliki isi berupa sanjungan kepada orang yang dianggap memiliki jasa besar.
  • Romansa, berisi ekspresi seseorang tentang cinta dan kasih sayang.
  • Satire, memuat tentang sindiran atau kritikan.

Puisi Baru Berdasarkan Bentuknya

  • Distikon, tiap bait terdiri dari dua baris atau biasa disebut sebagai puisi dua seuntai.
  • Terzina, tiap baitnya terdiri dari tiga baris atau bisa disebut sebagai puisi tiga seuntai.
  • Kuatrain, tiap bait memuat empat baris, disebut juga puisi empat seuntai.
  • Kuint, tiap baitnya memiliki lima baris, disebut juga puisi lima seuntai.
  • Oktaf / Stanza, tiap baitnya memiliki delapan baris. Puisi ini disebut juga double kuatrain atau puisi delapan seuntai.
  • Sektet, baitnya memiliki enam baris. Nama lain puisi ini adalah enam seuntai.
  • Septime, tiap bait memiliki tujuh baris, disebut juga tujuh seuntai.
  • Soneta, terdiri dari empat baris yang terbagi menjadi dua. Bait yang pertama masing-masing berjumlah empat baris dan dua bait kedua masing-masing berjumlah tiga baris.

Ciri – Ciri Puisi

Secara umum puisi memiliki ciri-ciri :

Puisi memiliki beberapa ciri sebagai berikut :

  • Penulisan puisi dituliskan dalam bentuk bait yang terdiri dari baris, bukan paragraph
  • Diksi yang dipakai berupak kiasan, padat, dan indah
  • Dalam Bahasa puisi, penggunaan majas sangat dominan
  • Pemilihan diksi mempertimbangkan rima dan persajakan
  • Setting, alur, dan tokoh tidak begitu ditonjolkan dalam pengungkapannya

Puisi lama memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  • Terikat jumlah baris dan rima. Terikat diksi, irama, intonasi, dan hal-hal lainnya
  • Anonim. Tidak diketahui secara jelas penulis dari puisi tersebut
  • Memiliki gaya Bahasa yang statis. Banyak menggunakan Bahasa klise
  • Termasuk sastra lisan. Hal ini dikarenakan puisi diajarkan atau disampaikan melalui mulut ke mulut

Puisi baru memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  • Nama penulis tercantum
  • Tidak terikat rima, irama, dan baris
  • Gaya Bahasa dinamis. Sehingga akan berubah-ubah
  • Cenderung memiliki sifat simetris. Puisi ini akan memiliki bentuk yang rapi
  • Lebih menggunakan pola pantun dan sajak syair
  • Umumnya berbentuk empat seuntai
  • Memiliki satuan sintaksis atau gatra
  • Gatra yang ada di puisi baru terdiri dari 4 sampai 5 suku kata
  • Umumnya mengisahkan mengenai peristiwa kehidupan

Makna Puisi

Makna puisi adalah pesan atau isi atau amanat dalam puisi yang bisa ditangkap pembaca sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman masing-masing. Bahasa dalam puisi cenderung menggunakan makna kiasan sehingga masing-masing orang bisa menangkap makna yang berbeda-beda.

Berikut Langkah-langkah dalam menemukan makna puisi :

  • Membaca Puisi. Untuk dapat memahami setiap kata dalam puisi diperlukan pembacaan yang berulang-ulang.
  • Memahami Makna Kata Kunci. Kata kunci adalah kata yang sering diulang-ulang penyair. Makna kata dalam puisi biasanya berupa makna leksikal, makna citraan, dan makna lambang.
  • Mencatat Kata-kata Sulit dan mencari artinya pada KBBI.
  • Menulis Kembali Kata Kunci beserta maksudnya.
  • Merumuskan Makna Secara Utuh, yaitu makna dari keseluruhan isi puisi tersebut, baik secara tersirat maupun yang berkaitan dengan suatu konsep penciptaan.

Contoh Puisi Lama

  • Pantun

Berakit-rakit ke hulu (a)

Berenang-renang ketepian (b)

Bersakit-sakit dahulu (a)

Bersenang-senang kemudian (b)

  • Syair

Ilmu didapat tiada cepat (a)

Mesti sabar hatinya kuat (a)

Semoga tuhan berikan rahmat (a)

Maka jaga hati serta niat (a)

  • Gurindam

Kurang pikir kurang siasat (a)

Tentu dirimu akan tersesat (a)

Barang siapa tinggalkan sembahyang (b)

Bagai rumah tiada bertiang (b)

Jika suami berhati lurus ©

Istri pun kelak akan lurus ©

  • Talibun

Pergi merantau jauh ke negeri seberang

Janganlah lalai membawa perbekalan berupa makanan

Jika tersesat di perjalanan ingatlah peta yang kau bawa

Serta jangan malu mendatangi orang untuk bertanya

Jika engkau berbuat baik kepada semua orang

Niscaya kebaikan pula yang akan engkau dapatkan

Sudahlah engkau kan dapat pahala

Di dunia pun engkau akan hidup Bahagia

Contoh Puisi Baru

  • Balada

Fermentasi asa

Mengharap sempurna

Bentuk utuh nan konyol

Rasa, karsa tempe

Pembungkus yang berjasa

Penuh kisah bertulis duka lara

Dibuang tanpa dibaca

Pembungkus tempe

Bukan plastik tapi kertas using tak terpakai

Masihkah ada yang membelai sebelum membuangnya?

(Karya : W.S Rendra)

  • Elegi

Derai-Derai Cemara

Karya : Chairil Anwar

Cemara menderai sampai jauh

Terasa hari akan jadi malam

Ada beberapa dahan ditingkap merapuh

Dipukul angin yang terpendam

Aku orangnya bisa tahan

Sudah beberapa waktu bukan kanak lagi

Tapi dulu memang ada suatu bahan

Yang bukan dasar perhitungan lagi

Hidup hanyalah menunda kekalahan

Tambah terasing dari cinta sekolah rendah

Dan tahu, ada yang tetap tak diucapkan

Sebelum pada akhirnya kita menyerah

  • Romansa

Pandangan Pertama

Karya : Malik Abdul

Dalam remang senja aku teringat

Ketika rasa ini menjelma

Aku terbuai dengan merdu suaramu

Termenung menyaksikan senyum terindah

Sampai menuju suatu arah

Yang membawaku larut dalam resah

Resah memikirkanmu aku terpangah

Pandangan itu membuatku melayang

Hingga pada titik dimana ak sedang tak mengerti

Mengapa aku seperti ini

Bahwa cinta masih menguasai

Rasa ini mengalir tiada henti

  • Satire

Aku Bertanya

Karya : W.S Rendra

Aku bertanya…

Tetapi pertanyaan-pertanyaanku

Membentur jidat penyair-penyair salon,

Yang bersajak tentang anggur dan rembulan,

Sementara ketidakadilan terjadi

Di sampingnya,

Dan delapan juta kanak-kanak tanpa Pendidikan,

Termangu-mangu dalam kaki dewi kesenian.

The post Puisi : Pengertian, Jenis, Ciri, Makna, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Jenis – Jenis Puisi dan Contohnya https://haloedukasi.com/jenis-jenis-puisi-dan-contohnya Tue, 03 Dec 2019 08:05:52 +0000 https://haloedukasi.com/?p=1043 Secara umum, puisi dapat didefinisikan sebagai sebuah karya sastra yang berasal dari curahan hati atau ungkapan hati dari sang penyairnya. Karya sastra ini mengandung irama, seperti rima dalam puisi, dan juga terdapat lirik di dalam setiap baitnya. Dapat diartikan juga jika puisi adalah ungkapan rasa sang penyair yang dikemas menggunakan bahasa imajinatif yang dapat menambah […]

The post Jenis – Jenis Puisi dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Secara umum, puisi dapat didefinisikan sebagai sebuah karya sastra yang berasal dari curahan hati atau ungkapan hati dari sang penyairnya. Karya sastra ini mengandung irama, seperti rima dalam puisi, dan juga terdapat lirik di dalam setiap baitnya.

Dapat diartikan juga jika puisi adalah ungkapan rasa sang penyair yang dikemas menggunakan bahasa imajinatif yang dapat menambah kualitas estetis dalam makna yang semantis.

Jenis-jenis puisi sendiri dikelompokkan berdasarkan dari jamannya. Dan setiap jenis-jenis puisi tersebut pun juga berbeda. Berikut ini jenis masing-masing dari puisi.

1. Puisi Lama

Karya sastra yang termasuk ke dalam bentuk puisi lama juga terbagi menjadi beberapa jenis dengan ciri-ciri yang berbeda. Berikut ini jenis-jenis puisi lama.

Pantun

Pantung merupakan salah satu karya sastra yang termasuk jenis puisi lama dengan sajak a-b-a-b. Di dalam setiap baitnya memiliki 4 baris dan terdiri atas 8-12 suku kata. Baris 1-2 adalah sampiran sedangkan baris 3-4 adalah isi.

Contohnya :

Di jalan tak sengaja berjumpa daun sugi
Ingat manfaat, lantas cepat dibawa
Tiada belajar tiada yang rugi
Kecuali diri sendiri di masa tua

Syair

Merupakan jenis karya sastra lama yang berasal dari Negara Arab. Tiap baitnya terdiri dari 4 baris dengan sajak a-a-a-a. Biasanya syair berisikan tentang cerita atau nasihat.

Berasal dari kata syu’ur yang memiliki arti “perasaan”, sehingga dapat disimpulkan jika syair merupakan ekspresi perasaan maupun pikiran sang pembuatnya.

Contohnya :

Jika tuan menjadi air
Kakang menjadi ikan di pasir
Kata nin tiada kakanda mungkir
Kasih kakang batin dan lahir

Gurindam

Merupakan puisi lama yang setiap baitnya memiliki 2 baris. Biasanya menggunakan sajak a-a-a-a. Kebanyakan dari gurindam biasanya berisikan tentang nasehat.

Contoh :

Barang siapa tiada memegang agama
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama

Mantra

Berasal dari bahasa sansekerta yaitu “mantra” atau “manir”, mantra merupakan kumpulan kata-kata yang diyakini mamiliki kekuatan mistis/gaib.

Mantra termasuk dalam jenis puisi lama, namun pada masyarakat Melayu sebuah mantra tidak dikaitkan dengan karya puisi lama melainkan dengan kepercayaan dan adat istiadat.

Contoh :

Sihir lontar pinang lontar
terletak diujung bumi
Setan buta jembalang buta
aku sapa tidak berbunyi

Seloka

Merupakan puisi Melayu klasik yang didalamnya berisikan tentang pepatah atau perumpamaan yang mengandung ejekan, sindiran, maupun senda gurau.

Umumnya seloka ditulis dalam 4 bari, akan tetapi ada pula yang menulisnya lebih dari 4 baris. Uniknya, seloka memiliki beberapa bait di dalamnya yang saling berkaitan.

Baris kedua pada bait pertama menjadi baris pertama untuk bait selanjutnya. Sedangkan baris keempat pada bait pertama nantinya menjadi baris ketiga pada bait selanjutnya.

Contoh :

Pergi ke pasar membeli nanas
Saat dijalan ketemu trantib
Selalu taatilah lalu lintas
Supaya jadi pengendara yang tertib

Talibun

Pantun genap yang mana setiap baitnya terdiri atas 6,8, hingga 10 baris. Jenis puisi lama ini memiliki sampiran dan isi yang identik dengan jumlah barisnya genap.

Bersajak abc-abc ataupun abcd-abcd yang disesuaikan dengan jumlah barisnya.

Contoh :

Berjalan di terik hingga lena
Haruslah beristirahat agar tiada mati
Gerutu itu tiada berguna
Rasa syukurlah yang buat hidup berarti

Karmina

Jenis puisi lama lainnya yang bentuknya seperti pantun kilat dikarenakan isinya yang sangat pendek. Pantun karmina sering digunakan untuk kalimat kiasan yang tujuannya menegur dengan bahasa yang lebih sopan.

Hanya saja banyak orang yang belum memahami jika hal yang dimaksud merupakan pantun karmina. Ciri-ciri pantun karmina sendiri adalah terdiri atas 2 baris dan bersajak a-a.

Contoh :

Dahulu parang, Sekarang besi
Dahulu sayang, Sekarang benci

2. Puisi Baru

Jenis puisi baru sendiri memiliki 2 macam, yaitu berdasarkan dari isi dan berdasarkan dari bentuknya. Berikut ini adalah jenis-jenis puisi baru:

Jenis Puisi Baru Berdasarkan Isi

1. Balada

Merupakan jenis puisi baru yang didalamnya berisikan tentang cerita atau kisa. Terdiri atas 3 bait dan setiap baitnya berisikan 8 baris dengan sajak a-b-a-b-b-c-c-b.

Kemudian rima tersebut berubah menjadi bentuk a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir di dalam bait pertama menjadi refrain dalam bait-bait berikutnya.

Pusi baru ini bersifat objektif, yang mana menggambarkan perilaku orang lain melalui dialog ataupun monolog sehingga di dalamnya mengandung gambaran kisah tertentu.

Contoh :

Pembungkus Tempe

Fermentasi asa
Mengharap sempurna
Bentuk utuh nan konyol
Rasa, karsa tempePembungkus yang berjasa
Penuh kisah bertulis sedih lara
Dibuang tanpa dibacaPembungkus tempe
Bukan plastik tapi kertas lama tak terpakai
Masihkah ada yang membelai sebelum membuangnya?

2. Himne

Puisi baru yang di dalamnya berisikan pemujaan terhadap Tuhan atau Dewa, tanah air, pahlawan-pahlawan dan hal lainnya yang dianggap sakral dan penting.

Seiring dengan perkembangan zaman, himne tak hanya menjadi sebuah puisi saja namun menjadi puisi yang dapat dinyanyikan.

Contoh :

Ya Tuhan kami
Kami telah terpuruk dalam lautan dosa
Detik menit jam kami terendam dalam dosa
Pikiran yang mendua
Hati yang beku
Ampunilah kami
Ya Tuhan kami
Ya Tuhan
Telah kotor setiap inci daging ini
Telah hina diri ini
Menyalahgunakan karunia-Mu
Mengkufurkan nikmat-Mu
Semoga Kau tuntun kami kembali
Ke jalan kebenaran-Mu
Ke jalan lurus-Mu
Sebelum Kau panggil kami kembali
Ke alam kekal-Mu
Amin

3. Ode

Puisi baru yang berisikan tentang sanjungan atau pujian untuk orang-orang yang bersaja. Gaya dan nada yang digunakan dalam puisi ini bersifat sangat resmi.

Biasanya membahas tentang sesuatu hal yang mulia, bersifat menyanjung kepada pribadi maupun peristiwa tertentu, serta bernada anggun.

Contoh :

Generasi Sekarang
Karya: Asmara Hadi

Generasi Sekarang
Di atas puncak gunung fantasi
Berdiri aku, dan dari sana
Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
Generasi sekarang di panjang masa

Menciptakan kemegahan baru
Pantoen keindahan Indonesia
Yang jadi kenang-kenangan
Pada zaman dalam dunia

4. Romansa

Merupakan jenis puisi yang berisikan tentang luapan perasaan miliki sang penyair mengenai cinta kasih. Umumnya puisi ini dapat menimbulkan efek romantisme.

Contoh :

Kisah ini hanya kau dan aku
Tak ada ketiga, keempat, kelima
Aku adalah kau
Kau adalah aku
Senyummu adalah bahagiaku
Tangismu adalah laraku
Citamu adalah wajibku
Karena kau…
Adalah tulang rusukku

5. Epigram

Puisi baru yang berisikan ajaran-jaran hidup serta tuntunna-tuntunan. Dalam hal ini pula, Epigram juga berarti unsur pengajaran, nasehat, ikhtbar, yang dapat membawa ke dalam jalan kebenaran serta terdapat unsur teladannya.

Contoh :

Hari itu tak ada tempat berlari
Tak ada tempat bersembunyi
Tak ada memohon belas kasih
Semua sudah menyatu
Amal satu-satunya penolong
Amal satu-satunya cahaya
Merintih tiada berarti
Menyesal tiada berguna
Barulah sadar dunia yang fana

6. Satire

Puisi baru yang berisikan tentang sindran atau kritikan yang ditujukan kepada seseorang maupun sesuatu. Puisi ini menggunakan gaya bahasa yang disampaikan dalam bentuk parodi, ironi, atau sarkasme.

contoh :

Lihatlah kami
Peluh dan keringat adalah kawan kami
Banting tulang adalah kesetiaan kami
Kekurangan adalah kelebihan kami
Penderitaan adalah keseharian kami
Tapi lihatlah dirimu
Tertawa di atas peluh keringat kami
Bersantai di atas remuknya tulang kami
Berfoya di atas kekurangan kami
Kau curi semua hak kami
Kau curi sesuap nasi kami
Kau berlimpah harta atas nama kami
Kau berjanji atas nama kami
Kami hanya cukup diam
Di atas sajadah kami
Semoga Tuhan membalas kezhaliman ini

7. Elegi

Syair atau nyanyian yang mengandung ungkapan duka cita dan ratapan, khususnya yang ditujukan pada peristiwa kematian. Biasnaya puisi ini digunakan sebagai bentuk ungkapan sebuah rasa duka maupun keluh kesah dikarenakan kematian maupun kepergian seseorang.

Contoh :

Dalam erangan jiwa
Aku menangis mengingat-Mu
Dalam pilunya hati
Aku bersujud kepada-Mu
Dalam ratap tangisku
Aku berserah kepada-Mu
Renungi semua dosa dan khilaf
Takutku dan sesalku
Merangkai doa selalu kupanjatkan
Ya Tuhan…
Ampunilah dosaku
Ampunilah khilafku

Jenis Puisi Baru Berdasarkan Bentuknya

Setelah membahas apa saja jenis puisi baru berdasarkan dari isinya, maka kini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai puisi baru yang berdasarkan bentuknya.

  • Distikon. Merupakan puisi yang setiap baitnya terdiri atas 2 baris. Biasanya puisi ini disebut sebagai puisi 2 seuntai.
  • Terzina. Merupakan bentuk puisi yang setiap baitnya terditi atas 3 baris. Puisi ini juga disebut sebagai puisi 3 seuntai.
  • Kuatrain. Kuatrain merupakan jenis puisi baru setiap baitnya berisikan 4 baris. Puisi ini juga dikenal sebagai puisi 4 seuntai.
  • Kuint. Puisi baru setiap baitnya terdiri atas 5 baris. Puisi ini juga dikenal sebagai puisi 5 seuntai.
  • Sektet. Merupakan jenis puisi baru yang setiap baitnya terdiri atas 6 baris atau ang juga disebut sebagai puisi 6 seuntai
  • Septime. Merupakan jenis puisi baru yang setiap baitnya terdiri dari 7 baris atau yang disebut pula sebagai puisi 7 seuntai.
  • Oktaf. Merupakan puisi baru yang setiap baitnya terdiri atas 8 baris. Puisi ini biasa disebut sebagai double kuatrain atau puisi 8 seuntai
  • Soneta. Merupakan jenis puisi baru yang terdiri atas 14 baris. Dalam puisi ini terbagi menjadi 2, dua bait pertama berisikan 4 baris dan dua bait kedua yang berisikan masing-masing 3 baris. Yang menjadi pegangan dalam pembuatan Soneta adalah jumlah baris di dalamnya yaitu 14 baris.

Nah itu tadi penjelasan mengenai puisi, jenis, dan ciri-ciri dari masing-masing bentuk puisi. Semoga informasi diatas dapat bermanfaat untuk anda.

The post Jenis – Jenis Puisi dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>