jurnalis - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/jurnalis Fri, 07 Oct 2022 09:37:52 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico jurnalis - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/jurnalis 32 32 3 Peran Jurnalis dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia https://haloedukasi.com/peran-jurnalis-dalam-proklamasi Fri, 07 Oct 2022 09:37:47 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39015 Kita dapat mengetahui sejarah selain dari bukunya tentunya dari gambar sejarah. Namun, pernah berpikir, siapa yang mengabadikan momen pada saat itu? Mereka adalah para jurnalis yang bekerja di kantor berita Domei. Mereka yang membantu menyebarluaskan informasi mengenai kemerdekaan sehingga rakyat Indonesia mengetahui bahwa Indonesia telah merdeka. Mereka pula yang memotret peristiwa penting bagi perjalanan sejarah […]

The post 3 Peran Jurnalis dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kita dapat mengetahui sejarah selain dari bukunya tentunya dari gambar sejarah. Namun, pernah berpikir, siapa yang mengabadikan momen pada saat itu? Mereka adalah para jurnalis yang bekerja di kantor berita Domei.

Mereka yang membantu menyebarluaskan informasi mengenai kemerdekaan sehingga rakyat Indonesia mengetahui bahwa Indonesia telah merdeka. Mereka pula yang memotret peristiwa penting bagi perjalanan sejarah Indonesia.

Lalu, bagaimana peran jurnalis dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia? Selengkapnya di bawah ini.

1. Menyiarkan Berita Kemerdekaan

Proses menyebarluaskan berita proklamasi dilakukan melalui pembacaan berita di radio, media cetak hingga menyebarkan utusan ke daerah. Dalam hal menyebarluaskan di radio terdapat peran Joesoef Ronodipoero.

Joesoef Ronodipoero merupakan seorang penyiar serta jurnalis di radio Hoso Kyoku sebuah radio milik Jepang yang ada di Jakarta. Saat itu, ia belum mendapatkan kabar mengenai kemerdekaan. Sebab, mulai dari tanggal 15 Agustus 1945, sebuah pegawai radio Hoso Kyoku tidak diizinkan untuk keluar masuk.

Radio dijaga ketat oleh polisi militer Jepang yang bernama Kempetai. Namun, berkat Syahrudin yang berhasil masuk ke radio, ia mengabarkan mengenai proklamasi kemerdekaan dengan memberikan selembar kertas yang diketik oleh Adam Malik berupa teks proklamasi.

Setelah mengetahui kabar tersebut Joesoef berniat untuk menyiarkan kabar ke seluruh dunia. Sayangnya, saat akan menyiarkan kabar bahagia ini terdapat kendala karena radio yang dijaga ketat oleh Kempetai. Hingga akhirnya Josoef ingat ada sebuah studio siaran mancanegara yang tidak digunakan.

Kondisi studio itu tidak terhubung dengan pemancar kemudian ia meminta bantuan pada teknisi untuk menghubungkannya dengan pemancar. Pada pukul 19.00 setelah semuanya siap, ia menyebarkan kabar mengenai kemerdekaan Indonesia dengan membacakan teks proklamasi kemerdekaan.

Kabar ini disebarkan ke seluruh mancanegara dengan bahasa Inggris selama dua puluh menit. Hal ini dilakukan agar radio mancanegara seperti BBC, radio Amerika, Singapura serta lainnya dan dapat diteruskan ke seluruh dunia. Mengetahui upaya penyebarluasan proklamasi membuat Jepang geram.

Semua orang yang terlibat dalam menyebarluaskan proklamasi termasuk Joesoef mendapatkan hukuman fisik. Namun, siksaan yang didapatkan Joesoef jauh lebih berat bahkan ia akan dipenggal kepalanya. Beruntungnya, ia dapat selamat berkat letkol Tomo Bachi yang ketika itu menjadi pemimpin Hako Kyoku.

Ia memerintahkan untuk membebaskan Joesoef. Saat itu, kondisi Joesoef sudah cukup parah dengan terdapat gigi yang lepas, pincang dan baju robek. Perjuangan yang dilakukan Joesoef serta kawan-kawan jurnalis lainnya tidak sia-sia.

per satu negara lain memberikan pengakuan kedaulatan Indonesia. Negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia yakni Mesir pada tahun 1946. Kemudian, dilanjut dengan pengakuan negara timur tengah lainnya seperti Palestina dan India.

2. Memotret Momen Bersejarah

Peristiwa bersejarah sangat sayang jika tidak diabadikan. Oleh sebab itu di sinilah peran para jurnalis saat proklamasi kemerdekaan Indonesia. Seperti yang dikatakan Sudiri dalam bukunya bahwa menjelang proklamasi, ia melihat seseorang yang duduk di depan rumah bung Karno.

Namun, sosok itu tak dikenalinya. Awalnya, mereka mengira sosok tersebut adalah mata-mata yang dikirimkan militer Jepang. Namun ternyata ia adalah Suroto sosok wartawan Domei. Kemungkinan Suroto inilah yang menjadi perantara pembuatan berita mengenai proklamasi yang dilanjutkan ke redaksi Domei.

Menurut Sidik kertapati, ketika mendapatkan berita proklamasi, ia langsung menyuruh dua orang pegawai domei untuk membuat siaran. Oleh karena itulah, militer Jepang marah atas pemberitaan tersebut. Ia memerintahkan para pegawai domei untuk membuat berita yang membantah adanya proklamasi.

Namun, karena sebagian besar para pegawai setuju dengan kemerdekaan bangsa, alhasil berita tersebut tidak disiarkan. Selain melaporkan berita, Domei pun mengirimkan fotografer untuk mengabadikan momen proklamasi.

Bahkan mereka mengutus langsung kepala bagian fotonya yakni Alex Mendoer. Tidak hanya berangkat seorang diri, Alex mengajak adiknya yang merupakan fotografer harian Asia Raya. Berdasarkan buku Alexius Impurung Mendur karya Wiwi Kuswiah mengatakan bahwa Alex pertama kali mendapatkan berita proklamasi dari Zahrudi rekannya di Domei.

Ia mengetahui betul betapa pentingnya peristiwa tersebut bagi sejarah Indonesia. Maka dari itu, ia berangkat pagi buta bersama Frans dengan cara mengendap-endap agar tidak ditangkap militer Jepang. Sesampainya di rumah Soekarno, kondisi susah sangat ramai dengan para pemuda dan pemudi yang sudah tidak sabar menyaksikan proklamasi.

Sembari menunggu persiapan proklamasi dibacakan, Alex beserta adiknya menyiapkan kamera untuk memotret momen bersejarah. Ia juga memilih angle yang pas untuk mengambil gambar. Ketika upacara pembacaan proklamasi dimulai, kedua orang tersebut segera memotretnya. Sampai penghujung acara, Alex dan Frans terus mengabadikan momen.

Setelah acara selesai mereka berpisah. Alex kembali ke kantornya sedangkan adiknya pulang ke rumah. Begitu sampai di kantor Domei, Alex segera mencetak foto yang ada di kameranya. Sayangnya, saat foto tersebut sedangkan dikeringkan, datanglah para militer Jepang dan Alex tidak ada di tempat.

Mereka lalu mengambil foto hasil jepretan Alex. Padahal banyak foto yang telah dipotret Alex dibandingkan Frans namun harus musnah karena dirampas Jepang. Untungnya, ketika sampai di rumah, Frans segera menyembunyikan kameranya.

Ia mengubur kamera tersebut di halaman depan rumahnya. Berkat penyelamatan ini, kita dapat menikmati foto-foto sejarah yang kini beredar. Sebenarnya banyak sekali lembar negatif film yang Frans sembunyikan. Sayangnya, hanya sedikit foto yang dapat diamankan oleh tim Arsip Departemen Penerangan dan Arsip Nasional Republik Indonesia.

Sisanya foto-foto tersebut entah hilang kemana. Menurut seorang sejarawan yang bernama Rushdy Hoesein, foto-foto yang beredar saat proklamasi itu memiliki dua kemungkinan. Pertama, foto tersebut berasal dari negatif film punya Frans yang hilang atau justru berasal dari negatif film milik Alex yang diambil oleh militer Jepang.

3. Mengobarkan Semangat Berjuang

Salah satu tujuan adanya jurnalis pada saat kemerdekaan adalah ikut dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan dan para pengkhianat bangsa. Setelah Indonesia berhasil memproklamasikan kemerdekaan dengan berbagai saluran media seperti Radio Hoso Kanri Kyoku, perjuangan Indonesia tidak berhenti begitu saja.

Satu bulan setelah publikasi kabar tersebut pada tanggal 17 September, Kolonial Belanda kembali datang ke tanah air. Mereka tak terima atas pernyataan proklamasi yang dilakukan dan berniat merebut kembali wilayah Indonesia.

Melihat hal itu tentu saja bangsa Indonesia tidak tinggal diam. Dalam hal ini, para jurnalis turut serta mempertahankan kemerdekaan yang telah didapatkan. Mereka menggaungkan semangat perjuangan melalui publikasinya. Seperti surat kabar Fadjar Asia, Koran Soeara Asia, Harian Sedio Tomo, Majalah Daulat Rakyat dan lainnya.

Tidak hanya serangan dari Belanda, muncul pula para pengkhianat bangsa karena kecewa dengan isi perjanjian Linggarjati. Di mana isi perjanjian tersebut membuat wilayah kekuasaan Indonesia semakin sedikit. Melihat hal itu, para jurnalis terus menggelorakan semangat perjuangan untuk terus mempertahankan kemerdekaan Air.

Seperti yang dilakukan oleh Surat Kabar Fadjar Asia. Pada tanggal 24 Mei 1930, surat kabar pendirian Cokroaminoto ini menerbitkan konsep hijrah sang pemilik dengan tujuan sebagai strategi perjuangan yang di dalamnya terdapat 4 pasal, 12 ayat, 3 bagian dan 1 keterangan dengan ditambah 7 anak poin.

Catatan tersebut menjadi pembakar semangat untuk terus berjuang setelah kemerdekaan dan kedatangan kembali Belanda. Arus informasi yang begitu cepat merupakan buah dari peran para jurnalis. Berkat hal itu, membuka jalan bagi bangsa ini untuk terus berjuang.

Pada saat itu, meskipun sebagian besar rakyat pindah ke Yogyakarta namun sebagian besar lainnya tetap mempertahankan tanah yang dipijaknya. Seperti yang dilakukan oleh Laskar Islam. Melihat hal itu, Jendral Sudirman yang semula hendak pindah, kemudian mengurungkan niatnya.

Ia melihat bagaimana para laskar-laskar Islam khususnya yang da di Jawa bagian barat masih terus melakukan gencatan senjata kepada Belanda. Oleh karena itu, Jendral Sudirman terus memberikan pasokan senjata untuk mereka. Hingga akhirnya ia ikut melakukan gerilya sampai ke hutan belantara.

The post 3 Peran Jurnalis dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
3 Peran BM Diah dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia https://haloedukasi.com/peran-bm-diah-dalam-proklamasi Wed, 05 Oct 2022 04:48:04 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38977 Burhanuddin Mohammad Diah atau BM Diah merupakan sosok pejuang kemerdekaan Indonesia. Ia lahir pada tanggal 7 April 1917 di Banda Aceh. Ia lahir dari pasangan Mohammad Diah dan Siti Saidah. Ayahnya merupakan seorang pegawai pabean di Aceh Barat. Oleh sebab itu, ia termasuk keluarga yang terpandang. Sayangnya, satu minggu setelah ia lahir, ayahnya meninggal dunia. […]

The post 3 Peran BM Diah dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Peran BM Diah dalam Proklamasi

Burhanuddin Mohammad Diah atau BM Diah merupakan sosok pejuang kemerdekaan Indonesia. Ia lahir pada tanggal 7 April 1917 di Banda Aceh. Ia lahir dari pasangan Mohammad Diah dan Siti Saidah. Ayahnya merupakan seorang pegawai pabean di Aceh Barat.

Oleh sebab itu, ia termasuk keluarga yang terpandang. Sayangnya, satu minggu setelah ia lahir, ayahnya meninggal dunia. Untuk membantu perekonomian, ia membantu ibunya berjualan. Delapan tahun berlalu, ibunya menyusul ayahnya.

BM Diah kemudian diasuh oleh Siti Hafsyah yang merupakan kakak perempuannya. BM Diah pernah bersekolah di HIS dan Taman Siswa yang ada di Medan. Ketika usianya menginjak 17 tahun, ia pergi ke Jawa dan belajar di Ksatria Institut di Bandung.

Meskipun ia tidak memiliki dana yang cukup, namun karena kebulatan tekadnya ia diperbolehkan untuk melanjutkan sekolah di sana. Bahkan ia diberikan kesempatan menjadi sekretaris agar dapat membiayai sekolahnya.

Saat bersekolah di Ksatria Institut ia belajar ilmu jurnalistik sehingga setelah lulus ia menjadi seorang redaktur harian Sinar Deli. Satu setengah tahun berlalu, BM Diah kembali ke Jakarta dan bekerja di Harian Sin Po sebagai seorang pegawai honorer.

Tak berlangsung lama, ia memutuskan untuk pindah ke Warta Harian. Di warta Harian pun ia hanya bertahan tujuh bulan karena koran tersebut dibubarkan. Setelah melalui proses panjang, alhasil BM Diah mendirikan perusahaan sendiri. Ia membuka perusahaan yang bernama Bulanan Pertjatoeran Doenia.

BM Diah merupakan sosok pejuang yang turut andil dalam peristiwa proklamasi. Sebagai seorang jurnalis, tentu saja keberadaannya sangat dibutuhkan. Berikut ini peran BM Diah dalam proklamasi.

1. Mendorong para pemusa keluar dari penjajahan

Saat Jepang masuk Indonesia, BM Diah bekerja sebagai seorang penyiar bahasa Inggris di Radio Hosokyoku. Selain itu, ia juga bekerja sebagai asisten editor di perusahaan Asia Raya. Selain menjalani pekerjaannya sebagai seorang jurnalis, BM Diah juga kerap melakukan diskusi dengan para tokoh golongan muda seperti Sukarni dan Chaerul Saleh mengenai gagasan kemerdekaan.

Pada bulan Mei dan Juni 1945, ia pernah mengadakan pertemuan bersama para kaum muda untuk menentukan sikap dan berusaha keluar dari belenggu penjajahan. Oleh sebab inilah, pada tanggal 7 Agustus, ia kemudian ditangkap oleh Jepang karena dinilai membahayakan.

Pada tanggal 15 Agustus ia baru dibebaskan karena jaminan oleh keluarga istrinya. Pernah dipenjarakan tak membuat seorang BM Diah gentar. Setelah keluar penjara ia segera menemui Sukarni dan Chairul Saleh di rumah Achmad Soebardjo.

Saat itu, ia mendesak agar Soekarno dan Hatta segera melakukan revolusi. Ia menuntut kedua tokoh penting itu untuk mengadakan perlawanan atas kependudukan Jepang. Sudah cukup selama ini Indonesia dijajah oleh para bangsa lain. Inilah saatnya melepaskan belenggu penjajahan.

2. Penyelamat Naskah Proklamasi

Setelah adanya peristiwa Rengasdengklok, kemudian para golongan tua dan golongan muda mengadakan pertemuan di rumah Laksamana Maeda. Pertemuan tersebut untuk menyusun naskah teks proklamasi.

BM Diah turut serta hadir dalam rapat tersebut. Pada hari itu, Soekarno, Hatta, dan Achmad Soebardjo menyusun naskah proklamasi. Sementara para aktivis dan pemuda lainnya termasuk BM Diah menunggu di ruang tengah rumah milik Laksamana Maeda.

Setelah naskah dirumuskan, Soekarno membacakan susunan naskah tersebut. Sempat beberapa kali terjadi perubahan. Seperti, semula yang hadir di rapat ingin menandatangani naskah penting itu namun menjadi perwakilan saja yakni Soekarno Hatta dengan tulisan atas nama bangsa Indonesia.

Hal ini mendapatkan penolakan karena yang hadir di rapat tidak hanya rakyat Indonesia saja melainkan juga ada para pegawai Jepang. Mereka tidak memberikan kontribusi apa-apa bagi kemerdekaan Indonesia sehingga tidak berhak menandatangani berkas penting tersebut.

Setelah rancangan naskah proklamasi disusun dan diperbaiki, kemudian naskah tersebut diketik oleh Sayuti Melik. Setelah naskah proklamasi diketik dan disalin oleh Sayuti Melik, kemudian naskah asli dibuang ke tempat sampah.

Naskah asli sendiri adalah naskah yang ditulis langsung oleh presiden Soekarno. Melihat hal itu, tentu saja BM Diah segera mengambilnya. Menurutnya, naskah tersebut merupakan naskah penting sekalipun masih banyak revisi.

Setelah rapat untuk merumuskan naskah proklamasi selesai, BM Diah menyimpan baik-baik naskah asli proklamasi sebagai dokumen pribadi. Begitu pentingnya naskah ini, pada era Soeharto nantinya, naskah ini diserahkan kepada presiden kedua Indonesia itu. Naskah tersebut menjadi bagian dari sejarah perjuangan bangsa.

Tindakan yang dilakukan BM Diah sangat penting bagi pelengkap arsip nasional mengenai proklamasi kemerdekaan Indonesia sehingga kita mengenal naskah tersebut hingga saat ini. Andai saja, naskah asli dibuang begitu saja dan tidak ada yang memungutnya, bisa saja kita tidak akan tau bunyi teks proklamasi.

3. Menyebarkan Berita Proklamasi

Besoknya setelah perumusan naskah proklamasi, dikumandangkan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Proklamasi kemerdekaan dilaksanakan di kediaman Soekarno. Baik dari golongan tua maupun muda saling bahu membahu mempersiapkan acara ini dengan baik.

Momentum ini merupakan sebuah penting dalam sejarah Indonesia dan menjadi titik awal bangsa Indonesia memulai perjalanan sebagai negara merdeka. Pada hari itu, naskah proklamasi dibacakan di depan khalayak oleh Ir Soekarno dan Drs Mohammad Hatta.

Kemudian 17 Agustus 1945 kita kenal sebagai hari kemerdekaan karena pada hari itulah Indonesia secara tegas melepaskan diri dari belenggu penjajahan. Setelah proklamasi kemerdekaan dibacakan bukan berarti selesai begitu saja.

Ada sebuah misi di mana berita mengenai kemerdekaan harus diketahui oleh rakyat Indonesia di seluruh penjuru. Sebab, tidak semua daerah tau bahwa Indonesia telah merdeka. Maka dari itulah, BM Diah selaku jurnalis bertugas untuk menyebarkan kemerdekaan Indonesia hingga ke pelosok Indonesia.

Berbagai upaya dilakukan untuk menyebarkan berita. Mulai dari pemancar radio, surat kabar, gerbong kereta, mobil hingga utusan ke berbagai daerah. Itu semua dilakukan agar kemerdekaan Indonesia diketahui oleh banyak orang.

Saat kemerdekaan percetakan Asia Raya ditutup karena kekalahan Jepang dari Sekutu. Maka dari itu, BM Diah berusaha untuk merebut percetakan miliki Jepang yakni Djawa Shimbun. Perebutan percetakan ini tidak lain dan tidak bukan untuk turut menyebarkan berita nasional mengenai kemerdekaan.

Jangan sampai rakyat di daerah karena tidak tau Indonesia telah merdeka mereka masih ada dalam belenggu penjajahan. Hal inilah yang kemudian tidak diinginkan oleh para tokoh dan pejuang bangsa termasuk BM Diah.

Pada tanggal 1 Oktober 1945, BM Diah berhasil membuat koran Indonesia dengan nama Harian Merdeka. Ia menjadi pemimpin redaksi surat kabar tersebut. Pada tahun 1959, BM Diah diberikan kepercayaan menjadi duta besar Indonesia untuk Cekoslovakia dan Hongaria.

Tidak hanya itu, pada era Soeharto, ia pernah menjadi menteri penerangan. BM Diah kemudian meninggal dunia pada tahun 1966. Atas segala pengorbanannya bagi bangsa Indonesia ia mendapatkan banyak penghargaan yakni Bintang Mahaputra Utama dari Presiden Soeharto dan Medali Perjuangan Angkatan 45 dari Dewan Harian.

The post 3 Peran BM Diah dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Keahlian yang Harus Dimiliki Jurnalis https://haloedukasi.com/keahlian-yang-harus-dimiliki-jurnalis Tue, 05 Jan 2021 06:51:26 +0000 https://haloedukasi.com/?p=18332 Keahlian dasar jurnalistik yang wajib dimiliki setiap wartawan yaitu keahlian meliput peristiwa, menulis beritanya, melakukan wawancara, dan menaati kode etik. Selain itu, berikut beberapa hal yang juga harus dimiliki seorang jurnalis: 1. Teknik Jurnalistik (Journalism Skills) Teknik Jurnalistik adalah suatu keahlian atau keterampilan khusus yang biasanya digunakan dalam hal reportase, penulisan dan penyuntingan berita, serta […]

The post 6 Keahlian yang Harus Dimiliki Jurnalis appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Keahlian dasar jurnalistik yang wajib dimiliki setiap wartawan yaitu keahlian meliput peristiwa, menulis beritanya, melakukan wawancara, dan menaati kode etik. Selain itu, berikut beberapa hal yang juga harus dimiliki seorang jurnalis:

1. Teknik Jurnalistik (Journalism Skills)

Teknik Jurnalistik adalah suatu keahlian atau keterampilan khusus yang biasanya digunakan dalam hal reportase, penulisan dan penyuntingan berita, serta wawasan dan penggunaan bahasa jurnalistik atau bahasa media.

2. Teknik Reportase

Biasanya wartawan yang akan membuat reportase terlebih dahulu harus melakukan observasi, wawancara, studi Literatur. Wartawan harus piawai dalam mewawancarai narasumbernya dan mengamati peristiwa. Wartawan juga harus handal dalam riset data atau studi literatur.

3. News Writing

News writing atau Penulisan berita adalah keterampilan utama seorang wartawan. Wartawan harus memiliki keterampilan menulis berita dengan tersusun rapi dan apik. Sehingga pembaca mudah memahami maksud dari tulisannya.

4. News Reporting (Media Elektronik)

Dalam media elektronik seperti TV dan radio, reporter harus piawai menyajikan berita secara langsung (live report) ataupun menjadi presenter berita (News anchor) di dalam studio.

Untuk menjadi reporter yang handal ada baiknya kita mengasah kemampuan kita dalam membaca berita (News Reading), bacaan lisan (Spoken Reading), dan penulisan naskah berita (News Script Writing).

5. Editing

Wartawan juga harus piawai menyunting (edit) naskah sebelum dipublikasikan.

6. Bahasa Jurnalistik

Wartawan harus menguasai kaidah dalam bahasa jurnalistik, yakni bahasa pers atau bahasa media, dengan ciri khas menggunakan kalimat yang ringkas, lugas, dan mudah dipahami.

Bahasa jurnalistik dapat juga disebut bahasa media, bahasa pers, bahasa koran, atau bahasa wartawan dengan gaya bahasa yang digunakan wartawan dalam menulis berita dengan karakteristik yang singkat, padat, sederhana, jelas, lugas, dan namun menarik.

Jus Badudu seorang pakar bahasa Indonesia menyatakan, bahasa jurnalistik harus sederhana, mudah dipahami, teratur, dan efektif.

Bahasa juga harus ringkas dan lugas.

  • Ringkas: Bahasa jurnalistik itu hemat kata (economy of words), memilih kata dan kalimat ringkas, karena keterbatasan ruang dan durasi, termasuk menghindari kata jenuh dan kata mubazir.
  • Lugas: menggunakan kata/kalimat denonatif, satu pengertian, tidak ambigu, dan langsung ke poko masalah (straight to the point) alias tidak bertele-tele.

The post 6 Keahlian yang Harus Dimiliki Jurnalis appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>