Kalimantan Timur - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kalimantan-timur Mon, 04 Jul 2022 04:42:49 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Kalimantan Timur - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kalimantan-timur 32 32 2 Sosok Pahlawan Nasional dari Kalimantan Timur https://haloedukasi.com/pahlawan-nasional-dari-kalimantan-timur Mon, 04 Jul 2022 04:42:47 +0000 https://haloedukasi.com/?p=36114 Setiap daerah tentunya memiliki tokoh pejuang masing-masing. Mereka yang memperjuangkan dan melawan para penjajah. Hal itu dilakukan semata-mata untuk mengusir penjajah dari tanah mereka. Sayangnya, dari sekian banyak para pejuang, hanya beberapa persen yang diberi gelar Pahlawan Nasional. Padahal, pada kenyataannya banyak sekali para pejuang pada saat masa penjajahan. Ada beberapa faktor tentunya yang menyebabkan […]

The post 2 Sosok Pahlawan Nasional dari Kalimantan Timur appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Setiap daerah tentunya memiliki tokoh pejuang masing-masing. Mereka yang memperjuangkan dan melawan para penjajah. Hal itu dilakukan semata-mata untuk mengusir penjajah dari tanah mereka. Sayangnya, dari sekian banyak para pejuang, hanya beberapa persen yang diberi gelar Pahlawan Nasional.

Padahal, pada kenyataannya banyak sekali para pejuang pada saat masa penjajahan. Ada beberapa faktor tentunya yang menyebabkan masih banyak para pejuang yang belum digelar Pahlawan Nasional. Meskipun begitu, tetap saja mereka adalah para pahlawan yang harus kita hormati.

Kondisi seperti ini terjadi pada beberapa daerah. Bahkan di beberapa daerah baru satu orang tokoh yang diakui menjadi pahlawan Nasional. Seperti halnya Kalimantan Timur. Tokoh pahlawan yang sudah diberi gelar pahlawan Nasional di daerah ini hanya satu orang yakni Abdoel Moeis Hassan.

Untuk mengenal lebih lanjut sosok beliau, simak penjelasan mengenai biografi serta perjuangannya.

Haji Abdoel Moeis Hassan

Haji Abdoel Moeis Hassan Pahlawan Nasional dari Kalimantan Timur

Haji Abdoel Moeis Hassan merupakan tokoh pemuda pergerakan bangsa yang berasal dari Samarinda pada tahun 1940-1945. Ia pernah menjadi pemimpin Perjuangan diplomasi politik untuk kemerdekaan RI di wilayah Kalimantan Timur. Sejak remaja, ia sudah mengikuti berbagai aktivitas pergerakan dan belajar masalah politik.

Tidak hanya itu, ia tercatat menjadi pendiri sebuah organisasi kepemudaan seperti Roekoen Pemoeda Indoenesia dan menjabat sebagai ketua. Saat usianya menginjak 18 tahun, Abdoel Moeis juga mendirikan sebuah lembaga pendidikan bersama A.M Sangadji pada tahun 1942. Lembaga pendidikan tersebut diberi nama Balai Pengajaran dan Pendidikan Ra’jat.

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustusan 1945, saat itu Samarinda dan Kalimantan Timur belum tergabung ke dalam Republik Indonesia. Atas dasar inilah ia kemudian bergabung ke dalam gerakan Dr. Soewadji untuk merencanakan proklamasi kemerdekaan di Samarinda.

Abdoel Moeis kemudian bergabung dalam Panitia Persiapan Penyambutan Kemerdekaan RI untuk mewujudkan Proklamasi Negara Indonesia di Samarinda.

Untuk mencapai kemerdekaan, ia berjuang melalui jalur diplomasi dengan membentuk wadah partai politik bernama Ikatan Nasional Indonesia (INI) dan Koalisi Organisasi bernama Front Nasional. Kemudian, pada tahun 1946, ia mendirikan INI Cabang Samarinda. INI berdiri dengan tujuan untuk menentang kependudukan Belanda di Samarinda.

Pada tahun 1947, ia juga menjadi ketua Front Nasional sebagai koalisi organisasi yang mendukung RI dan menentang federasi yang dibentuk oleh Belanda. Kedua organisasi yang didirikan oleh Abdoel Moeis bermarkas di Gedung Nasional Samarinda dan siap mendukung NKRI serta menentang pendudukan Belanda. Tentunya, sikap ini amat bertolak belakang dengan 4 kesultanan yang ada di Kalimantan Timur.

Keempat kesultanan tersebut lebih memilih bergabung ke dalam pemerintah federasi Kalimantan Timur buatan Gubernur Hindia Belanda.

Federasi Kalimantan Timur pernah menawarkan kedudukan sebagai delegasi dalam Bandung Federale Conferentie (BFC). Namun, Abdoel Moeis menolak tawaran tersebut. Ia lebih memilih konsisten dengan sikap politik organisasi perjuangannya yang non kooperatif. Ia tidak mau bekerja sama dengan Belanda ataupun sekutunya.

Hasil konferensi Meja Bundar yang membentuk adanya Republik Indonesia Serikat membuat Kalimantan Timur tergabung ke dalam RIS. Hal ini tentunya tidak memuaskan Front Nasional. Maka dari itu, pada tahun 1949, ia menuntut pemerintah untuk keluar dari RIS dan bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tuntutannya pun dipenuhi dengan bersatunya keresidenan Kalimantan Timur ke wilayah RI. Satu waktu dengan tuntutan integrasi Kalimantan Timur, Abdoel Moeis gencar melakukan propaganda gagasan penghapusan swapraja (kesultanan). Menurutnya, sistem feodalisme tidak sesuai dengan perkembangan zaman yang demokratis.

Ia pernah menyampaikan gagasan ini saat Sultan Aji Muhammad Parikesit menyatakan Kerajaan Kutai Kertanegara masuk ke dalam NKRI. Gagasan yang disampaikan kemudian terwujud dengan disahkannya UU No 27 tahun 1959 yang menghapuskan status Daerah Istimewa bagi beberapa kesultanan, salah satunya Kesultanan Kutai Kertanegara.

Pada awal tahun 1950, INI cabang Kalimantan Timur melebur ke dalam Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Abdoel Moeis Hassan terpilih menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah PNI Cabang Kalimantan Timur. PNI adalah partai politik yang memiliki haluan nasionalis dan salah satu partai besar pada masa orde lama.

Sekitar tahun 1950-1959, karirnya di PNI semakin gemilang dengan menempati posisi pimpinan PNI Kaltim. Tidak hanya itu, bahkan diangkat menjadi anggota Dewan Partai PNI oleh Dewan Pimpinan Pusat PNI.

Pada tahun 1954, Abdoel Moeis melakukan mobilisasi masa PNI serta rakyat untuk melakukan kongres rakyat Kalimantan Timur. Di mana kongres ini bertujuan untuk menyuarakan tuntutan pemberian status provinsi bagi Kalimantan Timur. Sebab, saat itu Kalimantan Timur masih berstatus Kerasidenan.

Perjuangannya ini membuahkan hasil dengan diterbitkannya UU No 25 tahun 1956. Kemudian pada tanggal 9 Januari 1957, Kalimantan Timur resmi menjadi provinsi baru. Pada tahun 1960, ia ditugaskan oleh pemerintah untuk menjabat Kepala Perwakilan Departemen Sosial Provinsi Kalimantan Selatan. Namun, di waktu yang bersamaan, ia juga diutus oleh PNI untuk mewakili Kaltim di gedung parlemen pusat.

Pada masa Demokrasi Terpimpin, ia terpilih menjadi anggota DPR Gotong Royong dengan menduduki jabatan sebagai ketua komisi D. Kiprah di parlemen terus bersinar dengan diangkatnya sebagai Ketua Gabungan Komisi. Namun, kiprahnya menjadi anggota DPR RI Orde Lama hanya berlangsung dua tahun.

Sebab, pada pertengahan tahun 1962, dia ditugaskan sebagai Gubernur Kaltim. Ia dilantik sebagai Gubernur Kaltim pada tanggal 10 Agustus 1962. Pada tahun 1965, meskipun ia mengusulkan penghapusan sistem keraton, namun ia tidak membenarkan tindakan radikal yang akan penghancur keraton.

Ia bahkan memerintahkan kepala kejaksaan setempat untuk mengamankan bangunan peninggalan kesultanan Kutai itu. Tidak hanya itu, ia juga mengirimkan polisi untuk mencegah pembakaran keraton.

Pada tahun 1966, terdapat sekelompok masyarakat yang memintanya mundur dari Gubernur Kalimantan Timur. Mereka menuduh Abdoel Moeis Hassan sebagai pengurus partai Nasional Indonesia yang mendukung adanya Partai Komunis Indonesia.

Di mana saat itu tengah terjadi pembantaian yang sadis atau bisa dikenal dengan G30 SPKI. Tentu saja tuduhan itu tidak terbukti dan Abdoel Moeis Hassan kembali diminta menjadi Gubernur pada tahun 1967.

Sayangnya, ajakan tersebut ditolaknya, karena ia memilih berhenti menjadi Gubernur pada sidang Istimewa DPRD Kalimantan Timur yang diadakan pada tanggal 14 September 1966.

Ia menyerahkan jabatan tersebut kepada Mendagri. Setelah pengunduran dirinya, Mendagri kembali menawarkan tugas kepada Abdoel Moeis Hassan sebagai Pegawai Departemen Dalam Negeri di Ibu Kota Negara.

Abdoel Moeis Hassan merupakan salah satu tokoh yang memberikan banyak kontribusi. Ia kerap menduduki beberapa jabatan penting. Mulai dari menjadi pengurus partai politik hingga Gubernur Kalimantan Timur.

Hal itu tentunya tak lepas dari track record seorang Abdoel Moeis Hassan yang bagus. Bahkan saat masa pemerintahan Soeharto, Abdoel Moeis Hassan diangkat menjadi anggota MPR. Keanggotaannya di MPR menjadi bukti nyata dan seolah menegaskan bahwa dirinya tidak pernah mendukung PKI.

Sultan Aji Muhammad Idris

Sultan Aji Muhammad Idris Pahlawan Nasional dari Kalimantan Timur

Sultan Aji Muhammad Idris merupakan Sultan ke-14 dari Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Ia menjabat di kesultanan sejak tahun 1735 hingga tahun 1778. Sultan Aji Muhammad Idris merupakan cucu menantu dari Sultan Wajo La Madukelleng.

Berdasarkan riwayat perjalanan Kesultanan Kutai Kartanegara, Sultan Aji Muhammad Idris merupakan sultan pertama yang menyandang nama dengan nuansa Islam.

Di Wajo, ia ikut bertempur dengan rakyat Bugis untuk melawan Veerenigde Oostindische Compagnie (VOC), kongsi dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda. Dengan gagahnya, Sultan Aji Muhammad Idris terlibat dalam perlawanan VOC.

Naasnya, karena pertempuran itu, Sultan Aji Muhammad Idris gugur di medan perang. Gugurnya Sultan Aji Muhammad Idris di Medan perang membuat pemerintahan kesultanan di Kutai Kartanegara menjadi kosong. Untuk mengisi roda pemerintahan, akan dkelola sementara oleh Dewan Perwalian.

Sultan Aji Muhammad yang tewas karena pertempuran melawan VOC dan merupakan Sultan dari Kesultanan Kartanegara.

The post 2 Sosok Pahlawan Nasional dari Kalimantan Timur appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Faktor Penyebab Ibukota Indonesia Pindah dari Jakarta ke Kalimantan https://haloedukasi.com/penyebab-ibukota-indonesia-pindah-dari-jakarta-ke-kalimantan Mon, 29 Nov 2021 06:07:54 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29066 Ibu kota negara Indonesia saat ini masih berada di pulau Jawa, yaitu di DKI Jakarta. DKI Jakarta atau yang dulu dikenal dengan nama Batavia, bukanlah satu-satunya kota yang pernah ditetapkan sebagai ibukota. Kota yang pernah menjadi pusat dari negara Indonesia diantaranya adalah Yogyakarta, Bukittinggi, dan juga Jakarta.  Presiden Jokowi dalam rapatnya pada tanggal 29 April […]

The post 5 Faktor Penyebab Ibukota Indonesia Pindah dari Jakarta ke Kalimantan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ibu kota negara Indonesia saat ini masih berada di pulau Jawa, yaitu di DKI Jakarta. DKI Jakarta atau yang dulu dikenal dengan nama Batavia, bukanlah satu-satunya kota yang pernah ditetapkan sebagai ibukota. Kota yang pernah menjadi pusat dari negara Indonesia diantaranya adalah Yogyakarta, Bukittinggi, dan juga Jakarta. 

Presiden Jokowi dalam rapatnya pada tanggal 29 April 2019, mengumumkan bahwa ibukota Indonesia akan dipindahkan ke Balikpapan, Kalimantan Timur. Tentunya keputusan ini dibuat setelah beberapa faktor pertimbangan seperti di bawah ini:

1. Kepadatan Penduduk di Pulau Jawa

Salah satu faktor yang menyebabkan ibukota Indonesia harus dipindahkan adalah karena masyarakat di Pulau Jawa sudah terlalu padat. Berdasarkan data Situs World Atlas pada tahun 2019 menyatakan bahwa Jawa termasuk dalam kategori pulau terpadat penduduk di dunia. 

Faktor yang menyebabkan banyaknya penduduk adalah Jawa sudah sejak dari dulu menjadi pusat perekonomian Indonesia. Tak heran jika lebih dari setengah total penduduk Indonesia menetap di Pulau Jawa. Sedangkan penduduk di pulau Kalimantan hanya sekitar 6,05 persen total penduduk RI. 

2. Menghilangkan Istilah “Jawa Sentris”

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan lokasinya yang berjauhan. Hal tersebut menjadi salah satu penghambat pembangunan di pulau-pulau lainnya.

Sementara itu pembangunan di Jawa terus berjalan hingga muncul istilah “Jawa Sentris”. Pembangunan infrastruktur di luar pulau Jawa dinilai masih sangat kurang. 

Dengan adanya kebijakan memindahkan ibukota ke Kalimantan diharapkan dapat membantu pembangunan dan infrastruktur di Indonesia Timur. 

3. Kontribusi Pulau terhadap GDP Negara

Gross Domestic Product (GDP) atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai dari suatu jasa dalam sebuah negara yang dapat meningkatkan ekonominya.

PDB Indonesia paling banyak disumbang oleh pulau Jawa yakni mencapai 58,49 persen di susul oleh Sumatera sebesar 21,66 persen. Sementara itu Kalimantan menyumbang sebesar 8,2 persen. 

Pertumbuhan ekonomi di pulau Jawa mencapai 5,6 persen sedangkan di Kalimantan hanya 4,33 persen. Pulau dengan pertumbuhan ekonomi paling cepat di Indonesia adalah Sulawesi yakni 6,99 persen meski hanya memberikan kontribusi PDB sebesar 6,2 persen. 

4. Berkurangnya Air Bersih di Jawa

Manusia tidak pernah bisa lepas dari sumber kehidupan yakni air. Tidak sembarang air dapat mendukung kehidupan melainkan harus air yang berkualitas agar tidak terserang berbagai penyakit.

Sayangnya dengan padatnya penduduk di Pulau Jawa menyebabkan lingkungan semakin menurun termasuk air. Berdasarkan data pada tahun 2016 menyatakan bahwa Pulau jawa mengalami krisis ketersediaan air bersih. Bahkan beberapa wilayah di Jabodetabek dinyatakan dalam kondisi krisis air mutlak.

Sebuah prediksi mengatakan Jawa akan mengalami kelangkaan air pada tahun 2040. Penyebabnya adalah menurunnya intensitas curah hujan di Pulau Jawa dan juga penggunaan air secara berlebihan oleh manusia. 

5. Pemanfaatan Lahan yang Mendominasi di Jawa

Pemanfaatan lahan yaitu sebuah kegiatan mengubah lahan hutan maupun tanah dari fungsi awalnya seperti hutan menjadi perkebunan atau tanah menjadi pemukiman.

Pemanfaatan lahan di tanah Jawa mencapai angka 44,64 persen pada tahun 2020. Angka tersebut lebih besar lima kali lipat dari konversi lahan di Kalimantan yang hanya mencapai 10,18 persen. 

Konversi lahan tersebut menimbulkan dampak positif dan juga negatif. Hal positif dari adanya alih fungsi lahan adalah untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal penduduk dan juga meningkatkan Pendapat Asli Daerah. Namun apabila tidak bijak dalam hal ini, maka bisa menyebabkan masalah banjir karena hilangnya daerah resapan air. 

The post 5 Faktor Penyebab Ibukota Indonesia Pindah dari Jakarta ke Kalimantan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Sumber Daya Alam Kalimantan Timur dan Penjelasannya https://haloedukasi.com/sumber-daya-alam-kalimantan-timur Mon, 21 Jun 2021 02:36:18 +0000 https://haloedukasi.com/?p=25340 Kalimantan Timur adalah sebuah provinsi yang terletak di sisi timur laut Pulau Kalimantan dan berbatasan darat dengan negara Malaysia. Provinsi ini memiliki kekayaan sumber daya alam berupa tambang dan hasil hutan yang sebagiannya menyokong perolehan devisa negara. Luasnya wilayah Kalimantan Timur dengan beragam sumber daya alam yang dihasilkannya menjadikan provinsi ini menjadi provinsi terkaya kedua […]

The post 4 Sumber Daya Alam Kalimantan Timur dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kalimantan Timur adalah sebuah provinsi yang terletak di sisi timur laut Pulau Kalimantan dan berbatasan darat dengan negara Malaysia. Provinsi ini memiliki kekayaan sumber daya alam berupa tambang dan hasil hutan yang sebagiannya menyokong perolehan devisa negara.

Luasnya wilayah Kalimantan Timur dengan beragam sumber daya alam yang dihasilkannya menjadikan provinsi ini menjadi provinsi terkaya kedua setelah DKI Jakarta menurut data tahun 2019.

Berikut ini adalah beberapa jenis sumber daya alam yang dihasilkan oleh provinsi dengan kepadatan penduduk terendah keempat di Indonesia ini:

1. Pertambangan

Kegiatan di sektor pertambangan di wilayah Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu tonggak utama bagi perekonomian provinsi yang beribukota di Samarinda ini. Kegiatan pertambangan yang dikembangkan mencakup tambang migas dan juga non-migas.

Hasil tambang utamanya yaitu minyak dan gas bumi serta batu bara yang juga merupakan komoditas ekspor utama dari Kalimatan Timur. Selain itu berbagai jenis bahan galian lain juga dihasilkan di bumi Kalimantan Timur seperti emas, perak, bijih besi, intan, timah, dan selainnya.

2. Kehutanan

Sebagaimana kita ketahui, Pulau Kalimantan adalah salah satu sumber utama keberadaaan hutan di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik sendiri, pada tahun 2019 Kalimantan Timur sendiri memiliki luas area hutan mencapai  12.806.400 hektar atau sekitar 65,7% dari total luas Provinsi Kalimantan Timur. Luasnya areal hutan ini tentunya bisa menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan pemasukan daerah dari sektor kehutanan.

Selain untuk pemenuhan kebutuhan akan industri, banyak potensi hutan lain yang bisa digali seperti pengembangan hutan sosial untuk menghasilkan produk-produk seperti gaharu, eukaliptus, kayu putih, kayu manis, champor, kakao, dan minyak astiri.

3. Pertanian dan Perkebunan

Kalimantan Timur juga sangat potensial bagi pengembangan sumber daya alam dari sektor perkebunan. Diantara hasil perkebunan utamanya adalah kelapa sawit, karet, kelapa, jagung, dan kakao.

Adapun di sektor pertanian, maka padi masih menjadi komoditas andalannya. Areal sawah terluas di Kalimantan Timur berada di Kabupaten Kutai Kartanegara. Selain itu, kegiatan pertanian di Kalimantan Timur juga menghasilkan komoditi palawija, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau, kedelai, dan berbagai sayuran.

4. Perikanan

Selain perikanan tangkap, Kalimantan Timur juga mengembangkan perikanan air tawar dengan mereklamasi lahan bekas galian batubara menjadi danau untuk perikanan, sebagaimana yang terdapat di Nunukan, Kutai Timur, dan Berau. Kegiatan ini cukup efektif untuk meningkatkan hasil produksi perikanan di Provinsi Kalimantan Timur.

Hasil perikanan utama yang dihasilkan adalah ikan kerapu, udang windu, bandeng, kepiting, ikan nila, patin, ikan mas, ikan lele, dan sebagainya.

The post 4 Sumber Daya Alam Kalimantan Timur dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>