Kalimantan - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kalimantan Mon, 11 Jul 2022 02:15:48 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Kalimantan - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kalimantan 32 32 8 Julukan untuk Pulau Kalimantan Beserta Alasannya https://haloedukasi.com/julukan-untuk-pulau-kalimantan Mon, 11 Jul 2022 02:15:46 +0000 https://haloedukasi.com/?p=36638 Pulau Kalimantan memiliki luas 743,330 km persegi sehingga dinobatkan sebagai pulau terluas kedua di Indonesia dan ketiga di dunia. Kalimantan memiliki 5 provinsi yang menjadi bagian dari wilayah administrasi Indonesia. Provinsi tersebut adalah Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Utara. Pulau Kalimantan dan kota-kota yang ada di dalamnya memiliki beberapa julukan […]

The post 8 Julukan untuk Pulau Kalimantan Beserta Alasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pulau Kalimantan memiliki luas 743,330 km persegi sehingga dinobatkan sebagai pulau terluas kedua di Indonesia dan ketiga di dunia. Kalimantan memiliki 5 provinsi yang menjadi bagian dari wilayah administrasi Indonesia.

Provinsi tersebut adalah Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Utara. Pulau Kalimantan dan kota-kota yang ada di dalamnya memiliki beberapa julukan yang melekat di antaranya adalah sebagai berikut. 

1. Borneo 

Nama Borneo sudah dikenal oleh masyarakat dunia sebagai nama lain dari Kalimantan. Asal mula penggunaan nama Borneo sendiri memiliki banyak teori yang pertama adalah dikarenakan banyaknya pohon Dryobalanops Camphora. Pohon yang merupakan bahan baku minyak wangi ini memiliki nama umum Borneol. 

Namun teori ini kurang tepat karena tidak ada catatan dan bukti . Teori kedua mengatakan bahwa asal mula kata Borneo berawal dari orang-orang Eropa yang menyebut Brunei (Brunei Darussalam) menjadi Borneo. Saat itu Kalimantan merupakan pelabuhan yang strategis bagi kapal-kapal Eropa. Teori ini memiliki bukti yaitu catatan orang-orang Tiongkok pada abad ke 7 dan 8 yang menyebutkan kata Po-Po-Li, Po-Ni, Bun-Lai. Kata Bun-Lai mirip dengan pelafalan Brunei dimana kata ini merujuk kepada Pulau Kalimantan pada saat itu. 

2. Pulau Seribu Sungai 

Pulau Kalimantan juga dikenal dengan sebutan “Pulau Seribu Sungai” karena wilayahnya yang dialiri oleh banyaknya sungai-sungai baik yang besar maupun yang kecil. Di Pulau ini lah sungai terpanjang di Indonesia mengalir yaitu Sungai Kapuas yang membentang sepanjang 1.143 kilometer.

Sungai-sungai lainnya yang ada di Kalimantan antara lain Sungai Barito, Sungai Mahakam, Sungai Alalak, Sungai Bahau, Sungai Pawan, Sungai Sampit, Sungai Sekayam, Sungai Telen, Sungai Martapura, Sungai Keriau, Sungai Mendawai dan tentu masih banyak lainnya. 

3. Paru-Paru Dunia

Julukan Kalimantan sebagai paru-paru dunia juga sudah dikenal di dunia internasional. Bahkan ada anggapan bahwa apabila Kalimantan hancur maka seluruh dunia juga akan turut hancur. Hal itu dikarenakan seluas 40,8 juta hektar wilayah Kalimantan adalah hutan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup alam. 

Hutan tersebut merupakan rumah bagi flora dan fauna yang hampir punah seperti orang utan, gajah, badak, landak dan lain sebagainya. Oleh sebab itu hutan Kalimantan merupakan aset dunia yang harus benar-benar dijaga kelestarianya.

4. Maldives Van Borneo 

Kalimantan tepatnya untuk kota Berau yang berlokasi di Kalimantan Timur dijuluki sebagai Maldives Van Borneo yang artinya Maldives-nya Borneo.

Julukan itu datang dikarenakan disana terdapat pulau yang mirip dengan keindahan Maladewa. Pulau tersebut adalah Pulau Maratua yang merupakan pulau kecil terluar di Indonesia yakni di Laut Sulawesi. 

5. Hongkong Van Borneo 

Selain memiliki pulau yang mirip dengan Maladewa atau Maldives, di Kalimantan juga memiliki tempat suasana yang mirip seperti di Hongkong. Tempat tersebut adalah kota Singkawang. 

Suasana tersebut tergambarkan pada arsitektur-arsitektur bangunan di kota tersebut yang mengusung ciri khas Tiongkok. Kota ini juga menjadi tujuan bagi para wisatawan saat tahun baru Imlek. 

6. Kota Khatulistiwa 

Julukan kota Khatulistiwa diberikan kepada ibukota provinsi Kalimantan Barat yakni Pontianak. Di kota seluas 107,82 km persegi ini di lalui oleh garis khatulistiwa yakni harus imajiner yang tepat berada di tengah-tengah yang membelah Bumi menjadi barat dan Utara. Untung menandai garis tersebut dibangunlah tugu di bagian barat Pontianak tepatnya di Siantang. 

Tugu tersebut sudah ada sejak masa Hindia Belanda yakni pada tahun 1928. Orang yang membangun tugu ini adalah Frederich Silaban dengan bentuk sangat sederhana yakni patok dengan bentuk tanda panah diatasnya. Nama lain dari tugu Khatulistiwa adalah Tugu Equator. 

7. Kota Seribu Parit 

Kota Seribu Parit adalah julukan lainnya yang juga disematkan untuk kota Pontianak. Nama tersebut disematkan karena hampir di setiap sudut kota ini memiliki parit. Parit-parit tersebut sudah ada sejak zaman kolonial Belanda bahkan ada yang meyakini jauh sebelum itu. 

Parit atau dalam bahasa lokal disebut paret ini telah menjadi tumpuan perekonomian kota. Tak hanya itu parit juga menjadi penjaga bagi keseimbangan ekologi Pontianak dan memperkuat pertahanan kota.

Parit tersebut membantu masyarakat untuk mengangkut untuk mengangkut hasil kebun mereka. Masyarakat bahkan menghiasi parit dengan berbagai ornamen seperti cat yang cantik seperti yang ada di Kampung Arab, Pontianak Timur. 

8. Kota Seribu Kelenteng 

Singkawang selain mendapat julukan Hongkong Van Borneo juga disebut sebagai Kota Seribu Kelenteng. Kota dengan ornamen khas Tiongkok ini memang memiliki banyak bangunan klenteng, vihara, dan juga cetiya yang digunakan oleh umat Buddha dan Konghucu dalam beribadah. Jumlahnya memang tidak genap 1000 bangunan namun berdasarkan data tahun 2014 total kelenteng di Singkawang mencapai 704. 

Sebanyak 42 persen dari penduduk Singkawang memang merupakan  keturunan dari etnis Tionghoa. Sehingga tak heran jika kota ini memiliki banyak kelenteng. Di sini pula terdapat vihara tertua yang sudah berusia 200 tahun yakni Vihara Tridharma Bumi Raya yang berada di tengah kota. Adapula perumahan orang-orang China yang sudah ada sejak 100 tahun lalu. 

The post 8 Julukan untuk Pulau Kalimantan Beserta Alasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
2 Sosok Pahlawan Nasional dari Kalimantan Timur https://haloedukasi.com/pahlawan-nasional-dari-kalimantan-timur Mon, 04 Jul 2022 04:42:47 +0000 https://haloedukasi.com/?p=36114 Setiap daerah tentunya memiliki tokoh pejuang masing-masing. Mereka yang memperjuangkan dan melawan para penjajah. Hal itu dilakukan semata-mata untuk mengusir penjajah dari tanah mereka. Sayangnya, dari sekian banyak para pejuang, hanya beberapa persen yang diberi gelar Pahlawan Nasional. Padahal, pada kenyataannya banyak sekali para pejuang pada saat masa penjajahan. Ada beberapa faktor tentunya yang menyebabkan […]

The post 2 Sosok Pahlawan Nasional dari Kalimantan Timur appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Setiap daerah tentunya memiliki tokoh pejuang masing-masing. Mereka yang memperjuangkan dan melawan para penjajah. Hal itu dilakukan semata-mata untuk mengusir penjajah dari tanah mereka. Sayangnya, dari sekian banyak para pejuang, hanya beberapa persen yang diberi gelar Pahlawan Nasional.

Padahal, pada kenyataannya banyak sekali para pejuang pada saat masa penjajahan. Ada beberapa faktor tentunya yang menyebabkan masih banyak para pejuang yang belum digelar Pahlawan Nasional. Meskipun begitu, tetap saja mereka adalah para pahlawan yang harus kita hormati.

Kondisi seperti ini terjadi pada beberapa daerah. Bahkan di beberapa daerah baru satu orang tokoh yang diakui menjadi pahlawan Nasional. Seperti halnya Kalimantan Timur. Tokoh pahlawan yang sudah diberi gelar pahlawan Nasional di daerah ini hanya satu orang yakni Abdoel Moeis Hassan.

Untuk mengenal lebih lanjut sosok beliau, simak penjelasan mengenai biografi serta perjuangannya.

Haji Abdoel Moeis Hassan

Haji Abdoel Moeis Hassan Pahlawan Nasional dari Kalimantan Timur

Haji Abdoel Moeis Hassan merupakan tokoh pemuda pergerakan bangsa yang berasal dari Samarinda pada tahun 1940-1945. Ia pernah menjadi pemimpin Perjuangan diplomasi politik untuk kemerdekaan RI di wilayah Kalimantan Timur. Sejak remaja, ia sudah mengikuti berbagai aktivitas pergerakan dan belajar masalah politik.

Tidak hanya itu, ia tercatat menjadi pendiri sebuah organisasi kepemudaan seperti Roekoen Pemoeda Indoenesia dan menjabat sebagai ketua. Saat usianya menginjak 18 tahun, Abdoel Moeis juga mendirikan sebuah lembaga pendidikan bersama A.M Sangadji pada tahun 1942. Lembaga pendidikan tersebut diberi nama Balai Pengajaran dan Pendidikan Ra’jat.

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustusan 1945, saat itu Samarinda dan Kalimantan Timur belum tergabung ke dalam Republik Indonesia. Atas dasar inilah ia kemudian bergabung ke dalam gerakan Dr. Soewadji untuk merencanakan proklamasi kemerdekaan di Samarinda.

Abdoel Moeis kemudian bergabung dalam Panitia Persiapan Penyambutan Kemerdekaan RI untuk mewujudkan Proklamasi Negara Indonesia di Samarinda.

Untuk mencapai kemerdekaan, ia berjuang melalui jalur diplomasi dengan membentuk wadah partai politik bernama Ikatan Nasional Indonesia (INI) dan Koalisi Organisasi bernama Front Nasional. Kemudian, pada tahun 1946, ia mendirikan INI Cabang Samarinda. INI berdiri dengan tujuan untuk menentang kependudukan Belanda di Samarinda.

Pada tahun 1947, ia juga menjadi ketua Front Nasional sebagai koalisi organisasi yang mendukung RI dan menentang federasi yang dibentuk oleh Belanda. Kedua organisasi yang didirikan oleh Abdoel Moeis bermarkas di Gedung Nasional Samarinda dan siap mendukung NKRI serta menentang pendudukan Belanda. Tentunya, sikap ini amat bertolak belakang dengan 4 kesultanan yang ada di Kalimantan Timur.

Keempat kesultanan tersebut lebih memilih bergabung ke dalam pemerintah federasi Kalimantan Timur buatan Gubernur Hindia Belanda.

Federasi Kalimantan Timur pernah menawarkan kedudukan sebagai delegasi dalam Bandung Federale Conferentie (BFC). Namun, Abdoel Moeis menolak tawaran tersebut. Ia lebih memilih konsisten dengan sikap politik organisasi perjuangannya yang non kooperatif. Ia tidak mau bekerja sama dengan Belanda ataupun sekutunya.

Hasil konferensi Meja Bundar yang membentuk adanya Republik Indonesia Serikat membuat Kalimantan Timur tergabung ke dalam RIS. Hal ini tentunya tidak memuaskan Front Nasional. Maka dari itu, pada tahun 1949, ia menuntut pemerintah untuk keluar dari RIS dan bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tuntutannya pun dipenuhi dengan bersatunya keresidenan Kalimantan Timur ke wilayah RI. Satu waktu dengan tuntutan integrasi Kalimantan Timur, Abdoel Moeis gencar melakukan propaganda gagasan penghapusan swapraja (kesultanan). Menurutnya, sistem feodalisme tidak sesuai dengan perkembangan zaman yang demokratis.

Ia pernah menyampaikan gagasan ini saat Sultan Aji Muhammad Parikesit menyatakan Kerajaan Kutai Kertanegara masuk ke dalam NKRI. Gagasan yang disampaikan kemudian terwujud dengan disahkannya UU No 27 tahun 1959 yang menghapuskan status Daerah Istimewa bagi beberapa kesultanan, salah satunya Kesultanan Kutai Kertanegara.

Pada awal tahun 1950, INI cabang Kalimantan Timur melebur ke dalam Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Abdoel Moeis Hassan terpilih menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah PNI Cabang Kalimantan Timur. PNI adalah partai politik yang memiliki haluan nasionalis dan salah satu partai besar pada masa orde lama.

Sekitar tahun 1950-1959, karirnya di PNI semakin gemilang dengan menempati posisi pimpinan PNI Kaltim. Tidak hanya itu, bahkan diangkat menjadi anggota Dewan Partai PNI oleh Dewan Pimpinan Pusat PNI.

Pada tahun 1954, Abdoel Moeis melakukan mobilisasi masa PNI serta rakyat untuk melakukan kongres rakyat Kalimantan Timur. Di mana kongres ini bertujuan untuk menyuarakan tuntutan pemberian status provinsi bagi Kalimantan Timur. Sebab, saat itu Kalimantan Timur masih berstatus Kerasidenan.

Perjuangannya ini membuahkan hasil dengan diterbitkannya UU No 25 tahun 1956. Kemudian pada tanggal 9 Januari 1957, Kalimantan Timur resmi menjadi provinsi baru. Pada tahun 1960, ia ditugaskan oleh pemerintah untuk menjabat Kepala Perwakilan Departemen Sosial Provinsi Kalimantan Selatan. Namun, di waktu yang bersamaan, ia juga diutus oleh PNI untuk mewakili Kaltim di gedung parlemen pusat.

Pada masa Demokrasi Terpimpin, ia terpilih menjadi anggota DPR Gotong Royong dengan menduduki jabatan sebagai ketua komisi D. Kiprah di parlemen terus bersinar dengan diangkatnya sebagai Ketua Gabungan Komisi. Namun, kiprahnya menjadi anggota DPR RI Orde Lama hanya berlangsung dua tahun.

Sebab, pada pertengahan tahun 1962, dia ditugaskan sebagai Gubernur Kaltim. Ia dilantik sebagai Gubernur Kaltim pada tanggal 10 Agustus 1962. Pada tahun 1965, meskipun ia mengusulkan penghapusan sistem keraton, namun ia tidak membenarkan tindakan radikal yang akan penghancur keraton.

Ia bahkan memerintahkan kepala kejaksaan setempat untuk mengamankan bangunan peninggalan kesultanan Kutai itu. Tidak hanya itu, ia juga mengirimkan polisi untuk mencegah pembakaran keraton.

Pada tahun 1966, terdapat sekelompok masyarakat yang memintanya mundur dari Gubernur Kalimantan Timur. Mereka menuduh Abdoel Moeis Hassan sebagai pengurus partai Nasional Indonesia yang mendukung adanya Partai Komunis Indonesia.

Di mana saat itu tengah terjadi pembantaian yang sadis atau bisa dikenal dengan G30 SPKI. Tentu saja tuduhan itu tidak terbukti dan Abdoel Moeis Hassan kembali diminta menjadi Gubernur pada tahun 1967.

Sayangnya, ajakan tersebut ditolaknya, karena ia memilih berhenti menjadi Gubernur pada sidang Istimewa DPRD Kalimantan Timur yang diadakan pada tanggal 14 September 1966.

Ia menyerahkan jabatan tersebut kepada Mendagri. Setelah pengunduran dirinya, Mendagri kembali menawarkan tugas kepada Abdoel Moeis Hassan sebagai Pegawai Departemen Dalam Negeri di Ibu Kota Negara.

Abdoel Moeis Hassan merupakan salah satu tokoh yang memberikan banyak kontribusi. Ia kerap menduduki beberapa jabatan penting. Mulai dari menjadi pengurus partai politik hingga Gubernur Kalimantan Timur.

Hal itu tentunya tak lepas dari track record seorang Abdoel Moeis Hassan yang bagus. Bahkan saat masa pemerintahan Soeharto, Abdoel Moeis Hassan diangkat menjadi anggota MPR. Keanggotaannya di MPR menjadi bukti nyata dan seolah menegaskan bahwa dirinya tidak pernah mendukung PKI.

Sultan Aji Muhammad Idris

Sultan Aji Muhammad Idris Pahlawan Nasional dari Kalimantan Timur

Sultan Aji Muhammad Idris merupakan Sultan ke-14 dari Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Ia menjabat di kesultanan sejak tahun 1735 hingga tahun 1778. Sultan Aji Muhammad Idris merupakan cucu menantu dari Sultan Wajo La Madukelleng.

Berdasarkan riwayat perjalanan Kesultanan Kutai Kartanegara, Sultan Aji Muhammad Idris merupakan sultan pertama yang menyandang nama dengan nuansa Islam.

Di Wajo, ia ikut bertempur dengan rakyat Bugis untuk melawan Veerenigde Oostindische Compagnie (VOC), kongsi dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda. Dengan gagahnya, Sultan Aji Muhammad Idris terlibat dalam perlawanan VOC.

Naasnya, karena pertempuran itu, Sultan Aji Muhammad Idris gugur di medan perang. Gugurnya Sultan Aji Muhammad Idris di Medan perang membuat pemerintahan kesultanan di Kutai Kartanegara menjadi kosong. Untuk mengisi roda pemerintahan, akan dkelola sementara oleh Dewan Perwalian.

Sultan Aji Muhammad yang tewas karena pertempuran melawan VOC dan merupakan Sultan dari Kesultanan Kartanegara.

The post 2 Sosok Pahlawan Nasional dari Kalimantan Timur appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tjilik Riwut, Sosok Pahlawan Nasional dari Kalimantan Tengah https://haloedukasi.com/tjilik-riwut-sosok-pahlawan-nasional-dari-kalimantan-tengah Thu, 30 Jun 2022 09:38:36 +0000 https://haloedukasi.com/?p=36116 Gelar Pahlawan nasional tidak diberikan kepada sembarang orang. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar tersebut. Meskipun, orang tersebut telah membantu Indonesia dalam masa penjajahan, bukan berarti dia langsung mendapatkan gelar pahlawan nasional. Untuk mendapatkan gelar tersebut memerlukan waktu yang cukup panjang. Maka dari itu, pada setia daerah nya tidak selalu mempunyai pahlawan […]

The post Tjilik Riwut, Sosok Pahlawan Nasional dari Kalimantan Tengah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Gelar Pahlawan nasional tidak diberikan kepada sembarang orang. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar tersebut. Meskipun, orang tersebut telah membantu Indonesia dalam masa penjajahan, bukan berarti dia langsung mendapatkan gelar pahlawan nasional.

Untuk mendapatkan gelar tersebut memerlukan waktu yang cukup panjang. Maka dari itu, pada setia daerah nya tidak selalu mempunyai pahlawan nasional mengingat betapa sulitnya mendapatkan gelar tersebut.

Setiap provinsi tentunya memiliki wakil-wakil daerah yang bertindak heroik. Mereka yang memperjuangkan kemerdekaan di daerah tersebut. Tidak hanya itu, mereka pun turut aktif di pemerintahan pusat.

Kalimantan Tengah merupakan daerah yang berada di Pulau Kalimantan. Sama seperti daerah Kalimantan lainnya, daerah ini juga turut menyumbangkan pahlawan nasional. Lalu, siapa saja sosok yang mendapatkan gelar pahlawan nasional yang berasal dari Kalimantan Tengah? Selengkapnya berikut ini.

Sosok Tjilik Riwut

Tjilik Riwut merupakan satu-satunya pahlawan nasional yang berasal dari Kalimantan Tengah. Meskipun begitu, bukan berarti Kalimantan Tengah tidak ada tokoh yang memperjuangkan Indonesia saat itu. Hanya saja, dari Kalimantan Selatan cuma satu orang yang mendapatkan gelar Pahlawan Nasional.

Tjilik Riwut lahir pada tanggal 2 Februari 1918 di Kasongan, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Ia kerap disapa dengan orang hutan sebab ia lahir dan dibesarkan di belantara Kalimantan. Tjilik Riwut sangat menjunjung tinggi tanah leluhurnya dan tidak malu untuk mengakui bahwa ia adalah orang Kalimantan yang terkenal dengan hutannya.

Oleh sebab itu, ia merasa senang disapa dengan sebutan orang hutan. Saat masih belia, ia pernah mengelilingi pulau Kalimantan dengan berjalan kaki dan naik perahu rakit sebanyak 3 kali. Setelah tamat dari pendidikan sekolah dasar yang ada di Kalimantan, Tjilik Riwut kemudian melanjutkan pendidikannya di Sekolah Perawat yang ada di Kota Purwakarta dan Bandung.

Setelah selesai menimba ilmu di Pulau Jawa, Tjilik Riwut diterjunkan ke Kalimantan oleh Pangeran Muhammad Noor, Gubernur Borneo saat itu sebagai pelaksana misi Pemerintah Republik Indonesia yang baru saja terbentuk. Namun, dia tidak terjun dalam misi tersebut karena beberapa alasan yang tidak dijelaskan.

Rombongan-rombongan ekspedisi ke Kalimantan dari Jawa kemudian membentuk barisan perjuangan di daerah yang sangat luas. Mereka menghubungi berbagai suku Dayak di berbagai pelosok Kalimantan untuk menyatukan persepsi rakyat yang selama ini hidup di bawah penjajahan sehingga bersama-sama dapat menggalang persatuan dan kesatuan.

Tjilik Riwut berjasa memimpin pasukan MN 1001 yang berhasil melaksanakan operasi penerjunan pasukan payung pertama dalam sejarah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia pada tanggal 17 Oktober 1947, yang seterusnya ditetapkan sebagai Hari Pasukan Khas TNI-AU. Waktu itu, pemerintah RI masih berada di Yogyakarta.

Saat itu, Tjilik Riwut memiliki pangkat Mayor TNI. Namun, pangkat terakhir yang Tjilik Riwut pegang adalah Marsekal Pertama Kehormatan TNI-AU.

Kiprah dan Perjuangan Tjilik Riwut

Tjilik Riwut merupakan salah seorang tokoh yang cukup berjasa bagi masuknya pulau Kalimantan ke dalam Republik Indonesia. Sebagai salah satu putra Dayak, ia telah mewakili dari 185.000 rakyat yang terdiri atas 142 suku Dayak, 145 kepala kampung, 12 kepala adat, 3 panglima, 10 patih, dan 2 tumenggung dari pedalaman Kalimantan. Dengan mewakili masyarakat Dayak, ia melakukan sumpah setia kepada pemerintah RI secara adat pada tanggal 17 Desember 1947 di hadapan Presiden Sukarno di Gedung Agung Yogyakarta.

Sebagai seorang tentara, tentunya pengalaman perang Tjilik Riwut tidak dapat diragukan lagi. Ia pernah terlibat dalam perang yang meliputi sebagian besar pulau Kalimantan dan Jawa. Setelah perang berakhir, kemudian Tjilik Riwut aktif terlibat di jajaran pemerintahan. Pada mas aawal Kemerdekaan RI, ia mulai mendapatkan kepercayaan untuk memulai karirnya di bidang politik.

Kemudian pada tahun 1950, Tjilik Riwut singkat menjadi Bupati di Kotawaringin Timur. Satu tahun berikutnya yakni pada tahun 1951, ia kembali dipercaya menjadi Bupati Kepala Daerah Swantara Tingkat II Kotawaringin Timur pada periode tahun 1951 – 1956. Setelah itu, karir di pemerintahan nya semakin cemerlang, Tjilik Riwut diangkat menjadi Gubernur Pertama Kepala Daerah Tingkat I, di Kalimantan Tengah.

Tidak hanya pernah menduduki kursi gubernur, Tjilik Riwut juga mengubah nama Pahandut menjadi Palangkaraya. Setelah itu, Palangkaraya dijadikan sebagai ibu kota Kalimantan Tengah. Menurut Roeslan Abdoelgani, mantan Wakil Ketua Dewan Nasional mengatakan bahwa Tjilik Riwut pernah mengajukan pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Palangkaraya.

Rupanya, rencana pemindahan ibukota bukan hanya usulan pemerintahan saat ini saja. Terbukti sejak dulu, usulan tersebut telah ada. Saat itu pertimbangannya, posisi Palangkaraya berada di titik tengah Indonesia, sehingga aman dari ancaman negara lain.

Namun, pemindahan ibukota tersebut tentunya tidaklah muda dan segera disetujui. Hal ini dikarenakan, terdapat tantangan pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Palangkaraya yakni belum adanya jalur transportasi yang memadai meskipun gagasan tersebut diterima oleh seluruh anggota Dewan Nasional.

Rencananya Tugu Dewan Nasional yang terletak di Palangkaraya akan menjadi pusat lokasi ibu kota baru. Namun bergantinya kabinet, wacana pemindahan ibu kota tersebut menjadi hilang seiringnya waktu. Rencana tersebut seolah hilang diterpa angin.

Tjilik Riwut pernah menjadi Gubernur Kalimantan Tengah setelah sebelumnya menjadi Wedana Sampit serta Bupati Kotawaringin menjadi koordinator masyarakat suku-suku terasing untuk seluruh pedalaman Kalimantan, dan terakhir sebagai anggota DPR RI.

Tjilik Riwut tidak hanya aktif di bidang politik dan pemerintahan saja melainkan ia juga aktif menulis. Ia mengasah keterampilan menulisnya semasa dia bergabung dengan Sanusi Pane di Harian Pembangunan. Tjilik Riwut telah menulis sejumlah buku mengenai Kalimantan yang berjudul, Makanan Dayak (1948), Sejarah Kalimantan (1952), Maneser Panatau Tatu Hiang (1965,stensilan, dalam bahasa Dayak Ngaju), dan Kalimantan Membangun (1979).

Pada hari Senin tanggal 17 Agustus 1987, yang bertepatan dengan Hari Kemerdekaan RI, Tjilik Riwut meninggal di usia 69 tahun setelah dirawat di Rumah Sakit Suaka Insan karena menderita penyakit liver/hepatitis.

Ia dimakamkan di makam Pahlawan Sanaman Lampang, Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Namanya kini diabadikan untuk salah satu bandar udara yaitu Bandar Udara Tjilik Riwut dan jalan utama di Palangka Raya.

Tjilik Riwut meninggal dunia dengan membawa gelar “Anak Nyaru Hapatar Batu Antang Liang Habalau Kilat Mangkalewu Bukit Baru. Selain itu, atas semua jasa yang telah diberikannya kepada Indonesia, Tjilik Riwut dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Gelar tersebut diberikan pada tanggall 6 November 1988.

Itulah informasi mengenai pahlawan Nasional Asal Kalimantan Tengah. Memang Kalimantan Tengah tidak memiliki banyak pahlawan nasional. Daerah ini hanya mempunyai satu pahlawan nasional yakni Tjilik Riwut.

Tjilik Riwut satu-satunya pahlawan dari tanah Kalimantan Tengah yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Kiprah di berbagai bidang tidak diragukan lagi. Ia aktif dalam bidang politik dan pemerintahan. Ia pernah menduduki jabatan Bupati, Gubernur hingga anggota DPR.

Pria yang tidak pernah malu disapa orang hutan ini pun pernah mengajukan usulan pemindahan ibukota. Usulan tersebut diberikan semata-mata untuk keselamatan Indonesia dari ancaman musuh. Saa itu, Palangkaraya berada di tengah-tengah Indonesia.

Namun, sayangnya setelah pergantian kabinet usulan tersebut hilang diterpa angin. Kini, pada pemerintahan sekarang usulan pemindahan ibukota di Kalimantan kembali mencuat. Usulan tersebut rupanya bukan usulan baru sebab dahulu Tjilik Riwut pernah mengajukannya. Tentunya, dengan berbagai pertimbangan.

The post Tjilik Riwut, Sosok Pahlawan Nasional dari Kalimantan Tengah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
12 Suku di Pulau Kalimantan Beserta Kebudayaannya Masing-masing https://haloedukasi.com/suku-di-pulau-kalimantan Wed, 09 Mar 2022 06:32:12 +0000 https://haloedukasi.com/?p=32092 Indonesia merupakan bangsa yang terdiri atas penduduk dengan berbagai suku. Bahkan setiap pulaunya mempunyai suku yang berbeda. Salah satu pulau dengan suku yang beragam adalah pulau Kalimantan. Pulau Kalimantan sendiri terbagi menjadi 5 provinsi, yakni Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara. Pada setiap wilayahnya, terdapat masyarakat dengan suku-suku yang berbeda. […]

The post 12 Suku di Pulau Kalimantan Beserta Kebudayaannya Masing-masing appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Indonesia merupakan bangsa yang terdiri atas penduduk dengan berbagai suku. Bahkan setiap pulaunya mempunyai suku yang berbeda. Salah satu pulau dengan suku yang beragam adalah pulau Kalimantan. Pulau Kalimantan sendiri terbagi menjadi 5 provinsi, yakni Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.

Pada setiap wilayahnya, terdapat masyarakat dengan suku-suku yang berbeda. Akan tetapi, pada dasarnya suku pribumi di Kalimantan dibagi ke dalam dua kelompok suku berdasarkan lingkungan hukum adatnya, yaitu kelompok hukum adat Melayu dan Kelompok hukum adat Dayak. Berikut adalah 12 suku yang ada di Kalimantan.

1. Suku Banjar

Suku Banjar

Suku Banjar merupakan suku yang termasuk dalam kelompok hukum adat Melayu. Jumlah populasi masyarakat dari Suku Banjar relatif tinggi karena tidak hanya terdapat di daerah Kalimantan Selatan. Masyarakat Suku Banjar memiliki bahasa komunikasi sendiri, yaitu Bahasa Banjar yang sudah berkebang ketika masa Kerajaan Hindu-Buddha.

2. Suku Maanyan

Suku Maanyan

Di antara beberapa sub Suku Dayak, Suku Maanyan termasuk suku tertua di Nusantara. Masyarakat Suku Maanyan tinggal di Kalimantan Tengah dan Selatan. Mereka dulunya berasal dari daerah Barito Timur dan terbagi menjadi 7 subetnis berdasarkan pengaruhnya. Suku Maanyan mempunyai tradisi, seperti ritus pertanian, upacara kematian, dan pengobatan penyakit dengan dukun.

3. Suku Ngaju

Suku Ngaju

Suku asli di Kalimantan Tengah ini termasuk dalam rumpun Suku Dayak dengan populasi yang persebarannya cukup luas. Masyarakat suku Ngaju umumnya tinggal di daerah sekitar aliran sungai Kapuas, Kahayan, Rungan Manuhing, Barito, dan Katingan. Suku ini terbagi lagi menjadi beberapa rumpun berdasarkan daerah tinggal dan bahasa yang digunakan.

4. Suku Ot Danum

Suku Ot Danum

Salah satu suku yang menjadi bagian dari kelompok adat Dayak adalah Suku Ot Danum. Populasi suku ini tersebar di seluruh daerah pulau Kalimantan, tetapi kebanyakan berada di Kalimantan Barat. Terdapat beberapa suku yang masuk ke dalam rumpun Ot Danum, antara lain Suku Paser, Suku Tunjung, Suku Benuaq, Suku Bentian, dan Suku Berau.

5. Suku Iban

Suku Iban

Suku Iban merupakan salah satu suku yang terdapat pada rumpun suku Dayak. Berdasarkan penelitian ahli, manusia yang datang pertama ke pulau Kalimantan adalah orang Dayak Iban. Masyarakat dari suku ini berada di daerah Kalimantan Barat hingga Sarawak dan Brunei. Mereka memiliki budaya khas berupa tato di di tubuh yang menunjukkan pencapaian hidup.

6. Suku Apo Kayan

Suku Apo Kayan

Suku Apo Kayan adalah suku lain di Kalimantan yang menjadi bagian dari rumpun Suku Dayak. Persebaran populasi suku ini terdapat di daerah Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Sarawak. Diketahui, masyarakat Suku Apo Kayan berasal dari orang Kayan yang tinggal di sepanjang sungai Kayan.

7. Suku Lawangan

Suku Lawangan

Suku Lawangan merupakan bagian dari Suku Dayak, tepatnya rumpun Ot Danum. Masyarakat suku ini mendiami daerah Kalimantan Tengah, Kutai Barat, serta Kalimantan Timur. Mereka tinggal di daerah perbukitan antara sungai Barito hingga sungai Kapuas. Masyarakat asli suku Lawangan meyakini proses reinkarnasi sehingga pemujaan dilakukan kepada roh dan dewa-dewa.

8. Suku Kutai

Suku Kutai

Suku Kutai juga termasuk dalam kelompok hukum adat Melayu. Masyarakat suku ini adalah masyarakat asli yang berada di Kalimantan Timur. Suku Kutai memiliki adat istiadat yang mirip dengan Suku Dayak rumpun Ot Danum, seperti upacara adat Erau dan upacara penyembuhan penyakit Belian.

9. Suku Murut

Suku Murut

Suku ini menjadi bagian dari kelompok hukum adat Dayak. Masyarakatnya tersebar di wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan daerah lain di luar Kalimantan. Beberapa suku yang menjadi bagian dari rumpun Murut, meliputi Suku Tidung, Suku Bulungan, Suku Tagol, Suku Berusu, dan lain-lain.

10. Suku Tidung

Suku Tidung

Suku yang sampai saat ini masih ada dan terus berkembang dari Kalimantan Utara adalah Suku Tidung. Suku ini dahulu mempunyai kerajaan bernama Kerajaan Tidung yang akhirnya runtuh karena diadu domba oleh Belanda. Masyarakat Suku Tidung juga terdapat di Malaysia sehingga disebut juga sebagai Negeri Sabah.

11. Suku Bulungan

Suku Bulungan

Suku lain yang berasal dari Kalimantan Utara adalah Suku Bulungan atau Melayu Bulungan. Suku ini diketahui memiliki hubungan dengan Kesultanan Bulungan yang dulunya menjadi pusat pemerintahan. Terdapat beberapa upacara adat dari Suku Bulungan, seperti Birau, Bedibai, dan Lampi’ Sapot.

12. Suku Punan

Suku Punan

Suku Punan adalah salah satu bagian dari kelompok adat Dayak. Masyarakatnya terdapat di hampir seluruh wilayah pulau Kalimantan. Hal tersebut dikarenakan mereka memiliki pola hidup nomaden. Rumpun Punan memiliki beberapa suku yang termasuk di dalamnya, yakni Suku Bukat, Suku Busang, Suku Ohong, Suku Penihing, Suku Modang, dan lain-lain.

Demikianlah 12 suku yang ada di Kalimantan. Suku-suku yang tersebar di Kalimantan secara umum dikelompokkan menjadi dua, yaitu suku dengan hukum adat Melayu dan suku dengan hukum adat Dayak. Suku-suku yang termasuk dalam rumpun Melayu, yakni Suku Banjar dan Suku Kutai.

Sedangkan suku-suku dengan rumpun Dayak di antaranya, yaitu Suku Manyan, Suku Ngaju, Suku Ot Danum, Suku Iban, Suku Apo Kayan, Suku Lawangan, Suku Murut, Suku Tidung, Suku Bulungan, dan Suku Punan. Meskipun demikian, masih terdapat lebih banyak lagi suku di pulau Kalimantan.

The post 12 Suku di Pulau Kalimantan Beserta Kebudayaannya Masing-masing appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Kain Tradisional Kalimantan Beserta Gambarnya https://haloedukasi.com/kain-tradisional-kalimantan Mon, 31 May 2021 02:28:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=24980 Mungkin kamu sudah mengetahui bahwa kain tradisional Indonesia adala kain batik. Namun ternyata masih banyak lho jenis kain tradisional yang dimiliki oleh negeri kita. Salah satu daerah yang memiliki kain tradisionalnya sendiri adalah Kalimantan. Berikut ini adalah pembahasan tentang kain-kain tradisional yang berasal dari Kalimantan.  1. Kain Songket Sambas  Kain tradisional yang pertama adalah kain […]

The post 7 Kain Tradisional Kalimantan Beserta Gambarnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Mungkin kamu sudah mengetahui bahwa kain tradisional Indonesia adala kain batik. Namun ternyata masih banyak lho jenis kain tradisional yang dimiliki oleh negeri kita. Salah satu daerah yang memiliki kain tradisionalnya sendiri adalah Kalimantan. Berikut ini adalah pembahasan tentang kain-kain tradisional yang berasal dari Kalimantan. 

1. Kain Songket Sambas 

Kain Songket Sambas

Kain tradisional yang pertama adalah kain songket sambas yang berasal dari Kalimantan Barat. Kain ini merupakan warisan budaya yang sudah ada sejak 1668 atau pada saat Borneo berada di bawah kekuasaan Raden Bima. Kain yang umumnya digunakan dalam upacara adat dan sakral ini memiliki ciri khas yaitu menggunakan benang emas. Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan kain songket sambas adalah benang longsen dan benang pakan dengan beragam warna yang cantik.

Biasanya kain songket sambas ini ditenun oleh remaja dewasa yang belum menikah. Terdapat beberapa tahap dalam proses pembuatan kain ini antara lain tahap mennarau dan tahap mengani. Kain songket tidak hanya indah dan cantik melainkan mengandung nilai-nilai sejarah, falsafah hidup. dan menggambarkan tentang kehidupan masyarakatnya. Nilai-nilai tersebut tertuang dalam corak kain songket yang beragam. Corak atau motif kain songket antara lain pucuk rebung, tabur melati, tabur bintang, bunga tanjung, bunga malek, serong pita berbunga, serong parang manang. 

2. Kain Sasirangan 

 Kain Sasirangan

Kain sasirangan merupakan kain khas suku Banjar yang ada di Kalimantan Selatan. Kain ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke 7. Produksi pembuatan kain yang dahulu kala bernama kain langgundi ini berpusat di Jalan Seberang Masjid, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Konon kabarnya kain ini memiliki kekuatan supranatural yaitu mampu menyembuhkan segala macam penyakit dan hal buruk lainnya. Proses pembuatannya pun harus melewati ritual terlebih dahulu. 

Berdasarkan cerita yang dipercayai oleh masyarakat suku banjar kain ini dibuat oleh seorang Patih yang berasal dari kerajaan Dipa. Beliau adalah patih Patih Lambung Mangkurat yang kala itu sedang bertapa selama 40 hari 40 malam di atas sungai dengan menggunakan perahu rakit. Arus sungai membawanya ke suatu tempat yang bernama kota Bagantung. Di sana ia mendengar sebuah tangisan dari segumpal buih. Tangisan tersebut diduga merupakan tangisan dari seorang Putri Junjung Buih. 

Putri Junjung buih kemudian meminta sebuah istana megah sebanyak 40 buah dan 40 buah kain panjang. Patih pun memenuhi permintaan tersebut. Pada suatu hari sang putri datang ke dunia dengan mengenakan kain kuning yang disebut dengan kain langgundi. Setelah itu sang Putri menjadi penguasa di kerajaan Dipa. 

3. Kain Ulap Doyo

Kain Ulap Doyo

Kain ulap doyo merupakan warisan budaya yang dimiliki oleh masyarakat suku dayak Benuaq yang mendiami wilayah Kutai Barat, Kalimantan Barat. Kain yang sudah ada sejak masa kerajaan Kutai yaitu sekitar abad ke 17 sudah diwariskan turun temurun hingga menjadi identitas bagi masyarakat dayak. Ulap doyo terbuat dari serat tanaman yang bernama daun doyo. Penggunaan daun doyo dikarenakan seratnya yang kuat sehingga cocok untuk dijadikan benang. Tanaman doyo mudah dijumpai di sekitar pinggiran ladang maupun hutan. 

Daun tersebut kemudian disayat sesuai arah seratnya kemudian dijemur hingga kering dan dipintal menjadi benang kasar. Setelah menjadi benang kasar kemudian ditenun menjadi kain. Selanjutnya diberi pewarna dengan memanfaatkan bahan-bahan alam seperti buah glinggam, kayu oter, kayu uwar. Motif yang dimiliki oleh ulap doyo pun berbagai macam mulai dari motif naga, harimau, perahu, dan motif tangga tukar toray. 

4. Kain Tenun Dayak Iban

Kain Tenun Dayak Iban

Suku dayak memang kaya akan kebudayaan termasuk pada sub suku dayak yaitu suku iban. Suku yang berada di wilayah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia ini memiliki kain khasnya sendiri yang disebut dengan kain tenun dayak ikat iban. Kain yang sudah turun temurun menjadi warisan budaya ini memiliki nilai filosofi yang sangat tinggi sehingga sering digunakan dalam acara-acara sakral. Tak hanya pemakaiannya saja yang tidak bisa sembarangan melainkan juga dalam pembuatannya. 

Menurut masyarakat dayak iban jika ada anggota keluarga yang meninggal maka dilarang untuk menenun kain ikat. Kabarnya jika hal ini dilanggar maka si penenun akan mendapat musibah atau kutukan. Dalam membuat motif pun berbeda dari kain lainnya dimana motifnya akan ditentukan melalui mimpi yang didapat sang penenun. Kain tenun ikat ini biasanya memiliki motif berupa naga, tumbuhan, manusia hingga perpaduan dari ketiganya. 

5. Kain Tenun Samarinda

Kain Tenun Samarinda

Sarung merupakan kain yang umum digunakan di Indonesia terutama para laki-laki. Samarinda ternyata memiliki kain sarung tradisionalnya sendiri yang dikenal sebagai sarung tenun Samarinda atau Tajong  Samarinda dalam bahasa lokal. Dalam proses pembuatannya memakan waktu cukup lama sebab kain ini ditenun dengan menggunakan alat tenun bukan mesin. Tak heran jika satu lembar kain sarung membutuhkan waktu hingga 2 minggu. 

Asal usul dari kain sarung ini dimulai sejak tahun 1668 yang dibawa oleh seseorang dari Bugis. Ia adalah Sultan La Madukelleng bersama dengan rombongannya dan meminta sebidang tanah kepada penguasa Kutai saat itu. Permintaan pun dipenuhi oleh Raja dengan syarat harus tetap patuh pada pemerintah Kutai. Tanah ini lah yang sekarang disebut dengan Samarinda. 

Sultan Madukelleng dan rombongan pun memanfaatkan wilayah mereka agar berkembang. Mereka pun menerapkan budaya menenun Bugis ke Samarinda hingga terciptalah kain sarung tenun Samarinda. Kain ini memiliki banyak sekali motif namun yang paling umum adalah motif geometris. 

6. Kain Tenun Corak Insang

Kain Tenun Corak Insang

Kain tenun ini merupakan kain yang biasa digunakan oleh orang-orang Melayu khususnya di kota Pontianak, Kalimantan Barat. Pada tahun 1777 yaitu pada masa Kesultanan Kadriyah kain ini digunakan oleh para bagsawan dan hanya dipakai di wilayah istana saja. Kain tenun corak insang digunakan pada saat acara pertemuan antar kerajaan atau sebagai oleh khas kerajaan. 

Diberi nama corak insang sebab motif kain ini terinspirasi dari anggota tubuh seekor ikan yaitu bagian insang. Insang dianggap memiliki filosofi yaitu alat kehidupan dan hasil akal budi yang akan digunakan dalam hidup. Motif ini juga menggambarkan kehidupan masyarakat Pontianak yang bermukim di sepanjang sungai Kapuas.  

7. Kain Benang Bintik 

Kain Benang Bintik

Batik sudah menjadi ciri khas bangsa Indonesia yang dikenal hingga ke seluruh penjuru dunia. Batik Indonesia memiliki ciri khasnya masing-masih tergantung daerah asalnya. Dari provinsi Kalimantan Tengah mempunyai batik khasnya sendiri yang terkenal yaitu batik benang bintik. Ciri khas dari batik ini yaitu motifnya yang banyak terinspirasi dari kepercayaan asli suku Dayak yaitu Kaharingan. 

Motif batik benang bintik yang paling terkenal adalah motif batang garing yang merepresentasikan antara hubungan manusia dengan sang pencipta. Tak hanya batang garing, motif batik benang bintik lainnya adalah corak guci, tameng, tombak, kawit tuyan, dan balain nihing.  

The post 7 Kain Tradisional Kalimantan Beserta Gambarnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
12 Alat Musik Tradisional Khas Kalimantan Timur dan Penjelasannya https://haloedukasi.com/12-alat-musik-tradisional-khas-kalimantan-timur Mon, 14 Dec 2020 08:44:05 +0000 https://haloedukasi.com/?p=16910 Alat musik merupakan salah satu kesenian yang termasuk dalam seni musik. Hampir di setiap wilayah, daerah bahkan negara memiliki alat musik yang khas berdasarkan tempat mereka berada. Begitu juga dengan wilayah Kalimantan Timur yang terletak di bagian paling timur Pulau Kalimantan. Provinsi Kalimantan Timur juga memiliki beberapa alat musik tradisional yang khas. Selain khas bentuknya […]

The post 12 Alat Musik Tradisional Khas Kalimantan Timur dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Alat musik merupakan salah satu kesenian yang termasuk dalam seni musik. Hampir di setiap wilayah, daerah bahkan negara memiliki alat musik yang khas berdasarkan tempat mereka berada. Begitu juga dengan wilayah Kalimantan Timur yang terletak di bagian paling timur Pulau Kalimantan.

Provinsi Kalimantan Timur juga memiliki beberapa alat musik tradisional yang khas. Selain khas bentuknya juga berbeda satu dengan lainnya, dan pastinya unik.

Pada materi kali ini, kita akan membahas mengenai alat musik tradisional yang terdapat pada Provinsi Kalimantan Timur yang keberadaanya mulai terkikis oleh perkembangan jaman.

1. Sluding

Sluding hampir mirip dengan alat musik gambang. Sluding memiliki 8 bilah kayu yang kemudian diletakkan diatas rak kayu. Pada bagian kanan dan kirinya ada hiasan yang berupa kepala burung Enggang. Burung Enggang merupakan hewan yang sangat sakral di Kalimantan Timur.

Sluding atau yang biasa disebut Klentengan memiliki 6 gong kecil. Cara memainkan sluding dengan cara dipukul pada bagian yang menonjol. Sluding terbuat dari bahan kayu namun yang bergelombang.

Kayu yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan sluding harus kuat, ringan dan juga mudah untuk dibentuk. Pada saat ini, kayu tersebut sudah sangat langka. Maka dari itu alat musik Sluding dibuat dari logam kuningan.

2. Sampek

Sampek terbuat dari kayu. Cara memainkannya yaitu dengan cara dipetik pada sinarnya. Sampek memiliki 3 senar. Pada bagian alat musik Sampek ini pun terkadang ada hiasan kepala burung Enggangnya.

Biasanya sampek dimainkan pada waktu waktu tertentu, misalnya pada aat upacara adat sebagai pengiring sebuah tarian yang bernama Tari Hudoq.

Selain upacara adat, sampek juga dimainkan ketika musim tanam dimulai, bersih desa dan juga merayakan musim panen. Pada saat sampek digunakan sebagai pengiring tari tradisional sampek dimainkan bersama dengan beberapa gong.

3. Gemer

Gemer ini menyerupai alat musik gendang. Gemer terbuat dari batang kayu, bagian sisinya dberi lubang dan ditutup menggunakan kulit binatang sebagai tempat untuk memukul.

Cara memainkan gemer pun sama dengan cara memainkan gendang, yaitu dengan dipukul menggunakan tangan kosong, tidak menggunakan alat bantu.

Alat musik gemer ini ternyata memiliki 4 jenis berdasarkan ukuran yang berbeda-beda, diantaranya prahi, gimar, tuuking tuat dan juga pampong.

4. Ketipung

Alat musik ini sebenarnya berasal dari Timur Tengah, lalu tersebar hingga ke Kalimantan Timur. Ketipung merupakan bagian dari gendang, hanya saja ketipung memiliki bentuk yang lebih kecil.

Bahan pembuatan dari ketipung ini berasal dari kayu, rotan dan kulit hewan. Biasanya ketipung sering dimainkan bersama dengan alat musik lainnya seperti gambus, rebana, biola dan yang lainnya.

5. Lutong

Lutong terbuat dari kayu adau. Tidak hanya terbuat dari kayu saja, ada beberapa yang terbuat dari bambu. Alat musik lutong termasuk ke dalam jenis instrumen idiokordofon dan masih sejenis dengan sitar.

Lutong memiliki 4 hingga 6 dawai. Biasanya alat musik lutong dimainkan oleh par wanita suku Dayak Kenyah. Cara memainkan alat musik lutong yaitu dengan cara dipetik sama seperti siter.

6. Jatung Utang

Menurut masyarakat suku Dayak Kenyah, alat musk jatung utang memiliki nama lain, yaitu geng galeng, jatung utang. Semua itu tergantung dari suku Dayak Kenyah sendiri yang menggunakan dialeknya.

Jatung utang terbuat dari batangan kayu yang dirangkai kemudian diikat mengguankan rotan. Batang kayu ini biasanya memiliki panjang sekitar 20-50 cm dan lebarnya 5-10 cm.Setiap lempengan kayu pada jatung utang memiliki nada tersendiri.

Cara memainkan jatung utang yaitu dengan berdiri dan posisinya horizontal. Sedangkan, geng galing dimainkan dengan keadaan penari duduk dan posisinya vertikal.

Jatung utang dimainkan pada musim tanam datang hingga masa panen tiba. Berfungsi sebagai ritual pengusir hewan hewan yang biasanya merusak tanaman panen.

7. Uding

Uding juga merupakan alat musik tradisional Kalimantan yang memiliki ukuran diameter 2-3 cm, dan panjangnya 20 cm. Pada bagian ujung uding ini terdapat rongga yang isinya yaitu biji kayu.

Cara memainkan alat musik uding yaitu dengan cara dipukul. Cara memainkannya juga sedikit unik, yaitu pemain memegang uding dengan dua jari lalu mulutnya terbuka seakan-akan mengatakan “a”.

Posisi dari uding pun harus melintang di mulut sambil memetik ujungnya dengan jari tangan lainnya hingga bergetar dan kemudian mengeluarkan suara.

8. Angkong

Angkong merupakan alat musik tradisional yang tidak pernah ditabuh dan juga tidak pernah digunakan sebagai alat komunikasi. Angkong disini hanya merupakan lambang komunikasi saja, yang memiliki arti tidak harus dibunyikan.

Angkong ini memiliki fungsi yaitu sebagai wadah darah kurban yang digunakan khususnya untuk laki-laki yang pulang setelah pergi mengayau. Untuk kesehariannya, angkong sering dijadikan sebagai tempat duduk untuk orang tua lelaki yangn berasal dari bangsawan.

9. Lulung

Alat musik lulung ini juga termasuk ke dalam instrumen idiokordofon. Lulung terbuat dari bambu yang kemudian dilengkapi dengan 6 buah dawai. Alat musik lulung biasanya hanya dimainkan oleh para wanita suku Dayak Kenyah saja. Cara memainkan lulung pun yaitu dengan cara dipetik.

10. Jatung Adau

Jatung Adau terbuat dari bahan dasar kayu adau. Jatung adau masih sejenis dengan gendang yang memiliki diameter sekitar 45 cm dan bagian ekornya sekitar 25 cm. Panjang keseluruhan dari jatung adau sekitar 250 cm.

Pada membrannya dibuat dari kulit sapi atau kijang yang kemudian diikat menggunakan rotan dan juga ring pengikat, atau yang sering disebut serapah. Jatung adau dimainkan sebagai pengiring tari dan juga sebagai alat komunikasi bagi masyarakat suku Dayak Kenyah.

11. Suliikng

Suliikng juga merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Kalimantan Timur. Suliikng terbuat dari batang bambu yang diberi lubang di beberapa bagiannya. Lubang tersebut yang nantinya akan menghasilkan nada suara yang berbeda-beda pada saat suliikng dimainkan.

Cara memainkan suliikng yaitu dengan cara ditiup dan jari jemari sambil menutup satu atau bebeapa lubang, sama dengan alat musik suling. Biasanya suliikng digunakan sebagai alat pendukung pada pengiringan upacara dan juga tarian daerah.

12. Gambus

Gambus sendiri sebenarnya alat musik yang berasal dari Timur Tengah. Alat musik ini masuk ke nusantara dan menyebar ke berbagai daerah seperti Kalimantan Timur. Cara memainkan gambus yaitu dengan di petik pada senarnya.

The post 12 Alat Musik Tradisional Khas Kalimantan Timur dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>