Menurut Alwi, Hasan dkk. (1998: 358-359), pada kalimat ekuatif nominal, frasa nominal yang pertama adalah subjek, sedangkan yang kedua adalah predikat. Akan tetapi, jika frasa nominal pertama dibubuhi partikel –lah, frasa nominal pertama tersebut menjadi predikat, sedangkan frasa nominal kedua menjadi subjek. Perhatikan contoh berikut ini.

• Dia ayah saya.
• Dialah ayah saya.

Seperti halnya pada kalimat statif, kalimat ekuatif hanya memiliki dua unsur wajib yakni subjek dan predikat saja. Berbeda dengan kalimat statif yang diingkarkan dengan kata tidak, pengingkaran kalimat ekuatif dilakukan dengan membubuhkan kata bukan.

Kalimat ekuatif juga seringkali memanfaatkan kata adalah untuk memisahkan subjek dan predikatnya, jika kedua unsur tersebut panjang-panjang.

Agar lebih memahami mengenai kalimat ekuatif, simak contoh berikut ini.

1. Wanita itu kakak saya.
2. Orang itu paman saya.
3. Dia seorang mahasiswa.
4. Ibunya seorang guru.
5. Beliau dosen saya.
6. Orang itu bukan ayah saya.
7. Anak kecil itulah adik saya.
8. Pak Budi bukan guru saya.
9. Buku itu cetakan Jakarta.
10. Beliau guru saya.
11. Orang itu pencurinya.
12. Orang itu penjualnya.
13. Anak itu murid saya.
14. Kasus pencurian di sini adalah kasus yang biasa terjadi.
15. Ini adalah masalah mereka sendiri.
16. Mereka seorang pelajar.
17. Ayahnya seorang petani.
18. Ayahnya pedagang.
19. Mereka keluarganya.
20. Ayahnya kepala desa.

The post 20 Contoh Kalimat Ekuatif yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.