karya tulis ilmiah - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/karya-tulis-ilmiah Thu, 19 Aug 2021 02:46:55 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico karya tulis ilmiah - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/karya-tulis-ilmiah 32 32 Kenali Perbedaan Karya Tulis Ilmiah dan Non Ilmiah yang Harus Kamu Pahami! https://haloedukasi.com/perbedaan-karya-tulis-ilmiah-dan-non-ilmiah Sat, 07 Aug 2021 04:34:43 +0000 https://haloedukasi.com/?p=26040 Karya tulis sudah tidak asing lagi bagi kalangan publik. Karya tulis paling diketahui oleh kalangan publik yaitu karya tulis ilmiah. Selain itu, terdapat pula macam karya tulis non ilmiah. Karya tulis sudah sering mampir di telinga. Ketika di bangku sekolah, perguruan tinggi, hingga bekerja sekalipun karya tulis ada kalanya mampir menghiasi. Salah satu macam karya […]

The post Kenali Perbedaan Karya Tulis Ilmiah dan Non Ilmiah yang Harus Kamu Pahami! appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Karya tulis sudah tidak asing lagi bagi kalangan publik. Karya tulis paling diketahui oleh kalangan publik yaitu karya tulis ilmiah. Selain itu, terdapat pula macam karya tulis non ilmiah. Karya tulis sudah sering mampir di telinga. Ketika di bangku sekolah, perguruan tinggi, hingga bekerja sekalipun karya tulis ada kalanya mampir menghiasi. Salah satu macam karya tulis yaitu karya tulis ilmiah.

Karya tulis satu ini mengandung kata ilmiah. Ilmiah sendirinya memiliki hubungan dengan ilmu. Ilmiah juga dapat mengarah pada penelitian hal atau objek serta dapat dibuktikan dengan adanya landasan dan ketentuan ilmu pengetahuan. Karya tulis ilmiah adalah karya tulis dengan menggunakan landasan ilmu pengetahuan. Sebelum terbit menjadi sebuah tulisan, penulis karya tulis ilmiah melakukan suatu penelitian atas objek yang menjadi bahan atau sumber data untuk karya tulis tersebut. Jadi dapat disimpulkan sebuah karya tulis ilmiah melontarkan tulisan-tulisan dari hasil penelitian suatu objek.

Saudara dari karya tulis ilmiah yaitu karya tulis non ilmiah. Karya tulis satu ini dapat dikatakan sebagai lawan kata dari karya tulis ilmiah. Jika karya tulis ilmiah berlandaskan ilmu pengetahuan, karya tulis non ilmiah berlandaskan atas cerita atau opini sang penulis. Karya tulis non ilmiah tidak mengandung unsur-unsur atau metode ilmu pengetahuan. Dalam karya tulis ini, penulis akan bebas menyalurkan ide-ide ataupun kejadian yang pernah dialaminya.

Jadi, karya tulis non ilmiah dapat dimaknai sebagai ide-ide ataupun pandangan penulis dan dituangkan ke dalam bentuk tulisan atau karya tulis. Kedua macam karya tulis ini sama-sama menghasilkan sebuah tulisan. Kedua karya tulis ini pula memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut memberikan gambaran masing-masing karya tulis.

1. Perbedaan Segi Sifat

Karya tulis ilmiah memegang sifat objektif. Artinya, setiap karya tulis ilmiah mengandung hasil penelitian suatu objek. Penelitian objek masuk ke arah penelitian serta digali bukti-bukti pendukung penelitian tersebut. Sedangkan, karya tulis non ilmiah memegang teguh sifat subjektif. Pada karya tulis non ilmiah, penulis menuangkan pandangannya ke sebuah tulisan. Artinya, karya tulis non ilmiah menghasilkan tulisan sesuai pandangan, ide, atau kejadian yang dialami penulis.

2. Perbedaan Tata Cara Penulisan

Karya tulis ilmiah menggunakan bahasa baku serta isinya yang jelas dan padat. Berbeda dengan karya tulis ilmiah, tata cara karya tulis non ilmiah mengandung kata-kata kiasan. Jadi, penulis bebas mengekspresikan gaya bahasanya di dalam karya tulis jenis non ilmiah.

3. Perbedaan Hasil Tulisan

Karya tulis jenis ilmiah memberikan hasil tulisan analisis mendalam dan detail mengenai objek atau sumber data. Penulis mencurahkan hal-hal berkaitan dengan penelitian, baik analisis data serta fakta-fakta pendukung penelitian. Karya tulis jenis non ilmiah lebih mengarah pada hasil kreatif, karena masing-masing penulis memiliki gaya bahasa dan gaya tulisan berbeda satu sama lain.

Selain itu, hasil tulisan karya tulis non ilmiah dapat menghibur para pembaca. Hasil tulisan tersebut dapat memberikan imajinasi tersendiri bagi pembaca karena mengandung opini atau kejadian yang pernah dialami penulis.

The post Kenali Perbedaan Karya Tulis Ilmiah dan Non Ilmiah yang Harus Kamu Pahami! appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Latar Belakang Penelitian: Pengertian, Isi dan Contohnya https://haloedukasi.com/latar-belakang-penelitian Sat, 12 Dec 2020 19:13:19 +0000 https://haloedukasi.com/?p=16733 Dalam menulis sebuah karya tulis ilmiah, peneliti pastilah memerlukan dasar terlebih dahulu. Dasar dasar yang menjadi pegangan dilakukannya sebuah penelitian. Hal tersebut yang nantinya menggiring pola pikir pembaca kepada permasalahan yang dibahas. Bagian itu seringkali disebut dengan latar belakang. Latar belakang merupakan dasar atau titik tolak yang ditujukan untuk menggiring pembaca kepada pemahaman topik yang […]

The post Latar Belakang Penelitian: Pengertian, Isi dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam menulis sebuah karya tulis ilmiah, peneliti pastilah memerlukan dasar terlebih dahulu. Dasar dasar yang menjadi pegangan dilakukannya sebuah penelitian.

Hal tersebut yang nantinya menggiring pola pikir pembaca kepada permasalahan yang dibahas. Bagian itu seringkali disebut dengan latar belakang.

Latar belakang merupakan dasar atau titik tolak yang ditujukan untuk menggiring pembaca kepada pemahaman topik yang diinginkan oleh penulis.

Penulisan latar belakang akan dipercaya kevalidannya apabila disusun secara sistematis dan disertai oleh beberapa opini atau fakta yang mendukungnya.

Untuk mempermudah pembaca dalam memahami permasalahan yang disampaikan, latar belakang biasannya disusun dengan kurang lebih 500 kata. Yang mana pada uraian sesingkat itu, harus dapat menguraikan mengenai skema dari penelitian yang dilakukan.

Pengertian Latar Belakang Penelitian

Latar belakang merupakan dasar atau titik tolak yang ditulis dengan tujuan untuk menggiring pola pikir pembaca kepada topik permasalahan yang akan dibahas.

Secara umum, latar belakang ialah uraian yang ditulis dalam bentuk paragraf. Yang mana dalam uraian tersebut berisikan mengenai alasan penulis untuk mengangkat topik suatu permasalahan yang terjadi dalam bentuk sebuah karya ilmiah.

Isi dari Latar Belakang Penelitian

Adapun isi atau poin yang harus ada dalam sebuah latar belakang penelitian, sebagai berikut,

  • Terdapat suatu alasan yang rasional dan esensial. Yang mana alasan tersebut harus didukung dengan adanya data, fakta, maupun referensi yang ada. Kemudian alasan rasional itulah yang akan digunakan sebagai pedoman atau acuan bagi peneliti.
  • Gejala gejala atau permasalahan yang timbul nantinya dalam penelitian, akan terus diteliti lebih lanjutnya.
  • Terdapat permasalahan yang kompleks dan pelik mengenai topik permasalahan yang diangkat. Yang mana apabila tidak ditangani sesegera mungkin akan menghambat penelitian. Sehingga harus dicari solusi secepatnya.
  • Untuk mencapai tujuan penelitian, dilakukan pendekatan secara teoritis. Yang mana hal tersebut bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang ada.

Langkah-Langkah Penulisan Latar Belakang

Untuk dapat menulis sebuah latar belakang yang tepat, haruslah bersesuaian dengan kaidah dan sistematis yang ada. Berikut merupakan langkah langkah yang digunakan untuk menulis sebuah latar belakang.

  • Paragraf pertama, berisikan mengenai gambaran topik yang dibahas dari umum ke khusus ataupun khusus ke umum. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pembaca mengetahui isu serta permasalahan yang akan diangkat di dalam penelitian karya tulis ilmiah, makalah ataupun sebagainya.
  • Paragraf kedua, berisikan mengenai pemaparan berbagai fakta dan juga data yang didapatkan dari sumber yang benar. Selain itu dalam paragraf kedua, penulis memberikan ulasan dari penelitian yang terkait dengan isu yang diangkat, serta dengan memberikan pendapat ahli yang mengangkat isu yang sama dengan permasalahan yang diangkat.
  • Paragraf penutup, para paragraf penutup berisikan mengenai penjelasan kepada para pembaca terkait pemberian solusi dan penyelesaian masalah. Yang mana hal tersebut nantinya akan menjadi judul makalah ataupun karya tulis ilmiah penulis.

Contoh Latar Belakang Penelitian

Berikut merupakan contoh dari latar belakang karya tulis ilmiah.

Di era globalisasi seperti ini, komunikasi massa mengalami perkembangan yang begitu pesat. Perkembangan dari komunikasi massa menjadi sesuatu yang tidak dapat dielakkan oleh masyarakat. Terlebih, komunikasi massa mampu menyajikan segala informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Baik informasi dalam negeri maupun luar negeri. Komunikasi massa menurut Bittner adalah sebuah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Menurut Gerbner (1967), “Mass communication is the technologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies.” (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.). Sedangkan menurut Meletzke, komunikasi massa adalah setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar. “Tersebar” di sini memiliki arti di mana pihak yang menerima pesan tidak berada di satu tempat, tetapi tersebar di beberapa tempat.

Radio merupakan salah satu jenis dari komunikasi massa. Masyarakat seringkali menggunakan radio sebagai sumber informasinya. Radio pertama kali ditemukan oleh Marconi tepat pada tahun 1896. Pada awalnya penemuannya radio berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan informasi dan berita ataupun untuk kepentingan kenegaraan secara umum. Namun, dalam perkembangannya sekarang ini, radio telah menjadi sumber informasi yang kompleks mulai dari fungsi tradisional, radio sebagai penyampai berita dan informasi, perkembangan ekonomi, pendongkrak popularitas, hingga propaganda politik dan ideologi. Namun, perkembangan komunikasi massa menyebabkan eksistensi dari radio mulai tergeserkan. Masyarakat mulai beralih kepada media komunikasi massa lainnya, terutama televisi.

The post Latar Belakang Penelitian: Pengertian, Isi dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Cara Penulisan Kutipan dalam Karya Tulis Ilmiah https://haloedukasi.com/cara-penulisan-kutipan-dalam-karya-tulis-ilmiah Sat, 12 Dec 2020 17:21:18 +0000 https://haloedukasi.com/?p=16686 Kutipan merupakan salah satu hal yang penting dalam penyusunan karya ilmiah. Akan tetapi, banyak dari kita yang bingung bagaimana cara menulis kutipan yang benar dalam sebuah karya ilmiah. Oleh karena itu, pada pembahasan kali ini kita akan mempelajari penulisan kutipan yang benar dalam karya ilmiah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengutip: Kutip sehemat-sematnya, maksudnya […]

The post Cara Penulisan Kutipan dalam Karya Tulis Ilmiah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kutipan merupakan salah satu hal yang penting dalam penyusunan karya ilmiah. Akan tetapi, banyak dari kita yang bingung bagaimana cara menulis kutipan yang benar dalam sebuah karya ilmiah.

Oleh karena itu, pada pembahasan kali ini kita akan mempelajari penulisan kutipan yang benar dalam karya ilmiah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengutip:

  • Kutip sehemat-sematnya, maksudnya adalah kita harus mengutip dengan sehemat-hematnya, yaitu dengan mengutip kalimat yang diperlukan saja. Misalnya, kita hanya memerlukan satu kalimat dari sebuah paragraf, maka kita hanya perlu mengutip satu kalimat tersebut.
  • Kutip hanya jika dirasa perlu, sebelum mengutip sebuah kalimat kita perlu mempertimbangkan keselarasan kutipan dalam sebuah teks. Kutipan memang diperlukan untuk mendukung sebuah argumen. Akan tetapi, keberadaannya perlu kita pertimbangkan, karena bisa saja kutipan tersebut tidak ada kaitannya dengan materi yang sedang kita susun.
  • Kutipan langsung harus menggunakan tanda petik dua (“…”). Sebenarnya, alangkah lebih baik lagi apabila kita mengubah kutipan langsung menjadi kutipan tidak langsung. Apabila kita merasa kekuatan atau maksud kutipan menjadi tidak pas atau berkurang, kita dapat menggunakan kutipan langsung. Gunakan kutipan langsung secukupnya dan seperlunya saja, jangan terlalu banyak menggunakan kutipan langsung.
  • Terlalu banyak kutipan langsung membuat susunan paragraf menjadi tidak selaras atau tidak nyambung.

Kutipan dalam penulisan karya ilmiah terdiri dari dua jenis, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.

Kutipan langsung adalah kutipan yang sama persis seperti yang dikutip, bahasa yang digunakan pun sama persis dan tidak diubah.

Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang menulis kembali bahan yang dikutip dengan kata-kata kita sendiri dengan tidak mengubah makna yang terkandung di dalamnya.

Cara Menulis Kutipan Langsung

Ada dua cara untuk menulis kutipan langsung.

Cara pertama: Kutipan langsung yang kurang dari empat baris dituliskan dalam teks dengan jarak yang sama dengan baris asli di dalam teks (2 spasi).

Contoh :

Lebih lanjut Alwi (1998:319) mengatakan, “Kecuali dalam intonasi akhir atau tanda baca, kalimat dalam banyak hal tidak berbeda dengan klausa.”

Cara kedua: Kutipan langsung yang terdiri dari empat baris atau lebih ditempatkan di bawah baris teks yang mendahuluinya, ditulis dengan jarak satu spasi dan menjorok sama dengan paragraf baru dan tanpa tanda petik. Dapat juga ditulis atau diketik dengan huruf yang sama atau lebih kecil tergantung ketentuan instansi.

Contoh :

Terkait dengan kalimat dan klausa, khususnya perbedaan antar keduanya, berikut ini adalah pendapat Alwi (1998:319).

Kecuali dalam hal intonasi akhir atau tanda baca yang menjadi ciri kalimat yang telah disinggung, kalimat dalam banyak hal tidak berbeda dari klausa. Baik kalimat maupun klausa merupakan konstruksi sintaksis yang mengandung unsur predikasi. Dilihat dari struktur internalnya, kalimat dan klausa keduanya terdiri atas unsur predikat dan subjek dengan atau tanpa objek, pelengkap, atau keterangan.

(Ukuran huruf tergantung kebijakan, bisa sama dengan ukuran huruf di baris sebelumnya atau lebih kecil.)

Cara Menulis Kutipan Tidak Langsung

Kutipan tidak langsung merupakan cara untuk menghindari penjiplakan. Oleh karena itu, lebih baik kita mengubah kutipan langsung menjadi kutipan tidak langsung.

Kutipan tidak langsung juga menghindarkan kita dari susunan paragraf yang tidak sinkron atau tidak nyambung.

Contohnya : (kutipan langsung pada contoh di atas, kita ubah menjadi kutipan tidak langsung).

Mengenai persamaan dan perbedaan antara klausa dan kalimat, Alwi (1998:319) berpendapat bahwa perbedaan yang paling mencolok antara klausa dan kalimat yaitu terletak pada intonasi dan tanda baca. Klausa tidak menggunakan intonasi dan tanda baca. Berbeda dengan klausa, kalimat dilengkapi dengan intonasi dan tanda baca.

Cara Menulis Catatan Pustaka

Baik dalam kutipan langsung maupun tidak langsung harus memuat cacatan pustaka sebagai bentuk pertanggungjawaban.

Catatan pustaka dicantumkan di awal atau di akhir kutipan, yaitu memuat nama akhir pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman.

Berikut ini cara menulis catatan pustaka dalam karya ilmiah:

  • Apabila nama pengarang dinyatakan di dalam teks, nama pengarang ditulis nama akhirnya (apabila dua kata atau lebih). Nama pengarang ditulis dengan diikuti tahun terbit dan halaman teks yang dikutip. Tahun dan nomor halaman di ketik di dalam kurung dan dipisahkan dengan titik dua tanpa spasi. Contoh :
    • Menurut Alwi (1998:318) dilihat dari segi bentuknya, kalimat adalah konstruksi sintaksis yang terbesar.
  • Apabila nama pengarang tidak dinyatakan di dalam teks, nama akhir pengarang, tahun terbit, serta halaman diletakkan di akhir kutipan sebelum tanda titik. Nama pengarang, tanda koma, spasi, kemudian tahun terbit lalu tanda titik dua dan diakhiri dengan nomor halaman. Contoh:
    • Dilihat dari segi bentuknya, kalimat adalah konstruksi sintaksis yang terbesar (Alwi, 1998:318).
  • Apabila pengarang terdiri dari dua orang, kedua nama akhir pengarang dicantumkan dan dipisahkan dengan kata dan. Jika lebih dari dua orang menggunakann dkk. (dan kawan-kawan). Contoh:
    • Dilihat dari segi bentuknya, kalimat adalah konstruksi sintaksis yang terbesar (Alwi dkk., 1998:318).
  • Apabila pada tahun yang sama terdapat beberapa karya dari pengarang, maka digunakan a, b, c, dan seterusnya di belakang tahun terbit sebagai pembeda. Contoh:
    • Alwi (1998a:37) berbendapat bahwa …. Pendapat tersebut diperkuat dengan pernyataan …. (Alwi, 1998b:56).
  • Apabila beberapa sumber diacu secara bersamaan, nama pengarang, tahun terbit dan nomor halaman dicantumkan di dalam satu kurung. Contoh:
    • Imbuhan dalam bahasa Indonesia terdiri atas imbuhan awal (prefiks) , imbuhan akhir (sufiks), sisipan (infiks) dan imbuhan gabungan prefiks dan sufiks (alwi dkk., 1998: 103; Sugiarto dkk., 1998: 33).
  • Apabila sumber pustaka tidak mempunyai tahun terbit, maka setelah nama pengarang ditulis Tanpa Tahun.
    • Dilihat dari segi bentuknya, kalimat adalah konstruksi sintaksis yang terbesar (Alwi, Tanpa Tahun: 318).

The post Cara Penulisan Kutipan dalam Karya Tulis Ilmiah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Persiapan Penulisan Karya Ilmiah https://haloedukasi.com/persiapan-penulisan-karya-ilmiah Fri, 11 Dec 2020 04:56:54 +0000 https://haloedukasi.com/?p=16546 Pada hakikatnya, karya ilmiah merupakan sebuah laporan sistematis yang membahas mengenai fenomena atau hal alamiah lainnya. Dalam pelaksanaannya, harus sesuai dengan tahapan-tahapannya. Hal tersebut bertujuan agar penulisan karya ilmiah sesuai dengan tujuan awal. Berikut merupakan persiapan persiapan sebelum menulis karya ilmiah: 1. Pemilihan Topik/Masalah untuk Karya Ilmiah Terdapat beberapa hal yang perlu untuk dipertimbangkan, sebelum […]

The post 4 Persiapan Penulisan Karya Ilmiah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pada hakikatnya, karya ilmiah merupakan sebuah laporan sistematis yang membahas mengenai fenomena atau hal alamiah lainnya.

Dalam pelaksanaannya, harus sesuai dengan tahapan-tahapannya. Hal tersebut bertujuan agar penulisan karya ilmiah sesuai dengan tujuan awal.

Berikut merupakan persiapan persiapan sebelum menulis karya ilmiah:

1. Pemilihan Topik/Masalah untuk Karya Ilmiah

Terdapat beberapa hal yang perlu untuk dipertimbangkan, sebelum menulis karya tulis ilmiah. Salah satunya adalah menentukan topik yang akan dibahas dalam karya ilmiah.

Topik tersebut harus bersesuaian dengan tema dan kesanggupan kita. Kesanggupan diri untuk dapat meneliti topik tersebut harus benar-benar dipertimbangkan.

Hal itu bertujuan, agar pada saat melakukan penelitian kita tidak mengalami permasalahan yang besar. Yang mana permasalahan itu disebabkan oleh topik yang kita angkat.

Semua penulisan karya ilmiah harus bersesuaian dengan kaidah kebenaran isi, metode kajian, serta tata cara penulisannya. Semua hal itu mencakup tata keilmuan. Untuk dapat memenuhi semua hal itu, peneliti harus melakukan penelitian topik secara jelas dan spesifik.

2. Merumuskan Tujuan

Selain itu, agar karya ilmiah sesuai dengan keinginan penulis, sangat penting bagi penulis untuk merumuskan rumusan tujuan secara jelas.

Sehingga dalam penulisannya, karya ilmiah dapat langsung menuju inti pembahasan tanpa melebar kemana-mana.

Dalam artian, rumusan tujuan merupakan pagar pagar pembatas yang membatasi pembahasan agar tidak keluar dari intinya.

Tentunya hal itu, mempermudah penulis untuk lebih berfokus pada permasalahan yang diangkat. Berikut merupakan tahapan yang dapat dilakukan untuk merumuskan tujuan.

  • Dalam merumuskan tujuan, usahakan untuk menuliskannya dalam satu kalimat yang sederhana dan tidak berbelit belit.
  • Menggunakan kata tanya, dalam mengajukan pertanyaan terhadap rumusan yang kita buat.
  • Jika kita mampu menjawab semua pertanyaan yang kita ajukan. Hal itu menyatakan bahwa rumusan tujuan yang kita buat, sudah sesuai dengan topik dan pembahasan yang ada.

3. Menentukan Topik

Dalam menulis sebuah karya ilmiah dibutuhkan bahan bahan sebelumnya. Salah satunya dengan penentuan topik. Topik itu nantinya menjadi pegangan atau pedoman untuk pembahasan karya ilmiah.

Langkah pertama yang harus dilakukan untuk menentukan topik mana yang akan diangkat adalah, menentukan ide ide utama terlebih dahulu.

Untuk lebih memastikannya lagi, kita uji dengan bertanya kepada diri sendiri, apakah ide ide yang kita tulis sudah bersesuaian dengan keinginan kita.

4. Melakukan Penelusuran Terhadap Topik

Apabila, telah menentukan topik yang akan digunakan. Penulis atau peneliti tetap harus fokus terhadap topik. Yang mana hal tersebut bertujuan agar penulisan karya ilmiah dapat sesuai dengan sasarannya.

Berikut beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk memfokuskan topik yang akan diangkat, antara lain:

  • Fokuskan topik yang kita pilih. Hal tersebut akan mempermudah kita sebagai penulis untuk membahas atau mengelolanya.
  • Mengajukan berbagai pertanyaan terhadap topik yang diangkat. Hal itu untuk memastikan kesesuaiannya sendiri.

The post 4 Persiapan Penulisan Karya Ilmiah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Kriteria Untuk Mengevaluasi Penulisan Karya Ilmiah https://haloedukasi.com/kriteria-untuk-mengevaluasi-penulisan-karya-ilmiah Mon, 07 Dec 2020 08:18:42 +0000 https://haloedukasi.com/?p=16344 Karya ilmiah merupakan sebuah hal yang umum di tengah masyarakat, terutama di kalangan mahasiswa dan pelajar. Persepsi mengenai sebuah karya ilmiah seringkali disangkutpautkan dengan sebuah penelitian.Yang mana dalam penyusunan karya ilmiah sendiri haruslah sesuai dengan kaidah dan sistematis yang ada. Tujuan dituliskannya karya ilmiah adalah untuk menginformasikan kepada masyarakat mengenai permasalahan yang terjadi. Yang mana […]

The post 5 Kriteria Untuk Mengevaluasi Penulisan Karya Ilmiah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Karya ilmiah merupakan sebuah hal yang umum di tengah masyarakat, terutama di kalangan mahasiswa dan pelajar.

Persepsi mengenai sebuah karya ilmiah seringkali disangkutpautkan dengan sebuah penelitian.Yang mana dalam penyusunan karya ilmiah sendiri haruslah sesuai dengan kaidah dan sistematis yang ada.

Tujuan dituliskannya karya ilmiah adalah untuk menginformasikan kepada masyarakat mengenai permasalahan yang terjadi. Yang mana dalam penulisannya kita harus dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan yang ada. Hal tersebut dikarenakan karya ilmiah yang baik harus dapat dengan mudah dimengerti oleh khalayak umum.  

Berikut kriteria-kriteria yang berguna untuk mengevaluasi kesalahan yang terdapat pada penulisan sebuah karya ilmiah.

1. Fokus Tulisan

Untuk mengetahui sejauh mana penulisan sebuah karya tulis ilmiah, kita harus mengetahui fokus topik yang diangkat.

Kriteria ini merupakan kriteria yang luas, berkaitan dengan konteks, tujuan, dan koherensi dari sepotong tulisan. Mengenai fokus tulisan kita harus dapat mengerucutkan sebuah topik, hanya menjadi satu fokus pembahasan saja.

Fokus tersebut harus disesuaikan dengan konteks, tujuan, dan kesanggupan sang penulis. Tujuannya sendiri adalah agar pembahasan topik yang akan ditulis tidak terlalu melebar kemana mana.

Semakin kita memiliki fokus topik yang masih berantakan, kita akan kesulitan untuk dapat membahasnya.

Selain itu juga, semakin lebar topik yang kita pilih, semakin kita harus mencari pembahasannya secara lebih kompleks dan komprehensif.

Hal tersebut semakin memakan banyak waktu dalam proses penelitiannya. Adapun sebagai contohnya, esai mengenai perang saudara yang ada di Amerika.

Secara umum, banyak sekali permasalahan kompleks yang harus dibahas dan membutuhkan penyelesaian.

Untuk dapat mengangkat fokus perangnya sendiri, sebagai penulis kita harus memilih satu fokus saja mengenai topik tersebut. Seperti mungkin, kita hanya akan membahas mengenai faktor faktor penyebabnya saja.

2. Pembangunan Topik

Pembangunan topik sendiri berkaitan dengan rincian dan bukti. Apakah sebagai penulis kita telah  menyediakan cukup bahan pendukung untuk memenuhi harapan pembaca mengenai karya ilmiah kita?

Sebuah laporan penelitian yang tepat membutuhkan beberapa fakta dan bahan pendukung untuk membangun topik yang diangkat.

Yang mana hal tersebut biasanya mencakup banyak referensi dan kutipan yang memiliki kesesuaian dengan topik.

Contohnya, sebuah deskripsi lukisan mungkin akan mencakup rincian tentang, komposisi penampilan, dan bahkan mungkin informasi biografis tentang seniman yang melukisnya. 

Memutuskan apa rincian yang dapat dipergunakan untuk menyertakan, tergantung pada target penonton.

3. Organisasi (Pengaturan Tulisan)

Organisasi seringkali disebut sebagai pengaturan. Yang mana pengaturan ini menyangkut mengenai kaidah dan sistematis dari penulisan sebuah karya ilmiah. Selain itu, pengaturan juga tidak luput dari penataan ketertiban dan tata letak kertas.

Secara umum, struktur penulisan karya ilmiah terbagi atas pendahuluan, isi pembahasan, dan kesimpulan. Paragraf-paragraf yang ditulis terfokus pada gagasan utama tunggal atau topik (kesatuan), dan transisi di antara kalimat dan paragraf yang halus dan logis.

Sebuah rambles kertas kurang terorganisir, seringkali melayang di antara topik yang tidak berhubungan. Yang mana hal tersebut seringkali nampak dengan cara serampangan dan membingungkan.

4. Gaya Penulisan

Gaya penulisan sendiri secara tradisional berkaitan dengan kejelasan, keanggunan presisi, dan sebuah stylist.

Sebuah stylist yang efektif tidak hanya mampu mengungkapkan apa yang ditulis dengan jelas untuk penonton. Melainkan sebuah hal yang ditulis  juga diharapkan bisa menyenangkan pembaca dengan berbagai penggunaan diksi yang indah.

Seringkali untuk dapat membangun chemistri dengan pembaca, penulis menggunakan bahasa penggugah seperti, metafora, irama, atau kiasan. Penata Efektif bersusah payah untuk menuliskan sebuah karya tidak hanya untuk membuat titik. Melainkan untuk membuatnya nampak baik.

Penggunaan diksi yang tepat untuk sebuah karya ilmiah dirasa sangatlah penting. Hal itu bertujuan untuk menciptakan daya tarik sendiri untuk masyarakat. Seperti yang kita tahu, semua karya yang telah ditulis pastilah memiliki pesan pesan yang akan disampaikan kepada para pembacanya.

Namun, langkah pertama yang harus penulis lakukan adalah menciptakan ketertarikan masyarakat terlebih dahulu terhadap bacaannya. Salah satunya dengan menggunakan gaya penulisan yang tepat dan tidak berlebihan.

5. Konvensi

Kriteria ini meliputi tata bahasa, mekanik, tanda baca, format, dan isu-isu lain yang ditentukan oleh konvensi atau aturan.

Dalam penulisan sebuah karya ilmiah sangat identik dengan adanya sistematis dan aturan kaidahnya. Kaidah tata bahasa dan tanda baca sangat perlu diperhatikan dalam penulisan sebuah karya ilmiah.

Meskipun banyak siswa berjuang dengan konvensi, pengetahuan mengenai di mana untuk menempatkan koma dalam sebuah kalimat biasanya tidak sepenting apakah kalimat yang berharga untuk menulis di tempat pertama.

Namun demikian, kesalahan yang  berlebihan mengenai tanda baca dan tata bahasa dapat membuat seorang penulis brilian tampak ceroboh atau bodoh.

Yang mana hasil ditulisannya yang sebenarnya memuat topik yang bagus, dapat dipandang memiliki kualitas yang buruk.

The post 5 Kriteria Untuk Mengevaluasi Penulisan Karya Ilmiah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Cara Membuat Pendahuluan yang Baik https://haloedukasi.com/cara-membuat-pendahuluan-yang-baik Mon, 07 Dec 2020 05:25:22 +0000 https://haloedukasi.com/?p=16248 Saat menulis karya ilmiah berupa artikel, skripsi, laporan penelitian dan sejenisnya pendahuluan menjadi awal yang sangat penting. Pendahuluan merupakan pengantar dalam sebuah karya tulis yang berisi latar belakang mengapa mengambil objek penelitian tersebut, masalah apa yang akan fokus dibahas, dan apa hipotesis yang mendasari penulisan karya tulis. Dari pendahuluan, seorang pembaca bisa mengetahui apa dasar […]

The post 4 Cara Membuat Pendahuluan yang Baik appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Saat menulis karya ilmiah berupa artikel, skripsi, laporan penelitian dan sejenisnya pendahuluan menjadi awal yang sangat penting.

Pendahuluan merupakan pengantar dalam sebuah karya tulis yang berisi latar belakang mengapa mengambil objek penelitian tersebut, masalah apa yang akan fokus dibahas, dan apa hipotesis yang mendasari penulisan karya tulis.

Dari pendahuluan, seorang pembaca bisa mengetahui apa dasar penulisan karya ilmiah dan ke mana alur penelitian karya ilmiah yang dibaca.

Membuat pendahuluan menjadi salah satu hal yang paling sulit dilakukan. Kesulitan itu disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang apa itu latar belakang, apa saja ruang lingkup yang diteliti, dan kurang lancarnya penulis menuangkan gagasannya ke dalam bentuk tulisan.

Jika ada penulis yang bisa menuliskan pendahuluannya, seringkali pendahuluan tersebut belum mengena dan masih belum fokus pada apa yang dibahas. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan pendahuluan.

1. Lakukan Riset Awal Berkaitan dengan Topik yang Akan Dibahas

Langkah awal dalam penulisan pendahuluan adalah melakukan riset awal tentang topik yang dibahas.

Misalnya seorang penulis ingin menulis karya ilmiah tentang permasalahan belajar siswa, maka lakukan riset awal mengenai masalah belajar siswa yang saat ini terjadi.

Riset ini bisa dilakukan dengan cara mengamati objek secara langsung, misalnya:

  • Mengamati pembelajaran di kelas
  • Melakukan wawancara kepada pihak terkait misal wawancara bersama guru
  • Membaca berita-berita tentang permasalahan belajar
  • Dan referensi lainnya yang berkaitan dengan permasalahan belajar siswa

Riset awal ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui secara langsung bagaimana kondisi sebenarnya tentang topik yang akan diangkat.

Selain itu, riset awal juga dapat memberikan gambaran lebih nyata mengenai topik yang akan dibahas, sehingga penulis akan menguasai topik dan saat penulisan pendahuluan penulis tidak kesulitan untuk menjelaskan latar belakang mengapa memilih topik karya ilmiah tersebut.

2. Baca dan Pahami Teori yang Berkaitan dengan Topik yang Dibahas

Teori menjadi dasar penting dalam penulisan karya ilmiah. Tanpa hadirnya teori, sebuah karya ilmiah belum bisa disebut karya ilmiah. Begitu pun pendahuluan karya ilmiah, teori menjadi bagian penting untuk menguatkan alasan memilih topik.

Hadirnya teori dapat digunakan sebagai dasar penemuan masalah, penguat topik masalah yang ditemukan, dan juga pembanding dengan realita yang terjadi.

Teori sangat menentukan sejauh mana penulis memahami apa yang akan dia tulis. Oleh karena itu, sebelum menulis pendahuluan Anda harus membaca dan memahami teori-teori yang berkaitan dengan topik yang dibahas.

Pemahaman teori dapat dilakukan dengan membaca buku-buku, hasil penelitian orang lain, dan artikel ilmiah yang berkaitan dengan topik yang akan dibahas.

Misalnya seorang penulis akan mengangkat topik tentang permasalahan belajar siswa. Penulis tersebut bisa membaca teori-teori yang berkaitan dengan pembelajaran seperti pembelajaran yang ideal, psikologi perkembangan siswa, dan permasalahan pembelajaran.

Pastikan saat membaca teori tersebut, Anda benar-benar memahami apa inti dari teori tersebut.

3. Bandingkan Hasil Riset Awal dengan Teori yang Ditemukan

Setelah dua langkah tersebut selesai dilakukan, bandingkan hasil riset awal dengan teori yang anda pahami.

Perbandingan ini bisa dilakukan dengan memaparkan keadaan ideal berdasarkan teori yang Anda pahami dengan temuan saat melakukan riset awal.

Misalnya Anda mengambil topik tentang permasalahan belajar siswa. Lakukan perbandingan antara teori pembelajaran ideal yang telah Anda pahami dengan keadaan yang Anda temui saat mengamati pembelajaran di kelas, wawancara dengan guru, ataupun membaca berita-berita tentang permasalahan belajar siswa.

Perbandingan tersebut akan sangat memperkuat latar belakang Anda dan memudahkan Anda menulis pendahuluan khususnya bagian latar belakang.

4. Tuliskan Pendahuluan dalam Bentuk Segitiga Terbalik

Langkah terakhir adalah menuliskan pendahuluan Anda. Bagian pendahuluan ini biasanya terdiri atas beberapa bagian yaitu latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

Saat menulis pendahuluan termasuk menulis bagian-bagian tersebut, Anda perlu membayangkan bahwa Anda memiliki sebuah segitiga terbalik. Maksud segitiga terbalik adalah sebagai berikut:

  • Alas Segitiga

Bayangkan bahwa Anda memiliki alas segitiga dengan ukuran yang lebar. Bagian alas ini tentu bisa Anda isi dengan banyak hal. Begitu juga pendahuluan Anda.

Bagian awal pendahuluan diibaratkan sebagai alas yang lebih lebar dari bagian lain sehingga Anda menuliskan banyak hal di bagian ini.

Bagian awal pendahuluan ini bisa Anda isi dengan beragam teori dan kondisi ideal mengenai topik yang akan Anda bahas.

Tuliskan teori dan keadaan ideal yang seharusnya terjadi sesuai dengan referensi yang Anda baca.

  • Tengah Segitiga

Selanjutnya bagian tengah segitiga merupakan bagian yang lebih kecil dari alas. Pada bagian ini tentu Anda tidak bisa memasukkan isi sebanyak bagian alas.

Anda harus mulai memilah mana yang bisa masuk dan mana yang tidak bisa. Begitupun dalam menulis pendahuluan Anda.

Saat di bagian ini, Anda harus memilih hal apa saja yang akan Anda tulis. Isi tersebut harus berkaitan dengan permasalahan yang Anda temui dan realita yang Anda temukan saat riset.

Tuliskan saja hal-hal yang berkaitan dengan hipotesis atau kecurigaan awal Anda dan alasan Anda memilih topik tersebut.

  • Pucuk Segitiga

Bagian terakhir adalah pucuk segitiga yang ukurannya paling kecil diantara yang lain, sehingga Anda harus benar-benar memilih mana yang paling penting untuk dimasukkan.

Saat menulis bagian akhir pendahuluan ini, Anda harus menulis hal-hal inti dari topik yang akan Anda bahas.

Hal inti tersebut bisa berupa fokus penelitian Anda misalnya rumusan masalah, tujuan yang akan dicapai, dan manfaat penelitian.

Rumus segitiga terbalik ini juga perlu Anda terapkan dalam penulisan latar belakang masalah. Saat penulisan latar belakang, Anda harus mengawali dengan teori dan keadaan ideal yang Anda pahami dari berbagai sumber.

Kemudian bagian tengah diisi dengan realita yang Anda temui saat riset yang ternyata tidak sesuai dengan teori ideal yang dituliskan berbagai sumber.

Selanjutnya bagian terakhir Anda kemukakan permasalahan utama yang akan Anda bahas dan urgensi penelitian Anda serta tujuan dan manfaat penelitian yang akan Anda lakukan.

The post 4 Cara Membuat Pendahuluan yang Baik appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>