kebangsaan - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kebangsaan Sat, 11 Feb 2023 01:58:22 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico kebangsaan - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kebangsaan 32 32 Landasan Pendidikan Kadeham dan Visi, Misi, Serta Tujuannya https://haloedukasi.com/landasan-pendidikan-kadeham Sat, 11 Feb 2023 01:58:15 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41407 Pendidikan kebangsaan, demokrasi, dan hak asasi manusia (kadeham) merupakan proses yang berkaitan dengan upaya pengembangan diri seseorang pada tiga aspek dalam kehidupannya. Ketiga aspek tersebut meliputi pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup. Untuk mewujudkan masyarakat demokratis yang santun diperlukan pendidikan kadeham agar peserta didik sebagai warga negara tidak sekedar mampu membaca dan berhitung. Peserta […]

The post Landasan Pendidikan Kadeham dan Visi, Misi, Serta Tujuannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pendidikan kebangsaan, demokrasi, dan hak asasi manusia (kadeham) merupakan proses yang berkaitan dengan upaya pengembangan diri seseorang pada tiga aspek dalam kehidupannya. Ketiga aspek tersebut meliputi pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup.

Untuk mewujudkan masyarakat demokratis yang santun diperlukan pendidikan kadeham agar peserta didik sebagai warga negara tidak sekedar mampu membaca dan berhitung. Peserta didik sebagai warganegara perlu memahami fungsi pemerintahan yang demokratis sesuai dengan konstitusi da memahami konsep operasional secara bebas.

Landasan hukum kadeham

Pendidikan kadeham bertujuan membentuk pesert didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Apresiasi ini diwujudkan dalam bentuk bela negara, seperti yang tercantum dalam UUD 1945 hasil Amandemen, yaitu pasal 27 ayat 3, yaitu setiap warna negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Dan ditegaskan dengan pasal 30 ayat 1, bahwa Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan keamanan negara.

  1. Pendidikan kewiraan berdasarkan SK bersama Menteri Pertahanan dan keamanan, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1973 merupakan realisasi pembelaan negara melalui jalur pengajaran di perguruan tinggi sebagai pendidikan kewiraan dan pendidikan perwira cadangan.
  2. Undang-undang nomor:20/1982 tentang pokok-pokok penyelenggaraan pertahanan keamanan negara menentukan pendidikan kewiraan adalah pendidikan pendahuluan bela negara (PPBN) di perguruan tinggi yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional dan wajib diikuti oleh setiap warga negara (mahasiswa).
  3. Undang-undang nomor:2/1989 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan kewiraan termasuk pendidikan kewarganegaraan merupakan kurikulum termasuk pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
  4. Surat keputusan Direktur jenderal pendidikan tinggi 1993 menyatakan bahwa pendidikan kewiraan termasuk mata kuliah dasar umum bersama-sama dengan pendidikan agama, pendidikan pancasila, ilmu sosial dasar, ilmu budaya dasar, dan ilmu alamiah dasar bersifat wajib di perguruan tinggi.
  5. Keputusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan 1994 menyatakan bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakan mata kuliah umum bersama dengan pendidikan agama dan pendidikan pancasila.
  6. Keputusan Dirjen Dikti nomor : 19/1997 menyatakan bahwa pendidikan kewiraan termasuk muatan pendidikan kewarganegaraan merupakan komponen mata kuliah umum di PT yang wajib ditempuh oleh mahasiswa
  7. SK Dirjen Dikti Nomor:151/2000 menyatakan bahwa pendidikan kewiraan bermuatan pendidikan kewarganegaraan termasuk mata kuliah pengembangan kepribadian, wajib di tempuh oleh mahasiswa.
  8. SK Dirje Dikti Nomor:267/2000 menyatakan bahwa pendidikan kewargengaraan dan PPBN termasuk MPK yang merupakan kurikulum inti di PT serta wajib diikuti oleh setiap mahasiswa.
  9. SK dirjen Dikti Nomor:232/2000 tentang pedoman penyusunan kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian belajar mahasiswa menetapkan pendidika agama, pendidikan pancasila, dan pengembangan kepribadian.

Landasan konseptual kadeham

Fokus utama pendidikan kadeham terletak pada pemahaman dan upaya untuk hidup dalam konteks perbedaan, baik secara perseorangan maupun kelompok, tanpa harus terperangkap oleh nilai primordialisme budaya lokal yang sempit.

Pemahaman dan penghayatan terhadap nilai-nilai bersama diharapkan mampu membuahkan sikap dan upaya sinergi-kolaboratif dalam mengatasi berbagai persoalan bersama. Singkat kata, pendidikan kadeham tidak sekedar untuk mengantar peserta didik untuk memahami keragaman budaya, tetapi sekaligus mengantarkan mereka untuk menghayati nilai-nilai bersama yang bisa sharing sebagai dasar dan pandangan hidup bersama.

Dengan pendidikan kadeham, beragam keyakinan, tradisi, adat, dan budaya akan memperoleh tempat dan posisinya secara wajar, Sikap simpati, apresiasi, dan empati terhadap budaya yang berbeda akan tertanam. Hal ini bisa terjadi karena pendidikan kadeham memang menolak dominasi-hegemoni budaya yang berujung pada terbangunnya kultur monolitik.

Motivasi pendidikan yang menempatkan pelajaran muatan lokal sebagai isu sentral secara umum adalah untuk mencari dan akhirnya, jika dikehendaki, menetapkan identitas budaya bangsa, yang mungkin hilang karena proses persilangan dialektis, atau karena pertemuan dengan budaya asing yang telah, sedang, dan akan terus terjadi sebagai suatu yang tak terelakkan.

Upaya menemukan dan menguatkan identitas budaya bangsa yang baru atas dasar identitas lokal merupakan hal yang penting demi penyatuan budaya bangsa di atas dasar identitas kedaerahan. Orientasi pada tumbuh kembangnya kesadaran budaya hendaknya dimaknai sebagai situasi biophily, yakni perasaan cinta kepada segala sesuatu yang memberikan kepuasan batin dan mengandung nilai spiritualitas, bukannya situasi necrophily, yakini perasaan cinta terhadap materi atau kebendaan belaka.

Dengan demikian, pengkajain muatan lokal dalam pendidikan kadeham akan menjadi subversive-force, yang mengubah dan memperbaharui keadaan, sekaligus menyadarkan dan memberdayakan manusia Indonesia sesuai dengan visi Indonesia 2030.

Visi, Misi, dan Tujuan pendidikan Kadeham

Visi pendidikan kadeham

Menjadi sumber nilai dan pedoman penyelenggaraan dan pengembangan program studi dalam mengantarkan peserta didik memantapkan kepribadiannya sebagai manusia Indonesia untuk masa yang akan datang.

Misi pendidikan kadeham

Membantu peserta didik memantapkan kepribadiannya agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar pancasila, rasa kebangsaan, dan cinta tanah air sepanjang hayat dan menguasai, menerapkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dengan rasa tanggungjawab.

Tujuan pendidikan kadeham

Secara umum tujuan pendidikan Kadeham adalah agar pserta didik memiliki motivasi bahwa pendidikan Kadeham yang diberikan kepada mereka berkaitan erat dengan peranan dan kedudukan individu, anggota keluarga, anggota masyarakat dan sebagai warganegara Indonesia yang terdidik, serta bertekad dan bersedia untuk mewujudkannya.

Sedangkan secara khusus pendidikan Kadeham bertujuan

  1. Membentuk kecakapan partisipatif yang bermutu dan bertanggungjawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara baik di tingkat lokal, nasional, maupun global.
  2. Memberdayakan warga masyarakat yang baik dan mampu menjaga persatuan dan integritas bangsa guna mewujudkan Indonesia yang kuat, sejahtera, dan demokratis serta menegakkan etika kemajemukan
  3. Menghasilkan peserta didik yang berfikir komprehensif, analitis, kritis, serta bangga terhadap bangsa dan negara, bertindak demokratis, dan menjujung tinngi nilai-nilai HAM dengan berpegang teguh pada ideologi Pancasila dan UUD 1945.
  4. Mengembangkan budaya dan perilaku demokratis, yaitu kebebasan, persamaan, kemerdekaan, toleransi, kemampuan menyelesaikan konflik serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan penyelenggaraan negara.
  5. Mampu membentuk peserta didik menjadi warga negara yang baik dan bertanggungjawab melalui penanaman moral dan keterampilan sosial, sehingga kelak mereka mampu memahami dan memecahkan persoalan-persoalan aktual yang dihadapi oleh bangsa dan negara Indonesia, seperti bangga sebagai bangsa Indonesia, memiliki wawasan kebangsaan yang memadai, bersikap toleransi, menghargai perbedaan pendapat, bersikap empati, menghargai pluralitas, kesadaran hukum dan tertib sosial, menjujung tinggi HAM, mengembangkan demokratisasi dalam berbagai kehidupan sosial dan menghargai kearifan lingkungan.

The post Landasan Pendidikan Kadeham dan Visi, Misi, Serta Tujuannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bentuk – Bentuk Semangat dan Komitmen Kebangsaan yang Ditunjukkan Pendiri Bangsa https://haloedukasi.com/bentuk-bentuk-semangat-dan-komitmen-kebangsaan-yang-ditunjukkan-pendiri-bangsa Thu, 15 Sep 2022 02:31:40 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38629 Guna lebih memahami mengenai semangat dan komitmen kebangsaan yang ditunjukkan pendiri negara. Berikut akan dipaparkan mengenai rumusan jiwa, semangat, dan nilai-nilai 45 serta sejarah perkembangannya dari masa ke masa. Pengertian-pengertian yang digunakan dalam rumusan jiwa, semangat, dan nilai-nilai 45 adalah Jiwa 45 Jiwa 45 adalah sumber kehidupan bagi perjuangan bangsa Indonesia yang merupakan kekuatan batin […]

The post Bentuk – Bentuk Semangat dan Komitmen Kebangsaan yang Ditunjukkan Pendiri Bangsa appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Guna lebih memahami mengenai semangat dan komitmen kebangsaan yang ditunjukkan pendiri negara. Berikut akan dipaparkan mengenai rumusan jiwa, semangat, dan nilai-nilai 45 serta sejarah perkembangannya dari masa ke masa.

Pengertian-pengertian yang digunakan dalam rumusan jiwa, semangat, dan nilai-nilai 45 adalah

  • Jiwa 45

Jiwa 45 adalah sumber kehidupan bagi perjuangan bangsa Indonesia yang merupakan kekuatan batin dalam merebut kemerdekaan, menegakkan kedaulatan rakyat, seta mengisi dan mempertahannya.

  • Semangat 45

Semangat 45 adalah dorongan dan manifestasi dinamis dari jiwa 45 yang membangkitkan kemauan untuk berjuang merebut kemerdekaan bangsa menegakkan kedaulatan rakyat serta mengisi dan mempertahannya.

  • Nilai 45

Nilai 45 adalah nilai-nilai yang merupakan perwujudan jiwa, dan semangat 45 bersifat konseptual yang menjadi keyakinan, keinginan dan tujuan bersama bangsa Indonesia dengan segala keefektifan yang memengaruhi tindak perbuatan bangsa dalam merebut kemerdekaan, menegakkan kedaulatan rakyat, serta mengisi dan mempertahankannya.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa antara ketiga hal itu, yakni jiwa, semangat, dan nilai-nilai 45 sesungguhnya terdapat keterkaitan yang sangat erat. Malahan dapat dikatakan bahwa hal-hal tersebut dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dan harus dilihat sebagai satu-kesatuan yang bulat dan utuh.

Rumusan jiwa, semangat, nilai-nilai 45

Sesuai dengan apa yang diuraikan, jiwa, semangat dan nilai-nilai 45 adalah jiwa,, semangat, dan nilai-nilai bangsa Indonesia, yang dapat dirinci menjadi nilai-nilai operasional sebagai berikut.

1. Nilai-nilai dasar

Tergolong dalam nilai-nilai dasar adalah sebagai berikut :

  • Semua nilai yang terdapat dalam setiap sila dari Pancasila
  • Semua nilai yang terdapat dalam Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
  • Semua nilai yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945, baik dalam pembukaan maupun pasal-pasalnya.

2. Nilai-nilai operasionalnya

Nilai-nilai operasional adalah nilai-nilai yang lahir dan berkembang dalam perjuangan bangsa Indonesia selama ini dan merupakan dasar yang kokoh dan daya dorong spiritual yang kuat dalam setiap tahap perjuangan bangsa seterusnya untuk mencapai tujuan nasional akhir, seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 serta untuk mempertahankan dan mengamankan semua hasil yang tercapai dalam perjuangan tersebut.

Nilai-nilai operasional meliputi :

  • Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
  • Jiwa semangat merdeka
  • Nasionalisme
  • Patriotisme
  • Rasa harga diri sebagai bangsa yang merdeka
  • Pantang mundur dan tidak kenal menyerah
  • Persatuan dan kesatuan
  • Anti penjajah dan penjajahan
  • Percaya kepada diri sendiri dan atau percaya kepada kekuatan dan kemampuan diri
  • Percaya kepada hari depan yang gemilang dari bangsanya
  • Idealisme kejuangan yang tinggi
  • Berani, rela, dan ikhlas berkorban untuk tanah air, bangsa dan negara
  • Kepahlawanan
  • Sepi ing pamrih rame ing gawe
  • Kesetiakawanan, senasib seperjuangan dan kebersamaan
  • Disiplin yang tinggi
  • Ulet dan tabah menghadapi segala macam ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan

Perkembangan jiwa semangat dan nilai-nilai 45 dari masa ke masa

Jiwa dan semangat nilai-nilai 45 berkembang dari masa ke masa yang diuraikan secara sebagai berikut.

1. Periode I masa sebelum pergerakan nasional

Dalam periode I mulai masuk berbagai agama, seperti Hindu, Buddha, Islam, dan Kristen yang kemudian dianut penduduk dengan penuh kerukunan.

Dalam periode ini jiwa, semangat, dan lain-lain kejuangan yang timbul, antara lain adalah kesadaran akan harga diri, jiwa merdeka, ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kerukunan hidup umat beragama, kepeloporan, serta keberanian,

2. Periode II masa pergerakan Nasional

tahap perjuangan antara kebangkitan nasional dan akhir penjajahan Jepang merupakan masa persiapan kemerdekaan. Para pemimpin dan tokoh pergerakan di tahap-tahap permulaan kebangkitan nasional telah mempersiapkan diri menghadapi kemerdekaan yang menurut perhitungan kesempatan untuk meraihnya akan tiba kalau perang Pasifik pecah.

Mereka telah mempersiapkan pula kader-kader bangsa. Peluang yang ada pada zaman Jepang tidak disia-siakan untuk lebih meningkatkan persiapan dalam rangka menghadapi perjuangan kemerdekaan. Jiwa dan semangat merdeka semakin digelorakan, jiwa, semangat, dan nilai-nilai kejuangan lainnya, seperti kesadaran berbangsa dan kebangsaan, kesadaran akan persatuan dan kesatuan perjuangan kesadaran anti penjajah dan penjajahan, nasionalisme, patriotisme, serta jiwa persatuan dan kesatuan digelorakan.

Periode III masa proklamasi dan perang kemerdekaan

Titik kulminasi perjuangan kemerdekaan bangsa tercapai dengan proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada tanggal 18 Agustus 1945 disahkan Pancasila sebagai dasar falsafah bangsa dan negara, serta Undang-Undang 1945 sebagai konstitusi negara.

Lahirnya negara republik Indonesia menimbulkan reaksi dari pihak Belanda yang ingin menjajah kembali dan mulailah perjuangan yang dahsyat dalam segala bidang, terutama perjuangan dan perjuangan dalam bidang politik dan diplomasi.

Dalam periode ini, jiwa, semangat dan nilai-nilai perjuangan yang timbul dan berkembang dalam periode I dan II menjadi bekal, landasan, serta daya dorong mental spiritual yang tangguh dan kuat dalam perjuangan bangsa untuk mempertahankan kemerdekaan yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945.

Perjuangan bersenjata dan perjuangan dalam bidang politik dan diplomasi melahirkan nilai-nilai operasional, yang memperkuat jiwa, semangat, dan nilai-nilai perjuangan yang timbul sebelumnya.

Periode IV masa perjuangan mengisi kemerdekaan

Perjuangan bangsa pada masa periode IV, tidak terbatas dalam waktu. Dalam periode ini berlangsung perjuangan yang tidak henti-hentinya untuk mencapai tujuan nasional akhir, seperti yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Dalam tahap perjuangan ini tetap diperlukan jiwa, semangat, dan nilai-nilai perjuangan yang merupakan landasan dan daya dorong mental spiritual yang kuat untuk menghadapi segala ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan terhadap perjuangan itu tahap demi tahap.

Dalam periode ini jiwa, semangat, dan nilai-nilai perjuangan yang hakiki, yang telah lahir dan berkembang dalam tahap-tahap perjuangan sebelumnya tetap lestari, yakni nilai-nilai dasar yang terdapat dalam Pancasila, proklamasi kemerdekaan, dan Undang-Undang Dasar 45.

The post Bentuk – Bentuk Semangat dan Komitmen Kebangsaan yang Ditunjukkan Pendiri Bangsa appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>