kebudayaan - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kebudayaan Fri, 23 Dec 2022 07:21:27 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico kebudayaan - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kebudayaan 32 32 17 Bahasa Daerah di Pulau Sumatera https://haloedukasi.com/bahasa-daerah-di-pulau-sumatera Fri, 23 Dec 2022 02:19:16 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40315 Keragaman bahasa di Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia menempati urutan kedua sebagai negara dengan bahasa terbanyak. Jumlah bahasa daerah di Indonesia mencapai 715 menurut data Ethnologue. Hal ini tidak lepas dari keragaman suku bangsa di Indonesia sendiri. Hingga tahun 2010 berdasarkan sensus yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik […]

The post 17 Bahasa Daerah di Pulau Sumatera appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Keragaman bahasa di Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia menempati urutan kedua sebagai negara dengan bahasa terbanyak.

Jumlah bahasa daerah di Indonesia mencapai 715 menurut data Ethnologue. Hal ini tidak lepas dari keragaman suku bangsa di Indonesia sendiri. Hingga tahun 2010 berdasarkan sensus yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mempunyai 1.340 suku yang tersebar dari timur hingga ke barat.

Salah satu pulau di Indonesia yakni Pulau Sumatera, mempunyai bahasa daerah yang sangat beragam. Tercatat ada 26 bahasa daerah yang dituturkan oleh penduduk pulau Sumatera.

Bahasa tersebut tersebar di 10 provinsi yakni Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera Selatan.

Berikut ini adalah beberapa contoh dari bahasa daerah yang ada di Pulau Sumatera.

Contoh Bahasa Daerah di Pulau Sumatera

  • Bahasa Gayo

Bahasa ini dituturkan oleh Suku Gayo yang merupakan salah satu suku terkenal dari Provinsi Aceh. bahasa ini terdiri dari 4 dialek, yakni dialek Sarah Raja, dialek Kalo, dialek Kuta Lintang, dan dialek Remesan. Sampai saat ini, bahasa Gayo masih aktif dipakai oleh masyarakat Aceh, khususnya suku Gayo.

  • Bahasa Sigulai

Bahasa Sigulai dikenal juga dengan nama Sikule. Bahasa ini digunakan oleh suku Sigulai yang ada di Pulau Simeulue. Pulau Simeuleu terletak di Kabupaten Simeulue Provinsi Aceh.

  • Bahasa Batak

Bahasa Batak termasuk bahasa yang banyak digunakan di pulau Sumatera. Bahasa ini dituturkan di Provinsi Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, dan Aceh. Hal ini pula tidak lepas dari persebaran Suku Batak di pulau Sumatera.

Bahasa Batak mempunyai beberapa dialek di antaranya: dialek Alas, dialek Mandailing, dialek Kluet, dialek Dairi, dan dialek Angkola.

  • Bahasa Nias

Bahasa Nias disebut Li Niha pada penyebutan aslinya. Bahasa ini merupakan bahasa asli yang dituturkan oleh penduduk Kabupaten Nias dan Nias Selatan.

Oleh Badan Bahasa Kemdikbud, Bahasa Nias dibagi menjadi 4 dialek. Yakni dialek Simaluaya, dialek Pasar Teluk Dalam, dialek Hilimboe, dan dialek Nias Utara.

  • Bahasa Melayu

Bahasa Melayu merupakan bahasa yang banyak digunakan oleh masyarakat di pulau Sumatera. Khususnya di Provinsi Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan.

Bahaya melayu ini temasuk luas pemakaiannya dan juga menjadi dasar banyak kosakata Bahasa Indonesia.

  • Bahasa Minangkabau

Bahasa Minangkabau adalah bahasa asli dari Suku Minangkabau, Sumatera Barat. Bahasa ini terbagi dalam 5 dialek. Yakni dialek Pasaman, dialek Agam, dialek Lima Puluh Kota, dialek Koto Baru, dan dialek Pancung Soal.

  • Bahasa Mentawai

Bahasa Mentawai digunakan oleh masyarakat di sekitar Kecamatan Siberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Bahasa ini terdiri atas tiga dialek. Antara lain: dialek Siberut Utara, dialek Sipora Pagai, dan dialek Siberut Selatan.

  • Bahasa Enggano

Bahasa Enggano dituturkan di Desa Banjar Sari, Malakoni, dan Kahyapu, Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Bahasa ini adalah bahasa yang digunakan oleh banyak penduduk Provinsi Bengkulu.

Sayangnya bahasa Enggano saat ini hampir dinyatakan punah karena kehilangan penuturnya.

  • Bahasa Bajau Tungkal Satu

Bahasa Bajau Tungkal Satu dipakai oleh masyarakat di Provinsi Jambi. Selain Bajau Tungkal Satu, bahasa lain yang digunakan di Jambi adalah Banjar, Bugis, Kerinci, dan Melayu.

  • Bahasa Kayu Agung

Bahasa Kayu Agung digunakan di banyak daerah di Provinsi Sumatera Selatan. Serta mempunyai sembilan dialek.

Dialek tersebut antara lain : dialek Lintang, Kimak, Pagar Dewa, Pematang, Penesak, Kayu Agung Perigi, dan dialek Ngulak.

  • Bahasa Basemah

Bahasa Basemah digunakan oleh setidaknya 400.000 orang di dataran tinggi barat daya Sumatra, khususnya di provinsi Sumatra Selatan dan Bengkulu.

Basemah termasuk dalam rumpun bahasa Melayu. Hingga saat ini bahasa Basemah masih aktif dipelajari oleh anak-anak muda di Pulau Sumatera.

  • Bahasa Devayan

Bahasa Devayan dituturkan oleh masyarakat berbagai kecamatan di Kabupaten Aceh Singkil dan Kabupaten Simeuleu.

Bahasa ini terdiri atas dua dialek, yaitu dialek Singkil Pulo dituturkan di Kabupaten Aceh Singkil dan dialek Lugu dituturkan di Kabupaten Simeuleu.

  • Bahasa Kerinci

Sesuai namanya, bahasa ini digunakan oleh sebagian besar masyarakat suku Kerinci di Kabupaten Kerinci, Kota Sungai Penuh. Berdasarkan data yang dihimpun Wikipedia, bahasa Kerinci dituturkan oleh sekitar 300 ribu orang hingga tahun 2004.

  • Bahasa Komering

Bahasa Komering digunakan di Provinsi Sumatra Selatan. Bahasa ini terdiri atas dua dialek, yaitu dialek Pulau Negara yang banyak dipakai di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKU).

Sedangkan dialek Aji, umum dituturkan oleh penduduk Desa Negeri Batin, Kabupaten OKU.

  • Bahasa Lematang

Bahasa Lematang dituturkan oleh suku Melayu Lematang yang berasal dari sekitar Sungai Lematang di Sumatra Selatan.

Namun saat ini, bahasa Lematang sudah mendekati kepunahan. Karena para anak mudanya didorong untuk menggunakan bahasa Melayu Palembang, bahasa Indonesia, maupun bahasa Inggris.

  • Bahasa Pedamaran

Bahasa Pedamaran digunakan di Desa Pedamaran 5, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatra Selatan.

  • Bahasa Rejang

Bahasa Rejang digunakan oleh sebagian masyarakat di Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Kepahiang, dan Kabupaten Rejang Lebong.

Bahasa Rejang yang ada di Provinsi Bengkulu mempunyai lima dialek, yaitu : dialek Arga Makmur, dialek Curup, dialek Kepahiang, dialek Lebong Utara, dan dialek Lebong Selatan.

Itulah beragam bahasa daerah yang digunakan di Pulau Sumatera. Agar bahasa-bahasa tersebut tidak mengalami kepunahan, sudah seharusnya kita ikut mempelajari bahasa tersebut.

The post 17 Bahasa Daerah di Pulau Sumatera appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Karakter Budaya menurut Koentjaraningrat dan Contohnya https://haloedukasi.com/karakter-budaya-menurut-koentjaraningrat Mon, 07 Nov 2022 04:27:42 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39024 Budaya atau yang sering disebut sebagai kebudayaan merupakan tata cara kehidupan yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat yang mana memiliki sifat untuk diwariskan dari generasi satu ke generasi selanjutnya. Beberapa ahli dalam antropologi memiliki pandangan yang berbeda atas pengertian kebudayaan. Seorang antropolog E.B. Taylor mendefiniskan bahwa kebudayaan merupakan suatu hal kompleks. Dalam kebudayaan menurutnya memiliki cakupan […]

The post 7 Karakter Budaya menurut Koentjaraningrat dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
kontjaraningrat

Budaya atau yang sering disebut sebagai kebudayaan merupakan tata cara kehidupan yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat yang mana memiliki sifat untuk diwariskan dari generasi satu ke generasi selanjutnya. Beberapa ahli dalam antropologi memiliki pandangan yang berbeda atas pengertian kebudayaan.

Seorang antropolog E.B. Taylor mendefiniskan bahwa kebudayaan merupakan suatu hal kompleks. Dalam kebudayaan menurutnya memiliki cakupan yang cukup luas. Cakupan yang dimaksud dalam budaya seperti kepercayaan, kesenian, hukum, moral, adat isitiadat serta kemampuan yang dapat diperoleh manusia sebagai bagian dari kelompok masyarakat tersebut.

Selo dan Soelaeman tokoh antropologi dari Indonesia menyatakan bahwa kebuduyaan merupakan suatu ciptakan masyrakat dari seluruh hasil karya, rasa, serta cipta yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Menurut Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara kebudayaan adalah hasil dari sikap budi pekerti dan perilaku dari manusia yang muncul karena adanya hasil alam serta ketetapan yang dibuat oleh sekelompok masyarakat.

Menurutnya, kebudayaan juga bentuk dari kemampuan manusia yang memasuki masa kejayaan dari masyarakat. Pada titik ini masyarakat dinilai mampu mengatasi kesulitan-kesulitan serta menjadi awal dari munculnya tata tertib di masyarakat.

Menurut Bapak Antropolog Indonesia, Koentjaraningrat menyatakan bahwa kebudayaan merupakan aspek menyeluruh dari segala perilaku manusia serta hasil yang didapatkan manusia setelah melalui berbagai macam proses belajar serta tersusun dengan sistematis dalam kehidupan bermasyarakat secara luas.

Menurut Parsudi Suparlan didefinisikan sebagai pengetahuan manusia sebagai ciri makhluk sosial yang dapat didefinisikan sebagai pengetahuan manusia sebagai ciri makhluk sosial yang dapat digunakan untuk dapat memahami dan menginterpretasikan berbagai hal di lingkungan, sehingga menciptakan sebuah pengalaman.

Manurut, Parsudi Suparlan kebudayaan juga merupakan sebuah landasan serta acuan seseorang dalam bertingkah laku. Budaya sendiri memiliki berbagai karakter didalamnya.

Menurut Koentjaraningrat karakter dalam budaya ada tujuh. Ketujuh budaya tersebut antara lain kesenian, sistem teknologi dan peralatan, sistem organisasi masyarakat, bahasa, sistem mata pencaharian hidup dan ekonomi, sistem pengetahuan, serta sistem religi.

1. Kesenian

Fisik yang sehat tidak sepenuhnya menggambarkan bahwa seseorang tersebut dalam keadaan sehat seutuhnya. Kebutuhan manusia selain fisik adalah kebutuhan psikis. Berupa ketenangan jiwa, luapan seni sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.

Dengan terpenuhinya kebutuhan fisik serta psikis manusia diharapkan manusia tersebut dapat hidup dengan tenang dan dapat melakukan hal-hal positif disepanjang hidupnya.

Contoh: seni lukis yang melahirkan gambar yang menarik sehingga jiwa menjadi tenang dan senang.

2. Sistem Teknologi dan Peralatan

Setiap zamannya manusia selalu dikenal sebagai makhluk yang tidak pernah puas dengan kemudahan yang telah ditawarkan. Manusia akan selalu merasa ingin tahu lebih dan menggali lebih dalam terkait hal-hal yang berhubungan dengan sistem teknologi dan peralatan.

Manusia selalu berkembang menciptakan barang-barang berupa teknologi dan peralatan guna memenuhi dan memudahkan kehidupan manusia. Kemudahan dan kepraktisan dalam melakukan segala sesuatunya diharapkan dapat meningkatkan taraf kehidupan manusia.

Contoh: internet mempermudah kehidupan manusia dalam mencari informasi dan penjualan.

3. Sistem Organisasi Masyarakat

Kesadaran manusia bahwa membutuhkan orang lain untuk menutupi kekurangan dan saling membantu atas kelebihan maka akan muncul organisasi atau kelompok. Dengan berorganisasi atau kelompok manusia akan lebih mudah untuk bercerita maupun menolong satu dengan lainnya. Dari organisasi masyarakat ini pula diharapkan manusia selalu mengembangkan bakat dan minat yang telah dimilikinya.

Contoh: Persatuan buruh yang saling membantu satu dengan lainnya.

4. Bahasa

Bahawa yang awalnya digunakan hanya untuk kode, hingga menjadi alat mempermudah lisan untuk komunikasi sesama manusia. Bahasa sendiri merupakan unsur dalam kebudayaan yang utama dibandingan dengan yang lain.

Tanpa adanya bahasa manusia tentunya akan mengalami berbagai macam kesulitan untuk berkomunikasi satu dengan lainnya. Sekalipun bahasa didunia ada banyak, manusia telah menetapkan satu dari sekian ribu bahasa untuk dijadikan bahasa universal. Harapannya setiap orang didunia ini akan lebih mudah lagi berkomunikasi dengan menggunakan bahasa universal tersebut.

Contoh: Bahasa Inggris yang menjadi bahas universal didunia ini.

5. Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem Ekonomi

Dalam bertahan hidup manusia tentunya membutuhkan mata pencaharian untuk meningkatkan perekonomiannya. Sekalian hidup tidak selalu berbicara tentang uang, tetapi manusia membutuhkan uang dalam memenuhi berbagai hal dihidupnya.

Manusia menjual barang dan menawarkan jasa untuk meningkatkan perekonomian individu maupun sekitar dan guna sistem mata pencaharian hidup. Mata pencaharian pun saat ini telah ada beribu-ribu jenis sesuai dengan kesesuaian dan kebutuhan seseorang dalam hasil yang ditawarkan bidang pekerjaan tersebut. Contoh : orang bekerja untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.

6. Sistem Pengetahuan

Pengetahuan merupan suatu hal yang tidak dapat dilepaskan dari keingin tahuan yang tinggi dari pemikiran manusia. Pengetahuan inipun erat kaitannya dengan perkembangan dan pembangunan sistem budaya yaitu teknologi dan peralatan yang dilakukan oleh manusia.

Setiap manusia yang lahir memiliki pengetahuan yang berbeda, maka perlu saling bertukar pikiran dan berkembang. Dengan sistem pengetahuan yang kuat tentunya akan menghasilkan sistem teknologi dan peralatan yang kuat pula.

Contoh: pendidikan yang mencerdaskan masyarakat.

7. Sistem Religi

Kesadaran manusia bahwa ada sesuatu yang lebih besar dari manusia. Manusia sendiri menyadari ada suatu yang menciptakannya sehingga hadir didunia ini. Sebagian besar manusia juga mempercayai bahwa segala yang telah terjadi didunia ini telah diatur dengan baik sebelumnya.

Contoh: kaum Muslim percaya Allah.

The post 7 Karakter Budaya menurut Koentjaraningrat dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kebudayaan Menurut Koentjaraningrat : Pengertian, Ciri, Unsur, dan Contohnya https://haloedukasi.com/kebudayaan-menurut-koentjaraningrat Mon, 07 Nov 2022 04:19:57 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39023 Kebudayaan atau budaya adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh bersama serta diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Beberapa ahli memiliki pendapat sendiri terkait pengertian kebudayaan. Pengertian kebudayaan menurut Para ahli E.B. Taylor menyatakan bahwa kebudayaan merupakan hal kompleks yang mencakup beberapa hal didalamnya seperti kepercayaan, kesenian, hukum, moral, adat isitiadat serta kemampuan yang […]

The post Kebudayaan Menurut Koentjaraningrat : Pengertian, Ciri, Unsur, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Kebudayaan atau budaya adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh bersama serta diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Beberapa ahli memiliki pendapat sendiri terkait pengertian kebudayaan.

Pengertian kebudayaan menurut Para ahli

E.B. Taylor menyatakan bahwa kebudayaan merupakan hal kompleks yang mencakup beberapa hal didalamnya seperti kepercayaan, kesenian, hukum, moral, adat isitiadat serta kemampuan yang dapat diperoleh manusia sebagai bagian dari kelompok masyarakat tersebut.

Sedangkan, menurut Selo dan Soelaeman kebudayaan merupakan seluruh hasil karya, rasa, serta cipta dari masyarakat. Menurut Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara kebudayaan adalah buah budi dari manusia yang muncul karena adanya hasil alam serta kodrat masyarakat.

Menurutnya, kebudayaan juga bentuk dari kejayaan dari masyarakat yang mampu mengatasi kesulitan-kesulitan serta menjadi awal dari munculnya tata tertib di masyarakat. Menurut Bapak antropolog Indonesia, Koentjaraningrat menyatakan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan dari perilaku makhluk seperti manusia serta hasil yang dapat diperoleh makhluk tersebut melalui berbagai macam proses belajar serta tersusun dengan sistematis dalam kehidupan bermasyarakat.

Ciri-ciri kebudayaan

Menurutnya kebudayaan memiliki beberapa ciri-ciri yaitu:

  • Budaya yang hadir dimasyarakat akan dipelajari oleh generasi berikutnya.
  • Budaya dapat disampaikan oleh setiap individu pada individu maupun kelompok lain, serta diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya.
  • Budaya memiliki sifat yang dinamis, artinya budaya dapat berubah sepanjang waktu.
  • Budaya memiliki sifat selektif yang dapat mencerminkan pola perilaku serta pengalaman manusia secara terbatas.
  • Walaupun kebudyaan setiap daerah berbeda, budaya memiliki unsur yang saling berkaitan.
  • Masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut akan beranggapan etnosentrik atau menganggap bahwa budayanya sebagai budaya yang terbaik dan menilai budaya masyarakat hanyalah budaya standar.
  • Budaya memiliki unsur kepercayaan didalamnya yang dipercayai oleh anggota masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut.
  • Dalam kebudayaan ada bahasa serta ciri khas dari setiap daerah yang memiliki budaya tersebut.
  • Budaya merupakan produk yang diciptakan oleh manusia atau sekelompok manusia.
  • Budaya meliputi obyek materi yang diwujudkan melalui teknologi, serta meliputi sikap, nilai dan pengetahuan.

Kebudayaan memiliki beberapa fungsi yang hadir dan dapat dirasakan oleh masyarakat. Fungsi utama kebudayaan sendiri adalah untuk memperlajari warisan dari nenek moyang, kemudian generasi selanjutnya perlu meninjau.

Unsur -Unsur Kebudayaan

Apakah warisan tersebut perlu diperbarui atau tetap dilanjutkan dan apabila ditinggalkan maka kebudyaan tersebut dapat rusak. Menurut Koentjaraningrat kebudayaan juga memiliki unsur-unsur serta contohnya sebagai berikut.

1. Unsur Budaya Berupa Kebahasaan

Bahasa pertama kali diciptakan sebagai simbol untuk menyambung komunikasi antar manusia. Unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat yang pertama adalah bahasa. Bahasa sendiri adalah unsur-unsur yang dianggapnya sebagai suatu cara untuk manusia yang dikemas dalam bentuk alat percakapan dalam memenuhi kebutuhan sosialnya untuk berinteraksi dengan sesamanya.

Dalam ilmu antropologi, studi mengenai bahasa disebut dengan istilah antropologi linguistik. Manusia sendiri dinilai memiliki kemampuan dalam menciptakan serta membangun suatu budaya. Dimana budaya ini sendiri jika lama kelamaan selalu digunakan akan menjadi suatu tradisi.

Penciptaan pemahaman tentang fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari diungkapkan secara simbolik melalui ungkapan bahasa. Keadaaan inilah membuat unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat mengkategorikan bahasa sebagai unsur budaya dan kemudian akan diwariskan kepada generasi penerusnya dengan menggunakan bahasa.

Dengan demikian, bahasa menduduki kedudukan yang penting dalam analisis kebudayaan manusia. Bahasa sendiri selalu berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, dimana biasanya para pewaris bahasa merasa tertantang untuk menciptakan istilah-istilah baru terhadap fenomena yang terjadi disekitarnya sehingga maksud dari fenomena tersebut dapat tersampaikan dengan baik dan jelas.

2. Unsur Budaya Berupa Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia terhadap suatu hal atau objek tertentu dengan memanfaatkan indera yang dimilikinya. Koentjaraningrat mengklasifikasikan pengetahuan sebagai unsur kebudayaang yang kedua.

Sistem pengetahuan yang menjadi bagian dari unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat berkaitan dengan sistem peralatan hidup dan teknologi, karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud dalam ide pikiran manusia.

Pengetahuan sendiri memiliki sistem yang terkait dengan unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat sangat luas batasannya. Hal ini dikarenakan mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupannya.

Namun, yang menjadi kajian dalam ilmu antropologi sendiri sesuai unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat adalah bagaimana pengetahuan manusia digunakan untuk mempertahankan hidupnya. Sebagaimana manusia memiliki akal pikiran yang pada dasarnya pengetahuan sendiri adalah simbol dari pengembangan akal pikiran manusia tersebut dapat dikembangkan hingga seberapa jauh.

Pengetahuan ini sendiri juga dapat dikategorikan sebagai simbol kemajuan budaya, dimana pengembangan pengetahuan dapat dilihat dari teknologi yang dapat diciptakan dari zaman tersebut.

Setiap unsur-unsur budaya menurut Koentjaraingrat selalu memiliki pengetahuan tentang segala sesuatu yang ada disekitarnya. Pengetahuan yang menjadi unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat tersebut antara lain:

  • Alam sekitarnya.
  • Tumbuhan yang tumbuh disekitar daerah tempat tinggalnya.
  • Binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya.
  • Zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya.
  • Tubuh manusia.
  • Sifat-sifat dan tingkah laku manusia.
  • Ruang dan waktu.

3. Unsur Budaya Organisasi Sosial

Ketiga unsur budaya menurut Koentjaraningrat adalah organisasi sosial. Manusia merupakan sosok makhluk yang pada dasarnya selalu memiliki ketergantungan satu sama lain. Adanya ketergantungan ini tentunya membutuhkan rasa nyaman satu dan yang lainnya.

Selain kenyamanan, manusia juga selalu dikatakan sebagai makhluk sosial. Dimana dalam kehidupannya manusia memerlukan lingkungan sosial dalam membentuk kehidupannya secara utuh. Lingkungan sosial itu sendiri biasanya akan membuat kelompok-kelompok yang sesuai dengan kenyamanan karakter manusia satu dengan lainnya.

Kehidupan dalam setiap kelompok masyarakat sendiri biasanya akan selalu diatur oleh adat istiadat dan aturan mengenai berbagai macam kesatuan didalam lingkungan dimana sesorang tersebut hidup. Hal ini tentunya digunakan untuk menciptakan kenyamanan dan keharmonisan kehidupan yang diinginkan setiap manusia.

Kesatuan sosial yang paling dasar dan menjadi unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat adalah kerabat keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain. Keluarga dan kerabat merupakan suatu contoh kecil dari organisasi sosial yang diciptakan oleh manusia.

Kemudian, unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat ini membuat manusia akan digolongkan ke dalam tingkatan-tingkatan lokalitas geografis untuk membentuk organisasi sosial. Keluarga dan kekerabatan sendiri adalah suatu hal yang menjadi bagian unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat juga berkaitan dengan perkawinan.

Perkawinan merupakan inti atau dasar dalam pembentukan suatu komunitas atau organisasi sosial. Karena dengan adanya perkawinan akan menciptakan dasar manusia untuk membentuk suatu organisasi sosial.

4. Unsur Budaya Peralatan Hidup dan Teknologi

Manusia yang hidup disuatu zaman pasti erat kaitannya dengan peralatan hidup dan teknologi. Unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat keempat adalah peralatan hidup dan teknologi. Manusia selalu berusaha mempertahankan hidupnya, sehingga manusia akan selalu terdorong untuk membuat peralatan atau benda-benda untuk mendukung tujuan tersebut.

Peralatan hidup dan teknologi sendiri telah dikenal manusia sejak pertama kali menginjakkan kaki di bumi. Meskipun dari zaman ke zaman manusia selalu menunjukkan keinginan membuat peralatan hidup dan teknologi yang mempermudah hidupnya, tentunya hal ini juga tidak dapat dilepaskan dari unsur budaya berupa pengetahuan.

Pengetahuan manusia sebagai pondasi utama dari pengembangan dan penciptaan peralatan hidup serta teknologi pada suatu zaman. Rasa keingintahuan ditambah rasa tidak pernah puas manusia akan unsur budaya pengetahuan mempererat hubungan terciptanya peralatan hidup dan teknologi yang semakin maju setiap detiknya.

Semodern apapun peralatan hidup dan teknologi yang digunakan manusia masa kini tetap tidak lepas dari unsur pengembangan peralatan hidup dan teknologi yang dilakukan nenek moyang, yaitu masyarakat yang masih menggunakan perlatan hidup dan teknologi tradisional.

Inilah mengapa peralatan hidup dan teknologi termasuk unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat. Pada masyarakat tradisional, terdapat delapan macam sistem peralatan dan unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat fisik yang digunakan oleh kelompok manusia yang hidup nomaden atau berpindah-pindah atau dikenal juga sebagai masyarakat pertanian, yaitu:

  • Alat-alat produktif.
  • Senjata.
  • Wadah.
  • Alat untuk menyalakan api.
  • Makanan, minuman, bahan pembangkit gairah, dan jamu-jamuan.
  • Pakaian dan perhiasan.
  • Tempat berlindung dan perumahan.
  • Alat-alat transportasi.

Perlatan hidup dan teknologi yang ada pada masyarakat tradisional sebagaimana yang telah disusun oleh Koentjaraningrat tentunya berbeda jauh dengan peralatan hidup dan teknologi yang diperlukan masyarakat masa kini. Perkembangan unsur pengetahuan sangat berperan besar dan erat kaitannya dengan hal ini.

5. Unsur Budaya Ekonomi

Ekonomi merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari cara untuk memenuhi keinginan manusia demi mencapai kemakmuran hidup. Unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat yang kelima adalah ekonomi atau mata pencaharian.

Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi yang menjadi unsur-unsur budaya menurutnya dalam suatu masyarakat menjadi fokus penting dalam kajian etnografi. Mata pencaharian manusia sendiri selalu berubah seiring dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.

Jika melihat saat ini mata pencaharian yang ditawarkan untuk mencapai kemakmuran hidup manusia sangat beragam. Berbagai jenis mata pencaharian baru terbuka lebar untuk para pencari kerja. Tentunya hal ini sangat berbanding terbalik dengan kelompok masyarakat yang masih bertumpu pada mata pencaharian tradisional.

Mata pencaharian sendiri sebenarnya memiliki peran penting dalam tata cara sekelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemakmuran kehidupan jika dinilai dari ekonomi maka otomatis akan berhubungan dengan mata pencaharian.

Koentjaraningrat sendiri dalam penelitian etnografi memasukkan daftar unsur-unsur budaya menurut mengenai sistem mata pencaharian, mengkaji bagaimana suatu kelompok masyarakat mencukupi kebutuhan hidupnya melalui mata pencaharian atau sistem perekonomiannya.

Dalam sistem ekonomi yang menjadi unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat pada masyarakat tradisional, antara lain:

  • Berburu dan meramu.
  • Beternak.
  • Bercocok tanam di ladang.
  • Menangkap ikan.
  • Bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.

Lima sistem mata pencaharian yang menjadi unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat tersebut merupakan jenis mata pencaharian manusia yang paling tua dan banyak dilakukan oleh sebagian besar masyarakat pada masa lampau.

Masa lampau dan masa kini tentunya memberikan perbedaan yang cukup signifikan, mengingat kebutuhan manusia masa lampau dan masa kini tentunya memberikan suatu perbedaan yang dramatis.

6. Unsur Budaya Berupa Religi

Religi atau kegiatan keagamaan merupakan suatu kegiatan yang erat kaitannya dengan budaya yang bahkan dapat menciptakan suatu tradisi. Unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat keenam adalah unsur religi. Dalam ilmu antropologi, religi dikasi secara tersendiri. Kajian antropologi dalam memahami unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat berupa religi tidak dapat dipisahkan dari emosi keagamaan.

Emosi keagamaan yang menjadi unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat merupakan perasaan dalam diri manusia yang mendorong manusia untuk melakukan tindakan-tindakan yang bersifat religius. Hal ini yang mendasari emosi yang mampu memunculkan konsepsi benda-benda yang dianggap sakral dalam ke hidupan manusia.

Dalam unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat berupa sistem religi masih ada tiga unsur lain yang perlu dipahami selain emosi keagamaan, yakni sistem keyakinan, sistem upacara keagamaan, dan umat yang menganut religi itu. Dimana ketiga unsur tersebut nantinya akan menciptakan suatu tradisi budaya sesuai dengan kepercayaan masing-masing.

7. Unsur Budaya Kesenian

Kesenian merupan suatu hal yang terlihat sederhana namun rumit dan sangat dibutuhkan oleh manusia. Unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat ketujuh adalah kesenian. Pada mulanya para ahli antropologi menganggap bahwa kesenian bukan bagian dari unsur budaya.

Tetapi setelah dikaji detail para ahli antropologi mulai memperhatikan unsur-unsur budaya berupa kesenian. Bapak antropologi Indonesia, Koentjaraningrat menyimpulkan bahwa kesenian masuk sebagai unsur budaya setelah melakukan penelitian etnografi mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional.

Dalam penelitiannya, Koentjaraningrat menuliskan bahwa unsur budaya dalam seni. Seni yang dimaksud disini adalah seni pahat, seni musik, seni tari, seni rupa dan seni sastra. Seni pahat dapat berupa benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan.

Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, relief, ukiran, dan lukisan. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental. Seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. Kemudian terdapat seni gerak dan seni tari, yaitu seni yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran maupun penglihatan.

Dalam kajian antropologi kontemporer terdapat kajian visual culture yang menjadi unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat, yakni analisis kebudayaan yang khusus mengkaji seni film dan foto.

Dua media seni tersebut berusaha menampilkan kehidupan manusia beserta kebudayaannya dari sisi visual berupa film dokumenter atau karya-karya foto. Seni-seni tersebut tentunya mengalamai perkembangan yang begitu pesat dan tidak bisa terlepas dari unsur budaya pengetahuan.

The post Kebudayaan Menurut Koentjaraningrat : Pengertian, Ciri, Unsur, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
11 Jenis Pakaian Adat Bali Beserta Maknanya https://haloedukasi.com/jenis-pakaian-adat-bali Wed, 20 Jul 2022 02:55:53 +0000 https://haloedukasi.com/?p=37136 Pakaian adat adalah pakaian tradisional yang digunakan oleh kelompok etnis tertentu. Umumnya jenis pakaian yang dikenakan akan menyesuaikan dengan kondisi lingkungan, budaya dan geografis kelompok tersebut. Masing-masing etnis memiliki ciri khas yang kemudian menjadi identitas mereka.  Perbedaan pakaian adat antar kelompok ini lah yang menjadi pembeda sekaligus kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Tak jarang […]

The post 11 Jenis Pakaian Adat Bali Beserta Maknanya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pakaian adat adalah pakaian tradisional yang digunakan oleh kelompok etnis tertentu. Umumnya jenis pakaian yang dikenakan akan menyesuaikan dengan kondisi lingkungan, budaya dan geografis kelompok tersebut. Masing-masing etnis memiliki ciri khas yang kemudian menjadi identitas mereka. 

Perbedaan pakaian adat antar kelompok ini lah yang menjadi pembeda sekaligus kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Tak jarang dalam satu kelompok etnis tertentu memiliki lebih dari satu jenis pakaian adat. Berikut ini adalah pakaian adat yang ada di Bali beserta penjelasannya. 

1. Payas Agung 

Jenis Pakaian Adat Bali

Salah satu pakaian adat Bali yang umum dikenal banyak orang adalah Payas Agung yakni sebuah pakaian tradisional yang hanya digunakan pada waktu tertentu seperti pernikahan, ritual potong gigi atau mesagih, munggah dhewa, ngaben, dan ritual lainnya.

Payas Agung memiliki ciri khas yakni pada warnanya yang dominan emas serta mahkota yang tinggi untuk sang wanita. Sementara itu kain pakaiannya didominasi oleh warna merah menyalah dan terkesan mewah. 

Ketika mengenakan pakaian adat Payas Agung mempelai wanita akan dilengkapi dengan riasan khas yang mana terdapat simbol agama Hindu (Bindi) di kedua alisnya. Pada zaman dahulu Payas Agung hanya dikenakan oleh para bangsawan saja namun kini semua kalangan boleh memakainya. 

2. Payas Jangkep

Jenis Pakaian Adat Bali

Jangkep dalam bahasa lokal Bali artinya adalah lengkap. Sehingga maksud dari pakaian adat Payas Jangkep adalah pakaian adat Bali yang lebih lengkap daripada pakaian Payas Agung baik dari segi riasan maupun aksesorisnya. Meski lebih lengkap namun mahkota yang dikenakan pada pakaian ini tidak seberat yang ada di Payas Agung. 

Wanita akan mengenakan atasan berupa kebaya brokat khas Bali lengkap dengan korsetnya. Para lelaki akan mengenakan baju safari dan dilengkapi dengan keris khas Bali dan kain tenun songket. Payas Jangkep biasanya digunakan pada waktu lamaran. 

3. Payas Madya

Jenis Pakaian Adat Bali

Payas Madya adalah turunan dari Payang Jangkep namun lebih sederhana tetapi tetap formal. Pakaian ini umum digunakan untuk menghadiri upacara atau ibadah ke pura. Pakaian ini adalah pakaian kelas menengah yang artinya tidak begitu mewah namun juga tidak terlalu sederhana. 

Pakaian ini didominasi oleh warna putih dengan konsep Swastika atau tapak dara. Bagian kepala hingga leher disebut dengan Dewa Angga, bagian leher ke pusar disebut Manusia Angga dan pusar ke kaki disebut Buta Angga. 

4. Payas Alit 

Jenis Pakaian Adat Bali

Payas Alit adalah pakaian adat Payas Madya namun lebih sederhana lagi dan terkesan lebih santai namun tetap menjunjung nilai kesopanan.

Pada pakaian ini boleh diperkenankan kaos atau kemeja putih sebagai atasan namun bagian bawah tetap menggunakan kain tradisional. Untuk sang wanita umumnya menggunakan kebaya berwarna putih. 

Pakaian ini boleh digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan juga kerap digunakan untuk pergi sembahyang ke pura dan untuk pakaian sehari-hari

Dibandingkan dengan pakaian Payas lainnya, pakaian yang disebut juga dengan nama Payas Nista ini adalah yang paling rendah tingkatannya. Pada zaman dahulu pakaian ini adalah pakaian yang biasa digunakan oleh golongan rakyat biasa. 

5. Kebaya Bali 

Jenis Pakaian Adat Bali

Kebaya adalah pakaian yang lekat dengan kebudayaan Indonesia termasuk Bali. Pakaian ini dikhususkan untuk wanita dan umumnya terbuat dari kain renda. Bagian yang membedakan kebaya Bali dengan kebaya Jawa adalah lengan bajunya yang lebih terbuka serta memiliki warna yang lebih cerah. 

Namun pada saat acara berduka kebaya yang digunakan cenderung berwarna gelap untuk menunjukkan rasa berduka. Ciri khas lainnya dari kebaya Bali adalah ketika mengenakannya akan dikombinasikan dengan selendang prada yang dililitkan ke pinggang. 

6. Kain Kamen 

Jenis Pakaian Adat Bali

Kain Kamen adalah kain yang digunakan oleh orang-orang Bali untuk bagian bawah baik wanita maupun laki-laki. Kamen laki-laki hampir mirip dengan kain sarung namun memiliki corak persegi yang lebih mencolok. Sementara itu Kamen yang dikenakan oleh wanita memiki warna yang lebih bervariasi. 

Tak hanya motif yang berbeda, cara menggunakan kain Kamen antara wanita dan laki-laki juga berbeda. Pada laki-laki harus diberi jarak satu jengkal dengan diatas telapak kaki.

Hal ini bermakna seorang pria adalah pemimpin yang memiliki tanggung jawab yang besar sehingga harus selangkah lebih jauh dari wanita. Sedangkan Kamen wanita berjarak satu telapak tangan dari telapak kaki karena langkah perempuan lebih pendek. 

Adapun cara melilitkan kain ini adalah dari kiri ke kanan untuk pria dengan membiarkan ujung simpul menyentuh tanah untuk melambangkan bakti kepada tanah air. Sementara itu perempuan menggunakannya dari kanan ke kiri yang dimaksudkan agar menjadi penyeimbang laki-laki. 

7. Kain Saput 

Jenis Pakaian Adat Bali

Saput adalah kain yang ada di bagian luar dari kain Kamen dengan ciri khas dari kain ini yakni motifnya yang kotak-kotak. Kain ini digunakan dalam ritual-ritual keagamaan dan juga upacara pernikahan.

Sama halnya seperti kain Kamen, kain saput juga memiliki cara penggunaannya sendiri yakni berlawanan dengan arah jarum jam. Jarak antara tinggi Kamen dengan Saput yakni sekita satu jengkal.  

Kain Saput memiliki tiga jenis berdasarkan warnanya. Jenis yang pertama hanya memiliki dua warna yakni hitam dan putih yang disebut dengan Saput poleng Rawa Bhineda.

Jenis kedua memiliki tiga warna yakni putih, hitam, dan abu-abu yang disebut dengan Saput poleng Sudhamala. Jenis yang terakhir adalah yang memiliki warna putih, hitam dan merah disebut sebagai saput Poleng Tridatu. 

8. Baju Safari 

Jenis Pakaian Adat Bali

Baju Safari adalah pakaian khas Bali khusus untuk pria. Baju Safari mirip seperti kemeja dengan warna putih bersih pada umumnya. Namun bagi masyarakat Bali baju safari kental akan filosofinya.

Selama mengabaikan pakaian ini pemakai nya harus menjaga kesopanan dan kebersihan diri. Meski terlihat sederhana namun pakaian ini umum digunakan dalam upacara dan ritual keagamaan. 

9. Sabuk Prada

Jenis Pakaian Adat Bali

Sabuk Prada adalah kain yang melilit pada bagian pinggang baik pria maupun wanita. Pada pria sabuk Prada digunakan untuk menahan kain Kamen sedangkan pada wanita digunakan untuk memperindah agar lebih terlihat anggun. 

Sabuk Prada pada wanita memiliki filosofi yakni melindungi diri dan bagian rahim. Pada umumnya sabuk Prada memiliki warna yang kontras dan cenderung mencolok. 

10. Umpal 

Jenis Pakaian Adat Bali

Umpal adalah selendang kecil dan terkadang disebut juga sebagai senteng. Selendang ini digunakan pada pria untuk mengikat kain Kamen dan Saput.

Ada tata cara tersendiri dalam mengenakan umpal yakni dengan menggunakan simpul hidup di sebelah kiri dan harus terlihat tidak tertutup pakaian. Makna dari selendang ini adalah untuk menahan diri dari segala nafsu duniawi. 

11. Udeng

Jenis Pakaian Adat Bali

Ketika membahas  pakaian tradisional Bali maka lekat kaitannya dengan penutup kepala yang disebut dengan udeng. Penutup kepala ini khusu dikenakan untuk para laki-laki untuk menghadiri acara tertentu seperti dan juga dalam kehidupan sehari-hari. 

Namun jika hendak beribadah ke pura maka diwajibkan untuk mengenakan udeng yang berwarna putih. Warna tersebut melambangkan kembalinya jiwa manusia ke fitrahnya, kejernihan, kemurnian, dan ketenangan batin. Sedangkan untuk acara kematian berwarna hitam sedangkan untuk sehari-hari bisa selain dari dua warna tersebut. 

The post 11 Jenis Pakaian Adat Bali Beserta Maknanya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
8 Budaya Negara Singapura yang Masih Bertahan Hingga Sekarang https://haloedukasi.com/budaya-negara-singapura Mon, 04 Apr 2022 04:11:59 +0000 https://haloedukasi.com/?p=33363 Singapura dikenal sebagai satu-satunya negara maju yang ada di kawasan Asia Tenggara. Hal tersebut dikarenakan kesuksesannya dalam bidang perdagangan dan jasa, sekaligus letaknya yang sangat strategis, yakni berada di antara jalur pelayaran dari negara-negara di Asia Barat, Asia Timur, Eropa, Amerika, Afrika, serta Australia. Akan tetapi, meskipun sudah menjadi negara yang maju, masyarakat Singapura masih […]

The post 8 Budaya Negara Singapura yang Masih Bertahan Hingga Sekarang appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Singapura dikenal sebagai satu-satunya negara maju yang ada di kawasan Asia Tenggara. Hal tersebut dikarenakan kesuksesannya dalam bidang perdagangan dan jasa, sekaligus letaknya yang sangat strategis, yakni berada di antara jalur pelayaran dari negara-negara di Asia Barat, Asia Timur, Eropa, Amerika, Afrika, serta Australia.

Akan tetapi, meskipun sudah menjadi negara yang maju, masyarakat Singapura masih memiliki budaya tradisional yang terus dipertahankan dan dikembangkan dari tahun ke tahun. Kebudayaan tersebut dikemas dengan cara yang modern sehingga dapat menarik perhatian pengunjung. Berikut adalah beberapa budaya yang ada di Singapura.

1. Tahun Baru Cina

Tahun Baru Cina

Masyarakat Singapura memiliki cara tersendiri untuk merayakan Tahun Baru Cina. Perayaan tradisional ini diselenggarakan di China Town dengan meriah karena dipenuhi berbagai ornamen, hiasan, atau dekorasi lainnya yang memenuhi sepanjang jalan.

Terdapat satu makanan khas yang ada pada saat perayaan tahun baru, yakni bah kwa. Makanan tersebut adalah irisan daging babi barbekyu yang sangat diminati hingga pengunjung rela mengantre selama beberapa jam. Selain itu, hanya pada momen inilah pemerintah Singapura mengizinkan adanya kembang api.

2. Parade Chingay

Parade Chingay

Singapura juga memiliki cara lain untuk merayakan Tahun Baru Cina, yakni dengan parade Chingay. Parade tersebut merupakan parade jalan tahunan yang dilaksanakan di Malaysia dan Singapura. Biasanya, parade Chingay menjadi bagian dari perayaan ulang tahun dewa Cina yang disebut dengan Dewi Belas Kasih (Guanyin).

Di Singapura, parade Chingay pertama kali diadakan pada tahun 1973. Awalnya, hanya orang Cina yang dapat tampil dalam parade ini, tetapi lama-kelamaan orang Malay dan India juga dapat ikut serta sehingga menjadi semakin meriah. Oleh sebab itu, parade Chingay juga menjadi daya tarik bagi para wisatawan.

3. Festival Sungai Hong Bao

Festival Sungai Hong Bao

Selain perayaan Tahun Baru Cina di China Town dan parade Chingay, ada pula festival lainnya yang berkaitan dengan tahun baru, yakni Festival Sungai Hong Bao. Sungai Hong Bao sendiri sudah menjadi destinasi wisata bagi masyarakat lokal maupun wisatawan asing ketika ingin merayakan tahun baru sejak tahun 1987.

Festival ini dimeriahkan oleh hiasan lentera berukuran besar yang menggambarkan tokoh-tokoh mitologi serta legenda dari Tiongkok, seperti Dewa Kekayaan dan figur 12 hewan Shio. Terdapat pula opera dan pertunjukkan di jalan serta wahana hiburan yang bisa dinikmati oleh pengunjung.

4. Festival Malam Singapura

Festival Malam Singapura

Festival Malam Singapura atau Singapore Night Festival adalah perayaan yang diselenggarakan saat memasuki minggu ketiga bulan Agustus selama dua minggu. Festival ini terkenal dengan pertunjukkan cahaya yang diperlihatkan pada Museum Nasional Singapura.

Selain pertunjukkan cahaya di museum, terdapat pula berbagai karya seni yang menggunakan media lampu di sepanjang kawasan pusat seni utama bernama Bras Basah Bugis (BBB). Tidak hanya itu, terdapat pula penampilan bakat-bakat baik lokal maupun internasional. Seluruh rangkaian acara sebagian besar dibuka hingga larut malam.

5. i Light Marina Bay

i Light Marina Bay

Singapura memiliki festival seni cahaya yang dilaksanakan dengan memperhatikan sustainability sehingga tidak membahayakan alam. Festival i Light Marina Bay ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2010 oleh Urban Redevelopment Authority (URA), yakni otoritas yang menentukan sistem perencanaan kota Singapura.

Penggunaan huruf “i” dalam menamakan festival ini menggambarkan inovasi-inovasi yang digunakan dalam pelaksanaan festival, seperti pemilihan pencahayaan yang dilakukan oleh orang-orang penuh bakat dan kreativitas yang sudah terkenal hingga taraf internasional.

6. Festival Pertengahan Musim Gugur

6. Festival Pertengahan Musim Gugur

Festival Pertengahan Musim Gugur adalah sebuah perayaan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen di akhir musim gugur. Di sisi lain, masa ini juga merupakan saat di mana cahaya bulan sedang terang-terangnya dan inilah yang menyebabkan legenda bulan selalu dikaitkan dengan perayaan ini.

Festival ini juga disebut dengan Festival Kue Bulan atau Festival Lampion. Hal ini dikarenakan terdapat banyak penjual kue bulan dan lampion ketika festival ini diselenggarakan. Tidak hanya itu, di sekitar toko yang terdapat di gang-gang daerah Pecinan juga dihiasi dengan lampion warna-warni dengan berbagai ukuran dan bentuk serta biasanya diisi juga dengan pertunjukkan budaya Cina yang bermacam-macam. 

7. Festival Hungry Ghost

Festival Hungry Ghost

Tidak hanya masyarakat Amerika yang memiliki Halloween, orang-orang Cina juga memiliki Festival Hungry Ghost atau disebut juga dengan Zhong Yuan Jie sebagai bentuk penghormatan bagi mereka yang sudah meninggal. Mereka meyakini bahwa arwah-arwah akan berkeliaran dan harus diberi persembahan agar arwah tersebut tidak berbuat “kerusakan”.

Selain memberikan makanan dan uang, memberikan hiburan untuk para arwah juga penting. Oleh sebab itu, terdapat pula pertunjukan ‘getai’ yang dilakukan untuk menghibur roh-roh pengembara tersebut. ‘Getai’ merupakan hewan unik yang dihiasi lampu-lampu. Masyarakat biasa pun bisa melihat pertunjukkan ini asal tidak duduk di barisan depan.

8. Festival Thaipusam

Festival Thaipusam

Masyarakat Singapura pada dasarnya terdiri atas berbagai suku bangsa sehingga ada pula perayaan khas di negara ini yang berkaitan dengan agama, yakni festival Thaipusam. Festival ini dirayakan setiap tahun selama dua hari oleh mereka yang beragama Hindu atau komunitas Hindu Tamil.

Pada saat festival Thaipusam, orang-orang yang merayakannya akan membawa kavadi, sebutan untuk pot berisi susu yang terbuat dari kayu serta berjalan kaki sejauh 4,5 km. Perayaan festival tersebut berpusat di antara Kuil Sri Srinivasa Perumal di Serangoon Road dan Kuil Sri Thendayuthapani Temple di Tank Road.

Demikianlah penjelasan mengenai budaya negara Singapura. Kesimpulannya, Singapore yang merupakan negara maju karena perdagangan dan jasa serta wilayahnya yang strategis tidak membuat masyarakat di negara ini meninggalkan budayanya.

Hal tersebut ditunjukkan dengan berbagai perayaan yang masih dilakukan hingga saat ini sebagai bagian dari kebudayaan di Singapura, di antaranya, yaitu Tahun Baru Cina, Parade Chingay, Festival Sungai Hong Bao, Festival Malam Singapura, i Light Marina Bay, Festival Pertengahan Musim Gugur, Festival Hungry Ghost, dan Festival Thaipusam.

The post 8 Budaya Negara Singapura yang Masih Bertahan Hingga Sekarang appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
9 Budaya Negara Korea yang Harus Kamu Tau! https://haloedukasi.com/budaya-negara-korea Mon, 04 Apr 2022 04:05:51 +0000 https://haloedukasi.com/?p=33271 Korea merupakan salah satu negara yang terdapat di wilayah Asia Timur. Negara Korea terbagi menjadi dua, yakni Korea Utara dan Korea Selatan. Kedua negara tersebut memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan perbedaan ideologi serta sistem hidup. Meskipun demikian, terdapat budaya yang hampir sama dimiliki baik oleh Korea Utara maupun Korea Selatan. Walaupun tentunya terdapat pula […]

The post 9 Budaya Negara Korea yang Harus Kamu Tau! appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Korea merupakan salah satu negara yang terdapat di wilayah Asia Timur. Negara Korea terbagi menjadi dua, yakni Korea Utara dan Korea Selatan. Kedua negara tersebut memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan perbedaan ideologi serta sistem hidup.

Meskipun demikian, terdapat budaya yang hampir sama dimiliki baik oleh Korea Utara maupun Korea Selatan. Walaupun tentunya terdapat pula perbedaan budaya sesuai dengan leluhur dan perkembangan budaya di masing-masing negara. Berikut adalah beberapa budaya yang ada di negara Korea.

1. Perayaan Chuseok

1. Perayaan Chuseok

Chuseok yang secara bahasa berarti hari bulan purnama ini mulanya bernama hangawi. Chuseok merupakan sebuah festival yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur sebab telah melewati masa panen. Festival tersebut dilaksanakan selama tiga hari pada hari ke-15 bulan ke-8 dalam kalender lunar.

Perayaan Chuseok biasanya diisi dengan kunjungan ke kampung halaman. Kemudian di pagi hari mendatangi altar leluhur untuk memberi penghormatan dengan membersihkan lingkungan sekitar makam serta menyajikan makanan dan minuman. Ada pula kue songpyeon yang dibuat bersama keluarga sehari sebelum perayaan Chuseok. 

2. Festival Daeboreum

Festival Daeboreum

Daeboreum merupakan perayaan yang dilakukan saat munculnya bulan purnama pertama setelah tahun baru berdasarkan kalender lunar atau tepatnya pada hari ke-15 bulan pertama menurut kalender Tionghoa. Festival Daeboreum dilakukan sebagai upaya untuk menjauhkan diri dari nasib buruk dan arwah jahat sehingga selalu beruntung dan sehat sepanjang tahun.

Makanan yang tidak boleh absen dalam festival ini disebut dengan ogokbap, yakni nasi dari lima jenis palawija (beras, millet, sorgum, kacang, dan kacang azuki) untuk dimakan bersama keluarga lain dan diberikan pada tetangga. Setelah itu, masyarakat Korea yang merayakannya akan memecahkan kulit kacang dari berbagai jenis atau dinamakan bureom.

3. Festival Boryeong Mud

Festival Boryeong Mud

Festival Boryeong Mud atau festival lumpur merupakan salah satu budaya tradisi yang sudah dilakukan oleh masyarakat Korea sejak tahun 1998 hingga saat ini. Festival lumpur ini dilaksanakan setiap tahunnya pada bulan Juli selama dua minggu. Masyarakat Korea meyakini bahwa lumpur yang mereka gunakan memiliki khasiat untuk kesehatan kulit

4. Budaya Nakjil

Budaya Nakjil

Budaya Nakjil merupakan budaya yang mungkin dianggap sangat unik oleh masyarakat di luar Korea. Nakjil dikenal sebagai kegiatan memakan gurita yang masih hidup. Gurita tersebut dipotong ke dalam beberapa bagian lalu ditaburi biji wijen. Jadi, ketika dimakan, potongan tubuh gurita itu masih bergerak-gerak.

5. Hanok

Hanok

Hanok adalah rumah tradisional asal Korea Selatan. Rumah Hanok memiliki bentuk arsitektur dengan kekhasan tersendiri yang sangat menarik. Pada umumnya, pembangunan rumah Hanok menggunakan bahan alami, seperti kayu, tanah, batu, jerami, dan kertas. 

Beberapa bagian rumah Hanok, di antaranya adalah daecheong atau beranda penghubung antarruangan, sarangchae atau tempat tinggal kepala keluarga, anchae atau ruang tidur wanita dan anak kecil di bangunan utama, haengrangchae atau tempat tinggal pelayan, serta sadang sebagai altar bagi leluhur.

6. Kimci

Kimci

Makanan kimci pasti sudah banyak dikenal melalui drama Korea, idol Korea, maupun konten-konten di media sosial. Kimci merupakan salah satu makanan tradisional asal Korea dengan bahan dasar sayur, seperti sawi putih dan lobak yang diasinkan kemudian difermentasi. Bumbu yang digunakan adalah campuran udang krill, kecap ikan, bawang putih, jahe, serta bubuk cabai merah.

Selain dimakan sebagai makanan pendamping, kimci juga dapat diolah menjadi makanan lain. Misalnya, kimchi jjigae atau sup kimci dan kimchi bokkeumbap atau nasi goreng kimci. Berdasarkan majalah Health Magazine, kimci termasuk dalam makanan tersehat di dunia karena mengandung banyak vitamin yang baik untuk pencernaan bahkan mampu mencegah kanker.

7. Soju

Soju

Masyarakat Korea menjadikan kegiatan “minum” sebagai salah satu budaya khas di sana. Mereka biasanya meminum minuman keras asal Korea bernama soju, yakni alkohol yang mirip dengan vodka. Pada umumnya soju diminum pada saat malam hari dan hanya boleh untuk orang-orang yang sudah masuk dalam usia legal.

Ketika minum, terdapat etika tersendiri. Misalnya, saat minum bersama orang lain, harus orang lain tersebutlah yang menuangkan minuman ke gelas. Selain itu, saat menuangkan minuman pada orang yang lebih tua juga harus dengan etika dan cara tertentu yang sopan untuk menghormatinya.

8. Hanbok

Hanbok

Pakaian tradisional khas dari Korea bernama hanbok atau orang Korea menyebutnya dengan choson-ot. Hanbok ini terdiri atas baju bagian atas bernama jeogori dan celana panjang bernama baji pada laki-laki, maupun rok bernama chima bagi perempuan. Awalnya, hanbok digunakan sebagai pakaian sehari-hari dan saat ini hanya digunakan pada momen tertentu.

Masyarakat Korea sendiri menjadikan pakaian sebagai gambaran dari status sosial yang mereka miliki sehingga penting bagi mereka untuk mengenakan pakaian yang sesuai dengan statusnya. Bagi mereka yang termasuk dalam status kelas atas, maka mereka dapat mengenakan pakaian yang mewah ditambah dengan perhiasan yang biasanya tidak ada pada rakyat kelas bawah.

9. Salam

Salam

Masyarakat Korea memiliki budaya tersendiri dalam mengucap salam. Secara umum, mereka akan memberi salam dengan menundukkan kepala dan badan sekitar 30 hingga 60 derajat selama beberapa detik. Memberi salam dengan cara tersebut wajib kepada orang yang lebih tua atau dituakan. Sementara untuk yang sebaya atau lebih muda boleh dengan melambaikan tangan saja.

Selain itu, terdapat cara salam lain yang disebut dengan jeol. Jeol merupakan cara memberi salam dengan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di depan badan lalu berlutut dan dilanjutkan dengan menudukkan badan hingga posisinya hampir sujud.

Demikianlah budaya yang terdapat di negara Korea. Kesimpulannya, Korea yang terletak di Asia Timur terdiri atas Korea Utara dan Korea Selatan dengan perbedaan ideologi yang mencolok. Meskipun demikian, kedua negara tersebut memiliki kesamaan dalam beberapa budaya yang berkembang.

Budaya-budaya yang terdapat di Korea, di antaranya adalah perayaan Chuseok, festival Daeboreum, festival Boryeong Mud, budayay Nakjil, Hanok, Kimci, Soju, Hanbok, serta salam. Budaya-budaya tersebut bahkan tidak hanya terkenal di Korea, tetapi juga sudah diketahui masyarakat dunia.

The post 9 Budaya Negara Korea yang Harus Kamu Tau! appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
13 Budaya Negara Jepang yang Sangat Unik! https://haloedukasi.com/budaya-negara-jepang Mon, 04 Apr 2022 04:01:13 +0000 https://haloedukasi.com/?p=33212 Sudah tidak perlu diragukan lagi bahwa Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaannya. Negara yang terletak di kawasan Asia Timur ini dikenal sejak zaman dahulu kala sudah memiliki berbagai jenis budaya yang terus dipertahankan hingga saat ini meskipun di Jepang juga sudah banyak kemajuan teknologi. Di antara berbagai budaya yang berkembang di Jepang, terdapat beberapa […]

The post 13 Budaya Negara Jepang yang Sangat Unik! appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sudah tidak perlu diragukan lagi bahwa Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaannya. Negara yang terletak di kawasan Asia Timur ini dikenal sejak zaman dahulu kala sudah memiliki berbagai jenis budaya yang terus dipertahankan hingga saat ini meskipun di Jepang juga sudah banyak kemajuan teknologi.

Di antara berbagai budaya yang berkembang di Jepang, terdapat beberapa yang tidak hanya populer di Jepang, tetapi juga terkenal hingga mancanegara karena keunikan serta ciri khasnya yang sangat menarik. Berikut adalah beberapa budaya negara Jepang.

1. Sadou 

Sadou 

Sadou merupakan istilah yang digunakan untuk upacara minum teh di negara Jepang. Bagi masyarakat Jepang, upacara ini sangat krusial karena upacara ini tidak sekadar minum teh, tetapi juga proses persiapannya yang memerlukan urutan gerakan tertentu serta memperhatikan keseluruhan prosesnya. 

2. Festival Matsuri

Festival Matsuri

Salah satu festival yang terkenal di Jepang bahkan dikenal pula oleh masyarakat dari negara lain adalah festival Matsuri. Festival ini dilaksanakan sebagai wujud syukur kepada para dewa karena telah memberikan berkah pada masyarakat Jepang. Selain itu, upacara ini juga diyakini dapat melenyapkan hal buruk, menyucikan diri dan lingkungan, serta membawa panen yang melimpah.

Dalam pelaksanaannya, pada festival Matsuri terdapat mikoshi atau miniatur kuil yang diarak mengitari kawasan festival. Orang-orang yang mengaraknya menggunakan pakaian hanten atau happi. Mikoshi ini dipercaya merupakan kendaraan yang digunakan oleh dewa-dewa.

3. Festival Hanami

Festival Hanami

Kemudian ada pula festival Hanami atau istilah Inggrisnya adalah flower viewing. Festival ini dilaksanakan satu tahun sekali untuk menyambut bunga-bunga sakura yang mulai bermekaran pada sekitar bulan Maret hingga Mei. Masyarakat Jepang sudah melakukan festival Hanami sejak tahun 1600 M dan masih ada hingga saat ini sebagai bentuk healing dari kehidupan sehari-hari.

4. Festival Hanabi

Festival Hanabi

Selain Matsuri dan Hanami, terdapat festival lain yang tidak kalah menarik di Jepang, yakni festival Hanabi.  Festival Hanabi dimeriahkan dengan pesta kembng api dengan beragam bentuk dan jumlah yang sangat banyak. Festival ini melambangkan masuknya musim panas karena kembang api yang tampak di langit menggambarkan bunga-bunga ketika musim semi.

5. Geisha

Geisha

Geisha menjadi budaya Jepang yang sangat menarik bagi masyarakat mancanegara. Para geisha adalah para wanita yang memberikan hiburan melalui seni tari maupun suara. Mereka tinggal di rumah geisha bernama okiya untuk mengikuti pelatihan menjadi geisha.

Ketika sedang tampil, geisha menggunakan pakaian kimono dan riasan yang disebut dengan oshiroi atau bubuk putih agar geisha terlihat sangat pucat. Selain itu, mereka juga mengenakan sandal jepit berbahan kayu yang disebut dengan geta. Namun, perlu dipahami bahwa geisha bukanlah pekerjaan perempuan yang berkonotasi negatif.

6. Samurai

Samurai

Samurai merupakan istilah yang diberikan kepada orang-orang yang menjadi pejuang Jepang atau juga perwira militer. Mereka sebenarnya dapat menggunakan berbagai macam senjata, tetapi senjata utamanya adalah pedang panjang yang berbentuk lurus bernama katana. Samurai termasuk ke dalam peringkat tertinggi dalam sistem kasta sosial. 

7. Kimono

Kimono

Dalam hal pakaian, negara Jepang memiliki pakaian khas yang sudah terkenal di tingkat mancanegara, yakni kimono. Kimono adalah pakaian panjang berbentuk seperti huruf T. Umumnya, panjang kimono hingga mencapai mata kaki dan lengannya hingga pergelangan tangan. Tidak hanya baju, kimono juga dilengkapi dengan ikat pinggang bernama obi.

Kimono memiliki jenis yang berbeda-beda tergantung acara apa yang akan dihadiri. Misalnya, kimono warna hitam untuk upacara berkabung (mofuku), kimono bermotif emas atau perak untuk wanita yang akan menikah (tomesode), kimono formal yang digunakan wanita yang belum menikah untuk acara khusus (furisode), dan masih banyak lagi jenis lainnya.

8. Tako

Tako

Tako merupakan layang-layang khas dari Jepang yang diterbangkan setiap satu tahun sekali ketika tahun baru oleh keluarga di Jepang. Layang-layang tersebut dibuat dari kertas washi menggunakan kerangka dari bambu atau kayu cemara yang kemudian dihias dengan tinta hitam atau sumi dan cat yang berbahan pewarna alami untuk warna cerahnya.

9. Origami

Origami

Banyak orang sudah familiar dengan istilah origami. Origami merupakan seni melipat kertas yang sudah ada sejak tahun 1666-1868 dan masih populer hingga saat ini. Dengan lipatan kertas tersebut dapat membuat bentuk tertentu yang indah, seperti hewan, tumbuhan, atau bentuk lainnya. Pada awalnya, origami disebut dengan istilah orikara, orisui, dan orimono kemudian terganti begitu saja.

10. Shodo

Shodo

Shodo adalah bentuk seni lukis tulisan atau istilah lainnya adalah kaligrafi yang berasal dari Jepang. Seni shodo sudah ada sejak Dinasti Han dan dikenal sebagai percampuran antara seni menulis, dengan spiritualitas. Bagi masyarakat Jepang, shodo merupakan media bagi mereka untuk berkomunikasi serta memahami harmoni dan kebijaksanaan dalam hidup.

11. Sake

Sake

Sake terkenal sebagai minuman khas asal Jepang yang berjenis arak. Untuk membuat sake, diperlukan beras yang berkualitas, koji moulda, ragi, serta air bersih. Biasanya, di Jepang terdapat bar khusus yang menjual sake di berbagai daerah atau dapat dinikmati pula di restoran izakaya.

12. Kabuki

Kabuki

Dalam hal seni teater, Jepang juga memiliki budaya yang khas, yakni kabuki. Awalnya, kabuki diperankan oleh laki-laki dan perempuan, tetapi seiring berjalannya waktu kabuki hanya dilakukan oleh laki-laki. Kabuki ini juga menjadi seni yang terus dipertahankan dalam keluarga secara turun-temurun sehingga banyak keluarga yang diberi sebutan “keluarga kabuki.

13. Sumo

Sumo

Sumo merupakan jenis olahraga yang berasal dari Jepang. Olahraga ini dilakukan oleh dua orang dengan cara bergulat. Pada umumnya, pesumo harus tinggal di tempat pelatihan secara bersama untuk dilate dan menjalankan hidup yang sesuai dengan tradisi, termasuk makanan yang dikonsumsi oleh pesumo.

Demikianlah beberapa budaya yang ada di negara Jepang. Kesimpulannya, Jepang sangat terkenal akan kebudayaannya yang khas sejak dulu hingga sekarang meskipun dari waktu ke waktu zaman sudah semakin maju. Kebudayaan tersebut juga terkenal hingga ke luar negeri, tidak hanya di Jepang saja.

Di antara banyaknya budaya Jepang yang masih bertahan hingga saat ini, beberapa yang populer, yaitu upacara Sadou, festival Matsuri, festival Hanami, festival Hanabi, geisha, samurai, kimono, tako, origami, shodo, minuman sake, teater kabuki, dan gulat sumo.

The post 13 Budaya Negara Jepang yang Sangat Unik! appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Budaya Khas Negara Laos Beserta Penjelasannya https://haloedukasi.com/budaya-khas-negara-laos Mon, 04 Apr 2022 03:51:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=33133 Laos dikenal sebagai satu-satunya negara yang tidak memiliki wilayah laut karena dikelilingi oleh daratan dari negara lain sehingga mendapat julukan “The Land Locked Country“. Akan tetapi, hal tersebut justru menjadi penguat keberagaman yang ada di negara ini sebab pengaruh dari negara tetangga lebih mudah untuk masuk. Meskipun demikian, tidak lantas membuat masyarakat Laos cepat merubah […]

The post 10 Budaya Khas Negara Laos Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Laos dikenal sebagai satu-satunya negara yang tidak memiliki wilayah laut karena dikelilingi oleh daratan dari negara lain sehingga mendapat julukan “The Land Locked Country“. Akan tetapi, hal tersebut justru menjadi penguat keberagaman yang ada di negara ini sebab pengaruh dari negara tetangga lebih mudah untuk masuk.

Meskipun demikian, tidak lantas membuat masyarakat Laos cepat merubah sistem kehidupannya. Mereka memiliki adat istiadat yang terus dipegang teguh hingga saat ini karena sudah menjadi budaya yang melekat dalam kesehariannya dan membedakan masyarakat Laos dengan masyarakat negara lain. Berikut adalah beberapa budaya khas negara Laos.

1. Upacara Baci

Upacara Baci

Baci merupakan sebuah perayaan yang menjadi bagian dari praktik budaya di Laos. Upacara yang dapat disebut juga dengan sou khuan ini dikenal sebagai perayaan yang umum dilakukan ketika seseorang melewati tahap hidup tertentu atau menjadi penanda transisi dalam hidup seseorang. Misalnya, menikah, meninggalkan rumah, atau pada saat tahun baru.

Prosesi baci dilakukan dengan mengikat tangan seseorang dengan gelang tali putih dengan makna agar ia selalu dalam keberuntungan atau nasib baik. Ikatan tersebut tidak boleh dipotong atau dilepas paling tidak selama tiga hari, bahkan ada pula yang baru dibuka berbulan-bulan kemudian hingga senarnya hancur. Terdapat pula persembahan, makanan, dan nyanyian dari mam phawn (pendeta harapan) dalam prosesi baci.

2. Boun Bang Fai

Boun Bang Fai

Masyarakat Laos memiliki upacara untuk menyambut musim hujan yang disebut dengan Boun Bang Fai atau Rocket Festival. Perayaan upacara ini dilakukan di kota-kota besar hingga pedesaan. Prosesnya dimulai dengan berkumpulnya masyarakat di lapangan dengan membawa roket yang dibuat sendiri dengan bahan bambu dan bubuk mesiu kemudian diluncurkan bersama.

3. Patung Buddhis

patung Buddhis

Dalam tradisi Laos, patung Buddha yang terbuat dari perunggu, perak, atau emas ini mengikuti bentuk yang umum di seluruh Asia Tenggara. Namun, terdapat dua bentuk patung Buddha yang cukup berbeda di Laos, yakni patung mudra “memanggil hujan” dalam posisis berdiri dengan kedua tangan di sisi menghadap ke bawah dan mudra “kontemplasi” dengan kedua telapak tangan sedikit menyilang di depan dada.

4. Kepercayaan

Kepercayaan

Sebagian besar masyarakat Laos menganut agama Buddha. Tidak sekadar percaya, tetapi agama Buddha sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka. Akan tetapi, sayangnya kepercayaan tersebut diintervensi bahkan dibatasi oleh pemerintah komunis. Pemerintah juga terkadang menggunakan agama sebagai bagian dari kegiatan politik.

5. Penggunaan Bahasa

Penggunaan Bahasa

Bahasa yang paling dominan digunakan oleh masyarakat Laos bernama bahasa Lao, yakni bahasa asli negara tersebut. Sedangkan masyarakat yang tinggal di pedesaan, ada yang memakai bahasa minoritas, seperti Khmu dan Hmong. Tidak hanya itu, untuk urusan pemerintahan dan perdagangan, mereka biasanya menggunakan bahasa Prancis.

6. Rumah Adat

Rumah Adat

Rumah tradisional khas Laos disebut dengan rumah Lao atau heuan. Bangunannya terlihat sederhana dan sering kali dibangun dari anyaman bambu jerami atau kayu dengan beranda di depannya. Rumah tersebut dibangun di atas panggung untuk memberikan ventilasi serta perlindungan. Selain itu, pada bagian atap rumah ini terbuat dari jerami.

7. Pakaian Adat

Pakaian Adat

Pakaian tradisional Laos untuk laki-laki adalah sampot atau celana panjang bergaya khmer dengan jaket berkerah Mandarin atau kemeja Indocina dan pha biang atau selendang motif kotak-kotak sederhana mirip khmer. Kemudian untuk perempuan, menggunakan sinh atau rok panjang dengan bordiran mewah bersama pha biang dengan blus bergaya Prancis.

8. Masakan Khas

Masakan Khas

Masakan-masakan yang ada di Laos menggambarkan keberagaman masyarakatnya. Salah satu makanan tradisional yang terkenal adalah nasi ketan yang didampingi dengan berbagai sajian. Makanan khas Laos mirip dengan makanan Thailand, tetapi masakan Laos lebih asam, lebih pahit, dan lebih pedas dibanding masakan Thailand. Selain itu, masyarakat Laos juga mengonsumsi serangga yang disebut dengan “makanan hutan”

9. Seni Musik dan Penampilan

Seni Musik dan Penampilan

Laos memiliki lagu tradisional bernama lam, di mana seorang penyanyi mengimprovisasikan puisi dalam musik yang memiliki tempo cepat dengan tema-tema seputar cinta, kesulitan, dan kemiskinan dengan menggunakan humor. Sedangkan alat musik tradisional khas Laos adalah khaen atau khene, yakni alat musik tiup yang terbuat dari susunan bambu yang digabungkan dengan kayu kecil dan dilubangi.

10. Aturan Sosial

Aturan Sosial

Masyarakat Laos masih menerapkan beberapa aturan sosial dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk menyapa orang lain, masyarakat Laos menunjukkan gestur tangan seperti berdoa yang disebut dengan nop. Orang-orang yang lebih muda atau memiliki status lebih rendah harus melakukan nop pada orang yang lebih tua atau statusnya lebih tinggi.

Di sisi lain, terdapat pula pengaruh Buddhisme pada berbagai aturan di Laos. salah satunya adalah menyentuh kepala atau menunjuk kaki seseorang merupakan tindakan yang tidak sopan. Hal tersebut dikarenakan kepala dianggap sebagai bagian tertinggi dari tubuh dan kaki adalah bagian terendah dari tubuh.

Demikianlah penjelasan mengenai budaya khas negara Laos. Kesimpulannya, Laos memang merupakan negara yang tidak memiliki wilayah laut karena negara ini dikelilingi oleh daratan negara lain sehingga mempengaruhi kebudayaan yang ada di Laos. Namun, masyarakat Laos juga mempunyai budaya yang terus dipertahankan hingga kini.

Beberapa budaya khas Laos, di antaranya adalah perayaan Baci atau Sou Khuan untuk merayakan tahap kehidupan baru, upacara Boun Bang Fai saat menjelang musim hujan, serta berbagai jenis budaya khas lain, seperti patung Buddhis, kepercayaan, bahasa, rumah adat, pakaian adat, seni musik dan penampilan, masakan khas, bahkan aturan sosial.

The post 10 Budaya Khas Negara Laos Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kebudayaan Universal https://haloedukasi.com/kebudayaan-universal Mon, 03 Jan 2022 05:32:23 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30379 Dalam perkembangan sejarah manusia tidaklah lepas dari budaya atau kebudayaan. Menurut Selo Soemardjan, yang dimaksud dengan kebudayaan adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia. Intinya, bahwa apapun yang dihasilkan oleh manusia adalah bagian dari kebudayaan. Budaya sendiri bisa berwujud kebudayaan material dan non-material. Wujud kebudayaan material adalah kebudayaan yang memiliki bentuk fisik seperti bangunan, makanan, […]

The post Kebudayaan Universal appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam perkembangan sejarah manusia tidaklah lepas dari budaya atau kebudayaan. Menurut Selo Soemardjan, yang dimaksud dengan kebudayaan adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia. Intinya, bahwa apapun yang dihasilkan oleh manusia adalah bagian dari kebudayaan.

Budaya sendiri bisa berwujud kebudayaan material dan non-material. Wujud kebudayaan material adalah kebudayaan yang memiliki bentuk fisik seperti bangunan, makanan, hasil teknologi, dan sebagainya. Sementara wujud kebudayaan non-material contohnya adalah ide, gagasan, nilai dan norma, pengetahuan, dan semisalnya.

Perlu diketahui bahwasanya ada unsur-unsur kebudayaan yang dimiliki oleh semua peradaban yang ada di muka bumi sehingga dikatakan sebagai kebudayaan universal. Lantas, apakah kebudayaan universal itu?

Pengertian Kebudayaan Universal

Secara umum, yang dimaksud dengan kebudayaan universal adalah kebudayaan yang bersifat menyeluruh atau dimiliki oleh semua masyarakat di dunia.

Menurut Kluckhon, sebagaimana yang disebutkan dalam bukunya Universal Categories of Culture, menyatakan bahwa kebudayaan universal ditemukan pada semua bangsa yang ada di dunia, mulai dari sistem kebudayaan sederhana seperti misalnya masyarakat pedesaan hingga sistem kebudayaan yang kompleks seperti pada masyarakat perkotaan.

Sementara itu, menurut Koentjaraningrat, istilah universal sendiri menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan memiliki sifat universal dan bisa ditemukan dalam kebudayaan yang dimiliki oleh semua bangsa di berbagai penjuru dunia.

Unsur Kebudayaan Universal

Menurut Kluckhon, kebudayaan universal terdiri atas 7 unsur kebudayaan, yaitu sistem bahasa, sistem pengetahuan, sistem organisasi sosial atau lembaga massyarakat, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem ekonomi dan mata pencaharian hidup, sistem religi, dan sistem kesenian.

  1. Sistem Bahasa
    Bahasa merupakan sistem yang digunakan oleh manusia untuk saling berkomunikasi dan membangun interaksi dengan sesamanya. Oleh karena itu, bahasa memiliki peranan penting dalam membangun tradisi budaya serta pewarisannya kepada generasi penerusnya. Hal ini berarti bahwa bahasa juga sangat berperan penting dalam kajian analisis kebudayaan manusia.
    Dalam ilmu antropologi, studi yang mempelajari tentang bahasa disebut sebagai antropologi linguistik. Selain mempelajari tentang asal-usul suatu bahasa, antropologi linguistik juga mempelajari mengenai dialek atau logat yang digunakan masyarakat dalam berkomunikasi. Demikian pula, perbedaan penggunaan bahasa berdasarkan pada lapisan sosial masyarakat atau yang disebut juga sebagai social level of speech.

  2. Sistem Pengetahuan
    Sistem pengetahuan pada unsur kebudayaan universal memiliki keterkaitan yang erat dengan sistem teknologi atau peralatan hidup yang digunakan dalam sebuah masyarakat. Jika sistem pengetahuan bersifat abstrak atau berwujud ide, maka sistem teknologi dan peralatan hidup bisa dikatakan sebagai wujud konkrit dari sistem pengetahuan itu sendiri.
    Sistem pengetahuan sebagai salah satu unsur kebudayaan universal memiliki batasan yang luas karena mencakup berbagai unsur dalam aspek kehidupan manusia. Akan tetapi, dalam kajian antropologi adalah bagaimana sistem pengetahuan tersebut digunakan oleh manusia untuk mempertahankan hidupnya.

  3. Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial
    Unsur kebudayaan universal berikutnya adalah mengenai sistem kekerabatan dan organisasi sosial yang berkaitan dengan bagaimana manusia membentuk komunitas masyarakat melalui berbagai kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat, tiap kelompok masyarakat memiliki peraturan yang mengatur mengenai berbagai macam kesatuan dalam lingkungan dimana ia tinggal.
    Adapun kekerabatan berkaitan dengan adanya perkawinan yang merupakan inti atau dasar bagi pembentukan suatu komunitas atau organisasi sosial.

  4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
    Dalam upaya mempertahankan hidupnya, manusia menciptakan berbagai peralatan yang membantunya dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.  Menurut Koentjaraningrat, masyarakat tradisional memiliki setidaknya delapan jenis sistem peralatan dan teknologi, yakni alat-alat produktif yang digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, senjata, wadah, alat menyalakan api, makanan dan minuman, pakaian dan perhiasan, tempat berlindung atau rumah, dan juga alat transportasi.

  5. Sistem Ekonomi dan Mata Pencaharian
    Diantara fokus kajian penting dalam etnografi adalah mengenai sistem ekonomi dan mata pencaharian masyarakat, yakni berkenaan dengan bagaimana suatu masyarakat melakukan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
    Pada masyarakat tradisional, ada beberapa sistem mata pencaharian yang paling mendasar yang dilakukan oleh manusia sejak masa lampau, yaitu berburu dan meramu, beternak, bercocok tanam di ladang, menangkap ikan, dan bercocok tanam dengan sistem irigasi. Seiring waktu dan semakin majunya peradaban manusia, sistem mata pencaharian juga semakin luas dan beragam.

  6. Sistem Religi
    Asal mula dari adanya sistem religi pada unsur kebudayaan manusia adalah karena keyakinan manusia akan adanya kekuatan supranatural atau ghaib yang dianggap lebih tinggi tingkatannya daripada manusia. Selanjutnya manusia juga mencari cara untuk bisa berhubungan atau melakukan interaksi dengan kekuatan supranatural tersebut.
    Kajian mengenai unsur religi dalam kebudayaan manusia tidaklah bisa dilepaskan dari adanya emosi keagamaan. Emosi keagamaan sendiri dimaknai sebagai perasaan dalam diri manusia yang mendorongnya untuk melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya religius. Emosi keagamaan ini juga yang kemudian memunculkan adanya konsepsi benda sakral dan profan dalam kehidupan manusia.
    Dalam sistem religi, setidaknya ada tiga unsur  lain yang harus dipahami selain emosi keagamaan, yaitu sistem keyakinan, sistem upacara keagamaan, dan umat yang menganut religi tersebut.

  7. Sistem Kesenian
    Kesenian bisa diartikan sebagai segala keinginan manusia akan keindahan yang diwujudkan dari hasil imajinasi kreatif manusia. Unsur kesenian sendiri bisa dibedakan ke dalam tiga bentuk utama, yakni seni rupa, seni suara, dan juga seni tari.

Proses Pembentukan Kebudayaan Universal

Proses terbentuknya kebudayaan diawali dengan adanya dorongan atau motivasi yang terbagi ke dalam empat jenis, yakni sebagai berikut:

  1. Dorongan Naluri
    yaitu suatu motivasi yang muncul semata-mata karena dorongan dari dalam nurani manusia.
  2. Dorongan Indrawi
    yaitu suatu motivasi yang muncul akibat adanya rangsangan yang dirasakan oleh manusia melalui panca inderanya.
  3. Dorongan Akal
    yaitu suatu motivasi yang muncul karena kemampuan manusia dalam menggunakan akal dan pikirannya untuk memanfaatkan sesuatu demi kemudahan dalam hidup.
  4. Dorongan Religi
    yaitu motivasi yang muncul karena dasar kepercayaan dalam hati mengenai suatu hal.

Dorongan-dorongan tersebut akan melahirkan kebudayaan yang ada dalam suatu masyarakat. Namun, pada perkembangannya kebudayaan yang dimiliki oleh satu masyarakat bisa berbeda dengan kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat lainnya. Hal ini dikarenakan perkembangan suatu budaya juga dipengaruhi oleh faktor lainnya, seperti lingkungan geografis, kepercayaan, cara interaksi, pola kehidupan, tingkat pendidikan, dan sebagainya.

Contoh Kebudayaan Universal

Berikut ini adalah contoh-contoh dari kebudayaan universal berdasarkan masing-masing unsurnya.

  1. Bahasa
    Contohnya adalah penggunaan bahasa Jawa yang berbeda-beda jenisnya disesuaikan dengan tingkat sosial yang menggunakan.
  2. Pengetahuan
    Contohnya penggunaan rasi bintang sebagai penunjuk arah
  3. Kekerabatan dan Organisasi Sosial
    Contohnya adalah sistem perkawinan, adat menetap yang berbeda antara satu suku dengan suku lainnya.
  4. Peralatan Hidup dan Teknologi
    Contohnya adalah penggunaan alat-alat pertanian, senjata untuk berburu, rumah tradisional, dan sebagainya.
  5. Ekonomi dan Mata Pencaharian
    Contohnya adalah mata pencaharian masyarakat pesisir sebagai nelayan dan masyarakat pedalaman sebagai petani.
  6. Religi
    Contohnya adalah pelaksanaan upacara tradisi seperti sekaten dan sedekah laut, adanya berbagai jenis agama, dan sebagainya.
  7. Kesenian
    Contohnya adalah adanya seni tari yang berbeda dari berbagai suku bangsa.

The post Kebudayaan Universal appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Akulturasi Budaya: Pengertian, Penyebab dan Contoh https://haloedukasi.com/akulturasi-budaya Mon, 29 Nov 2021 03:02:47 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29193 Pengertian Akulturasi Budaya Menurut Mulyana, akulturasi merupakan suatu bentuk perubahan budaya yang diakibatkan oleh interaksi antar kelompok-kelompok budaya sehingga tercipta pola-pola dan budaya baru, serta ciri-ciri kelompok masyarakat. Menurut Robert Redfield, Ralph Linton, dan Melville J. Herskovits, akulturasi merupakan sebuah fenomena yang muncul saat sebuah entitas dalam masyarakat memiliki perbedaan dalam segi budaya, namun tetap […]

The post Akulturasi Budaya: Pengertian, Penyebab dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Akulturasi Budaya

Menurut Mulyana, akulturasi merupakan suatu bentuk perubahan budaya yang diakibatkan oleh interaksi antar kelompok-kelompok budaya sehingga tercipta pola-pola dan budaya baru, serta ciri-ciri kelompok masyarakat.

Menurut Robert Redfield, Ralph Linton, dan Melville J. Herskovits, akulturasi merupakan sebuah fenomena yang muncul saat sebuah entitas dalam masyarakat memiliki perbedaan dalam segi budaya, namun tetap berhubungan dan berkesinambungan satu sama lain.

Menurut Kim, akulturasi merupakan bentuk proses belajar dan menginternalisasi budaya dan nilai yang dianut oleh sebagian kelompok. Kim juga menambahkan bahwa akulturasi sebagai suatu proses yang dilakukan oleh imigran untuk menyesuaikan diri dengan budaya penduduk asli, kemudian akan mengarah pada terciptanya asimilasi.

Akulturasi budaya biasanya ditandai dengan adanya perubahan seperti pada kelompok minoritas dari segi bahasa, nilai, pakaian, makanan, dan perilaku kelompok.

Akulturasi secara fundamental merupakan suatu proses perubahan kebudayaan dalam masyarakat yang menerima dan mengadopsi unsur-unsur baru tanpa menghilangkan kepribadian maupun jati diri suatu kelompok masyarakat.

Unsur- unsur baru tersebut dapat diterima dari dalam maupun luar kebudayaan masyarakat itu sendiri, bentuknya dapat berupa inovasi atau kebaruan lain.

Jenis-jenis Akulturasi

Menurut Bogardus terdapat tiga jenis akulturasi, antara lain:

  1. Democratic Acculturation, akulturasi jenis ini terjadi ketika representasi tiap budaya menghormati budaya lainnya.
  2. Imposed Acculturation, akulturasi jenis ini terjadi ketika kelompok budaya satu memaksa kelompok budaya lain untuk menginternalisasi kebudayaan baru.
  3. Blind Acculturation, akulturasi budaya terjadi ketika kelompok masyarakat yang memiliki kebudayaan yang berbeda secara tidak sengaja telah mempelajari budaya baru akibat tinggal dalam lingkungan yang sama dengan kelompok kebudayaan lainnnya.

Penyebab Terjadinya Akulturasi

Menurut Gilin dan Gilin, akulturasi dapat terjadi diakibatkan oleh beberapa hal, yakni:

  1. Perkawinan campur.
  2. Persamaan kebudayaan.
  3. Adanya ancaman dari luar.
  4. Kesetiaan dan keserasian sosial.
  5. Kesempatan dalam bidang ekonomi.

Selain menurut pendapat tokoh, ada pula dua faktor yang menyebabkan terjadinya akulturasi budaya, yakni:

1. Faktor Internal

Bersumber dari dalam kelompok itu sendiri, bertambah dan berkurangnya jumlah anggota disebabkan oleh fertilitas, mortalitas, dan migrasi. Selain itu adanya inovasi yang dikembangkan dalam suatu kelompok akan menghasilkan penemuan baru yang dapat menambah ataupun mengganti sesuatu yang sudah ada.

2. Faktor Eksternal

Bersumber dari luar kelompok, kebudayaan asing menurut kelompok lainnya dapat mempengaruhi masyarakat dan mengubah tatanan masyarakat. Dampak pengaruh eksternal terhadap suatu kelompok akan menyebabkan terjadinya suatu akulturasi, difusi, maupun asimilasi.

Akulturasi budaya juga dapat terjadi jika suatu kelompok kebudayaan dihadapkan dengan unsur kebudayaan lainnya yang sifatnya asing. Kemudian, unsur kebudayan asing ini diterima dan diinternalisasi oleh suatu kelompok tanpa menghilangkan kekhasan kepribadian kebudayaan itu sendiri.

Dalam proses berkembangnya, akulturasi budaya dapat terjadi dalam waktu yang cepat dan lambat. Hal ini tergantung dengan bagaimana cara suatu kelompok membawa kebudayaan terhadap kelompok lainnya. Selain itu juga tergantung dengan persepsi masyarakat.

Jika suatu kelompok membawa suatu kebudayaan terhadap kelompok lain nya secara paksa, maka proses internalisasi kebudayaan terhadap suatu kelompok akan berjalan dengan sangat lambat dan membutuhkan waktu yang relatif lama.

Begitu pula sebaliknya, jika proses masuk kebudayaan asing terhadap suatu kelompok disampaikan secara damai, maka akulturasi budaya akan berlangsung cenderung lebih cepat.

Faktor Pendorong Akulturasi

1. Berorientasi Ke Masa Depan 

Masyarakat yang berpikir ke masa depan memiliki sebuah perencanaan dan penuh kesiapan untuk menghadapi kebudayaan-kebudayaan baru yang dibawa dari luar kelompoknya. Salah satu implementasinya seperti sikap saling menghormati terhadap kebudayaan asing bagi kelompok tersebut.

Cara berpikir yang berorientasi ke depan dapat membuat mobilitas budaya dapat lebih terkendali. Dalam suatu kelompok pasti memiliki kekhawatiran tersendiri terhadap identitas budaya mereka sehingga perlu antisipasi untuk menghadapi sesuatu yang asing.

2. Pendidikan yang Maju

Pendidikan dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat. Pendidikan yang maju akan membuat masyarakat memiliki sikap dan pemikiran yang terbuka. Dengan pendidikan yang maju akan menjadikan masyarakat lebih toleransi dan mengerti cara menghadapi budaya asing.

Pendidikan yang maju mendorong terjadinya akulturasi budaya, sebab suatu kelompok dapat beradaptasi dengan lingkungan baru karena mereka telah memiliki pemahaman dan wawasan yang luas mengenai kebudayaan lain. Dengan hal tersebut pula individu atau kelompok dapat memajukan peradaban.

3. Toleransi Terhadap Budaya Lain

Dari segi sosial manusia memang tidak bisa hidup tanpa adanya manusia lain. Sejatinya baik individu maupun kelompok saling membutuhkan individu atau kelompok lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup satu sama lain.

Maka dari itu, setiap individu maupun kelompok harus memiliki sikap toleransi terhadap budaya lain. Toleransi menjadi penting dalam kehidupan bermasyarakat terutama pada masyarakat yang sifatnya heterogen. Hal ini akan mendukung terjadinya proses akulturasi budaya.

4. Masyarakat yang Heterogen

Dengan latar belakang yang berbeda-beda, masyarakat heterogen menjadi salah satu faktor pendorong terjadinya akulturasi budaya. Hal ini diakibatkan karena dengan keberagaman dapat memudahkan individu maupun kelompok untuk mencoba mengerti dan memahami satu sama lain.

5. Sikap dan Perilaku Saling Menghargai Budaya

Menjaga hubungan baik dengan kelompok lain yang memiliki kebudayaan berbeda akan berdampak positif bagi suatu kelompok. Salah satunya akan menciptakan akulturasi budaya, dengan menghargai kebudayaan lain tidak sama sekali membuat kelompok sendiri merasa dirugikan.

Dengan menanamkan sikap dan perilaku saling menghargai budaya lain akan menghindari perselisihan antar suatu kelompok budaya. Namun, jika tidak ada sikap dan perilaku menghargai budaya lain maka akan menghambat akulturasi budaya.

Faktor Penghambat Akulturasi

1. Kebiasaan Adat Turun-temurun

Tidak jarang dijumpai pada masyarakat adat bahwa mereka memiliki kebiasaan yang disampaikan secara lisan ke lisan kepada anak dan cucu sebagai generasi yang akan meneruskan adat tradisi suatu kelompok.

Namun hal ini akan menghambat terjadinya proses akulturasi budaya. Ketika budaya baru datang, masyarakat adat menganggap bahwa hal tersebut sangat asing dan sulit menerima untuk menjadi bagian dalam kebiasaan-kebiasaan mereka.

2. Sikap Masyarakat yang Masih Tradisional 

Masyarakat yang masih tradisional akan menganggap kebudayaan asing menjadi sebuah ancaman bagi kelompoknya. Ancaman itu akan menghilangkan keistimewaan, jati diri, ataupun kepribadian kelompoknya sendiri. Oleh karena itu, sikap masyarakat yang masih tradisional akan menghambat proses terjadinya akulturasi budaya. 

3. Hal – Hal Baru Dianggap Buruk

Masyarakat yang masih berpikiran tertutup, tidak mau kebudayaan atau kebiasaannya diganggu dan sulit menerima kebudayaan baru, akan menganggap segala suatu hal selalu buruk. 

Hal ini akan menghambat proses akulturasi budaya dalam suatu kelompok. Selalu ada stigma masyarakat bahwa hal baru merupakan hal buruk yang akan merusak kebudayaan mereka.

4. Ilmu Pengetahuan yang Bergerak Lambat

Stagnanisasi ilmu pengetahuan dalam masyarakat akan menghambat terjadinya akulturasi budaya. Kurangnya pengetahuan dan wawasan akan berdampak pada melambatnya proses memajukan peradaban.

Ilmu pengetahuan menjadi salah satu faktor penting jika suatu kelompok masyarakat menginginkan kemajuan untuk menjalani kehidupan yang lebih baik. Tidak akan merugi jika mengembangkan ilmu pengetahuan, dengan ilmu pengetahuan akan memberikan banyak dampak positif.

Contoh Akulturasi Budaya

Salah satu contoh hasil akulturasi budaya yakni seni wayang Mahabharata yang merupakan perpaduan antara kesenian Jawa dan India. Sejak zaman Hindu hingga sekarang, cerita Mahabharata telah diterima dalam pergelaran wayang di Indonesia.

Cerita wayang Mahabharata yang telah tersebar luas di Indonesia telah dimodifikasi dan sudah berbeda dengan cerita wayang Mahabarata yang aslinya, berasal dari India. Namun unsur-unsur budaya dari keduanya masih terasa, tidak serta merta berubah mengikuti salah satu kelompok budaya saja.

Secara alur cerita, dalam Ramayana dan Mahabharata India memiliki cerita yang lebih kompleks dan berbeda-beda kisah, tetapi di Indonesia cerita tersebut menjadi satu rangkaian. Pewayangan kisah Ramayana selalu disambung dengan kisah Mahabharata, dan dalam kisah lain justru disambung kembali dengan kisah Kerajaan Kediri.

Cerita Mahabharata India dengan cerita Mahabharata Indonesia memiliki perbedaan yang menonjol pada nilai-nilai keagamaan. Jika di India menyajikan cerita yang lebih bernuansa Hinduisme sedangkan setelah di Indonesia cerita tersebut diselipkan nilai-nilai Islam.

Cerita Ramayana dan Mahabharata ini memang berasal dari India, namun juga disebarluaskan bukan hanya di Indonesia saja, melainkan ada pula cerita Ramayana dan Mahabharata versi Thailand, Myanmar, Kamboja, dan lainnya.

The post Akulturasi Budaya: Pengertian, Penyebab dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>