Kepadatan Penduduk - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kepadatan-penduduk Sat, 11 Feb 2023 02:21:13 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Kepadatan Penduduk - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kepadatan-penduduk 32 32 Kenali 5 Tahapan dalam Transmisi Demografis https://haloedukasi.com/tahapan-dalam-transmisi-demografis Sat, 11 Feb 2023 02:20:58 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41314 Kelahiran, kematian, dan migrasi merupakan tiga faktor utama yang memengaruhi laju pertumbuhan penduduk. Ketiganya juga memiliki korelasi dengan proyeksi penduduk dan transmisi demografis. Pengertian Transmisi demografis adalah model yang digunakan untuk menggambarkan fenomena atau pergeseran dari tingkat kelahiran, kematian, dan populasi di masyarakat dengan acuan kepemilikan teknologi, pendidikan (terutama wanita), dan perkembangan ekonomi . Model […]

The post Kenali 5 Tahapan dalam Transmisi Demografis appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kelahiran, kematian, dan migrasi merupakan tiga faktor utama yang memengaruhi laju pertumbuhan penduduk. Ketiganya juga memiliki korelasi dengan proyeksi penduduk dan transmisi demografis.

Pengertian

Transmisi demografis adalah model yang digunakan untuk menggambarkan fenomena atau pergeseran dari tingkat kelahiran, kematian, dan populasi di masyarakat dengan acuan kepemilikan teknologi, pendidikan (terutama wanita), dan perkembangan ekonomi .

Model ini sering digunakan untuk mengolah data kependudukan di negara-negara Amerika Utara dan Eropa yang sudah terindustrialisasi. Tetapi seringkali tidak tepat ketika diterapkan di negara dengan situasi sosial, politik, dan ekonomi tertentu, sehingga pada akhirnya mampu memengaruhi populasi tertentu.

Transmisi demografis juga berusaha menjelaskan mengapa perubahan-perubahan tersebut bisa terjadi. Model ini terbagi ke dalam beberapa tahapan, di mana setiap tahapan melambangkan perubahan drastis pada salah satu faktor pertumbuhan penduduk.

Dengan menerapkan konsep transmisi demografis, kita dapat memprediksi struktur populasi yang mungkin akan terjadi pada suatu negara. Negara yang berada di tahapan awal atau pertama cenderung memiliki banyak penduduk dengan usia muda, sementara negara yang berada pada tahapan akhir cenderung memiliki banyak penduduk berusia lanjut atau tua.

Tahapan dalam Transmisi Demografis

Awal pengembangan model, transmisi demografis hanya terdapat 4 tahapan. Namun, belakangan ini telah dikembangkan tahapan kelima dalam transmisi demografis yang diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai keadaan demografis suatu negara di masa depan.

1. Tahap Pertama

Tahap pertama ada dalam masyarakat pra-industri, di mana angka kelahiran dan kematian sama-sama tinggi. Keduanya berfluktuasi dengan cepat sesuai situasi lingkungan atau alam, seperti kekeringan dan wabah penyakit. Populasi yang dihasilkan relatif konstan dan berusia muda.

Program seperti Keluarga Berencana dan penggunaan alat kontrasepsi hampir tidak ada. Dengan demikian, batas dari angka kelahiran didasarkan pada kemampuan perempuan untuk melahirkan anak. Kegiatan emigrasi mampu menekan angka kematian dalam beberapa kasus, seperti pada abad ke-19 di Eropa dan Amerika Serikat bagian timur.

Selama dalam tahapan ini, masyarakat hidup dan berkembang dengan paradigma Malthusian, serta dengan jumlah penduduk yang didasarkan oleh jumlah persediaan makanan. Sementara fluktuasi pasokan makanan cenderung diterjemahkan langsung ke dalam fluktuasi populasi.

Kematian yang signifikan akibat kelaparan seringkali terjadi. Secara keseluruhan dinamika populasi pada tahap pertama sama dengan hewan yang hidup di alam liar. Menurut Edward Revocatus (2016), ini merupakan tahap awal dari transmisi demografis di dunia, yang ditandai dengan aktivitas primer, seperti praktik pertanian, penggembalaan, penangkapan ikan berskala kecil, dan bisnis kecil-kecilan.

2. Tahap Kedua

Pada tahap kedua, angka kelahiran tetap tinggi, namun angka kematian menurun secara drastis. Terjadi pertumbuhan populasi yang sangat tinggi di tahapan ini. Di Eropa, perubahan yang mengarah ke tahap kedua dimulai pada Revolusi Pertanian, sekitar abad ke-18 dan pada awal perubahan terjadi sangat lambat.

Sementara negara-negara yang saat ini sedang berada dalam tahap ini antara lain, seperti Afghanistan, Yaman, Irak, dan sebagian besar negara Afrika Sub Sahara (tidak termasuk Afrika Selatan, Botswana, Eswatini, Zimbabwe, Namibia, Kenya, Lesotho, Ghana, dan Gabon yang sudah mulai memasuki tahap ketiga).

Setidaknya terdapat dua faktor yang menyebabkan penurunan angka kematian, yaitu:

  • Peningkatan pasokan makanan dan sarana transportasi yang lebih baik.
  • Perbaikan dalam sistem kesehatan masyarakat, terutama pada anak-anak.

Ledakan populasi adalah konsekuensi dari tahap kedua, bukan karena peningkatan fertilitas namun karena penurunan angka kematian. Selama paruh kedua abad ke-20, banyak dari negara-negara kurang berkembang mulai memasuki tahap kedua. Tanpa adanya pemerintahan yang progresif, pada tahap ini pula, negara-negara tersebut rentan menjadi negara gagal.

Ciri lain dari tahap kedua transmisi demografis adalah terjadi perubahan struktur umur penduduk. Pada tahap pertama, mayoritas kematian terjadi antara umur 5-10 tahun pertama kehidupan. Sementara pada tahap kedua perlu adanya peningkatan kelangsungan hidup anak-anak dan pertumbuhan populasi.

3. Tahap Ketiga

Pada tahap ketiga transmisi demografis, angka kelahiran mulai menurun secara drastis dan angka kematian juga kembali menurun namun secara perlahan. Hal ini terjadi sebagai akibat dari peningkatan kondisi ekonomi, perluasan status dan pendidikan perempuan, serta akses ke kontrasepsi.

Penurunan tingkat kelahiran ini berfluktuasi dari satu negara ke negara lain, seperti halnya rentang waktu yang dialami. Selain itu, melalui penurunan angka kelahiran, tahap ketiga menggerakkan populasi menuju suatu kestabilan dalam segala aspek kehidupan.

Terdapat beberapa faktor yang berkontribusi pada penurunan angka kelahiran pada tahap ketiga transmisi demografis, antara lain:

  • Adanya kesadaran bahwa untuk memastikan masa tua yang nyaman, seseorang tidak perlu memiliki anak yang banyak. Ketika kematian anak terus menurun dan pendapatan meningkat, orang tua menjadi percaya diri bahwa sedikit anak cukup dapat membantu keperluan keluarga dan merawat mereka di usia senja.
  • Adanya peningkatan urbanisasi mengubah nilai-nilai tradisional. Kehidupan di perkotaan yang otomatis meningkatkan biaya tanggungan anak-anak dalam sebuah keluarga juga menjadi pertimbangan seseorang ketika ingin memiliki anak.
  • Dibuatnya undang-undang yang melarang seorang anak untuk bekerja dan berkontribusi secara signifikan dalam urusan rumah tangga selama masih dalam usia wajib belajar.
  • Peningkatan jumlah melek huruf dan lapangan pekerjaan, memberikan pandangan kritis pada wanita tentang menjadi seorang ibu dan wanita karier.
  • Perbaikan terhadap teknologi kontrasepsi, baik dari segi ketersediaan dan pengetahuan tentang cara menggunakannya. Hal ini merupakan faktor utama dari penurunan angka kelahiran.

Selama periode tahap ini, berpotensi menghasilkan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan rasio usia kerja terhadap penduduk tanggungan, disebut bonus demografi.

4. Tahap Keempat

Pada tahap keempat transmisi demografis, angka kelahiran maupun kematian sudah sangat rendah sehingga pertumbuhan populasi juga sangatlah rendah. Hal ini seringkali mengarah pada stabilitas populasi total. Negara yang berada pada tahap ini umumnya dianggap maju dan terindustrialisasi.

Tingkat kematian yang rendah disebabkan oleh sejumlah alasan, seperti rendahnya jumlah penyakit dan produksi makanan yang tinggi. Sementara tingkat kelahiran rendah karena setiap orang memiliki lebih banyak kesempatan dalam memilih apakah ingin memiliki anak atau tidak, dan lebih memilih karier mereka.

Pada tahap keempat ini, sudah mulai ada risiko terjadinya peningkatan rasio ketergantungan. Yaitu suatu kondisi di mana terdapat banyak orang tua non-produktif yang harus ditanggung oleh generasi muda yang masih produktif. Ada 4 negara yang telah memasuki tahap keempat transmisi demografis, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan Argentina.

5. Tahap Kelima

Tahap kelima merupakan tahapan transmisi demografis yang baru diobservasi belakangan ini. Ada dua kemungkinan dalam tahap kelima, yaitu angka kelahiran menurun sehingga menjadi lebih rendah dari angka kematian. Atau sebaliknya, angka kematian yang mengalami peningkatan dan angka kelahiran mengalami penurunan.

Satu hal yang pasti adalah akan ada penurunan populasi di negara yang berada pada tahap kelima transmisi demografis.

Adapun alasan yang mendasari penurunan angka kelahiran, antara lain:

  • Terlalu fokus pada materialisme dan kekayaan, sehingga tidak ingin memiliki anak atau keluarga.
  • Pendidikan tinggi yang semakin merata dan menyeluruh, sehingga membuat orientasi hidup sebagian orang adalah karier mereka.
  • Semakin banyak ketersediaan fasilitas aborsi dan kontrasepsi.
  • Semakin mahal biaya hidup yang menyebabkan seseorang enggan memiliki anak.
  • Keengganan untuk menikah karena kebutuhan hidupnya bisa terpenuhi oleh wahana kenikmatan lainnya.

Sementara alasan untuk peningkatan angka kematian pada tahap kelima dalam transmisi demografis, antara lain munculnya penyakit degeneratif yang tidak menular, gaya hidup modern yang tidak sehat. Seperti kanker, tumor, AIDS/HIV, obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan autoimun. Contoh negara yang diperkirakan akan atau sudah memasuki tahap kelima transmisi demografis antara lain Swedia dan Italia.

Contoh Kasus

Setiap negara setidaknya telah mengalami beberapa tahapan dalam transmisi demografis. Tergantung pada beberapa faktor yang memengaruhinya hingga negara tersebut mampu masuk ke tahapan selanjutnya.

  • Amerika Serikat

Dari tahun 1800 hingga 1940, Amerika Serikat telah mengalami transmisi demografis dari sebagian besar penduduk pedesaan AS dengan tingkat kesuburan tinggi, dengan rata-rata kelahiran 7 anak per wanita kulit putih, kemudian menurun menjadi 2 anak per wanita kulit putih. Penurunan ini akibat dari kemajuan teknologi.

Sejak saat itu, Amerika Serikat mengalami penurunan kesuburan meski sangat rendah. Sementara angka kematian di sebagian besar wilayah kolonial Amerika Utara berkisar antara 15 hingga 25 kematian per 1000 penduduk per tahunnya.

Harapan hidup mereka berada di angka 40, dan di beberapa tempat mencapai 50. Penduduk Philadelphia hanya memiliki harapan hidup hingga 20 tahun, dengan rata-rata keseluruhan mencapai 40 tahun pada abad ke-18.

Saat itu, North Carolina menjadi wilayah dengan prevalensi tertinggi penyakit endemik mematikan seperti malaria dengan angka kematian mencapai 45 hingga 50 per 1000 penduduk per tahun. New Orleans juga demikian, 50 per 1000 bahkan terkadang bisa lebih, hingga disebut sebagai “ibu kota kematian Amerika Serikat”.

Satu-satunya wilayah yang tidak menerapkan pola ini adalah Amerika Selatan. Namun saat ini, Amerika Serikat diakui sebagai negara dengan tingkat kesuburan dan kematian yang sama-sama rendah. Setiap tahunnya, angka kelahiran mencapai 14 per 1000 penduduk. Sementara angka kematian hanya 8 per 1000 penduduk per tahunnya.

  • India

Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Goli dan Arokiasamy mengenai kondisi demografsi India pada 2013, menunjukkan bahwa India telah mengalami transmisi demografis sejak pertengahan tahun 1960-an, dan transisi fertilitas yang dimulai sejak 1965.

Pada 2013, India berada di paruh akhir tahap ketiga dalam transmisi demografs, dengan populasi sekitar 1,23 miliar jiwa. Hampir 40 tahun lamanya India tertinggal dalam proses transisi demografis, jika dibandingkan dengan negara-negara Uni Eropa, Jepang, dan lainnya.

Apabila transmisi demografis India dibarengi dengan basis populasi yang lebih tinggi, maka akan menghasilkan dividen demografis yang kaya dalam beberapa dekade mendatang.

  • Rusia

Pada abad ke-18, Rusia mulai memasuki tahap kedua dalam transmisi demografis, bersamaan dengan negara-negara Eropa lainnya. Efek yang ditimbulkan dari proses transmisi demografis Rusia terbatas pada sedikitnya penurunan angka kematian dan kestabilan pertumbuhan populasi.

Pada abad ke-19, populasi Rusia naik hampir empat kali lipat dari sebelumnya, dari yang awalnya 30 juta menjadi 133 juta jiwa, terus bertambah hingga Perang Dunia I dan berbagai kekacauan yang mengikutinya. Dengan cepat Rusia beralih ke tahap ketiga dalam transmisi demografis.

Meski pada pertengahan 1920-an tingkat kesuburan mereka mulai pulih kembali dan hampir mencapai 7 anak per wanita, mereka banyak mengalami tekanan seperti kelaparan pada 1931-1933, kekalahan pada Perang Dunia II pada 1941. Sehingga fertilitas di Rusia setelah perang hanya mengalami pemulihan peningkatan mencapai 3 anak per wanita.

Pada 1970, Rusia berada di tahap keempat dalam transmisi demografis dengan angka kelahiran dan angka kematian masing-masing di urutan 15/1000 dan 9/1000. Namun anehnya, tingkat kelahiran mereka masuk ke keadaan fluks kontan, dan berulang kali melampaui 20/1000 dan jatuh di bawah 12/1000.

Antara 1980-an dan 1990-an, Rusia kembali mengalami transisi demografis yang unik. Para pengamat menyebutnya “bencana demografis”. Hal ini karena angka kematian melebihi jumlah kelahiran, harapan hidup setiap orang turun tajam (terutama laki-laki) dan angka bunuh diri meningkat tajam. Pada 1992 hingga 2011, angka kematian melebihi angka kelahiran. Sementara sejak 2011 hingga saat ini, yang terjadi justru sebaliknya.

  • Madagaskar

Pada abad ke-19, transmisi demografis Madagaskar lebih banyak dipengaruhi oleh faktor manusia, terutama negara bagian Merina. Kebijakan negara bagian Merina banyak merangsang pertumbuhan produksi pertanian, yakni membantu menciptakan populasi yang lebih besar dan sehat, serta dengan meletakkan dasar bagi ekspansi militer dan ekonomi Merina.

Sejak 1820, biaya ekspansionisme semacam itu telah membuat negara meningkatkan eksploitasi kerja paksa terhadap rakyatnya, dengan mengorbankan produksi pertanian sehingga mengarah ke transmisi demografis negatif. Infertilitas dan kematian bayi di Madagaskar meningkat tajam saat itu, dan terus mengalami peningkatan akibat wabah penyakit, mal nutrisi, dan stres yang semuanya berakar dari kebijakan kerja paksa negara.

Hal ini menyebabkan antara 1820 hingga 1895, pertumbuhan populasi di Madagaskar terhitung hanya sangat kecil. Selain itu, rezim Prancis di era kolonial juga memperparah keadaan di Madagaskar saat itu.

Transmisi Demografis Periode Kedua

Transmisi demografis periode kedua adalah suatu kerangka konseptual yang pertama kali dirumuskan oleh Ron Lesthaeghe dan Dirk van de Kaa pada 1986.

Model ini membahas mengenai perubahan pola perilaku seksual dan reproduksi yang terjadi di Eropa Barat dan Amerika Utara sekitar tahun 1963. Penggunaan pil KB dan obat-obat murah lainnya, serta IUD sebagai metode kontrasepsi saat itu dan diadopsi oleh masyarakat hingga sekarang.

Dikombinasikan dengan meningkatnya peran perempuan dalam masyarakat dan tenaga kerja, telah mengakibatkan banyak perubahan yang memengaruhi demografi negara-negara industri dan menghasilkan tingkat kesuburan sub-pengganti.

Perubahan-perubahan tersebut antara lain seperti peningkatan jumlah wanita yang memilih untuk tidak menikah atau memiliki anak, peningkatan kohabitasi di luar pernikahan, peningkatan jumlah ibu tunggal, peningkatan jumlah wanita di pendidikan tinggi dan karier profesional, dan berbagai peningkatan individualisme, terutama pada wanita.

The post Kenali 5 Tahapan dalam Transmisi Demografis appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Jenis Transmigrasi yang Penting untuk Diketahui https://haloedukasi.com/jenis-transmigrasi Wed, 28 Dec 2022 03:50:36 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40438 Kebijakan pemerintah Indonesia mengenai kependudukan ternyata telah dibangun sejak zaman Hindia Belanda, salah satu kebijakannya adalah memindahkan penduduk dari daerah Pulau Jawa ke desa-desa yang berada di daerah luar Jawa. Bentuk pergerakan penduduk semacam ini disebut dengan mobilitas permanen atau migrasi yang secara umum di Indonesia, terdapat dua macam mobilitas permanen yang terjadi antar wilayah, […]

The post 7 Jenis Transmigrasi yang Penting untuk Diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kebijakan pemerintah Indonesia mengenai kependudukan ternyata telah dibangun sejak zaman Hindia Belanda, salah satu kebijakannya adalah memindahkan penduduk dari daerah Pulau Jawa ke desa-desa yang berada di daerah luar Jawa.

Bentuk pergerakan penduduk semacam ini disebut dengan mobilitas permanen atau migrasi yang secara umum di Indonesia, terdapat dua macam mobilitas permanen yang terjadi antar wilayah, bak melalui migrasi internasional dan migrasi internal.

Dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan hidup, seperti kebutuhan ekonomis, pendidikan, atau alasan sosial lainnya, manusia sering kali  pindah dari suatu wilayah ke wilayah lainnya dan akhirnya kemudian menetap di tempat tujuan. Proses transmigrasi bisa dilakukan oleh siapa saja dengan syarat harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan pemerintah setempat.

Transmigrasi bisa dilakukan oleh satu orang saja, bisa satu keluarga, atau bahkan satu desa pun bisa melakukan transmigrasi secara bersamaan dengan pengurus atau perangkat desanya. Jenis transmigrasi ini biasanya disebut dengan transmigrasi bedol desa dimana satu penduduk desa akan berpindah ke daerah yang lebih layak.

Pengertian Transmigrasi 

Transmigrasi adalah suatu proses perpindahan penduduk dari suatu wilayah yang padat penduduknya ke area wilayah atau pulau lain yang penduduknya masih sedikit dan bahkan bisa jadi belum ada penduduknya sama sekali. Seperti yang telah diketahui jika manusia merupakan makhluk yang memiliki kemampuan atau daya mobilitas yang paling tinggi dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya di muka bumi.

Transmigrasi menjadi suatu aktivitas yang dilakukan manusia yang berupa mobilitas atau perpindahan dengan istilah transmigrasi yang digunakan sebagai sebuah sebutan untuk perpindahan penduduk dari suatu daerah menuju ke daerah lainnya. Transmigrasi ini biasanya dilakukan dari daerah yang memiliki penduduk padat menuju ke daerah yang jarang penduduknya.

Di Indonesia biasanya transmigrasi akan dilakukan sebagai upaya pemerintah untuk pemerataan penduduk, contohnya perpindahan penduduk dari Pulau Jawa ke Pulau Kalimantan sebagai upaya dari pemerintah untuk pengurangan penduduk di Pulau Jawa dan penambahan di Pulau Kalimantan.

Tujuan Transmigrasi

Tujuan dilakukannya kegiatan transmigrasi ini yaitu sebagai upaya untuk kesejahteraan dan pemerataan pembangunan dan juga bertujuan untuk kesatuan dan persatuan masyarakat. Transmigrasi juga ditujukan untuk meningkatkan persebaran penduduk dan tenaga kerja yang dapat berguna dalam membuka dan mengembangkan daerah produksi baru terutama daerah pertanian di luar Jawa dan Bali. 

Pelaksanaan transmigrasi menjadi upaya penataan kembali penggunaan, penguasaan, dan kepemilikan tanah, baik di daerah asal maupun daerah tujuan untuk mendukung program transmigrasi swakarsa. Pelaksanaan transmigrasi ini tentunya sudah memperhatikan kepentingan pertahanan dan keamanan nasional. Pelaksanaan transmigrasi akan mengutamakan para petani dan pedagang untuk mengerjakan tanah yang seharusnya berfungsi sebagai hutan lindung dan suaka alam. 

Dalam rangka memulihkan kembali fungsi sumber alam dan memelihara kelestarian lingkungan hidup, transmigrasi juga berfungsi sebagai pembinaan usaha tani transmigran dan penduduk setempat. Dengan pengembangan dan peningkatan usaha industri perdagangan, maka diharapkan akan ada peningkatan jumlah dan koordinasi penetapan dan penyediaan daerah transmigrasinya menjadi penyelesaian masalah prasarana jalan dan sosial yang dibutuhkan di daerah transmigrasi.

Jenis Transmigrasi

  • Transmigrasi Sektoral

Jenis transmigrasi sektoral merupakan satu di antara jenis transmigrasi yang dibedakan dalam hal pembiayaan, sehingga untuk biayanya akan ditanggung oleh para transmigran itu sendiri. Transmigran akan membayar segala biaya yang dibutuhkan dalam perjalanan transmigrasi tersebut.

  • Transmigrasi Umum

Transmigrasi umum dilakukan karena adanya faktor pendorong yang berasal dari wilayah atau daerah asal, sebagai contoh yaitu adanya sumber daya alam di daerah yang tak begitu luas. Atau mungkin saja karena tersedianya sedikit lapangan pekerjaan di daerah tersebut.

Program ini diselenggarakan oleh pemerintah serta biayanya dari pemberdayaan, penyediaan ruang, sampai perpindahan transmigran yang tentunya akan menjadi tanggung jawab pemerintah. Para transmigran akan diberikan subsidi dan mendapat bantuan dari pemerintah untuk transmigrasi umum direncanakan dan dibiayai pemerintah.

  • Transmigrasi Keluarga

Transmigrasi keluarga merupakan salah satu transmigrasi yang pembiayaannya akan ditanggung oleh keluarganya yang sudah berada di daerah transmigrasi. Jenis transmigrasi ini akan dibiayai sendiri serta ditanggung oleh pihak keluarga yang tinggal di daerah yang akan dituju tersebut.

  • Transmigrasi Swa Mandiri (TSM)

Sama halnya transmigrasi keluarga, jenis transmigrasi spontan ini dilakukan secara mandiri bedanya transmigrasi ini dilakukan berdasarkan bimbingan dan fasilitas yang sudah disediakan oleh pemerintah. Transmigrasi swakarsa ditanggung sendiri oleh para pendaftar dimana program ini dilakukan untuk memberikan kesadaran masyarakat yang ingin beralih dan mengembangkan potensi di daerah yang baru. 

  • Transmigrasi Swa Bantuan (TSB)

Transmigrasi Swa Bantuan ini dirancang oleh pihak pemerintah sebagai mitra usaha bagi para transmigran penduduk yang mempunyai potensi berkembang untuk maju. Transmigrasi jenis ini, akan diajari pentingnya wirausaha, penanaman gagasan nilai ekonomi, dan pentingnya perbankan.

Biaya ini memang tergolong mahal, tetapi layak untuk menjadi bentuk investasi dan biasanya transmigran yang mengikuti transmigrasi ini adalah yang berpotensi dan telah mendapatkan kesempatan kerja. Para transmigran ini juga memiliki kemampuan untuk bermitra usaha dengan kalangan badan usaha.

  • Transmigrasi Bedol Desa

Jenis transmigrasi bedol desa biasa dilakukan secara bersama-sama atau massal dan disebut sebagai bedol desa karena daerah tersebut terkena rencana proyek pemerintah. Jenis transmigrasi ini dilakukan banyak orang, bisa dari satu desa dan bersama aparatur pemerintah di daerah tersebut, sehingga biaya dan fasilitas ditanggung oleh pemerintah.

Transmigrasi bedol desa biasanya disebut dengan transmigrasi massal dan pelakunya berjumlah banyak yang dilakukan oleh warga satu desa lengkap dengan aparatur pemerintahan di desa yang pindah.

  • Transmigrasi Lokal

Transmigrasi penduduk ini dilakukan dari daerah yang padat penduduk ke wilayah yang jarang penduduk yang ditetapkan pemerintah. Transmigrasi ini dilakukan oleh penduduk yang tinggal dalam satu kawasan, khususnya yang masih tinggal di satu provinsi dan dengan kata lain, transmigrasi lokal merupakan jenis transmigrasi yang dilakukan dari satu provinsi ke provinsi yang lain.

The post 7 Jenis Transmigrasi yang Penting untuk Diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
9 Dampak Pengalihan Lahan Hutan untuk Perumahan https://haloedukasi.com/dampak-pengalihan-lahan-hutan-untuk-perumahan Mon, 26 Dec 2022 03:15:55 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40336 Selama ini apakah kamu memperhatikan berapa banyak tanah yang dulunya adalah kebun atau sawah, kemudian sekarang sudah berubah menjadi wilayah perumahan? Jika kita teliti kembali, pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi mau tidak mau akan menuntut banyak penambahan fasilitas untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satu kebutuhan primer yang harus tersedia untuk manusia adalah tempat tinggal. Sayangnya selalu […]

The post 9 Dampak Pengalihan Lahan Hutan untuk Perumahan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Selama ini apakah kamu memperhatikan berapa banyak tanah yang dulunya adalah kebun atau sawah, kemudian sekarang sudah berubah menjadi wilayah perumahan?

Jika kita teliti kembali, pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi mau tidak mau akan menuntut banyak penambahan fasilitas untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satu kebutuhan primer yang harus tersedia untuk manusia adalah tempat tinggal.

Sayangnya selalu ada masalah kependudukan yang muncul dari hal ini. Karena banyaknya permintaan untuk tempat tinggal, pihak swasta maupun pemerintah akhirnya berlomba untuk memberikan solusi yakni dengan membangun wilayah-wilayah pemukiman baru.

Pemukiman atau perumahan ini tentu membutuhkan lahan yang cukup luas. Maka tidak sedikit dari pengembang properti yang memutuskan untuk mengubah lahan hutan sebagai lahan perumahan penduduk.

Pengalihan fungsi lahan ini membawa pengaruh negatif maupun positif kepada masyarakat. Lantas apa saja dampak pengalihan lahan hutan untuk perumahan ini? Berikut penjelasan lengkapnya.

Dampak Pengalihan Lahan Hutan untuk Perumahan

Segala keputusan yang kita ambil, tentu mempunyai keuntungan dan konsekuensinya sendiri. Begitu pula pengalihan hutan menjadi perumahan yang mempunyai dampak positif maupun negatif sebagaimana berikut ini.

Dampak Positif

  • Mengurangi Kepadatan Penduduk di Kota

Setiap tahun, perkotaan selalu menjadi tujuan utama bagi banyak orang untuk mencari pekerjaan. Akibatnya perkotaan semakin padat dan bisa menimbulkan masalah-masalah kependudukan.

Dengan membuka perumahan baru di daerah sekitar kota, orang-orang akan berpikir untuk tinggal di tempat yang tidak terlalu padat penduduk. Dampaknya kepadatan bisa terurai dan pemerataan penduduk juga lebih baik.

  • Mengundang Investor dari Berbagai Bidang

Sebuah perumahan yang didirikan di lokasi strategis, pastinya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi investor untuk menanamkan modalnya di tempat tersebut.

Hal tersebut bisa menjadi keuntungan bagi pengembang perumahan. Di sisi lain, hadirnya sebuah perumahan akan mengundang investor lain untuk ikut membuka cabang usahanya di daerah sekitar perumahan.

  • Menaikkan Kualitas Hidup Masyarakat di Sekitarnya

Tidak bisa dipungkiri, jika suatu perumahan sudah dibangun maka masyarakat yang tinggal di sekitarnya akan ikut merasakan beberapa perbaikan.

Contohnya perbaikan jalan desa, penambahan fasilitas umum seperti klinik, sekolah, ataupun tempat olahraga. Lewat berbagai perbaikan ini, kualitas hidup masyarakat juga turut meningkat.

  • Menambah Pendapatan Masyarakat

Dengan semakin bertambahnya penduduk di suatu daerah, sudah pasti orang-orang akan membutuhkan berbagai layanan barang dan jasa. Dan hal ini akan mendorong masyarakat di sekitarnya untuk membuat usaha-usaha perdagangan.

Contohnya setelah muncul daerah perumahan masyarakat sekitar bisa membuka usaha makanan, minuman, alat-alat kantor, dan kebutuhan rumah tangga. Layanan jasa transportasi seperti ojek juga dibutuhkan jika penduduk di suatu daerah semakin bertambah.

  • Memperluas Kesempatan Kerja bagi masyarakat

Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membangun perumahan tentu tidak sedikit. Kondisi ini bisa menjadi peluang masyarakat sekitar untuk mendapatkan pekerjaan utama maupun sampingan.

Dampak Negatif

  • Berkurangnya Lahan Pertanian dan Perkebunan

Sebagai salah satu kebutuhan pokok setiap makhluk hidup, makanan menjadi unsur utama yang harus dipenuhi oleh manusia. Jika suatu daerah mempunyai penduduk yang kian bertambah, maka pasokan bahan makanan yang dibutuhkan juga akan meningkat.

Namun disebabkan alih fungsi lahan menjadi perumahan, para petani bisa saja kehilangan sebagian besar ladang tempat mereka bercocok tanam. Situasi tersebut dapat menimbulkan kekurangan pangan yang akan berdampak buruk pada penduduk.

  • Daerah Resapan Air Semakin Sedikit

Kita tahu bahwa hutan adalah penyerap air hujan paling baik. Ketika hujan turun, air akan terserap oleh pori-pori tanah dan tertahan oleh akar pohon yang besar. Proses inilah yang memberi kita cadangan air tanah, sekaligus menjaga kita dari banjir dan tanah longsor.

Secara otomatis jika tanah sebagai resapan air berkurang dan berganti menjadi lahan paving, maka kita bisa saja menghadapi kemungkinan bencana seperti banjir bandang.

  • Timbulnya Beragam Bencana Alam

Hutan merupakan penyeimbang alam kita. Perannya sangat penting untuk kelangsungan ekosistem makhluk hidup. Bagaimana jadinya jika hutan tersebut semakin hilang dan tergantikan oleh perumahan padat?

Tentunya lahan resapan air akan berkurang, kemudian menimbulkan banjir bagi yang ada di daerah dataran rendah. Sedangkan yang ada di dataran tinggi bisa terdampak longsor karena berkurangnya pohon di sana.

  • Bertambahnya Pencemaran Lingkungan

Segala jenis aktivitas manusia tentu tak lepas dari yang namanya limbah dan sampah. Semakin banyak manusia, semakin banyak pula sampah yang akan dihasilkan.

Banyak orang yang masih tidak sadar dan peduli kepada lingkungannya, maka tidak heran jika munculnya pemukiman penduduk akan menambah masalah pencemaran lingkungan yang ada di sekitarnya.

Pembangunan apapun yang dilakukan oleh suatu negara memang akan memberi dampak positif ataupun negatif bagi warganya. Namun kita wajib untuk mengendalikan efek negatifnya agar tidak merugikan di masa depan.

The post 9 Dampak Pengalihan Lahan Hutan untuk Perumahan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Upaya Meminimalisir Laju Urbanisasi https://haloedukasi.com/upaya-meminimalisir-laju-urbanisasi Mon, 19 Dec 2022 06:56:59 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40241 Terdapat 6.577.916 kali peristiwa perpindahan yang yang tercatat oleh Direktorat Jenderal Dukcapil Kemendagri pada tahun 2021. Sedangkan, pada tahun 2020 tercatat ada sekitar 9.890 laporan penduduk yang pindah ke DKI Jakarta. Perpindahan masyarakat dari desa ke kota ini sering disebut sebagai urbanisasi. Umumnya, urbanisasi ini terjadi secara musiman karena kebanyakan masyarakat Indonesia akan melakukan urbanisasi […]

The post 7 Upaya Meminimalisir Laju Urbanisasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Terdapat 6.577.916 kali peristiwa perpindahan yang yang tercatat oleh Direktorat Jenderal Dukcapil Kemendagri pada tahun 2021. Sedangkan, pada tahun 2020 tercatat ada sekitar 9.890 laporan penduduk yang pindah ke DKI Jakarta. Perpindahan masyarakat dari desa ke kota ini sering disebut sebagai urbanisasi.

Umumnya, urbanisasi ini terjadi secara musiman karena kebanyakan masyarakat Indonesia akan melakukan urbanisasi secara besar-besaran pasca Lebaran sekaligus dengan arus balik balik Lebaran. Alasan dibalik terjadinya urbanisasi ini sendiri adalah karena masyarkat ingin mencari lapangan pekerjaan.

Urbanisasi ini dianggap memiliki dampak positif dan juga dampak negatifnya masing-masing. Namun, peristiwa ini lebih identik dengan dampak negatif ketimbang dampak positifnya. Untuk dampak positifnya sendiri, taraf hidup masyarakat menjadi lebih terangkat jika mereka bekerja di kota.

Sedangkan, untuk dampak negatifnya adalah seperti ledakan jumlah penduduk yang kemudian akan mengarah pada bertambahnya lingkungan dan meningkatnya kriminalitas. Selain itu, kemacetan yang ada di kota menjadi lebih parah lagi sehingga tak jaranga angka kemacetan pun meningkat.

Cara Meminimalisir Laju Urbanisasi

  • Pemerataan Pembangunan

Salah satu upaya meminimalisir laju urbanisasi, diperlukan adanya pembangunan fasilitas-fasilitas umum yang merata baik di kota maupun di desa.

Jangan sampai masyarakat merasakan adanya ketimpangan pembangunan dan berbondong-bondong pindah ke kota yang akan memperparah kondisi kota yang sudah padat.

Dengan adanya fasilitas-fasilitas umum yang memadai, maka diharapkan pula tingkat produktivitas masyarakat di desa akan jauh lebih meningkat.

  • Pemerataan Pendidikan

Selain pemerataan pembangunan, perlu juga adanya pemerataan pendidikan agar masyarakat di desa menjadi lebih terdidik dan diharapkan dapat memikirkan caranya tersendiri tentang bagaimana ia memajukan kesejahteraannya meskipun tetap tinggal di pedesaan. Selain itu, alasan utama masyarakat melakukan urbanisasi adalah untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi dan lebih baik.

Universitas-universitas yang kebanyakan hanya berada di kota-kota besar membuat banyak orang pergi merantau sehingga urbanisasi menjadi tidak terelakkan. Fasilitas pendidikan yang lebih baik di kota pun menjadi alasan mereka melakukan urbanisasi.

  • Penyediaan Fasilitas Kesehatan

Hal ini mempermudah masyarakat pedesaan untuk mendapatkan perawatan dan berobat. Jadi, mereka tidak perlu bersusah payah pergi ke kota untuk berobat.

Selain itu, dengan hadirnya fasilitas kesehatan yang memadai di desa diharapkan dapat menurunkan angka kematian dan menjadikan indeks ketahanan kesehatan Indonesia meningkat.

  • Menciptakan dan Memperluas Lapangan Pekerjaan di Desa

Alasan utama masyarakat melakukan urbanisasi adalah untuk mencari lapangan pekerjaan. Jika ingin meminimalisir laju urbanisasi, maka lapangan pekerjaan yang ada di desa perlu ditingkatkan lagi dengan cara membuka lapangan pekerjaan baru.

Jika desanya memiliki potensi pariwisata, hal ini dapat dimanfaatkan karena sektor pariwisata biasanya memerlukan tenaga kerja yang cukup banyak. Selain itu, perluasan industri-industri kecil padat karya juga dapat dilakukan untuk meraup tenaga kerja sebanyak mungkin.

  • Membatasi Jumlah Masyarakat yang Melakukan Perpindahan

Diperlukan adanya regulasi yang jelas dan tegas dari pemerintah unuk membatasi populasi yang meningkat melalui pembatasan jumlah masyarakat yang melakukan perpindahan.

Cara ini dapat dilakukan dengan pembatasan masa tinggal atau harus memiliki bukti berupa kartu identitas jika seseorang ingin tinggal dalam waktu yang lama di kota.

  • Pengurangan Laju Pertumbuhan Penduduk

Jika ingin meminimalisir laju urbanisasi, maka akan diperlukan upaya untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Pengurangan laju pertumbuhan ini dapat dilakukan dengan cara memperbaiki distribusi pendapatan dan berbagai upaya untuk mengentaskan kemiskinan secara absolut. Penggalakan-penggalakan program seperti keluarga berencana merupakan salah satu contohnya.

  • Desentralisasi Kewenangan ke Daerah

Desentralisasi ini terbukti dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik yang ada di daerah-daerah. Hal tersebut dikarenakan pemerintah daerah lebih paham dengan kondisi masyarakatnya dan solusi apa yang ampuh untuk diterapkan agar masalah-masalah yang ada di daerahnya dapat teratasi.

Kondisi kota kecil yang berbeda dengan kota besar juga membuat kebijakan-kebijakan pemerintah pusat tidak selamanya cocok untuk masing-masing daerah.

The post 7 Upaya Meminimalisir Laju Urbanisasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Dampak Kepadatan Penduduk Terhadap Lingkungan https://haloedukasi.com/dampak-kepadatan-penduduk-terhadap-lingkungan Mon, 17 Oct 2022 06:33:11 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39179 Populasi manusia yang ada dalam kehidupan satu dunia akan terus bertambah setiap tahunnya. Terutama di negara berkembang seperti Indonesia yang menjadi negara penyumbang jumlah manusia terbesar di dunia. Fakta tersebut dapat dilihat dari program perencanaan kelahiran yang ada di negara berkembang belum berjalan efektif. Masih banyak penduduk yang belum memperoleh akses memadai untuk fasilitas tertentu, […]

The post 5 Dampak Kepadatan Penduduk Terhadap Lingkungan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Populasi manusia yang ada dalam kehidupan satu dunia akan terus bertambah setiap tahunnya. Terutama di negara berkembang seperti Indonesia yang menjadi negara penyumbang jumlah manusia terbesar di dunia. Fakta tersebut dapat dilihat dari program perencanaan kelahiran yang ada di negara berkembang belum berjalan efektif.

Masih banyak penduduk yang belum memperoleh akses memadai untuk fasilitas tertentu, seperti kesehatan khususnya di bidang pengendalian kelahiran. Maka tidak heran apabila angka kelahiran terus meningkat dan berdampak pada kepadatan penduduk yang sulit dikontrol.

Kepadatan penduduk dalam suatu negara tentu memberi dampak bagi berbagai aspek. Salah satunya adalah aspek lingkungan. Jika suatu negara memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, maka berpengaruh signifikan pada lingkungan di sekitarnya.

Berbagai masalah lingkungan rentan terjadi seiring kepadatan penduduk yang meningkat. Bahkan, beberapa penelitian mengatakan bahwa kerusakan lingkungan diakibatkan oleh meningkatnya jumlah populasi dalam suuatu wilayah. Yang artinya, kepadatan penduduk sangat mempengaruhi kondisi lingkungan di suatu tempat.

Meningkatnya populasi penduduk tanpa didampingi dengan akses pendidikan dan kesejahteraan masyarakat akan terus berdampak buruk. Penduduk tidak lagi mengetahui cara mengelola lingkungan tempat tinggalnya yang akan membawa dampak buruk bagi kehidupannya.

Dampak Kepadatan Penduduk bagi Lingkungan

Semakin tinggi populasi manusia, maka kepadatan penduduk tidak dapat dihindari. Kehidupan manusia yang terus berputar tentu akan berpengaruh buruk bagi lingkungan di sekitarnya. Berikut ini penjelasan dampak kepadatan penduduk terhadap lingkungan.

  • Pencemaran Air

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak bisa lepas dari kebutuhan terhadap air. Air menjadi salah satu sumber daya yang penting bagi aktivitas sehari-hari. Umumnya, air dimanfaatkan untuk beberapa keperluan, seperti makan dan minum, keperluan MCK (mandi, cuci, kakus), dan keperluan lain seperti beribadah.

Sayangnya, kepadatan penduduk yang terus meningkat justru mempengaruhi ketersediaan air bersih. Bertambahnya populasi penduduk menyebabkan jumlah pembuangan limbah rumah tangga dan industri ke sumber air bersih ikut meningkat.

Beberapa sumber air bersih seperti sungai dan danau menjadi kotor karena limbah yang meningkat. Konon Indonesia pun mengalami kekurangan sumber air bersih sebanyak lebih dari 20% karena meningkatnya jumlah penduduk selama 10 tahun ke belakang.

  • Pencemaran Udara

Bertambahnya jumlah penduduk juga mempengaruhi kondisi udara yang menjadi sumber oksigen bagi manusia. Udara bersih tentu sangat dibutuhkan oleh manusia untuk bernafas. Namun jika kondisi udara sudah tercemar, maka kehidupan manusia akan ikut terganggu.

Pencemaran udara disebabkan oleh kepadatan penduduk yang terus meningkat. Aktivitas pengurangan lahan hijau dengan cara pembakaran dapat berpengaruh bagi kondisi udara yang bersih. Asap dan polusi memicu pencemaran udara yang menjadi sumber utama bagi manusia untuk bernafas.

Selain itu, pencemaran udara juga disebabkan karena limbah barang hasil industri. Permintaan barang industri yang terus meningkat akan menambah jumlah jam kerja pada mesin pabrik, sehingga limbah yang mengotori udara tidak dapat dihindari.

Yang terakhir, pencemaran udara dipicu karena penggunaan kendaraan bermotor yang semakin meningkat, terutama di beberapa kota besar. Kepadatan penduduk membuat pengguna kendaraan pribadi terus bertambah, sehingga emisi kendaraan bermotor yang menghasilkan CO dan CO2 akan mencemari udara.

  • Pencemaran Tanah

Sama halnya dengan pencemaran air dan udara, pencemaran tanah juga dapat terjadi karena kepadatan penduduk. Jumlah manusia yang terus bertambah tentu berdampak pada peningkatan limbah hasil rumah tangga.

Sayangnya, bertambahnya jumlah manusia ini tidak diimbangi dengan peningkatan akses pendidikan dan teknologi yang memadai.

Apabila pendidikan dan teknologi meningkat, maka manusia dapat berinovasi dengan cerdas untuk memanfaatkan limbah hasil industri menjadi barang yang bermanfaat bagi kehidupan.

Akan tetapi, rendahnya sumber daya manusia membuat limbah industri yang terus bertambah tidak dapat diolah dengan baik. Alhasil, limbah rumah tangga dan industri akan dibiarkan terus menerus hingga menumpuk di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dan menimbulkan pencemaran tanah.

  • Berkurangnya Keanekaragaman Hayati

Isu yang satu ini jarang disentuh karena tidak terlalu terlihat dalam kehidupan sehari-hari manusia. Namun kenyataannya, kepadatan penduduk dapat berdampak buruk bagi keanekaragaman hayati.

Fakta di lapangan menyebutkan bahwa dengan padatnya penduduk, maka marak terjadi pembukaan lahan yang menghancurkan habitat asli lingkungan tersebut. Alhasil, keanekaragaman hayati di suatu tempat seperti perkebunan akan hilang.

Selain itu, kepadatan penduduk juga menyebabkan perburuan liar. Hewan dan tumbuhan langka yang seharusnya hidup di alam justru diburu untuk dijual dan dikonsumsi oleh manusia. Maka dari itu, perlu adanya sosialisasi betapa pentingnya melestarikan hewan dan tumbuhan yang hampir punah agar terus berkembang di masa mendatang.

  • Berkurangnya Jumlah Lahan

Tidak dapat dipungkiri, jumlah manusia yang terus bertambah juga membuat kebutuhan akan lahan untuk tempat tinggal ikut bertambah.

Tanah yang digunakan untuk budidaya pertanian, perkebunan, maupun peternakan akan beralih fungsi menjadi perumahan. Apabila jumlah lahan semakin berkurang karena digantikan dengan bangunan, maka akan muncul masalah baru bagi kehidupan manusia.

Beberapa masalah yang mungkin terjadi adalah bencana alam seperti erosi, abrasi, hingga banjir. Berkurangnya jumlah daratan dapat memicu bencana alam karena tidak adanya tanah untuk menyerap air dan tanaman untuk menahan air. Alhasil, bencana alam seperti banjir sangat mungkin terjadi di lingkungan dengan penduduk padat.

The post 5 Dampak Kepadatan Penduduk Terhadap Lingkungan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sumber Data Kependudukan: Pengertian – Metode Pengumpulan dan Fungsinya https://haloedukasi.com/sumber-data-kependudukan Tue, 11 Oct 2022 03:33:04 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39067 Setiap negara di seluruh dunia, pasti mempunyai data tentang kependudukan yang mempunyai fungsi dan peran yang sangat penting untuk mengumpulkan berbagai data mengenai kependudukan pemerintah Indonesia yang menggunakan beberapa metode khusus. Di Indonesia, lembaga khusus yang bertanggung jawab dalam kegiatan pengumpulan data penduduk yaitu Badan Pusat Statistik atau BPS. Keberadaan sebuah data menjadi sebuah aspek […]

The post Sumber Data Kependudukan: Pengertian – Metode Pengumpulan dan Fungsinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Setiap negara di seluruh dunia, pasti mempunyai data tentang kependudukan yang mempunyai fungsi dan peran yang sangat penting untuk mengumpulkan berbagai data mengenai kependudukan pemerintah Indonesia yang menggunakan beberapa metode khusus.

Di Indonesia, lembaga khusus yang bertanggung jawab dalam kegiatan pengumpulan data penduduk yaitu Badan Pusat Statistik atau BPS.

Keberadaan sebuah data menjadi sebuah aspek yang sangat penting untuk mengkaji sebuah permasalahan kependudukan dimana akan mempermudah berbagai penyusunan kebijakan terkait pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan sosial.

BPS akan bertanggung jawab untuk melaksanakan survei statistik termasuk dengan  menyediakan data untuk lembaga pemerintah lain maupun publik. Lembaga ini secara berkala akan menerbitkan statistik mengenai ekonomi, perubahan, dan pembangunan di Indonesia agar data yang digunakan sudah akurat.

Pengertian Sumber Data Kependudukan

Sumber data merupakan sebuah data mengenai statistik yang telah dikeluarkan oleh instansi resmi, pemerintahan, dan juga badan swasta maupun perorangan yang dapat berupa berbagai macam bentuk, grafik, angka, tabel maupun berbagai macam data statistik lainnya.

Umumnya sumber data kependudukan di Indonesia berasal dari sebuah badan resmi pemerintah yang bertugas untuk mengumpulkan, menerbitkan, dan juga mengolahnya.

BPS sebagai badan resmi statistik pemerintah Indonesia mempunyai beberapa metode yang digunakan untuk pengumpulan data yang dipisahkan menjadi dua cara pengumpulan data, yaitu metode data primer yang merupakan sebuah data yang diperoleh secara langsung dan data sekunder yang diambil dari berbagai sumber resmi lainnya.

Cara Pengumpulan Data Kependudukan

1. Sensus Penduduk

Salah satu langkah untuk mengetahui jumlah penduduk baik digunakan di Indonesia maupun digunakan di beberapa negara lain adalah metode sensus penduduk yang merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, maupun menyebarkan data penduduk yang ada dalam suatu wilayah.

Di Indonesia sendiri, pengadaan sensus penduduk diadakan pada tahun yang berakhiran nol atau diadakan setiap 10 tahun sekali dan mempunyai manfaat menentukan kondisi suatu wilayah untuk kedepannya. 

Sensus kependudukan mempunyai banyak sekali macamnya, berdasarkan jenisnya terdiri dari sensus penduduk, sensus tempat tinggal, sensus pabrik dan industri, hingga sensus pertanian. Berdasarkan tempat tinggalnya sensus dibagi menjadi de facto dan de jure. Kemudian, berdasarkan cara pengumpulan datanya, dibagi menjadi householder dan Canvasser. 

Dengan diadakannya sensus penduduk ini, tentu mempunyai tujuan untuk mengetahui berbagai perubahan yang terjadi dalam penduduk dari waktu ke waktu dalam satu periode pengambilan data sensus tersebut. Kemudian untuk mengetahui jumlah, sebaran, dan kepadatan penduduk yang ada di setiap daerah.

Selain itu, sensus digunakan untuk mengetahui berbagai informasi seperti angka kelahiran, kematian, migrasi, dan faktor yang mempengaruhinya dan sebagai sumber data yang valid untuk perencanaan dan penentuan kebijakan pembangunan nasional kedepannya. 

2. Registrasi Penduduk

Di Indonesia sendiri, metode registrasi penduduk sudah dilakukan sejak abad ke-19, dengan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah setempat yang bekerja sama dengan keluarga untuk mencatat peristiwa penting mengenai kelahiran, kematian, pernikahan, pengangkatan anak, maupun peristiwa penting lainnya.

Tujuan dari metode registrasi ini yaitu sebagai pengumpulan data yang dapat diproses sebagai perencanaan lebih lanjut dalam sebuah pemerintahan. Namun, proses registrasi penduduk ini masih mempunyai berbagai kelemahan yang terjadi seperti, data yang kurang valid sehingga tidak mencerminkan data sebenarnya terjadi.

Cara ini akan mengumpulkan berbagai keterangan tentang kejadian penting yang dialami oleh manusia dalam suatu wilayah dimana data-data tersebut kemudian akan dikumpulkan dan digunakan sebagai sumber data resmi untuk menghitung semua peristiwa demografi.

Cakupan data yang didapat dengan metode registrasi penduduk ini tentu sangat tergantung dengan kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk melaporkan kejadian penting dalam keluarga mereka secara lengkap, tepat, dan rinci.  

3. Survei Penduduk

Survei penduduk merupakan sebuah proses dalam pengambilan data penduduk dengan menggunakan sampel data yang menggunakan perhitungan statistik data sampel yang diambil untuk mewakili beberapa kelompok penduduk.

Survei penduduk melakukan dengan cara seperti itu untuk mendapatkan sumber data kependudukan kemudian langkah selanjutnya yaitu dengan menyajikan data dari berbagai analisanya untuk ditampilkan dan diumumkan kepada khalayak umum.

Jenis-jenis survei demografi dikelompokkan menjadi tiga, yakni survei tahap tunggal untuk mendapatkan data dari berbagai peristiwa demografi dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden mengenai berbagai kejadian demografi dalam periode tertentu.

Kemudian, survei tahap ganda yang dilakukan dengan mengunjungi beberapa responden secara berulang untuk mencatat peristiwa dalam kurun waktu tertentu. Terakhir yaitu survei tipe kombinasi dengan menggabungkan cara survei tahap tunggal atau ganda dengan cara registrasi.

Fungsi Sumber Data Kependudukan

Sumber data kependudukan tentu sangat penting karena digunakan untuk berbagai keperluan dan sangat berfungsi untuk mendukung berbagai keperluan di pemerintahan pada masa yang akan mendatang. Beberapa fungsi dari sumber data kependudukan yang dikumpulkan adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui Sebaran Jumlah Penduduk

Dengan survei yang dilakukan pemerintah akan lebih banyak mengetahui tentang wilayah dan daerah mana yang mempunyai penduduk yang lebih banyak dan sedikit, sehingga pemerintah dapat lebih memaksimalkan lagi pengembangan dalam suatu daerah.

2. Kesehatan Penduduk Lebih Terjamin

Dengan data penduduk, akan sangat memungkinkan bagi pemerintah untuk mengetahui kesejahteraan di bidang kesehatan, mengenai jumlah rumah sakit di daerah tertentu juga akan terlihat melalui data ini.

3. Total Jumlah Penduduk Akan Diketahui Dengan Jelas

Sensus penduduk tentunya mempunyai tujuan untuk mengetahui total jumlah penduduk yang ada termasuk jumlah pria, wanita, umur, dan juga semua data yang lainnya.

4. Fasilitas Pendidikan yang Lebih Merata

Pemerintah tentunya akan mengetahui tentang banyaknya sekolah yang ada dalam setiap wilayahnya. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa daerah terpencil yang masih sangat minim dengan fasilitas sekolah yang masih kurang layak sebagai tempat belajar bagi para generasi bangsa.

Dengan diadakannya sensus ini pemerintah tentu akan memberikan fasilitas yang sama pada setiap wilayah demi terwujudnya keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

5. Kesejahteraan Para Penduduknya

Kesejahteraan penduduk Indonesia pada setiap wilayah mempunyai tingkat kesejahteraan yang tentunya berbeda-beda. Dengan diadakannya data mengenai kependudukan pemerintah dapat memberikan subsidi dan bantuan dengan tepat kepada warganya di daerah-daerah yang membutuhkan tersebut.

The post Sumber Data Kependudukan: Pengertian – Metode Pengumpulan dan Fungsinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
2 Jenis Perpindahan Penduduk dan Klasifikasinya https://haloedukasi.com/jenis-perpindahan-penduduk Thu, 29 Sep 2022 02:48:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38879 Sudahkah tahu bahwasannya pada tahun 1885 banyak pengkaji yang membahas tentang jenis-jenis perpindahan penduduk? Awal mulanya, jenis perpindahan penduduk dibagi ke dalam dua bentuk. Sudah tahu dengan hal itu? Menurut pembagian awal pepindahan ada dua bagian, perpindahan antar bangsa dan perpindahan dalaman. Perpindahan antar bangsa sudah dapat diambil garisnya bahwa perpindahan ini terjadi oleh masyarakat […]

The post 2 Jenis Perpindahan Penduduk dan Klasifikasinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sudahkah tahu bahwasannya pada tahun 1885 banyak pengkaji yang membahas tentang jenis-jenis perpindahan penduduk? Awal mulanya, jenis perpindahan penduduk dibagi ke dalam dua bentuk. Sudah tahu dengan hal itu?

Menurut pembagian awal pepindahan ada dua bagian, perpindahan antar bangsa dan perpindahan dalaman. Perpindahan antar bangsa sudah dapat diambil garisnya bahwa perpindahan ini terjadi oleh masyarakat yang berkelahiran di negara A namun berpindah ke negara B. Sedangkan, perpindahan dalaman adalah migrasi yang berlaku dengan beberapa cara.

Mengulik perihal perpindahan penduduk. Kali ini, ada beberapa jenis perpindahan penduduk yang harus diketahui, diantaranya sebagai berikut:

Migrasi Nasional

Sudahkah tahu dengan migrasi nasional? Migrasi nasional adalah perpindahan yang terjadi di dalam negara. Selain migrasi nasional, sebutan lain perpindahan ini adalah migrasi nasional. Inilah beberapa macam migrasi nasional, diantaranya sebagai berikut:

  • Urbanisasi

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk desa ke kota. Sebenarnya, untuk perpindahan ini menjadi permasalahan yang begitu serius di Indonesia.

Dengan adanya urbanisasi, tentu penyebaran penduduk di desa dan kota kurang merata. Pertumbuhan penduduk kota semakin membengkak sedangkan pendudukan desa makin terpangkas seiring berjalannya waktu.

Ada berbagai macam dampak hadirnya urbanisasi, baik dampak positif dan dampak negatif masa kini. Dampak positif urbanisasi adalah pemenuhan kebutuhan tenaga kerja di kota terpenuhi, sedangkan dampak negatifnya adalah menimbulkan pembengkakan angka pengangguran. Mengingat tidak semua tenaga kerja dari desa memenuhi kualifikasi yang diinginkan oleh perusahaan.

  • Transmigrasi

Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lainnya. Sederhananya, seseorang dari Jawa pindah ke Sulawesi.

Sebenarnya, untuk transmigrasi sendiri termasuk ke dalam sistem yang terpadu. Sistem ini mempermudah mengetahui pelaksanaan suatu kehidupan dan kondisi masyarakat yang memenuhi suatu pemukiman terbaru.

Ada dampak positif adanya transmigrasi diantaranya yaitu lahan kosong bisa dimanfaatkan dengan baik oleh penduduk. Sedangkan, dampak negatifnya adalah cukup banyak menghabiskan biaya perpindahan.

  • Evakuasi

Evakuasi adalah perpindahan kepada seseorang yang wilayahnya kurang aman agar terhindar dari segala marabahaya. Hal ini terjadi apabila ada bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, maupun tsunami.

Ada berbagai macam bentuk evakuasi, diantaranya yaitu evakuasi dengan skala kecil dan skala besar. Tujuan adanya evakuasi saat ini adalah menyelamatkan seseorang ke tempat yang lebih aman.

  • Forensen

Forensen adalah perpindahan sementara, penduduk yang ada di desa namun mempunyai pekerjaan di kota. Sederhananya adalah penduduk yang melakukan PP (Pulang Pergi) setiap harinya.

  • Ruralisasi

Ruralisasi adalah perpindahan penduduk kota ke desa. Sebenarnya di Indonesia sendiri masih jarang ada ruralisasi, tanpa ada alasan yang jelas.

Padahal ruralisasi memberikan dampak positif diantaranya yaitu masyarakat mampu menciptakan bisnis baru di pedesaan dan mampu mempengaruhi kondisi pemikiran orang-orang di desa. Namun, dampak negatifnya adalah harga kebutuhan pokok di pedesaan akan meningkat secara signifikan.

  • Migrasi Musiman/Migran Sikuler

Migrasi musiman adalah orang-orang yang melakukan perpindahan namun tidak mempunyai tujuan menetap.

Migrasi Internasional

Migrasi internasional adalah perpindahan pendudukan dari negara satu ke negara lainnya. Migrasi yang satu ini lebih terfokus pada dimensi ruang. Ada beberapa macam migrasi internasional, diantaranya sebagai berikut:

  • Imigrasi

Imigrasi adalah perpindahan seseorang dari negara lain ke negara tertentu untuk menetap. Di Indonesia, hal seperti imigrasi telah diatur dalam UU No. 6 Tahun 2011.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi imigrasi diantaranya yaitu kondisi perekonomian, kondisi sosial budaya, dan tingkat stabilitas suatu politik dalam negara.

Dalam imigrasi terdapat dampak, dampak positif dan negatif, bagi negara maupun pelaku. Sudah tahu belum?

Dampak positif dari imigrasi adalah menjadi sumber pajak negara, peningkatan pertemanan yang solid di antara kedua negara, dan peningkatan jumlah tenaga kerja asing di negara yang terpilih.

Sudah tahu dengan dampak negatif adanya imigrasi? Dampak negatifnya adalah peningkatkan tingkat kepadatan pada suatu negara dan adanya pelanggaran yang dilakukan oleh imigran illegal.

  • Emigrasi

Emigrasi adalah perpindahan penduduk yang keluar dari suatu negara ke negara baru. Lebih sederhananya adalah berganti kewarganegaraan.

Ada banyak orang yang melakukan emigrasi di Indonesia. Salah satu orang yang melakukan emigrasi adalah Anggun (Penyanyi asal Indonesia). Anggun lebih memilih untuk memiliki kewarganegaraan di Prancis.

  • Repatriasi

Repatriasi bisa disebut juga dengan remigrasi. Apa itu remigrasi? Remigrasi adalah perpindahan yang mana seseorang kembali ke negara asal, padahal seseorang itu habis dari negara lain.

Hal ini banyak sekali terjadi di Indonesia, contoh sederhananya adalah TKI yang kerja di Saudi Arabia. TKI ini akan kembali ke Indonesia ketika masa kerja atau masa kontraknya habis.

  • Turisme

Sudah sering mendengar kata turisme? Jadi, Turisme adalah perginya penduduk luar negeri ke negara lain hanya untuk berwisata, waktunya terkesan sementara.

Contoh sederhananya adalah banyak bule yang berlibur ke Bali untuk menikmati hari-hari libur di Indonesia, mereka banyak berlibur ke pantai ataupun ke destinasi lainnya.

Itulah jenis-jenis perpindahan yang terjadi, tidak hanya di Indonesia melainkan juga di negara lainnya. Masing-masing jenis perpindahan memiliki macam-macam perpindahan. Setiap perpindahan memiliki dampak positif dan negatif bagi sekitar.

The post 2 Jenis Perpindahan Penduduk dan Klasifikasinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Masalah Kependudukan di Indonesia https://haloedukasi.com/masalah-kependudukan-di-indonesia Sat, 10 Sep 2022 03:54:10 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38514 Tahukah kamu jumlah penduduk di dunia saat ini? Di tahun 2022, jumlah penduduk dunia diperkirakan mencapai 8 miliar jiwa. China tetap menjadi negara nomor satu dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. China memiliki penduduk sekitar 1,426 miliar jiwa. Selanjutnya disusul oleh India, jumlah penduduknya mencapai 1,412 miliar jiwa. Negara ketiga yang memiliki jumlah penduduk terbanyak […]

The post 6 Masalah Kependudukan di Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tahukah kamu jumlah penduduk di dunia saat ini? Di tahun 2022, jumlah penduduk dunia diperkirakan mencapai 8 miliar jiwa. China tetap menjadi negara nomor satu dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia.

China memiliki penduduk sekitar 1,426 miliar jiwa. Selanjutnya disusul oleh India, jumlah penduduknya mencapai 1,412 miliar jiwa. Negara ketiga yang memiliki jumlah penduduk terbanyak adalah Amerika Serikat. Jumlahnya kurang lebih mencapai 332,8 juta jiwa per 1 Juli 2022 lalu, menurut laman United States Census Bureau.

Indonesia termasuk jajaran negara yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak di dunia. Berada di peringkat keempat setelah China, India, dan Amerika Serikat, penduduk Indonesia mencapai kurang lebih 275,8 juta jiwa di tahun 2022 ini. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 1,13% dari tahun 2021 lalu. Kendati begitu, ada kemungkinan Indonesia mengalami penurunan peringkat di tahun 2050.

Dengan kondisi jumlah penduduk yang banyak, Indonesia tentu memiliki berbagai masalah kependudukan. Masalah kependudukan di Indonesia pun dapat dibilang kompleks karena kesenjangan antara pertumbuhan penduduk dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Masalah kependudukan di Indonesia menjadi fokus utama yang harus segera diselesaikan.

Masalah Kependudukan di Indonesia

Masalah kependudukan di Indonesia dapat dikategorikan berdasarkan sifatnya, yakni kuantitatif atau kualitatif. Kuantitatif berhubungan dengan angka-angka, seperti besarnya jumlah penduduk serta tingginya pertumbuhan penduduk.

Sementara jika dilihat dari sisi kualitatif, beberapa masalahnya dapat disaksikan melalui aspek kesehatan dan pendidikan. Lantas, apa saja masalah kependudukan di Indonesia?

1. Kebutuhan Hidup Rakyat Sulit Terpenuhi

Pemerintah Indonesia masih mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan rakyat satu negara. Pasalnya, Indonesia memiliki lebih dari 275 juta penduduk. Dengan jumlah sebanyak itu, pemerintah belum dapat menjangkau seluruh rakyat untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, seperti pangan contohnya.

Rakyat Indonesia yang berada di daerah pelosok juga mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena mahalnya bahan baku. Apabila kebutuhan hidup rakyat masih sulit dipenuhi oleh pemerintah, maka akan muncul masalah-masalah baru. Salah satu di antaranya adalah kemiskinan.

2. Terbatasnya Lapangan kerja bagi Masyarakat

Masalah kependudukan di Indonesia yang berikutnya adalah minimnya lapangan kerja. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan lapangan kerja di Indonesia sangat kurang, antara lain sebagai berikut:

  • Kemajuan teknologi yang menggantikan pekerjaan manusia.
  • Kualitas sumber daya manusia (SDM) yang rendah dan tidak mampu bersaing di dunia kerja.
  • Kurangnya pencipta lapangan kerja.
  • Jumlah pencari kerja yang terus meningkat di lapangan.

Dengan keterbatasan lapangan kerja di Indonesia, alhasil angka pengangguran pun kian meningkat. Apabila pengangguran terus bertambah, tidak dapat dipungkiri kriminalitas atau kejahatan semakin bertambah pula.

  1. Rendahnya Kualitas Kesehatan Masyarakat Indonesia

Kualitas kesehatan masyarakat di Indonesia termasuk masalah kependudukan yang perlu diperhatikan. Rendahnya kualitas kesehatan dapat dilihat dari angka kematian dan angka harapan hidup masyarakat Indonesia. Beberapa penyebab dari masalah ini antara lain:

  • Minimnya literasi masyarakat terkait kesehatan.
  • Kurangnya nutrisi dan asupan yang sehat di lingkungan keluarga.
  • Tingkat pendapatan yang rendah membuat masyarakat enggan untuk memikirkan kualitas kesehatan.
  • Sulitnya akses masyarakat terutama di daerah pelosok untuk pergi ke pelayanan atau fasilitas kesehatan.
  1. Rendahnya Tingkat Pendidikan Masyarakat Indonesia

Selain kualitas kesehatan, tingkat pendidikan masyarakat Indonesia juga masih rendah. Hal tersebut didasari oleh beberapa masalah, mulai dari pendapatan yang rendah hingga kurang memadainya fasilitas pendidikan di Indonesia.

Kesadaran masyarakat Indonesia untuk memperoleh pendidikan yang layak terbilang rendah. Banyak masyarakat yang lebih memilih bekerja di usia produktif untuk belajar, daripada menuntut ilmu di sekolah. Terutama di daerah pelosok dengan fasilitas pendidikan yang belum memadai, membuat kesadaran masyarakat terkait pentingnya pendidikan masih sangat kurang.

Jika tingkat pendidikan di Indonesia masih rendah, maka berpengaruh buruk bagi kualitas sumber daya manusia. Karena kualitas SDM di Indonesia tidak mampu bersaing, maka ujung dari masalahnya adalah pengangguran. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk terus memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia demi keberlanjutan hidup yang baik.

  1. Menikah Muda

Pemerintah telah menetapkan UU No 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan yang mengatur batas minimal menikah bagi laki-laki dan perempuan pada usia 19 tahun.

Meski sudah ada aturan tersebut, realitanya masih banyak anak-anak di bawah usia 19 tahun yang menikah. Keputusan menikah muda tersebut tentu membawa beberapa masalah baru bagi Indonesia.

Beberapa masalah yang dapat muncul ketika banyak fenomena menikah muda antara lain sebagai berikut:

  • Menambah tingkat kemiskinan pada masyarakat.
  • Berpotensi mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
  • Meningkatnya balita dengan gizi buruk atau stunting (gagal tumbuh) karena kurangnya pengetahuan sang ibu untuk mengasuh anak.
  1. Ledakan Kelahiran Pasca Pandemi Covid-19

Kemunculan pandemi Covid-19 di dunia cukup mengubah segala aspek kehidupan. Di Indonesia sendiri, pandemi Covid-19 menyebabkan angka kelahiran terus meningkat.

Hal tersebut dikarenakan nyaris gagalnya program Keluarga Berencana atau KB pada masa tersebut. Angka kehamilan yang meningkat disebabkan sulitnya akses layanan kontrasepsi bagi para pasangan usia subur.

Apabila angka kelahiran terus meningkat sejak pandemi Covid-19, maka dapat dipastikan beberapa masalah kependudukan terus terjadi jika tidak ada penyelesaian yang serius.

The post 6 Masalah Kependudukan di Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Cara Mengatasi Persebaran Penduduk yang Tidak Merata https://haloedukasi.com/cara-mengatasi-persebaran-penduduk-yang-tidak-merata Fri, 26 Aug 2022 02:55:34 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38279 Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dari banyaknya pulau yang Indonesia miliki, kepadatan penduduk antar wilayah pun berbeda. Kebanyakan penduduk Indonesia tinggal di pulau Jawa sedangkan selebihnya tersebar di pulau-pulau lainnya. Persebaran penduduk yang tidak merata menjadi salah satu masalah kependudukan yang dialami oleh Indonesia. Sebagai negara dengan […]

The post 5 Cara Mengatasi Persebaran Penduduk yang Tidak Merata appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dari banyaknya pulau yang Indonesia miliki, kepadatan penduduk antar wilayah pun berbeda. Kebanyakan penduduk Indonesia tinggal di pulau Jawa sedangkan selebihnya tersebar di pulau-pulau lainnya.

Persebaran penduduk yang tidak merata menjadi salah satu masalah kependudukan yang dialami oleh Indonesia. Sebagai negara dengan banyaknya penduduk nomor 4 di dunia menyebabkan ledakan jumlah penduduk yang begitu pesat. Tentunya hal itu menimbulkan berbagai permasalahan sosial yang berdampak pada aspek ekonomi, politik, hingga sosial kebudayaan.

Persebaran Penduduk Tidak Merata

Persebaran penduduk dikenali berdasarkan kepadatan penduduk yang ada dalam suatu wilayah atau daerah. Kepadatan penduduk merupakan sebuah ukuran yang menunjukkan jumlah penduduk yang tinggal di wilayah tertentu. Dampak dari kepadatan itu juga yang menjadi indikator adanya perbedaan sumber daya yang terdapat di suatu wilayah.

Wilayah dengan sumber daya yang melimpah akan lebih banyak memiliki penduduk, karena mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan lebih baik. Luas lahan pertanian di wilayah Jawa semakin sempit diakibatkan dari tidak meratanya persebaran penduduk untuk dijadikan pemukiman dan industri.

Sedangkan lahan di luar Jawa belum bisa dimanfaatkan secara optimal karena keterbatasan sumber daya manusia. Kebanyakan tanah di luar Jawa seperti di Kalimantan dan pulau-pulau yang lainnya dibiarkan begitu saja tanpa adanya kegiatan pertanian maupun kegiatan apapun yang dapat memberikan manfaat. 

Keadaan yang seperti itu tentunya tidak memberikan manfaat dalam melaksanakan pembangunan wilayah. Persebaran penduduk yang tidak merata mengakibatkan tidak meratanya pembangunan pula.

Dengan terjadinya ketimpangan perbedaan yang sangat signifikan, pemerintah perlu melakukan tindakan lebih lanjut. Berikut beberapa cara untuk mengatasi persebaran penduduk yang bisa diupayakan pemerintah.

Cara Mengatasi Persebaran Penduduk yang Tidak Merata

1. Pemerataan Pembangunan Infrastruktur

Daerah yang mempunyai kemajuan dalam hal pembangunan dan pelayanan publik layaknya perkotaan lebih dipilih masyarakat sebagai tempat tinggal. Sebaliknya dengan daerah yang minim sarana kesehatan, pendidikan, transportasi dan hiburan membuat masyarakat akan mempertimbangkan untuk tinggal di sana. 

Pemerataan pembangunan menjadi salah satu cara untuk mengatasi persebaran penduduk yang tidak merata. Hal ini dikarenakan pembangunan yang merata maka bisa mengurangi jumlah penduduk yang memiliki niatan untuk merantau agar tetap berada di daerah asalnya.

Dengan pembangunan sarana dan prasarana yang lengkap terutama di daerah pelosok mampu membuat masyarakat merasakan fasilitas yang sudah seharusnya mereka dapatkan. Hal ini mampu memberikan kenyamanan bagi masyarakat dan penduduk daerah lain agar bisa bertransmigrasi ke pelosok yang fasilitasnya sudah baik.

2. Penyuluhan Kepada Masyarakat Tentang Sosialisasi Program Keluarga Berencana

Program keluarga berencana bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya dampak dari angka kelahiran yang semakin tinggi. Harapannya agar setiap keluarga mampu merencanakan dengan baik dan matang untuk memiliki buah hati.

Setiap keluarga diberikan penyuluhan ataupun sosialisasi tentang cara untuk mengatasi persebaran jumlah penduduk melalui program keluarga berencana. Dengan begitu tingkat kelahiran bisa dibatasi dan mencegah terjadinya kelebihan populasi yang dapat memicu kepadatan penduduk.

3. Transmigrasi Penduduk ke Wilayah Tertentu

Proses transmigrasi mempunyai tujuan yang jelas agar masyarakat memahami dengan betul pentingnya dan keuntungan dari proses transmigrasi itu sendiri.

Informasi dapat disampaikan kepada masyarakat dengan cara penyuluhan agar masyarakat bisa lebih terbuka wawasannya mengenai transmigrasi. 

Dengan adanya transmigrasi mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik lagi bagi masyarakat. Perpindahan ini dimaksudkan wilayah yang mempunyai tingkat kepadatan penduduk yang tinggi menjadi lebih berkurang.

4. Membuka Banyak Lapangan Pekerjaan dengan Membangun Industri Kecil di Pedesaan

Dibukanya lapangan kerja di pedesaan bisa mencegah warga desa untuk merantau ke kota yang mempunyai kepadatan penduduk yang tinggi.

Pemerintah perlu mengembangkan industri di daerah dan perlu mempertimbangkan kemudahan akses untuk memasarkan produknya. Contohnya dengan pembangunan jalan untuk kemudahan distribusi, keringanan pajak, dan lain sebagainya.

Pemerintah dapat mempromosikan celah investasi agar dapat dilakukan di daerah-daerah di Indonesia. Dengan tertariknya investor terhadap suatu daerah di Indonesia, maka pemerataan penduduk lambat laun  bisa tercapai.

Maka hal itu akan menciptakan lapangan kerja, memajukan perekonomian di daerah tersebut dan mengundang pendatang untuk tinggal di wilayahnya.

Dengan adanya investor yang tertarik untuk menanamkan modalnya maka bisa memajukan usaha di daerah-daerah yang masih berkembang di Indonesia. Pembangunan industri daerah dengan memanfaatkan sumber daya unggulannya diharapkan bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat di pedesaan.

Sumber daya unggulan yang dimanfaatkan dengan benar dan tepat maka bisa menghasilkan sesuatu dengan maksimal. Sehingga mereka bisa maju dan berkembang di desanya tanpa harus pindah ke perkotaan.

5. Memberikan Tempat Pelatihan Khusus untuk Meningkatkan Keterampilan Masyarakat 

Program pelatihan khusus akan memberikan pengaruh yang positif bagi masyarakat untuk meningkatkan keterampilan mereka. Masyarakat akan mempunyai sikap mandiri untuk berwirausaha sendiri.

Berbagai potensi yang dimiliki dalam setiap individu akan memberikan keuntungan untuk daerah tersebut apabila diasah lebih tajam lagi. 

Dengan program pelatihan yang dilakukan pemerintah akan membuat masyarakat lebih kreatif dan mumpuni dalam mengasah skill untuk memberikan kesejahteraan sosial yang lebih baik.

Sehingga masyarakat akan berusaha untuk berkembang di desana tanpa harus berpindah ke daerah yang sudah padat penduduk. 

The post 5 Cara Mengatasi Persebaran Penduduk yang Tidak Merata appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Faktor Penyebab Terjadinya Migrasi https://haloedukasi.com/faktor-penyebab-terjadinya-migrasi Sat, 13 Aug 2022 02:22:23 +0000 https://haloedukasi.com/?p=37961 Migrasi adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu menuju ke tempat yang lain dan seorang penduduk bertujuan untuk menetap tinggal di sana. Migrasi dapat terjadi karena adanya penyebab yaitu seperti tidak terpenuhinya sumber daya, tidak tersedianya lapangan pekerjaan bagi penduduk setempat, faktor agama, melanjutkan pendidikan, dan masih banyak lagi hal hal yang menyebabkan terjadinya migrasi. […]

The post 7 Faktor Penyebab Terjadinya Migrasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu menuju ke tempat yang lain dan seorang penduduk bertujuan untuk menetap tinggal di sana.

Migrasi dapat terjadi karena adanya penyebab yaitu seperti tidak terpenuhinya sumber daya, tidak tersedianya lapangan pekerjaan bagi penduduk setempat, faktor agama, melanjutkan pendidikan, dan masih banyak lagi hal hal yang menyebabkan terjadinya migrasi.

Faktor Penyebab Migrasi

Untuk pembahasan lebih lanjut silakan amati penjelasan di bawah ini mengenai beberapa faktor penyebab terjadinya migrasi penduduk:

  • Faktor Ekonomi

FaktoreEkonomi menjadi penyebab terjadinya migrasi karena biasanya terjadi pada penduduk desa yang melakukan migrasi ke kota kota besar dengan tujuan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik agar bisa menganggkat derajat keluargnya yang ada di desa.

Bisa disebabkan karena tidak tersedianya lapangan pekerjaan bagi penduduk yang ada di desa sehingga mereka memutuskan untuk bermigrasi ke luar kota demi mendapatkan pekerjaan.

  • Faktor Keselamatan

Faktor keselamatan ini menjadi penyebab seseorang untuk melakukan migrasi karena demi keselamatan nyawa agar terhindar dari hal hal yang tidak diinginkan.

Contohnya seperti seorang penduduk melakukan migrasi ke tempat atau ke daerah lain agar terhindar dari bencana seperti tanah longsor, banjir dan bencana lain yang dapat mengancam nyawa manusia maka tidak salah jika penduduk setempat melakukan migrasi dengan tujuan untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman lagi agar terhindar dari bencana alam.

Migrasi tersebut bisa terjadi dalam jangka pendek atau bahkan jangka panjang, minimal sampai tempat tinggal sebelumnya itu sudah aman dari bencana.

  • Faktor Keamanan

Faktor keamanan ini memiliki tujuan yang sama seperti pada faktor keselamatan yakni untuk melindungi nyawa manusia. Migrasi dapat terjadi demi keamanan nyawa penduduk di suatu tempat agar mereka bisa terselamatkan dari mara bahaya, seperti terjadinya peperangan yang akan mengancam nyawa manusia.

Sehingga untuk melindungi nyawa penduduk tersebut yaitu dengan melakukan migrasi ke tempat lain ini bisa dibilang menjadi jalan tengah agar aman terhindar dari peperangan yang sedang terjadi.

  • Faktor Pendidikan

Faktor pendidikan dapat menjadi penyebab terjadinya migrasi karena memiliki tujuan untuk melanjutkan pendidikan di tempat lain, sehingga menyebabkan penduduk pindah ke tempat tertentu untuk meneruskan pendidikannya, bisa dari desa pindah ke kota atau bahkan bisa juga seorang penduduk melakukan migrasi ke negara lain.

Hal itu bisa disebabkan karena tidak tersedianya pendidikan yang diinginkan di daerah asalnya atau juga bisa disebabkan karena ingin mendapatkan pendidikan yang lebih berkualitas lagi di tempat lain dan banyak lagi alasan seseorang melakukan migrasi karena faktor pendidikan ini.

  • Faktor Agama

Faktor agama dapat menjadi penyebab terjadinya migrasi apabila tempat asalnya tidak memiliki teloransi antarumat beragama atau tidak bisa menghargai orang lain untuk beribadah sesuai dengan kepercayaannya masing-masing maka hal itu bisa menyebabkan seseorang memutuskan untuk pindah ke tempat lain, atau melakukan migrasi supaya bisa tetap beribadah sesuai agama yang dipercayanya dengan aman dan tidak merasa terganggu oleh orang lain yang agamanya berbeda.

  • Faktor Kepadatan Penduduk

Faktor kepadatan penduduk yang terdapat disuatu daerah ini menjadi salah satu penyebab seseorang melakukan migrasi atau perpindahan penduduk. Migrasi ini dapat terjadi dari tempat asal yang memiliki jumlah penduduk yang padat atau banyak menuju ke tempat yang lebih sedikit penduduknya untuk menghindari kemacetan akibat banyaknya kendaraan karena jumlah penduduknya yang banyak dan juga untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk tersebut.

  • Faktor Hubungan Sosial yang Kurang Baik

Faktor hubungan sosial yang kurang baik ini dapat menjadi penyebab terjadinya migrasi karena ketidaknyamanan seorang penduduk yang tinggal ditempat dengan lingkungan yang sosial kurang baik seperti menyebabkan kerusuhan, perselisihan hingga terjadinya tawuran antar penduduk dan lain-lain.

Hal tersebut menjadi alasan seorang penduduk melakukan migrasi ke tempat lain demi kenyamanan dan tempat yang mereka tuju itu pastinya memiliki lingkungan sosial yang lebih baik lagi dari tempat sebelumnya.

Selain ada faktor penyebab terjadinya migrasi suatu penduduk, disimping itu juga ada macam macam migrasi yang harus kalian ketahui agar bisa memahami lebih dalam lagi mengenai migrasi, mari simak pembahasan dari macam macam migrasi di bawah ini:

Macam Macam Migrasi

  • Imigrasi
    Imigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu negara ke negara lain dengan tujuan untuk menetap.
  • Emigrasi
    Emigrasi adalah perpindahan penduduk dari negara asal menuju ke negara lain dengan tujuan untuk menetap dinegara tersebut.
  • Transmigrasi
    Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari tempat yang padat penduduk menuju ke tempat atau daerah yang penduduknya lebih sedikit. Dan juga bertujuan untuk menetap tinggal di sana
  • Urbanisasi
    Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa menuju ke kota dengan tujuan yang sama seperti migrasi migrasi yang sebelumnya yaitu untuk menetap tinggal di daerah yang dituju.

Itulah penjelasan singkat mengenai beberapa hal yang menjadi penyebab seseorang melakukan migrasi ke suatu daerah dan juga dijelaskan mengenai macam macam migrasi.

Semoga pembahasan artikel di atas dapat membantu kalian dalam memahami materi geografi tentang penyebab terjadinya migrasi yang dilakukan oleh seorang penduduk dan juga macam macam migrasi yang terjadi.

The post 7 Faktor Penyebab Terjadinya Migrasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>