kepemimpinan - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kepemimpinan Fri, 30 Dec 2022 14:33:23 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico kepemimpinan - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kepemimpinan 32 32 Change Leadership: Pengertian – Model dan Karakteristik https://haloedukasi.com/change-leadership Fri, 30 Dec 2022 13:06:05 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40326 Suatu organisasi terkadang membutuhkan beberapa perubahan dalam sistem mereka untuk memperbaiki berbagai masalah, baik yang sudah berlangsung lama maupun sebagai upaya untuk beradaptasi dengan dunia luar. Namun demikian, perubahan tersebut hanya bisa terjadi ketika ada seorang yang memiliki visi untuk memotivasi dan mendukung karyawan sebagai bagian dari satu tim, hingga terasa cukup kuat untuk melakukan […]

The post Change Leadership: Pengertian – Model dan Karakteristik appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Suatu organisasi terkadang membutuhkan beberapa perubahan dalam sistem mereka untuk memperbaiki berbagai masalah, baik yang sudah berlangsung lama maupun sebagai upaya untuk beradaptasi dengan dunia luar.

Namun demikian, perubahan tersebut hanya bisa terjadi ketika ada seorang yang memiliki visi untuk memotivasi dan mendukung karyawan sebagai bagian dari satu tim, hingga terasa cukup kuat untuk melakukan suatu perubahan.

Change leadership menjadi cara paling efektif dalam upaya merenovasi aspek dalam organisasi secara menyeluruh dengan sebuah visi yang dikembangkan dan diberdayakan dari potensi perubahan yang sifatnya radikal tersebut.

Pengertian Change Leadership

Change leadership atau kepemimpinan perubahan adalah salah satu gaya kepemimpinan yang berfokus pada perubahan skala besar, dengan menekankan pada pentingnya perkembangan dan kemampuan beradaptasi dalam suatu organisasi.

Dalam change leadership dibutuhkan seseorang yang nantinya menjadi kunci bagi perubahan organisasi tersebut, yang disebut dengan change leader.

Change leader selayaknya merupakan seorang yang visioner, kritis, responsif terhadap perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis.

Ia diharapkan cukup berdaya untuk berkontribusi pada penciptaan dan pengembangan visi perubahan tersebut. Serta paham mengenai berbagai cara mengatasi halangan-halangan yang akan terjadi di masa mendatang.

Kabar buruknya, salah satu risiko yang dapat menimpa seorang change leader adalah mereka berpotensi lepas kendali dan tidak memperhitungkan hal-hal apa saja yang telah diusulkan pada struktur yang telah ditetapkan organisasi.

Selain itu, perusahaan atau organisasi juga tidak boleh bertindak atas setiap perubahan yang diusulkan pada struktur yang telah ditetapkan.

Namun demikian, gaya kepemimpinan ini secara efektif mampu membantu perusahaan atau organisasi agar mampu mengikuti berbagai perubahan dengan mempersiapkan sumber daya, menggunakan teknologi, dan merespons terhadap krisis yang sedang terjadi.

Change leadership adalah pendekatan yang proaktif dan berpusat pada orang dengan tujuan mengubah sistem atau tatanan manajemen.

Change leadership memvisualisasikan inisiatif perubahan sebagai kesempatan organisasi untuk bertumbuh dalam rangka perbaikan, bukan proyek jangka pendek dengan skala kecil. 

Perbedaan Change Leadership dan Change Management

Sering kita melihat istilah change leadership dan change management digunakan secara bergantian. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah apakah ini dikarenakan masalah semantik saja atau bukan. Karena kedua istilah tersebut memiliki konsep yang jauh berbeda.

Change management sering dikaitkan dengan perubahan dalam skala kecil, dan merupakan seperangkat alat dan/atau tindakan guna menjaga agar upaya perubahan tetap terkendali serta memberikan solusi terhadap penolakan organisasi dalam hal perubahan. 

Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari dibentuknya change management adalah untuk meminimalkan gangguan, upaya penghematan biaya, dan mengurangi kemungkinan terjadinya kegagalan terhadap inisiatif perubahan.

Sementara itu, change leadership lebih terkait dengan berbagai visi dan kekuatan pendorong di balik upaya perubahan transformasional berskala besar, serta memastikan proses implementasi dilakukan lebih cepat, inovatif, dan efisien. 

Dengan demikian, untuk menjadi seorang change leader yang sukses dibutuhkan keahlian bervariasi. Agar lebih mudah dalam memahami perbedaan dari keduanya, mari kita simak beberapa poin berikut ini:

  • Leader Menciptakan Visi, Manager Melaksanakan Visi

Sementara para manajer menerapkan visi perubahan dalam organisasi secara taktis, sebelumnya para leader atau pemimpinlah yang menciptakan dan mengembangkan visi tersebut.

Hal lebih penting lagi, leader juga terjun langsung ke lapangan untuk memberikan motivasi kepada anggota tim guna memahami dan mengadvokasi visi.

  • Leader Menciptakan Perubahan, Manager Bereaksi Terhadap Perubahan

Dalam hal upaya penerapan inisiatif perubahan, leader lebih menghargai inovasi dan tantangan yang ada dalam organisasi agar terus berkembang, bahkan dalam mengelola perubahan tersebut guna mencapai visi perubahan yang telah dibuat.

Sementara itu, manajer cenderung menjadi pihak penerima laporan hasil dari pengimplementasian inisiatif perubahan.

  • Leader Berfokus Pada Orang, Manager Berfokus Pada Struktur

Selama inisiatif perubahan diterapkan dalam organisasi, leader akan lebih berfokus pada pemberian motivasi dan nilai-nilai yang dianut anggota tim, para pengikut organik, dan kepercayaan yang menginspirasi.

Sedangkan manajer akan lebih banyak mengandalkan hierarki dan struktur organisasi untuk memberikan tekanan pada hasil yang didapat.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Vineet Nayar, penulis ‘Employees First, Customers Second’, mengenai kemampuan seseorang dalam ‘memengaruhi, memotivasi, dan kemungkinan orang lain untuk berkontribusi terhadap keberhasilan organisasi’.

  • Leader Mencari Umpan Balik, Manager Meminimalkan Kelemahan

Dari data yang didapat dari penelitian yang dilakukan oleh Zanger dan Folkman, leader yang baik dan bijaksana akan meminta berbagai umpan balik dari anggota tim nya mengenai kelebihan, kekurangan, dan kendala guna mencapai peningkatan dan efektivitas inisiatif perubahan.

Sementara manajer akan lebih cenderung melihat umpan balik sebagai hal negatif atau kelemahan, yang lebih baik untuk dihindari.

  • Leader Memimpin Orang, Manager Mengelola Pekerjaan

Leader sejati akan berfokus pada tugasnya dalam memimpin orang (anggota tim) melalui berbagai taktik dan motivasi guna mendorong timnya lebih bebas dan lepas dalam mengikuti arahannya.

Sedangkan manajer berfokus untuk memastikan semua orang dalam organisasi bekerja secara taktis sesuai bagiannya masing-masing.

Jadi dapat disimpulkan bahwa leader menjadi pendukung dalam memandu pekerjaan, dan manajer memandu penyelesaian pekerjaan.

Model Change Leadership

Change leadership sering dikaitkan dengan upaya perbaikan proses bisnis dalam suatu organisasi yang dilakukan secara terus menerus.

Penerapan change leadership seringkali dapat dicapai dengan menerapkan salah satu dari tiga model change leadership terkemuka berikut ini, yaitu model ADKAR, 8 Langkah Kotter, dan Bacharach.

ADKAR

ADKAR merupakan salah satu model change leadership dan change management yang diciptakan oleh Jeffrey Hiatt, pendiri Prosci, dengan beorientasi pada hasil yang didapat.

Pendekatan ADKAR bekerja melalui pendidikan pada anggota tim dengan penanaman nilai-nilai perubahan serta dampak nyata yang akan diterima dalam keseharian mereka, seraya mendukung dan memotivasi mereka selama proses inisiatif perubahan berlangsung.

Hal tersebut dilakukan agar anggota tim mampu memahami dan menerima nilai-nilai perbuahan tersebut

Keunggulan dari metode ini adalah mampu membatasi resistansi anggota tim terhadap perubahan, karena menekankan pada penerapan perubahan secara bertahap, menerima umpan balik dari anggota tim, dan menyampaikan manfaat proyek perubahan.

Berikut ini merupakan lima tahapan model ADKAR, antara lain: 

  • Awareness (Kesadaran)
  • Desire (Keinginan)
  • Knowledge (Pengetahuan)
  • Ability (Kemampuan)
  • Reinforcement (Bala bantuan)

8 Langkah Kotter

Model 8 Langkah Kotter paling cocok diterapkan oleh change leader pada organisasi berskala besar.

Sesuai namanya, model 8 Langkah Kotter merupakan salah satu model change leadership yang terdiri atas delapan jenjang atau langkah untuk mengelola suatu inisiatif perubahan, diantaranya:

  • Menciptakan sebuah rasa keharusan yang amat mendesak
  • Membentuk sebuah tim inisiatif perubahan
  • Menciptakan dan mengembangkan visi strategis
  • Mengomunikasikan visi kepada anggota tim
  • Menyingkirkan penghalang untuk berubah
  • Berfokus pada keberhasilan jangka pendek
  • Mempertahankan momentum yang tercipta
  • Terjadi perubahan pada organisasi atau institusi

Namun demikian, model 8 Langkah Kotter memiliki kelemahan berupa penolakan dari anggota tim terhadap inisiatif perubahan, meski pun telah dilakukan pengomunikasian visi.

Hal ini disebabkan karena tidak adanya penerimaan terhadap umpan balik dari anggota tim dan jadwal implementasi proyek yang lambat.

Bacharach

Bacharach merupakan model atau pendekatan dari change leadership lain yang dapat dipertimbangkan penerapannya dalam suatu organisasi. Pendekatan ini memandang change leader sebagai agen perubahan. 

Sehingga hal ini akan mampu memberdayakan mereka dengan alat korporat dan mentalitas yang efektif guna mendorong perubahan secara alami, bukan melalui kepemimpinan diktator yang keras. 

Karakteristik The Change Leader

Dalam melakukan tugasnya, seorang change leader mungkin memiliki metode atau pendekatan unik mereka sendiri sesuai gaya kepemimipinan masing-masing guna mendorong organisasi memenuhi visi yang telah ditetapkan.

Namun demikian, kebanyakan dari para change leader memiliki karakteristik yang kurang lebih sama antara satu dengan yang lainnya. Berikut ini merupakan beberapa gambaran umum mengenai karakteristik yang dimiliki oleh change leader, diantaranya:

  • Memiliki semangat dan komitmen yang kuat untuk mencapai visi perubahan, guna meningkatkan masa depan organisasi agar menjadi lebih baik ke depannya.
  • Memiliki keberanian dalam menghadapi dan memerangi norma yang tidak sesuai dengan visi, basis kekuatan, dan kegagalan dalam proses inisiatif perubahan guna memenuhi tujuan organisasi.
  • Memiliki motivasi kuat dan selalu memastikan agar tidak lupa untuk menyebarkan motivasi itu kepada anggota tim.
  • Berani mengambil inisiatif dalam menantang status quo, serta mampu berpikir kreatif dan di luar dugaan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
  • Memiliki kepedulian terhadap cara organisasi dalam memperlakukan anggotanya, terutama mereka yang ada dalam tim dan di bawah pengawasannya.
  • Memiliki selera humor yang baik, bahkan di saat-saat terburuk sekalipun, sehingga mampu memotivasi anggota timnya agar tetap fokus pada visi yang lebih besar bagi organisasi.

Keterampilan The Change Leaders

Menjadi seorang change leader, tentunya dibutuhkan beberapa skill (keterampilan) tertentu agar mampu mempraktikkan change leadership yang sukses.

Berikut ini ada beberapa keterampilan yang perlu dimiliki oleh seorang change leader, antara lain:

  • Kemampuan komunikasi yang efektif dan transparan.
  • Kemampuan dalam bekerja sama atau berkolaborasi dengan orang lain.
  • Kemampuan dalam membangun rasa saling percaya dengan orang lain, serta selalu menunjukkan empati yaitu dengan memprioritaskan orang lain terlebih dahulu.
  • Kemampuan dalam membuat dan mengembangkan sebuah visi dan mengajak orang lain untuk mencapainya.
  • Kemampuan memimpin dan memengaruhi orang lain. Hal ini juga termasuk rekan kerja, anggota tim serta para leader lainnya.
  • Kemampuan dalam membentuk dan menjaga momentum yang tercipta, serta tetap fokus sekali pun sedang berada di tengah situasi terburuk.
  • Kemampuan dalam membangun dan memastikan anggota tim serta rekan kerja tetap dalam keadaan solid dan termotivasi.
  • Kemampuan dalam mengidentifikasi dan melewati berbagai tantangan atau gangguan terhadap perubahan, dengan berfokus pada hal-hal yang terjadi secara keseluruhan.
  • Kesiapan dalam mengambil risiko, kemampuan berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan tegas dalam pengambilan keputusan.
  • Kemampuan dalam mengantisipasi dan merespons sebuah perubahan, baik situasi atau orang, dengan cepat.

Tips Menjadi The Change Leaders

Selain melatih beberapa keterampilan dan menerapkan metode yang tepat dalam change leadership, terdapat delapan tips yang bisa diterapkan jika Anda ingin menjadi seorang change leaders yang sukses dalam upaya perubahan di suatu organisasi, diantaranya:

  • Memiliki Visi Jelas

Change leader yang sukses adalah seorang visioner yang menginspirasi. Mereka mampu mengatasi bahkan menyingkirkan kekhawatiran anggota timnya sepanjang visi yang dimiliki jelas guna mendukung suatu perubahan.

Kejelasan sebuah visi akan membantu anggota tim mengatasi ketakutan dan kekhawatiran anggota tim, serta mendorong mereka tetap terlibat hingga akhir dalam proses perubahan.

  • Menyusun Rencana Strategis Berorientasi Tindakan

Sebuah rencana strategis yang terperinci merupakan tonggak penting yang akan menginisiasi sebuah perubahan.

Rencana yang disusun dengan baik dan matang juga akan membantu karyawan merasa terhubung dengan visi, serta memahami peran dan tanggung jawab mereka dalam menyukseskan inisiatif perubahan. Selain itu, tugas, prioritas, perilaku, struktur, dan sumber daya juga termasuk di dalamnya.

  • Proaktif dalam Menciptakan Relasi di Seluruh Organisasi Anda

Karena pekerjaan dari seorang change leader menuntut mereka melakukan pendekatan yang berpusat pada orang, maka seorang change leader harus mampu membangun pondasi relasi yang kuat dengan pemangku kepentingan internal maupun eksternal.

Relasi ini mampu meminimalkan terjadinya gesekan atau pertentangan, serta mampu memastikan proses transisi perubahan berjalan lebih mulus.

  • Melek Teknologi

Di era transformasi digital seperti saat ini, change leader selayaknya memiliki kecakapan dalam teknologi agar dapat membuat aktivitas change leadership lebih efektif.

Pemanfaatan teknologi oleh change leader digunakan guna memastikan bahwa perubahan sekecil apa pun tidak akan luput dari perhatian.

  • Berkomunikasi Secara Efektif dan Transparan

Kejelasan dan tingginya intensitas komunikasi antara change leader dan karyawan menjadi salah satu faktor terpenting dalam mendorong upaya perubahan.

Change leader harus menggunakan komunikasi yang efektif, yakin dengan menjawab berbagai pertanyaan seperti ‘manfaat dan keuntungan perubahan bagi karyawan’ dan ‘kebutuhan karyawan dalam perubahan’.

Proses komunikasi juga harus bersifat dua arah, di mana change leader mau menerima feedback dari karyawan agar tahu kendala apa saja yang sedang dihadapi.

  • Identifikasi & Hadapi Hambatan dan Penolakan untuk Berubah Secara Langsung

Inisiatif perubahan seringkali bertemu dengan penolakan (push back).

Selain terjun memberikan motivasi dan dukungan, seorang change leader juga harus melakukan penilaian dasar terhadap proses perubahan yang sedang berjalan dan memastikan keadaan karyawan sebagai suatu peluang, bukan ancaman.

Hal ini akan berefek sama seperti memberikan dukungan dan motivasi secara konsisten kepada karyawan agar berhasil dalam inisiatif perubahan.

  • Berkolaborasi dengan Seluruh Anggota Tim di Organisasi

Pemimpin yang baik adalah mereka yang mampu menjadi contoh bagi timnya.

Terlebih lagi seorang change leader, selain harus menjadi contoh bagi karyawan lainnya, mereka juga harus mampu menciptakan budaya kolaboratif dalam organisasi sehingga apabila terjadi keadaan darurat secara mendadak, seluruh anggota tim dan seluru karyawan dalam organisasi dapat segera mengambil tindakan tepat.

Pengumpulan feedback secara berkala juga perlu dilakukan guna meningkatkan pendekatan kepemimpinan dan penerapan teknik yang tepat untuk prakarsa di masa mendatang.

  • Pertahankan Akuntabilitas Anggota Tim

Sebagian besar pemimpin banyak yang mengutip ‘meminta pertanggungjawaban orang adalah bagian dari kelemahan terbesar seorang pemimpin’.

Meski pun demikian, penting bagi seorang change leader untuk meminta pertanggungjawaban karyawan, karena mereka (orang) merupakan pendorong adanya inisiatif perubahan.

Dengan menumbuhkan budaya akuntabilitas, hal tersebut dapat meningkatkan kinerja karyawan, memberdayakan anggota tim, dan mendorong pertumbuhan organisasi ke depannya.

Cara The Change Leaders Membuat Perubahan

Sebagian besar organisasi atau perusahaan memiliki tim manajemen perubahan (change management) khusus untuk mengatasi penolakan karyawan terhadap inisiatif perubahan. 

Namun, tingkat kegagalan proyek perubahan masih tetap tinggi, yakni melebihi 70%. melihat fenomena tersebut, banyak organisasi yang beralih memfokuskan inisiatif perubahan dengan merekrut seorang change leader.

Cara yang digunakan change leader tentunya jauh berbeda dengan change management. Berikut adalah beberapa cara yang dilakukan change leader dalam membuat sebuah perubahan dalam organisasi.

  • Linchpin Linkage. Seorang change leader harus mampu menghubungkan antara aspirasi dan visi strategis manajemen puncak dengan kebutuhan dan wawasan pasar. Hal ini memungkinkan change leader mampu mengubah gabungan aspirasi dan visi menjadi tindakan kerja yang responsif dan terstruktur. 
  • Holistic Impact. Alih-alih menggunakan pendekatan top-down konvensional, change leader lebih berfokus pada tujuan untuk menciptakan dampak holistik pada laporan, rekan kerja, dan atasan mereka. Mereka seringnya melakukan upaya memengaruhi orang baru untuk bergabung dengan memberikan berbagai motivasi guna mencapai hasil atau dampak holistik ini. Pendekatan mereka lebih berorientasi pada hasil daripada manajemen mikro yang tidak terlalu memiliki dampak.
  • Gabungan Berbagai Pendekatan. Seorang change leader merupakan seorang yang berani dalam mengambil risiko, seperti tidak takut untuk mencoba menerapkan berbagai pendekatan atau kombinasi model kepemimpinan untuk memecahkan masalah secara efektif. Jika metode yang mereka gunakan tidak dapat beradaptasi dengan situasi, maka change leader akan mendelegasikan orang lain untuk membantu memimpin tim hingga garis finis guna mencapai visi saat ini.

Kesimpulan

Menerima dan merangkul sebuah perubahan dibutuhkan lebih dari sekadar pendekatan manajemen perubahan (change management). 

Dibutuhkan sosok pemimpin yang visioner, responsif, agile, dan mampu memberikan jalan bagi suatu organisasi menuju sebuah perubahan. Yaitu seorang change leader yang mampu mengadopsi pendekatan kepemimpinan perubahan (change leadership).

Meski demikian, ada baiknya perubahan dilakukan secara berkala. Karena organisasi yang hanya melakukan perubahan ketika sedang dalam fase terancam tidak akan menghasilkan apa-apa di masa depan.

Namun, change leader di suatu organisasi yang melakukan inisiatif perubahan secara berkala dan menggabungkan dukungan teknologi di dalamnya, perubahan-perubahan baik akan menjadi peluang untuk berkembang.

The post Change Leadership: Pengertian – Model dan Karakteristik appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Gaya Kepemimpinan yang disukai Karyawan Beserta Alasannya https://haloedukasi.com/gaya-kepemimpinan-yang-disukai-karyawan Mon, 25 Apr 2022 08:08:06 +0000 https://haloedukasi.com/?p=33451 Ada banyak jenis tipe atau gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan oleh seorang pemimpin organisasi atau kelompok dalam mempimpin organisasi atau kelompoknya untuk mencapai tujuan. Gaya kepemimpinan pada umumnya tidak lepas dari karakteristik pribadi dari pemimpin, namun gaya kepemimpinan juga bisa diusahakan dan disesuaikan dengan kondisi organisasi yang dipimpinnya. Setiap jenis gaya kepemimpinan tentunya memiliki kelebihan […]

The post 6 Gaya Kepemimpinan yang disukai Karyawan Beserta Alasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ada banyak jenis tipe atau gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan oleh seorang pemimpin organisasi atau kelompok dalam mempimpin organisasi atau kelompoknya untuk mencapai tujuan. Gaya kepemimpinan pada umumnya tidak lepas dari karakteristik pribadi dari pemimpin, namun gaya kepemimpinan juga bisa diusahakan dan disesuaikan dengan kondisi organisasi yang dipimpinnya.

Setiap jenis gaya kepemimpinan tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing sehingga tidak semua jenis gaya kepemimpinan akan disukai oleh setiap anggotanya. Pada umumnya, anggota organisasi atau kelompok akan menyukai gaya kepemimpinan yang memberikan ruang gerak bagi mereka dalam berpendapat atau ikut berkontribusi dalam pengambilan kebijakan organisasi. Atau gaya kepemimpinan yang memberikan kebebasan anggota untuk mengembangkan diri dan berinovasi.

Berikut akan dibahas mengenai beberapa tipe atau gaya kepemimpinan yang biasanya disukai oleh karyawan atau anggota organisasi.

1. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Gaya kepemimpinan demokratis merupakan gaya kepemimpinan yang mengandalkan kebersamaan antara pimpinan dengan anggotanya dalam mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Segala keputusan perusahaan tidak serta merta berada di tangan pimpinan, namun selalu melibatkan karyawan.

Dalam hal ini, seorang pemimpin menerapkan kesederajatan, kepemimpinan partisipatif atau konsultatif sehingga tercipta suasana kondusif, saling menghargai dan menghormati dalam perusahaan. Komunikasi yang terjadi dua arah juga memungkinkan pemimpin mendapat masukan dan memberi masukan kepada karyawannya. Hal ini tentunya akan memberikan rasa nyaman bagi karyawan. Meski demikian, pemimpin juga tetap melaksanakan pengawasan kepada karyawan secara wajar.

Gaya kepemimpinan demokratif akan mampu meningkatkan kepuasan kerja karyawan dan membantu terciptanya tim yang kuat, sehingga produktivitas mereka juga akan semakin meningkat.

2. Gaya Kepemimpinan Situasional

Tidak setiap jenis atau gaya kepemimpinan cocok diterapkan pada sebuah perusahaan begitu saja tanpa melihat kondisi lingkungan perusahaan yang bersangkutan. Maka, disinilah gaya kepemimpinan situasional bisa digunakan oleh seorang pimpinan perusahaan guna menyesuaikan dengan kondisi perusahaan yang dia pimpin.

Berangkat dari keyakinan bahwa tidak ada gaya kepemimpinan ideal, maka gaya kepemimpinan situasional ini lebih memiliki sifat yang fleksibel dan menekankan pada kondisi lingkungan perusahaan dan kesiapan karyawannya. Alih-alih memaksakan suatu gaya kepemimpinan tertentu dalam perusahaan, pemimpin justru melihat terlebih dahulu keadaan perusahaannya dan bagaimana kesiapan karyawannya sebelum menentukan bagaimana cara atau gaya yang akan diterapkannya dalam memimpin mereka.

Dengan demikian, gaya kepemimpinan ini akan lebih bisa diterima oleh karyawan karena tidak bersifat saklek atau memaksa pada satu model atau gaya tertentu saja.

3. Gaya Kepemimpinan Visoner

Diantara gaya kepemimpinan yang juga disukai oleh karyawan adalah gaya kepemimpinan visioner. Seorang pemimpin yang visioner akan mampu merumuskan visi dan misi perusahaan serta memberikan arahan atau instruksi dengan jelas yang kepada karyawan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kejelasan visi, misi, dan arahan itulah yang akan membuat karyawan lebih mudah memahami apa dan bagaimana ia harus bertindak.

Selain itu, seorang pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan visioner juga bersifat sangat terbuka akan masukan dan saran. Mereka juga akan mengutamakan peningkatan kualitas karyawan demi kebaikan perusahaan di masa mendatang.

4. Gaya Kepemimpinan Delegatif

Gaya kepemimpinan delegatif juga merupakan salah satu gaya kepemimpinan yang menjadi favorit bagi karyawan sebuah perusahaan karena senantiasa mau melibatkan karyawan dalam menjalankan perusahaan. Pemimpin dengan gaya delegatif lebih berperan sebagai pemberi support atau dukungan dan arahan ketika dibutuhkan.

Dalam sebuah perusahaan dengan gaya kepemimpinan delegatif, karyawan tidak hanya tinggal diam melaksanakan instruksi saja, tetapi mereka juga diberi kesempatan untuk terlibat dalam pengambilan keputusan, membuat strategi pelaksaan tugasnya sendiri, serta menyelesaikan permasalahan dalam tugasnya.  Akan tetapi, gaya kepemimpinan ini hanya cocok diterapkan jika perusahaan tersebut memiliki karyawan yang memang memiliki kapabilitas dan motivasi kuat untuk mengembangkan perusahaan.

Kelebihan dari gaya kepemimpinan ini adalah inovasi dan kreativitas karyawan akan sangat dihargai. Terlebih karyawan yang memiliki pengalaman lebih, maka ia akan dapat memanfaatkan kompetensi dan pengalamannya tersebut untuk berkontribusi secara maksimal terhadap perusahaan.

5. Gaya kepemimpinan Birokratis

Tidak semua karyawan menyukai gaya kepemimpinan yang memberikan mereka terlalu banyak kebebasan atau ruang untuk terlibat dalam mengendalikan jalannya perusahaan. Beberapa karyawan justru lebih menyukai tipe pemimpin yang birokratis atau bersifat prosedural.

Hal ini dikarenakan dengan gaya kepemimpinan birokratis, karyawan lebih mudah dalam melaksanakan tugasnya karena memang sudah ditentukan apa dan bagaimananya. Mereka hanya tinggal menjalankan saja sesuai dengan arahan dan prosedur yang telah ditentukan.

Meski demikian, gaya kepemimpinan ini juga tetap memberikan kebebasan kepada karyawannya untuk berkreasi atau bertindak dalam melaksanakan tugas. Namun, tentunya tetap terbatas dalam koridor aturan yang ada.

6. Gaya Kepemimpinan Transaksional

Selanjutnya adalah gaya kepemimpinan transaksional. Gaya kepemimpinan ini bisa menciptakan sistem yang mudah untuk diterapkan dan diikuti oleh karyawan. Adanya “transaksi” yang ditawarkan juga akan mendorong karyawan untuk lebih meningkatkan motivasi dan produktivitas kerjanya.

Adanya tujuan spesifik yang ditetapkan oleh pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan ini akan meminimalkan kebingungan karyawan dalam menerima dan menjalankan instruksi, karena telah ada prosedur yang ditetapkan sebelumnya. Di satu sisi gaya kepemimpinan seperti ini memang menciptakan efisiensi kerja, namun di sisi lain juga bisa mematikan atau menekan kreativitas dan daya inovasi karyawannya.

The post 6 Gaya Kepemimpinan yang disukai Karyawan Beserta Alasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Jenis Gaya Kepemimpinan Beserta Penjelasannya https://haloedukasi.com/jenis-gaya-kepemimpinan Tue, 05 Apr 2022 00:21:20 +0000 https://haloedukasi.com/?p=33449 Gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam organisasi merupakan salah satu faktor penting bagi keberhasilan sebuah organisasi. Hal ini dikarenakan kepemimpinan ada untuk memandu, mengarahkan, membimbing, dan mengelola sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya. Gaya kepemimpinan yang baik dan sesuai dengan organisasi tentunya akan memberikan dampak positif bagi organisasi tersebut, sebaliknya gaya kepemimpinan yang tidak sesuai dengan organisasi […]

The post 10 Jenis Gaya Kepemimpinan Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam organisasi merupakan salah satu faktor penting bagi keberhasilan sebuah organisasi. Hal ini dikarenakan kepemimpinan ada untuk memandu, mengarahkan, membimbing, dan mengelola sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya. Gaya kepemimpinan yang baik dan sesuai dengan organisasi tentunya akan memberikan dampak positif bagi organisasi tersebut, sebaliknya gaya kepemimpinan yang tidak sesuai dengan organisasi juga akan memberikan dampak negatif bagi organisasi yang bersangkutan.

Gaya kepemimpinan sebenarnya tidak akan lepas dari kebiasaan yang melekat dalam diri seseorang yang menjadi pemimpin sebuah organisasi. Menurut Stoner (Andiwilaga, 2016:64), gaya kepemimpinan sendiri merupakan berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh pemimpin dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi pekerja. Sementara itu, Thoha (Andiwilaga, 2018:65) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang digunakan oleh seseorang ketika orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku lain.

Untuk lebih memahami mengenai kepemimpinan ini, berikut akan dibahas beberapa jenis gaya kepemimpinan dalam sebuah organisasi.

1. Gaya Kepemimpinan Otokratis

Gaya kepemimpinan otokratis memusatkan kekuasaan pada pimpinan secara penuh. Pemimpin sangat dominan dalam pengambilan keputusan, menetapkan peraturan, maupun membuat kebijakan bagi organisasi. Dengan kata lain, kepemimpinan cenderung bersifat mutlak.

Adakalanya, gaya kepemimpinan otokratis memang bisa berjalan baik terutama ketika pemimpin memang memiliki kemampuan, ketarampilan, dan pengalaman yang mumpuni. Namun, tak jarang gaya kepemimpinan ini juga bisa menjadi bumerang karena membuat suara dan kebebasan bawahan dalam menyampaikan masukan atau pendapat sangat terbelenggu.

Berikut adalah ciri-ciri dari gaya kepemimpinan otokratis:

  • Semua keputusan dan kebijakan perusahaan ditentukan oleh pimpinan.
  • Pemimpin cenderung anti kritik, serta tidak mau menerima pendapat atau saran dari orang lain.
  • Pemimpin menginstruksikan semua tugas dan anggota adalah sebagai pelaksananya.
  • Pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan ini seakan menganggap organisasi itu adalah miliknya sehingga ia berhak penuh atas organisasi yang dipimpinnya.
  • Biasanya menggerakkan bawahan dengan perintah-perintah yang tak jarang disertai unsur paksaan atau ancaman.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Menurut Sudriamunawar, gaya kepemimpinan demokratis atau yang dikenal pula sebagai gaya partisipatif adalah gaya kepemimpinan yang menganggap bahwa apabila para anggota turut andil dalam proses pengambilan keputusan perusahaan justru akan membuat mereka memiliki komitmen yang jauh lebih besar pada sasaran dan tujuan organisasi.

Pada umumnya, sebuah organisasi yang dijalankan dengan gaya kepemimpinan demokratis akan menciptakan suasana organisasi yang lebih akrab dan saling menghormati serta komunikasi dalam organisasi bersifat dua arah.

Adapun ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis adalah sebagai berikut :

  • Kepemimpinan tidak bersifat mutlak, dan pemimpin bersedia melibatkan anggota dalam pengambilan keputusan.
  • Semua kebijakan perusahaan akan dibahas dan ditentukan bersama terlebih dauhulu oleh anggota dengan bantuan dan arahan pemimpin
  • Adanya kebebasan bagi para anggota untuk menyampaikan usulan, saran, masukan, maupun kritikan kepada pimpinan dan organisasi.

3. Gaya Kepemimpinan Birokrasi

Gaya kepemimpinan birokratis secara singkat digambarkan sebagai gaya kepemimpinan yang taat aturan. Pemimpin organisasi yang menerapkan gaya kepemimpinan ini akan mererapkan aturat dan ketaatan pada prosedur terhadap bawahannya.

Pada umumnya, pemimpin yang birokratis akan membuat kebijakan atau aturan yang berlaku dan tidak ada fleksibilitas, sehingga hanya ada sedikit ruang kebebasan  dalam berkreasi dan bertindak, yang mana itupun tidak boleh keluar dari ketentuan yang berlaku.

Beberapa ciri gaya kepemimpinan birokratis adalah:

  • Pimpinan yang menentukan segala keputusan terkait dengan pekerjaan dan kemudian memerintahkan bawahan atau anggota  untuk melaksanakannya
  • Pemimpin juga akan menentukan standar atau prosedur mengenai bagaimana para anggota akan melakukan tugas
  • Adanya sanksi yang sangat jelas apabila anggota tidak menjalankan tugas sesuai dengan standar kinerja yang sudah ditentukan.

4. Gaya Kepemimpinan Karismatik

Selanjutnya, gaya kepemimpinan karismatik. Gaya kepemimpinan karismatik adalah gaya seorang pemimpin yang mengandalkan karisma dalam dirinya untuk menggerakkan orang lain. Seorang pemimpin yang karismatik biasanya memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan mampu membuat orang merasa kagum, terpesona dan percaya sehingga mau melakukan apa yang diarahkannya.

Kelemahan terbesar dari pemimpin dengan gaya kepemimpinan ini adalah mereka hanya mampu menarik orang, namun seringkali tidak konsisten yang kemudian justru membuat orang kecewa.

5. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire

Gaya Kepemimpinan Laissez Faire adalah gaya kepemimpinan dengan kendali bebas. Gaya kepemimpinan ini diterapkan karena adanya anggapan bahwa anggota kelompok akan bisa melaksanakan tugas dan  mencapai tujuan dengan menggunakan teknik-teknik mereka sendiri, sehingga akan mendorong kemampuan anggota dalam mengambil inisiatif.

Pendekatan ini bukan berarti tidak adanya sama sekali pimpinan, hanya saja memang kurang dalam pengawasan dan interaksi dengan pimpinan. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan ini hanya cocok diterapkan jika anggota memiliki kompetensi dan keyakinan yang tinggi dalam mencapai hasil atau sasaran tugas mereka.

Ciri-ciri gaya kepemimpinan Laissez Faire  adalah sebagai berikut :

  • Anggota memiliki kebebasan penuh untuk mengambil keputusan tanpa campur tangan pimpinan
  • Pemimpin tidak aktif pembahasan bersama kelompok
  • Partisipasi pemimpin sangat minim, atau bahkan tidak ada sama sekali
  • Pemimpin jarang memberikan komentar dan masukan, kecuali bila ditanya.
  • Tidak ada usaha dari pemimpin untuk menilai atau mengatur jalannya organisasi.

6. Gaya Kepemimpinan Delegatif

Gaya kepemimpinan delegatif adalah gaya kepemimpinan yang memberikan wewenang kepada anggota untuk menjalankan  aktivitas atau tugas yang sementara waktu tidak bisa dilaksanakan oleh pemimpin karena sebab-sebab tertentu.

Gaya kepemimpinan delegatif ini cocok diterapkan jika anggota memiliki kemampuan dan motivasi yang tinggi, sehingga pimpinan tidak perlu terlalu banyak memberikan arahan dan perintah kepada anggotanya.

Ciri-ciri dari gaya kepemimpinan delegatif adalah:

  • Pemimpin jarang memberikan arahan.
  • Pembuatan keputusan diserahkan kepada anggota dan anggota juga diharapkan bisa menyelesaikan segala permasalahannya sendiri.

7. Gaya Kepemimpinan Transaksional

Gaya kepemimpinan transaksional adalah gaya kepemimpinan yang menerapkan sistem transaksi antara pemimpin dengan anggotanya. Dengan kata lain, gaya kepemimpinan ini bersifat take and give atau saling memberi dalam menerima dalam pelaksanaan tugasnya. Transaksi yang dimaksud adalah melalui penghargaan, hukuman, maupun pertukaran lainnya.

8. Gaya Kepemimpinan Transformasional

Gaya kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan dimana seorang pemimpin mampu menginspirasi anggotanya dengan visi yang dimilikinya serta mendorong anggotanya untuk mencapai visi tersebut.

Dalam organisasi dengan gaya kepemimpinan ini, pemimpin akan terlibat dalam pemenuhan kebutuhan karyawan untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan mereka. Ada 4 faktor yang dbutuhkan pemimpin dalam menjalankan gaya kepemimpinan ini, yaitu:

  • Idealized influence atau pemimpin sebagai sosok ideal dan panutan
  • Inspirational motivation atau pemimpin dapat memotivasi
  • Intellectual Stimulation atau pemimpin dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi anggota
  • Individual consideration atau pemimpin yang bertindak sebagai pelatih dan penasihat bagi anggota.

9. Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Gaya kepemimpinan partisipatif merupakan gaya kepemimpinan yang berdasar pada teori demokrasi. Inti dari gaya kepemimpinan ini adalah pengambilan keputusan organisasi yang melibatkan anggota.

Pelibatan anggota dalam pengambilan keputusan diharapkan akan mendorong mereka untuk semakin termotivasi dalam berkontribusi bagi perkembangan organisasi.

10. Gaya Kepemimpinan Situasional

Gaya kepemimpinan situasional menekankan pada adanya pengaruh situasi lingkungan terhadap pelaksanaan kepemimpinan suatu organisasi, sehingga gaya kepemimpinan akan berbeda-beda tergantung dengan situasi dan kesiapan anggotanya.

Gaya kepemimpinan ini didasarkan pada anggapan bahwa tidak ada gaya kepemimpinan terbaik yang bisa diterapkan pada sebuah organisasi, karena setiap organisasi memiliki situasi dan kondisi yang tidak sama.

The post 10 Jenis Gaya Kepemimpinan Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen yang Perlu diketahui https://haloedukasi.com/perbedaan-kepemimpinan-dan-manajemen Mon, 19 Jul 2021 02:55:37 +0000 https://haloedukasi.com/?p=25814 Keberhasilan dari sebuah organisasi ataupun kelompok bisa dilihat dari seberapa berhasil mereka dalam memimpin serta memanajemen berbagai hal yang berkaitan dengan kepentingan organisasi. Baik kepentingan dalam penetapan strategi pencapaian tujuan, menetapkan visi dan misi organisasi dan lain sebagainya. Namun, hal ini tetap tidak bisa berjalan tanpa adanya kerja sama yang baik antar pemimpin dan semua […]

The post 5 Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Keberhasilan dari sebuah organisasi ataupun kelompok bisa dilihat dari seberapa berhasil mereka dalam memimpin serta memanajemen berbagai hal yang berkaitan dengan kepentingan organisasi. Baik kepentingan dalam penetapan strategi pencapaian tujuan, menetapkan visi dan misi organisasi dan lain sebagainya.

Namun, hal ini tetap tidak bisa berjalan tanpa adanya kerja sama yang baik antar pemimpin dan semua anggota organisasinya. Tetapi yang paling ditekankan pada keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya adalah tipe kepemimpinan dan strategi manajemen yang diterapkan dalam organisasi tersebut.

Semua ide serta kebijakan yang telah diambil oleh seorag pemimpin tidak akan bisa berjalan sesuai dengan rencana dan tidak bisa diterima serta dipatuhi dengan baik oleh semua anggotanya apabila kebijakan dan ide tersebut tidak diorganisasikan dengan baik.

Terlebih kebijakan dan ide tersebut harus diolah dan dimanajamenkan dengan baik. Sehingga bisa dengan mudah diterima oleh semua anggota. Namun, antara kepemimpinan dan manajemen ini seringkali tidak dapat dibedakan oleh sebagian orang karena kaitannya satu dengan yang lainnya. Berikut merupakan perbedaan antara kepemimpinan dan manajemen.

No.KepemimpinanManajemen
1.Kepemimpinan merupakan upaya yang dilakukan oleh seorang pemimpin untuk bisa mengoorganisasikan dan menggerakkan semua anggotanya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mencapai visi dan misi organisasi yang telah disepakati sebelumnya.Manajemen merupakan upaya mengendalikan berbagai aktivitas dan kegiatan yang dilakukan oleh anggota organisasi. Sehingga nantinya tidak melanggar peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemimpin.
2.Seorang pemimpin berkewajiban untuk menciptakan sebuah ide dan gagasan yang nantinya bisa diorientasikan untuk kepentingan organisasi kedepannya. Apabila seorang pemimpin tidak bisa menciptakan ide dan gagasan yang baik untuk kemajuan organisasi, akan sangat sulit bagi organisasi tersebut untuk berkembang dan menciptakan sebuah hal yang baru.Sedangkan seorang manajer tidak berkewajiban untuk menghasilkan sebuah ide dan gagasan untuk kemajuan organisasi. Namun, akan sangat baik apabila seorang manajer juga berkontribusi aktif untuk kemajuan perusahaan dengan menyumbangkan beberapa ide dan gagasanya. Namun, tugas utama dari seorang manajer adalah untuk mengeksekusi dan menjalankan semua kebijakan serta ide yang telah ditetapkan oleh pemimpin.
3.Dalam menjalankan sebuah kepemimpinan, pemimpin bisa saja menetapkan sebuah kebijakan dan gagasan yang nantinya sangat berisiko bagi kemajuan perusahaan. Namun, keputusan tersebut tentunya sudah mengalami serangkaian pertimbangan yang bijak. Sehingga tidak menimbulkan permasalahan nantinya.Dalam menjalankan tugasnya untuk memanajemen semua kepentingan perusahaan, seorang manajer tidak akan berani mengambil keputusan yang sangat berisiko untuk kepentingan perusahaan. Karena hal itu nantinya hanya akan menimbulkan suatu masalah bagi perusahaan.
4.Tipe kepemimpinan biasanya cenderung ditetapkan untuk bisa mendorong serta memotivasi semua anggota dan karyawannya guna menjalankan semua kewajiban dan tugasnya dengan baik.Sedangkan strategi manajemen lebih cederung mengarah pada upaya memberikan panduan dan dorongan yang lebih jelas kepada semua anggota. Karena seringkali bagian manajemen ini yang lebih mengerti mengenai hal hal yang berkaitan dengan pembagian tugas dan kewajiban yang lebih tepat.
5.Sebagai seorang pemimpin, pimpinan bisa saja mengambil tipe kepemimpinan yang cenderung melawan arus. Namun, tetap harus mempertimbangkan segala aspek yang berkaitan dengan kepentingan dan kebaikan perusahaan.Sebagai seorang manajer, tentunya mereka lebih memilih untuk mengikuti arus yang telah dibentuk oleh pemimpin. Karena sebagai seorang manajer ia bertugas untuk mengendalikan dan memastikan semua tugas dan kepentingan perusahaan tidak bertentangan dengan kebijakan yang ada.

The post 5 Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kepemimpinan Otokratis: Pengertian – Karakteristik dan Cara Menerapkannya https://haloedukasi.com/kepemimpinan-otokratis Wed, 05 May 2021 03:01:46 +0000 https://haloedukasi.com/?p=24554 Bagaimana mekanisme berjalannya suatu organisasi disesuaikan dengan tipe kepemimpinanya. Apakah organisasi tersebut bisa berkembang pesat menuju perubahan yang signifikan atau justru masih statis seperti dengan kondisinya waktu pertama kali didirikan. Hal tersebut juga didasarkan pada bagaimana tipe kepemimpinan yang akan diterapkan oleh pemimpin. Salah satu jenis kepemimpinan yang mungkin, sebagian dari kita sudah tahu adalah […]

The post Kepemimpinan Otokratis: Pengertian – Karakteristik dan Cara Menerapkannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bagaimana mekanisme berjalannya suatu organisasi disesuaikan dengan tipe kepemimpinanya. Apakah organisasi tersebut bisa berkembang pesat menuju perubahan yang signifikan atau justru masih statis seperti dengan kondisinya waktu pertama kali didirikan.

Hal tersebut juga didasarkan pada bagaimana tipe kepemimpinan yang akan diterapkan oleh pemimpin. Salah satu jenis kepemimpinan yang mungkin, sebagian dari kita sudah tahu adalah kepemimpinan otokratis. Kepemimpinan otokratis identik dengan pengambilan keputusan yang didasarkan pada satu pihak saja.

Dan hal tersebut seringkali menimbulkan berbagai pro kontra dikalangan para anggotanya. Untuk itu, berikut merupakan pemaparan mendetail mengenai kepemimpinan otokratis.

Pengertian Kepemimpinan Otokratis

Secara umum, kepemimpinan otokratis merupakan jenis kepemimpinan yang terpusat pada pemimpin. Yang mana semua hal yang berkaitan dengan mekanisme jalannya organisasi seperti, pengambilan keputusan, penetapan keputusan dan juga pengaturan strategi manajemen dilakukan oleh pemimpin.

Hal tersebut pun tentunya berpengaruh terhadap kreatifitas dan keterampilan pihak anggota yang kurang berkembang. Karena semua yang berkaitan dengan organisasi harus diputuskan dan benar benar dibawah kendali pimpinan.

Namun, di sisi lain dengan diterapkannya tipe kepemimpinan ini, organisasi lebih berjalan terorganisir dan sistematis. Hal tersebut berhubungan dengan telah diatur dan ditetapkannya berbagai aturan serta pembagian peranan mengenai tugas yang ditanggung organisasi.

Karakteristik Kepemimpinan Otokratis

Adapun beberapa karakteristik yang menggambarkan tipe kepemimpinan otokratis ini.

  • Semua hal yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dan urusan organisasi ataupun perusahaan lainnya berada dalam kendali pimpinan.
  • Semua pekerjaan, pendapat dan keputusan hanya terpusat pada pemimpin saja.
  • Anggota tidak memiliki ruang sama sekali untuk bisa mengembangkan kreatifitas serta potensi yang ada dalam dirinya.
  • Dalam proses pengambilan keputusan tidak dibutuhkan waktu yang lama. Karena keputusan hanya perlu dipertimbangkan oleh pihak pemimpin saja.
  • Pemimpin berperan sebagai pihak pengendali dan pengawas terhadap semua pekerjaan dan mekanisme organisasi yang ada.
  • Struktur keanggotaan dan peranan masing masing anggota sangat diperhatikan.
  • Situasi dan kondisi yang terbangun oleh tipe kepemimpinan ini adalah formal dan kaku.
  • Hak hak anggota yang berkaitan dengan pengutaraan pendapat dan lain sebagainya sedikit terabaikan dan terbatasi.
  • Semua visi dan misi dari organisasi atau perusahaan berjalan secara sistematis dan terorganisir. Sehingga bisa diselesaikan dengan cepat.

Contoh Kepemimpinan Otokratis

Berikut merupakan contoh kepemimpinan otokratis yang berkembang dalam suatu organisasi.

  • Kepemimpinan tipe otokratis ini sangat terlihat dalam dunia kemiliteran dimana peranan dari pimpinan dan para anggotanya sangat diperhatikan. Hal tersebut diterapkan semata mata untuk meningkatkan rasa hormat dari anggota terhadap pimpinan.

Kelebihan dan Kekurangan Kepemimpinan Otokratis

Adapun beberapa kelebihan serta kekurangan yang dimiliki oleh kepemimpinan otokratis ini.

Kelebihan Kepemimpinan Otokratis

Berikut merupakan kelebihan dari sistem kepemimpinan otokratis.

  • Proses pengambilan keputusan tidak membutuhkan waktu yang lama
    Hal tersebut lebih disebabkan karena semua yang berkaitan dengan mekanisme dan proses jalannya organisasi terpusat pada pemimpin. Sehingga permasalahan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan, penyelesaian masalah dan lain sebagainya benar benar hanya akan dipertimbangkan oleh pemimpin. Oleh karenanya, proses pengambilan keputusan tidak lagi memerlukan waktu yang  lama.Karena memang pemimpin tidak memerlukan masukan ataupun pendapat dari para anggotanya.
  • Organisasi Berjalan Sistematis dan Terorganisir
    Hal ini tentunya bersesuain dengan tipe kepemimpinan yang lebih condong dikendalikan oleh satu pihak. Sehingga semua aturan ataupun kebijakan yang telah diputuskan oleh pihak pemimpin tidak boleh ditentang sama sekali oleh anggotanya. Hal ini yang menyebabkan organisasi lebih berjalan sistematis dan terorganisir antar bagian satu dengan bagian lainnya.
  • Tujuan organisasi akan mudah tercapai
    Hal tersebut lebih disebabkan karena dengan adanya pemimpinan yang otoriter dan tegas, arah jalan sebuah organisasi akan lebih terarah dan lebih jelas adanya. Pemimpin dalam hal ini sudah mengerti bagaimana strategi tepat yang harus diterapkan dan bagaimana cara pengaplikasiannya. Sehingga, sudah dipastikan tujuan dari organisasi akan lebih mudah tercapai.

Kekurangan Kepemimpinan Otokratis

Berikut merupakan kekurangan dari sistem kepemimpinan otokratis.

  • Anggota tidak memiliki ruang untuk berkembang
    Hal ini dikarenakan  semua kondisi serta situasi yang telah ditetapkan dalam organisasi sangat kaku dan formal. Terlebih semua yang dilakukan oleh anggota harus sesuai dengan apa yang telah diperintahkan oleh pihak pemimpin. Apabila ada hasil yang tidak maksimal anggota harus siap menerima semua risiko yang akan didapatkannya. Hal ini lah yang semakin menekan para anggota untuk tidak menuangkan kreatifitasnya dengan maksimal. Karena semua yang mereka lakukan haruslah bersesuaian dengan apa yang telah diperintahkan.
  • Rentan menimbulkan protes dari anggota
    Hal ini lebih dipengaruhi dari sistem pengambilan keputusan yang tidak melalui pengambilan pendapat dari para anggota. Sehingga semua keputusan yang diambil lebih cenderung berfokus pada kepentingan pimpinan saja dan perusahaan, tanpa mempertimbangkan lagi kepentingan dari para anggota. Sehingga tidak jarang muncul kontra dari kalangan anggota mengenai hal tersebut.

Cara Menerapkan Tipe Kepemimpinan Otokratis

Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan tipe kepemimpinan yang satu ini dalam sebuah organisasi ataupun perusahaan.

  • Dalam pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah, walaupun nantinya hasilnya tetap berpusat pada pemimpin sebaiknya, pemimpin juga memberikan ruang terhadap anggota untuk mengutarakan pendapatnya.
  • Pemimpin sebaiknya tidak menjadi pihak pengontrol dan pengawas saja, melainkan juga menjadi pihak yang mendukung dan turut serta mendorong semua anggotanya untuk senantiasa berkembang.
  • Beberapa hal yang berkaitan dengan kepentingan anggota dan keberlangsungan dari mekanisme jalannya organisasi harus tetap mempertimbangkan pendapat para anggota.
  • Menciptakan suasana yang lebih dinamis antar anggota sehingga proses interaksi dan komuikasi bisa berkembang antar satu dengan lainya.

Kesimpulan

Kepemimpinan Otokratis merupakan tipe kepemimpinan yang hanya terpusat pada satu individu saja. Semua hal yang berkaitan dengan penyelesaian masalah, pengambilan keputusan, dan lain sebagainya yang masih berkaitan dengan urusan organisasi akan dikendalikan oleh satu pihak saja.

Hal ini dilakukan untuk menciptakan sistem kerja yang lebih sistematis dan terorganisir kedepannya. Sehingga semua permasalahan dan pekerjaaan yang ada bisa terselesaikan dengan waktu yang cepat. Walaupun dalam penerapannya sangat berdampak pada keefektifan pekerjaan dalam sebuah tim, penerapan dari jenis kepemimpinan ini juga tak luput dari berbagai kontra dari para anggota.

Salah satunya adalah potensi dan keterampilan yang dimiliki oleh para anggota akan terhambat. Hal tersebut dikarenakan semua tugas dan pekerjaan yang ditanggung oleh anggota harus disesuaikan dengan apa yang diinginkan oleh pimpinan.

Anggota tidak diberikan ruang sedikitpun untuk bisa mengimprovisasi keterampilan dan potensi yang dimilikinya dalam bekerja.

The post Kepemimpinan Otokratis: Pengertian – Karakteristik dan Cara Menerapkannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kepemimpinan Transaksional: Pengertian – Ciri dan Contohnya https://haloedukasi.com/kepemimpinan-transaksional Tue, 27 Apr 2021 00:52:37 +0000 https://haloedukasi.com/?p=24410 Tipe kepemimpinan merupakan salah satu kunci menuju sebuah organisasi atau perusahaan yang berkembang. Tipe kepemimpinan ini disesuaikan dengan tipe perusahaan yang akan dipimpin. Namun, juga disesuaikan dengan tipe dari pemimpinannya juga. Salah satu kepemimpinan yang digunakan dalam suatu organisasi adalah tipe kepemimpinan transaksional. Tipe kepemimpinan yang satu ini lebih diorientasikan pada hasil akhir yang akan […]

The post Kepemimpinan Transaksional: Pengertian – Ciri dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tipe kepemimpinan merupakan salah satu kunci menuju sebuah organisasi atau perusahaan yang berkembang. Tipe kepemimpinan ini disesuaikan dengan tipe perusahaan yang akan dipimpin. Namun, juga disesuaikan dengan tipe dari pemimpinannya juga.

Salah satu kepemimpinan yang digunakan dalam suatu organisasi adalah tipe kepemimpinan transaksional. Tipe kepemimpinan yang satu ini lebih diorientasikan pada hasil akhir yang akan dicapai. Sehingga semua yang berhubungan dengan strategi pencapaiannya, harus bisa direncanakan sedemikian rupa.

Lalu, apa saja sih ciri ciri dari tipe kepemimpinan transaksional ini? Berikut merupakan pemaparan mendetail mengenai kepemimpinan transaksional.

Pengertian Kepemimpinan Transaksional

Secara umum, dalam pelaksanaannya tipe kepemimpinan transaksional ini lebih ditekankan pada adanya hubungan ketergantungan antara pemimpin dan karyawan. Hal tersebut dapat terlihat saat proses penyelesaian tugas dan deadline dalam jangka waktu tertentu.

Dalam hal ini, antara pemimpin dan karyawan harus sama sama bersinergi dan menyamakan visi. Sehingga beban pekerjaan yang ditanggung akan lebih mudah diselesaikan. Walaupun, dalam hal ini lebih ditekankan pada hubungan ketergantungan antara karyawan dan juga pemimpin.

Pemimpin tetap berperan sebagai pengawas dan juga pengendali jalannya organisasi. Sehingga dengan tetap diperhatikannya peranan dari tiap struktur ini, pekerjaan yang dikerjakan akan semakin mudah terselesaikan.

Maka, tak jarang pun tipe kepemimpinan transaksional ini juga disebut sebagai tipe kepemimpinan yang manajerial. Karena dalam proses pelaksanaannya benar benar diorientasikan pada hasil akhir. Dan tentunya, membutuhkan strategi dan rencana yang matang.

Ciri-ciri Kepemimpinan Transaksional

Adapun beberapa ciri ciri serta karakteristik yang menggambarkan tipe kepemimpinan transaksional ini.

  • Pemimpin dan para karyawannya memiliki hubungan interaksi yang baik antar satu dengan lainnya.
  • Lebih diorientasikan untuk menghasilkan hasil yang memuaskan dan sangat maksimal di akhir.
  • Struktur organisasi beserta perannya terbagi secara jelas.
  • Antara pihak pemimpin dan juga pihak karyawan saling mendukung dan memotivasi satu sama lain.
  • Untuk mendorong hasil yang memuaskan, para pemimpin tidak segan segan untuk memberikan insentif ataupun upah gaji yang tinggi.
  • Adanya pemberian petunjuk dan komando yang sangat jelas dari pemimpin.
  • Dalam pelaksanaannya sangat menjunjung tinggi aturan dan ketentuan yang sudah berlaku.
  • Sistem sanksi dan hukuman benar benar diterapkan dalam hal ini.

Contoh Kemimpinan Transaksional

Berikut merupakan contoh kepemimpinan transaksional.

  • Seorang pelatih atlet ternama, yang selalu mendorong para muridnya untuk senantiasa berlatih dan menjaga bentuk tubuh dengan baik. Hal itu dilakukan semata mata untuk bisa mencapai hasil yang maksimal pada pertandingan yang akan datang.
  • Seorang mandor, yang terus menerus mendorong para pekerjanya untuk bekerja secara cepat. Supaya deadline ataupun tenggang waktu dari pembangunan bisa cepat direalisasikan.

Kelebihan dan Kekurangan Tipe Kepemimpinan Transaksional

Adapun kelebihan serta kekurangan yang timbul dari penerapan tipe kepemimpinan transaksional ini dalam sebuah organisasi ataupun perusahaan.

Kelebihan Tipe Kepemimpinan Transaksional

Berikut merupakan kelebihan dari penerapan tipe kepemimpinan transaksional.

  • Hasil akhir yang dicapai bisa maksimal.
  • Diadakannya insentif ataupun bentuk imbalan lainnya yang memicu keuntungan bagi para pekerja.
  • Kedekatan dari pihak pemimpin dan karyawan. Hal tersebut dikarenakan adanya kesadaran bahwa antara satu sama lain saling membutuhkan.
  • Bisa menyelesaikan pekerjaan dengan tenggat waktu yang lumayan singkat ataupun lama.
  • Pekerjaan ataupun tugas bisa selesai secara efektif dan efisien.
  • Semua pola pengerjaan terbagi secara sistematis dan terstruktur.

Kekurangan Tipe Kepemimpinan Transaksional

Berikut merupakan kekurangan yang masih perlu dipertimbangkan dalam penerapan tipe kepemimpinan transaksional satu ini.

  • Kretivitas dari para karyawan menjadi terbatas dan terhambat karena semua pekerjaan harus disesuaikan dengan instruksi dan komando dari pemimpin.
  • Tidak adanya ruang bagi para pekerja untuk mengutarakan pendapatnya.
  • Sangat ditekan dengan berbagai tuntutan dan aturan yang ada.
  • Adanya kecenderungan pekerja merasa dieksploitasi dengan berbagai tuntutan pekerjaan yang dibebankan.
  • Sangat minimnya peluang untuk para pekerja berkembang dan meningkatkan kapasitas dari dirinya.
  • Lebih cenderung bersikap otokratis, karena pemimpin sangat berorientasi pada hasil akhirnya.
  • Persaingan yang terjadi antar pekerja semakin terasa.

The post Kepemimpinan Transaksional: Pengertian – Ciri dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kepemimpinan Visioner: Pengertian – Karakteristik dan Contohnya https://haloedukasi.com/kepemimpinan-visioner Fri, 23 Apr 2021 01:55:04 +0000 https://haloedukasi.com/?p=24365 Keberhasilan dari jalannya sebuah organisasi kewirausahaan ditentukan metode yang digunakan. Terdapat banyak sekali jenis dari metode kempemimpinan yang berkembang, dari kepemimpinan demokratis, kepemimpinan otokratis ataupun kepemimpinan visioner. Semua tergantung dari bagaimana sumber daya manusianya bisa merealisasikan serta menerapkannya pada lingkungan kerja. Sehingga semua tugas serta pekerjaan bisa terselesaikan dengan cepat dan efisien. Salah satu dari […]

The post Kepemimpinan Visioner: Pengertian – Karakteristik dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Keberhasilan dari jalannya sebuah organisasi kewirausahaan ditentukan metode yang digunakan. Terdapat banyak sekali jenis dari metode kempemimpinan yang berkembang, dari kepemimpinan demokratis, kepemimpinan otokratis ataupun kepemimpinan visioner.

Semua tergantung dari bagaimana sumber daya manusianya bisa merealisasikan serta menerapkannya pada lingkungan kerja. Sehingga semua tugas serta pekerjaan bisa terselesaikan dengan cepat dan efisien. Salah satu dari tipe kepemimpinan yang banyak sekali digunakan oleh para pemimpin untuk menjadikan struktur organisasinya menjadi lebih berkembang adalah kepemimpinan visioner ini.

Kepemimpinan jenis ini dipilih oleh beberapa pemimpin yang kaya akan ide serta inovasi. Sehingga diharapkan dengan tipe kepemimpinan ini, organisasi atau perusahaan yang dipimpin bisa menjadi yang terbaik. Lalu, apa sih sebenarnya kepemimpinan visioner ini? Berikut merupakan pemaparan mendetail mengenai kepemimpinan visioner.

Pengertian Kepemimpinan Visioner

Kepemimpinan visioner merupakan tipe kepemimpinan yang lebih menekankan pada orientasi kedepannya. Baik mengenai tujuan dari organisasi ataupun berbagai ide yang nantinya akan dieksekusi kedepannya. Tidak banyak orang yang suka tipe kepemimpinan ini, karena tipe kepemimpinan ini dituntut untuk selalu menghasilkan berbagai ide serta gagasan untuk perkembangan organisasi tersebut.

Pemimpin yang menggunakan tipe kepemimpinan ini identik dengan pemimpin yang kreatif, dan sangat suka untuk berinovasi terhadap semua ide atau gagasan yang berkaitan dengan produknya. Bahkan bisa jadi, tiap minggu telah dibuat perencanaan untuk mengembangkan berbagai ide serta gagasan yang telah didapatkan.

Sehingga kebanyakan karyawan terkadang dibuat bingung dengan berbagai ide yang telah dibuat. Hal itu disebabkan karena terlalu banyaknya ide atau gagasan yang diajukan sehingga mereka tidak tahu mana ide yang harus diprioritaskan terlebih dulu untuk direalisasi.

Sehingga beberapa pemimpin yang menggunakan tipe kepemimpinan ini harus pintar pintar mempertimbangkan ide yang dipunyai. Dia harus bisa mengendalikan pikirannya, dan lebih pandai dalam memprioritaskan ide atau gagasan apa yang perlu untuk dikembangkan.

Karakteristik Kepemimpinan Visioner

Adapun beberapa ciri ciri atau karakteristik dari kepemimpinan visioner.

  • Kaya Akan Gagasan dan Ide
    Tipikal dari kepemimpinan visioner ini adalah sang pemimpin memiliki jiwa kreativitas dan inovasi yang sangat tinggi. Sehingga untuk memikirkan mengenai pengembangan organisasi ataupun produk yang ada akan banyak sekali ide serta gagasan yang akan muncul. Hal tersebut dikarenakan tipe kepemimpinan yang satu ini lebih diorientasikan untuk pengembangan ataupun progress apa yang bisa dilakukan untuk kelangsungan dari organisasi kedepannya. Sehingga tak salah, apabila akan ada banyak sekali ide atau gagasan yang muncul mengenai hal ini.
  • Berani Mengambil Risiko
    Dengan berbagai ide yang dihasilkan oleh pihak pemimpin ataupun karyawannya harus bisa dieksekusi dengan tepat. Lagi lagi hal tersebut dilakukan untuk kemajuan dari organisasi ataupun perusahaan tersebut. Semua ide yang telah dipaparkan ataupun diajukan tidak hanya semata mata untuk diungkapkan saja. Melainkan telah melalui serangkaian proses pertimbangan yang rumit. Entah mengenai berbagai risiko yang diambil ataupun cocok atau tidaknya ide tersebut untuk diterapkan dalam organisasi. Semua hal tersebut harus dipertimbangkan dengan baik baik. Agar tidak berdampak buruk pada keberlangsungan organisasi. Mau tidak mau untuk mengembangkan organisasi dan untuk merubah segala komponen yang salah, suatu organisasi harus bisa mengambil berbagai risiko yang menyertai keputusan yang ada.
  • Berorientasi Kedepan
    Kepemimpinan dengan tipe ini merupakan kepemimpinan yang lebih menekankan pada usaha atau ide apa yang bisa dilakukan kedepannya. Dalam kata lain, kepemimpinan jenis ini lebih berorientasi kepada masa depan atau masa yang akan datang. Tentunya tetap berkaitan dengan perkembangan dari organisasi ataupun perusahaan tertentu. Maka tidak diherankan apabila diperlukan banyak sekali tuntutan ide ataupun gagasan.

Contoh Kepemimpinan Visioner

Berikut merupakan contoh kepemimpinan visioner.

  • Mengikuti segala macam trend baru yang bisa dijadikan sebagai dasar untuk mengembangkan ide serta gagasan.
  • Selalu berorientasi terhadap visi masa depan yang telah ditetapkan sebelumnya.

The post Kepemimpinan Visioner: Pengertian – Karakteristik dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kepemimpinan: Pengertian – Teori dan Fungsinya https://haloedukasi.com/kepemimpinan Sat, 30 May 2020 01:35:34 +0000 https://haloedukasi.com/?p=6871 Di dalam diri kita, mempunyai sifat kepemimpinan. Walau tanpa kita sadari, sifat ini merupakan sifat bawaan yang ada dalam tiap individu. Namun sayang, masih belum banyak orang yang mengetahuinya. Lalu apa arti dari kepemimpinan itu sendiri? Agar lebih jelas apakah kamu termasuk dalam jenis kepemimpinan yang mana, simaklah penjelasan sebagai berikut. Pengertian Kepemimpinan Pengertian Secara […]

The post Kepemimpinan: Pengertian – Teori dan Fungsinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Di dalam diri kita, mempunyai sifat kepemimpinan. Walau tanpa kita sadari, sifat ini merupakan sifat bawaan yang ada dalam tiap individu. Namun sayang, masih belum banyak orang yang mengetahuinya.

Lalu apa arti dari kepemimpinan itu sendiri? Agar lebih jelas apakah kamu termasuk dalam jenis kepemimpinan yang mana, simaklah penjelasan sebagai berikut.

Pengertian Kepemimpinan

Pengertian Secara Umum

Pengertian Kepemimpinan secara umum adalah sebuah kemampuan yang terdapat di dalam diri seseorang untuk bisa memengaruhi orang lain atau memandu pihak tertentu untuk mencapai tujuan.

Pengertian Menurut KBBI

Sementara itu, definisi pemimpin dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang memimpin.

Jadi, seorang pemimpin wajib memiliki kemampuan untuk memengaruhi atau memandu sekelompok orang/pihak.

Pengertian Menurut Para Ahli

  • Menurut Stoner
    Kepemimpinan adalah Sebuah proses dalam mengarahkan atau memengaruhi kegiatan terkait sebuah organisasi atau kelompok demi mencapai tujuan tertentu.
  • Menurut Wahjosumidjo
    Kepemimpinan merupakan kemampuan dalam diri seseorang dan mencakup sifat-sifat, seperti kepribadian, kemampuan, dan kesanggupan. Kepemimpinan tidak dapat dipisahkan dari gaya, perilaku, dan kedudukan pemimpin bersangkutan dan interaksinya dengan para pengikut serta situasi.
  • Menurut Sondang P. Siagian
    Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang saat menjabat sebagai pimpinan organisasi tertentu dalam memengaruhi orang lain, khususnya bawahannya. Ini dilakukan supaya mereka mampu bertindak dan berpikir sesuai dengan arahan tertentu supaya tujuan dapat tercapai dengan mudah.
  • Menurut Hemhiel dan Coons
    Kepemimpinan adalah perilaku individu ketika memimpin aktivitas dalam kelompok atau organisasi untuk mencapai tujuan bersama atau shared goal. Ada berbagai macam definisi kepemimpinan, tetapi secara umum, semuanya merujuk pada tindakan untuk memengaruhi seseorang atau sekelompok orang.

Teori Kepemimpinan

Ada beberapa teori yang harus dipahami terkait kepemimpinan. Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut

1. Teori Karakter

Teori karakter merupakan sebuah teori yang menitikberatkan karakter-karakter tertentu yang mampu menyukseskan kepemimpinan. Contohnya, seperti karakter fisik, inteligensi, ketegasan, dan sebagainya.

Teori ini dipercaya oleh banyak orang, tetapi tak jarang dihampiri kritik, salah satunya terkait karakteristik fisik.

Dalam teori karakter, fisik yang terlihat tegap dan kuat dianggap sebagai karakter pemimpin terbaik.

Tentu kamu tahu betul bahwa hal ini tidak sepenuhnya tepat. Pasalnya, belum tentu orang yang terlihat kuat punya jiwa kepemimpinan yang tinggi.

2. Teori Perilaku

Dalam teori perilaku, dijelaskan mengenai beberapa perilaku yang mencerminkan karakter pemimpin.

Perilaku tersebut terbagi menjadi dua. Yang pertama adalah job centered dan yang kedua adalah employee centered.

Job centered adalah sifat kepemimpinan yang berfokus pada pekerjaan. Sementara itu, employee centered berfokus pada kondisi para karyawan atau bawahan di sebuah proyek.

3. Teori Kepemimpinan Situasional

Teori yang dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard ini memiliki titik berat pada kematangan para pengikut atau bawahan.

Kesuksesan suatu tujuan bergantung pada matang-tidaknya para bawahan, maka dari itu pemimpin diharapkan mampu menganalisis apakah para bawahannya sudah cukup matang atau belum.

Dapat disimpulkan bahwa ada berbagai perbedaan pendapat terkait teori kepemimpinan.

Namun, yang jelas, kepemimpinan yang sukses tidak hanya berlandaskan pada faktor pemimpin saja, tetapi juga para bawahan.

Fungsi Kepemimpinan

Hamdani Nawawi dalam bukunya yang berjudul Kepemimpinan yang Efektif menjelaskan berbagai macam fungsi kepemimpinan sebagai berikut.

1 .Fungsi Instruktif

Fungsi ini menempatkan pemimpin sebagai pengambil keputusan dan pemberi tugas terhadap para bawahannya.

Sementara itu, para bawahan bertugas untuk menjalankan segala instruksi yang diperintahkan oleh para pemimpin.

2. Fungsi Konsultatif

Berbeda dengan fungsi instruktif, fungsi konsultatif sifatnya dua arah. Bawahan dapat berkonsultasi pada pemimpin untuk mencari jalan terbaik dalam mencapai tujuan bersama.

Pemimpin diharapkan cukup bijak dan punya pengetahuan terkait hal yang sedang dikerjakan supaya bisa mengarahkan bawahannya dengan baik.

3. Fungsi Partisipasi

Dalam fungsi ini, pemimpin mampu mengaktifkan partisipasi para pesertanya sehingga mereka juga turut berpartisipasi dan berinisiatif dalam suatu proyek. Para bawahan tidak hanya sekadar menjalankan perintah saja.

4. Fungsi Delegasi

Dalam fungsi delegasi, pemimpin mampu untuk mendelegasikan suatu wewenang kepada orang lain yang memang sesuai dengan tugas tersebut.

Bukan hanya mampu memerintah, ia juga harus mampu untuk mengetahui tugas-tugas yang cocok didelegasikan kepada bawahannya.

5. Fungsi Pengendalian

Fungsi pengendalian berarti pemimpin mampu untuk mengendalikan segala aktivitas bawahannya agar efektif bertugas untuk mencapai tujuan dan tidak keluar jalur.

Dalam menjalankan fungsi ini, dibutuhkan pemimpin yang tegas dan juga pemimpin yang teliti dalam mengamati bawahannya.

Tujuan Kepemimpinan

Apa tujuan dari kepemimpinan di sebuah bawahan atau organisasi? Berikut tujuan-tujuan yang harus dipahami untuk menyukseskan proses ini.

1. Mencapai Sasaran

Kepemimpinan merupakan sebuah hal yang dibutuhkan dalam perusahaan/kelompok supaya tujuan dapat tercapai.

Tanpa adanya satu pun pihak yang berjiwa pemimpin, tujuan sulit untuk dicapai karena tidak ada sosok yang bisa dijadikan pegangan.

2. Memotivasi Orang Lain

Tujuan lain dari kepemimpinan adalah untuk memotivasi orang lain agar bisa melakukan sebuah hal dengan baik dan memaksimalkan kemampuan.

Bila tidak ada sosok pemimpin, banyak orang yang akan mengalami demotivasi karena mereka tidak terpacu akan sesuatu atau tidak merasa memiliki kewajiban untuk melakukan hal tertentu.

Manfaat Memiliki Sikap Kepemimpinan

1. Berani Mengambil Keputusan

Terbiasa menjadi pemimpin, menjadikanmu terbiasa mengambil keputusan yang menyangkut kepentingan kelompokmu.

Tentu dengan berbagai pertimbangan dan masukan yang matang, kamu berani menentukan keputusan itu.

2. Mengenal Kepribadian Orang lain

Saat kamu memimpin sekelompok orang kamu akana bertemu dengan kepribadian yang berbeda satu sama lain.

Ada yang suka ngambek, bikin kesal, cuek, ramah bahkan mungkin yang suka bikin lelucon dalam kelompok.

Di sini kamu akan belajar menghadapi orang-orang yang seperti ini. Jadi kamu tidak akan terkejut lagi bila bertemu dengan orang berbagai jenis.

3. Menjaga Kepercayaan Anggota

Jangan ngaku jadi pemimpin, kalau kamu tidak bisa meyakinkan anggotamu.

Setiap pemimpin pastinya memerlukan kepercayaan dari setiap anggotanya.

Tidak cukup hanya berbicara, kepercayaan mereka adalah tongak penting dalam kepimpinanmu. Kalau sudah begitu, kamu akan mudah dipercayai dalam melakukan sesuatu.

4. Sigap dalam Membantu

Membantu setiap anggotamu adalah kewajiban bagimu. Tidak aneh bila kamu juga tidak akan tahan melihat orang yang memerlukan bantuanmu.

Kamu menjadi sosok yang suka menolong dan peka terhadap setiap hal yang terjadi di lingkunganmu.

5. Ahli Strategi

Jadi pemimpin mengharuskan kamu membuat strategi dan visi untuk menentukan langkah selanjutnya.

Jika kamu sudah terbiasa membuat strategi dan visi, pasti tidak akan sulit lagi dalam menentukan tujuan hidup yang kamu inginkan seperti apa.

Sifat Pemimpin

Ada beberapa sifat yang mampu menjadikan seseorang sebagai pemimpin yang baik. Nah, apa sajakah sifat-sifat tersebut? Ini dia jawabannya.

1 .Punya Pendirian

Sebagai seorang pemimpin, kamu wajib untuk punya pendirian yang teguh. Pendirian kuat tidak akan membuatmu mudah goyah dan juga membuatmu konsisten dalam menjalankan sesuatu.

Bayangkan apabila pendirian kamu mudah goyah. Sudah pasti akan mudah untuk dipengaruhi orang lain dan tak dapat mendelegasikan tugas-tugas kepada bawahan dengan baik.

2. Proaktif

Pemimpin harus proaktif. Pemimpin tidak boleh pasif, karena apabila seorang pemimpin bersifat pasif, tujuan tidak akan kunjung tercapai, bahkan ini akan membuat bawahan tidak memiliki rasa hormat kepadanya.

Seorang pemimpin yang baik punya inisiatif kuat akan berbagai hal sehingga bawahan pun dapat mengandalkannya dalam berbagai macam situasi.

3. Jujur

Kejujuran mutlak harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Sosok yang jujur adalah sosok yang dapat diandalkan dalam berbagai hal dan tidak akan menggagalkan suatu tujuan hanya untuk kepentingan pribadinya.

Sosok pemimpin yang jujur tidak hanya dapat dipercaya. Dia juga dapat menjerumuskan bawahannya dan mengatakan hal-hal yang sebenarnya tidak sesuai dengan kenyataan.

4. Komunikatif

Komunikatif artinya pemimpin mampu menyampaikan berbagai hal dengan jelas dan tidak menimbulkan kesalahpahaman.

Untuk bisa memiliki sifat ini, pemimpin harus tahu bagaimana metode komunikasi yang baik.

Metode komunikasi yang baik artinya adalah komunikasi yang persuasif, yang mampu menarik orang untuk melakukan sesuatu tanpa paksaan.

Selain itu, pemimpin yang baik juga semestinya terhindar dari kesalahan penyampaian pesan.

5. Terbuka terhadap Pendapat

Seseorang boleh menjadi cerdas, tetapi percuma apabila mereka tidak terbuka terhadap ilmu dan juga pendapat baru.

Seorang pemimpin wajib terbuka terhadap setiap pendapat yang ada dan tidak boleh menutup diri.

Apabila seorang pemimpin menutup diri dari pendapat dan wawasan, mereka tidak akan dapat menjadi orang yang lebih baik dan juga membuat tujuan tak kunjung tercapai.

Pemimpin yang tertutup dengan pendapat atau wawasan juga tak akan mampu untuk menganalisa kelebihan dan potensi bawahannya.

6. Tidak Mudah Iri

Pada dasarnya, pemimpin memang seseorang yang lebih unggul daripada bawahan.

Namun, bukan berarti pemimpin iri apabila bawahannya unggul dalam suatu hal dan justru berusaha untuk terlihat lebih baik.

Pemimpin yang baik harus bisa mengarahkan bawahannya, tetapi juga tetap mampu mengapresiasi bawahannya atas sesuatu yang sukses mereka lakukan.

7. Visioner

Tentu kita tahu bahwa seorang pemimpin yang baik tak mungkin bisa meramal, tetapi setidaknya mereka punya kemampuan analisis kuat dan bisa merencanakan berbagai hal serta membuat perkiraan tentang apa yang terjadi berdasarkan data-data yang ada.

8. Sabar

Akan ada banyak cobaan yang didapatkan oleh seorang pemimpin. Kunci dari hal ini tentu adalah kesabaran yang besar.

Tanpa adanya kesabaran, bagaimana mungkin pemimpin bisa menyelesaikan suatu masalah dengan kepala dingin?

Pemimpin yang kurang sabar akan mudah menyerah bahkan sebelum ia mencapai tujuannya.

Macam-macam Gaya Kepemimpinan

Mengingat jenis-jenis kepemimpinan ada banyak, ini berpengaruh pula kepada gaya kepemimpinan dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi. Berikut beberapa gaya kepemimpinan dan definisinya,

1 .Kepemimpinan Otokratis

Pemimpin dengan kepemimpinan otokratis merupakan pemimpin yang dominan dalam berbagai tindakan dan juga keputusan yang diambil. Kekuasaan pemimpin sangat mutlak dan hampir tidak ada celah untuk para bawahan memberikan masukan.

Gaya kepemimpinan ini biasa hadir dalam organisasi militer di mana kekuasaan pemimpin amat mutlak serta adanya pemisahan tegas antara atasan dan juga bawahan.

2. Kepemimpinan Birokrasi

Kepemimpinan birokrasi biasa diterapkan dalam kantor pemerintahan atau perusahaan besar yang sudah memiliki budaya kuat mengakar sejak lama.

Gaya kepemimpinan birokrasi mengatur berbagai macam hal secara sistematis.

Ada aturan-aturan yang sudah ditetapkan untuk urusan-urusan tertentu, sehingga dalam konteks ini, bawahan tidak punya ruang untuk mendobraknya dan harus mengikuti regulasi yang ada.

3. Kepemimpinan Partisipatif

Gaya kepemimpinan yang satu ini memberikan ruang bagi bawahan untuk berpartisipasi lebih dalam pembuatan sebuah keputusan.

Pendapat bawahan didengarkan tentu bila memberikan pandangan baru dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Hubungan yang terjalin antara atasan dan juga bawahan sangat bersahabat serta hangat dan tidak ada suasana otoriter.

Gaya kepemimpinan yang satu ini sangat cocok diterapkan di perusahaan-perusahaan rintisan atau organisasi nirlaba.

4. Kepemimpinan Delegatif

Pada gaya kepemimpinan delegatif, para bawahan diberikan kebebasan oleh para pemimpin.

Maka dari itu, bawahan punya ruang untuk melakukan hal-hal sesuai dengan keyakinan mereka dan mampu mengambil keputusan sendiri.

Namun, kepemimpinan delegatif ini hanya bisa diterapkan apabila para bawahan sudah cukup matang dalam mengambil keputusan, karena jika tidak, para bawahan akan mengambil keputusan yang salah.

Contoh Kepemimpinan

10 skill utama yang wajib dimiliki oleh seorang pemimpin, antara lain:

1. Menginspirasi dan Memotivasi

Pemimpin yang hebat menciptakan proyeksi masa depan. Ia akan memberikan gambaran masa depan yang jelas dan menarik juga memotivasi orang lain agar mampu meraihnya.

Nah, jika kamu sedang memegang jabatan sebagai manejer, memotivasi dan mendorong rekan tim menjadi tugas utama supaya tujuan perusahaan tercapai. Ini juga termasuk bisnis yang baru berkembang.

2. Memiliki Integritas dan Kejujuran Tinggi

Pengertian kepemimpinan juga mencakup integritas dan kejujuran yang tinggi. Lakukan apa yang pernah kamu katakan dan mereka akan melakukan hal yang sama.

Dalam beberapa kasus, bawahan atau tim akan menanyakan beberapa pertanyaan krusial.

Penting sekali untuk menjawabnya dengan jujur. Meskipun mereka pada akhirnya tidak menyukai jawabanmu, namun mereka pasti bisa menerima dan melaluinya dengan baik asal kamu tetap bekerja bersama mereka.

3. Pelajari dan Selesaikan Masalahnya

Seorang pemimpin direkrut, dilatih, dan dipilih untuk menyelesaikan masalah dan mencari peluang pasar.

Tidak hanya kecerdasan yang dibutuhkan, tapi juga kemampuan menganalisa yang baik dan skill atau keterampilan lain yang tidak dimiliki oleh rekanan lainnya.

4. Bekerja Agar Hasilnya Tercapai

Beberapa orang biasanya hanya menonon di belakang dan melihat prosesnya. Namun seorang leader yang baik akan terjun bersama timnya agar tujuan organisasi tercapai dengan baik.

Seorang leader memiliki ketekunan, patuh dan dorongan yang tinggi agar targetnya tercapai di waktu yang tepat.

5. Komunikasi yang Bagus

Ada banyak cara berkomunikasi seorang leader dengan timya. Ada yang menggunakan skype, telepon, meeting, email, blog dan media lainnya.

Nah, dalam hal ini menjadi tidak penting sering-sering bertemu tapi tugas tidak segera dijalankan.

Hal yang paling penting bagi pemimpin adalah tugas selesai dengan baik dan targetnya tercapai.

Apa pun media komunikasinya. Tidak lupa ia memberikan detail job yang jelas dan terus berkomunikasi dengan tim agar pekerjaan berjalan di jalan yang benar.

6. Memiliki Hubungan Erat

Pengertian kepemimpinan juga harus mengikutsertan hubungan yang erat antar anggota.

Ia percaya pada bawahan dan begitu sebaliknya. Seorang pemimpin memikul tanggung jawab yang besar atas pekerjaan timnya. Itu artinya hubungan yang baik di lingkaran mereka harus tercipta dengan baik.

7. Bersikap Profesional

Seorang pemimpin juga harus memiliki keahlian yang khusus. Tentu saja untuk membimbing timnya.

8. Memberikan Strategi

Pemimpin tentu saja memiliki visi jangka panjang. Ia tahu bagaimana menghindari kesalahan fatal yang berakibat pada perkembangan bisnis.

Mereka kadang dituntut menjadi orang yang taktis dalam menghadapi persaingan pasar.

9. Bersifat Membangun

Pengertian kepemimpinan menurut temuan Jack Zenger dan Joseph Folkman ini juga mengikutkan aspek pembangunan.

Maksudnya, pemimpin yang baik hendaknya terus belajar mengembangkan skill teknis dan profesionalitasnya.

Mereka mencari karyawan yang paling menjanjikan dan memberikan training yang baik sehingga bisa menjadi generasi penerus perusahaan.

10. Melakukan Inovasi

Dalam bidang bisnis, inovasi bukan lagi barang baru. Bahkan secara langsung pasar menggeret pelaku bisnis dan perusahaan untuk terus berinovasi agar bisa bertahan di tengah kompetisi yang ketat.

Cara Menumbuhkan Sifat Kepemimpinan

Bagaimana cara menumbuhkan jiwa kepemimpinan dalam diri?

  • Miliki motivasi untuk berkembang
    Jika kamu ingin mengembangkan jiwa kepemimpinan dalam diri, pertama-tama kamu perlu memiliki motivasi dan dorongan untuk berkembang. Yakinkan diri bahwa kamu siap untuk bekerja keras mengembangkan kompetensi-kompetensi kepemimpinan; menerima kritik sebagai sesuatu yang membangun dan bersedia mengubah strategi jika dirasa kurang efektif.
  • Ketahuilah kekuatan dan kebutuhan dalam diri saat ini
    Mulailah melihat ke dalam diri, aspek manakah yang perlu ditingkatkan dan kemampuan apa yang telah kamu miliki saat ini. Hal ini dapat diperoleh dengan bertanya kepada teman atau orang-orang terdekat.
  • Kembangkan kemampuan kognitif dan sosial
    Pemimpin yang efektif haruslah pintar. Maksudnya kamu bukan harus memiliki skor IQ yang sangat tinggi, melainkan kamu perlu mengetahui apa yang sedang kamu lakukan dan bagaimana untuk membuat keputusan dengan tepat. Belajarlah untuk mengumpulkan dan menganalisis data sebelum membuat keputusan. Kamu juga perlu cerdas secara sosial yaitu dengan bijaksana dalam perkataan dan mampu melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain.
  • Kembangkan kemampuan emosional
    Pintar saja tidak cukup. Jika kamu ingin menumbuhkan jiwa kepemimpinan dalam diri, diperlukan juga kecerdasan secara emosional, yaitu kemampuan untuk mengetahui emosi orang lain dan belajar untuk mengontrol pengekspresian emosi diri sendiri.
  • Kembangkan karakter
    Karakter yang diperlukan seorang pemimpin yaitu: keadilan dalam memperlakukan orang lain, dapat meregulasi emosi dan tujuan, berhati-hati dan bijaksana dalam melihat dari sudut pandang orang lain, serta memiliki keberanian dalam melakukan sesuatu yang benar atau mengambil resiko.

The post Kepemimpinan: Pengertian – Teori dan Fungsinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>