kepercayaan - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kepercayaan Thu, 17 Feb 2022 09:11:45 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico kepercayaan - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kepercayaan 32 32 Totemisme: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh https://haloedukasi.com/totemisme Thu, 17 Feb 2022 09:08:40 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29083 Pengertian Totemisme Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, totem itu sendiri diartikan sebagai benda atau binatang yang dianggap suci dan dipuja (dalam paham totemisme) sedangkan totemisme didefinisikan sebagai sistem religi yang berkeyakinan bahwa warga kelompok unilineal adalah keturunan dewa-dewa nenek moyang, nenek moyang yang satu dengan lainnya mempunyai hubungan kekerabatan.  Sementara menurut The New Grolier Webster […]

The post Totemisme: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Totemisme

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, totem itu sendiri diartikan sebagai benda atau binatang yang dianggap suci dan dipuja (dalam paham totemisme) sedangkan totemisme didefinisikan sebagai sistem religi yang berkeyakinan bahwa warga kelompok unilineal adalah keturunan dewa-dewa nenek moyang, nenek moyang yang satu dengan lainnya mempunyai hubungan kekerabatan. 

Sementara menurut The New Grolier Webster International Dictionary of the English Language Vol. II (1974), totemisme merupakan praktik yang menggunakan totem; suatu sistem pembagian suku menurut totem; kepercayaan pada hubungan antara orang atau kelompok pada totem.

Lalu totem itu adalah objek atau benda di alam (biasanya berupa hewan) yang diasumsikan sebagai token atau emblem dari klan, keluarga, atau kelompok tertentu.

Secara bebas, dilansir dari situs UIN Malang, totemisme adalah praktik dengan pandangan tentang hubungan personal yang sakral antara individu dengan hewan, tanaman, atau benda tertentu di alam sekitar sehingga menggunakan hal-hal tersebut sebagai nama diri.

Sejarah Totemisme

Kata totemisme awalnya berasal dari suku Algonklin di Amerika Utara yang menggunakan kata Ojibwa yang bermakna saudara laki-laki, saudara perempuan dengan penulisan berbeda, seperti totem, tatam, dan dodaim

Terdapat sumber lain yang menyebutkan bahwa kata totem baru ditemukan dalam bahasa Inggris dalam buku penafsiran Indian oleh J. Long yang terbit di London pada 1791.

Dilaporkan bahwa pada akhir abad ke-18, Ojibwa menamai klan mereka setelah hewan-hewan yang tinggal di daerah mereka tampak ramah atau takut.

Ciri-Ciri Totemisme

Totemisme terbagi menjadi dua jenis, yaitu totemisme kepercayaan kelompok dan totemisme kepercayaan individu. Keduanya memiliki ciri-ciri khas masing-masing, yakni sebagai berikut:

Kelompok

  • Memiliki beberapa fitur, seperti kaitan dengan hal mistis mengenai spesies hewan atau tumbuhan, fenomena alam, atau objek yang dibuat terkait kelompok tertentu, seperti klan, suku, atau garis keturunan.
  • Transmisi herediter dari garis patrilineal atau matrilineal untuk totem.
  • Menggunakan lambang dengan simbol totemistik.
  • Larangan yang dapat berlaku pada hewan dan tumbuhan secara terbatas (tabu parsial).
  • Berhubungan dengan sejumlah besar hewan dan benda-benda alami.

Individu

  • Menggambarkan sebuah hubungan yang intim atau persahabatan dan penjagaan antara individu dengan hewan atau objek alam tertentu.
  • Ruang lingkupnya lebih kecil.
  • Ada batasan tertentu untuk individu pemilik totem.
  • Hanya terikat dengan satu pihak.
  • Bisa menjadi totem kelompok.

Tujuan Totemisme

  • Menyatakan keterkaitan antara berbagai, hubungan yang rumit dan mengikat untuk individu dengan individu lain di dalam klan.
  • Masyarakat yang menganut totemisme meyakini nilai-nilai dalam totemnya adalah baik sehingga dapat dihayati dan digunakan sebagai panduan nilai moral dalam kehidupan.
  • Menjaga kebutuhan komunitas agar tetap lebih diutamakan daripada kebutuhan individual.

Contoh Totemisme

Wiradjuri

Berasal dari orang-orang Aborigin yang tinggal di New South Wales, Australia. Klan totem dibagi menjadi dua sub kelompok, yaitu matrilineal atau dari garis ibu dan patrilineal atau garis ayah. 

Totem kelompok ditransmisikan dari ibu dan diberi nama “flesh”, sementara totem individu hanya dimiliki tabib dan diturunkan secara patrilineal dengan sebutan “spirit companion” atau dalam Jarawaijewa yang berarti “the meat (totem) that is within him”.

Terdapat larangan keras untuk memakan totem sebab dapat membawa penyakit atau bahkan kematian sebab mereka menggambarkan memakan jarawaijewamu sama dengan memakan daging atau ayah sendiri.

Iban

Masyarakat Iban di Sarawak, Malaysia menganut totemisme secara individual sebagai tradisi mereka. Terdapat roh yang muncul dalam bentuk manusia yang menunjukkan dirinya sebagai penolong dan pelindung dan menamai diri mereka dengan hewan atau terkadang objek yang dimanifestasikannya.

Orang Iban kemudian mengamati tingkah laku hewan tersebut dan mengenali tingkah lakunya sebagai perwujudan dari roh pelindung (ngarong) mereka. Hewan tersebut tidak hanya dikhususkan pada spesies tertentu, melainkan mereka hormat pada seluruh spesies.

Birhor

Orang-orang Birhor meninggali hutan di dataran tinggi Chotanagpur di timur laut Deccan (India) dengan pengelompokan totem eksogami patrilineal.

Dalam sebuah daftar yang tidak sempurna, dari 37 klan yang ada, 12 di antaranya didasarkan pada hewan, 10 pada tumbuhan, 8 pada kasta dan lokalitas Hindu, lalu sisanya pada benda-benda.

Mereka percaya bahwa terdapat kesamaan secara tempramental atau fisik antara anggota klan dengan totemnya. Ketika mereka menemukan binatang totem yang meninggal, mereka tidak boleh meratapi atau mengubur hewan tersebut.

Kpelle

Di antara orang-orang Kpelle di Liberia, terdapat totemisme individual dan kelompok. Keduanya terkait dengan beberapa hal, seperti barang milik, barang lahir, atau barang punggung manusia.

Pernyataan tersebut menggambarkan gagasan bahwa totem selalu menyertai, menjadi milik, pemandu, serta pemberi peringatan bahaya.

Totem yang ada di Kpelle termasuk hewan, tumbuhan, dan fenomena alam. Totem tersebut dapat pula dikaitkan dengan kekuatan magis. Awalnya mereka menggunakan garis keturunan matrilineal, tetapi selama abad ke-20 mereka mulai menggunakan garis keturunan patrilineal.

Demikianlah pengertian, sejarah ciri-ciri, tujuan, serta contoh dari kepercayaan totemisme. Totem sendiri berarti sebagai benda atau binatak yang dianggap suci, sedangkan totemisme adalah praktik atau sistem religi yang percaya pada hubungan objek di alam dengan manusia.

Totemisme awalnya berasal dari suku Alginklin yang menggunakan kata Ojibwa dan ditulis dengan totem, tatam, atau dodaim. Ciri-ciri totemisme terlihat berdasarkan jenisnya, kelompok atau individual. Sedangkan tujuan dari totemisme secara umum adalah sebagai panduan hidup agar kebutuhan mereka tetap terjaga.

Beberapa contoh dari totemisme di antaranya dari orang-orang Wiradjuri suku Aborigin, masyarakat Iban di Sarawak, orang-orang Birhor yang tinggal di dataran tinggi Chotanagpur di timur laut Deccan, dan orang-orang Kpelle di liberia yang menggunakan totemisme kelompok dan individu.

The post Totemisme: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Animisme: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contohnya https://haloedukasi.com/animisme Thu, 17 Feb 2022 08:19:51 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29086 Pengertian Animisme Istilah animisme berasal dari bahasa Latin “anima” yang bermakna roh, nyawa, atau nafas. Sedangkan secara istilah, menurut Hasan, animisme merupakan suatu kepercayaan terhadap roh atau makhluk halus yang banyak dianut oleh kelompok yang belum pernah menerima ajaran agama samawi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, animisme berarti kepercayaan kepada roh yang mendiami semua benda […]

The post Animisme: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Animisme

Istilah animisme berasal dari bahasa Latin “anima” yang bermakna roh, nyawa, atau nafas. Sedangkan secara istilah, menurut Hasan, animisme merupakan suatu kepercayaan terhadap roh atau makhluk halus yang banyak dianut oleh kelompok yang belum pernah menerima ajaran agama samawi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, animisme berarti kepercayaan kepada roh yang mendiami semua benda (pohon, batu, sungai, gunung, dan sebagainya). Kemudian, secara sejarah agama, animisme menunjukkan kepercayaan terhadap makhluk-makhluk spiritual yang berhubungan erat dengan tubuh atau jasad.

Kasimin (1991) mendefinisikan animisme sebagai bentuk kepercayaan bahwa setiap benda di bumi memiliki jiwa yang harus dihormati oleh manusia dengan tujuan agar benda-benda tersebut tidak mengganggu manusia dan justru dapat membantu untuk melindungi manusia dari kejahatan.

Sumber lain menerjemahkan animisme sebagai konsep bahwa seluruh elemen material di dunia, seperti manusia, hewan, objek, fitur geografis (gunung, sungai, batu, pohon, dan lain-lain) memiliki roh yang dapat menghubungkan setiap objek tersebut satu sama lain. 

Sejarah Animisme

Kepercayaan animisme pertama kali diteliti oleh Sir Edward Burnett Taylor dalam hasil kerjanya yang bernama Primitive Culture (1871).

Taylor mengatakan bahwa manusia purba sempat kebingungan dengan perbedaan antara orang yang hidup dan mati serta mimpi sehingga mereka berusaha memahami lalu menjelaskan fenomena tersebut berdasarkan pemikirannya.

Akan tetapi, karena pengetahuan dan kemampuan berpikir yang saat itu masih terbatas, mereka cenderung membangun mitos. Selain itu, terdapat juga konsep sihir dengan kekuatan mistis yang menjadi hukum pengatur alam.

Masyarakat savage pada saat itu menerjemahkan kematian sebagai ketidakabadian raga dan mimpi dipahami sebagai petunjuk kehadiran roh walau raganya sudah mati. Berdasarkan keyakinan ini, mereka kemudian membayangkan adanya roh dalam benda-benda juga dan roh-roh tersebut memiliki kekuatan yang dapat mempengaruhi manusia.

Setelah itu, muncul lagi pemahaman baru di masyarakat bahwa roh-roh itu tidak hanya tinggal di pohon atau gunung, tetapi gunung, sungai, pohon, atau batu tersebut pun memiliki rohnya sendiri. Mulai dari sinilah muncul istilah dewa-dewa, seperti dewa langit, dewa laut, dewa bumi, dan sebagainya.

Di Indonesia sendiri, datangnya kepercayaan animisme dapat berbeda berdasarkan beberapa sumber. Ada ahli-ahli yang menyatakan bahwa animisme berasal dari Taoisme yang bermula di daerah Tiongkok. Ada pendapat lain yang meyakini animisme berasal dari bangsa Aria.

Ciri-Ciri Animisme

Kepercayaan animisme memiliki beberapa ciri-ciri, di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Percaya pada roh, seperti keyakinan bahwa roh seseorang yang meninggal akan bergentayangan secara bebas dan dapat mengunjungi mereka yang masih hidup.
  • Percaya bahwa roh-roh dapat sangat mempengaruhi dan menentukan kehidupan manusia.
  • Mengadakan ritual kepada arwah atau mereka yang sudah meninggal.
  • Memohon perlindungan atau permintaan lain kepada roh-roh.
  • Percaya bahwa bencana alam atau keburukan terjadi karena mereka tidak melakukan pemujaan.

Contoh Animisme

Contoh animisme di Indonesia ada di daerah Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat yang disebut dengan Bebubus. Masyarakat di daerah tersebut percaya bahwa bebubus adalah cara yang dapat dilakukan agar sembuh dari penyakit, memberikan banyak rezeki, dipanjangkan usianya, dan lain-lain.

Ritual ini dilakukan dengan membuat bubus. Bubus adalah campuran beras yang ditumbuk dengan campuran benda lain yang proses pembuatannya diiringi dengan pemberian mantra-mantra. Masyarakat percaya bahwa pemangku bubus dikelilingi banyak makhluk halus.

Ada pula contoh animisme dari Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten yang percaya bahwa ada roh yang mendiami benda-benda tertentu dan dapat memberi pertolongan ketika diminta. Oleh sebab itu, mereka memberi persembahan hewan kurban di saat pergantian musim agar terhindar dari penyakit.

Satu contoh lainnya, yaitu tradisi Tutup Playang yang sampai saat ini masih menjadi tradisi masyarakat nelayan. Tujuannya adalah untuk memuja Nyi Roro Kidul yang dianggap sebagai roh Ratu Pantai Selatan, tetapi sudah sedikit berubah menjadi lebih ke bentuk sedekah atau meminta perlindungan.

Perbedaan Animisme dan Dinamisme

Pertama, perbedaan animisme dan dinamisme adalah animisme merupakan kepercayaan pada roh halus atau roh nenek moyang yang masih ada di antara mereka, termasuk dapat berada di benda-benda tertentu seperti hewan, tumbuhan, atau objek alam.

Sementara dinamisme merupakan kepercayaan pada benda-benda atau objek tertentu yang dianggap mempunyai kekuatan gaib atau mistis sehingga perlu dikeramatkan. Misalnya pada keris, kapak, jimat, atau bahkan hewan dan manusia yang dikeramatkan.

Demikianlah pengertian, sejarah, ciri-ciri, dan contoh dari animisme serta perbedaannya dengan dinamisme. Kesimpulannnya, animisme merupakan kepercayaan pada roh atau makhluk yang berada di semua benda, seperti manusia, hewan, tumbuhan, atau fitur geografis.

Animisme berasal dari pemikiran manusia purba yang disebut savage mengenai konsep kematian dan mimpi. Mereka kemudian menjelaskan kedua konsep itu berdasarkan adanya roh-roh.

Ciri-ciri animisme, yaitu percaya pada roh yang hidup di sekitar manusia dan dapat mempengaruhi mereka sehingga diperlukan ritual tertentu.

Contoh animisme terdapat di Pulau Lombok, NTB yang bernama bebubus, di Kecamatan Labuan, Pandeglang, Banten, serta di daerah selatan Pulau Jawa yang bernama tutup playang.

Perbedaan animisme dan dinamisme terletak pada hal yang diyakini. Animisme mempercayai roh halus sementara dinamisme mempercayai benda-benda keramat.

The post Animisme: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
11 Macam Sistem Kepercayaan https://haloedukasi.com/jenis-sistem-kepercayaan Thu, 03 Feb 2022 02:36:03 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30974 Kepercayaan di Indonesia biasanya digunakan untuk menyebut sebuah aliran atau agama selain 6 agama yang diakui yakni Islam, Kristen, Budha, Hindu, Katolik dan Konghucu. Dalam kepercayaan tersebut terdapat sebuah sistem kepercayaan yakni sebuah panutan hidup yang dipercayai oleh suatu kelompok masyarakat dalam melaksanakan kehidupan sosial keagamaannya.  Ada beberapa macam sistem kepercayaan bahkan sejak zaman purbakala. […]

The post 11 Macam Sistem Kepercayaan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kepercayaan di Indonesia biasanya digunakan untuk menyebut sebuah aliran atau agama selain 6 agama yang diakui yakni Islam, Kristen, Budha, Hindu, Katolik dan Konghucu. Dalam kepercayaan tersebut terdapat sebuah sistem kepercayaan yakni sebuah panutan hidup yang dipercayai oleh suatu kelompok masyarakat dalam melaksanakan kehidupan sosial keagamaannya. 

Ada beberapa macam sistem kepercayaan bahkan sejak zaman purbakala. Berikut ini adalah jenis atau macam sistem kepercayaan yang ada di dunia. 

1. Roh Nenek Moyang

Sistem kepercayaan pada roh nenek moyang adalah sebuah kepercayaan yang dianut oleh manusia-manusia pada masa pra-aksara. Sistem kepercayaan ini muncul pada masa berburu, mengumpulkan, serta meramu makanan. Kepercayaan in muncul ketika manusia menyadari bahwa mereka dapat mengalami mimpi ketika tertidur. 

Dalam mimpi tersebut mereka melihat diri sendiri berada di tempat lain. Mereka mengartikan peristiwa tersebut sebagai pisahnya antara jiwa dan raga mereka. Jiwa yang terlepas tersebut dapat melakukan apa saja yang dikehendaki. Semenjak saat itu mereka sangat menghormati apabila ada seorang pemimpin yang meninggal. Mereka akan memuja roh tersebut. 

2. Dinamisme

Sistem kepercayaan dinamisme juga merupakan kepercayaan yang dianut manusia pada masa prasejarah. Dalam sistem kepercayaan ini manusia meyakini bahwa benda tertentu memiliki kekuatan gaib yang dapat menolong manusia. Kekuatan ini juga dipercaya dapat menentukan keberhasilan dan kegagalan dari seorang. Istilah dinamisme diambil dari bahasa Yunani yaitu “Dunamos” yang artinya kekuatan atau daya. 

Munculnya sistem kepercayaan ini diciptakan oleh pemikiran manusia ketika melihat sesuatu di sekitarnya. Contohnya adalah ketika mereka melihat gunung yang besar, lautan, pohon, atau api hingga menimbulkan rasa kagum, takut dan hormat. 

Pada saat itu manusia purbakala masih sangat terbatas dalam melakukan apapun sehingga membutuhkan pertolongan kepada yang dianggapnya memiliki kekuatan. Lambat laun akhirnya hal ini menjadi sistem kepercayaan. Sistem kepercayaan yang dalam ilmu antropologi dikenal juga dengan nama manaisme ini masih dapat kita jumpai hingga saat ini yaitu percaya pada batu atau jimat, keris memiliki kekuatan gaib dan lainnya. 

3. Animisme

Sistem kepercayaan animisme adalah sebuah kelanjutan dari kepercayaan pada roh nenek moyang. Sistem kepercayaan tersebut semakin berkembang dan manusia menganggap bahwa yang memiliki roh bukan hanya manusia tetapi juga binatang bahkan pohon.

Kepercayaan ini kemudian menjadi lebih kompleks lagi di mana manusia menganggap bahwa roh-roh tersebut adalah kekuatan yang mengatur kehidupan di alam semesta ini. Mereka pun kemudian memuja dengan cara memberi penghormatan seperti memberikan sesaji, ritual, doa, bahkan korban. Hal tersebut biasanya dilakukan untuk meminta keselamatan, kesuburan, kesehatan dan kemakmuran.

Sama hal nya dengan dinamisme, animisme masih dapat kita temui pada masa saat ini yakni di pulau Jawa yang mana masyarakatnya mempercayai bahwa laut mereka dijaga oleh Nyi Roro Kidul. Sementara itu masyarakat suku Toraja yakin kehidupan mereka dijaga oleh nenek moyang sehingga terhindar dari musibah. 

4. Totemisme 

Sistem kepercayaan lainnya yang dianut oleh manusia dan sudah ada sejak dahulu kala adalah totemisme. Pada sistem kepercayaan ini mereka meyakini bahwa makhluk lain selain manusia itu memiliki kekuatan. Makhluk yang paling umum dipuja adalah binatang namun ada juga yang memuja tumbuh-tumbuhan. 

Nama totemisme sendiri diambil dari bahasa yang ada di suku suku Algonquin dari Amerika Utara yakni  totem, tatam, dan dodaim. Kelompok yang menganut sistem kepercayaan ini meyakini mereka memiliki hubungan dengan hewan atau tumbuhan yang mereka puja. Kelompok ini juga memiliki aturan di mana sesama anggota tidak boleh saling menyakiti apalagi membunuh serta tidak boleh memakan atau membunuh makhluk kepercayaan mereka. 

Contoh dari kepercayaan ini adalah suku Indian di Amerika yang memuja burung elang. 

5. Monoteisme

Monoteisme disebut juga dengan istilah monoisme yakni sebuah kepercayaan yang meyakini hanya ada satu kekuatan tertinggi sebagai Tuhan yang mereka sembah. Tuhan yang maha esa ini memiliki kekuasaan penuh terhadap segala sesuatu yang ada di seluruh jagad raya ini. 

Istilah ini diambil dari bahasa Yunani yaitu Monos dan Teos yang masing-masing memiliki makna “tunggal” dan “Tuhan”.  Sistem kepercayaan jenis ini adalah yang paling banyak diyakini oleh manusia modern seperti saat ini. Contoh agama yang memiliki sistem kepercayaan ini adalah Islam, Yahudi, dan Kristen.

Sistem kepercayaan ini dibagi lagi menjadi beberapa cabang jenis lainnya yakni monoteisme praktis, monoteisme spekulatif, monoteisme teoritis, dan monoteisme murni.

  • Monoteisme Praktis 

Monoteisme jenis ini adalah sistem kepercayaan yang meyakini adanya kekuatan Tuhan yang tertinggi namun tidak menyangkal adanya dewa-dewa yang lainnya. 

  • Monoteisme Spekulatif 

Jenis Monoteisme spekulatif adalah sistem kepercayaan yang yakin pada satu Tuhan atau dewa. Namun dewa tersebut adalah gabungan dari dewa-dewa lainnya yang kemudian bergabung menjadi satu kekuatan yang penuh. 

  • Monoteisme Teoritis

Sistem kepercayaan monoteisme jenis ini adalah keyakinan yang mempercayai adanya satu tuhan hanya dalam teori saja. Sementara itu pada prakteknya mereka meyakini tuhan atau dewa ada lebih dari satu. 

  • Monoteisme Murni

Monoteisme Murni adalah sistem kepercayaan yang benar-benar memahami dan meyakini bahwa tuhan itu hanya ada satu baik dari segi teori, praktek, pemikiran maupun penghayatan. 

6. Teisme

Sistem kepercayaan teisme disebut juga dengan keyakinan monoteisme klasik. Kepercayaan ini mempercayai pada satu kekuatan Tuhan memiliki “kepribadian” yang khas serta bukan merupakan suatu kekuatan ilahi saja. Istilah ini pertama kali digunakan sekitar tahun 1617-1688 oleh Ralph Cudworth untuk sebagai antonim dari ateisme.

Teisme terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan pada cara pendekatan antara umat dengan tuhannya serta berdasarkan pada jumlah pribadi tuhan. Berdasarkan pendekatan kepada tuhan, teisme dibagi menjadi teisme rasionalisme yang dicetuskan oleh René Descartes, teisme eksistentialisme yang dikemukakan oleh Søren Kierkegaard, teisme fænomenologi yakni oleh Peter Kestenbaum, serta eisme empirisme oleh Thomas Reid. 

Sedangkan berdasarkan pada jumlah pribadi tuhan, teisme dibedakan menjadi tuhan yang maha Esa yakni satu (Islam dan Yahudi) serta  tritunggal (Kristenisasi). 

8. Deisme

Deisme adalah sebuah paham yang meyakini adanya tuhan namun Ia tidak ikut campur dalam urusan manusia. Pada umumnya seseorang penganut deisme akan menolak peristiwa-peristiwa gaib seperti mukjizat dan kenabian. Namun demikian mereka tetap mempercayai bahwa tuhan adalah penyebab terciptanya alam semesta dan yang menjadi sebab pertama yang tidak bersebab. 

Istilah Deisme berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata “deus” yang memiliki makna Tuhan. Sistem kepercayaan ini berjaya di Inggris, Perancis dan Amerika pada masa Pencerahan atau sekitar abad 17 sampai 18.  

9. Panteisme 

Panteisme dikenal juga sebagai Pandeisme yakni sebuah sistem kepercayaan yang meyakini bahwa tuhan adalah alam itu sendiri. Dengan kata lain segala peristiwa dan takdir yang ada merupakan kehendak dari alam, Istilah Panteisme pertama kali digunakan pada tahun 1705 oleh seorang penulis bernama Irlandia John Toland. 

Konsep ketuhanan seperti ini sudah dikenal pada masa Yunani kuno dan telah dibahas oleh para filsuf terkenal seperti  Thales, Parmenides dan Herakleitos. 

10. Panenteisme

Hampir sama dengan panteisme yang yakin bahwa alam semesta adalah tuhan namun pada panenteisme lebih percaya bahwa alam adalah bagian dari Tuhan. Walaupun begitu mereka mengimani bahwa Tuhan tidak identik dengan alam dan Ia lebih besar  dari pada alam itu sendiri. 

Istilah Panenteisme diambil dari bahasa Yunani yaitu gabungan dari kata “Pan”, “en” dan “theos” yang masing-masing memiliki makna “semua”, “dalam” dan “Tuhan”. Orang yang pertama kali mencetuskan ini adalah K. C. F. Krause yakni seorang filsuf asal Jerman.  

Dalam sistem kepercayaan ini menekankan ajaran bahwa Tuhan pada aspek terbatas, berubah, mengatur alam, dan bekerja sama dengan alam untuk mencapai kesempurnaan

11. Politeisme

Politeisme adalah kebalikan dari monoteisme yakni sistem kepercayaan yang meyakini bahwa Tuhan atau dewa itu ada lebih dari satu. Istilah ini diambil dari bahasa Yunani yakni “Poly” yang artinya “banyak” dan “theos” yang memiliki makna “Tuhan”. Orang yang pertama kali memperkenalkan istilah ini adalah seorang penulis dari Alexandria yang bernama Yahudi Philo. 

Konsep Ketuhanan ini merupakan perwakilan dari fase evolusi antara primitif, kepercayaan animisme dan monoteisme. Pada fase dewa dan dewi yang diyakini telah menjadi pribadi dan lebih kompleks dari fase sebelumnya. 

Penganut sistem kepercayaan ini mengimani bahwa dewa dan dewi meming tugas masing-masing untuk mengatur alam semesta dan kehidupan manusia. Contoh agama yang menerapkan sistem ketuhanan politeisme adalah Hindu yang mengenal dua konsep ketuhanan yakni Brahman (Tuhan tanpa wujud) dan Trimurti (Tuhan dengan wujud). Trimurti percaya pada kekuatan tiga dewa yakni Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa. 

The post 11 Macam Sistem Kepercayaan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Agama: Asal Usul – Unsur dan Klasifikasinya https://haloedukasi.com/agama Fri, 21 Jan 2022 03:41:56 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30781 Agama adalah sesuatu yang sangat melekat dalam kehidupan terutama bagi kita masyarakat Indonesia sebagai bangsa yang berketuhanan maha esa. Namun apa sebenarnya agama itu? simak pembahasannya di bawah ini. ur Apa yang dimaksud dengan Agama? Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) agama adalah pemahaman atau ajaran yang mengatur keimanan kita serta peribadatan kepada tuhan yang […]

The post Agama: Asal Usul – Unsur dan Klasifikasinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Agama adalah sesuatu yang sangat melekat dalam kehidupan terutama bagi kita masyarakat Indonesia sebagai bangsa yang berketuhanan maha esa. Namun apa sebenarnya agama itu? simak pembahasannya di bawah ini. ur

Apa yang dimaksud dengan Agama?

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) agama adalah pemahaman atau ajaran yang mengatur keimanan kita serta peribadatan kepada tuhan yang kita yakini adanya. Sedangkan beberapa ahli mengemukakan pendapatnya seperti Edward Burnett Tylor mengatakan bahwa agama adalah sebuah kepercayaan yang diyakini seseorang terhadap suatu benda spiritual seperti roh, jiwa dan hal-hal lainnya. 

Sedangkan Koentjaraningrat mengatakan bahwa agama merujuk kepada kepercayaan yang ada di Indonesia yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddhisme, dan Konghucu. Nicolaus Driyarkara SJ juga berpendapat bahwa agama adalah sebuah keyakinan karena adanya kekuatan supranatural untuk mengatur dan menciptakan jagad raya dan segala isinya. 

Kata “agama” diambil dari bahasa Sansekerta yaitu “A” dan “Gama” yang dimana masing masing memiliki makna “tidak” dan “kacau”. Sehingga secara umum dapat diartikan sebagai sesuatu yang mengatur manusia dan mencegahnya dari kekacauan agar dapat menjalani hidup dengan tertib, aman dan teratur.

Asal Usul Agama

Teori bagaimana agama muncul pertama kali terbagi menjadi dua kategori berdasarkan asalnya yaitu agama Abrahamik dan agama Dharmik. 

  • Asal Mula Agama Abrahamik

Agama diyakini sudah ada sejak zaman dahulu kala seperti pendapat dari Herbert Spencer yang mengatakan bahwa manusia zaman dulu menyadari bahwa  kematian adalah sesuatu yang pasti. Sehingga mereka percaya bahwa hal tersebut berasal dari kekuatan magis yang kemudian diyakini mereka sebagai kepercayaan animisme, dinamisme, totemisme, dan lain-lain.

Teori lain yang menjelaskan bagaimana agama ini terbentuk datang dari tiga agama tertua di dunia yaitu Kristen, Yahudi, dan Islam. Meski berbeda namun ketiga keyakinan ini sepakat bahwa agama berasal dari bangsa Semit yang ada di Jazirah Arab pada abad 9 sebelum Masehi.

Ketiga agama ini memiliki kitab suci masing-masing sebagai pedeman umatnya. Kitab suci tersebut ditulis dengan menggunakan bahasa yang masih satu rumpun yaitu bahasa Semit.

Kesamaan lainnya pada ketiga agama ini adalah ajarannya yang mengenal hanya ada satu tuhan (monoteisme).

  • Asal Mula Agama Dharmik

Sebagian para ahli mengatakan bahwa agama yang pertama kali muncul di dunia adalah agama Dharmik yakni agama yang muncul di lembah Indus, India sebagai peradaban manusia tertua di Bumi. 

Orang-orang di lembang Indus didominasi oleh bangsa Arya yang berperan penting dalam kelahiran agama Hindu. Agama Hindu disepakati telah hadir sejak 1500 tahun sebelum Masehi. Agama ini kemudian berkembang secara luas melalui 4 fase yaitu fase Weda dimana bangsa Arya pertama kali datang ke India dengan membawa ajaran Weda yang diturunkan oleh Ida Sang Hyang Widhi kepada Maha Sri. 

Fase kedua adalah zaman Brahmana yaitu ketika lahir kitab Brahmana yang juga mengatur kasta atau status sosial manusia. Fase ketiga adalah zaman Upanisad dengan kitab Upanisad yang mengajarkan bagaimana mencapai kebahagiaan dan menghindari kegelapan jiwa. 

Fase terakhir adalah zaman Budha yang lahir sejak 500 SM hingga 300 SM oleh Sidharta Gautama melalui sudut pandang logikanya. 

Unsur-Unsur Agama

Agama adalah suatu hal yang sangat kompleks oleh sebab itu agar lebih mudah pahami unsur-unsur agama. Secara umum beberapa unsur pokok yang harus dimiliki oleh agama. Unsur tersebut adalah sebagai berikut. 

  • Kekuatan Gaib

Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang merasa lemah oleh sebab itu memerlukan sesuatu untuk bergantung agar mendapat pertolongan. Karena itulah manusia membangun hubungan baik dengan kekuatan gaib tersebut dengan cara menjalankan seluruh perintah dan menghindari hal-hal yang dilarang.

Dengan adanya hubungan ini akan berpengaruh terhadap kesejahteraan manusia baik di dunia dan akhirat. Jika hubungannya baik maka kehidupannya pun akan baik begitupun sebaliknya. 

  • Penghambaan

Maksud dari penghambaan dalam konteks keagamaan dengan kemanusiaan jauh berbeda. Melainkan sebuah status kedudukan antara Tuhan dan hambanya. Pada umumnya manusia akan melibatkan beberapa hal dalam penggambarannya seperti simbol-simbol agama, praktek agama, serta pengalaman keagamaan yang dilakukan manusia itu sendiri. 

  • Pemujaan 

Pemujaan adalah aksi dari respon manusia atau emosional. Biasanya emosional tersebut diwujudkan dalam rasa khawatir ataupun cinta. Kemudian terciptalah pemujaan dan tata cara hidup tertentu untuk masyarakat yang mempercayainya. 

  • Yakin adanya Kudus

Kudus adalah sesuatu yang dianggap suci yang diyakini benar. Bagi masyarakat beragama biasanya akan menganggap suci kitab dan tempat ibadah. 

  • Tuhan

Setiap agama atau religi memiliki konsep ketuhanannya masing-masing. Konsep ketuhanan yang dianut oleh agama di dunia antara lain teisme yaitu tuhan sebagai pencipta yang menentukan segala kejadian di alam semesta. Konsep deisme adalah

percaya bahwa tuhan menciptakan alam raya tetapi tidak mengatur kejadian di alam semesta. 

Sedangkan konsep panteisme adalah yakin bahwa tuhan dalam alam semesta itu sendiri. Meski berbeda-beda namun semua agama sepakat bahwa Tuhan adalah roh atau dzat yang maha kuasa.

Tujuan Agama

Adanya sebuah agama tentu bukan tanpa alasan melainkan ada tujuan yang ingin dicapainya. Agama bertujuan untuk menata hidup pemeluknya menjadi lebih baik lagi melalui aturan-aturan yang dipercayai langsung dari Tuhan.

Ajaran dan aturan tersebut membimbing manusia agar menjadi baik, berakal dan berjuang dalam mendapatkan kebahagiaan dimanapun manusia itu tinggal. Agama juga mempunyai tujuan yaitu untuk menjembatani manusia agar dapat bertemu dengan Tuhannya. 

Fungsi Agama bagi Manusia

Adapun agama memiliki fungsi bagi manusia yang memeluknya. Fungsi tersebut adalah sebagai berikut.

  • Pedoman

Apapun agama yang dipercayainya pasti mengajarkan tentang suatu hal yang harus ditaati. Ajaran tersebut berupa perintah dan larangan yang menuntun manusia itu menjadi pribadi yang baik. 

  • Penyelamat

Manusia menginginkan keselamatan dari berbagai hal dan dimanapun. Oleh sebab itu agama hadir sebagai penyelamat baik di dunia maupun di akherat. 

  • Memperoleh Kedamaian

Dengan adanya keyakinan dari sebuah kepercayaan di hati manusia maka akan menghadirkan kedamaian batin. Hal tersebut akan semakin dirasakan ketika dalam keadaan tidak baik-baik saja. 

  • Hubungan Sosial

Agama tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan tuhan tetapi juga manusia dengan manusia lainnya. Di dalam agama mengajarkan kasih sayang, saling membantu, kerukunan, dan keharmonisan antar sesama manusia sehingga tercipta kehidupan masyarakat yang selaras dan harmonis.  

  • Kontrol Diri

Manusia sesungguhnya diciptakan dengan keterbatasannya namun juga lemah. Seringkali manusia lupa hal tersebut sehingga diperlukan adanya agama sebagai pengingat dan kontrol diri dari hal duniawi. 

Klasifikasi Agama

Agama di dunia ini tidak hanya ada satu atau dua melainkan ada 4.200 agama di dunia ini. Dari banyaknya agama tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori seperti berikut ini. 

Agama Wahyu dan Non Wahyu

Berdasarkan sumbernya agama dibagi menjadi dua yaitu agama wahyu dan non wahyu. Apa perbedaan keduanya? berikut penjelasannya. 

  • Agama Wahyu atau Samawi 

Agama wahyu dikenal juga sebagai agama samawi yakni pemeluknya meyakini adanya tuhan, rasul dan kitab yang harus diimani serta ajarannya harus disampaikan kepada orang lainnya.  Agama ini diyakini sebagai agama yang telah ada sejak manusia pertama yakni nabi Adam lahir. 

Adapun agama samawi yakni agama yang lahir di tanah Semiotik yaitu Yahudi, Nasrani, dan Islam.

  • Agama non Wahyu atau Agama Ardhi

Agama non wahyu memiliki sebutan lainnya seperti agama ardhi dan juga agama bumi. Agama ini adalah kepercayaan yang lahir dari agama, budaya serta buah pemikiran dari seseorang. 

Dapat dikatakan agama ini dibentuk oleh manusia namun diakui secara global dan tetap memiliki kitab suci meskipun tidak berasal dari wahyu. yang termasuk agama non wahyu adalah Hindu dan Buddha. 

Misionaris dan Non-misionaris

Berdasarkan kewajiban penyebarannya, agama dibedakan menjadi 2 kategori yakni sebagai berikut. 

  • Agama Misionaris

Agama misionaris adalah agama yang mewajibkan pemeluknya menyebarkan ajaran ini ke seluruh penduduk bumi. Agama yang masuk ke dalam kategori ini adalah Islam, Kristen dan Budha. 

  • Agama Non-misionaris

Agama non misionaris adalah kebalikan dari agama misionaris di mana pemeluknya tidak harus menyebarkan ajaran ini. Agama yang masuk ke dalam kategori ini adalah Yahudi di mana pengikutnya hanyalah orang-orang keturunan Yahudi, Zoroastrian yang hanya diikuti oleh orang Iran, dan agama Sikh yang pemeluknya adalah orang-orang Punjab India. 

Rasial dan Universal

Jika mengacu pada rasial dan universalnya maka agama dibedakan menjadi 3 golongan yaitu:

  • Semitik

Agama ini kerap disebut juga sebagai agama abrahamik atau abrahamian karena diyakini berasal dari nabi ibrahim. Agama yang tergolong sebagai agama semitik adalah Yahudi, Kristen, dan Islam.

  • Arya

Agama Arya adalah agama yang lahir dari bangsa Arya yang ada di India. Bangsa ini menciptakan agama Hindu, Jainisme, Sikhisme, Zoaterianisme. 

  • Agama Tradisional

Agama tradisional adalah agama yang dilakukan dengan cara-cara yang diajarkan oleh nenek moyang atau tradisi yang dilakukan oleh manusia sebelumnya. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa agama tradisional seperti Sunda Wiwitan, Kejawen, Kaharingan dan lainnya. 

Di Tiongkok juga terdapat agama tradisional yang bernama Taoisme yang dianut oleh bangsa Han. 

The post Agama: Asal Usul – Unsur dan Klasifikasinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dinamisme: Pengertian – Ciri dan Contohnya https://haloedukasi.com/dinamisme Wed, 14 Oct 2020 02:55:16 +0000 https://haloedukasi.com/?p=11241 Berikut ini kita akan membahas mengenai dinamisme. Berikut penjelasannya. Pengertian Dinamisme Pengertian Secara Umum Secara umum dinamisme berasal dari bahasa yunani dunamos yang mempunyai arti kekuatan atau daya. Kepercayaan dinamisme adalah kepercayaan yang menyakini bahwa semua benda-benda yang ada di dunia ini baik hidup atau mati mempunyai daya dan kekuatan ghaib. Pengertian Menurut KBBI Menurut […]

The post Dinamisme: Pengertian – Ciri dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Berikut ini kita akan membahas mengenai dinamisme. Berikut penjelasannya.

Pengertian Dinamisme

Pengertian Secara Umum

Secara umum dinamisme berasal dari bahasa yunani dunamos yang mempunyai arti kekuatan atau daya.

Kepercayaan dinamisme adalah kepercayaan yang menyakini bahwa semua benda-benda yang ada di dunia ini baik hidup atau mati mempunyai daya dan kekuatan ghaib.

Pengertian Menurut KBBI

Menurut KBBI dinamisme merupakan kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyai tenaga atau kekuatan yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha manusia dalam mempertahankan hidup

Pengertian Menurut Para Ahli

  • Oxford English Dictionary
    Dalam filsafat, dinamisme adalah sistem, teori, atau doktrin yang berusaha menjelaskan fenomena alam semesta oleh suatu kekuatan atau energi imanen.
  • Ensiklopedia Umum
    Pengertian dinamisme adalah kepercayaan keagamaan primitif pada zaman sebelum kedatangan agama Hindu ke Indonesia.

Dinamisme juga disebut dengan istilah preanimisme, yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda atau makhluk mempunyai mana atau kekuatan gaib.

Ciri-ciri Dinamisme

Ciri-Ciri Kepercayaan Dinamisme antara lain:

  • Mempercayai bahwa benda dikeramatkan
  • Keyakinan bahwa benda mempunyai kekuatan yang melindungi pemiliknya
  • Dinamisme merupakan berasal dari kepercayaan primitif
  • Pertama kali muncul pada zaman megalitikum.

Contoh Dinamisme

Berikut adalah beberapa dari contoh dinamisme, sebagai berikut:

  • Tombak
    Tombak atau lembing adalah senjata yang banyak ditemukan di seluruh peradaban dunia, terutama karena kemudahan pembuatannya dan biaya pembuatannya yang murah.
  • Keris
    Keris adalah senjata tikam golongan belati (berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya) dengan banyak fungsi budaya yang dikenal di kawasan Nusantara bagian barat dan tengah.
  • Batu akik
    Batu Akik adalah Sebuah mineral atau batu yang terbentuk secara alami dari hasil prosedur geologi yang unsurnya terdiri atas satu ataupun beberapa komponen kimiawi yang memiliki harga jual yang amat tinggi.
  • Jimat
    Jimat, Azimat atau Tamimah adalah sejenis barang atau tulisan yang digantungkan pada tubuh, kendaraan, atau bangunan dan dianggap memiliki kesaktian untuk dapat melindungi pemiliknya, menangkal penyakit dan tolak bala.

The post Dinamisme: Pengertian – Ciri dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Konghucu Agama atau Kepercayaan? Berikut Penjelasannya https://haloedukasi.com/konghucu-agama-atau-kepercayaan Fri, 17 Jan 2020 02:31:23 +0000 https://beragama.com/?p=162 Konghucu agama atau kepercayaan? Polemik satu ini masih jadi banyak perbincangan di kalangan masyarakat. Yuk, intip beberapa faktor yang akan bantu menjawab konghucu itu termasuk agama atau hanya kepercayaan. Ajaran Yang Diberikan Ajaran yang diberikan menjadi poin pertama yang dapat menentukan apakah Konghucu hanya sebuah kepercayaan atau bisa disebut agama. Faktor yang dibahas disini merupakan […]

The post Konghucu Agama atau Kepercayaan? Berikut Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Konghucu agama atau kepercayaan? Polemik satu ini masih jadi banyak perbincangan di kalangan masyarakat. Yuk, intip beberapa faktor yang akan bantu menjawab konghucu itu termasuk agama atau hanya kepercayaan.

Ajaran Yang Diberikan

Ajaran yang diberikan menjadi poin pertama yang dapat menentukan apakah Konghucu hanya sebuah kepercayaan atau bisa disebut agama. Faktor yang dibahas disini merupakan faktor-faktor yang berlaku di Indonesia dan belum tentu diterapkan oleh negara lain. Konghucu akan disebut agama jika ajaran yang diberikan berbeda dengan agama yang telah diakui di Indonesia sebelumnya.

Konghucu dipercaya masuk ke Indonesia pada abad 3 masehi tetapi baru berkembang tahun 1900-an. Agama yang sudah diakui sebelum berkembangnya konghucu di Indonesia diantaranya Islam, Kristen Katolik dan Protestan, Hindu, dan Budha. Jadi, mari kita bandingkan apakah ajaran yang dibawa Konghucu berbeda atau sama dengan ke-enam agama tadi.

Ajaran Konghucu menitik beratkan pada etika serta hubungan antara Tuhan, manusia, anggota keluarga, dan Masyarakat, Konghucu juga selain percaya Tuhan mereka juga percaya dewa dewi konghucu. Jika dibandingkan dengan agama Budha maka Konghucu bisa disebut agama karena ajaran Buddha tentang kehidupan juga sama dengan percaya dewa dewi tetapi  lebih menitik beratkan pada pembebasan diri dari ketidakpuasan, beban kehidupan, dan penderitaan.

Ternyata ajaran yang dibawa Konghucu juga berbeda dengan ajaran Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, dan Hindu.

  • Islam selain percaya pada Tuhannya, mereka juga percaya kepada nabi/rasul juga malaikat.
  • Kristen Katolik dan Protestan selain percaya Yesus Kristus, mereka juga percaya Bunda Maria.
  • Katolik lebih memujakan Bunda Maria dibandingkan Yesus Kristus, sedangkan Protestan sebaliknya.
  • Hindu selain pada tuhannya, mereka juga percaya Atman, Karma Phala, Punarbawa, dan Moksa. Jadi, dari poin pertama Konghucu bisa disebut sebagai agama.

Sistem Peribadatan

Poin kedua yaitu sistem peribadatan Konghucu harus berbeda dari agama-agama yang telah diakui di Indonesia sebelumnya. Sebenarnya dari tempat peribadahannya saja sudah dipastikan Konghucu bisa disebut agama di Indonesia. Tempat peribadahan Konghucu disebut litang atau klenteng, Islam disebut masjid, Kristen disebut gereja, Hindu disebut Pura, dan Budha disebut Vihara.

Sistem peribadahan Konghucu disebut  King Thi Kong, berbeda dengan agama lainnya. Islam disebut sholat, Kristen Katolik disebut misa, Kristen Protestan disebut ibadah, Hindu disebut tri Sandhya, dan Budha disebut sembahyang. Jadi, sudah 2 poin dan Konghucu bisa dikatakan agama di Indonesia.

Kitab suci Konghucu juga berbeda dari agama-agama tersebut. Konghucu mempunyai kitab yang disebut wujing dan si shung. Alquran sebagai kitab umat Islam, Alkitab sebagai kitab umat Kristen, weda sebagai kitab umat Hindu, dan tri pitaka sebagai kitab suci umat Budha.

Jumlah Umat

Jumlah umat bisa menentuka Konghucu disebut agama atau hanya kepercayaan saja di Indonesia. Bisa diakui sebagai agama di Indonesia apabila jumlah umatnya setidaknya berjumlah ratusan ribuan. Umat Konghucu yang tercatat berkisar 0,05% dari jumlah warga negara Indonesia. Itu artinya penganut Konghucu berjumlah kurang lebih 117.091 jiwa. Jadi, dari poin ketiga inipun Konghucu bisa disebut sebagai agama di Indonesia.

Organisasi Kegiatan

Poin terakhir yaitu organisasi kegiatan. Bisa diakui sebagai agama di Indonesia apabila memiliki beberapa organisasi yang mengurusi kegiatan-kegiatan seperti peribadahan, hari besar, dan sebagainya. Konghucu tercatat memiliki sebuah organisasi besar yang disebut MATAKIN atau Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia yang berlokasi di Jakarta Utara. MATAKIN merupakan organisasi yang sengaja dibangun demi kepentingan dan perkembangan agama Konghucu di Indonesia. Didirikannya MATAKIN yaitu pada tahun 1955.

 Selain itu ada juga MAKIN atau Majelis Agama Konghucu di Surabaya dan dikenal telah membangun tempat peribadahan umat Konghucu di Surabaya yang dinamakan Boen Bio, alamatnya di jalan Kapasan 131. Di Solo ada Khong Kauw Hwee sebagai lembaga agama Konghucu. Kemudian, ada Khong Kauw Tjong Hwee di Yogyakarta. Ada juga KAKIN atau Kebaktian Agama Konghucu Indonesia

Dari keempat poin tersebut dapat disimpulkan bahwa Konghucu bisa disebut sebagai sebuah agama di Indonesia dan baru diakui sebagai agama oleh negara Indonesia pada masa jabatan presiden Abdurachman Wachid atau Gus Dur  di tahun 2000. Tetapi dari negara asalnya Konghucu yaitu Tiongkok, mereka hanya menganggap Konghucu itu sebuah kepercayaan dan bukan sebuah agama. Berikut beberapa alasan tiongkok hanya menganggap Konghucu sebagai kepercayaan.

Tahun Baru Imlek

Bagi umat Konghucu, tahun baru imlek termasuk kedalam hari raya agama konghucu, sedangkan bagi warga Tiongkok, tahun baru imlek itu mrupakan hari nasional mereka. Itulah mengapa di negara asalnya, Konghucu hanya dianggap kepercayaan.

Kesimpulan dari pemaparan diatas yaitu ada yang menganggap Konghucu itu sebagai agama dan juga ada yang masih menganggap sebagai kepercayaan. Tetapi mayoritas masyarakat di dunia mengakui bahwa Konghucu termasuk kedalam sebuah agama dan masuk kedalam peringkat 15 besar agama dengan penganut terbanyak didunia.

Alasan lain yang membuat Konghucu disebut agama yaitu mengenai ajarannya yang menjelaskan bahwa manusia dan Tuhan tidak bisa disatukan alias berbeda kasta. Manusia tidak bisa dibandingkan dengan Tuhan yang maha agung,

Itulah pemaparan mengenai perbincangan Konghucu agama atau kepercayaan. Semoga bisa menambah wawasan pembaca. Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya di laman ini ya.

The post Konghucu Agama atau Kepercayaan? Berikut Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>