kerajaan hindu - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kerajaan-hindu Mon, 20 Feb 2023 05:16:20 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico kerajaan hindu - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kerajaan-hindu 32 32 15 Peninggalan Kerajaan Hindu yang Masih Terjaga Hingga Saat Ini https://haloedukasi.com/peninggalan-kerajaan-hindu Mon, 20 Feb 2023 05:16:12 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41522 Hindu merupakan salah satu agama besar pada zaman kerajaan. Agama ini kerap disandingkan dengan agama Buddha. Namun, keduanya jelas memiliki perbedaan. Salah satu perbedaan yang terlihat yakni pada peninggalan kerajaannya. Peninggalan kerajaan baik Hindu ataupun Buddha biasanya meliputi candi, prasasti, kitab dan situs-situs bersejarah. Peninggalan kerajaan Hindu memiliki ciri khas pada bangunan-bangunannya. Seperti pada bagian […]

The post 15 Peninggalan Kerajaan Hindu yang Masih Terjaga Hingga Saat Ini appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Hindu merupakan salah satu agama besar pada zaman kerajaan. Agama ini kerap disandingkan dengan agama Buddha. Namun, keduanya jelas memiliki perbedaan. Salah satu perbedaan yang terlihat yakni pada peninggalan kerajaannya.

Peninggalan kerajaan baik Hindu ataupun Buddha biasanya meliputi candi, prasasti, kitab dan situs-situs bersejarah. Peninggalan kerajaan Hindu memiliki ciri khas pada bangunan-bangunannya. Seperti pada bagian pintu masuk candi biasanya pada candi bercorak Hindu, terdapat kepala kala yang dilengkapi dengan rahang pada bagian bawah.

Di Indonesia terdapat banyak candi-candi yang bercorak Hindu. Selain candi, adapula peninggalan kerajaan Hindu lainnya seperti prasasti dan kitab. Berikut ini sejumlah peninggalan kerajaan Hindu di Indonesia.

1. Candi Prambanan

Candi Prambanan, Peninggalan Kerajaan Hindu

Candi Prambanan berada di sekitar 17 km ke arah timur dari Yogyakarta. Candi ini berada di desa Prambanan atau berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta. Kompleks candi dinamakan pula dengan Candi Roro Jonggrang yang dibangun saat abad ke-10.

Pembangunan candi Prambanan dilakukan pada masa pemerintahan Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. Pembangunan candi dimaksudkan sebagai wujud kejayaan Hindu di tanah jawa pada saat itu. Kompleks candi Prambanan memiliki tiga buah candi yang menghadap ke arah timur. Candi tersebut berada di halaman utama yakni Candi Wisnu, Candi Siwa dan Candi Brahma.

Ketiga candi ini melambangkan trimurti dalam agama Hindu. Di mana masing-masing candi memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke sebelah barat. Seperti Nindi untuk candi Siwa, Garuda untuk candi Wisnu, dan Angsa untuk candi Brahma.

Candi Prambanan memiliki nama asli Siwagrha. Kata Siwagrha berasal dari bahasa Sansekerta yang memiliki arti rumah Siwa. Tak heran jika pada candi ini digunakan untuk keberadaan trimurti yakni Brahmana, Wisnu dan Siwa. Pada Candi Prambanan terdapat arca Siwa Mahadewa yang memiliki tinggi sekitar tiga meter di bagian ruang utama atau garbagriha.

Candi utama pada candi Prambanan memiliki ukuran sekitar 47 meter berada di antara deretan candi-candi kecil lainnya. Candi Prambanan diperkirakan telah ada sejak tahun 850 Masehi jika dilihat dari Prasasti Siwagrha.

Kemudian candi ini berkembang pada masa kerajaan Medang Mataram saat Balitung Maha Sambu memerintah. Candi Prambanan menjadi salah satu terindah di Asia Tenggara. Selain itu, candi ini ditetapkan sebagai situs warisan dunia bersamaan dengan candi Borobudur oleh UNESCO.

2. Candi Gedong Songo

Candi Gedong Songo, Peninggalan Kerajaan Hindu

Candi Gedong Songo berada di Puncak Ungaran, Desa candi, Kecamatan Somawono, Semarang, Jawa Tengah. Candi ini memiliki beberapa unsur kemiripan dengan candi-candi yang ada di Dieng. Di mana keduanya dianggap sebagai candi tertua yang ada di Jawa Tengah. Belum dapat dipastikan siapa yang membangun candi ini.

Begitupula dengan kapan candi ini dibangun sebab belum ditemukan bukti penunjang yang mendukung keberadaan candi ini. Namun, seperti namanya candi ini memiliki 9 buah candi. Kesembilan buah candi ini berderet dari bawah ke atas dan dihubungkan dengan jalan setapak.

3. Candi Dieng

Candi Dieng,  Peninggalan Kerajaan Hindu

Candi Dieng merupakan candi yang berada di kaki Pegunungan Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Kawasan candi ini berada di dataran dengan ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut. Candi Dien memiliki corak Hindu beraliran Siwa. Candi ini diperkirakan dibangun pada akhir abad ke-8 hingga awal abad ke- 9 dan termasuk candi tertua yang ada di Jawa.

Meskipun belum dipastikan secara pasti mengenai sejarah candi Dieng, namun para ahli sejarah memperkirakan bahwa candi ini dibangun atas perintah raja dari dinasti Sanjaya. Pada kawasan candi Dieng, terdapat prasasti yang berangka tahun 808 Masehi dan ditulis menggunakan huruf jawa kuno. Selain itu, ditemukan pula arca Siwa yang saat ini disimpan di museum Nasional Jakarta.

Pembangunan candi Dieng diperkirakan dilakukan dengan dua tahap. Di mana pada tahap pertama berlangsung antara akhir abad ke-7 sampai seperempat abad ke-8. Pembangunan pada tahap pertama meliputi candi Arjuna, Semar, Srikandi dan Gatut Kaca.

Sedangkan pada tahap kedua merupakan kelanjutan dari pembangunan pertama yang dilakukan pada tahun 780 Masehi. Candi Dieng memiliki luas sekitar 1.8 x 0.8 km². Di mana candi yang ada di kawasan candi Dieng terbagi ke dalam 3 kelompok dan terdapat satu candi yang berdiri sendiri dengan nama salah satu tokoh pewayangan yang diambil dari kitab Mahabarata.

Ketiga komplek candi ini adalah kelompok Arjuna, Gatut Kaca dan Dwarawati. Sedangkan candi yang berdiri sendiri adalah candi Bima.

4. Candi Asu Sengi

Candi Asu Sangi, Peninggalan Kerajaan Hindu

Candi asu sengi merupakan candi Hindu yang berada di Dusun Candi Pos, Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Candi ada di lereng gunung Merapi bagian barat atau berada di sekitar sungai tlingsing Pabelan. Nama candi asu wengi diambil karena saat penemuan terdapat arca lembu nandi yang dalam keadaan rusak.

Meskipun begitu, arca tersebut masih bisa dikenali dan berbentuk menyerupai anjing. Maka dari itu candi ini dinamakan candi asu sengi karena dalam bahasa Jawa anjing dinamakan dengan asu. Candi asu sengi memiliki pemandangan yang menakjubkan dan kerap dijadikan sebagai tempat upacara adat masyarakat sekitar.

5. Candi Klero

Candi Klero, Peninggalan Kerajaan Hindu

Candi klero merupakan salah satu candi Hindu yang berada di Ngentak Lor, Klero, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Candi berukurang lebih kecil dibandingkan candi lain sehingga para pengunjung tidak mudah lelah saat mengunjunginya.

Letak candi ini sangat strategis karena ada di Jalan Raya Salatiga Solo yang tidak jauh dari Pasar Tengarang. Meskipun lokasi yang strategis, candi ini jarang dikunjungi. Candi klero masih terjaga dan terawat dengan baik.

6. Candi Umbul

Candi Umbul, Peninggalan Kerajaan Hindu

Candi umbul merupakan candi bercorak Hindu peninggalan Kerajaan Mataram saat Dinasti Syailendra. Candi ini ada di Dusun Candi Umbul, Desa Kartohajo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Asal usul nama candi ini berasal dari kata umbul dalam bahasa Jawa.

Penamaan ini dikarenakan sumber air yang keluar dari dasar kolam selalu menyembul berupa gelumbung yang biasa disebut dengan mumbul atau naik dalam bahasa Jawa. Pemandangan candi begitu sejuk dengan sawah yang indah.

Terdapat pula dua kolam yang berbentuk besar dan kecil yang digunakan sebagai tempat berendam oleh para pengunjung. Kolam ini terbagi menjadi dua tempat yang di mana pada kolam pertama merupakan kolam air panas yang mengandung belerang dan berada di bagian atas. Sementara itu, kolam kedua berisi air dingin.

Di sekitar tepian kolam terdapat sejumlah bagian situs yang berjejer dan menggambarkan relief flora, fauna dan stupa pada bagian puncak. Di setiap sudut dasar kolam terdapat umpak atau fondasi yang menjadi tiang penyangga atap pelindung. Sementara itu, batuan lain yang berbentuk lingga datar menjadi alas duduk untuk melakukan semedi oleh para ksatria.

7. Candi Pringapus

Candi Pringapus, Peninggalan Kerajaan Hindu

Candi Pringapus berada di Temanggung, Jawa Tengah. Saat ini keadaan candi ini masih terawat sehingga candi Pringapus dijadikan destinasi wisata. Banyak pengunjung yang mengabadikan momen di sana sebagai objek wisata.

Di waktu tertentu, para pengunjung dapat melihat keindahan candi bercorak Hindu ini. Selain menjadi objek wisata, biasanya candi ini digunakan untuk kepentingan upacara adat masyarakat setempat. Pada tahun 1930, candi pringapus pernah dilakukan pemugaran.

Jika dilihat dari bentuknya, candi ini berasitektur Hindu Syiwa. Hal ini menandakan bahwa Candi ini dibangun untuk memuja Dewa Syiwa dan merupakan miniatur dari tempat tinggal para Dewata yakni Mahameru. Hal ini dapat dilihat dari adanya arca Lembu Nandini yang merupakan kendaraan dari Syiwa serta relief hapsara-hapsari.

Candi ini dibangun dengan menggunakan batu andesit dan luas sekitar 29,68m. Candi ini dihubungkan dengan salah satu prasasti yakni prasasti Argapura. Pintu candi dihiasi oleh kalamakara di atas ambangnya. Tangga yang dibuat untuk mencapai pintu dibuat tanpa pipi tangga. Adapun atap candi berbentuk kotak bersusun tiga yang dimana makin ke atas akan semakin mengerucut.

8. Candi Jago

Candi Jago, Peninggalan Kerajaan Hindu

Candi jago berada di Jalan Wisnu Wardhana, Ronggowuni, Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Menurut kitab Negarakertagama, candi ini memiliki nama asli Jajaghu. Jajaghu sendiri memiliki arti kagungan. Hal ini sama dengan tujuan utama pembangunan candi ini yakni untuk menghormati Raja Sri Jaya Wisnu Wardhana yang merupakan penganut agama Syiwa Buddha.

Raja Sri Jaya Wisnu Wardhana merupakan raja Singasari. Aliran Syiwa Buddha merupakan aliran perpaduan antara ajaran Hindu dan Buddha. Candi Jago dibangun dengan menggunakan batuan andesit. Di dalam candi ini terdapat relief Kunjarakarna dan Pancatantra.

9. Candi Ngempon

Candi Ngempon, Peninggalan Kerajaan Hindu

Candi ngempon merupakan salah satu peninggalan kerajaan Hindu. Candi ini kerap disebut dengan candi muncul. Menurut cerita dulu, candi ngempon digunakan sebagai tempat penggemblengan untuk melatih orang-orang yang akan menjadi para empu. Di sekitar candi ngempon terdapat pemamdian air panas pentirtaan derekan. Meksipun menjadi salah satu tempat yang disakralkan, saat ini candi ini sepi pengunjung.

10. Candi Arca Gupolo

Candi Arca Gupolo, Peninggalan Kerajaan Hindu

Candi Arca Gupolo merupakan situs peninggalan dengan corak Hindu yang terdiri dari kumpulan arca sebanyak 7 buah. Nama candi ini diberikan oleh penduduk sekitar kepada patung agasta yang merupakan salah satu arca pada situs candi Arca Gupolo. Di dalam candi ini terdapat mata air jernih yang tidak pernah kering meskipun musim kemarau yang panjang.

11. Candi Sukuh

Candi Sukuh Peninggalan Kerajaan Hindu

Candi Sukuh berada di daerah Tambak, Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi ini memiliki bentuk seperti Piramida. Pada candi ini memiliki relief dan arca yang menggambarkan alat kelamin manusia secara eksplisit. Arsitektur pada candi ini berbeda dengan candi Hindu lainnya.

Arsitekturnya menyimpang dari ketentuan dalam kitab pedoman pembuatan bangunan suci Hindu, Wastu Widya. Sesuai dengan ketentuan seharusnya sebuah candi dibangun dengan denah dasar bujur sangkar dengan tempat yang paling suci berada di tengah. Penyimpangan ini terjadi dikarenakan pada saat dibangunnya candi ini pengaruh Hindu di Jawa memudar.

Memudarnya pengaruh Hindu di Jawa, menghidupkan kembali unsur budaya dari zaman megalitikum. Pengaruh dari zaman megalitikum, dapat dilihat dari bentuk bangunan yang berundak. Candi Sukuh pernah diajukan sebagai salah satu situs warisan dunia oleh UNESCO pada tahun 1995.

12. Prasasti Kutai

Prasasti Kutai, Peninggalan Kerajaan Hindu

Prasasti kutai merupakan salah satu peninggalan kerajaan Hindu. Prasasti adalah sebuah dokumen yang berisi informasi penting yang dituliskan dalam sebuah batu ataupun logam. Prasasti Kutai atau prasasti Mulawarman merupakan peninggalan dari Kerajaan Hindu tertua di Indonesia yakni Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Pertama kali prasasti ini ditemukan di Sungai Mahakam yang saat itu masih termasuk ke dalam wilayah kerajaan Kutai.

Prasasti Kutai berisikan tentang Raja Mulawarman yang memberikan banyak sapi kepada para kaum Brahmana. Di dalam prasasti ini dikatakan bahwa Raja Mulawarman merupakan anak dari Aswawarman dan cucu dari Kudungga. Adapun bahasa yang dipakai dalam prasasti ini menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.

13. Prasasti Ciaruteun

Prasasti Ciaruteun, Peninggalan Kerajaan Hindu

Prasasti Ciaruteun merupakan salah satu peninggalan bercorak Hindu. Prasasti Ciaruteun ditemukan di tepi sungai Ciaruteun, dekat muara Sungai Cisadane, Bogor Jawa Barat. Prasasti ini dipercaya merupakan peninggalan dari kerajaan Tarumanegara. Adapun bahasa yang digunakan ialah bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa.

14. Kitab Hariwangsa

Kitab Hariwangsa adalah sebuah karya yang berangka tahun 1135 hingga 1157 Masehi. Kitab peninggalan kerajaan Kediri ini ditulis oleh MPU Panuluh. Adapun isi dari kita ini ialah menceritakan prabu Kresna yang merupakan titisan Batara Wisnu yang mempersunting Dewi Rukmini dari Negeri Kundina yang merupakan titisan dari Dewi Sri.

15. Kitab Bharatayuda

Kitab Bharatayudha, Peninggalan Kerajaan Hindu

Kitab Bharatayuda merupakan karya seni yang dibuat oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh. Kitab ini ditulis pada masa pemerintahan Kerajaan Kediri. Kitab Bharatayuda berangka tahun 1079 saka dan selesai ditulis tahun 6 November 1157 Masehi. Kitab ini bersumber dari Mahabharata yang menceritakan kemenangan Pandawa atas Kurawa di Padang Kuruserta atau yang lebih dikenal dengan perang Bharatayuda.

Bentuk candi Hindu biasanya jauh lebih ramping dibandingkan candi-candi bercorak Buddha. Pada umumnya, candi Hindu biasanya berdiri secara kelompok atau berkompleks yang di mana di dalam areanya terdapat beberapa candi. Dalam candi Hindu biasanya terdapat arca Dewi Trimurti. Di mana bagian puncak candi biasanya berbentuk Ratna.

Candi Hindu memiliki tiga buah struktur bangunan yang terdiri dari Bhurloka, Bhuvarloka dan Svarloka. Candi Hindu biasanya memiliki fungsi sebagai tempat pemakaman raja-raja dan tempat pengembangan dewa yang ada di dalam kepercayaan agama Hindu.

The post 15 Peninggalan Kerajaan Hindu yang Masih Terjaga Hingga Saat Ini appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
15 Candi Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno https://haloedukasi.com/candi-peninggalan-kerajaan-mataram-kuno Thu, 23 Jun 2022 06:15:45 +0000 https://haloedukasi.com/?p=35780 Kerajaan Mataram Kuno adalah kerajaan bercorak Hindu-Budha terbesar yang berkuasa hampir selama tiga abad. Kerajaan ini berkembang di wilayah Jawa Tengah bagian selatan, yang didirikan oleh Rakai Mataram seorang Ratu Sanjaya yang masa jayanya antara 723-760 Masehi. Ada tiga dinasti yang memimpin Kerajaan Mataram Kuno, yaitu Dinasti Sanjaya, Dinasti Syailendra, dan Dinasti Isyana. Menurut sejarah, […]

The post 15 Candi Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kerajaan Mataram Kuno adalah kerajaan bercorak Hindu-Budha terbesar yang berkuasa hampir selama tiga abad.

Kerajaan ini berkembang di wilayah Jawa Tengah bagian selatan, yang didirikan oleh Rakai Mataram seorang Ratu Sanjaya yang masa jayanya antara 723-760 Masehi.

Ada tiga dinasti yang memimpin Kerajaan Mataram Kuno, yaitu Dinasti Sanjaya, Dinasti Syailendra, dan Dinasti Isyana.

Menurut sejarah, masyarakat Mataram Kuno sangat unggul di bidang seni, terutama pembangunan candi-candi megah yang masih terjaga sebagai warisan budaya hingga sekarang.

Berikut adalah candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang masih kokoh berdiri dan menjadi warisan budaya dan sejarah.

1. Candi Prambanan

Candi Prambanan dikenal sebagai salah satu candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang lokasinya berada tepat di pusat kota Yogyakarta.

Candi Prambanan
Candi Prambanan

Candi ini memiliki kompleks candi yang terdiri dari tiga candi yang menghadap timur yang dinamakan Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa.

Kompleks candi yang sering dikenal sebagai Candi Roro Jongrang ini dibangun pada masa pemerintahan Rakai Pikatan dan Rakai Balitung pada abad ke-10.

2. Candi Gedong Songo

Candi Gedong Songo merupakan candi Hindu yang berlokasi di utara Ambarawa, tepatnya di lereng Gunung Ungaran.

Candi Gedong Songo
Candi Gedong Songo

Candi ini sering disebut sebagai candi yang berumur paling tua di Jawa Tengah, namun belum bisa dipastikan karena tidak ditemukan prasasti yang mendukungnya.

Candi ini terbagi kedalam sembilan candi yang berdiri berderet dari atas ke bawah kemudian dihubungkan dengan sebuah jalan setapak.

3. Candi Borobudur

Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang dinobatkan sebagai salah satu keajaiban dunia adalah Candi Borobudur.

Candi Borobudur terletak di Magelang, Jawa Tengah, dan merupakan candi bercorak Budha yang paling populer di dunia karena kemegahannya.

Candi Borobudur
Candi Borobudur

Candi ini memiliki 10 tingkat yang tinggi totalnya mencapai hingga 42 meter, yang setiap tingkatnya terdapat berbagai macam relief indah yang mencerminkan ajaran Budha.

4. Candi Mendut

Sekitar 3 kilometer ke arah timur dari lokasi Candi Borobudur, ada bangunan bercorak Budha lainnya yang dinamakan Candi Mendut.

Candi Mendut
Candi Mendut

Candi ini menurut perkiraan dibangun pada masa kejayaan raja Indra dari dinasti Syailendra sekitar tahun 824 Masehi.

Di dalam Candi Mendut, terdapat tiga patung besar yang terdiri dari Cakyamuni, Avalokiteswara, Maitreya.

5. Candi Dieng

Candi Dieng merupakan salah satu candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang berada di Kecamatan Kejajar, wilayah ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Banjarnegara.

Candi Dieng
Candi Dieng

Candi bercorak Hindu ini terdiri dari beberapa candi yang berdiri sendiri dan satu kompleks candi kecil yang diperkirakan dibangun pada abad ke-7 sampai abad ke-13.

Candi-candi di kompleks Candi Dieng diberi nama tokoh-tokoh pewayangan seperti Srikandi, Gatotkaca, Bima, Arjuna, dan lainnya.

6. Candi Pawon

Candi Pawon adalah salah satu candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang bisa di jangkau saat mengunjungi Candi Borobudur dan Candi Mendut, karena wilayahnya masih dalam satu garis lurus.

Candi Pawon
Candi Pawon

Menurut penelitian, relief dari Candi Pawon merupakan permulaan dari relief yang ada di Candi Borobudur, sehingga diperkirakan candi ini masih satu kesatuan dengan candi Borobudur.

7. Candi Sewu

Salah satu candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang terletak di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah adalah Candi Sewu.

Candi Sewu
Candi Sewu

Candi ini merupakan kompleks candi yang memiliki wilayah yang cukup luas, terdiri dari 249 bangunan yang terdiri dari satu candi induk, 240 candi perwara, dan delapan candi apit.

8. Candi Sari

Candi Sari merupakan candi bercorak Budha yang diperkirakan dibuat pada abad ke-8 pada saat masa pemerintahan Raja Rakai Panangkaran.

Candi Sari
Candi Sari

Candi ini terletak di Dusun Bendan, Desa Tirtamartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Candi ini sempat menjadi tempat yang dimanfaatkan sebagai tempat belajar dan bertapa oleh para biksu.

9. Candi Srikandi

Candi Srikandi adalah peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang memiliki gambar Dewa Siwa di sisi bagian timur dan gambar Brahma pada sisi bagian selatan candi.

Candi Srikandi
Candi Srikandi

Candi yang terletak pada kawasan Candi Puntadewa dan candi Arjuna ini sudah tidak mempunyai atap candi, sehingga bentuknya kurang sempurna.

10. Candi Sembrada

Pada kompleks candi Arjuna, di arah paling selatan ada sebuah candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang dinamakan Candi Sembrada.

Candi Sembrada
Candi Sembrada

Candi ini memiliki tinggi dasar relatif rendah, yaitu sekitar 50 sentimeter. Candi ini memiliki banyak kemiripan dengan Candi Puntadewa.

11. Candi Puntadewa

Setelah membahas tentang Candi Sembadra, tidak elok rasanya jika tidak mengenalkan Candi Puntadewa.

Candi Puntadewa
Candi Puntadewa

Candi ini adalah candi tertinggi yang ada di kompleks bangunan Candi Arjuna. Pada bagian atap candi ini terdapat sebuah relung yang diduga sebagai tempat meletakkan sebuah arca.

12. Candi Arjuna

Pada kompleks bangunan Candi Puntadewa, Candi Arjuna merupakan bangunan utamanya. Candi ini berbentuk persegi dengan alas yang luasnya 4 meter persegi dan tinggi satu meter.

Candi Arjuna
Candi Arjuna

Candi Arjuna memiliki bagian yang mirip dengan sebuah bilik yang menonjol keluar, bilik ini memiliki panjang sekitar satu meter.

13. Candi Dwarawati

Candi Dwarawati adalah candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang ditemukan di wilayah lereng Gunung Prahu, Desa Dieng, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara.

Candi Dwarawati
Candi Dwarawati

Candi Dwarawati memiliki bentuk persegi yang mempunyai lubang jendela serta pintu pada setiap sisinya.

Lokasi candi yang penamaannya diambil dari nama Kerajaan di India ini bisa ditempuh dengan melewati rumah-rumah warga dan kebun kentang yang luas.

14. Candi Gatotkaca

Pada kompleks Candi Arjuna, ada sebuah candi yang dinamakan Candi Gatotkaca. Nama candi ini diambil dari nama tokoh pewayangan yang memiliki kekuatan sakti madraguna.

Candi Gatotkaca
Candi Gatotkaca

Candi Gatotkaca terletak di kawasan Dataran Tinggi Dieng, yang lokasinya tepat di seberang Museum Dieng Kaliasa.

15. Candi Bima

Candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno lainnya adalah Candi Bima, yang berlokasi di sebelah paling selatan kompleks percandian Dieng.

Candi Bima
Candi Bima

Candi Bima dikenal memiliki arsitektur yang sangat unik, karena memiliki pintu masuk di bagian sisi timur yang sangat berbeda dengan kebanyakan candi di Indonesia.

Bagian atap candi ini juga menyerupai candi yang ada di India, yaitu berbentuk segitiga dengan pucuk yang tumpul.

Uraian diatas adalah 15 candi bercorak Hindu-Budha yang dikenal sebagai peninggalan budaya dan sejarah dari Kerajaan Mataram Kuno. Semoga informasi tersebut bisa bermanfaat.

The post 15 Candi Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kerajaan Galuh: Sejarah, Raja, Peninggalan dan Wilayah https://haloedukasi.com/kerajaan-galuh Thu, 02 Jun 2022 04:32:49 +0000 https://haloedukasi.com/?p=35054 Sejarah Kerajaan Galuh Masa Awal: Pemisahan Diri dari Kerajaan Tarumanegara Kerajaan Galuh merupakan salah satu kerajaan bercorak Hindu di Indonesia. Titik awal sejarah Kerajaan Galuh sebenarnya adalah penerus dari Kerajaan Kendan yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Tarumanegara. Secara garis besar kisah Kerajaan Galuh terdapat dalam kitab kuno Carita Parahiyangan, yang ditulis pada awal abad […]

The post Kerajaan Galuh: Sejarah, Raja, Peninggalan dan Wilayah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sejarah Kerajaan Galuh

Masa Awal: Pemisahan Diri dari Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Galuh merupakan salah satu kerajaan bercorak Hindu di Indonesia. Titik awal sejarah Kerajaan Galuh sebenarnya adalah penerus dari Kerajaan Kendan yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Tarumanegara. Secara garis besar kisah Kerajaan Galuh terdapat dalam kitab kuno Carita Parahiyangan, yang ditulis pada awal abad 16.

Dikisahkan Raja Tarumanegara terakhir yang bernama Linggawarman menyerahkan kekuasaan kepada menantunya yang berasal dari Sundapura, Sri Maharaja Tarusbawa. Setelah itu, Tarusbawa memindahkan wilayah Kerajaan Tarumanegara ke Sundapura.

Pemindahan kekuasaan ini dimanfaatkan oleh Wretikandayun untuk memisahkan diri dari Tarumanegara dan mendirikan kerajaan sendiri. Tarusbawa mengabulkan permintaan Wretikandayun dengan membagi wilayahnya menjadi dua, yakni Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh yang dibatasi oleh Sungai Citarum. Wretikandayun sendiri adalah putra dari Raja Kendan yang bernama Rahiyangta ri Medangjati.

Masa Penyatuan Kerajaan Sunda dan Galuh

Penyatuan sejarah kerajaan Galuh dan Sunda di Indonesia ini terjadi di tahun 723 M pada masa Raja Sanjaya. Akan tetapi pada tahun 729 kembali terjadi perpecahan di mana Raja Banga Sanghyang Banga melepaskan Kerajaan Sunda dari kekuasaan Kerajaan Galuh.

Masa Akhir: Pengaruh Kerajaan Cirebon dan Mataram

Pada masa Raja Prabhu Jayaningrat, ibu kota atau pusat Kerajaan Galuh berpindah dari Kawali ke Salawe Pangauban. Pada masa ini Kawali berada dalam pengaruh Kerajaan Cirebon dan Salawe Pangauban dirancang oleh Pucuk Umum.

Putra dari Pucuk Umum yang bernama Prabu Haur Kuning merupakan Raja Galuh Salawe Pangauban terakhir yang beragama Hindu. Raja terakhir ini bergelar Maharaja Prabu Cipta Sanghyang Permana yang jasadnya dilarung di daerah Ciputrapinggan.

Prabu Cipta Permana (1595-1618 M) -sebagai penerus Maharaja Prabu Cipta Sanghyang Permana- adalah penguasa Kerajaan Galuh pertama yang masuk Islam dengan menikahi penguasa Cirebon di Galuh Kawali yang bernama Tanduran Tanjung Putri Maharaja Mahadikusumah. Masa Kerajaan Galuh sendiri berakhir pada era Kerajaan Mataram Islam tahun 1595.

Pada masa tersebut terjadi penurunan status seluruh raja di pulau Jawa, termasuk Kerajaan Galuh, menjadi kebupatian. Sehingga Raja yang semula memiliki gelar Ratu atau Sanghyang, berubah menjadi Adipati di bawah kekuasaan Mataram. Berakhirlah sejarah Kerajaan Galuh sebagai salah satu kerajaan Hindu di Indonesia.

Raja Kerajaan Galuh

  1. Wretikandayun (Rahiyangta ri Menir, 612-702 M)
  2. Mandiminyak atau Prabu Suraghana (702-709 M)
  3. Sanna atau Séna/Sannaha (709-716 M)
  4. Purbasora (716-723 M)
  5. Rakeyan Jambri/Sanjaya, Rakai Mataram/Harisdarma (723-732 M, Kerajaan Galuh bersatu dengan Sunda)
  6. Tamperan Barmawijaya (732-739 M)
  7. Sang Manarah (739-746 M)
  8. Rakeyan ri Medang (746-753 M)
  9. Rakeyan Diwus (753-777 M)
  10. Rakeyan Wuwus (777-849 M)
  11. Sang Hujung Carian (849-852 M)
  12. Rakeyan Gendang (852-875 M)
  13. Dewa Sanghiyang (875-882 M)
  14. Prabu Sanghiyang (882-893 M)
  15. Prabu Ditiya Maharaja (893-900 M)
  16. Sang Lumahing Winduraja (900-923 M)
  17. Sang Lumahing Kreta (923-1015 M)
  18. Sang Lumahing Winduraja (1015-1033 M)
  19. Rakeyan Darmasiksa (1033-1183 M)
  20. Sang Lumahing Taman (1183-1189 M)
  21. Sang Lumahing Tanjung (1189-1197 M)
  22. Sang Lumahing Kikis (1197-1219 M)
  23. Sang Lumahing Kiding (1219-1229 M)
  24. Aki Kolot (1229-1239 M)
  25. Prabu Maharaja (1239-1246 M)
  26. Prabu Bunisora (1357-1371 M)
  27. Mahaprabu Niskala Wastu Kancana (1371-1475 M)
  28. Dewa Niskala (1475-1483 M)
  29. Ningratwangi (1483-1502 M)
  30. Jayaningrat (1502-1528 M)
  31. Maharaja Cipta Sanghyang Di Galuh ( 1528-1595 M)

Wilayah Kerajaan Galuh

Ibu kota Kerajaan Galuh terletak di Karangkamulyan, Cijeungjing, Ciamis (612-702 M). Kemudian berpindah ke Saunggalah (669-1311 M) dan terakhir di Kawali (1311-1482 M).

Peninggalan Kerajaan Galuh

  • Prasasti Mandiwunga

Prasasti yang terbuat dari batu alam ini ditemukan di desa Cipadung, Kecamatan Cisaga, Ciamis pada tahun 1985. Prasasti tersebut memiliki tinggi 70 cm, lebar antara 14 hingga 26 cm, dengan ketebalan 4 hingga 10 cm. Prasasti berisikan lima baris kalimat jenis aksara Jawa Kuno di mana bagian ujung atas sudah patah ketika ditemukan.

Prasasti Mandiwunga ditemukan oleh Dirman Surachmat dan ditranskripsi ulang oleh Richadiana Kartakusuma di tahun 1991. Kini prasasti tersebut diletakkan di Museum Negeri Sri Baduga, Bandung, Jawa Barat.

  • Prasasti Cikajang

Seperti halnya namanya, prasasti ini ditemukan di lereng Gunung Cikuray sebelah barat daya. Tepatnya di sebuah perkebunan teh di wilayah Cikajang, Garut, Jawa Barat. Prasasti Cikajang berupa batu alam yang memiliki ukuran 1,5 x 1,5 meter. Tulisan pada prasasti ini sebanyak tiga baris dan ditulis dalam aksara serta bahasa Sunda kuno.

  • Prasasti Rumatak

Disebut juga Prasasti Geger Hanjuang, Prasasti Rumatak peninggalan Kerajaan Galuh ini ditemukan pada tahun 1877 di bukit Geger Hanjuang, Desa Linggawangi, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya. Lokasi penemuan tersebut termasuk ke dalam wilayah Gunung Galunggung.

Oleh sebab itu tak hanya memuat tentang sejarah Kerajaan Galuh saja, prasasti ini juga merupakan bukti nyata adanya Kerajaan Galunggung.

Prasasti Rumatak berupa batu pipih yang memiliki ukuran 85 x 62 cm2. Prasasti yang berisi tiga baris tulisan ini menggunakan aksara Kawi dengan bahasa Sunda Kuno. Kini Prasasti Rumatak disimpan di Museum Nasional Indonesia.

  • Prasasti Galuh

Prasasti Galuh berupa tulisan yang dipahatkan di batu kali yang berukuran tinggi 51 cm, lebar 33 cm, dan lebar antara 4 hingga 19 cm yang berisi tiga baris tulisan dengan aksara serta bahasa Sunda Kuno. Prasasti yang diperkirakan berasal dari abad 14-15 Masehi tersebut kini disimpan di Museum Nasional.

  • Candi Cangkuang

Candi yang terletak di Kampung Pula, Desa Cangkuang, Kabupaten Garut ini merupakan satu-satunya candi Hindu di Sunda. Candi ini ditemukan pertama kali tahun 1966 berdasarkan laporan Vorderman di buku Notulen Bataviaasch Genotschap terbitan 1893. Meskipun peninggalan agama Hindu, terdapat adanya pemakaman muslim di samping candi.

The post Kerajaan Galuh: Sejarah, Raja, Peninggalan dan Wilayah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
35 Kerajaan di Indonesia dan Peninggalannya https://haloedukasi.com/kerajaan-di-indonesia Sun, 19 Jul 2020 15:29:56 +0000 https://haloedukasi.com/?p=9025 Jauh sebelum Indonesia menjadi sebuah negara merdeka, Indonesia merupakan sebuah wilayah terdiri dari berbagai macam kerajaan yang banyak dipengaruhi oleh agama Hindu-Buddha dan Islam. Berikut adalah beberapa nama kerajaan yang ada di Indonesia beserta letak, corak, dan peninggalannya. No Nama Kerajaan Letak Corak Peninggalan 1 Kerajaan Kutai Muara Kaman, Kalimantan Timur (daerah hulu sungai Mahakam) […]

The post 35 Kerajaan di Indonesia dan Peninggalannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Jauh sebelum Indonesia menjadi sebuah negara merdeka, Indonesia merupakan sebuah wilayah terdiri dari berbagai macam kerajaan yang banyak dipengaruhi oleh agama Hindu-Buddha dan Islam.

Berikut adalah beberapa nama kerajaan yang ada di Indonesia beserta letak, corak, dan peninggalannya.

NoNama KerajaanLetakCorakPeninggalan
1Kerajaan KutaiMuara Kaman, Kalimantan Timur (daerah hulu sungai Mahakam)HinduPrasasti : Prasasti Muarakaman berbentuk Yupa

Lain-lain : Ketopong Sultan, Kalung Ciwa, Kalung Uncal, Kura-kura Emas, Pedang Sultan Kutai, Tali Juwita, Keris Bukit Kang, Kelambu Kuning, Singgasana Sultan, Meriam, Keramik Kuno Tiongkok, Gamelan Gajah Prawoto, Tombak,

Arca : Arca Bulus
2Kerajaan Tarumanegaradaerah Bekasi, di antara sungai Citarum dan Cisadane, Jawa BaratHinduPrasasti : Prasasti Ciaruteun (Prasasti Ciampea), Prasasti Kebonkopi, Prasasti Tugu, Prasasti Pasir Awi, Prasasti Muara Cianten, Prasasti Cidanghiang, Prasasti Jambu

Kitab suci : Kitab Veda

Lain-lain : alat-alat pertanian dan perdagangan yang terbuat dari batu, perisai berbentuk harnas, arca  
3Kerajaan Kalingga/Kerajaan Holing atau KalingJepara dan Pekalongan, Jawa TengahBuddhaPrasasti :  Prasasti Tuk Mas, Prasasti Sojomerto, Prasasti Upit

Candi : Candi Angin, Candi Bubrah

Arca : Arca Batara Guru,Narada,Togog, dan Wisnu

Tempat pemujaan : Bambang Sakri, Abiyoso, Jonggring Saloko, Sekutrem, Pandu Dewonoto, Kamunoyoso
4Kerajaan Kanjuruhan Jawa TimurHinduPrasasti : Prasasti Dinoyo

Candi : Candi Badut, Candi Karangbesuki  
5Kerajaan MelayuMuara Tebo, JambiHindu-BuddhaPrasasti : Prasasti Padang Roco, Prasasti Suruaso atau Prasasti Batu Bapahek, Prasasti Batusangkar atau Prasasti Suruaso II

Arca : Arca Amoghapasa
6Kerajaan Mataram Kuno Jawa TengahHindu-BuddhaPrasasti : Prasasti Sojomerto, Prasasti Tuk Mas, Prasasti Mantyasih, Prasasti Canggal, Prasasti Kalasan, Prasasti Klurak, Prasasti Kedu (Prasasti Balitung), Prasasti Ratu Boko  

Candi Syailendra Hindu : Candi Dieng (Candi Bima, Candi Puntadewa, Candi Arjuna, Candi Semar); Candi Gedongsongo; Candi Prambanan  

Candi Syailendra Buddha : Candi Kalasan, Candi Sari, Candi Ngawen, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Borobudur, Candi Sewu, Candi Plaosan, Candi Boko  

Kesenian : Wayang
7Kerajaan Medang KamulanTamwlang, dekat Jombang, Jawa TimurHindu-BuddhaPrasasti : Prasasti Mpu Sindok  

Hukum : Kitab hukum Siwasasana  

Karya Sastra : Kitab Mahabharata disadur ke dalam bahasa Jawa Kuno
8Kerajaan KahuripanJawa TimurHindu-BuddhaArca : Arca Airlangga  
Kesenian :  wayang  

Karya sastra : Kitab Arjunawiwaha
9Kerajaan SriwijayaJambi – PalembangBuddhaPrasasti : Prasasti Kedukan Bukit, Prasasti Talang Tuo, Prasasti Telaga Batu, Prasasti Kota Kapur, Prasasti Palas Pasemah, Prasasti Ligor, Prasasti Nalanda, Prasasti Karang Berahi, Prasasti Boom Baru

Patung : Patung Perunggu Maitriya Idi Komering,

Candi : Candi Muara Takus di dekat Sungai Kampar-Riau, Candi Muaro Jambi

Arca : Arca Buddha di daerah Bukit Siguntang

Situs : Candi Angsoka, Kolam Pinishi, Tanjung Rawa
10Kerajaan Singasarisebelah timur Gunung Kawi, Malang, Jawa TimurHindu-BuddhaCandi : Candi Singasari, Candi Jago, Candi Sumberawan, Candi Jawi, Candi Kidal,  

Arca : Arca Dwarapala, Arca Prajnaparamita, Mandala Amoghapasa, Arca Ganesha  

Prasasti : Prasasti Singasari, Prasasti Wurare, Prasasti Manjusri, Prasasti Mula Malurung, Prasasti Kudadu  

Fasilitas kerajaan : Pemandian Suci
11Kerajaan Kediri Daha (Kediri), Jawa TimurHindu-BuddhaCandi : Candi Tondowongso, Candi Panataran (Palah), Candi Gurah, Candi Mirigambar, Candi Tuban 

Arca : Arca Buddha Vajrasattva, Arca Syiwa 

Prasasti : Prasasti Kamulan, Prasasti Galunggung, Prasasti Jaring, Prasasti Panumbangan, Prasasti Talan, Prasasti Sirah Keting, Prasasti Kertosono, Prasasti Ngantang (Hantang), Prasasti Padelegan, Prasasti Ceker, Prasasti Desa Jepun, Prasasti Sukobumi

Karya sastra : Kitab Kakawin Bharatayudha, Kitab Kresnayana, Kitab Sumarasantaka, Kitab Gatotkacasraya, Kitab Smaradhana, Kitab Hariwangsa, Kitab Lubdaka 
12Kerajaan JanggalaJawa TimurHindu-BuddhaPrasasti : Prasasti Terep, Prasasti Pamwatan, Prasasti Turun Hyang II, Prasasti Malenga, Prasasti Banjaran, Prasasti Sumengka
13Kerajaan Majapahit Jawa TimurHindu-BuddhaCandi : Candi Sukuh, Candi Cetho, Candi Pari, Candi Jabung, Candi Brahu, Candi Tikus, Candi Surawana, Candi Wringin Branjang, Candi Sumberjati, Candi Sawentar, Candi Tlagawangi, Candi Penataran (Candi Candra Sengkala/Candi Brawijaya/Candi Ganesha, Candi Naga,

Prasasti : Prasasti Palah  

Lain-lain : Gapura Wringin Lawang, Gapura Bajang Ratu 

Karya sastra : Kitab Pararaton, Kitab Kidung, Kakawin Negarakertagama, Sutasoma, Kitab Arjunawijaya

Hukum : Kitab Kutaramanawa

Arca : Arca Raja Kertarajasa Jaya Wardana
14Kerajaan Galuhantara Sungai Citarum di sebelah barat dan Sungai Ci Serayu juga Cipamali (Kali Brebes) di sebelah timur., Jawa BaratHindu-BuddhaPrasasti : Prasasti Mandiwunga, Prasasti Cikajang, Prasasti Rumatak, Prasasti Galuh, Prasasti Kawali I,Prasasti Kawali II,Prasasti Kawali III, Prasasti Kawali IV, Prasasti Kawali V

Candi : Candi Cangkuang

Karya sastra : Carita Parahiyangan

Lain-lain : Situs Astana Gede Kawali  
15Kerajaan Prahajyan Sunda Jawa BaratHindu-BuddhaPrasasti : Prasasti Sanghyang Tapak 
16Kerajaan PajajaranGaluh dan Pakuan, Jawa BaratHindu-BuddhaPrasasti : Prasasti Canggal
17Kerajaan Buleleng Bali UtaraHindu-BuddhaPrasasti : Prasasti Prasasti Melatgede, Prasasti Blanjong, Prasasti Penampahan 

Tempat peribadatan : Pura Tirta Empul, Pura Penegil Dharma
18Kerajaan Kota Kapur Pulau BangkaHinduLain-lain : Situs Kota Kapur, benteng, sisa-sisa candi Hindu

Arca : Arca Dewa Wisnu, Arca Durga Mahissasuramardhini
19Kerajaan Samudra Pasaisebelah utara Perlak di daerah Lhok Seumawe sekarang (pantai timur Aceh), berbatasan langsung dengan Selat Malaka.IslamKarya sastra : Hikayat Raja-raja Pasai 

Lain-lain : Cakra Donya,  Makam Sultan Malik Al-Shaleh, Makam Sultan Muhammad Malik Al- Zahir, Makam Teungku Sidi Abdullah Tajul Nillah, Makam Teungku Peuet Ploh Peuet, Makam Ratu Al-Aqla (Nur Ilah), Stempel Kerajaan Samudra Pasai, Naskah Surat Sultan Zainal Abidin
20Kerajaan MalakaSebagian Malaysia dan sebagian RiauIslamTempat ibadah : Masjid Agung Deli, Masjid Raya Baitulrahman Aceh, Masjid Johor Baru
21Kerajaan Aceh DarussalamKutaraja (Banda Aceh sekarang).IslamTempat ibadah : Masjid Raya Baiturrahman, Masjid Tua Indrapuri

Taman Sari Gunongan, Benteng Indra Patra, Pinto Khop, Meriam, Makam Sultan Iskandar Muda,  Uang emas, Stempel Cap Sikureung, Pedang Aman Nyerang, Kerkhof

Karya sastra : Syarah al Asyiqin atau Minuman Para Pencinta, Asrar al Arifin atau Rahasia-Rahasia Para Gnostik, Daqa’iq atau Cahaya pada Kehalusan-Kehalusan, Bustan as Salatin atau Taman Raja-Raja, Taj as Salatin atau Mahkota Segala Raja-Raja.
22Kerajaan DemakDemak, Jawa TengahIslamTempat ibadah : Masjid Agung Demak

Lain-lain : Pintu Bledek, Soko Guru atau Soko Tatal, Bedug dan Kentingan, Situs Kolam Wudhu, Maksurah, Dampar Kencana, Piring Campa, Serambi Majapahit, Mihrab, Pawastren, Surya Majapahit

Makam : Makam Sunan Kalijaga 

Karya sastra : Babad Demak
23Kerajaan Pajang Jawa TengahIslamTempat ibadah : Masjid Laweyan 
24Kerajaan Mataram IslamYogyakartaIslamIstana : Keraton Surakarata, Keraton Mangkunegaran, Keraton Yogyakarta

Makam : komplek pemakaman raja-raja Mataram di Bukit Imogiri

Karya sastra : Babad Tanah Jawi, Serat Rama, Serat Bharatyudha, Serat Mintaraga, serta Arjuna Sastrabahu, Sera Menak yang disadur dari Hikayat Amir Hamzah, Serat Nitisastra Kakawin merupakan terjemahan Dewi Ruci, Serat Tajusalatin dan Anbiya yang merupakan terjemahan dari Taj as-Salatin, Serat Cabolek, Babad Giyanti     

Kebudayaan : Wayang kulit, tahlilan, halal bi halal, ziarah, sekatenan, tembangan, grebeg Maulid  

Tempat ibadah : Masjid Kotagede  

Lain-lain : Reruntuhan benteng, Kedhaton, Rumah Tradisional, Pasar Kotagede
25 Kerajaan BantenBantenIslamBangunan : benteng  Istana Surosowan, tempat pemandian, kolam, dan taman 

Tempat ibadah : Masjid Agung Banten, Masjid Kasunyatan

Makam : makam raja-raja Banten beserta keluarganya yang terletak di serambi kiri dan kanan Masjid Agung Banten
26Kerajaan CirebonCirebonIslamIstana : Keraton Kasepuhan Cirebon, Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan, Keraton Keprabon

Fasilitas kerajaan : Kereta Singa Barong Kasepuhan, Alun-alun Sangkala Buana atau Saptonan, Bangunan Mande Pengiring, Bangunan Mande Karesmen, Regol Pengada, Kutagara Wadasan dan Kuncung

Tempat ibadah : Masjid Sang Cipta Rasa, Tajuq Agung dan Bedug Samogiri, Masjid Agung Cirebon   

Makam : Makam Sunan Gunung Jati

Patung : Patung Macan Putih

Lain-lain : Mangkok kayu berukir
27Kerajaan Makassar/Kerajaan Gowa-Tallopantai barat semenanjung Sulawesi SelatanIslamKarya sastra : Lontara, Sanggala, I La Galigo, Papasang, Patturioloang, Kalindaqdaq, Tilapayo,   Rapang, Attoriolong, Elong, Pappaseng, dan Toloq.  

Alat transportasi : perahu Pinisi
28Kerajaan BanjarKalimantan SelatanHindu dan IslamIstana : Keraton Banjar 

Tempat ibadah : Masjid Sultan Suriansyah

Candi : Candi Agung di Amuntai (Kerajaan Banjar Hindu)

Lain-lain : Kompleks Makam Sultan Suriansyah, berbagai macam perkakas dan alat musik
29Kerajaan Ternatekepulauan MalukuIslamIstana : Istana Sultan Ternate
30Kerajaan Tidorekepulauan MalukuIslamIstana : Istana Sultan Tidore atau Kadato Kie
31Kerajaan PalembangKota Palembang dan sekitarnyaIslamKarya sastra : Hikayat Perang Palembang
32Kerajaan JambiJambiIslamLain-lain : Rumah Batu
33Kerajaan BimaBagian timur Pulau SumbawaIslamIstana : Istana Bima yang kini menjadi Museum Asi Mbojo  

Tempat ibadah : Masjid Sultan Muhammad Salahuddin atau Masjid Kesultanan Bima  

Lain-lain : Dana Taraha Mbojo yaitu Kompleks Pemakaman raja-raja dan sultan Kesultanan Bima
34Kerajaan Siak Sri IndrapuraNegeri Buantan, 10 km di hilir Kota Siak Sri Indrapura, sebelah timur laut PekanbaruIslamIstana : Istana Siak Sri Indrapura atau Istana Asseraiyah Hasyimiah  

Lain-lain : Situs Rumah Singgah Tuan Kadi  

Tempat Ibadah : Klenteng To Pe Kong, Masjid Syahabuddin
35Kerajaan ButonSulawesi TenggaraIslamLain-lain : Benteng Wolio

The post 35 Kerajaan di Indonesia dan Peninggalannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>