kerajaan kediri - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kerajaan-kediri Tue, 14 Jun 2022 00:41:37 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico kerajaan kediri - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kerajaan-kediri 32 32 12 Prasasti Peninggalan Kerajaan Kediri https://haloedukasi.com/prasasti-peninggalan-kerajaan-kediri Sun, 12 Jun 2022 16:32:14 +0000 https://haloedukasi.com/?p=35631 Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan di Indonesia yang berdiri pada tahun 1042. Kerajaan ini juga disebut sebagai kerajaan Panjalu dan terletak di Jawa Timur. Dasar agama yang dianut kerajaan ini adalah Hindu. Ada beberapa bukti peninggalan Kerajaan Kediri yang masih dapat ditemukan hingga saat ini. Berikut adalah beberapa peninggalan Kerajaan Kediri. 1. Candi Penataran […]

The post 12 Prasasti Peninggalan Kerajaan Kediri appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan di Indonesia yang berdiri pada tahun 1042. Kerajaan ini juga disebut sebagai kerajaan Panjalu dan terletak di Jawa Timur. Dasar agama yang dianut kerajaan ini adalah Hindu.

Ada beberapa bukti peninggalan Kerajaan Kediri yang masih dapat ditemukan hingga saat ini. Berikut adalah beberapa peninggalan Kerajaan Kediri.

1. Candi Penataran

Candi Penataran
Candi Penataran

Candi Penetaran merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Kediri yang dapat anda temukan di lereng Gunung Kelud, Blitar, Jawa Timur. Candi Penataran masih dijadikan tempat wisata dan terbilang cukup terawat dengan baik. Anda dapat menikmati beberapa candi lainnya, sungai, dan balai pendopo dalam kompleks Candi Penataran.

2. Candi Mirigambar

Candi Mirigambar
Candi Mirigambar

Candi Mirigambar merupakan candi lainnya yang berasal dari peninggalan kerajaan Kediri. Candi ini dapat anda temukan di Sumbergempol, Tulungagung. Menurut sejarahnya, Candi Mirigambar dibangun pada tahun 1214 Saka dengan relief ukuran unik yang menyerupai sosok perempuan dan laki-laki

3. Prasasti Jaring

Prasasti Jaring
Prasasti Jaring.

Prasasti Jaring dibuat oleh Kerajaan Kediri pada 19 November 1181 untuk menjelaskan pemberian permintaan penduduk dukuh melalui Sarapati dari Sarwajala. Isi prasasti tersebut merupakan sebuah harapan yang tidak dapat dipenuhi oleh raja Kerajaan Kediri sebelumnya.

Prasasti Jaring memiliki keunikannya sendiri, dimana setiap pejabat Kerajaan Kediri ditulis dengan nama-nama binatang. Beberapa contoh nama pejabat yang tertulis di prasasti ini adalah Menjangan Puguh, Agra Ox, dan Macan Kuning.

4. Prasasti Ngantang

Prasasti Ngantang
Prasasti Ngantang

Prasasti Ngantang merupakan peninggalan Kerajaan Kediri yang menjelaskan bahwa ada alokasi tanah bebas pajak yang diberikan oleh Jayabaya di Desa Ngantang.

Prasasti ini diminta oleh penduduk untuk dikirimkan ke Gajapada dan Nagapuspa. Melalui Mpungku Naiyayikarsana, naskah awal dituliskan dalam daun palem dan disalin kembali ke atas batu agar dapat dipersembahkan dengan layak ke Raja Jayabhaya sendiri.

Prasasti ini ditemukan di Desa Ngantang, Malang, dan sekarang tersimpan di Museum nasional.

5. Prasasti Kamulan

Prasasti Kamulan.
Prasasti Kamulan.

Prasasti Kamulan merupakan sebuah peninggalan Kerajaan Kediri yang ditemukan di desa Kamulan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Prasasti ini dibuat pada tahun 1194 AD atau 1116 Saka, saat Raja Kertajaya masih memegang tahta di Kerajaan Kediri.

Prasasti Kamulan berisikan sebuah cerita penciptaan Kabupaten Trenggalek di Kliwon, tepatnya pada hari Rabu 31 Agustus 1194. Tercatat nama Kediri yang diserang oleh raja Kerajaan Timur tanggal 31 Agustus 1191 pada prasasti tersebut.

6. Prasasti Talan

Prasasti Talan
Prasasti Talan

Prasasti Talan merupakan peninggalan Kerajaan Kediri yang ditemukan di Desa Gurit, Blitar, Jawa Timur. Prasasti ini dibuat pada tahun 1136 M atau tahun 1058 Saka. Isi utama dari prasasti ini adalah penentuan masuknya Desa Talan ke Wilayah Panumbang dan dibebaskan dari pajak.

Selain berisikan perjanjian tersebut, Prasasti Talan juga dilengkapi dengan patung Garudhamukalanca, dimana berbentuk tubuh manusia dengan sayap dan kepala elang.

7. Prasasti Galunggung

Prasasti Galunggung
Prasasti Galunggung

Prasasti Galunggung merupakan peninggalan Kerajaan Kediri yang ditemukan di Rejotangan, Tulungagung. Prasasti ini berukuran 160 x 80 x 75 cm dengan ukiran huruf Jawa Kuno dalam 20 baris. Isi tulisan prasasti ini tidak cukup terbaca karena ada beberapa bagian yang mengalami kerusakan.

Walaupun demikian, sebagian tahun yang masih dapat terbaca dalam prasasti ini tertulis 1123 Saka. Terdapat pula simbol lingkaran dengan gambar persegi panjang di dalam lingkaran tersebut. Selain itu, ada ditemukan pula beberapa logo atau gambar yang tidak dapat tersusun dan dimengerti artinya.

8. Kitab Kakawin Bharatayudha

Kitab Kakawin Bharatayudha
Kitab Kakawin Bharatayudha

Kitab Kakawin Bratayudha ditulis oleh Empu Sedah dan Empu Panulu pada tahun 1157. Kitab ini merupakan salah satu peninggakan Kerajaan Kediri yang cukup terkenal. Kitab ini menceritakan sebuah peperangan antara kaum Kurawa dan Pandawa.

Jika anda ingin melihat kitab ini, anda dapat menemukannya di Perpustakaan Dokumentasi Budaya Bali.

9. Kitab Kresnayana

Kitab Kresnayana
Kitab Kresnayana

Selain kitab sebelumnya, ada juga Kitab Kresnayana yang menjadi peninggalan Kerajaan Kediri. Banyaknya peninggalan kitab disebabkan karena kemajuan sastra pada masa kejayaan Kerajaan Kediri cukup pesat.

Kitab Kresnayana ditulis pada saat masa pemerintahan Raja Jayaswara. Pesan yang tertulis dalam kitab ini berupa riwayat hidup Krensa, seorang anak dengan kekuatan super yang suka menolong. Kitab ini dituliskan oleh Empu Triguna.

10. Kitab Samaradhana

Kitab Samaradhana
Kitab Samaradhana

Kitab Samaradhana merupakan kitab peninggalan Kerajaan Kediri lainnya yang ditulis oleh Empu Dharmaja. Kitab ini menceritakan sepasang suami istri yang hilang misterius karena api yang keluar dari ketiga mata Dewa Syiwa. Suami Istri ini merupakan Dewa Kama dan Dewi Ratih.

11. Kitab Arjuna Wiwaha

Kitab Arjuna Wiwaha

Kitab Arjuna Wiwaha, karya Empu Kanawa, juga diciptakan pada masa kejayaan Kerajaan Kediri, tepatnya pada masa pemerintahan Prabu Airlangga. Kitab ini mencerikan perkawinan Raja Airlangga dengan seorang putri dari Kerajaan Sriwijaya.

Jika anda ingin melihat kitab ini, anda dapat menemukannya di Perpustakaan Dokumentasi Budaya Bali.

12. Arca Buddha Vajrasattva

Arca Buddha Vajrasattva
Arca Buddha Vajrasattva

Selain Kitab, Candi, dan Prasasti, ada pula Arca Buddha Vajrasattva yang menjadi peninggalan Kerajaan Kediri. Arca atau patung ini dahulu digunakan sebagai media keagamaan dalam pemujaan dewa. Patung ini merupakan peninggalan Kerajaan Kediri abad ke-10 dan sekarang disimpan dalam Musem Fur Indische Kunst di Berlin, Jerman.

The post 12 Prasasti Peninggalan Kerajaan Kediri appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
26 Peninggalan Kerajaan Kediri dan Gambarnya https://haloedukasi.com/peninggalan-kerajaan-kediri Fri, 10 Jun 2022 03:16:01 +0000 https://haloedukasi.com/?p=35437 Sejarah Kerajaan Kediri Salah satu kerajaan Hindu Buddha yang pernah ada di Jawa Timur adalah Kerajaan Kediri. Disebut juga dengan Kerajaan Kadiri atau Panjalu, kerajaan ini adalah salah satu dinasti pecahan dari Kerajaan Kahuripan pimpinan Airlangga yang berlatar belakang wangsa Isyana. Pemecahan daerah kekuasaan itu terjadi karena dua putra Airlangga yang saling berebut tahta. Sri […]

The post 26 Peninggalan Kerajaan Kediri dan Gambarnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sejarah Kerajaan Kediri

Salah satu kerajaan Hindu Buddha yang pernah ada di Jawa Timur adalah Kerajaan Kediri. Disebut juga dengan Kerajaan Kadiri atau Panjalu, kerajaan ini adalah salah satu dinasti pecahan dari Kerajaan Kahuripan pimpinan Airlangga yang berlatar belakang wangsa Isyana.

Pemecahan daerah kekuasaan itu terjadi karena dua putra Airlangga yang saling berebut tahta. Sri Samarawijaya sebagai putra pertama mendapat Panjalu di sebelah barat. Sedangkan sang adik yang bernama Mapanji Garasakan mendapatkan bagian timur, yaitu Janggala yang beribukota di Kahuripan.

Ibukota Kerajaan Kediri adalah Daha yang dulunya sebelum dibagi bernama Dahanapura. Nama Kediri merupakan bahasa Sansekerta yang memiliki arti mengkudu.

Sebagai kerajaan yang sudah berdiri selama hampir 2 abad, sudah barang tentu meninggalkan banyak jejak peninggalan. Peninggalan Kerajaan Kediri yang telah ditemukan dan masih bisa dilihat hingga sekarang antara lain sebagai berikut.

Peninggalan Kerajaan Kediri

1. Candi Penataran

Candi Penataran
Candi Penataran

Candi yang terletak di sebelah utara Kota Blitar ini merupakan salah satu candi paling megah di Jawa Timur. Terletak di bagian barat daya lereng Gunung Kelud, Candi Penataran merupakan candi yang dikunjungi Hayam Wuruk ketika berkeliling Jawa Timur.

Prasasti yang ditemukan saat penggalian candi menceritakan tentang pembangunan candi sekitar abad 12 hingga 14 M. Tepatnya dilakukan pada masa pemerintahan Raja Srengga hingga masa Raja Wikramawardhana.

2. Candi Tondowongso

Candi Tondowongso
Candi Tondowongso

Candi ini merupakan candi peninggalan pertama dari Kerajaan Kediri sebagai salah satu kerajaan di Indonesia. Candi yang dibangun di abad 9 M ini terletak di Desa Gayam, Kecamatan Gurah, Kediri.

3. Candi Mirigambar

Candi Mirigambar
Candi Mirigambar

Peninggalan Kerajaan Kediri lain yang juga terletak di Tulungagung adalah Candi Mirigambar. Tepatnya di Desa Mirigambar, Kecamatan Sumbergempol.

Candi yang kemungkinan dibangun antara tahun 1214 dan 1310 Saka ini terbuat dari batu bata merah seperti candi Jawa Timur pada umumnya.

4. Candi Gurah

Candi Gurah
Candi Gurah

Candi yang terletak di Kecamatan Gurah, Kediri ini ditemukan tahun 1957. Candi peradaban hindu budha di nusantara yang berbentuk persegi dengan ukuran 9 x 9 meter ini terletak hanya 2 km jauhnya dari Candi Tondowongso.

5. Candi Tuban

Memiliki nasib yang berbeda dengan candi lain yang telah ditemukan, Candi Tuban tidak lagi memiliki struktur bagian atas yang dapat dilihat.

Candi ini hanya menyisakan bagian pondasinya saja yang sudah ditimbun kembali oleh tanah karena hampir pasti tidak dapat dibangun lagi. Candi Tuban memiliki jarak sejauh 500 meter dari Candi Mirigambar.

6. Arca Buddha Vajrasattva

Arca Buddha Vajrasattva
Arca Buddha Vajrasattva

Arca yang dapat ditemukan di Museum fur Indische Kunst, Berlin, Jerman merupakan arca Kerajaan Kediri di era abad ke 10 atau 11.

7. Prasasti Jaring

Prasasti Jaring
Prasasti Jaring

Menceritakan tentang harapan masyarakat yang tidak dapat terpenuhi oleh Raja sebelumnya, Prasasti Jaring ini dibuat pada 19 November 1181.

Selain itu prasasti ini juga memberi informasi mengenai para pejabat Kediri yang memiliki gelar dengan nama hewan, seperti misalnya Menjangan Puguh dan Macan Kuning.

8. Prasasti Kamulan

Prasasti Kamulan
Prasasti Kamulan

Prasasti peninggalan Kerajaan Kediri yang dibuat pada tahun 1194 ini ditemukan di Desa Kamulan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Prasasti bersejarah ini berisi mengenai informasi pembangunan Kabupaten Trenggalek yang terjadi pada 31 Agustus 1194.

9. Prasasti Pandelegan

Prasasti Pandelegan
Prasasti Pandelegan

Prasasti yang memuat tanggal 11 Januari 1117 ini berisikan tentang orang Padegel yang mengabdi pada Raja Kameshwara. Prasasti Pandelegan memiliki bentuk melengkung di ujung dan berukuran tinggi 145 cm, lebar 70 dan 80 cm, serta tebal 18 cm.

10. Prasasti Ngantang

Prasasti Ngantang
Prasasti Ngantang

Prasasti yang dibuat pada tahun 1057 ini ditemukan di Desa Ngantang, Kabupaten Malang. Prasasti ini berisikan tentang dibebaskannya pajak oleh Raja Jayabaya pada masyarakat Hantang yang telah berjasa untuk Kerajaan Kediri.

11. Prasasti Sirah Keting

Prasasti Sirah Keting
Prasasti Sirah Keting

Prasasti ini memuat cerita tentang tanah yang diberikan oleh Raja Jayawarsa kepada masyarakat Desa Sirah Keting atas bakti pengabdian untuk Kerajaan Kediri.

12. Prasasti Panumbangan

Prasasti Panumbangan
Prasasti Panumbangan

Prasasti ini diresmikan pada 2 Agustus 1120 oleh Maharaja Bameswara. Desa Panumbangan disebut juga Sima Swatantra yang memiliki arti desa bebas pajak.

13. Prasasti Galunggung

Prasasti Galunggung
Prasasti Galunggung

Prasasti bernama Galunggung ditemukan di Rejotangan, Tulungagung. Prasasti yang berisi 20 baris tulisan berhuruf Jawa Kuno ini memiliki ukuran 80×75 cm dan tinggi 160 cm.

Sayangnya tulisan yang terpahat di prasasti sudah tidak terlalu jelas dan sulit dibaca, hanya terdapat tahun yang jelas, yakni 1123 Saka. Selain tulisan, terdapat juga tanda berbentuk lingkaran dengan persegi panjang di dalamnya serta beberapa grafis lain.

14. Prasasti Kertosono

Prasasti Kertosono
Prasasti Kertosono

Prasasti ini memuat tentang berbagai topik agama pada masa pemerintahan Raja Kameshwara.

15. Prasasti Talan

Prasasti Talan
Prasasti Talan

Dibuat pada tahun 1136 M, Prasasti Talan ini pertama kali ditemukan di Desa Gurit, Blitar. Prasasti ini berisikan tentang desa Talan yang amsuk ke daerah bebas pajak bernama Panumbang. Selain itu di dalam prasasti juga terdapat ukiran Garudhamulakanca menggambarkan tubuh manusia bersayap dan berkepala elang.

16. Prasasti Ceker

Prasasti Ceker
Prasasti Ceker

Salah satu peninggalan Kerajaan Kediri ini adalah gambaran hadiah dari Raja untuk rakyat yang telah mengabdi bagi kemajuan Kerajaan Kediri.

17. Kitab Mahabrata

Kitab yang ditulis oleh Resi Wiyasa ini berkisah tentang perselisihan anak turun Raja Bharata dari Hastinapura, yaitu Pandawa sebagai pihak protagonis dengan Kurawa sebagai pihak antagonis. Peperangan yang akhirnya dimenangkan oleh pihak Pandawa ini terjadi di lapangan Kurusetra.

18. Kitab Kakawin Baratayudha

Kitap yang ditulis oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh di abad 12 M ini menceritakan tentang perang saudara Pandhawa dan Kurawa. Banyak ahli yang menyimpulkan kisah ini terinspirasi oleh perang perebutan kekuasaan antara Pangjalu dan Daha di Kadiri.

19. Kitab Arjunawiwaha

Ditulis oleh Mpu Kanwa di abad 10 M, kitab ini berisikan tentang kisah Arjuna yang sedang bertapa di Pegunungan Mahameru. Arjuna kemudian diuji oleh para Dewa dengan didatangkan 7 bidadari, namun mereka gagal.

Akhiranya Batara Indra datang menemui Arjuna untuk berdiskusi soal agama. Kemudian datanglah juga Batara Siwa yang member tugas Arjuna untuk membunuh Niwatakawaca, raksasa pengganggu kahyangan.

Arjuna pun berhasil melaksanakan tugas dan dianugerahi 7 bidadari oleh para Dewa.

20. Kitab Gatutkacasraya

Selain menulis Kitab Mahabrata dan Hariwangsa, Mpu Panuluh juga menulis Kitab Gatutkacasraya. Kitab ini berisi tentang pernikahan putra Arjuna yang bernama Abimayu dengan Siti Sundari berkat bantuan dari putra Bima yang bernama Gatotkaca.

21. Kitab Hariwangsa

Kitab yang bercerita mengenai sejarah asal usul Kresna ini ditulis oleh Mpu Panuluh. Kresna adalah sepupu Pandhawa yang menjabat sebagai penasehat perang Bharatayudha.

22. Kitab Kresnayana

Kitab karya sastra peninggalan kerajaan Kediri yang mengisahkan tentang pernikahan antara Kresna dan Dewi Rukmini ini ditulis oleh Mpu Triguna. Kitab Kresnayana ditulis tahun 1104-1115 pada masa kepemimpinan Raja Jayaswara di Kerajaan Kediri.

23. Kitab Samaradhana

Kitab peninggalan Kerajaan Kediri yang ditulis oleh Mpu Darmaja ini bercerita tentang lenyapnya pasangan suami istri bernama Dewa Kama dan Dewi Ratih disebabkan semburan api dari mata ketiga Dewa Syiwa. Akhirnya Kama dan Ratih melakukan pengembaraan di dunia untuk menggoda manusia.

24. Kitab Lubdaka dan Warasancaya

Kitab yang bercerita tentang seorang pemburu bernama Lubdaka ini ditulis oleh Mpu Tan Akung pada abad 11 M. Cerita ini berupa saduran dari kisah mitologi India yang berkaitan erat dengan upacara keagamaan Shiwaratri.

25. Kitab Chu Fang Chi

Kitab yang ditulis pada tahun 1225 M oleh Chau Ju Kua ini bercerita tentang dua kerajaan besar di Asia Tenggara, yaitu Sriwijaya dan Jawa. Cerita di dalamnya termasuk sifat rakyat kedua kerajaan dan juga keadaan tanah jajahan mereka pada saat itu.

26. Kitab Ling Way Taita

Tidak kalah dengan kitab peninggalan Kerajaan Majapahit, kitab yang ditulis oleh Chou Ku Fei tahun 1178 M ini mengisahkan tentang gambaran tata pemerintahan dan keadaan istana di masa kejayaan Kerajaan Kediri.

The post 26 Peninggalan Kerajaan Kediri dan Gambarnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Karya Sastra Peninggalan Kerajaan Kediri Beserta Penjelasannya https://haloedukasi.com/karya-sastra-peninggalan-kerajaan-kediri Tue, 23 Mar 2021 03:39:10 +0000 https://haloedukasi.com/?p=23055 Kerajaan Kediri merupakan kerajaan Hindu yang berdiri sekitara abad ke-11 sampai awal abad ke-13. Kerajaan Kediri mulanya dikenal sebagai Kerajaan Panjalu yang merupakan pecahan dari Kerajaan Mataram di Jawa Timur warisan Raja Airlangga. Saat itu di tahun 1042 M, Airlangga membagi kerajaannya menjadi dua, yaitu Jenggala dan Panjalu (Kediri). Namun sayangnya Kerajaan Jenggala tersebut berhasil […]

The post 4 Karya Sastra Peninggalan Kerajaan Kediri Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kerajaan Kediri merupakan kerajaan Hindu yang berdiri sekitara abad ke-11 sampai awal abad ke-13. Kerajaan Kediri mulanya dikenal sebagai Kerajaan Panjalu yang merupakan pecahan dari Kerajaan Mataram di Jawa Timur warisan Raja Airlangga. Saat itu di tahun 1042 M, Airlangga membagi kerajaannya menjadi dua, yaitu Jenggala dan Panjalu (Kediri).

Namun sayangnya Kerajaan Jenggala tersebut berhasil ditaklukan oleh Kediri sekitar tahun 1135 M. Sebagaiman kerajaan besar pada umumnya, Kerajaan Kediri meninggalkan sebuah peninggalan kuno berupa kitab atau yang disebut sebagai kakawin.

Kitab-kitab pada masa Kerajaan Kediri berisi mengenai kisah-kisah heroik pewayangan dan dewa-dewa di antaranya, Kakawin Bharata Yuddha, Kakawin Kresnayana, Kakawin Sumanasantaka, dan Kakawin Smara Dahana.

1. Kakawin Barathayudha

Kakawin Barathayudha

Kitab ini berisi tentang kisah heroik Pandawa dan Kurawa dalam kisah Mahabharata. Bharatayuddha merupakan perang besar antara Pandawa dan Kurawa dalam memperebutkan kerajaan Hastina.

Kakawin Bharata Yuddha mulai digubah pada tahun 1157 M oleh Mpu Sedah dan diselesaikan oleh Mpu Panuluh. Saat itu Kediri berada dalam masa pemerintahan Raja Jaya Bhaya.

2. Kakawin Kresnayana

Kakawin Kresnayana

Kresnâyana (Sanskerta: कृष्णायण kṛṣṇâyaṇa) secara harafiah berarti perjalanan Kresna, maksudnya perjalanannya ke negeri Kundina, tempat sang Rukmini. Kitab ini menceritakan tentang kisah Kresna yang menikahi Rukmini, putri Kerajaan Kundina, setelah berhasil mengalahkan rivalnya.

Kresnayana ditulis oleh Mpu Triguna di masa pemerintahan Raja Warsa Jaya pada awal abad ke-12. Kisah Kresnayana terdapat pada relief Candi Panataran.

3. Kakawin Sumanasantaka

Kakawin Sumanasantaka

Kitab ini berisi tentang sejarah legendaris leluhur Rama, berupa kelahiran dari ayahnya Dasaratha anak Raja Aja dari Widarbha dan seorang Bidadari.

Sumansantaka ditulis Mpu Monaguna yang hidup semasa pemerintahan Raja Warsa Jaya. Jadi, kitab ini memiliki waktu penulisan yang sama dengan Kresnayana yaitu pada awal abad ke-12.

Pujangga Kediri ini menuliskan kakawin epik karyanya berdasarkan mahākāvya Raghuvaṃśa karya Kālidāsa, seorang penyair terkenal abad ke-5 dari India. Kakawin dari periode Jawa timur ini dimulai dengan bait pemujaan, diikuti narasi, dan diakhiri epilog. Kakawin Sumanasantaka memiliki panjang lebih dari seribu seratus bait. Pemujaan dalam kakawin ini hanya terdiri atas dua bait dan epilog dari tiga bait yang relatif pendek.

4. Kakawin Smaradahana

Kakawin Smaradahana

Kitab ini menceritakan kisah Dewa Siwa yang memiliki putra Ganesa dengan istrinya Uma. Siwa marah atas gangguan dari Kama Jaya dengan kehidupan pertapaannya, yang kemudian membakar sang Dewa Cinta Kama Jaya dengan mata ketiganya.

Ganesa lahir dengan tujuan untuk membantu dewa-dewa melawan raja iblis, Nila Rudraka yang pada akhirnya dapat dikalahkan. Kitab ini ditulis Mpu Dharmaja pada masa pemerintahan Raja Kameswara yang berkuasa pada sekitar akhir abad ke-12.

Dalam kitab Smaradahana, disebut-sebut nama Raja Kediri Prabu Kameswara yang merupakan titisan Dewa Wisnu yang ketiga kalinya dan berpermaisuri Sri Kirana Ratu putri dari kerajaan Jenggala.

The post 4 Karya Sastra Peninggalan Kerajaan Kediri Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sejarah Kerajaan Kediri – Raja dan Peninggalannya https://haloedukasi.com/sejarah-kerajaan-kediri Wed, 05 Feb 2020 06:47:25 +0000 https://haloedukasi.com/?p=3708 Kerajaan Kediri atau disebut Kerajaan Panjalu berpusat di kota Kediri. Letaknya satu pulau dengan kerajaan Cirebon yang ada dipulau Jawa. Kerajaan Kediri termasuk kerajaan bercorak Hindu, selain kerajaan Singasari, kerajaan Pajajaran, dan kerajaan Kutai. Kerajaan ini terkenal akan konflik untuk mencari penguasa tunggal. Berikut ini pembahasan sejarah Kerajaan Kediri. Latar Belakang Kerajaan Kediri Bermula dari […]

The post Sejarah Kerajaan Kediri – Raja dan Peninggalannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kerajaan Kediri atau disebut Kerajaan Panjalu berpusat di kota Kediri. Letaknya satu pulau dengan kerajaan Cirebon yang ada dipulau Jawa.

Kerajaan Kediri termasuk kerajaan bercorak Hindu, selain kerajaan Singasari, kerajaan Pajajaran, dan kerajaan Kutai.

Kerajaan ini terkenal akan konflik untuk mencari penguasa tunggal. Berikut ini pembahasan sejarah Kerajaan Kediri.

Latar Belakang Kerajaan Kediri

Bermula dari Raja Airlangga penguasa Kerajaan Medang Kamulan atau Kerajaan Mataram Kuno yang memiliki dua putra, yakni Samarawijaya dan Mapanji Grasakan.

Kedua putra ini saling bersaing ingin memperebutkan kekuasaan dan tahta.

Untuk menengahi persaingan, Raja Airlangga pun membagi wilayah kerajaannya, yakni wilayah barat untuk Samarawijaya yang dinamakan Kerajaan Panjalu dan timur dekat Sungai Brantas untuk Mapanji Grasakan yang dinamakan Kerajaan Jenggala.

Namun, tetap ada persaingan di antara mereka, bahkan terjadi perang saudara antara Kerajaan Panjalu dan Jenggala hampir 60 tahun.

Perseteruan berakhir dan dimenangkan Raja Jayabaya, yang memimpin Kerajaan Panjalu.

Untuk mengenang kemenangan ini, Raja Jayabaya didokumentasikan di Prasasti Ngantang yang berisi “panjalu hayati”. Artinya, Panjalu menang.

Selain itu, Raja Jayabaya mengeluarkan Jangka Jayabaya atau ramalan Jawa.

Tidak hanya itu, Raja Jayabaya juga meminta Empu Sedah dan Empu Panuluh untuk menulis Kitab Bharatayuda.

Kitab ini berisi cerita kemenangan Kerajaan Panjalu dan Kerajaan Jenggala.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, nama Kerajaan Panjalu pun berubah menjadi Kerajaan Kediri.

Karena, ibu kota pindah ke Kediri dari Dahanapura. Dengan penguasa Raja Jayabaya, ia menjadi pemimpin populer di masanya.

Raja-raja yang Pernah Menjabat di Kerajaan Kediri

1. Airlangga (1009-1042)

Raja Airlangga atau Erlangga memiliki dua putra, yakni Samarawijaya dan Mapanji Grasakan.

Kedua putra ini diberi dua wilayah yang nantinya menjadi Kerajaan Panjalu (Kediri) dan Kerajaan Jenggala.

2. Samarawijaya (1042)

Sebagai putra Raja Airlangga, Samarawijaya turut menjadi pendiri Kerajaan Panjalu atau Kerajaan Kediri.

Pemerintahannya dimulai saat adanya pemisahan kerajaan yang dilakukan Raja Airlangga pada tahun 1042. Ini tercatat pula di Prasasti Pamwatan.

3. Sri Jayawarsa (1104-1115)

Sri Jayawarsa disebut dalam Prasasti Sirah Keting yang dibuat pada 1104. Sri Jayawarsa merupakan raja yang giat memajukan sastra.

Karena itu, Sri Jayawarsa dikenal dengan gelar Sastra Prabu atau Raja Sastra.

Pada masa pemerintahannya, terbit Kitab Kresnayana yang dikarang Empu Triguna.

4. Sri Bameswara (1115-1135)

Sri Bameswara disebut di Prasasti Pandegelan 1 (1116-1117), Prasasti Panumbangan (1120), dan Prasasti Tangkilan (1130). Prasasti tersebut kebanyakan ditemukan di daerah Tulungagung dan Kertosono.

Dalam prasasti tersebut, Sri Bameswara disebutkan bahwa ia adalah pemimpin yang peduli terhadap masalah keagamaan. Sehingga, keadaan pemerintahnya pun berjalan cukup baik.

5. Prabu Jayabaya (1135-1157)

Nama Prabu Jayabaya atau Raja Jayabaya disebut di Prasasti Ngantang (1135), Prasasti Talan (1136), dan Kitab Bharatayudha (1157).

Raja Jayabaya menjadi raja populer yang dikenang rakyatnya, karena Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaan di bidang pemerintahan, hukum, sastra, ekonomi, dan sosial masyarakat.

6. Sri Sarwewara (1159-1169)

Sri Sarwewara disebut pada Prasasti Pandegelan II (1159) dan Prasasti Kahyunan (1161).

Ia disebut sebagai pemimpin yang taat beragama dan berbudaya.

Tidak hanya itu, Sri Sarwewara memegang prinsip moksa, yakni prinsip yang menjunjung jalan kebenaran sebagai arah kesatuan.

7. Sri Aryeswara (1169-1181)

Sri Aryeswara disebutkan di Prasasti Angin yang dibuat pada tahun 1171 dan Prasasti Meleri pada tahun 1169.

Ia bergelar Sri Maharaja Rake Hino Sri Aryeswara Madhusudanawatara Arijamuka.

Sri Ayeswara memimpin Kerajaan Kediri dengan lambang Ganesha.

8. Sri Gandara (1181-1182)

Sri Gandara atau Sri Gandra disebutkan dalam Prasasti Jaring (1181) dengan masa pemerintahan sekitar satu tahun.

Pada masa pemerintahannya, angkatan laut cukup kuat. Sehingga Sri Gandra bergelar Senopati Sarwojala, artinya Senopati yang menguasai seluruh lautan.

Sri Gandra pun menguasasi lautan Nusantara bagian timur, yang saat itu juga dikuasai Kerajaan Sriwijaya.

9. Sri Kameswara (1182-1194)

Sri Kameswara disebutkan dalam Prasasti Ceker (1182) dan Kitab Smaradhana.

Dalam Kitab Smaradhana, Sri Kameswara dikisahkan sebagai sosok yang menikahi putri Kerajaan Jenggala.

Pada masa Sri Kameswara, perkembangan seni sastra cukup signifikan. Bahkan, saat itu terkenal cerita Panji Semirang.

10. Sri Kertajaya (1190-1222)

Sebagai raja terakhir, Sri Kertajaya atau Raja Kertajaya dimuat dalam:

  • Prasasti Galunggung (1194)
  • Prasasti Kamulan (1194)
  • Prasasti Palah (1197)
  • Prasasti Wates Kulon (1205).

Tidak hanya itu, nama Raja Kertajaya juga tertulis di Kitab Negarakertagama dan Kitab Pararaton. Dan dikenal sebagai dandang gendis.

Raja Kertajaya merupakan raja pertama yang mengambil hak-hak kaum Brahmana, dengan meminta mereka menyembahnya.

Di masa itu, performa Kerajaan Kediri menurun akibat pertentangan tersebut.

Masa Kejayaan Kerajaan Kediri

Masa kejayaan Kerajaan Kediri dimulai pada masa pemerintahan Raja Jayabaya.

Daerah kekuasaannya meluas hampir seluruh daerah di Pulau Jawa.

Bahkan, pengaruh Kerajaan Kediri masuk ke Pulau Sumatera yang saat itu dikuasai Kerajaan Sriwijaya.

Hal itu diperkuat ketika sebuah catatan kronik yang ditulis Zhou Kufei tahun 1178 dari Cina, menceritakan negeri paling kaya pada masa Kerajaan Kediri yang dipimpin Raja Jayabaya.

Dari segi kehidupan ekonomi, Kerajaan Kediri disebut negeri yang subur dan makmur.

Karena bergantung dengan aliran Sungai Brantas, terletak di kaki gunung Kelud (sebelum pindah ke Kediri), dan hasil pertanian yang melimpah.

Hasil pertanian ini diangkut perahu lewat Sungai Brantas menuju Jenggala, dekat Surabaya.

Tidak hanya itu, perkebunan kapas pun melimpah dan didukung dengan budidaya ulat sutra.

Untuk menopang penghasilan, diberlakukan sistem pajak dan untuk mengatur kerajaan dan sistem hukumnya, dikeluarkanlah kitab-kitab hukum seperti Kitab Bharatayuda, Gathotkacasraya, dan Hariwangsa.

Sedangkan untuk karya sastra, muncul kitab-kitab seperti Kitab Wertasancaya, Kitab Smaradhahana, Kitab Lubdaka yang terbit pada masa pemerintahan Kameswara.

Sebab Runtuhnya Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri runtuh karena konflik internal di pemerintahan Raja Kertajaya.

Pada saat itu, Raja Kertajaya menentang ajaran Hindu. Raja Kertajaya mulai mengurangi hak-hak dari kaum Brahmana.

Selain itu, Raja Kertajaya meminta kaum Brahmana untuk menyembahnya seperti dewa.

Alasannya, ia merasa sakti, hingga mampu duduk bersila di tombak tajam yang berdiri tanpa terluka.

Raja Kertajaya juga yakin kalau dirinya hanya mampu dikalahkan Dewa Siwa, yakni salah satu dari tiga dewa utama Trimurti dalam agama Hindu.

Karena itu, kaum Brahmana menentangnya. Raja Kertajaya pun mengancam untuk membunuh siapapun yang tidak menyembahnya.

Akhirnya, kaum Brahmana meminta tolong pada penguasa dari Tumapel, Ken Arok.

Kebetulan Ken Arok juga memimpin Kerajaan Kediri, dan memiliki ambisi untuk menguasai seluruh Jawa Timur. Ken Arok pun menyetujuinya.

Akhirnya, terjadilah Pertempuran Ganter yang dilakukan oleh Ken Arok dan Raja Kertajaya. Pertempuran ini terjadi di Desa Ganter pada abad ke-13.

Pertempuran ini dimenangkan Ken Arok, kemudian ia mendirikan Kerajaan Singasari pada tahun 1222.

Peninggalan Kerajaan Kediri

  • Candi Penataran

Candi Penataran adalah candi yang terletak di barat daya lereng Gunung Kelud, utara kota Blitar.

Candi Penataran dibangun pada pemerintahan Raja Srengga – Raja Wikramawardhana sekitar abad 12-14 Masehi.

  • Candi Gurah

Candi Gurah ditemukan di Kecamatan Gurah, Kediri, Jawa Timur. Candi ini mulanya ditemukan pada tahun 1957.

Letak Candi Gurah terletak persis 2 km dari Candi Tondowongso.

  • Candi Tondowongso

Candi Tondowongso adalah candi yang berada di Desa Gayam, Kecamatan Gurah, Kediri dan dibangun sekitar abad ke-9, saat perpindahan pusat politik dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.

Candi Tondowongso merupakan situs peninggalan terbesar yang ditemukan pada awal tahun 2007.

Penemuan candi ini diawali dengan penemuan arca oleh perajin batu bata di daerah setempat.

  • Candi Tuban

Candi Tuban terletak di lapangan Desa Mirigambar, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung, Jawa Timur.

Candi Tuban berjarak 500 meter dari Candi Mirigambar. Namun sudah luluh lantah dan hanya tersisa pondasi saja.

  • Arca Buddha Vajrasattva

Arca Buddha Vajrasattya dibangun pada abad ke-10 atau 11 Masehi. Namun, peninggalan arca ini dipindahkan ke Museum Indische Kunst di Berlin-Dahlem, Jerman.

  • Prasasti Kamulan

Prasasti Kamulan terletak di Desa Kamulan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

Prasasti Kamulan dibangun pada tahun 1194 atau 1116 Saka, saat pemerintahan Raja Kertajaya.

Prasasti Kamulan berisi informasi mengenai pembangunan Kabupaten Trenggalek pada tahun 1194.

Selain itu, juga memuat nama Kediri yang diserang Kerajaan Jenggala pada 1191.

  • Prasasti Galunggung

Prasasti Galunggung ditemukan di daerah Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Prasasti Galunggung ditulis dengan aksara Jawa Kuno dengan keadaaan tulisan yang tidak terlalu jelas dibaca.

  • Prasasti Jaring

Prasasti Jaring dibuat pada tahun 1181 pada masa Raja Sri Gandra. Prasasti Jaring memuat sejumlah nama-nama pejabat dengan menggunakan nama hewan. Misalnya Kebo Waruga dan Tikus Jinada.

  • Prasasti Panumbangan

Prasasti Panumbangan adalah prasasti yang dibuat oleh Sri Bameswara pada tahun 1120.

Panumbangan atau Panumbang merupakan wilayah bebas pajak yang disebut sebagai Siwa Swatantra.

Isi Prasasti Panumbangan yakni tentang permohonan penduduk Desa Panumbangan agar piagam penetapan desa mereka sebagai wilayah bebas pajak ditulis di daun lontar dan batu.

  • Prasasti Sirah Keting

Prasasti Sirah Keting dibuat pada tahun 1104 dengan aksara Jawa Kuno. Prasasti Sirah Keting memuat tentang pemberian hadiah tanah pada rakyat desa yang dilakukan Raja Jayawarsa. kerajaan

  • Prasasti Talan

Prasasti Talan terletak di Desa Gurit, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Prasasti Talan dibuat sekitar tahun 1136 atau 1058 Saka.

Prasasti Talan berisi tentang masuknya Desa Talan ke wilayah Panumbang. Wilayah Panumbang merupakan salah satu wilayah bebas pajak.

Prasasti Talan juga menampilkan ukiran Garudamukalanca, yakni patung berbentuk tubuh manusia dengan sayap dan berkepala elang.

The post Sejarah Kerajaan Kediri – Raja dan Peninggalannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>