kerajaan kutai - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kerajaan-kutai Tue, 21 Jun 2022 03:11:52 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico kerajaan kutai - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kerajaan-kutai 32 32 10 Peninggalan Kerajaan Kutai dan Sejarahnya https://haloedukasi.com/peninggalan-kerajaan-kutai Tue, 21 Jun 2022 03:11:50 +0000 https://haloedukasi.com/?p=35330 Kerajaan Kutai merupakan kerajaan tertua yang ada di Indonesia. Selain sebagai kerajaan tertua di Indonesia, kerajaan kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Sejarah Kerajaan Kutai Diperkirakan kerajaan kutai merupakan kerajaan tertua dan kerajaan hindu tertua di Indonesia yang berdiri pada 400-500 Sebelum Masehi. Kerajaan ini merupakan perhubungan antara perdagangan dengan India, walaupun diketahui bahwa […]

The post 10 Peninggalan Kerajaan Kutai dan Sejarahnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan tertua yang ada di Indonesia. Selain sebagai kerajaan tertua di Indonesia, kerajaan kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia.

Sejarah Kerajaan Kutai

Diperkirakan kerajaan kutai merupakan kerajaan tertua dan kerajaan hindu tertua di Indonesia yang berdiri pada 400-500 Sebelum Masehi. Kerajaan ini merupakan perhubungan antara perdagangan dengan India, walaupun diketahui bahwa kerajaan kutai berada pada jalur perdagangan Nusantara.

Salah satu bentuk diketahui bahwa kerajaan kutai memiliki kerjasama dengan perdagangan India yaitu ditemukannya Prasasti Yupa. Prasasti Yupa merupakan monumen batu yang dituliskan dengan bahasa Sansekerta.

Pengertian bahasa sansekerta merupakan bahasa klasik yang berasal dari India dan merupakan bahasa yang memiliki kepercayaan kepada Tuhan Buddha, Hindu, dan Jainisme.

Kudungga merupakan pendiri Kerajaan Kutai, ia dikenal seorang pembesar di Kerajaan Champa yang terletak di Kamboja. Pada masa Kudungga Kerajaan Kutai belum menggunakan sistem pemerintahan yang teratur dan sistematis.

Setelah pemerintah Kudungga, kemudian dilanjutkan oleh anaknya yaitu Aswawarman. Pada masa Aswawarman ia pandai untuk mengatur sistem kerajaan yang teratur dan sistematis, sehingga ia diberi gelar Wangsakerta yang artinya pembentuk keluarga raja.

Kemudian Aswawarman dikenal sebagai raja pertama yang menganut agama Hindu, sedangkan pada masa Kudungga ia masih belum menganut agama Hindu dan lebih dikenal sebagai kepala suku. Setelah masa Aswawarman, dilanjutkan oleh anak sulungnya yaitu Mulawarman.

Mulawarman lebih dikenal sebagai pendiri Kerajaan Kutai karena mampu menstabilkan pemerintah Kerajaan Kutai, dan masa kejayaan Kerajaan Kutai ada pada masa Mulawarman.

Setelah masa kejayaan pada pemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai mengalami keruntuhan disaat Kesultanan Kutai yang menganut agama Islam berhasil menaklukkan Kerajaan Kutai Martadipura. Pada tahun 1635, pemimpin terakhir Kerajaan Kutai yaitu Maharaja Dharma Setia tewas di tangan Pangeran Sinum Panji Mendapa dari Kesultanan Kutai.

Setelah penaklukkan tersebut, wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai berada di bawah kendala Kesultanan Kutai.

  • Silsilah Kerajaan Kutai
  1. Maharaja Kudungga Anumerta Dewawarman
  2. Maharaja Aswawarman
  3. Maharaja Mulawarman
  4. Maharaja Marawijaya Warman
  5. Maharaja Gajayana Warman
  6. Maharaja Tungga Warman
  7. Maharaja Tungga Warman
  8. Maharaja Jayanaga Warman
  9. Maharaja Nalasinga Warman
  10. Maharaja Gadingga Warman Dewa
  11. Maharaja Indra Warman Dewa
  12. Maharaja Sangga Warman Dewa
  13. Maharaja Candrawarman
  14. Maharaja Sri Langka Dewa
  15. Maharaja Guna Parana Dewa
  16. Maharaja Wijaya Warman
  17. Maharaja Sri Aji Dewa
  18. Maharaja Mulia Putera
  19. Maharaja Nala Pandita
  20. Maharaja Indra Paruta Dewa
  21. Maharaja Dharma Setia

Peninggalan Kerajaan Kutai

Ada beberapa peninggalan Kerajaan Kutai yang terkenal salah satunya adalah prasasti, berikut 10 peninggalan Kerajaan Kutai :

1. Ketopong Sultan Kutai

Pada tahun 1890 ditemukannya Mahkota Ketopong Sultan di daerah Muara Kaman, Kutai Kartanegara. Ketopong Sultan ini dibuat dengan berlapis emas dan batu permata. Berat ketopong sultan ini mencapai 1,98 kg.

Ketopong Sultan Kutai

Ketopong ini berbentuk mahkota brunjungan dan bagian muka berbentuk meru bertingkat. Terdapat motif spiral dan dikombinasi dengan motif sulur. Sedangkan pada bagian belakang dihiasi dengan motif kijang, bunga, dan burung.

2. Kura-Kura Emas

Kura-kura emas merupakan salah satu hadiah yang mengungkapkan rasa persahabatan antara pangeran Kerajaan China kepada Putri Sultai Kutai yang bernama Aji Bidara Putih.

Kura-kura Emas

3. Prasasti Yupa

Prasasti Yupa merupakan salah satu bentuk adanya kehadiran Kerajaan Kutai di Indonesia, bentuk dari Prasasti Yupa berbentuk seperti 3 tiang batu. Prasasti Yupa ini konon dikatakan sebagai tempat kurban persembahan kepada dewa dan Prasasti Yupa ditulis dengan bahasa Pallawa.

Prasasti Yupa

4. Pedang Sultan Kutai

Pedang Sultan Kutai merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Kutai. Pedang ini dibuat dengan berlapis emas yang padat. Pada bagian gangang pedang terdapat ukiran berbentuk harimau yang memiliki arti siap untuk menerkam musuh. Sedangkan pada ujung sarung pedang terdapat ukiran seekor buaya.

Pedang Sultan Kutai

5. Kalung Ciwa

Pada tahun 1980 ditemukannya oleh warga kalung ciwa ini di sekitar danau Lipan, Muara Kaman. Peninggalan Kalung Ciwa ini sudah ada pada masa kepemimpinan Sultan Aji Muhammad Sulaiman.

Diketahui kegunaan kalung ciwa ini sebagai perhiasaan kerajaan yang digunakan saat pesta pengangkatan raja baru.

Kalung Ciwa

6. Kalung Uncal

Kalung Uncal merupakan salah satu atribut yang digunakan oleh Sultan Kutai Kartanegara semenjak Kutai Martadipura dapat ditaklukan dan dijajah. Kalung Ucal ini berlapis emas dan memiliki berat 170 gram, dengan berbentuk liontin dan berelief kisah Ramayana.

Kalung Uncal

7. Tali Juwita

Tali Juwita ini terbuat dari 21 hela benang dan dipakai pada saat upacara adat Bepelas. Tali Juwita ini merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Kutai yang mesimbolkan 7 muara dan 3 anak sungai yaitu: Sungai Kelinjau, Kedang Pahu di Sungai Mahakam, dan Sungai Belayan.

Nama Tali Juwita ini berasal dari kata Upavita yang memiliki arti kalung yang diberikan kepada Raja.

Tali Juwita

Tali ini terbuat dari bahan emas, perak, dan perunggu. Terdapat juga hiasan 3 bandul berbentuk gelang dan 2 buah permata berbentuk mata kucing serta barjat putih dan untuk bandul lain berbentuk lampion dengan hiasan 2 bandul berukuran kecil.

8. Kelambu Kuning

Kelambu Kuning dipercayai sebagai salah satu peninggalan Kerajaan Kutai yang memiliki kekuatan magis oleh adat Kutai. Beberapa benda yang disimpan dalam Kelambu Kuning yaitu Gong Bende,Kelengkang Besi, Arca Singa, Sangkoh Paitu, dan Gong Raden Galuh dan juga Keliau Aji Siti Berawan.

9. Gamelan Gajah Prawoto

Gamelan Gajah Prawoto diyakini berasal dari Jawa, gamelan ini disimpan dalam Museum Mulawarman. Ada beberapa barang lainnya seperti: wayang, pangkon, keris, topeng, serta beberapa barang lainnya yang terbuat dari kuningan serta perak yang menjadi bukti adanya terjalin hubungan kerjasama antara Kerajaan di daerah Jawa dengan Kerajaan Kutai Kartanegara.

10. Keramik Kuno Tiongkok

Keramik Kuno Tiongkok diperkirakan salah satu peninggalan dari Kerajaan Dinasti Cina yang tertimbun dekat Danau Lipan. Bentuk peninggalan ini membuktikan bahwa adanya perjalinan kerjasama perdagangan antara Kerajaan Kutai dengan Kerajaan Cina dari dulu.

Ada beberapa ratusan keramik cina lainnya yang disimpan dalam Museum Mulawarman Tenggarong.

The post 10 Peninggalan Kerajaan Kutai dan Sejarahnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Karya Sastra Peninggalan Kerajaan Kutai yang Perlu diketahui https://haloedukasi.com/karya-sastra-peninggalan-kerajaan-kutai Wed, 24 Mar 2021 02:05:23 +0000 https://haloedukasi.com/?p=23119 Dalam sejarahnya, Kerajaan Kutai yang merupakan kerajaan Hindu tertua pertama yang ditemukan di Pulau Borneo, meninggalkan beberapa peninggalan bersejarah. Salah satunya adalah Karya sastra yang berupa Tugu atau Prasasti. Prasasti tersebut bernama Prasasti Yupa. Prasasti ini sebenarnya terdiri dari 7 buah prasasti. Istilah Yupa digunakan untuk prasasti yang dipahatkan pada tugu atau tiang batu. Penemuan […]

The post 7 Karya Sastra Peninggalan Kerajaan Kutai yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam sejarahnya, Kerajaan Kutai yang merupakan kerajaan Hindu tertua pertama yang ditemukan di Pulau Borneo, meninggalkan beberapa peninggalan bersejarah. Salah satunya adalah Karya sastra yang berupa Tugu atau Prasasti. Prasasti tersebut bernama Prasasti Yupa.

Prasasti ini sebenarnya terdiri dari 7 buah prasasti. Istilah Yupa digunakan untuk prasasti yang dipahatkan pada tugu atau tiang batu.

Penemuan ketujuh prasasti tersebut diawali oleh penemuan empat prasasti pada tahun 1879 di bukit Beubus, Muara Kaman, pedalaman sungai Mahakam di kabupaten Kutai, Kalimantan timur. Pada tahun berikutnya keempat prasasti tersebut dibawa dan ditempatkan di Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Museum Nasional sekarang).

Keempat prasasti batu andesit tersebut diinventarisasi dengan nama D.2a, D.2b, D.2c, dan D.2d. Tiga prasasti lainnya baru ditemukan pada tahun 1940, masih di situs yang sama. Ketiga Yupa tersebut kemudian disimpan di Museum Nasional dengan nomor inventaris D.175, D.176, D.177. Berikut ini penjelasan tentang ke tujuh Yupa tersebut :

1. D.2a (Muarakaman I)

Yupa Muarakaman I berpahatkan 12 baris di salah satu sisinya. Isinya mengenai silsilah Raja Mulawarman.

Pada bagian awal prasasti disebutkan bahwa Sri Maharaja Kudungga berputra Aswawarman memiliki tiga orang anak. Yang terkemuka di antara ketiganya adalah Mulawarman, raja yang berperadaban baik, kuat, dan berkuasa.

Disebutkan pula bahwa Mulawarman telah mengadakan upacara selamatan yang dinamakan bahusuwarnnakam (“emas amat banyak”). Sebagai tanda peringatan selamatan tersebut, tugu batu (yupa) ini didirikan oleh para Brahmana.

2. D.2b (Muarakaman II)

Prasasti Muarakaman II terdiri dari 8 baris tulisan yang dipahat pada sisi depan. Keadaan prasasti saat ini terawat baik dan masih dapat dibaca. Hanya saja terdapat bercak putih pada baris ke-6 hingga ke-7. Bercak putih juga terdapat pada bagian belakang prasasti.

Isinya bercerita tentang Sri Mulawarman sebagai raja mulia dan terkemuka, telah memberikan sedekah berupa 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana yang seperti api di tanah yang suci Waprakeswara. Sebagai tanda kebajikan Sang Raja, tugu peringatan ini dibuat oleh para Brahmana yang datang ke tempat tersebut.

Prasasti Muarakaman II adalah yupa yang paling tinggi di antara ketujuh prasasti kerajaan Kutai.

3. D.2c (Muarakaman III)

Prasasti Muarakaman III terdiri dari 8 baris tulisan. Meski saat ini prasasti dalam keadaan terawat baik dan aksaranya terbaca jelas, namun ada bercak-bercak putih yang menyebar pada bagian bawah prasasti.

Saat ini Prasasti Yupa Nomor Inventaris D.2c berada di lantai 1 gedung baru Museum Nasional, Jakarta. Isi prasasti menyebutkan tentang kebaikan budi dan kebesaran Raja Mulawarman, raja besar yang sangat mulia.

Kebaikan tersebut ditunjukkan dengan pemberian sedekah yang berlimpah. Atas dasar kebaikan itulah para Brahmana mendirikan tugu (yupa) ini sebagai tanda peringatan.

4. D.2d (Muarakaman IV)

Prasasti terdiri dari 11 baris tulisan yang dipahat di bagian sisi depan. Hurufnya sudah tidak terbaca lagi karena telah aus, namun masih terlihat bekas kepala hurufnya. Pada bagian bawah prasasti banyak bercak putih, sedangkan di bagian belakang ada beberapa bercak berwarna kekuningan dan putih.

Saat ini Prasasti Yupa Nomor Inventaris D.2d berada di sisi selatan dinding gerbang menuju ruang prasejarah bagian belakang gedung lama Museum Nasional.

5. D.175 (Muarakaman V)

Prasasti terdiri dari 4 baris tulisan yang dipahat di bagian depan prasasti. Aksaranya masih terbaca tetapi ada bercak putih pada salah satu aksaranya. Di bagian bawah prasasti banyak terdapat bercak coklat tua.

Saat ini Prasasti Yupa Nomor Inventaris D.175 berada di sisi selatan dinding gerbang yang menuju ruang prasejarah bagian belakang gedung lama Museum Nasional. Berdasarkan isi prasasti, Yupa ini ditulis sebagai peringatan atas dua sedekah yang telah diberikan oleh Raja Mulawarman, berupa segunung minyak kental dan lampu dengan malai (kelopak) bunga.

6. D.176 (Muarakaman VI)

Prasasti ini dimulai dengan seruan selamat bagi Sri Maha Raja Mulawarman yang termasyhur, yang telah memberikan persembahan kepada para Brahmana berupa air, keju (ghrta), minyak wijen, dan sebelas ekor sapi jantan.

7. D.177 (Muarakaman VII)

Inskripsinya menceritakan tentang Raja Mulawarman yang telah menaklukkan raja-raja lain, misalnya Raja Yudhistira (putra tertua Pandawa dalam epos Mahabharata). Raja Mulawarman di waprakeswara mempersembahkan sebanyak 40.000…… (tidak terbaca karena terlalu aus aksaranya) kemudian menghadiahkan lagi 30.000…….. (tidak terbaca karena aksara terlalu aus).

Selain itu disebutkan pula penyelenggaraan upacara-upacara lainnya. Upacara-upacara yang dimaksud sebenarnya disebutkan di dalam prasasti, namun karena aksara telah aus sehingga tidak terbaca tulisannya.

Raja juga memberikan berbagai jivadana (persembahan untuk kesempurnaan jiwa). Berdasarkan ukuran fisiknya, prasasti ini merupakan yang terpendek di antara yang lain.

The post 7 Karya Sastra Peninggalan Kerajaan Kutai yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sejarah Kerajaan Kutai – Raja dan Peninggalannya https://haloedukasi.com/sejarah-kerajaan-kutai Fri, 31 Jan 2020 03:48:08 +0000 https://haloedukasi.com/?p=3623 Kerajaan Kutai merupakan kerajaan yang berada di Pulau Kalimantan selain kerajaan Banjar. Penamaan Kutai diberikan oleh para ahli dari tempat ditemukannya prasasti tersebut. Sumber tentang kerajaan ini juga masih minim. Untuk lebih tahu lengkapnya, simak penjelasan di bawah ini. Latar Belakang Kerajaan Kutai Kerajaan Kutai berdiri pada abad ke-4 M bertempat di Muara Kaman, Kalimantan […]

The post Sejarah Kerajaan Kutai – Raja dan Peninggalannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan yang berada di Pulau Kalimantan selain kerajaan Banjar.

Penamaan Kutai diberikan oleh para ahli dari tempat ditemukannya prasasti tersebut.

Sumber tentang kerajaan ini juga masih minim. Untuk lebih tahu lengkapnya, simak penjelasan di bawah ini.

Latar Belakang Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai berdiri pada abad ke-4 M bertempat di Muara Kaman, Kalimantan Timur (daerah hulu sungai Mahakam).

Bukti Kerajaan Kutai berdiri pada abad ke-4 atau ke-5 M adalah ditandai dengan ditemukannya tujuh buah prasasti yang ditulis dalam huruf Pallawa dan Sansekerta.

Jika dilihat dari prasastinya, terdapat nama raja Kudungga yang diindikasikan nama asli Indonesia.

Nama seperti Aswawarman dan Mulawarman menunjukkan nama yang diambil dari India.

Bisa disimpulkan bahwa kebudayaan Hindu telah masuk ke dalam Kerajaan Kutai.

Kerajaan Kutai didirikan oleh Kudungga, beliau merupakan pembesar Campa (Kamboja).

Selanjutnya dilanjutkan ke raja Aswawarman, Mulawarman, dan sampai dua puluh tujuh generasi berikutnya di Kerajaan Kutai.

Jika dilihat dari isi tulisan prasasti Yupa, raja Kudungga mengetahui seluk beluk berdirinya Kutai.

Kutai saat itu hanya terdiri dari sebuah kelompok suku tertentu dengan kepala sukunya beliau. Pada akhirnya nanti, muncullah nama Kerajaan Kutai.

Raja-raja yang Pernah Menjabat di Kerajaan Kutai

Berikut ini adalah nama-nama raja yang pernah menjabat di Kerajaan Kutai, antara lain:

1. Kudungga

Beliau merupakan pendiri sekaligus raja pertama yang menjabat di Kerajaan Kutai.

Gelar beliau sebagai raja Kutai adalah Anumerta Dewawarman. Dari awalnya yang beliau hanya sebagai pembabat kerajaan.

Berupa kepala suku kemudian berkembang menjadi sebuah kerajaan dengan adanya pemerintahan. Kudungga merupakan raja asli Indonesia yang beragama Hindu.

2. Aswawarman

Aswawarman merupakan putra dari raja Kudungga yang kemudian menjadi raja kedua Kutai. Pada masa pemerintahan ini, Kutai mulai dikelola secara lebih baik.

Salah satunya bisa dilihat dalam hal penataan batas wilayah. Aswawarman sering mengadakan sebuah acara penentuan batas, yang bernama Upacara Asmawedha.

Dalam prosesi upacara ini, raja Kutai melepaskan kuda sebagai simbol batas kerajaan.

3. Mulawarman

Setelah Aswawarman lengser, maka tahta selanjutnya diberikan kepada anaknya yang bernama Mulawarman. Beliau adalah raja yang paling terkenal pada Kerajaan Kutai.

Pada masa ini Kerajaan Kutai mengalami kejayaan. Memang awal kejayaan sudah diperoleh pada saat ayahnya menjabat, tetapi Mulawarman lah yang meneruskan kesuksesan tersebut dalam memerintah.

Selain menghadiahkan 20.000 ekor sapi, Mulawarman juga melakukan kurban emas.

Kurban tersebut merupakan sebuah bentuk sedekah dan rasa syukur sehingga devisa kerajaan pun semakin meningkat.

Setelah masa pemerintahan raja Mulawarman, seperti disebutkan dalam penjelasan sebelumnya bahwa Kerajaan Kutai akan diteruskan oleh dua puluh tujuh keturunan selanjutnya.

Pada akhirnya nanti, Kerajaan Kutai menjadi salah satu kerajaan Islam di Indonesia, selain kerajaan Demak, kerajaan Aceh, kerajaan Cirebon dan kesultanan Banten.

Masa Kejayaan Kerajaan Kutai

Masa kejayaan Kerajaan Kutai bisa dilihat dalam salah satu tandanya, yaitu adanya pemberian berupa 20.000 ekor sapi oleh raja Mulawarman kepada para Brahmana.

Dalam hal ini, raja Kutai membeli puluhan ribu ekor tersebut untuk disumbangkan. Pembelian sapi tersebut tercatat dalam prasasti Yupa.

Masa kejayaan juga ditandai dengan dikuasainya seluruh wilayah Kalimantan Timur.

Kejayaan tersebut merupakan hasil jerih payah raja Mulawarman yang menuruti nasihat ayahnya, yaitu Aswawarman.

Sebab Runtuhnya Kerajaan Kutai

Runtuhnya Kerajaan Kutai disebabkan oleh gugurnya Raja Dharma Setia dalam medan perang, yang memerintah Kerajaan Kutai saat itu.

Beliau dibunuh oleh Aji Pangeran Anum Panji Mendap (raja Kutai yang ke-13).

Sejak saat itulah Kerajaan Kutai menjadi kerajaan Islam yang dipimpin oleh Sultan Aji Muhammad Idris.

Dalam hal ini, Kerajaan Kutai dan Kerajaan Kutai Kartanegara adalah dua kerajaan yang berbeda.

Peninggalan Kerajaan Kutai

Berikut adalah peninggalan dari Kerajaan Kutai yang bisa diketahui, antara lain:

  • Yupa

Dalam kerajaan lainnya, terutama kerajaan Pajajaran, peninggalan ini disebut dengan prasasti.

Namun masyarakat saat itu masih belum mengenal yang namanya prasasti, tetapi familiar dengan yang namanya “Yupa”.

Hal tersebut juga didukung oleh Kerajaan Kutai yang merupakan kerajaan Hindu pertama kali yang dikenal dan dipelajari.

Jadi wajar masyarakat awam belum tahu akan hal tersebut. Adanya Yupa juga menandakan bahwa Kalimantan Timur pernah berjaya.

  • Pedang

Pedang yang ditemukan terbuat dari emas dimana terdapat ukiran yang unik pada gagang pedang dan eksotismenya sangat tinggi.

Pada ujung sarung pedang terdapat ukiran berupa hewan buaya. Sehingga terlihat semakin takjub.

  • Kalung Uncal

Seperti kalung biasanya, kalung ini terbuat dari bahan emas dengan berat sekitar 170 gram.

Kalung ini merupakan perhiasan yang dipakai oleh raja-raja Kutai. Kalung ini termasuk langka, karena hanya ada dua buah di dunia.

Satu berada di India dan satunya lagi berada di Indonesia. Kalung tersebut sampai sekarang tersimpan rapi di Museum Mulawarman.

  • Kelambu Kuning

Kelambu kuning bisa dibilang termasuk jenis gaman atau senjata yang memiliki kekuatan magis. Kelambu Kuning digunakan untuk menolak bala (kejahatan).

  • Ketopong

Ketopong adalah semacam mahkota dimana sebagai penutup kepala yang dipakai oleh raja-raja Kutai atau bisa disebut sebagai “Ketopong Sultan Kutai”. Peninggalan ini bisa dilihat di Museum Nasional Jakarta.

  • Tali Juwita

Tali Juwita termasuk peninggalan yang unik karena dari bentuk talinya sendiri memiliki filosofi khusus dan tali ini sering dipakai untuk upacara yang bernama “Upacara Belepas”.

Terdapat 21 helai benang dengan makna filosofi tujuh muara sungai dan tiga anak sungai (sungai Belayan, Padang Pahu, dan Kelinaju).

  • Kura-kura Emas

Jika dilihat secara langsung, peninggalan ini sangat indah karena kura-kuranya terbuat dari emas asli dan ukurannya kurang lebih setengah kepalan telapak tangan orang dewasa.

  • Meriam

Terdapat empat meriam peninggalan kerajaan Kutai, yaitu meriam Sri Gunung, Aji Entong, Sapu Jagat, dan Gentar Bumi.

Bisa dibilang saat itu Kerajaan Kutai sudah mempunyai persenjataan militer yang cukup kuat.

  • Kalung Ciwa

Kalung Ciwa ditemukan di Danau Lipan, Muarakaman pada tahun 1890. Kalung ini sampai sekarang masih dipakai oleh raja-raja yang sedang melakukan tradisi pengangkatan raja yang baru.

  • Keris

Pemilik dari keris ini adalah Aji Putri Karang Melenu, seorang permaisuri Sultan Kutai. Sehingga nama dari keris ini adalah Keris Bukit Kang.

  • Keramik Kuno Tiongkok

Adanya peninggalan keramik kuno Tiongkok ini didasarkan pada Kerajaan Kutai yang memiliki hubungan baik dengan Kekaisaran Cina saat itu.

Hubungan diplomasi berupa perdagangan yang menjadi mata pencaharian dan devisa kerajaan yang sangat besar hasilnya.

  • Gamelan

Gamelan pada peninggalan Kerajaan Kutai ini bernama Gamelan Gajah Prawoto.

Gamelan ini sekarang berada di Museum Mulawarman. Bisa dibilang pengaruh kebudayaan Jawa bisa sampai ke Kerajaan Kutai.

  • Kursi Raja

Kursi raja ini digunakan sebagai tempat duduk raja saat itu. Bisa dibilang menjadi saksi bisu selama pemerintahan di Kerajaan Kutai. Sampai sekarang peninggalan ini masih dirawat di museum.

  • Tembok

Adanya tembok yang bernama “Tembok Kerajaan Majapahit” merupakan peninggalan dari Kerajaan Kutai.

Walaupun namanya ada Majapahitnya, tetapi pada akhirnya tembok ini merupakan peninggalan dari Kerajaan Kutai.

Demikian pembahasan mengenai sejarah kerajaan Kutai. Semoga bermanfaat.

The post Sejarah Kerajaan Kutai – Raja dan Peninggalannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>