kerajaan nusantara - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kerajaan-nusantara Wed, 09 Feb 2022 02:56:48 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico kerajaan nusantara - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kerajaan-nusantara 32 32 Prasasti Tugu: Pengertian – Sejarah dan Maknanya https://haloedukasi.com/prasasti-tugu Wed, 09 Feb 2022 02:56:46 +0000 https://haloedukasi.com/?p=31153 Prasasti adalah sebuah dokumen yang ditulis di atas permukaan benda keras yang sekiranya dapat bertahan lama, Dokumen ini biasanya merujuk kepada peninggalan masa lalu dan memiliki nilai sejarah. Salah satu prasasti yang pernah ditemukan di Indonesia adalah prasasti Tugu yang merupakan peninggalan dari kerajaan Tarumanegara yakni kerajaan Hindu-Buddha yang pernah berkuasa di Jawa Barat atau […]

The post Prasasti Tugu: Pengertian – Sejarah dan Maknanya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Prasasti adalah sebuah dokumen yang ditulis di atas permukaan benda keras yang sekiranya dapat bertahan lama, Dokumen ini biasanya merujuk kepada peninggalan masa lalu dan memiliki nilai sejarah. Salah satu prasasti yang pernah ditemukan di Indonesia adalah prasasti Tugu yang merupakan peninggalan dari kerajaan Tarumanegara yakni kerajaan Hindu-Buddha yang pernah berkuasa di Jawa Barat atau lebih tepatnya di dekat Sungai Citarum. 

Seperti apa penhertian, sejarah penemuan, isi dan maknanya akan dijelaskan dalam ulasan di bawah ini. 

Bentuk Prasasti Tugu 

Prasasti Tugu adalah jejak kerajaan Tarumanegara yang paling panjang diantara prasasti-prasasti lainnya. Panjangnya yakni sekitar 1 meter dengan bentuknya yang membulat lonjong atau oval seperti bentuk telur. 

Bahan yang digunakan untuk membuat prasasti Tugu adalah material batu andesit. Pada prasasti ini ditemukan 5 baris pesan yang dipahat. Tulisan tersebut menggunakan aksara Pallawa dan bahasa Sansekerta. Tulisan-tulisan tersebut diukir melingkar sesuai dengan pembukaan prasastinya. 

Tak hanya berisikan tulisan, prasasti ini juga dihiasi dengan ukiran berbentuk tongkat memanjang seperti batang atau tongkat dan pada bagian ujungnya berbentuk trisula. Ukiran tongkat ini digunakan untuk membatasi setiap baris. 

Sejarah Penemuan Prasasti Tugu

Prasasti Tugu ditemukan pada tanggal 4 Maret 1879 oleh pemerintah Hindia Belanda pada saat itu. Prasasti ini ditemukan di Kampung Batutumbu, Desa Tugu atau sekarang adalah Tugu Selatan, kecamatan Koja, Jakarta Utara.

Penemuan ini kemudian dilaporkan untuk pertama kali di Notulen Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Setelah penemuan ini pemerintah Hindia Belanda segera membahas prasasti ini. JA. van der Chijs kemudian mengusulkan agar prasasti ini disimpan dan dijaga di Museum Nasional. Pemindahan tersebut dilakukan pada tahun 1911. 

Pada saat pertama kali ditemukan hampir seluruh bagian dari prasasti Tugu terkubur di dalam tanah. Hanya 10 cm bagian saja yakni bagian puncaknya yang muncul dan terlihat dari permukaan. 

Terjemahan Prasasti Tugu 

Prasasti Tugu mengandung pesan yang ditulis dalam 5 baris dengan menggunakan aksara Pallawa dan Bahasa Sansekerta dan berbentuk sloka dengan Anustubh meter. Sayangnya prasasti ini tidak menuliskan tanggal maupun tahun pembuatannya. Namun setelah diteliti batu ini bertangga abad ke-5 Masehi. 

Karena aksara yang digunakan pada batu prasasti ini adalah huruf pallawa yang berasal dari India maka isi tulisan tersebut harus ditranskrip dan diterjemahkan terlebih dahulu. Orang yang berhasil membuat transkrip prasasti Tugu adalah Johan Hendrik Caspar Kern atau disingkat H. Kern yakni seorang orientalis dan ahli bahasa Sansekerta berkebangsaan Belanda. 

Kern berhasil mentranskripsikan prasasti ini pada tahun 1885, 1910, 1911. Selanjutnya isi teks tersebut diterjemahkan, dibahas dan ditafsirkan oleh ahli sejarah dari Belanda yaitu Nicolaas Johannes Krom  pada tahun 1926 dan 19321. 

Tokoh lain juga turut menafsirkan prasasti ini seperti  ahli Indologi Frederik David Kan Bosch pada tahun 1951 dan 1961, pakar sastra Jawa Kuno Poerbatjaraka pada tahun 1952, sera J. Noorduyn bersama dengan  H. Th. Verstappen pada tahun 1972. 

Isi Prasasti Tugu

Adapun isi teks yang tertulis dalam prasasti Tugu adalah sebagai berikut. 

pura rajadhirajena guruna pinabahuna khata khyatam purim prapya candrabhagarnnavam yayau//

pravarddhamane dvavingsad vatsare sri gunau jasa narendradhvajabhutena srimata purnavarmmana//

prarabhya phalguna mase khata krsnastami tithau caitra sukla trayodasyam dinais siddhaikavingsakaih

ayata satsahasrena dhanusamsasatena ca dvavingsena nadi ramya gomati nirmalodaka//

pitamahasya rajarser vvidaryya sibiravanim brahmanair ggo sahasrena prayati krtadaksina//

Terjemahan Prasasti Tugu 

Setelah diterjemahkan oleh beberapa ahli maka artinya adalah sebagai berikut. 

“Dahulu sungai yang bernama Candrabhaga telah digali oleh maharaja yang mulia dan yang memiliki lengan kencang serta kuat yakni Purnawarman, untuk mengalirkannya ke laut, setelah kali (saluran sungai) ini sampai di istana kerajaan yang termasyur. Pada tahun ke-22 dari tahta Yang Mulia Raja Purnawarman yang berkilau-kilauan karena kepandaian dan kebijaksanaannya serta menjadi panji-panji segala raja-raja, (maka sekarang) dia pun menitahkan pula menggali kali (saluran sungai) yang permai dan berair jernih Gomati namanya, setelah kali (saluran sungai) tersebut mengalir melintas di tengah-tengah tanah kediaman Yang Mulia Sang Pendeta Nenekda (Raja Purnawarman). Pekerjaan ini dimulai pada hari baik, tanggal 8 paro-gelap bulan dan disudahi pada hari tanggal ke 13 paro terang bulan Caitra, jadi hanya berlangsung 21 hari lamanya, sedangkan saluran galian tersebut panjangnya 6122 busur. Selamatan baginya dilakukan oleh para Brahmana disertai 1000 ekor sapi yang dihadiahkan”

Makna Prasasti Tugu 

Inti dari makna yang terkandung dalam prasasti ini adalah sebagai berikut. 

  • Informasi mengenai penggalian Sungai Candrabaga dan Sungai Gomati yang dilakukan oleh Rajadirajaguru dan Raja Purnawarman. Sungai-sungai tersebut digali 12 km dengan tujuan untuk mengatasi kekeringan ketika musim kemarau di Tarumanegara pada saat itu. 

Selain itu juga penggalian sungai ini untuk menghindari bencana banjir yang kerap melanda ketika musim hujan tiba. Kedua Sungai tersebut digali dan dihubungkan ke laut.

  • Dari prasasti ini dapat diketahui bahwa Raja Purnawarman adalah telah mengalami berbagai hal lika-liku. Ia adalah raja yang agung, bijaksana dan pandai sehingga tak heran raja Purnawarman sangat disegani oleh siapapun. 
  • Dalam prasasti tersebut bertuliskan 8 paro gelap bulan dan selesai pada tanggal 13 paro terang yang artinya pengerjaan penggalian sungai tersebut memakan waktu 21 hari. 
  • Penggalian Sungai Candrabaga dan Sungai Gomati dilakukan pada saat Tarumanegara berada dibawah kekuasaan Raja Purnawarman tepatnya pada tahun ke 22 masa pemerintahannya. 
  • Penggalian pertama dilakukan terhadap Sungai Candrabaga untuk alirkan air dari hulu supaya  terhubung secara langsung ke lautan. Aliran air sungai ini berada di tepi istana Raja Purnawarman. Nama Candrabaga kemudian diubah menjadi Bagasasi lalu seiring berjalannya waktu berubah lagi menjadi Bekasi dan masih digunakan hingga saat ini.  
  • Penggalian kedua dilakukan terhadap Sungai Gomati dimana alirannya berada di tengah-tengah kediaman nenek Raja Purnawarman.
  • Dari prasasti tersebut dapat diketahui kerajaan Tarumanegara memberikan persembahan berupa seribu ekor sapi untuk kaum Brahmana. Tujuan dari persembahan tersebut adalah untuk memberkati kedua kanal atau saluran yang baru saja dibangun. 

The post Prasasti Tugu: Pengertian – Sejarah dan Maknanya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bukti Keberadaan Kerajaan Majapahit dari Dalam dan Luar Negeri https://haloedukasi.com/bukti-keberadaan-kerajaan-majapahit Wed, 02 Feb 2022 03:16:42 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30940 Kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah Indonesia pada masa lampau. Kerajaan ini bahkan merupakan yang terbesar diantara kerajaan Hindu-Budha lainnya. Kerajaan yang berpusat di Jawa Timur ini berjaya sekitar tahun  1350 hingga 1389 yakni pada masa pemerintahan Hayam Wuruk.  Kerajaan ini hingga kini masih dikenang oleh rakyat Indonesia meski sudah […]

The post Bukti Keberadaan Kerajaan Majapahit dari Dalam dan Luar Negeri appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah Indonesia pada masa lampau. Kerajaan ini bahkan merupakan yang terbesar diantara kerajaan Hindu-Budha lainnya. Kerajaan yang berpusat di Jawa Timur ini berjaya sekitar tahun  1350 hingga 1389 yakni pada masa pemerintahan Hayam Wuruk. 

Kerajaan ini hingga kini masih dikenang oleh rakyat Indonesia meski sudah tidak berkuasa bahkan sudah runtuh. Lalu bagaimana kita bisa mengetahui bahwa kerajaan ini berdiri dan berkuasa ratusan yang lalu?  Berikut ini adalah bukti kekuasaan Majapahit baik dari dalam maupun dari luar negeri. 

Bukti dari Dalam Negeri 

Sebelum membahas bukti keberadaan kerajaan Majapahit dari luar negeri, ada baiknya kita mengetahui bukti yang berasal dari dalam negeri. Bukti-bukti tersebut telah terangkum dalam pembahasan sebagai berikut. 

Candi Peninggalan Majapahit

Bukti paling umum dari sebuah kerajaan bercorak Hindu Budha adalah candi. Sebab pemeluk Hindu dan Budha menjalankan ibadah mereka di candi. Berikut ini adalah candi jejak peninggalan kerajaan Majapahit. 

  • Candi Sukuh
bukti sejarah keberadaan kerajaan majapahit

Candi Sukuh adalah candi yang berdiri di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah. Candi ni ditemukan oleh Johnson yakin utusan dari Thomas Stamford Raffles pada tahun 1815. Candi bercorak Hindu dan berbentuk piramidal ini diketahui dibangun pada abad ke 15 yakni pada masa kekuasaan Ratu Majapahit bernama Suhita. 

Jika dilihat secara seksama maka bangunan ini terkesan dan tidak rapi. Hal itu dikarenakan proses pembangunan candi ini dilakukan terburu-buru. 

  • Candi Brahu
bukti sejarah keberadaan kerajaan majapahit

Candi Brahu adalah jejak peninggalan kerajaan Majapahit yang berada di Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa TImur.  Candi yang dipugar pada tahun 1990-1995 ini memiliki ukuran panjang 22,5 meter dengan lebar 18 meter dan ketinggian mencapai 20 meter. 

Setelah diteliti candi ini dbangun oleh Mpu Sendok pada abad ke 15 untuk membakar jenazah para raja Majapahit. Kesimpulan tersebut didasarkan pada penemuan alat pembakaran jenazah di dalam candi bercorak Budha ini. 

  • Candi Surawana 
bukti sejarah keberadaan kerajaan majapahit

Di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kediri, Jawa Timur  juga menyimpan jejak bukti kekuasaan kerajaan Majapahit yakni candi Surawana. Candi ini pada saat ditemukan dalam keadaan cukup parah namun kemudian dilakukan pemugaran pertama kali pada tahun 1908 oleh D.M. Verbeek dan J. Knebel. Pemugaran kemudian dilakukan kembali dan diselesaikan pada tahun 1915 oleh P.J. Perquin. 

Candi Siwa ini diperkirakan berdiri pada abad ke 14 untuk menghormati Raja Wengker. Konon katanya candi berukuran 8×8 meter ini pernah menjadi tempat penginapan raja Hayam Wuruk yakni raja termahsyur dari Majapahit. 

  • Candi Wringin Branjang
bukti sejarah keberadaan kerajaan majapahit

Jawa Timur memang merupakan pusat dari kerajaan Majapahit sehingga tak heran jika banyak peninggalannya di sini. Candi Wringin Branjang adalah bukti adanya kerajaan Majapahit yang ditemukan di Candi  Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar.

Pada candi yang memiliki ukuran panjang 4 m, lebar 3 m dan tingginya 5 m ini tertulis angka 1231 Śaka atau sekitar tahun 1409 M. Diduga angka tersebut adalah tahun dibuatnya bangunan yang digunakan untuk menyimpan peralatan upacara ini. 

  • Candi Tikus
bukti sejarah keberadaan kerajaan majapahit

Candi Tikus merupakan candi yang masih berada di situs Trowulan, Jawa Timur. Candi bercorak Hindu ini ditemukan pada tahun 1914 dalam keadaan terkubur dalam tanah. Namun pemugaran candi berukuran 29,5 m x 28,25 m ini baru dilakukan pada tahun 1980 an. Candi yang dibangun pada abad ke 14 ini masih belum diketahui secara pasti untuk apa dan oleh siapa candi ini dibangun. 

  • Candi Cetho
bukti sejarah keberadaan kerajaan majapahit

Candi Cetho adalah bangunan bersejarah yang berdiri di lereng Gunung Lawu dan ditemukan pada tahun 1842 oleh Van de Vlies. Berdasarkan penelitian candi ini didirikan pada masa pemerintahan Raja Brawijaya V untuk melakukan ritual tolak bala dan ruwatan. Candi yang berada pada ketinggian 1.496 mdpl ini memiliki ukuran yang cukup besar yakni panjang 190 m dan lebar 30 m 

  • Candi Pari 
bukti sejarah keberadaan kerajaan majapahit

Sesuai dengan namanya Candi Pari berada di di desa Candi Pari, kecamatan Porong, kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Candi bercorak Hindu ini ditemukan pada 16 Oktober 1906 oleh pemerintah Hindia Belanda. Setelah dilakukan penelitian candi seukuran tinggi 15,40 meter, panjang 16 meter dan lebar 14,10 meter ini dibangun pada tahun 1371 M oleh raja Hayam Wuruk. Candi ini dibangu untuk memuja Dewi Padi yakni Dewi Sri. 

Kitab Peninggalan Kerajaan Majapahit 

Selain berupa candi, kerajaan Majapahit juga meninggalkan jejak berupa yakni kitab. Kitab merupakan hasil karya sastra pada masa kerajaan. Kitab yang menjadi bukti sejarah adalah sebagai berikut. 

  • Kitab Negarakertagama
bukti sejarah keberadaan kerajaan majapahit

Kitab Negarakertagama adalah hasil karya dari Mpu Prapanca yang merupakan sastrawan Jawa yang paling tersohor pada masanya. Kitab yang menjadi sumber sejarah paling kuat ini ditulis pada bulan Aswina tahun Saka 1287 atau sekitar bulan September – Oktober 1365 dalam kalender Masehi.

Isi dari kitab yang ditulis dalam bahasa Kawi ini berisi tentang keagungan Prabu Hayam Wuruk, Asal-Usul kerajaan Majapahit, hubungan keluarga raja, para petinggi kerajaan, sistem pemerintahan, kondisi sosial, politik, keagamaan, hingga adat dan kebudayaannya.

  • Kitab Sutasoma
bukti sejarah keberadaan kerajaan majapahit

Salah satu kitab yang paling terkenal dari kerajaan Majapahit adalah kitab Sutasoma karya Mpu Tantular. Kitab ini ditulis dalam bahasa Jawa Kuno dan menggunakan aksara Bali. 

Mpu Tantular menulis kita ini pada abad ke 14 dan berisi tentang upaya Pangeran Sutasoma yang merupakan titisan Sang Hyang Buddha.  Kitab ini menjadi terkenal karena salah satu bait di dalamnya dijadikan semboyan bangsa Indonesia setelah merdeka yakni Bhineka Tunggal Ika. 

  • Kitab Pararaton
bukti sejarah keberadaan kerajaan majapahit

Kitab Pararaton adalah kitab yang ditulis pada tahun 1481-1600 M dalam bahasa Kawi atau bahasa Jawa Kuno. Kitab ini disebut juga dengan nama Pustaka Raja karena mengisahkan tentang silsilah kerajaan Singasari dan kerajaan Majapahit. Kitab ini berisikan 1126 baris dalam 32 halaman.

  • Kitab Bharatayuddha
bukti sejarah keberadaan kerajaan majapahit

Kitab Bharatayudha adalah karya sastra zaman kerajaan Majapahit yang ditulis oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh. Kitab ini ditulis pada tahun 6 November 1157 Masehi dan menceritakan tentang perang antara Pandawa dan Kurawa yang berlangsung selama 18 hari dan disebut sebagai perang Perang Bharatayuddha. 

  • Kitab Panjiwijayakrama 
bukti sejarah keberadaan kerajaan majapahit

Kitab Panjiwijayakrama adalah kitab yang menceritakan tentang Raden Wijaya hingga akhirnya menjadi raja kerajaan Majapahit. Namun kitab yang ditulis dalam bentuk kidung ini belum diketahui siapa dan kapan ditulis. 

Prasasti Peninggalan Majapahit 

Majapahit juga meninggalkan jejak bukti sejarah dalam bentuk prasasti. Beberapa prasasti yang paling bersejarah antara lain sebagai berikut.

  • Prasasti Kudadu
bukti sejarah keberadaan kerajaan majapahit

Prasasti Kudadu ditemukan di desa Krembangan di Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo tepatnya di lereng gunung Butak. Pada prasasti ini tercantum tahun pembuatannya yaitu 1216 Saka atau 1294 M. Prasasti memberikan informasi seputar usaha Raden Wijaya dalam menyelamatkan diri dari Jayakatwang yang  membunuh Raja Singasari, Kertanegara. Dalam pelariannya sang Raja dibantu oleh Rama Kudadu.

  • Prasasti Sukamerta
bukti sejarah keberadaan kerajaan majapahit

Prasasti Sukamerta merupakan bukti sejarah kerajaan Majapahit yang ditemukan di gunung Penanggungan, Jawa Timur. Prasasti ini bertuliskan tahun 1208 Saka atau 1296 dalam kalender Masehi. Dari prasasti ini kita mendapatkan informasi tentang Raden Wijaya yang memperistri 4 putri dari Kertanegara dan penobatan beliau sebagai raja muda di Daha.

  • Prasasti Prapancasarapura
bukti sejarah keberadaan kerajaan majapahit

Prasasti Prapancasarapura adalah peninggalan yang dibuat oleh salah satu satu ratu Majapahit yakni Tribhuwana Tunggadewi yang berkuasa pada  1328-1350 M. Pada prasasti yang dibuat pada tahun 1320 M ini menceritakan tentang putranya yaitu raja Hayam Wuruk.  

  • Prasasti Canggu 
bukti sejarah keberadaan kerajaan majapahit

Parasa Canggu adalah prasasti yang dibuat pada tahun 1358 M oleh Raja Hayam Wuruk. Raja Hayam Wuruk menuliskan aturan-aturan tentang  penyeberangan di sekitar sungai Bengawan Solo dan Brantas. 

  • Prasasti Waringin Pitu

Prasasti ini ditemukan di desa Surodakan Trenggalek oleh sebab itu lah bukti sejarah ini juga disebut sebagai prasasti  Surodakan. Informasi yang didapatkan dari prasasti berkerangka tahun 1447 M adalah tentang bentuk pemerintahan dan sistem birokrasi Kerajaan Majapahit. Majapahit menaungi 14 kerajaan dan rajanya memiliki gelar Bhre.

  • Prasasti Marahi Manuk

Prasasti yang ditemukan di Mojokerto ini menceritakan tentang sengketa tanah yang terjadi pada masa itu. Perselisihan tersebut akhirnya diselesaikan pejabat atau hakim yang berkuasa saat itu. 

Bukti dari Luar Negeri 

Setelah memahami dan mengetahui bukti sejarah keberadaan kerajaan Majapahit dari dalam negeri, sekarang kita beralih ke bukti yang berasal dari luar negeri. 

Catatan dari Dinasti Ming

Dinasti Ming adalah sebuah kekaisaran yang pernah berkuasa di daratan Tiongkok pada masa lampau. Dinasti ini mengirim salah satu alasannya yaitu Cheng Ho ke berbagai penjuru negeri termasuk Nusantara. Dalam perjalanannya pada tahun 1412 ia ditemani oleh seorang penerjemah yang bernama Ma Huan. Penerjemah tersebutlah yang memberitakan adanya kerajaan Majapahit dalam bukunya yang berjudul Yingya Shenglon

Dalam buku tersebut Ma Huan menuliskan apabila melakukan perjalanan dari Surabaya kemudian dilanjutkan dengan berjalan ke selatan sejauh 42 km maka akan sampai di pasar Zhang-gu, kemudian setelah turun dari kapal dilanjutkan berjalan kaki ke selatan selama setengah hari maka akan tiba di Majapahit.  Di tempat ini raja tinggal bersama dengan 200-300 keluarga pribumi dan ada 7-8 orang tua yang menemani raja. 

Dalam buku catatan dinasti Ming cukup banyak mengulas tentang Majapahit. Setidaknya ada ⅗ bagian dari total naskah dan pembahasan Majapahit ada pada bab “Jawa”.

Catatan dari Dinasti Tang

Jika pada catatan Dinasti Ming tercantum hubungan baik antara Tiongkok dengan Majapahit, pada catatan ini menyatakan tentang perselisihan antara keduanya.  Catatan ini mengisahkan tentang utusan Meng Chi yang dikirim ke Singasari untuk menutup upeti namun tidak berhasil dan justru dipermalukan oleh Kertanegara. 

Penguasa Tiongkok yakni Kubilai Khan murka dan mengirim pasukan untuk menggulingkan dan membunuh kertanegara namun sudah dilakukan terlebih dahulu oleh Jayakatwang yaki adipati Kediri. Raden Wijaya yang merupakan menantu Kertanegara diampuni oleh Jayakatwang dan bersedia untuk mengabdi. Raden Wijaya kemudian diberi kepercayaan untuk mendirikan desa baru yang kemudian diberi nama Majapahit. 

Catatan dari Portugis

Jika menelisik sejarah maka akan ditemui bahwa sebelum bangsa Belanda datang, Portugis telah lebih dahulu menguasai Nusantara khususnya di Malaka. Bangsa Portugis mencatat adanya peperangan yang melibatkan antara Kerajaan Majapahit dengan Kesultanan Demak. Berdasarkan catatan tersebut peperangan terjadi sebanyak dua kali yakni 1518 dan 1524. 

Majapahit juga ditulis oleh Gaspar Correia yang merupakan penulis sejarah abad ke 16. Dalam catatan tersebut mengisahkan pertemuan Alfonso Albuquerque dengan kapal Majapahit yang tiba di selat Malaka. Alfonso Albuquerque menggambarkan kapal Majapahit memiliki 4 tiang besar dan mampu menampung 600 ton dan sanggup menghalau tembakan meriam besar sekalipun.  


The post Bukti Keberadaan Kerajaan Majapahit dari Dalam dan Luar Negeri appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>