kerajaan singasari - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kerajaan-singasari Thu, 02 Jun 2022 03:43:16 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico kerajaan singasari - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kerajaan-singasari 32 32 15 Peninggalan Kerajaan Singasari dan Penjelasannya https://haloedukasi.com/peninggalan-kerajaan-singasari Thu, 02 Jun 2022 03:42:47 +0000 https://haloedukasi.com/?p=35102 Jika mendengar kisah tentang Ken Arok dan ken Dedes dalam sejarah kerajaan di Indonesia, pasti tidak lepas dari Kerajaan Singasari. Kerajaan Singasari adalah salah satu kerajaan Hindu-Budha yang ada di Indonesia, Kerajaan ini memiliki pusat pemerintahan di daerah Malang, Jawa Timur. Kerajaan yang diperkirakan berdiri pada tahun 1222 Masehi ini, memiliki banyak sekali peninggalan sejarah […]

The post 15 Peninggalan Kerajaan Singasari dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Jika mendengar kisah tentang Ken Arok dan ken Dedes dalam sejarah kerajaan di Indonesia, pasti tidak lepas dari Kerajaan Singasari.

Kerajaan Singasari adalah salah satu kerajaan Hindu-Budha yang ada di Indonesia, Kerajaan ini memiliki pusat pemerintahan di daerah Malang, Jawa Timur.

Kerajaan yang diperkirakan berdiri pada tahun 1222 Masehi ini, memiliki banyak sekali peninggalan sejarah yang masih ada hingga sekarang.

Peninggalan Kerajaan Singasari tidak hanya berupa candi, namun banyak sekali prasasti, juga pemandian yang menjadi napak tilas keberadaan kerajaan ini.

Simak langsung pembahasan mengenai peninggalan Kerajaan Singasari yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Sejarah Kerajaan Singasari

Sejarah Kerajaan Singasari yang juga sering disebut dengan berbagai versi nama seperti Singosari atau ejaan Singhasari diperkirakan dimulai pada tahun 1222 Masehi.

Keberadaan kerajaan ini, bisa dibilang cukup singkat karena seringnya terjadi sengketa dan perebutan kekuasaan didalam wilayah internal kerajaan.

Kerajaan Singasari merupakan salah satu kerajaan Hindu-Budha yang pernah berjaya di bumi Indonesia, Kerajaan ini memiliki banyak raja-raja yang cukup dikenal dalam sejarah.

Nama-nama seperti Ken Arok, Anusapati, Tohjaya, Wisnuwhardana, juga Kertanegara adalah raja-raja yang pernah menjadi pemegang tahta Kerajaan Singasari.

Pada tahun 1292 di Kerajaan Singasari timbul pemberontakan Jayakatwang, Bupati Gelang Gelang, saudara sepupu, saudara ipar, dan besan Kertanegara.

Pemberontakan itu terjadi pada saat Kerajaan Singasari sedang disibukkan dengan pengiriman prajurit-prajurit perang keluar wilayah Jawa.

Pada masa itu, Kerajaan Singasari benar-benar mengalami kemunduran, apalagi sejak terbunuhnya Kertanegara.

Sejak saat itu, Kerajaan Singasari mengalami keruntuhan. Kemudian Jayakatwang menggantikan Kertanegara sebagai pemegang tahta.

Kerajaan Singasari berakhir, karena Jayakatwang membangun sebuah pusat pemerintahan dan ibukota baru di wilayah Kediri.

Namun, dalam catatan sejarah ada perbedaan versi urutan raja-raja yang memimpin Kerajaan Singasari, yaitu menurut Kitab Pararaton dan Kitab Nagarakertagama.

Berikut adalah perbedaan catatan sejarah tentang urutan pemimpin yang pernah menjadi raja Kerajaan Singasari.

  • Urutan Raja Kerajaan Singasari Versi Kitab Pararaton
  1. Ken Arok (1222 sampai 1247 Masehi)
  2. Anusapati (1247 sampai 1249 Masehi)
  3. Tohjaya (1249 sampai 1250 masehi)
  4. Ranggawuni atau Wisnuwardhana (1250 sampai 1272 Masehi)
  5. Kertanegara (1272-1292 Masehi)
  • Urutan Raja Kerajaan Singasari Versi Kitab Nagarakartagama
  1. Rangga Rajasa Sang Girinathaputra (1222-1227 Masehi)
  2. Anusapati (1227 sampai 1248 Masehi)
  3. Wisnuwardhana (1248 sampai 1254 Masehi)
  4. Kertanegara (1254 sampai 1292 Masehi)

Peninggalan Kerajaan Singasari

Banyak sekali peninggalan Kerajaan Singasari yang berupa situs sejarah, dalam bentuk candi, prasasti arca, kita-kitab kuno, dan situs arkeologi.

Berikut adalah 15 peninggalan Kerajaan Singasari yang dilengkapi dengan penampakan gambar dari situs-situs bersejarah tersebut.

1. Candi Singasari

Situs sejarah peninggalan Kerajaan Singasari yang sangat terkenal adalah Candi Singasari, candi ini terletak di sebuah lembah diantara Pegunungan Tengger dan Gunung Arjuna.

Candi SIngasari berada pada wilayah Desa Renggi, Kecamatan Singasari, Kabupaten Malang, di provinsi Jawa Timur.

Candi Singasari
Candi Singasari

Menurut pada ahli arkeologi, Candi Singasari diperkirakan dibuat sekitar tahun 1300 masehi untuk peringatan dan penghormatan Raja Kertanegara.

Candi Singasari oleh sebagian masyarakat juga disebut dengan Candi Menara dan Candi Cungkup.

Ciri khas dari Candi Singasari ini dibagian tengah halaman mempunyai corak Syiwa, dimana beberapa arca Syiwa mengelilingi sebuah taman.

Menurut keterangan para ahli, diyakini bahwa Candi Singasari ini memang tidak pernah selesai dibangun.

Candi Singasari sempat mengalami masa pemugaran pada masa kependudukan pemerintah Belanda pada tahun 1930.

2. Candi Jago

Candi jago adalah salah satu situs bersejarah peninggalan Kerajaan Singasari, Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-13 Masehi.

Lokasi Candi Jago terletak di Dusun Jago, Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Pada Candi Jago, terdapat relief Kunjarakarna dan Pancatantra yang disusun dari bahan batu andhesit.

Candi Jago
Candi jago

Peninggalan sejarah ini sudah mengalami banyak kerusakan, misalnya pada bagian atap Candi jago hanya tersisa sebagian saja.

Kerusakan ini terjadi karena sebuah sambaran petir yang pernah menerpa atap Candi jago, desain dari Candi Jago dibuat seperti punden berundak.

berdasarkan kisah-kisah yang turun temurun diceritakan di masyarakat, Candi jago ini merupakan candi yang pada masanya dipakai untuk kegiatan beribadah Raja Kertanegara.

3. Candi Kidal

Candi peninggalan Kerajaan Singasari lainnya adalah Candi Kidal, yang terletak di lokasi Desa Kidalrejo, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.

Candi Kidal terbuat dari material batu andhesit, bangunannya berdimensi geometris vertikal dan memiliki tiga atap yang bertingkat.

Candi Kidal
Candi Kidal

Atapnya bertingkat seperti Ratna sebagai representasi dari karakteristik candi Hindu, atau stupa yang merupakan ciri khas candi Budha.

Candi Kidal dibuat untuk menghormati raja kedua Kerajaan Singosari, yaitu Raja Anusapati, yang memerintah pada rentang waktu sejak tahun 1227 hingga 1248.

Raja Anusapati mengalami kematian yang malang,yaitu dibunuh oleh Patih Tohjaya yang ikut dalam perebutan kekuasaan Kerajaan Singosari.

4. Candi Sumberawan

Situs peninggalan sejarah Candi Sumberawan adalah bangunan candi yang terletak pada lokasi Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.

Candi Sumberawan memiliki bangunan yang berbentuk menyerupai stupa yang terbuat dari material batu andhesit.

Candi Sumberawan
Candi Sumberawan

Candi Sumberawan digunakan untuk kegiatan beribadah umat Budha pada masa lalu, bangunan ini adalah satu-satunya candi stupa yang ada di Jawa Timur.

Candi Sumberawan memiliki pemandangan yang sangat indah karena terletak di dekat telaga yang memiliki air jernih.

5. Candi Jawi

Candi Jawi adalah salah satu situs bersejarah dan budaya warisan dari Kerajaan Singasari, Candi ini diperkirakan dibuat pada abad ke-13 dan diberi nama Candi Jajawa.

Candi Jawi berada di lokasi kaki Gunung Welirang, Desa Candi Wates pada pertengahan jalan raya antara Kecamatan Pandaan, Kecamatan Prigen dan Pringebukan.

Situs sejarah ini digunakan sebagai tempat pedharmaan atau tempat menyimpan abu raja terakhir Singasari, yaitu Raja Kertanegara.

Candi Jawi
Candi Jawi

Candi ini memiliki material pembangun yang bisa dibilang cukup unik, yaitu bagian kaki candi menggunakan batu berwarna gelap.

Kemudian bagian tubuh candi yang menggunakan batu berwarna putih, dan bagian atap candi yang menggunakan campuran batu gelap dan putih.

6. Arca Dwarapala

Selain candi, Kerajaan Singasari juga mewariskan peninggalan sejarah berbentuk arca. Salah satunya adalah Arca Dwarapala.

Arca Dwarapala

Arca Dwarapala memiliki bentuk berupa sebuah patung penjaga gerbang dalam ajaran Siwa dan Ajaran Budha.

Bentuknya menyerupai sebuah monster yang memiliki ukuran yang sangat besar yang dibangun dengan bahan yang terbuat dari batu monolitik.

Seperti yang diungkapkan penjaga situs Arca Dwarapala bahwa arca ini adalah sebuah tanda bahwa sudah masuk dalam wilayah Kotaraja dan peninggalan reruntuhan Singosari.

7. Arca Ganesha

Selain Arca Dwarapala Kerajaan Singosari juga memiliki peninggalan arca lain yang diberi nama Arca Ganesha.

Arca ini cukup populer, memiliki bentuk Ganesha yang dikenal sebagai patung seorang manusia yang berkepala gajah.

Arca Ganesha
Arca Ganesha

Ganesha dalam arca ini memiliki rambut yang disanggul ke bagian atas yang membuatnya menyerupai bentuk mahkota.

8. Arca Pajnaparamita

Situs sejarah lainnya dari Kerajaan Singosari adalah Arca Pajnaparamita, yang berdasarkan penelitian para ahli dibuat pada abad ke-13 Masehi.

Arca Pajnaparamita ditemukan dalam reruntuhan Cungkup Putri di dekat Candi Singasari.

Arca Prajnaparamita
Arca Prajnaparamita

Arca ini diperkirakan adalah perwujudan dari seorang tokoh terkenal Kerajaan Singasari, yaitu Ken Dedes yang merupakan Ratu pertama Kerajaan Singasari.

9. Arca Amoghapasa

Arca Amoghapasa adalah situs peninggalan Kerajaan Singasari yang berupa sebuah patung paduka Amoghapasa yang merupakan salah satu perwujudan Lokeswara.

Arca Amoghapasa
Arca Amoghapasa

Arca ini berhubungan dengan cerita yang ada di prasasti Padang Roco. Arca ini juga dikenal sebagai hadiah dari Kertanagara raja Singhasari kepada Tribhuwanaraja raja Melayu di Dharmasraya pada tahun 1286 Masehi.

10. Prasasti Singasari

Selain candi dan arca, situs peninggalan sejarah dan budaya dari Kerajaan Singasari juga berbentuk prasasti.

Menurut penelitian, Prasasti Singasari dibuat pada tahun 1351 Masehi yang menggunakan Aksara Jawa dalam penulisan prasastinya.

Prasasti Singasari
Prasasti Singasari

Prasasti Singasari ditemukan terletak di lokasi di Kecamatan Singasari, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Kemungkinan besar, prasasti ini dibuat untuk mengenang pembangunan candi pemakaman yang dilakukan oleh Mahapatih Gajah Mada.

Dalam prasasti ini terdapat tanggal penggambaran telak benda angkasa serta maksud dan arti dari Prasasti Singasari ini.

11. Prasasti Wurare

Prasasti Wurare adalah peninggalan Kerajaan Singasari yang ditulis dengan menggunakan Bahasa Sansekerta.

Prasasti ini, berdasarkan tanggalnya tertulis pada 21 November 1289, dinamakan Prasasti Wurare berdasarkan sebuah peringatan penobatan arca Mahaksobhya di tempat yang juga disebut Wurare.

Prasasti Wurare
Prasasti Wurare

Prasasti Wurare dibuat sebagai bentuk penghormatan dan lambang seorang Raja Kertanegara yang telah dianggap mencapai derajat Jina.

Prasasti ini terdiri dari 19 bait sajak yang ditulis dengan tulisan yang melingkar pada bagian prasastinya.

12. Prasasti Manjusri

Prasasti Manjusri adalah sebuah manuskrip yang dibaut pada bagian belakang Arca manjusri, prasasti ini dibuat pada tahun 1343 Masehi.

Prasasti Manjusri
Prasasti Manjusri

Prasasti ini ditulis dengan menggunakan akasara Jawa Kuno dan Bahasa Sansekerta, Prasasti ini pada mulanya disimpan di Candi Jago.

Namun pada perkembangannya, prasasti ini ditempatkan di Museum Nasional di Ibukota Jakarta.

13. Prasasti Mula Malurung

Prasasti Mula malurung adalah sebuah piagam pengesahan dan penganugerahan untuk dua desa, yaitu Desa Mula dan Desa Malurung yang diberikan kepada Pranaraja.

Prasasti Mula Malurung disahkan oleh Raja Singosari, yaitu Kertanegara pada tahun 1255 Masehi berdasarkan perintah dari ayahnya, Wisnuwardhana.

Prasasti Mula Malurung
Prasasti Mula Malurung

Prasasti Mula Malurung memiliki bentuk lempengan tembaga yang pada saat ini ditemukan di dua waktu, yaitu pada tahun 1975 dan tahun 2001.

Prasasti yang ditemukan di kota Kediri, Jawa Timur ini sudah berpindah tempat dan disimpan di Museum Nasional di Jakarta.

14. Prasasti Kudadu

Salah satu peninggalan sejarah dari Kerajaan Singosari adalah Prasasti Kudadu, yang diperkirakan dibuat pada masa tahun 1293 Masehi.

Prasasti ini memuat fakta sejarah yang salah satunya menyebutkan bahwa pada awalnya Kerajaan Singasari dikenal dengan nama Kerajaan Tumapel.

Prasasti Kudadu
Prasasti Kudadu

Prasasti ini juga menyebutkan bahwa Kerajaan Singasari pada masa pemerintahan Kertanegara pada awalnya mendapat serangan dari tentara Kediri.

15. Prasasti Amoghapasa

Dan yang terakhir adalah Prasasti Amoghapasa yang merupakan peninggalan Kerajaan Singasari yang pada bagian belakangnya terdapat pahatan aksara.

Prasasti Amoghapasa
Prasasti Amoghapasa

Prasasti ini ditulis sebuah stela patung batu yang disebut paduka Amoghapasa, yang pada saat ini sudah dipindahkan dan disimpan di Museum Nasional di Jakarta.

Itulah 15 peninggalan Kerajaan Singasari yang tidak hanya berupa candi, namun ada juga yang berbentuk sebuah arca dan juga prasasti.

The post 15 Peninggalan Kerajaan Singasari dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sejarah Kerajaan Singasari – Raja dan Peninggalannya https://haloedukasi.com/sejarah-kerajaan-singasari Tue, 04 Feb 2020 09:19:06 +0000 https://haloedukasi.com/?p=3687 Kerajaan Singasari merupakan kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang terletak di kawasan Jawa Timur. Kerajaan ini termasuk kerajaan hindu buddha terkenal selain Kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Kutai. Kerajaan ini terkenal dengan kisah Ken Arok dan Ken Dedes, serta kejayaan Raja Kertanegara yang menaklukan luar Jawa. Berikut pembahasan mengenai Kerajaan Singasari. Latar Belakang Kerajaan Singasari Kerajaan Singasari berdiri […]

The post Sejarah Kerajaan Singasari – Raja dan Peninggalannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kerajaan Singasari merupakan kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang terletak di kawasan Jawa Timur. Kerajaan ini termasuk kerajaan hindu buddha terkenal selain Kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Kutai.

Kerajaan ini terkenal dengan kisah Ken Arok dan Ken Dedes, serta kejayaan Raja Kertanegara yang menaklukan luar Jawa.

Berikut pembahasan mengenai Kerajaan Singasari.

Latar Belakang Kerajaan Singasari

Kerajaan Singasari berdiri setelah berakhirnya Kerajaan Kediri. Kerajaan Singasari diperintah Ken Arok sejak tahun 1222-1227.

Kerajaan Singasari yang berlangsung sekitar 70 tahun ini memiliki satu ibu kota, yakni Tumapel.

Menurut Prasasti Kudadu, nama resmi Kerajaan Singasari adalah Kerajaan Tumapel.

Sedangkan menurut Kitab Negarakertagama, ibu kota Kerajaan Tumapel bernama Kutaraja.

Secara umum, Tumapel adalah wilayah kabupaten di bawah kekausaan Kerajaan Kediri. Kota ini dipimpin oleh bupati (akuwu) bernama Tunggul Ametung.

Agar Tumapel jatuh pada kekuasaan Ken Arok, maka Ken Arok membunuh bupati tersebut.

Motifnya adalah Ken Arok terpikat istri Tunggul Ametung, yakni Ken Dedes. Ken Arok membunuh suami Ken Dedes dengan keris dari buatan Mpu Gandring. Padahal keris itu belum siap dipakai.

Mpu Gandring sendiri mengutuk Ken Arok, bahwa keris itu nantinya akan membunuh sampai tujuh turunan Ken Arok. Namun demikian, Ken Arok akhirnya menjadi bupati Tumapel.

Setelah mengalami banyak peperangan, Ken Arok akhirnya menguasai seluruh wilayah Tumapel dan melepaskannya dari Kerajaan Kediri.

Ia pun menjadi Raja Singasari dan mendapat gelar Sri Rangga Rajasa Sang Amurwabhumi.

Sebab diangkatnya Ken Arok ini punya beberapa alasan. Menurut Kitab Pararaton, awalnya pada tahun 1222, terjadi perseteruan antara Raja Kertajaya, yang memimpin Kerajaan Kediri, melawan kaum Brahmana.

Kaum Brahmana pun memberontak dan bergabung dengan Ken Arok. Hingga saatnya, Ken Arok diangkat oleh kaum Brahmana dengan gelar Sri Rangga Rajasa Amurwabhumi.

Berbeda dengan Kitab Kertanegara yang menyebutkan bahwa Kerajaan Tumapel berdiri atas kepemimpinan Rangga Rajasa Sang Girinathaputra.

Kitab tersebut tidak menyebutkan Ken Arok sebagai orang yang mengalahkan Raja Kertajaya dari Kerajaan Kediri.

Sedangkan pada Prasasti Mula Malurung yang ditulis saat masa pemerintahan Raja Kertanegara tahun 1255 , menyebutkan bahwa Kerajaan Tumapel didirikan oleh Bhatara Siwa.

Menurut Kitab Negarakertagama, dinamakan Siwa karena arwah pendiri Kerajaan Tumapel dipuja-puja.

Sementara Kitab Pararaton menyebutkan bahwa Ken Arok yang lebih dulu dijuluki Bhatara Siwa saat melawan Kerajaan Kediri.

Raja-raja yang Pernah Menjabat di Kerajaan Singasari

Berikut ini merupakan raja-raja yang pernah menduduki kerajaan Singasari:

1. Ken Arok alias Rajasa Sang Amurwabhumi (1222-1247)

Pada masa pemerintahan Ken Arok, kehidupan sosial masyarakat lebih baik dibanding saat kepemimpinan Bupati Tulung Ametung.

Ken Arok pun sempat terbunuh akibat ditusuk keris Empu Gandring. Jasadnya dimakamkan di Kegenengan.

Di Kitab Pararton, Ken Arok bergelar Rajasa Sang Amurwabhumi. Sementara di Kitab Negarakertagama, Ken Arok bergelar Rangga Rajasa Sang Girinathaputra.

2. Anusapati (1247-1249)

Anusapati adalah anak dari Ken Dedes dan Bupati Tulung Ametung. Anusapati memerintah sejak 1247-1249 dan dibunuh Tohjaya dengan keris Empu Gandring saat bermain sabung ayam.

Anusapati dibunuh Tohjaya akibat dendam. Jasad Anusapati dimakamkan di Candi Kidal.

3. Tohjaya (1249-1250)

Tohjaya adalah putra dari Ken Arok. Tohjaya adalah tokoh yang membunuh Anusapati akibat dendam. Akhirnya, Tohjaya diangkat sebagai pemimpin Kerajaan Singasari.

Namun, pemerintahannya tidak berlangsung lama karena dibunuh Ranggawuni alias Wisnuwardhana, putra Anusapati saat melangsungkan pemberontakan.

4. Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250-1272)

Ranggawuni alias Wisnuwardhana adalah putra Anusapati. Ranggawuni bergelar Sri Jaya Wisnuwardhana.

Ranggawuni pun dibantu oleh Mahesa Cempaka sebagai Ratu Anggabaya. Mahesa Cempaka jugalah yang membantu pemberontakan saat Tohjaya memimpin.

Ranggawuni meninggal dan dikebumikan di Candi Jago sebagai Buddha dan abunya juga disimpan di Candi Weleri sebagai Siwa.

5. Kertanagara (1272-1292)

Kertanagara bergelar Sri Maharaja Sri Kertanegara. Ia memimpin Kerajaan Singasari hingga ke puncak kejayaan.

Kertanegara dibantu tiga menteri, yakni Mahamenteri I Halu, Mahamenteri Sirikan, dan Mahamenteri I Hino. Keinginan terbesar Kertanegara yakni menyatukan Nusantara.

Wilayah penaklukan Kertanegara yakni Kalimantan Barat, Maluku, Pahang, Bali, dan Jawa Barat (Sunda). Ia juga menjalankan Ekspedisi Pamalayu hingga wilayah Melayu.

Kertanegara tewas saat Jayakatwang melakukan pemberontakan. Inilah titik balik runtuhnya Kerajaan Singasari.

Masa Kejayaan Kerajaan Singasari

Kerajaan Singasari pernah mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Raja Kertanegara.

Raja Kertanegara adalah raja terakhir dan terbesar dalam Kerajaan Singasari.

Hal ini dikarenakan ia adalah raja pertama yang mengalihkan wawasannya ke luar Jawa.

Pada masa tersebut, Raja Kertanegara memimpin ekspedisi Pamalayu (1275-1286) untuk menaklukan Kerajaan Melayu dan melemahkan Kerajaan Sriwijaya.

Selain itu, Raja Kertanegara menjadikan Sumatera sebagai benteng pertahanan.

Kehebatannya ini juga mampu mencegah serangan Kubilai Khan dari bangsa Mongol terhadap Kerajaan Singasari pada 1289.

Tidak hanya itu, Raja Kertanegara juga berhasil menguasai Bali (1284), Jawa Barat (1289), Pahang, Gurun, dan Tanjung Pura.

Raja Kertanegara pun memerintah dengan tujuan untuk menyatukan seluruh Nusantara di bawah kerajaan Singasari.

Sebab Runtuhnya Kerajaan Singasari

Raja Kertanegara memang memfokuskan pasukan untuk Ekspedisi Pamalayu. Namun, ini menjadi celah tersendiri bagi Jayakatwang.

Jayakatwang adalah seorang raja kecil di Kediri, tepatnya bupati Gelang-gelang yang melakukan pemberontakan. Ia juga sepupu, ipar, dan besan dari Raja Kertanegara.

Pada tahun 1292, Jayakatwang melakukan pemberontakan di wilayah kekuasaan Kerajaan Singasari.

Karena pasukan kerajaan sedikit, kerajaan pun dapat dilumpuhkan. Raja Kertanegara pun terbunuh.

Setelah Kerajaan Singasari runtuh, Jayakatwang diangkat menjadi raja dan membangun ibu kota baru di Kediri.

Sedangkan Raja Kertanegara dimakamkan di Candi Singasari dan didarmakan sebagai Siwa Buddha (Bairawa).

Arca perwujudannya kini berada di Taman Simpang, Surabaya dan dikenal sebagai Joko Dolog.

Peninggalan Kerajaan Singasari

  • Candi Singosari

Candi Singosari terletak di Desa Candi Renggi, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.

Candi Singosari berada di posisi lembah di antara Pegunungan Tengger dan Gunung Arjuna.

Berdasarkan Kitab Negarakertagama dan Prasasti Gajah Mada pada tahun 1351 yang tertulis sebagai keterangan di halaman komplek candi, Candi Singosari adalah tempat “pendharmaan”.

Pendharmaan adalah tempat penyimpanan abu dari Raja Kertanegara yang wafat akibat pemberontakan oleh Jayakatwang.

Candi Singosari memiliki nama lain, yakni Candi Menara dan Candi Cungkup. Candi ini dibangun pada tahun 1300.

  • Candi Jago

Candi Jago berada di sekitar Dusun Jago, Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.

Candi Jago berasal dari kata jajaghu yang dikutip dari Kitab Negarakertagama dan Pararaton.

Kata jajaghu artinya keagungan, sehingga ditandai sebagai tempat suci.

Dari segi penampakan, candi ini hanya tersisa sebagian saja akibat tersambar petir.

Namun, relief Kunjarakana dan Pancatantra masih terlihat dengan material batu andesit.

  • Candi Sumberawan

Candi Sumberawan berada di Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Candi ini terletak di kaki bukit Gunung Arjuna.

Candi Sumberawan ditemukan pada tahun 1904 dan diteliti oleh peneliti Dinas Purbakala pada tahun 1935. Candi yang berbentuk bujur sangkar ini terbuat dari batu andesit.

Uniknya, Candi Sumberawan tidak dilengkapi tangga dan hanya berbentuk stupa.

Sehingga, candi ini dianggap sebagai tempat pemujaan. Candi ini pernah dikunjungi Hayam Wuruk saat melakukan perjalanan pada tahun 1359.

  • Candi Jawi

Candi Jawi ini dibangun pada sekitar abad ke-13, terletak di kaki Gunung Welirang.

Lebih detailnya, berada di Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.

Candi Jawi juga merupakan tempat penyimpanan abu dari Raja Kertanegara, dan sebagai tempat ibadah beliau sebagai umat Siwa-Buddha. Ini juga tertulis di Kitab Negarakertagama pupuh 56.

  • Candi Kidal

Candi Kidal berada di lokasi Desa Rejokidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.

Candi ini dibangun sebagai tempat persemayaman Raja Anusapati yang wafat pada 1248.

Candi Kidal dibangun sekitar 1260 dan ditemukan Belanda pada tahun 1925. Candi ini terbuat dari batu andesit.

Candi Kidal menceritakan Garudeya, yakni mitologi Hindu yang memiliki pesan moral tentang pembebasan para budak.

  • Arca Dwarapala

Arca Dwarapala terdiri dari kata dwara, yang artinya gerbang dan pala yang artinya pelindung.

Arca Dwarapala terletak di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang dan terbuat dari batu andesit.

Arca Dwarapala biasa diletakkan di bagian luar candi, kuil, atau bangunan-bangunan suci.

Bentuknya seram, besar, dan berjumlah satu, sepasang, dan beberapa kelompok.

Arca yang menjadi pintu gerbang Kerajaan Singosari ini termasuk peninggalan agama Siwa dan Buddha.

  • Prasasti Manjusri

Prasasti Manjusri adalah manuskrip yang dipahat di belakang Arca Manjusri, Candi Jago, pada tahun 1343. Prasasti ini dipahat dengan aksara Jawa Kuno dan Bahasa Sansekerta.

Isi dari Prasasti Manjusri adalah tentang penempatan Arca Manjusri pada tempat pendarmaan Candi Jina di tahun Saka 1265. Penempatan arca ini dilakukan oleh Adityawarman.

Candi Jina merupakan nama lain dari Candi Jago, atau disebut juga Candi Tumpang.

Candi ini dibangun atas perintah Raja Kertanegara untuk menghormati Raja Wisnuwardhana yang meninggal pada tahun 1268.

  • Prasasti Mula Malurung

Prasasti Mula Malurung adalah piagam pengesahan penganugerahan untuk Pranaraja.

Prasasti ini diberikan dari Desa Mula dan Desa Malurung terhadap tokoh tersebut.

Prasasti Mula Malurung terdiri atas lempengan tembaga yang diterbitkan pada tahun 1255 oleh Raja Kertanegara, atas perintah ayahnya, Wisnuwardhana sebagai Raja Singosari.

Penemuan Prasasti Mula Malurung dimulai ketika tahun 1975 di dekat kota Kediri. Saat itu, ada 10 lempeng yang ditemukan.

Sedangkan tiga lempeng lainnya ditemukan di lapak penjual barang loak pada Mei 2001. Prasasti yang satu ini hampir mirip dengan peninggalan kerajaan Pajajaran.

Kini, keseluruhan lempeng Prasasti Mula Malurung disimpan di Museum Nasional, Jakarta.

  • Prasasti Singosari

Prasasti Singosari terletak di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang dan didirikan pada tahun 1351.

Prasasti ini ditulis sebagai pengingat pembangunan Caitya dengan aksara Jawa.

Caitya adalah candi pemakaman yang dibangun pada masa Gajah Mada. Serta berisi catatan tarikh atau penanggalan yang rinci, termasuk pemaparan letak benda-benda di angkasa.

Saat ini, Prasasti Singosari telah disimpan di Museum Nasional, Jakarta.

  • Prasasti Wurare

Prasasti Wurare adalah prasasti yang berisi peringatan dan penobatan Arca Mahaksobhya di Wurare.

Prasasti ini ditulis sejak 21 November 1289 atau Tarikh 1211 Saka dengan Bahasa Sansekerta.

Itulah pembahasan mengenai Kerajaan Singasari yang terletak di Jawa Timur. Semoga pembahasan ini bermanfaat bagi Anda.

The post Sejarah Kerajaan Singasari – Raja dan Peninggalannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>