Kerajaan tarumanegara - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kerajaan-tarumanegara Tue, 14 Jun 2022 00:22:57 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Kerajaan tarumanegara - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kerajaan-tarumanegara 32 32 8 Peninggalan Kerajaan Tarumanegara https://haloedukasi.com/peninggalan-kerajaan-tarumanegara Tue, 14 Jun 2022 00:22:55 +0000 https://haloedukasi.com/?p=35593 Kerajaan Tarumanegara merupakan salah satu kerajaan yang ada di nusantara yang dibawa oleh Maharesi Jayasingawarman dari India. Peninggalan Kerajaan Tarumanegara banyak ditemukan oleh para arkeolog dan sejarawan di Indonesia yang menjadi peninggalan sejarah dan budaya bangsa ini. Peninggalan Kerajaan Tarumanegara kebanyakan berbentuk prasasti yang ditemukan diatas batu, selain itu juga ada yang berbentuk candi sederhana. […]

The post 8 Peninggalan Kerajaan Tarumanegara appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kerajaan Tarumanegara merupakan salah satu kerajaan yang ada di nusantara yang dibawa oleh Maharesi Jayasingawarman dari India.

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara banyak ditemukan oleh para arkeolog dan sejarawan di Indonesia yang menjadi peninggalan sejarah dan budaya bangsa ini.

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara kebanyakan berbentuk prasasti yang ditemukan diatas batu, selain itu juga ada yang berbentuk candi sederhana.

Dalam pembahasan dibawah ini, akan diuraikan tentang sejarah dari Kerajaan Tarumanegara dan beberapa peninggalan sejarahnya yang masih dirawat sampai saat ini.

Sejarah Kerajaan Tarumanegara

Berdasarkan sejarah, Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan yang pernah berjaya di bumi nusantara, kerajaan ini berdiri sekitar abad ke-4.

Jika ditarik mundur, Kerajaan Tarumanegara pernah bersinar pada tahun 358 Masehi dan eksistensinya berlanjut sampai abad ke-7 Masehi.

Seorang bangsawan asal India yang bernama Maharesi Jayasingawarman pada saat itu datang ke nusantara dan menikah dengan seorang putri raja, yaitu Raja Dewawarman VIII yang memimpin Kerajaan Salakanegara.

Pada tahun 358 Masehi, Maharesi Jayasingawarman berhasil mendirikan kerajaan yang dinamai Taruma, yang diperkirakan berlokasi di sekitar Bekasi.

Lambat laut, kerajaan yang didirikan oleh Maharesi Jayasingawarman ini dikenal dengan nama Tarumanegara.

Kerajaan Tarumanegara dipimpin oleh Raja Maharesi Jayasingawarman hingga 24 tahun lamanya, tahta kemudian dilanjutkan oleh anaknya setelah ia meninggal.

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

Dalam catatan sejarah, Kerajaan Tarumanegara banyak menyumbang peninggalan-peninggalan budaya seperti prasasti dan candi-candi.

Berikut adalah beberapa peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang masih dijaga sampai saat ini.

1. Prasasti Tugu

Salah satu peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang sangat dikenal adalah sebuah prasasti yang dinamakan Prasasti Tugu.

Prasasti ini diperkirakan dikeluarkan pada masa Raja Purnawarwan yang ditulis dengan Huruf Pallawa dan menggunakan Bahasa Sansekerta.

Prasasti Tugu
Prasasti Tugu

Prasasti Tugu adalah prasasti yang isinya paling panjang dari pada prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara lainnya.

Prasasti ini berisi tentang aktivitas penggalian sebuah sungai yang dilakukan pada masa pemerintahan Raja Purnawarman.

Selepas penggalian, diceritakan pula tentang sedekah 1000 ekor sapi yang dipersembahkan kepada para Brahmana.

Penggalian sungai tersebut bertujuan untuk mencegah banjir dengan mengalirkan arus air dan mencegah air meluap saat musim hujan tiba.

2. Prasasti Ciaruteun

Prasasti Ciaruteun memiliki dua bagian tulisan yang terdiri dari empat baris, prasasti pada bagian pertama menggunakan aksara Pallawa dan huruf Sansekerta.

Sedangkan prasasti lainnya masih belum bisa diidentifikasi dan dibaca. Prasasti Ciaruteun dilengkapi dengan cap sepasang telapak kaki manusia.

Prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara ini ditemukan di sebuah wilayah di Bogor, tepatnya di Kampung Muara, Desa Ciaruteun Hilir.

Prasasti Ciaruteun
Prasasti Ciaruteun

Prasasti Ciaruteun menceritakan tentang penokohan Raja Purnawarman yang menggambarkan dirinya seperti Dewa Wisnu.

Diketahui bahwa rakyat harus mengikuti perintah raja, seperti halnya rakyat yang sedang memuja seorang Dewa.

3. Prasasti Jambu

Prasasti lain yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Tarumanegara adalah Prasasti Jambu, yang ditemukan di Desa Parakan Muncang, Bogor.

Prasasti jambu mengisahkan tentang kiprah Raja Purnawarman yang berani dan gagah, ia memiliki baju zirah yang tidak bisa ditembus oleh musuh.

Prasasti Jambu
Prasasti Jambu

Prasasti ini menggunakan aksara Pallawa dan Huruf Sansekerta, serta dilengkapi dengan cap telapak kaki raja.

4. Prasasti Pasir Awi

Salah satu peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang sering didengar dan sangat populer adalah Prasasti Pasir Awi.

Prasasti Pasir Awi.
Prasasti Pasir Awi.

Prasasti ini masih belum bisa terbaca, karena sebagian berbentuk sebuah gambar atau piktograf yang juga belum bisa terpecahkan maknanya.

Prasasti Pasir Awi ditemukan di sekitar lokasi perbukitan Pasir Awi, Bogor, Jawa Barat. Prasasti ini juga memiliki cap sepasang telapak kaki.

5. Prasasti Kebon Kopi

Selain keempat prasasti di atas, ada peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang juga sangat populer, yaitu Prasasti Kebon Kopi.

Prasasti ini dihiasi dengan sebuah gambar telapak kaki gajah, yang dikatakan sebagai tapak kaki gajah Dewa Indra, yaitu gajah airawata.

Prasasti Kebon Kopi ditemukan di daerah Kampung Muara, Bogor, Jawa barat dan masih terjaga keasliannya sampai saat ini.

6. Candi Blandongan

Selain prasasti, Kerajaan Tarumanegara juga memiliki peninggalan bersejarah dalam bentuk candi, salah satunya adalah Candi Blandongan.

Candi ini berbentuk gundukan tanah merah yang ditumbuhi beberapa jenis tanaman, yang mirip dengan reruntuhan bangunan.

Candi Blandongan.
Candi Blandongan.

Candi Blandongan diteliti oleh tim survey dari arkeologi FSUI pada 1984, kemudian pada tahun 1992 dan tahun 2000 bangunan ini diekskavasi oleh Pusat penelitian Arkenas.

Candi Blandongan berbentuk bujur sangkar dan tampak bertingkat-tingkat, dan dibagian tengahnya seperti terdapat sebuah ruangan.

Akan tetapi, karena bagian atasnya sudah runtuh dimakan zaman, candi ini tidak bisa diketahui bentuk aslinya.

7. Candi Cibuaya

Selain Candi Blandongan, Kerajaan Tarumanegara juga memiliki peninggalan sejarah berupa candi lainnya yang dinamakan Candi Cibuaya.

Pada awalnya candi Cibuaya diperkirakan sebagai peninggalan masa Belanda, namun setelah diteliti lagi ternyata candi ini merupakan peninggalan masa kerajaan.

Candi Cibuaya
Candi Cibuaya

Terdapat Arca Wisnu dalam candi ini, juga ada dua bangunan yang dinamai Lemah Duhur dan Lemah Duhur Wadon.

Bangunan Candi Cibuaya saat ditemukan hanya nampak seperti reruntuhan namun memiliki bagian kaki yang masih utuh.

8. Candi Jiwa

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara lainnya adalah Candi Jiwa, yang bentuknya seperti gundukan tanah yang menyerupai sebuah bukit kecil.

Candi Jiwa
Candi Jiwa

Candi yang letaknya dibawah permukaan tanah ini melalui proses pemugaran dari tahun 1996 sampai tahun 2001.

Terdapat patung Budha dalam Candi Jiwa, candi ini diduga merupakan tempat untuk kegiatan bersembahyang.

Pembahasan di atas merupakan beberapa contoh peninggalan Kerajaan Tarumanegara dari mulai prasasti hingga candi, semoga informasi tersebut bisa bermanfaat.

The post 8 Peninggalan Kerajaan Tarumanegara appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
12 Raja yang pernah Memimpin Kerajaan Tarumanegara Beserta Biografinya https://haloedukasi.com/raja-yang-pernah-memimpin-kerajaan-tarumanegara Mon, 28 Mar 2022 05:05:50 +0000 https://haloedukasi.com/?p=33014 Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu tertua ke 2 dan terbesar yang pernah berdiri di Indonesia, tepatnya sejak abad ke-4 hingga abad ke-7. Kerajaan Tarumanegara dulu nanya berdiri di tanah Jawa Barat di sekitar Sungai Citarum. Nama Raja-raja yang pernah Memimpin Kerajaan Tarumanegara: 1. Jayasingawarman (358-382 M) Jayasingawarman merupakan seorang Raja pertama dan pendiri Kerajaan Tarumanegara […]

The post 12 Raja yang pernah Memimpin Kerajaan Tarumanegara Beserta Biografinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu tertua ke 2 dan terbesar yang pernah berdiri di Indonesia, tepatnya sejak abad ke-4 hingga abad ke-7. Kerajaan Tarumanegara dulu nanya berdiri di tanah Jawa Barat di sekitar Sungai Citarum.

Nama Raja-raja yang pernah Memimpin Kerajaan Tarumanegara:

1. Jayasingawarman (358-382 M)

Jayasingawarman merupakan seorang Raja pertama dan pendiri Kerajaan Tarumanegara yang berasal dari india.

Datangnya beliau ke tanah Indonesia dikarenakan kekacauan yang terjadi di Nusantara disebabkan oleh penjajahan yang dilakukan Kerajaan Magada.

Raja Jayasingawarman menikah dengan salah satu putri dari Raja Dewawarman VIII dari Kerajaan Salakanegara.

Pada masa Raja Jayasingawarman memimpin kerajaan, pusat pemerintahan yang semula berada di Rajatapura berpindah ke Tarumanegara. Kota ini menjadi pusat pemerintahan sampai 362 M.

2. Dharmayawarman (382-395 M)

Dharmayawarman merupakan Raja kedua setelah Jayasingawarman lengser, Raja Dharmayawarman memimpin dari 382-395 M. ketika wafat,Ia dimakamkan di tepi kalli Candrabaga. Nama Raja Dharmayawarman tercantum dalam Naskah Wangsakerta.

3. Purnawarman (395-434 M)

Pada masa kekuasaan Raja Purnawarman, Kerajaan Tarumanegara berada pada puncak kejayaannya. kata “sunda” yang sering kita dengar berasal dari kota Sundapura, kota yang dibangun oleh Raja Purnawarman untuk dijadikan ibu kota pada 397 M.

Raja Purnawarman dikenal dengan sosok yang gagah, bijaksana dan sangat memperhatikan rakyatnya.

Selama masa jabatannya, Kerajaan Tarumanegara mengalami beberapa kemajuan seperti, dibangun nya penggalian sungai sepanjang 12 km,untuk menghindari banjir atau kekeringan. Perekonomian kerajaan meningkat,hingga sang Raja mampu memberikan sedekah sapi sebanyak 1.000 ekor kepada para Brahmana.

Selama kekuasaan nya, Raja Purnawarman mampu menaklukkan 48 kerajaan di daerah Tarumanegara yang wilayah nya mencakup hampir seluruh jawa barat.

4. Wisnuwarman (434-455 M)

Raja Wisnuwarman naik tahta menggantikan ayah nya Purnawarman yang lengser pada 434 M.

Pada masa kekuasaan nya, Wisnuwarman mengirimkan utusan ke beberapa negri yang merupakan sahabat Kerajaan Tarumanegara seperti, negri china, Bharata, Syangka, Campa, Yawana, Swarnabhumi, Bakulapura. Dengan tujuan untuk memberikan kabar bahwa pemimpin kerajaan Tarumanegara digantikan oleh Wisnuwarman dikarenakan sang ayah Purnawarman meninggal dunia. Selain itu untuk tetap menjalin hubungan baik antar negeri yang sudah terjalin sejak masa kekuasaan sang ayah.

Raja Wisnuwarman meninggal pada 455 M, dan digantikan oleh Indrawarman yang merupakan anak tertua dari Wisnuwarman.

5. Indrawarman (455-515 M)

Setelah Wisnuwarman meninggal, mahkota kerajaan turun ke Indrawarman pada 455 M dengan gelar Sri Maharaja Indrawarman Sang Paramarta Sakti Mahaprabawa Lingga Triwikrama Bunatala.

Selama masa kekuasaannya, tidak banyak yang berubah dari Kerajaan Tarumanegara, Indrawarman memimpin kerajaan kurang lebih selama 60 tahun.

Indrawarman meninggal pada 515 M dan digantikan oleh putra nya yang bernama Candrawarman.

6. Candrawarman (515-535 M)

Candrawarman merupakan anak dari Raja Indrawarman yang sebelumnya memerintah Kerajaan Tarumanegara. Candrawarman naik tahta pada 515 dan berakhir pada 535 M.

Selama masa jabatan nya, tidak terdapat banyak perubahan di Kerjaan Tarumanegara.

Candrawan meninggal pada 535 M dan digantikan oleh anak nya sang putra mahkota, yaitu Suryawarman.

7. Suryawarman (535-561 M)

Suryawarman merupakan raja ke 7 dan menjadi raja sekitar 26 tahun. Selang beberapa waktu setelah pelantikan gelar nya sebagai Raja, Suryawarman melakukan hal yang sama seperti pendahulunya yaitu Wisnuwarman,dengan mengirimkan utusan negeri nya ke beberapa negeri sahabat untuk mengabarkan bahwa kekuasaan Tarumanegara saat itu berada dibawah kuasa nya.

Saat pemerintahan Tarumanegara dibawah kuasa nya, Pusat pemerintahan yang semula berada di sundapura berpindah ke Cirebon. Perpindahan ini dimanfaatkan oleh beberapa kerajaan-kerajaan kecil untuk tumbuh di daerah Tarumanegara, dan mulai tumbuh pesat,contoh kerajaan kecil yang berkembang di daerah Tarumanegara yaitu Kerajaan Kendan.

Pada masa jabatan nya, Kerajaan Tarumanegara mulai mengalami kemunduran dikarenakan sang Raja kurang memperhatikan urusan kerajaan.

Suryawarman meninggal pada 561 M, posisi raja digantikan oleh anaknya yaitu Kretawarman.

8. Kertawarman (561-628 M)

Raja dengan gelar Sri Maharaja kertawarman Mahapurusa Hariwangsa digwijaya Salakabumandala ini menggantikan posisi raja yang sebelumnya ditempati oleh sang ayah Suryawarman.

Pada awal kekuasaan nya, Kerajaan tarumanegara memang sudah mengalami kemunduran dikarenakan keputusan Suryawarman yang memindahkan pusat pemerintahan ke Cirebon.

Raja Kertawarman memiliki 2 istri, sang permaisuri berasal dari Calankayana sedangkan selir nya berasal dari asal-usul yang tidak jelas. Satyawati yang merupakan selir meminta raja untuk menjadikannya permaisuri dikarenakan satyawati mengatakan bahwa dia sedang mengandung anak dari Raja kertawarman. Ketika satyawati diangkat menjadi permaisuri, sang raja baru mengetahui bahwa dia tidak bisa memiliki anak, yang berarti satyawati berbohong kepada sang raja dan kepada rakyat. Untuk menutupi hal ini kemudian Kertawarman mengangkat seorang putra yang bernama Brajagiri yang merupakan anak dari seorang pencari kayu bakar.

Sampai akhirnya permasalahan ini pun terdengar oleh petinggi kerajaan Tarumanegara, tetapi mereka tidak bisa melakukan banyak hal tentang permasalahan ini.Dan konsekuensi yang diterima oleh Raja Kertawarman karena menngangkat anak, Brajagiri tidak bisa menempati posisi putra mahkota dan hanya diberi kekuasaan sebagai senapati Kerajaan Tarumanegara.

Sampai akhir hidupnya pada 639 M, Raja Kertawarman tidak meninggalkan pewaris tahta. Tahta tersebut akhirnya diberikan kepada adik nya yaitu Sudawarman.

9. Sudhawarman (628-639 M)

Raja Sudawarman merupakan seorang resi atau Brahmana sebelum akhirnya naik tahta menggantikan sang kakak Kertawarman yang meninggal dunia pada 639 M.

Selama masa kekuasaan sudhawarman, kerajaan Terumanegara semakin menunjukkan kemunduran dikarenakan semakin banyak muncul kerajaan-kerajaan yang memilih berdiri sendiri dan lepas dari kerajaan Tarumanegara.Akibatnya pengaruh Kerajaan Terumanegara semakin menurun dan tenggelam digantikan oleh kerajaan-kerajaan kecil yang mulai berkembang.

Raja Sudhawarman tidak dapat melakukan banyak hal, karena tidak begitu paham dengan pemerintahan kerajaan Tarumanegara dikarenakan sudhawarman sejak kecil tinggal di india.

Raja sudhawarman meninggal pada 639 M dan digantikan oleh putranya yaitu Hariwangsawarman.

10. Hariwangsawarman (639-640 M)

Raja Hariwangsawarman merupakan raja kerajaan Terumanegara yang memimpin dengan jangka waktu yang singkat, yaitu 1 tahun.

Sudhawarman meninggalkan kerjaan dalam keadaan yang sulit, yaitu ketika kerajaan Tarumanegara mulai kehilangan pengaruh nya terhadap kerajaan lain. Nagajaya yang merupakan pemimpin dari kerajaan Cupunagara seperti nya mulai mengetahui kelemahan kerajaan Tarumanegara dan memutuskan untuk memanfaatkan kelemahan tersebut untuk meningkatkan pengaruh kerajaan Cupunagara.

Belum dipastikan penyebab pasti singkat nya masa waktu Hariwangsawarna, tetapi Nagajaya pada akhirnya berhasil menduduki tahta kerajaan Tarumanegara.

11. Nagajayawarman (640-666 M)

Nagajayawarman yang sebelumnya memimpin kerajaan Cupunagara, setelah Hariwangsawarna lengser dari tahta nya yang hanya bertahan selama 1 tahun.

Kondisi Kerajaan Taarumanegara semakin menurun dikarenakan banyak nya kerajaan-kerajaan kecil yang mulai berdiri sendiri, yang akhirnya bisa membuat Nagajaya berhasil merebut tahta kerajaan Tarumanegara.

Selama berkuasa, tidak ada pengaruh lebih yang dihasilkan Nagajaya untuk Tarumanegara.

Nagajaya meninggal pada 666 M dan tahta kerajaan diberikan kepada sang putra yaitu Linggarwarman.

12. Linggarwarman (666-669 M)

Linggarwarman merupakan Raja terakhir yang memimpin Kerajaan Tarumanegara, dikarenakan sang putri dari Linggarwarman yang bernama Tarusbawa memilih untuk kembali ke kerajaan sunda yang sebelumnya berada dalam wilayah dan kekuasaan Kerajaan Terumanegara, yang berarti berakhirnya kerajaan Terumanegara.

The post 12 Raja yang pernah Memimpin Kerajaan Tarumanegara Beserta Biografinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Prasasti Tugu: Pengertian – Sejarah dan Maknanya https://haloedukasi.com/prasasti-tugu Wed, 09 Feb 2022 02:56:46 +0000 https://haloedukasi.com/?p=31153 Prasasti adalah sebuah dokumen yang ditulis di atas permukaan benda keras yang sekiranya dapat bertahan lama, Dokumen ini biasanya merujuk kepada peninggalan masa lalu dan memiliki nilai sejarah. Salah satu prasasti yang pernah ditemukan di Indonesia adalah prasasti Tugu yang merupakan peninggalan dari kerajaan Tarumanegara yakni kerajaan Hindu-Buddha yang pernah berkuasa di Jawa Barat atau […]

The post Prasasti Tugu: Pengertian – Sejarah dan Maknanya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Prasasti adalah sebuah dokumen yang ditulis di atas permukaan benda keras yang sekiranya dapat bertahan lama, Dokumen ini biasanya merujuk kepada peninggalan masa lalu dan memiliki nilai sejarah. Salah satu prasasti yang pernah ditemukan di Indonesia adalah prasasti Tugu yang merupakan peninggalan dari kerajaan Tarumanegara yakni kerajaan Hindu-Buddha yang pernah berkuasa di Jawa Barat atau lebih tepatnya di dekat Sungai Citarum. 

Seperti apa penhertian, sejarah penemuan, isi dan maknanya akan dijelaskan dalam ulasan di bawah ini. 

Bentuk Prasasti Tugu 

Prasasti Tugu adalah jejak kerajaan Tarumanegara yang paling panjang diantara prasasti-prasasti lainnya. Panjangnya yakni sekitar 1 meter dengan bentuknya yang membulat lonjong atau oval seperti bentuk telur. 

Bahan yang digunakan untuk membuat prasasti Tugu adalah material batu andesit. Pada prasasti ini ditemukan 5 baris pesan yang dipahat. Tulisan tersebut menggunakan aksara Pallawa dan bahasa Sansekerta. Tulisan-tulisan tersebut diukir melingkar sesuai dengan pembukaan prasastinya. 

Tak hanya berisikan tulisan, prasasti ini juga dihiasi dengan ukiran berbentuk tongkat memanjang seperti batang atau tongkat dan pada bagian ujungnya berbentuk trisula. Ukiran tongkat ini digunakan untuk membatasi setiap baris. 

Sejarah Penemuan Prasasti Tugu

Prasasti Tugu ditemukan pada tanggal 4 Maret 1879 oleh pemerintah Hindia Belanda pada saat itu. Prasasti ini ditemukan di Kampung Batutumbu, Desa Tugu atau sekarang adalah Tugu Selatan, kecamatan Koja, Jakarta Utara.

Penemuan ini kemudian dilaporkan untuk pertama kali di Notulen Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Setelah penemuan ini pemerintah Hindia Belanda segera membahas prasasti ini. JA. van der Chijs kemudian mengusulkan agar prasasti ini disimpan dan dijaga di Museum Nasional. Pemindahan tersebut dilakukan pada tahun 1911. 

Pada saat pertama kali ditemukan hampir seluruh bagian dari prasasti Tugu terkubur di dalam tanah. Hanya 10 cm bagian saja yakni bagian puncaknya yang muncul dan terlihat dari permukaan. 

Terjemahan Prasasti Tugu 

Prasasti Tugu mengandung pesan yang ditulis dalam 5 baris dengan menggunakan aksara Pallawa dan Bahasa Sansekerta dan berbentuk sloka dengan Anustubh meter. Sayangnya prasasti ini tidak menuliskan tanggal maupun tahun pembuatannya. Namun setelah diteliti batu ini bertangga abad ke-5 Masehi. 

Karena aksara yang digunakan pada batu prasasti ini adalah huruf pallawa yang berasal dari India maka isi tulisan tersebut harus ditranskrip dan diterjemahkan terlebih dahulu. Orang yang berhasil membuat transkrip prasasti Tugu adalah Johan Hendrik Caspar Kern atau disingkat H. Kern yakni seorang orientalis dan ahli bahasa Sansekerta berkebangsaan Belanda. 

Kern berhasil mentranskripsikan prasasti ini pada tahun 1885, 1910, 1911. Selanjutnya isi teks tersebut diterjemahkan, dibahas dan ditafsirkan oleh ahli sejarah dari Belanda yaitu Nicolaas Johannes Krom  pada tahun 1926 dan 19321. 

Tokoh lain juga turut menafsirkan prasasti ini seperti  ahli Indologi Frederik David Kan Bosch pada tahun 1951 dan 1961, pakar sastra Jawa Kuno Poerbatjaraka pada tahun 1952, sera J. Noorduyn bersama dengan  H. Th. Verstappen pada tahun 1972. 

Isi Prasasti Tugu

Adapun isi teks yang tertulis dalam prasasti Tugu adalah sebagai berikut. 

pura rajadhirajena guruna pinabahuna khata khyatam purim prapya candrabhagarnnavam yayau//

pravarddhamane dvavingsad vatsare sri gunau jasa narendradhvajabhutena srimata purnavarmmana//

prarabhya phalguna mase khata krsnastami tithau caitra sukla trayodasyam dinais siddhaikavingsakaih

ayata satsahasrena dhanusamsasatena ca dvavingsena nadi ramya gomati nirmalodaka//

pitamahasya rajarser vvidaryya sibiravanim brahmanair ggo sahasrena prayati krtadaksina//

Terjemahan Prasasti Tugu 

Setelah diterjemahkan oleh beberapa ahli maka artinya adalah sebagai berikut. 

“Dahulu sungai yang bernama Candrabhaga telah digali oleh maharaja yang mulia dan yang memiliki lengan kencang serta kuat yakni Purnawarman, untuk mengalirkannya ke laut, setelah kali (saluran sungai) ini sampai di istana kerajaan yang termasyur. Pada tahun ke-22 dari tahta Yang Mulia Raja Purnawarman yang berkilau-kilauan karena kepandaian dan kebijaksanaannya serta menjadi panji-panji segala raja-raja, (maka sekarang) dia pun menitahkan pula menggali kali (saluran sungai) yang permai dan berair jernih Gomati namanya, setelah kali (saluran sungai) tersebut mengalir melintas di tengah-tengah tanah kediaman Yang Mulia Sang Pendeta Nenekda (Raja Purnawarman). Pekerjaan ini dimulai pada hari baik, tanggal 8 paro-gelap bulan dan disudahi pada hari tanggal ke 13 paro terang bulan Caitra, jadi hanya berlangsung 21 hari lamanya, sedangkan saluran galian tersebut panjangnya 6122 busur. Selamatan baginya dilakukan oleh para Brahmana disertai 1000 ekor sapi yang dihadiahkan”

Makna Prasasti Tugu 

Inti dari makna yang terkandung dalam prasasti ini adalah sebagai berikut. 

  • Informasi mengenai penggalian Sungai Candrabaga dan Sungai Gomati yang dilakukan oleh Rajadirajaguru dan Raja Purnawarman. Sungai-sungai tersebut digali 12 km dengan tujuan untuk mengatasi kekeringan ketika musim kemarau di Tarumanegara pada saat itu. 

Selain itu juga penggalian sungai ini untuk menghindari bencana banjir yang kerap melanda ketika musim hujan tiba. Kedua Sungai tersebut digali dan dihubungkan ke laut.

  • Dari prasasti ini dapat diketahui bahwa Raja Purnawarman adalah telah mengalami berbagai hal lika-liku. Ia adalah raja yang agung, bijaksana dan pandai sehingga tak heran raja Purnawarman sangat disegani oleh siapapun. 
  • Dalam prasasti tersebut bertuliskan 8 paro gelap bulan dan selesai pada tanggal 13 paro terang yang artinya pengerjaan penggalian sungai tersebut memakan waktu 21 hari. 
  • Penggalian Sungai Candrabaga dan Sungai Gomati dilakukan pada saat Tarumanegara berada dibawah kekuasaan Raja Purnawarman tepatnya pada tahun ke 22 masa pemerintahannya. 
  • Penggalian pertama dilakukan terhadap Sungai Candrabaga untuk alirkan air dari hulu supaya  terhubung secara langsung ke lautan. Aliran air sungai ini berada di tepi istana Raja Purnawarman. Nama Candrabaga kemudian diubah menjadi Bagasasi lalu seiring berjalannya waktu berubah lagi menjadi Bekasi dan masih digunakan hingga saat ini.  
  • Penggalian kedua dilakukan terhadap Sungai Gomati dimana alirannya berada di tengah-tengah kediaman nenek Raja Purnawarman.
  • Dari prasasti tersebut dapat diketahui kerajaan Tarumanegara memberikan persembahan berupa seribu ekor sapi untuk kaum Brahmana. Tujuan dari persembahan tersebut adalah untuk memberkati kedua kanal atau saluran yang baru saja dibangun. 

The post Prasasti Tugu: Pengertian – Sejarah dan Maknanya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bukti Keberadaan Kerajaan Tarumanegara https://haloedukasi.com/bukti-keberadaan-kerajaan-tarumanegara Wed, 19 Jan 2022 02:49:35 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30696 Sejarah Indonesia sangatlah panjang mulai dari zaman kerajaan, datangnya para penjajah hingga akhirnya merdeka dan berdirilah NKRI. Pada dasarnya Indonesia merupakan gabungan-gabungan dari berbagai kerajaan yang dahulu berkuasa di Nusantara. Meski kini kerajaan-kerajaan tersebut telah tiada dan bersatu menjadi Indonesia. Namun fakta sejarah tentang mereka tetap dilestarikan dan diingat hingga saat ini. Salah satu kerajaan […]

The post Bukti Keberadaan Kerajaan Tarumanegara appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sejarah Indonesia sangatlah panjang mulai dari zaman kerajaan, datangnya para penjajah hingga akhirnya merdeka dan berdirilah NKRI. Pada dasarnya Indonesia merupakan gabungan-gabungan dari berbagai kerajaan yang dahulu berkuasa di Nusantara.

Meski kini kerajaan-kerajaan tersebut telah tiada dan bersatu menjadi Indonesia. Namun fakta sejarah tentang mereka tetap dilestarikan dan diingat hingga saat ini.

Salah satu kerajaan yang pernah berdiri di Nusantara adalah kerajaan Tarumanegara yakni salah satu kerajaan Hindu terbesar Indonesia yang berkuasa pada masa abad ke 7 masehi dan berpusat di Jawa Barat. 

Bagaimana masyarakat modern dapat mengetahui adanya kerajaan yang berdiri di masa lampau tersebut? Hal itu dikarenakan adanya bukti-bukti dan sumber sejarah tentang kerajaan Tarumanegara baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang akan kita bahas di bawah ini.

Sumber Dalam Negeri

Sumber sejarah dalam negeri adalah berbagai peninggalan-peninggalan atau jejak yang ditinggalkan oleh sebuah kerajaan itu sendiri dan ditemukan di wilayah kerajaan tersebut. Berikut adalah sumber sejarah kerajaan Tarumanegara yang berasal dari dalam negeri.

Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

Sumber sejarah yang paling umum ditinggal oleh sebuah kerajaan adalah prasasti. Prasasti sendiri artinya piagam atau dokumen yang tertulis pada benda-benda atau media lainnya yang keras dan awet. 

Prasasti dianggap sebagai jejak paling penting dalam dunia sejarah karena mampu memberikan informasi dan kronologi dari suatu peristiwa di masa lalu secara detail. Begitu juga dengan kerajaan Tarumanegara yang juga meninggalkan jejak berupa prasasti. Prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara adalah:

  • Prasasti Kebon Kopi di Cibungbulang yang berisi jejak  dua telapak kaki gajah yang diyakini sebagai kendaraan dewa Wisnu yakni salah satu dewa kepercayaan Hindu.
  • Prasasti Pasir Awi di Bogor yang berisi gambar dan pahatan ranting pohon, dedaunan dan jejak kaki. 
  • Prasasti Pasir Koleangkak di Bogor bagian barat yang berisi pujian untuk Raja Purnawarman yang berkuasa pada tahun 395 Masehi.
  • Prasasti Tugu di Jakarta yang menggambarkan situasi penggalian sungai Gomati atas perintah raja Purnawarman.
  • Prasasti Muara Cianten di Bogor yang berisi aksara ikal.
  • Prasasti Cidanghiang atau Lebak di Bogor yang mengisahkan perjalanan hidup raja Purnawarman.
  • Prasasti Ciaruteun di Ciampea yang berisikan puisi dan syair untuk raja Purnawarman serta jejak kaki miliknya.

Candi Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

Jejak lain yang biasanya ditinggalkan oleh sebuah kerajaan adalah tempat ibadah sesuai dengan kepercayaan yang diyakini mereka. Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan bercorak Hindu maka dari itu peninggalannya adalah candi. Bangunan-bangunan candi yang dibangun oleh kerajaan Tarumanegara adalah sebagai berikut.

  • Candi Situs Batujaya 

Situs candi seluas 5 km persegi ini berdiri di dua desa yaitu Desa Segaran, Kecamatan Batujaya dan Desa Telagajaya, Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten Karawang Prov. Jawa Barat. Pada situs candi Batujaya ini temukan berbagai artefak dan yang paling tua berasal dari abad 2 Masehi sementara yang termuda datang dari abad 12 Masehi.

  • Candi Cibuaya

Candi Cibuaya berada di dusun Cibuaya kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat. Candi ini terdiri dari dua bangunan yaitu bagian Lemah Duhur Lanang, dan Lemah Duhur Wadon. Situs candi ini ditemukan pada tahun 1952 serta penemuan keduanya pada tahun 1957.

  • Candi Jiwa

Candi Jiwa memiliki bentuk yang unik yaitu gundukan tanah yang menyerupai bukit kecil. Candi yang dibangun 2 meter di atas permukaan tanah ini berada di lokasi yang sama dengan situs candi Batujaya. 

Arca Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

Arca adalah sebuah patung yang dibuat dengan tujuan sebagai media untuk beribadah umat Hindu maupun Budha. Patung ini biasanya ditemukan bersama dengan candi sebagai jejak peninggalan mereka. 

Beberapa arca peninggalan kerajaan Tarumanegara adalah sebagai berikut:

  • Arca Rajarsi

Arca Rajarsi diperkirakan ditemukan di Jakarta ini merupakan representasi dari raja Purnawarman yang dianggap memiliki karakter yang sama dengan dewa Wisnu Ara ini merupakan salah satu patung tertua yang pernah ditemukan.

  • Arca Wisnu Cibuaya I dan II 

Berdasarkan penelitian arca ini dibuat pada abad ke-7 dan serupa dengan arca yang ditemukan di semenanjung Melayu, Siam, dan Kamboja. Arca ini membuktikan bahwa seni di Jawa Barat sudah dimulai sejak ribuan tahun lalu.

Arca berukuran setinggi 63 cm ini ditemukan pada tahun 1951 oleh warga setempat dalam keadaan cukup baik. Bentuk arca ini menggambarkan gaya Pallawa yaitu sikap berdiri dan memiliki empat buah tangan.

Sedangkan Arca Wisnu Cibuaya II ditemukan pada tahun 1957 dengan bentuk yang sama hanya saja ukurannya lebih kecil yaitu 48 cm. Kedua arca ini terbuat dari batu hitam yang dipahat. Saat ini arca Wisnu Cibuaya I dan II dapat  dapat dilihat di  Museum Nasional Jakarta.

Naskah Wangsakerta

Naskah Wangsakerta bukanlah peninggalan dari kerajaan Tarumanegara melainkan milik Pangeran Wangsakerta dari Cirebon. Bersama dengan pengikutnya yang dikenal sebagai “Panitia Wangsakerta menulis naskah ini pada abad ke 17 tepatnya antara 1677 sampai 1698. Naskah ini bernama Pustaka Rajya-rajya i Bhumi Nusantara.

Salah satu isi dari naskah ini menulis tentang informasi berdirinya kerajaan Tarumanegara beserta raja-raja yang pernah memimpinnya. 

Berdasarkan naskah Wangsakerta kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Maharshi Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 masehi. Sementaara para raja yang pernah bekuasa adalah Raja Jayasingawarman sejak tahun 358 hingga 382 masehi, Raja Dharmayawarman pada tahun 382 hingga 395 Masehi, Raja Purnawarman sejak tahun 395 M hingga 434 M, Raja Wisnuwarman pada tahun 434 hingga 455 M serta raja Indrawarman dari tahun 455 M hingga 51 M. Naskah ini tersimpan di museum Sri Baduga Bandung, Jawa Barat.

Sumber sejarah dari Luar Negeri 

Sumber sejarah dari luar negeri biasanya berasal dari informasi ataupun buku-buku yang ditulis oleh pendatang yang dari dari negeri lainnya. Berikut ini sumber sejarah kerajaan Tarumanegara yang berasal dari luar negeri.

Berita Fa Hien 

Sumber sejarah tidak harus berasal dari dalam negeri tetapi juga bisa dari luar negeri seperti berita Fa Hien. Fa Hien adalah seorang penjelajah dan juga Biksu dari Tiongkok pada awal abad ke-5 Masehi. Ia menuliskan apa saja yang dilihatnya selama perjalanannya dalam buku Fa Kao Chi yang tertanggal tahun 414 M. 

Dalam bukunya tersebut tertulis tentang Ye-Po-Ti yang telah disepakati oleh para ahli sebagai pulau Jawa dan Negara Lang-Ga-Su atau Lang-Ga yang cocok dengan gambaran kerajaan Tarumanegara. 

Fa Hien dalam bukunya mengisahkan Dinasti Liang yakni sebutan untuk Kerajaan Tarumanegara ada pada tahun 502 sampai 507 M. Dalam buku ini juga menggambarkan kondisi bangunan dan masyarakat Tarumanegara seperti bangunannya dipenuhi oleh menara pengawas dan raja Lang-Ga melakukan perjalanannya dengan menggunakan gajah. 

Masyarakatnya digambarkan hanya sedikit yang menganut Budha sedangkan mayoritasnya adalah pemeluk Hindu dan sisanya masih teguh pada kepercayaan animisme dan dinamismenya. 

Berita dari Dinasti Sui

Dinasti Sui adalah dinasti yang ada di Tiongkok dan berjaya sekitar tahun 581 sampai 618. Dinasti ini adalah pondasi awal dari dinasti Tang yang berhasil menyatukan wilayah Tiongkok yang sempat terpecah belah sebelumnya. 

Salah satu peninggalan Dinasti Sui menceritakan bahwa raja To Lo Mo yakni ejaan Taruma dalam bahasa Tiongkok telah mengirimkan seorang utusan pada tahun 528 M hingga 669 M. 

Sejarah Dinasti Sui mengatakan bahwa To Lo Mo atau Taruma adalah sebuah negeri yang jauh berada di Selatan Tiongkok. Maksud kedatangan utusan tersebut adalah untuk hubungan diplomatik. 

Berita dari Dinasti Tang

Dinasti Tang adalah penerus dari dinasti Sui yang sudah lebih dahulu berdiri. Dinasti Tang didirikan pada tahun 618 oleh Li Yuan. Sejarah dinasti ini juga menyebutkan hal yang sama dengan yang tertulis di sejarah dinasti Sui. 

To-Lo-Mo atau To-Lo-Ma kembali mengirimkan utusannya ke Tiongkok pada tahun 666 M dan 669 M. Namun maksud dari kunjunganya ini tidak dijelaskan lebih rinci lagi. 

The post Bukti Keberadaan Kerajaan Tarumanegara appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara https://haloedukasi.com/prasasti-peninggalan-kerajaan-tarumanegara Tue, 11 Jan 2022 08:24:05 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30255 Prasasti adalah salah satu kekayaan sejarah yang dimiliki Indonesia yang membuktikan sejarah panjang Indonesia jauh sebelum masa kemerdekaan dan penjajahan. Prasasti juga menjadi saksi perkembangan dan penyebaran agama di Indonesia pada masa kerajaan. Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan Hindu tertua di Indonesia setelah Kerajaan Kutai di Kalimantan. Sebagai suatu kerajaan pada masa lampau, Kerajaan Tarumanegara juga […]

The post 7 Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Prasasti adalah salah satu kekayaan sejarah yang dimiliki Indonesia yang membuktikan sejarah panjang Indonesia jauh sebelum masa kemerdekaan dan penjajahan. Prasasti juga menjadi saksi perkembangan dan penyebaran agama di Indonesia pada masa kerajaan.

Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan Hindu tertua di Indonesia setelah Kerajaan Kutai di Kalimantan. Sebagai suatu kerajaan pada masa lampau, Kerajaan Tarumanegara juga sama dengan kerajaan yang lainnya dalam hal meninggalkan bukti sejarah dimana salah satunya berupa prasasti. Kerajaan ini dahulu terletak di tepi Sungai Citarum, kawasan Bogor, Jawa Barat.

Masa kejayaan kerajaan ini terjadi ketika masa kepemimpinan Raja Purnawarman dimana Kerjaan Tarumanegara berhasil menguasai kurang lebih 48 kerajaan lainnya. Sebagai salah satu kerajaan besar, tentu terdapat berbagai bukti sejarah yang ditinggalkan oleh kerajaan tersebut. Berikut beberapa prasasti peninggalan dari Kerajaan Tarumanegara.

1. Prasasti Ciaruteun

Prasasti Ciaruteun

Prasasti Ciaruteun memiliki nama lain yaitu Prasasti Ciampea. Prasasti ini ditemukan di desa dengan nama yang sama yaitu Desa Ciaruteun, kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Prasasti ditemukan di bukit yang diapit oleh tiga buah sunyai yaitu Sungai Ci Anten, Sungai Ci Sadane dan Sungai Ci Aruteun. Prasasti ini terbuat dari batu kali atau batu sungai yang sangat besar dengan bobot mencapai 8 ton.

Prasasti ini ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Pada bagian atas prasasti terdapat ukiran sepasang kaki yang dipercaya merupakan kaki Raja Purnawarman yang diibaratkan sebagai Dewa Wisnu. Prasasti ini menegaskan mengenai sepasang kaki Raja Purnawarman yang gagah berani serta tangguh. Hingga membuatnya disamakan dengan Dewa Wisnu.

Sang raja diibaratkan sebagai Dewa Wisnu yang berkuasa namun tetap memberi perlindungan pada rakyatnya. Prasasti Ciaruteun pertama kali ditemukan pada tahun 1863 di aliran Sungai Ci Aruteun yang merupakan salah satu anak sungai dari Sungai Ci Sadane. Ketika banjir besar melanda pada tahun 1893, prasasti terseret banjir hingga berpindah beberapa meter ke hilir dan membuat tulisan prasasti terbalik menjadi menghadap tanah.

Pada tahun 1891, pemerintah kemudian memindahkan prasasti dan membuatkan perlindungan berupa bangunan pendopo agar kejadian prasasti terseret banjir tidak terulang kembali. Kini replika dari cetakan pada prasasti telah dibuat dan disimpan di dua museum di Jakarta dan satu museum di Bandung. Museum-museum itu ialah Museum Nasional Indonesia dan Museum Sejarah Jakarta serta museum di Bandung yaitu Museum Sri Baduga.

2. Prasasti Jambu

Prasasti Jambu

Prasasti Jambu juga dikenal dengan nama Prasasti Pasir Kolengkak yang ditemukan di kampung Pasir Gintung, Desa Parakanmucang, wilayah Kecamatan Nanggung yang berada di Kabupaten Bogor. Prasasti ini pertama kali ditemukan pada tahun 1854 namun mulai diteliti pada tahun 1954. Prasasti ini diukir pada batu alami dengan ukuran kurang lebih 2 hingga 3 meter.

Prasasti ini ditulis dengan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta dalam dua baris. Serupa dengan Prasasti Ciaruteun, Prasasti Jambu juga memiliki pahatan sepasang telapak kaki pada bagian atasnya. Para peneliti mengatakan adanya goresan telapak kaki sama seperti penggunaan cap atau tanda tangan pada masa sekarang.

Prasasti ini juga menyebutkan mengenai kegagahan dari sang Raja Purnawarman. Dalam prasasti dituangkan kekaguman pada raja yang jujur dan baik dalam menjalankan tugas-tugasnya. Beliau dikatakan raja pemimpin Tarumanegara yang dihormati dan senantiasa gagah berani dalam penyerangan pada para musuhnya. Melalui aksara dan pahatannya, diperkirakan bahwa prasasti berasal dari pertengahan abad ke 5 Masehi.

3. Prasasti Kebon Kopi

Prasasti Kebon Kopi

Prasasti Kebon Kopi atau yang juga dikenal dengan Prasasti Tapak Gajah adalah prasasti yang ditemukan ketika melakukan pembukaan lahan kopi di kampung Muara, Desa Ciaruteun Ilir, Bogor.  Prasasti ini dipahat diatas batu andesit pipih dengan ukuran kurang lebih 1 meter.

Pada prasasti ini terdapat ukiran sepasang telapak kaki gajah dan ditengahnya terdapat ukiran tulisan dari huruf Pallawa dengan bahasa Sanskerta.

Sepasang kaki gajah ini dikatakan merupakan gajah yang menjadi kendaraan sang Raja Purnawarman. Kaki gajah ini juga diibaratkan sama dengan kaki gajah Airawata yang menjadi wahana dari Dewa Indra.

4. Prasasti Tugu

Prasasti Tugu

Prasasti Tugu terpahat di atas batu berbentuk bulat telur dengan ukuran kurang lebih 1 meter dan pertama kali ditemukan di Kampung Batutumbuh, Desa Tugu.

Tidak berbeda dengan prasasti Kerajaan Tarumanegara lainnya, prasasti ini juga tidak memberikan keterangan tanggal pembuatannya. Prasasti Tugu memiliki kemiripan pahatan aksara dengan Prasasti Cidanghiyang, sehingga para peneliti berkesimpulan bahwa pemahat prasasti ini adalah orang yang sama.

Prasasti Tugu merupakan prasasti denga nisi terpanjang yang ditemukan pada masa Raja Purnawarman. Terdiri dari lima barisan melingkar yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Prasasti ini mengisahkan mengenai peresmian penggalian Sungai Candrabaga dan Sungai Gomati.

Penggalian ini dilakukan pada tahun ke-22 pemerintahan Raja Purnawarman, dan digalinya sungai ini dikarenakan sering terjadi bencana banjir ketika musim hujan dan terjadinya kekeringan di musim kemarau. Kini, Prasasti Tugu tersimpan apik di Museum Nasional Indonesia yang terletak di Jakarta.

5. Prasasti Muara Cianten

Prasasti Muara Cianten

Prasasti Muara Cianten atau yang awalnya dikenal dengan Prasasti Pasir Muara pertama kali ditemukan di tepi Sungai Cisadane, Desa Ciaruteun Ilir, Cibungbuang, Bogor. Prasasti ini diukir diatas sebuah batu andesit dengan ukuran yang cukup besar kurang lebih 2,5 meter x 1,5 meter.

Namun hal yang disayangkan adalah hingga kini para peneliti sejarah belum dapat membaca dengan pasti arti atau makna yang tertuang dalam prasasti tersebut. Hal ini dikarenakan ukiran yang tertulis diatas batu berupa pahatan sulur-sulur berbentuk ikal dan diprediksi merupakan huruf sangkha.

6. Prasasti Pasir Awi

Prasasti Pasir Awi

Prasasri Pasir Awi atau dikenal juga dengan nama Prasasti Cemperai ditemukan di kawasan perbukitan Cipamingkis, Desa Sukamakmur, Bogor. Prasasti ini dipahat diatas batuan alam yang berada di puncak ketinggian bukit. Pada prasasti ini terdapat pahatan telapak kaki yang menghadap ke arah utara-timur.

Selain pahatan kaki, pada prasasti ini juga terdapat tulisan yang menggunakan huruf ikal sehingga para ahli masih kesulitan untuk membacanya. Pertama kali ditemukan prasasti ini ialah pada tahun 1867.

7. Prasasti Cidanghiang

Prasasti Cidanghiang

Sesuai dengan namanya, Prasasti Cidanghiang merupakan prasasti yang ditemukan di tepi aliran Sungai Cidanghiang, Desa Lebak, Pandeglang, Banten. Pertama kali ditemukan sekitar tahun 1947 namun mulai diteliti pada tahun 1954.

Prasasti ini terpahat diatas batu andesit dengan ukuran kurang lebih 2×3 meter. Huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta digunakan dalam pahatan prasasti ini, dimana aksaranya dikatakan memiliki kemiripan dengan Prasasti Tugu.

Dalam prasasti ini juga berisikan mengenai keagungan Raja Purnawarman. Serta menjelaskan cakupan wilayah yang menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Tarumanegara pada masa pemerintahan Raja Purnawarman.

Kini prasasti ini dirawat dan diletakkan di tempat ditemukannya dan dilindungi oleh bangunan cungkup tanpa dinding. Sehingga ketika hujan deras dan debit air sungai tinggi, dikhawatirkan prasasti akan terendam.

The post 7 Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kerajaan Tarumanegara: Sejarah – Raja dan Peninggalannya https://haloedukasi.com/kerajaan-tarumanegara Mon, 01 Feb 2021 02:43:03 +0000 https://haloedukasi.com/?p=20421 Pada jaman dahulu di Nusantara terdapat banyak sekali kerajaan yang berdiri dan berkembang. Salah satunya yaitu kerajaan Tarumanegara yang merupakan salah satu kerajaan yang tertua di Nusantara. Pada materi kali ini kita akan membahas mengenai kerajaan Tarumanegara mulai dari sejarah hingga peninggalan dari kerajaan Tarumanegara. Sejarah Kerajaan Tarumanegara Kerajaan Tarumanegara adalah salah satu kerajaan di […]

The post Kerajaan Tarumanegara: Sejarah – Raja dan Peninggalannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pada jaman dahulu di Nusantara terdapat banyak sekali kerajaan yang berdiri dan berkembang. Salah satunya yaitu kerajaan Tarumanegara yang merupakan salah satu kerajaan yang tertua di Nusantara.

Pada materi kali ini kita akan membahas mengenai kerajaan Tarumanegara mulai dari sejarah hingga peninggalan dari kerajaan Tarumanegara.

Sejarah Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara adalah salah satu kerajaan di Indonesia dan merupakan tertua setelah kerajaan Kutai. Kerajaan Tarumanegara diperkirakan berdiri pada abad ke 4 hingga 7 masehi. Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh sesorang yang berasal dari India yang bernama Jayasingawarman.

Jayasingawarman pergi ke nusantara untuk mengungsi dikarenakan di India terjadi sebuah peperangan yang besar. Banyak pengungsi yang berasal dari India. Setelah mendapatkan persetujuan dari raja di Jawa Barat yaitu Dewawarman VIII, kemudian mereka membuat dan membangun tempat tinggal baru di dekat sungai Citarum.

Pemukiman yang didirikan oleh orang orang India tersebut diberi nama desa Taruma. Seiring dengan perkembangan waktu, desa ini sering sekali dikunjungi oleh orang orang sehingga menjadi desar yang besar.

Lambat laun, desa tersebut berkembang menjadi kota yang perkembangannya sangat pesat, sehingga Jayasingawarman membentuk kerajaan yang kemudian dinamakan kerajaan Tarumanegara

Wilayah kerajaan Tarumanegara membentang mulai dari wilayah Banten, Jakarta hingga Cirebon. Kerajaan Tarumanegara memiliki raja yang paling mahsyur yang bernama Purnawarman.

Pada masa pemerintahan Purnawaman dilakukan penggalian sungai untuk menghindari banjir dan kekeringan yang terjadi pada saat musim kemarau. Penggalian sungai tersebut sepanjang 12 km dengan menggunakan peralatan manual yaitu tombak.

Letak Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara berada di Bogor, Jawa Barat. Tepatnya di lembah Sungai Citarum dan merupakan kerajaan Hindu yang dibangun oleh Jayasingawarman yang merupakan menantu dari raja Dwewawarman VIII.

Jayasingawarman merupakan orang yang berasal dari India dan pergi mengungsi ke Nusantara, lalu ia mendirikan kerajaan Tarumanegara. Ibu kota dari kerajaan Tarumanegara yang berada di Jayasinghapura menggantikan pusat pemerintahan dari kerajaan ayah mertuanya.

Nama dari Tarumanegara diperkirakan berkaitan dengan kata tarung yang memiliki arti nila. Kata tarung tersebut ada di Jawa Barat dan digunakan sebagai nama sungai yaitu sungai Citarum.

Raja Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara dipimpin oleh 12 raja pada masanya yaitu dari abad ke-4 hingga ke-7. Silsilah raja dari kerajaan Tarumanegara yaitu:

  • Jayasingawarman (358 – 382 M)
  • Dharmayawarman (382 – 395 M)
  • Purnawaman (395 – 434 M)
  • Wisnuwarman (434 – 455 M)
  • Indrawarman (455 – 515 M)
  • Candrawarman (515 – 535 M)
  • Suryawarman (535 – 561 M)
  • Kertawarman (561 – 628 M)
  • Sudhawarman (628 – 639 M)
  • Hariwangsawarman (639 – 640 M)
  • Nagajayawarman (640 – 666 M)
  • Linggawarman (666 -669 M).

Kejayaan Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara mencapai masa kejayaannya ketika berada di bawah pimpinan dari raja yang sangat mahsyur yaitu Purnawaman. Pada masa pemerintahannya, luas kerajaan Tarumanegara hampir sama dengan luas wilayah Jawa Barat sekarang ini.

Raja Purnawaman dikenal sebagai raja yang sangat memperhatikan para rakyatnya. Purnawaman melakukan beberapa hal pada masa pemerintahannya, yaitu menyusun undang undang kerajaan, membuat strategi perang, memindahkan ibu kota ke daerah sekitaran tepi pantai, penggalian sungai dan masih banyak lagi.

Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara runtuh dikarenakan adanya masalah keluarga. Pada masa kepemimpinan dari raja Linggawarman ia meneruskan tahtanya kepada sang menantu yang bernama Tarusbawa.

Namun, sang mantu malah meninggalkan kerajaan Tarumanegara dikarenakan menurutnya kerajaan ini sudah tidak lagi memiliki kehebatan seperti di masa lampau. Kemudian Tarusbawa membangun kerajaan yang baru yang bernama kerajaan Sunda.

Faktor lain penyebab dari keruntuhan kerajaan Tarumanegara yaitu adanya gempuran dari kerajaan Majapahit sehingga kerajaan Tarumanegara kesulitan dalam mempertahankan keberadaannya.

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara banyak sekali meninggalkan berbagai peninggalan seperti prasasti, topeng, emas dan lain sebagainya. Ada 7 prasasti yang merupakan peninggalan dari kerajaan Tarumanegara diantaranya:

  • Prasasti Jambu

Prasasti ini merupakan peninggalan dari kerajaan Tarumanegara yang ditemukan di kawasan perkebunan jambu, bukit pasir koleyangkak, Kabupaten Bogor. Isi dari tulisan pada prasasti jambu tersebut yaitu:

“Gagah, mengagumkan dan jujur terhadap tugasnya adalah pemimpin manusia yang tiada taranya, yang termahsyur Sri Purnawaman, yang sekali waktu memerintah di Taruma dan baju zirahnya yang terkenal dengan warman. Tidak dapat ditembus senjata musuh. Ini adalah sepasang tapak kakinya yang senantiasa berhasil menggempur kota kota musuh, hormat kepada pangeran, tetapi merupakan duri dalam daging bagi musuh musuhnya.”

  • Prasasti Ciareteun

Pada prasasti ciareteum terdapat ukiran laba laba dan juga telapak kaki dan sajak palawa dalam bahasa Sansekerta. Tulisan dari prasasti ciareteum ini berbunyi:

“Ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki Dewa Wisnu, ialah kaki Yang Mulia Sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di duni.”

  • Prasasti Pasir Awi

Prasasti ini ditemukan di pasir asi tepatnya di daerah Bogor. Pada prasasti pasir awi ini terdapat gambar telapak kaki dan juga tulisan ikal. Namun hingga saat ini isi tulisan yang tertulis pada prasasti tersebut belum dapat disimpulkan oleh para ahli.

  • Prasasti Kebon Kopi

Prasasti ini ditemukan di kampung muara hilir, Cibungbulan di daerah Bogor. Pada prasasati kebon kopi ini juga terdapat tulisan yang berisi:

“Di sini nampak sepasang tapak kaki yang seperti Airwata, gajah penguasa taruma yang agung dalam dan kejayaan.”

  • Prasasti Tugu

Prasasti tugu ini ditemukan di Tugu, Cilincing daerah Jakarta dan merupakan perbatasan dengan daerah Bekasi. Pada prasasti tugu tersebut juga terdapat tulisan yang berisi:

“Dahulu sungai bernama candra bhaga telah (disuruh) gali oleh Maharaja Purnamwarman. Maharaja yang mulia memiliki lengan yang kuat. Setelah sampai ke istana kerajaan yang termahsyur, sungai dialirkan ke laut.

Di dalam tahun ke-22 dari takhta yang mulia raja Purnawarman yang gemerlapan karena kepandaian dan kebijaksanannya serta menjadi panji panji dari segala raja raja.

Baginda memerintahkan pula, menggali sungai yang pernah bersih jernih yang bernama gomati setelah sungai itu mengalir di tempat kediaman yang mulia Nenekda sang pendeta (sang Purnamwarman).

Pekerjaan ini dimulai pada hari yang baik tanggal 8 paro petang bulan Phalguna dan selesai pada tanggal 13 paro terang bulan Caitra, hanya 21 haru saja sedang galian itu panjangnya 6122 tumbak. Upacara (selamatan) itu dilakukan oleh para Brahmaan disertai 1000 ekor sapi yang dikorbankan.”

  • Prasasti Muara Cianten

Prasasti ini hampir mirip dengan prasasti Awi dikarenakan memililiki gambar telapak kaki dan tulisan ikal. Prasasti muara cianten ditemukan di muara Cianten, daerah Bogor. Namun, tulisan dari prasasti ini belum dapat disimpulkan oleh para ahli.

  • Prasasti Lebak

Prasasti lebak ditemukan di kampung yang bernama Lebak di tepi sungai Cidanghiang, Banten. Dalam prasasti ini juga terdapat tulisan yang berbunyi:

“inilah tanda keperwiraan yang mulia Purnawarman. Baginda seorang raja yang agung dan gagah berani. Baginda seorang raja dunia dan menjadi panji sekalian raja.”

Di dalam prasasti ini juga meuat batas batas dari kerajaan tarumanegara yaitu sebelah barat berbatasan dengan laut, sebelah selatan berbatasan dengan laut, sebelah timur berbatasan dengan sungai Citarum dan sebelah utara berbatasan dengan daerah Karawang.

  • Situs Pasir Angin

Situs ini terdapat di desa Cemplang, kecamatan Cibungbulang. Pada bukit tersebut terdapat monolit dengan tinggi 1,2 m. Di bukit tersebut ditemukan berbagai artefak perunggu, emas dan besi. Salah satunya yaitu topeng emas.

The post Kerajaan Tarumanegara: Sejarah – Raja dan Peninggalannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>