Kerja - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kerja Mon, 19 Feb 2024 08:08:50 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Kerja - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kerja 32 32 4 Jenis Budaya Kerja yang Perlu Dipahami https://haloedukasi.com/jenis-budaya-kerja Sat, 26 Feb 2022 04:12:04 +0000 https://haloedukasi.com/?p=31708 Bisa dibilang bahwa bekerja merupakan sebuah keharusan bagi masyarakat sekarang. Apalagi tujuannya jika bukan untuk mendapatkan penghasilan yang nantinya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bekerja di sebuah tempat yang bergengsi seringkali menciptakan sebuah pemikiran bahwa penghasilan yang didapatkan tentunya memiliki nominal yang besar. Bahkan tidak hanya itu, sebagian orang pasti juga berpikir bahwa budaya kerja […]

The post 4 Jenis Budaya Kerja yang Perlu Dipahami appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bisa dibilang bahwa bekerja merupakan sebuah keharusan bagi masyarakat sekarang. Apalagi tujuannya jika bukan untuk mendapatkan penghasilan yang nantinya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bekerja di sebuah tempat yang bergengsi seringkali menciptakan sebuah pemikiran bahwa penghasilan yang didapatkan tentunya memiliki nominal yang besar.

Bahkan tidak hanya itu, sebagian orang pasti juga berpikir bahwa budaya kerja yang seringkali diterapkan dalam perusahaan perusahaan besar itu bisa dibilang cukup kompetitif. Namun, tak jarang juga budaya kerja yang diterapkan di situ lebih ke budaya kerja yang suportif antara satu dengan yang lainnya, saling memberikan pengaruh yang positif dan lain sebagainya.

Hal itu tergantung dari bagaimana cara para pekerja saja untuk menempatkan dirinya, terlebih bekerja dalam sebuah perusahaan ataupun tempat lainnya adalah bukan tipe kerja yang individual melainkan tipe tipe kerja yang lebih menekankan pada sisi timworknya atau kerja samanya. Lalu apa sih sebenarnya budaya kerja itu?

Secara umum, budaya kerja merupakan suatu nilai, kebudayaan atau bahkan norma yang sudah berkembang dalam suatu organisasi atau yang bisa disebut dengan lingkungan kerja dalam hal ini. Sehingga lama kelamaan budaya kerja tersebut bisa menjadi pedoman bagi yang lainnya untuk bertingkah laku dan menjalankan tugasnya.

Nyatanya, budaya kerja ini memiliki beberapa jenis. Berikut merupakan pemaparan mengenai jenis jenis budaya kerja yang perlu kita ketahui.

1. Clan Culture (Klan)

Jenis budaya kerja yang satu ini bisa dibilang merupakan salah satu jenis dari budaya kerja yang sangat dingin inginkan oleh semua orang. Bukan karena tidak mendasar, melainkan dalam jenis budaya kerja yang satu ini lingkungan kerja yang berada dalam suatu perusahaan bisa dibilang lebih ramah dan bersahabat.

Seperti yang kita tahu dasarnya dalam suatu perusahaan kan lebih dominan jiwa kompetisinya, namun kali ini berbeda. Dalam budaya kerja ini semua karyawan bahkan atasannya sekalipun menganggap semua kerabat kerjanya sebagai keluarga besar sendiri. Atau bisa dibilang sesuai dengan namanya, yaitu clan.

Mereka lebih menganggap mereka ini sebuah clan, yang perlu untuk berkolaborasi, saling memberikan energi positif dan saling bekerja sama dengan baik tentunya. Sehingga tak jarang, karyawan dengan budaya kerja yang seperti ini bisa dibilang lebih solid.

2. Market Culture (Pasar)

Jenis budaya yang satu ini bisa dibilang lebih sering mendominasi pikiran atau asumsi dari sebagian orang mengenai lingkungan kerja. Iya, apalagi jika bukan lingkungan kerja yang sifatnya lebih ke arah kompetitif antara satu dengan yang lainnya.

Hal ini dilakukan tidak lain dan tidak bukan untuk menunjukkan produktivitas dari setiap karyawan dihadapan petingginya.

Namun, terkadang walaupun lingkungan kerjanya cenderung didominasi dengan rasa persaingan, tapi kondisinya masih dibilang sehat alias persaingan yang dilakukan berlangsung dengan sehat dan kondusif.

3. Hierarcy Culture (Hirarki)

Sedangkan jenis budaya kerja yang satu ini sangat bersesuaian dengan istilahnya, kenapa? Karena lingkungan kerja dengan jenis budaya kerja yang seperti ini lebih mementingkan kedudukan atau struktur dari jabatan.

Dalam kata lain, bisa dibilang budaya kerja yang satu ini lebih formal, karena dari cara kerjanya dan dari cara mereka berinteraksi satu dengan yang lainnya sangat menjunjung tinggi jabatan secara struktural yang ada.

Sehingga bisa dikatakan karena budaya kerjanya yang terkesan sangat formal ini, pihak perusahaan juga menetapkan beberapa aturan dan ketentuan yang membahas secara tegas mengenai tingkah laku, aturan dari setiap pekerja dan lain sebagainya.

4. Adhokrasi (Adhocracy Culture)

Jenis budaya kerja adhokrasi ini bisa dibilang sangat bertentangan dengan budaya kerja hieracy culture yang sifatnya lebih formal dan kaku. Karena bisa dibilang budaya kerja jenis ini lebih bersifat dinamis dan kreatif.

Sehingga para pekerja bisa dibilang sangat dibebaskan untuk bisa berpikir secara luas, namun tetap berdasarkan dengan aturan dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Bisa dibilang karakteristik pemimpin yang bisa memimpin suatu tempat kerja dengan tipikal yang sangat dinamis dan kreatif ini adalah seseorang dengan sosok yang inovatif atau bisa dibilang penuh dengan hal hal baru yang nantinya bisa mendorong para pekerjanya untuk bekerja dengan lebih kreatif dibandingkan dengan sebelumnya.

The post 4 Jenis Budaya Kerja yang Perlu Dipahami appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Tingkat Upah Pekerja https://haloedukasi.com/faktor-yang-mempengaruhi-perbedaan-tingkat-upah-pekerja Fri, 11 Feb 2022 02:51:14 +0000 https://haloedukasi.com/?p=31218 Tidak bisa dipungkiri lagi jika manusia bekerja untuk bisa mendapatkan upah. Upah inilah yang akan mempengaruhi kondisi perekonomiannya secara langsung. Bisa dikatakan tanpa memiliki upah atas apa yang telah dikerjakannya, manusia tidak akan bisa membeli apa yang sedang dibutuhkannya. Terlebih untuk bertahan hidup. Oleh karenanya bisa dikatakan jika upah menjadi hal yang tak bisa dipisahkan […]

The post 4 Faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Tingkat Upah Pekerja appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tidak bisa dipungkiri lagi jika manusia bekerja untuk bisa mendapatkan upah. Upah inilah yang akan mempengaruhi kondisi perekonomiannya secara langsung.

Bisa dikatakan tanpa memiliki upah atas apa yang telah dikerjakannya, manusia tidak akan bisa membeli apa yang sedang dibutuhkannya. Terlebih untuk bertahan hidup.

Oleh karenanya bisa dikatakan jika upah menjadi hal yang tak bisa dipisahkan lagi dari kehidupan setiap manusia. Secara umum, upah merupakan suatu imbalan atau balas jasa yang diberikan oleh pihak perusahaan atas apa yang telah dikerjakan oleh para pekerjanya itu.

Entah hal itu akan berbentuk tunjangan bagi pekerja ataupun lainnya yang tentunya disesuaikan dengan kesepakatan yang ada.

Tapi perlu diketahui, bahwa upah dari satu pekerja dengan pekerja lainnya tentunya tidak sama. Hal ini tentunya didasari dengan beberapa faktor tertentu. Lalu, apa saja sih sebenarnya faktor yang bisa mempengaruhi terciptanya perbedaan upah antara satu pekerja dengan pekerja lainnya?

Berikut merupakan pemaparan mendetail mengenai faktor yang mempengaruhi adanya perbedaan upah yang ada antara pekerja yang perlu diketahui.

1. Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja

Tentunya tidak bisa dipungkiri lagi bahwa jumlah upah dari setiap pekerja sangat dipengaruhi oleh tingkat permintaan dan penawaran tenaga kerja yang ada. Baik dari pihak perusahaannya ataupun dari pihak pekerjanya.

Terlebih seperti yang kita tahu, bahwa di Indonesia tingkat permintaan jumlah tenaga kerja relatif lebih kecil dibandingkan dengan jumlah penawaran tenaga kerja yang ada.

Oleh karenanya tidak bisa dielakkan lagi jika upah yang diberikan seringkali bisa terbilang sangat minim. Hal ini tentunya sangat berbeda jika negara memiliki tingkat permintaan tenaga kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah penawaran tenaga kerja yang ada.

Sudah bisa dipastikan jika jumlah upah yang akan diberikan akan lebih cenderung besar dibandingkan dengan kasus pertama yang ada.

2. Adanya Perbedaan Jenis Pekerjaan

Selain dipengaruhi oleh tingkat permintaan serta penawaran tenaga kerja yang ada, adanya perbedaan dalam hal pemberian upah ini juga dipengaruhi oleh perbedaan jenis pekerjaan.

Dimana bisa dikatakan bahwa jenis pekerjaan yang memiliki tingkat atau golongan yang tinggi sudah bisa dipastikan jika akan menghasilkan upah yang relatif besar dibandingkan dengan jenis atau golongan kerja yang berada di bawahnya.

Tidak hanya itu, walaupun pekerjaan itu dirasa sangat berat, belum tentu upah yang diberikan pada pekerja itu besar begitupun dengan sebaliknya. Hal ini tidak lain dan tidak bukan juga dipengaruhi oleh tingkat keahlian dan kemampuan yang dimiliki oleh pekerja.

3. Tingkat Kemampuan dan Pendidikan yang dimiliki

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, bahwa besar kecilnya upah yang diberikan kepada para pekerja juga dipengaruhi oleh tingkat kemampuan, keahlian dan pendidikan yang dimilikinya.

Hal ini tidak lain tidak bukan dikarenakan tingkat kemampuan dan keterampilan dari pekerja dari hari ke hari semakin meningkat.

Para pekerja dituntut untuk bisa memiliki keterampilan dan pengetahuan yang mewadahi setiap harinya sehingga bisa mengimbangi tingkat permintaan keterampilan kerja yang diminta oleh perusahaan. Hal itu tentunya sangat sebanding juga dengan upah yang ditawarkan oleh perusahaan ataupun pengusaha.

Bisa dibilang semakin banyak keterampilan yang dimiliki oleh pekerja akan semakin besar pula tanggung jawab dan upah yang akan ditawarkan padanya. Bisa dikatakan jika keduanya berjalan secara beriringan.

4. Usia Kerja

Usia kerja juga tak kalah mempengaruhi tingkat upah yang diberikan oleh pihak perusahaan atau pengusaha kepada pekerjanya.

Sudah menjadi rahasia umum sebenarnya jika pekerja yang sudah dalam bekerja dalam suatu perusahaan terlebih dalam kurun waktu yang sudah bertahun tahun pasti memiliki tingkat pendapatan yang bisa dibilang lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja yang memiliki masa kerja yang jauh di bawahnya.

Hal ini tidak lain dan tidak bukan karena pekerja yang sudah bekerja dalam waktu yang lama ini sudah bisa disebut sebagai seorang senior atau seorang yang memang sudah sangat expert dan professional di bidangnya. Oleh karenanya upah yang ditawarkan padanya juga tidak bisa diragukan lagi.

The post 4 Faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Tingkat Upah Pekerja appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Penilaian Kinerja: Tujuan, Metode dan Jenisnya https://haloedukasi.com/penilaian-kinerja Tue, 04 Jan 2022 04:29:17 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30113 Kualitas kinerja seseorang tentunya memerlukan evaluasi agar menjadi lebih baik lagi. Itulah hal yang biasa terjadi dalam sebuah perusahaan. Lalu, apa itu penilaian kinerja dan bagaimana penerapannya dalam perusahaan? Selengkapnya di bawah ini. Pengertian Penilaian Kinerja Penilaian kinerja atau performance appraisal merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan oleh seseorang maupun kelompok dalam sebuah perusahaan dengan tujuan […]

The post Penilaian Kinerja: Tujuan, Metode dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kualitas kinerja seseorang tentunya memerlukan evaluasi agar menjadi lebih baik lagi. Itulah hal yang biasa terjadi dalam sebuah perusahaan. Lalu, apa itu penilaian kinerja dan bagaimana penerapannya dalam perusahaan? Selengkapnya di bawah ini.

Pengertian Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja atau performance appraisal merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan oleh seseorang maupun kelompok dalam sebuah perusahaan dengan tujuan untuk mengevaluasi pekerjaan yang telah dilakukan karyawan.

Kegiatan evaluasi ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil pekerjaan dengan standar yang telah ditetapkan sebagai bahan pertimbangan. Penilaian kinerja ini biasa juga disebut dengan evaluasi karyawan, tinjauan karyawan dan penilaian hasil.

Penilaian kinerja merupakan sebuah metode evaluasi dan usaha menghargai kinerja yang biasanya digunakan. Umumnya, penilaian kinerja menitikberatkan pada penilaian sebagai suatu proses pengukuran sejauh mana kerja dari seseorang maupun sekelompok orang dalam mencapai tujuan yang ada. Penilaian kinerja itu dilakukan agar karyawan mengetahui harapan pengawas terhadap dirinya guna membangun sumber daya perusahaan yang lebih baik.

Ada beberapa tokoh yang mendefinisikan penilaian kinerja seperti Dessler (2015), dia mendefinisikan penilaian kinerja adalah kegiatan evaluasi kinerja karyawan di masa sekarang maupun di masa lalu dengan menggunakan standar kinerja.

Sedangkan menurut Sastrohadiwiryo, penilaian kinerja adalah suatu aktivitas yang dikerjakan manajemen atau tim penilai untuk menilai kinerja tenaga kerja dengan cara membandingkan antara kinerja dengan uraian pekerjaan dalam periode tertentu.

Ciri-Ciri Penilaian Kinerja

Terdapat 3 macam ciri atau kriteria yang biasa digunakan saat dilakukannya penilaian kinerja karyawan yakni sebagai berikut.

  1. Hasil Kerja Individu

Salah satu aspek yang akan dilakukan penilaian adalah hasil kerja individu. Hasil kerja yang dilakukan karyawan pada periode tertentu akan menjadi bahan penilaian tim penilai. Apakah karyawan tersebut sudah mengerjakan dengan baik atau tidak, apakah sudah tepat waktu atau tidak dan pertanyaan lainnya.

  1. Perilaku

Selain hasil pekerjaan, biasanya aspek yang menjadi bahan penilaian adalah perilaku karyawan. Perilaku menjadi salah satu faktor yang dapat menyebabkan tinggi rendahnya tingkat produktivitas karyawan. Makanya, perilaku yang dinilai akan berhubungan dengan hal-hal yang menyangkut produktivitas karyawan dalam perusahaan.

  1. Traits

Traits ini merupakan kriteria penilaian yang paling lemah. Sebab, traits ini sifatnya jauh dari performa individu yang sebenarnya. Sifat yang baik atau yang dapat diharapkan merupakan kriteria yang tidak ada kaitannya dengan performa seseorang dalam bekerja. Makanya, traits ini dikatakan sebagai kriteria yang paling lemah.

Fungsi dan Tujuan Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja memiliki fungsi sebagai bahan pertimbangan berbagai keputusan yang terjadi di dalam perusahaan. Seperti pertimbangan naik jabatan, naik gaji, dan lainnya. Namun selain itu, penilaian kinerja berfungsi untuk melihat perkembangan atau progress dalam perusahaan.

Berikut beberapa tujuan penilaian kerja:

  1. Memperbaiki Prestasi Kerja

Dengan adanya penilaian kinerja, bagian departemen personalia menjadi tahu mana saja hal yang perlu diperbaiki selama ini. Sehingga, mereka akan meminta karyawan untuk memperbaiki bagian yang kurang agar prestasi yang mereka miliki menjadi meningkat.

  1. Terjadinya Penyesuaian Kompensasi

Adanya penilaian kinerja dapat membantu para pengambil keputusan untuk menentukan besaran kenaikan upah, memberikan bonus maupun kompensasi lainnya. Tentunya, hal ini dilihat dari seberapa bagus performa karyawan dalam perusahaan. Jika performanya bagus, maka dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mendapatkan kenaikan gaji.

  1. Membantu Menentukan Penempatan

Di dalam perusahaan kegiatan promosi, transfer dan demosi merupakan hal yang biasa terjadi. Kegiatan ini biasanya didasarkan atas kinerja atau performa karyawan. Kenaikan posisi merupakan bentuk penghargaan atas kinerja karyawan selama ini. Jadi, penilaian kinerja dapat menjadi bahan pertimbangan untuk naik jabatan atau posisi.

  1. Kebutuhan Pelatihan dan Pengembangan

Jika saat dilakukan penilaian kinerja ditemukan sejumlah karyawan yang memiliki performa jelek, maka perusahaan sudah seharusnya memberikan pelatihan sebagai wadah untuk memperbaikinya. Sehingga, kinerja karyawan akan menjadi lebih baik dan dapat membawa dampak baik bagi kemajuan perusahaan.

  1. Kemungkinan adanya penyimpangan proses staffing

Kinerja yang baik atau jelek dapat menggambarkan sebuah kekuatan atau kelemahan prosedur staffing yang ada dalam departemen personalia. Sehingga, setelah dilakukan penilaian seharusnya departemen personalia melakukan pembenahan.

  1. Mengetahui Adanya ketidakakuratan informasi

Kinerja yang jelek dapat memungkinkan terjadinya kesalahan dalam informasi analisis jabatan serta rencana sumber daya manusia pada sistem informasi yang ada di manajemen personalia. Dengan kata lain, diadakannya penilaian kinerja berpeluang membuka bobroknya atau kesalahan yang ada pada departemen personalia.

Proses Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja merupakan sebuah kegiatan yang memerlukan proses dan dilakukan secara terus menerus. Maka dari itu, penilaian ini memerlukan beberapa proses dalam penerapannya yakni sebagai berikut.

  1. Menganalisis Pekerjaan

Pada tahap ini, dapat dilakukan dengan cara menganalisis jabatan atau posisi seseorang dalam perusahaan. Dengan melihat posisi perusahaan, kita akan lebih mudah mengetahui jenis pekerjaan serta tanggung jawab yang dipikulnya selama ini. Analisis ini sangat penting untuk diterapkan karena menjadi dasar penetapan standar evaluasi.

  1. Standar Kinerja

Pada tahapan ini adalah tahap menetapkan standar kinerja. Penetapan standar dilakukan untuk membandingkan hasil kerja standar dengan standar yang sebelumnya telah ditetapkan. Dengan melakukan perbandingan, maka kita dapat mengetahui apakah karyawan ini sudah memenuhi standar penilaian atau tidak.

  1. Menetapkan Sistem Penilaian Kinerja

Selanjutnya, pada tahapan ini adalah memilih sistem penilaian yang akan dilakukan. Terdapat empat jenis metode yang dapat dipakai yakni behavior apprasial system, personal appraisal, result oriented, dan contigency appraisal.

Metode Penilaian Kinerja

Menurut Mathis dan Jackson, ada dua jenis metode penilaian jika didasarkan pasa orientasi waktu yang digunakan. Adapun pembagian tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Metode Penilaian Kinerja berorientasi Masa Lalu

Metode ini dilakukan dengan berdasarkan pada masa lalu. Dengan dilakukan evaluasi prestasi pada masa lalu, maka karyawan akan mendapatkan umpan balik dari apa yang diupayakan mereka. Umpan balik ini yang kemudian dapat memicu timbulnya prestasi mereka.

  1. Metode Penilaian Kinerja berorientasi Masa Depan

Metode kinerja ini berorientasi pada masa depan dengan fokus pada kinerja di masa yang akan mendatang. Metode ini diterapkan dengan mengevaluasi potensi yang dimiliki karyawan dengan menetapkan sasaran kinerja di masa yang akan datang.

Jenis-Jenis Penilaian Kinerja

Terdapat empat jenis penilaian kinerja yakni sebagai berikut:

  1. Penilaian Kinerja berdasarkan Tingkah Laku

Penilaian kinerja berdasarkan tingkah laku atau appraisal system merupakan penilaian kinerja berdasarkan pada penilaian tingkah laku. Penilaian ini dengan melihat tingkah laku karyawan yang berkaitan dengan kinerjanya.

  1. Penilaian Kinerja berdasarkan pada sikap

Penilaian kinerja berdasarkan sikap atau personal appraisal merupakan penilaian kinerja yang melihat dari sikap yang melekat pada diri karyawan. Seperti sikap rajin, kerja keras dan tidak mudah putus asa.

  1. Penilaian berdasarkan pada hasil kerja

Jenis penilaian kinerja selanjutnya adalah penilaian hasil kerja. Penilaian ini berdasarkan pada hasil kerja yang telah dilakukan karyawan pada periode tertentu.

  1. Penilaian kombinasi

Penilaian kombinasi merupakan penilaian yang berdasarkan unsur, ciri, sifat, tingkah laku dan hasil kerja karyawan. Penilaian ini merupakan penilaian kompleks karena melihat dari berbagai aspek.

Masalah dalam Penilaian Kinerja

Menurut Sani dan Masyhuri dan Mangkuprawira, terdapat beberapa permasalahan yang sering terjadi saat dilakukan penilaian kinerja. Permasalahan pada penilaian ini yang menyebabkan penilaian menjadi tidak objektif. Adapun permasalahan yang kerap terjadi adalah sebagai berikut.

  1. Bias Penilai

Bias penilaian biasanya terjadi karena beberapa kesamaan karakteristik seperti usia, jenis kelamin, senioritas, suku dan lainnya. Maka dari itu, manajemen perlu menghilangkan bias penilaian saat melakukan penilaian kinerja.

  1. Hello Effect

Hello effect merupakan opini pribadi terhadap seseorang yang dinilai. Biasanya opini ini dapat terjadi pada penilaian performance yang sementara. Hal ini biasanya terjadi saat melakukan penilaian pada teman atau musuh sendiri.

  1. Central Tendency

Masalah ketiga adalah penilaian yang dilakukan tidak secara komprehensif. Biasanya penilai hanya melihat secara rata-rata tingkat produktifitas karyawan. Padahal tidak semua karyawan memiliki tingkat produktivitas yang sama.

  1. Leniency

Leniency merupakan penilaian yang diberikan terlalu lunak sehingga penilai memberikan nilai yang tinggi. Bias kemurahan hati ini seperti ini tidak diperbolehkan dalam penilaian sebab dapat menyebabkan hasil yang subjektif.

  1. Strictness

Strictness merupakan kebalikan leniency. Penilaian kinerja ini dilakukan secara ketat sehingga kadang-kadang penilai akan memberikan nilai yang sangat rendah. Bias seperti ini pun tidak diperbolehkan.

Contoh Penilaian Kinerja

Beberapa contoh penilaian kinerja yang biasa dilakukan oleh perusahaan yakni sebagai berikut.

  1. Kemampuan untuk mengatur pekerjaan
  2. Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan tim
  3. Pengetahuan teknis seputar pekerjaan
  4. Kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaan
  5. Kualitas Pekerjaan

Itulah informasi seputar penilaian kinerja yang biasa dilakukan di setiap perusahaan. Perlu diingat, setiap perusahaan pasti memiliki standar penilaian tersendiri. Jadi, tidak bisa menyamakan penilaian kinerja antara satu perusahaan dengan perusahaan lain.

The post Penilaian Kinerja: Tujuan, Metode dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Jenis Perjanjian dalam Dunia Kerja yang Perlu diketahui https://haloedukasi.com/jenis-perjanjian-dalam-dunia-kerja Sat, 25 Dec 2021 04:48:51 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29967 Tidak bisa dipungkiri bahwa dunia kerja merupakan dunia yang sangatlah luas. Semua orang bisa saja dipertemukan dengan tiba tiba untuk kepentingan pekerjaan dan lain sebagainya. Pekerjaan bisa menjadi salah satu alasan yang bisa mendasari terjalinnya relasi antara satu orang dengan orang lainnya. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa semakin tinggi tingkatan kita, akan semakin banyak pula […]

The post 5 Jenis Perjanjian dalam Dunia Kerja yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tidak bisa dipungkiri bahwa dunia kerja merupakan dunia yang sangatlah luas. Semua orang bisa saja dipertemukan dengan tiba tiba untuk kepentingan pekerjaan dan lain sebagainya. Pekerjaan bisa menjadi salah satu alasan yang bisa mendasari terjalinnya relasi antara satu orang dengan orang lainnya.

Karena tidak bisa dipungkiri bahwa semakin tinggi tingkatan kita, akan semakin banyak pula kita dipertemukan dengan orang orang baru. Perjanjian merupakan satu kata yang tidak bisa dilepaskan begitu saja jika kaitannya dengan pekerjaan, apapun urusannya apapun kepentingannya perjanjian tetap memiliki kaitan dengan itu.

Perjanjian bisa dikatakan sebagai sebuah kesepakatan yang terjadi antara dua orang atau lebih, jika kaitannya dengan pekerjaan seringkali perjanjian tersebut dinyatakan secara tertulis. Hal ini dilakukan tidak lain atau tidak bukan untuk melegalkan kesepakatan yang sudah dibuat.

Lalu apa saja istilah perjanjian yang perlu kita ketahui dalam dunia kerja? Berikut merupakan pemaparan mengenai istilah istilah perjanjian dalam dunia kerja yang perlu kita ketahui.

1. Minutes of Meeting (MoM)

Minutes of Meeting merupakan salah satu jenis dokumen yang berisikan mengenai kesepakatan dan perjanjian perjanjian lainnya yang sudah disepakati dalam rapat ataupun meeting. Dimana Minutes of Meeting ini harus dibuat dengan detail sedetailnya sesuai dengan apa yang terjadi dalam rapat.

Hal ini dikarenakan semua isi materi atau catatan yang ada dalam Minutes of Meeting merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan perusahaan. Terlebih yang kaitannya dengan kesepakatan dan perjanjian yang sudah dibuat oleh pihak lainnya.

Secara umum, Minutes of Meeting ini berisi mengenai ide, topik, pendapat atau pandangan dari berbagai pihak, daftar anggota yang hadir dalam rapat. Dan tentunya yang terpenting adalah kesimpulan dari isi rapat tersebut. Atau bisa dikatakan Minutes of Meeting ini hampir sama dengan notulensi rapat.

2. Memorandom of Understanding (MOU)

Istilah perjanjian yang satu ini bisa dibilang yang paling familiar didengar oleh sebagian besar orang. Terlebih yang sering bergelut dalam dunia event atau acara. Tentunya sangat tidak asing dengan istilah Memorandum of Understanding atau yang lebih dikenal dengan istilah MoU ini.

Secara umum, Memorandum of Understanding adalah sebuah dokumen yang digunakan untuk menyatakan semua perjanjian atau kesepakatan yang terjadi antara dua pihak atau lebih. Memorandum of Understanding ini digunakan ketika seseorang ingin menjalin kerja sama dengan pihak lain.

Dimana didalamnya berisi mengenai beberapa pasal pasal yang menjelaskan secara detail mengenai isi perjanjian dan kesepakatan yang dibuat. Semua isi dari Memorandum of Understanding ini harus bisa disepakati dan disetujui oleh pihak yang akan bekerja sama bersama, sehingga nantinya tidak ada permasalahan yang muncul terkait kontrak yang dibuat.

3. Objective Key Result (OKR)

Objective Key Result merupakan jenis dokumen yang dijadikan sebagai indikator atau tolak ukur sejauh mana perusahaan sudah mencapai targetnya seperti apa yang sudah direncanakan sebelumnya.

Atau bisa dikatakan bahwa Objectiv Key Result bisa digunakan sebagai dokumen yang membantu pihak perusahaan untuk bisa memfokuskan dan memprioritaskan tujuan kerja yang akan dicapai oleh perusahaan.

4. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu  merupakan sebuah dokumen yang berisikan mengenai perjanjian atau kesepakatan yang terjadi antara pekerja/buruh dengan seorang pengusaha.

Dimana isi dokumennya itu berisikan secara detail mengenai hubungan kerja yang akan disepakati antara kedua belah pihak dengan durasi waktu yang telah ditentukan bersama juga.

Atau bisa dikatakan bahwa Perjanjian Kerja Waktu Tertentu itu sebagai dokumen kontrak dimana didalamnya ada durasi waktu, jenis pekerjaan, biaya dan lain sebagainya.

5. Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT)

Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu adalah sebuah dokumen perjanjian kerja yang didalamnya tidak memiliki batasan atau durasi waktu. Pada masa perjanjian kerja atau kontrak kerja tersebut pekerja bisa saja memutuskan untuk berhenti kerja atau sebaliknya.

Namun, beda lagi kasusnya jika pekerja mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ini , maka perusahaan berkewajiban untuk memberikan pesangon.

The post 5 Jenis Perjanjian dalam Dunia Kerja yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Cara Agar Menjadi Karyawan dengan Banyak Uang https://haloedukasi.com/cara-agar-menjadi-karyawan-dengan-banyak-uang Tue, 17 Nov 2020 04:17:26 +0000 https://haloedukasi.com/?p=15068 Bagaimana sih seorang karyawan dapat memiliki uang banyak atau bisa dibilang kaya raya? Berikut beberapa tips yang perlu dimiliki agar dapat mencapai tujuan tersebut. 1. Perbaiki Mindset Banyak orang yang ingin membeli apa yang orang lain beli dengan uang yang tidak banyak hanya untuk membuat orang lain yang dibenci iri kepada kita, tanpa memperhatikan segi […]

The post 7 Cara Agar Menjadi Karyawan dengan Banyak Uang appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bagaimana sih seorang karyawan dapat memiliki uang banyak atau bisa dibilang kaya raya? Berikut beberapa tips yang perlu dimiliki agar dapat mencapai tujuan tersebut.

1. Perbaiki Mindset

Banyak orang yang ingin membeli apa yang orang lain beli dengan uang yang tidak banyak hanya untuk membuat orang lain yang dibenci iri kepada kita, tanpa memperhatikan segi kebutuhan. Mulai sekarang, fokuslah membangun aset anda. Berpikirlah apakah benda yang anda beli dapat menambah aset atau tidak.

2. Berhemat

Berhematlah dimana kita bisa menikmati uang dengan jumlah besar. Misalkan dengan menghemat uang, anda dapat mengalihkan uang tersebut untuk menambah aset anda.

3. Sisihkan Uang Investasi

Ketika anda sudah menerima gaji, berapapun income yang diperoleh, sishkan terlebih dahulu untuk investasi. Dengan cara ini, anda dapat mengontrol uang anda dan tidak habis sebelum anda investasikan.

4. Tahu Cara Menjaga Aset

Jangan biarkan aset anda hilang dikarenakan lalai. Anda harus memiliki penyimpanan dokumen yang rapi agar mudah dalam mengakses aset anda.

5. Jadikan Tempat Tinggal Menjadi Sebuah Aset

Misalkan sewakan lahan kosong depan rumah sebagai penyewaan parkir dan lainnya. Atau menjual masakan di depan rumah untuk mendapatkan uang.

6. Membeli Asuransi

Jika anda tidak punya asuransi, ketika sakit anda harus mencairkan aset anda yang lain untuk pengobatan anda. Ketika anda memiliki asuransi, aset anda yang lain tetap terjaga sehingga tetap menghasilkan.

7. Belajar Bisnis

Meskipun anda karyawan, belajarlah bisnis dari yang kecil di berbagai bidang. Misal menjual barang apapun sebagai bisnis kecil awal anda.

The post 7 Cara Agar Menjadi Karyawan dengan Banyak Uang appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) : Pengertian, Ruang Lingkup dan Program https://haloedukasi.com/kesehatan-dan-keselamatan-kerja Sat, 14 Nov 2020 08:37:21 +0000 https://haloedukasi.com/?p=14804 Pengertian K3 Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan hal yang penting bagi perusahaan karena dapat terjadinya suatu kecelakaan karena tidak hanya merugikan karyawan, tetapi juga perusahaan secara langsung maupun tidak langsung. Keselamatan kerja berarti proses merencanakan dan mengendalikan situasi yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja melalui penyiapan prosedur operasi standar yang menjadi acuan dalam kerja. Sebagai […]

The post Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) : Pengertian, Ruang Lingkup dan Program appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian K3

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan hal yang penting bagi perusahaan karena dapat terjadinya suatu kecelakaan karena tidak hanya merugikan karyawan, tetapi juga perusahaan secara langsung maupun tidak langsung.

Keselamatan kerja berarti proses merencanakan dan mengendalikan situasi yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja melalui penyiapan prosedur operasi standar yang menjadi acuan dalam kerja. Sebagai suatu proses, maka keselamatan kerja membutuhkan sebuah sistem manajemen.

Manajemen sebagai salah satu ilmu yang mencakup aspek sosial dan eksak sangat bermanfaat dalam mengelola keselamatan dan kesehatan kerja, baik dari segi perencanaan maupun pengambil keputusan dalam organisasi (Rika Ampuh Hadiguna, 2009, hal : 233)

Keselamatan kerja adalah merupakan aktivitas perlindungan karyawan secara menyeluruh. Artinya perusahaan berusaha untuk menjaga jangan sampai karyawan mendapat suatu kecelakaan pada saat menjalankan aktivitasnya.

Kesehatan kerja adalah upaya untuk menjaga agar karyawan tetap sehat selama bekerja. Artinya jangan sampai kondisi lingkungan kerja akan membuat karyawan tidak sehat atu sakit. (Kasmir, 2016, hal : 266)

Alasan Penerapan K3

Alasan Menurut Ahli

Menurut Sunyoto ada 3 alasan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja:

  • Berdasarkan Perikemanusiaan

Pertama-tama para manajer mengadakan pencegahan kecelakaan atas dasar perikemanusiaan yang sesungguhnya. Mereka melakukan demikian untuk mengurangi sebanyak- banyaknya rasa sakit, dan pekerja yang menderita luka serta kekurangannya sering diberi penjelasan mengenai akibat kecelakaan.

  • Berdasarkan Undang-Undang

Karena pada saat ini di Amerika terdapat undang-undang federal, undang-undang negara bagian dari undang-undang kota praja tentang keselamatan dan kesehatan kerja bagi mereka yang melanggar di jatuhkan denda.

  • Ekonomis

Yaitu agar perusahaan menjadi sadar akan keselamatan kerja karena biaya kecelakaan dapat berjumlah sangat besar bagi perusahaan. (Sunyoto, 2012)

Alasan Secara Umum

Terdapat tiga alasan mengapa program keselamatan kerja merupakan keharusan bagi setiap perusahaan untuk melaksanakannya, antara lain alasan moral, hukum, dan ekonomi.

  • Moral

Manusia memiliki hak untuk perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja moral, dan kesusilaan serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia dan nilai-nilai agama (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaaan).

  • Hukum

Undang-undang tentang ketenagakerjaan merupakan jaminan bagi setiap pekerja untuk menghadapi risiko kerja yang dihadapinya yang ditimbulkan pekerjaan para pemberi kerja yang lalai atas tanggung jawab dalam melindungi pekerja yang mengakibatkan kecelakaan kerja akan mendapat hukuman yang setimpal sesuai dengan undang-undang ketenagakerjaan.

Tertera pada UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja untuk melindungi para pekerja pada segala lingkungan kerja, baik di darat, di dalam tanah, permukaan air, di dalam air maupun di udara yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.

UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, menyatakan bahwa perusaahaan berkewajiban melaksanakan pemeriksaan atas kesehatan fisik dan mental para pekerjanya.

  • Ekonomi

Alasan ekonomi akan banyak di alami oleh banyak perusahaan karena mengeluarkan banyak biaya yang tidak sedikit jumlahnya akibat kecelakaan kerja yang di alami pekerja.

Kebanyakan perusahaan membebankan kerugian kecelakaan kerja yang di alami karyawan kepada pihak asuransi.

Kerugian-kerugian tersebut bukan hanya berkaitan dengan biaya pengobatan dan pertanggungan lainnya, tetapi banyak faktor lain yang menjadi perhitungan akibat kecelakaan kerja yang di derita para pekerja. (Wilson Bangun, 2012, hal : 378-379)

Faktor yang Mempengaruhi K3

Faktor Keselamatan Kerja Karyawan

Faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan kerja karyawan yaitu:

  • Kelengkapan Peralatan Kerja

Maksudnya adalah bahwa peralatan keselamatan kerja yang lengkap sangat diperlukan. Artinya makin lengkap peralatan keselamatan kerja yang dimiliki, maka keselamatan kerja makin baik.

Demikian pula sebaliknya jika perlengkapan keselamatan kerja tidak lengkap atau kurang, maka keselamatan kerja juga ikut terjamin.

  • Kualitas Peralatan Kerja

Artinya di samping lengkap peralatan kerja yang dimiliki juga harus diperhatikan kualitas dari perlengkapan keselamatan kerja. Kualitas dari peralatan keselamatan kerja akan mempengaruhi keselamatan kerja itu sendiri.

Semakin tidak berkualitas perlengkapan keselamatan kerja, maka keselamatan kerja karyawan tidak akan terjamin. Guna untuk meningkatkan kualitas perlengkapan kerja, maka diperlukan pemeliharaan perlengkapan secara terus-menerus.

  • Kedisiplinan Karyawan

Maksudnya hal ini berkaitan dengan perilaku karyawannya dala menggunakan peralatan keselamatan kerja. Karyawan yang kurang disiplin dalam menggunakan perlengkapan keselamatan kerja, maka keselamatan kerjanya makin tak terjamin.

Artinya timbul resiko kecelakaan makin besar dan sering terjadi. Demikian pula sebaliknya bagi karyawan yang disiplin, akan keselamatan kerjanya makin terjamin. Penggunaan perlengkapan kerja sebaiknya dilakukan pengawasan untuk menghindari, lupa dan kelalaian karyawan.

  • Ketegasan Pemimpin

Maksudnya dalam hal ini ketegasan pemimpin dalam menerapkan aturan penggunaan peralatan kesempatan kerja.

Semakin disiplinnya pimpinan untuk mengawasi dan menindak anak buahnya yang melanggar ketentuan digunakan perlengkapan kerja maka akan berpengaruh terhadap keselamatan kerja karyawan.

Karena pimpinan yang tegas akan akan mempengaruhi karyawan untuk menggunakan perlengkapan keselamatan kerja, maka karyawan banyak yang bertindak masa bodoh, akibatnya keselamatan kerjanya tidak terjamin.

  • Semangat Kerja

Artinya dengan peralatan keselamatan kerja yang lengkap, baik dan sempurna maka akan memberikan semangat kerja yang tinggi. Hal ini disebabkan karyawan merasa nyaman dana aman dalam bekerja.

Demikian pula sebaliknya jika peralatan keselamatan kerja yang lengkap, baik dan sempurna maka semangat kerja karyawan juga akan turun.

  • Motivasi Kerja

Maksudnya sama dengan semangat kerja, motivasi karyawan untuk bekerja juga akan kuat jika peralatan keselamatan kerja yang lengkap, baik dan sempurna.

Demikian pula sebaliknya jika peralatan keselamatan kerja yang lengkap, baik dan sempurna. Demikian pula sebaliknya jika peralatan keselamatan kerja yang lengkap, baik dan sempurna maka motivasi kerja karyawan juga akan lemah.

  • Pengawasan

Artinya setiap karyawan harus diawasi dalam menggunakan peralatan keselamatan kerja. Jika tidak diawasi banyak karyawan yang melanggar.

Hal ini akan mempengaruhi keselamatan kerjanya, terutama bagi mereka yang tidak terawasi secara baik. Pengawasan dapat dilakukan oleh pimpinan atau menggunakan peralatan seperti CCTV di tempat-tempat tertentu.

  • Umur Alat Kerja

Maksudnya umur dari peralatan kerja juga kan mempengaruhi keselamatan kerja karyawan. Peralatan kerja yang sudah melewati umur ekonomisnya maka akan membahayakan keselamatan kerja karyawan, demikian pula sebaliknya. Oleh karena sebaliknya peralatan yang sudah lewat umur ekonomisnya harus diganti dengan yang baru, meskipun masih kelihatan baik. (Kasmir, 2016, hal : 274-276)

Faktor Kesehatan Kerja Karyawan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja karyawan dapat dipengaruhi berbagai faktor. Perusahaan juga harus mengelola faktor-faktor tersebut, sehingga kesehatan karyawan tetap terjaga.

Faktor-faktor yang sering mempengaruhi kesehatan kerja karyawan adalah sebagai berikut:

  • Udara

Maksudnya adalah kondisi udara di ruangan tempat bekerja harus membuat karyawan tenang dan nyaman. Misalnya di dalam ruangan tertutup tentu perlu diberikan pendingin ruangan yang cukup.

Demikian pula di ruangan yang terbuka seperti pabrik juga kualitas udara harus dikelola secara baik.

Kualitas udara di ruangan sangat mempengaruhi kesehatan karyawan seperti panas atau berdebu. Solusi yang perlu diberikan kepada karyawan adalah misalnya penutup mulut untuk kondisi udara yang berdebu.

Demikian pula sebaliknya jika kualitas udara yang baik maka karyawan akan selalu sehat, demikian pula sebaliknya jika kualitas udara kurang baik akan mengakibatkan kesehatan menjadi terganggu.

  • Cahaya

Kualitas cahaya di ruangan juga akan sangat memengaruhi kesehatan karyawan. Pada ruangan yang terlalu gelap atau cahayanya kurang tentu akan merusak kesehatan karyawan, terutama kesehatan mata. Demikian pula jika terlalu banyak cahaya (membuat silau) yang membahayakan perlu diperhatikan agar kesehatan karyawan juga terjamin, terutama mata.

  • Kebisingan

Artinya suara yang ada dalam suatu ruangan atau lokasi bekerja. Ruangan yang terlalu berisik atau bisik atau bising tentu akan mempengaruhi kualitas pendengaran.

Untuk itu perlu dibuatkan ruangan yang kedap suara, atau disediakan penutup telinga sehingga pendengaran karyawan tidak terganggu.

  • Aroma Berbau

Maksudnya untuk ruangan yang memiliki aroma yang kurang sedap maka kesehatan akan sangat terganggu.

Aroma yang dikeluarkan dari zat-zat tertentu yang membahayakan, misalnya zat kimia, akan memengaruhi kesehatan karyawan. Oleh karena itu, perlu dipersiapkan masker agar terhindar dari bau yang kurang sedap atau membahayakan tersebut.

  • Layout Ruangan

Tata letak ruangan sangat mempengaruhi kesehatan karyawan, misalnya tata letak kursi, meja serta peralatan lainnya. Oleh karena itu, agar karyawan tetap sehat faktor layout ruangan perlu diperhatikan, misalnya penempatan tempat pembangunan limbah atau sampah. (Kasmir, 2012, hal :277-27)

Ruang Lingkup dan Syarat K3

Menurut UU NO. 13 tahun 2003 ruang lingkup keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun yang di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.

Ketentuan-ketentuan menurut Undang-Undang ini berlaku dalam tempat kerja dimana:

  • Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat perkakas, peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan atau peledakan.
  • Dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau disimpan atau bahan yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi dan bersuhu tinggi.
  • Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangun perairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan.
  • Dilakukan usaha: pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan kesehatan.
  • Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan: emas, perak, logam atau bijih logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak mineral lainnya, baik di permukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar perairan.
  • Dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di darat, melalui terowongan, dipermukaa air, dalam air maupun di udara.
  • Dikerjakan bongkar muat barang muatan kapal, perahu, dermaga, dok, station atau gudang.
  • Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah atau perairan.
  • Dilakukan penyelamatan, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air.
  • Dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah.
  • Dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lubang

Adapun syarat keselamatan kerja menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 adalah untuk:

  • Mencegah dan mengurangi kecelakaan, mengurangi dan memadamkan kebakaran
  • Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
  • Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya
  • Memberi pertolongan pada kecelakaan
  • Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
  • Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran
  • Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat krja baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
  • Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
  • Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerja
  • Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang
  • Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
  • Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang
  • Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
  • Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi (Kasmir, 2012, hal :280-282)

Cara Mengukur Kecelakaan Kerja

Suatu persyaratan yang ditetapkan melalui Occupational and Health Act (OSHA) untuk memantau keselamatan dan kesehatan kerja, mewajibkan perusahaan melakukan pencatatan atas kejadian-kejadian yang berkaitan dengan K3. (Wilson Bangun, 2012, hal :380-381)

  • Tingkat Kecelakaan Kerja

Tingkat kecelakaan kerja atau di singkat TKK adalah mengukur tinggi rendahnya kecelakaan dan penyakit yang diderita para pekerja selama setahun kerja.

Tingkat kecelakaan kerja dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Dengan ketentuan untuk 100 pekerja tetap adalah 200.000 (40 jam seminggu x 50 minggu)
  • Frekuensi Kecelakaan

Frekuensi kecelakaan disingkat FK menggambarkan jumlah kecelakaan kerja yang terjadi setiap satu juta jam kerja (bukan dalam setahun). Untuk memudahkan perhitungan ini digunakan rumus sebagai berikut :

  • Tingkat Kegawatan

Tingkat kegawatan disingkat TK merupakan suatu pengukuran atas hilangnya jam kerja akibat kecelakaan kerja. Tingkat kegawatan dapat diketahui dengan rumus berikut :

Program Mencegah Kecelakaan Kerja

Berbagai tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah kecelakaan kerja yaitu:

  • Pendidikan karyawan, Tujuan utama bidang keselamatan kerja adalah mencegah timbulnya kecelakaan kerja yang di alami karyawan. Para pekerja perlu di berikan pendidikan untuk mengetahui prosedur kerja yang benar dan memahami tentang peraturan keselamatan kerja.
  • Analisis bahaya kerja (Job Hazard Analysis/JHA) merupakan proses kegiatan yang dirancang untuk mengatasi timbulnya kecelakaan kerja yang diakibatkannya. Beberapa komponen yang termasuk pada program JHA antara lain dukungan manajemen, pelatihan supervisor dan karyawan, program tertulis dan pengawasan manajemen.
  • Mengurangi kondisi yang tidak aman, Kebanyakan timbulnya kecelakaan kerja diakibatkan situasi lingkungan kerja, seperti menggunakan peralatan yang tidak layak pakai, kondisi gudang yang tidak aman kurangnya penerangan, dan lain sebagainya. Kondisi lingkungan seperti ini merupakan tanggung jawab supervisor dan manajer untuk memperbaikinya untuk memperkecil tingkat kecelakaan.

Penyebab dan Pencegahan Kecelakaan Kerja

Penyebab KecelakaanPencegahan
Prosedur tidak lengkap menimbulkan karyawan dapat merubah sendiriMenetapkan bahwa para karyawan menerima prosedur lengkap
Para karyawan tidak mengikuti yang ditetapkanMelakukan peninjauan terhadap prosedur untuk memastikan bahwa karyawan dapat mengikutinya dengan mudah
Para karyawan kurang memahami prosedurPara karyawan kurang memahami
Memastikan bahwa para karyawan dapat memahami petunjuk yang sudah ditetapkan
Para karyawan kurang menyadari akan adanya bahayaMemberitahu kepada karyawan tentang tanda-tanda bahaya
Para karyawan tidak menggunakan peralatan sesuai waktunyaMemastikan karyawan mengetahui bahwa harus menghindari penggunaan alat pengamanan
Terdapat kesalahan dalam mengambil tindakanMemberi petunjuk kepada para karyawan tentang tindakan yang harus diambil dalam keadaan luar biasa atau darurat
Terjadi penyimpangan dari keadaan normalMelakukan pemeriksaan terhadap peralatan baru. Hindari peralatan yang menyimpang dari kecelakaan normal yang mudah menimbulkan kecelakaan
Terganggunya aktivitas karena terlalu banyak yang campur tanganHindari agar tidak terlalu banyak pekerja yang campur tangan dalam suatu tempat pada saat yang sama
Kesalahan atau terlambat membaca instrumenInstrumen diberi label yang mudah dibaca. Lalu, periksa apakah sudah tersedia penerangan yang cukup untuk dapat membaca label tersebut
Kekurang hati-hatian dalam menggunakan alat kontrolPara pekerja diharuskan mengetahui alat-alat kontrol yang secara tidak sengaja dapat mengaktifkan peralatan sehingga usaha perlindungan tidak dapat dilakukan
Kurangnya pemahaman tentang deskripsi instrumen karena petunjuk yang tidak jelasInstrumen yang paling penting harus dipahami dengan jelas agar dapat mengoperasikan peralatan yang ada
KelelahanLakukan pemeriksaan terhadap tingkat kebisingan getaran, temperatur, kelembaban, agar menyebabkan kelelahan pegawai secara normal
Tabel penjelasan penyebab dan pencegahan kelekaan kerja

Upaya pencegahan kecelakaan kerja adalah suatu bagian dari fungsi pemeliharaan karyawan yang merupakan tanggung jawab pemberi kerja. Kondisi fisik karyawan dapat terganggu akibat penyakit, ketegangan dan tekanan seperti halnya ketidak amanan kerja.

Suatu hal yang penting dan sebagai salah satu kewajiban perusahaan untuk menaruh perhatian atas kesehatan karyawan, baik kesehatan fisik maupun mental untuk alasan ekonomi dan kemanusiaan. (Wilson Bangun, 2012, hal : 396-397)

The post Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) : Pengertian, Ruang Lingkup dan Program appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Cara Pengaturan Ruang Kerja Operator Komputer https://haloedukasi.com/cara-pengaturan-ruang-kerja-operator-komputer Sun, 01 Nov 2020 08:07:35 +0000 https://haloedukasi.com/?p=13169 Dengan waktu berjam-jam dihadapan komputer setiap harinya, kenyamanan dan produktivitas operator komputer sangatlah berkaitan atau berhubungan. Bagaimanapun canggihnya komputer dan lengkapnya sebuah program, seorang operator komputer tidak akan mencapai produktivitasnya secara maksimal tanpa didukung oleh lingkungan kerja yang memadai. Kondisi Ruang Kerja Untuk dapat bekerja dengan hasil yang maksimal, operator komputer harus dapat bekerja dalam […]

The post 4 Cara Pengaturan Ruang Kerja Operator Komputer appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dengan waktu berjam-jam dihadapan komputer setiap harinya, kenyamanan dan produktivitas operator komputer sangatlah berkaitan atau berhubungan.

Bagaimanapun canggihnya komputer dan lengkapnya sebuah program, seorang operator komputer tidak akan mencapai produktivitasnya secara maksimal tanpa didukung oleh lingkungan kerja yang memadai.

Kondisi Ruang Kerja

Untuk dapat bekerja dengan hasil yang maksimal, operator komputer harus dapat bekerja dalam suasana yang nyaman dan tidak melelahkan.

Oleh karena itu perlu diperhatikan suasana dan kondisi ruangan dimana si operator akan bekerja setiap harinya. Suhu dan kelembaban udara adalah hal utama yang harus diperhatikan dalam kondisi ruang kerja.

Ruang kerja yang terlalu kering menyebabkan operator akan terus merasa kehausan yang dapat menyebabkan dehidrasi. Hal tersebut dapat membahayakan kesehatan operator.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kondisi ruang kerja adalah sebagai berikut:

1. Kelembaban

Jika di daerah tropis seperti Indonesia, ruangan membutuhkan pendingin dan pengering. Sedangkan jika di daerah sub-tropis, ruangan membutuhkan alat yang menimbulkan kelembaban dan kehangatan.

2. Suhu Udara

Suhu udara yang ideal untuk operator komputer bekerja lama yaitu antara 20-22°C. Ruangan harus memiliki alat pengatur suhu ruangan agar tetap pada suhu yang ideal.

3. Sirkulasi Udara

Untuk dapat bekerja lama, seorang operator komputer idealnya harus selalu mendapatkan udara yang baru dan segar.

Oleh karena itu, perlunya alat yang mengatur udara di dalam ruang kerja, agar mudah berganti dan bergerak terus menerus.

Di daerah yang cukup sejuk seperti Bandung, kipas angin sudah cukup memadai, dengan jendela yang cukup terbuka.

Masalah yang harus diatasi dengan kondisi jendela yang terbuka yaitu mudahnya debu masuk ruangan.

Rancangan Ruang Kerja

Ruang kerja dimana seorang operator komputer bekerja haruslah membuatnya bebas dan mudah menjangkau setiap perangkat.

Maka harus dirancang penempatan setiap komponen kerja agar posisinya berdekatan, tetapi juga harus memberikan ruang yang cukup agar operator bisa bergerak.

Sebaiknya benda-benda yang diperlukan berposisi mengelilingi operator sehingga dengan bergerak sedikit saja ia sudah dapat menjangkau benda yang diperlukannya.

Pencahayaan

Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam memilih dan menentukan sumber cahaya yang akan dipakai dan posisi idealnya:

1. Posisi Cahaya

Monitor CRT terbuat dari kaca bening maka bersifat memantulkan cahaya yang datang dari luar. Maka itu perlu diperhatikan posisi cahaya yang akan datang.

Posisi yang paling tepat yaitu tegak lurus diatas monitor atau diatas operator. Jarak lampu juga harus diatur sehingga tidak terlihat langsung oleh operator.

2. Pantulan

Posisi paling ideal yaitu jendela berada di samping kiri atau kanan, monitor yang cukup memberi terang pada operator tetapi tidak menyilaukan dan tidak memantul.

3. Sumber dan Jenis Cahaya

Cahaya yang datang dari monitor komputer bersifat digital. Artinya cahaya tersebut tidak konstan tetapi berkedip dan terputus-putus.

Sifat dari cahaya ini menyebabkan kornea mata terus menerus bergerak sesuai datangnya cahaya. Hal ini mengakibatkan mata menjadi lelah.

Tempat Duduk

Tempat duduk seorang operator komputer adalah perabot yang sangat utama yang harus diperhatikan karena dari sinilah cedera dapat dimulai.

Tempat duduk yang tidak memadai akan menyebabkan ketegangan pada otot. Tempat duduk yang ideal harus memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Tinggi Kursi

Tinggi kursi harus dapat diatur dengan mudah. Lebar kursi juga harus cukup luas untuk menampung keseluruhan pinggul dan paha operator. Tinggi kursi yang diatur membuat operator tidak perlu membungkuk atau tengadah.

2. Sandaran Kursi

Harus dapat diatur posisinya agar dapat disesuaikan dengan tinggi punggung operator. Sandaran juga harus dapat bergerak fleksibel ke belakang mengikuti gerak operator.

3. Kaki Tempat Duduk

Kaki tempat duduk harus memiliki lima cabang, untuk menghindarkan dari kemungkinan jatuh. Kursi juga harus dilengkapi roda untuk memudahkan gerak operator dalam menjangkau benda lain.

4. Alat pijakan

Membuat telapak kaki agar tetap tegak lurus dengan pergelangan kaki, perlu alat pijakan khusus.

The post 4 Cara Pengaturan Ruang Kerja Operator Komputer appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Shift Kerja: Pengertian – Kriteria Penyusunan dan Dampaknya https://haloedukasi.com/shift-kerja Thu, 29 Oct 2020 12:36:51 +0000 https://haloedukasi.com/?p=13041 Kali ini kita akan membahas mengenai shift kerja, berikut penjelasannya. Apa itu Shift Kerja? Lanfranchi mendefinisikan pekerja shift sebagai seseorang yang bekerja diluar jam kerja normal dalam seminggu. Shift kerja berbeda dengan hari kerja biasa, dimana pada hari kerja biasa, pekerjaan dilakukan secara teratur pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan shift kerja dapat dilakukan […]

The post Shift Kerja: Pengertian – Kriteria Penyusunan dan Dampaknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kali ini kita akan membahas mengenai shift kerja, berikut penjelasannya.

Apa itu Shift Kerja?

Lanfranchi mendefinisikan pekerja shift sebagai seseorang yang bekerja diluar jam kerja normal dalam seminggu.

Shift kerja berbeda dengan hari kerja biasa, dimana pada hari kerja biasa, pekerjaan dilakukan secara teratur pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

Sedangkan shift kerja dapat dilakukan lebih dari satu kali untuk memenuhi jadwal 24 jam/hari. Biasanya perusahaan yang berjalan secara kontinyu akan menerapkan aturan shift kerja ini.

Kriteria Penyusunan Shift Kerja

Shift kerja mempunyai dua macam bentuk, yaitu shift berputar (rotation) dan shift tetap (permanent).

Dampak Shift Kerja

Hasil penelitian yang dilakukan oleh The Circadian Learning Centre di Amerika Serikat menyatakan bahwa para pekerja shift, terutama yang bekerja di malam hari, dapat terkena beberapa permasalahan kesehatan.

Diantaranya gangguan tidur, kelelahan, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan gangguan gastrointestinal.

Segala gangguan kesehatan tersebut, ditambah dengan tekanan stress yang besar dapat secara otomatis meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan pada para pekerja shift malam.

Cara Menjaga Kesehatan Saat Shift Kerja

Pekerja shift dapat tetap bisa menjaga kesehatan tubuhnya dengan melakukan beberapa perubahan gaya hidup. Berikut 5 rekomendasi dalam menjaga kesehatan selama kerja shift.

  • Mengatur pola tidur dengan tidak menunda-nunda waktu tidur, meluangkan 7 hingga 9 jam waktu untuk tidur setelah melalui kerja shift, serta tidak tidur dalam kondisi perut yang kosong.
    Mengatur pola makan yang sehat dengan memilih makanan yang mudah dicerna, menghindari makanan manis, minum air putih yang cukup, serta rutin konsumsi sayur dan buah.
  • Mengonsumsi kopi dengan dosis yang tidak berlebihan.

The post Shift Kerja: Pengertian – Kriteria Penyusunan dan Dampaknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengangguran: Pengertian dan Klasifikasinya https://haloedukasi.com/pengangguran Wed, 28 Oct 2020 03:45:05 +0000 https://haloedukasi.com/?p=12859 Pengangguran terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara lapangan pekerjaan dan calon tenaga kerja yang ada. Dalam hal ini sisi permintaan (demand) tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran (supply). Pengertian Pengangguran Pengertian Pengangguran Menurut KBBI adalah hal atau keadaan menganggur. Secara umum, pengangguran adalah penduduk yang memasuki kategori angkatan kerja atau usia 18-60 tahun yang sedang tidak […]

The post Pengangguran: Pengertian dan Klasifikasinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengangguran terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara lapangan pekerjaan dan calon tenaga kerja yang ada. Dalam hal ini sisi permintaan (demand) tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran (supply).

Pengertian Pengangguran

Pengertian Pengangguran Menurut KBBI adalah hal atau keadaan menganggur.

Secara umum, pengangguran adalah penduduk yang memasuki kategori angkatan kerja atau usia 18-60 tahun yang sedang tidak memiliki pekerjaan dan atau sedang mencari pekerjaan.

Sedangkan pengertian pengangguran menurut para ahli adalah:

  • Sukirno (1994) mendefinisikan pengangguran adalah keadaa dimana terdapat individu yang ingin bekerja akan tetapi belum terwujudkan.
  • Payman J. Simanjuntak (1998) menyatakan apabila suatu angkatan kerja sedang tidak bekerja atau memiliki pekerjaan dan sedang berjuang mencari pekerjaan.
  • Mankiw (2003) mengartikan pengangguran sebagai proses pencarian kerja yang membutuhkan waktu untuk menyerasikan antara pencari kerja dan pekerjaan.
  • Nanga (2005) mendefinisikan pengangguran adalah individu atau kelompok yang tergolong ke dalam angkatan kerja namun tidak sedang bekerja maupun mencari pekerjaan.
  • Menakertrans (2018) menjelaskan bahwa pengangguran merupakan sebagian anggota angkatan kerja yang sedang tidak mempunyai pekerjaan, sedang mencari pekerjaan, merencanakan usaha sendiri (berwirausaha), dan sengaja tidak mencari pekerjaan.

Klasifikasi Pengangguran

Klasifikasi Pengangguran Berdasarkan Penyebabnya

  • Pengangguran Friksional

Merupakan jenis pengangguran yang temporer, yang artinya individu tersebut sedang berganti pekerjaan atau dalam kurun waktu dekat akan memperoleh pekerjaan.

Contoh: Individu yang baru saja resign dari perusahaan A akan mulai bekerja kembali beberapa bulan kedepan karena mendapat tawaran pekerjaan baru di perusahaan B.

  • Pengangguran Musiman

Merupakan keadaan dimana individu yang mengharuskan untuk menganggur karena kondisi tetentu atau tergantung pada musim tertentu.

Contoh: seorang petani yang terpaska menganggur pada musim kemarau karena tedapat kendala dalam memanen sawahnya.

  • Pengangguran Siklus

Merupakan individu yang menganggur akibat keadaan perekonomian yang sedang tidak stabil atau buruk. Keadaan tersebut menggambarkan kegiatan ekonomi menurun, permintaan tenaga kerja di pasar tenaga kerja rendah sedangkan penawaran tenaga kerja menjadi melonjak tajam.

Contoh: Terjadi resesi di negera X yang mengakibatkan berbagai perusahaan menurunkan aktivitas produksinya dan berimbas pada pengurangan tenaga kerja. Sehingga muncul banyak pengangguran karena PHK serentak.

  • Pengangguran Struktural

Merupakan individu yang menganggur karena sebuah keterbatasan seperti terbatasnya pendidikan yang dimiliki dan kurangnya keahlian.

Contoh: Bapak X tidak dapat bekerja karena selalu ditolak oleh berbaai perusahaan karena pendidikannya sebatas lulusan tingkat tertentu dan keahlian yang dimilki kurang mendukung, maka tidak memenuhi syarat yang dibutuhkan oleh perusahaan.

  • Pengangguran Teknologi

Merupakan individu yang posisinya tergantikan dengan kemajuan teknologi.

Contoh: Perusahaan A dahulu menggunakan tenaga kerja untuk mengemas produknya, namun sekarang terdapat teknologi yang menciptakan mesin pengemas. Sehingga perusahaan A tidak membutuhkan tenaga kerja lagi atau mengurangi tenaga kerja sebelumnya.

  • Pengangguran Voluntary

Merupakan individu yang dengan sukarela untuk menganggur karena tanpa bersusah payah sebenarnya dapat bekerja atau tidak mebutuhkan pekerjaan.

Contoh: Bapak X merasa tidak perlu mencari pekerjaan atau bekerja karena telah menerima warisan dari orangtuanya.

Klasifikasi Pengangguran Berdasarkan Sifatnya

  • Pengangguran Terbuka

Merupakan pengangguran yang tidak memiliki pekerjaan dan tidak sedang mencari pekerjaan karena keterbatasan latar belakang dan ketidaksesuain antara calon tenaga kerja dan pekerjaanya. Pengangguran ini juga sering dijuluki sebagai pengangguran penuh.

  • Pengangguran Terpaksa

Merupakan pengengguran yang memiliki jam kerja kurang dari 35 jam dalam seminggu. Pengangguran ini juga sering dinamakan dengan setengah pengangguran.

  • Pengangguran Terselubung

Merupakan pengangguran yang dapat terjadi apabila ada tenaga kerja tidak mengerahkan semua kemampuannya dalam bekerja. Dengan kata lain individu tersebut memiliki kemampuan atau keahlian yang lebih.

Namun, karena tidak dibutuhkan maka tidak bisa diterapkan dengan maksimal. Pengangguran ini sering dijuluki sebagai pengangguran terdidik.

  • Pengangguran Sukarela

Merupakan pengagguran dengan sepenuh hati memilih untuk menganggur daripada menerima pekerjaan yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan, kemampuan, dan keahlian yang dimilikinya.

The post Pengangguran: Pengertian dan Klasifikasinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Cara Kuliah Sambil Kerja Agar Efektif https://haloedukasi.com/cara-kuliah-sambil-kerja Thu, 23 Jul 2020 01:41:36 +0000 https://haloedukasi.com/?p=9110 Bagi seorang anak kuliahan pasti ingin mempunyai penghasilan lebih, namun kerja sambil kuliah bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Berikut akan diberikan beberapa tips agar kuliah sambil kerja dapat berjalan dengan seimbang. 1. Menentukan Prioritas Sehari-hari Saat memutuskan untuk kuliah sambil kerja, jadwal kegiatan sehari-hari akan berubah menjadi lebih padat dari sebelumnya. Maka dari itu […]

The post 5 Cara Kuliah Sambil Kerja Agar Efektif appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bagi seorang anak kuliahan pasti ingin mempunyai penghasilan lebih, namun kerja sambil kuliah bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.

Berikut akan diberikan beberapa tips agar kuliah sambil kerja dapat berjalan dengan seimbang.

1. Menentukan Prioritas Sehari-hari

Saat memutuskan untuk kuliah sambil kerja, jadwal kegiatan sehari-hari akan berubah menjadi lebih padat dari sebelumnya.

Maka dari itu ada baiknya untuk membuat daftar jadwal kegiatan kuliah setiap hari dan jadwal kerja agar dapat menentukan prioritas sehari-hari.

Selain itu, dengan membuat jadwal sehari-hari dan menentukan prioritas dapat memudahkan dalam mengerjakan tugas kuliah ataupun tugas kerja.

2. Tidak Menunda Tugas Kuliah

Seiring dengan meningkatnya semester kuliah, tugas kuliah pun pasti akan mengalami peningkatan, sehingga ada lebih baiknya untuk tidak menunda tugas kuliah.

Selalu kerjakan tugas kuliah sesegera mungkin agar tidak menanggu pekerjaan, jangan sungkan juga untuk bertanya kepada teman kampus apabila kurang paham mengenai tugas tersebut.

Selain itu, ada baiknya untuk untuk mengerjakan tugas kuliah ditempat yang kondusif agar konsetrasi dalam mengerjakan dan membuatnya lebih cepat selesai.

3. Memanfaatkan Waktu Luang Sebaik Mungkin

Saat memutuskan untuk kuliah sambil kerja, pasti sudah mengetahui konsekuensi yang dihadapkannya, yaitu jadwal kegiatan sehari-hari akan semakin padat.

Maka dari itu apabila memiliki waktu luang ada baiknya untuk memanfaatkannya sebaik mungkin.

Contohnya seperti, apabila tugas kuliah belum selesai, ada baiknya menyelesaikan tugas kuliah tersebut lebih dahulu daripada menghabiskan waktu luang untuk pergi nongkrong.

Atau waktu luangnya dipakai untuk istirahat agar tidak mudah sakit dan memiliki badan yang prima.

4. Pilih Kerjaan yang Mendukung Kuliah ataupun Sebaliknya

Berkuliah sambil kerja pasti memiliki jadwal berbeda dengan mahasiswa lainnya, maka dari itu ada baiknya ketika akan memiliki kerjaan harus mendukung kuliah ataupun sebaliknya.

Contohnya seperti, jika akan memutuskan untuk bekerja full time dari pagi hingga sore, ada baiknya memiliki kuliah yang kegiatan kuliahnya dimulai dari sore hingga malam hari.

Begitu juga sebaliknya, apabila memutuskan untuk berkuliah di kelas reguler yang kegiatan kuliahnya dimulai dari pagi hingga sore hari maka ada baiknya memilih kerjaan yang bekerja hanya di malam hari.

5. Jujur Mengenai Atasan Mengenai Kuliah

Ketika akan mencari kerja sampingan sambil kuliah, ada baiknya untuk jujur kepada atasan mengenai kuliah karena ada beberapa waktu akan perlu ijin untuk mengikuti kegiatan kuliah seperti mengikuti sidang akhir.

Apabila memungkinkan lebih baik memilih kerja dimana atasannya mendukung untuk melanjutkan pendidikan sehingga bisa mendapatkan keringan bila membutuhkan waktu untuk kuliah.

The post 5 Cara Kuliah Sambil Kerja Agar Efektif appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>