keselamatan kerja - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/keselamatan-kerja Mon, 19 Feb 2024 08:08:50 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico keselamatan kerja - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/keselamatan-kerja 32 32 13 Simbol Keselamatan Kerja dan Fungsinya https://haloedukasi.com/simbol-keselamatan-kerja Thu, 11 May 2023 00:12:48 +0000 https://haloedukasi.com/?p=43052 Apabila sedang melakukan penelitian dalam suatu laboratorium terdapat banyak aturan dan petunjuk yang harus dipatuhi, seperti simbol keselamatan kerja. Hal tersebut bertujuan sebagai peringatan dan menjaga peneliti atau siapa saja yang berada di laboratorium agar tetap aman. Oleh karena itu, sebelum memasuki area laboratorium kimia, sebaiknya memahami terlebih dahulu makna dari simbol-simbol keselamatan kerja untuk […]

The post 13 Simbol Keselamatan Kerja dan Fungsinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Apabila sedang melakukan penelitian dalam suatu laboratorium terdapat banyak aturan dan petunjuk yang harus dipatuhi, seperti simbol keselamatan kerja. Hal tersebut bertujuan sebagai peringatan dan menjaga peneliti atau siapa saja yang berada di laboratorium agar tetap aman.

Oleh karena itu, sebelum memasuki area laboratorium kimia, sebaiknya memahami terlebih dahulu makna dari simbol-simbol keselamatan kerja untuk mengantisipasi kesalahan-kesalahan dan bahaya yang tidak diinginkan.

Berikut 13 daftar simbol keselamatan kerja yang perlu diketahui.

1. Jangan Sentuh

jangan sentuh

Simbol jangan sentuh merupakan suatu tanda yang digunakan untuk memberi peringatan bahwa terdapat objek yang tidak boleh disentuh maupun dipegang. Simbol ini berfungsi sebagai peringatan mengenai bahaya yang dapat terjadi apabila ada orang yang menyentuh maupun menjalankan peralatan tertentu.

Selain itu simbol ini juga dapat digunakan untuk memberikan peringatan mengenai bahaya kimia, medis, dan bahaya lainnya. 

2. Pintu Darurat

pintu darurat

Simbol pintu darurat merupakan suatu tanda yang digunakan untuk menunjukkan sebuah pintu yang dapat dilewati pada saat kondisi darurat misalnya kebakaran, gempa bumi, dan bencana lainnya. Pintu tersebut didesain agar dapat dibuka dengan cepat dan mudah tanpa memerlukan kunci maupun kode.

Pintu darurat juga dapat digunakan untuk membuat jalan keluar darurat yang berada di lokasi yang strategis dalam suatu bangunan. Pintu darurat biasanya terletak di dekat tangga atau lorong yang mempermudah orang-orang agar segera keluar dari bangunan ketika terjadi situasi darurat.

Pintu darurat sering ditemui dalam gedung-gedung seperti bangunan sekolah, kantor, hotel, rumah sakit, laboratorium, mall, kampus, dan lain sebagainya.

3. Emergency Shower

emergency shower

Simbol emergency shower merupakan tanda yang digunakan ketika terjadi situasi darurat untuk membersihkan bahan kimia yang berbahaya yang sudah terkena pada tubuh seseorang. Peralatan yang diberi simbol ini terdiri dari shower atau pancuran air yang dapat digunakan dengan cepat dan mudah.

Simbol tersebut biasanya dapat dijumpai pada pabrik, laboratorium, atau tempat kerja lainnya yang menggunakan bahan kimia yang berbahaya. Alat emergency shower digunakan dengan menarik tali atau memencet tombol yang berada di atasnya sehingga air akan keluar dari shower.

4. Area Terbatas

area terbatas

Area terbatas atau restricted area merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan suatu wilayah atau area yang dilarang untuk diakses oleh umum atau hanya diizinkan untuk diakses hanya orang tertentu yang memiliki izin khusus, sehingga setiap orang masuk akan dibatasi.

Adapun suatu wilayah diberikan simbol restricted area karena dilatarbelakangi oleh beberapa hal diantaranya yaitu privasi, keamanan, keselamatan, dan konservasi. Di area laboratorium terdapat beberapa lokasi yang telah dilabeli dengan simbol restricted area sebab rawan timbul bahaya dalam ruangan tersebut.

5. Biohazard

biohazard

Biohazard merupakan simbol yang digunakan untuk menunjukkan bahaya yang akan timbul oleh bahan organisme yang dapat memicu kerusakan pada kesehatan manusia atau makhluk hidup lainnya. 

Terdapat beberapa jenis bahan atau organisme yang dapat dianggap sebagai biohazard, seperti racun, bakteri, virus, dan bahan kimia berbahaya lainnya. Biohazard dalam dunia kedokteran meliputi bahan yang digunakan dalam penelitian pengobatan seperti bahan pembuatan vaksin, dan obat lainnya.

Biohazard dalam dunia industri dapat meliputi bahan yang digunakan dalam pembuatan makanan maupun obat-obatan. Untuk meminimalisir risiko yang dapat ditimbulkan oleh bahan atau organisme maka diperlukan kegiatan pengelolaan biohazard.

6. Alat Pemadam

alat pemadam

Alat pemadam sangat mudah ditemui pada area yang sering terjadi peristiwa kecelakaan kebakaran, salah satunya laboratorium kimia. Alat ini berfungsi untuk memadamkan api di suatu ruangan apabila sewaktu-waktu terjadi kecelakaan sehingga keselamatan di ruangan dapat tercipta.

7. Mudah Meledak

mudah meleda

Simbol “mudah meledak” merupakan salah satu tanda keselamatan kerja. Apabila terjadi ledakan di suatu tempat bisa jadi hal tersebut disebabkan karena adanya bahan yang dapat meledak.

Apabila ada yang tidak memahami mengenai prosedur pemanfaatan zat mudah meledak maka alangkah lebih baik untuk tidak memanfaatkan zat tersebut dengan gambar ledakan jika belum mengerti.

8. Radioaktif

radioaktif

Simbol radioaktif merupakan tanda yang digunakan untuk menunjukkan bahwa terdapat bahan yang memiliki pancaran radiasi berbahaya. Simbol ini ditandai dengan gambar kincir angin. Apabila terdapat alat yang ditandai dengan simbol ini maka dapat menyebabkan efek racun dengan jangka waktu yang lama.

9. Korosif

korosif

Simbol korosif merupakan tanda yang digunakan untuk menunjukkan terdapat bahan yang dapat menyebabkan masalah pada besi dan kulit. Apabila menetes di benda besi, maka cairan tersebut dapat menyebabkan karat. 

Sedangkan apabila bahan kimia tersebut terkenal tangan, maka akan dapat menyebabkan luka. Oleh karena itu, peneliti sebelum memasuki ruangan harus mengenali bahan kimia yang berbahaya. Karena bahan-bahan tersebut memiliki jumlah yang sangat banyak dan umum ditemukan di laboratorium.

10. Bahan Sangat Beracun

 bahan sangat beracun

Tanda bahan sangat beracun merupakan salah satu simbol keselamatan kerja di laboratorium. Bahan sangat beracun ini menggunakan gambar tengkorak dan tulang berbentuk silang. Apabila terdapat tanda tambahan bertuliskan T+ maka arti lambang tersebut adalah bahan yang sangat beracun.

Apabila bahan tersebut dapat masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan atau pun kulit maka akan menyebabkan peradangan yang cukup serius, atau bahkan hingga menyebabkan kerusakan kesehatan kronis.

11. Bahan Beracun

bahan beracun

Bahan beracun merupakan simbol keselamatan kerja di laboratorium. Simbol ini berbentuk tengkorak dan tulang. Simbol ini menjadi simbol yang paling banyak dilihat. Simbol ini juga menjadi pertanda bahwa terdapat bahan kimia yang beracun namun bukan bahan sangat beracun.

Apabila bahan ini terhirup, tertelan, atau terkena manusia maka akan menyebabkan hal yang fatal. Contoh dari bahan beracun adalah sianida dan merkuri.

12. Bahan Berbahaya

bahan berbahaya

Simbol “Bahan berbahaya” berbentuk tanda silang. Bahan yang berlabel ini dapat menyebabkan kerusakan pada berbagai macam organ tubuh. Contohnya, kerusakan kesehatan tubuh dari inhalasi, mulut, atau kontak dengan kulit. 

Perlu diperhatikan untuk dihindari melakukan kontak dekat dengan bahan ini. Pada simbol ini terdapat simbol yang bertuliskan Xn seperti pada bahan etilen glikol dan etanol.

13. Bahan Iritasi

 bahan iritasi

Simbol keselamatan kerja yang terakhir adalah bahan iritasi atau irritant. Simbol ini memiliki bentuk yang mudah dikenali yakni bertanda silang berwarna hitam. Selain itu, bahan yang berlabel simbol ini memiliki bau yang sangat menyengat tajam.

Apabila bahan ini terkena kulit maka dapat menyebabkan luka bakar dan iritasi. Contoh bahan yang memiliki simbol ini adalah amonia, kloroform, hidrogen peroksida, uap bromin, dan natrium hidroksida.

The post 13 Simbol Keselamatan Kerja dan Fungsinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Keselamatan Kerja di Laboratorium https://haloedukasi.com/keselamatan-kerja-di-laboratorium Tue, 09 May 2023 23:57:06 +0000 https://haloedukasi.com/?p=43036 Setiap pekerjaan tentu memiliki resiko, termasuk resiko kecelakaan kerja yang kerap terjadi pada para pekerja yang berada dalam lingkup laboratorium. Oleh karena itu, butuh pengetahuan dasar mengenai sistem keselamatan kerja di laboratorium agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Berikut ini adalah ulasan lengkap tentang keselamatan kerja di laboratorium dari mulai pengertian hingga pertolongan pertama […]

The post Keselamatan Kerja di Laboratorium appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Setiap pekerjaan tentu memiliki resiko, termasuk resiko kecelakaan kerja yang kerap terjadi pada para pekerja yang berada dalam lingkup laboratorium. Oleh karena itu, butuh pengetahuan dasar mengenai sistem keselamatan kerja di laboratorium agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Berikut ini adalah ulasan lengkap tentang keselamatan kerja di laboratorium dari mulai pengertian hingga pertolongan pertama kecelakaan kerja di laboratorium yang wajib dipelajari lebih lanjut!

Apa itu Keselamatan Kerja di Laboratorium?

Keselamatan kerja di laboratorium merupakan segala bentuk kondisi aman dan keadaan terbaik yang seharusnya ada di tempat yang didalamnya dilengkapi dengan peralatan serta bahan-bahan untuk percobaan atau penyelidikan.

Keselamatan kerja di laboratorium ini adalah hal wajib yang perlu disediakan oleh pihak pengelola laboratorium untuk melindungi pekerjanya dari segala jenis kecelakaan kerja yang ringan hingga fatal.

Tata Tertib di Laboratorium

Untuk menunjang kegiatan kerja di laboratorium, para pekerja harus dipastikan untuk mentaati tata tertib yang ada. Tata tertib ini sangat bermanfaat karena akan melindungi pekerja dari segala bentuk kecelakaan kerja saat berkegiatan di laboratorium.

Apa saja tata tertib di laboratorium? berikut adalah beberapa diantaranya!

  • Saat bekerja di laboratorium umumnya para pekerja harus memakai pakaian khusus yaitu jas lab.
  • Tidak diperbolehkan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman.
  • Menjaga kerapihan meja kerja untuk menghindari tercampurnya zat-zat kimia yang sedang diteliti.
  • Menjaga kebersihan diri dan lingkungan kerja.
  • Rutin membersihkan alat-alat uji atau perlengkapan praktikum setelah digunakan, dan harus ditempatkan lagi sesuai pengaturan yang sudah ditetapkan.
  • Membuang sampah sesuai jenisnya, misalnya sampah padat dan sampah cair.

Hal yang Harus Diperhatikan di Laboratorium

Selain memiliki tata tertib yang harus diikuti, demi mendapatkan kenyamanan dan keselamatan kerja di laboratorium ada beberapa hal yang juga harus diperhatikan.

Simak informasi hal yang harius diperhatikan di laboratorim secara lengkapnya dalah poin-poin berikut!

  • Lengkapi diri dengan menggunakan jas lab dan masker yang menutupi mulut sampai hidung.
  • Pastikan juga untuk menggunakan sarung tangan khusus laboratorium dan kacamata pelindung (goggles)
  • Menggunakan alat bantu seperti pipa kaca, sendok plastik khusus, pipet tetes, dan pinset saat mengambil bahan-bahan yang mengandung zat kimia.
  • Dilarang untuk mencium zat kimia secara langsung, ada aturan dasar untuk aktivitas ini yaitu dengan mengibas-ngibaskan tangan ke mulut tabung reaksi.
  • Pastikan untuk menjauhkan wajah saat ingin memanaskan tabung reaksi saat proses percobaan dilakukan.
  • Wajib mencuci tangan dengan sabun baik sebelum ataupun sesudah beraktivitas di laboratorium.

Simbol-simbol Keselamatan Kerja di Laboratorium

Saat bekerja di laboratorium, seseorang perlu mengetahui bahwa ada simbol-simbol keselamatan kerja yang wajib diketahui. Simak uraian tentang simbol-simbol khusus tersebut dalam poin-poin berikut!

  • Mudah terbakar (Gambar api yang menyala)

Bahan-bahan kimia yang biasanya terdapat di laboratorium dengan simbol gambar api yang menyala ini terdiri dari gas etuna, alkohol, keton, dan lainnya.

Untuk menghindari aktivitas berbahaya dari bahan-bahan tersebut sebaiknya dengan menyimpan bahan-bahan tersebut jauh dari jangkauan api atau logam yang bisa menghantarkan panas.

  • Mudah meledak (Gambar ledakan)

Yang termasuk sebagai bahan-bahan kimia dengan simbol ini adalah amonium dikromat dan nitroselulosa. Bahan-bahan ini hendaknya disimpan dalam kondisi yang basah dan terhindar dari sinar matahari serta sumber api.

  • Beracun dan bersifat karsinogen (Gambar tengkorak dan tulang)

Simbol tengkorak dan tulang ini mengindikasikan bahwa bahan kimia seperti merkuri, fenol, sianida, dan asam sulfida tidak boleh sampai terhirup, terminum, atau mengenai kulit manusia. Larangan kontak langsung juga berlaku untuk uap dari bahan kimia yang telah disebutkan sebelumnya.

  • Menyebabkan iritasi dan keracunan (Gambar tanda silang berwarna hitam)

Bahan-bahan kimia yang disimbolkan dengan tanda silang hitam ini terdiri dari natrium hidroksida, kloroform, butalon, hidrogen peroksida, uap bromin, dan juga gas klorin.

Saat menggunakan zat-zat tersebut dalam uji coba di laboratorium harus dipastikan tidak ada kontak langsung, baik itu menghirup uap, tertelan, atau mengenai kulit.

  • Korosif (Gambar tangan dan besi dengan tetesan bahan kimia)

Bahan-bahan korosif ini pada umumnya akan mudah berkarat dan menyebabkan luka apabila bersentuhan langsung dnegan tangan manusia.

Untuk itu, saat bertemu bahan dengan simbol ini pastikan untuk dijauhkan dengan alat-alat yang yang mengandung logam yang mudah berkarat.

  • Radioaktif (Gambar kincir angin)

Bahan kimia jenis ini terdiri dari aktinium, uranium, plutonium, dan thorium. Untuk bahan-bahan jenis ini seharusnya diperlakukan dengan menyimpannya dalam sebuah botol tebal dan tertutup rapat, serta harus dijauhkan dari jangkauan tubuh manusia secara langsung.

Pertolongan Pertama Kecelakaan Kerja di Laboratorium

Banyak resiko kerja yang bisa dialami saat berada di laboratorium, untuk itu sangat penting untuk mengetahui pertolongan pertama kecelakaan kerja di laboratorium.

  1. Terkena asam dan basa kuat, kondisi ini bisa ditangani dengan segera mencuci tangan atau bagian tubuh yang terkena zat kimia menggunakan air mengalir untuk mengurangi zat tersebut, kemudian bisa dilanjutkan dengan mengoleskan salep untuk menetralisir.
  2. Luka bakar, kondisi ini bisa dinetralisir dengan menggunakan salep. Namun, apabila parah seharusnya segera di rujuk ke dokter terdekat.
  3. Percikan zat kimia di mata, kondisi ini harus ditangani dengan segera membasuh mata pada air mengalir, jangan sekali-kali untuk mengucek walaupun sangat perih. Setelah itu pastikan untuk di rujuk ke dokter.
  4. Menghirup bahan kimia, segera menjauhkan diri dari kerumunan dan mencari udara segar.
  5. Tertelan zat kimia, segera lakukan kumur-kumur atau memuntahkannya.

Nah, itu dia informasi lengkap tentang keselamatan kerja di laboratorium yang wajib diperhatikan. Semoga informasi di atas bisa bermanfaat!

The post Keselamatan Kerja di Laboratorium appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) : Pengertian, Ruang Lingkup dan Program https://haloedukasi.com/kesehatan-dan-keselamatan-kerja Sat, 14 Nov 2020 08:37:21 +0000 https://haloedukasi.com/?p=14804 Pengertian K3 Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan hal yang penting bagi perusahaan karena dapat terjadinya suatu kecelakaan karena tidak hanya merugikan karyawan, tetapi juga perusahaan secara langsung maupun tidak langsung. Keselamatan kerja berarti proses merencanakan dan mengendalikan situasi yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja melalui penyiapan prosedur operasi standar yang menjadi acuan dalam kerja. Sebagai […]

The post Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) : Pengertian, Ruang Lingkup dan Program appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian K3

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan hal yang penting bagi perusahaan karena dapat terjadinya suatu kecelakaan karena tidak hanya merugikan karyawan, tetapi juga perusahaan secara langsung maupun tidak langsung.

Keselamatan kerja berarti proses merencanakan dan mengendalikan situasi yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja melalui penyiapan prosedur operasi standar yang menjadi acuan dalam kerja. Sebagai suatu proses, maka keselamatan kerja membutuhkan sebuah sistem manajemen.

Manajemen sebagai salah satu ilmu yang mencakup aspek sosial dan eksak sangat bermanfaat dalam mengelola keselamatan dan kesehatan kerja, baik dari segi perencanaan maupun pengambil keputusan dalam organisasi (Rika Ampuh Hadiguna, 2009, hal : 233)

Keselamatan kerja adalah merupakan aktivitas perlindungan karyawan secara menyeluruh. Artinya perusahaan berusaha untuk menjaga jangan sampai karyawan mendapat suatu kecelakaan pada saat menjalankan aktivitasnya.

Kesehatan kerja adalah upaya untuk menjaga agar karyawan tetap sehat selama bekerja. Artinya jangan sampai kondisi lingkungan kerja akan membuat karyawan tidak sehat atu sakit. (Kasmir, 2016, hal : 266)

Alasan Penerapan K3

Alasan Menurut Ahli

Menurut Sunyoto ada 3 alasan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja:

  • Berdasarkan Perikemanusiaan

Pertama-tama para manajer mengadakan pencegahan kecelakaan atas dasar perikemanusiaan yang sesungguhnya. Mereka melakukan demikian untuk mengurangi sebanyak- banyaknya rasa sakit, dan pekerja yang menderita luka serta kekurangannya sering diberi penjelasan mengenai akibat kecelakaan.

  • Berdasarkan Undang-Undang

Karena pada saat ini di Amerika terdapat undang-undang federal, undang-undang negara bagian dari undang-undang kota praja tentang keselamatan dan kesehatan kerja bagi mereka yang melanggar di jatuhkan denda.

  • Ekonomis

Yaitu agar perusahaan menjadi sadar akan keselamatan kerja karena biaya kecelakaan dapat berjumlah sangat besar bagi perusahaan. (Sunyoto, 2012)

Alasan Secara Umum

Terdapat tiga alasan mengapa program keselamatan kerja merupakan keharusan bagi setiap perusahaan untuk melaksanakannya, antara lain alasan moral, hukum, dan ekonomi.

  • Moral

Manusia memiliki hak untuk perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja moral, dan kesusilaan serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia dan nilai-nilai agama (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaaan).

  • Hukum

Undang-undang tentang ketenagakerjaan merupakan jaminan bagi setiap pekerja untuk menghadapi risiko kerja yang dihadapinya yang ditimbulkan pekerjaan para pemberi kerja yang lalai atas tanggung jawab dalam melindungi pekerja yang mengakibatkan kecelakaan kerja akan mendapat hukuman yang setimpal sesuai dengan undang-undang ketenagakerjaan.

Tertera pada UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja untuk melindungi para pekerja pada segala lingkungan kerja, baik di darat, di dalam tanah, permukaan air, di dalam air maupun di udara yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.

UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, menyatakan bahwa perusaahaan berkewajiban melaksanakan pemeriksaan atas kesehatan fisik dan mental para pekerjanya.

  • Ekonomi

Alasan ekonomi akan banyak di alami oleh banyak perusahaan karena mengeluarkan banyak biaya yang tidak sedikit jumlahnya akibat kecelakaan kerja yang di alami pekerja.

Kebanyakan perusahaan membebankan kerugian kecelakaan kerja yang di alami karyawan kepada pihak asuransi.

Kerugian-kerugian tersebut bukan hanya berkaitan dengan biaya pengobatan dan pertanggungan lainnya, tetapi banyak faktor lain yang menjadi perhitungan akibat kecelakaan kerja yang di derita para pekerja. (Wilson Bangun, 2012, hal : 378-379)

Faktor yang Mempengaruhi K3

Faktor Keselamatan Kerja Karyawan

Faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan kerja karyawan yaitu:

  • Kelengkapan Peralatan Kerja

Maksudnya adalah bahwa peralatan keselamatan kerja yang lengkap sangat diperlukan. Artinya makin lengkap peralatan keselamatan kerja yang dimiliki, maka keselamatan kerja makin baik.

Demikian pula sebaliknya jika perlengkapan keselamatan kerja tidak lengkap atau kurang, maka keselamatan kerja juga ikut terjamin.

  • Kualitas Peralatan Kerja

Artinya di samping lengkap peralatan kerja yang dimiliki juga harus diperhatikan kualitas dari perlengkapan keselamatan kerja. Kualitas dari peralatan keselamatan kerja akan mempengaruhi keselamatan kerja itu sendiri.

Semakin tidak berkualitas perlengkapan keselamatan kerja, maka keselamatan kerja karyawan tidak akan terjamin. Guna untuk meningkatkan kualitas perlengkapan kerja, maka diperlukan pemeliharaan perlengkapan secara terus-menerus.

  • Kedisiplinan Karyawan

Maksudnya hal ini berkaitan dengan perilaku karyawannya dala menggunakan peralatan keselamatan kerja. Karyawan yang kurang disiplin dalam menggunakan perlengkapan keselamatan kerja, maka keselamatan kerjanya makin tak terjamin.

Artinya timbul resiko kecelakaan makin besar dan sering terjadi. Demikian pula sebaliknya bagi karyawan yang disiplin, akan keselamatan kerjanya makin terjamin. Penggunaan perlengkapan kerja sebaiknya dilakukan pengawasan untuk menghindari, lupa dan kelalaian karyawan.

  • Ketegasan Pemimpin

Maksudnya dalam hal ini ketegasan pemimpin dalam menerapkan aturan penggunaan peralatan kesempatan kerja.

Semakin disiplinnya pimpinan untuk mengawasi dan menindak anak buahnya yang melanggar ketentuan digunakan perlengkapan kerja maka akan berpengaruh terhadap keselamatan kerja karyawan.

Karena pimpinan yang tegas akan akan mempengaruhi karyawan untuk menggunakan perlengkapan keselamatan kerja, maka karyawan banyak yang bertindak masa bodoh, akibatnya keselamatan kerjanya tidak terjamin.

  • Semangat Kerja

Artinya dengan peralatan keselamatan kerja yang lengkap, baik dan sempurna maka akan memberikan semangat kerja yang tinggi. Hal ini disebabkan karyawan merasa nyaman dana aman dalam bekerja.

Demikian pula sebaliknya jika peralatan keselamatan kerja yang lengkap, baik dan sempurna maka semangat kerja karyawan juga akan turun.

  • Motivasi Kerja

Maksudnya sama dengan semangat kerja, motivasi karyawan untuk bekerja juga akan kuat jika peralatan keselamatan kerja yang lengkap, baik dan sempurna.

Demikian pula sebaliknya jika peralatan keselamatan kerja yang lengkap, baik dan sempurna. Demikian pula sebaliknya jika peralatan keselamatan kerja yang lengkap, baik dan sempurna maka motivasi kerja karyawan juga akan lemah.

  • Pengawasan

Artinya setiap karyawan harus diawasi dalam menggunakan peralatan keselamatan kerja. Jika tidak diawasi banyak karyawan yang melanggar.

Hal ini akan mempengaruhi keselamatan kerjanya, terutama bagi mereka yang tidak terawasi secara baik. Pengawasan dapat dilakukan oleh pimpinan atau menggunakan peralatan seperti CCTV di tempat-tempat tertentu.

  • Umur Alat Kerja

Maksudnya umur dari peralatan kerja juga kan mempengaruhi keselamatan kerja karyawan. Peralatan kerja yang sudah melewati umur ekonomisnya maka akan membahayakan keselamatan kerja karyawan, demikian pula sebaliknya. Oleh karena sebaliknya peralatan yang sudah lewat umur ekonomisnya harus diganti dengan yang baru, meskipun masih kelihatan baik. (Kasmir, 2016, hal : 274-276)

Faktor Kesehatan Kerja Karyawan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja karyawan dapat dipengaruhi berbagai faktor. Perusahaan juga harus mengelola faktor-faktor tersebut, sehingga kesehatan karyawan tetap terjaga.

Faktor-faktor yang sering mempengaruhi kesehatan kerja karyawan adalah sebagai berikut:

  • Udara

Maksudnya adalah kondisi udara di ruangan tempat bekerja harus membuat karyawan tenang dan nyaman. Misalnya di dalam ruangan tertutup tentu perlu diberikan pendingin ruangan yang cukup.

Demikian pula di ruangan yang terbuka seperti pabrik juga kualitas udara harus dikelola secara baik.

Kualitas udara di ruangan sangat mempengaruhi kesehatan karyawan seperti panas atau berdebu. Solusi yang perlu diberikan kepada karyawan adalah misalnya penutup mulut untuk kondisi udara yang berdebu.

Demikian pula sebaliknya jika kualitas udara yang baik maka karyawan akan selalu sehat, demikian pula sebaliknya jika kualitas udara kurang baik akan mengakibatkan kesehatan menjadi terganggu.

  • Cahaya

Kualitas cahaya di ruangan juga akan sangat memengaruhi kesehatan karyawan. Pada ruangan yang terlalu gelap atau cahayanya kurang tentu akan merusak kesehatan karyawan, terutama kesehatan mata. Demikian pula jika terlalu banyak cahaya (membuat silau) yang membahayakan perlu diperhatikan agar kesehatan karyawan juga terjamin, terutama mata.

  • Kebisingan

Artinya suara yang ada dalam suatu ruangan atau lokasi bekerja. Ruangan yang terlalu berisik atau bisik atau bising tentu akan mempengaruhi kualitas pendengaran.

Untuk itu perlu dibuatkan ruangan yang kedap suara, atau disediakan penutup telinga sehingga pendengaran karyawan tidak terganggu.

  • Aroma Berbau

Maksudnya untuk ruangan yang memiliki aroma yang kurang sedap maka kesehatan akan sangat terganggu.

Aroma yang dikeluarkan dari zat-zat tertentu yang membahayakan, misalnya zat kimia, akan memengaruhi kesehatan karyawan. Oleh karena itu, perlu dipersiapkan masker agar terhindar dari bau yang kurang sedap atau membahayakan tersebut.

  • Layout Ruangan

Tata letak ruangan sangat mempengaruhi kesehatan karyawan, misalnya tata letak kursi, meja serta peralatan lainnya. Oleh karena itu, agar karyawan tetap sehat faktor layout ruangan perlu diperhatikan, misalnya penempatan tempat pembangunan limbah atau sampah. (Kasmir, 2012, hal :277-27)

Ruang Lingkup dan Syarat K3

Menurut UU NO. 13 tahun 2003 ruang lingkup keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun yang di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.

Ketentuan-ketentuan menurut Undang-Undang ini berlaku dalam tempat kerja dimana:

  • Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat perkakas, peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan atau peledakan.
  • Dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau disimpan atau bahan yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi dan bersuhu tinggi.
  • Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangun perairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan.
  • Dilakukan usaha: pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan kesehatan.
  • Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan: emas, perak, logam atau bijih logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak mineral lainnya, baik di permukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar perairan.
  • Dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di darat, melalui terowongan, dipermukaa air, dalam air maupun di udara.
  • Dikerjakan bongkar muat barang muatan kapal, perahu, dermaga, dok, station atau gudang.
  • Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah atau perairan.
  • Dilakukan penyelamatan, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air.
  • Dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah.
  • Dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lubang

Adapun syarat keselamatan kerja menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 adalah untuk:

  • Mencegah dan mengurangi kecelakaan, mengurangi dan memadamkan kebakaran
  • Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
  • Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya
  • Memberi pertolongan pada kecelakaan
  • Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
  • Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran
  • Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat krja baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
  • Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
  • Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerja
  • Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang
  • Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
  • Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang
  • Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
  • Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi (Kasmir, 2012, hal :280-282)

Cara Mengukur Kecelakaan Kerja

Suatu persyaratan yang ditetapkan melalui Occupational and Health Act (OSHA) untuk memantau keselamatan dan kesehatan kerja, mewajibkan perusahaan melakukan pencatatan atas kejadian-kejadian yang berkaitan dengan K3. (Wilson Bangun, 2012, hal :380-381)

  • Tingkat Kecelakaan Kerja

Tingkat kecelakaan kerja atau di singkat TKK adalah mengukur tinggi rendahnya kecelakaan dan penyakit yang diderita para pekerja selama setahun kerja.

Tingkat kecelakaan kerja dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Dengan ketentuan untuk 100 pekerja tetap adalah 200.000 (40 jam seminggu x 50 minggu)
  • Frekuensi Kecelakaan

Frekuensi kecelakaan disingkat FK menggambarkan jumlah kecelakaan kerja yang terjadi setiap satu juta jam kerja (bukan dalam setahun). Untuk memudahkan perhitungan ini digunakan rumus sebagai berikut :

  • Tingkat Kegawatan

Tingkat kegawatan disingkat TK merupakan suatu pengukuran atas hilangnya jam kerja akibat kecelakaan kerja. Tingkat kegawatan dapat diketahui dengan rumus berikut :

Program Mencegah Kecelakaan Kerja

Berbagai tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah kecelakaan kerja yaitu:

  • Pendidikan karyawan, Tujuan utama bidang keselamatan kerja adalah mencegah timbulnya kecelakaan kerja yang di alami karyawan. Para pekerja perlu di berikan pendidikan untuk mengetahui prosedur kerja yang benar dan memahami tentang peraturan keselamatan kerja.
  • Analisis bahaya kerja (Job Hazard Analysis/JHA) merupakan proses kegiatan yang dirancang untuk mengatasi timbulnya kecelakaan kerja yang diakibatkannya. Beberapa komponen yang termasuk pada program JHA antara lain dukungan manajemen, pelatihan supervisor dan karyawan, program tertulis dan pengawasan manajemen.
  • Mengurangi kondisi yang tidak aman, Kebanyakan timbulnya kecelakaan kerja diakibatkan situasi lingkungan kerja, seperti menggunakan peralatan yang tidak layak pakai, kondisi gudang yang tidak aman kurangnya penerangan, dan lain sebagainya. Kondisi lingkungan seperti ini merupakan tanggung jawab supervisor dan manajer untuk memperbaikinya untuk memperkecil tingkat kecelakaan.

Penyebab dan Pencegahan Kecelakaan Kerja

Penyebab KecelakaanPencegahan
Prosedur tidak lengkap menimbulkan karyawan dapat merubah sendiriMenetapkan bahwa para karyawan menerima prosedur lengkap
Para karyawan tidak mengikuti yang ditetapkanMelakukan peninjauan terhadap prosedur untuk memastikan bahwa karyawan dapat mengikutinya dengan mudah
Para karyawan kurang memahami prosedurPara karyawan kurang memahami
Memastikan bahwa para karyawan dapat memahami petunjuk yang sudah ditetapkan
Para karyawan kurang menyadari akan adanya bahayaMemberitahu kepada karyawan tentang tanda-tanda bahaya
Para karyawan tidak menggunakan peralatan sesuai waktunyaMemastikan karyawan mengetahui bahwa harus menghindari penggunaan alat pengamanan
Terdapat kesalahan dalam mengambil tindakanMemberi petunjuk kepada para karyawan tentang tindakan yang harus diambil dalam keadaan luar biasa atau darurat
Terjadi penyimpangan dari keadaan normalMelakukan pemeriksaan terhadap peralatan baru. Hindari peralatan yang menyimpang dari kecelakaan normal yang mudah menimbulkan kecelakaan
Terganggunya aktivitas karena terlalu banyak yang campur tanganHindari agar tidak terlalu banyak pekerja yang campur tangan dalam suatu tempat pada saat yang sama
Kesalahan atau terlambat membaca instrumenInstrumen diberi label yang mudah dibaca. Lalu, periksa apakah sudah tersedia penerangan yang cukup untuk dapat membaca label tersebut
Kekurang hati-hatian dalam menggunakan alat kontrolPara pekerja diharuskan mengetahui alat-alat kontrol yang secara tidak sengaja dapat mengaktifkan peralatan sehingga usaha perlindungan tidak dapat dilakukan
Kurangnya pemahaman tentang deskripsi instrumen karena petunjuk yang tidak jelasInstrumen yang paling penting harus dipahami dengan jelas agar dapat mengoperasikan peralatan yang ada
KelelahanLakukan pemeriksaan terhadap tingkat kebisingan getaran, temperatur, kelembaban, agar menyebabkan kelelahan pegawai secara normal
Tabel penjelasan penyebab dan pencegahan kelekaan kerja

Upaya pencegahan kecelakaan kerja adalah suatu bagian dari fungsi pemeliharaan karyawan yang merupakan tanggung jawab pemberi kerja. Kondisi fisik karyawan dapat terganggu akibat penyakit, ketegangan dan tekanan seperti halnya ketidak amanan kerja.

Suatu hal yang penting dan sebagai salah satu kewajiban perusahaan untuk menaruh perhatian atas kesehatan karyawan, baik kesehatan fisik maupun mental untuk alasan ekonomi dan kemanusiaan. (Wilson Bangun, 2012, hal : 396-397)

The post Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) : Pengertian, Ruang Lingkup dan Program appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>