Kesenian Tradisional - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kesenian-tradisional Tue, 28 Mar 2023 02:15:15 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Kesenian Tradisional - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kesenian-tradisional 32 32 Seni Lenong : Sejarah, Jenis, Keunikan, dan Manfaatnya https://haloedukasi.com/seni-lenong Tue, 28 Mar 2023 02:11:57 +0000 https://haloedukasi.com/?p=42136 Istilah Lenong diambil dari nama pedagang China, yaitu Lien Ong. Menurut cerita rakyat terdahulu, Lien Ong memiliki kebiasaan menggelar pertunjukkan seni teater yang kini diberi nama Lenong yang memiliki tujua n untuk menghibur masyarakat. Lenong merupakan seni tater tradisional yang dibawakan dalam dialek Betawi, yang berasal dari Jakarta. Kesenian tradisional ini diiringi dengan mengunakan musik […]

The post Seni Lenong : Sejarah, Jenis, Keunikan, dan Manfaatnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Istilah Lenong diambil dari nama pedagang China, yaitu Lien Ong. Menurut cerita rakyat terdahulu, Lien Ong memiliki kebiasaan menggelar pertunjukkan seni teater yang kini diberi nama Lenong yang memiliki tujua n untuk menghibur masyarakat. Lenong merupakan seni tater tradisional yang dibawakan dalam dialek Betawi, yang berasal dari Jakarta.

Kesenian tradisional ini diiringi dengan mengunakan musik gambang kromong degan menggunakan alat musik seperti halnya gambang, kromong, gong, kendang, sulimg, kempor, dan krecek, selain itu juga menggunakan alat musik dengan unsur Tionghoa seperti halnya tehyan, kongahyan, dan juga sukong.

Skenario dari lenong sendiri mengandung sebuah pesan moral seperti menolong orang yang lemah dan membenci kerakusan serta perbuatan tercela. Bahasa yang digunakan dalam seni lenong ini menggunakan bahasa melayu atau dialek betawi.

Sejarah Lenong

Lenong mulai berkembang pada abad ke-19 atau awal abad ke-20, yang merupakan adaptasi masyarakat betawi dengan kesenian yang serupa komedi bangsawan dan juga teater stambul yang sudah ada saat itu. Firman Muntaco, seniman Betawi menyebutkan bahwa lenong mengalami perkembangan dari proses teaterisasi dengan menggunakan musik gambang kromong, dan digunakan sebagai tontonan juga dikenal mulai tahun 1920-an.

Lakon lenong berkembang dari sebuah lawakan tanpa adanya alur cerita yang telah dirangkai sebelumnya, sehingga pertunjukkan semalam suntuk dengan lakon panjang dan juga utuh. Awal mula kesenian lenong dipertunjukkan dengan mengamen dari kampung ke kampung. Pertunjukkan ini diadakan di udara terbuka tanpa menggunakan panggung.

Saat pertunjukkan Lenong sedang berlangsung, salah seorang aktor atau aktris dapat mengitari penonton sambil meminta sumbangan secara sukarela. Selanjutnya, lenong mulai dipertunjukkan atas permintan dari penonton atau pelanggan dalam acara hajatan, seperti halnya resepsi pernikahan.

Pada awal kemerdekaan RI, teater rakyat murni dipertunjukkan menjadi tontonann panggung. Namun, setelah mengalami sebuah masa sulit, pada tahun 1970-an kesenian lenong mulai dimodifikasi dan juga dipentaskan secara rutin dipanggung Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Jenis-Jenis Seni Lenong

1. Lenong Denes

Lenong Denes atau Lenong Dines ini sebenarnya muncul lebih dulu dari genre Lenong Preman. Perkembangan Lenong Denes kurang begitu populer bagi sebagian warga Betawi karena ceritanya kurang melekat dengan kehidupan sehari-hari.

Lenong Denes mementaskan sebuah cerita tentang kerajaan dan juga busana yang dikenakan tokohnya pun gemerlap. seperti halnya raja, bangsawan, pangeran, juga putri. Kata Denes atau dinas ini melekat pada cerita dan juga busana yang dipakai.

Lenong Denes menggunakan bahasa melayu yang lebih tinggi dalam dialog yang digunakan untuk petunjukan, sehingga pemainnya tidak begitu leluasa untuk melakukan humor. Dialog Lenong Denes sebagian besar dinyanyikan, agar pertunjukan bisa lucu, maka ditampilkan tokoh dayang atau pembantu yang mengggunakan bahasa Betawi.

Adegan perkelahian yang ditampilakn Lenong Denes tidak berupa silat, tetapi tinju, gulat, dan juga pedang. Agar dapat dramatis, adegan perkelahian diiringi dengan bunyi tambur. Lakon dari Lenong Denes ini sumbernya berasal dari cerita-cerita dari budaya melayu.

Seperti halnya Hikayat Indra Bangsawan dan Hikayat Syah Mardan, tetapi ada juga cerita dari luar melayu yang umumnya diambil dari Hamlet, King Lear, Othelo, dan masih banyak lagi.

2. Lenong Preman

Lenong Preman atau bisa disebut juga dengan Lenong jago berbeda dengan Lenong Denes. Perkembangan Lenong Preman lebih populer dbandingkan dengan Lenong Denes. Lenong Preman mengisahkan tentang pembelaan terhadap kaum lemah.

Serta mengenai kritik dan juga cerita yang melekat dengan kehidupan warga setempat. Hal ini menjadikan Lenong Preman jauh lebih populer dibanding dengan Lenong Denes. Lakon yng dibawakan dalam Lenong Preman yaitu cerita dunia jagoan atau jawara dilat betawi.

Lenong Preman menggunakan bahsa betawi sehingga keakraban dan komunikasi interaktif antara pemain dan juga penonton dapat terjalin. Para penonton dapat memberikan respon yang spontan dan pemain juga menanggapi.

Dialog dalam lakon lenon umumnya bersifat polos dan juga spontan. Sehingga, dapat menimbulkan kesan yang kasar, terlalu spontan bahkan terdengar vulgar. Persebaran Lenong Preman mencangkup di sejumlah kota Jakarta, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Tangerang.

Keunikan Seni Lenong

Seni Lenong yang menjadi hiburan dan memberikan kesan tersendiri ini memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh seni teater tradisional lainnya. Keunikan seni lenong ini menjadi ciri khas dari seni lenong, yaitu :

  • Tidak meniliki naskah dalam pementasannya

Tidak meniliki naskah dalam pementasannya tidak seperti seni teater yang lainnya. Jadi, para pemain dari seni lenong ini tidak mengetahui naskah ataupun alur, sehingga pertunjukkan dilakukan secara spontan dan berisi improvisasi dari para pemain secara lanngsung dalam waktu semalam.

  • Jumlah pemain yang tidak memiliki batasan

Terdapatnya jumlah pemain yang tidak memiliki batasan dan dapat disesuaikan dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan cerita yang akan dipertunjukkan. Bahkan seni lenong ini bisa dimainkan leih dari 10 orang pemain.

Selain itu, keunikan yang terdapat pada seni lenong Betawi terletak pada interaksi antara pemain dan juga penonton. Dimana pemain Lenong Betawi sering berinteraksi dengan penonton selama pertunjukan dilakukan dengan menggunakan candaan yang khas dengan para pemain dari seni lenong.

hal tersebut yang dapat menimbulkan suasana meriah dan apa yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh penonton.

Manfaat Seni Lenong

Seni lenong memiliki manfaat, yaitu :

  • Sebagai media

sebagai media untuk mengkomunikasikan pesan yang biasa terjadi pada masyarakat. Seni lenong yang merupakan akulturasi dan juga interaksi sejak awal yang banyak dipengaruhi oelh budaya china, arab, dan juga portugis.

Seni lenong yang memiliki manfaat sebagai media untuk menyampaikan sebuah pesan moral melalui cerita yang telah dikemas dengan sebuah candaan tanpa adanya nakah atau plot dalam pelaksanaannya.

  • Untuk menghibur

Seni lenong selain memiliki manfaat untuk menghibur juga sebagai bentuk tradisi merefleksikan identitas dari masyarakat Betawi itu sendiri yang mememiliki sifat jujur, apa adanya, bersahabat, dan juga terbuka terhadap perbedaan maupun kemajuan jaman. Seni lenong juga memiliki manfaat untuk pendidikan masyarakat.

The post Seni Lenong : Sejarah, Jenis, Keunikan, dan Manfaatnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Jenis-Jenis Pertunjukan Seni Tradisional dan Karakteristiknya https://haloedukasi.com/jenis-jenis-pertunjukan-seni-tradisional Sat, 19 Feb 2022 05:20:26 +0000 https://haloedukasi.com/?p=31459 Saat ini pagelaran seni tradisional sudah terkena dampak dari kebudayaan modern. Seni pagelaran tradisional yang tidak bisa mengikuti perkembangan zaman lambat laun akan ditinggalkan. Di sisi lain, pagelaran seni tradisional yang hanya mengikuti perkembangan zaman tidak jarang justru mengurangi atau bahkan menghilangkan nilai-nilai luhur dari budaya yang ada dalam seni pagelaran tersebut. Seni pertunjukan tradisional atau […]

The post Jenis-Jenis Pertunjukan Seni Tradisional dan Karakteristiknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Saat ini pagelaran seni tradisional sudah terkena dampak dari kebudayaan modern. Seni pagelaran tradisional yang tidak bisa mengikuti perkembangan zaman lambat laun akan ditinggalkan.

Di sisi lain, pagelaran seni tradisional yang hanya mengikuti perkembangan zaman tidak jarang justru mengurangi atau bahkan menghilangkan nilai-nilai luhur dari budaya yang ada dalam seni pagelaran tersebut.

Seni pertunjukan tradisional atau yang disebut juga pagelaran seni tradisional adalah salah satu jenis kesenian yang tumbuh dan berkembang di suatu daerah yang masih digemari oleh masyarakatnya. 

Pagelaran seni tradisional ini memiliki ciri khas yang menunjukkan keunikan dalam masyarakat di tiap- tiap daerah. Ada empat jenis pagelaran seni tradisional yang dikenal di Indonesia, yaitu:

  • Pagelaran seni musik
  • Pagelaran seni tari
  • Pagelaran seni lawak (komedi)
  • Pagelaran seni drama dan teater

Berikut akan diuraikan lebih lanjut mengenai jenis dan karakteristik seni pertujukan tradisional:

1. Wayang

Wayang adalah seni pertunjukan yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia dari Indonesia.

Wayang sendiri merupakan pertunjukan seni dengan menggunakan boneka wayang, yang bisa terbuat dari kulit atau kayu, yang menceritakan berbagai kisah sarat dengan makna filosofis bagi kehidupan.

Jenis Wayang

Menurut jenis ceritanya, ada 11 jenis pertunjukan wayang, yakni:

Wayang Purwa

Wayang purwa adalah pertunjukan wayang yang menceritakan wayang kadhewatan (para Dewa) sampai dengan Prabu Parikesit. Wayang purwa terbagi menjadi 4 jenis, yaitu:

  • Kadhewatan: wayang purwa yang menceritakan para dewa, mulai dari Sang Hyang Manikmaya, Sang Hyang Ismaya, Sang Hyang Tejamaya, dan seluruh Dewa Dewi lainnya.
  • Arjuna Sasra: wayang purwa yang menceritakan peperangan antara Prabu Arjuna Sasra dengan Dasamuka, termasuk lakon Sumatri dan Sukrasana.
  • Ramayana: wayang purwa yang menceritakan Prabu Rama melawan Rahwana karena memperebutkan Dewi Shinta.
  • Mahabharata: wayang purwa yang menceritakan keluarga Bharata (Pandhawa dan Kurawa) mulai masa kecilnya hingga terjadinya pereng Bharatayuda Jayabinangun.

Wayang Madya

Wayang madya adalah pertunjukan wayang yang menceritakan tentang Prabu Yudayana hingga Prabu Jaya Lengkara. Cerita ini digunakan untuk pertunjukan wayang di Kraton.

Wayang Antara

Wayang antara adalah pertujukan wayang yang menceritakan Sri Gatayu hingga Panji Kudalaleyan.

Wayang Wasana

Wayang Wasana adalah pertunjukan wayang yang menceritakan kisah Damarwulan dengan Minakjinggo.

Wayang Dupara

Wayang dupara adalah pertunjukan wayang yang menceritakan kisah Babad tanah Jawa.

Wayang Golek

Wayang golek adalah pertunjukan wayang yang menceritakan kisah Amir Ambyah dan Umarmaya, cerita Babone Saka (Babad Menak), dan Layang Menak (dari Timur Tengah).

Wayang Gedhog

Wayang gedhog adalah pertunjukan wayang yang menceritakan kisah Panji. Wayang gedhog dibuat dari kayu.

Wayang Beber

Wayang beber adalah pertunjukan wayang yang gambar wayangnya ada di tirai yang bisa digulung. Adapun kisah yang diangkat dalam pertunjukan wayang beber bisa bermacam-macam.

Wayang Kidang Kencana

Wayang kidang kencana adalah pertunjukan wayang yang menceritakan kisah-kisah binatang.

Wayang Wahyu

Wayang wahyu adalah pertunjukan wayang yang menceritakan kisah yang ada kaitannya dengan agama kristiani.

Wayang Suluh

Wayang suluh adalah pertunjukan wayang yang menceritakan keadaan negara saat ini. Biasanya pertunjukan wayang ini dilakukan sebagai sarana untuk memberi penyuluhan tentang program-program pemerintah.

Urutan Pertunjukan

Dalam pertunjukan wayang kulit, ada urutan-urutan yang harus diperhatikan. Berikut adalah urutan-urutan babak adegan dalam pagelaran wayang kulit:

  • Jejer Pathet Enem (6). Bagian ini disebut juga bagian dasar cerita wayang. Dalam babak pathet 6 ini adalah beberapa adegan, seperti:
    • Kedhaton (adegan di dalam kraton)
    • Paseban Jaba atau Tata Bala
    • Bedholan
    • Jejer Sabrangan
    • Perang gagal (perang yang terjadi di awal cerita, namun belum ada yang menang maupun kalah).
  • Pathet Sanga (9). Di dalam babak pathet 9 ada beberapa adegan, yaitu:
    • Gara-Gara (Keluarnya Punakawan, yaitu Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong)
    • Perang Kembang (Perang antara kesatria dengan raksasa di tengah cerita)
    • Jejer Pandhita
  • Pathet Mayura. Dalam babak ini terdapat adegan:
    • Para ratu berkumpul
    • Perang Brubuh (Perang terakhir antara kesatria dan raksasa serta hancurnya kejahatan)

2. Ludruk

Kata ludruk sebenarnya merupakan akronim dari kata “gela-gelo” (geleng-geleng) dan “gedruk-gedruk” (menghentakkan kaki ke tanah).

Nama tersebut diambil karena dalam pertunjukan seni tradisional ini, para penari Remo seringkali menggelengkan kepala sembari menghentakkan kakinya ke tanah. 

Kesenian ludruk mengisahkan tentang kisah kehidupan sehari-hari, cerita perjuangan, dan semisalnya. Latar waktu yang digunakan biasanya adalah latar waktu sekarang.

Dalam pagelaran seni ludruk terdapat beberapa sajian yang harus ditampilkan secara urut, yakni sebagai berikut:

  • Tari Remo. Tari Remo ini menggambarkan kesiagaan para pahlawan yang tengah melawan penjajah.
  • Bedhayan. Bedhayan adalah syair-syair yang dilantunkan oleh para travesty (orang laki-laki yang memakai riasan perempuan).
  • Dhagelan. Dhagelan adalah adegan komedi yang diawali  dengan melantunkan pantun atau biasa disebut dengan Kidungan Jula-Juli.
  • Cerita Inti, yaitu bagian inti cerita yang ingin ditampilkan. Beberapa cerita yang terkenal dalam kesenian ludruk antara lain:
    • Brandhal Lokajaya
    • Sogol Pendekar Sumur Gemuling
    • Sarip Tambakjaya
    • Jaka Sambang lan Sakerah

3. Janger

Janger adalah kesenian drama tradisional yang terkenal di wilayah Banyuwangi, Jawa timur. Sumber cerita yang digunakan dalam pertunjukan kesenian drama Janger diambil dari kisah babad, sejarah, dongeng, dan juga cerita rakyat.

Dalam pertunjukan kesenian janger, peraga menggunakan busana kraton untuk adegan dalam kratn dan juga busana adat Bali. Pertunjukan ini juga diiringi gamelan Bali dengan disertai tembang (syair) dan juga tari-tarian.

4. Kethoprak

Kethoprak adalah salah satu jenis seni pagelaran tradisional yang berkembang di wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Awalnya, kethoprak merupakan hiburan warga desa yang dimainkan sambil menabuh lesung (alat untuk menumbuh padi agar gabahnya lepas), pada malam bulan purnama.

Lambat laun kebiasaan tersebut berkembang, dimana selain menggunakan tabuhan lesung juga ditambah kendang, rebana, dan suling sehingga disebut juga kethoprak lesung.

Pertunjukan kethoprak lesung mulai muncul pada sekitar tahun 1887, sementara itu pertunjukan kethoprak secara lengkap mulai ada sejak sekitar tahun 1909.

Pertunjukan kethoprak pertama yang digelar untuk umum adalah Kethoprak Wreksatama yang disutradarai oleh Ki Wisangkoro. Semua pemain dalam pertunjukan tersebut adalah laki-laki.

Cerita yang diangkat dalam pertunjukan tersebut adalah Kendhana-Kendhini, Darma-Darmi, Warsa-Warsi, dan selainnya. Struktur dalam pertunjukan ketoprak, yaitu:

  • Pangayubagya. Berisi gendhing dan nyanyian, pertemuan antara pada tokoh dalam pertunjukan dan tarian (beksan) Gambyong.
  • Inti Cerita. Inti cerita pada seni pertunjukan ketoprak, terdiri atas:
    • Adegan Jejer, yaitu bagian yang awal untuk memperkenalkan tokoh cerita, suasana, dan awal mula sebelum masuk ke dalam cerita setelahnya.
    • Pasulayan, yaitu bagian munculnya konflik yang harus dihadapi oleh para tokoh cerita.
    • Dhagelan, yaitu selingan dalam cerita berupa komedi atau humor, tarian, dan juga nyanyian.
    • Perang, yaitu puncak dari konflik yang terjadi antara tokoh protagonis dengan tokoh antagonis.
    • Wasana, yaitu penyelesaian dari permasalahan yang terjadi. Pada umumnya tokoh protagonis akan menang dan tokoh antagonis kalah.

5. Sendratari Ramayana

Sendratari adalah seni pertunjukan yang menyajikan kesenian Jawa berupa tari, drama, dan musik di sebuah panggung pada momen tertentu untuk menceritakan kisah Ramayana.

Cerita Ramayana yang disajikan dalam pagelaran Sendratari Ramayana sama dengan cerita Ramayana yang terukir pada relief Candi Prambanan. Jalan cerita yang dihadirkan terbagi menjadi 4 babak, yaitu:

  • Penculikan Shinta
  • Misi Anoman ke Alengka
  • Kematian Dasamuka atau Rahwana
  • Bertemunya kembali Rama dan Shinta.

Epos legendaris karya Walmiki yang ditulisnya dengan menggunakan bahasa Sansekerta ini, menceritakan rangkaian gerak tari yang diperagakan oleh para penari dengan diiringi musik gamelan.

Tidak ada dialog yang diucapkan oleh para penarinya, namun sindhen menggambarkan jalan ceritanya dengan menggunakan lagu-lagu dalam bahasa Jawa.

Satu hal yang sangat menarik dalam pertunjukan Sendratari Ramayana ini adalah digunakannya lampu-lampu yang berwarna-warni.

6. Tayub

Tayub adalah pagelaran seni tradisional berupa Langen Beksan atau tarian dengan diiringi gendhing-gendhing Jawa.

Kesenian Tayub ini berkembang di daerah-daerah di jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Kesenian Tayub dari masing-masing daerah memiliki ciri khas masing-masing.

7. Reog Ponorogo

Reog Ponorogo adalah kesenian tradisional yang berasal dari Jawa timur. Pertunjukan seni ini berwujud seni tari yang diperagakan oleh banyak penari dengan peraga utamanya menggunakan topeng kepala singa yang dibagian atasnya ada mahkota dari bulu-bulu merak. 

Berat dari topenng tersebut mencapai kisaran 50 kg dan digunakan dengan cara menggigitnya. Beberapa nama peraga dalam kesenian reog ponorogo adalah sebagai berikut:

  • Jathil. Yaitu prajurit yang naik kuda-kudaan.
  • Warok
  • Barongan (Dhadhak Merak). Berwujud topeng singa hingga mahkota bulu Merak.
  • Klono Sewandono. Menggambarkan raja Kelana yang Sakti Mandraguna
  • Bujang Ganong (Ganongan). Menggambarkan Patih Pujangga Anom.

8. Lenong

Lenong merupakan kesenian asal Betawi. Pertunjukan seni lenong menggunakan iringan musik gambang kramong yang terdiri dari berbagai alat musik, seperti gambang, kromong, gong, kendang, kempor, suling, dan krecek.

Sebagian alat musik lainnya memiliki unsur China, seperti tehyan, konghyan, dan sukong. Pada umumnya, cerita yang diangkat dalam pertunjukan Lenong mengandung pesan moral. Pertunjukan lenong disajikan dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan dialek Betawi.

Ada dua jenis pertunjukan Lenong, yaitu:

  • Lenong Denes

Kata Denes diambil dari kata Dinas yang berarti resmi. Dalam pertunjukan lenong jenis ini, para pemainnya menggunakan busana resmi dengan setting cerita di masa kerajaan, lingkungan bangsawan, ataupun kisah-kisah 1001 malam. Adapun bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang lebih formal.

  • Lenong Preman

Pada jenis pertunjukan lenong preman ini tidak ada ketentuan busana yang harus digunakan. Cerita yang diangkat dalam Lenong Preman ini adalah kisah rakyat jelata, kisah pendekar rakyat, dan semisalnya. Sedangkan bahasa yang digunakan adalah bahasa percakapan sehari-hari yang tidak formal.

The post Jenis-Jenis Pertunjukan Seni Tradisional dan Karakteristiknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>