ketimpangan sosial - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/ketimpangan-sosial Fri, 03 Feb 2023 02:42:43 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico ketimpangan sosial - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/ketimpangan-sosial 32 32 Kesenjangan Digital: Pengertian – Penyebab dan Dampak https://haloedukasi.com/kesenjangan-digital Fri, 03 Feb 2023 02:24:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41104 Pandemi yang melanda dunia pada tiga tahun terakhir, membuat penggunaan teknologi meningkat di masyarakat. Namun, fenomena ini menjadi masalah baru bagi negara-negara berkembang, seperti tidak meratanya sektor perekonomian, pendidikan, kesejahteraan masyarakat, hingga ketimpangan terhadap kemajuan teknologi. Pengertian Digital divide atau kesenjangan digital adalah penggunaan dan akses yang tidak merata terhadap teknologi informasi dan komunikasi (TIK) modern, […]

The post Kesenjangan Digital: Pengertian – Penyebab dan Dampak appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pandemi yang melanda dunia pada tiga tahun terakhir, membuat penggunaan teknologi meningkat di masyarakat. Namun, fenomena ini menjadi masalah baru bagi negara-negara berkembang, seperti tidak meratanya sektor perekonomian, pendidikan, kesejahteraan masyarakat, hingga ketimpangan terhadap kemajuan teknologi.

Pengertian

Digital divide atau kesenjangan digital adalah penggunaan dan akses yang tidak merata terhadap teknologi informasi dan komunikasi (TIK) modern, seperti internet, smartphone, tablet, dan laptop. Kesenjangan ini menciptakan ketidaksetaraan dan perpecahan akses ke informasi dan sumber daya.

Konseptualisasi kesenjangan digital dapat digambarkan dengan beberapa hal:

  • Siapa yang menjadi subjek penghubung. Seperti individu, organisasi, perusahaan, rumah sakit, sekolah, negara, dan lainnya.
  • Karakteristik atau atribut apa yang mampu menggambarkan pembagian tersebut. Misalnya, pendidikan, pendapatan, lokasi geografis, usia, alasan atau motivasi, dan sebagainya.
  • Esensi penggunaannya. Semisal apakah hanya sekadar akses, pengambilan, interaktivitas, intensif dan ekstensif dalam penggunaan, kontribusi inovatif, dan lain-lain.
  • Media apa yang menjadi perantara atau penghubung. Contohnya, telepon seluler, internet, TV Digital, broadband, dan lainnya.

Definisi kesenjangan digital juga banyak ditekankan pada konsep terkait inklusi digital, partisipasi digital, keterampilan digital, aksesibilitas digital, dan literasi media.

Sementara sifat dari kesenjangan digital diukur berdasarkan jumlah langganan dan perangkat digital yang ada. Semakin banyak perangkat yang tersedia, semakin sempit pula kesenjangan yang terjadi antar individu.

Sejarah Kesenjangan Digital

  • Awal Mula Kemunculan Digital Divide

Pada 1996, ketika perusahaan telekomunikasi bergabung dengan perusahaan internet, Federal Communication Commission (FCC) mengadopsi UU Layanan Telekomunikasi tahun 1996 untuk mempertimbangkan strategi pengaturan dan kebijakan perpajakan guna menutup kesenjangan digital di AS.

Fokus utama dari undang-undang tersebut adalah menentang peraturan perusahaan TIK, sehingga mereka diharuskan melayani individu dan masyarakat dengan baik dan sungguh-sungguh. Pada 1999, WTO menyelenggarakan pertemuan bertajuk “Solusi Finansial untuk Kesenjangan Digital” di Seattle, AS sebagai upaya meredakan kekuatan anti-globalisasi, bersama Craig Warren Smith dari Digital Divide Institute dan Bill Gates Sr., ketua Bill and Melinda Gates Foundation.

Upaya tersebut menjadi katalis penggerak global skala penuh untuk menutup fenomena kesenjangan digital, yang dengan cepat menyebar ke semua sektor ekonomi global. Pada 2000, Presiden Bill Clinton menyebutkan istilah digital divide dalam State of Union Address.

  • Selama Pandemi Covid-19

Pada awal pandemi covid-19, pemerintah di seluruh dunia mengeluarkan kebijakan pembatasan gerak dan ruang bagi masyarakatnya. Hal ini tentu saja mengganggu jalannya sistem pemerintahan, pendidikan, layanan publik, dan operasi bisnis. Hampir seluruh populasi dunia mencari metode alternatif untuk tetap bisa menjalani hidup mereka meski dalam keadaan terisolasi.

Hampir 90% kegiatan dilakukan secara daring. Ruang virtual menjadi alternatif pertama dan utama kala itu, seperti telemedicine, pembelajaran ruang kelas virtual, work from home, dan segala interaksi sosial berbasis teknologi lainnya. Kegiatan-kegiatan tersebut tentunya membutuhkan akses internet berkecepatan tinggi atau broadband serta perangkat teknologi digital.

Meski pun demikian, menurut The Pew Research Center, sebanyak 59% anak dari keluarga berpenghasilan rendah mengalami hambatan digital dalam menyelesaikan tugas. Kendala tersebut seperti kewajiban penggunaan ponsel atau komputer, dan penggunaan WiFi publik karena tidak adanya akses internet di rumah

Hambatan-hambatan ini memengaruhi lebih dari 30% siswa yang hidup di bawah ambang kemiskinan. Ketidaksiapan terhadap penggunaan teknologi juga terjadi pada 50% siswa dari kelas daring di seluruh dunia. Selain itu, digital divide juga terjadi pada lansia selama pandemi karena penyedia layanan kesehatan banyak yang beralih ke pengobatan jarak jauh, bahkan untuk perawatan kondisi kesahatan kronis dan akut.

Faktor Penyebab Kesenjangan Digital

Meski akses ke perangkat teknologi dan internet terus tumbuh dan berkembang, kesenjangan digital akan bertahan jika hal-hal berikut ini masih ada, di antaranya:

  • Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah investasi paling signifikan dalam mengatasi kesenjangan digital. Karena orang-orang dengan tingkat literasi yang rendah lebih cenderung memperlebar jarak dan ketimpangan pada kesenjangan digital.

Sementara orang-orang dengan tingkat pendidikan tinggi dianggap memiliki tingkat literasi dan kemampuan 10 kali lebih baik dalam memanfaatkan potensi penuh teknologi dan internet dalam kehidupan sehari-hari mereka, dibandingkan dengan individu dengan tingkat pendidikan sekolah menengah atau lebih rendah.

  • Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan memainkan peran penting dalam memperbesar kesenjangan digital. Menurut laporan Pew Research Center tahun 2021, orang AS yang berpenghasilan $100.000/tahun atau lebih kemungkinan memiliki kesempatan 20 kali lebih besar untuk memiliki beberapa perangkat digital dan layanan internet di rumah, dibandingkan dengan orang yang berpenghasilan kurang dari $30.000/tahun.

Masih dalam penelitian yang sama, sebanyak 13% rumah tangga dengan pendapatan rendah tidak memiliki akses internet atau perangkat digital di rumah mereka dibandingkan dengan 1% rumah tangga lainnya yang memiliki pendapatan tinggi. Hal ini karena rumah tangga berpenghasilan rendah lebih banyak mengalokasikan penghasilan mereka untuk kebutuhan pokok dibandingkan perangkat teknologi.

  • Keterampilan & Literasi Digital

Kesenjangan digital juga merupakan bagian dari kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana memanfaatkan alat informasi dan komunikasi begitu mereka berada dalam suatu komunitas.

Dengan demikian, dibutuhkan seorang profesional yang memiliki kemampuan dalam menjembatani kesenjangan dengan menyediakan referensi dan layanan informasi guna mengedukasi individu dalam pemanfaatan teknologi, terlepas dari status ekonomi mereka.

Sebagai contoh, di negara-negara maju, para siswa memiliki akses langsung terhadap perangkat teknologi dan informasi di sekolah sehingga mereka memiliki keterampilan digital yang diperlukan. Sedangkan di negara-negara berkembang, kurangnya akses fisik ke teknologi memperlebar jurang.

  • Lokasi Geografis

Negara-negara maju dengan tingkat perekonomian yang baik cenderung memiliki akses ke berbagai macam teknologi dan koneksi broadband berkecepatan tinggi, dibandingkan dengan negara-negara yang kurang berkembang secara ekonomi di mana mereka tidak memiliki teknologi dan infrastruktur yang diperlukan guna mengatur koneksi internet berkecepatan tinggi.

Selain itu, pembatasan geografis dalam negeri juga memperlebar kesenjangan digital dari setiap wilayahnya. Daerah perkotaan, meski pun tidak semuanya, cenderung memiliki akses internet atau serat optik daripada daerah-daerah di pedesaan atau pegunungan.

  • Usia

Rata-rata tertinggi pengguna perangkat digital lebih banyak didominasi oleh mereka yang berusia 50-an. Sementara mereka yang berusia 60 tahun ke atas terlalu banyak mengalami hambatan yang menyebabkan kurangnya akses mereka ke teknologi.

Faktor-faktor yang menjadi keterlambatan mereka menggunakan media digital antara lain khawatir akan keamanan, motivasi diri, penurunan memori atau orientasi spasial, biaya, dan kurangnya dukungan.

Bagi mereka yang lebih tua, alasan ras, kecacatan, jenis kelamin, dan orientasi seksual adalah berbagai alasan penghambat utama mereka.

  • Motivasi dan Minat

Terdapat sebagian individu atau kelompok tertentu dari populasi global yang memiliki pendapatan cukup tinggi, pendidikan, dan literasi digital namun tidak memiliki ketertarikan untuk belajar tentang penggunaan perangkat digital maupun teknologi informasi dan komunikasi.

Beberapa dari mereka melihat itu sebagai sebuah kemewahan. Sementara sebagian lain menganggapnya sebagai suatu hal yang terlalu rumit untuk dipahami. Salah satu faktor yang memengaruhi seseorang menganggap demikian adalah karena melihat teknologi bukan hal penting dan tidak terlalu dibutuhkan dalam kehidupan mereka.

Dampak dari Kesenjangan Digital

Kesenjangan digital akan menciptakan kesenjangan-kesenjangan lain di berbagai aspek kehidupan masyarakat. Meliputi kesenjangan ekonomi, pendidikan, dan demografis.

  • Kesenjangan Ekonomi

Adanya layanan telekomunikasi, secara tidak langsung akan mendorong pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat atau tempat di seluruh dunia.

Penggunaan internet secara luas juga memungkinkan negara lebih produktif secara ekonomi. Transaksi tanpa kertas merupakan salah satu pendekatan paling mudah dan nyaman dalam menciptakan pemberdayaan ekonomi.

Sebagai contoh, negara-negara di Eropa seperti Swiss, Inggris, dan Swedia yang memiliki koneksi digital antar komunitas yang mudah dan cepat, memungkinkan populasi mereka memperoleh kemudahan ekonomi atau pendapatan jauh lebih besar melalui bisnis digital.

Sementara di negara-negara miskin kurangnya anggaran untuk menjembatani kesenjangan digital menambah keterpurukan dan keterbelakangan mereka baik secara ekonomi maupun aspek-aspek lain di negara mereka.

  • Kesenjangan Pendidikan

Kesenjangan digital di suatu negara akan memengaruhi kemampuan anak-anak dalam belajar dan berkembang, terutama sekolah-sekolah di distrik yang berpenghasilan rendah. Tanpa adanya akses internet, siswa tidak akan mampu menumbuhkan keterampilan teknologi guna memahami ekonomi dinamis saat ini.

  • Kesenjangan Demografis

Pandemi Covid-19 pada tahun 2020 telah banyak mengubah tatanan hidup manusia dan dunia. Tidak hanya mengubah cara manusia menjalani hidup, namun juga mengubah cara manusia di seluruh dunia menggunakan teknologi. Keterbatasan akses dan ruang selama pandemi mendorong sebagian besar orang di seluruh dunia berinteraksi satu sama lain secara virtual.

Namun demikian, sebagian lainnya sulit untuk menerima perubahan ini, karena kemungkinan tidak siap untuk mengelola perubahan. Di sini terlihat bahwa kesenjangan digital adalah salah satu cara krisis dapat berdampak secara proporsional pada kelompok tersebut (kelompok yang sulit menerima).

Kesenjangan digital juga telah berkontribusi dalam segregasi individu dalam masyarakat, termasuk etnis, ras, dan jenis kelamin. Teknologi menciptakan keberpihakan baru antara individu dengan akses ke internet, serta mereka yang tidak memiliki akses tersebut. Mereka yang memeiliki keterbatasan akses akan terus mengalami ketertinggalan yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan diri mereka.

Hubungan antara Kesenjangan Digital & Kesenjangan Pendidikan

Dalam bukunya yang berjudul Komputer dan Masyarakat, I Putu Agus Eka Pratama, ST. nMT menyatakan bahwa knowledge divide atau kesenjangan pengetahuan adalah bentuk kesenjangan dalam memperoleh berbagai pengetahuan.

Kesenjangan ini terjadi antara mereka yang dapat dengan mudah memperoleh akses informasi, mengelola informasi, memperoleh manfaat dari informasi tersebut, serta kemudahan dalam membagikan informasi tersebut, dengan mereka yang mengalami kondisi berlawanan dengan orang pertama.

Terdapat 6 faktor penyebab terjadinya knowledge divide, di antaranya:

  • Kebiasaan dan pola pikir masyarakat
  • Peraturan atau kebijakan pemerintah setempat
  • Tingkat kesejahteraan dan biaya hidup masyarakat
  • Minat masyarakat terhadap baca tulis dan berbagi pengetahuan rendah
  • Akses internet yang tidak merata
  • Infrastruktur dan pembangunan yang tidak merata

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa, digital divide berkaitan erat dengan knowledge divide. Namun, sebelum itu fenomena digital divide terlebih dahulu menyebabkan timbulnya digital inequality, yaitu kondisi di mana individu atau masyarakat mengalami gagap teknologi sehingga tidak mampu menggunakan TIK dengan baik dalam kesehariannya.

Dari kondisi inilah timbul fenomena knowledge divide. Knowledge divide merupakan akibat dari serangkaian fenomena kesenjangan digital (digital divide) yang dibarengi dengan digital inequality. Sehingga, apabila dilakukan upaya penanganan dan penghapusan terhadap digital divide, maka permasalahan mengenai digital inequality dan knowledge divide juga turut terhapuskan.

Upaya Penanganan Kesenjangan Digital

Berbagai upaya akan terus dilakukan guna mengurangi atau bahkan menghilangkan fenomena kesenjangan digital di suatu masyarakat, dengan menerapkan beberapa cara sebagai berikut:

  • Membangun dan melakukan pengembangan pada perpustakaan. Seperti pembuatan perpustakaan online dan membentuk sebuah keanggotaan perpustakaan, di mana masyarakat bisa membaca buku secara online.
  • Sosialisasi baca tulis dan Digitalisasi ke masyarakat pedesaan dan pelosok yang sekiranya belum memiliki akses internet. Dilakukan dengan membiasakan mereka membaca berita-berita terkini melalui website/internet/email.
  • Internet.org oleh Facebook, merupakan proyek dari Facebook untuk mengakses materi, baik pendidikan, kesehatan, informasi lokal, dan peluang kerja, di internet secara gratis.
  • Satu Laptop Satu Anak, diperkenalkan di Massachusetts Institute of Technology (MIT) pada 2005. bertujuan untuk mendanai setiap siswa sekolah negeri kelas 1-6, yaitu laptop dengan operasi OS berbasis Linux.
  • Perbaikan dan Penambahan Infrastruktur oleh Pemerintah di pedesaan, pelosok dan daerah perbatasan. Infrastruktur tersebut haruslah lengkap, mudah, terjangkau, dan memadai, sehingga kesenjangan digital bisa terhapuskan.

The post Kesenjangan Digital: Pengertian – Penyebab dan Dampak appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
8 Bentuk Ketimpangan Sosial dan Penjelasannya https://haloedukasi.com/bentuk-ketimpangan-sosial Wed, 21 Dec 2022 04:10:41 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40289 Pernahkah kamu menjumpai pemukiman kumuh yang terletak bersebelahan dengan gedung tinggi di daerah perkotaan? Kalau iya, berarti kamu telah menyaksikan salah satu fenomena yang sering menjadi permasalahan bagi banyak negara di dunia. Fenomena tersebut disebut dengan ketimpangan sosial (social inequality). Fenomena ini selain ditemukan di banyak negara berkembang, tak jarang juga dapat dijumpai di negara-negara […]

The post 8 Bentuk Ketimpangan Sosial dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pernahkah kamu menjumpai pemukiman kumuh yang terletak bersebelahan dengan gedung tinggi di daerah perkotaan? Kalau iya, berarti kamu telah menyaksikan salah satu fenomena yang sering menjadi permasalahan bagi banyak negara di dunia.

Fenomena tersebut disebut dengan ketimpangan sosial (social inequality). Fenomena ini selain ditemukan di banyak negara berkembang, tak jarang juga dapat dijumpai di negara-negara maju. Lalu, apa sih ketimpangan sosial itu?

Ketimpangan Sosial Menurut Ahli

  • Andrinof A. Chaniago

Menurut beliau, ketimpangan sosial terjadi karena pembangunan yang terus-menerus digalakkan dan hanya berfokus pada ekonomi semata tanpa memperhatikan tentang aspek sosialnya.

  • William Ogburn

Berbeda dengan Chaniago, Ogburn melihat ketimpangan sosial sebagai sebuah perubahan sosial dimana perubahan sosial ini banyak melibatkan unsur-unsur yang ada di masyarakat dan saling berhubungan satu sama lain.

  • Budi Winarno

Beliau berpendapat bahwa ketimpangan sosial merupakan suatu dampak akibat gagalnya pembangungan yang awalnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan warga di era globalisasi.

Selain ketiga definisi dari ahli di atas, ketimpangan sosial juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi karena adanya ketidakseimbangan akses di masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya karena adanya perbedaan seperti ekonomi, status sosial, maupun budaya.

Sederhananya, ketimpangan sosial adalah kondisi tidak seimbang yang terjadi di masyarakat. Ada yang orang yang kaya bekerja di gedung-gedung tinggi, tetapi ada juga orang yang sangat miskin dan menggantungkan kehidupannya dengan memulung sampah.

Bentuk Ketimpangan Sosial

  • Ketimpangan Pengembangan Diri

Ketimpangan jenis ini disebabkan karena rendahnya pendidikan sehingga menyebabkan seseorang mempunyai pola pikir yang negatif.

Seseorang yang mempunyai pola pikir negatif akan cenderung mempunyai pemikiran yang pesimis dan mudah menyerah. Hal ini akan berdampak pada kesejahteraan orang tersebut dan mengahambat kemajuannya sendiri.

  • Ketimpangan Sosial

Adanya perbedaan kelas dan hadirnya stratifikasi sosial di masyarakat membuat fenomena ketimpangan sosial terjadi. Tidak adilnya akses pelayanan umum antara si kaya dan si miskin merupakan salah satu contoh mencolok yang dapat dilihat.

Keberadaan pemukiman kumuh di samping gedung-gedung tinggi juga merupakan contoh nyata adanya ketimpangan sosial yang terjadi di perkotaan.

  • Ketimpangan Ekonomi

Yang dimaksud ketimpangan ekonomi adalah ketidakseimbangan distribusi pendapatan yang diperoleh oleh masyarakat.

Masyarakat kelas bawah cenderung memiliki pendapatan yang pas-pasan sedangkan masyarakat kelas atas memiliki pendapatan yang sangat tinggi. Ketimpangan jenis ini juga disebabkan karena ketidakmerataan pembangunan di tiap wilayah.  

  • Ketimpangan Budaya

Dilansir dari Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan dan Kebuyaan (BPMPK) Kemendikbud, ketimpangan budaya adalah suatu ketidakseimbangan yang terjadi di masyarakat akibat adanya perbedaan kecepatan pertumbuhan dan perkembangan suatu budaya. Misalnya, masyarakat di kota cenderung lebih terbuka dengan perubahan ketimbang masyarakat di desa.

  • Ketimpangan Informasi

Ketimpangan ini terjadi karena masyarakat tidak mempunyai akses informasi digital. Ada beberapa orang yang dengan mudah mengakses informasi digital dengan menggunakan alat-alat elektronik yang sudah canggih, namun di satu sisi ada beberapa orang yang bahkan tidak mampu untuk membeli alatnya saja.  

  • Ketimpangan Wilayah-Subwilayah

Fenomena tersebut disebabkan karean adanya perbedaan infrastruktur. Wilayah biasanya memiliki infrastruktur yang lebih lengkap dan didukung dengan kemudahan akses. Sedangkan, subwilayah memiliki fasitlitas yang lebih sedikit dan tidak selengkap di kota. Ketidakmerataan pembangunan dan fasilitas umum merupakan alasan dibalik ketimpangan antara wilayah dan subwilayah

  • Ketimpangan Desa-Kota

Sama seperti ketimpangan yang terjadi pada wilayah dan subwilayah, perbedaan infrastruktur juga menjadi penyebab terjadi fenomena ini. Selain itu, perbedaan kualitas pelayanan umum juga memperparah ketimpangan yang terjadi.

Ketimpangan ini akan menimbulkan dampak buruk bagi kesejahteraan masyarakat di desa karena akses pelayananan umum yang sulit dan infrastruktur yang kurang memadai membuat pola pikir mereka juga semakin tertinggal.

  • Ketimpangan Aset

Penyebaran aset yang kurang merata disebabkan karena distribusi yang kurang merata pula. Hal ini menyebabkan aset-aset negara hanya berpusat di perkotaan saja. Daerah-daerah biasanya lebih tertinggal daripada perkotaan.

Perbedaan antara jalan tol yang mulus dengan jalan di pedesaan yang bahkan masih belum beraspal, adanya infrastruktur telekomunikasi dan informatika yang tidak dapat dapat menjangkau daerah-daerah yanag lebih kecil, transportasi umum yang dikelola oleh pemerintah yang hanya dijumpai di beberapa kota besar saja merupakan contoh adanya ketimpangan aset.

The post 8 Bentuk Ketimpangan Sosial dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Kecemburuan Sosial dan Cara Mencegahnya https://haloedukasi.com/faktor-yang-menyebabkan-terjadinya-kecemburuan-sosial Mon, 21 Nov 2022 03:10:06 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39718 Kecemburuan sosial merupakan kondisi masyarakat dimana muncul perbedaan kelas sosial yang dapat memicu terjadinya disintegrasi sosial atau perpecahan suatu kelompok. Hal ini dapat  berujung lebih lanjut pada mengancam kesatuan dan persatuan bangsa. Kecemburuan sosial ini muncul karena adanya ketidakadilan dalam berbagai bidang kehidupan antar kelompok masyarakat. Baik itu dari segi ekonomi, sosial, politik, hukum bahkan […]

The post 5 Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Kecemburuan Sosial dan Cara Mencegahnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kecemburuan sosial merupakan kondisi masyarakat dimana muncul perbedaan kelas sosial yang dapat memicu terjadinya disintegrasi sosial atau perpecahan suatu kelompok. Hal ini dapat  berujung lebih lanjut pada mengancam kesatuan dan persatuan bangsa.

Kecemburuan sosial ini muncul karena adanya ketidakadilan dalam berbagai bidang kehidupan antar kelompok masyarakat. Baik itu dari segi ekonomi, sosial, politik, hukum bahkan ideologi.

Ada banyak contoh kecemburuan sosial yang bisa kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sesederhana ketika cemburu melihat orang lain memiliki handphone, tas dan sepatu yang bermerek dan mahal bisa diidentifikasikan juga sebagai salah satu bentuk kecemburuan sosial.

Faktor Terjadinya Kecemburuan Sosial

Adanya kecemburuan sosial ini tidak terlepas dari faktor-faktor yang melatarbelakangi nya. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Diskriminasi atau perbedaan perlakuan terhadap suatu individu atau kelompok dengan kelompok yang lain akan membuat individu atau kelompok yang didiskriminasi merasa tidak adil dan menimbulkan kecemburuan sosial.
  • Primordialisme atau pandangan yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak lahir bisa menyebabkan munculnya kecemburuan sosial jika dianggap terlalu berlebihan. Contohnya seperti perbuatan nepotisme atau sikap memilih seseorang berdasarkan hubungan saudara atau teman bukan berdasarkan kemampuannya.
  • Seksisme atau menganggap setiap gender itu memiliki kedudukan sosial yang berbeda tentu sangat mengganggu bagi salah satu gender yang direndahkan atau dibeda-bedakan. Hal ini juga salah satu bentuk dari diskriminasi sosial namun dalam bentuk gender.
  • Kesenjangan atau ketimpangan sosial yang berasal dari tidak meratanya kesejahteraan masyarakat sangat mendorong munculnya kecemburuan sosial.
  • Kecemburuan sosial juga bisa datang dari diri sendiri. Kepribadian yang sensitif dan merasa tidak aman tentang hidup secara umum melihat orang lain lebih sukses dari diri sendiri bisa menyebabkan kecemburuan yang berujung juga pada kecemburuan sosial.

Cara Mencegah Kecemburuan Sosial

  • Pemerataan Kesejahteraan Sosial

Sebuah pemerintahan yang mengupayakan pembangunan yang rata bagi warganya akan juga meratakan kesejahteraan sosial di wilayah pemerintahan tersebut.

Hal ini tentu saja akan berdampak pada tidak adanya kecemburuan sosial antar kelompok masyarakat. Lingkungan sosialnya akan baik-baik saja dan tidak ada perpecahan kelompok masyarakat.

  • Bersyukur

Kecemburuan sosial juga bisa dilakukan mulai dari diri sendiri. Bersyukur untuk semua hal yang kita punya mulai dari yang paling kecil. Kemudian berusaha ikhlas dan menerima keadaan serta kondisi yang ada adalah sikap yang bisa kita terapkan untuk mencegah kecemburuan sosial.

Hal ini bisa kita bangun dengan tidak selalu melihat orang-orang diatas kita, tapi juga melihat orang-orang yang tidak seberuntung kita.

Dengan begitu kita akan mensyukuri segala hal yang kita punya karena membayangkan orang lain yang tidak lebih beruntung dari kita.

  • Bangga dengan Diri Sendiri

  Setelah bersyukur dan ikhlas dengan segala hal yang kita punya, bangga dengan diri sendiri menjadi langkah selanjutnya yang akan membawa seseorang terbebas dari kecemburuan sosial.

Dengan sesekali memberi reward atas sekecil apapun pencapaian yang kita punya, hal ini akan membawa rasa bangga terhadap diri sendiri dan melupakan rasa iri terhadap orang lain.

  • Menciptakan Kepuasan Diri

Setiap individu memiliki kebutuhan primer yang berbeda dengan orang lain sesuai kemampuannya masing-masing. Dengan menciptakan kepuasan diri sesuai kemampuan kita, rasa iri yang timbul saat kita melihat orang lain yang berstatus lebih tinggi akan sirna dan hilang.

Banyak sekali contoh sederhana yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja dengan memasak makanan favorit sendiri di rumah tanpa harus pergi ke restauran mahal yang memiliki menu sama dengan makanan favorit kita.

Hal ini tentu akan lebih memuaskan karena tidak perlu mengeluarkan uang yang banyak demi makanan favorit yang sebenarnya bisa kita buat sendiri.

  • Bahagia dengan Pencapaian Orang Lain

Ikut merasa senang ketika seorang teman naik pangkat dalam pekerjaanya, atau mengucapkan selamat kepada teman yang mendapat peringkat pertama di sekolah adalah beberapa contoh cara kita mencegah kecemburuan sosial.

Dengan begitu kita akan lebih memilih bahagia atas orang lain daripada iri atas orang lain. Karena rasa bangga dan bahagia terhadap pencapaian orang lain lebih melegakan dan ringan dibandingkan dengan membenci dan iri atas pencapaian orang lain.

  • Mengubah Kecemburuan Menjadi Hal Positif

Kecemburuan sosial memang tidak selalu memberikan dampak negatif. Hal ini bisa saja menjadi hal yang positif ketika kecemburuan sosial ini menjadi motivasi untuk mengubah diri menjadi yang lebih baik.

Seperti halnya ketika kita iri pada teman yang mendapat nilai bagus. Kemudian kita termotivasi belajar lebih giat karena ingin mendapatkan nilai yang juga bagus.

  • Membangun Mental yang Tangguh

Tangguh, fleksibel dan tabah bukan saja soal kemampuan untuk berhadapan dengan situasi sulit. Tetapi juga kemampuan dalam beradaptasi di lingkungan bermasyarakat agar terhindar dari kecemburuan sosial.

Hal ini akan mendorong kita untuk fokus kepada hal-hal yang lebih penting dan bisa mengubah ke arah yang lebih positif dibanding meghabiskan waktu untuk merasa iri kepada orang lain yang  status sosialnya lebih tinggi dari kita.

  • Fokus Pada Diri Sendiri

Fokus pada diri sendiri juga merupakan cara agar kita tidak terjun dalam lingkaran kecemburuan sosial. Dengan menyadari akan pentingnya kebutuhan dan pencapaian kita sendiri, kita tidak akan menghabiskan waktu untuk cemburu pada pencapaian orang lain.

Kita akan sadar bahwa itu hanya akan memperlambat apa yang sebenarnya sedang kita capai.

The post 5 Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Kecemburuan Sosial dan Cara Mencegahnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Contoh Bentuk Ketimpangan Sosial https://haloedukasi.com/contoh-bentuk-ketimpangan-sosial Tue, 30 Aug 2022 04:03:07 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38339 Meskipun manusia dianggap sebagai makhluk sosial yang membutuhkan dan harus peduli terhadap orang, ada sebuah kecenderungan sikap untuk saling mengalahkan. Hal tersebut yang memicu dan menyebabkan terjadinya ketimpangan sosial di lingkungan masyarakat. Bentuk-bentuk ketimpangan sosial yang ada biasanya dipengaruhi oleh berbagai konflik sosial yang berawal dari macam-macam penyakit sosial. Apabila terus dibiarkan saja tanpa adanya […]

The post 5 Contoh Bentuk Ketimpangan Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Meskipun manusia dianggap sebagai makhluk sosial yang membutuhkan dan harus peduli terhadap orang, ada sebuah kecenderungan sikap untuk saling mengalahkan. Hal tersebut yang memicu dan menyebabkan terjadinya ketimpangan sosial di lingkungan masyarakat.

Bentuk-bentuk ketimpangan sosial yang ada biasanya dipengaruhi oleh berbagai konflik sosial yang berawal dari macam-macam penyakit sosial. Apabila terus dibiarkan saja tanpa adanya tindakan lebih lanjut, bukan tak mungkin sejumlah dampak masalah sosial akan lebih menjamur. 

Ketimpangan sosial yang terjadi di sekeliling masyarakat memang sebaiknya harus segera diatasi, agar bisa menciptakan sebuah kehidupan bermasyarakat yang adil.

Jika masyarakat sudah merasa mendapatkan sebuah keadilan maka akan menyebabkan timbulnya kerukunan dan sikap peduli antar sesama anggota masyarakat. Sehingga masing-masing masyarakat bisa fokus untuk mengejar segala impiannya, dengan begitu ketimpangan yang ada pun perlahan akan mulai pudar.

Pengertian Ketimpangan Sosial

Ketimpangan sosial merupakan bentuk ketidakseimbangan dan kesenjangan sosial yang ada di tengah-tengah masyarakat. Ketimpangan ini akan menimbulkan perbedaan yang amat sangat mencolok antar masyarakat. Perbedaan yang cukup jauh tersebut akan menyebabkan terjadinya bentuk ketimpangan sosial, dimulai dari perlakuan orang-orang sekitar yang mulai berbeda sampai terjadinya resiko ketidakadilan yang secara langsung dapat dialami. 

Secara umum, ketimpangan sosial adalah suatu kondisi dimana terdapat sebuah ketidakseimbangan atau jarak yang terjadi di dalam kehidupan bermasyarakat yang diakibatkan karena suatu perbedaan status sosial, ekonomi, maupun budaya. Ketimpangan sosial adalah sebuah masalah sosial bersifat global yang dapat terjadi di negara maju maupun negara berkembang. Adanya diskriminasi dan ketidakadilan terhadap seseorang ataupun kelompok merupakan salah satu penyebab utama terjadinya ketimpangan sosial masyarakat.

Ketimpangan sosial yang terjadi disebabkan karena beberapa faktor yang akan mengakibatkan berbagai macam dampak yang akan berpengaruh terhadap masyarakat dan lingkungannya, terutama dalam aspek ekonomi, politik, sosiasl, dan budaya. Contoh bentuk-bentuk ketimpangan sosial ini dapat disaksikan langsung dalam kehidupan sehari-hari, seperti adanya kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin, hukum yang kurang begitu adil terhadap masyarakat golongan bawah, perbedaan akses pendidikan dan sarana fasilitas publik di kota dan di desa, dan lain  sebagainya.

Contoh Bentuk Ketimpangan Sosial

  • Ketimpangan Pengembangan Diri dan Kualitas Skill Antar Individu

Pendidikan sangat berperan penting dalam pembangunan masyarakat, terutama dalam bidang sumber daya manusia. Pendidikan bisa menyebabkan seorang individu agar dapat meningkatkan status sosial dan kesejahteraan hidupnya.

Namun, sayang sekali, tidak semua masyarakat Indonesia bisa mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas. Semakin rendahnya tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin susah seseorang itu untuk berkembang. 

Masyarakat terpencil yang tidak memperoleh pendidikan yang berkualitas akan mendapatkan peluang yang kecil untuk mencari pekerjaan yang layak dan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka juga akan semakin kecil pula.

Sebab, tidak semua masyarakat Indonesia mampu untuk mengecap pendidikan yang layak, sehingga kualitas dan skill mereka jadi tidak meningkat. Selain tugas pemerintah, peran lembaga pendidikan juga sangat berperan penting dalam menciptakan pendidikan yang layak untuk seluruh masyarakat Indonesia.

  • Ketimpangan Antara Masyarakat Desa dengan Masyarakat Kota 

Ketimpangan antara di desa dengan di kota dapat dilihat dari bentuk ketimpangan pembangunan infrastruktur dan perkembangan teknologi di kota yang lebih maju. 

Masyarakat di perkotaan sudah sangat berpikir modern dan terampil karena mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi dan mempunyai banyak keterampilan, sehingga mereka mampu untuk mendorong pembangunan di wilayah perkotaan. 

Faktor kondisi geografi dan tipologi desa yang kurang menguntungkan menjadi salah satu adanya bentuk ketimpangan sosial. Mata pencaharian masyarakat di desa pun akhirnya tidak mempunyai pilihan lain selain bertani dan bercocok tanam.

Tidak seperti di daerah perkotaan yang memungkinkan banyaknya alternatif pekerjaan lain yang lebih beragam sehingga memudahkan mereka untuk mengangkat derajat kehidupan mereka dengan cepat. 

  • Ketimpangan Antar Golongan Sosial dan Sektor Ekonomi 

Adanya perbedaan antar golongan kelas sosial akan menciptakan sebuah ketimpangan sosial dalam sektor ekonomi. Di mana masyarakat kelas menengah ke atas bisa merasakan dan mempunyai fasilitas untuk mengakses layanan publik yang lebih baik. Kondisi ekonomi tersebut sering disebut sebagai faktor utama penyebab terjadinya ketimpangan sosial ditengah-tengah masyarakat.

Salah satu contoh bentuk ketimpangan sosial dari segi kondisi ekonomi yaitu ketidakmerataan nya pembangunan dalam suatu wilayah. Contoh lainnya misalnya kemudahan untuk mengakses pendidikan di sekolah yang kualitasnya lebih baik dan berkualitas. Sehingga seluruh masyarakat akan mempunyai keterampilan yang lebih beragam sebagai modal untuk jalan menuju kesuksesan ketika terjun dalam dunia karir. 

  • Ketimpangan Sosial dalam Penyebaran Aset Masyarakat

Ketimpangan penyebaran aset dalam masyarakat dapat dilihat dimana wilayah perkotaan lebih unggul. Dengan adanya pembangunan berbagai sarana dan prasarana yang lebih sering dilakukan di daerah perkotaan dibandingkan di pedesaan.

Kepemilikan aset pada badan usaha di Indonesia yang masih terpusat pada usaha skala besar menyebabkan beberapa usaha-usaha kecil dan menengah sulit untuk berkembang. Bahkan, tidak sedikit dari usaha tersebut harus bangkrut karena minimnya aset yang dipunya dan tidak adanya modal.

Padahal, sebagian besar masyarakat Indonesia bekerja di usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Tentunya, ketimpangan penyebaran aset ini akan sangat menyusahkan masyarakat . 

  • Ketimpangan Antara Jenis Gender

Ketimpangan antar jenis gender dapat terjadi ketika adanya ketidaksamaan antara hak dan perlakuan yang sama antara laki-laki dan perempuan, baik dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, maupun bernegara. Ketimpangan ini dapat dilihat dari sedikitnya jumlah perempuan yang mempunyai kesempatan untuk bisa bekerja di sektor industri. 

Selain itu, jumlah perempuan yang dapat bersekolah hingga ke jenjang tinggi pun masih terhitung sedikit dibanding dengan para laki-laki. Ketimpangan ini masih dapat terjadi karena masih adanya pandangan yang tabu yang menyatakan bahwa tidak sepatutnya wanita melakukan pekerjaan yang kasar atau bersekolah hingga ke jenjang tertinggi.

Perempuan hanya diperbolehkan untuk bekerja di dapur dan mengurusi anak dan suami nya saja. Dizaman yang modern seperti ini seharusnya hal itu sudah tidak terjadi lagi. Mengingat sekarang banyak orang-orang hebat yang justru adalah seorang perempuan.

The post 5 Contoh Bentuk Ketimpangan Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Upaya untuk Mengatasi Ketimpangan Sosial https://haloedukasi.com/upaya-untuk-mengatasi-ketimpangan-sosial Mon, 29 Aug 2022 03:55:17 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38304 Ketimpangan sosial dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam lingkungan masyarakat. Ketidakseimbangan ekonomi dalam masyarakat membuat perbedaan penghasilan. Hal itu menimbulkan adanya pembagian kelas antara kelas atas, menengah, maupun bawah.  Indonesia sebenarnya bisa menjadi negara maju yang mampu memberikan kesejahteraan kepada masyarakat karena Indonesia mempunyai sumber daya alam yang kaya dan melimpah. Harus ada upaya dari […]

The post 7 Upaya untuk Mengatasi Ketimpangan Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ketimpangan sosial dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam lingkungan masyarakat. Ketidakseimbangan ekonomi dalam masyarakat membuat perbedaan penghasilan. Hal itu menimbulkan adanya pembagian kelas antara kelas atas, menengah, maupun bawah. 

Indonesia sebenarnya bisa menjadi negara maju yang mampu memberikan kesejahteraan kepada masyarakat karena Indonesia mempunyai sumber daya alam yang kaya dan melimpah. Harus ada upaya dari pemerintah untuk mengatasi ketimpangan sosial tersebut.

Ketidakmerataan pembangunan dalam beberapa wilayah serta kemudahan untuk mengakses pendidikan dan makanan bergizi di beberapa wilayah harus segera diupayakan.

Pemerintah mempunyai tugas besar untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan meminimalkan kesenjangan sosial dalam masyarakatnya.

Masalah sosial dalam masyarakat dapat terjadi akibat dampak negatif yang ditimbulkan dari ketimpangan sosial. Oleh karena itu dari perlu adanya usaha untuk mengatasi berbagai ketimpangan sosial yang terjadi dalam lingkup masyarakat.

Pengertian Ketimpangan Sosial 

Menurut bahasa ketimpangan mempunyai arti sebagai sebuah sekat yang jauh dalam arti adanya perbedaan antara suatu keadaan dengan keadaan yang lainnya.

Maka dari itu ketimpangan sosial mempunyai arti sebagai sebuah keadaan kesenjangan dalam masyarakat untuk mengakses sumber daya yang mendukung kesejahteraan hidupnya.

Ketimpangan sosial dapat dilihat dari adanya perbedaan akses di tengah masyarakat untuk mendapatkan sumber daya yang tersedia baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Sumber daya tersebut bisa berupa kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier. 

Adapun bentuk dari ketimpangan sosial bisa berupa kesenjangan ekonomi, kesenjangan derajat sosial, kesenjangan dalam pembangunan infrastruktur, perbedaaan pendidikan, ketimpangan untuk mengakses kesehatan, dan lain sebagainya.

Bisa jadi jika ketimpangan sosial dalam masyarakat ini akan menimbulkan permasalah sosial seperti kriminalitas.

Upaya untuk Mengatasi Ketimpangan Sosial

1. Pelatihan Gratis untuk Meningkatkan Kualitas Diri

Keanekaragaman masyarakat Indonesia bisa menjadi faktor yang dapat menimbulkan ketimpangan sosial. Dengan banyaknya ragam latar belakang pendidikan yang dimiliki masyarakat pun turut serta menjadi salah satu faktornya.

Penting adanya sebuah usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan. Pemerintah bisa membuka berbagai tempat pendidikan dan pelatihan gratis bagi masyarakat yang kurang mampu.

Sehingga masyarakat bisa meningkatkan skill mereka agar bisa berkembang dan meningkatkan kelas sosialnya.

2. Menciptakan Lapangan Pekerjaan untuk Masyarakat

Indonesia sebagai salah satu negara yang berkembang dengan jumlah usia produktif yang tinggi harus dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Sayangnya jumlah penduduk yang aktif tersebut tidak diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan yang terbuka. Hal itu tentu saja akan menimbulkan masalah pengangguran, kemiskinan, bahkan kriminalitas yang akan meningkat. 

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu adanya upaya dari pemerintah untuk membuka lapangan pekerjaan yang dapat menyiimbangi jumlah peduduk masyarakatnya yang produktif. Dengan menciptakan banyak peluang kerja, maka kita bisa untuk mengurangi munculnya ketimpangan sosial di lingkungan masyarakat.

3. Perbaikan dan Pemberantasan Gizi Buruk Pada Anak

Kekurangan gizi yang banyak dialami anak kecil di Indonesia dianggap dapat memperparah kondisi kemiskinan.

Gizi buruk sebagai salah satu contoh masalah ketimpangan sosial di masyarakat dalam aspek kesehatan harus segera diatasi atau diturunkan. Pemerintah Indonesia harus berupaya memberantas kekurangan gizi yang banyak terjadi  di daerah terpencil. 

4. Pemberlakuan Pajak yang Tegas untuk Semua Kalangan

Upaya ini dapat dilakukan dengan pengaturan ulang pajak penghasilan di Indonesia yang masih didominasi oleh kalangan pekerja saja. Sedangkan untuk penghasilan pribadi seperti para pengusaha, pemilik modal, dan yang lainnya belum optimal dalam melaksanakan pembayaran pajak.

Padahal mereka memiliki kewajiban pajak yang lebih besar dibandingkan para  pekerja umumnya. Akhirnya kondisi ini bisa menciptakan adanya kesenjangan sosial antara si pengusaha dan si pekerja.

5. Penyaluran dan Pemerataan Bantuan Sosial yang Tepat Sasaran

Pembangunan dan kondisi ekonomi yang tidak merata sudah cukup menyebabkan masyarakat merasa kesusahan. Apalagi ini jika sudah ada bantuan dari pemerintah malah digunakan oleh masyarakat yang mampu. Tentunya masih banyak sekali warga yang kurang mampu dan lebih membutuhkan bantuan pemerintah tersebut. 

Penyaluran bantuan sosial dari pemerintah yang tepat sasaran itu bertujuan agar bisa mengurangi ketimpangan sosial yang ada di masyarakat.

Namun, banyak daerah atau masyarakat yang kekurangan bantuan bahkan belum pernah tersentuh bantuan yang ada karena diterima oleh orang yang tidak berhak. Maka dari itu perlu adanya kesadaran dalam masyarakat untuk menyerahkannya kepada yang lebih membutuhkan saja.

6. Memfasilitasi Sarana Pendidikan untuk Seluruh Rakyat Indonesia

Salah satu program pemerintah untuk memberikan saran pendidikan bagi rakyat salah satunya melalui gerakan Indonesia Mengajar. Gerakan ini akan memberikan fasilitas lulusan universitas untuk mengajar pada sekolah dasar di daerah-daerah terpencil Indonesia yang belum pernah terjangkau. 

Hal ini bertujuan agar daerah-daerah tersebut mempunyai kesempatan untuk mendapatkan kualitas pengajar yang sama halnya dengan beberapa daerah yang lebih maju. Selain itu, gerakan-gerakan untuk mengajar anak jalanan sudah banyak dilakukan oleh mahasiswa mahasiswi yang turut berempati.

Berbagai startup pendidikan saat ini juga menjadi sudah banyak diketahui masyarakat. Sehingga hal itu bisa menjadi salah satu alternatif bagi pelajar untuk mendapat akses ilmu dan pendidikan berkualitas dengan lebih mudah.

7. Menyediakan dan Meningkatkan Jumlah Subsidi Perumahan Rakyat

Pemerintah bisa melakukan berbagai upaya untuk menyelesaikan dan mengurangi dampak ketimpangan sosial di masyarakat. Contohnya saja pada kasus tempat tinggal, masyarakat miskin yang kurang mampu tentu sangat susah sekali dalam memperoleh tempat tinggal yang layak. 

Hal ini bisa diatasi dengan adanya penyediaan rumah subsidi bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah dengan memperbanyak penyediaan rumah susun misalnya.

Dengan begitu masyarakat tak perlu khawatir tentang tempat untuk tinggal dan akan fokus pada usaha untuk meningkatkan taraf hidupnya.

The post 7 Upaya untuk Mengatasi Ketimpangan Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Strategi dalam Mengatasi Ketimpangan Sosial Akibat Globalisasi https://haloedukasi.com/mengatasi-ketimpangan-sosial-akibat-globalisasi Sat, 13 Aug 2022 03:17:19 +0000 https://haloedukasi.com/?p=37926 Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya ketimpangan sosial dalam masyarakat. Misalnya, perbedaan sumber daya alam, perbedaan kondisi geografis dan demografis, serta kebijakan-kebijakan pemerintah. Adapun faktor lain yang menjadi faktor penyebab terjadinya ketimpangan sosial yakni proses globalisasi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Anthony Giddens mendefinisikan globalisasi sebagai suatu proses radikalisasi dan universalisasi nilai-nilai modernitas peradaban Barat […]

The post 6 Strategi dalam Mengatasi Ketimpangan Sosial Akibat Globalisasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya ketimpangan sosial dalam masyarakat. Misalnya, perbedaan sumber daya alam, perbedaan kondisi geografis dan demografis, serta kebijakan-kebijakan pemerintah. Adapun faktor lain yang menjadi faktor penyebab terjadinya ketimpangan sosial yakni proses globalisasi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Anthony Giddens mendefinisikan globalisasi sebagai suatu proses radikalisasi dan universalisasi nilai-nilai modernitas peradaban Barat ke seluruh penjuru dunia. Hal ini ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan tentang hal yang sama, perubahan, ketidakpastian, dan kenyataan yang mungkin terjadi.

Ketimpangan sosial akibat globalisasi membawa dampak di berbagai aspek kehidupan masyarakat. Contohnya Amerika Serikat sebagai negara super power memberikan pengaruh pada negara-negara lain dalam segi kebijakan internasional. Selain itu, dampak lain yang dirasakan oleh masyarakat yaitu kualitas sumber daya manusia kalah bersaing dengan negara lain dan terkikisnya budaya lokal karena masuknya budaya asing.

Agar berbagai dampak tersebut tidak semakin meluas dan merugikan masyarakat, maka diperlukan berbagai cara atau strategi untuk menghadapi ketimpangan sosial akibat globalisasi. Adapun strategi-strategi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

Peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dibarengi dengan perbaikan fasilitas pendidikan dan kesehatan. Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka kualitas sumber daya manusia tidak akan berubah menjadi lebih baik.

Oleh karena itu, dibutuhkan tiga cara berikut agar mutu sumber daya manusia Indonesia tidak kalah dengan negara lain, yaitu;

  • Memperbaiki sistem pendidikan, yaitu dengan cara, meningkatkan fasilitas baik sarana dan prasarana, merekrut pendidik yang professional, membuat kurikulum yang sesuai dengan perkembangan masyarakat saat ini, serta menyediakan berbagai beasiswa baik untuk pelajar yang kurang mampu maupun pelajar berprestasi.
  • Memperbaiki dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan, mulai dari tingkat puskesmas di desa sampai dengan rumah sakit besar di kota.
  • Mendorong kegiatan pemberdayaan, penyuluhan, sosialisasi, dan pelatihan terhadap kelompok masyarakat supaya mampu memperbaiki kualitas sumber daya manusia.

2. Mobilitas Geografis

Mobilitas geografis atau juga dikenal dengan istilah perpindahan penduduk memiliki banyak jenis, seperti seperti transmigrasi, migrasi, dan urbanisasi.

Tujuan mobilitas geografis adalah untuk mengontrol atau mengendalikan pertumbuhan penduduk di suatu wilayah.

Strategi ini juga dilakukan demi meminimalisir dampak ketimpangan sosial dengan cara melakukan pemerataan penduduk dan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.

3. Menciptakan Peluang Kerja

Tidak dapat dipungkiri bahwa banyaknya jumlah penduduk menjadi tantangan berat bagi pemerintah. Jika pemerintah tidak dapat menambah jumlah lapangan kerja dan membuka kesempatan kerja, maka angka pengangguran akan terus meningkat setiap tahunnya.

Saat ini, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah demi menciptakan peluang karir bagi setiap individu dalam masyarakat. Salah satunya yaitu dengan melaksanakan program kartu Pra Kerja.

Dikutip dari situs resmi Kartu Prakerja, tujuan program tersebuh adalah untuk mengembangkan kompetensi angkatan kerja, meningkatkan produktivitas dan daya saing angkatan kerja, serta mengembangkan kewirausahaan. Oleh karena itu, dengan adanya Kartu Prakerja, masyarakat diharapkan dapat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pekerjaan.

Selain itu, pemerintah juga harus membuka kesempatan kerja di berbagai bidang, seperti pertanian, perdagangan, perikanan, kelautan, industri, jasa, pariwisata, dan komunikasi.

Contoh di bidang kelautan, pemerintah harus memberikan bantuan dana, sarana dan prasarana bagi para nelayan. Hal tersebut dilakukan agar nelayan bisa mendapatkan hasil laut yang melimpah.

4. Pemberantasan Kekurangan Gizi atau Stunting

Pemerintah sebagai pembuat kebijakan terus mendorong perbaikan akses kesehatan untuk seluruh anggota masyarakat. Salah satunya yaitu dengan cara meningkatkan kualitas gizi masyarakat.

Bukan rahasia lagi, jika Indonesia merupakan negara yang masih memiliki permasalahan gizi, khususnya pada bayi dan balita. Pada tahun 2021, Nusa Tenggara Timur menempati urutan pertama provinsi dengan kasus stunting tertinggi di Indonesia yaitu sebesat 37.8%. Disusul oleh provinsi Sulawesi Barat di urutan kedua dengan presentase sebesar 33.8% dan di peringkat ketiga ditempati oleh provinsi Aceh sebesar 33.2%.

Kekurangan gizi atau stunting dapat mengahambat produktivitas dan gangguan kognitif. Selain itu, stunting juga meningkatkan berbagai macam resiko penyakit, seperti diabetes, penyakit jantung, stroke, anemia, dan hipertensi.

Oleh karena itu, demi mengurangi angka stunting pada anak di Indonesia, pemerintah telah melaksanakan berbagai program. Program-program tersebut di antaranya, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada ibu hamil dan balita, pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) kepada ibu hamil dan remaja putri, imunisasi lengkap pada bayi dan balita, pemberian vitamin A pada balita, serta pemberian zinc pada ibu hamil dan balita yang mengalami diare.

5. Penyaluran Bantuan Sosial

Di negara berkembang seperti Indonesia, yang mana pembangunan dan kondisi ekonomi masih belum merata, menjadi faktor penyebab masih banyaknya masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan. Tingkat pendidikan yang rendah dan kurangnya lapangan pekerjaan juga menjadi faktor pendukung terjadinya kemiskinan.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar angka kemiskinan bisa turun dan dampak ketimpangan sosial berkurang. Salah satu caranya yaitu dengan menyalurkan bantuan sosial yang tepat sasaran.

Terdapat berbagai kriteria atau syarat yang digunakan Kementrian Sosial dalam menyalurkan bantuan sosial. Beberapa kriteria tersebut di antaranya, memiliki kekhawatiran untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, pengeluaran pangan lebih dari 70 persen dari total pengeluaran, sebagian besar lantai tempat tinggal terbuat dari tanah, dan sumber listrik hanya 450 watt.

6. Menurunkan Ketimpangan Kekayaan

Ada beberapa cara yang dilakukan pemerintah untuk menurukan ketimpangan kekayaan dalam masyarakat. Adapun cara-cara tersebut yaitu;

  • Pemungutan pajak penghasilan harus dilakukan secara merata, tidak hanya dari golongan pekerja saja, tetapi para pengusaha dan pemilik modal juga memiliki kewajiban untuk membayar pajak penghasilan.
  • Pemberian subsidi bagi masyarakat yang kurang mampu. Contoh subsidi yang telah diberikan oleh pemerintah yaitu subsidi BBM, gas 3 kilogram, KPR rumah, benih, dan pupuk.
  • Menyelenggarakan program afirmasi yang efektif. Program afirmasi merupakan program pendidikan bagi daerah-daerah, sekolah-sekolah, dan peserta didik tertentu yang memerlukan perhatian khusus dalam mendapatkan akses dan layanan pendidikan yang layak. Program ini bertujuan untuk mewujudkan hak yang sama bagi setiap peserta didik tanpa terkecuali agar ketimpangan sosial dapat segera teratasi.
  • Memberikan kredit kepada para pelaku UMKM khusunya di sektor pertanian dan perikanan.

The post 6 Strategi dalam Mengatasi Ketimpangan Sosial Akibat Globalisasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Faktor Penyebab Ketimpangan Sosial di Masyarakat https://haloedukasi.com/faktor-penyebab-ketimpangan-sosial Thu, 04 Aug 2022 06:57:15 +0000 https://haloedukasi.com/?p=37778 Ketimpangan sosial di masyarakat adalah sebuah perbedaan pada suatu keadaan yang telah terjadi di masyarakat atau biasa juga disebut sebagai kesenjangan sosial karena adanya perbedaan pada kelas sosial. Adanya kesenjangan antara masyarakat kelompok atas dengan masyarakat kelompok bawah, masyarakat kelompok atas merupakan kalangan yang modern dan memiliki status keuangan yang tinggi dengan kedudukan yang baik […]

The post 6 Faktor Penyebab Ketimpangan Sosial di Masyarakat appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ketimpangan sosial di masyarakat adalah sebuah perbedaan pada suatu keadaan yang telah terjadi di masyarakat atau biasa juga disebut sebagai kesenjangan sosial karena adanya perbedaan pada kelas sosial.

Adanya kesenjangan antara masyarakat kelompok atas dengan masyarakat kelompok bawah, masyarakat kelompok atas merupakan kalangan yang modern dan memiliki status keuangan yang tinggi dengan kedudukan yang baik karena mempunyai keunggulan dalam hal politik.

Sedangkan masyarakat bawah adalah kebalikannya dari kalangan masyarakat atas yaitu dengan keadaan ekonomi yang masih lemah sehingga kalangan ini belum bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik.

Untuk lebih memahami lagi tentang ketimpangan sosial yang terjadi pada masyarakat, coba kenali faktor faktornya yaitu sebagai berikut:

Faktor Struktural

Faktor struktural adalah suatu kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi permasalahan yang terjadi pada masyarakat baik itu kebijakan yang terjadi secara legal, formal ataupun dalam pelaksanaannya.

Pemerintahan harus bersikap seadil mungkin dalam mengatasi permasalahan ini dan tidak boleh membeda bedakan kelompok sosial yang terjadi pada masyarakat baik itu kelompok masyarakat kalangan atas ataupun kelompok masyarakat kalangan bawah karena semuanya harus diperlakukan dengan baik dan sudah menjadi tanggung jawab seorang pemerintah kepada masyarakatnya.

Salah satu contohnya yaitu pada pembangunan yang terjadi di perkotaan ataupun pedesaan maka sikap pemerintah harus adil dan merata dalam mengatasi hal tersebut, karena jika sikap pemerintah tidak merata terhadap masyarakat kota dan desa maka hal ini akan memicu terjadinya ketimpangan sosial dalam masyarakat.

Faktor Kultural

Faktor kultural adalah faktor yang ada kaitannya dengan masyarakat setempat yaitu tergantung pada sikap atau bisa juga disebut karakter yang dimiliki oleh masyarakat akan sangat memengaruhi terhadap terjadinya ketimpangan sosial ini.

Sikap masyarakat di sini dibagi menjadi dua yaitu yang pertama ada masyarakat yang memiliki orientasi ke masa depan cenderung akan bersikap rajin dan mempunyai perencanaan yang baik untuk masa depan, sikap masyarakat yang seperti ini akan sangat berdampak positif pada kemajuan.

Sedangkan yang kedua ada sikap masyarakat yang tidak memiliki orientasi ke masa depan cenderung mempunyai sikap pemalas, dan juga tidak memiliki perencanaan yang baik untuk masa depan sehingga tipe masyarakat seperti ini tidak akan mengalami kemajuan dalam hidupnya maka tak heran jika masyarakat seperti ini menjadi penyebab terjadinya kemiskinan.

Kondisi Demografis

Kondisi demografis adalah permasalahan dalam kependudukan yang dimiliki setiap masyarakat itu berbeda beda karena ada yang berkaitan pada jumlah penduduk disuatu wilayah tidak sesuai dengan fasilitas-fasilitas pelayanan umum ataupun pada fasilitas kesejahteraan masyarakat yang kurang tersedia sehingga menjadi pendorong terjadinya ketimpangam sosial disuatu wilayah.

Komposisi penduduk setempat karena lebih tingginya angka kematian daripada angka kelahiran yang terjadi dan hal ini akan sangat berpengaruh pada keadaan ekonomi masyarakat, selain itu juga persebaran penduduk masyarakat yang terjadi antardaerah tidak merata sehingga pembangunan antardaerah yang terjadi pun tidak merata juga.

Kondisi Pendidikan

pendidikan adalah hak bagi setiap orang agar bisa menjadi manusia yang mempunyai pemikiran cerdas dan bisa menjadi generasi penerus bangsa yang hebat dan bermartabat. Selain itu juga pendidikan seseorang dapat mengubah status sosial menjadi lebih baik lagi tetapi tidak semua orang paham akan pentingnya sebuah pendidikan untuk kehidupan yang akan datang.

Terlebih pada kalangan masyarakat miskin yang memiliki kekurangan biaya untuk menempuh pendidikan tinggi karena biaya pendidikan yang sangat mahal sehingga peluang pada kalangan masyarakat bawah ini lebih sedikit untuk menempuh pendidikan.

Berbeda lagi dengan kalangan masyarakat atas dengan ekonomi yang mendukung agar dapat menempuh pendidikan setinggi tingginya. biasanya kalangan masyarakat bawah terdapat dipedesaan ataupun dipelosok pelosok dengan fasilitas pendidikan yang kurang memadai sedangkan kalangan masyarakat atas ada di daerah perkotaan.

Kondisi Kesehatan

Kondisi kesehatan adalah hal yang sangat penting untuk kesejahteraan masyarakat, tetapi tahukah kamu bahwa fasilitas kesehatan yang terdapat di setiap daerah itu dapat menjadi faktor penyebab terjadinya ketimpangan sosial apabila fasilitas kesehatan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain tidak merata.

Kemudian jangkauan kesehatan yang kurang luas hingga pelayanan kesehatan yang kurang memadai di suatu daerah akan menjadi pemicu terjadinya peristiwa ketimpangan sosial dalam masyarakat. Hal itu terjadi pada masyarakat desa maupun kota dan juga pada kelompok kalangan atas ataupun kelompok kalangan bawah.

Kondisi Ekonomi

Kondisi ekonomi menjadi faktor penyebab terjadinya ketimpangan sosial dalam masyarakat karena terjadinya pembangunan pembangunan yang tidak merata antara daerah satu dengan daerah yang lain, contohnya seperti pada pembangunan jalan yang rusak hingga pembangunan pasar traditional sampai pasar modern.

Selain itu juga kondisi ekonomi yang terdapat disuatu daerah dipengaruhi oleh perbedaan sumber daya alam yang tersedia dalam setiap daerahnya dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Oleh sebab itu apabila sumber daya alam yang terdapat disuatu daerah tidak memadai atau tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup manusia maka akan menyebabkan terjadinya ketimpangan sosial dalam masyarakat.

The post 6 Faktor Penyebab Ketimpangan Sosial di Masyarakat appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
3 Sikap Kritis dalam Menghadapi Ketimpangan Sosial https://haloedukasi.com/sikap-kritis-dalam-menghadapi-ketimpangan-sosial Wed, 03 Aug 2022 07:59:33 +0000 https://haloedukasi.com/?p=37660 Secara sederhana, ketimpangan sosial dapat diartikan sebagai ketidakadilan atau ketidaksetaraan kesempatan untuk memanfaatkan sumber daya yang ada. Sumber daya yang dimaksud adalah kebutuhan primer dan sekunder, seperti pangan, tempat tinggal, pendidikan, kesehatan, peluang usaha, serta pekerjaan. Contoh ketimpangan sosial dapat dilihat dari perbedaan fasilitas pendidikan dan kesehatan yang ada di perkotaan dengan di pedesaan. Di […]

The post 3 Sikap Kritis dalam Menghadapi Ketimpangan Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Secara sederhana, ketimpangan sosial dapat diartikan sebagai ketidakadilan atau ketidaksetaraan kesempatan untuk memanfaatkan sumber daya yang ada. Sumber daya yang dimaksud adalah kebutuhan primer dan sekunder, seperti pangan, tempat tinggal, pendidikan, kesehatan, peluang usaha, serta pekerjaan.

Contoh ketimpangan sosial dapat dilihat dari perbedaan fasilitas pendidikan dan kesehatan yang ada di perkotaan dengan di pedesaan. Di perkotaan, layanan kesehatan dan pendidikan sangat memadai serta dapat ditemui dengan mudah.

Sementara itu, di pedesaan layanan kesehatan seperti puskesmas masih jarang dijumpai dan alat-alat kesehatan yang ada sedikit dan tidak memadai seperti di wilayah perkotaan.

Agar ketimpangan sosial tidak semakin meluas dan dampak yang ditimbulkan tidak semakin parah, maka dibutuhkan sikap kritis pada setiap diri individu. Sikap kritis merupakan sikap yang tidak mudah percaya pada perkataan orang lain, selalu mempertanyakan segala hal, memiliki rasa ingin tahu yang kuat, dan mempunyai kemampuan untuk mengatasi setiap permasalahan.

Dengan tumbuhnya sikap kritis tersebut, masyarakat diharapkan dapat menanggapi informasi yang diperoleh, peka terhadap fenomena sosial yang terjadi, dapat bersikap idealis, dan berani bertindak.

Sikap kritis sangat penting dilakukan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, karena dapat meminimalisir gejala konflik akibat ketimpangan sosial.

Berikut adalah penjelasan mengenai tiga sikap kritis yang harus ditanamkan untuk menghadapi ketimpangan sosial.

1. Toleransi dalam Menghargai Perbedaan

Dampak yang ditimbulkan dari ketimpangan sosial yaitu adanya kecemburuan sosial, prasangka-prasangka, dan sikap sentimen yang memicu terjadinya konflik sosial. Oleh karena itu, sikap yang perlu dijunjung tinggi agar dampak-dampak tersebut tidak terjadi adalah toleransi.

Toleransi diartikan sebagai sikap tenggang rasa yaitu menghargai, membiarkan, dan membolehkan suatu pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, serta perilaku yang berbeda dari setiap kelompok sosial.

Sikap ini harus dimiliki oleh setiap individu, karena selain untuk menghadapi ketimpangan sosial, tolerensi juga perlu dipraktikkan demi menghindari terjadinya disintegrasi sosial atau perpecahan akibat konflik horizontal dan vertikal dalam masyarakat.

2. Mengembangkan Sikap Empati Sosial

Empati merupakan kelanjutan dari sikap toleransi. Apabila toleransi diartikan sebagai sikap saling menghormati perbedaan, maka empati merupakan sikap memahami perberdaan, merasakan masalah atau beban yang dipikul oleh orang lain, dan menempatkan diri dalam situasi yang dihadapi orang lain.

Sikap empati sangat berguna untuk menyikapi berbagai perbedaan akibat adanya ketimpangan sosial. Hal tersebut dikarenakan anggota masyarakat yang mempunyai sikap empati dapat saling memahami dan membantu satu sama lain. Tidak hanya itu, empati juga dapat menyingkirkan sikap sombong, egois, dan merendahkan orang lain.

Contoh sikap empati yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu sekelompok remaja SMA dengan suka rela menyumbangkan sebagian besar tabungan mereka untuk masyarakat kurang mampu atau korban bencana alam. Dalam praktiknya, empati tidak hanya memberikan bantuan berupa barang atau uang saja, tetapi juga bisa dalam bentuk jasa.

3. Menumbuhkan Filantropi Sosial

Filantropi merupakan salah satu istilah dalam bahasa Indonesia yang dimaknai sebagai kedermawanan dan cinta kasih terhadap sesama. Filantropi digambarkan sebagai perilaku yang memiliki rasa kepedulian tinggi untuk membantu sesame. Hal ini dilakukan sebagai penghubung jurang pemisah antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin.

Konsep filantropi berkaitan erat dengan rasa kepedulian, solidaritas, dan relasi sosial antara orang miskin dengan orang kaya, antara orang yang beruntung dengan orang yang tidak beruntung, serta antara orang berkuasa dengan orang yang memiliki keterbatasan.

Apabila diartikan secara luas, filantropi tidak hanya berhubungan dengan kegiatan berdermawanan saja, tetapi juga berkaitan dengan efektivitas sebuah kegiatan memberi, baik material maupun non-material.

Kegiatan filantropi sosial berfungsi sebagai cara untuk memperkecil jarak antara kelompok masyarakat kaya dengan masyarakat miskin. Oleh karena itu, kegiatan ini diharapkan dapat memperkecil dampak ketimpangan sosial dan mendorong perubahan dalam masyarakat.

Contoh filantropi sosial adalah bersedekah kepada masyarakat yang kurang mampu, anak yatim, atau korban bencana alam. Dalam agama Islam, filantropi dapat berwujud pemberian zakat, infaq, dan sedekah kepada golongan yang membutuhkan.

The post 3 Sikap Kritis dalam Menghadapi Ketimpangan Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Teori Ketimpangan Sosial yang Perlu Diketahui https://haloedukasi.com/teori-ketimpangan-sosial Mon, 01 Aug 2022 07:49:42 +0000 https://haloedukasi.com/?p=37571 Tidak bisa dipungkiri bahwa kebanyakan kota besar sekarang sudah hampir dipenuhi dengan gedung-gedung pencakar langit yang sangat megah. Hal itu membuat kita berpikir bahwa negara ini mulai maju seiring dengan perkembangannya. Namun, seringkali kita lupa bahwa masih ada beberapa daerah yang kurang dari adanya penerangan yang mumpuni atau bahkan yang sama sekali belum terjamah jaringan […]

The post Teori Ketimpangan Sosial yang Perlu Diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tidak bisa dipungkiri bahwa kebanyakan kota besar sekarang sudah hampir dipenuhi dengan gedung-gedung pencakar langit yang sangat megah. Hal itu membuat kita berpikir bahwa negara ini mulai maju seiring dengan perkembangannya.

Namun, seringkali kita lupa bahwa masih ada beberapa daerah yang kurang dari adanya penerangan yang mumpuni atau bahkan yang sama sekali belum terjamah jaringan internet.

Ketimpangan sosial terjadi ketika suatu daerah belum bisa untuk menerapkan secara rata fasilitas dan kebijakannya mengenai pengembangan dari daerah tersebut.

Apabila ketimpangan tersebut tidak segera diatasi tentunya akan menimbulkan permasalahan yang besar hingga perpecahan. Adapun beberapa teori mengenai ketimpangan sosial ini yang perlu untuk kita pahami.

Menurut perkembangannya teori ketimpangan sosial ini dibagi menjadi dua, ketimpangan sosial klasik dan ketimpangan sosial modern.

Teori Ketimpangan Sosial Klasik

  • Teori Struktural Fungsional

Teori struktural fungsional memandang bahwa sebuah ketimpangan sosial merupakan hal yang sangat lumrah terjadi dan tidak dapat dihindari. Bahkan teori ini mengatakan bahwa ketimpangan sosial memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

Dengan adanya ketimpangan sosial masyarakat bisa hidup saling melengkapi satu dengan yang lainnya, sehingga bisa mewujudkan hidup yang seimbang dan teratur. Teori struktural fungsional ini mengatakan bahwa ketimpangan sosial yang terjadi bisa menciptakan suatu sistem yang bernama meritokrasi.

Sistem yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap seseorang tergantung dengan kualitas dan keahlian yang dimilikinya.

Contoh dari pemaparan teori ini adalah adanya dokter dan petani. Untuk menjadi seorang dokter tentunya membutuhkan keahlian dan pendidikan yang terbilang tinggi, namun apabila semuanya menjadi dokter tidak akan ada yang menjadi petani dan kebutuhan masyarakat pun tidak akan terpenuhi.

Namun, satu hal yang perlu ditekankan dari teori struktural fungsional ini adalah tidak mempertimbangkan adanya konflik-konflik yang berkemungkinan muncul atas ketimpangan yang terjadi.

  • Teori Konflik

Teori konflik dari ketimpangan sosial ini lebih fokus pada sisi ekonominya. Teori konflik ini mengatakan bahwa sebuah ketimpangan sosial dapat terjadi ketika masyarakat ataupun lingkungan lebih memihak pada kelompok atau pihak pihak yang lebih kuat.

Hal tersebut tentunya akan mengakibatkan timbulnya kepemimpinan kapitalisme yang merugikan pihak dan rakyat kecil. Kelompok kuat ini bisa dengan bebas melakukan eksploitasi tentunya terhadap rakyat kecil dan mengambil keuntungan yang sebesar besarnya dengan mempekerjakannya.

  • Teori Kelas, Status dan Kekuasaan

Menurut teori ini, ketimpangan sosial memiliki 3 dimensi. Dimensi tersebut adalah status, kekayaan dan kekuasaan. Pada dimensi kelas ketimpangan sosial yang terjadi lebih fokus ke bagaimana usaha atau upaya yang dilakukan oleh seorang individu untuk bisa mencapai kekayaan dan kebutuhannya.

Sementara itu, dimensi status lebih cenderung bertitik tumpu pada status yang dimiliki oleh satu individu dengan individu lainnya yang seringkali menimbulkan ketimpangan sosial.

Sedangkan untuk teori kekuasaan memiliki penjelasan yang hampir sama dengan teori konflik yakni ketika kelompok atau pihak kuat lebih mendominasi dari yang lainnya.

Teori Ketimpangan Sosial Modern

  • Teori Dualisme Sosial

Teori dualisme sosial ini beranggapan bahwa terjadinya ketimpangan antara negara barat yang dikenal sebagai negara maju dan negara berkembang ini disebabkan karena adanya perbedaan dari sisi tujuan ekonominya.

  • Teori Dependensi

Teori dependensi atau yang dikenal sebagai teori ketergantungan ini lebih menjelaskan mengenai hubungan ketergantungan yang terjadi antara negara berkembang dengan negara negara maju.

Ketergantungan ini menjadi salah satu penyebab bagi negara negara berkembang atau negara bekas jajahan mengalami kemunduran. Hal tersebut dikarenakan banyak dari negara maju yang menutup peluang bagi negara-negara berkembang untuk bisa mengekspor hasil pertaniannya.

Padahal di lain sisi negara berkembang pun sangat sulit untuk bisa membeli barang-barang industri yang disediakan oleh negara maju. Kondisi tersebut memicu adanya kesenjangan yang jauh antara negara berkembang dan negara maju, negara maju semakin maju sedangkan negara berkembang terus tertinggal.

The post Teori Ketimpangan Sosial yang Perlu Diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Dampak Ketimpangan Sosial dalam Masyarakat yang Perlu diketahui https://haloedukasi.com/dampak-ketimpangan-sosial-dalam-masyarakat Tue, 31 May 2022 01:31:48 +0000 https://haloedukasi.com/?p=35045 Dalam bayangan banyak orang, kota diibaratkan sebagai tempat modern yang penuh dengan gedung-gedung pencakar langit dan memiliki segudang fasilitas mewah. Selain itu, kota juga dikenal memiliki berbagai tempat hiburan yang manarik untuk dikunjungi. Bayangan-bayangan tersebut tidak sepenuhnya salah. Namun, dibalik kemewahan itu, kota juga memiliki sisi kelam bagi masyarakat kelas bawah yang tengah berjuang menaklukkan […]

The post 4 Dampak Ketimpangan Sosial dalam Masyarakat yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam bayangan banyak orang, kota diibaratkan sebagai tempat modern yang penuh dengan gedung-gedung pencakar langit dan memiliki segudang fasilitas mewah. Selain itu, kota juga dikenal memiliki berbagai tempat hiburan yang manarik untuk dikunjungi.

Bayangan-bayangan tersebut tidak sepenuhnya salah. Namun, dibalik kemewahan itu, kota juga memiliki sisi kelam bagi masyarakat kelas bawah yang tengah berjuang menaklukkan kota.

Masyarakat miskin di perkotaan tinggal di kawasan kumuh yang jauh dari kata layak. Mayoritas anggota masyarakatnya bekerja serabutan dengan upah yang terkadang tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Semakin banyak masyarakat miskin di perkotaan, dapat menyebabkan terbentuknya slum-area (kawasan kumuh). Biasanya, kawasan tersebut dapat dijumpai di sekitar pinggir rel kereta atau bantaran sungai.

Perbedaan kehidupan yang mencolok tersebut, dalam sosiologi disebut dangan ketimpangan atau kesenjangan sosial. Ketimpangan sosial dapat diartikan sebagai ketidaksetaraan peluang yang dimiliki anggota masyarakat tertentu dalam memperoleh sumber daya karena adanya perbedaan status sosial dan golongan.

Adanya ketimpangan sosial di tengah-tengah masyarakat menimbulkan berbagai dampak. Berikut adalah penjelasan mengenai empat dampak ketimpangan sosial, yaitu:

1. Diskriminasi Sosial

Diskriminasi sosial merupakan suatu perlakuan tidak adil yang dialami oleh individu atau kelompok. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perbedaan etnis, suku bangsa, ras, agama, kelas sosial, dan ekonomi. Diskriminasi biasanya terjadi pada kelompok minoritas yang mendapatkan perlakuan tidak sama dengan kelompok mayoritas.

Sementara itu, diskriminasi sosial sebagai akibat ketimpangan sosial terjadi pada masyarakat yang memiliki status atau kelas sosial dan ekonomi berbeda. Letak pembedaan tersebut dapat terlihat dari bentuk pelayanan, perlakuan, dan hak akses yang diterima masyarakat.

Contoh bentuk diskriminasi sosial yang sering dijumpao dalam kehidupan bermasyarakat yaitu kelompok kelas menengah ke bawah sulit mendapatkan layanan kesehatan yang layak dan berkualitas.

2. Kecemburuan Sosial

Di antara kita pasti pernah merasa cemburu atau iri terhadap kesuksesan dan keberhasilan orang lain. Dalam sosiologi, hal ini dikenal dengan istilah kecemburuan sosial.

Kecemburuan sosial merupakan sikap tidak senang terhadap suatu kelompok / kelas sosial tertentu yang disebabkan oleh berbagai berbedaan yang ada.

Kecemburuan sosial dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu karena adanya prasangka dan perbedaan perlakuan yang diterima masyarakat. 

Apabila tidak segera diatasi, kecemburuan sosial dapat merusak hubungan sosial antarindividu dalam masyarakat serta mendorong terjadinya berbagai tindakan anarkis.

Contohnya, Dusun Hijau Asri kedatangan banyak transmigran dari wilayah lain. Para transmigran tersebut mendapatkan sejumlah bantuan dari pemerintah, seperti lahan pertanian, tempat tinggal, dan hewan ternak secara cuma-cuma. Namun, penduduka asli setempat tidak mendapatkan berbagai bantuan tersebut, akibatnya, penduduk asli Dusun Hijau Asri menarik diri dan melakukan demonstrasi menuntuk keadilan.

3. Monopoli

Dampak berikutnya yang terjadi akibat ketimpangan sosial adalah munculnya monopoli dalam aspek perekonomian dan perdagangan. Monopoli dapat terjadi karena adanya kesempatan, kekuasaan, dominasi, dan modal yang dimiliki oleh kelompok elite.

Akibatnya, masyarakat sebagai kelompok subaltern yang menjadi sasaran pengusaan tidak dapat berbuat banyak hal. Masyarakat terpaksa membeli produk yang minim pilihan dengan harga yang mahal.

Berikut adalah ciri-ciri monopoli yang perlu diketahui:

  • Pasar dikuasai oleh satu pihak / pengusaha saja.
  • Produk atau jasa ditawarkan cenderung tidak memiliki saingan.
  • Pengusaha yang melakukan praktik monopoli dapat menentukan harga produk.
  • Pengusaha lain sukar untuk terjun ke pasar.

4. Konflik Sosial

Ketimpangan sosial merupakan keadaan yang terjadi karena adanya kesenjangan atau ketidakseimbangan akses untuk mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.

Sumber daya ini mencakup kebutuhan primer, seperti pendidikan, kesehatan, tempat tinggal, peluang usaha dan kerja, serta kebutuhan sekunder, seperti sarana untuk mengembangkan karir dan usaha.

Ketidakseimbangan untuk menggapai berbagai akses tersebut akan menimbulkan konflik di tengah-tengah masyarakat.

Menurut Soejono Soekanto, konflik sosial merupakan proses sosial ketika individu atau kelompok berusaha mencapai suatu tujuan dengan cara menentang pihak lawan yang terkadang disertai dengan ancaman atau kekerasan.

Secara umum konflik social dibagi menjadi dua jenis, yaitu konflik sosial laten (tersembunyi) dan konflik sosial manifes (tampak).

Contoh konflik sosial laten akibat ketimpangan sosial adalah pertentangan antara buruh dan pengusaha. Konflik tersebut disebabkan oleh pengusaha membayar buruh dengan upah yang rendah dan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 

Sementara itu, contoh konflik sosial manifes sebagai dampak ketimpangan sosial yaitu kekerasan, kesuruhan, perusakan fasilitas umum, perang, dan bentrok.

The post 4 Dampak Ketimpangan Sosial dalam Masyarakat yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>