kingdom plantae - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kingdom-plantae Mon, 20 Jun 2022 06:35:08 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico kingdom plantae - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kingdom-plantae 32 32 Kingdom Plantae : Pengertian, Ciri, Struktur, dan Klasifikasi https://haloedukasi.com/kingdom-plantae Mon, 20 Jun 2022 06:33:13 +0000 https://haloedukasi.com/?p=35861 Kingdom plantae adalah organisme autotrof, multiseluler dan berdinding sel dan juga berklorofil. Klorofil adalah zat hijau daun yang digunakan untuk melakukan fotosintetitis. Klasifikasi kingdom plantae dikelompokkan menjadi 3 tumbuhan, yaitu : Bryophyta (lumut) Bryophyta (lumut) adalah bentuk peralihan antara tumbuhan talus ke tumbuhan berkomus. Tumbuhan lumut belum mempunyai akar, batang, dan daun sejati. Akar berupa […]

The post Kingdom Plantae : Pengertian, Ciri, Struktur, dan Klasifikasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kingdom plantae adalah organisme autotrof, multiseluler dan berdinding sel dan juga berklorofil. Klorofil adalah zat hijau daun yang digunakan untuk melakukan fotosintetitis.

Klasifikasi kingdom plantae dikelompokkan menjadi 3 tumbuhan, yaitu :

Bryophyta (lumut)

Bryophyta (lumut) adalah bentuk peralihan antara tumbuhan talus ke tumbuhan berkomus. Tumbuhan lumut belum mempunyai akar, batang, dan daun sejati. Akar berupa rhizoid, batang beum dilengkapi dengan xylem dan floem sehingga jaringan pengangkut berupa jaringan parenkim, daunnya kecil dan tersusun oleh selapis sel dengan kloroplas yang berupa jala.

Struktur lumut

Metagenesis lumut

Daur metagenesis berupa fase gametofit dan sporofit. Fase gametofit dinamakan fase seksual sedangkan fase sporofit dinamakan fase vegetatif. Fase gametofit berupa protonema yang akan menghasilkan gamet jantan (anteridium) dan betina (arkegonium) sedangkan fase vegetatif berupa tanaman lumut yang nantinya akan menghasilkan spora. Fase gametofit lebih lama dibandingkan dengan fase vegetatifnya.

Skema metagenesis lumut

Klasifikasi Bryophyta (lumut)

  • Lumut hati (Hepaticeae. Struktur tubuh berupa lembaran dengan banyak lekukan. Misalnya Marchantia sp dengan sifat hermaprodit. Pada bagian ini akan muncul anteridium (anteridiofor) yang bentuknya lebih terbuka. Jenis lumut ini berkembang biak secara aseksual (gamma tumbuh menjadi talus) dan seksual dengan menghasilkan kelamin jantan dan betina yang kemudian akan tumbuh menjadi sporofit.
  • Lumut daun (Musci). Memiliki struktur gametofit (struktur generatif) dan juga menghasilkan spora (struktur vegetatif).
  • Lumut tanduk (Anthecerotaceae). Termasuk tumbuhan uniseksual, jadi berkembangbiak secara seksual maupun aseksual. Contoh : Anthoceros sp.

Pteridophyta (paku)

Merupakan tanaman berkomus sejati (memiliki akar, batang, dan daun sejati), menghasilkan spora. Spora akan membentuk protalium berbentuk jantung yang merupakan fase gametofit. Struktur tubuhnya lebih maju dibandingkan dengan lumut walaupun masih sederhana, yaitu telah memiliki pembuluh angkut, yaitu floem dan xylem.

Metagenesis paku

Daur metagenesis berupa fase gametofit dan sporofit. fase gametofit dinamakan fase seksual sedangkan fase sporofit dinamakan dengan fase vegetatif. Fase gametofit berupa protalium yang akan menghasilkan gamet jantan (anteridium) dan betina (arkegonium) sedangkan fase vegetatif berupa tanaman lumut yang nantinya aan menghasilkan spora. Generasi sporofitnya berumur lebih panjang dibandingkan sporofitnya.

Skema metagenesis paku

Klasifikasi paku

  • Homospora atau isopora yaitu paku yang menghasilkan spora satu jenis denan besar yang sama. Contoh : paku kawat (Licopodium).
  • Heterospora, yaitu paku yang menghasilkan spora yang berbeda jenis dan ukuran, berukuran kecil (mikrospora, kelamin jantan), besar (makrospora, kelamin betina). Contoh : Paku rane.
  • Paku peralihan, yaitu paku yang menghasilkan spora yang bentuk dan ukurannya sama tetapi sebagian berkelamin jantan dan betina. Contoh : paku ekor kuda (Equisetum)

Spermatophyta

Spermatophyta berasal dari bahasa Yunani, yaitu sperma yang artinya biji, dan phyton artinya tumbuhan. Spermatophyta memiliki batang, akar, dan daun yang nyata, biji strobilus atau bunga, bersifat autotrof, organisme dengan sel multiseluluer, memiliki xylem dan floem.

Klasifikasi Spermatophyta

Gymnospermae (berbiji terbuka)

Tumbuhan berbiji terbuka merupakan tanaman berkayu, berupa pepohonan atau perdu dengan sistem perakaran serabut. Menghasilkan biji yang tidak tertutup oleh daging buah. Gymnospermae berkembangbiak secara generatif, yaitu dengan pembuahan antara spermatozoid dan ovum yang masing-masing dihasilkan oleh Strobilus jantan dan strobilus betina.

Hasil pembuahannya berupa zigot yang akan terus berkembang menjadi embrio atau lembaga. Pembuahan yang terjadi disebut pembuahan tunggal karena hanya menghasilkan zigot saja. Sub divisi Gymnospermae (biji terbuka), dibedakan menjadi 5 kelas, yaitu :

  • Pteridospermae (telah punah)
  • Cycadiinae (pakis), contoh : Cycas rumphii (raksasa)
  • Gynkoinae, contoh : Gynkio biloba (raksasa)
  • Conoferinae, contoh : Pinus merkusii (pinus), Agathis alba (damar)
  • Gnetinae, contoh : Gnetum gnemon (melinjo)

Angiospermae (berbiji tertutup)

Tumbuhan berbiji tertutup mempunyai bunga yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan dan bijinya tertutupi oleh daging buah. Angiospermae dibedakan menjadi dua berdasarkan keping bijinya, yaitu monokotil dan dikotil.

NostrukturMonokotilDikotil
1AkarSerabutTunggang
2BatangTidak bercabang, kecuali Gramineaebercabang
3Pertulangan daunSejajar, melengkungmenyirip, menjari
4Kelipatan bungakelipatan tigakelipatan lima
5kambium batangtidak adaada
6berkas pengangkuttersebarteratur
7contohtebu, anggrek, kelapamangga, tomat

Pembentukan embrio pada Angiospermae :

  • Amfimiksis, melalui pembuahan (penyatuan sperma dan ovum).
    • Porogami : sperma yang masuk melalui mikropil
    • Aporogami : sperma masuk melalui kalaza
  • Apomiksis, tanpa proses pembuahan
    • Partenogenesis : pembentukan lembaga dari sel telur yang tidak dibuahi
    • Apogami : pembentukan lembaga dari bagian selain ovum, seperti sinergid, antipoda
    • Embrio adventif : pembentukan lembaga dari sel nuselus atau integumen.

The post Kingdom Plantae : Pengertian, Ciri, Struktur, dan Klasifikasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Perkembangbiakan Tumbuhan Lumut https://haloedukasi.com/perkembangbiakan-tumbuhan-lumut Tue, 24 Nov 2020 07:07:24 +0000 https://haloedukasi.com/?p=15746 Di dalam kerajaan tumbuhan atau kingdom plantae terdapat suatu klasifikasi tumbuhan tersendiri untuk menggolongkan suatu jenis tumbuhan tertentu. Salah satu klasifikasi tumbuhan tersebut digolongkan dalam sebuah divisi bernama divisi bryophyta. Divisi bryophyta atau tumbuhan lumut merupakan suatu tumbuhan yang sangat mudah dijumpai terutama pada tempat-tempat dengan tingkat kelembaban tinggi. Tumbuhan lumut biasanya menempel pada suatu […]

The post Perkembangbiakan Tumbuhan Lumut appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Di dalam kerajaan tumbuhan atau kingdom plantae terdapat suatu klasifikasi tumbuhan tersendiri untuk menggolongkan suatu jenis tumbuhan tertentu. Salah satu klasifikasi tumbuhan tersebut digolongkan dalam sebuah divisi bernama divisi bryophyta.

Divisi bryophyta atau tumbuhan lumut merupakan suatu tumbuhan yang sangat mudah dijumpai terutama pada tempat-tempat dengan tingkat kelembaban tinggi. Tumbuhan lumut biasanya menempel pada suatu permukaan seperti tembok, tanah, batuan lapuk, hingga kulit pohon.

Bentuk lumut beraneka macam, mulai dari lembaran hingga mirip seperti tumbuhan namun berukuran kecil. Bagian tubuh lumut yang menyerupai akar dikenal dengan sebutan rizoid, berfungsi untuk menyerap air dan garam mineral, serta alat pelekat bagi tumbuhan lumut untuk dapat melekat pada suatu media.

Tumbuhan lumut dianggap sebagai tumbuhan pioner atau perintis karena dianggap sebagai tumbuhan yang pertama kali tumbuh pada lingkungan rusak seperti kebakaran hutan.

Tumbuhan lumut membutuhkan kondisi lingkungan yang lembab dan banyak air bukan tanpa sebab. Ternyata air dibutuhkan guna melakukan proses reproduksi atau pembuahan, sebab jika tidak ada air maka sel kelamin jantan tidak akan bisa membuahi sel kelamin betina.

Lalu bagaimana proses perkembangbiakan tumbuhan lumut? Mari disimak penjelasannya di bawah ini!

Organ Reproduksi Tumbuhan Lumut

Tumbuhan lumut dapat melakukan perkembangbiakan secara aseksual dan seksual, akan tetapi sebagian besar lumut melakukan perkembangbiakan secara seksual atau generatif. Sebelum mengetahui bagaimana cara perkembangbiakan tumbuhan lumut, terlebih dahulu diketahui organ reporduksi dari tumbuhan lumut.

Pada tumbuhan lumut dikenal istilah gametofit yakni bentuk tumbuhan lumut yang berwarna hijau, berbentuk lembaran, serta terdapat alat kelamin yang dapat menghasilkan gamet.

Pada tumbuhan lumut alat kelamin jantan akan menghasilkan sel jantan yang disebut sebagai anteridium dengan menghasilkan sperma berflagela, sedangkan alat kelamin betina yang menghasilkan sel betina disebut dengan nama arkegonium dan menghasilkan sel telur (ovum).

Untuk lumut yang mempunyai dua alat kelamin atau anteridium dan arkegonium dalam satu rumah, tumbuhan lumut tersebut disebut sebagai berumah satu (monesis) atau homotalus. Sedangkan bagi tumbuhan lumut yang hanya mempunyai satu alat kelamin disebut sebagai berumah dua (diesis) atau heterotalus.

Proses Perkembangbiakan Tumbuhan Lumut

Perkembangbiakan Seksual

Perkembangbiakan lumut diawali ketika anteridium atau alat kelamin jantan dalam kondisi matang dan siap menglepaskan anterozoid atau sel sperma. Sel ini memiliki ekor seperti benang dan bergerak ke arah arkegonium secara kimiawi untuk melakukan pembuahan membentuk zigot.

Pembentukan zigot memasuki fase kedua dari siklus hidup lumut. Zigot terus mengalami perkembangan dan berubah menjadi sporofit atau tanaman spora bersifat haploid (n). Ketika masak (umur 3 – 6 bulan) akan terbentuk bagian panjang bernama seta.

Sporofit mulai tumbuh dengan melakukan pembelahan sel keluar dari bagian atas arkegonium atau alat kelamin betina. Di saat yang sama sporofit masih mengandalkan gametofit betina, meskipun sporofit dapat menghasilkan makanan sendiri oleh fotosintesis di tahap awal pertumbuhan.

Tanaman spora atau sporofit tersusun atas tiga struktur, yakni:

  1. Kepala kapsul, berbentuk mirip pod di bagian ujung atas, tempat spora diproduksi.
  2. Seta, merupakan tangkai tegak panjang.
  3. Kaki, berfungsi sebagai penambat tubuh ke gametofit dan mentransfer air dan nutrisi dari gametofit.

Satu buah kepala kapsul dapat berisi lebih dari satu juta spora, tergantung dari jenis spesies lumut. Sebagian besar lumut ditutupi oleh operculum mirip seperti penutup yang akan jatuh jika spora telah matang.

Terdapat pula tudung selaput atau calyptra yang juga akan terbuang saat dewasa, dan berfungsi untuk melindungi operculum. Ada pula struktur kecil mirip gigi di sekitar mulut kapsul, tersusun dari satu atau dua baris gigi yang berfungsi mengontrol pelepasan spora.

Struktur kecil ini disebut sebagai peristome dan akan menutup saat lingkungan terlalu basah untuk mencegah spora keluar. Jika kondisi kering, peristome akan terbuka dan akan melepaskan spora serta meningkatkan peluang spora untuk terdispersi agak jauh dari induk.

Apabila spora jatuh pada lingkungan lembab, maka spora akan bertunas menjadi protonema filamen yang bercabang seperti benang. Tunas tersebut akan tumbuh menjadi gametofit jantan ataupun gametofit betina, dan kemudian melakukan siklus hidup berikutnya.

Perkembangbiakan Aseksual

Selain bereproduksi secara seksual, tumbuhan lumut juga dapat berkembangbiak secara aseksual atau vegetatif. Cara ini dapat dilakukan dengan sejumlah metode yang berbeda-beda.

Salah satu metode yang dilakukan yakni saat batang rumpun besar dari tumbuhan lumut mati, maka tumbuhan lumut akan menghasilkan rumpun baru menjadi tanaman individu.

Metode lainnya yakni jika terjadi pemotongan pada bagian batang atau satu daun tumbuhan lumut secara tidak sengaja, maka potongan-potongan bagian tersebut dapat melakukan regenerasi membentuk tanaman baru.

Pada spesies tertentu, tumbuhan lumut dapat menghasilkan struktur khusus yang disebut sebagai badan induk. Struktur khusus ini dapat berasal dari bagian mana saja tergantung spesies dan nantinya dapat digunakan untuk memperbanyak keturunan atau sebagai bentuk perkembangbiakan secara aseksual.

The post Perkembangbiakan Tumbuhan Lumut appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>