klasifikasi iklim - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/klasifikasi-iklim Wed, 07 Dec 2022 03:04:31 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico klasifikasi iklim - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/klasifikasi-iklim 32 32 8 Klasifikasi Jenis Iklim Schmidt-Ferguson https://haloedukasi.com/jenis-iklim-schmidt-ferguson Wed, 07 Dec 2022 03:04:28 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39929 Iklim merupakan pola atau rata-rata keadaan cuaca dalam sebuah wilayah yang luas dan pada kurun waktu yang lama. Karena iklim memiliki rentang waktu yang lama serta meliputi wilayah yang luas maka iklim dapat dikategorikan dengan mudah. Ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi iklim pada suatu wilayah, antara lain garis lintang, luas daratan, ketinggian, arus laut, […]

The post 8 Klasifikasi Jenis Iklim Schmidt-Ferguson appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Iklim merupakan pola atau rata-rata keadaan cuaca dalam sebuah wilayah yang luas dan pada kurun waktu yang lama. Karena iklim memiliki rentang waktu yang lama serta meliputi wilayah yang luas maka iklim dapat dikategorikan dengan mudah.

Ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi iklim pada suatu wilayah, antara lain garis lintang, luas daratan, ketinggian, arus laut, luas daratan, lamanya musim, toptografi, vegetasi dan kondisi udara. Iklim di bumi diklasifikasikan menjadi 5 jenis, yaitu:

  • Iklim Matahari
  • Iklim Koppen
  • Iklim Schmidt-Ferguson
  • Iklim Oldeman
  • Iklim Junghun

Sebelum membahas tentang jenis iklim Schmidt-Ferguson, ada baiknya menilik pengertian jenis-jenis iklim yang lain terlebih dahulu.

1. Tipe Iklim Koppen

Jenis iklim Koppen ditemukan oleh Wladimir Koppen, seorang ahli klimatologi dari Jerman, di tahun 1900. Tipe iklim Koppen dikategorikan berdasarka curah hujan dan suhu udara pada suatu wilayah. Jenis iklim Koppen terbagi menjadi 5 tipe, yaitu:

  • Iklim tipe A atau tropis, tipe ini terbagi tiga yaitu hutan hujan tropis (Af), Muson tropis (Am) dan Sabana Tropis (Aw).
  • Iklim tipe B atau kering, terbagi menjadi 2 yaitu iklim gurun (Bw) dan Stepa (Bs)
  • Iklim tipe C atau iklim sedang hangat yang terbagi menjadi 3, yaitu musim panas kering (Cs), musim dingin kering (Cw) dan tidak memiliki musim kering (Cf).
  • Iklim tipe D atau iklim salju, terbagi menjadi 2 yaitu musim dingin kering-hujan bersalju (Dw) dan hujan bersalju basah sepanjang tahun (Df).
  • Iklim tipe E atau iklim kutub, terbagi menjadi 2 yaitu salju abadi (Ef) dan tundra (Et).

2. Iklim Matahari

Iklim matahari diklasifikasikan berdasarkan panas matahari yang mencapai permukaan bumi. Iklim matahari terbagi menjadi 4 bagian, yaitu iklim tropis, iklim subtropis, iklim sedang dan iklim dingin.

3. Iklim Junghuhn

Sedangkan Iklim Junghun mengklasifikasikan iklim berdasarkan pada vegetasi dan ketinggian sebuah wilayah. Klasifikasi Junghun terbagi menjadi 4 iklim yaitu iklim tropis atau panas, iklim daerah sedang, iklim daerah sejuk dan iklim daerah dingin.

4. Iklim Oldeman

Klasifikasi Oldeman mendasarkan klasifikasi iklim dari curah hujan yang terjadi di dalam suatu wilayah. Iklim Oldeman ini sebenarnya mirip dengan Schmidt-Ferguson, namun perbedaannya ada pada kriteria bulan basahnya.

Iklim Menurut Schmidt-Ferguson

Iklim Schmidt-Ferguson ditemukan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Schmidt dan Ferguson di tahun 1950. Iklim Schmidt-Ferguson diklasifikasikan menurut rata-rata bulan basah serta bulan kering si tiap tahunnya.

Bulan basah mempunyai curah hujan di atas 100mm dalam satu bulan dan bulan kering mempunyai curah hujan kurang dari 60mm dalam satu bulan. Iklim ini juga disebut Q model, atau diklasifikasikan berdasarkan perbandingan jumlah rata-rata bulan kering dengan jumlah rata-rata bulan basah.

Iklim Schimdt-Ferguson ini adalah tipe iklim yang menggunakan siklus data pada curah hujan yang terdapat pada suatu wilayah dan dapat mengkriteriakan bulan sebagai bulan lembab, bulan basah dan bulan kering.

Ada negara yang di wilayahnya mempunyai variasi iklim yang bermacam-macam, hal ini membuat negara tersebut dapat mengembangkan sendiri klasifikasi iklim yang mereka miliki. Indonesia adalah salah satu negara yang menggunakan klasifikasi iklim milik Schmidt-Ferguson.

Schmidt dan Ferguson sebenarnya hanya menyempurnakan sistem Mohr yang sudah mengklasifikasikan iklim wilayah tropis sebelumnya. Klasifikasi iklim milik Schmidt dan Ferguson ini diangggap paling sesuai dengan kondisi Indonesia, klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson biasanya digunakan oleh negara yang memiliki 2 musim, yaitu musim kering dan musim hujan.

Iklim Schmidt-Ferguson mengkategorikan bulan sepanjang tahun di wilayah dua musim menjadi Bulan Kering (BK), Bulan Basah (BB) dan Bulan Lembab (BL), berikut penjelasannya:

  • Bulan Kering (BK), adalah bulan di mana curah hujan pada wilayah yang luas kurang dari 60 mm per bulan.
  • Bulan Basah (BB), yaitu bulan di mana curah hujan lebih dari 100 mm per bulan.
  • Bulan Lembab (BL), adalah bulan di mana curah hujan mencapai antara 60-100 mm per bulan.

Kategori bulan yang dikemukakan berdasarkan penelitian Schmidt dan Ferguson tersebut kemudian untuk menghitungnya, caranya dengan menentukan kategori bulan, lalu dijumlahkan rata-rata bulan kering dan rata-rata bulan basah untuk mengetahui iklim di wilayah tersebut.

Klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson disebut juga “model Q”, model Q didapatkan dari perhitungan jumlah rata-rata bulan kering dibagi dengan bulan basah. Perhitungan jumlah rata-rata bulan kering dan bulan basah dilakukan pada suatu periode, misalnya dalam 1 tahun, 20 tahun dan seterusnya.

Sangat sedikit negara yang menerapkan klasifikasi iklim milik Schmidt-Ferguson, mungkin hanya di sebagian Asia Tenggara seperti Indonesia dan wilayah di Afrika.

Berikut ini adalah kelompok iklim yang dikemukakan oleh Schimidt dan Ferguson, dikelompokkan menjadi 8 tipe iklim dan ditentukan dari nilai Q:

1. Tipe Iklim A

Adalah daerah dengan keadaan iklim yang sangat basah dan vegetasi berupa hujan hujan tropis, memiliki nilai Q kurang dari 14,3% (nilai Q<14,3)

2. Tipe Iklim B

Iklim tipe B memiliki keadaan yang basah dan wilayahnya merupakan hutan tropis, memiliki nilai Q antara 14,3% hingga 33,3% (nilai Q 14,3-33,3).

3. Tipe Iklim C

Kelompok tipe iklim C keadaan iklimnya basah dan vegetasinya adalah hutan rimba, memiliki nilai Q mulai 33,3% hingga 60,0% (nilai Q 33,3-60,0).

4. Tipe Iklim D

Tipe ke empat adalah iklim D yang berada di wilayah dengan iklim sedang dengan vegetasi hutan musim. Tipe ini memiliki nilai Q antara 60,0% hingga 100,0% (nilai Q 60,0-100,0).

5. Tipe Iklim E

Tipe iklim E berada di daerah yang kondisi daerahnya kering dengan vegetasi padang rumput. Tipe iklim E memiliki nilai Q antara 100,0% hingga 167,0% (nilai Q 100,0-167,0).

6. Tipe Iklim F

Tipe iklim F berada di wilayah yang iklimnya sama dengan Tipe E yaitu kering, vegetasi yang tedapat di dalam wilayah tersebut adalah sabana. Memiliki nilai Q 167,0% hingga 300,0% (nilai Q 167,0-300,0).

7. Tipe Iklim G

Tipe iklim G berada di wilayah yang kondisinya sangat kering dan memiliki vegetasi berupa hutan sabana. Tipe iklim G ini memiliki nilai Q antara 300,0% hingga 700,0% (niali Q 300,0-700,0).

8. Tipe Iklim H

Tipe iklim H adalah wilayah yang kondisi iklimnya sangat kering, sehingga vegetasi yang berada di tipe iklim ini adalah pada ilalang atau sabana. Tipe iklim H memiliki nilai Q di atas 700% atau Q>700,0.

Cara Menentukan Tipe Iklim Schmidt-Ferguson

  • Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan tipe curah hujan yang mendasarkan pada Q
  • Nilai Q ditentukan dengan rumus : Banyaknya bulan basah x 100%
  • Menentukan kriteria bulan kering dan bulan basah menggunakan klasifikasi menurut Mohr (Bulan basah curah hujan >100mm dan bulan kering <60mm.

The post 8 Klasifikasi Jenis Iklim Schmidt-Ferguson appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Klasifikasi Iklim Junghuhn yang Penting untuk Diketahui https://haloedukasi.com/klasifikasi-iklim-junghuhn Wed, 05 Oct 2022 02:35:50 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38959 Kondisi cuaca di setiap wilayah di berbagai negara memiliki kondisi yang berbeda. Perbedaan cuaca dan kisaran suhu yang ada di wilayah tertentu membuat para geolog membedakannya dengan membuat klasifikasi cuaca yang diteliti dalam jangka waktu 30 tahun. Pengamatan cuaca yang berubah ni disebut iklim. Iklim adalah pola cuaca jangka panjang di suatu wilayah tertentu secara […]

The post 4 Klasifikasi Iklim Junghuhn yang Penting untuk Diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kondisi cuaca di setiap wilayah di berbagai negara memiliki kondisi yang berbeda. Perbedaan cuaca dan kisaran suhu yang ada di wilayah tertentu membuat para geolog membedakannya dengan membuat klasifikasi cuaca yang diteliti dalam jangka waktu 30 tahun. Pengamatan cuaca yang berubah ni disebut iklim.

Iklim adalah pola cuaca jangka panjang di suatu wilayah tertentu secara luas. Cuaca yang dapat berubah dari jam ke jam, hari ke hari, bulan ke bulan atau bahkan tahun ke tahun inilah yang disebut dengan pola cuaca.

Iklim diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu iklim matahari, iklim Oldeman, Koppen, Schmidt-Ferguson, dan iklim Junghuhn.

Klasifikasi Iklim

Para ahli geolog membagi iklim sesuai dengan apa yang telah mereka temukan dalam penelitian mereka. Klasifikasi iklim matahari merupakan iklim yang pembagiannya dilihat dari garis lintang bumi dan sinar matahari yang diterima oleh wilayah tersebut.

Sedangkan, iklim Oldeman merupakan iklim yang terbagi atas kriteria pada jumlah bulan kering atau basah berturut-turut. Klasifikasi iklim Oldeman ini berfokus pada jumlah kebutuhan air oleh tanaman pangan atau pertanian di Indonesia, terutama padi.

Iklim Schmidt-Ferguson ialah iklim yang dibagi berdasarkan atas siklus curah hujan, di mana akan di dapatkan jumlah rata-rata bulan kering dan jumlah rata-rata bulan basah, sehingga penggunaan istilah pada iklim Schmidt-Ferguson yaitu iklim basah dan kering.

Kemudian iklim Koppen merupakan iklim yang terbagi atas pengamatan Wladimir Koppen berdasarkan atas temperatur dan curah hujan. Klasifikasi iklim menurut Koppen ini menjadi klasifikasi iklim yang paling banyak digunakan.

Namun, dalam artikel kali ini hanya akan membahas satu iklim yang diklasifikasikan oleh Franz Wihelm Junghuhn.

Apa itu Iklim Junghuhn?

Iklim Junghuhn adalah istilah yang digunakan untuk salah satu pembagian iklim yang diteliti oleh Franz Wihelm Junghuhn. Jughuhn adalah seoarang gelog, botanikus sekaligus doktor  berkebangsaan Jerman kemudian Belanda.

Junghuhn ditugaskan sebagai inspektur penyelidikan alam di pulau Jawa untuk perkembangan perkebunan cinchona yang pada akhirnya tanggal 24 April 1864, Indonesia menjadi tempat berakhirnya jasa yang ia lakukan tepatnya di Lembang, Jawa Barat.

Selain ditugaskan untuk proyek perkebunan cinchona di Pulau Jawa, Junghuhn mengadakan penelitian di Sumatera Selatan dan Dataran Tinggi Bandung untuk mengamati iklim berdasarkan ketinggian tempat.

Maka dari itu, Junghuhn menjadi seorang geolog yang mengklasifikasikan iklim berdasarkan ketinggian suatu tempat dan tanaman budidaya atau tanaman yang dapat tumbuh secara optimal sesuai dengan suhu yang menjadi habitatnya.

Dengan melihat kondisi wilayah berdasarkan ketinggian dan tanaman budidaya, Junghuhn membagi perbedaan iklim menjadi empat zona iklim yakni iklim panas, iklim sedang, iklim sejuk dan iklim dingin.

Ingin tahu lebih jelasnya klasifikasi iklim Junghuhn? Simak dan baca terus hingga akhir ya!

  • Zona Iklim Panas

Junghuhn menyatakan suatu wilayah memiliki iklim panas ialah wilayah yang berada pada ketinggian 0 hingga 600 meter di atas permukaan laut. Umumnya, wilayah pada ketinggian ini memiliki suhu berkisar antara 22 °C – 26 °C.

Zona iklim panas merupakan iklim dengan kondisi cuaca paling panas sehingga tanaman-tanaman yang hidup pada iklim ini tidak cocok untuk tanaman yang memerlukan kelembapan tinggi.

Dengan kondisi cuaca dan suhu yang seperti ini, beberapa contoh tanaman yang dapat tumbuh dan dibudidayakan dengan baik antara lain kelapa, karet, tebu, padi, jagung, tembakau dan cokelat. Tanaman-tanaman ini banyak ditemukan di wilayah pulau Sumatera, sesuai dengan lokasi penelitian yang dilakukan oleh Junghuhn.

  • Zona Iklim Sedang

Kelompok kedua dari zona pembagian iklim menurut Junghuhn adalah zona iklim sedang. Dimana zona iklim sedang merupakan wilayah dengan iklim yang berada pada ketinggian antara 600 meter hingga 1500 meter di atas permukaan air laut. Di wilayah ini suhu udara berkisar antara 17 derajat Celcius hingga 22 derajat Celcius.

Suhu yang lebih rendah dari sebelumnya ini, menjadikan iklim sedang lebih dingin. Tanaman-tanaman yang tumbuh subur di wilayah iklim sedang ini yaitu teh, padi, tembakau, cokelat, kina, stroberi dan beberapa sayur-mayur seperti kol, sawi, selada dan lainnya. Beberapa tanaman yang hidup di zona klim sedang ini juga tumbuh subur di iklim panas, namun memiliki tingkat pertumbuhan yang berbeda.

  • Zona Iklim Sejuk

Sesuai dengan istilahnya, tempat dan wilayah yang berada ada ketinggian antara 1500 meter hingga 2500 meter di atas permukaan air laut, sehingga termasuk ke dalam iklim sejuk dalam klasifikasi iklim yang ditentukan oleh Junghuhn.

Zona iklim sejuk ini berada pada dataran tinggi. Zona iklim sejuk ini memiliki rata-rata suhu udara yang bisa kamu rasakan sekitar 11 derajat Celcius hingga 17 derajat Celcius. Kisaran suhu ini tentu lebih dengin dari kedua iklim sebelumnya sehingga tanaman yang hidup di zona iklim sejuk hanya tanaman tertentu seperti sayur-sayuran, teh, kopi, dan dijadikan sebagai hutan tanaman industri.

Tanaman di zona iklim sejuk daerah tertentu, mayoritas sama dengan tanaman yang ada di semua dataran tinggi dengan iklim yang sejuk ini.

  • Zona Iklim Dingin

Klasifikasi iklim Junghuhn yang keempat dan terakhir adalah wilayah pada ketinggian yang paling tinggi dari dataran lainnya. Pada ketinggian 2500 meter di atas permukaan laut, wilayah ini termasuk ke dalam zona iklim dingin.

Pada wilayah ini, suhu yang akan Anda rasakan rata-rata bisa mencapai antara 6 derajat Celcius hingga 11 derajat Celcius. Karena suhu yang terlampau dingin, Junghuhn mengatakan tidak ada jenis tanaman budidaya yang mampu hidup di zona iklim dingin, dan hanya ada tumbuhan tertentu yang dapat bertahan hidup dalam kondisi lingkungan yang sedingin ini seperti lumut dan paku.

Nah, inilah klasifikasi iklim oleh Junghuhn yang harus Anda ketahui dan pahami perbedaannya. Perlu Anda ingat, Junghuhn membagi zona iklim menjadi empat bagian dengan melihat ketinggian dari suatu wilayah dan tanaman yang tumbuh di wilayah tersebut.

The post 4 Klasifikasi Iklim Junghuhn yang Penting untuk Diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ketahui 5 Klasifikasi Iklim Koppen https://haloedukasi.com/klasifikasi-iklim-koppen Thu, 11 Aug 2022 02:22:46 +0000 https://haloedukasi.com/?p=37865 Iklim memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia, iklim merupakan rerata cuaca yang terjadi di suatu wilayah, iklim suatu wilayah tidak dapat dibatasi oleh satu analisa iklim saja, tapi juga kombinasi dari berbagai anakisa iklim dan cuaca. Klasifikasi iklim dilakukan oleh para ahli untuk mengidentifikasi perbedaan iklim yang ada di tiap wilayah berbeda. Karena tiap-tiap wilayah […]

The post Ketahui 5 Klasifikasi Iklim Koppen appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Iklim memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia, iklim merupakan rerata cuaca yang terjadi di suatu wilayah, iklim suatu wilayah tidak dapat dibatasi oleh satu analisa iklim saja, tapi juga kombinasi dari berbagai anakisa iklim dan cuaca.

Klasifikasi iklim dilakukan oleh para ahli untuk mengidentifikasi perbedaan iklim yang ada di tiap wilayah berbeda. Karena tiap-tiap wilayah di bumi ini memiliki letak geografis dan keadaan topografi yang berbeda-beda, maka tiap wilayah memiliki iklim masing-masing.

Beberapa ahli memiliki teorinya masing-masing tentang klasifikasi iklim di bumi. Berikut beberapa ahli yang mengemukakan tentang klasifikasi iklim.

  • Junghun

Junghun adalah seorang ahli botani dari Jerman yang pernah melakukan penelitian ke pulau Jawa di tahun 1840. Dari penelitiannya di Indonesia tepatnya di pulau Jawa, Junghun mengklasifikasikan iklim berdasarkan ketinggian dan vegetasi di suatu daerah.

Junghun mengklasifikasikan iklim menjadi 4 jenis, yaitu iklim sedang, iklim panas, iklim sejuk dan iklim dingin.

  • Schmidt dan Ferguson

Klasifikasi iklim oleh Schmidt dan Ferguson banyak dipakai di Indonesia sebagai panduan di bidang kehutanan dan perkebunan. Klasifikasinya berdasarkan unsur iklim hujan serta data hujan bulanan dalam kurun waktu 10 tahun.

Kriteria yang diterapkan yaitu menentukan bulan kering, bulan lembab dan bulan basah. Bulan kering memiliki curah hujan kurang dari 60 milimeter, bulan lembab memiliki curah hujan 60-100 milimeter dan bulan basah yaitu bulan di mana curah hujan lebih dari 100 milimeter.

  • Wladimir Koppen

Wladimir Koppen adalah ahli klimatologi yang berasal dari Austria, Koppen di tahun 1918 membuat sistem klasifikasi iklim bumi berdasarkan beberapa unsur, yaitu unsur cuaca, termasuk juga intensitas curah hujan, suhu dan kelembaban.

Kali ini kita akan membahas klasifikasi iklim yang dikemukakan oleh Koppen, berikut penjelasannya.

Tujuan Klasifikasi Iklim Koppen

Koppen berpendapat bahwa tujuan klasifikasi iklim adalah untuk merancang formula yang dapat menentukan batas-batas iklim agar sesuai dengan letak zona vegetasi atau bioma yang dipetakan.

Klasifikasi yang dibuat oleh Koppen memang lebih rumit dibandingkan dengan ahli-ahli lainnya. Koppen menggunakan sistem huruf dalam pengklasifikasian iklim. Koppen mengawali skema klasifikasinya di tahun 1900, kemudian di tahun 1918 ia merevisi sistemnya dan tak berhenti hingga di tahun 1940.

Klasifikasi iklim oleh Koppen berdasarkan pada rata-rata hujan dan suhu, baik suhu bulanan maupun tahunan, karena menurit Koppen dua unsur yaitu curah hujan dan suhu adalah unsur yang mempengaruhi kehidupan dan keadaan permukaan bumi.

Koppen membagi iklim di bumi menjadi 5 yaitu iklim tropis, iklim kering, iklim sedang, iklim dingin dan iklim kutub. Selain itu Koppen juga menggunakan sistem simbol huruf untuk membedakan ciri curah hujan dan suhu pada suatu wilayah.

Simbol yang dipakai juga dipakai untuk menentukan pembagian daerah iklim berdasarkan pada suhu bulan yang terdingin dan terpanas. Berikut kode huruf yang dipakai pada sistem klasifikasi iklim oleh Koppen.

  • A : iklim tropis
  • B : iklim kering
  • C : iklim sedang
  • D : iklim dingin
  • E : iklim kutub
  • f : selalu basah atau hujan bisa jatuh dalam semua musim
  • s = bula kering pada musim panas di belahan bumi yang bersangkutan
  • w = bulan kering (winter)
  • m = hujan cukup atau sedang

Kalsifikasi Iklim Koppen

Berikut adalah hasil klasifikasi atau pembagian iklim Koppen beserta penjelasannya:

1. Iklim Hujan Tropis (A)

Koppen menyebutkan Iklim hujan tropis dimiliki wilayah dengan temperatur atau suhu bulanan mencapai 18 derajat celsius yang merupakan suhu terdinginnya. Iklim hujan tropis merupakan iklim yang panas serta terbagi lagi menjadi 3 tipe yaitu:

  • Hutan hujan tropis (Af)
  • Moonsoon tropika (Am)
  • Savana (Aw)

2. Iklim Hujan Kering (B)

Iklim hujan kering disebut juga sub tropis, wilayahnya memiliki tingkat penguapan lebih tinggi dibandingkan curah hujan. Temperatur terdingin di wilayah ini 18,3 derajat celsius.

Di iklim hujan kering wilayahnya tidak memiliki persediaan air yang mendukung bercocok tanam, iklim hujan kering terbagi lagi menjadi 2 tipe iklim yaitu:

  • Iklim stepa (Bs)
  • Iklim padang pasir (Bw)

3. Iklim Hujan Sedang (C)

Iklim hujan sedang dimiliki wilayah yang memiliki suhu di bulan terpanas rata-rata lebih dari 10 derajat celsius. Iklim hujan sedang (C) terbagi menjadi 3 tipe iklim yaitu:

  • Iklim sedang dengan musim panas kering (Cs)
  • Iklim dengan musim dingin kering (Cw)
  • Iklim sedang yang lembab (Cf)

4. Iklim Dingin (D)

Iklim dingin dengan kode huruf (D) disebutkan oleh Koppen merupakan wilayah yang memilliki suhu rata-rata kurang dari minus 3 derajat celsius pada bulan-bulan yang terdingin di wilayah tersebut. Iklim dingin terbagi menjadi 2 tipe iklim yaitu:

  • Iklim dingin dengan musim panas kering (Dw)
  • Iklim dingin tanpa periode siang (Df)

5. Iklim Kutub (E)

Iklim kutub merupakan iklim di wilayah yang memiliki suhu rata-rata pada bulan terpanas kurang dari 10 derajat celsius. Iklim kutub ini terbagi menjadi 2 tipe iklim yaitu:

  • Iklim tundra (ET)
  • Iklim es salju abadi (EF)

Jika ditinjau dari klasifikasi iklim yang dikemukakan oleh Koppen, wilayah di Indonesia memiliki beragam iklim. Hal ini karena Indonesia terdiri dari banyak wilayah dengan letak yang berjauhan dan juga terpisah oleh lautan. Klasifikasi iklim Indonesia antara lain Af, Am, Aw, C dan D.

The post Ketahui 5 Klasifikasi Iklim Koppen appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>