klausa - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/klausa Tue, 04 Jan 2022 08:12:05 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico klausa - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/klausa 32 32 Klausa Utama: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh https://haloedukasi.com/klausa-utama Tue, 04 Jan 2022 08:11:36 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30134 Tentunya kita sudah tak asing dengan kalimat majemuk. Secara sederhana, kalimat majemuk dapat diartikan sebagai kalimat yang terdiri lebih dari satu klausa. Klausa yang ada di dalam kalimat majemuk salah satunya adalah klausa utama. Lalu, apa itu klausa utama dan bagaimana ciri-ciri dari klausa ini? Selengkapnya akan dibahas di bawah ini. Pengertian Klausa Utama Klausa […]

The post Klausa Utama: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tentunya kita sudah tak asing dengan kalimat majemuk. Secara sederhana, kalimat majemuk dapat diartikan sebagai kalimat yang terdiri lebih dari satu klausa. Klausa yang ada di dalam kalimat majemuk salah satunya adalah klausa utama. Lalu, apa itu klausa utama dan bagaimana ciri-ciri dari klausa ini? Selengkapnya akan dibahas di bawah ini.

Pengertian Klausa Utama

Klausa merupakan unit yang terdiri atas subjek dan juga predikat. Objek, predikat yang dibarengi dengan objek ataupun lampiran dan informasi yang tidak disertai dari ketiganya ini. Klausa bukanlah kalimat sebab tidak disertai atau ditambah dengan elemen intonasi.

Klausa memiliki banyak jenis tergantung dari apa yang membaginya. Adapun klausa yang akan dibahas di sini adalah klausa utama yang memiliki pasangan dengan klausa bawahan. Klausa utama adalah klausa yang dapat berdiri sendiri dan isi dari klausa ini dapat dipahami oleh si pembaca. Sementara itu, klausa bawahan, tidak dapat berdiri sendiri dan isinya tidak dapat dipahami seperti klausa utama.

Klausa utama memiliki makna yang dapat dipahami oleh pembaca. Posisi klausa ini sebagai kalimat utama jika berada dalam kalimat yang majemuk. Sementara itu, klausa bawahan dalam kalimat majemuk hanya berfungsi sebagai pelengkap atau untuk memperpanjang kata dalam kalimat.

Klausa utama memiliki tempat yang lebih tinggi dibandingkan klausa bawahan dalam kalimat majemuk bertingkat. Meskipun begitu, kedua klausa ini dapat menempati posisi di awal maupun di akhir. Asalkan tidak mengurangi makna yang ingin disampaikan di dalamnya.

Setiap klausa paling tidak terdapat satu klausa utama. Namun, di lain situasi, terdapat klausa yang memiliki dua klausa utama. Hal ini dapat terjadi dalam kalimat majemuk. Dalam kalimat majemuk, dua klausa utama akan digabung dengan menggunakan konjungsi. Selain itu, klausa utama juga akan disandingkan dengan klausa bawahan.

Klausa utama dan klausa bawahan jelas merupakan dua hal yang berbeda. Klausa bawahan atau kerap disebut dengan subordinate clause merupakan klausa yang tidak dapat menyampaikan pemikiran secara lengkap.

Secara isi, klausa ini sama dengan klausa utama, yakni memiliki subjek dan predikat. Namun, pada klausa ini akan selalu dimulai atau diikuti dengan konjungsi bawahan atau kata ganti relatif. Klausa bawahan dinamakan pula dengan klausa tergantung sebab keberadaan klausa ini bergantung pada klausa utama.

Klausa utama dan klausa bawahan memiliki sejumlah perbedaan seperti pada klausa utama dapat mengekspresikan pemikiran secara lengkap. Sedangkan pada klausa bawahan tidak dapat mengekspresikan pemikiran yang lengkap.

Selain itu, klausa utama dapat berdiri sendiri atau artinya klausa ini tidak membutuhkan kata pelengkap namun kata pelengkap. Tanpa kata pelengkap klausa utama sudah dapat dipahami.

Kata pelengkap di sini tidak wajib ada dalam klausa utama. Namun, klausa ini dapat ditambahkan dengan kata pelengkap agar struktur kalimat semakin lengkap. Berbeda halnya dengan klausa bawahan yang sangat bergantung pada klausa utama.

Sebab, klausa ini tidak dapat mengekspresikan pemikiran lengkapnya sendiri. Maka dari itu, klausa ini dinamakan dengan klausa independen atau klausa yang tidak dapat berdiri sendiri.

Ciri-Ciri Klausa Utama

Klausa utama memiliki ciri-ciri tertentu. Adapun ciri-ciri dari klausa ini adalah sebagai berikut.

  1. Tidak terdapat nada akhir. Klausa utama tidak memiliki nada akhir. Namun, nada akhir tersebut dapat ditambahkan dalam klausa ini. Jika nada akhir ditambahkan maka klausa ini akan menjadi sebuah kalimat.
  2. Klausa utama merupakan bagian dari kalimat jamak. Kalimat jamak adalah kalimat yang terdiri lebih dari satu klausa. Klausa utama termasuk ke dalam kalimat jamak dan akan disandingkan dengan klausa bawahan sehingga akan semakin menambah baik suatu kalimat.
  3. Klausa utama memiliki predikat. Pada klausa utama terdapat predikat yang disandingkan dengan subjek. Keberadaan predikat ini membuat klausa utama lebih mudah dipahami meskipun belum ditambahkan dengan kata pelengkap
  4. Klausa utama dapat berdiri sendiri. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa klausa ini dapat berdiri sendiri atau otonom. Artinya, klausa ini tidak memerlukan klausa bawahan atau kata pelengkap untuk membuat pembaca paham makna yang terkandung di dalamnya. Meskipun begitu, klausa ini dapat disisipkan klausa bawahan dan kata pelengkap.

Contoh Klausa Utama

  1. Kucing menggigil kedinginan ketika hujan turun dengan deras. Pada kalimat ini, yang menjadi klausa utama adalah kucing menggigil kedinginan.
  2. Adik menangis saat ayah akan pergi. (kata adik menangis merupakan klausa utama).
  3. Saat hujan, ayah pergi ke kantor. (Ayah pergi ke kantor merupakan klausa utama. Jika biasanya klausa utama akan ditulis terlebih dahulu. Maka tidak dengan contoh ini. Pada contoh ini klausa utama diletakkan di akhir dan itu boleh-boleh saja.)
  4. Dia mencintai suaminya tetapi dia berselingkuh dengan lelaki lain.
  5. Selesai makan, adik pergi ke kamar untuk mengerjakan PR.
  6. Kami tidak dapat membantu kecuali jika ada bayarannya
  7. Ketika paman sedang mengemudi, mobilnya mengalami kecelakaan beruntun.
  8. Saya kehilangan emas dua karat.
  9. Saat pagi, ayam jantan berkokok
  10. Berjanjilah jika kamu tidak akan berkhianat.
  11. Rina menyukai susu rasa coklat.
  12. Saat virus meningkat, rumah sakit kewalahan menanganinya
  13. Ketika adik lahir, ibu menghembuskan nafas terakhir.
  14. Beta adalah anak pintar, hanya saja dia pemalas
  15. Ayah sedang melamun saat ibu pulang
  16. Pak Kosim merupakan tukang bangunan.
  17. Ketika kakak terjatuh, ibu ada di kamar mandi
  18. Mobil itu menghantam bahu jalan saat hujan turun dengan deras
  19. Motor itu rusak hebat karena tertimpa pohon
  20. Pak Boni di rawat di rumah sakit saat istrinya meninggal dunia.

Itulah sejumlah contoh dari klausa utama. Klausa utama mudah untuk dipahami sebab keberadaannya yang jelas dan selalu disandingkan dengan klausa bawahan jika dalam kalimat majemuk.

Dari contoh di atas dapat kita ketahui bahwa klausa utama keberadaannya selalu setelah atau sebelum konjungsi tergantung bagaimana penempatan klausa utama tersebut.

Jika klausa utama berada di depan, maka klausa ini terletak sebelum konjungsi. Sebaliknya, jika klausa ini di belakang, maka klausa ini sesudah konjungsi. Kata yang berada atau bersanding dengan konjungsi itulah yang dinamakan dengan klausa bawahan.

Kesimpulan Pembahasan

Klausa merupakan unit yang terdiri atas subjek dan juga predikat. Klausa utama adalah klausa yang dapat berdiri sendiri dan isi dari klausa ini dapat dipahami oleh si pembaca.

Sementara itu, klausa bawahan, tidak dapat berdiri sendiri dan isinya tidak dapat dipahami seperti klausa utama. Setiap klausa paling tidak terdapat satu klausa utama. Namun, di lain situasi, terdapat klausa yang memiliki dua klausa utama.

Klausa utama dan klausa bawahan jelas merupakan dua hal yang berbeda. Klausa bawahan atau kerap disebut dengan subordinate clause merupakan klausa yang tidak dapat menyampaikan pemikiran secara lengkap. Secara isi, klausa ini sama dengan klausa utama, yakni memiliki subjek dan predikat.

Namun, klausa utama dapat mengekspresikan pemikiran secara lengkap. Sedangkan pada klausa bawahan tidak dapat mengekspresikan pemikiran yang lengkap. Selain itu, klausa utama dapat berdiri sendiri atau artinya klausa ini tidak membutuhkan kata pelengkap namun kata pelengkap.

Itulah pembahasan mengenai klausa utama yang ternyata berbeda dengan klausa bawahan. Kedua klausa ini akan sering kita temui pada kalimat majemuk. Sebab, biasanya keduanya akan terus disandingkan.

The post Klausa Utama: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Klausa Nominal: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh https://haloedukasi.com/klausa-nominal Tue, 04 Jan 2022 07:15:35 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30133 Kita masih membahas mengenai jenis klausa. Namun, kali ini kita akan membahas klausa nominal. Dari namanya saja, mungkin sudah tahu bahwa klausa ini terdiri dari kata benda (nomina). Namun, untuk semakin menambah pengetahuan kita simak ulasan selengkapnya di bawah ini. Apa itu klausa nominal, bagaimana ciri-cirinya dan apa contohnya? Pengertian Klausa Nominal Sintaksis merupakan tata […]

The post Klausa Nominal: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kita masih membahas mengenai jenis klausa. Namun, kali ini kita akan membahas klausa nominal. Dari namanya saja, mungkin sudah tahu bahwa klausa ini terdiri dari kata benda (nomina).

Namun, untuk semakin menambah pengetahuan kita simak ulasan selengkapnya di bawah ini. Apa itu klausa nominal, bagaimana ciri-cirinya dan apa contohnya?

Pengertian Klausa Nominal

Sintaksis merupakan tata bahasa yang menjelaskan hubungan antar kata dalam sebuah kalimat. Tata bahasa ini bisa terdiri dari morfologi dan sintaksis.

Jika morfologi menyangkut mengenai masalah gramatikal maka lain halnya dengan sintaksis. Sintaksis ini berusan dengan tata bahasa di antara kata yang akan menjadi kalimat.

Salah satu hal yang dibahas dalam sintaksis adalah klausa. Klausa yang memiliki ragam jenisnya itu seperti salah satunya klausa nominal.

Klausa dapat diartikan sebagai kumpulan kata yang sekurangnya terdapat subjek serta predikat. Menurut Cook, klausa adalah kata yang mengandung satu predikat.

Sementara itu, menurut Tarmini klausa diartikan sebagai salah satu kontruksi yang dapat dikembangkan menjadi sebuah kalimat. Klausa nominal adalah salah satu jenis klausa yang terbagi berdasarkan unsur predikatnya.

Ada pula yang menyatakan bahwa klausa nominal adalah klausa yang di mana predikatnya termasuk ke dalam kata benda atau frasa nomina. Klausa ini dinamakan klausa nominal karena predikat yang digunakan berupa kata benda. Struktur utama pada klausa ini adalah seperti klausa lain pada umumnya yakni terdiri dari subjek dan predikat.

Ciri-Ciri Klausa Nominal

Sebagaimana jenis-jenis klausa lainnya, klausa nominal memiliki ciri-ciri. Ciri-ciri bertujuan agar kita dapat dengan mudah mengetahui keberadaan dari klausa nominal. Adapun ciri-ciri dari klausa nominal adalah sebagai berikut:

  1. Klausa ini terdiri dari subjek dan predikat. Klausa nominal memiliki kesamaan dengan klausa bebas yakni sama-sama memiliki subjek dan predikat. Hanya saja yang membedakannya adalah adanya kata benda yang menjadi ciri khas dari klausa ini.
  2. Terdapat frasa nomina atau kata benda. Seperti namanya, bahwa klausa ini terdiri dari kata benda. Hal inilah yang membedakan klausa ini dengan klausa lainnya.
  3. Memerlukan konjungsi atau kata penghubung. Klausa nominal memerlukan konjungsi atau kata penghubung. Namun, keberadaan kata penghubung ini tidak selalu dan harus ada pada setiap klausa. Kata penghubung ini biasanya diletakkan di tengah bukan di depan seperti klausa terikat.

Contoh Klausa Nominal

Setelah memahami pengertian serta ciri-cirinya, kita akan membahas contoh dari klausa ini agar semakin paham dan tau mengenai contoh klausa nominal. Ada banyak contoh klausa nominal yang sering kita temukan sehari-hari.

Hanya saja, kita kurang menyadarinya. Maka, dari itu, kita akan mengulas mengenai contoh-contoh tersebut beserta penjelasannya.

  1. Staf ahli bidang ekonomi (kata staf ahli merupakan subjek, sedangkan bidang ekonomi adalah predikat.)
  2. Pak Wawan seorang guru (Pak Wawan merupakan subjek sedangkan seorang guru adalah predikat).
  3. Berita dari koran (kata berita adalah subjek sedangkan dari koran adalah predikat).
  4. Mobil baru kakak Firman (kata mobil baru adalah subjek sementara kakak Firman adalah predikat)
  5. Boneka koleksi adik (boneka adalah subjek sementara koleksi adik adalah predikat)
  6. Bapak Ridwan Kamil adalah seorang Gubernur (Bapak Ridwan Kamil merupakan subjek, sementara seorang gubernur adalah predikat)
  7. Pak Maman seorang dokter (kata Pak Maman adalah subjek sedangkan seorang dokter adalah predikat)
  8. Pak David guru bahasa Indonesia (Pak David merupakan subjek sedangkan guru bahasa Indonesia adalah predikat)
  9. Pak Bambang seorang manajer perusahaan (Pak Bambang adalah subjek sedangkan seorang manajer perusahaan adalah predikat)
  10. Bapak Jokowi Dodo Presiden Republik Indonesia ( Bapak Jokowi Dodo adalah subjek sedangkan presiden Republik Indonesia adalah predikat).
  11. Petuah orang tua (nasihat adalah subjek, orang tua adalah predikat).
  12. Kata-kata bijak motivator (kata-kata bijak merupakan subjek, motivator adalah predikat).
  13. Arman Mahasiswa Universitas Airlangga (Arman adalah subjek, mahasiswa Universitas Airlangga adalah predikat).
  14. Suara indah Inul Daratista (suara indah merupakan subjek, sedangkan Inul Daratista adalah predikat).
  15. Koperasi lumbung desa (koperasi adalah subjek, lumbung desa merupakan predikat).
  16. Dongeng Putri Salju (dongeng adalah subjek dan putri salju adalah predikat).
  17. Rumus ekonomi (rumus merupakan subjek, sementara itu ekonomi adalah predikat).
  18. Rumus fisika(rumus adalah subjek, sedangkan fisika merupakan predikat).
  19. Ayahnya dosen Universitas Pendidikan Indonesia (ayahnya adalah subjek, sedangkan dosen Universitas Pendidikan Indonesia merupakan predikat).
  20. Kakaknya mahasiswi Universitas Indonesia (kakaknya merupakan subjek, mahasiswi Universitas Indonesia adalah predikat).
  21. Kakaknya seorang direktur perusahaan (kakaknya merupakan subjek, seorang direktur perusahaan adalah predikat).
  22. Ibunya seorang asisten rumah tangga (ibunya merupakan subjek, seorang asisten rumah tangga adalah predikat).
  23. Warung makan Bu Yamin (warung makan merupakan subjek, Bu Yamin adalah predikat).
  24. Pakaian adat Sunda (pakaian adat merupakan subjek, Sunda adalah predikat).
  25. Tanaman obat darah tinggi (tanaman merupakan subjek, obat darah tinggi adalah predikat).

Itulah sejumlah contoh dari klausa nominal. Klausa yang terdiri dari subjek dan predikat sama seperti klausa bebas. Hanya saja yang membedakannya adalah pada klausa ini menggunakan frasa nomina atau kata benda.

Itulah informasi beserta penjelasan mengenai klausa nominal. Klausa nominal merupakan yang memiliki ciri khas adanya kata benda. Jangan sampai salah lagi membedakan antara klausa nominal dengan klausa lainnya.

The post Klausa Nominal: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Klausa Terikat: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh https://haloedukasi.com/klausa-terikat Tue, 04 Jan 2022 07:10:20 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30132 Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa klausa memiliki banyak jenisnya. Setelah kita membahas klausa bebas, kini kita akan membahas kebalikan atau lawan dari klausa bebas yakni klausa terikat. Pada pembahasan klausa bebas, kita pernah menyinggung pembahasan mengenai klausa terikat. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas klausa terikat secara lengkap. Apa itu klausa terikat, bagaimana […]

The post Klausa Terikat: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa klausa memiliki banyak jenisnya. Setelah kita membahas klausa bebas, kini kita akan membahas kebalikan atau lawan dari klausa bebas yakni klausa terikat.

Pada pembahasan klausa bebas, kita pernah menyinggung pembahasan mengenai klausa terikat. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas klausa terikat secara lengkap. Apa itu klausa terikat, bagaimana cirinya, apa saja contohnya? Selengkapnya akan dibahas berikut ini.

Pengertian Klausa Terikat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, klausa adalah kelompok kata yang minimal terdiri dari subjek dan predikat serta dapat menjadi sebuah kalimat.

Sementara itu, menurut H. Alwi menafsirkan klausa sebagai satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebih serta mengandung predikat. Klausa terikat dapat diartikan sebagai klausa yang hanya terdiri dari subjek atau predikat saja, bahkan klausa jenis ini bisa tidak memiliki keduanya. Klausa terikat merupakan klausa yang tidak memiliki peluang menjadi kalimat. Hal ini dikarenakan klausa ini tidak dapat berdiri sendiri.

Klausa terikat kerap dinamakan dengan klausa subordinatif atau klausa bawaan. Sebab, klausa jenis ini diawali dengan konjungsi subordinatif. Maka dari itu, klausa jenis ini dapat diikuti dengan kaya penghubung atau konjungsi. Tidak seperti klausa bebas yang tidak perlu diikuti kata penghubung.

Klausa terikat disebut juga dengan anak kalimat atau klausa turunan. Klausa jenis ini tidak dapat berdiri sendiri, memerlukan beberapa keterangan atau kata yang dapat menambah atau menafsirkan kata tersebut.

Ciri-Ciri Klausa Terikat

Seperti halnya klausa bebas, klausa terikat memiliki beberapa ciri yang membedakan klausa ini dengan klausa lain. Adapun ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Sebagai pengisi salah satu dari SPOK. Seperti diketahui bahwa klausa terikat ini hanya terdiri dari subjek atau predikat saja. Maka dari itu, keberadaan klausa ini hanya dapat mengisi salah satu tempat yakni subjek atau predikatnya saja.
  2. Memiliki penanda berupa kata ganti tanya atau konjungsi. Kata ganti tanya dapat berupa, apa, siapa, di mana, dengan siapa dan lainnya. Sedangkan kata konjungsi dapat berupa bahwa, kalau, jika, seandainya, ketika, sewaktu, selagi, sebelumnya, sesudahnya dan lainnya. Penggunaan kata konjungsi ini dikarenakan klausa terikat tidak dapat berdiri sendiri.
  3. Sebagai sebuah unsur yang menerangkan dalam sebuah frasa nomina. Contohnya pemuda yang berbaju biru itu adikku.
  4. Klausa terikat terdiri dari dua jenis yakni klausa terikat atribut dan klausa terikat nominal. Contoh dari klausa atribut adalah Doni yang berwajah tampan itu sedang berjemur, Yang berwajah tampan itu Doni, orang yang berwajah tampan itu Doni. Sedangkan contoh klausa nominal adalah diawali dengan kata Yang contoh Yang berwajah tampan itu Dian. Diawali dengan kata ganti tanya seperti Yanti dapat merasakan apa yang dirasakan ibunya. Diawali dengan konjungsi seperti Dani tahu bahwa Dina mencintainya.

Contoh Klausa Terikat

  1. Agar kita sadar (agar merupakan konjungsi, dan kita sadar adalah klaisa terikat.)
  2. Ketika Ayah tidur (ketika adalah konjungsi sementara ayah tidur adalah klausa terikat)
  3. Dekat kantor kecamatan (dekat adalah konjungsi sedangkan kantor kecamatan adalah klausa terikat)
  4. Dari pasar Ciputat (dari merupakan konjungsi sedangkan pasar Ciputat adalah klausa terikat)
  5. Sejak tahun 2015 (sejak adalah konjungsi sedangkan tahun 2015 adalah klausa terikat)
  6. Kedapatan mencuri uang (kedapatan adalah konjungsi sementara mencuri uang adalah klausa terikat)
  7. Ketika karyawan pulang (ketika merupakan konjungsi sedangkan karyawan pulang adalah klausa terikat)
  8. Sebelum pukul 7 pagi (sebelum adalah konjungsi sedangkan pukul 8 malam adalah klausa terikat)
  9. Saat kakak pergi (saat adalah konjungsi sedangkan kakak pergi merupakan klausa terikat)
  10. Selesai makan siang (selesai adalah konjungsi dan makan siang adalah klausa terikat)

Itulah terkait contoh-contoh mengenai klausa terikat. Sudah sangat jelas sekali bagaimana klausa terikat selalu didahului dengan konjungsi. Dari sini juga terlihat bahwa klausa terikat ini belum bisa membuat atau membentuk sebuah kalimat.

Perbedaan Klausa Terikat dan Klausa Bebas

Klausa bebas dengan klausa terikat merupakan jenis dari klausa berdasarkan strukturnya. Kedua klausa ini memiliki beberapa perbedaan yang terlihat. Adapun perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Klausa bebas merupakan klausa yang terdiri dari subjek dan predikat. Sementara itu, klausa terikat adalah klausa yang hanya terdiri dari subjek atau predikat saja. Bahkan klausa ini bisa tidak memiliki keduanya.
  2. Klausa bebas memiliki potensi sebagai kalimat karena terdiri dari subjek dan predikat. Jika ingin menjadikannya kalimat, maka tinggal menambahkan keterangan atau objek. Berbeda halnya dengan klausa terikat. Pada klausa terikat tidak memiliki peluang atau potensi menjadi kalimat. Hal ini dikarenakan klausa ini hanya terdiri dari salah satu subjek atau predikat saja. Sehingga, tidak memungkinkan menjadi kalimat yang utuh.
  3. Pada klausa bebas tidak memerlukan adanya konjungsi. Sementara pada klausa terikat, memerlukan atau harus diawali dengan konjungsi subordinatif. Hal ini dikarenakan klausa terikat tidak dapat berdiri sendiri.

Itulah sejumlah perbedaan antara klausa bebas dan klausa terikat. Intinya, jika klausa bebas tidak memerlukan aturan khusus lain seperti penggunaan konjungsi atau lainnya. Atau dapat dikatakan klausa ini bersifat bebas.

Sementara itu, klausa terikat seperti namanya klausa ini memiliki beberapa aturan yang mengikat. Seperti tidak dapat berdiri sendiri dan harus diawali dengan konjungsi subordinatif.

The post Klausa Terikat: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Klausa Bebas: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh https://haloedukasi.com/klausa-bebas Tue, 04 Jan 2022 07:03:53 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30130 Saat membahas mengenai tata bahasa indonesia memang tak akan ada habisnya. Salah satu pokok bahasan yang ada dalam tata bahasa adalah klausa. Klausa memiliki peranan penting dalam bahasa Indonesia. Jika kita ingin menulis, maka kalian akan memerlukan yang namanya klausa. Di dalam tata bahasa, klausa memiliki banyak jenisnya. Salah satu jenis dari klausa adalah klausa […]

The post Klausa Bebas: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Saat membahas mengenai tata bahasa indonesia memang tak akan ada habisnya. Salah satu pokok bahasan yang ada dalam tata bahasa adalah klausa.

Klausa memiliki peranan penting dalam bahasa Indonesia. Jika kita ingin menulis, maka kalian akan memerlukan yang namanya klausa.

Di dalam tata bahasa, klausa memiliki banyak jenisnya. Salah satu jenis dari klausa adalah klausa bebas. Apa itu klausa bebas dan bagaimana ciri beserta contohnya? Mari kita bahas selengkapnya di bawah ini.

Pengertian Klausa Bebas

Sebelum membahas mengenai klausa bebas, alangkah baiknya kita mengetahui apa itu klausa. Klausa merupakan gabungan kata yang terdiri atas subjek dan juga prediket.

Klausa tidak berdiri sendiri melainkan akan ditemani dengan pelengkap agar kalimat yang dibuat semakin memiliki makna. Biasanya klausa ini dilengkapi dengan objek, pelengkap dan keterangan. Klausa belum bisa dikatakan sebuah kalimat jika tidak ditambah hal-hal pelengkap tadi.

Banyak ahli yang mengemukakan pendapat mengenai pengertian klausa. Salah satunya adalah Rusmaji yang menyatakan bahwa klausa adalah unsur kalimat sebab sebagian besar terdiri dari dua unsur klausa.

Sedangkan Ramlan mengatakan bahwa unsur inti dari klausa adalah Subjek (S) dan Predikat (P). Namun, keberadaan Subjek pada klausa kerap kali ditiadakan.

Sementara itu, Arifin menafsirkan klausa adalah satuan gramatikal yang terdiri dari gabungan kata dengan minimal terdiri atas subjek dan juga predikat. Dari klausa atau gabungan kata inilah yang kemudian akan melahirkan sebuah kalimat.

Setelah memahami klausa, maka kita akan membahas mengenai klausa bebas. Klausa bebas merupakan jenis klausa yang pembagiannya berdasarkan pada struktur.

Klausa bebas merupakan klausa yang memiliki unsur yang lengkap sehingga memiliki peluang menjadi kalimat utama yakni kalimat yang memiliki subjek dan predikat.

Klausa bebas tidak memerlukan konjungsi atau dalam kata lain klausa ini dapat berdiri sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, klausa bebas adalah jenis klausa yang memiliki peluang untuk menjadi kalimat utama. Makanya, klausa ini sering juga dinamakan dengan klausa utama atau induk kalimat.

Ciri-Ciri Klausa Bebas

Untuk membedakan antara klausa bebas dengan jenis klausa lain, kita dapat melihat ciri-ciri yang ada pada klausa ini. Klausa bebas paling tidak memiliki dua ciri utama. Adapun ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut.

  • Terdapat subjek dan predikat

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa klausa bebas ini terdiri dari subjek dan predikat. Hal inilah yang kemudian membuat klausa bebas berpotensi menjadi kalimat utama.

  • Tidak terdapat konjungsi atau kata penghubung

Konjungsi atau kata penghubung memiliki fungsi untuk menghubungkan antar kata. Namun, dalam klausa bebas, konjungsi ini tidak diperlukan. Atau dalam kata lain, klausa ini dapat berdiri sendiri.

Selain dua ciri utama di atas, klausa bebas biasanya diikuti dengan kata kerja atau verba. Namun, bukan hanya diikuti kata kerja, klausa bebas juga sering diikuti dengan adjektiva atau maupun adverbia. Contohnya seperti Panji marah sekali, Adikku masih kecil, Dia keras kepala dan contoh-contoh lainnya.

Contoh Klausa Bebas

Setelah mengetahui apa itu klausa bebas dan ciri-cirinya, agar semakin paham kita akan membahas contohnya. Contoh-contoh klausa bebas sejatinya kerap kita temui dalam teks atau bacaan.

Hanya saja kita tidak menyadari hal tersebut. Ciri dari keberadaan klausa bebas tadi adalah terdiri dari subjek dan predikat.

Maka dari itu, jika menemukan kedua ciri tersebut dapat dikatakan bahwa hal tersebut adalah contoh klausa bebas. Adapun contoh-contoh klausa bebas yang dapat menjadi bahan referensi adalah sebagai berikut:

  1. Aku ingin bebas
  2. Dia menangis
  3. Ayah marah sekali
  4. Amira sangat pintar
  5. Adik tertawa
  6. Kakak menyapu
  7. Adikku masih kecil
  8. Kakakku gagah berani
  9. Andi berteriak
  10. Ayu tersenyum
  11. Kami menyapa
  12. Anna memanggilku
  13. Anak-anak harus menghormati orang tua
  14. Harimau itu menggigit
  15. Kakek lari pagi
  16. Diana menyiram bunha
  17. Jeffri melompati pagar
  18. Jalanan sunyi senyap
  19. Burung-burung berkicau
  20. Kami menyanyi

Itulah beberapa contoh klausa bebas. Agar lebih paham, kita akan mengupas salah satu contohnya. Misalnya Ibu menyapu. Kata ibu di sini adalah sebagai subjek, sementara menyapu adalah sebagai predikat.

Tanpa memerlukan kata penghubung atau konjungsi kita sudah dapat memahami makna dari kata tersebut. Contoh kedua adalah Kami menyanyi.

Kami sebagai subjek sedangkan menyanyi sebagai predikat. Dua kata tersebut merupakan gabungan yang terdiri dari subjek dan predikat. Keduanya boleh ditambahkan pelengkap, atau keterangan waktu, tempat dan lainnya.

Perbedaan Klausa Bebas dan Klausa Terikat

Klausa bebas dengan klausa terikat merupakan jenis dari klausa berdasarkan strukturnya. Kedua klausa ini memiliki beberapa perbedaan yang terlihat. Adapun perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Klausa bebas merupakan klausa yang terdiri dari subjek dan predikat. Sementara itu, klausa terikat adalah klausa yang hanya terdiri dari subjek atau predikat saja. Bahkan klausa ini bisa tidak memiliki keduanya.
  2. Klausa bebas memiliki potensi sebagai kalimat karena terdiri dari subjek dan predikat. Jika ingin menjadikannya kalimat, maka tinggal menambahkan keterangan atau objek. Berbeda halnya dengan klausa terikat. Pada klausa terikat tidak memiliki peluang atau potensi menjadi kalimat. Hal ini dikarenakan klausa ini hanya terdiri dari salah satu subjek atau predikat saja. Sehingga, tidak memungkinkan menjadi kalimat yang utuh.
  3. Pada klausa bebas tidak memerlukan adanya konjungsi. Sementara pada klausa terikat, memerlukan atau harus diawali dengan konjungsi subordinatif. Hal ini dikarenakan klausa terikat tidak dapat berdiri sendiri.

Itulah sejumlah perbedaan antara klausa bebas dan klausa terikat. Intinya, jika klausa bebas tidak memerlukan aturan khusus lain seperti penggunaan konjungsi atau lainnya. Atau dapat dikatakan klausa ini bersifat bebas.

Sementara itu, klausa terikat seperti namanya klausa ini memiliki beberapa aturan yang mengikat. Seperti tidak dapat berdiri sendiri dan harus diawali dengan konjungsi subordinatif.

Itulah informasi mengenai klausa bebas. Semoga dapat memberikan manfaat bagi kita semua terutama sebagai upaya perbaikan dalam menulis bahasa Indonesia yang baik dan benar. Terlebih bahasa Indonesia ini merupakan bahasa Nasional dan bahasa persatuan. Maka, sudah selayaknya kita mempelajari dengan benar.

The post Klausa Bebas: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Jenis – Jenis Klausa dan Contohnya https://haloedukasi.com/jenis-jenis-klausa-dan-contohnya Sat, 11 Sep 2021 11:10:16 +0000 https://haloedukasi.com/?p=26886 Pengertian Klausa Klausa merupakan gabungan kata yang terdiri dari subjek (S) dan predikat (P). Klausa berbeda dengan frasa karena klausa biasanya dilengkapi dengan objek dan keterangan. Biasanya klausa digabungkan dengan kata hubung jika dalam sebuah kalimat terdapat dua klausa. Klausa belum menjadi sebuah kalimat karena tidak memiliki intonasi akhir Pengertian Klausa Menurut Ahli Selain pengertian […]

The post Jenis – Jenis Klausa dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Klausa

Klausa merupakan gabungan kata yang terdiri dari subjek (S) dan predikat (P). Klausa berbeda dengan frasa karena klausa biasanya dilengkapi dengan objek dan keterangan.

Biasanya klausa digabungkan dengan kata hubung jika dalam sebuah kalimat terdapat dua klausa. Klausa belum menjadi sebuah kalimat karena tidak memiliki intonasi akhir

Pengertian Klausa Menurut Ahli

Selain pengertian di atas, klausa juga memiliki beberapa pengertian yang dirumuskan oleh berbagai ahli diantaranya :

  • Menurut Ramlan

Ramlan menafsirkan klausa sebagai satuan gramatik yang terdiri dari subjek, predikat, objek, dan kata keterangan. Namun, subjek kadang sering dihilangkan jika dipakai dalam kalimat luas misal penggabungan klausa atau kalimat jawaban

  • Menurut Chaer

Menurut Chaer klausa adalah satuan sintaksis yang memiliki sifat predikatif yang berarti dalam satuan atau konstruksi terdapat sebuah predikat. Jika dalam satuan kalimat tersebut tidak memiliki predikat maka itu bukan sebuah klausa.

  • Menurut Arifin

Klausa menurut Arifin adalah satuan gramatikal yang merupakan gabungan kata dengan minimal subjek dan predikat yang berpotensi menjadi sebuah kalimat.

  • Menurut Rusmaji

Menurut Rusmaji kaluasa adalah unsur kalimat, karena sebagian besar kalimat terdiri dari dua unsur klausa

Jenis Klausa Berdasarkan Strukturnya

  • Klausa Bebas

Klausa bebas merupakan klausa yang memiliki unsur lengkap dan berpotensi menjadi sebuah kalimat utama yang memiliki subjek dan predikat. Kalimat klausa bebas dapat berdiri sendiri tanpa konjungsi.

Contoh : Andi menyapu, Ibu memasak, jangan bersuara, mobil melaju

  • Klausa Terikat

Klausa terikat adalah klausa yang tidak bisa berdiri sendiri dan tidak dapat menjadi kalimat yang sempurna. Klausa ini tidak memiliki subjek maupun predikat karena merupakan anak kalimat. Klausa ini memiliki ciri adanya konjungsi dalam kalimat.

Contoh : Perpustakaan berada diantara dua sekolah, Andi sudah berangkat sejak kemarin, Aku berangkat sekolah dengan sepeda

Jenis Klausa Berdasarkan Kelengkapan

  • Klausa Lengkap

Klausa lengkap merupakan klausa yang memiliki unsur subjek dan predikat. Jika Subjek berada di awal dapat disebut klausa lengkap susun biasa, jika subjek berada di belakang predikat maka disebut klausa lengkap susun balik

Contoh ; Saya sedang belajar ( saya = subjek, sedang belajar = predikat), Andi bermain (Andi = subjek, bermain = predikat)

  • Klausa Tidak Lengkap

Klausa tidak lengkap memiliki unsur penyusun yang tidak lengkap pula. Klausa ini bisanya terdiri hanya dengan unsur predikat saja tanpa subjek.

Contoh : Tidak melihat keadaan, sedang berjalan menuju toko, sedang belajar membaca

Jenis Klausa Berdasarkan Kata Negatif

  • Klausa Negatif

Klausa negatif merupakan klausa yang memiliki kata negatif pada predikatnya, seperti tidak, bukan, dan jangan.

Contoh : Aku belum sembuh (aku = subjek, belum sembuh = kata negatif), dia tidak mengerjakan pr, bukan dia pelakunya

  • Klausa Positif

Klausa positif merupakan klausa yang tidak memiliki kata negatif pada predikatnya

Contoh : Saya menang lomba (saya = subjek, menang lomba = predikat), kita menjadi sahabat, saya sudah melakukannya

Jenis Klausa Berdasarkan Unsur yang Menjadi Predikat

  • Klausa Verbal

Klausa verbal merupakan klausa yang memiliki predikat dengan unsur kata kerja, Klausa ini dibagi menjadi klausa transitif (mengandung kata kerja transitif) dan klausa tak transitif (tidak memerlukan objek)

Contoh : Saya mengerjakan tugas dengan giat (saya = subjek, mengerjakan tugas = predikat, dengan giat = keterangan), Rudi mengembalikan buku (klausa transitif), Matahari terbit di timur (klausa tak transitif)

  • Klausa Non Verbal

Klausa non verbal merupakan klausa yang memiliki predikat tanpa unsur kata kerja. Klausa ini dibagi lagi menjadi klausa nominal (mengandung unsur kata benda), klausa adjektiva (mengandung unsur kata sifat), klausa numeral (mengandung unsur kata bilangan), dan klausa preposisional (mengandung unsur kata depan)

Contoh : Sintya anak yang rajin dan pintar (klausa adjektiva), gosok gigi tiga kali (klausa numeral), Ayahku seorang atlet (klausa nominal), Saya menuju dapur (klausa preposisional)

Jenis Klausa Berdasarkan Fungsinya

  • Klausa Subjek

Klausa subjek merupakan klausa yang memiliki tepat sebagai subjek pada suatu kalimat

Contoh : Saya (S) mengerjakan tugas (P) dari guru (O)

  • Klausa Predikat

Klausa yang dapat diisi dengan fungsi predikat seperti kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata bilangan

Contoh : Sintya (S) sangat cantik (P)

  • Klausa Objek

Klausa yang memiliki tempat pada objek suatu kalimat. Objek dapat dibagi menjadi dua yaitu objek langsung yang dapat diketahui perbuatannya secara langsung pada predikat verbal dan objek tidak langsung yang merupakan penerima perbuatan di dalam predikat verbal

Contoh : Aku (S) mengarang (P) puisi (O)

  • Klausa Keterangan

Klausa yang memiliki tempat pada keterangan dalam  suatu kalimat. 

Contoh : Cindy (S) duduk (P) di kursi (ket)

  • Klausa Pelengkap

Klausa yang memiliki temat sebagai sebuah pelengkap dalam suatu kalimat

Contoh : Saya (S) belanja (P) daging (Pel) di pasar (ket)

Ciri Klausa

  • Tidak mempunyai intonasi akhir
  • Jika menambahkan intonasi akhir pada klausa maka akan menjadi sebuah kalimat
  • Mempunyai subjek secara tertulis atau tidak tertulis
  • Mempunyai satu jenis predikat
  • Klausa merupakan bagian dari kalimat plural

Unsur Klausa

Unsur dalam klausa terbagi menjadi dua yaitu unsur inti yang terdiri dari subjek (s) dan objek (o) dan unsur bukan inti terdiri dari predikat (p), pelengkap (pel), dan keterangan (k)

The post Jenis – Jenis Klausa dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Jenis Klausa Berdasarkan Kategori Predikatnya yang Perlu diketahui https://haloedukasi.com/jenis-klausa-berdasarkan-kategori-predikatnya Tue, 16 Feb 2021 01:18:23 +0000 https://haloedukasi.com/?p=21318 Klausa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan satuan gramatikal yang mengandung predikat dan berpotensi menjadi kalimat. Dalam ragam tulis, klausa tidak memperhatikan intonasi dan tanda baca. Jenis-jenis klausa dapat dibagi berdasarkan strukturnya, berdasarkan kelengkapan unsurnya, berdasarkan fungsinya, berdasarkan kategori predikatnya, juga berdasarkan kata negatif. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas jenis klausa berdasarkan […]

The post 6 Jenis Klausa Berdasarkan Kategori Predikatnya yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Klausa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan satuan gramatikal yang mengandung predikat dan berpotensi menjadi kalimat. Dalam ragam tulis, klausa tidak memperhatikan intonasi dan tanda baca.

Jenis-jenis klausa dapat dibagi berdasarkan strukturnya, berdasarkan kelengkapan unsurnya, berdasarkan fungsinya, berdasarkan kategori predikatnya, juga berdasarkan kata negatif.

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas jenis klausa berdasarkan kategori predikatnya. Klausa berdasarkan kategori predikatnya terdiri dari klausa verbal, klausa nominal, klausa preposisional, klausa adjektival, klausa numeralia, dan klausa adverbial. Untuk lebih jelasnya, simak pembahasan berikut.

1. Klausa Verbal

Klausa verbal merupakan klausa yang predikatnya berkategori verba. Predikatnya dapat berupa verba atau frasa verbal. Seperti yang telah dibahas sebelumya, klausa verbal terdiri atas beberapa jenis, yaitu klausa transitif dan klausa intransitif.

Klausa transitif terbagi menjadi klausa transitif aktif, klausa transitif pasif, klausa transitif medial, dan klausa transitif resiprokal. Berikut ini contoh klausa verbal:

  • Adik memakan kue buatan ibu
  • Ibu membeli baju baru
  • Ibu menugasi saya untuk menjaga adik
  • Ibu sedang menjahit baju adik yang sobek
  • Saya sedang mengupas buah nanas
  • Kami sedang menanam bunga
  • Penjahat itu dihukum seumur hidup
  • Mereka dipanggil pak guru
  • Anak itu dipukul temannya
  • Adik terpelesat saat bermain
  • Dia ditipu temannya
  • Dia terus menyalahkan dirinya sendiri
  • Dia sedang merenungi nasibnya
  • Kami berdua saling mendukung
  • Mereka saling menyukai
  • Kami saling percaya satu sama lain.

2. Klausa Nominal

Klausa nominal merupakan klausa yang predikatnya berkategori nomin ataufrasa nominal. Berikut ini beberapa contoh klausa nominal:

  • Ibunya seorang guru
  • Dia mahasiwa
  • Ayahnya seorang petani
  • Mereka siswa SMP
  • Ayahnya kepala desa
  • Adiknya siswa sekolah dasar
  • Dia pedagang
  • Kedua orang itu perempuan
  • Ibunya wanita karier
  • Dia seorang pelajar
  • Ayahnya direktur.

3. Klausa Adjektival

Klausa adjektival merupakan klausa yang predikatnya berkategori adjektival. Umumnya sturktur klausa adjektival adalah subjek berkategori nomina dan predikat berkategori adjektiva. Berikut ini beberapa contoh klausa adjektival:

  • Bajunya basah terkena hujan
  • Dia sakit dari kemarin
  • Anak itu cantik seperti ibunya
  • Dia tinggi seperti ayahnya
  • Dia sangat pintar
  • Baju itu sangat mahal
  • Kue buatan ibu enak sekali
  • Rumahnya jauh dari sini
  • Larinya cepat sekali
  • Kulitnya mulus
  • Bunganya indah
  • Bunganya sangat harum
  • Orang itu sangat baik
  • Rumahnya sangat luas
  • Rumahnya sangat rapi.

4. Klausa Preposisional

Klausa preposisional merupakan klausa yang predikatnya mengandung preposisi atau frasa preposisi. Klausa preposisional umumnya ditemukan dalam ragam lisan atau non baku karena konstruksi dengan predikat berkategori preposisional dianggap tidak tidak benar.

Sebagian ahli ilmu bahasa berpendapat bahwa frasa preposisional bukan predikat kalimat karena berasal dari klausa atau kalimat yang belum lengkap. Misalnya: Dia di rumah sesungguhnya berasal dari dia ada di rumah.

Contoh klausa preposisional adalah sebagai berikut:

  • Kami dari sekolah
  • Dia di rumah sejak tadi pagi
  • Adiknya di rumah teman
  • Kami dari rumah sakit
  • Mereka di rumah Adi
  • Ibu dari pasar
  • Ayah dari kantor
  • Dia ke sekolah
  • Adik di kamar
  • Baju ini untuk Tanti.

5. Klausa Numeralia

Klausa numeralia merupakan klausa yang predikatnya berkategori numeralia atau frasa numeralia. Numeralia adalah kata (atau frasa) yang menunjukkan bilangan atau kuantitas; kata bilangan.

Sama seperti klausa preposisional, klausa numeralia juga ditemukan dalam ragam non baku karena berasal dari klausa atau kalimat yang belum lengkap. Misalnya ayam dua ekor berasal dari ayam ada dua ekor.

Berikut ini beberapa contoh klausa numeralia:

  • Ayam dua ekor
  • Air dua gelas
  • Jeruk lima kilogram
  • Kangkung dua ikat
  • Beras lima karung
  • Kertas tiga rim
  • Gelas dua lusin
  • Gula pasir dua kilogram
  • Anaknya empat orang
  • Panjang tali itu lima meter
  • Lebar ruangan itu empat meter
  • Beratnya empat puluh lima kilogram
  • Tingginya seratus enam puluh centimeter.

6. Klausa Adverbial

Klausa adverbial merupakan klausa yang predikatnya berupa adverbia. Adverbia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kata yang memberikan keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif, atau kalimat, misalnya sangat, lebih, tidak. Klausa adverbial tidak banyak ditemukan, beberapa contoh klausa adverbial:

  • Cantiknya teramat sangat
  • Kepindahannya diam-diam
  • Kehilangannya terlalu sering
  • Makannya pelan-pelan.

The post 6 Jenis Klausa Berdasarkan Kategori Predikatnya yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Contoh Klausa dalam Bahasa Indonesia https://haloedukasi.com/contoh-klausa-dalam-bahasa-indonesia Fri, 11 Dec 2020 10:20:38 +0000 https://haloedukasi.com/?p=16372 Kalimat menurut KBBI adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa. Klausa menurut KBBI adalah satuan gramatikal yang mengandung predikat dan berpotensi menjadi kalimat. Kita terkadang kurang memahami perbedaan antar kalimat dengan klausa karena keduanya mengandung subjek dan predikat dengan atau tanpa objek, […]

The post Contoh Klausa dalam Bahasa Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kalimat menurut KBBI adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa.

Klausa menurut KBBI adalah satuan gramatikal yang mengandung predikat dan berpotensi menjadi kalimat.

Kita terkadang kurang memahami perbedaan antar kalimat dengan klausa karena keduanya mengandung subjek dan predikat dengan atau tanpa objek, pelengkap dan keterangan.

Yang paling membedakan antara kalimat dan klausa adalah klausa tidak memperhatikan intonasi dan tanda baca. Secara umum, klausa dibedakan menjadi klausa independen dan klausa dependen.

Klausa independen merupakan klausa yang dapat berdiri sendiri untuk menjadi kalimat utuh, sedangkan klausa dependen adalah klausa yang tidak dapat berdiri sendiri dan harus terhubung dengan klausa lain untuk menjadi kalimat utuh.

Untuk lebih memahami perbedaan antara kalimat dan klausa, berikut ini 20 contoh klausa dalam bahasa Indonesia.

  1. Ibu menyuruhku mulai bekerja di perusahaan paman dan tetap melanjutkan kuliah.
    • Klausa I : Ibu menyuruhku mulai bekerja di perusahaan paman
    • Klausa II : Ibu menyuruhku tetap melanjutkan kuliah
  2. Ayah menggunakan gunting untuk memotong rumput.
    • Klausa I : Ayah menggunakan gunting
    • Klausa II : Ayah memotong rumput
  3. Kakak berangkat kerja menggunakan sepeda motor.
    • Klausa I : Kakak berangkat kerja
    • Klausa II : Kakak menggunakan sepeda motor
  4. Kami sepakat akan ke rumah Putri menggunakan bus.
    • Klausa I : Kami sepakat akan ke rumah Putri
    • Klausa II : Kami menggunakan bus
  5. Alvi tidak berangkat ke sekolah karena sakit.
    • Klausa I : Alvi tidak berangkat ke sekolah
    • Klausa II : Alvi sakit
  6. Bu Ida memiliki 4 anak dan semuanya telah bekerja.
    • Klausa I : Bu Ida memiliki 4 anak
    • Klausa II : Semua anak bu Ida telah bekerja
  7. Nenek sedang sakit dan kami bergantian merawatnya.
    • Klausa I : Nenek sedang sakit
    • Klausa II : Kami bergantian merawat nenek
  8. Aku dan Rina terlambat ke sekolah karena kami menolong Bu Rima yang terjatuh di jalan.
    • Klausa I : Aku dan Rina terlambat ke sekolah
    • Klausa II : Kami menolong bu Rima yang terjatuh di jalan
  9. Aku tidak jadi ke rumah nenek karena ibu tiba-tiba sakit.
    • Klausa I: Aku tidak jadi ke rumah nenek
    • Klausa II : Ibu tiba-tiba sakit
  10. Ibu menyuruhku membersihkan rumah dan memasak untuk adik.
    • Klausa I : Ibu menyuruhku membersihkan rumah
    • Klausa II : ibu menyuruhku memasak untuk adik

The post Contoh Klausa dalam Bahasa Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Clause: Pengertian – Jenis dan Contohnya https://haloedukasi.com/clause Tue, 20 Oct 2020 00:58:25 +0000 https://haloedukasi.com/?p=11667 Pengertian Clause Menurut Cambridge Dictionary, clause adalah sekelompok kata yang mengandung subjek dan kata kerja yang berpotensi untuk membentuk sebuah kalimat atau hanya menjadi kalimat pelengkap. Jenis Clause Berdasarkan strukturnya, ada dua jenis klausa dalam bahasa Inggris yaitu: Independent Clause Dalam bahasa Indonesia, independent clause dapat diartikan menjadi klausa lengkap. Independent clause dalam bahasa Inggris […]

The post Clause: Pengertian – Jenis dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Clause

Menurut Cambridge Dictionary, clause adalah sekelompok kata yang mengandung subjek dan kata kerja yang berpotensi untuk membentuk sebuah kalimat atau hanya menjadi kalimat pelengkap.

Jenis Clause

Berdasarkan strukturnya, ada dua jenis klausa dalam bahasa Inggris yaitu:

Independent Clause

Dalam bahasa Indonesia, independent clause dapat diartikan menjadi klausa lengkap. Independent clause dalam bahasa Inggris disebut juga main clause. Klausa ini sangat mudah untuk dikenali ciri – cirinya yaitu:

  • Memiliki subjek (s) dan kata kerja (v).
  • Bentuk yang mudah (bisa hanya terdiri dari dua kata).
  • Dapat berdiri sendiri sebagai kalimat.
  • Complete thought atau berarti bermakna utuh.

Contoh kalimat dan pembahasannya:

I remembered (Saya ingat)

Dalam contoh “I remembered”, kata “I” berperan sebagai subjek (s) dan “remembered” merupakan kata kerja (v). Contoh tersebut dapat berdiri sendiri walau hanya terdiri dari subjek dan verb. Selain itu, sesuai dengan cirinya contoh tersebut bermakna utuh karena tidak membutuhkan informasi tambahan.

Contoh lain dari independent clause:

  • He studied French. (Dia belajar bahasa Perancis)
  • I ran. (Saya lari)
  • We left. (Kami pergi)
  • She decided. (Dia putuskan)
  • You laughed. (Kamu tertawa)

Dependent Clause

Dalam bahasa Indonesia, dependent clause dapat diartikan menjadi klausa tidak lengkap. Dependent clause dalam bahasa Inggris sering disebut sebagai subordinate clause. Ciri-ciri dependent clause yaitu:

  • Memiliki subjek (s) dan kata kerja (v)
  • Tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat
  • Incomplete thought atau bermakna tak utuh

Contoh kalimat dan pembahasannya

  • Because he wanted to pass the exam. (Karena dia ingin lulus ujian)
  • When I saw the police. (Ketika saya melihat polisi)
  • When the party was over. (Saat pesta usai)
  • Where you stayed. (Tempat kamu tinggal)
  • When everyone was sad. (Saat semua orang bersedih)

Pada contoh pertama, “he” adalah subjek dan “wanted” adalah verb. Namun, tidak sama seperti independent clause contoh 1 tidak dapat berdiri sendiri. Contoh 1 merupakan gambaran sebuah clause yang bermakna tak utuh karena masih membutuhkan tambahan informasi atau independent clause agar bisa menjadi kalimat.

Sesuai dengan ciri-cirinya, dependent clause membutuhkan independent clause karena tidak dapat berdiri sendiri sebagai sebuah kalimat. Berikut beberapa contoh untuk mengetahui kedua klausa tersebut dalam kalimat:

  • He studied because he wanted to pass the exam.

“He studied” merupakan independent clause. “He” merupakan subjek (S) dan “studied” merupakan kata kerja atau verb (V). Selanjutnya “because he wanted to pass the exam” merupakan dependent clause.

  • I ran when I saw the police.

“I ran” = independent clause (subjek + verb)

“when I saw the police” = dependent clause

  • We left when the party was over.

“We left” = independent clause ( S + V)

“when the party was over” = dependent clause

Dependent clause dibagi menjadi tiga yaitu noun clause, adjective clause, adverbial clause.

Noun Clause

Noun clause merupakan sekelompok kata yang berfungsi sebagai noun atau kata benda. Noun clause digunakan sebagai subjek dan objek dalam sebuah kalimat.

Penulisan noun clause tidak menggunakan tanda koma. Noun clause merupakan bagian dari dependent clause maka dari itu, noun clause juga bisa diartikan sebagai dependent clause yang berfungsi sebagai noun atau kata benda.

Penggunaan noun clause bisa sebagai subjek maupun objek. Jika noun clause sebagai subjek maka letaknya sebelum verb atau kata kerja. Sebaliknya, jika noun clause sebagai objek maka letaknya setelah verb.

Noun clause ditandai dengan menggunakan kata:

  • when, where, why, how, who, whom, what, which, whose
  • whether, if
  • that
  • -ever

Contoh noun clause sebagai subjek:

  • What they said surprised me.
  • Whether they come or not is none of my business.
  • That she doesn’t understand any word in French is obvious.

Contoh noun clause sebagai objek:

  • I don’t know when they come.
  • I wonder if they are fine.
  • I understand that this is a difficult time.

Adjective Clause

Adjective clause merupakan kata-kata yang memberi informasi lebih lengkap mengenai noun atau kata benda. Sesuai dengan definisinya, adjective clause hanya sebagai informasi pelengkap dalam sebuah kalimat yang apabila dihilangkan tidak akan berdampak pada makna kalimat. Seringnya penulisan adjective clause dipisahkan dengan koma.

Adjective clause ditandai dengan menggunakan relative pronoun yaitu:

when, where, why, who, whom, what, which, whose, that

Contoh kalimat dan pembahasan:

  • The car, which is parked there, is mine.

“The car” merupakan noun dalam kalimat tersebut, informasi pelengkap yang diberikan untuk menjelaskan noun “The car” dalam kalimat itu adalah “which is parked there”. Informasi pelengkap dalam kalimat tersebutlah yang dinamai adjective clause.

Jika “which is parked there” dihapus, maka kalimat yang terbentuk adalah “The car is mine”. Kalimat tersebut memiliki makna utuh bahkan setelah adjective clause dihapus.

  • The old man, who is sitting there, is my grandfather.
  • The cat that stole your food is my cat.

Adverbial Clause

Seperti namanya adverbial clause merupakan dependent clause yang berfungsi sebagai adverb atau keterangan. Keterangan yang termasuk dalam adverbial clause adalah waktu, tempat, kondisi, alasan, sebuah cara, tujuan, efek, perbandingan dan kontra.

Time: after, before, as soon as, once, since, until, by the time, when, while, whenever

Place: where, anywhere, everywhere. wherever

Condition: if, even if, only if, unless, in case

Reason: because, as, now that, since

Manner: like, as it, as though

Purpose: so…..that, in order that

Effect: so…..that, such…..that

Comparison: when, whenever, everywhere

Contrast: although, though, even it, whereas, while, meanwhile, even though

Contoh kalimat dan pembahasan:

  • He arrived when the moon disappeared – Dia tiba ketika rembulan menghilang

“when the moon disappeared” kalimat ini memberi keterangan waktu kapan dia tiba.

  • I studied hard because I wanted to be smart – Saya belajar sungguh-sungguh karena saya ingin pintar

“because I wanted to be smart” memberi keterangan alasan mengapa saya belajar sungguh – sungguh.

  • I ate a lot of food as if I was starving for years – Saya makan banyak makanan seperti orang kelaparan bertahun – tahun

“as if I was starving for years” merupakan gambaran dari bagaimana saya makan.

Sekian materi kali ini. Untuk noun, adjective dan adverbial clause yang lebih lengkap bisa cek di website kami!

The post Clause: Pengertian – Jenis dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Klausa: Pengertian, Jenis dan Contohnya https://haloedukasi.com/klausa Mon, 27 Apr 2020 02:26:10 +0000 https://haloedukasi.com/?p=6002 Sepintas klausa dan frasa termasuk dua hal sama, yaitu gabungan kata yang mengisi sebuah kalimat. Apabila frasa dapat menjadi klausa, namun klausa tidak dapat terdiri dari satu frasa atau lebih. Pengertian Klausa Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), klausa adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata, sekurang-kurangnya tersusun atas subjek dan predikat serta berpotensi menjadi kalimat. […]

The post Klausa: Pengertian, Jenis dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sepintas klausa dan frasa termasuk dua hal sama, yaitu gabungan kata yang mengisi sebuah kalimat. Apabila frasa dapat menjadi klausa, namun klausa tidak dapat terdiri dari satu frasa atau lebih.

Pengertian Klausa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), klausa adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata, sekurang-kurangnya tersusun atas subjek dan predikat serta berpotensi menjadi kalimat.

Klausa merupakan satuan yang terdapat pada bahasa dan terdiri atas beberapa kata yang mengandung subjek atau predikat dan mempunyai potensi untuk menjadi sebuah kalimat.

Sekilas antara klausa dengan kalimat memang tidak jauh berbeda, namun perbedaan keduanya dapat terlihat dari intonasi dan juga tanda baca yang ada di dalam klausa.

Di dalam sebuah klausa terdapat subjek (S) dan predikat (P) sebagai unsur utamanya, akan tetapi dalam beberapa kasus terkadang unsur subjek hilang dan tidak ditulis namun masih dapat ditemukan secara eksplisit.

Jenis-Jenis Klausa

Di dalam suatu teks bacaan atau kalimat, klausa terbagi menjadi beberapa jenis. Dan berikut beberapa jenis klausa yang perlu diketahui:

Berdasarkan Struktur

  • Klausa Bebas. Klausa bebas merupakan sebuah klausa yang berpotensi untuk menjadi sebuah kalimat. Contohnya yaitu:
    • Ayah pergi
    • Dia sangat sedih
    • Adik harus makan
  • Klausa Terikat. Klausa terikat merupakan sebuah klausa yang tidak memiliki potensi untuk berubah menjadi sebuah kalimat, meskipun pada penulisannya diawali dengan huruf besar atau kapital dan diakhiri dengan tanda baca. Contohnya seperti:
    • Saat ibu tertidur.
    • Jauh dari panti asuhan.
    • Agar mereka tahu.

Berdasarkan Kelengkapan Unsur

  • Klausa Lengkap. Klausa lengkap adalah klausa yang terdapat unsur subjek (S) dan unsur predikat (P). Contoh dari klausa lengkap sebagai berikut:
    • Adik sekolah
    • Ayah sedang membaca
    • Rosi bernyanyi
  • Klausa Tidak Lengkap. Klausa tidak lengkap merupakan jenis klausa yang hanya memiliki satu unsur saja yakni predikat tanpa adanya unsur objek. Contohnya yakni:
    • Pergi meninggalkan rumahnya
    • Sedang menangis di kamar
    • Tidak ingin meninggalkannya

Berdasarkan Fungsi

  • Klausa Subjek. Klausa subjek adalah sebuah klausa yang mempunyai kedudukan sebagai subjek di dalam sebuah kalimat. Contoh dari klausa subjek yakni: Ternyata dia sedang tertidur di perpustakaan itu.
  • Klausa Objek. Klausa objek merupakan sebuah klausa yang memiliki kedudukan sebagai objek pada suatu kalimat. Contoh dari klausa objek yakni: Pak Guru sedang menjelaskan bab pertumbuhan tanaman.
  • Klausa Keterangan. Klausa keterangan merupakan sebuah klausa yang mempunyai kedudukan sebagai keterangan pada suatu kalimat. Contoh dari klausa keterangan yaitu: Karena malu, Ana tidak ingin keluar rumah.
  • Klausa Pelengkap. Klausa pelengkap merupakan sebuah klausa yang memiliki kedudukan sebagai di dalam suatu kalimat. Contoh dari klausa pelengkap sebagai berikut: Doni dianggap telah pergi.

Berdasarkan Fungsi Predikat

  • Klausa Verbal. Klausa verbal adalah klausa di mana predikatnya berupa kata karja. Contoh klausa verbal yaitu:
    • Adik menangis
    • Kakak berenang
  • Klausa Nominal. Klausa nominal adalah klausa yang memiliki predikat berwujud kata benda. Contoh klausa nominal yaitu:
    • Andi seorang polisi
    • Ridwan mahasiswa
  • Klausa Adjektival. Klausa adjektival adalah sebuah klausa yang tersusun dari kata sifat. Contoh klausa adjektival yaitu:
    • Mahal sekali
    • Mobil yang mewah
  • Klausa Numeral. Klausa numeral merupakan klausa mempunyai predikat berwujud kata atau frasa numeral (bilangan). Contoh klausa numeral yakni:
    • Tiga kali sehari
    • Seratus juta sebulan
  • Klausa Preposisional. Klausa preposisional yakni sebuah klausa di mana predikatnya merupakan frasa dari kata depan (preposisi). Contoh klausa preposisional yaitu:
    • dari rumah Bibi.
    • menuju ke taman bermain.

Berdasarkan Kata Negatif

  • Klausa Positif. Klausa positif adalah klausa yang tidak memiliki kata negatif di dalamnya, sehingga predikatnya memiliki sifat positif. Contoh klausa positif yaitu:
    • Dia berhasil menyelesaikannya
    • Semua telah lulus
  • Klausa Negatif. Klausa negatif merupakan klausa yang terdapat kata negatif seperti “bukan”, “jangan”, “tidak” dan lainnya. Sehingga nanti predikatnya mempunyai sifat negatif. Contoh klausa negatif yakni:
    • Adik belum makan
    • Jangan beri tahu Dian

Ciri-Ciri Klausa

Adapun ciri-ciri dari klausa adalah sebagai berikut:

  • Tersusun atas dua kata atau lebih.
  • Memiliki fungsi gramatikal di dalam kalimat.
  • Terdapat unsur subjek yang dapat ditemukan secara tertulis maupun tidak tertulis.
  • Terdapat unsur predikat.
  • Tidak memiliki intonasi di dalam serta tidak juga diakhiri oleh tanda baca apapun.

Struktur Klausa

Berdasarkan strukturnya, klausa bisa dilihat dari unsur-unsur penyusunnya antara lain:

  • Subjek
  • Predikat
  • Objek
  • Keterangan

Dari semua unsur di atas, masih dikelompokkan lagi menjadi unsur inti dan unsur tidak ini.

  • Unsur inti, klausa menggunakan subjek (S) dan predikat (P).
  • Unsur bukan inti, klausa menggunakan objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (K).

Subjek dan Predikat

Subjek merupakan bagian dari klausa, berupa nomina atau frase nominal, menandai apa yang diungkapkan oleh seorang pembicara.

Sedangkan predikat yakni bagian yang terdapat di dalam klausa, menandai apa yang diungkapkan oleh pembicara mengenai subjek tersebut. Dalam hal ini subjek dalam bentuk ajektiva, nomina, numeralia, pronominal, frase preposisional dan verba.

Pada klausa subjek, biasanya mendahului atau di depan predikat. Untuk predikat dicirikan dengan terletak di belakang subjek, ditandai dengan afiks ber-, me-, seperti yang ada di dalam predikat verbal.

Contoh: Umar Pendongeng

Dalam hal ini Umar sebagai subjek dan Pendongeng adalah predikatnya. Jika dilihat urutannya, S berada di bagian depan P atau dengan kata lain S mendahului P. Di sini subjek klausa yakni Umar termasuk leksem yang takrif.

Namun apabila dibalik menjadi Pendongeng Umar, bukan lagi menjadi klausa. Kata Pendongeng bukan nomina takrif untuk menduduki fungsi S. Oleh karena itu, kata Pendongeng harus diikuti oleh demonstrativa itu, dan menjadi Pendongeng itu Umar.

Objek

Objek merupakan bagian yang berada di dalam klausa berupa nomina atau frasa nomina, yang melengkapi verba transitif. Untuk objek yang dikenai perbuatan disebutkan pada predikat verbal. Untuk objek dapat terbagi menjadi objek langsung atau objek tidak langsung.

Objek langsung merupakan objek yang langsung dikenai perbuatan dan telah disebutkan pada predikat verbal. Untuk objek tidak langsung adalah objek yang menjadi penerimaan ataupun yang diuntungkan dengan perbuatan di dalam predikat verbal.

Contoh objek langsung:

  • Wina sedang naik sepeda
  • Bintang membeli sepatu

Pada contoh di atas, sepeda merupakan objek bagi verba naik dan sepatu adalah objek bagi verba membeli.

Contoh objek tidak langsung:

  • Ibu sedang memotong mangga untuk adik
  • Rina membuat kueh untuk bibi

Pada contoh di atas, kata adik adalah objek tidak langsung bagi verba memotong. Untuk kata bibi merupakan objek tidak langsung untuk verba membuat.

Pelengkap

Klausa pelengkap merupakan klausa yang terdiri dari nomina, frasa nominal, ajektiva atau frasa adjektival, di mana menjadi bagian dari predikat verbal, dan contohnya seperti:

  • Ayahku menjadi pilot
  • Bambang berjualan ikan
  • Dia dianggap patung
  • Ibu membeli jeruk bali

Keterangan

Keterangan menjadi bagian dari luar inti, berfungsi untuk meluaskan atau membatasi makna subjek ataupun makna predikat. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat mengenai keterangan yang terdapat di Bahasa Indonesia, antara lain:

  • Keterangan sebab: karena hujan, ibu tidak jadi menjemur baju.
  • Keterangan akibat: penipu itu dihukum seumur hidup.
  • Keterangan alat: dipotong dengan mesin pemotong.
  • Keterangan cara: disambut dengan baik.
  • Keterangan jumlah: seperti pinang dibelah dua.
  • Keterangan subjek: orang yang baik, murid yang pintar, baju yang bersih.
  • Keterangan objek: menjadi anak yang berbakti.
  • Keterangan tempat: datang dari Surabaya, pergi ke Manado.
  • Keterangan tujuan: olahraga demi kesehatan.
  • Keterangan waktu: ditunggu hingga besok siang, pergi masih malam.
  • Keterangan syarat: bantulah jika kamu bisa, bawalah bila mampu.
  • Keterangan kualitas: berlari seperti kuda, cantik bagai bunga mawar.
  • Keterangan perlawanan: meskipun lambat, selesai juga kegiatannya.
  • Keterangan pewatas: keterangan lebih lanjut.
  • Keterangan modalitas: tidak mungkin dia berbohong, tidak mungkin hal itu terjadi.

Perbedaannya dengan Kalimat

Klausa menggunakan salah satu bagian dari suatu kalimat. Hal ini juga pernah diungkapkan oleh pendapat lain yang menyatakan jika klausa adalah suatu kumpulan kata yang setidaknya atau sedikitnya mempunyai satu objek dan satu predikat.

Tidak hanya itu saja, yang membedakannya dengan kalimat yaitu, pada klausa tidak terkandung jeda, intonasi, tempo, dan nada seperti yang terdapat pada kalimat.

Klausa tersusun dari dua bagian, yakni klausa utama dan klausa bawahan. Klausa utama yakni suatu klausa yang dapat berdiri sendiri dan berisi dari klausa dapat dipahami. Sedangkan pada klausa bawahan adalah suatu klausa yang tidak dapat berdiri sendiri serta isi klausa belum lengkap.

Contoh dari klausa utama dan klausa bawahan sebagai berikut:

Saat matahari bersinar terik, para petani menjemur gabahnya dengan baik. Di sini “saat matahari bersinar terik” adalah klausa bawahan. “Para petani menjemur gabahnya dengan baik” merupakan klausa utama.

Antara klausa utama atau klausa bawahan dapat juga menjadi kalimat majemuk bertingkat dan majemuk campuran. Untuk kalimat majemuk, klausa utama disebut sebagai induk kalimat atau klausa atas.

Klausa bawahan juga demikian dapat dijadikan sebagai kalimat majemuk. Di sini klausa bawahan adalah bentuk perluasan dari satu fungsi yang terdapat di dalam kalimat yakni sebagai anak kalimat. Bahkan klausa bawahan dapat diketahui dari adanya kata sambung.

Meskipun begitu, antara klausa utama atau klausa bawahan bisa menempati posisi di awal sebuah kalimat. Apabila klausa utama berada di bagian awal kalimat, maka perlu ditambahkan tanda koma.

Tanda koma berfungsi untuk memisahkan antara klausa utama dan klausa bawahan. Dan apabila klausa bawahan berada di bagian awal sebuah kalimat, maka tanda baca koma berfungsi sebagai pemisah klausa bawahan dengan klausa utama.

Contoh Klausa

  • Joni melanjutkan pendidikan ke luar negeri agar mendapat pekerjaan lebih baik.

Klausa I: Joni melanjutkan pendidikan ke luar negeri

Klausa II: Joni mendapat pekerjaan lebih baik

  • Nona berusaha untuk mengerjakannya sendiri dan tidak membebani orang lain.

Klausa I: Nona berusaha untuk mengerjakannya sendiri

Klausa II: Nona berusaha untuk tidak membebani orang lain.

  • Dia pantas mendapatkan bantuan setelah kehilangan tempat tinggal.

Klausa I: Dia pantas mendapatkan bantuan

Klausa II: Dia telah kehilangan tempat tinggal

  • Ibu memanfaatkan jasa pengiriman barang untuk mengirim barang ke luar kota.

Klausa I: Ibu memanfaatkan jasa pengiriman barang

Klausa II: Ibu mengirim barang ke luar kota

  • Ahmad batal pergi ke Malaysia karena kehilangan pasport.

Klausa I: Ahmad batal pergi ke Malaysia

Klausa II: Ahmad kehilangan pasport

  • Adik masuk sekolah tiga bulan lalu dan telah mempunyai banyak teman.

Klausa I: Adik masuk sekolah tiga bulan lalu

Klausa II: Adik mempunyai banyak teman

  • Mereka selalu pergi bersama karena memiliki hobi yang sama.

Klausa I: Mereka selalu pergi bersama

Klausa II: Mereka memiliki hobi yang sama

The post Klausa: Pengertian, Jenis dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Jenis – Jenis Klausa Menurut Para Ahli https://haloedukasi.com/jenis-jenis-klausa Wed, 15 Jan 2020 09:58:56 +0000 https://haloedukasi.com/?p=3205 Klausa merupakan kumpulan beberapa kata yang membentuk satu kalimat tunggal atau suatu kalimat simpleks. Dalam satu klausa biasanya terdiri dari subjek, kata kerja, objek, dan jenis kata keterangan. Setiap jenis klausa membentuk suatu kalimat dan paragraf yang berbeda. Misalnya, beberapa jenis klausa dapat membentuk suatu kalimat majemuk dan kalimat kompleks. Nah, kali ini kita akan […]

The post Jenis – Jenis Klausa Menurut Para Ahli appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Klausa merupakan kumpulan beberapa kata yang membentuk satu kalimat tunggal atau suatu kalimat simpleks. Dalam satu klausa biasanya terdiri dari subjek, kata kerja, objek, dan jenis kata keterangan.

Setiap jenis klausa membentuk suatu kalimat dan paragraf yang berbeda. Misalnya, beberapa jenis klausa dapat membentuk suatu kalimat majemuk dan kalimat kompleks.

Nah, kali ini kita akan membahas pengertian dan jenis-jenis klausa menurut para ahli.

Pengertian Klausa Menurut Para Ahli

Pengertian klausa menuru para ahli adalah sebagai berikut ini :

  1. Menurut Rusmaji
    Klausa merupakan sebuah unsur kalimat karena sebagian besar kalimat terdiri dari dua unsur klausa.
  2. Menurut Kridalaksana
    Klausa merupakan suatu gramatikal yang berupa gabungan kata, minimal terdiri subjek dan predikat serta berpotensi menjadi kalimat.
  3. Menurut Ramlan
    Klausa merupakan satuan gramatik yang terdiri atas subjek, predikat, objek, dan kata keterangan. Namun demikian, subjek sering dihilangkan misalnya dalam pengertian kalimat luas sebagai dari penggabungan klausa dan juga kalimat jawaban.
  4. Menurut H. Alwi
    Klausa adalah suatu satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebih dan mengandung unsur predikasi.
  5. Menurut Chaer
    Klausa adalah suatu satuan sintaksis yang berada di atas satuan frasa dan di bawah satuan kalimat dan terdapat sebuah kata kerja atau predikat.
  6. Menurut Arifin
    Klausa adalah suatu satuan gramatikal yang berpotensi sebuah kalimat dan berupa gabungan kata yang minimal terdiri dari subjek dan predikat.
  7. Menurut Tarmini
    Klausa adalah salah satu bentuk kebahasaan yang dapat dikembangkan menjadi sebuah kalimat.
  8. Menurut Elson dan Pickett
    Klausa adalah suatu kelompok kata yang hanya mengandung satu predikat.
  9. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
    Klausa merupakan suatu gabungan kata yang sekurangnya terdiri dari subjek dan predikat.

Jenis-jenis klausa menurut para ahli adalah sebagai berikut :

Klausa Lengkap dan Klausa Tak Lengkap

Menurut Verhaar (1999), klausa dapat dibedakan menurut kelengkapan unsurnya yaitu klausa lengkap dan klausa tidak lengkap.

  • Klausa lengkap, merupakan klausa yang memiliki unsur subjek dan predikat. Apabila susunan subjek dan predikat di awal, maka disebut klausa lengkap susunan biasa. Apabila susunan subjek dan predikat di akhir, maka disebut klausa lengkap susunan inversi.
    Contoh : Rina sedang bermain.
  • Klausa tidak lengkap, atau biasa disebut klausa buntung merupakan klausa yang hanya memiliki unsur predikat saja.
    Contoh : sedang memarahi adik.

Klausa Bebas dan Klausa Terikat

Menurut Cook melalui Tarigan (2009), klausa dibedakan berdasarkan distribusi unitnya yaitu klausa bebas dan klausa terikat.

  • Klausa bebas, merupakan klausa yang memiliki unsur yang lengkap dan apabila diberikan intonasi dapat menjadi sebuah kalimat yang berdiri sendiri.
    Contoh : Saya akan menjemput nanti malam.
  • Klausa terikat, merupakan klausa yang tidak dapat berdiri sendiri dengan sempurna dan memiliki potensi sebagai kalimat yang tidak sempurna.
    Contoh : Saya akan hadir jika diundang untuk hadir besok.

Klausa Positif dan Klausa Negatif

Menurut Ramlan melalui Sukini (2005), klausa dibedakan berdasarkan ada tidaknya unsur negasi pada predikat yaitu klausa positif dan klausa negatif.

  • Klausa positif, merupakan klausa yang tidak memiliki unsur negatif pada predikatnya.
    Contoh : Mereka merasa sangat senang dan bangga atas kelulusan adik.
  • Klausa negatif, merupakan klausa yang memiliki unsur negatif pada predikatnya.
    Contoh : Ibu tidak memberikan ijin kepada kami untuk pergi dari sini.

Klausa Verbal dan Non Verbal

Menurut Sukini (2010), klausa dapat dibedakan berdasarkan fungsi predikatnya yaitu klausa verbal dan klausa non verbal.

  • Klausa Verbal, merupakan sebuah klausa yang predikatnya harus berunsur kata kerja dan memporeleh keterangan obje. Kata verbal ini terdiri dari klausa transitif (mengandung kata kerja transitif) dan klausa tak transitif (tidak memerlukan objek).
    Contoh :
    a. Rudi dan Tokan menutup toko seharian ini (klausa transitif).
    b. Matahari tenggelam di barat (klausa tak transitif).

  • Klausa Non verba,l merupakan sebuah klausa dimana predikatnya tidak mendapat unsur kata kerja. Klausa ini terbagi lagi menjadi klausa nominal (dibentuk oleh unsur kata benda), klausa adjektive (dibentuk oleh unsur kata sifat), klausa numeral (dibentuk oleh unsur kata bilangan), dan klausa preposisional (dibentuk oleh unsur kata depan).

    Contoh :
    a. Kamu sangat cantik dan pintar (klausa adjektive).
    b. Ayahnya adalah seorang pelaut (klausa nominal).
    c. Lima minggu sekali (klausa numeral).
    d. Menuju ke rumah sakit (klausa preposisional).

Klausa Berdasarkan Fungsinya

Secara umum, klausa dibedakan berdasarkan fungsinya menjadi klausa subjek, klausa objek, klausa keterangan, dan klausa pelengkap.

  • Klausa subjek, merupakan suatu klausa yang berkedudukan sebagai suatu subjek dalam sebuah kalimat.
    Contoh : Ternyata ibu sedang memasak di dapur.
  • Klausa objek, merupakan suatu klausa yang berkedudukan sebagai sebuah objek dalam kalimat.
    Contoh : Rida sedang menulis daftar belanjaan adiknya.
  • Klausa keterangan, merupakan suatu klausa yang berkedudukan sebagai sebuah keterangan dalam kalimat.
    Contoh : karena jatuh, Susi tidak dapat menghadiri perlombaan.
  • Klausa pelengkap, merupakan suatu klausa yang berkedudukan sebagai sebuah pelengkap dalam sebuah kalimat.
    Contoh : Kakak dianggap sudah tiada.

Demikian penjelasan tentang jenis klausa dan pengertiannya menurut para ahli. Semoga bermanfaat!

The post Jenis – Jenis Klausa Menurut Para Ahli appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>