koloid - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/koloid Mon, 08 Aug 2022 03:32:43 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico koloid - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/koloid 32 32 Cara Pembuatan Koloid Secara Kondensasi dan Dispersi https://haloedukasi.com/cara-pembuatan-koloid Mon, 08 Aug 2022 03:32:41 +0000 https://haloedukasi.com/?p=37795 Koloid merupakan suatu campuran yang berukuran 1-100 nm (ukurannya diantara larutan dan suspensi) dan bersifat homogen secara mikroskopis. Jika dalam larutan kita mengenal istilah zat terlarut dan pelarut, makan dalam koloid dignakan istilah fase terdispersi dan pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase pendispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk koloid bersifat homogen dan dapat diamati dengan […]

The post Cara Pembuatan Koloid Secara Kondensasi dan Dispersi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Koloid merupakan suatu campuran yang berukuran 1-100 nm (ukurannya diantara larutan dan suspensi) dan bersifat homogen secara mikroskopis. Jika dalam larutan kita mengenal istilah zat terlarut dan pelarut, makan dalam koloid dignakan istilah fase terdispersi dan pendispersi.

Zat yang didispersikan disebut fase pendispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk koloid bersifat homogen dan dapat diamati dengan mikroskop ultra. Ada dua cara dalam pembuatan sistem koloid, yaitu :

Kondensasi

Kondensasi adalah cara cara pembuatan koloid dari partikel-partikel kecil (larutan) bergabung membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Berikut contoh pembuatan koloid dengan cara kondensasi.

  • Reaksi dekomposisi rangkap
    • Pembuatan sol As2S3 dengan mengalirkan gas H2S melalui larutan As2O3 dingin.
    • Pembuatan sol AgCl dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer.
  • Reaksi redoks, merupakan reaksi dengan perubahan bilangan oksidasi.
    • Pembuatan sol belerang dengan mengalirkan gas hidrogen sulfida (H2S) ke dalam larutan belerang dioksida (SO2). 2H2S(g) + SO2(aq) → 3S (koloid) + 2H2O(aq)
    • Sol emas (Au) dapat dibuat dengan mereduksi larutan garamnya menggunakan pereduksi organik formaldehida, HCHO. 2AuCl3(aq) + 3HCHO(aq) + 3H2O(l) → 2Au (koloid) + 6HCl(aq) + 3HCOOH(aq)
  • Reaksi hidrolisis, merupakan reaksi pembentukan koloid dengan cara mereaksikan dengan air. Misalnya, pembuatan sol Au(OH)3 dan sol Fe(OH)3. Pembuatan sol Fe(OH)3 dari laruan FECl3 dengan air panas. FECl3(aq) + 3H2O(l) → FE(OH)3(koloid) + 3HCl(aq)
  • Reaksi substitusi, contoh pembuatan sol AgCl dari AgNO3 encer dengan HCl encer.
  • Reaksi penggaraman, garam-garam ang sukar larut dapat dibuat menjadi koloid melalui reaksi pembentukan garam.

Dispersi

Metode dispersi adalah metode pembuatan koloid dengan memecah partikel-partikel kasar (besar) menjadi partikel berukuran koloid. Berikut ini adalah contoh pembuatan koloid dengan cara metode dispersi.

  • Cara mekanik

Cara mekanik merupakan cara fisik mengubah partikel kasar menjadi partikel halus dengan di giling atau di gerus untuk zat padat, dan dengan pengadukan untuk zat cair. Contohnya sol belerang dan pembuatan tinta dari arang.

  • Homogenisasi

Homogenisasi adalah pengubahan partikel-partikel besar menjadi seukuran partikel koloid.

  • Cara peptisasi

Pada cara peptisasi, mengubah partikel kasar menjadi partikel koloid menggunakan elektrolit yang mengandung ion sejenis yang bertindak sebagai zat pembersih.

Contoh :

  1. Endapan Al(OH)3 dipeptisasi AlCl3
  2. Endapan NIS dipeptisasi H2S
  3. Agar-agar dipeptisasi dengan air
  4. Nitroselulosa dipeptisasi dengan aseton
  5. Karet dipeptisasi dengan bensin
  • Cara busur bredig

Zat padat diubah menjadi partikel koloid dengan arus listrik. Cara busur bredig digunakan untuk membuat sol logam. Logam yang akan dibuat sol digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan pada medium pendispersi, lalu kedua ujung elektode dihubungkan dengan arus listrik. Contohnya pembuatan sol logam, misalnya sol emas atau perak.

The post Cara Pembuatan Koloid Secara Kondensasi dan Dispersi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sifat-Sifat Koloid dan Cara Membuatnya https://haloedukasi.com/sifat-sifat-koloid Tue, 19 Jul 2022 01:43:36 +0000 https://haloedukasi.com/?p=36887 Koloid merupakan suatu campuran yang berukuran 1 – 1000 nm (ukurannya diantara larutan dan suspensi) dan bersifat homogen secara makroskopis. Jika dalam larutan kita mengenal istilah zat terlarut dan pelarut, maka dalam koloid digunakan istilah fase terdispersi dan fase pendispersi. Zat yang didispresikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mengdispersikan disebut fase pendispersi. […]

The post Sifat-Sifat Koloid dan Cara Membuatnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Koloid merupakan suatu campuran yang berukuran 1 – 1000 nm (ukurannya diantara larutan dan suspensi) dan bersifat homogen secara makroskopis. Jika dalam larutan kita mengenal istilah zat terlarut dan pelarut, maka dalam koloid digunakan istilah fase terdispersi dan fase pendispersi.

Zat yang didispresikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mengdispersikan disebut fase pendispersi. Sistem koloid bersifat homogen dan dapat diamati dengan mikroskop ultra.

Sifat – sifat koloid

Koloid menciptakan efek tyndall dan gerak brown

Efek tyndall

Efel tyndall adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Partikel koloid akan memantulkan dan menghamburkan cahaya yang mengenainya sehingga cahaya akan terlihat lebih terang.

Contoh :

  • Berkas sinar matahari tampak pada pagi hari yang berkabut.
  • Berkas sinar lampu mobil tampak pada malam hari yang berkabut.
  • Langit tampak berwarna-warni

Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerak zig-zag partikel koloid yang sangat cepat mengkibatkan partikel koloid bergetar dengn arah yang tidak beraturan dan jarak yang pendek sehingga tidak ada endapan. Gerak Brown ini menyebabkan koloid bersifat stabil. Gerakan partikel-partikel debu di udara.

Partikel koloid bermuatan listrik

Terjadinya muatan listrik

Pengikatan atau penyerapan terhadap ion positif dan negatif dari partikel koloid dan menyebabkan koloid bermuatan listrik.

Elektroforesis

Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid yang bermuatan ke salah satu elektroda. Partikel koloid yang bermuatan negatif akan bergerak ke elektroda (kutub) positif dan sebaliknya.

Contoh :

  • Penyerapan debu atau asap pabrik menggunakan alat Cottrell
  • Pembuatan peralatan dari karet (boneka, sarung tangan karet)

Koagulasi

Koagulasi adalah pengumpulan partikel koloid. Koagulasi terjadi karena pemanasan, pendinginan, pengadukan, penambahan elektrolit, pencampuran dengan koloid yang berbeda muatan.

Contoh :

  • Pembentukan delta di muara sungai (lumpur dengan elektrolit dari air laut)
  • pengolahan karet alam (penambahan asam oada getah karet atau lateks)
  • Penjernihan air dengan tawas (tawas dalam air membentuk koloid yang bermuatan positif dan mengumpulkan kotoran dalam air yang bermuatan negatif).

Adsorbsi

Adsorbsi adalah penyerapan suatu molekul netral atau ion pada permukaan koloid. Jika koloid menyerap ion, artinya koloid tersebut akan bermuatan.

Contoh :

  • Pemutihan gula pasir
  • Pewarna kain
  • Pengobatan diare dengan norit
  • Penjernihan air dengan tawas (penambahan tawas menghasilkan koloid sehingga dapat menyerap zat-zat pengotor air).

Dialis

Dialis adalah pemurnian koloid dari ion-ion yang teradsorbsi (ion-ion pengotor) melalui suatu membran semipermiabel. Makan, dengan penyaringan ion-ion tersebut dapat dihilangkan. Contoh ; proses cuci darah, memisahkan ion-ion sianida dari tepung tapioka.

Koloid pelindung

Koloid pelindung adalah suatu koloid yang dapat menstabilkan koloid lain. Koloid pelindung ini akan membungkus partikel zat terdispersi supaya tidak mengelompok.

Contoh :

  • Penggunaan gelatin pada pembuatan es krim untuk mencegah pembentukan kristal es
  • cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan suatu koloid pelindung
  • Zat-zat pengemulsi seperti sabun dan deterjen merupakan koloid pelindung.

Cara Pembuatan koloid

Ada dua cara dalam pembuatan sistem koloid, yaitu cara kondensasi dan cara dispersi.

Kondensasi

Kondensasi adalah cara pembuatan koloid dan partikel-partikel kecil (larutan) bergabung membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Berikut ini adalah contoh pembuatan koloid dengan cara kondensasi.

  • Reaksi dekomposisi rangkap, contohnya reaksi dekomposisi rangkap, yaitu
    • Pembuatan sol As2S3 dengan mengalirkan gas H2S melalui larutan As2O3 dingin pembuatan sol AgCl dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer.
  • Reaksi redoks, merupakan reaksi dengan perubahan bilangan oksidasi. Contohnya :
    • Pembuatan sol belerang dengan mengalirkan gas hidrogen sulfida (H2S) ke dalam larutan belerang dioksida (SO2).
    • Sol emas (Au) dapat dibuat dengan mereduksi larutan garamnya menggunakan pereduksi organik formaldehida, HCHO.
  • Reaksi hidrolisis, adalah reaksi pembentukan koloid dengan cara mereaksikan dengan air. Misalnya, pembuatan sol Al(OH)3 dan sol Fe(OH)3. Pembuatan sol Fe(OH)3 dari larutan FeCl3 dengan air panas.
  • Reaksi substitusi, contohnya adalah pembuatan sol AgCl dari AgNO3 encer dengan HCl encer.
  • Reaksi penggaraman, garam-garam yang sukar larut dapat dibuat menjadi koloid melalui reaksi pembentukan garam.

Dispersi

Motode dispersi adalah metode pembuatan koloid dengan memecah partikel-partikel kasar (besar) menjadi partikel berukuran koloid. Berikut contoh pembuatan koloid dengan cara metode dispersi.

Cara mekanik

Cara mekanik merupakan cara fisik mengubah partikel kasar menjadi partikel halus dengan di giling atau di gerus untuk zat padat, dan dengan pengadukan untuk zat cair. Contohnya sol belerang dan pembuatan tinta dari arang.

Homogenisasi

Homogenisasi adalah pengubahan partikel-partikel besar menjadi seukuran partikel koloid.

Cara peptisasi

Pada cara peptisasi, mengubah partikel kasar menjadi partikel koloid menggunakan elektrolit yang mengandung ion sejenis yang bertindak sebagai zat pemecah.

Contoh :

  • Endapan Al(OH)3 dipeptisasi AlCl3
  • Endapan NiS dipeptisasi H2S
  • Agar-agar dipeptisasi dengan aseton
  • Karet dipeptisasi dengan bensin

Cara busur bredig

Zat pada diubah menjadi partikel koloid dengan arus listrik. Cara busur bredig digunakan untuk membuat sol logam. Logam yang akan dibuat sol digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan pada medium pendispersi, lalu kedua ujung elektrode dihubungkan dengan arus listrik. Contohnya pembuatan sol logam, misalnya sol emas atau perak.

The post Sifat-Sifat Koloid dan Cara Membuatnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sistem Koloid : Jenis – Sifat dan Cara Pembuatan https://haloedukasi.com/sistem-koloid Sun, 01 Nov 2020 15:46:09 +0000 https://haloedukasi.com/?p=12761 Pengertian Sistem Koloid Koloid berasal dari bahasa Yunani yaitu, “kolla” yang berarti lem dan “oid” yang berarti seperti. Nama koloid diberikan oleh Thomas Graham pada tahun 1861. Sistem koloid merupakan campuran heterogen yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Koloid memiliki ukuran partikel berkisar antara 1 sampai 100 nanometer. Untuk lebih jelasnya simak […]

The post Sistem Koloid : Jenis – Sifat dan Cara Pembuatan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Sistem Koloid

Koloid berasal dari bahasa Yunani yaitu, “kolla” yang berarti lem dan “oid” yang berarti seperti. Nama koloid diberikan oleh Thomas Graham pada tahun 1861.

Sistem koloid merupakan campuran heterogen yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Koloid memiliki ukuran partikel berkisar antara 1 sampai 100 nanometer.

Untuk lebih jelasnya simak tabel perbandingan antara larutan, koloid, dan suspensi berikut.

LarutanKoloidSuspensi
HomogenHeterogen (diamati dengan mikroskop ultra)Heterogen
Dimensi partikel < 1 nmDimensi partikelnya antara 1 – 100 nmSalah satu atau semua dimensi partikelnya > 100 nm
Satu faseDua faseDua fase
StabilPada umumnya stabilTidak stabil
Tidak dapat disaringDapat disaring dengan penyaring ultraDapat disaring
Contoh :
Larutan gula, larutan garam, larutan cuka
Contoh :
Susu, santan, sabun
Contoh :
Campuran air dan pasir, kopi dan air

Jenis-Jenis Koloid

Koloid terdiri dari 2 fase yaitu:

  • Fase terdispresi, yaitu zat yang didispersikan.
  • Medium dispersi atau fase pendispersi, yaitu medium yang digunakan untuk mendispresikan zat.
Jenis koloidFase terdispersiFase pendispersiContoh
AerosolCairGasKabut dan awan, hairspray
Aerosol padatPadatGasAsap, debu di udara
EmulsiCairCairSusu, santan, minyak ikan
Emulsi padatCariPadatJeli, mutiara, keju
SolPadatCairTinta, cat
Sol padatPadatPadatGelas berwarna, intan hitam
BuihGasCairBusa sabun, krim kocok
Buih padatGasPadatKaret busa, batu apung, styrofoam

Sifat-Sifat Koloid

1. Efek Tyndall

Efek Tyndall

Efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid sehingga jejak cahayanya dapat terlihat, sedangkan larutan sejati bersifat meneruskan cahaya sehingga jejaknya tak terlihat.

Contoh efek Tyndall dalam kehidupan sehari-hari yaitu sorot lampu mobil pada malam hari saat berkabut.

2. Gerak Brown

Gerak Brown yaitu suatu gerak zig-zag (tidak beraturan) partikel koloid yang dapat diamati dibawah mikroskop ultra.

Gerak Brown inilah yang membuat koloid stabil dan tidak mengalami sedimentasi karena partikelnya yang bergerak terus menerus.

Larutan juga mengalami gerak Brown namun tidak dapat diamati, sedangkan suspensi tidak terjadi gerak Brown karena ukuran partikelnya besar.

3. Elektroforesis

Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid dalam medan listrik. Koloid bermuatan negatif akan bergerak ke elektroda positif (anoda) sedangkan koloid bermuatan positif bergerak ke elektroda negatif (katoda).

4. Adsorpsi

Partikel koloid memiliki kemampuan menyerap berbagai macam zat pada permukaannya. Sifat adsorpsi ini digunakan dalam proses pemutihan gula tebu, penjernihan air, dan obat norit.

5. Koagulasi

Koloid dapat mengalami koagulasi/penggumpalan apabila muatannya dilucuti, hal ini karena kestabilannya akan berkurang. Pelucutan muatan koloid dapat terjadi pada sel elektroforesis atau jika elektrolit ditambahkan ke dalam sistem koloid.

Pembentukan delta di muara sungai merupakan contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari. Koloid tanah liat dalam air sungai mengalami koagulasi ketika bercampur dengan elektrolit dalam air laut.

6. Koloid Pelindung

Koloid pelindung adalah koloid yang ditambahkan pada koloid lain untuk membungkus partikel zat terdispersi sehingga koloid akan lebih stabil dan tidak mengelompok.

Contoh koloid pelindung yaitu penggunaan gelatin pada pembuatan es krim untuk mencegah pembentukan kristal besar es atau gula.

7. Dialisis

Dialisis adalah proses penyaringan dengan tujuan menghilangkan ion-ion yang mengganggu kestabilan koloid. Proses ini dilakukan dengan memasukkan sistem koloid ke dalam kantung koloid.

Kantung koloid terbuat dari selaput semipermeable, yaitu selaput yang dapat dilewati oleh partikel kecil seperti ion atau molekul sederhana, tetapi dapat menahan partikel koloid.

8. Koloid Liofil dan Koloid Liofob

Koloid yang medium pesdispersinya cair dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob. Jika medium pendispersinya adalah air maka disebut koloid hidrofil dan koloid hidrofob.

Apabila gaya tarik menarik antara zat terdispersi dengan medium pendispersinya cukup besar maka disebut koloid liofil.

Sebaliknya, jika gaya tarik menarik tersebut tidak ada atau sangat lemah maka disebut koloid liofob.

Berikut perbedaan koloid liofil dan koloid liofob:

Perbandingan Koloid Liofil dan Koloid Liofob

Cara Pembuatan Koloid

Cara Kondensasi

Cara kondensasi yaitu pengelompokkan partikel larutan sejati. Cara kondensasi dilakukan secara:

  • Reaksi redoks

Contoh : Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2.

2H2S(g) + SO2(aq) --> 2H2O(l) + 3S(koloid)
  • Hidrolisis

Contoh : Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam air mendidih ditambahkan larutan FeCl3, akan terbentuk sol Fe(OH)3.

FeCl3(aq) + 3H2O(l) --> Fe(OH)3(koloid) + 3HCl(aq)
  • Dekomposisi Rangkap

Contoh : Sol AgCl dapat dibuat dengan mencampurkan larutan perak nitrat encer dengan larutan HCl encer.

AgNO3(aq) + HCl(aq) --> AgCl(koloid) + HNO3(aq)
  • Penggantian Pelarut

Contoh : Apabila larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkohol akan terbentuk suatu koloid berupa gel.

Cara Dispersi

Cara dispersi yaitu menghaluskan bahan dalam bentuk kasar kemudian didispersikan ke dalam medium dispersi.

Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara dispersi dapat dilakukan secara:

  • Cara Mekanik

Menurut cara ini butir-butir kasar digerus dengan penggiling atau lumpang hingga diperoleh tingkat kehalusan tertentu kemudian dicampur dan diaduk dengan medium pendispersinya.

Contoh : Sol belerang dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama dengan suatu zat inert (seperti gula pasir), kemudian serbuk halus tersebut dicampur dengan air.

  • Cara Peptisasi

Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir kasar atau endapan dengan bantuan zat pemecah.

Contoh : Agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulosa oleh aseton, karet oleh bensin, dll.

  • Cara Busur Bredig

Cara busur Bredig merupakan gabungan cara dispersi dan kondensasi. Cara ini digunakan untuk membuat sol-sol logam.

Logam yang akan dijadikan koloid digunakan sebagai elektroda yang dicelupkan ke dalam medium pendispersi, kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujungnya.

Awalnya atom-atom logam akan terlempar ke dalam air, lalu atom-atom tersebut mengalami kondensasi sehingga membentuk partikel koloid.

The post Sistem Koloid : Jenis – Sifat dan Cara Pembuatan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>