komunikasi organisasi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/komunikasi-organisasi Sat, 10 Dec 2022 04:07:24 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico komunikasi organisasi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/komunikasi-organisasi 32 32 6 Gaya Komunikasi Organisasi https://haloedukasi.com/gaya-komunikasi-organisasi Sat, 10 Dec 2022 04:06:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39868 Dalam konteks komunikasi organisasi, gaya komunikasi memiliki peranan penting dalam proses penerimaan pesan terhadap komunikannya. Kesesuaian setiap gaya komunikasi yang digunakan tergantung pada maksud dari pengirim serta harapan dari penerima. Gaya komunikasi dapat didefinisikan sebagai seperangkat perilaku antar individu yang diterapkan dalam situasi tertentu. Masing-masing gaya tersebut digunakan untuk mendapatkan respons atau tanggapan tertentu dan […]

The post 6 Gaya Komunikasi Organisasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam konteks komunikasi organisasi, gaya komunikasi memiliki peranan penting dalam proses penerimaan pesan terhadap komunikannya. Kesesuaian setiap gaya komunikasi yang digunakan tergantung pada maksud dari pengirim serta harapan dari penerima.

Gaya komunikasi dapat didefinisikan sebagai seperangkat perilaku antar individu yang diterapkan dalam situasi tertentu. Masing-masing gaya tersebut digunakan untuk mendapatkan respons atau tanggapan tertentu dan dalam situasi tertentu pula.

The Controlling Style

The Controlling Style merupakan gaya komunikasi yang sifatnya mengendalikan. Hal ini ditandai dengan adanya suatu kehendak atau maksud untuk membatasi, mengatur, dan memaksa perilaku pikiran, dan tanggapan orang lain atau lawan bicaranya agar patuh terhadap pandangan-pandangannya. Kegiatan komunikasi dengan gaya komunikasi ini dikenal dengan istilah komunikasi satu arah.

Beberapa pihak yang menerapkan tipe ini memiliki kecenderungan untuk lebih memusatkan perhatiannya kepada pengiriman pesan dibandingkan dengan upaya berbagi sebuah pesan.

Mereka tidak tertarik dengan tanggapan yang diberikan oleh orang lain, kecuali tanggapan tersebut bermanfaat untuk kepentingan pribadinya. Komunikasi tipe ini juga tidak memiliki masalah dengan pandangan negatif orang lain terhadap mereka.

The Equalitarian Style

Aspek penting yang ditekankan dalam The Equalitarian Style adalah adanya landasan persamaan. Hal ini ditandai dengan adanya pemberlakuan arus penyebaran informasi atau pesan, baik secara verbal maupun tertulis, yang sifatnya dua arah. Selain itu, kegiatan komunikasi yang berlangsung dilakukan secara terbuka.

Masing-masing individu dalam kegiatan komunikasi dengan The Equalitarian Style dapat mengungkapkan gagasan atau pendapat mereka dalam suasana yang santai, rileks, dan informal. Sehingga, dengan suasana tersebut, dapat dipastikan setiap individu mampu mencapai kesepakatan dan pengertian bersama.

Individu-individu yang menerapkan gaya komunikasi ini cenderung memiliki sikap kepedulian tinggi serta kemampuan dalam membina hubungan baik dengan orang lain, baik dalam konteks hubungan pribadi maupun lingkungan profesional (pekerjaan).

The Equalitarian Style akan sangat efektif jika diterapkan dalam suatu organisasi, karena mampu memelihara empati dan kerja sama khususnya saat dalam pengambilan keputusan sebuah permasalahan yang kompleks.

The Structuring Style

The Structuring Style dalam penggunaannya selalu memanfaatkan pesan-pesan secara lisan maupun tertulis guna memantapkan dan menegaskan instruksi yang harus dilaksanakan, seperti penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi.

Komunikator atau pengirim pesan akan lebih memusatkan perhatiannya pada keinginan untuk memersuasi orang lain dengan berbagai informasi mengenai tujuan-tujuan yang dibawanya, seperti tujuan suatu organisasi, aturan dan prosedur yang berlaku dalam suatu organisasi, dan jadwal kerja.

Stogdill dan Coons dari The Bureau of Business Research of Ohio State University, menemukan dimensi dari suatu gaya kepemimpinan yang efektif, yang mereka beri nama Initiating Structure (Struktur Inisiasi). Keduanya menjelaskan bahwa pemrakarsa struktur (structure initiator) yang efisien adalah mereka para individu yang mampu merencanakan berbagai pesan verbal guna penegasan dan pemantapan lebih pada tujuan organisasi, kerangka perusahaan, serta baik dalam memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan yang muncul.

The Dynamic Style

Pada kegiatan komunikasi dengan The Dynamic Style, pengirim pesan (sender) memiliki kecenderungan agresif karena mereka paham bahwa lingkungan kerjanya berorientasi pada tindakan (action-oriented). Tujuan utama penerapan gaya komunikasi ini adalah untuk memberikan stimulus atau rangsangan pada karyawan atau pekerja agar bekerja lebih cepat, baik, dan efisien.

The Dynamic Style cukup efektif jika diterapkan dalam situasi yang genting dan kritis, namun dengan syarat pekrja atau bawahan memiliki kemampuan dan kapasitas yang cukup untuk mengatasi permasalahan tersebut. Gaya komunikasi dinamis juga sering digunakan oleh para juru kampanye atau orator untuk menggerakkan massa.  

The Relinguishing Style

The Relinguishing Style lebih cenderung memberikan kesediaan dalam menerima saran, pendapat, maupun gagasan orang lain dibanding keinginan untuk memberikan instruksi atau perintah meski sender memiliki hak untuk mengontrol dan memberikan perintah pada orang lain.

Namun demikian, pesan atau informasi pada kegiatan komunikasi dengan gaya komunikasi ini akan efektif jika pengirim pesan bekerjasama dengan orang atau individu yang memiliki pengetahuan luas, berpengalaman di bidangnya, teliti, serta bersedia bertanggung jawab atas semua tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

The Withdrawal Style

Gaya komunikasi The Withdrawal Style akan memunculkan efek atau akibat berupa melemahnya tindak komunikasi. Artinya tidak adanya keinginan dari orang-orang untuk menggunakan gaya komunikasi ini untuk berinteraksi dengan orang lain dikarenakan adanya beberapa persoalan atau kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh masing-masing individu tersebut.

Sebagai contoh, ketika seorang individu mengatakan “Saya tidak tertarik untuk terlibat dalam masalah ini”. Pernyataan tersebut memiliki dua makna, yaitu bahwa individu tersebut mencoba untuk lepas diri dari tanggung jawab dan merupakan sebuah tanda atau sinyal jika ia berkeinginan untuk menghindari interaksi dan komunikasi dengan orang lain.

The post 6 Gaya Komunikasi Organisasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Tipe Kekuasaan dalam Organisasi Menurut French dan Raven https://haloedukasi.com/tipe-kekuasaan-dalam-organisasi Sat, 10 Dec 2022 03:55:35 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39869 Hierarki kekuasaan dalam suatu organisasi memberikan konsekuensi tersendiri terhadap masing-masing anggotanya. Kekuasaan yang efektif akan mampu menumbuhkan motivasi para bawahan untuk melaksanakan tugasnya guna mencapai tujuan yang ditetapakan, dan juga sebaliknya. Dalam suatu kekuasaan, hampir selalu berkaitan dengan berbagai praktik, seperti penggunaan rangsangan atau paksaan sebagai cara mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selayaknya para pimpinan setidaknya […]

The post 5 Tipe Kekuasaan dalam Organisasi Menurut French dan Raven appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Hierarki kekuasaan dalam suatu organisasi memberikan konsekuensi tersendiri terhadap masing-masing anggotanya. Kekuasaan yang efektif akan mampu menumbuhkan motivasi para bawahan untuk melaksanakan tugasnya guna mencapai tujuan yang ditetapakan, dan juga sebaliknya.

Dalam suatu kekuasaan, hampir selalu berkaitan dengan berbagai praktik, seperti penggunaan rangsangan atau paksaan sebagai cara mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selayaknya para pimpinan setidaknya mengupayakan sedikit penggunaan insentif dan koersif.

Kekuasaan didefinisikan sebagai kualitas yang melekat dalam suatu interaksi antara dua atau lebih individu, berupa kemampuan memengaruhi orang lain agar bersedia melakukan sesuatu sesuai instruksi atau perintahnya. Apabila setiap individu yang berinteraksi melakukan tindakan dalam rangka saling memengaruhi satu sama lain, maka dalam interaksi tersebut akan muncul suatu pertukaran kekuasaan.

Menurut French dan Raven, terdapat lima tipe kekuasaan dalam sebuah organisasi, diantaranya reward, coercive, expert, referent, dan legitimate.

Reward Power (Kekuasaan Balas Jasa)

Reward power merupakan tipe kekuasaan yang memusatkan perhatiannya pada kemampuan untuk memberikan imbalan, penghargaan atau ganjaran kepada bawahan atau pekerja atas hasil dari pekerjaan dan tanggung jawab yang telah dilakukannya.

Jenis kekuasaan ini akan terwujud dalam sebuah situasi atau keadaan yang memungkinkan orang lain menemukan sebuah kepuasan. Namun, akan melemah apabila reward (penghargaan) yang diberikan tidak mencapai tingkat kepuasan yang cukup bagi orang lain.

Tipe kekuasaan seperti ini timbul karena posisi atau jabatan yang dimiliki memungkinkannya untuk memberikan imbalan atau reward tersebut kepada orang yang berada di bawahnya. Reward di sini bisa berupa gaji, kenaikan jabatan (promosi), pujian, pengakuan, dan hal-hal menarik lainnya.

Coercive Power (Kekuasaan Paksaan)

Coercive power atau kekuasaan paksaan merupakan jenis kekuasaan yang cenderung memusatkan perhatiannya pada penggunaan hukuman atau ancaman dalam memengaruhi seseorang agar bersedia bertindak sesuai keinginannya.

Bisa dipastikan tiipe koersif berlaku apabila seorang bawahan merasa atasannya memiliki “lisensi” untuk menghukum dengan berbagai tugas yang sulit, cacian, makian, hingga tindakan pemotongan gaji.

Bisa dikatakan bahwa coercive power merupakan kebalikan dari reward power. David Lewless menyebutkan bahwa apabila tipe kekuasaan koersif terlalu sering digunakan oleh seorang pemimpin, akan berpotensi pada munculnya tindakan balas dendam dari bawahannya akibat perlakuan tidak adil yang diterimanya.

Referent Power (Kekuasaan Rujukan)

Kekuasaan rujukan merupakan jenis kekuasaan didasarkan pada suatu kekaguman, kesukaan, keteladanan, kepribadian, dan karisma dari seorang pemimpin. Dalam artian bahwa perasaan-perasaan tersebut timbul ketika seseorang mengidentifikasi orang lain yang memiliki kualitas seperti yang diinginkannya.

Singkatnya, seorang pemimpin akan memiliki referensi terhadap bawahannya yang mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan kepadanya. Contoh dari tipe kekuasaan ini adalah Mahatma Gandhi, yang memimpin jutaan orang dengan kepribadian dan karismanya yang mengagumkan.

Expert Power (Kekuasaan Keahlian)

Bentuk kekuasaan yang didasarkan pada keahlian dan pengetahuan mendalam. Tipe ini memfokuskan diri pada suatu keyakinan bahwa seseorang yang memiliki kekuasaan pasti memiliki keahlian, pengetahuan, dan informasi lebih mengenai persoalan tertentu guna memenuhi peran dan tanggung jawab yang diemban.

Seorang pemimpin atau atasan akan dianggap memiliki suatu expert power mengenai persoalan tertentu, jika para bawahannya sering berkonsultasi serta menerima jalan pemecahan masalah yang diberikan pimpinan tersebut. Bill Gates adalah salah satu contoh pemimpin dengan expert power yang sudah diakui kemampuannya oleh para bawahannya.

Legitimate Power (Kekuasaan Sah)

Kekuasaan sah merupakan kekuasaan yang sesungguhnya (actual power), yaitu ketika seseorang melalui suatu kesepakatan diberikan sebuah hak untuk mengatur dan menentukan perilaku orang lain dalam suatu organisasi. Jenis kekuasaan ini masih bersandar pada struktur sosial dalam suatu organisasi, terutama nilai-nilai kultural yang ada dalam lingkungan tersebut.

Contoh nyata dari legitimate power adalah senioritas dalam organisasi, di mana seseorang yang dianggap lebih tua akan memiliki hak dan wewenang lebih, baik untuk memberikan perintah atau instruksi, kepada seseorang yang lebih muda darinya.   

The post 5 Tipe Kekuasaan dalam Organisasi Menurut French dan Raven appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Komunikasi Organisasi: Teori, Konsep, Jenis, dan Manfaat https://haloedukasi.com/pengertian-komunikasi-organisasi Tue, 12 Oct 2021 11:35:56 +0000 https://haloedukasi.com/?p=27513 Pengertian Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi didefinisikan sebagai saluran dan bentuk komunikasi (melalui penggunaan pesan verbal, nonverbal, dan/atau yang dimediasi secara sengaja) di mana terjadi pada setiap organisasi seperti perusahaan, nirlaba, dan badan pemerintah. Komunikasi ini dapat berbentuk komunikasi internal yang terjadi di dalam organisasi, dan komunikasi eksternal antara organisasi dan pemangku kepentingannya. Teori Komunikasi Organisasi […]

The post Pengertian Komunikasi Organisasi: Teori, Konsep, Jenis, dan Manfaat appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi didefinisikan sebagai saluran dan bentuk komunikasi (melalui penggunaan pesan verbal, nonverbal, dan/atau yang dimediasi secara sengaja) di mana terjadi pada setiap organisasi seperti perusahaan, nirlaba, dan badan pemerintah.

Komunikasi ini dapat berbentuk komunikasi internal yang terjadi di dalam organisasi, dan komunikasi eksternal antara organisasi dan pemangku kepentingannya.

Teori Komunikasi Organisasi

Teori Klasik Weber

Teori Weberian menyatakan bahwa organisasi memiliki peran dan tanggung jawab yang jelas dan karenanya komunikasi bersifat hierarkis, terstruktur, dan jelas.

Teori ini menjelaskan bahwa komunikasi terjadi pada organisasi yang memiliki struktur seperti mesin yang kaku dimana setiap individu berkontribusi melalui peran dan tanggung jawab yang jelas dan jelas. 

Teori Kontrol Organisasi

Teori kontrol organisasi oleh Tompkins dan Cheney adalah perluasan dari teori Weberian yang diterapkan pada organisasi yang bergerak melewati mode birokrasi.

Teori ini menyatakan bahwa ada empat jenis kontrol yang menentukan bagaimana organisasi menjalankan kekuasaan di dalam dan mereka sederhana, teknis, birokrasi, dan konservatif.

Di satu sisi, keempat jenis kontrol ini didefinisikan sesuai dengan perkembangan organisasi dari model organisasi yang sangat sederhana ke birokrasi murni. Misi dan visi yang jelas ada di dalam organisasi ini. 

Teori Manajerialisme Deetz

Evolusi struktur dan model organisasi selama bertahun-tahun telah melahirkan teori-teori yang mencerminkan norma-norma organisasi yang berubah.

Teori Manajerialisme Stanley Deetz adalah salah satu upaya untuk mendefinisikan bagaimana komunikasi organisasi dan kontrol organisasi terjadi di perusahaan-perusahaan.

Dimana gagasan klasik diganti dengan pengakuan atas kepentingan politik dan ekonomi serta kebutuhan untuk mewakili dan menyuarakan kepentingan yang beragam tersebut.

Hal penting dari teori ini adalah bahwa Deetz mengajukan pandangan tentang organisasi yang mempertimbangkan aspirasi demokratis dan pusat kekuasaan dalam organisasi. 

Konsep Komunikasi Organisasi

Proses komunikasi organisasi memiliki empat elemen, diantaranya:

  • Pengirim adalah orang pertama yang berbicara atau memulai komunikasi.
  • Penerima adalah orang yang menjadi sasaran pesan.
  • Pesan adalah apa yang pengirim ingin penerima ketahui. Pesan dapat mencakup pesan verbal dan pesan nonverbal yang disimpulkan dari pengirim.
  • Umpan balik adalah hal penting untuk mencapai komunikasi yang efektif. Tanpa umpan balik, pengirim dan penerima memiliki kemungkinan yang kecil untuk mencapai pemahaman tentang pesan.

Jenis Komunikasi Organisasi

Setiap organisasi harus mengaktifkan komunikasi dalam beberapa arah yaitu, komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, komunikasi horizontal dan komunikasi diagonal.

Komunikasi ke Bawah

Komunikasi ke bawah mengalir dari manajemen puncak ke karyawan. Ada lima jenis komunikasi ke bawah, diantaranya: 

  • Arahan bagaimana melakukan sesuatu 
  • Informasi tentang tugas-tugas konkrit dan hubungannya dengan tugas-tugas lain dalam organisasi 
  • Informasi tentang peraturan, aturan dan prosedur 
  • Informasi tentang pengaruh individu, kelompok dan organisasi 
  • Informasi dengan karakter ideologis dalam rangka membangun rasa tugas atau misi khusus perusahaan.

Komunikasi ke Atas

Komunikasi ke atas terjadi dari karyawan ke manajemen puncak. Komunikasi ke atas memastikan bahwa tugas ditingkatkan tepat waktu, umpan balik yang akurat diberikan, dan membantu menjaga agar semua orang tetap pada jalur yang sama dengan visi yang sama pula. 

Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal mengalir antara karyawan dan departemen, yang berada pada tingkat organisasi yang sama, dan memungkinkan koordinasi dan integrasi kegiatan departemen yang melakukan tugas yang relatif independen.

Komunikasi horizontal memberikan kesatuan visi, arahan, umpan balik yang akurat dan kemampuan untuk menerapkan perubahan secara efektif serta bagi para pemimpin untuk mendapatkan kendali dan mempertahankan tujuan bersama. 

Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal terjadi di antara orang-orang yang tidak berada pada tingkat organisasi yang sama dan tidak dalam hubungan langsung dalam hierarki organisasi.

Komunikasi ini jarang digunakan, hanya terjadi dalam situasi yang melengkapi jenis komunikasi lainnya.

Misalnya komunikasi diagonal terjadi ketika serikat pekerja mengatur pertemuan langsung antara karyawan dan manajemen puncak dengan menghindari manajer lini pertama dan manajer tingkat menengah. 

Manfaat Komunikasi Organisasi

Penelitian menunjukkan bahwa komunikasi yang efektif memiliki efek positif yang signifikan pada suatu organisasi. Diantaranya adalah:

  • Peningkatan produktivitas
  • Kualitas layanan dan produk yang lebih tinggi
  • Tingkat kepercayaan dan komitmen yang lebih besar
  • Peningkatan keterlibatan karyawan dan tingkat kreativitas yang lebih tinggi
  • Kepuasan kerja dan moral karyawan yang lebih baik
  • Hubungan di tempat kerja yang baik
  • Penerimaan yang lebih besar terhadap perubahan
  • Penurunan ketidakhadiran
  • Pengurangan pergantian staf
  • Pengurangan biaya

Fungsi Komunikasi Organisasi

Ada beberapa pendekatan fungsi komunikasi organisasi. Di sini kita akan fokus pada dua pendekatan. Salah satu pendekatan adalah bahwa fungsi komunikasi organisasi terlihat melalui empat bidang manajemen:

  • Pengendalian perilaku karyawan 
  • Motivasi karyawan 
  • Pengembangan hubungan interpersonal 
  • Pengambilan keputusan  

Pendekatan kedua adalah bahwa komunikasi organisasi memiliki lima fungsi:

  • Kepatuhan
  • Memimpin, memotivasi dan mempengaruhi 
  • Sense making 
  • Problem solving dan pengambilan keputusan 
  • Manajemen konflik, negosiasi dan tawar-menawar

Namun yang pasti peran terpenting dari komunikasi organisasi adalah membangun hubungan untuk mencapai tujuan strategisnya.

The post Pengertian Komunikasi Organisasi: Teori, Konsep, Jenis, dan Manfaat appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
15 Fungsi Komunikasi Organisasi Beserta Penjelasannya https://haloedukasi.com/fungsi-komunikasi-organisasi Mon, 10 May 2021 02:58:20 +0000 https://haloedukasi.com/?p=24584 Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Tanpa adanya komunikasi manusia tidak akan bisa mengutarakan ekspresinya dan mengungkapkan apa yang sedang dibutuhkan. Oleh karenanya, tidak bisa dipungkiri lagi apabila antara komunikasi dari manusia merupakan dua hal yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Salah satu  jenis dari komunikasi yang banyak berkembang […]

The post 15 Fungsi Komunikasi Organisasi Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Tanpa adanya komunikasi manusia tidak akan bisa mengutarakan ekspresinya dan mengungkapkan apa yang sedang dibutuhkan. Oleh karenanya, tidak bisa dipungkiri lagi apabila antara komunikasi dari manusia merupakan dua hal yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan.

Salah satu  jenis dari komunikasi yang banyak berkembang diantara masyarakat adalah komunikasi organisasi. Secara umum, komunikasi organisasi merupakan proses komunikasi yang dimana dalam prosesnya terjadi serah terima informasi dari pihak organisasi satu dengan pihak organisasi lainnya.

Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk meminimalisir dan mengatasi berbagai permasalahan atau konflik yang nantinya muncul dari ketidakpastian lingkungan atau kondisi lingkungan yang sedang tidak menentu nantinya. Adapun beberapa fungsi lainnya yang ada dalam komunikasi organisasi yang sudah terbangun.

1. Fungsi Informatif

Tentunya untuk membangun suatu hubungan komunikasi yang baik, antar pihak pihak yang berkaitan harus bisa berperan aktif satu sama lain. Salah satunya adalah berperan aktif dalam memberikan serta menerima informasi dalam sebuah organisasi.

Informasi yang disebutkan tentunya bisa berasal dari berbagai sumber, tidak hanya berasal dari pihak yang ada dalam organisasi saja. Melainkan, informasi yang dibutuhkan dan dicari bisa berasal dari pihak lainya atau pihak luar. Namun, informasi yang akan disampaikan dan informasi yang disebarluaskan dan diterima oleh semua anggota organisasi harus berkaitan dengan kepentingan organisasi tersebut.

Selain itu, untuk mendukung keberlangsungan dari suatu organisasi semua informasi yang berkaitan dengan kepentingan organisasi harusnya bisa dipublikasikan terhadap semua anggota tanpa terkecuali. Karena, tidak sedikit kita temukan dalam sebuah organisasi informasi penting yang berkaitan dengan organisasi hanya disebarluaskan pada pihak tertentu saja. Sehingga pihak lainya menjadi tidak mengetahui berita dan informasi apapun yang terkini mengenai organisasi.

2. Fungsi Regulatif

Fungsi regulatif inilah yang berpengaruh terhadap keberlangsungan mekanisme jalannya suatu organisasi. Tanpa adanya aturan, kebijakan, pedoman dan ketentuan lainnya suatu organisasi tidak akan bisa berjalan secara sistematis dan terstruktur.

Sehingga semua hal yang berkaitan dengan kepentingan organisasi akan berkecenderungan tidak bisa dikendalikan lagi. Regulasi organisasi atau aturan yang berkaitan dengan keberlangsungan dari organisasi bisa berbentuk aturan mengenai mekanisme kerja, tata aturan pengambilan keputusan dan lain sebagainya.

Dengan adanya regulasi ini diharapkan sebuah organisasi bisa memanejemen semua kepentingannya dengan baik. Contoh kecil yang seringkali kita temui mengenai aturan regulasi dalam sebuah organisasi adalah seperti Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga yang ditetapkan dalam sebuah organisasi.

Dalam  ADART tersebut berisikan mengenai aturan pemilihan anggota hingga aturan untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan masalah yang terjadi dalam organisasi.

3. Fungsi Persuasif

Dalam sebuah organisasi tentunya telah ditentukan tipe kepemimpinan yang diterapkan didalamnya. Dan penetapan dari tipe kepemimpinan tersebut harus disesuaikan dengan jenis lingkungan organisasi yang akan dipimpin. Namun, tipe kepemimpinan yang lebih cenderung disukai dan cocok untuk diterapkan dalam sebuah organisasi adalah tipe kepemimpinan yang demokratis.

Dimana didalamnya, tiap anggota tidak hanya diperintahkan untuk mengerjakan kewajibannya saja, melainkan juga diberikan motivasi serta dorongan untuk senantiasa berkembang bersama. Dalam hal ini, pemimpin tidak hanya menjadi pihak yang melakukan kontrol serta kendali terhadap para anggotanya saja.

Melainkan, pemimpin juga menjadi pihak yang turut berkembang bersama dengan para anggotanya. Mereka saling terbuka dan transparasi satu sama lain. Sehingga tidak akan ada batas batas diantara mereka.

Dengan timbulnya situasi atau kondisi yang seperti ini, semakin menimbulkan rasa kepemilikan anggota terhadap organisasi atau perusahaan yang dinaunginya. Hal ini pun akan berpengaruh terhadap kinerja dari anggota itu.

Mereka akan lebih luwes dan enjoy saat mengerjakan pekerjaannya dan tidak nampak tertekan dengan deadline yang ditentukan. Kondisi dan situasi organisasi yang seperti inilah yang sangat perlu untuk dikembangkan.

4. Fungsi Integratif

Tentunya dalam sebuah organisasi terdapat suatu hal yang bisa menyatukan semua anggota organisasi. Salah satunya adalah komitmen yang dimiliki oleh setiap anggotanya. Itulah faktor utama yang bisa menyatukan semua anggota organisasi.

Tanpa adanya komitmen antar satu dengan lainnya, tiap anggota tidak akan memiliki pertimbangan atau alasan tertentu yang membuatnya tetap bertahan dalam organisasi tersebut.

5. Fungsi Media Berekspresi

Komunikasi selain digunakan untuk kepentingan resmi seperti regulative dan sebagainya, nyatanya bisa digunakan sebagai salah satu media untuk berekpresi secara bebas. Terutama berekpresi dalam hal ini berada dalam lingkup sebuah organisasi.

Dengan kemampuan berkomunikasi yang baik, sebagai anggota organisasi kita bisa menyampaikan semua pendapat serta kritik yang ingin kita sampaikan untuk keberlangsungan jalannya organisasi. Tidak hanya sampai disitu, dengan kemampuan berkomunikasi yang baik kita bisa menyajikan performa presentasi yang baik didepan semua anggota organisasi.

Keterampilan seperti itulah yang secara tidak langsung mewadahi kita untuk bisa berekspresi dalam menyampaikan hal hal yang ingin kita sampaikan.

6. Fungsi Untuk Memberikan Dorongan dan Motivasi

Selain beberapa fungsi diatas, komunikasi dalam ruang lingkup organisasi juga bisa digunakan dan dikembangkan untuk memberikan dukungan serta dorongan terhadap sesama anggota lainnya. Tentunya dengan menggunakan simbol simbol komunikasi yang saling dipahami satu sama lain.

Pemberikan dorongan dan dukungan ini bisa dijadikan sebagai motivasi agar tiap anggota bisa mengerjakan tugasnya secara maksimal dan tentunya sesuai dengan deadline yang telah ditentukan.

7. Fungsi Meningkatkan Kedekatan Emosi

Kemampuan yang baik dalam berkomunikasi membawa suatu individu untuk pandai dalam membangun sebuah interaksi dengan sesamanya. Hal tersebut juga berlaku dalam sebuah organisasi. Seorang anggota organisasi yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, ia berkecenderungan untuk lebih mudah bergaul atau berinteraksi dengan anggota organisasi lainnya.

Sehingga tak jarang ditemui ada beberapa anggota organisasi yang memang memiliki kedekatan emosional yang tinggi. Bahkan bisa seperti saudara sendiri. Hal itu disebabkan karena tingkat intensitas mereka dalam berkomunikasi di organisasi ataupun diluar organisasi yang sangat tinggi.

8. Fungsi Mempermudah Menyampaikan Informasi

Tiap anggota organisasi memang dituntut untuk memiliki keterampilan berkomunikasi yang baik. Hal itu semata mata ditujukan agar tiap anggota bisa menyampaikan informasi dan pesan yang baik kepada anggota lainnya mengenai kepentingan organisasi.

Tidak dapat dipungkiri lagi, dalam sebuah organisasi proses menerima serta memberikan sebuah informasi sangatlah ditekankan sekali. Hal itu sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan dari berjalannya organisasi ke depannya.

Sehingga diupayakan antar anggota organisasi bisa menyampaikan dan menerima informasi yang baik. Sehingga tidak mengakibatkan munculnya kesalahpahaman lainnya.

9. Fungsi Memudahkan Mencapai Tujuan

Dengan adanya komunikasi yang baik antar anggota organisasi, tentunya lebih memudahkan tiap anggota dalam hal mencapai tujuan, atau misi dari organisasi yang telah ditetapkan. Terlebih memang komunikasi yang terjalin dengan baik ini benar benar dari satu divisi dengan divisi lainnya.

Sehingga semua pihak yang berkaitan dengan organisasi benar benar berhubungan baik dan saling berkomunikasi perihal informasi apapun. Karena tidak bisa dipungkiri lagi, kunci dari sebuah organisasi bisa bertahan lama adalah adanya transparansi informasi dan juga adanya proses komunikasi yang baik antar anggota kelompok.

Sehingga apabila dua ha tersebut tercapai, bisa dibayangkan permasalahan atau konflik yang muncul akibat kesalahapahaman bisa diminimalisir adanya.

10. Fungsi Meningkatkan Kinerja

Komunikasi yang terjalin dengan baik antar anggota organisasi juga nyatanya berpengaruh terhadap tingkat kinerja masing masing anggota. Hal itu dikarenakan dengan suasana yang mendukung, komunikasi yang lancar serta adanya hubungan secara emosional yang baik menyebabkan antar anggota organisasi merasa nyaman dan menikmati semua pekerjaan serta kewajibannya.

11. Fungsi Sebagai Media Promosi

Dengan kemampuan berkomunikasi yang baik, suatu organisasi atau perusahaan yang bergerak dibidang produksi bisa menggait semua pelanggan dari berbagai kalangan. Kemampuan berkomunikasi yang dimaksud dalam hal ini adalah kemampuan untuk melakukan promosi serta melakukan strategi marketing yang tepat.

Dimana hal itu ditujukan untuk bisa mencapai target penjualan atas produk yang telah diproduksi. Sehingga dengan kemampuan serta keterampilan yang baik dalam berkomunikasi ini diharapkan bisa untuk menghasilkan berbagai keuntungan bagi perusahaan dari segi penjualan dan lain sebagainya.

12. Fungsi Memperbanyak Relasi

Kemampuan dan keterampilan berkomunikasi merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki tiap individu yang ingin bergabung dalam sebuah organisasi nantinya. Hal itu dikarenakan, sebuah organisasi tidak akan bisa berdiri sendiri. Pasti akan membutuhkan pihak lainnya atau organisasi dan kelompok lainnya untuk menjadi partner kerja sama yang baik.

Tidak hanya itu, kemampuan berkomunikasi yang baik memang harus dimiliki tiap anggotanya untuk bisa memperbanyak relasi dengan orang orang dari organisasi lainnya yang jauh lebih berpengalaman dan hebat dibandingkan dengan dirinya. Hal ini berguna untuk meningkatkan kapasitas kemampuan yang dimiliki tiap individu.

13. Fungsi Meningkatkan Solidaritas

Semakin baik komunikasi yang terjalin antar anggota, tentunya berpengaruh terhadap semakin dekatnya hubungan emosional yang akan tercipta. Selain itu juga, apabila hal itu dipengaruhi lagi oleh intensitas komunikasi yang sangat tinggi tentunya akan semakin mendekatkan hubungan emosional yang sudah ada.

Kedekatan yang terjalin ini akan mempermudah timbulnya rasa solidaritas dan kepemilikan antar satu anggota dengan anggota lainnya. Sehingga semakin mudah pula mereka dalam menentukan arah serta tujuan dari organisasi yang telah dibentuk dan didirikan.

14. Fungsi Sebagai Pengontrol Perilaku

Hal ini berhubungan dengan fungsi komunikasi sebagai regulative. Komunikasi yang terjalin antar anggota juga bisa digunakan untuk mengontrol dan mengendalikan perilaku serta tindakan yang ada.

Dalam artian, sebagai sesama anggota organisasi harus bisa memberitahu apa yang salah dan apa yang benar kepada anggota lainnya yang memang benar benar belum tau. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya permasalahan dan konflik yang akan muncul kedepannya.

15. Fungsi Sebagai Perantara

Perantara yang dimaksudkan dalam hal ini, memiliki arti yang cukup luas. Komunikasi bisa dijadikan sebagai perantara untuk menyampaikan informasi, meningkatkan hubungan emosional dan lain sebagainya.

The post 15 Fungsi Komunikasi Organisasi Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Komunikasi Organisasi: Pengertian – Teori dan Pendekatan https://haloedukasi.com/komunikasi-organisasi Sun, 13 Dec 2020 04:25:57 +0000 https://haloedukasi.com/?p=16339 Berikut ini akan dijelaskan mengenai komunikasi organisasi. Pengertian Komunikasi Organisasi Pengertian Secara Umum Secara umum, komunikasi organisasi dapat diartikan sebagai bentuk pertukaran pesan antara unit-unit komunikasi yang berada dalam organisasi tertentu. Pengertian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Komunikasi organisasi merupakan komunikasi antar unit yang merupakan bagian organisasi. Pengertian Menurut Para Ahli Menurut Arnold dan Feldman, […]

The post Komunikasi Organisasi: Pengertian – Teori dan Pendekatan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Berikut ini akan dijelaskan mengenai komunikasi organisasi.

Pengertian Komunikasi Organisasi

Pengertian Secara Umum

Secara umum, komunikasi organisasi dapat diartikan sebagai bentuk pertukaran pesan antara unit-unit komunikasi yang berada dalam organisasi tertentu.

Pengertian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Komunikasi organisasi merupakan komunikasi antar unit yang merupakan bagian organisasi.

Pengertian Menurut Para Ahli

Menurut Arnold dan Feldman, komunikasi organisasi merupakan suatu proses pertukaran informasi diantara orang-orang dalam suatu organisasi.

Di dalam komunikasi tersebut terdapat empat tahapan komunikasi, yaitu attention (perhatian), comprehension (komprehensi), acceptance as true (fakta), dan  retention (retensi).

Menurut Wiryanto, komunikasi organisasi merupakan pengiriman dan penerimaan pesan organisasi didalam satu kelompok, baik formal maupun informal dari suatu organisasi.

Teori Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi memiliki enam teori, diantaranya yaitu teori sistem sosial, teori public relations, teori kepemimpinan, teori kontinum, teori empat sistem, dan teori kepribadian perilaku.

Teori Sistem Sosial

Teori sistem sosial merupakan suatu teori yang meyakini bahwa orang-orang yang bekerja dan terlibat langsung dalam sebuah organisasi memiliki hubungan yang kuat antar sesama relasi mereka.

Teori Public Relations

Teori public relations memberikan pemahaman mengenai cara dan sikap diterapkan dalam sebuah organisasi agar terciptanya lingkungan yang baik serta menumbuhkan rasa aman dan nyaman antar sesama anggota organisasi.

Teori Kepemimpinan

Teori kepemimpinan yaitu teori yang menggambarkan seorang pemimpin dapat membantu dan membimbing rekan-rekan dalam satu organisasinya. Hersey mengatakan bahwa tugas seorang pemimpin mencakup empat hal, yaitu telling, selling, participating, dan delegating.

Teori Kontinum

Dalam teori kontinum terdapat enam hal, diantaranya yaitu manajer membuat keputusan, manajer memberi pilihan, manajer mengemukakan keputusan dan memberi kesempatan untuk mempertanyakannya, manajer mengumumkan keputusan sementara, manajer menentukan batasan dan manajer mempersilahkan bawahan mengambil keputusan.

Teori Empat Sistem

Teori empat sistem mempunyai empat aspek, yaitu penguasa mutlak, penguasa semi mutlak, penasihat, dan pengajak serta.

Teori Kepribadian

Teori kepribadian perilaku membahas mengenai perilaku akan menentukan efektivitas dari sebuah organisasi atau kepemimpinan.

Tujuan Komunikasi Organisasi

Dalam sebuah organisasi, komunikasi sangatlah berperan penting. Komunikasi organisasi yang diterapkan akan bertujuan untuk memudahkan pemimpin dalam memberikan arahan kepada bawahan, begitu pula sebaliknya.

Dengan menerapkan komunikasi organisasi senantiasa dapat membangun kerjasama dan kepedulian antar sesama anggota organisasi.

Selain itu, komunikasi organisasi dapat pula berperan sebagai jembatan yang akan meminimalisir salah paham atau miss communication yang dapat mengakibatkan tidak lancarnya sebuah koordinasi yang diarahkan.

Konsep Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi memilki beberapa konsep, diantaranya yaitu proses komunikasi yang dinamis dan transparan, adanya pertukaran informasi yang jelas dan mudah dimengerti pembicara dan lawan bicara.

Adanya struktur organisasi yang baik dan sesuai dengan kebutuhan organisasi, sesama anggota organisasi saling berhubungan satu sama lain demi terciptanya lingkungan kerja yang baik.

Adanya hubungan yang baik dengan lingkungan sekitar organisasi didirikan, selalu melakukan fact check sehingga ketidakpastian informasi dapat terhindar, serta adanya hubungan timbal antar pemberi dan penerima informasi.      

Pola Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi memilki tiga pola yakni komunikasi kebawah (komunikasi dari atasan ke bawahan), komunikasi keatas (komunikasi bawahan ke atasan), dan komunikasi horizontal (komunikasi segala arah).

Pendekatan Komunikasi Organisasi

Pendekatan komunikasi organisasi memiliki tiga cara pendekatan, diantaranya yaitu pendekatan makro, pendekatan mikro, dan pendekatan individual.

Pendekatan Makro

Pendekatan makro dalam komunikasi organisasi merupakan komunikasi yang dilakukan dengan seorang di luar organisasi.

Dalam pendekatan makro, anggota dalam organisasi akan mencari informasi yang dibutuhkan organisasinya kepada seorang di luar organisasi.

Pendekatan makro juga biasanya melibatkan banyak pihak dari luar organisasi dan adanya kerja sama antar organisasi satu dengan organisasi lain.

Pendekatan Mikro

Pendekatan mikro dalam komunikasi organisasi adalah komunikasi antar sesama anggota dalam satu organisasi.

Dalam hal ini, sesama anggota dan bagian dalam organisasi saling berkomunikasi sehingga menimbulkan kesan kerja yang baik.

Pendekatan Individual

Pendekatan individual adalah pendekatan komunikasi yang dilakukan kepada masing-masing individu dalam sebuah organisasi.

Dalam pendekatan ini, masing-masing individu dapat berkomunikasi dan menuangkan isi pikirannya sesuai dengan keperluan dan kepentingan sebuah organisasi.

Contoh Komunikasi Organisasi           

Contoh komunikasi organisasi yaitu pemberian suatu proyek dari atasan ke bawahan,  rapat dewan direksi, musyawarah bersama, pembentukkan struktur organisasi, komunikasi antar sesama anggota satu divisi, komunikasi antar divisi lain, dan lain sebagainya.

The post Komunikasi Organisasi: Pengertian – Teori dan Pendekatan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>