komunikasi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/komunikasi Mon, 29 Jan 2024 05:16:28 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico komunikasi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/komunikasi 32 32 7 Tips Berkomunikasi dengan Rekan Kantor https://haloedukasi.com/tips-berkomunikasi-dengan-rekan-kantor Mon, 29 Jan 2024 05:16:28 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47860 Memiliki lingkungan kerja yang baik merupakan dambaan semua orang. Namun, untuk menciptakan lingkungan kerja yang tidak mudah. Perlu koordinasi yang baik dengan rekan kantor maupun atasan. Rekan kerja merupakan seseorang yang menjadi partner dalam bekerja. Terkadang rekan kantor bisa menjadi musuh dalam selimut yang menghancurkan karir. Namun, keberadaan rekan kerja juga bisa menjadi support sistem […]

The post 7 Tips Berkomunikasi dengan Rekan Kantor appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Memiliki lingkungan kerja yang baik merupakan dambaan semua orang. Namun, untuk menciptakan lingkungan kerja yang tidak mudah. Perlu koordinasi yang baik dengan rekan kantor maupun atasan. Rekan kerja merupakan seseorang yang menjadi partner dalam bekerja.

Terkadang rekan kantor bisa menjadi musuh dalam selimut yang menghancurkan karir. Namun, keberadaan rekan kerja juga bisa menjadi support sistem di dunia pekerjaan. Oleh karena itu, sangat penting sekali untuk menjalin hubungan yang baik dengan rekan kerja.

Menjalin hubungan baik dengan rekan kerja dapat membangkitkan semangat kerja. Ada banyak cara menjalin hubungan baik dengan rekan kerja. Salah satunya dengan melakukan komunikasi atau interaksi. Komunikasi membuat seseorang lebih dekat dengan orang lain.

Orang akan saling mengenal satu sama lain karena adanya komunikasi. Dengan adanya komunikasi akan mempererat jalinan persahabatan di antara manusia. Dari komunikasi akan tercipta hubungan-hubungan baik lainnya.

Namun, untuk berkomunikasi memiliki sejumlah hal yang patut diperhatikan. Ketika melakukan komunikasi, terkadang kita terlalu asyik dan tak sadar menyinggung perasaan lawan bicara. Hal inilah yang perlu dihindari saat melakukan komunikasi dengan rekan kerja.

Sebab, hal tersebut dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman dan berdampak pada hubungan yang telah dibangun. Berikut ini beberapa tips untuk melakukan komunikasi dengan rekan kantor.

1. Tidak Bertele-tele

Saat melakukan komunikasi dengan rekan kantor, sebaiknya tidak bertele-tele. Bicarakan sesuatu dengan jelas dan ringkas. Terlebih lagi ketika melihat rekan kantor sedang memiliki sejumlah kesibukan. Jangan melakukan pembicaraan yang dirasa tidak penting. Hal ini dapat mengganggu konsentrasinya dalam bekerja. Selain itu, kamu juga terkena Omelan karena dianggap mengganggu.

Beberapa orang memang kurang menyukai pembicaraan yang terlalu bertele-tele. Terlebih lagi pada orang-orang yang memiliki banyak kesibukan. Mereka akan menganggap pembicaraan yang seperti itu merupakan hal yang sia-sia. Oleh karena itu, ketika akan melakukan komunikasi, sebaiknya menggunakan bahasa yang singkat dan jelas. Memang basa-basi terkadang diperlukan. Namun, jangan terlalu berlebihan karena tidak baik.

Hal ini tidak hanya berlaku ketika sedang mengobrol santai saja. Saat sedang melakukan koordinasi dalam hal pekerjaan pun, sebaiknya tidak melakukan pembahasan yang bertele-tele. Sebab, hal tersebut dapat mengaburkan maksud dan tujuan yang ingin disampaikan. Akibatnya, rekan kerja tidak paham dengan apa yang dibacakan.

Hal ini dapat membuat pekerjaan menjadi lebih rumit dan memakan banyak waktu. Orang-orang akan merasa bosan mendengarkan apa yang sedang dibicarakan karena terlalu banyak yang diucapkan. Oleh karena itu, penting sekali memiliki skill komunikasi yang baik.

2. Ramah

Tips selanjutnya saat melakukan komunikasi dengan rekan kantor adalah bersikap ramah. Ramah bukan berarti kamu harus tersenyum sepanjang hari di kantor. Kamu cukup tersenyum ketika berpapasan dengan rekan kantor. Selain tersenyum, hal yang bisa dilakukan adalah dengan bertegur sapa.

Untuk melakukan tegur sapa sebaiknya melihat situasi dan kondisi. Jika rekan kantor dilihat sedang sibuk atau terburu-buru, senyum sudah cukup mewakili. Orang-orang yang ramah biasanya lebih mudah untuk bergaul dengan rekan kantor. Mereka akan cenderung lebih disukai karena tidak menutup diri dengan lingkungan.

Namun, ramah dalam hal ini bukan berarti sok asik. Sebab, keduanya sangatlah berbeda. Orang ramah bisa menempatkan diri bagaimana dan di mana harus bersikap ramah. Lain halnya dengan orang sok asik yang terkadang selalu ingin terlihat asik dalam kondisi apapun. Hal tersebut cenderung tidak disukai oleh rekan kantor bahkan beberapa orang menganggapnya risi.

Orang yang bersikap ramah biasanya dikenal memiliki positif vibes. Pembawaan yang ramah dapat meningkatkan semangat untuk bekerja baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Sebab, pembawaan yang ceria dapat menularkan energi yang positif. Energi positif sangat dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan kantor yang menumpuk.

Berbeda dengan orang yang jutek akan membawa hawa yang tidak mengenakan bagi suasana kantor. Hawa yang tidak mengenakan ini juga berpotensi menular kepada rekan kantor sehingga beberapa orang merasa kurang nyaman dengan keadaan kantor.

3. Bergosip yang Berlebihan

Melakukan komunikasi di luar jam kerja dan pembahasan kantor memang dibutuhkan untuk mendekatkan hubungan di antara rekan kantor. Biasanya pembicaraan tersebut tidak jauh seputar gosip. Gosip menjadi pembicaraan yang biasa dilakukan sesama rekan kantor.

Gosip tersebut biasanya seputar kehidupan selebriti, atasan bahkan hingga rekan kantor sendiri. Terlebih jika ada isu yang tidak sedap menimpa rekan kantor. Hal tersebut akan menjadi pembahasan di antara rekan kantor yang lain. Oleh sebab itu, terkadang keberadaan gosip juga dapat meregangkan hubungan di antara rekan kantor.

Terlebih lagi jika gosip yang dibicarakan adalah rekan kantor sendiri. Jika orang tersebut mendengar gosip tentang dirinya dapat mengakibatkan perselisihan. Perselisihan inilah yang membuat suasana kantor menjadi tidak nyaman. Suasana yang tidak nyaman ini akan mengurangi kinerja seseorang dalam bekerja.

Kinerja yang berkurang ini akan menjadi sebuah boom waktu di kemudian hari. Bisa saja mengakibatkan adanya pemecatan karena turunnya kinerja secara terus menerus.

4. Menjadi Pendengar yang Baik

Seorang pembicara yang baik seharusnya menjadi pendengar yang baik. Terkadang orang hanya memikirkan apakah orang lain mendengarkan dia ketika berbicara. Namun, mereka melupakan apakah dirinya mendengarkan orang lain saat sedang berbicara. Oleh karena itu, menjadi pendengar yang baik sangat dibutuhkan ketika melakukan komunikasi dengan rekan kantor.

Orang yang bisa mendengarkan cerita orang lain dengan baik akan dihargai keberadaannya. Sebab, mereka juga merasa dihargai oleh dirinya ketik sedang berbicara. Menjadi pendengar yang baik adalah ketika orang lain berbicara, tidak ikut memotong pembicaraan. Terkadang karena keasyikan bercerita, tidak sadar suka memotong orang lain yang sedang berbicara.

Hal ini tentunya tidak boleh dilakukan karena dapat membuat komunikasi menjadi buruk. Selain itu, saat berkomunikasi dengan rekan kerja, sebaiknya tidak melakukan aktivitas lain yang membuat konsentrasi terpecah. Maka dari itu, ketika sedang mengobrol atau berkomunikasi dengan rekan kantor sebaiknya meninggalkan sejumlah aktivitas yang mengganggu konsentrasi.

Hal ini dapat berpotensi membuat seseorang merasa tidak dihargai ketika sedang berbicara.
Orang yang merasa tidak dihargai mereka akan menutup diri. Mereka tidak lagi mau untuk berbicara dengan orang tersebut. Sebab, dirinya merasa percuma untuk berkomunikasi. Selain itu, hal tersebut juga dapat membuat hubungan dengan rekan kantor menjadi tidak harmonis.

5. Memahami Gaya Komunikasi

Tips selanjutnya melakukan komunikasi dengan rekan kerja adalah dengan paham akan gaya komunikasi. Gaya komunikasi seseorang dengan orang lain tentu berbeda. Bahkan tidak hanya gaya komunikasi saja, sikap di antara orang pun berbeda. Perbedaan gaya komunikasi inilah yang membuat suasana di kantor menjadi hidup.

Namun, perbedaan gaya komunikasi ini dapat mengakibatkan adanya miskomunikasi. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami gaya komunikasi yang ada. Setidaknya terdapat 4 gaya komunikasi yaitu pasif, agresif, Pasif Agresif, Asertif.

6. Menggunakan Bahasa Tubuh

Selain komunikasi verbal, komunikasi non verbal sangat penting dalam berkomunikasi dengan rekan kantor. Komunikasi non verbal merupakan komunikasi dengan menggunakan gerakan tubuh atau ekspresi. Dengan menggunakan komunikasi non verbal, maka pesan yang disampaikan akan lebih kuat.

Misalnya ketika dalam pembicaraan, kamu tidak setuju maka kamu perlu menggelengkan kepala sebagai isyarat tidak setuju. Komunikasi non verbal ini membantu seseorang dalam melakukan interaksi dengan orang lain. Terlebih orang yang sulit mengungkapkan sesuatu menggunakan komunikasi verbal.

Dengan melihat ekspresi atau gerakan, orang lain dapat mengetahui apa yang dimaksud. Komunikasi non verbal juga membantu untuk mendeteksi seseorang sedang berbohong atau tidak. Biasanya mereka akan cenderung melakukan komunikasi non verbal yang berlainan dengan komunikasi verbal.

Perbedaan yang terlihat ini membuat lebih mudah mendeteksi kebohongan pada diri seseorang. Contohnya ketika seseorang sedang bercerita, dia cenderung melakukan gerakan yang berlebihan seperti menggaruk kepala, mata lebih banyak ke atas dan lainnya. Gerakan yang berlebihan ini bisa mengindikasikan seseorang itu berbohong.

Untuk melakukan komunikasi non verbal, ditunjang oleh beberapa hal seperti mimik, intonasi, gerakan tubuh. Mimik atau ekspresi wajah merupakan penyaluran emosi yang tercermin lewat raut wajah. Misalnya saat bahagia, orang akan menampilkan senyuman dengan mata yang berseri. Sementara itu, intonasi adalah tinggi rendahnya suara ketika sedang berbicara.

Intonasi dapat membantu untuk memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Pada beberapa poin penting biasanya dilakukan penekanan. Penekan inilah yang merupakan intonasi. Gestur atau gerakan tubuh sangat membantu untuk melakukan komunikasi dengan rekan kantor. Gestur setiap orang saat berbicara berbeda-beda.

Ada yang memiliki gestur yang berlebihan, ada pula yang cenderung tidak banyak menggunakan gestur. Gestur juga membantu untuk meningkatkan kepercayaan saat sedang berkomunikasi. Tidak heran jika ada orang yang tidak mau diam saat sedang melakukan komunikasi karena hal tersebut membantunya untuk percaya diri.

7. Empati

Empati sangat dibutuhkan ketika melakukan komunikasi dengan rekan kantor. Empati adalah ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Orang yang memiliki empati, mereka akan cenderung menghargai lawan bicara. Mereka bisa menempatkan diri dalam situasi dan kondisi apapun.

Salah satu contoh seseorang yang memiliki empati adalah dengan turut mendengarkan apa yang disampaikan oleh orang lain. Tidak ada niatan untuk memotong atau mengabaikan orang yang sedang berbicara. Dalam komunikasi dengan rekan kantor, empati menjadi sesuatu yang harus dimiliki.

Banyak orang yang cenderung mengadu nasib ketika orang lain menceritakan kesedihannya. Padahal, hal tersebut bukanlah sesuatu yang baik. Setiap orang pasti memiliki cobaan hidup masing-masing. Namun, membandingkan cobaan hidup bukanlah solusi yang tepat.

Respons yang seharusnya dilakukan adalah dengan mendengarkan dan memberikan saran jika dibutuhkan. Pemberian saran juga harus dikondisikan dengan keadaan yang sedang dirasakan rekan kantor. Memberikan saran memang baik, namun saran yang baik adalah saran yang tepat pada tempatnya.

Selain itu, empati juga perlu digunakan ketika memberikan perintah atau arahan. Terkadang karena banyaknya tugas, seseorang mengabaikan empati. Perintah yang diberikan tidak perlu menggunakan bentakan atau kata-kata kasar yang melukai perasaan.

Selain itu, terkadang seseorang tidak peduli akan kondisi orang lain apakah tengah kesulitan atau tertimpa musibah. Sebagai rekan kantor yang baik, sebaiknya melihat kondisi ketika memberikan perintah.

The post 7 Tips Berkomunikasi dengan Rekan Kantor appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Hubungan Sosiologi dengan Komunikasi https://haloedukasi.com/hubungan-sosiologi-dengan-komunikasi Mon, 08 Jan 2024 02:39:50 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47349 Sosiologi mempelajari segala hal tentang perilaku manusia di dalam masyarakat, termasuk berbagai cara dan pola interaksi antar individu maupun kelompok. Artinya, sosiologi dan komunikasi adalah dua ilmu yang saling berhubungan karena keduanya saling melengkapi. Sosiologi pun dikenal sebagai salah satu akar ilmu komunikasi di mana sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sosial kemasyarakatan dan komunikasi sendiri adalah […]

The post Hubungan Sosiologi dengan Komunikasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sosiologi mempelajari segala hal tentang perilaku manusia di dalam masyarakat, termasuk berbagai cara dan pola interaksi antar individu maupun kelompok. Artinya, sosiologi dan komunikasi adalah dua ilmu yang saling berhubungan karena keduanya saling melengkapi.

Sosiologi pun dikenal sebagai salah satu akar ilmu komunikasi di mana sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sosial kemasyarakatan dan komunikasi sendiri adalah ilmu proses interaksi. Keduanya adalah ilmu yang saling memengaruhi satu sama lain di mana hubungan sosiologi dan komunikasi kemudian menghasilkan ilmu sosiologi komunikasi.

1. Sebagai Ilmu Komunikasi

Manusia hidup tidak sekadar membutuhkan benda-benda fisik atau material untuk dapat bertahan. Manusia membutuhkan sebuah proses ekspresi emosi dan pikiran untuk mengomunikasikan apa yang mereka rasakan dan pikirkan seperti yang dikemukakan oleh Onong Uchyana (2002).

Dalam proses komunikasi memerlukan setidaknya dua orang yang berperan sebagai si penyampai pesan, ide, sudut pandang, informasi, pendapat atau emosi dan si penerima ekspresi emosi dan pikiran dari pihak pertama. Proses komunikasi tersebut dibutuhkan dalam kehidupan sosial sehari-hari yang masih merupakan bagian dari sosiologi.

2. Sebagai Ilmu Sosiologi

Ilmu sosiologi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Ilmu ini berfokus mengkaji dan membahas hubungan antar manusia atau kelompok di segala aspek, seperti politik, ekonomi, hukum, dan lainnya.

Ilmu sosiologi tidak sekadar mengamati dan memelajari kehidupan manusia-manusia yang hidup berdampingan dan berinteraksi di dalam masyarakat, tapi juga pengaruh timbal balik antara ekonomi dengan hukum, hukum dengan politik, politik dengan agama, dan seterusnya.

Oleh sebab itu, hubungan sosiologi dengan komunikasi dianggap berkesinambungan karena komunikasi adalah bagian dari kehidupan sosial manusia dan bentuk dari suatu interaksi. Sementara itu, kehidupan sosial membutuhkan proses komunikasi untuk keberlangsungan hidup manusia itu sendiri.

Baik ilmu sosiologi maupun komunikasi akan sama-sama terus berkembang seiring dengan perkembangan dan perubahan masyarakat yang selalu dinamis. Menurut Dr. Everett Kleinjan dari East West Center, Hawaii, komunikasi dalam kehidupan manusia diibaratkan seperti aktivitas bernapas.

Komunikasi adalah salah satu cara agar manusia tetap hidup, sebab kebutuhan hidup manusia tidak hanya tentang sandang, pangan dan papan, tapi juga berkomunikasi dengan manusia lainnya. Penyampaian perasaan serta berbagi informasi adalah kegiatan dan kebutuhan dasar setiap manusia.

Sementara menurut Profesor Wilbur Schramm (1982), komunikasi dan masyarakat berhubungan erat dan tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling membutuhkan dan saling bergantung untuk berkembang sebab komunikasi tidak dapat dilakukan ketika tidak ada manusia-manusia yang membentuk masyarakat.

Ketika masyarakat tidak eksis, perkembangan komunikasi akan berhenti dan tidak semaju seperti sekarang. Sedangkan masyarakat sendiri tidak dapat hidup tanpa komunikasi antara satu individu atau kelompok dengan individu atau kelompok lain.

The post Hubungan Sosiologi dengan Komunikasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Jenis Komunikasi dalam Organisasi https://haloedukasi.com/jenis-komunikasi-dalam-organisasi Sat, 30 Dec 2023 02:04:34 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47299 Organisasi adalah suatu kelompok atau himpunan yang terdiri dari banyak orang dengan visi dan misi yang sama untuk mencapai suatu tujuan bersama. Salah satu kunci keberhasilan dan kekompakan sebuah organisasi adalah dengan adanya komunikasi yang baik. Komunikasi sendiri merupakan sebuah cara untuk berinteraksi dengan orang-orang di sekitar kita. Ada banyak cara untuk berkomunikasi dengan orang […]

The post 5 Jenis Komunikasi dalam Organisasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Organisasi adalah suatu kelompok atau himpunan yang terdiri dari banyak orang dengan visi dan misi yang sama untuk mencapai suatu tujuan bersama. Salah satu kunci keberhasilan dan kekompakan sebuah organisasi adalah dengan adanya komunikasi yang baik.

Komunikasi sendiri merupakan sebuah cara untuk berinteraksi dengan orang-orang di sekitar kita. Ada banyak cara untuk berkomunikasi dengan orang lain, entah secara langsung maupun tidak langsung. Cara komunikasi dalam organisasi serta komunikasi yang dilakukan bersama anggota keluarga maupun teman bisa cukup berbeda.

Namun bagaimanapun caranya, komunikasi merupakan sebuah upaya untuk memperlancar dan mempererat hubungan antar anggota keluarga, teman, saudara, dan juga anggota organisasi. Komunikasi yang baik dengan sesama anggota organisasi akan mempermudah proses untuk pencapaian tujuan bersama.

Berikut lima jenis komunikasi dalam organisasi yang umumnya diterapkan

1. Komunikasi Internal

Komunikasi internal adalah jenis komunikasi dalam organisasi yang mengutamakan interaksi antar sesama anggota. Komunikasi ini bertujuan utama mempererat hubungan dengan orang-orang yang khusus ada di dalam organisasi saja dan bukan dengan orang di luar organisasi sekalipun orang tersebut terlibat.

Salah satu contoh komunikasi internal adalah tindakan mengubah visi organisasi apabila ketika terdapat perbedaan pendapat antar anggota. Visi yang diubah merupakan bentuk penyesuaian demi kesatuan anggota organisasi sehingga terjalin diskusi sehat yang berujung pada kekuatan relasi.

Alih-alih melakukan debat panas hingga terjadi konflik yang bisa saja merusak hubungan atau bahkan menghancurkan organisasi itu sendiri hanya karena perbedaan pendapat, komunikasi internal dibutuhkan untuk penyatuan antar anggota lebih lagi.

2. Komunikasi Eksternal

Komunikasi eksternal adalah jenis komunikasi dalam organisasi yang mengutamakan interaksi dengan pihak dari luar organisasi. Bila komunikasi internal hanya melibatkan interaksi dan diskusi antar anggota organisasi saja, maka komunikasi eksternal bisa saja melibatkan sponsor atau tenaga bantuan dari luar organisasi.

Sebuah organisasi untuk setidaknya bisa tetap berjalan maupun mencapai tujuan adalah dengan melalui keberadaan donatur, sponsor, iklan, dan faktor eksternal lainnya. Tujuan dari komunikasi jenis eksternal adalah juga demi pencapaian tujuan bersama, namun melalui hubungan kerja sama dengan pihak luar organisasi.

3. Komunikasi Vertikal

Komunikasi vertikal adalah jenis komunikasi dalam organisasi yang terjadi antara atasan ke bawahan dan bawahan ke atasan. Seperti halnya ketua dan wakil ketua yang berkomunikasi dengan sekretaris, bendahara, maupun seksi lainnya untuk kepentingan organisasi itu sendiri.

Komunikasi vertikal penting bagi jalannya suatu organisasi agar segala prosedur kerja terlaksana dengan baik sesuai rencana. Pimpinan organisasi yang berinteraksi dengan bawahannya biasanya untuk memberi instruksi, memperjelas aturan yang berlaku, memastikan prosedur kerja lancar dan pelaksanaan segala kebijakan sudah benar.

Namun tidak hanya itu, komunikasi vertikal juga berguna untuk atasan dapat mengawasi prosedur kerja dari awal hingga akhir yang dilakukan oleh para anggotanya. Bahkan untuk segala informasi tambahan yang diberikan oleh atasan ke bawahan maupun bawahan kepada atasan juga termasuk dalam komunikasi vertikal.

Atasan atau pimpinan organisasi memang sudah seharusnya memerhatikan komunikasi vertikal supaya terjalin hubungan kerja sama yang baik dan menghindari konflik atau kesalahpahaman. Penyampaian evaluasi, arahan, hingga teguran kepada bawahan juga tergolong sebagai komunikasi vertikal.

Komunikasi vertikal dari sudut pandang bawahan biasanya adalah berupa penyampaian laporan kerja kepada atasan untuk atasan bisa tindaklanjuti. Laporan kerja tersebut umumnya meliputi kegiatan yang sedang diupayakan maupun sedang berlangsung, serta informasi-informasi terkait proses kerja tersebut.

Adanya permohonan bantuan yang disampaikan oleh bawahan ke atasan dalam organisasi juga merupakan bentuk komunikasi vertikal. Lainnya, penyampaian keluhan serta pendapat (baik kritik maupun saran) oleh bawahan ke atasan juga sama pentingnya bagi keberlangsungan organisasi.

4. Komunikasi Horisontal

Komunikasi horisontal adalah jenis komunikasi dalam organisasi yang terjadi antara sesama bawahan atau karyawan organisasi. Bila komunikasi vertikal bersifat lebih formal karena adanya interaksi antara atasan dan bawahan, maka komunikasi horisontal lebih bersifat informal.

Situasi komunikasi horisontal cenderung tidak formal karena merupakan interaksi orang-orang yang posisinya setara dalam organisasi tersebut. Komunikasi horisontal dapat diterapkan dalam bentuk apa saja, baik itu komunikasi melalui pesan tertulis, pesan suara, maupun tatap muka secara langsung.

5. Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal adalah jenis komunikasi dalam organisasi yang juga sering disebut sebagai komunikasi silang. Komunikasi seperti ini adalah bentuk interaksi yang meningkatkan efektivitas kerja sama antar anggota organisasi mulai dari atasan hingga bawahan.

Proses komunikasi diagonal biasanya terjadi antara seseorang dengan orang lain yang memiliki posisi atau status berbeda dalam organisasi yang sama. Komunikasi diagonal juga berperan penting dalam sebuah proses pencapaian tujuan bersama suatu organisasi.

Komunikasi jenis diagonal adalah salah satu cara yang dapat mengembangkan potensi setiap anggota atau karyawan organisasi. Suasana di dalam proses kerja suatu organisasi juga akan menjadi lebih sehat dan suportif, terutama bila penyampaian dan penerimaan informasi berjalan dengan baik.

Komunikasi diagonal juga berguna sebagai pencegah suatu konflik antar anggota organisasi karena adanya interaksi secara merata dan efektif. Lebih dari itu, komunikasi jenis ini juga mendorong agar setiap orang bekerja secara produktif.

The post 5 Jenis Komunikasi dalam Organisasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Unsur dalam Komunikasi Sosiologi https://haloedukasi.com/unsur-dalam-komunikasi-sosiologi Wed, 24 May 2023 04:23:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=43316 Komunikasi sosiologi merupakan dua istilah yang digabung menjadi satu, yaitu komunikasi dimana harus ada komunikator dan komunikan, serta sosiologi yang merupakan ilmu yang membahas tentang berbagai aspek dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi sosiologi adalah bentuk interaksi sosial dalam masyarakat yang menjadi suatu penghubung di antara masyarakat satu dengan lainnya yang menciptakan keteraturan sosial di dalam masyarakat, […]

The post 5 Unsur dalam Komunikasi Sosiologi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Komunikasi sosiologi merupakan dua istilah yang digabung menjadi satu, yaitu komunikasi dimana harus ada komunikator dan komunikan, serta sosiologi yang merupakan ilmu yang membahas tentang berbagai aspek dalam kehidupan bermasyarakat.

Komunikasi sosiologi adalah bentuk interaksi sosial dalam masyarakat yang menjadi suatu penghubung di antara masyarakat satu dengan lainnya yang menciptakan keteraturan sosial di dalam masyarakat, komunikasi tersebut bisa dilakukan secara individu maupun kelompok dengan adanya proses timbal balik.

Supaya komunikasi dalam sosiologi berjalan dengan baik, maka setiap unsur dalam komunikasi harus diperhatikan dengan sempurna, agar dapat menghasilkan feedback positif dari komunikan atau yang melakukan komunikasi. 

berikut ini 5 unsur dalam komunikasi sosial, yaitu:

1. Komunikator

Komunikator merupakan salah satu unsur dalam komunikasi yang bertindak sebagai penyampai pesan kepada komunikan. Komunikator dapat berupa individu, kelompok, maupun organisasi. Komunikator dapat ditemui dalam berbagai proses komunikasi, mulai dari interpersonal sampai komunikasi massa.

Sebagai seorang komunikator, berikut ini beberapa hal yang perlu dimiliki agar pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik oleh komunikan, yaitu:

  • Seorang komunikator harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai pesan yang akan disampaikan kepada komunikan.
  • Dapat menguasai teknik bicara maupun menulis untuk menyampaikan pesan.
  • Mempunyai kemampuan dalam memilih media yang paling tepat untuk digunakan pada saat menyampaikan pesan
  • Memiliki kemampuan dalam menyusun isi pesan dengan baik.
  • Mempunyai kredibilitas yang baik di dalam mata komunikan.
  • Memiliki kemampuan dalam memberikan tanggapan atas feedback yang diberikan komunikan.

2. Komunikan

Komunikan adalah pihak penerima pesan atau informasi yang menjadi sasaran dalam komunikasi. Komunikan sama dengan komunikator yaitu bisa berupa individu, kelompok, maupun organisasi dan juga dapat ditemui mulai dari interpersonal sampai komunikasi massa.

Seorang yang menjadi komunikan mempunyai tanggung jawab dalam memahami apa yang disampaikan oleh komunikator kepadanya. Oleh karena itu, seorang komunikan yang baik harus memperhatikan apa yang disampaikan komunikator dengan baik.

3. Pesan

Pesan merupakan sebuah informasi, ide, ataupun berita yang ingin disampaikan komunikator kepada komunikan, di mana tujuan dari pesan tersebut dapat dengan mudah dipahami dan dimengerti oleh komunikan. Pesan tidak hanya berupa kata-kata saja, tetapi juga dapat berupa tulisan, gambar dan lainnya.

Pesan yang disampaikan dalam bentuk sebuah gambar dan suara yang biasanya lebih menarik dari pada pesan yang disampaikan lewat tulisan saja. Pesan yang akan disampaikan mengandung materi yang ditujukan agar mempengaruhi atau mengubah komunikan.

4. Media Komunikasi

Media komunikasi adalah sarana yang digunakan oleh komunikator dalam menyampaikan pesan kepada komunikan. Ketika berkomunikasi, pesan akan diterima terlebih dahulu oleh pancaindra manusia, dan selanjutnya di proses dalam pikirannya yang kemudian menghasilkan sebuah feedback.

Dalam pemilihan media atau sarana komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang bergantung dengan jenis dan bentuk pesan yang akan disampaikan. Misalnya pesan yang akan disampaikan dalam bentuk tulisan maka dapat disampaikan dengan menggunakan media koran dan majalah.

5. Umpan balik

Feedback atau umpan balik adalah respon yang diberikan seorang komunikan untuk menanggapi pesan yang diterimanya dari komunikator. Umpan balik ini memegang peranan yang penting untuk tercapainya sebuah tujuan di dalam komunikasi.

Umpan balik dari komunikan akan mengukur apakah komunikasi berjalan dengan baik atau tidak, dan sudah memahami pesan yang disampaikannya atau belum, serta apakah tujuan dari komunikasi tercapai atau tidak.

The post 5 Unsur dalam Komunikasi Sosiologi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Etnografi Komunikasi: Pengertian – Tujuan dan Ruang Lingkup https://haloedukasi.com/etnografi-komunikasi Tue, 29 Nov 2022 06:58:46 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39752 Pengertian Etnografi Komunikasi Etnografi komunikasi merupakan sebuah upaya pengkajian bahasa dalam perilaku komunikasi sosial masyarakat, yang kemudian disebut dengan masyarakat tutur. Kajian tersebut meliputi cara bagaimana bahasa digunakan dalam masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda (Koentjaraningrat, 2008). Berdasarkan definisi tersebut, terdapat dua hal penting yang perlu kita garis bawahi, yaitu bahasa (linguistik) dan budaya […]

The post Etnografi Komunikasi: Pengertian – Tujuan dan Ruang Lingkup appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Etnografi Komunikasi

Etnografi komunikasi merupakan sebuah upaya pengkajian bahasa dalam perilaku komunikasi sosial masyarakat, yang kemudian disebut dengan masyarakat tutur. Kajian tersebut meliputi cara bagaimana bahasa digunakan dalam masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda (Koentjaraningrat, 2008). Berdasarkan definisi tersebut, terdapat dua hal penting yang perlu kita garis bawahi, yaitu bahasa (linguistik) dan budaya (antropologi).

Etnografi komunikasi merupakan cabang ilmu turunan antropologi. Pada awal kemunculannya, oleh Dell H. Hymes diistilahkan dengan “etnografi berbahasa” yang memiliki fokus penelitian pada pola perilaku komunikasi sebagai komponen penting dalam sistem kebudayaan, pola-pola tersebut berada diantara konteks kebudayaan yang holistik serta memiliki hubungan langsung dengan pola komponen sistem lain (Muriel, 1986).

Hymes melakukan pembaharuan pada kajiannya tersebut dengan istilah etnografi komunikasi. Menurutnya, yang menjadi kerangka acuan bahasa dalam sebuah kebudayaan adalah proses komunikasi, bukan bahasa. Bahasa hidup dalam sebuah sistem komunikasi, dan tidak akan memiliki makna jika tidak dikomunikasikan.

Kini etnografi komunikasi sudah menjadi sebuah bidang keilmuan mandiri yang mampu menguraikan berbagai gejala sosial mengenai perilaku komunikasi masyarakat.

Tujuan Etnografi Komunikasi

Meski masih tergolong bidang keilmuan baru, namun etnografi komunikasi sudah banyak digunakan sebagai metode penelitian. Menurut Hymes ada dua tujuan mengapa peneliti menggunakannya, di antaranya:

  • Metode etnografi komunikasi yang terkadang bersifat spesifik, banyak digunakan untuk memahami pola-pola komunikasi dalam kebudayaan tertentu, sehingga hasil yang didapatkan pun juga berupa penjelasan-penjelasan yang sifatnya terbatas pada konteks tempat dan waktu tertentu. Namun demikian, kita dapat menerapkan pola yang tepat untuk melakukan sebuah komunikasi pada kelompok tertentu dengan latar belakang budaya yang berbeda dengan kita.
  • Penelitian dengan etnografi komunikasi juga bisa bersifat global, hal ini karena peneliti ingin lebih fokus terhadap konsep-konsep teori yang menjadi kebutuhan pengembangan metateori global komunikasi interpersonal, yaitu dengan mengambil kerangka komunitas dan mengkaji kebiasaan-kebiasaan mereka secara keseluruhan.

Ruang Lingkup Etnografi Komunikasi

Dalam perkembangannya, Hymes membagi ruang lingkup kajian etnografi komunikasi menjadi enam. Di antaranya:

  • Cara masyarakat dalam sebuah budaya berkomunikasi.
  • Pola dari komunikasi yang digunakan beserta fungsinya.
  • Komponen penting dari sebuah kemampuan berkomunikasi.
  • Hakikat dan definisi masyarakat berbahasa.
  • Keterkaitan antara bahasa sebagai pandangan terhadap dunia dan organisasi sosial masyarakat.
  • Kajian mengenai kehidupan sosial secara umum, ilmu kebahasaan (linguistik), dan ketidaksetaraan.

Objek Penelitian Etnografi Komunikasi

1. Komunitas Masyarakat Tutur (Speech Community)

Dalam batasan yang telah ditentukan oleh Hymes, komunitas masyarakat tutur di sini adalah masyarakat dalam budaya tertentu di mana anggotanya tidak hanya memiliki kaidah berbicara, namun juga memiliki satu variasi linguistik yang sama.

Dalam kenyataannya, dalam sebuah budaya terdapat sebuah kelompok dengan penuturan jenis linguistik yang berbeda-beda. Misalnya indonesia yang terdiri dari berbagai etnis dan budaya berbeda, dalam suatu budaya tidak menutup kemungkinan terdapat beberapa masyarakat tutur berbeda-beda di dalamya.

2. Aktivitas Komunikasi (Communication Activity)

Aktivitas komunikasi menurut Hymes, merupakan sebuah aktivitas komunikasi haruslah mendapatkan sebuah status dari konteks sosial, bentuk gramatikal, dan intonasinya.

Sedangkan, dalam proses pendeskripsian dan analisisnya, kegiatan komunikasi dalam etnografi komunikasi memerlukan pemahaman tentang berbagai unit diskrit dari kegiatan komunikasi.

3. Komponen Komunikasi (Communication Component)

Komponen komunikasi merupakan objek kajian etnografi komunikasi paling penting. Komponen etnografi komunikasi yang dimaksud Hymes antara lain:

  • Topik, tujuan dan fungsi dari sebuah kegiatan komunikasi secara umum.
  • Tujuan dan fungsi para partisipan dalam kegiatan komunikasi secara individual.
  • Genre, setting, dan partisipan
  • Bentuk pesan dan isi pesan.
  • Alur tindakan, kaidah interaksi, dan norma-norma interpretasi.

4. Kompetensi Komunikasi (Communication Competencies)

Setiap individu dalam sebuah komunitas masyarakat tutur, haruslah memiliki tiga keterampilan dan kompetensi yang nantinya akan mempengaruhi kemampuan mereka dalam menggunakan dan menginterpretasikan beragam bentuk linguistik, di antaranya adalah keterampilan linguistik, keterampilan interaksi, dan keterampilan budaya.

5. Varietas Bahasa (Languange Varieties)

Menurut Hymes varietas bahasa dalam sebuah komunitas atau kumpulan masyarakat meliputi varietas kode bahasa (language code) dan cara berkomunikasi yang sering digunakan oleh anggota masyarakat. Varietas bahasa inilah yang akan mampu menguraikan dengan jelas pola-pola komunikasi yang ada dalam masyarakat.

The post Etnografi Komunikasi: Pengertian – Tujuan dan Ruang Lingkup appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sifat – Sifat Bahasa dan Contohnya https://haloedukasi.com/sifat-sifat-bahasa Fri, 18 Nov 2022 02:48:11 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39540 Secara universal pengertian Bahasa ialah suatu perilaku yang berbentuk ujaran. Ujaran inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Dengan ujaran inilah manusia mengungkapkan hal yang nyata atau yang maya, mendeskripsikan situasi kondisi masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. Ujaran ini menjadi Bahasa, apabila ada dua orang atau lebih bersepakat bahwa seperangkat bunyi […]

The post Sifat – Sifat Bahasa dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Secara universal pengertian Bahasa ialah suatu perilaku yang berbentuk ujaran. Ujaran inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Dengan ujaran inilah manusia mengungkapkan hal yang nyata atau yang maya, mendeskripsikan situasi kondisi masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang.

Ujaran ini menjadi Bahasa, apabila ada dua orang atau lebih bersepakat bahwa seperangkat bunyi itu memiliki makna yang disetujui Bersama. Bahasa sebagai alat komunikasi terus menerus berkembang untuk menyesuaikan diri dengan kondisi, situasi atau perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju.

Sifat Bahasa ini sangat penting karena Bahasa butuh berkembang untuk bertahan agar tidak ketinggalan zaman, kemudian hilang dan punah karena tidak ada penuturnya. Bahasa yang adalah media komunikasi antar umat manusia ini, mengandung beberapa sifat, yaitu :

Bahasa Bersifat Sistematik

Setiap Bahasa memiliki pola dan kaidah yang bersistem, yang harus ditaati agar dapat dipahami oleh para pemakainya. Dalam Bahasa Indonesia terdapat gabungan beberapa bunyi yang membentuk sebuah kata, misalnya “mahasiswa” tidak betul jika diubah menjadi “siswamaha”.

Contoh yang lain, misalnya adalah sebagai berikut :

  • Malam minggu tidak betul jika diubah menjadi Minggu malam.
  • Beras mahal tidak betul jika diubah menjadi mahal beras.
  • Minyak kelapa tidak betul jika diubah menjadi kelapa minyak.
  • Sampo baru tidak betul jika diubah menjadi baru sampo.
  • Pengusaha Wanita tidak betul jika diubah menjadi Wanita pengusaha.

Bahasa Bersifat Mana Suka

Sekelompok manusia yang tinggal di lokasi tertentu secara konvensional bersepakat membuat, menggunakan, menata, mengembangkan sebuah Bahasa untuk berkomunikasi, berinteraksi sosial, yang terus turun temurun dari generasi ke generasi, makin lama makin bertambah banyak, baik penggunanya, juga pembendaharaan kosakata itu sendiri.

Manusia bebas memilih secara acak bunyi-bunyi Bahasa kemudian menyusunnya menjadi kata untuk mengungkapkan makna tertentu. Tidak ada alasan maupun pertimbangan analisis dalam penetapan kata untuk menyebutkan makna tersebut, bukan atas dasar kriteria atau formula tertentu, melainkan secara mana suka.

Contohnya sebagai berikut :

  • Manusia yang baru lahir disebut “bayi” tidak disebut “dewasa”.
  • Laki-laki yang sudah tua disebut “kakek” tidak disebut “kolak”.

Bahasa Bersifat Ujaran

Ujaran dengan media bunyi Bahasa disebut dengan berbicara. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, perasaan, dan penalaran.

Dengan berbicara orang menyampaikan informasi melalui ujaran kepada orang lain. Dengan orang menyimak, memahami informasi maka akan terjadi interaksi, kegiatan resiprokal, dan saling memahami.

Bahasa Bersifat Manusiawi

Bahasa disebut manusiawi karena Bahasa menjadi berfungsi selama manusia yang memanfaatkannya. Sebagai makhluk sosial, manusia berinteraksi, berkomunikasi dengan manusia lainnya dengan menggunakan Bahasa sebagai media, baik berkomunikasi menggunakan Bahasa lisan, maupun juga berkomunikasi menggunakan bahasan tulisan.

Bahasa Bersifat Komunikatif

Bahasa dibutuhkan untuk dimanfaatkan manusia sebagai media berkomunikasi agar saling memahami agar dapat menyatukan keluarga, masyarakat, dan bangsa dalam segala kegiatan. Pesan penutur diterima sama persis sebagai kesan oleh mitratutur.

Jika pesan “kuda”, kesanya sama yaitu “kuda” tidak berubah menjadi “kuba” atau “duda. Agar komunikasi berjalan komunikatif, hendaknya kita senantiasa berupaya menggunakan lafal dan intonasi yang tepat sesuai dengan maksud, isi pesan yang disampaikan.

The post Sifat – Sifat Bahasa dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
9 Hambatan Komunikasi Antar Budaya https://haloedukasi.com/hambatan-komunikasi-antar-budaya Fri, 01 Jul 2022 02:49:23 +0000 https://haloedukasi.com/?p=36082 Komunikasi antar budaya diartikan oleh Hamid Mowland sebagai human flow across national boundaries, dalam hal ini Mowland mengartikan komunikasi antar budaya yang terjadi antara sekelompok manusia yang berbeda budaya (lintas budaya). Sedangkan Sitaram (1970) berpendapat bahwa komunikasi antar budaya adalah sebuah seni memahami dan saling berpengertian di antara masyarakat yang memiliki perbedaan kebudayaan. Komunikasi antar […]

The post 9 Hambatan Komunikasi Antar Budaya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Komunikasi antar budaya diartikan oleh Hamid Mowland sebagai human flow across national boundaries, dalam hal ini Mowland mengartikan komunikasi antar budaya yang terjadi antara sekelompok manusia yang berbeda budaya (lintas budaya).

Sedangkan Sitaram (1970) berpendapat bahwa komunikasi antar budaya adalah sebuah seni memahami dan saling berpengertian di antara masyarakat yang memiliki perbedaan kebudayaan.

Komunikasi antar budaya dapat diartika secara umum sebagai komunikasi antara dua individu yang memiliki perbedaan. Esensi dari komunikasi antar budaya adalah menciptakan kemudahan serta pemahaman atas berbagai macam bentuk perbedaan yang ada antar individu.

Komunikasi antar budaya juga memiliki hambatan, hambatan komunikasi atau communication barrier merupakan segala hal yang menjadi penghalang sebuah komunikasi yang efektif, hal ini dikemukakan oleh Chaney dan Martin (2004).

Agar lebih mudah memahami hambatan komunikasi antar budaya, kita ambil contoh perbedaan kebiasaan antar bangsa, misalnya saja anggukan kepala di Amerika Serikat memiliki arti bahwa seseorang memahami atau mengiyakan sesutu, sedangkan di Jepang sebaliknya, yaitu menyatakan ketidak setujuan terhadap sesuatu.

Tujuan dari memahami komunikasi antar budaya adalah menghilangkan hambatan komunikasi agar terciptak komunikasi yang efektif. Agar lebih jelas memahami tentang komunikasi antar budaya beserta hambatan komunikasinya, erikut kita akan membahas tentang hambatan komunikasi antar budaya.

Komunikasi Antar Budaya di Era Modern

Ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang turut berperan dalam perubahan sosial, tak terkecuali perubahan dalam hal komunikasi. Perkembangan teknologi informasi di era modern seperti saat ini bahkan menjadi kebutuhan utama sebagai media komunikasi.

Penggunaan internet sebagai media komunikasi berperan sangat besar terhadap kebiasaan baru dalam komunikasi dan juga memberi kemudahan berkomunikasi yang dapat melintasi jarak. Hal ini membuat semakin mudahnya terjadi komunikasi antar budaya.

Komunikasi Antar Budaya Di Era Modern

Berikut adalah bentuk dan model komunikasi yang saat ini sudah lazim dilakukan banyak orang.  

  • Komunikasi Internasional

Komunikasi internasional terjadi antar bangsa, secara luas contoh bentuk komunikasi ini adalah diplomasi antara dua negara yang berkaitan dengan situasi antar budaya dan antar ras. Komunikasi internasional menitik beratkan pada kepentingan dua negara atau lebih terhadap isu politik, ekonomi dan pertahanan nasional.

Namun jika ditinjau dari komunikasi antar budaya, komunikasi ini lebih terkait dengan realitas sosiologis dan antropologis.

  • Komunikasi Antar Ras

Komunikasi anatar ras adalah komunikasi yang terjadi antara dua individu yang berbeda ras atau antar kelompok yang memiliki karakteristik biologis yang berbeda.

  • Komunikasi Antar Etnis

Komunikasi antar etnis adalah komunikasi yang terjadi antara dua individu atau kelompok yang memiliki perbedaan etnis atau memiliki latar belakang yang berbeda.

Hambatan Komunikasi Antar Budaya

Meskipun sudah ada teknologi internet yang memudahkan proses komunikasi, namun hambatan komunikasi tentu ada di dalam prosesnya. Ada dua hambatan dalam komunikasi antar budaya, yaitu above waterline dan below waterline.

Hambatan-hambatan yang ada di bawah batas air atau below waterline lebih sulit terlihat, karena lebih berkaitan dengan persepsi, norma, stereotipe, filosofi dan nilai-nilai. Sedangkan hambatan yang termasuk above waterline atau di atas batas air adalah faktor-faktor yang mudah dikenali karena berbentuk fisik.

Berikut hambatan-hambatan yang sering muncul dan mudah terlihat bentuknya di dalam proses komunikasi antar budaya.

  • Hambatan Fisik

Hambatan fisik biasanya wujudnya adalah lingkungan, kebutuhan individu, hambatan waktu dan media fisik.

  • Hambatan Budaya

Hambatan budaya atau cultural barrier biasanya berkaitan dengan adanya perbedaan etnis, agama dan perbedaan sosial.

  • Hambatan Persepsi

Hambatan persepsi atau perceptual ini muncul karena tiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang sesuatu hal. Maka setiap budaya tertentu juga memiliki pola persepsi yang berbeda satu dengan yang lain.

  • Hambatan Motivasi

Jenis hambatan ini berkaitan dengan niat seseorang, apakah orang tersebut dengan senang hati menjadi penerima informasi atau tidak. Kurangnya motivasi untuk berkomunikasi menciptakan sebuah hambatan komunikasi antar budaya.

  • Hambatan Pengalaman

Pengalaman atau experiantial merupakan hambatan yang muncul karena seseorang tidak memiliki pengalaman yang sama, sehingga sulit untuk untuk menyamakan persepsi tentang sesuatu hal yang sedang dikomunikasikan.

  • Hambatan Emosi

Emotional barrier atau hambatan yang berkaitan dengan perasaan hati seseorang, hambatan komunikasi seperti kesalah pahaman akan lebih mudah terjadi ketika seseorang sedang memiliki emosi yang tidak stabil atau memiliki suasana hati yang buruk.

  • Hambatan Bahasa

Hambatan bahasa menjadi sebuah hambatan dalam berkomunikasi, hal ini sering terjadi pada komunikasi antar budaya. Memiliki pemahaman bahasa yang berbeda saat komunikasi antara dua orang atau lebih dapat menyulitkan memahami arti sebuah kata-kata dan makna komunikasi.

  • Hambatan Non Verbal

Hambatan non verbal merupakan hambatan yang tidak berkaitan dengan bahasa atau kata-kata, namun lebih ke bahasa tubuh, gerak-gerik atau ekspresi wajah. Misalnya saja saat sedang berkomunikasi secara langsung, seseorang menunjukkan ekspresi wajah yang sedang marah atau sedih, hal ini membuat hambatan saat sedang berkomunikasi.

  • Hambatan Kompetisi

Adanya kegiatan lain yang sedang dilakukan saat sedang berkomunikasi dapat menjadi hambatan sehingga pesan yang disampaikan tidak sampai secara maksimal. Misalnya saja di tengah rapat kantor, beberapa karyawan berbicara sendiri atau sibuk dengan handphonenya, hal ini membuat informasi dalam rapat tersebut tidak ditangkap secara maksimal.

The post 9 Hambatan Komunikasi Antar Budaya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Komunikasi Bisnis Lintas Budaya: Pengertian, Manfaat dan Hambatan https://haloedukasi.com/komunikasi-bisnis-lintas-budaya Thu, 07 Apr 2022 02:54:33 +0000 https://haloedukasi.com/?p=33427 Komunikasi memiliki peranan besar terhadap perkembangan bisnis. Suatu bisnis akan mencapai kesuksesan bila didukung oleh kemampuan komunikasi yang mumpuni. Komunikasi bisnis lintas budaya menuntut suatu perusahaan untuk sensitif terhadap adanya perbedaan budaya. Komunikasi bisnis lintas budaya dapat menjembatani perbedaan budaya orang yang berkomunikasi. Perbedaan budaya ini menyangkut kepercayaan, nilai, cara berperilaku, dan latar belakang budaya. […]

The post Komunikasi Bisnis Lintas Budaya: Pengertian, Manfaat dan Hambatan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Komunikasi memiliki peranan besar terhadap perkembangan bisnis. Suatu bisnis akan mencapai kesuksesan bila didukung oleh kemampuan komunikasi yang mumpuni. Komunikasi bisnis lintas budaya menuntut suatu perusahaan untuk sensitif terhadap adanya perbedaan budaya.

Komunikasi bisnis lintas budaya dapat menjembatani perbedaan budaya orang yang berkomunikasi. Perbedaan budaya ini menyangkut kepercayaan, nilai, cara berperilaku, dan latar belakang budaya. Pelaku bisnis perlu memahami budaya ketika melakukan ekspansi bisnis ke daerah yang berbeda.

Budaya merupakan faktor yang mempengaruhi komunikasi. Oleh karena itu, budaya menjadi salah faktor yang dapat menyebabkan hambatan komunikasi. Hal ini lebih terlihat lagi pada komunikasi bisnis lintas budaya. Memahami perbedaan budaya adalah suatu keterampilan penting.

Pengertian Komunikasi Bisnis Lintas Budaya

Komunikasi bisnis lintas budaya merupakan komunikasi bisnis yang terjadi antara konsumen dengan pemasar produk. Baik pemasar maupun konsumen mempunyai perbedaan kebudayaan. Pada hubungan kedua pihak ini paling tidak ada salah satu aspek dasar dari budaya yang berbeda misalnya bahasa, agama, norma sosial, nilai-nilai, pendidikan, dan gaya hidup.

Komunikasi yang terjadi dapat berupa verbal maupun nonverbal. Komunikasi ini dilakukan dengan memperhatikan faktor budaya di suatu daerah, wilayah, atau negara. Lintas budaya yang terjadi tidak hanya antar negara semata-mata budaya asing melainkan antar wilayah atau daerah dalam suatu negara.

Komunikasi bisnis lintas budaya menuntut perusahaan atau organisasi agar lebih peka terhadap penghormatan budaya. Penghormatan ini didasarkan pada bahwa konsumen memiliki hak terhadap budayanya. Menghormati budaya yang ada dalam konsumen dapat menentukan kesuksesan pemasar.

Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya

Komunikasi lintas budaya merupakan proses komunikasi yang terjadi karena adanya perbedaan latar belakang budaya dalam diri individu dalam sebuah bisnis. Komunikasi bisnis lintas budaya menjadi hal yang penting sebab suatu bentuk jembatan antar orang yang berbeda budaya.

Kesuksesan pemasaran produk bergantung pada komunikasi bisnis lintas budaya. Komunikasi bisnis lintas budaya ini dapat diwujudkan dengan cara menghormati nilai-nilai serta hak budaya yang dimiliki oleh konsumen. Komunikasi bisnis lintas budaya tidak hanya menuntut penggunaan bahasa yang berlaku secara internasional namun juga meningkatkan pemahaman terhadap budaya asing.

Manfaat Komunikasi Bisnis Lintas Budaya

Adanya komunikasi bisnis lintas budaya akan memberikan manfaat berupa:

  • Menyatukan Perbedaan Budaya

Komunikasi bisnis lintas budaya mempunyai manfaat menyatukan perbedaan budaya pada setiap perusahaan atau pada setiap bisnis yang sedang berjalan. Kemampuan komunikasi bisnis lintas budaya akan membuat interaksi berjalan lebih lancar dan baik.

  • Mempermudah Proses Negosiasi

Bila komunikasi bisnis lintas budaya baik maka melakukan negosiasi pun menjadi lebih mudah. Hal ini disebabkan oleh kemampuan komunikasi ini akan menunjukkan kapabilitas perusahaan Anda dan perusahaan lain menjadi lebih percaya dalam menerima tawaran kerjasama.

  • Membuka Peluang Kerjasama yang Besar

Fungsi dari komunikasi lintas budaya adalah memberikan pemahaman kepada perusahaan tentang kebudayaan dari berbagai perusahaan domestik maupun asing. Dengan adanya pemahaman maka suatu perusahaan dapat membuka peluang kerjasama dengan perusahaan lainnya.

Hambatan Komunikasi Bisnis Lintas Budaya

Dalam melakukan komunikasi lintas budaya, ada beberapa hal yang menjadi hambatan yakni:

  • Kesalahpahaman

Kesalahpahaman adalah faktor hambatan komunikasi lintas budaya yang paling besar. Hal ini dapat terjadi pada orang-orang dengan latar belakang budaya dengan beragam kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut.

  • Norma-norma dan Peranan

Norma merupakan peraturan untuk menentukan apakah suatu tindakan dapat diterima atau sesuai dengan budaya. Norma dan peranan dapat menghambat komunikasi ketika orang dari budaya lain gagal memahami norma di daerah setempat.

  • Kepercayaan dan Nilai-nilai

Kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut sangatlah beragam bergantung pada latar belakang budaya individu. Kepercayaan dan nilai-nilai ini sebaiknya diketahui oleh masing-masing pihak agar komunikasi lintas budaya dapat berjalan lancar.

  • Stereotyping

Stereotyping merupakan penilaian yang didasarkan pada informasi yang kurang tepat. Ini merupakan faktor terbesar terjadinya perbedaan pendapat tentang budaya orang lain. Stereotipe budaya secara berlebihan dapat menimbulkan rasa cemas dan miskomunikasi.

Cara Mengatasi Hambatan-hambatan Komunikasi Bisnis Lintas Budaya

Untuk mengatasi hambatan komunikasi bisnis lintas budaya baiknya diadakan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi terhadap komunikasi jenis ini. Tujuannya adalah untuk mencapai berbagai tujuan perusahaan dengan tetap menghormati nilai-nilai, norma-norma, dan kepercayaan yang dianut oleh orang atau pihak lain.

Kompetensi Komunikasi Lintas Budaya

Kompetensi komunikasi lintas budaya adalah kemampuan untuk turut serta dalam suatu kelompok kegiatan untuk berkomunikasi. Kemampuan ini dipadukan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Kompetensi komunikasi lintas budaya ditopang oleh 3 pilar yakni:

  • Sensitivitas lintas budaya
  • Kesadaran lintas budaya
  • Kemampuan lintas budaya

Kompetensi lintas budaya dapat ditingkatkan dengan cara berikut ini:

  • Pelatihan Pengetahuan Lintas Budaya

Pelatihan ini adalah bentuk menyadari dan mengakui adanya perbedaan di antara budaya. Perbedaan ini mencakup nilai-nilai, kepercayaan, persepsi, dan interpretasi. Pelatihan ini akan membuat orang-orang sadar dengan adanya lintas budaya dalam dunia kerja atau bisnis.

  • Pelatihan Bahasa

Hambatan bahasa merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi dalam komunikasi bisnis lintas budaya pada kelompok multikultur. Pelatihan bahasa akan mengurangi tingkat kesulitan dalam menjalin komunikasi terhadap budaya asing.

  • Penegakan Kebijakan yang Saling Menguntungkan

Meskipun mempunyai budaya yang berbeda, perusahaan atau organisasi harus menerapkan kebijakan yang saling menguntungkan baik bagi karyawan yang memiliki budaya yang sama maupun karyawan dengan kebudayaan berbeda.

The post Komunikasi Bisnis Lintas Budaya: Pengertian, Manfaat dan Hambatan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Teori Produksi Pesan https://haloedukasi.com/teori-produksi-pesan Sat, 02 Apr 2022 03:10:37 +0000 https://haloedukasi.com/?p=33285 Dalam Proses berkomunikasi akan melalui tahap-tahap komunikasi dan juga melibatkan komponen-komponen komunikasi seperti sumber, pesan, encoding, saluran, decoding, penerima pesan, umpan balik, dan konteks. Sumber pesan biasanya akan merujuk informasi yang ingin disampaikan kepada penerima pesan. Para ahli yang meneliti pesan sendiri sangat tertarik dengan analisis dari proses komunikasi antar setiap individu, termasuk juga dengan […]

The post 10 Teori Produksi Pesan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam Proses berkomunikasi akan melalui tahap-tahap komunikasi dan juga melibatkan komponen-komponen komunikasi seperti sumber, pesan, encoding, saluran, decoding, penerima pesan, umpan balik, dan konteks. Sumber pesan biasanya akan merujuk informasi yang ingin disampaikan kepada penerima pesan.

Para ahli yang meneliti pesan sendiri sangat tertarik dengan analisis dari proses komunikasi antar setiap individu, termasuk juga dengan dimensi-dimensi dari abtraksi pesan, kesesuaian pendengar, jenis-jenis perancangan strategi pesan untuk mencapai berbagai macam tujuan tertentu, jenis-jenis tema isi pesan, pemilihan kata-kata yang khusus, dan masih banyak lagi.

Berbagai analisis inilah yang membuat para ahli untuk melahirkan sejumlah teori tentang pesan dan mempunyai tujuan untuk menjelaskannya. Teori produksi pesan yang dibuat para ahli sebagai berikut:

1. Constructivist Theory

Constructivist theory merupakan teori yang dibuat oleh para kaum konstruktivisme. Dimana konstruktivisme merupakan sebuah teori yang mengartikan bahwa mengapa orang-orang berkomunikasi seperti yang mereka lakukan dan bagaimana bisa beberapa komunikator berhasil dibandingkan komunikator yang lainnya.

Teori tersebut ini dibuat oleh Jesse Delia dan para sahabat pada tahun 1980, yang menyatakan bahwa pilihan komunikatif yang dilakukan orang-orang sangat dipengaruhi oleh skema situasi mereka. Dimana orang-orang tersebut akan cenderung untuk menyertakan lebih banyak makna pada setiap situasi dan tindakan yang diperbuat orang lain.

2. Teori Action Assembly

Teori berikutnya adalah teori action assembly, yang memiliki arti bahwa ini adalah suatu teori komunikasi antar pribadi yang termasuk pada teori-teori pesan dalam hubungan interpersonal.

Teori ini dibuat pada tahun 1984 oleh John Greene, yang menyatakan bahwa dari mana asal pemikiran kita dan bagaimana kita memasukkan pemikiran kita dalam komunikasi verbal dan non-verbal. Selain itu greene yang menjelaskan bahwa orang-orang akan mengorganisasikan dan menyimpan makna dari sesuatu hal

3. Teori Tindak Tutur (Speech Act Theory)

Teori produksi pesan selanjutnya adalah teori tindak tutur yang disebut juga sebagai Speechless act theory. Dimana teori tersebut adalah teori yang menyatakan bagaimana orang-orang dapat mengatakan berbagai macam hal dengan memakai kata-kata.

Teori ini pertama kali dibuat oleh John Austin pada tahun 1960 dan dikembangkan oleh John Searle pada tahun 1970. Teori menyatakan bahwa orang-orang bisa memakai bahasa untuk digunakan sebagai tindakan dan bertujuan untuk mengelompokkan tindak komunikasi.

4. Teori Manajemen Koordinasi Makna (The Coordinated Management Of Meaning)

Teori selanjutnya adalah teori manajemen koordinasi makna, yang mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dari orang-orang untuk memberikan makna dari lingkungan sekitar mereka dan membuat sebuah realitas sosial.

Teori ini dibuat pada tahun 1970 oleh Barnett Pearce dan Vernon Cronen, yang menyatakan bahwa komunikasi adalah inti untuk menjadi manusia. Serta teori juga menyebut bahwa manusia sering membuat realitas dari percakapan mereka sendiri. Tujuannya untuk mencapai tingkat koordinasi komunikasi.

5. Teori Identifikasi (Theory of Identification)

Teori produksi pesan berikutnya adalah teori identifikasi, yang dibuat pada tahun 1969 oleh Kenneth Burke.

Dimana teori memakai identifikasi untuk membedakan tindakan dan gerakan. Karena tindakan memiliki tujuan, sedangkan gerakan tidak memiliki tujuan. Selain itu teori ini juga menyatakan bahwa peran bahasa pada tindakan dapat mengarahkan manusia pada kebersamaan atau perpisahan.

6. Teori Logika Desain Pesan (Message Design Logics Theory)

Teori selanjutnya dari produksi pesan adalah teori logika desain pesan, merupakan teori komunikasi intrapersonal dan organisasi. Dimana teori ini adalah konsep dari komunikasi yang mempengaruhi jenis pesan yang dibuat individu.

Teori dibikin oleh Barbara O’Keefe, yang mempunyai tiga premis seperti logika ekspresif, logika konvensional, dan logika retorika.

7. Teori Mendapatkan Kepatuhan (Compliance Gaining)

Menurut pengertian ilmu sosial mendapatkan kepatuhan adalah tindakan yang disengaja untuk mengubah perilaku seseorang. Jadi dapat dikatakan bahwa teori ini adalah tindakan untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan atau menghentikannya melakukan sesuatu.

Teori ini dikemukakan pada tahun 1967 oleh Gerald Marwell dan David Schmitt. Dimana mereka menggunakan pendekatan dari teori pertukaran untuk merumuskan teori mendapatkan kepatuhan. Jadi dapat dikatakan, bahwa teori ini untuk mendapatkan kepatuhan dari orang lain kita membutuhkan kekuatan sumber daya untuk memberikan apa yang mereka inginkan.

8. Model Tujuan-Rencana-Tindakan (Goals-Plans-Actions Model)

Teori kedelapan adalah model Tujuan-Rencana-Tindakan atau goals-plans-action model. Teori ini dibuat oleh James Dillard, yang menyatakan bahwa bagaimana pesan diproduksi dan efek yang mereka miliki. Teori ini menyatakan bahwa produksi pesan digambarkan sebagai urutan yang melibatkan tiga komponen seperti tujuan, rencana, dan tindakan.

Tujuan merupakan komponen pertama yang memiliki arti sebagai suatu keadaan di masa depan yang dipunyai seseorang untuk dicapai atau dipertahankan. Tujuan membuat rencana dirumuskan untuk merepresentasikan kognitif dari pelaku yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan.

9. Teori Kesantunan (Politeness Theory)

Teori selanjutnya adalah teori kesantunan, yang berarti adalah sebuah teori komunikasi interpersonal yang dibuat pada tahun 1980 oleh Penelope Brown dan Stephen Levinson. Dimana teori ini menyatakan bahwa orang-orang akan membuat pesan yang berbeda-beda tergantung pada situasi dan siapa yang menjadi pendengar.

Jadi dapat dikatakan bahwa orang-orang akan membuat pesan-pesan komunikasi dan berbagai faktor dapat mempengaruhi produksi pesan tersebut.

10. Teori Invitational Rhetoric

Teori yang terakhir adalah teori invitational rhetoric atau retorika. Dimana teori ini dibuat pada tahun 1995 oleh Sonja K. Foss dan Cindy L. Griffin, yang menyatakan bahwa invistasi digunakan untuk memahami sebagai sarana untuk membuat hubungan yang berakar pada persamaan, nilai, dan penentuan nasib sendiri. Tujuan dari teori ini adalah untuk mendapatkan pemahaman tentang perspektif orang lain.

Manfaat Teori Produksi Pesan

Berikut ini adalah manfaat dari teori produksi pesan, sebagai berikut:

  • Dapat memahami dan mengetahui pengertian dari pesan.
  • Dapat memahami dan mengetahui teori-teori dari produksi pesan yang dikeluarkan para ahli.
  • Dapat diterapkannya berbagai penelitian komunikasi dalam melakukan penyusunan strategi komunikasi yang efektif untuk digunakan.

The post 10 Teori Produksi Pesan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Konteks Komunikasi: Pengertian, Jenis dan Pentingnya https://haloedukasi.com/konteks-komunikasi Fri, 01 Apr 2022 04:31:52 +0000 https://haloedukasi.com/?p=33208 Konteks komunikasi merupakan kemudahan untuk memahami proses dalam komunikasi yang lebih kompleks. Ada banyak jenis konteks dalam komunikasi, mulai dari intrapersonal hingga lintas budaya. Konteks yang dimaksud disini bersifat situasional, ini berarti proses komunikasi akan dibatasi sejumlah faktor. Mulai dari jumlah orang yang berkomunikasi, umpan baliknya, jarak diantara orang yang sedang berkomunikasi, dan saluran yang […]

The post Konteks Komunikasi: Pengertian, Jenis dan Pentingnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Konteks komunikasi merupakan kemudahan untuk memahami proses dalam komunikasi yang lebih kompleks. Ada banyak jenis konteks dalam komunikasi, mulai dari intrapersonal hingga lintas budaya.

Konteks yang dimaksud disini bersifat situasional, ini berarti proses komunikasi akan dibatasi sejumlah faktor. Mulai dari jumlah orang yang berkomunikasi, umpan baliknya, jarak diantara orang yang sedang berkomunikasi, dan saluran yang dipakai.

Pengertian Konteks Komunikasi

Berdasrkan Richard West dan Lynn H. Turner pada buku Introducing Communication Theory: Analysis and Application (2007), konteks komunikasi dapat diartikan sebagai tempat atau lingkungan terjadinya komunikasi.

Konteks komunikasi berfungsi tidak cuma mempermudah manusia tapi mempelajari proses komunikasi. Tapi menjadi salah satu latar belakang untuk para para peneliti dan teoretikus buat menganalisis suatu fenomena.

Jenis Konteks Komunikasi

Ada beragam konteks komunikasi, mulai dari komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal, komunikasi dalam kelompok kecil, komunikasi di organisasi, komunikasi di publik/ retorika, komunikasi massa, serta komunikasi antar budaya.

  • Komunikasi Intrapersonal

Dalam buku Hafied Cangara yang berjudul Pengantar Ilmu Komunikasi (2016), konteks komunikasi intrapersonal merupakan proses komunikasi yang berada didalam diri individu, ataupun proses komunikasi terhadap dirinya sendiri.

Misalkan, komunikasi intrapribadi disaat membandingkan suatu hal serta mengambil keputusan berdasarkan individu.

  • Komunikasi Interpersonal

Konteks komunikasi interpersonal merupakan proses komunikasi diantara dua orang ataupun lebih yang terjadi langsung.

Misalkan, komunikasi interpersonal diantara pasien dan dokter, orang tua serta anak, kakak dan adik, guru serta siswa, dan juga dosen dan mahasiswa.

  • Komunikasi dalam Kelompok Kecil

Konteks komunikasi adalah komunikasi yang terjalin diantara beberapa orang yang telah bekerja sama buat mencapai tujuan bersama.

Menurut beberapa ahli menyatakan jika komunikasi dalam kelompok kecil termasuk konteks komunikasi interpersonal. Dikarenakan anggota yang terlibat langsung melakukan tatap muka sehingga semua peserta yang terlibat berada pada kedudukan yang sama.

Misalkan, komunikasi dalam kelompok kecil seperti ceramah, rapat, diskusi, aktivitas pembelajaran, perkuliahan, hingga kerja kelompok.

  • Komunikasi dalam Organisasi

Konteks komunikasi dalam organisasi terjadi lebih luas daripada komunikasi dalam kelompok kecil. Komunikasi dalam organisasi merupakan beragam konteks komunikasi yang terjadi mulai dari interpersonal sampai komunikasi depan publik.

Menurut Andre Hardjana didalam buku Komunikasi Organisasi Strategi dan Kompetensi (2016), komunikasi dalam organisasi merupakan suatu proses komunikasi yang terjadi secara langsung buat menggerakkan kegiatan antar karyawan yang terkoordinasi, untuk meraih tujuan organisasi.

Misalkan, komunikasi organisasi diantara atasan dengan bawahannya ataupun komunikasi diantara divisi.

  • Komunikasi di Publik

Komunikasi publik merupakan penyebaran informasi ke banyak orang dari satu orang. Konteks komunikasi akan memperlihatkan proses meyampaikan pesan dari pembicara pada suatu situasi tatap muka di khalayak yang jauh lebih besar.

Saat berkomunikasi di depan publik, kurang lebih nemiliki tiga tujuan untuk meraih sang pembicara, yaitu memberikan informasi, membujuk/persuasi serta menghibur, misalkannya orasi atau pidato.

  • Komunikasi Massa

Konteks komunikasi massa merupakan suatu proses komunikasi terjadi secara langsung diantara komunikator lembaga dengan massa melalui alat yang bersifat mekanis, misalkan koran, radio, film, hingga televisi.

Misalkan, komunikasi massa yang terjadi dalam penyampaian berita yang ditayangkan televisi atau penyampaian pesan melalui film.

  • Komunikasi Antar Budaya

Konteks komunikasi lintas budaya adalah proses komunikasi yang terjadi antara individu dengan individu atau kelompok dengan kelompok yang punya latar belakang budaya berbeda.

Lain halnya dengan konteks komunikasi sebelumnya, komunikasi lintas budaya menjadi satu-satunya konteks komunikasi yang membahas serta melibatkan budaya.

Contohnya, komunikasi lintas budaya antara orang Jawa dengan Medan, serta komunikasi antara orang Indonesia dengan orang Amerika.

Pentingnya Konteks Komunikasi

Belajar komunikasi juga mempunyai banyak keuntungan dan beragam manfaat yang bisa dirasakan saat bersosialisasi di masyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan manusia baik dalam sosial ataupun pribadi.

Karena itu mempelajari teori komunikasi dan penerapannya sangat penting bagi kita. Komunikasi sangat efektif untuk membantumu memecahkan beragam permasalahan di dalam kehidupan sosial, pribadi serta profesional dan juga memperbaiki hubungan dalam bermasyarakat.

Banyak masalah terjadi di kehidupan sosial dikarenakan terjadinya kegagalan saat berkomunikasi seperti konflik artis, konflik politik, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, semakin seseorang menarik diri dari komunikasi, semakin dia tidak bisa berkomunikasi, sehingga orang tersebut tidak dapat memiliki relasi yang baik dengan sesama manusia. 

Kemudian banyak sekali keuntungan yang didapat saat kita belajar ilmu komunikasi seperti, dapat berkomunikasi dengan efektif, agar tidak salah persepsi, dan agar mendapatkan banyak relasi.

Selain itu, didalam dunia kerja keterampilan dalam berkomunikasi sangat dibutuhkan dan jarang sekali dimiliki oleh setiap orang. Itulah mengapa ilmu komunikasi sangat penting untuk kita pelajari.

Kemudian Ilmu Komunikasi juga mempunyai definisi yaitu situasi-situasi yang memungkinkan seseorang untuk menstramisikan suatu pesan kepada penerima secara sadar untuk mempengaruhi penerima. Kemudian ada beberapa definisi komunikasi menurut para ahli seperti menurut Frank Dance, Infante, Little John, Wenburg dan Wilmot.

The post Konteks Komunikasi: Pengertian, Jenis dan Pentingnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>