kondensasi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kondensasi Fri, 11 Feb 2022 01:18:39 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico kondensasi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/kondensasi 32 32 Hujan Frontal: Pengertian, Proses, Manfaat dan Dampak https://haloedukasi.com/hujan-frontal Fri, 11 Feb 2022 01:16:39 +0000 https://haloedukasi.com/?p=31209 Pengertian Hujan Frontal Hujan frontal ini merupakan suatu fenomena alam yang biasanya sering terjadi dan juga di alami pada daerah dan atau pun juga wilayah yang memiliki banyak dan kecenderungan perbedaan tekanan pada massa udara yang ada. Hujan yang biasanya terjadi merupakan suatu deretan peristiwa yang secara khusus terjadi dan sangat berkaitan erat satu sama […]

The post Hujan Frontal: Pengertian, Proses, Manfaat dan Dampak appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Hujan Frontal

Hujan frontal ini merupakan suatu fenomena alam yang biasanya sering terjadi dan juga di alami pada daerah dan atau pun juga wilayah yang memiliki banyak dan kecenderungan perbedaan tekanan pada massa udara yang ada.

Hujan yang biasanya terjadi merupakan suatu deretan peristiwa yang secara khusus terjadi dan sangat berkaitan erat satu sama lain tergantung dengan adanya komponen dan parameter pembentuk hujan yang terkait di dalamnya.

Contohnya dalam suatu pembentukan air hujan tentu akan sangat bergantung dengan proses evaporasi pada bidang air yang terpapar oleh sorotan dari sinar matahari yang ada dan juga penyaluran dari kalor itu sendiri.

Dengan adanya proses evaporasi tersebut yang nota bene adalah suatu kebalikan dari proses kondensasi di mana di sini pada proses evaporasi ini penguraian dari partikel dan juga molekul penyusun suatu zat dan atau benda tertentu dalam hal ini misalkan air sungai, air danau, dan juga bahkan mungkin air laut.

Proses evaporasi yang berlangsung ini akan mengubah perwujudan dari air tersebut menjadi uap air yang kemudian akan naik ke atas dikarenakan adanya perbedaan tekanan tersebut.

Pada saat berada di atas udara, dengan adanya perubahan pada tekanan dan juga temperatur suhu udara sekitar maka partikel uap air tersebut akan berkumpul dan menyebabkan suatu tingkat kejenuhan di langit yang berwujud awan hujan.

Seiring dengan berkembangnya waktu dan juga peralihan dari udara dengan tekanan yang berbeda satu sama lain maka proses evaporasi juga akan semakin berjalan dan terjadi penumpukan uap air serta tatanan awan di langit.

Melalui proses kondensasi yang berkebalikan dengan proses evaporasi tersebut, dapat dipastikan akan terjadi penurunan air hujan yang diakibatkan oleh proses kondensasi dari uap air tersebut yang berasal dari awal menjadi tetesan air hujan yang jatuh ke permukaan Bumi.

Meskipun dinamakan dengan sebutan hujan frontal, sejatinya hujan ini tidak memiliki suatu perbedaan dengan hujan lain yang biasanya terjadi.

Karakteristik Hujan Frontal

Hujan frontal memiliki suatu jenis karakteristik yang khas sehingga terjadinya proses hujan tersebut dapat dikatakan sebagai ciri khas dari hujan frontal itu sendiri.

Salah satu daru ciri khas karakteristik dari hujan frontal itu sendiri adalah proses pembentukannya yang cenderung dan juga secara signifikan terbentuk dari pertemuan antara dua buah jenis massa udara yang memiliki perbedaan tekanan satu dengan yang lainnya.

Agak berbeda di mana suatu pembentukan dari air hujan yang terjadi biasanya pada suatu daerah yang lebih cenderung terjadi proses evaporasi di dalamnya.

Sehingga dalam hal ini pada hujan biasa yang terjadi secara akibat proses evaporasi itu sendiri, pada hujan frontal pembentukan pada uap air di dalam barisan dan juga tatanan awan hujan itu adalah merupakan proses dari pertemuan dua buah jenis massa udara yang saling berlawanan dalam hal tekanan itu tadi.

Untuk selanjutnya pada proses kondensasi dan juga turunnya butiran air dan tetesan hujan tersebut sama saja seperti pada proses pembentukan dan turunnya hujan dalam kondisi yang biasa nya terjadi.

Karakteristik yang kedua dari hujan frontal itu sendiri adalah medan dan juga area pertemuan dari dua buah jenis massa udara yang memiliki perbedaan pada tekanan itu sendiri.

Dalam hal hujan frontal ini, media dan atau pun bidang yang menjadi tempat terjadinya hujan frontal itu adalah pada daerah dan atau pun juga wilayah lintang di permukaan Bumi ini.

Sehingga pada daerah dan wilayah negara yang tidak berada pada daerah lintang, akan sangat jarang terjadinya proses pembentukan dari hujan frontal itu sendiri, sebagai contoh adalah pada negara Indonesia ini yang terletak pada garis khatulistiwa itu.

Negara yang terletak pada garis khatulistiwa itu akan memiliki kecederungan dalam proses pembentukan hujan frontal yang sangat jarang terjadi.

Meskipun sangat jarang terjadi namun hal ini tidak menutup kemungkinan akan adanya anomali yang dalam proses pembentukan hujan ini, tidak terkecuali akan terjadi pembentukan dan proses tetesan dari hujan frontal itu sendiri.

Proses Hujan Frontal

Hujan frontal memang sangat sering dan umum terjadi pada daerah dengan kapasitas dan juga ciri khas yang memiliki kecenderungan terdapat nya perbedaan dari tekanan serta perbedaan suhu pada udara yang ada di wilayah atau pun juga daerah tertentu tersebut.

Pada suatu wilayah dan atau daerah tertentu yang memiliki perbedaan dari tekanan serta perbedaan suhu tersebut nantinya akan saling bertemu pada kisaran suatu titik di lokasi tertentu.

Hal ini nantinya dapat menyebabkan terjadinya proses kondensasi atau perubahan wujud dari suatu zat atau pun juga senyawa yang memiliki tingkat kepadatan molekul yang lebih renggang.

Prosesnya adalah dari wujud yang kurang padat, berubah menjadi suatu zat atau pun juga senyawa yang memiliki tingkat kepadatan molekul yang lebih rapat atau lebih lebih padat dalam hal wujud benda tersebut.

Sebagai contoh dalam kasus proses terjadinya hujan frontal ini, pertemuan dari dua buah jenis udara yang memiliki perbedaan tekanan tadi akan membuat udara tersebut terkondensasi menjadi uap air yang terhimpun dalam suatu bentuk formasi awan hujan.

Awan ini lah yang nantinya akan menjadi cikal bakal terbentuknya suatu hujan frontal pada suatu daerah dan atau pun juga wilayah tertentu.

Proses pertemuan dari dua buah massa udara yang memiliki tingkat tekanan yang saling berbeda satu sama lain tersebut memiliki suatu kecenderungan untuk dapat terjadi pada suatu bagian dan atau medan daerah wilayah yang memiliki lansekap yang berbidang front.

Hal ini pula lah suatu yang menjadikan suatu ciri cikal bakal penyebutan nama hujan yang berasal dari skema dan metode pembentukan dari uap air tersebut menjadi dinamakan dengan sebutan hujan frontal.

Proses kondensasi yang saling membentuk suatu formasi tatanan atas awan dan juga udara serta uap air yang menjadikan suatu pembentukan partikel air hujan tersebut memiliki kecenderungan untuk dapat terjadi. Dengan adanya perbedaan tekanan pada berbagai macam lansekap dan juga situasi serta kondisi iklim dan cuaca yang saling berkaitan satu sama lain, Kondensasi dapat terjadi.

Manfaat Hujan Frontal

Hujan frontal sendiri selayaknya seperti hujan pada umumnya memiliki berbagai macam manfaat yang dapat digunakan untuk dapat menunjang berbagai macam aspek, seperti misalkan pada aspek kehidupan makhluk hidup, aspek kesehatan lingkungan, dan aspek-aspek yang lainnya.

Terkait dengan aspek kehidupan makhluk hidup, hujan frontal dapat berfungsi untuk membantu pengairan dari daratan yang membutuhkan pasokan sumber air yang di dapatkan dari turunnya air hujan frontal tersebut.

Dengan menggunakan pasokan sumber air tersebut, tanaman dapat bertumbuh dengan maksimal dan membuat pertumbuhan pohon dan batang dari tanaman tersebut menjadi sangat baik.

Manfaat lain yang di dapatkan dari penggunaan pasokan sumber air yang berasal dari hujan frontal adalah menjadi sumber air penampungan bagi warga sekitar daerah yang menggunakan air hujan dari hujan frontal sebagai sumber pelepas dahaga dan juga untuk digunakan dalam keperluan mereka sehari-harinya.

Tanpa adanya hujan frontal, untuk daerah dan atau wilayah yang terdampak dengan hujan frontal tersebut akan mengakibatkan kesulitan bagi warga dan masyarakat sekitar untuk dapat memperoleh sumber air yang bersih.

Manfaat yang dapat kita terima dari hujan frontal selanjutnya adalah manfaat yang berdampak pada aspek kesehatan lingkungan. Pada aspek kesehatan lingkungan ini, hujan frontal dapat digunakan untuk menurunkan suhu dan atau temperatur pada wilayah dan daerah sekitar.

Dengan kelembapan yang memadai, suatu lingkungan dapat menjadi lebih indah, lebih sehat, dan lebih hidup. Aspek lingkungan lainnya yang masuk dalam kategori manfaat adalah dengan hujan frontal, tingkat polusi dapat berkurang secara signifikan.

Contoh dari polusi yang akan dapat berkurang dengan adanya hujan frontal adalah polusi udara dan juga polusi pada daerah atau wilayah tanah.

Dengan tiap tetesan dari hujan frontal yang ada, dapat meluruhkan partikel polutan udara dan juga polutan yang berada di tanah secara efektif. Hal ini dimungkinkan dengan adanya aliran air yang terbentuk dari kumpulan air hujan frontal yang mengalir dengan deras pada suatu daerah menuju kepada daerah yang lainnya.

Dampak Hujan Frontal

Hujan frontal memiliki dampak yang sangat banyak. Hal ini dapat kita lihat dari ciri khas dan juga karakteristik dari hujan frontal itu sendiri yang terbentuk secara langsung melalui proses pertemuan antara dua jenis massa udara yang memiliki perbedaan tekanan.

Dengan adanya perbedaan tekanan berarti lokasi dan juga tempat terjadinya hujan frontal tersebut akan memperoleh dampak yang besar pada lingkungan wilayah dan atau pun daerah yang terkena hujan frontal tersebut.

Meskipun demikian pada dasarnya dampak yang dirasakan pada wilayah sekitar tersebut tidak selalu bernilai positif. Terdapat dampak negatif pula yang dapat berisiko untuk dirasakan oleh warga sekitar daerah tersebut.

Salah satu contohnya adalah dalam hal pengeringan yang direncanakan untuk dilakukan, misalkan pada suatu daerah terdapat industri yang mengelola suatu barang yang membutuhkan suasana kering dan tidak basah tentu hal ini akan sangat berdampak pada operasional dan juga keberlangsungan usaha dari industri barang terkait.

Dalam jangka pendek mungkin tidak terlalu berdampak langsung kepada industri namun demikian untuk jangka panjangnya, akan sangat berdampak kepada industri barang yang dimaksud tersebut. Hujan frontal yang berkepanjangan juga justru memerlukan suatu penanganan khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Misalkan ambil contoh apabila suatu hujan frontal terjadi secara terus menerus pada suatu daerah yang terdampak, hal ini memiliki suatu risiko bahwa kadar air tanah akan meningkat, dengan meningkatnya kadar air tanah, dapat memicu kenaikan ketinggian air sehingga berimbas pada terjadinya banjir di suatu daerah tertentu.

Untuk dapat mengelola dampak dari air hujan frontal tersebut dengan baik diperlukan penanganan khusus pada misalkan daerah yang sering terjadi huja frontal dengan melakukan pembangunan bendungan khusus.

Bendungan khusus ini selain digunakan untuk tempat penampungan dari air hujan frontal, juga dapat digunakan untuk wadah dan juga perlengkapan dalam pembangkit listirk tenapa air yang bahan bakunya menggunakan air hujan frontal tersebut.

The post Hujan Frontal: Pengertian, Proses, Manfaat dan Dampak appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kondensasi: Pengertian – Proses dan Cara Mengatasinya https://haloedukasi.com/kondensasi Sat, 05 Sep 2020 02:40:10 +0000 https://haloedukasi.com/?p=10042 Berikut ini kita akan membahas mengenai kondensasi. Pengertian Kondensasi Kondensasi adalah proses melepaskan kalor dari suatu sistem yang menyebabkan uap (vapor) berubah menjadi cair (liquid). Kondensasi memainkan peranan yang penting di alam semesta, dimana kondensasi menjadi bagian penting dari siklus air, begitu pula perannya penting dalam industri. Proses kondensasi merupakan proses yang cukup komplek, yang […]

The post Kondensasi: Pengertian – Proses dan Cara Mengatasinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Berikut ini kita akan membahas mengenai kondensasi.

Pengertian Kondensasi

Kondensasi adalah proses melepaskan kalor dari suatu sistem yang menyebabkan uap (vapor) berubah menjadi cair (liquid).

Kondensasi memainkan peranan yang penting di alam semesta, dimana kondensasi menjadi bagian penting dari siklus air, begitu pula perannya penting dalam industri.

Proses kondensasi merupakan proses yang cukup komplek, yang terjadi dalam banyak contoh kasus.

Karena prosesnya yang beragam, proses kondensasi diklasifikasikan menjadi beberapa macam berdasarkan faktor-faktor yang memengaruhinya, yaitu :

  • Jenisnya
  • Kondisi uap
  • Geometri sistem.

Faktor yang Mempengaruhi Kondensasi

Sebenarnya sebelum kondensasi terjadi bisa dikenali, karena ada faktor penyebab yang melatarbelakangi, apa saja faktor tersebut?

  • Ketika suhu berubah secara ekstrim dari panas menjadi dingin, akan menyebabkan pengembunan rentan terjadi.
  • Pada daerah yang mengalami penebangan hutan parah, akan lebih rentan mengalami pengembunan. Sebab lingkungan yaitu pepohonan yang menyerap uap air, tidak tersedia dengan cukup.
  • Percaya atau tidak penggunaan aspal di seluruh permukaan tanah, juga menjadi faktor terjadinya pengembunan maupun evaporasi. Karena cadangan air tanah tidak seimbang dengan penyerapannya, dimana hujan tidak lagi bisa terserap dengan baik oleh tanah.
  • Ruangan dengan desain tertutup, dan jarang terkena sinar matahari akan lebih rentan menjadi tempat terjadinya pengembunan. Karena perbedaan suhu di dalam ruangan, dengan luar ruangan sangat mencolok.
  • Pemilihan bahan yang digunakan sebagai pembuat jendela dan pintu kurang baik, sehingga menjadi tempat terjadinya pengembunan.

Proses Terjadinya Kondensasi

Kondensasi merupakan suatu peristiwa perubahan wujud zat dari gas menjadi cair.

Kondensasi bisa dibagi menjadi 2 jenis, yakni kondensasi eksterior dan kondensasi interior.

Kondensasi eksterior berlangsung pada saat udara lembab menyentuh permukaan dingin seperti kaca.

Kondensasi akan terjadi apabila suhu permukaan tersebut berada di bawah titik embun udara (dew point).

Titik embun udara sendiri merupakan suhu yang dimana uap air di udara yang mengembun menjadi air pada kecepatan yang sama seperti kecepatan air itu menguap, pada tekanan udara konstan.

Kondensasi seperti ini biasa nampak pada malam hari yang dingin diikuti dengan siang hari yang hangat.

Di sisi lain, kondensasi interior bisa berlangsung pada saat kelembaban udara terlalu berlebihan dalam suatu ruang tertutup.

Kelembaban udara yang berlebihan ini biasa mengakibatkan pengembunan pada kaca jendela.

Banyaknya pengembunan sama dengan banyaknya udara hangat dalam ruang.

Semakin banyak udara hangat maka semakin banyak juga uap air yang dimiliki, sehingga semakin banyak pula pengembunan yang akan terjadi pada permukaan.

Jenis Kondensasi

Jenis kondensi ada 3, yaitu :

1. Kondensasi Homogen

kondensasi homogen

Kondensasi homogen (homogenous) terjadi ketika uap didinginkan di bawah temperatur jenuhnya untuk menghasilkan droplet nucleation.

Hal ini disebabkan oleh campuran dua aliran uap pada temperatur yang berbeda, pendinginan radiatif (memancar) pada campuran uap dan komponen uap yang tak terkondensasikan seperti pada pembentukan kabut (fog) di atmosfer, atau penurunan tekanan uap yang tiba-tiba.

2. Kondensasi Heterogenous

Kondensasi Heterogenous

Pada kenyataannya, sebagian besar proses kondensasi adalah heterogenous, dimana droplet terbentuk dan muncul pada permukaan benda padat.

Pendinginan uap yang cukup sangat dibutuhkan untuk memulai kondensasi ketika permukaannya halus dan kering.

Kondensasi heterogen dapat memicu terjadinya jenis kondensasi film atau dropwise seperti pada gambar berikut.

3. Kondensasi Film dan Dropwise

kondensasi film

Kondensasi butiran (dropwise condensation) terjadi ketika cairan kondensat jatuh membasahi permukaan dan membentuk lapisan (film). Kondensat membentuk butiran di sepanjang permukaan.

Kondensasi butiran merupakan jenis perpindahan kalor yang paling efisien karena laju perpindahan kalor kondensasinya jauh lebih besar dibandingkan kondensasi film.

Akumulasi dari butiran pada permukaan dapat memicu terbentuknya lapisan cairan (liquid film).

Kondensasi film merupakan jenis kondensasi yang umum terjadi pada kebanyakan sistem.

Kondensat, dalam bentuk butiran, membasahi permukaan dan jatuh bergabung membentuk lapisan cairan yang saling menyatu.

Lapisan cairan mengalir sebagai akibat gravitasi, gesekan uap, dan lain-lain. Kondensasi film paling banyak terjadi pada aplikasi keteknikan.

Aliran cairan kondensat akan memunculkan fenomena seperti aliran laminer, aliran gelombang (wavy), transisi laminer-turbulen, dan butiran yang jatuh pada permukaan lapisan cairan.

Proses kondensasi film dan butiran keduanya termasuk kondensasi pada permukaan benda padat yang dingin.

Pada kondensor, demikian pula heat exchanger, aliran fluida kondensasi dipisahkan dari aliran fluida pendingin dengan dinding pipa.

Namun pada beberapa aplikasi, dua lairan fluida tersebut mengalami kontak secara langsung (direct contact) seperti pada percikan cair dingin lanjut (subcooled liquid sprays).

Contoh Kondensasi

Salah satu contoh kondensasi ialah embun. Embun merupakan uap air di udara yang terkondensasi secara alami pada permukaan yang dingin.

Uap air hanya terkodensasi pada suatu permukaan sewaktu permukaan tersebut lebih dingin dibandingkan titik embunnya, atau uap air tersebut sudah mencapai keseimbangan udara, seperti kelembaban jenuh.

Titik embun udara ialah temperatur yang harus dicapai supaya mulai berlangsung kondensasi di udara.

Dengan demikian, embun merupakan air dalam bentuk tetesan yang muncul pada pemukaan tipis yang terpapar pada pagi atau sore hari dikarenakan kondensasi.

Uap air di atmosfer akan mengembum menjadi tetesan tergantung pada suhu.

Suhu tersebut akan membuat tetesan yang terbentuk air yang dinamai titik embun.

Pada saat suhu permukaan yang terpapar turun, akhirnya mencapai titik embun, uap air di atmosfer mengembun membentuk tetesan kecil di permukaan.

Dampak Kondensasi

Pada umumnya Kondensasi merupakan salah satu penyebab yang sangat besar untuk berlangsungnya korsleting, sebab dengan adanya kondensasi akan menghasilkan embun air di dalam board unit yang bisa mengakibatkan bad contact pada sebuah alat atau yang lebih gawatnya mengakibatkan korsleting.

Oleh karena itu, temperature yang disarankan guna suhu ruangan tempat pada alat medis terkadang kisaran 17 0C – 20 ˚C, bahkan untuk ruang control panel pada suatu unit besar.

Contohnya seperti CT Scan maupun MRI tentu memerlukan pemantauan suhu khusus walaupun sudah dilengkapi menggunakan exhaust ruangan maupun cooler packet dalam unit.

Perpindahan suhu dengan terlalu drastis contohnya seperti dari suhu yang sangat dingin sekali, 16 ˚C mengarah ke suhu ruangan yang jauh lebih panas misalnya seperti 23 ˚C kemungkinan terdapat embun air yang terjadi, yang dikarenakan hal tersebut.

Cara Mengatasi Kondensasi

Berikut ini cara mengatasi kondensasi:

  • Bila bangunan lebih rendah atau sejajar dengan permukaan tanah sekitar, sebaiknya buat bangunan lebih tinggi. Tujuannya, untuk menjauhkan dinding dari air yang mungkin tergenang di permukaan tanah bawahnya.
  • Untuk sloof, kamar mandi, dan area basah lainnya, buatlah trasraam (dinding bata dengan perekat adukan kedap air).
  • Buatlah teritisan dengan lebar minimal 1,2m untuk mencegah kontak langsung air hujan dengan dinding.
  • Jika dinding lembap disebabkan oleh kebocoran pada saluran pembuangan air AC, segera perbaiki atau ganti pipa tersebut, dan lakukan pengecekan berkala pipa-pipa AC dan saluran air lainnya, sehingga kebocoran tak terulang lagi.
  • Gunakan exhaust fan untuk tempat-tempat yang berpotensi memiliki kelembapan tinggi, seperti dapur, kamar mandi, tempat cuci, dan ruang jemur.

The post Kondensasi: Pengertian – Proses dan Cara Mengatasinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>