konjungsi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/konjungsi Fri, 03 Feb 2023 03:07:14 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico konjungsi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/konjungsi 32 32 Konjungsi Internal dan Konjungsi Eksternal: Pengertian – Jenis dan Contoh https://haloedukasi.com/konjungsi-internal-dan-konjungsi-eksternal Fri, 03 Feb 2023 03:07:09 +0000 https://haloedukasi.com/?p=31796 Membahas mengenai konjungsi, sebenarnya ada beragam konjungsi dalam setiap bahasa. Begitu pula dalam bahasa Indonesia. Konjungsi internal menghubungkan argumen dalam dua klausa simpleks atau kumpulan klausa. Sementara konjungsi eksternal menghubungkan argumen dalam klausa kompleks. Karena kedua konjungsi tersebut berhubungan dengan argumentasi, maka umumnya kedua konjungsi tersebut ditemukan dalam teks yang menyajikan argumentasi, seperti teks eksposisi, […]

The post Konjungsi Internal dan Konjungsi Eksternal: Pengertian – Jenis dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Membahas mengenai konjungsi, sebenarnya ada beragam konjungsi dalam setiap bahasa. Begitu pula dalam bahasa Indonesia.

Konjungsi internal menghubungkan argumen dalam dua klausa simpleks atau kumpulan klausa. Sementara konjungsi eksternal menghubungkan argumen dalam klausa kompleks.

Karena kedua konjungsi tersebut berhubungan dengan argumentasi, maka umumnya kedua konjungsi tersebut ditemukan dalam teks yang menyajikan argumentasi, seperti teks eksposisi, teks eksplanasi, teks diskusi. Untuk lebih jelasnya perhatikan penjelasan di bawah ini.

Konjungsi Internal

Adapun penjelasan mengenai pengertian, jenis, dan contoh konjungsi internal adalah sebagai berikut.

Pengertian Konjungsi Internal

Konjungsi internal adalah konjungsi yang menghubungkan argumen di antara dua klausa simpleks atau dua kumpulan klausa.

Klausa simpleks adalah klausa sederhana yang hanya terdiri atas satu subjek dan predikat, unsur lainnya seperti objek, pelengkap, dan keterangan bersifat manasuka.

Artinya, dalam klausa simpleks hanya terdapat satu peristiwa saja. Klausa simpleks tidak tersusun atas konjungsi. Namun, dua klausa simpleks dapat dihubungkan dengan konjungsi internal.

Jenis Konjungsi Internal

Konjungsi internal terbagi menjadi empat kategori makna, yaitu:

  • Penambahan, contohnya: selain itu, di samping itu, lebih lanjut.
  • Perbandingan, contohnya: akan tetapi, sementara itu, sebaliknya, di sisi lain.
  • Waktu, contohnya: pertama, kedua, ketiga, dst. Lalu, kemudian, berikutnya.
  • Sebab-akibat, contohnya: akibatnya, jadi.

Contoh Konjungsi Internal

  • Kebiasaan membuang sampah di sungai menjadi penyebab terjadinya banjir. Selain itu, pembangunan rumah di pinggiran sungai menjadi penyebab lain terjadinya banjir.
  • Olahraga lompat tali dapat menjaga kesehatan jantung. Selain itu, rutin lompat tali bisa menjaga berat badan agar tetap ideal.
  • Menggunakan listrik secara berlebihan dapat menyebabkan pemanasan global. Listrik dihasilkan dari pembakaran batu bara yang dapat meningkatkan emisi karbon dioksida. Di samping itu, ketersediaan bahan bakar fosil akan semakin menipis.
  • Melatih anak untuk terbiasa membaca sejak dini dapat meningkatkan kreativitas anak. Di samping itu, anak dan orang tua akan memiliki hubungan yang baik karena sering menghabiskan waktu bersama.
  • Ketika sedang memarahi anak, sebaiknya Anda jangan menggunakan kata-kata yang melarang. Sebaliknya, lebih baik Anda memberitahukan bagaimana anak seharusnya bersikap.
  • Membuang sampah di sungai dapat menyumbat aliran sungai. Akibatnya, air sungai dapat meluap sewaktu-waktu dan menggenangi daerah di sekitarnya.
  • Ada tiga langkah untuk mendaur ulang sampah plastik. Pertama, pisahkan terlebih dahulu antara sampah organik dan sampah anorganik. Kemudian, bersihkan sampah plastik yang dapat di daur ulang seperti, botol plastik dan kemasan makanan.

Konjungsi Eksternal

Selain konjungsi internal, terdapat konjungsi eksternal. Berikut ini pengertian dan contoh konjungsi eksternal dalam bahasa Indonesia.

Pengertian Konjungsi Eksternal

Konjungsi eksternal adalah konjungsi yang menghubungkan dua deskripsi benda, atau kualitas, dua peristiwa di dalam kalimat kompleks atau di dalam kalimat simpleks. Klausa kompleks adalah kalimat yang terdiri dari dua atau lebih klausa.

Klausa tersebut terdiri dari anak kalimat dan induk kalimat. Menurut Kemendikbud konjungsi eksternal merupakan konjungsi yang menghubungkan dua peristiwa, deskripsi benda, atau kualitas di dalam klausa kompleks atau antara klausa simplek.

Konjungsi eksternal mempunyai empat kategori makna, yaitu:

  • Penambahan, contohnya: dan, atau
  • Perbandingan, contohnya: tetapi, sementara
  • Waktu, contohnya: setelah, sebelum, sejak, dan ketika
  • Sebab-akibat, contohnya: sehingga, karena, sebab, jika, walaupun dan meskipun.

Contoh Konjungsi Eksternal

  • BPBD DKI mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan meminta warga untuk tidak bepergian pada jam rawan hujan.
  • Solusinya adalah mengsosialisasikan mengenai hak dan kewajiban agar masyarakat paham betul mengenai konsep hak dan kewajiban mereka atau mengoptimalkan peran lembaga.
  • Pagi ini akan diadakan rapat anggota, tetapi rapat dibatalkan karena salah satu anggota kami tidak dapat hadir karena ada urusan mendadak.
  • Sejak kemarin hujan turun sangat lebat, bahkan kami terpaksa menerjang hujan untuk berangkat sekolah.
  • Guru perlu melakukan pembelajaran yang menyenangkan sehingga peserta didik merasa nyaman dan senang ketika mengikuti pembelajaran.
  • Suhu bumi menjadi lebih hangat karena gas rumah kaca yang menghalangi sinar matahari keluar dari atmosfer.
  • Konjungsi internal menghubungkan argumen dalam dua klausa simpleks atau kumpulan klausa. Sementara konjungsi eksternal menghubungkan argumen dalam klausa kompleks.

The post Konjungsi Internal dan Konjungsi Eksternal: Pengertian – Jenis dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Konjungsi Korelatif : Pengertian dan Contohnya https://haloedukasi.com/konjungsi-korelatif Sat, 24 Sep 2022 06:04:25 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38816 Konjungsi atau yang disebut juga kata penghubung adalah kata yang berfungsi menghubungkan dua kata, frasa, kalimat, maupun paragraf. Penggunaan kata hubung dimaksudkan agar kalimat menjadi lebih efektif. Sehingga, maksud kalimat tersebut dapat tersampaikan dengan baik. Pengertian konjungsi korelatif Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konjungsi diartikan sebagai kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan […]

The post Konjungsi Korelatif : Pengertian dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Konjungsi atau yang disebut juga kata penghubung adalah kata yang berfungsi menghubungkan dua kata, frasa, kalimat, maupun paragraf. Penggunaan kata hubung dimaksudkan agar kalimat menjadi lebih efektif. Sehingga, maksud kalimat tersebut dapat tersampaikan dengan baik.

Pengertian konjungsi korelatif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konjungsi diartikan sebagai kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antar kalimat. Secara garis besar, konjungsi adalah kata atau ungkapan yang berfungsi sebagai penghubung antarkata, antarklausa atau antarkalimat.

Penggunaan kata hubung dalam sebuah kalimat atau paragraf berfungsi agar susunan kata atau kalimat memiliki koherensi (keterkaitan). Salah satu jenis konjungsi adalah konjungsi korelatif.

Konjungsi Korelatif adalah kata penghubung yang mengubungkan dua unsur kalimat atau lebih yang memiliki kedudukan setara. Kedua unsur kalimat tersebut bisa beediri sendiri meskipun sudah dipisahkan. Konjungsi korelatif menghubungkan dua kata, frase, atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama.

Konjungsi korelatif akan menghubungkan dua kata, bisa berupa frasa atau dalam suatu kalimat, namun kedua unsur itu memiliki hubungan sederajat. Konjungsi korelatif terdiri dari dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan.

Konjungsi yang masuk kelompok ini antara lain :

  • Tidak hanya… tetapi juga…,
  • Tidak hanya…, bahkan…,
  • Bukannya… melainkan…,
  • Makin…, makin…,
  • Jangankan… pun…,
  • Baik… maupun…
  • Bukan… hanya…
  • Demikian… sehingga…
  • Sedemikian rupa… sehingga…
  • Apakah… atau…
  • Entah… entah…

Contoh Penggunaan Konjungsi Korelatif Dalam Kalimat

  • Motor itu melaju demikian cepatnya sehingga sangat sulit dikejar mobil patrol polisi
  • Baik Pak Hasan maupun istrinya suka makanan yang pedas
  • Bukannya aku tidak ingin membantumu, melainkan aku tidak punya banyak waktu untuk membantu
  • Tidak hanya mereka yang pergi, tetapi juga kita harus pergi
  • Jangankan orang lain, nasihat orang tuanya pun tidak pernah didengarnya
  • Entah diterima entah tidak, yang penting kita sudah memberikan saran yang baik

The post Konjungsi Korelatif : Pengertian dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
12 Contoh Penggunaan Konjungsi Kronologis https://haloedukasi.com/contoh-penggunaan-konjungsi-kronologis Mon, 25 Apr 2022 04:12:46 +0000 https://haloedukasi.com/?p=31797 Ada banyak jenis konjungsi dalam bahasa Indonesia. Salah satu konjungsi yang sering digunakan adalah konjungsi kronologis. Apa itu konjungsi kronologis? Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan mengenai pengertian dan contoh konjungsi kronologis di bawah ini. Kronologis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, kronologis artinya berkenaan dengan kronologi; menurut urutan waktu (dalam penyusunan sejumlah kejadian atau peristiwa). Berdasarkan penjelasan […]

The post 12 Contoh Penggunaan Konjungsi Kronologis appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ada banyak jenis konjungsi dalam bahasa Indonesia. Salah satu konjungsi yang sering digunakan adalah konjungsi kronologis. Apa itu konjungsi kronologis? Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan mengenai pengertian dan contoh konjungsi kronologis di bawah ini.

Kronologis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, kronologis artinya berkenaan dengan kronologi; menurut urutan waktu (dalam penyusunan sejumlah kejadian atau peristiwa).

Berdasarkan penjelasan di atas, konjungsi kronologis adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa/kalimat atau lebih yang memiliki hubungan kronologis. Artinya, konjungsi tersebut berfungsi untuk menghubungkan urutan kejadian. Dalam penggunannya, konjungsi kronologis banyak digunakan dalam teks yang memuat urutan waktu kejadian, seperti teks berita, cerpen, narasi, dan teks eksplanasi lainnya.

Kata yang termasuk konjungsi kronologis antara lain: pertama, kedua, ketiga, lalu, kemudian, mula-mula, sebelum, setelah, sesudah, sementara itu, pada akhirnya. Untuk memudahkan kita dalam memahami konjungsi kronologis, berikut ini beberapa contoh konjungsi kronologis dalam sebuah kalimat.

  1. Kami akan ke rumah Ani, lalu kami akan ke rumah Ina.
  2. Kami akan berteduh di warung itu, lalu kami akan melanjutkan perjalanan kembali.
  3. Pencuri itu kemudian diserahkan kepada polisi setelah babak belur diamuk massa.
  4. Uang ini akan kami berikan kepada Pak Anton kemudian Pak Anton akan membagikannya kepada warga yang membutuhkan.
  5. Ibu memasakkan kami makanan, sebelum pergi ke pasar dengan ayah.
  6. Setelah membersihkan kamar, Ani membersihkan ruang tamu bersama adik-adiknya.
  7. Pertama, masukkan gula dan telur ke dalam wadah, lalu kocok hingga mengembang. Kedua, masukkan bahan-bahan kering seperti susu bubuk, tepung terigu, dan coklat bubuk ke dalam adonan yang telah mengembang tadi.
  8. Sesudah memandikan adik, Ibu menyapu lantai.
  9. Sementara itu ayah membersihkan mobil, kami berangkat ke sekolah.
  10. Mula-mula saya sarapan dengan keluarga, setelah itu berangkat bersama-sama diantar oleh ayah.
  11. Anda harus makan dulu, sebelum makan obat ini.
  12. Sarana dan prasarana pendidikan di kota mungkin sudah memadai. Sementara itu, di pedesaan sarana dan prasarana masih belum memadai.

The post 12 Contoh Penggunaan Konjungsi Kronologis appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Konjungsi Pertentangan: Cara Penggunaan dan Contohnya https://haloedukasi.com/konjungsi-pertentangan Thu, 24 Mar 2022 00:30:36 +0000 https://haloedukasi.com/?p=32877 Konjungsi atau yang biasa kita kenal dengan kata sambung atau kata hubung merupakan kata yang berfungsi untuk menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, kalimat dengan kalimat, atau antarparagraf. Dalam bahasa Indonesia, ada beragam jenis konjungsi. Salah satunya adalah konjungsi pertentangan yang akan kita bahas pada kesempatan kali ini. Seperti namanya, yakni pertentangan, konjungsi pertentangan […]

The post Konjungsi Pertentangan: Cara Penggunaan dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Konjungsi atau yang biasa kita kenal dengan kata sambung atau kata hubung merupakan kata yang berfungsi untuk menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, kalimat dengan kalimat, atau antarparagraf. Dalam bahasa Indonesia, ada beragam jenis konjungsi. Salah satunya adalah konjungsi pertentangan yang akan kita bahas pada kesempatan kali ini.

Seperti namanya, yakni pertentangan, konjungsi pertentangan adalah menghubungan dua unsur yang memiliki hubungan pertentanga. Konjungsi pertentangan digunakan dengan tujuan menghubungankan dua kalimat yang sederajat. Oleh karena itu, konjungsi pertentangan termasuk ke dalam konjungsi koordinatif.

Cara Penggunaan Konjungsi Pertentangan

Berdasarkan unsur yang dihubungkannya, konjungsi pertentangan termasuk konjungsi koordinatif. Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur yang sederajat atau sama pentingnya. Kata yang termasuk konjungsi pertentangan antara lain: namunmelainkantetapipadahal, sedangkan, dan akan tetapi.

Dalam penulisannya konjungsi ini didahului dengan tanda koma. Apabila konjungsi namun dan akan tetapi terletak di awal kalimat, maka setelah kata tersebut diikuti dengan tanda koma. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh penggunaan konjungsi pertentangan berikut ini.

Contoh Penggunaan Konjungsi Pertentangan dalam Kalimat

  • Kami bukan ke rumah Ina, melainkan ke rumah Tari.
  • Dia pura-pura menangis, padahal dalam hati bahagia.
  • Rumah ini bukan milik Pak Budi, melainkan milik Pak Roni.
  • Dia belum juga datang, padahal kami sudah sepakat berkumpul setengah jam yang lalu.
  • Kata pemerintah bukan termasuk kata kerja, melainkan kata benda.
  • Akan tetapi permasalahannya tidak serumit itu.
  • Perutnya masih terasa sakit, tetapi dia tetap ingin masuk sekolah.
  • Banyak orang menginginkan banjir tidak terjadi lagi, tetapi mereka masih membuang sampah di sungai dan selokan air.
  • Banyak orang ingin tubuh yang sehat dan bugar, tetapi tidak mau olahraga secara rutin dan mengatur pola makan yang sehat.
  • Ida ingin jadi juara satu di kelasnya, tetapi dia malas belajar.
  • Andi pura-pura berani, padahal tubuhnya gemetar ketakutan.
  • Olahraga memang menyehatkan tubuh. Namun, jika dilakukan secara berlebihan maka dalat menyebabkan kesehatan tubuh terganggu.
  • Banjir sudah mulai reda. Akan tetapi, masyarakat harus tetap waspada.
  • Ani tidur larut malam, padahal besok dia disuruh menemani ibu pergi ke pasar jam 6 pagi.
  • Tubuhnya belum fit, tetapi dia ingin pulang dari rumah sakit.
  • Ibu sedang memasak, sedangkan ayah sedang membaca koran.
  • Ani tidak pandai bernyanyi dan menari, namun dia mahir dalam menggambar.
  • Abi sangat menyukai pelajaran matematika, sedangkan adiknya menyukai pelajaran bahasa.
  • Dia akan pergi ke luar kota, padahal ibunya tidak mengizinkan.
  • Rumah makan itu sepi pembeli, padahal masakan di sana enak-enak.
  • Listrik memang suatu kebutuhan yang sangat penting. Akan tetapi, jika listrik digunakan secara berlebihan maka akan mendatangkan berbagai masalah.
  • Inah bukan merantau ke Bandung, melainkan ke Jakarta.
  • Masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan, padahal kebiasaan tersebut membawa dampak negatif yang dapat merusak lingkungan.
  • Pagi ini cuaca terlihat cerah. Akan tetapi, kita perlu membawa payung karena sedang musim hujan.
  • Ibu sangat menyukai bunga, sedangkan ayah alergi bunga.
  • Pagi tadi ibu berniat ke rumah nenek, tetapi tidak jadi karena tiba-tiba hujan deras.

The post Konjungsi Pertentangan: Cara Penggunaan dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
20 Contoh Kalimat Konjungsi Syarat dalam Bahasa Indonesia https://haloedukasi.com/contoh-kalimat-konjungsi-syarat-dalam-bahasa-indonesia Wed, 23 Mar 2022 02:53:41 +0000 https://haloedukasi.com/?p=32843 Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa ada banyak ragam atau jenis konjungsi dalam bahasa Indonesia. Konjungsi atau kata sambung atau kata hubung merupakan kata yang digunakan untuk menghubungan antarkata, antarfrasa, antarkalimat, atau antarparagraf. Pada kesempatan kali ini, kita akan secara khusus membahas mengenai konjungsi syarat. Apa itu konjungsi syarat? Konjungsi syarat adalah konjungsi yang menghubungkan […]

The post 20 Contoh Kalimat Konjungsi Syarat dalam Bahasa Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa ada banyak ragam atau jenis konjungsi dalam bahasa Indonesia. Konjungsi atau kata sambung atau kata hubung merupakan kata yang digunakan untuk menghubungan antarkata, antarfrasa, antarkalimat, atau antarparagraf. Pada kesempatan kali ini, kita akan secara khusus membahas mengenai konjungsi syarat.

Apa itu konjungsi syarat? Konjungsi syarat adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur yang memiliki hubungan syarat. Dalam bahasa Indonesia, kata yang termasuk konjungsi syarat adalah jika, jikalau, manakala, apabila, kalau, bilamana, dan asal(kan).

Berikut ini dua puluh contoh kalimat dengan konjungsi syarat dalam bahasa Indonesia:

  1. Apabila semua siswa rajin belajar dan rajin mengumpulkan tugas, tidak akan ada yang tinggal kelas.
  2. Manakala semua orang tua mengawasi anak mereka dengan baik, tidak akan ada anak yang terlalu banyak bermain gadget.
  3. Apabila para pengendara mematuhi rambu-rambu lalu lintas, tidak akan terjadi kecelakaan.
  4. Kau boleh pulang asal pekerjaanmu sudah selesai.
  5. Kau boleh membeli semua barang ini asalkan kau sudah meminta izin kepada orang tuamu.
  6. Kau boleh menonton televisi asal pekerjaan rumahmu sudah beres.
  7. Manakala semua anak rajin membaca dan belajar, tidak akan ada yang mendapat nilai jelek.
  8. Kalau ingin pergi, kau harus izin kepada orang tuamu terlebih dahulu.
  9. Jika hari hujan, kami tidak akan datang.
  10. Jikalau hari cerah, kami berniat piknik di pantai.
  11. Jika ayah pulang hari ini, kami akan pergi ke rumah nenek.
  12. Kami akan pulang kalau nenek sudah sembuh.
  13. Dia akan melanjutkan sekolahnya jika sudah punya uang.
  14. Bu Ani akan pindah rumah jika anaknya sudah pulang dari luar kota.
  15. Dia mau membeli makanan ini asalkan diantar ke rumahnya.
  16. Dia mau membantu asalkan diberi uang.
  17. Dia akan ikut pamannya merantau ke luar kota jikalau kedua orang tuanya mengizinkan.
  18. Ibu ingin membeli kursi baru jika kalau diizinkan oleh ayah.
  19. Pendaftaran akan ditutup manakala kuota sudah terpenuhi.
  20. Apabila keadaan mengizinkan, saya akan melanjutkan sekolah tahun depan.
  21. Bilamana semua pengendara tidak ugal-ugalan, tidak akan terjadi kecelakaan.
  22. Bilamana semua anak diajak untuk membaca sedari kecil, mereka akan senang membaca.

The post 20 Contoh Kalimat Konjungsi Syarat dalam Bahasa Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Konjungsi Koordinatif: Pengertian – Jenis dan Contohnya https://haloedukasi.com/konjungsi-koordinatif Tue, 01 Mar 2022 02:18:09 +0000 https://haloedukasi.com/?p=31744 Salah satu jenis konjungsi dalam bahasa Indonesia adalah konjungsi koordinatif. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai konjungsi koordinatif, mulai dari pengertian, jenis hingga contohnya. Oleh karena itu, simak pembahasannya berikut ini. Pengertian Konjungsi Koordinatif Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menggabungkan kata atau klausa yang berstatus sama. […]

The post Konjungsi Koordinatif: Pengertian – Jenis dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Salah satu jenis konjungsi dalam bahasa Indonesia adalah konjungsi koordinatif. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai konjungsi koordinatif, mulai dari pengertian, jenis hingga contohnya. Oleh karena itu, simak pembahasannya berikut ini.

Pengertian Konjungsi Koordinatif

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menggabungkan kata atau klausa yang berstatus sama. Artinya, konjungsi koordinatif digunakan dalam kalimat majemuk setara.

Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang terbentuk atas dua klausa atau lebih yang hubungan klausanya koordinatif. Dengan demikian, konjungsi tersebut menghubunhkan dua kata atau klausa yang sederajat atau setara.

Jenis-Jenis Konjungsi Koordinatif

Adapun jenis-jenis konjungsi koordinatif antara lain:

Konjungsi Koordinatif Perlawanan

Konjungsi jenis ini adalah konjungsi yang menyatakan perlawanan antara dua unsur yang dihubungkan. Dua unsur gramatikal yang dihubungkan konjungsi ini saling berlawanan satu sama lain. Kata yang termasuk konjungsi koordinatif perlawanan yaitu tetapi dan melainkan.

Contohnya:

  • Tina pandai matematika tetapi kurang pintar dalam bahasa Inggris.
  • Ibunya sudah melarang dia untuk pergi tetapi dia tetap memilih pergi.
  • Dia bukan anak yang malas melainkan anak yang tajin.
  • Dia itu bukan anak tertua melainkan anak terakhir.

Konjungsi Koordinatif Penambahan

Konjungsi jenis ini adalah konjungsi yang menyatakan makna penambahan atau pelengkap antara kata, frasa, klausa atau kalimat yang setara. Kata yang termasuk konjungsi koordinatif penambahan yaitu dan.

  • Ibu sedang membeli sayur dan buah di pasar.
  • Ani dan kedua orang tuanya sedang pergi ke luar kota.
  • Kakak sedang membereskan buku dan peralatan sekolahnya di kamar.

Konjungsi Koordinatif Pendampingan

Konjungsi jenis ini adalah konjungsi yang menyatakan makna pendamping antara kata, frasa, klausa atau kalimat yang setara. Kata yang termasuk konjungsi koordinatif pendampingan yaitu serta.

Contohnya:

  • Pak Ahmad sekeluarga serta semua pembantu mereka sedang jalan-jalan ke luar kota.
  • Anak itu disuruh ibunya membawa tas serta sepatunya sendiri.
  • Bu Ina serta rombongannya disambut meriah oleh warga sekitar.

Konjungsi Koordinatif Pemilihan

Konjungsi jenis ini adalah konjungsi yang menyatakan opsional atau pilihan antara dua unsur yang kedudukannya setara. Kata yang termasuk konjungsi koordinatif pemilihan yaitu atau.

  • Untuk memperkuat rasa makanan, kita bisa memilih menggunakan jeruk nipis atau lemon.
  • Kami diperbolehkan menginap dua atau tiga hari.
  • Adik bingung memilih membeli pulpen atau pensil.

The post Konjungsi Koordinatif: Pengertian – Jenis dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Konjungsi Subordinatif: Pengertian – Jenis dan Contohnya https://haloedukasi.com/konjungsi-subordinatif Tue, 01 Mar 2022 02:02:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=31721 Sebelumnya kita telah mempelajari beberapa jenis konjungsi dalam bahasa Indonesia. Kali ini kita akan membahas mengenai konjungsi subordinatif. Mulai dari pengertian, jenisnya hingga contoh kalimatnya. Oleh karena itu, simaklah pembahasaanya berikut ini. Pengertian Konjungsi Subordinatif Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat atau menghubungkan […]

The post Konjungsi Subordinatif: Pengertian – Jenis dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sebelumnya kita telah mempelajari beberapa jenis konjungsi dalam bahasa Indonesia. Kali ini kita akan membahas mengenai konjungsi subordinatif. Mulai dari pengertian, jenisnya hingga contoh kalimatnya. Oleh karena itu, simaklah pembahasaanya berikut ini.

Pengertian Konjungsi Subordinatif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat atau menghubungkan bagian dari kalimat subordinatif. Artinya, kalimat yang dihubungkan oleh konjungsi subordinatif adalah kalimat yang tidak setara.

Apa itu anak kalimat? Anak kalimat adalah bagian dari kalimat atau klausa yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat lengkap. Anak kalimat disebut juga dengan klausa terikat. Sementara itu, induk kalimat adalah bagian kalimat atau klausa dari kalimat majemuk bertingkat yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat yang memiliki potensi untuk menjadi kalimat. Bedanya dengan anak kalimat, induk kalimat dapat berdiri sendiri sebagai kalimat lengkap.

Jenis Konjungsi Subordinatif

Adapun jenis konjungsi subordinatif adalah sebagai berikut:

Konjungsi Subordinatif Atributif

Konjungsi jenis ini adalah konjungsi yang menghubungkan klausa utama dengan klausa penjelas. Kata yang termasuk konjungsi subordinatif atributif adalah kata yang.

Contohnya:

  • Ayah yang akan menjemput adik di sekolah.
  • Dialah yang seharusnya bertanggung jawab atas permasalahan ini.

Konjungsi Subordinatif Syarat

Konjungsi jenis ini adalah konjungsi yang berfungsi untuk menghubungkan dua klausa yang tidak sederajat yang memiliki hubungan syarat. Kata yang termasuk konjungsi subordinatif syarat yaitu jika, jikalau, bila, kalau.

Contohnya:

  • Jika hari ini cerah dan tidak hujan, saya akan datang.
  • Kami akan segera pulang, bila dia sudah tiba.
  • Kalau ingin pergi, Anda harus izin terlebih dahulu.
  • Jikalau hari hujan, kami tidak akan pergi.

Konjungsi Subordinatif Waktu

Konjungsi jenis ini adalah konjungsi yang menghubungkan anak kalimat dan induk kalimat yang memiliki hubungan waktu. Kata yang termasuk konjungsi subordinatif yaitu:

  • Batas waktu permulaan: sejak, semenjak, & sedari
  • Waktu bersamaan: sewaktu, ketika, tatkala, sementara, seraya, selagi, selama, serta, & sambil
  • Waktu berurutan: setelah, sesudah, sebelum, selesai, seusai, & begitu
  • Batas waktu akhir: hingga & sampai.

Contohnya:

  • Paman sudah pulang sejak dua hari yang lalu.
  • Kami sudah tiba di rumah sebelum petang
  • Rencananya kami akan pergi sampai minggu depan.
  • Dia langsung masuk kamar setelah membersihkan rumah
  • Ayah di luar kota sampai minggu depan.

Konjungsi Subordinatif Tujuan

Konjungsi jenis ini merupakan konjungsi yang menyatakan adanya hubungan tujuan di antara dua klausa atau kalimat. Kata yang termasuk konjungsi subordinatif tujuan yaitu agar, supaya.

Contohnya:

  • Kita harus rajin belajar agar tercapai semua cita-cita yang kita inginkan.
  • Ia mengonsumsi vitamin supaya badannya fit.

Konjungsi Subordinatif Pengandaian

Konjungsi jenis ini menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat yang memiliki hubungan pengandaian. Kata yang termasuk konjungsi subordinatif pengandaian adalah andaikan, seandainya, sekiranya.

Contohnya:

  • Seandainya kami ikut, mungkin dia tidak akan kecelakaan.
  • Andaikan saja aku sepintar dia, aku pasti selalu jadi juara kelas.
  • Sekiranya bunga ini dapat membuatnya senang, aku akan memberikannya dengan senang hati.

Konjungsi Subordinatif Konsesif

Konsesif artinya konjungsi yang menyatakan keadaan yang berlawanan dengan yang dinyatakan pada klausa utama. Dengan demikian, konjungsi subordinatif konsesif adalah konjungsi yang menyatakan kondisi atau keadaan yang berlawanan dengan yang dinyatakan pada klausa induk. Kata yang termasuk konjungsi subordinatif konsesif adalah biarpun, walaupun, sungguhpun, kendati, dan sekalipun.

Contohnya:

  • Kendati banyak yang tidak hadir, acara ini tetap dilaksanakan.
  • Walaupun kakinya sakit, dia tetap tidak mau dibantu berjalan.
  • Dia tetap ingin pergi, meskipun ibu tidak mengizinkannya.
  • Sekalipun basah kuyup, dia tetap tidak ingin berteduh.

Konjungsi Subordinatif Pembadingan

Konjungsi jenis ini adalah konjungsi yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat yang keduanya memiliki persamaan. Kata yang termasuk konjungsi subordinatif pembanding antara lain: seakan-akan, seolah-olah, laksana, ibarat, alih-alih, daripada, sebagaimana, seperti, dan sebagai.

Contohnya:

  • Dia dan adiknya itu seperti burung dalam sangkar.
  • Mereka bagaikan pinang dibelah dua.
  • Dia itu ibarat katak dalam tempurung.
  • Menghabiskan waktu untuk membaca buku akan lebih bermanfaat daripada hanya bermalas-malasan sepanjang hari.
  • Dia terus saja tersenyum seolah-olah tidak ada masalah dalam hidunya.

Konjungsi Subordinatif Sebab

Konjungsi jenis ini adalah konjungsi yang menyatakan hubungan sebab antara anak kalimat dengan induk kalimat. Kata yang termasuk konjungsi subordinatif sebab yaitu sebab, karena, oleh sebab, oleh karena.

Contohnya:

  • Dia tidak pergi ke sekolah karena sakit.
  • Dia belum bisa berangkat ke sekolah sebab dia baru saja pulang dari rumah sakit.
  • Dia tidak bisa datang ke acara ini oleh karena adiknya sakit.

Konjungsi Subordinatif Hasil

Konjungsi jenis ini adalah konjungsi yang menyatakan salah satu klausa atau kalimat merupakan hasil dari yang dinyatakan pada klausa atau kalimat lainnya. Kata yang termasuk konjungsi subordinatif hasil yaitu sehingga, sampai (-sampai), maka(nya).

Contohnya:

  • Dia malas belajar sehingga tidak naik kelas.
  • Dia selalu tidur menjelang pagi makanya dia selalu terlambat ke sekolah.
  • Dia itu terlalu malas, sampai-sampai kamarnya saja tidak pernah dia bersihkan.

Konjungsi Subordinatif Alat

Konjungsi jenis ini merupakan konjungsi yang menyatakan bahwa salah satu kalimat atau klausa merupakan alat dari kegiatan yang dinyatakan pada klausa atau kalimat lainnya. Kata yang termasuk konjingsi subordinatif alat yaitu dengan dan tanpa.

Contohnya:

  • Kakek memotong rumput dengan gunting.
  • Ibu membersihkan bawang tanpa pisau.
  • Anak nakal itu melempar temannya dengan batu.

Konjungsi Subordinatif Cara

Konjungsi jenis ini merupakan konjungsi yang menyatakan bahwa salah satu kalimat atau klausa merupakan cara dari kegiatan yang dinyatakan pada klausa atau kalimat lainnya. Kata yang termasuk konjingsi subordinatif cara yaitu dengan dan tanpa.

Contohnya:

  • Dia menjawab dengan tersenyum.
  • Kalian harus datang sendiri dengan membawa berkas persyaratan.
  • Dia datang tanpa pemberitahuan.

Konjungsi Subordinatif Komplementasi

Konjungsi jenis ini merupakan konjungsi yang menyetakan salah satu klausa atau kalimat merupakan pelengkap dari klausa atau kalimat lainnya. Kata yang termasuk konjungsi ini adalah bahwa.

Contohnya:

  • Kami mengira bahwa dia belum pulang dari rumah sakit.
  • Dia mengatakan bahwa kakaknya akan menikah bulan depan.

Konjungsi Subordinatif Perbandingan

Konjungsi jenis ini merupakan konjungsi yang menyatakan adanya kesamaan atau perbedaan antara dua klausa atau kalimat. Kata yang termasuk konjungsi ini yaitu sama …. dengan, lebihdaripada.

Contohnya:

  • Kami berharap acara ini berjalan lebih baik daripada sebelumnya.
  • Dia itu sama baiknya dengan orang tuanya.

The post Konjungsi Subordinatif: Pengertian – Jenis dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Contoh Konjungsi Antarparagraf https://haloedukasi.com/contoh-konjungsi-antarparagraf Tue, 15 Feb 2022 01:52:14 +0000 https://haloedukasi.com/?p=31175 Ada berbagai jenis konjungsi. Salah satunya adalah konjungsi antarparagraf. Selain menghubungkan kalimat dengan kalimat, konjungsi juga dapat digunakan untuk menghubungkan suatu paragraf dengan paragraf lainnya, konjungsi tersebut adalah konjungsi antarparagraf Konjungsi antarparagraf adalah kata sambung yang menghubungkan satu paragraf dengan paragraf lainnnya. Tujuannya adalah agar setiap paragraf menjadi padu. Adapun yang termasuk konjungsi antarparagraf yaitu […]

The post 4 Contoh Konjungsi Antarparagraf appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ada berbagai jenis konjungsi. Salah satunya adalah konjungsi antarparagraf. Selain menghubungkan kalimat dengan kalimat, konjungsi juga dapat digunakan untuk menghubungkan suatu paragraf dengan paragraf lainnya, konjungsi tersebut adalah konjungsi antarparagraf

Konjungsi antarparagraf adalah kata sambung yang menghubungkan satu paragraf dengan paragraf lainnnya. Tujuannya adalah agar setiap paragraf menjadi padu.

Adapun yang termasuk konjungsi antarparagraf yaitu adapun, di samping itu, namun, sebagaimana, oleh karena itu, untuk itulah, berdasarkan, dengan demikian, jadi, sebaliknya, dan ringkasnya.

Berikut ini adalah tujuh contoh konjungsi antarparagraf yang dapat dijadikan sebagai bahan belajar. Simak contohnya di bawah ini.

  • Contoh 1

Pemanasan global adalah kondisi meningkatnya suhu rata-rata atmosfer bumi. Penyebab utama terjadinya pemanasan global karena emisi karbon dari hasil berbagai aktivitas manusia. Emisi karbon dioksida dari kendaraan, pabrik, yang membahayakan lingkungan.

Adapun perilaku manusia yang dapat menyebabkan pemanasan global yaitu penebangan hutan, pembakaran hutan, emisi gas bahan bakar kendaraan, limbah pertanian, limbah peternakan, dan boros dalam menggunakan listrik. Misalnya saja pembakaran hutan. Pembakaran hutan menambah emisi gas karbon dioksida menjadi lebih banyak, sementara pepohonan yang berfungsi untuk menyerap berkurang.

Oleh karena itu, perilaku manusia berkontribusi dalam terjadinya pemanasan global. Untuk mengurainya diperlukan berbagai usaha seperti hemat listrik, hemat air, menanam pohon, dan mengurangi menggunakan kendaraan bermesin.

Penjelasan: pada contoh satu terdapat dua konjungsi antarparagraf yaitu adapun dan oleh karena itu.

  • Contoh 2

Wortel adalah salah satu sayuran yang mengandung berbagai zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Wortel kaya akan vitamin A yang baik untuk kesehatan mata. Mengonsumsi wortel dapat meningkatkan penglihatan kita.

Di samping itu, wortel juga kaya akan vitamin K1. Vitamin K1 penting untuk pembekuan darah dan kesehatan tulang. Vitamin tersebut memperkuat protein khusus yang berkaitan dengan kalsium sehingga dapat membantu dalam pemeliharaan kesehatan tulang.

Namun, mengonsumsi wortel terlalu banyak dapat menimbulkan beberapa efek negatif bagi tubuh. Salah satunya adalah membuat kulit menjadi kekuningan karena banyaknya beta karoten dalam aliran darah. Selain itu, makan wortel berlebihan juga dapat menyebabkan keracunan vitamin A.

Jadi, konsumsilah wortel secukupnya saja dan jangan berlebihan. Mengonsumsi wortel sebanyak empat hingga lima buah berukuran sedang sudah cukup untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan tubuh.

Penjelasan: pada contoh dua, terdapat tiga konjungsi antarparagraf yaitu di samping itu, namun, dan jadi.

  • Contoh 3

Pernyataan umum merupakan bagian pertama dalam teks eksplanasi. Pernyataan umum terdiri atas identifikasi umum mengenai suatu fenomena atau peristiwa. Biasanya berisi definisi dan gambaran umum. Bagian kedua adalah urutan sebab-akibat yang berisi urutan kejadian mulai dari sebab hingga akibat yang ditimbulkan dari fenomena yang dibahas. Bagian terakhir yaitu interpretasi, yaitu bagian yang berisi ulasan atau simpulan dari penulis.

Berdasarkan uraian di atas, teks eksplanasi terdiri atas 3 bagian, yaitu pernyataan umum, urutan sebab-akibat, dan interpretasi. Ketiga bagian tersebut disusun secara berurutan agar membentuk teks eksplanasi yang utuh.

Penjelasan: pada contoh satu terdapat satu konjungsi antarparagraf yaitu berdasarkan.

  • Contoh 4

Banyak orang beranggapan bahwa pola makan yang baik bergantung dari porsi dan jenis makanan yang dikonsumsi. Sayangnya, pemikiran tersebut tidak semuanya benar. Selain porsi dan jenis, hal lain yang penting adalah waktu makan. Waktu makan yang tepat juga dapat memengaruhi kesehatan tubuh kita. Dengan makan di waktu yang tepat, tubuh akan menjadi lebih sehat.

Sebaliknya, makan di waktu yang tidak tepat berpotensi membuat tubuh terkena berbagai penyakit. Lalu, jam berapakah waktu makan yang tepat? Sarapan yang baik dianjurkan dua jam setelah bangun tidur dan memulai aktivitas. Sementara untuk makan siang, dianjurkan empat hingga lima jam setelah sarapan. Untuk makan malam, juga dianjurkan empat hingga lima jam setelah makan siang.

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, walaupun terdengar sepele, namun waktu makan memengaruhi kesehatan kita. Jadi, sebaiknya makanlah tepat waktu agar tubuh tetap sehat.

Penjelasan: pada contoh satu terdapat satu konjungsi antarparagraf yaitu sebaliknya dan sebagaimana.

The post 4 Contoh Konjungsi Antarparagraf appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Konjungsi Intrakalimat: Pengertian – Jenis dan Contohnya https://haloedukasi.com/konjungsi-intrakalimat Mon, 14 Feb 2022 03:19:12 +0000 https://haloedukasi.com/?p=31262 Ada berbagai jenis konjungsi berdasarkan unsur yang dihubungkannya. Salah satunya adalah konjungsi intrakalimat. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai konjungsi intrakalimat. Simak penjelasannya berikut ini. Pengertian Konjungsi Intrakalimat Intrakalimat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) daring berarti di dalam kalimat (tentang kata atau ungkapan penghubung). Bagian kalimat meliputi kata, frasa, dan klausa. Dengan […]

The post Konjungsi Intrakalimat: Pengertian – Jenis dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ada berbagai jenis konjungsi berdasarkan unsur yang dihubungkannya. Salah satunya adalah konjungsi intrakalimat. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai konjungsi intrakalimat. Simak penjelasannya berikut ini.

Pengertian Konjungsi Intrakalimat

Intrakalimat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) daring berarti di dalam kalimat (tentang kata atau ungkapan penghubung). Bagian kalimat meliputi kata, frasa, dan klausa. Dengan demikian, konjungsi intrakalimat adalah kata sambung yang menghubungkan antarkata, antarfrasa, atau antarklausa. Konjungsi intrakalimat berfungsi sebagai penghubung kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa.

Berbeda halnya dengan konjungsi antarkalimat yang menghubungkan kalimat dengan kalimat, konjungsi intrakalimat menghubungkan unsur-unsur atau bagian dari kalimat itu sendiri, seperti kata, frasa, atau klausa.

Untuk lebih jelasnya, simak jenis konjungsi intrakalimat berikut ini.

Jenis Konjungsi Intrakalimat

Adapun jenis konjungsi intrakalimat adalah sebagai berikut:

Konjungsi yang Menyatakan Waktu

Konjungsi jenis ini adalah konjungsi intrakalimat yang menandai waktu. Yang termasuk konjungsi ini yaitu sesudah, setelah, sehabis, sebelum, sejak, selesai, ketika, sambil, tatkala, sementara, seraya, selama.

Contohnya:

  • Adik pergi bermain sesudah mengerjakan pekerjaan rumahnya.
  • Adik dilahirkan ketika Ayah sedang bertugas di luar kota.
  • Dia sudah tidak memiliki orangtua sejak umurnya lima tahun.
  • Dia langsung masuk kamar setelah membersihkan rumah.
  • Kami sudah tiba di rumah sebelum petang.

Konjungsi yang Menyatakan Syarat

Konjungsi intrakalimat jenis ini merupakan kata penghubung yang berfungsi untuk menadai syarat atau janji. Kata yang termasuk konjungsi jenis ini antara lain: jika, kalau, jikalau, bila, manakala, apabila, bilamana.

Contohnya:

  • Jika hari ini cerah dan tidak hujan, saya akan datang.
  • Kalau pergi, kamu harus meminta izin orang tua terlebih dahulu.
  • Manakala masyarakat tidak membuang sampah di sungai, tidak akan terjadi banjir
  • Apabila keadaan mengizinkan, tahun depan saya akan menikah.

Konjungsi Pengandaian

Konjungsi intrakalimat jenis ini merupakan kata sambung yang berfungsi untuk menyatakan pengandaian. Kata yang termasuk jenis ini yaitu seumpama, andaikan, andai kata, seandainya, sekiranya.

Contohnya:

  • Saya akan membantunya seandainya dia mau meminta maaf kepada saya.
  • Andaikan dia tidak ingkar janji, kami telah bertemu kembali.
  • Seumpama ayah ada di sini, Ibu pasti tidak akan sedih lagi.
  • Sekiranya baju ini bisa membuatnya senang, aku akan dengan senang hati memberikan ini untuknya.

Konjungsi Konsesif (Perlawanan Makna)

Konsesif artinya konjungsi atau klausa yang menyatakan keadaan atau kondisi yang berlawanan dengan sesuatu yang dinyatakan dalam klausa utama. Dengan demikian, Konjungsi jenis ini merupakan kata sambung yang digunakan untuk menandai perlawanan makna yang dinyatakan sebelumnya. Kata yang termasuk jenis ini yaitu walau(pun), sungguhpun, meski(pun), sekalipun, kendati(pun), biarpun.

Contohnya:

  • Walaupun kakinya sakit, dia tetap tidak mau dibantu berjalan.
  • Dia tetap ingin pergi, meskipun ibu tidak mengizinkannya.
  • Sekalipun basah kuyup, dia tetap tidak ingin berteduh.
  • Kendatipun banyak yang tidak hadir, acara ini tetap dilaksanakan.

Konjungsi yang Menyatakan Tujuan

Konjungsi intrakalimat jenis ini merupakan kata penghubung yang digunakan untuk menandai tujuan atau harapan. Kata yang termasuk konjungsi ini adalah agar, supaya.

Contohnya:

  • Ia mengonsumsi vitamin supaya badannya fit.
  • Kita harus rajin belajar agar tercapai semua cita-cita yang kita inginkan.
  • Kami giat belajar supaya pintar.
  • Ia minum obat agar lekas sembuh.

Konjungsi Sebab atau Alasan

Konjungsi intrakalimat ini merupakan penghubung yang menandai sebab atau alasan. Contoh konjungsi ini adalah sebab, karena, dan oleh karena.

Contohnya:

  • Ia tidak bisa berjalan sebab kakinya terkilir.
  • Dia tidak pergi ke sekolah karena sakit.
  • Dia sakit perut oleh karena makan sambal terlalu banyak.
  • Ani selalu menjadi juara kelas karena rajin belajar.

Konjungsi yang Menyatakan Akibat

Konjungsi intrakalimat jenis ini adalah kata penghubung yang digunakan untuk menandai akibat. Kata yang termasuk konjungsi ini yaitu sehingga.

Contohnya:

  • Dia malas belajar sehingga tidak naik kelas.
  • Dia kurang minum air putih sehingga tidak fokus.
  • Ibunya di kampung sedang sakit sehingga harus pulang kampung.

Konjungsi yang Menyatakan Isi atau Uraian

Konjungsi intrakalimat jenis ini merupakan konjungsi yang digunakan untuk menyatakan isi atau uraian bagian kalimat yang berada di depan. Kata yang termasuk konjungsi ini yaitu kata bahwa.

Contohnya:

  • Dia mengatakan bahwa kakaknya akan menikah bulan depan.
  • Kami mengira bahwa dia belum pulang dari rumah sakit.
  • Dia menyadari bahwa dia telah melakukan perbuatan yang salah.

Konjungsi yang Menyatakan Cara

Konjungsi intrakalimat jenis ini adalah kata penghubung yang menerangkan cara bagaimana terjadinya atau berlakunya. Kata yang termasuk konjungsi yang menyatakan cara adalah kata dengan.

contohnya:

  • Dia harus datang sendiri ke kantor dengan membawa surat lamaran.
  • Laki-laki itu menulis dengan tangan kiri.
  • Ayah memotong rumput dengan gunting.

The post Konjungsi Intrakalimat: Pengertian – Jenis dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Konjungsi Antarkalimat: Pengertian – Jenis dan Contoh https://haloedukasi.com/konjungsi-antarkalimat Sat, 12 Feb 2022 02:37:27 +0000 https://haloedukasi.com/?p=31174 Setelah membahas berbagai macam jenis konjungsi, kita mengetahui bahwa terdapat jenis konjungsi antarkalimat. Kita tentu sudah tidak asing dengan konjungsi, sebab konjungsi seringkali kita temukan dalam suatu bacaan. Entah itu menghubungkan kata dengan kata, kalimat dengan kalimat, atau paragraf dengan paragraf. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai konjungsi antarkalimat. Simak penjelasannya berikut ini. […]

The post Konjungsi Antarkalimat: Pengertian – Jenis dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Setelah membahas berbagai macam jenis konjungsi, kita mengetahui bahwa terdapat jenis konjungsi antarkalimat. Kita tentu sudah tidak asing dengan konjungsi, sebab konjungsi seringkali kita temukan dalam suatu bacaan. Entah itu menghubungkan kata dengan kata, kalimat dengan kalimat, atau paragraf dengan paragraf.

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai konjungsi antarkalimat. Simak penjelasannya berikut ini.

Pengertian Konjungsi Antarkalimat

Antarkalimat berarti kalimat dengan kalimat. Dengan demikian, konjungsi antarkalimat adalah konjungsi atau kata sambung yang menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya. Oleh karena itu, konjungsi selalu mengawali kalimat baru.

Agar lebih memahami mengenai konjungsi antarkalimat, simak penjelasan mengenai jenis sekaligus contohnya berikut ini.

Jenis-Jenis Konjungsi Antarkalimat

Berikut ini jenis beserta contoh dari konjungsi antarkalimat.

Konjungsi Pertentangan

Konjungsi ini merupakan penghubung antarkalimat yang menyatakan pertentangan dengan yang disebutkan pada kalimat sebelumnya. Contoh konjungsi jenis ini antara lain, biarpun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, dan meskipun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu.

Contohnya:

  • Dia terlihat pucat sekali hari ini. Meskipun begitu dia tetap menyapa kawan-kawannya dengan semangat.
  • Kami tidak setuju dengan perbuatannya. Walaupun demikian kami menghargai keberaniannya untuk mengakui kesalahannya itu.
  • Dia makan banyak sekali. Sekalipun begitu dia tetap kurus.

Konjungsi yang Menyatakan Lanjutan dari Peristiwa

Konjungsi jenis ini merupakan penghubung antarkalimat yang menyatakan lanjutan dari kalimat sebelumnya. Contoh konjungsi ini seperti, selanjutnya, sesudah itu, dan setelah itu.

Contohnya:

  • Kami akan beristirahat sebentar. Setelah itu, kami akan melanjutkan perjalanan kembali.
  • Dia sedang membersihkan dapur. Sesudah itu, dia akan membersihkan ruang tamu.
  • Masukkan air secukupnya. Selanjutnya, aduk bahan yang sudah dicampur secara merata.

Konjungsi yang Menyatakan Kebalikan

Konjungsi jenis ini merupakan penghubung antarkalimat yang menyatakan kebalikan dari apa yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya. Contoh konjungsi ini adalah kata sebaliknya.

Contohnya:

  • Kita jangan merusak lingkungan. Sebaliknya, kita harus menjaga kebersihan lingkungan di sekitar kita.
  • Jangan menggunakan kata-kata kasar saat memarahi anak. Sebaliknya, gunakanlah penegasan yang positif saat menjelaskan kesalahan anak.
  • Jangan menyerah jika gagal. Sebaliknya, jadikan kegegalan tersebut sebagai motivasi.

Konjungsi yang Menyatakan Keadaan yang Sebenarnya

Konjungsi jenis ini merupakan penghubung yang menyatakan keadaan yang sesungguhnya. Konjungsi ini digunakan untuk menguatkan isi atau uraian kata atau kalimat yang di depan. Contoh konjungsi tersebut yaitu sesungguhnya, sebenarnya dan bahwasannya.

Contohnya:

  • Tahun ini kita dilanda banjir di mana-mana. Sesungguhnya, musibah tersebut akibat dari ulah kita sendiri.
  • Bencana ini mungkin adalah pertanda. Bahwasannya, manusia tidak menjaga alam dengan baik.
  • Konjungsi bukan hanya menghubungkan kata dengan kata. Sebenarnya, konjungsi adalah penghubung antarkata, antarkalimat, dan juga antarparagraf.

Konjungsi yang Menguatkan Keadaan

Konjungsi jenis ini merupakan penghubung antarkalimat yang menguatkan apa yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya. Contoh konjungsi ini adalah malahan dan bahkan.

Contohnya:

  • Dia belum juga sembuh. Bahkan saat ini hanya terbaring di kasurnya.
  • Rumah warga di daerah ini banyak yang di dekat lereng. Bahkan ada rumah yang dibangun di atas lereng.
  • Bapak itu tidak percaya ucapan kami. Malahan kami dituduh berbohong olehnya.

Konjungsi yang Menandai Perlawanan

Konjungsi jenis ini merupakan penghubung antarkalimat yang menyatakan hal yang bertentangan atau tidak selaras. Contoh konjungsi ini yaitu namun dan akan tetapi.

Contohnya:

  • Keadaan sekarang memang sudah lebih baik. Namun, kita tetap harus mematuhi protokol kesehatan.
  • Kita boleh menebang pohon. Akan tetapi, kita tidak boleh menebang pohon sembarangan.
  • Dia sudah meminta maaf. Akan tetapi, perkara yang ditimbulkannya bukanlah permasalahan ringan.

Konjungsi yang Menyatakan Konsekuensi

Konjungsi jenis ini merupakan penghubung antarkalimat yang menyatakan konsekuensi yang dinyatakan sebelumnya. Yang termasuk konjungsi ini yaitu dengan demikian.

Contohnya:

  • Kita setuju bahwa banjir membawa berbagai dampak negatif bagi manusia. Dengan demikian, kita harus menjaga perilaku kita agar mencegah terjadinya banjir.
  • Kami telah berjanji untuk membantu mereka. Dengan demikian, kami akan berusaha sebisa kami untuk membantu mereka.

Konjungsi yang Menyatakan Akibat

Konjungsi yang termasuk jenis ini yaitu oleh karena itu dan oleh sebab itu.

Contohnya:

  • Sampah obat-obatan dapat dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertangggungjawab. Oleh karena itu, sampah obat-obatan sebaiknya diserahkan ke rumah sakit atau apotek untuk dimusnahkan.
  • Sampah yang dibuang ke sungai dapat menyumbat aliran sungai dan menyebabkan banjir. Oleh sebab itu, kita dilarang membuang sampah di sungai.
  • Dalam sehari kita disarankan untuk mengonsumsi gula sebanyak lima puluh gram. Oleh karena itu, kita harus membatasi mengonsumsi makanan yang kadar gulanya tinggi.

Konjungsi yang Menyatakan Kejadian Sebelumnya

Konjungsi jenis ini merupakan penghubung antarkalimat yang menyatakan kejadian sebelumnya, yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya Yang termasuk konjungsi jenis ini adalah sebelum itu.

Contohnya:

  • Polisi telah menangkap 3 orang yang diduga sindikat pencurian motor. Sebelum itu, 2 orang sudah tertangkap.
  • Pagi tadi, Pak Amin menemukan ayamnya mati satu. Sebelum itu, Pak Amin menemukan 2 ayamnya mati.
  • Pak guru sedang menasihati siswa kelas tiga yang datang terlambat. Sebelum itu, beliau sudah menasihati siswa kelas empat yang juga datang terlambat.

The post Konjungsi Antarkalimat: Pengertian – Jenis dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>